SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan
oleh
Melda Meilissa
NPM 882010116026
UNIVERSITAS WIRALODRA
INDRAMAYU
2020
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR TEKS ANEKDOT UNTUK KELAS X
SMAJMAISMK
SKRIPSI
Pembimbing II,
Mengetahui,
SKRIPSI
Penguji I, Penguji II
diketahui oleh,
karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-
cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat
keilmuan.
terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain
Melda Meilissa
PERSEMBAHAN
orang yang paling berharga dalam hidup saya, orang tua tercinta Mamah,
terima kasih untuk cinta dan kasih sayang yang diberikan, serta doa dan
dukungan. Terima kasih telah menjadi orang tua yang sempurna, terima
Kata kunci: Pengembangan Bahan Ajar Teks Anekdot, Metode Deskripsi, dan
Modul.
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah swt., yang telah memberikan
ini tepat waktu. Selawat serta salam semoga tercurahkan kepada junjungan Nabi
Muhammad saw., para keluarganya, para sahabatnya, serta umatnya hingga akhir
zaman.
memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan
Skripsi ini mewujud berkat kesungguhan dan kerja keras penulis serta
bantuan dari berbagai pihak, karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada orang tua tercinta yang telah memberikan dukungan, motivasi, dan doa yang
selalu dipanjatkan agar anaknya selalu sehat dan selalu mendapat kemudahan dalam
segala hal.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Dadun Kohar, M.
Pd., dan Bapak Drs. Samsul Bahri, M. Pd., selaku pembimbing I dan pembimbing
Ucapan yang sama penulis sampaikan kepada Ibu Dr. Runisah., M. Pd.,
selaku Dekan FKIP yang telah memberikan bantuan baik berupa motivasi maupun
informasi.
ii
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Saroni, M. Pd., selaku
Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan juga selaku
Dosen Wali PBSI 2016 kelas A, yang telah memberikan pengarahan, motivasi, dan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, yang telah membimbing dan telah
Terima kasih juga kepada seluruh Staf Tata Usaha FKIP yang telah
Terima kasih kepada validator Ibu Grahana Tiku Anggraeni, S. Pd., guru
Bahasa Indonesia SMA Negeri 1 Indramayu, Ibu Vemy Rida Riawan, S. Pd., guru
Bahasa Indonesia SMK Nasional Indramayu, dan Bapak Suryana Hafidin, S. Pd.,
2016 khususnya kelas A, yang banyak membantu penulis baik sewaktu perkuliahan
iii
Rasa hormat dan terima kasih bagi semua pihak atas segala dukungan dan
doanya, semoga Allah Swt., memberikan karunianya dan membalas kebaikan yang
Penulis,
Melda Meilissa
iv
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ............................................................................................................. i
v
4. Evaluasi/Penilaian Pembelajaran Teks Anekdot Berdasarkan
2. Modul ................................................................................................ 53
vi
d. Kelebihan dan Kekurangan Modul ............................................... 59
Learning/PBL) .................................................................................. 61
Masalah ......................................................................................... 66
1. Data ................................................................................................... 81
vii
BAB IV MODUL PEMBELAJARAN TEKS ANEKDOT UNTUK KELAS X
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.2 Materi Pembelajaran Teks Anekdot dalam Kurikulum 2013 Kelas
X SMA/MA/SMK ................................................................................. 19
Tabel 2.5 Peran Guru dan Peserta Didik dalam PBL ...................................... 65
ix
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu fungsi mata pelajaran bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013
adalah sebagai penghela ilmu pengetahuan. Hal ini karena bahasa Indonesia sebagai
Indonesia akan menentukan prestasi siswa dalam mata pelajaran lain, karena mata
utama yang tertuang dalam Kompetensi Inti (KI). Secara keseluruhan tujuan
religius, (2) memiliki sikap sosial, (3) memiliki pengetahuan yang memadai tentang
berbagai genre teks bahasa Indonesia sesuai dengan jenjang pendidikan yang
ditempuhnya, dan (4) memiliki keterampilan membuat berbagai genre teks bahasa
Indonesia.
