ANALISIS NOVEL
GURU PEMBIMBING
DRA.TATIK MULAWATI
DISUSUN OLEH :
NIS : 8971
NOMOR : 18
KELAS : XII MIPA 4
B. Sinopsis
Banu, sebagai anak sulung, dia sangat diharapkan dapat meneruskan tongkat estafet
pimpinan pesantren yang diasuh orang tuanya. Pesantren itu memang belum begitu
besar karena belum lama dirintis. Apalagi sepeninggal ayahnya, hanya Iqom, sang ibu
yang berjuang sendirian mengembangkan pesantren. Namun, kenyataan bahwa dia
berasal dari keluarga trah pesantren, mau tidak mau harus siap mengemban tanggung
jawab itu. Sesuatu yang dipersiapkan dengan matang oleh Iqom.
Bagi Iqom, untuk menyukseskan misinya, dia harus menjodohkan Banu dengan
Ruania, gadis hafizhah yang masih trah pesantren juga. Tetapi, niatan suci itu ternyata
mendapat penolakan keras dari Banu. Dengan berbagai dalih anak zaman now, dia
menentang perjodohan itu. Bahkan, dia tidak mau pulang ke rumah pada saat acara
pertunangannya dengan si gadis. Lebih-lebih, kini ada Nadia yang selalu mengisi
hari-harinya selama kuliah di Jogja.Di tempatnya menuntut ilmu, Banu melakukan
segala pekerjaan yang bisa dilakukannya untuk mendapatkan penghasilan halal.Selain
bekerja sebagai guru les private, dia juga bergabung dengan band musik sebagai
drummer.Selain itu Banu juga mengajar ngaji anak-anak disekitarnya.
Namun ternyata Banu merasa tidak nyaman mengenai kedekatan dia dengan Nadia
sehingga dia memilih menjauhi perempuan itu.Hingga pada suatu hari setelah acara
kelulusannya, Banu pulang ke kampungnya.Tetapi di perjalanan, dia bertemu dengan
seorang perempuan yang menarik di matanya, yang ternyata dia adalah Ruania, gadis
yang akan dijodohkan dengannya.Setelah pertemuan itu, penolakan Banu mengenai
perjodohannya luntur seketika.
B. Latar Waktu
1. Pagi hari : “Pagi masih sepi.” (hlm 7)
2. Malam hari : “Malam itu meski berat meninggalkan rumah” (hlm 10)
3. Siang hari : “Jarum pendek di angka dua” (hlm 16)
C. Latar Suasana
1. ramai : riuh celoteh puluhan mahasiswa (hlm 5)
2. sedih : “Maaf ibu tidak bisa mengantarmu ke Jogja.” Sembari berusaha
menghapus aliran bening di kedua pipinya yang putih (hlm 11)
3. Haru : keharuan kembali menyesaki dada (hlm 161)
6. Gaya Bahasa :
-Kata kiasan : kecuali menjaga nyala api dalam diri untuk menjaga hafalan Al-Qur’an
(hlm 12)
-Majas Personifikasi : membuat perutnya mengirimkan alarm (hlm 16)
7. Amanat :
-Jangan biarkan sifat keras kepala mengalahkan pemikiran kita
-Sebagai orang tua, tidak seharusnya memaksakan kehendak pada anak
-Jangan sampai melupakan keluarga di rumah apabila kita sedang merantau
D. Penutup
a. Ulasan : Banyak bahasa daerah yaitu Bahasa Jawa yang digunakan sehingga akan
sulit dipahami bagi pembaca yang tidak mengerti Bahasa Jawa.Ceritanya ringan dan
cocok bagi berbagai kalangan usia.
b. Kesan : Bagian akhirnya sedikit menggantung.
E. Biografi Penulis
Menang Lomba Menulis bersama A Fuadi, dan antologi tersebut terpilih sebagai
nominasi kategori Buku dan Desain Sampul Non Fiksi Terfavorit Anugerah Pembaca
Indonesia 2012. Novel Gus masuk short list kategori Desain Sampul Fiksi Favorit
Anugerah Pembaca Indonesia 2015.