Anda di halaman 1dari 12

Dongeng kancil dan Tikus

Di hutan hiduplah dua ekor kancil. Mereka bernama


Kanca dan Manggut. Kedua ekor kancil itu bersaudara.
Manggut adalah kakak dari Kanca. Sebaliknya, Kanca
adalah adik dari Manggut. Walaupun mereka bersaudara,
tetapi sifat mereka sangatlah berbeda. Kanca rajin dan
baik hati. Sedangkan Manggut pemalas dan suka
menjahili teman-temannya.

Pada suatu hari Manggut kelaparan. Tetapi Manggut


malas mencari makan. Akhirnya Manggut mencuri
makanan Kanca. Waktu Kanca menanyai kepada
Manggut di mana makanannya, Manggut menjawab
dicuri tikus.

"Ah, mana mungkin dimakan tikus!" kata Kanca.

"Iya betul kok! Masa sama kakaknya tidak percaya!" jawab Manggut berbohong.

Mulanya Kanca tidak percaya dengan omongan Manggut. Tetapi setelah


Manggut mengatakannya berkali-kali akhirnya Kanca percaya juga. Kanca memanggil
tikus ke rumahnya.

"Tikus, apakah kamu mencuri makananku?" tanya Kanca pada tikus.

"Ha? Mencuri? Berpikir saja aku belum pernah!" jawab tikus.

"Ah, si tikus! Kamu ini membela diri saja! Sudah, Kanca! Dia pasti berbohong,"
kata Manggut.

"Ya, sudahlah! Tikus, sebagai gantinya ambilkan makanan di seberang sungai sana.
Tadi aku juga mengambil makanan dari sana!" kata Kanca mengakhiri percakapan.

Tikus berjalan ke tepi sungai. Ia menaiki perahu kecil untuk menuju seberang
sungai. Sebenarnya tikus tahu kalau Manggut yang mencuri makanan.

Sementara itu, di bagian sungai yang lain, Manggut cepat-cepat menyeberangi sungai.
Ia hendak memasang perangkap tikus agar tikus terperangkap.

Ketika tikus hampir mendekati seberang sungai, tikus melihat perangkap. Tikus yakin
kalau perangkap itu dipasang oleh Manggut. Tiba-tiba tikus mendapat ide. Tikus
berpura-pura tenggelam dalam sungai.

"Aaa...Manggut, tolong aku...!" teriak tikus.

Mendengar itu Manggut segera menolong tikus. Tikus meminta Manggut


mengantarkannya ke seberang sungai. Manggut tidak bisa berbuat apa-apa. Ia
mengantarkan tikus ke seberang sungai.

Sesampai di seberang sungai tikus meminta Manggut menemani tikus mengambil


makanan. Karena Manggut tidak hati-hati, kakinya terperangkap dalam perangkap
tikus. Manggut menyesali perbuatan buruknya dan berjanji tidak akan mengulanginya
lagi.
Dongeng Si Kancil dan Kura-Kura
Si Kancil dan kura-kura sudah lama bersahabat. Pada
suatu hari mereka pergi menangkap ikan di suatu danau.
Berjumpalah si kancil dan kura-kura dengan seekor
kijang. Kijang ingin ikut serta. Lalu si kancil, kura-kura
dan kijang pergi bertiga.

Sampailah mereka di sebuah bukit, si kancil, kura-kura


dan kijang bertemu dengan seekor rusa. Rusa juga ingin
ikut. Segeralah rusa bergabung dalam rombongan.

Dalam perjalanan, di sebuah lembah berjumpalah mereka dengan seekor babi hutan.
Babi hutan menayakan apakah ia boleh ikut.

"Tentu saja, itu gagasan yang baik, daripada hanya berempat lebih baik berlima,"
jawab kura-kura.

Setiba di bukit yang berikutnya, berjumpalah si kancil dan kura-kura beserta kijang,
rusa dan babi dengan seekor beruang. Lalu mereka berenam melanjutkan
perjalanannya. Kemudian mereka bertemu dengan seekor badak.

"Bagaimana kalau aku ikut," tanya badak.


"Mengapa tidak?", jawab mereka semua.

Bahkan bergabung pula seekor banteng. Dan berikutnya rombongan si kancil dan
kura-kura bertemu dengan seekor kerbau yang akhirnya ikut serta. Begitu pula ketika
mereka bertemu dengan seekor gajah.

Demikianlah, mereka bersepuluh berjalan berbaris beriringan mengikuti si kancil dan


akhirnya mereka sampai ke danau yang dituju. Bukan main banyaknya ikan yang
berhasil ditangkap.

Ikan kemudian disalai dengan mengasapinya dengan nyala api sampai kering.
Keesokan harinya, beruang bertugas menjaga ikan-ikan ketika yang lainnya sedang
pergi menangkap ikan. Tiba-tiba seekor harimau datang mendekat. Tak lama
kemudian beruang dan harimau terlibat dalam perkelahian seru.

Beruang jatuh pingsan dan ikan-ikan habis disantap oleh harimau. Berturut turut
mereka kemudian mendapat giliran menjaga ikan-ikan, yaitu gajah, banteng, badak,
kerbau, babi hutan, rusa dan kijang, semuanya menyerah.

Sekarang tinggal si kancil dan kura-kura yang belum mendapat giliran menjaga ikan-
ikan. Kura-kura dianggap tidak mungkin berdaya menghadapi harimau, maka
diputuskanlah si kancil yang akan menjaga ikan-ikan tersebut.