(4) mengandung arti bahwa peserta didik mampu menggunakan bahasa Indonesia
dalam berkomunikasi, baik secara lisan (berbicara) maupun secara tulis (menulis).
peserta didik dengan baik, sehingga hal ini dapat menjadi salah satu faktor
1
2
rendahnya hasil belajar bahasa Indonesia. Rendahnya hasil belajar peserta didik
ditunjukkan dari data Hasil Ujian Nasional mata pelajaran bahasa Indonesia, tahun
2017 sampai tahun 2019 di Indramayu tingkat SMA/MA/SMK. Data hasil Ujian
Kebudayaan, (1) tahun 2017 hasil Ujian Nasional (UN) mata pelajaran bahasa
Indonesia mencapai angka 61,45, (2) tahun 2018 mencapai angka 60,24, dan (3)
tahun 2019 mencapai angka 66,12. Selama tiga tahun terakhir penyelenggaraan
hasil 60,62.
pelajaran bahasa Indonesia dari hasil Ujian Nasional, karena mudah untuk mencari
Indramayu, tahun 2017 sampai dengan tahun 2019, menunjukkan hasil sebesar
60,62. Hal ini berarti hasil pembelajaran bahasa Indonesia tingkat SMA/MA/SMK
komponen yang saling berkaitan atau berhubungan, yaitu komponen tujuan, materi,
3
media, metode, dan evaluasi. Jika hasil pembelajaran masih rendah berarti ada
pembelajaran berlebih dalam satu hal dan kurang dalam hal lain. Misalnya ketika
mengajar guru telah menyampaikan materi dengan sangat baik, namun tidak
ditunjang dengan adanya media pembelajaran. Ketika materi dan media yang
digunakan sudah sesuai namun metode yang diterapkan kurang membuat siswa
tertarik pada pembelajaran, atau ketika media dan metode belajar yang digunakan
sudah tepat namun bahan ajar yang diterapkan kurang sesuai sehingga
Bahan ajar adalah komponen yang harus ada dalam pembelajaran. Tujuan belajar
diukur dari sisi sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi. Materi adalah alat
untuk mencapai tujuan, seseorang dikatakan telah belajar manakala tingkah lakunya
berubah, tingkah laku itu bisa dilihat dari penambahan pengetahuan dari yang tidak
tahu menjadi tahu. Melalui bahan ajar guru akan lebih mudah melaksanakan
pembelajaran dan siswa akan terbantu dalam belajar. Bahan ajar terdapat di dalam
silabus, akan tetapi harus dikembangkan oleh seorang guru karena itu guru harus
pembelajaran, dengan adanya bahan ajar guru akan lebih mudah melaksanakan
pembelajaran dan siswa akan terbantu dalam belajar. Setelah bahan ajar tersedia,
agar bahan ajar itu sampai kepada siswa maka harus ada sarana fisik yang
digunakan untuk menyampaikan bahan ajar. Sarana fisik yang digunakan untuk
dengan hadirnya media. Agar bahan ajar mencapai tujuan pembelajaran, maka guru
Selain bahan ajar, media juga berperan penting dalam proses pembelajaran.
hakikatnya adalah proses komunikasi, media sebagai alat penyampai pesan atau
Salah satu media pembelajaran adalah modul. Modul merupakan media cetak
yang dirancang untuk dapat dipelajari secara mandiri oleh peserta didik. Modul
disebut juga media untuk belajar mandiri, karena di dalamnya telah dilengkapi
petunjuk untuk belajar sendiri. Modul merupakan alat atau sarana pembelajaran
yang berisi materi, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang dirancang
5
secara sistematis dan menarik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan sesuai
sesuatu yang mendukung keberhasilan itu. Dari sekian banyak faktor penentu
Kegiatan belajar adalah serangkaian aktivitas yang dilakukan siswa, guna mencapai
hasil belajar tertentu dengan bimbingan dan arahan serta motivasi dari guru. Dalam
kegiatan belajar artinya siswa melakukan aktivitas yaitu memahami bahan ajar
dengan cara menyimak, membaca, memahami isi bacaan, mencoba, dan menalar.
Ada beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini. Penelitian yang
dilakukan oleh Sang Putu Merta Pujawan (2014) yang berjudul Pengembangan
Bahan Ajar Berbasis Teks Anekdot dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk
Peserta Didik Kelas X SMA Negeri 2 Semarapura. Hasil akhir dari penelitian ini
menunjukkan bahwa pengembangan bahan ajar berbasis teks anekdot dari segi
struktur mikro dan makro serta kaidah bahasa mikro dan makro sudah memenuhi
Dede Endang Mascita (2018) yang berjudul Pengembangan Bahan Ajar Teks
Anekdot Berbasis Kearifan Lokal untuk Siswa Kelas X SMA. Hasil penelitian ini
modul ini telah memotivasi dan mendorong peserta didik dapat mempraktikan
kemampuan membuat teks anekdot. Peserta didik memberikan respon kognitif dan
efektif yang positif. Peserta didik aktif bertanya mengenai cara membuat teks
6
anekdot. Modul teks anekdot dapat meningkatkan keterampilan peserta didik dalam
Peduli Sosial dengan Pendekatan Saintifik bagi Siswa Kelas X. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa siswa telah mampu menyajikan teks anekdot sesuai dengan
prosentase 75,39.
