Anda di halaman 1dari 6

TUGAS BAHASA INDONESIA

ANALISIS NOVEL

“BANU PEWARIS TRAH PESANTREN”


KARYA DIAN NAFI

GURU PEMBIMBING
DRA.TATIK MULAWATI

DISUSUN OLEH :

ITSNA SARI AULIA

NIS : 8971
NOMOR : 18
KELAS : XII MIPA 4

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 7 PURWOREJO


JL.KI MANGUNSARKORO NO.1 PANGENJURUTENGAH PURWOREJO
TAHUN AJARAN 2022/2023
A. Identitas Buku
Judul : Banu Pewaris Trah Pesantren
Pengarang : Dian Nafi
Penerbit / Tahun terbit : Tiga Serangkai / 2018
Jumlah Halaman : 182

B. Sinopsis

Banu, sebagai anak sulung, dia sangat diharapkan dapat meneruskan tongkat estafet
pimpinan pesantren yang diasuh orang tuanya. Pesantren itu memang belum begitu
besar karena belum lama dirintis. Apalagi sepeninggal ayahnya, hanya Iqom, sang ibu
yang berjuang sendirian mengembangkan pesantren. Namun, kenyataan bahwa dia
berasal dari keluarga trah pesantren, mau tidak mau harus siap mengemban tanggung
jawab itu. Sesuatu yang dipersiapkan dengan matang oleh Iqom.

Bagi Iqom, untuk menyukseskan misinya, dia harus menjodohkan Banu dengan
Ruania, gadis hafizhah yang masih trah pesantren juga. Tetapi, niatan suci itu ternyata
mendapat penolakan keras dari Banu. Dengan berbagai dalih anak zaman now, dia
menentang perjodohan itu. Bahkan, dia tidak mau pulang ke rumah pada saat acara
pertunangannya dengan si gadis. Lebih-lebih, kini ada Nadia yang selalu mengisi
hari-harinya selama kuliah di Jogja.Di tempatnya menuntut ilmu, Banu melakukan
segala pekerjaan yang bisa dilakukannya untuk mendapatkan penghasilan halal.Selain
bekerja sebagai guru les private, dia juga bergabung dengan band musik sebagai
drummer.Selain itu Banu juga mengajar ngaji anak-anak disekitarnya.

Namun ternyata Banu merasa tidak nyaman mengenai kedekatan dia dengan Nadia
sehingga dia memilih menjauhi perempuan itu.Hingga pada suatu hari setelah acara
kelulusannya, Banu pulang ke kampungnya.Tetapi di perjalanan, dia bertemu dengan
seorang perempuan yang menarik di matanya, yang ternyata dia adalah Ruania, gadis
yang akan dijodohkan dengannya.Setelah pertemuan itu, penolakan Banu mengenai
perjodohannya luntur seketika.