Sebelum teman-temannya pergi menangkap ikan, si kancil meminta teman-temannya


untuk mengumpulkan rotan sebanyak-banyaknya. Lalu masing-masing dipotong kira-
kira satu hasta. Tak lama kemudian tampak si kancil sedang sibuk membuat gelang
kaki, gelang badan, gelang lutut dan gelang leher.

Sebentar-sebentar kancil memandang ke langit seolah-olah ada yang sedang


diperhatikannya. Harimau terheran-heran, lalu perlahan-lahan mendekati si kancil.
Kancil pura-pura tidak mempedulikan harimau.

Harimau bertanya, "Buat apa gelang rotan bertumpuk-tumpuk itu?".

Jawab si kancil, "Siapa yang memakai gelang-gelang ini akan dapat melihat apa yang
sedang terjadi di langit".

Lalu dia menengadah sambil seolah-olah sedang menikmati pemandangan di atas.


Terbit keinginan harimau untuk dapat juga melihat apa yang terjadi di langit.

Bukan main gembiranya si kancil saat mendengar permintaan harimau. Si kancil


meminta harimau duduk di tanah dan melipat tangan dan kaki. Lalu dilingkarinya
kedua tangan, kedua kaki dan leher harimau dengan gelang-gelang rotan sebanyak-
banyaknya sehingga harimau tidak dapat bergerak lagi.

Setelah dirasa cukup, rombongan si kancil berniat kembali pulang ke rumah, akan
tetapi mereka bertengkar mengenai bagian masing-masing. Mereka berpendapat,
siapa yang berbadan besar akan mendapatkan bagian yang besar pula.

Si Kancil sebenarnya tidak setuju dengan usulan tersebut. Lalu si kancil mencari akal.
Tiba-tiba melompatlah si kancil dan memberi tanda ada bahaya datang.

Mereka semuanya ketakutan dan terbirit-birit melarikan diri. Ada yang jatuh tunggang
langgang, ada yang terperosok ke lubang dan ada pula yang tersangkut di akar-akar
pohon. Hanya si kancil dan kura-kura yang tidak lari. Lalu si kancil dan kura-kura
berdua pulang dan berjalan berdendang sambil membawa banyak sekali bungkusan
salai.

Cerita Dongeng Putri Duyung

Raja Triton adalah raja lautan yang perkasa, ia mempunyai banyak anak perempuan.
Mereka mencintai dunia bawah laut dimana tempat mereka tinggal. Tetapi Ariel yaitu
anak bungsunya, memimpikan dunia di atas permukaan air, dunia manusia. Meskipun
ayahnya telah memperingatkannya agar tidak ke dunia manusia, Ariel
mengabaikannya. Dia sering berenang ke permukaan laut untuk melihat dunia yang
berada di atas permukaan air.

Ariel dan sahabatnya yang


bernama Flounder, senang
sekali mengunjungi Skatel si
burung camar. Skatel itu
memberitahu mereka
tentang segala barang
manusia yang ditemukan
Ariel di dasar laut.

Suatu hari Raja Triton


mengetahui bahwa Ariel
sering pergi ke permukaan
laut. Mengetahui itu Raja
Triton sangat marah. Dia
mencemaskan keselamatan anak perempuannya, Ariel. Raja Triton meminta sahabat
kepercayaannya, Sebastian si kepiting untuk mengawasi Ariel.
Beberapa hari kemudian Ariel
melihat ada kapal melintas di
permukaan laut.

Manusiaaaa!!! seru Ariel sambil


bergegas berenang mendekati
kapal itu.

Oh, tidak! teriak Sebastian si


kepiting. Sebastian dan Flounder
segera mengejar Ariel.

Ketika Ariel muncul di permukaan


air, Ariel melihat sebuah kapal
besar penuh pelaut yang
bernyanyi dan menari- nari. Mata
Ariel bercahaya ketika dia melihat
pemuda gagah, para pelaut lain
memanggilnya Pangeran Erik.
Ariel jatuh cinta pada pangeran
Erik di pandangan pertama itu.
Tiba-tiba langit menjadi gelap dan
petir menyambar-nyambar. Kapal yang dinaiki Pangeran Erik bukanlah tandingan
badai yang dasyat itu. Kapal itu terombang-ambing, ombak begitu besar dan seketika
Pangeran Erik terlempar ke laut.

Aku harus menyelamatkannya!


teriak Ariel.

Dengan cepat Ariel berenang ke


tempat Pangeran Erik terlempar,
Pangeran Erik hampir tenggelam,
lalu Ariel membawanya berenang
ke tepi pantai. Pangeran Erik tidak
bergerak ketika Ariel menyentuh
wajahnya dengan lembut dan
menyanyikan sebuah lagu cinta
yang indah untuknya. Sebuah
nyanyian yang indah dengan
suara Ariel yang merdu. Tak lama
kemudian Ariel mendengar anak
buah Pangeran Erik sedang
mencarinya. Ariel tak ingin dilihat
manusia. Diciumnya Pangeran Erik, lalu Ariel segera menyelam kembali ke laut.

Pangeran Erik siuman dan menemukan Sir Grimsby, seorang pelayannya yang setia di
sisinya.

Apa yang terjadi? Tanya Sir Grimsby kepada Pangeran Erik.

Dia senang Pangeran Erik masih hidup.

Ada seorang gadis, kata Pangeran yang masih kelihatan bingung.

Seorang gadis telah menyelamatkan aku lalu menyanyi. Suaranya begitu merdu.
Belum pernah aku mendengar suara semerdu itu. Aku ingin menemukan gadis itu dan
aku ingin menikahinya! Rupanya Pangeran Erik juga telah jatuh cinta pada
pandangan pertama.