penelitian Sang Putu Merta Pujawan dengan penelitian ini yaitu sama-sama
mengembangkan bahan ajar teks anekdot. Perbedaan penelitian Sang Putu Merta
Pujawan yaitu terletak pada segi struktur dan kaidah bahasa. Kesamaan penelitian
Dede Endang Mascita yaitu pengembangan bahan ajar teks anekdot. Adapun
perbedaannya yaitu pada variabel bebas dan variabel terikatnya yaitu berbasis
kearifan lokal, sedangkan penelitian ini tidak hanya memberikan contoh teks
anekdot dalam bentuk kearifan lokal saja, namun secara umum. Kesamaan
penelitian Apit Meiliani yaitu terdapat pada variabel bebasnya yang bermuatan
Kelas X SMA/MA/SMK.
dibuktikan dari hasil ujian nasional tiga tahun terakhir yaitu, dari tahun 2017
2017 diperoleh hasil 61,45, tahun 2018 diperoleh hasil 60,24, dan tahun 2019
3) Perlu adanya media pembelajaran lain yang dapat menunjang kemampuan siswa
maka peneliti membatasi permasalahan yaitu pada pengembangan bahan ajar teks
anekdot. Bahan ajar merupakan segala bentuk bahan yang digunakan untuk
bahan ajar dilakukan untuk membantu guru dan siswa untuk mencapai kompetensi
8
yang diinginkan. Masalah dalam penelitian ini juga dibatasi dengan penggunaan
desain pengembangan dan penerapan model. Bahan ajar teks anekdot ini dikaji
berdasarkan hasil analisis terhadap kompetensi dasar yang tertera pada silabus pada
kurikulum 2013.
jawabannya yaitu, apakah modul layak dijadikan sebagai media pembelajaran teks
2) Apakah penyajian atau kegiatan belajar yang penulis rumuskan layak digunakan
3) Apakah kebahasaan yang penulis susun dalam modul layak dijadikan sebagai
4) Apakah kegrafikaan yang penulis susun dalam modul layak dijadikan sebagai
untuk mengetahui
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoretis
a. Manfaat Teoretis
kelas X SMA/MA/SMK.
b. Manfaat Praktis
1) Guru
Sebagai salah satu sumber informasi tentang bahan ajar yang akan diterapkan,
2) Siswa
dalam materi teks anekdot kelas X SMA/MA/SMK, sehingga mereka dapat berpikir
3) Sekolah
yang digunakan dalam judul penelitian ini, penulis mendefinisikan istilah-istilah itu
sebagai berikut:
Pengembangan bahan ajar adalah suatu usaha yang dilakukan oleh pendidik
yaitu, Widodo & Jasmadi (dalam Lestari, 2013: 1) mengatakan bahwa bahan ajar
secara sistematis dan menarik dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan,
11
Sedangkan Pannen (dalam Prastowo, 2011: 17) mengungkapkan bahwa bahan ajar
adalah bahan-bahan atau materi pelajaran yang disusun secara sistematis, yang
2. Teks Anekdot
sekaligus kritik (Kosasih, 2014: 2). Karena berisi kritik, anekdot seringkali
bersumber dari kisah-kisah faktual dengan tokoh nyata dan terkenal. Anekdot tidak
semata-mata menyajikan hal-hal yang lucu, guyonan, ataupun humor. Akan tetapi
terdapat pula tujuan lain di balik cerita lucunya itu, yakni berupa pesan yang
Kemendikbud (2017: 107) anekdot ialah cerita singkat yang menarik karena lucu
ini kemudian dijadikan dasar cerita lucu dengan menambahkan unsur rekaan.
Seringkali partisipan (pelaku cerita), tempat kejadian, dan waktu peristiwa dalam
TINJAUAN TEORETIS
Tahun 2013
dengan peserta didik dalam suatu lingkungan kegiatan belajar mengajar. Pada
merupakan seperangkat rencana yang berisi tujuan, isi, dan pelajaran serta cara
bernegara, Kurikulum dalam konteks ini haruslah menjadi bagian dari penyemaian
hiasan selama pertemuan di kelas antar guru dan siswa, melainkan bagian
merupakan hasil dari penjabaran Kompetensi Inti. Kompetensi Inti untuk mata
pelajaran bahasa Indonesia terdiri atas empat kompetensi yang harus dikuasai oleh
12
13
siswa. Kompetensi Inti 1 dan 2 berhubungan dengan sikap spiritual dan sikap sosial.
