Guru....
Masa telah berganti
Tak seperti dahulu
Kini tak ada lagi tradisi mencium tanganmu
Melempar sapa padamu
Guru.....
Mengapa segalanya berubah
Citra guru dahulu tak seperti ini
Tak lagu harum namamu
Bak mutiara tak lagi putih
Oh guru ....
Tercoreng kini namanu
Karena oknum mengaku guru
Tak lagi engkau menjadi idola
Wahai Guru....
Lihatlah....
Awan hitam sudah di depan mata
Pertanda engkau harus mempertaruhkan nasib siswa
Namun kini tahu...
Engkau sangat berjasa
Terima kasih guruku...
Pagi Untuk Perubahan
Karya : M. Iqbal Vadila
Pagi ini
Pagi untuk masa depan bangsaku
Pagi untuk nasib bangsaku
Pagi untuk perubahan
Pagi indah
Disaat aku terbangun dari tidur
Ku bergegas untuk ke sekolah
Senyum dan sapa yang kusuka, jika aku disekolah
XI MIA 4
PILU
Enyahlah ......
Enyahlah orang berdasi yang tak berilmu
Enyahlah orang berdasi yang tak memikirkan pilu.
HARAPAN BANGSA
Kami....
Meminta akan sosok yang bijaksana
Sosok yang melindungi
Sosok yang selalu memperjuangkan Negara
Demi Indonesia
Gelap.......
Semuanya tampak sama di hadapan mereka
Ia tak peduli nasib mereka
Duduk di kursi besar
Memakai jas dan dasi
HANCUR.........
NAMUN.......
Siapakah dia....?
Bukankah kita sama??
Kau dan aku setara...?
Penduduk negara Indonesia....?
Siapakah kita??
Kita rakyat Indonesia]
Suaramu, Suaraku, Suara kita
Penentu masa depan bangsa.
Negeri Tanpa Telinga
Bingar bingar
Campur aduk
Hiruk pikuk
Sepak terjang
Benci dendam
Silang sengketa
Kacau balau
Ya.......... begitulah negeri ini
Negeri yang pekak dan tuli
Negeri yang mungkin pernah mati
Lalu hidup lagi
Dalam rupa setengah jadi
Negeri tanpa telinga
Muncul komisi pemberantasan korupsi
Namun pionirnya justru ambisi membela diri
Terpilih pemegang kursi baru DRR RI
Namun rapatnya sambil tiduran bahkan nonton blue movie
Ditetapkan banyak kebijaksanaan guna perbaiki negeri
Tapi malah bingung bagaimana cara mengaplikasi
Disahkan banyak Undang-undang monopoli
Malah bikin rakyat miskin dan terkebiri
Kami butuh negeri yang bisa mendengar
Sehingga...
Buruh sejahtera
Petani bahagia
Guru bermartabat
Koruptor tobat
Aparat tidak keparat
Wakil rakyat merakyat
Pelayar terpelajar
Pemimpin bukan wayang
Inilah nasib hidup di negeri tanpa telinga
Merdeka tapi tidak benar-benar merdeka
PILKADA
Apa salamu
Jika kau senyum pada mereka yang tertipu
Gambarmu tak akan menjadi bangkai busuk
Merela pasti akan memujimu
Aku pun sama seperti mereka, aku takkan memilihmu siapa tahu...
Aku akan tertipu dengan bujuk rayumu
Sementara aku tak akan dapat memetikmu
Karena aromamu menghempasku.