Raja Triton mendengar bahwa Ariel jatuh cinta pada seorang manusia, mengetahui hal
itu Raja Triton sangat marah. Dia segera berenang ke gua tempat Ariel menyimpan
koleksi barang-barang miliknya.

Ayah, aku mencintainya! kata Ariel,


Aku ingin bersamanya!.

Dia itu manusia, pemakan ikan! teriak Raja Triton,


Tidak boleh! Diangkatlah trisula saktinya.

Sambaran-samnbaran kilat dari trisula sakti itu menghancurkan semua harta


kesayangan Ariel. Lalu Raja Triton itu pergi. Ariel merasa sangat sedih dan menangis.

Sementara itu, tak jauh dari situ, kekuatan jahat sedang bekerja di kerajaan bawah
laut. Seorang penyihir laut yang bernama Ursula, ia dulu memerintah kerajaan bawah
laut sebelum Raja Triton, penyihir itu sedang mencari cara untuk menggulingkan
kepemimpinan Raja Triton. Melalui bola kristalnya, Ursula melihat Ariel yang sedang
menangis. Si penyihir itu mendapat ide,

Aku bisa mengalahkan Raja Triton lewat anaknya.

Lalu si penyihir itu mengirim sepasang pelayan belutnya yang bernama Flotsam dan
Jetsam untuk pergi ke gua dimana Ariel berada. Flotsam dan Jetsam berhasil
meyakinkan Ariel bahwa Ursula bisa membantunya mendapatkan Pangeran Erik yang
dicintainya. Saat itu Ariel sedang sedih sekali, dia mengabaikan peringatan Sebastian
si kepiting dan ikut pergi bersama Flotsam dan Jetsam untuk menemui si penyihir
laut.

Aku punya tawaran untukmu, anak cantik, kata Ursula ketika Ariel sudah memasuki
tempat kediamannya.

Tawaran? Tanya Ariel lugu.

Ya, kata si Penyihir, Aku akan membuatmu menjadi manusia selama tiga hari dan
kau akan menemui Pangeranmu. Jika kau bisa membuatnya menciummu sebelum
matahari terbenam pada hari ketiga, kau akan bersama selamanya sebagai manusia.
Jika dia tidak menciummu, kau akan berubah kembali menjadi putri duyung, dan kau
akan menjadi tawananku! Dan imbalan untuk tawaran ini adalah suaramu, kata si
penyihir.

Suaraku? tanya Ariel terkejut, Aku tak akan bisa berbicara atau menyanyi.
Bagaimana aku bisa membuat Pangeran jatuh cinta padaku?.

Kau masih punya wajahmu yang cantik, jawab penyihir itu.

Lalu Ariel menyetujui tawaran Ursula, si penyihir laut itu menggunakan kekuatan
sihirnya. Sihir itu membuat ekor Ariel lenyap. Kini Ariel mempunyai sepasang kaki dan
Ariel telah menjadi manusia. Pada saat yang bersamaan suaranya meninggalkan
tubuhnya dan ditangkap dalam sebuah kerang oleh si penyihir laut.

Lalu Ariel ingin mencari Pangeran, Ariel dibantu sahabat-sahabatnya untuk pergi ke
pantai. Dia mencoba berbicara kepada mereka, tetapi tak ada suara yang keluar dari
mulutnya.

Tak lama kemudian Ariel bertemu dengan Pangeran Erik, yang telah jatuh cinta
kepadanya sejak mendengarnya bernyanyi. Mula-mula Pangeran mengira telah
bertemu kembali dengan gadis yang pernah menolongnya. Tetapi Ariel tak dapat
berbicara, maka Pangeran Erik mengira bahwa dia keliru. Pangeran Erik kasihan
kepada Ariel, ia perlu pakaian, mandi dan juga makan. Lalu dibawalah Ariel ke
istananya.

Dalam dua hari berikutnya, Pangeran Erik menyukai Ariel, tetapi dia tetap merindukan
si gadis yang bersuara merdu. Ketika sedang berperahu berdua, Pangeran Erik sudah
hampir mencium Ariel. Sayangnya Flotsam dan Jetsam membalikkan perahu mereka
untuk mengganggu mereka.

Hampir saja! kata Ursula yang menyaksikan melalui bola kristalnya.


Aku harus bertindak sendiri! ujar Ursula. Lalu Ursula meminum ramuan sihir dan
berubah menjadi seorang gadis cantik.

Lalu si penyihir laut yang telah berubah menjadi gadis cantik tersebut menemui
Pangeran Erik, penyihir itu menggunakan suara merdu Ariel yang disimpannya dalam
kerang dan digantungkan di lehernya. Dan seketika pangeran Erik merasa telah
menemukan gadis cantik dengan suara merdu yang telah menyelamatkannya.
Pada pagi hari ketiga, istana menjadi sibuk. Pangeran Erik akan menikah dengan
seorang gadis cantik yang baru saja dijumpainya itu, yang tak lain adalah penyihir
laut yang berubah menjadi gadis cantik dengan sihirnya.

Ariel pun patah hati, kasihan sekali Ariel...

Upacara pernikahan tersebut akan berlangsung di atas kapal baru Pangeran Erik.
Skatel kebetulan terbang melintasi kapal itu, tepat ketika si pengantin putri melewati
cermin. Bayangan yang terpantul di cermin adalah bayangan Penyihir Laut. Skatel
menyadari bahwa Pangeran Erik telah ditipu.

Lalu dia segera menjelaskan hal ini kepada Ariel dan teman-temannya yang lain.
Dengan cepat Sebastian menyusun rencana. Flounder membantu Ariel untuk naik ke
kapal Pangeran Erik. Skatel mengatur sekawanan camar temannya untuk menunda
pernikahan.