sesuai dengan tujuan dan fungsi sosialnya. Mata pelajaran bahasa Indonesia
diajarkan bukan sekadar sebagai pengetahuan bahasa, melainkan sebagai teks yang
konteks sosial budaya akademis. Teks dimaknai sebagai satuan bahasa, baik verbal
65).
tahun 2013. Salah satu hal yang menarik dari penerapan Kurikulum 2013 ini adalah
materi pembelajarannya. Berbagai jenis teks dengan tujuan sosial, struktur, dan ciri
bahasa dipelajari pada Kurikulum 2013. Salah satunya teks anekdot, teks anekdot
pembelajaran tersebut dapat dianggap sebagai arah ke mana guru akan membawa
pengetahuan, dan keterampilan peserta didik yang harus dipenuhi atau dicapai dari
yang memadai tentang berbagai genre teks bahasa Indonesia sesuai dengan jenjang
peserta didik.
bentuk kualitas yang harus dimiliki mereka yang telah menyelesaikan pendidikan
15
dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran.
keterkaitan antara konten Kompetensi Dasar satu kelas atau jenjang pendidikan ke
Organisasi horizontal adalah keterkaitan antara konten Kompetensi Dasar satu mata
pelajaran dengan konten Kompetensi Dasar dari mata pelajaran yang berbeda dalam
satu pertemuan mingguan dan kelas yang sama sehingga terjadi proses saling
memperkuat.
setiap kelas yang diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar adalah
kompetensi yang harus dikuasai peserta didik dalam suatu mata pelajaran di kelas
tertentu. Kompetensi Dasar setiap mata pelajaran di kelas tertentu ini merupakan
jabaran lanjut dari Kompetensi Inti, yang memuat tiga ranah yaitu afektif, kognitif,
16
Berikut penjabaran Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) pada
Tabel 2.1
Tabel Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) Teks Anekdot
pergaulan dunia
17
kemanusiaan kebangsaan,
masalah
adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai peserta didik
sederhana, karena materi ini sifatnya hanya mengingat hal-hal yang spesifik.
Konsep adalah abstraksi kesamaan atau keterhubungan dari sekelompok benda atau
Prinsip merupakan hasil generalisasi hubungan antara dua atau lebih konsep yang
sudah teruji secara empiris. Keterampilan merupakan pola kegiatan dengan tujuan
berbagai informasi, baik berupa data, fakta, konsep, prinsip, atau teori. Kedua,
Bahan atau materi pembelajaran teks anekdot terdapat dalam silabus. Akan
tetapi, materi tersebut tidak dapat langsung diberikan kepada siswa. Oleh karena itu
harus dikembangkan oleh guru. Agar materi dalam bahan ajar ini dapat
yang terdapat pada KI 3 dan KI 4 di kelas X disertai dengan Kompetensi Dasar dari
masing-masing KI.
Tabel 2.2
Kelas X SMA/MA/SMK
wawasan kemanusiaan,
20
kebangsaan, kenegaraan,
kejadian, serta
menerapkan pengetahuan
minatnya untuk
memecahkan masalah
keilmuan kebahasaan.
Materi pada tabel bahan ajar di atas tidak dapat langsung diberikan pada
peserta didik dan tidak dapat langsung dimengerti oleh peserta didik. Oleh karena
itu perlu adanya penjelasan yang diberikan oleh guru dan disertai dengan pemberian
contoh yang tentunya sesuai dengan setiap materi yang diajarkan. Guru dapat
menjelaskan pengertian anekdot melalui contoh, jadi siswa belajar untuk menalar.
Guru dapat menjelaskan ciri kebahasaan teks anekdot, yaitu ciri kebahasaan teks
makna kias atau makna yang bukan sebenarnya, yang berfungsi untuk menyindir
atau mengkritisi tokoh publik. Contoh yang diberikan guru dapat beragam, tidak
hanya berfokus pada teks saja melainkan melalui video, dapat dijelaskan pula
bahwa komedi dengan teks anekdot memiliki perbedaan, walaupun dalam teks
ankedot terdapat unsur humor namun jelas memiliki perbedaan dengan komedi.
Setiap proses selalu ada tahapan yang harus dilalui. Hal ini termasuk ketika
aktivitas yang dilakukan siswa, guna mencapai hasil belajar tertentu dengan
bimbingan dan arahan serta motivasi dari guru. Dalam kegiatan belajar artinya
siswa melakukan aktivitas yaitu memahami bahan ajar dengan cara menyimak,
pembukaan atau pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan akhir atau penutup.
