Anda di halaman 1dari 13

EKONOMI PARIWISATA BERKELANJUTAN (EKI 308 E2)

“E-COMMERCE PADA INDUSTRI PARIWISATA”

Dosen Pengampu: Dr. Made Heny Urmila Dewi, SE, M.Si

Dibuat oleh:
Kelompok 7

Ramot Limbong 1907511200


Aldo Lovenka Putra 1907511207
Putu Elyana Andini 1907511208
I Made Suda Antara 1907511217
Bima Fahmi Mahendra 1907511246
Rolan David Hidayat 1907511255

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2022
Daftar Isi

BAB I........................................................................................................................................................3

PENDAHULUAN....................................................................................................................................3

1.1 Latar Belakang....................................................................................................................................3

1.2.Rumusan Masalah...............................................................................................................................3

1.3. Tujuan................................................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN/ISI....................................................................................................................5

2.1. E-Tourism..........................................................................................................................................5

2.2. E-Commerce......................................................................................................................................8

2.3. Perspektif E-Commerce.....................................................................................................................9

2.4. Jenis E-commerce............................................................................................................................10

2.5. Aplikasi E-Commerce.....................................................................................................................11

3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................................14

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


E-tourism merupakan suatu konsep pemanfaatan TIK untuk meningkatkan daya guna
dalam bidang pariwisata, memberikan berbagai jasa layanan pariwisata kepada wisatawan
dalam bentuk telematika, dan menjadikan penyelenggaraan pemasaran pariwisata bisa lebih
mudah diakses
E-commerce (electronic commerce) sebagai bentuk fenomena metode baru yang
menyediakan infrastruktur bisnis modern melalui internet. E-commerce memungkinkan
interaksi pasar (produsen dan konsumen) yang tidak berkumpul disatu tempat, bisa
bertransaksi secara cepat dan mudah. Calon pembeli dapat mengetahui info mengenai
produk seperti jenis produk, harga, tempat, dan sebagainya.
E-commerce didefinisikan sebagai proses pembelian dan penjualan produk, jasa dan
informasi yang dilakukan secara elektronik dengan memanfaatkan jaringan computer. Salah
satu jaringan yang digunakan adalah jaringan internet. E-commerce merupakan bagian dari
“electronic business” Kehadiran E-commerce bagi dunia pariwisata dalam meningkatkan
pendapatan pariwisata sangatlah penting. Pengoptimalan potensi pariwisata tidak hanya
berada dalam pembenahan lokasi ataupun atraksi wisata, namun juga harus diikuti dengan
pemanfaatan teknologi internet dalam melakukan promosi serta pemesanan langsung oleh
wisatawanHal pertama yang terlintas dalam pikiran kita ketika berbicara tentang e-
commerce adalah transaksi komersial atau penjualan online yang terjadi antara penjual dan
pembeli. Meskipun gagasan konsepnya benar.
.
1.2.Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah dengan judul E-Commerce
Pada Industri Pariwisata, yaitu:
1. Apa itu E-Tourism?

2. Apa itu Electronik Commerce?

3. Apa itu Perspektif E-Commerce?

4. Apa saja Jenis-jenis E-Commerce?

5. Apa saja aplikasi E-Commerce?

1.3. Tujuan

Tujuan yang akan dicapai dalam pembahasan makalah dengan judul E-


Commerce Pada Industri Pariwisata, yaitu:
1. Agar mahasiswa/i mengetahui apa itu e-tourism.