Aku akan memberitahu Triton akan hal ini, kata Sebastian.

Pernikahan Pangeran Erik dan si gadis hampir dilaksanakan, ketika sekawanan burung
camar yang dipimpin oleh Skatel, meluncur turun menyerang si pengantin putri.
Pengantin putri berteriak. Suara yang keluar adalah suara Penyihir Laut. Ariel naik ke
geladak tepat ketika Skatel berhasil menjatuhkan kerang yang berisi suara Ariel dari
leher si gadis. Kerang itu pecah dan suara Ariel kembali kepadanya.

Oh, Pangeran Erik, aku mencintaimu, kata Ariel.

Rupanya memang kau, kata Pangeran Erik.

Matahari menghilang di ufuk barat, tepat ketika mereka akan berciuman. Waktu tiga
hari yang diberikan kepada Ariel telah habis. Dia berubah kembali menjadi Putri
Duyung, sementara si gadis juga berubah menjadi Penyihir Laut. Ursula menyambar
Ariel dan terjun ke laut.

Berkat pemberitahuan Sebastian, Raja Triton sudah menunggu di sarang Ursula ketika
mereka tiba di sana.

Kulepaskan anakmu jika kau mau menjadi gantinya, seru Ursula.

Raja Triton setuju. Sekarang Raja Triton yang menjadi tawanan Ursula menggantikan
Ariel. Ursula memiliki trisula sakti Triton dan menguasai kerajaan bawah laut. Tiba-
tiba sebuah pedang menusuk bahu penyihir laut itu. Rupanya Pangeran Erik datang
untuk menyelamatkan Ariel. Ariel berenang ke permukaan laut bersamanya. Tetapi
Ursula mengikuti tepat di belakang mereka. Seiring dengan bertambahnya
kemarahannya, tubuhnya pun semakin besar, sampai muncul ke atas permukaan laut.

Kemudian Pangeran Erik berenang ke arah kapalnya, lalu segera naik. Lalu Pangeran
Erik segera menuju ke kemudi dan diarahkan kapalnya ke tubuh Ursula. Tepat ketika
Ursula akan mengirim sambaran kilat ke arah Ariel dengan trisulanya, kapal Pangeran
Erik menabraknya. Si Penyihir Laut yang jahat binasa.

Karena Penyihir Laut telah mati, Raja Triton bebas. Dia muncul ke atas permukaan
laut dan memegang trisulanya. Raja Triton melihat Ariel sedang menatap Pangeran
Erik dengan tatapan cinta.

Ariel sangat mencintai pangeran itu, kata si Raja Lautan kepada Sebastian yang
berada di sampingnya.

Sebastian mengangguk.

Aku akan rindu padanya, Raja Triton menambahkan, kemudian diangkat trisula
saktinya dan diarahkannya kilat ke arah ekor Ariel.

Seketika ekor si Putri Duyung lenyap dan sekali lagi dia punya kaki. Ariel sekarang
menjadi manusia sungguhan. Pangeran Erik pun mencium gadis yang dicintainya
itu. Tak lama kemudian mereka menikah dan berlayar bersama.
Puti Malu
Pada zaman dahulu kala, di sebuah pulau bernama Buyan, tinggalah sepasang kakek
dan nenek yang sangat miskin. Mata pencaharian si kakek adalah mencari ikan di laut.
Meski hampir setiap hari kakek pergi menjala ikan, namun hasil yang didapat hanya
cukup untuk makan sehari-hari saja. Suatu hari ketika si kakek sedang menjala ikan,
tiba-tiba jalanya terasa sangat berat. Seperti ada ikan raksasa yang terperangkap di
dalamnya.

Ah, pasti ikan yang sangat besar, pikir si kakek.

Dengan sekuat tenaga si kakek menarik jalanya. Namun ternyata tidak ada apapun
kecuali seekor ikan kecil yang tersangkut di jalanya. Rupanya ikan kecil itu bukan ikan
biasa, badannya berkilau seperti emas dan bisa berbicara seperti layaknya manusia.

Kakek, tolong lepaskan aku. Aku akan mengabulkan semua permintaanmu! kata si
ikan emas.
Si kakek berpikir sejenak, lalu katanya, aku tidak memerlukan apapun darimu, tapi
aku akan melepaskanmu. Pergilah!.

Kakek melepaskan ikan emas itu kembali ke laut, lalu dia pun kembali pulang.
Sesampainya di rumah, nenek menanyakan hasil tangkapan kakek.

Hari ini aku hanya mendapatkan satu ekor ikan emas, dan itupun sudah aku lepas
kembali, kata kakek, aku yakin kalau itu adalah ikan ajaib, karena dia bisa
berbicara. Katanya dia akan memberiku imbalan jika aku mau melepaskannya.
Lalu apa yang kau minta, tanya nenek.
Tidak ada, kata kakek.
Oh, alangkah bodohnya! seru nenek. Setidaknya kau bisa meminta roti untuk kita
makan. Pergilah dan minta padanya! Maka dengan segan kakek kembali ke tepi
pantai dan berseru:

Wahai ikan emas ajaib, datanglah kemari...


Kabulkan keinginan kami!
Tiba-tiba si ikan emas muncul di permukaan laut. Apa yang kau inginkan, kek?
katanya.
Istriku marah padaku, berikan aku roti untuk makan malam, maka dia akan
memaafkanku! pinta si kakek.
Pulanglah! Aku telah mengirimkan roti yang banyak ke rumahmu. kata si ikan.

