Anda di halaman 1dari 6

RESUME 1

Pemateri : Bapak Dr. Sjaifurrachman, SH., CN (Rektor Universitas Wiraraja)


Materi : “Kesiapan Perguruan Tinggi Dalam Mewujudkan Karakter Intelektual,
Integritas & Nasionalisme Mahasiswa Menuju Merdeka Belajar Dengan
Kearifan Lokal”

Intelektual merupakan kemampuan seseorang untuk menalar, memecahkan


masalah, belajar, memahami gagasan, berpikir abstrak dan merencanakan sesuatu. Maka
dapat disimpulkan bahwa karakter intelektual merupakan cara pikir dan perilaku secara
abstrak dan menalar untuk memperoleh berbagai informasi sehingga dapat bertindak
secara efisien dan efektif. Adapun Integritas menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
pengertian integritas adalah mutu sifat dan keadaan yang menggambarkan kesatuan yang
utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan memancarkan kewibawaan dan
kejujuran. Untuk membedakan antara kejujuran dan integritas:

 kejujuran menyampaikan kebenaran ucapannya sesuai dengan kenyataan.


 integritas membuktikan tindakannya sesuai dengan ucapannya.
Nasionalisme adalah rasa cinta tanah air yang mengutamakan semangat
kebangsaan yang kuat. misalnya gerakan mencintai produk produk dalam negri dengan
cara tetap menggunakan produk dalam negri,patuh kepada peraturan, disiplin, berani dan
jujur.
Kearifan lokal adalah suatu bagian dari budaya masyarakat yang tidak bisa
dipisahkan dari bahasa masyarakat tersebut. Kearifan lokal terbentuk sebagai keunggulan
budaya masyarakat setempat yang bentuk menekankan pada tempat dan lokalitasnya yang
mengandung nilai-nilai luhur yang berlaku di masyarakat dan bertujuan untuk melindungi
sekaligus mengelola lingkungan hidup. Perguruan tinggi membentuk insan akademis
yang dapat melakukan learning by themselves atau belajar secara mandiri dengan
melakukan self improvement dan ilmiah
Adanya Pendidikan karakter yang diterapkan di perguruan tinggi maka
mahasiswa diharapkan mempunyai visi masa depan untuk diri sendiri,serta dapat
membentuk masyarakat yang mandiri,kreatif dan inovatif serta dapat mengarahkan pada
perjuangan mahasiswa untuk mendekatkan realita dengan kondisi ideal.
Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKN), perguruan tinggi wajib memberikan
kesempatan kepada mahasiswa untuk mengambil hak belajar 3 semester. Dengan dosen
sebagai penggerak serta dosen fasilitas pembelajaran mahasiswa secara independen.
Berikut 8 kegiatan pembelajaran kampus merdeka : Magang/praktik kerja,
penelitian/riset, studi/proyek independen, proyek kemanusiaan, pertukaran belajar,
kegiatan wirausaha,membangun desa atau kuliah kerja nyata tematik, asistensi mengajar
di satuan pendidikan.
RESUME 2

Pemateri :Bapak M.Ibnu Said,M.H(Dubes LBBP Kerajaan Denmark dan Lithuania)


Materi : “Pembinaan Kesadaran Bela Negara Dari Sisi Diplomasi”

Bela negara adalah sikap dan perilaku warga negara dalam


menjaga,memelihara,merawat negara kesatuan Republik Indonesia dari segala macam
bentuk tantangan,hambatan,gangguan dan ancaman. Negara layaknya seperti makhluk
hidup mula-mula tidak ada berkembang mati agar tetap duduk kita harus membelanya
melindungi dari segala macam bentuk tantangan hambatan gangguan dan ancaman.
Membela negara juga merupakan tanggung jawab seluruh warga negara
Indonesia. Sebagaimana telah tercantum dalam UUD 1945 Pasal 2 ayat (3): “Setiap
warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara”. Salah satu
contoh bentuk bela negara kita yaitu seperti menaati seluruh peraturan yang telah
ditetapkan oleh pihak sekolah atau kampus,masuk sekolah dan kampus tepat
waktu,memakai seragam bagi anak sekolah,ikut berprestasi dan membanggakan,belajar
dengan giat sungguh-sungguh.
Pendekatan Diplomasi terdiri dari:

 Government to government contact termasuk parlemen.