C. Analisis Unsur Intrinsik


1. Tema : Keluarga pesantren
Bukti : Banu, sebagai anak sulung, dia sangat diharapkan dapat
meneruskan tongkat estafet pimpinan pesantren yang diasuh orang tuanya.
2. Alur : Campuran
Bukti : Sore setelah dari kolam itu, alih-alih menjawab ibunya,
Banu bergerak ke ruang tengah.
3. Tokoh :
1. Banu
Sifat :
-Keras kepala : “Tidak, Bu! Sekali Banu bilang tidak, ya selamanya
tidak!” sergah Banu sama kerasnya
-Senang membantu : “Ada yang bisa saya bantu?” Banu menyandarkan
sepedanya begitu saja ke tubuhnya.
-Mandiri : “Nggak apa-apa, Bu.Banu kan sudah gede.” Dengan yakin
Banu memantapkan diri sendiri
-Supel : Tak butuh waktu lama buat mereka untuk saling akrab
2. Iqom
Sifat :
-Teguh/tegar : tidak pernah surut semangatnya meski kemudian
menjadi seorang istri dan seorang ibu.
-Pemaksa : “Banu! ini perintah Ibu.Sekali lagi, ini perintah ibumu! Dan
kamu tahu? Perintah seorang ibu harus ditaati! Kamu harus menikah
dengan pilihan ibumu!
3. Yahya
Sifat :
-Ramah : “Hai, nggak pulang?”
-Perhatian : “Kamu nggak makan dulu ? Puasa ya?” seloroh Yahya
sembari memamerkan senyum tengilnya
4. Nadia
Sifat :
-Murah senyum : Senyumnya yang berkilat dibawah matahari siang
yang terik
-Protektif : “Berapa hari ? Ke mana saja ? Berapa yang ikut? Nginep di
mana?.. ,“ berondong Nadia pada Banu
5. Fahri (sepupu Banu)
Sifat :
-Penyemangat : “Yang sabar dan kuat ya,” ucap Fahri pendek , secepat
kilat Fahri merengkuh sepupunya yang ada di depannya itu.
6. Adik Banu
Sifat :
-Cuek : Meski perempuan, tapi sikapnya bahkan lebih cuek dari pada
Banu
-Tidak peduli-an : “Sak karepmu, Mas,” sahut adiknya tak peduli
7. Pak Kyai
Sifat :
-Kharismatik : Pak Kyai dengan kharismanya memulai pembicaraan
serius dengan Banu.
-Tegas : “Kamu boleh pergi nak, kami mendoakanmu”
8. Harja (sepupu Banu)
Sifat :
-Mudah panik : “Piye iki aku kalo dimarahi orang rumah.” Harja yang
merasa tidak enak hati itu berkali-kali meminta maaf.
-Tidak mudah menyerah : “Kamu tetap tidak pulang?” Harja masih
berupaya lagi sampai detik terakhir, titik penghabisan.
9. Ruania
Sifat :
-Pemaaf : “Nggak apa-apa,” sahut gadis itu sambil menunjukkan
senyumnya tanda bahwa dia memahami situasi desak-desakan ini.
4. Latar
A.Latar Tempat :
1. ruang kelas : “Riuh celoteh puluhan mahasiswa dalam ruangan di
lantai dua itu perlahan mereda saat saat dosen masuk.” (hlm 5)
2. Jogjakarta : “makin terkesima dengan Kota Gudeg ini.” (hlm 6)
3. kampus : “sampai di kampus, belum banyak mahasiswa yang datang”
(hlm 7)
4. Malioboro, Keraton, Benteng vredeburg, Tugu Jogja, Pasar
Beringharjo : Mengunjungi tempat-tempat wisata yang wajib
dikunjungi.Malioboro, Keraton, Benteng Vredeburg, Tugu Jogja, dan
Pasar Beringharjo. (hlm 7)
5. Pesantren Krapyak Jogja, Masjid Kota Gede : Selain ke pesantren
Krapyak Jogja yang memang terkenal seantero Indonesia sebab
keseniorannya, mereka juga ke Masjid Kota Gede (hlm 8)
6. Klaten : Kemudian sowan Mbah Liem di Klaten (hlm 8)
7. Candi Borobudur : Bonusnya tentu saja kunjungan ke Candi
Borobudur, salah satu keajaiban dunia. (hlm 8)
8. Pesantren : Dari ndalem kyai, Banu menyebrang ke kantor pengurus
pondok. (hlm 35)
9. Rumah : Sang ibu menuntun Banu memasuki rumah mereka yang tidak
banyak berubah. (hlm 158)
10. warung : “tadi pagi menuju sebuah warung” (hlm 19)
11. Kudus : “di Kudus, kota yang mengakrabi Banu “ (hlm 24)
12. ruang mayat rumah sakit :”di ruang mayat rumah sakit” (hlm 25)
13. ruang ICU : “tak sadarkan diri di ruang ICU” (hlm 25)
14. jalan : “suara klakson kendaraan di jalanan yang bersahutan“ (hlm 30)
15. Tempat bimbel : “Banu datang ke tempat bimbingan belajar yang
konon lumayan besar penghargaannya” (hlm 30)
16. Ndalem Kyai : “Saat memasuki ndalem kyai pengasuh pesantren
barunya ini” (hlm 33)