Maka pulanglah si kakek. Setibanya di rumah, didapatinya meja makan telah penuh
dengan roti.
Tapi istrinya masih tampak marah padanya, katanya:
Kita telah punya banyak roti, tapi wastafel kita rusak, aku tidak bisa mencuci piring.
Pergilah kembali ke laut, dan mintalah ikan ajaib memberikan kita wastafel yang
baru! kata nenek.
Terpaksa si kakek kembali ke tepi laut dan berseru:

Wahai ikan emas ajaib, datanglah kemari...


Kabulkan keinginan kami!
ups! ikan emas muncul, Apa lagi yang kau inginkan, kek?
Nenek menyuruhku memintamu agar memberikan kami wastafel yang baru, pinta
kakek.
Baiklah, kata ikan. Kau boleh memiliki wastafel baru juga.

Si kakek pun kembali pulang. Belum lagi menginjak halaman, si nenek sudah
menghadangnya. Pergilah lagi! Mintalah pada si ikan emas untuk membuatkan kita
sebuah rumah baru. Kta tidak bisa tinggal di sini terus, rumah ini sudah hampir
roboh.
Maka si kakek pun kembali ke tepi laut dan berseru:

Wahai ikan emas ajaib, datanglah kemari...


Kabulkan keinginan kami!
Dalam sekejap ikan emas itu muncul di hadapan si kakek, apa yang kau inginkan
lagi, kakek?
Buatkanlah kami rumah baru! pinta kakek, istriku sangat marah, dia tidak ingin
tinggal di rumah kami yang lama karena rumah itu sudah hampir roboh.
Tenanglah kek! Pulanglah! Keinginanmu sudah kukabulkan.

Kakek pun pulang. Sesampainya di rumah, dilihatnya bahwa rumahnya telah menjadi
baru. Rumah yang indah dan terbuat dari kayu yang kuat. Dan di depan pintu rumah
itu, nenek sedang menunggunya dengan wajah yang tampak jauh lebih marah dari
sebelumnya.
Dasar kakek bodoh! Jangan kira aku akan merasa puas hanya dengan
membuatkanku rumah baru ini. Pergilah kembali, dan mintalah pada ikan emas itu
bahwa aku tidak mau menjadi istri nelayan. Aku ingin menjadi nyonya bangsawan.
Sehingga orang lain akan menuruti keinginanku dan menghormatiku!
Untuk kesekian kalinya, si kakek kembali ke tepi laut dan berseru:

Wahai ikan emas ajaib, datanglah kemari...


Kabulkan keinginan kami!
Dalam sekejap ikan emas itu muncul di hadapan si kakek, apa yang kau inginkan
lagi, kakek?
Istriku tidak bisa membuatku tenang. Dia bahkan semakin marah. Katanya dia sudah
lelah menjadi istri nelayan dan ingin menjadi nyonya bangsawan pinta kakek
Baiklah. Pulanglah! Keinginanmu sudah dikabulkan! kata ikan emas.

Alangkah terkejutnya si kakek ketika kembali ternyata kini rumahnya telah berubah
menjadi sebuah rumah yang megah. Terbuat dari batu yang kuat, tiga lantai
tingginya, dengan banyak sekali pelayan di dalamnya. Si kakek melihat istrinya
sedang duduk di sebuah kursi tinggi sibuk memberi perintah kepada para pelayan.

halo istriku, sapa si kakek.


Betapa tidak sopannya, kata si nenek. Berani sekali kau mengaku sebagai suamiku.
Pelayan! Bawa dia ke gudang dan beri dia 40 cambukan!

Segera saja beberapa pelayan menyeret si kakek ke gudang dan mencambuknya


sampai si kakek hampir tidak bisa berdiri. Hari berikutnya istrinya memerintahkan
kakek untuk bekerja sebagai tukang kebun. Tugasnya adalah menyapu halaman dan
merawat kebun. Dasar perempuan jahat! pikir si kakek. Aku sudah memberikan dia
keberuntungan tapi dia bahkan tidak mau mengakuiku sebagai suaminya.

Lama kelamaan si nenek bosan menjadi nyonya bangsawan, maka dia kembali
memanggil si kakek: Hai lelaki tua, pergilah kembali kepada ikan emasmu dan
katakan ini padanya: aku tidak mau lagi menjadi nyonya bangsawan, aku mau
menjadi ratu.
Maka kembalilah si kakek ke tepi laut dan berseru

Wahai ikan emas ajaib, datanglah kemari...


Kabulkan keinginan kami!
Dalam sekejap ikan emas itu muncul di hadapan si kakek, apa yang kau inginkan
lagi, kakek?
Istriku semakin keterlaluan. Dia tidak ingin lagi menjadi nyonya bangsawan, tapi
ingin menjadi ratu.
Baiklah. Pulanglah! Keinginanmu sudah dikabulkan! kata ikan emas.

Sesampainya kakek di tempat dulu rumahnya berdiri, kini tampak olehnya sebuah
istana beratap emas dengan para penjaga berlalu lalang. Istrinya yang kini
berpakainan layaknya seorang ratu berdiri di balkon dikelilingi para jendral dan
gubernur. Dan begitu dia mengangkat tangannya, drum akan berbunyi diiringi musik
dan para tentara akan bersorak sorai.

Setelah sekian lama, si nenek kembali bosan menjadi seorang ratu. Maka dia
memerintahkan para jendral untuk menemukan si kakek dan membawanya ke
hadapannya. Seluruh istana sibuk mencari si kakek. Akhirnya mereka menemukan
kakek di kebun dan membawanya menghadap ratu.