 Business to business contact.
 People to people contact.
 Civil society dan diaspora Indonesia.
 Peningkatan Layana Publik.

Tujuan dari sisi diplomasi yaitu memperjuangkan kepentingan nasional di forum


internasional,regional dan bilateral melalui:

 Peningkatan keterwakilan Indonesia


 Melakukan negosiasi.
 Melindungi kepentingan bangsa dan negara Indonesia.
 Mempromosikan citra positif Indonesia di bidang ekonomi perdagangan
investasi pariwisata dan lain-lain melaporkan dan merekomendasikan
potensi kerjasama Indonesia dengan negara badan internasional dan
swasta.
Lambang kedaulatan negara menjaga kedaulatan negara,keutuhan
wilayah,menjaga keselamatan bangsa dari Sabang sampai Merauke Mangas Polau Rote.
RESUME 3
Pemateri : Dr. R. Abdul Rahman Riadi SE.MM (Kepala BPBD Kab.Sumenep)
Materi : “Manajemen Resiko Kesiapan & Imitigasi Bencana di Kabupaten
Sumenep”

Manajemen resiko bencana adalah seluruh kegiatan yang meliputi aspek


perencanaan penanggulangan bencana pada saat sebelum,pada saat terjadi dan setelah
terjadi bencana. Adapun resiko bencana potensi kerugian yang ditimbulkan akibat
bencana pada suatu kawasan dan kurun waktu tertentu yang dapat berupa kematian,luka
dan lain-lain. Setiap jagaan serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi
bencana melalui organisasi serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna
pencegahan serangkaian kegiatan yang dilakukan sebagai upaya untuk menghilangkan
atau mengurangi ancaman bencana alam .
Mitigasi juga serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana baik melalui
pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi
ancaman bencana. Masyarakat diharapkan akan memiliki kemampuan dan kapasitas
sebagai first responder terhadap bencana sekaligus memiliki daya penting untuk
memulihkan diri ketika terdampak bencana alam. Bencana dikelompokkan ke dalam
bencana alam,non alam,sosial (UU.NO.24/2007). Contoh bencana alam seperti gempa
bumi, tsunami, gunung meletus banjir kekeringan, angin topan, tanah longsor. Bencana
non alam seperti gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi dan wabah penyakit.
Bencana sosial seperti konflik sosial antar kelompok atau antar komunitas masyarakat
dan teror.
Pada tahun 2018 s/d 2020 terjadi 148 bencana alam di Kabupaten Sumenep, yang
menyebabkan 1.055 kerusakan akibat bencana alam tersebut menurut data BPBD
kabupaten Sumenep Juni 2018 sampai dengan Juni 2020. Maka diperlukan sinergitas
kebijakan antar K/L baik di pusat dan di daerah untuk mewujudkan penyelenggaraan
penanggulangan bencana yang terpadu terarah dan efisien.
Dalam Word Risk Report 2016 negara Indonesia juga dikategorikan sebagai
negara dengan tingkat risiko bencana yang tinggi. Hal tersebut disebabkan karena
Tingginya tingkat keterpaparan (exposure) dan kerentanan (vulnerabilities) terhadap
bencana semakin penting bagi Indonesia untuk melakukan langkah-langkah mitigasi dan
adaptasi terhadap risiko bencana dan perubahan iklim. Maka untuk mencegah terjadinya
bencana alam kita bisa menjaga lingukungan sekitar,melaksanakan program tebang pilih
dan reboisasi,membuang sampah pada tempatnya,rajin membersihkan saluran
air,membangun pemecah gelombang,Hutan Mangrove/bakau dan lain-lain.
RESUME 4
Pemateri : Bapak. Edi Yulianto M.Si (Dinas Lingkungan Hidup Kab.Sumnep)
Materi : “Meningkatkan Kesadaran Mahasiswa Tentang Pentingnya Lingkungan
Hidup”

Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda,daya, keadaan dan
makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi alam itu sendiri
kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.(UU
32 Tahun 2009).
Adapun pencemaran lingkungan hidup seperti masuknya atau dimasukkannya
makhluk hidup zat energi dan komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan
manusia. Contohnya seperti banjir,kekeringan,tanah longsor,erosi,pemanasan
global,kebakaran hutan,lahan kritis dan pencemaran air,udara,tanah.

