Anda di halaman 1dari 6

PKN

Nama: Devi Ayu Yulia Putri

NIM: 1152100262

1. Secara etimologi, ketahanan berasal dari kata “tahan” yang berarti tabah, kuat, dapat
menguasai diri, gigih, dan tidak mengenal menyerah. Ketahanan memiliki makna mampu, tahan,
dan kuat menghadapi segala bentuk tantangan dan ancaman yang ada guna menjamin
kelangsungan hidupnya. Sedangkan kata “nasional” berasal dari kata nation yang berarti bangsa
sebagai pengertian politik.

- Wajah Ketahanan Nasional Indonesia


Menurut salah seorang ahli ketahanan nasional Indonesia, GPH S. Suryomataraman,, ketahanan
nasional memiliki lebih dari satu wajah, dengan perkataan lain ketahanan nasional berwajah
ganda, yakni ketahanan nasional sebagai konsepsi, ketahanan nasional sebagai kondisi dan
ketahanan nasional sebagai strategi (Himpunan Lemhanas, 1980).
- Pengertian pertama, perlu diingat bahwa ketahanan nasional adalah suatu konsepsi khas
bangsa Indonesia yang digunakan untuk dapat menanggulangi segala bentuk dan macam
ancaman yang ada. Konsepsi ini dibuat dengan menggunakan ajaran “Asta Gatra”.
- Pengertian kedua, sebagai ilustrasi, apabila kita mengatakan bahwa ketahanan nasional
Indonesia pada masa kini lebih tinggi tingkatannya dibanding tahun lalu.
- Pengertian tiga, berkaitan dengan pertanyaan tentang apa sebab dan bagaimana Indonesia
bisa “survive” walaupun menghadapi banyak ancaman dan bahaya. Jawaban sederhana adalah
karena bangsa Indonesia menggunakan strategi “ketahanan nasional”.

- Redefinisi Ketahanan Nasional Guna Mewujudkan Ketahanan Regional Di Asia Tenggara

Penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis redefinisi konsep ketahanan dalam konteks
regionalisme. Ketahanan Regional sebagai isu strategis diperhadapkan dengan perbedaan
kepentingan nasional dan sistem masing-masing negara anggota yang terlebih dahulu eksis. Hal
ini akan interdependensi antar negara anggota akan semakin meningkat yang dapat menjadi
peluang maupun ancaman. Peluang untuk membentuk ketahanan regional selalu ada, hanya
saja, perlu ada solusi untuk mengatasi persoalan klasik di ASEAN ada beberapa faktor penyebab
kegagalan implementasi ketahanan regional secara nyata.

- Tinjauan Terhadap Berbagai Program Pemberdayaan Masyarakat di Indonesia

Sejak pemerintahan Orde Baru, pemerintah meluncurkan berbagai program pengentasan


kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat yang dijalankan oleh berbagai kementerian dan
lembaga. Salah satu yang terkenal adalah Program Inpres Desa Tertinggal yang ditujukan untuk
meningkatkan kualitas kesejahteraan masyarakat miskin melalui pengembangan sumberdaya
manusia, modal, dan usaha produktif serta pengembangan kelembagaan. Lingkup dari program
IDT menyangkut kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang tinggal di desa-desa tertinggal.
Akselerasi kegiatan sosial ekonomi dilakukan melalui pengembangan sumberdaya ekonomi di
pedesaan, suplai kebutuhan dasar, pelayanan jasa, dan penciptaan lingkungan pendukung bagi
proses pengentasan kemiskinan. Program IDT, selain memberikan dukungan dana 20 juta per
desa tertinggal, juga memberikan dukungan dalam bentuk pelatihan, supervisi dan tenaga
pendamping. Lebih dari itu, program IDT juga membantu mengembangkan infrastruktur seperti
jalan, jembatan, air bersih dan kebutuhan lainnya sesuai dengan kondisi pedesaan. Dalam hal
pendekatan 'target' dan 'top-down', program pengentasan kemiskinan seringkali menetapkan
tujuan tanpa melibatkan kelompok miskin itu sendiri. Chambers secara persuasif
mengungkapkan isu sekitar pengabaian nilai-nilai lokal dengan istilahnya «outsiders' bias» atau
«turis pembangunan pedesaan -rural development tourist». Belajar dari kegagalan berbagai
program pemberdayaan petani dan masyarakat desa yang tidak partisipatif, maka menggunakan
pendekatan partisipatif dengan melibatkan beneficiaries dan stakeholders merupakan suatu
keniscayaan. Walaupun banyak bukti tentang kegagalan program pengentasan kemiskinan di
banyak negara berkembang, tidak sedikit fakta tentang keberhasilan upaya pengentasan
kemiskinan di negara-negara berkembang seperti Asia dan Afrika. Pengalaman sekitar
keberhasilan program pengentasan kemiskinan tersebut menunjukkan bahwa faktor partisipasi
menjadi faktor penting dan dominan. Partisipasi dalam pengertian keterlibatan kelompok
masyarakat miskin dalam seluruh rangkaian proses pengentasan kemiskinan, dari identifikasi
masalah dan kebutuhan hingga pada pemanfaatan hasil pembangunan. PNPM bukan program
yang sama sekali baru, namun merupakan wadah bagi terintegrasinya program-program
penanggulangan kemiskinan yang berbasis pemberdayaan masyarakat dan diperluas secara
nasional. Untuk tahun 2007, dua program diintegrasikan, yaitu Program Pengembangan
Kecamatan dan Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan . PNPM 2007 mencakup
1.993 kecamatan di perdesaan dan 834 kecamatan di perkotaan atau sekitar 50.000 desa. Tahun
2008, PNPM akan mengintegrasikan seluruh program penanggulangan kemiskinan di berbagai
kementerian dan lembaga dan mencakup 3.800 kecamatan, dan selanjutnya pada tahun 2009
secara kumulatif seluruh kecamatan di Indonesia akan mendapat PNPM .

2. Bela Negara Sebagai Upaya Mewujudkan Ketahanan Nasional

Istilah bela negara, dapat kita temukan dalam rumusan Pasal 27 Ayat 3 UUD NRI 1945. Pasal 27 Ayat
3 menyatakan “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara”.
dijelaskan bahwa Pasal 27 Ayat 3 ini dimaksudkan untuk memperteguh konsep yang dianut bangsa
dan negara Indonesia di bidang pembelaan negara, yakni upaya bela negara bukan hanya monopoli
TNI tetapi merupakan hak sekaligus kewajiban setiap warga negara.

Berdasarkan Pasal 27 Ayat 3 UUD NRI 1945 tersebut dapat disimpulkan bahwa usaha pembelaan
negara merupakan hak dan kewajiban setiap negara Indonesia. Hal ini berkonsekuensi bahwa setiap
warganegara berhak dan wajib untuk turut serta dalam menentukan kebijakan tentang pembelaan
negara melalui lembaga-lembaga perwakilan sesuai dengan UUD 1945 dan perundang-undangan
yang berlaku termasuk pula aktifitas bela negara. Bela negara adalah sebuah konsep yang disusun
oleh perangkat perundangan dan petinggi suatu negara tentang patriotisme seseorang, suatu
kelompok atau seluruh komponen dari suatu negara dalam kepentingan mempertahankan
eksistensi negara tersebut. Secara fisik, hal ini dapat diartikan sebagai usaha pertahanan
menghadapi serangan fisik atau agresi dari pihak yang mengancam keberadaan negara tersebut,
sedangkan secara non-fisik konsep ini diartikan sebagai upaya untuk serta berperan aktif dalam
memajukan bangsa dan negara, baik melalui pendidikan, moral, sosial maupun peningkatan
kesejahteraan orang-orang yang menyusun bangsa tersebut.
Landasan konsep bela negara adalah adanya wajib militer. Subyek dari konsep ini adalah tentara
atau perangkat pertahanan negara lainnya, baik sebagai pekerjaan yang dipilih atau sebagai akibat
dari rancangan tanpa sadar (wajib militer).