2. Agar mahasiswa/i mengetahui apa itu elektronik commerce.

3. Agar mahasiswa/i mengetahui apa itu perspektif e-commerce.

4. Agar mahasiswa/i mengetahui apa saja jenis e-commerce.

5. Agar mahasiswa/i mengetahui apa saja aplikasi e-commerce.


BAB II
PEMBAHASAN/ISI
2.1.E-Tourism

2.1.1 Pengertian E-Tourism


Menurut Ismayanti (2010) e-tourism merupakan suatu konsep pemanfaatan TIK (teknologi
informasi dan komunikasi) untuk meningkatkan daya guna dalam bidang pariwisata,
memberikan berbagai jasa layanan pariwisata kepada wisatawan dalam bentuk telematika, dan
menjadikan penyelenggaraan pemasaran pariwisata bisa lebih mudah diakses. Inti dalam e-
tourism berupa segala bentuk kemudahan bagi wisatawan dan produsen dalam menawarkan
dan menyampaikan informasi produk wisata. e-tourism merupakan aplikasi elektronik yang
bergerak pada sektor pariwisata dan e-tourism ini berfungsi sebagai aplikasi yang dapat
memudahkan pengguna untuk mengunjungi situs wisata pada suatu wilayah.
E-tourism merupakan cara promosi yang modern dan informasi terkini mengenai pariwisata
yang dicari oleh wisatawan, seperti obyek wisata, hotel, agen perjalanan, event-event maupun
kuliner dan entertainment yang dapat diakses 24 jam kapanpun, dimanapun dan siapapun. E-
tourism memiliki prinsip yang diselaraskan dengan pemanfaatannya yaitu dalam peningkatan
pembangunan pariwisata. Ada tiga unsur yang menjadi prasyarat dari e-tourism yaitu TIK,
Tourism dan Business, serta dukungan dari pemerintah (Novianti dalam Warmayana, 2018).

Gambar 1 : Sistem Distribusi Produk Pariwisata


Gambar di atas menunjukkan bagaimana sistem distribusi produk pariwisata dari produsen
pariwisata sampai ke konsumen akhir (wisatawan potensial). Produk pariwisata seperti jasa
akomodasi, maskapai penerbangan, transportasi, restoran, tempat rekreasi) dapat diakses
informasinya oleh wisatawan dalam proses pembuatan keputusan berwisatanya melalui
perantara tradisional seperti agen travel, operator tur, destination management offices (DMOs),
asosiasi perjalanan wisata maupun rantai jaringan hotel. Akan tetapi dengan kemajuan TIK,
rantai distribusi
tersebut dapat diperpendek, dari produsen pariwisata langsung ke wisatawan lewat website.
pariwisata dan wisatawan akhir. Layanan informasi via website ini dipermudah melalui global
distribution sistem (GDS) dan computer reservation sistem (CSR).
2.1.2.Konsep dasar pariwisata e-tourism

Sistem ini didasarkan pada satu konsep layanan yang bisa dikatakan tidak terbatas bagi turis
ataupun konsumen yang akan berwisata. Konsep layanan untuk memuaskan turis atau
konsumen didasarkan oleh beberapa aspek penting kesiapan sistem yang minimal mencakup
antara lain: hotel, transportasi, serta fasilitas yang dapat mendukung aktivitas yang diinginkan
oleh konsumen seperti bank, ATM, tempat kerajinan rakyat. Sedangkan yang menjadi dasar
penting bagi konsumen mencakup antara lain harga, kesiapan, serta dengan sistem ini pula
jarak yang selama ini menjadi masalah dalam penyampaian informasi dapat diselesaikan
dengan jalan online bookings, khususnya pada fasilitas online booking untuk perhotelan.
Sehingga user dapat melakukan pemesanan secara online kepada hotel-hotel yang menjadi
keinginan mereka. Dengan kata lain seorang konsumen mendapatkan informasi yang lebih
solid, akurat dan cepat sehingga dia secara langsung dapat memutuskan hotel mana yang akan
menjadi tujuannya.
Berdasarkan pemikiran di atas, maka dapat diambil suatu konsep bahwa sistem
pengembangan pariwisata yang dapat dijalankan memiliki 3 komponen yang saling
berhubungan. Komponen tersebut terdiri dari pengumpulan data dan standarisasi, konsolidasi
manajemen serta implementasi, dan yang ke tiga adalah pemasarannya