B. Latar Waktu
1. Pagi hari : “Pagi masih sepi.” (hlm 7)
2. Malam hari : “Malam itu meski berat meninggalkan rumah” (hlm 10)
3. Siang hari : “Jarum pendek di angka dua” (hlm 16)
C. Latar Suasana
1. ramai : riuh celoteh puluhan mahasiswa (hlm 5)
2. sedih : “Maaf ibu tidak bisa mengantarmu ke Jogja.” Sembari berusaha
menghapus aliran bening di kedua pipinya yang putih (hlm 11)
3. Haru : keharuan kembali menyesaki dada (hlm 161)

5. Sudut Pandang : Orang ketiga serba tahu.


Bukti : Ada yang hilang dari dalam hati Banu.Mungkin sebesit kepercayaan diri dan
kesombongan yang mengelupas. (hlm 157)

6. Gaya Bahasa :
-Kata kiasan : kecuali menjaga nyala api dalam diri untuk menjaga hafalan Al-Qur’an
(hlm 12)
-Majas Personifikasi : membuat perutnya mengirimkan alarm (hlm 16)

7. Amanat :
-Jangan biarkan sifat keras kepala mengalahkan pemikiran kita
-Sebagai orang tua, tidak seharusnya memaksakan kehendak pada anak
-Jangan sampai melupakan keluarga di rumah apabila kita sedang merantau

D. Penutup
a. Ulasan : Banyak bahasa daerah yaitu Bahasa Jawa yang digunakan sehingga akan
sulit dipahami bagi pembaca yang tidak mengerti Bahasa Jawa.Ceritanya ringan dan
cocok bagi berbagai kalangan usia.
b. Kesan : Bagian akhirnya sedikit menggantung.

E. Biografi Penulis

Pecinta purnama, penikmat hujan. Lulusan Arsitektur Undip. Pengelola PAUD,


founder komunitas Hasfriend, pegiat banyak komunitas, Coach dan Public
Speaker.Profilnya dimuat di Harian Analisa Medan (2011) Buku Profil Perempuan
Pengarang dan Penulis Indonesia (KosaKataKita, 2012) Jawa Pos-Radar Semarang
(2013) Alinea TV (2014) Koran Sindo (2014) Tribun Jateng (2015) Nakita (2016)
TVKU (2018).Pemenang Favorit LMCR ROHTO 2011 dan 2013. Penulis Terpilih
WS Kepenulisan PBA dan KPK 2011, Penulis Terpilih WS Cerpen Kompas 2012,
Fellowship IBT Tempo 2018.

Menang Lomba Menulis bersama A Fuadi, dan antologi tersebut terpilih sebagai
nominasi kategori Buku dan Desain Sampul Non Fiksi Terfavorit Anugerah Pembaca
Indonesia 2012. Novel Gus masuk short list kategori Desain Sampul Fiksi Favorit
Anugerah Pembaca Indonesia 2015.

Penulis Novel Mayasmara.Tulisan dimuat di beberapa media, 22 buku dan 82


antologi/omnibook diterbitkan oleh 17 penerbit Indonesia. Di antaranya: Jendela-
Zikrul Hakim, Quanta-Elexmedia, Bentang, Gramedia Pustaka Utama, Leutika,
Hasfa, Imania-Mizan, Familia, Qudsi, Bypass, Javalitera, Plotpoint, Grasindo,
Diandra, Divapress, Erlangga, Prenada, Nuansa, Visi Media, Indiva, Genesis.

Anda mungkin juga menyukai