Anda di halaman 1dari 5

Ayam dan Ikan Tongkol

Dulu ada raja bangsa ayam bernama kukuru dan raja bangsa ikan tongkol bernama
halili.mereka pun berkenalan dan menjadi sahabat.ayam sering mengajak tongkol ke darat,begitu
pula sebaliknya.Suatu hari kukuru bercerita kepada halili ada pesta dansa di kampung nelayan.di
sana ada makanan lezat dan tarian-tarian.halili pun ingin pergi.kukuru pun sanggup mengantar
mereka.
Suatu sore kukuru mengajak bangsa ikan tongkol pergi ke pesta itu.semua ikan tongkol
dan ayam pergi ke pesta itu,sebelum berangkat halili berpesan agar memberi tahukan bahwa jika
telah fajar.Pesta pun berlangsung sangat meriah.kukuru,halili dan para rakyat amat senang.
karena kekenyangan mereka pun tertidur.tanpa sadar fajar telah semakin tinggi.
Lalu terjadi kehebohan karena para ikan tongkol di tangkap nelayan.karena hal itu halili
mengutuk semua bangsa ayam menjadi buta pada malam hari dan bersumpah akan memakan
semua ayam yg datang ke laut ,karena itu nelayan mudah memancing ikan tongkol dengan bulu
ayam.
Batu Kebayan

Batu kebayan atau batu pengantin ini adalah salah satu cerita yang ada di desa Jepara
daerah kabupaten Ogan Komering Selatan provinsi Sumatera Selatan. batu kebayan ini
merupakan perwujudan dari seorang pengantin perempuan yang dikutuk menjadi batu oleh
seorang yang memiliki kesaktian mandraguna yaitu si Pahit Lidah. Konon apapun yang
diucapkan oleh si Pahit Lidah ini akan menjadi kenyataan.
Cerita ini berawal saat seorang pengantin wanita yang diarak oleh rombongannya hendak
menuju rumah calon suaminya. Sudah menjadi adat masyarakat setempat kalau pengantin wanita
besarta barang benatok atau barang bawaannya berserta calon pengantin mesti diarak ke rumah
calon suaminya. Saat mereka sedang melintas itulah, dari atas puncak gunung Seminung mereka
di tegur oleh si Pahit Lidah.
Berhubung jarak antara mereka dan si Pahit lidah sangat jauh, tidak seorangpun yang
mendengar panggilan si Pahit Lidah ini, hal ini membuat si Pahit Lidah marah dan mengatakan
kalau mereka semua seperti batu yang tidak mendengar dan tidak menjawan pertanyaannya.
Seketiak saja, semua orang-orang yang mengiringi calon pengantin wanita tersebut menjadi batu
termasuk juga si calon pengantin dan barang-barang bawaannya.
Hingga sekarang serakan batu-batu yang menyerupai peti-peti barang tersebut masih bisa
ditemui dilokasinya, sedangkan batu pengantin perempuannya berserta kursinya telah dibawah
ke Belanda saat terjadi penjajahan.
Tupai dan Ikan Gabus
Dulu di suatu telaga di kalimantan barat, hiduplah seekor tupai yang bersahabat dengan
seekor ikan gabus.persahabatan mereka sangatlah erat.Suatu hari si gabus jatuh sakit,berhari_hari
ia tidak mau makan,tapi ia hanya mau makan hati ikan yu.mendengar permintaanya itu tupai
agak terkejut karena ikan yu adalah seekor ikan yg sangat kuat,besar,dan ganas.tapi tupai tetap
akan pergi karena temanya sakit.
Lalu tupai meninggalkan tempat gabus istirahat. lalu ia mencari pohon kelapa, untuk agar
ia dapat masuk kedalamya lalu pergi ke laut.akhirnya ia sampai di laut.
Sesampainya disana, tiba-tiba muncul seekor ikan yu dan langsung melahap kelapa dan
tupai di dalamya. lalu tupai keluar dari kelapa.lalu ia mulai menggerogoti hati ikan yu.ikan yu
pun mati lalu tupai terseret ke pantai.denagn senang ia mendapatkan hati ikan yu.
Lalu tupai memberi makan ikan gabus dengan hati ikan yu. lalu si gabis sembuh.dan lalu
mereka bahagia selamanya.
Si Keledai
Suatu hari keledai milik seorang petani jatuh ke dalam sumur. Hewan itu menangis
dengan memilukan selama berjam-jam, sementara si petani memikirkan apa yang harus
dilakukannya.
Akhirnya, Ia memutuskan bahwa hewan itu sudah tua dan sumur juga perlu ditimbun
(ditutup – karena berbahaya); jadi tidak berguna untuk menolong si keledai. Ia mengajak
tetangga-tetangganya untuk datang membantunya. Mereka membawa sekop dan mulai
menyekop tanah ke dalam sumur.
Pada mulanya, ketika si keledai menyadari apa yang sedang terjadi, ia menangis penuh
kengerian. Tetapi kemudian, semua orang takjub, karena si keledai menjadi diam. Setelah
beberapa sekop tanah lagi dituangkan ke dalam sumur, si petani melihat ke dalam sumur dan
tercengang dengan apa yang dilihatnya.
Walaupun punggungnya terus ditimpa oleh bersekop-sekop tanah dan kotoran, si keledai
melakukan sesuatu yang menakjubkan. Ia mengguncang- guncangkan badannya agar tanah yang
menimpa punggungnya turun ke bawah, lalu menaiki tanah itu. Sementara tetangga-tetangga si
petani terus menuangkan tanah kotor ke atas punggung hewan itu, si keledai terus juga
mengguncangkan badannya dan melangkah naik. Segera saja, semua orang terpesona ketika si
keledai meloncati tepi sumur dan melarikan diri!
Si Pahit Lidah dan Si Empat Mata