Gambar 2 : Komponen Penghubung Sistem Pengembangan Pariwisata


(Sumber : UNTACT, E-Tourism Initiative, 2004)
Berdasarkan gambar diatas terlihat bahwa ada 3 proses yang dijalankan untuk dapat melakukan
pengembangan terhadap sistem kepariwisataan. Yang pertama bagian pengumpulan data, kegiatan
ini merupakan bagian dasar dalam melakukan standarisasi dan konsolidasi. Sehingga para
pengguna dapat melakukan kontak/berhubungan dengan elemen dasar, yaitu hotel, tempat tujuan
wisata, atau lain sebagainya. Yang keedua manajemen melakukan follow up terhadap bagian-
bagian standarisasi dan konsolidasi kedalam suatu perancangan sistem yang akan dijalankan. Dan
yang ke tiga aplikasi yang ada digunakan dalam rangka promosi atau perkenalan terhadap para
pengguna, khususnya pada proses pemasaran terhadap produk-produk yang dimiliki oleh para
pemiliki tempat tujuan wisata.

2.1.3. Aplikasi E-Tourism

Berikut pemanfaatan e-tourism dalam industri pariwisata menurut Warmayana (2018) :

Website

Website atau web adalah halaman informasi yang disediakan melalui internet sehingga bisa
diakses diseluruh dunia selama terkoneksi internet. Website e-tourism adalah website seperti yang
berisi informasi konten, gambar atau video. Adapun website yang fokus pada salah satu bidang
usaha seperti hotel, travel, rencart atau yang lainnya. Contohnya Agoda yang focus pada jasa
akomodasi saja.
Social Media

Social media adalah media online yang para penggunanya bisa berbagi, berpartisipasi dan
menciptakan isi konten text, gambar, video maupun buat streaming online. Tiga Media sosial
yang populer pada industri 4.0 ini diantaranya: Facebook, Instagram, Twitter, Youtube. Dalam
perkembangannya media sosial digunakan sebagai media digital bisnis untuk mempromosikan
produk barang maupun jasa. Dengan adanya media sosial, dapat mempromosikan pariwisata lebih
cepat dan realtime dan bisa dilihat oleh follower media sosial tersebut.
Online Advertising

Online advertising adalah iklan yang dibuat secara online atau website untuk menarik pelanggan

Forum discussion

Forum discussion adalah kumpulan forum secara online yang memuat data,
gambar,aniimasi, suara, video atau gambungan dari semuanya yang terhubung dalam sebuah jaringan.
Hyperlink dimuat bersifat searah. website forum memiliki topik atau trade untuk dibahas yang dibuat
dengan langkah update info dalam web tersebut oleh pembuat website forum tersebut. Topik tersebut
ditanggapi atau direspon oleh anggota forum yang ada di website.
Mobile Applications

Mobile applications adalah aplikasi mobile yang didesain khusus untuk perangkat smartphone dan
tablet. Aplikasi yang dikembangkan yang berbasis mobile adalah seperti pemesan tiket pesawat
atau hotel seperti Traveloka, Agoda, Trip Advisor, AirBnB. Dengan perkembangan teknologi
smartphone saat ini semua informasi kita dapatkan dalam genggaman dan transaksi bisa dilakukan
secara mobile dimanapun kita berada
Dengan adanya system yang terintegrasi dan ter-update secara real time baik itu berupa content,
gambar, animasi maupun video atau suara akan mempermudah untuk mempromosikan pariwisata
secara digital. Satu sisi akan memanjakan pelanggan atau wisatawan untuk mencari tempat-tempat
yang diinginkan tanpa perlu lagi ke travel agent. Dan sisi bisnis akan mengurangi biaya
operasional, lebih cepat dan lebih professional serta informasi yang disampai bisa langsung
seluruh dunia mengetahuinya.

