Anda di halaman 1dari 3

Kisah mistis pantai watu ulo jember, tempat bertapa anak naga

Halo teman-teman kembali lagi di chanel Asrar Story. Pada video kali ini kita akan
membahas tentang kisah mistis pantai iulo jember, yang sering disebut sebut sebagai tempat
bertapa anak naga loh! Sebelum lanjut jangan lupa Like, Comment, Subscribe, dan Share ke
teman kalian agar teman-teman kalian juga tahu berita terkini dari channel kami. Langsung
saja kita mulai pembahasannya.

PANTAI Watu Ulo salah satu destinasi wisata populer di Kabupaten Jember, Jawa


Timur. Pemandangan yang menakjubkan mengundang daya tarik wisatawan. Tapi, di
balik keindahannya ada kisah mistis yang melegenda.

Dalam cerita rakyat berkembang bahwa Pantai Watu Ulo yang terletak sekitar 40
kilometer arah selatan Kota Jember merupakan tempat bertapanya anak naga. Cerita
ini dikaitkan dengan adanya batu di pinggir pantai yang memanjang, bentuknya
seperti sisik ular raksasa alias naga.

Watu Ulo berasal dari bahasa Jawa. Watu artinya batu dan Ulo adalah ular. Jadi jika
diartikan yaitu Pantai Batu Ular.

Konon dahulu kala ada seorang raja bernama Aji Saka datang ke Tanah Jawa. Lalu ia
mengajarkan ilmu pengetahuan dan kesaktian kepada masyarakat yang dipilihnya.

Ketika Aji Saka sedang mengajarkan ilmu-ilmunya kepada masyarakat, seekor ayam
tidak sengaja mendengar mantra-mantra yang sedang disebutrkan sang raja tersebut.
Ayam itu kebetulan sedang mencari makan di dekat pendoponya.

Akibat mendengar mantra-mantra Aji Saka, ayam itu tetiba bertelur dan ukurannya
sangat besar. Kemudian telur itu menetas, keluarlah seekor anak naga. Anehnya anak
naga itu bisa berbicara seperti manusia

Melihat induknya membesarkannya sendirian, anak naga itu bertanya kepada iduknya
itu, siapa ayah sebenarnya. Sebab ia adalah seekor naga, sementara lahir keluar dari
telur ayam.
Penduduk stempat pun mengarahkan anak naga itu kepada Aji Saka. Ketika naga itu
menemui sang raja, Aji Saka mengakui bahwa naga itu terlahir akibat induk ayam
mendengar mantra-mantarnya. Meski demikian, Aji Saka tetap tidak mengizinkan
sang anak untuk berguru kepadanya.

Hingga suatu hari, Aji Saka memerintahkan naga itu untuk bertapa di pantai selatan.
Saat bertapa naga itu sesekali bangun, dan memakan hewan apa saja yang ada di
sekitarnya.

Ratusan tahun ia bertapa, hingga akhirnya tubuhnya semakin membesar dan


memanjang. Sangking besarnya badan naga itu ada di Jember, kepalanhya di
Banyuwangi dan ekornya memanjang hingga ke Jawa Tengah.

Namun lama kelamaan tubuh naga itu dipenuhi lumut, hingga warnanya menyerupai
kayu. Sampai suatu hari ada warga yang sedang mencari kayu bakar, ia pun
menemukan tumpukkan kayu yang besar.

Akhirnya warga itu memotongnya. Namun anehnya saat dipotong keluar cairan
seperti darah, tanpa diketahui cairan itu benar darah milik naga yang sedang bertapa
tetsebut.

Namun beruntungnya warga tersebut tidak terkena amuk sang naga. Hingga kini
benda panjang menyerupai ular itu masih ada. Sekarang jadi salah satu spot menarik
bagi wisatawan di Pantai Watu Ulo.

 Ulo.

Pantai Watu Ulo akan makin ramai di hari Raya Idul Fitri, karena setiap tanggal 1
hingga 10 bulan Syawal, selalu digelar Pekan Raya di pantai ini dengan
menyajikan berbagai hiburan dan penjualan hasil kerajinan para nelayan.

Tepat pada hari ketujuh bulan Syawal, Pantai Watu Ulo juga menjadi tempat
penyelenggaraan upacara Larung Sesaji atau pelemparan sesaji ke laut sebagai
ungkapan tasa syukur kepada Sang Pencipta.

Jadi, bagi para pecinta wisata alam yang penasaran dengan batu menyerupai
ular raksasa, segera agendakan plesiran ke Pantai Watu Ulo ini.
Selama ini kita sering mendengar larangan memakai baju berwarna hijau
dan merah saat berwisata ke pantai selatan. Larangan ini didasari mitos
bahwa Ratu Pantai Selatan, Nyi Roro Kidul sangat menyukai warna hijau.
Dalam mitos tersebut seseorang yang memakai baju berwarna hijau bakal
ditelan ombak dan selanjutnya dijadikan prajurit atau pembantu di Kerajaan
Pantai Selatan.dan jika yang merah di artikan darah dan darah adalah
makanan bisa diartikan yang di tumbalkan .

Ads by optAd360

Ternyata menghindari penggunaan warna hijau danmerah saat berada di


pantai bukan hanya sekedar mitos. Ada penjelasan ilmiah tentang hal ini.
anjuran tidak menggunakan baju berwarna hijau dan merah saat berwisata
ke pantai lebih karena faktor keamanan. Hal ini berlaku ketika seseorang
terseret arus atau tenggelam di laut. Pasalnya warna hijau dan merah akan
menyatu dengan warna air laut. Sehingga petugas atau tim penolong akan
kesulitan saat melakukan proses evakuasi. Jika ingin berenang atau
bermain air laut, carilah lokasi yang lebih aman.

Anda mungkin juga menyukai