Dengar lelaki tua! Kau harus pergi menemui ikan emasmu! Katakan padanya bahwa
aku tidak mau lagi menjadi ratu. Aku mau menjadi dewi laut sehingga semua laut dan
ikan-ikan di seluruh dunia menuruti perintahku.
Kakek terkejut mendengar permintaan istrinya, dia mencoba menolaknya. Tapi apa
daya nyawanya adalah taruhannya, maka dia terpaksa kembali ke tepi laut dan
berseru:

Wahai ikan emas ajaib, datanglah kemari...


Kabulkan keinginan kami!
Kali ini si ikan emas tidak muncul di hadapannya. Kakek mencoba memanggil lagi,
namun si ikan emas tetap tidak mau muncul di hadapannya. Dia mencoba memanggil
untuk ketiga kalinya. Tiba-tiba laut mulai bergolak dan bergemuruh. Dan ketika mulai
mereda muncullah si ikan emas, apa yang kau inginkan lagi, kakek?
Istriku benar-benar telah menjadi gila, kata kakek. Dia tidak mau lagi menjadi ratu
tapi ingin menjadi dewi laut yang bisa mengatur lautan dan memerintah semua ikan.

Si ikan emas terdiam dan tanpa mengatakan apapun dia kembali menghilang ke
dalam laut. Si kakek pun terpaksa kembali pulang. Dia hampir tidak percaya pada
penglihatannya ketika menyadari bahwa istana yang megah dan semua isinya telah
hilang. Kini di tempat itu, berdiri sebuah gubuk reot yang dulu ditinggalinya. Dan di
dalamnya duduklah si nenek dengan pakaiannya yang compang-camping. Mereka
kembali hidup seperti dulu. Kakek kembali melaut. Namun seberapa kerasnya pun
kakek bekerja, hasil yang didapat hanya cukup untuk makan sehari-hari saja.

Dongeng Putri Salju dan 7 Kurcaci


ada suatu waktu, hiduplah seorang Ratu di sebuah kerajaan. Ratu ini adalah wanita
tercantik di seluruh negeri dan sangat bangga dengan kecantikannya. Ratu memiliki
Cermin Ajaib yang dapat menjawab setiap pertanyaan. Setiap pagi, Ratu berdiri di
hadapan Cermin Ajaib dan bertanya kepada Cermin Ajaib,

Wahai Cermin Ajaib di dinding, siapakah wanita tercantik di negeri ini?. Setiap hari
pula Cermin Ajaib akan menjawab, Ratuku adalah yang paling cantik di negeri ini.

Suatu hari, saat pertengahan musim dingin, saat salju jatuh seperti bulu dari langit,
Ratu duduk di dekat jendela yang dipigura oleh kerangka kayu berwarna hitam.
Sambil menjahit, dia menatap salju hingga tak sengaja jarinya tertusuk jarum jahit.
Tiga tetes darah jatuh dari jari Ratu yang terluka. Darah tersebut jatuh di atas salju,
merah di atas putih, tampak begitu cantik.

Melihatnya, Ratu kemudian berpikir, Andai saja aku punya anak dengan kulit seputih
salju, bibir semerah darah, dan rambut sehitam bingkai jendela ini. Tak lama
kemudian, sang Ratu pun memiliki anak dengan kulit seputih salju, bibir semerah
darah, dan rambut sehitam bingkai jendela. Dia dipanggil, Putri Salju.

Waktu terus berjalan dan Putri Salju tumbuh menjadi gadis remaja. Kecantikannya
sudah melampaui kecantikan Ratu. Suatu hari, Ratu kembali bertanya kepada Cermin
Ajaib,

Wahai Cermin Ajaib di dinding, siapakah wanita tercantik di negeri ini?. Saat itu
Cermin Ajaib menjawab, Ratuku adalah yang paling cantik di negeri ini, tetapi Putri
Salju seribu kali lebih cantik daripada Ratuku.

Sejak saat itu, Ratu pun menjadi benci kepada Putri Salju. Ratu merasa kecantikannya
tersaingi oleh Putri Salju. Ratu berpikir untuk menyingkirkan Putri Salju sehingga dia
akan kembali menjadi wanita tercantik di negeri ini.

Ratu pun memanggil pemburu dan menyuruhnya membawa Putri Salju ke hutan.
Pemburu itu diperintahkan untuk menikam Putri Salju sampai mati, dan membawa
paru-paru dan hati Putri Salju kembali ke Ratu. Ratu ingin memasak paru- paru dan
hati Putri Salju dengan garam dan memakannya, untuk melampiaskan kebenciannya
kepada Putri Salju.

Pemburu pun mengajak Putri Salju ke hutan. Ketika pemburu mengambil pisau
berburu untuk menusuk Putri Salju, Putri Salju mulai menangis, dan memohon
sungguh-sungguh agar pemburu itu tidak membunuhnya. Putri Salju berjanji untuk
melarikan diri ke hutan dan tidak pernah kembali. Pemburu merasa kasihan padanya
dan ia berpikir untuk melepaskan Putri Salju. Jika Putri Salju berlari ke dalam hutan,
maka Putri Salju akan dimakan oleh binatang buas. Maka pemburu pun melepaskan
Putri Salju dan menyuruhnya berlari ke dalam hutan.

Untuk memenuhi permintaan Ratu agar membawa paru- paru dan hati Putri Salju,
maka pemburu itu membunuh seekor babi hutan. Paru- paru dan hati babi hutan
tersebut diambil oleh pemburu dan dibawanya kembali ke Ratu, sebagai bukti bahwa
pemburu tersebut telah membunuh Putri Salju. Ratu pun memasaknya dengan garam
dan memakannya, mengira bahwa ia telah memakan paru- paru dan hati Putri Salju.