2.2. E-Commerce

E-commerce (electronic commerce) sebagai bentuk fenomena metode baru yang


menyediakan infrastruktur bisnis modern melalui internet. E-commerce memungkinkan interaksi
pasar (produsen dan konsumen) yang tidak berkumpul disatu tempat, bisa bertransaksi secara
cepat dan mudah. Calon pembeli dapat mengetahui info mengenai produk seperti jenis produk,
harga, tempat, dan sebagainya. E-commerce adalah proses pembelian, penjualan, atau pertukaran
produk, jasa dan informasi melalui jaringan computer (Utama, 2017). E-commerce merupakan
bagian dari e-bussiness, dimana cakupan e-bussiness ini lebih luas, tidak hanya seputar perniagaan
tetapi juga mencakup pengkolaborasian mitra bisnis, pelayanan nasabah,lowongan pekerjaan dan
sebagainya.
Kehadiran e-commerce bagi dunia pariwisata dalam meningkatkan pendapatan pariwisata
sangatlah penting. Pengoptimalan potensi pariwisata tidak hanya berada dalam pembenahan lokasi
ataupun atraksi wisata, namun juga harus diikuti dengan pemanfaatan teknologi internet dalam
melakukan promosi serta pemesanan langsung oleh wisatawan. Kepariwisataan Indonesia
pada dasarnya memiliki potensi yang sangat besar dan merupakan sektor yang dapat diandalkan
untuk mengembangkan, dengan syarat pengembangan potensi ini didukung oleh pola perencanaan
dan pengembangan yang menyeluruh dengan melibatkan pemanfaatan teknologi internet. Namun
perkembangan kepariwisataan ini harus didukung oleh pola pengelolaan internet dalam rangka
menyediakan informasi yang menyeluruh bagi wisatawan, yang nantinya dapat dipakai sebagai
alat pengambilan keputusan untuk melakukan perjalanan wisata.
Maka keberadaan e-commerce pada pariwisata perlu diletakan sebagai alat vital dalam
mengembangkan kepariwisataan Indonesia terutama dalam penyediaan informasi dan pemesanan
paket pariwisata oleh wisatawan. Belajar dari pengalaman Malaysia, persoalan utama yang
dihadapi Indonesia dalam pengembangan kepariwisataan adalah ketidak tersediaan informasi yang
menyeluruh tentang potensi pariwisata secara terintegrasi. Hal ini menyebabkan pariwisata
Indonesia cenderung tertinggal di banding negara Malaysia, Thailand, dan Singapura. Oleh karena
itu, didalam kepariwisataan, pengembangan e-tourism berbasis online booking perlu menjadi
perhatian Indonesia.
Melalui e-tourism paling tidak dapat memberikan peningkatan pendapatan dalam bidang
kepariwisataan bagi pariwisata Indonesia, dan juga mendorong promosi serta penyediaan
informasi secara lengkap bagi wisatawan. Disisi lain, e-tourism juga dapat mengurangi travel agen
luar, sehingga semua pendapatan dari pengeluaran wisatawan menjadi hak pariwisata Indonesia.

2.3. Perspektif E-Commerce

Didalam E- commerce terbentuk beberapa konsep bahwa Internet berkembang menjadi


saluran distribusi global utama untuk produk, jasa, lapangan pekerjaan bidang manajerial dan
professional. Dampaknya mengubah perekonomian, struktur pasar dan industri, produk dan jasa
serta aliran distribusinya, segmentasi pasar, nilai bagi konsumen, perilaku konsumen, lapangan
pekerjaan dan pasar tenaga kerja. Dampaknya juga terjadi pada masyarakat dan politik, dan
perspektif kita terhadap dunia dan diri kita didalamnya.
E- commerce merupakan bidang multi disiplin karena memiliki beberapa disiplin utama yaitu
Ilmu computer, Pemasaran, Perilaku konsumen, Keuangan, Ekonomi, dan Management
Information System (MIS).
Pengertian E-commerce dapat didefinisikan kedalam beberapa perspektif yaitu:
 Komunikasi

Dalam sudut pandang komunikasi E-Commerce digunakan untuk pengiriman barang,


jasa, informasi, atau pembayaran melalui jaringan komputer atau sarana elektronik
lainnya.
 Perdagangan