Unsur Dasar Bela Negara :

1. Cinta Tanah Air

2. Kesadaran Berbangsa & bernegara

3. Yakin akan Pancasila sebagai ideologi negara

4. Rela berkorban untuk bangsa & negara

5. Memiliki kemampuan awal bela negara.

Adapun contoh-Contoh Bela Negara, yaitu :

a. Melestarikan budaya.

b. Belajar dengan rajin bagi para pelajar.

c. Taat akan hukum dan aturan-aturan negara.

d. Mencintai produk-produk dalam negeri.

Pemerintah Indonesia saat ini menjalankan program pelatihan Bela Negara yang terbuka bagi
seluruh lapisan masyarakat. Pada tanggal 22 Oktober 2015, Menteri Pertahanan (Menhan)
Ryamizard Ryacudu meresmikan pembukaan program bela negara. Program tersebut dimaksudkan
untuk memperteguh keyakinan berdasarkan 5 unsur tersebut di atas, dan program ini bukanlah
sebuah bentuk wajib militer.

- Nilai nilai bela negara:

Mengenal dan mencintai tanah air agar selalu waspada dan siap membela tanah air Indonesia
terhadap segala bentuk ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yang dapat membahayakan
kelangsungan hidup bangsa dan negara. Indikator cinta tanah air meliputi:

1. menjaga tanah dan pekarangan serta seluruh ruang wilayah Indonesia.

2. bangga sebagai bangsa Indonesia.

3. menjaga nama baik bangsa dan negara Indonesia.

4. memberikan kontribusi dan kemajuan pada bangsa dan negara Indonesia.

5. mencintai produk dalam negeri, budaya, dan kesenian Indonesia.

3. Bela negara secara fisik adalah memanggul senjata dalam menghadapi musuh (secara militer).
Bela negara secara fisik pengertiannya lebih sempit daripada bela negara secara nonfisik.

Bela Negara Secara Fisik Menurut Undang-Undang No. 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara,
keikutsertaan warga negara dalam bela negara secara fisik dapat dilakukan dengan menjadi anggota
Tentara Nasional Indonesia dan Pelatihan Dasar Kemiliteran. Kamus Besar Bahasa Indonesia
menerjemahkan pengertian ancaman secara umum adalah usaha yang dilaksanakan secara
konsepsional melalui tindakan politik dan atau kejahatan.

Lebih lanjut, pengertian ancaman adalah segala yang diperkirakan dapat membahayakan tatanan serta
kepentingan negara dan bangsa. Ancaman bisa dilakukan secara individu dan kelompok.

Pengertian ancaman menurut Threates adalah kondisi yang tidak menguntungkan pada individu dan
kelompok tertentu lantaran dianggap sebagai pengganggu. Ancaman adalah menurut Undang-Undang
nomor 3 taun 2002 terdiri dari dua macam, militer dan nonmiliter.

Pengertian Ancaman Militer

-Kementerian Pertahanan Republik Indonesia menerjemahkan pengertian ancaman militer adalah


mengandalkan kekuatan senjata dan terorganisasi. Beberapa ancaman yang termasuk ancaman militer
sebagai berikut :

1. Agresi militer oleh negara lain

2. Pelanggaran wilayah oleh negara lain

3. Spionase

4. Sabotase

5. Aksi teror bersenjata

6. Gerakan separatis

7. Pemberontakan bersenjata

8. Perang saudara

9. Gerakan makar

Ancaman militer adalah bentuk ancaman yang dinilai mempunyai kemampuan membahayakan
kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap bangsa. Bentuk dari pengertian
ancaman militer adalah berupa ancaman militer agresi dan ancaman militer bukan agresi.