Putri Salju sekarang sendirian di hutan besar. Dia sangat takut dan mulai berlari. Dia
berlari di atas batu-batu tajam dan ranting- ranting pohon sepanjang hari. Akhirnya,
saat matahari hampir terbenam, ia datang ke sebuah rumah kecil. Rumah ini milik
tujuh kurcaci. Mereka sedang bekerja di tambang dan saat itu sedang tidak berada di
rumah. Putri Salju pun masuk ke dalam dan menemukan segala sesuatunya lebih
kecil, tetapi tersusun rapi dan teratur. Ada meja kecil dengan tujuh piring kecil, tujuh
sendok kecil, tujuh pisau kecil dan garpu, tujuh cangkir kecil, dan di dinding ada tujuh
tempat tidur kecil.

Putri Salju merasa lapar dan haus sehingga dia memutuskan untuk mengambil sedikit
sayuran dan roti dari setiap piring dan minum setetes anggur dari setiap gelas. Karena
begitu lelah, dia pun tidur di salah satu tempat tidur. Ketika malam datang, tujuh
kurcaci kembali dari tempatnya bekerja. Mereka menyalakan tujuh lilin kecil mereka ,
dan melihat bahwa seseorang telah berada di rumah mereka.

Kurcaci pertama berkata, Siapa yang telah duduk di kursiku?.

Kurcaci kedua berkata, Siapa yang telah makan dari piringku?.

Kurcaci ketiga berkata, Siapa yang telah makan rotiku?.

Kurcaci keempat berkata, Siapa yang telah makan sayuranku?.

Kurcaci kelima berkata, Siapa yang makan menggunakan garpuku?.

Kurcaci keenam berkata, Siapa yang telah memotong dengan pisauku?.

Kurcaci ketujuh berkata, Siapa yang telah minum dari cangkirku?.

Mereka merasa heran dan penasaran, siapakah orang yang telah masuk ke rumah
mereka. Kemudian mereka menemukan Putri Salju sedang tidur di salah satu tempat
tidur mereka. Ketujuh kurcaci itu pun berlari mengelilingi Putri Salju dan berseru
takjub,

Dia begitu cantik.

Mereka sangat menyukai


Putri Salju dan
membiarkannya tidur di
tempat tidur mereka.

Putri Salju bersama 7 kurcaci


Ketika Putri Salju terbangun,
mereka menanyakan siapa
dia dan bagaimana dia telah
menemukan jalan ke rumah
mereka. Putri Salju bercerita
bagaimana ibunya telah mencoba membunuhnya, bagaimana pemburu
membiarkannya hidup, bagaimana ia menjalankan seluruh hari, hingga akhirnya
datang ke rumah mereka. Para kurcaci merasa kasihan dan mengijinkan Putri Salju
tinggal di rumah mereka dengan syarat Putri Salju harus mencuci baju, membersihkan
rumah, memasak, dan mencuci untuk mereka. Selain itu, mereka juga
memperingatkan Putri Salju untuk tidak membiarkan siapa pun masuk ke dalam
rumah mereka.
Sementara itu di istana, Ratu berpikir bahwa dia kembali menjadi wanita tercantik di
seluruh negeri. Ratu pun kembali bertanya kepada Cermin Ajaib,

Wahai Cermin Ajaib di dinding, siapakah wanita tercantik di negeri ini?. Cermin Ajaib
pun menjawab, Ratuku adalah yang paling cantik di negeri ini, tetapi Putri Salju
seribu kali lebih cantik daripada Ratuku.

Ratu pun terkejut dan tahu bahwa pemburu sudah menipunya. Dia pun segera
mencari Putri Salju dan akan membunuhnya sendiri, karena Ratu tidak akan tenang
sampai Cermin Ajaib mengatakan bahwa Ratu adalah wanita tercantik di seluruh
negeri, bukan Putri Salju.

Ratu pun berpikir keras untuk dapat membunuh Putri Salju. Dia menyamar sebagai
wanita tua penjual pakaian dan merias wajahnya sedemikian rupa sehingga tidak ada
seorang pun yang mengenalinya. Ratu pun pergi ke rumah kurcaci dan mengetuk
pintunya,

Buka. Bukalah. Aku wanita tua penjual pakaian.

Putri Salju tidak mengizinkan wanita tua itu masuk, sesuai dengan pesan para kurcaci.
Putri Salju hanya mengintip dari jendela dan bertanya,

Apa yang kamu miliki?. Korset tali, Nak, kata wanita tua dan ditunjukkannya satu
korset tali yang dijalin dari sutra kuning, merah, dan biru.

Putri Salju menyukainya dan membeli korset itu untuknya. Saat dia memasang korset
itu, wanita tua menawarkan untuk membantunya, Kamu tidak memasangnya dengan
benar, kemarilah, aku akan melakukannya dengan lebih baik, dan wanita tua itu
menarik tali korset dengan begitu ketat sehingga Putri Salju tidak bisa bernafas. Putri
Salju pun jatuh dan seolah- olah ia sudah mati. Wanita tua itu merasa puas dan
kembali ke istananya.

Malam pun datang dan ketujuh kurcaci kembali dari tambang. Mereka menemukan
Putri Salju tergeletak. Mereka mengangkatnya dan menemukan bahwa Putri Salju
mengikat tali korset terlalu erat. Ketujuh kurcaci pun memotong tali korset sehingga
Putri Salju dapat kembali bernafas. Pasti itu adalah Ratu yang coba membunuh
kamu. Hati- hatilah. Jangan biarkan orang lain masuk lagi, kata ketujuh kurcaci.