Didalam Dunia Perdagangan E-Commerce digunakan sebagai penyediaan sarana untuk


membeli dan menjual produk, jasa, dan informasi melalui Internet atau fasilitas online
lainnya.
 Proses Bisnis

E-Commerce banyak dimanfaatkan untuk menjalankan proses bisnis secara elektronik


melalui jaringan elektronik, menggantikan proses bisnis fisik dengan informasi.
 Layanan

E-Commerce Sebagai diferensiasi perdagangan yang efektif dan efisien sebagai cara
bagi pemerintah, perusahaan, konsumen, dan manajemen untuk memangkas biaya
pelayanan/operasi sekaligus meningkatkan mutu dan kecepatan layanan bagi konsumen.
 Pembelajaran

E-Commerce juga dijadikan sarana pendidikan dan pelatihan online untuk sekolah,
universitas, dan organisasi lain termasuk perusahaan.
 Kolaborasi

E-Commerce dapat dimanfaatkan untuk metoda kolaborasi antar dan intra organisasi
karena didalam E-commerce terjadi beberapa hubungan mitra kerja.
 Komunitas

E-Commerce dijadikan suatu tempat berkumpul (mangkal) bagi anggota suatu


masyarakat untuk belajar, mencari informasi, melakukan transaksi, dan berkolaborasi.
2.4. Jenis E-commerce

Penggolongan e-commerce pada umumnya dilakukan berdasarkan sifat transaksinya. Menurut


Laudon dan Traver (2017: 22-27) mengklasifikasikan e-commerce menjadi enam jenis model,
yaitu:
1. Business-to-Consumer(B2C) e-commerce, merupakan jenis e-commerce yang paling
sering dibahas, dimana bisnis online jenis ini menjangkau konsumen individual. B2C e-
commerce mencakup pembelian barang ritel, travel, konten online dan jenis layanan
lainnya. Jenis B2C e-commerce ini tumbuh secara eksponensial sejak 1995, dan
merupakan jenis e- commerce yang paling sering ditemui konsumen.
Business-to-Business(B2B) e-commerce, merupakan jenis e-commerce terbesar yang
berfokus pad penjualan ke bisnis lain. Proses transaksi e-commerce bertipe B2B
melibatkan perusahaan atau organisasi yang dapat bertindak sebagai pembeli atau
penjual. Terdapat dua model bisnis utama yang digunakan dalam B2B e-commerce:net
marketplace, yang meliputi e-distributor, perusahaan e-procurement, bursa dan
konsorsium industri, dan jaringan industri swasta.
2. Consumer-to-Consumer(C2C) e-commerce, merupakan jenis yang menyediakan media
bagi konsumen untuk menjual satu sama lain, dengan bantuan pembuat pasar online
(juga disebut penyedia platform). Dalam C2C e-commerce, pihak individu menjual
barang atau jasanya kepada individu, organisasi atau perusahaan yang berperan sebagai
konsumen melalui Internet.
3. Mobile e-commerce (m-commerce), mengacu pada penggunaan perangkat mobile untuk
memungkinkan bertransaksi online dengan menggunakan jaringan seluler dan nirkabel
untuk menghubungkan smartphone atau tablet ke internet.
4. Social e-commerce, merupakan e-commerce yang menggunakan jejaring sosial dan
social media. Pertumbuhan Social e-commerce didorong oleh sejumlah faktor, termasuk
meningkatnya popularitas sign-on sosial, notifikasi jaringan, kolaborasi alat belanja
online, pencarian social toko virtual di Facebook, Instagram, Pinterest, YouTube, dan
situs jejaring sosial lainnya. Social e-commerce sering kali dihubungkan dengan jenis m-
commerce, hal ini disebabkan karena semakin banyak pengguna jaringan sosial
mengakses jaringan tersebut melalui perangkat mobile. Proses social e-commerce
melibatkan penggunaan aplikasi mobile pengolahan pesan seperti Facebook Messenger,
WhatsApp, BBM, dan lain- lain sebagai mediaberinteraksi antara penjual dengan
konsumen.
5. Local e-commerce, merupakan bentuk e-commerce yang berfokus untuk melibatkan
konsumen berdasarkan lokasi geografis saat ini. Pedagang lokal menggunakan berbagai
teknik pemasaran online untuk mendorong konsumen ke toko mereka. Local e-
commerce adalah perpaduan dari m-commerce, social e-commerce, dan local e-
commerce yang
didorong oleh banyaknya minat terhadap layanan on-demand lokal seperti Uber, dan
GOJEK.
2.5. Aplikasi E-Commerce