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH) menurut UU no.32


tahun 2009 pasal 1 ayat (2) adalah “upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk
melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau
kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian.”
Maka untuk mencegahnya kita dapat melakukan hal-hal berikut:
1. tidak boleh membuang sampah sembarangan
2. menghemat energi
3. menggunakan produk daur ulang
4. menanam pohon]/reboisasi
5. melarang perburuan liar dan sebagainya.

Masalah lingkungan hidup timbul pada dasarnya karena dinamika penduduk,


pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya yang kurang bijaksana,kurang
terkendalinya pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi maju,dampak negatif
yang muncul dari kemajuan ekonomi benturan tata ruang
RESUME 5
Pemateri : Bapak. Dr. Jubei Levianto (Dir Bela Negara Ditjen Pothan Kemhan)
Materi : “Pembinaan Kesadaran Bela Negara Dari Sisi Keamanan Negara”

Bela negara merupakan tekad,sikap dan perilaku serta tindakan warga negara
baik secara perseorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan negara keutuhan
wilayah dan keselamatan bangsa dan negara yang dijiwai dengan NKRI serta
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Landasan bela negara juga
tercantum pada UUD 1945 pasal 27 ayat (3) : “ Setiap warga negara berhak dan wajib
ikut serta dalam upaya pembelaan negara”. Pada pasal 30 : “tiap-tiap warga negara
berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara”. Jadi sudah
tugas seluruh WNI tanpa terkecuali, lembaga negara dan lembaga kemasyarakatan
Supra dan infrastruktur politik. Berikut nilai dasar berwarga negara yaitu :
1. Satu cinta tanah air.
2. Sadar berbangsa dan bernegara.
3. Setia pada Pancasila sebagai ideologi negara.
4. Rela berkorban untuk bangsa dan negara.
5. Kemampuan awal bela negara~psikis dan fisik.

Pertahanan negara merupakan segala usaha untuk mempertahankan kedaulatan


negara keutuhan wilayah NKRI dan keselamatan segenap bangsa dari ancaman dan
gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara .

Kebijakan Umum Pertahanan Negara 2015-2019, yaitu melindungi segenap


bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara Indonesia, melalui politik
luar negeri bebas aktif, keamanan nasional yang terpercaya dan pembangunan pertahanan
negara Tri Matra Menghadirkan terpadu yang dilandasi kepentingan nasional dan
memperkuat jati diri sebagai negara maritim,membangun tata kelola pemerintahan yang
bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya, dengan memberikan prioritas pada upaya
memulihkan kepercayaan publik pada institusi-institusi demokrasi
Adapun Strategi pertahanan negara sishankamrata, melibatkan seluruh warga
negara wilayah dan sumber daya nasional lainnya serta dipersiapkan secara dini oleh
pemerintah dan diselenggarakan secara total terpadu terarah dan berlanjut .
Terdapat tiga ancaman : ancaman militer(agresi,non agresi),ancaman non
militer (terorisme,radikalisme,parasitisme,bencana alam,wabah penyakit dan lain-
lain),ancaman hibrida. Serta untuk ancaman perang modern: perang pola pikir atau
mindset dilaksanakan melalui lembaga pendidikan,tempat ibadah,media sosial.
Bela negara tak harus angkat senjata cukup lakukan yang terbaik untuk
Indonesia sesuai kemampuan dan profesi masing-masing. Sebagai agen perubahan
dalam kesadaran bela negara di lingkungan kampus gunakan teknologi informasi
secara cerdas untuk hal positif, gunakan media sosial secara bijak. Bela negara bukan
wajib militer.

Anda mungkin juga menyukai