Serunting adalah orang yang sakti mandraguna. Dia berasal dari Majapahit yang
kemudian diusir dari istana lalu berkelana ke Sumatera. Adik ipar Serunting yang bernama Arya
Tebing merasa iri dengan kesaktian Serunting. Dia lalu memujuk kakaknya untuk memberitahu
di mana letak kelemahan Serunting. Karena rasa sayang kepada adiknya akhirnya istri Serunting
memberi tahun letak kelemahan Serunting.
Setelah mengetahuinya Arya Tebing mengajak Serunting untuk adu kekuatan. Mereka
pun berkelahi, ketika itu Arya Tebing menusuk Serunting di tempat kelemahannya. Serunting
terluka parah dan kemudian mengasingkan diri di Gunung Siguntang. Dalam pengasingannya
Serunting mengobati lukanya dan tidak jemu berdoa pada Tuhan agar mengembalikan
kesaktiannya. Karena ketekunan Serunting akhirnya dia diberi kelebihan bahwa apapun yang
diucapkannya menjadi kenyataan.
Pada suatu hari Serunting sedang berjalan-jalan di sebuah kampung. Masyarakat
kampung tersebut sedang menanam padi. Hamparan sawah yang menguning sangat indah di
pandang mataNamun Serunting malah mengatakan bahwa itu bukan sawah melainkan hamparan
batu. Ketika itu tiba-tiba saja ucapan Serunting menjadi kenyataan. Melihat hal itu warga
menjuluki Serunting dengan julukan Si Pahit Lidah. Masyarakat tidak ada yang berani melawan
Si Pahit Lidah karena mereka takut terkena kutukannya. Si Pahit Lidah menjadi sombong dan
kasar sehingga warga tidak menyukai dirinya.
Kesaktian Si Pahit Lidah terdengar oleh Si Empat Mata seorang yang juga memiliki
kesaktian dari negeri India. Si Empat Mata merasa tersaingi kesaktiannya dan bermaksud untuk
menantang Si Pahit Lidah. Kemudian dia berlayar menuju Sumatera untuk menemui Si Pahit
Lidah. Ketika bertemu Si Empat Mata menantang Si Pahit Lidah untuk berkelahi. Berhari-hari
mereka berkelahi dan mengeluarkan seluruh kesaktiannya namun tidak ada yang menang atau
kalah.
Ketika itulah seorang tetua kampung mengajukan pertandingan untuk kedua orang
tersebut. Meraka harus memakan buah aren yang tersedia. Si Pahit Lidah mendapat giliran
pertama untuk memakan buah tersebut. Dengan sombong Si Pahit Lidah memakan buah aren itu
sambil berfikir karena tidak mungkin dia akan mati dengan buah sekecil itu. Namun apa yang
terjadi Si Pahit Lidah menggelepar lalu mati. Melihat Si Pahit Lidah mati Si Empat Mata merasa
senang karena sekarang dialah orang yang paling sakti di negeri itu. Namun, Si Empat Mata
merasa aneh karena Si Pahit Lidah bisa mati hanya dengan sebiji buah aren. Si Empat Mata lalu
menimang-nimang buah aren sisa Si Pahit Lidah, dia memakan buah aren tersebut dan tidak
lama kemudian Si Empat Mata menggelepar lalu mati. Akhirnya mereka berdua mati dengan
kesombongan sendiri lalu keduanya di makamkan di Danau Ranau.

Anda mungkin juga menyukai