Aplikasi berasal dari application yaitu bentuk benda dari kata kerja to apply yang dalam bahasa
Indonesia berarti pengolah. Aplikasi E-commerce merupakan suatu sistem pengolah yang
membantu perusahaan atau pengusaha dalam melakukan proses penjualan dan pemasaran secara
digital atau online. sistem e-commerce terdiri dari tiga tipe aplikasi, yaitu :
1. Electronic Markets (EMs).

EMs merupakan sebuah sarana yang menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk
melakukan/menyajikan penawaran dalam sebuah segmen pasar, sehingga pembeli dapat
membandingkan berbagai macam harga yang ditawarkan. Dalam pengertian lain, EMs
merupakan sebuah sistem informasi antar organisasi yang menyediakan fasilitas- fasilitas bagi
para penjual dan pembeli untuk bertukar informasi tentang harga dan produk yang ditawarkan.
Keuntungan fasilitas EMs bagi pelanggan adalah terlihat lebih nyata dan efisien dalam hal
waktu. Sedangkan bagi penjual, ia dapat mendistribusikan informasi mengenai produk dan
service yang ditawarkan dengan lebih cepat sehingga dapat menarik pelanggan lebih banyak.
2. Electronic Data Interchange (EDI).

EDI adalah sarana untuk mengefisienkan pertukaran data transaksi-transaksi reguler yang
berulang dalam jumlah besar antara organisasi-organisasi komersial. Secara formal EDI
didefinisikan oleh International Data Exchange Association (IDEA) sebagai “transfer data
terstruktur dengan format standard yang telah disetujui yang dilakukan dari satu sistem
komputer ke sistem komputer yang lain dengan menggunakan media elektronik”. EDI sangat
luas penggunaannya, biasanya digunakan oleh kelompok retail yang besar ketika melakukan
bisnis dagang dengan para supplier mereka. EDI memiliki standarisasi pengkodean transaksi
perdagangan, sehingga organisasi komersial tersebut dapat berkomunikasi secara langsung dari
satu sistem komputer yang satu ke sistem komputer yang lain tanpa memerlukan hardcopy,
faktur, serta terhindar dari penundaan, kesalahan yang tidak disengaja dalam penanganan
berkas dan intervensi dari manusia.
Keuntungan dalam menggunakan EDI adalah waktu pemesanan yang singkat, mengurangi
biaya, mengurangi kesalahan, memperoleh respon yang cepat, pengiriman faktur yang cepat
dan akurat serta pembayaran dapat dilakukan secara elektronik.
3. Internet Commerce.

Internet commerce adalah penggunaan internet yang berbasis teknologi informasi dan
komunikasi untuk perdagangan. Kegiatan komersial ini seperti iklan dalam penjualan produk
dan jasa. Transaksi yang dapat dilakukan di internet antara lain pemesanan/pembelian barang
dimana barang akan dikirim melalui pos atau sarana lain setelah uang ditransfer ke rekening
penjual. Penggunaan internet sebagai media pemasaran dan saluran penjualan terbukti
mempunyai keuntungan antara lain untuk beberapa produk tertentu lebih sesuai ditawarkan
melalui internet; harga lebih murah mengingat membuat situs di internet lebih murah biayanya
dibandingkan dengan membuka outlet retail di berbagai tempat; internet merupakan media
promosi perusahaan dan produk yang paling tepat dengan harga yang relatif lebih murah; serta
pembelian melalui internet akan diikuti dengan layanan pengantaran barang sampai di tempat
pemesan.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
E-tourism merupakan suatu konsep pemanfaatan TIK (teknologi informasi dan
komunikasi) untuk meningkatkan daya guna dalam bidang pariwisata, memberikan berbagai
jasa layanan pariwisata kepada wisatawan dalam bentuk telematika, dan menjadikan
penyelenggaraan pemasaran pariwisata bisa lebih mudah diakses. E-commerce (electronic
commerce) sebagai bentuk fenomena metode baru yang menyediakan infrastruktur bisnis
modern melalui internet. E-commerce memungkinkan interaksi pasar (produsen dan konsumen)
yang tidak berkumpul disatu tempat, bisa bertransaksi secara cepat dan mudah.