Sementara itu di istana, Ratu berpikir bahwa dia kembali menjadi wanita tercantik di
seluruh negeri. Ratu pun kembali bertanya kepada Cermin Ajaib,

Wahai Cermin Ajaib di dinding, siapakah wanita tercantik di negeri ini?. Cermin Ajaib
pun menjawab, Ratuku adalah yang paling cantik di negeri ini, tetapi Putri Salju
seribu kali lebih cantik daripada Ratuku.

Ratu kembali terkejut. Dia pun menyusun rencana baru untuk membunuh Putri Salju.
Ratu pun membuat sisir beracun.

Ratu kembali menyamar menjadi penjual sisir dan mengetuk pintu rumah tujuh
kurcaci. Putri Salju tidak memperbolehkannya masuk. Lalu Ratu mengeluarkan sisir
dan mengatakan bahwa dia penjual sisir. Putri Salju pun membukakan pintu dan
membeli sisir. Ayo, biarkan aku menyisir rambutmu, kata wanita penjual. Dia baru
saja menempelkan sisir ke rambut Putri Salju, sehingga membuat gadis itu jatuh dan
mati. Itu akan membuatmu terbaring di sana, kata Ratu.

Para kurcaci pulang tepat pada waktunya. Mereka melihat apa yang telah terjadi dan
menarik sisir beracun dari rambut Putri Salju. Putri Salju membuka matanya dan
hidup kembali. Dia berjanji pada kurcacil untuk tidak membiarkan siapa pun masuk ke
rumah tujuh kurcaci.

Sementara itu di istana, Ratu berpikir bahwa dia kembali menjadi wanita tercantik di
seluruh negeri. Ratu pun kembali bertanya kepada Cermin Ajaib, Wahai Cermin Ajaib
di dinding, siapakah wanita tercantik di negeri ini?. Cermin Ajaib pun menjawab,
Ratuku adalah yang paling cantik di negeri ini, tetapi Putri Salju seribu kali lebih
cantik daripada Ratuku. Ratu sangat marah, Putri Salju akan mati, walaupun
imbalannya adalah nyawaku!
Ratu masuk ke kamar rahasia nya dan membuat apel beracun. Esoknya dia menyamar
sebagai wanita tua penjual apel. Wanita tua itu menawarkan apel kepada Putri Salju.
Putri Salju menolaknya. Jika kamu tidak ingin, aku tak bisa memaksamu, kata
wanita tua, Jika kamu takut, maka aku akan memotong apel menjadi dua dan makan
setengahnya. Ini, kamu makan setengah yang kemerahan. Apel itu dibuat begitu
berseni dan hanya setengah yang beracun. Ketika Putri Salju melihat bahwa wanita
tua itu makan separuh bagian dari apel itu, keinginan untuk mencicipi semakin kuat,
sehingga ia akhirnya membiarkan tangan wanita tua itu memberikan apel yang
setengah lainnya melalui jendela. Putri Salju menggigit apel tersebut, belum sampai
habis Putri Salju sudah jatuh ke tanah dan mati.

Ratu sangat senang. Dia pulang ke istana dan bertanya pada Cermin Ajaib, Wahai
Cermin Ajaib di dinding, siapakah wanita tercantik di negeri ini?. Cermin Ajaib pun
menjawab, Ratuku adalah yang paling cantik di negeri ini. Ratu senang karena
sekarang dia kembali menjadi wanita paling cantik di negeri ini.

Malam itu para kurcaci pulang dari tambang. Putri Salju tergeletak di lantai, dan dia
sudah mati. Mereka tidak bisa menghidupkan kembali. Mereka membaringkannya di
atas usungan dan ketujuh kurcaci tersebut duduk di sampingnya, menangis selama
tiga hari. Mereka akan menguburkan dia, tapi mereka melihat bahwa dia tetap segar.
Dia tidak terlihat seperti orang mati, dan dia masih memiliki pipi merah cantik. Mereka
membuat peti kaca untuk Putri Salju, dan meletakkan Putri Salju di dalamnya,
sehingga dia bisa dilihat dengan mudah. Mereka menulis nama Putri Salju di atas peti
dalam huruf-huruf emas, dan salah satu dari mereka selalu tinggal di rumah dan terus
mengawasinya.

Putri Salju dan Pangeran


Suatu hari seorang Pangeran
muda datang ke rumah
kurcaci dan ingin tempat
bermalam. Ketika dia masuk
ke ruang tamu mereka, dia
melihat Putri Salju terbaring
di peti kaca, begitu cantik
diterangi oleh tujuh lilin
kecil. Pangeran meminta
mereka untuk memberikan
kepadanya, karena dia tidak
bisa hidup tanpa bisa
melihatnya. Ketujuh kurcaci
kasihan kepada Pangeran itu dan memberikan peti kaca berisi Putri Salju kepada
Pangeran.

Pangeran itu itu membawa peti mati ke istanaya dan ditempatkan di sebuah ruangan
di mana ia duduk di sampingnya setiap hari. Setiap dia pergi, Peti kaca Putri Salju
dibawa juga bersamanya. Pegawai istana yang selalu membawakannya untuk
Pangeran. Suatu hari mereka sangat marah tentang hal ini, karena harus membawa
peti kaca ke manapun Pangeran pergi. Salah satu dari mereka membuka peti kaca,
mengangkat tegak Putri Salju, dan berkata,

Kami terganggu sepanjang hari, hanya karena seorang gadis yang mati, dan ia
memukul punggung Putri Salju dengan tangan. Kemudian potongan apel yang
mengerikan keluar dari mulut Putri Salju dan Putri Salju hidup kembali. Akhir dari
cerita ini adalah pernikahan antara Pangeran dan Putri Salju.

Putri Salju dan pangeran hidup bahagia selamanya bersama 7 kurcaci...

Anda mungkin juga menyukai