Ancaman militer agresi umumnya menggunakan kekuatan bersenjata oleh negara lain untuk melakukan
pendudukan sehingga mengancam kedaulatan Negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap
bangsa. Sementara ancaman militer bukan agresi berupa ancaman yang dapat menggunakan senjata
atau tidak, dilakukan oleh pihak asing atau warga negara sendiri.

Umumnya ancaman militer bukan agresi adalah yang dinilai dapat mempengaruhi kemampuan
membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah Negara dan keselamatan segenap bangsa (seperti
pelanggaran wilayah, pemberontakan bersenjata, ancaman terhadap obyek vital nasional, spionase,
terorisme, ancaman di laut atau di udara, serta konflik komunal).

4. Unsur-unsur ketahanan nasional model Indonesia terdiri atas delapan unsur yang dinamakan
Asta Gatra (delapan gatra), yang terdiri dari Tri Gatra (tiga gatra) alamiah dan Panca Gatra (lima
gatra) sosial. Unsur atau gatra dalam ketahanan nasional Indonesia tersebut, sebagai berikut
Tiga aspek kehidupan alamiah (tri gatra) yaitu:

1) Gatra letak dan kedudukan geografi

2) Gatra keadaan dan kekayaan alam

3) Gatra keadaan dan kemampuan penduduk

➢ Gatra letak geografi atau wilayah menentukan kekuatan nasional negara. Hal yang terkait
dengan wilayah negara meliputi; Bentuk wilayah negara dapat berupa negara pantai, negara
kepulauan atau negara continental.
➢ Gatra keakayaan alam adalah tentang sumber kekayaan alam dalam suatu wilayah baik kualitas
maupun kuantitasnya sangat diperlukan bagi kehidupan nasional. Oleh karena itu,
keberadaannya perlu dijaga dan dilestarikan. Kedaulatan wilayah nasional, merupakan sarana
bagi tersedianya sumber kekayaan alam dan menjadi modal dasar pembangunan. Pengelolaan
dan pengembangan sumber kekayaan alam merupakan salah satu indikator ketahanan nasional.
Hal-hal yang berkaitan dengan unsur sumber daya alam sebagai elemen ketahanannasional,
meliputi:

1) Potensi sumber daya alam wilayah yang bersangkutan; mencakup sumber daya alam hewani, nabati,
dan tambang.

2) Kemampuan mengeksplorasi sumber daya alam.

3) Pemanfaatan sumber daya alam dengan memperhitungkan masa depan dan lingkungan hidup

4) Kontrol atau kendali atas sumber daya alam

➢ Gatra penduduk sangat besar pengaruhnya terhadap upaya membina dan mengembangkan
ketahanan nasional. Gatra penduduk ini meliputi jumlah (kuantitas), komposisi, persebaran, dan
kualitasnya. Penduduk yang produktif, atau yang sering disebut sebagai sumber daya manusia
yang berkualitas, mempunyai korelasi positif dalam pemanfaatan sumber daya alam serta
menjaga kelestarian lingkungan hidup (geografi), baik fisik maupun sosial.

Pengertian Ancaman Nonmiliter

Kementerian Pertahanan Republik Indonesia menerjemahkan pengertian ancaman nonmiliter sebagai


ancaman yang menggunakan faktor-faktor nonmiliter. Beberapa ancaman yang termasuk ancaman
militer sebagai berikut,

1. Ideologi

2. Politik

3. Ekonomi

4. Sosial budaya

5. Teknologi

6. Informasi
7. Keselamatan umum

Persis seperti pengertian ancaman militer yang dinilai dapat membahayakan kedaulatan negara,
keutuhan wilayah negara dan keselamatan segenap bangsa. Pengertian ancaman nonmiliter dapat
berasal dari luar negeri atau dapat bersumber dari dalam negeri.

Sementara golongannya, ancaman nonmiliter digolongkan ke dalam ancaman yang berdemensi idiologi,
politik, sosial budaya, keselamatan umum, teknologi, dan legislasi.

Anda mungkin juga menyukai