Anda di halaman 1dari 5

Kakek bangau yang baik hati

Suatu hari di musim kemarau Kakek bangau berjalan


jalan Di pematang sawah.Kakek bangau bertemu
dengan ketam ketam dan katak katak,Mereka meminta
bantuan kepada kakek bangau Untuk mencarikan
tempat tinggal yang baru,kemarau panjang membuat
tempat tinggal mereka kering,kakek bangau kasihan
melihat nasib ketam ketam dan katak katak.
akhirnya kakek bangau menemukan sebuah telaga dan
bermaksud untuk membawa Katak katak dan ketam
ketam ke telaga tersebut.berkat pertolongan kakek
bangau Yang baik hati,mereka semua sangat
bergembira dan sangat berterima kasih kepada kakek
bangau.mereka tidak lagi kehausan,kakek bangau pun
senang melihat katak katak dan ketam ketam telah
mendapatkan tempat tinggal yang baru dan mereka pun
bahagia dan hidup rukun dengan ikan ikan dan binatang
lainnya di telaga tersebut

https://brainly.co.id/tugas/28856045
Cerita Rakyat Indonesia Singkat : Penyesalan
Bangau Angkuh
Pada suatu pagi yang cerah, seekor burung bangau tiba di sungai. Ia ingin
mencari makan. Ia tahu, di sungai itu ada ikan-ikan yang bisa disantap.
Kemudian ia pun berjalan di pinggir sungai dengan anggun dan cantik.
Banyak sekali ikan-ikan kecil lewat di depannya.

“Banyak sekali ikan-ikan kecil di sini. Tapi apakah seekor burung bangau
yang anggun sepertiku harus memakan ikan-ikan kecil itu,” ucap Burung
Bangau, sombong.

Ikan-ikan kecil terus saja berseliweran di depannya. Namun, Burung Bangau


sama sekali tak menghiraukannya. Ia ingin mencari ikan yang lebih besar lagi.

“Lebih baik aku menikmati pemandangan ini sambil menunggu ikan yang
lebih besar yang lewat di depanku.” ucap Burung Bangau.

Ia sangat menikmati pemandangan sungai dengan gemericik air. Sesekali dia


memejamkan mata menikmati semilir angin yang membelai bulu halusnya,
sampai-sampai tak menyadari bahwa ada banyak ikan besar yang lewat di
depannya. Ia baru menyadari saat kakinya terantuk ikan yang sedang lewat.

“Wah, ada ikan besar lewat!” seru Burung Bangau.

Tapi, lagi-lagi ia kembali berpikir. Apakah paruhnya yang begitu cantik harus
memakan ikan yang besar itu.

“Bisa-bisa paruhku rusak kalau aku memakannya. Ah, lebih baik aku
menunggu ikan yang lebih kecil lewat lagi di depanku,” ujar Burung Bangau.
Cerita Rakyat
Indonesia Singkat

Burung Bangau tak sadar, kalau hari mulai terik, ikan-ikan akan pergi semua
ke tengah sungai. Tak ada satu pun ikan yang kembali lewat di depannya.

Perut Burung Bangau mulai lapar. Ia bingung harus bagaimana menangkap


ikan-ikan yang ada di tengah sungai.

“Aku tak mungkin pergi ke tengah sungai. Itu terlalu dalam dan bisa
membahayakanku,” ucap Burung Bangau.”Sungguh aku belum beruntung
hari ini,” lanjutnya.

Hari itu, Burung Bangau kembali ke sarangnya dengan perut lapar. Itu semua
karena kesombongannya. Harusnya ia tak mengabaikan kesempatan yang
datang di depan mata. Burung Bangau pun menyadari kebodohannya.

https://dongengceritarakyat.com/cerita-rakyat-
indonesia-singkat/

Dahulu kala, ketika binatang-binatang masih bisa


berbicara, hiduplah seekor burung biru. Ukuran
tubuhnya sangat kecil, namun kicauannya sangat
nyaring. Setiap hari ia terbang menjelajahi hutan.
Suatu ketika, ia tiba di pedalaman hutan. Di situ
tampak sebuah menara yang sangat tinggi. Karena
ingin tahu, Burung Biru mengepakkan sayapnya
sampai ke puncak menara. Ia hampir jatuh karena
kelelahan. Untunglah ia berhasil hinggap di satu-
satunya jendela di menara itu.
Seorang gadis cantik terlonjak terkejut saat
melihat Burung Biru hinggap di jendela itu. Gadis itu
lalu memberinya minum dan membelai-belainya dengan
lembut.
Burung Biru merasa sangat nyaman berada di dekat
gadis itu. Ia lalu menyanyikan lagu untuknya.
Ketika Burung Biru selesai bernyanyi, gadis itu
bertepuk tangan memuji Burung Biru.
Akan tetapi, tiba-tiba Burung Biru melihat kesedihan
di bola mata gadis itu.
“Kenapa kamu bersedih?” tanya Burung Biru.
“Aku ini anak petani miskin. Namaku Lilian. Seorang
pemburu menculik dan memaksaku untuk menikah
dengannya. Karena aku menolak, aku dipenjara di sini.
Aku akan dibebaskan jika mau menikah
dengannya,” cerita Lilian.
Iklan untuk Anda: Diabetes Bukan Dari Makanan Manis!
Temui Musuh Utama Diabetes
Advertisement by
“Kenapa kamu menolaknya?” tanya Burung Biru.
“Pemburu itu sangat kasar. Aku takut kepadanya.
Selain itu, aku mencintai Juru Panah Sang Raja. Aku
ingin menikah dengannya. Namun, saat ini dia sedang
berperang bersama Raja melawan negeri musuh. Dia
pasti sedih jika aku sudah menikah dengan pemburu
saat ia pulang nanti,” jawab Lilian.
Lilian dan Burung Biru tidak tahu kalau pembicaraan
mereka didengar oleh si Pemburu dari balik pintu.
Pemburu merasa sangat iri pada Juru Panah Sang Raja.
Ia bertekad akan memisahkan Lilian dengan Juru Panah
itu.
“Bagaimana kalau kita melarikan diri saja?”
usul Burung Biru. “Aku akan menolongmu.”

Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan


judul Dongeng Burung biru, Cerita Pengantar Tidur
Anak, https://jateng.tribunnews.com/2022/06/16/dongen
g-burung-biru-cerita-pengantar-tidur-anak.
Penulis: Jen | Editor: galih permadi

Anda mungkin juga menyukai