Hal pertama yang terlintas dalam pikiran kita ketika berbicara tentang e-commerce
adalah transaksi komersial atau penjualan online yang terjadi antara penjual dan pembeli.
Meskipun gagasan konsepnya benar, ada beberapa faktor spesifik yang mengategorikan e-
commerce menjadi tujuh jenis utama. Jenis e-commerce ini terdiri dari semua transaksi dan
transaksi elektronik yang terkait dengan barang atau jasa. Jenis e-commerce ini berkaitan
dengan transaksi dan hubungan antara bisnis dan pelanggan terakhir.

Dalam jenis transaksi e-commerce ini, terdapat transaksi antara perusahaan dengan
administrasi publik. Keseluruhannya mencakup berbagai layanan pemerintah, seperti jaminan
sosial, pengurusan pajak, dokumen hukum, dan sebagainya. Beberapa area yang menggunakan
jenis e-(Fiqih Satria, Sudewi, 2016)commerce ini di bidang pendidikan, kesehatan, dan
administrasi. Tujuan utama dari jenis e-commerce B2A dan C2A sebenarnya adalah untuk
meningkatkan fleksibilitas, efisiensi, dan transparansi dalam administrasi publik. EDI sangat
luas penggunaannya, biasanya digunakan oleh kelompok retail yang besar ketika melakukan
bisnis dagang dengan para supplier mereka. Internet commerce adalah penggunaan internet
yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi untuk perdagangan

12
DAFTAR PUSTAKA

Bessie, J. L. D. (2019). Bessie / JOURNAL OF MANAGEMENT (SME’s) Vol. 8, No.1, 2019,


p45-62.

8(1), 45–62.

Burhanudin, Baharuddin. (2017). Aplikasi E-Pada Toko Khairunnissa Berbasis Web. Jurnal
Sistem Komunikasi dan Teknik Komputer Vol. 2 No.1

Fiqih Satria, Sudewi, R. A. (2016). Implementasi E-Tourism Untuk Meningkatkan Kunjungan


Wisatawan Di Objek Wisata Kabupaten Pringsewu. Jurnal Kelitbangan Bappeda
Pringsewu, 1(1), 19–35.
Himawan, H. (2015). E-Tourism : Antara Konsep Dan Implementasi Dalam Mendukung
Industri Pariwisata Indonesia. Seminar Nasional Informatika (SEMNASIF), 1(5), 214–221.
http://jurnal.upnyk.ac.id/index.php/semnasif/article/view/935
Siti Mukaromah, Dadi Rosadi. (2015). Perancangan Aplikasi E-Commerce (Studi kasus:
Distributor Coklat Bandung. Jurnal Computech & Bisnis Vol. 9 No.1

Shihab, M. R., & Murtadho, A. (2012). Analisis Situs E-Tourism Indonesia: Studi Terhadap
Persebaran Geografis, Pengklasifikasian Situs Serta Pemanfaatan Fungsi Dan Fitur. Jurnal
Sistem Informasi, 7(1), 13. https://doi.org/10.21609/jsi.v7i1.290
Sholehah, M. (2019). Analisis Dampak Aplikasi Electronic Tourism Sebagai Media Promosi
Pariwisata Terhadap Kunjungan Wisatawan Kabupaten Tanggamus. 8(1), 8–14.

13

Anda mungkin juga menyukai