Menurut Sanjaya (dalam Majid, 2014: 129), kegiatan awal memiliki tiga tujuan,
22
yakni pertama, untuk menarik perhatian siswa yang dapat dilakukan dengan cara
meyakinkan peserta didik bahwa materi pembelajaran yang akan dipelajari berguna
baginya. Kedua, menumbuhkan motivasi belajar peserta didik yang dapat dilakukan
dengan membangun suasana akrab pada peserta didik. Ketiga, memberikan acuan
tujuan pembelajaran.
kompetensi dan karakter peserta didik. Selain itu, pembahasan terhadap tema dan
metode dan media. Ketika penyajian dan pembahasan tema, guru dalam
2014: 129).
Kegiatan akhir atau penutup dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan
menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa. Kegiatan ini juga dapat
pula dengan memberikan tugas dan post test tentang apa yang dipelajari siswa.
peserta didik untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran. Permendikbud No. 65
23
a) Mengamati
Tahap mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta
b) Menanya
kegiatan menanya dapat dilakukan antara guru dengan peserta didik, peserta didik
dengan guru, dan peserta didik dengan peserta didik lainnya. Bertanya dalam
dan menilai kemampuan berpikir siswa. Bagi siswa, kegiatan bertanya merupakan
dalam menemukan ide, gagasan, konsep, dan prinsip sesuai kompetensi mata
Penalaran adalah proses berpikir yang logis dan sistematis atas fakta-kata
Ada dua cara menalar yaitu penalaran induktif dan penalaran deduktif. Penalaran
induktif merupakan cara menalar dengan menarik kesimpulan dari fenomena atau
atau fenomena yang bersifat umum menuju pada hal yang bersifat khusus.
e) Mengomunikasikan
ini. Pada tahap ini peserta didik memaparkan hasil pemahamannya terhadap suatu
kegiatan ini dapat berupa membacakan karya teks yang dibuat maupun hasil diskusi
Tabel 2.3
1. Mengevaluasi teks anekdot Isi teks anekdot: Menilai isi dan aspek
Mempresentasikan,
menanggapi, dan
Dalam kegiatan pembelajaran menilai isi dan aspek makna tersirat dalam teks
anekdot, berarti guru memberikan contoh berupa teks anekdot, dengan pengajaran
memerhatikan makna tersirat, peserta didik secara mandiri menyusun kembali teks
anekdot bukan membuat teks anekdot yang baru, melainkan menyusun teks anekdot
yang sudah ada dengan memerhatikan makna tersirat yang terkandung di dalamnya.
Peserta didik secara mandiri bergantian untuk mempresentasikan hasil yang telah
dikerjakan. Peserta didik yang lain memberikan komentar atau bahkan merevisi
kebahasaan teks anekdot. Dalam kegiatan ini guru dapat memberikan contoh, baik
berupa teks maupun berupa video anekdot. Peserta didik mengamati contoh yang
27
diberikan guru kemudian peserta didik mengenali tiap-tiap bagian dan kebahasaan
menyusun bukan membuat teks anekdot yang baru dengan memerhatikan struktur
dan ciri kebahasaan yang khas yang terdapat dalam anekdot. Peserta didik secara
mandiri mempresentasikan hasil kerjanya dan peserta didik yang lain memberikan
2016). Penilaian pada dasarnya adalah sama dengan asesmen. Terdapat tiga
kegiatan yang saling terkait dengan kegiatan penilaian hasil belajar peserta didik.
Kompetensi Lulusan (SKL), Kompetensi Inti (KI), dan Kompetensi Dasar (KD).
Kompetensi Inti mencakup aspek sikap terhadap Tuhan (KI-1), aspek sikap
terhadap diri sendiri dan terhadap lingkungannya (KI-2), aspek pengetahuan (KI-
otentik sangat berperan. Penilaian otentik memiliki relevansi yang kuat terhadap
didik belajar, capaian hasil, motivasi, dan sikap yang terkait dengan aktivitas
pembelajaran.
observasi, penilaian diri dalam penilaian sikap, penilaian antar peserta didik dan
melalui tes tulis, tes lisan, maupun penugasan. Penilaian kompetensi keterampilan
dapat dilakukan melalui tes praktik, proyek, dan portofolio. Teknik dan instrumen
29
diri, penilaian “teman sejawat” (peer evaluation) oleh peserta didik dan jurnal.
antarpeserta didik adalah daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang disertai
Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik
pencapaian kompetensi.
Penilaian antar peserta didik merupakan teknik penilaian dengan cara meminta
Jurnal merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi
pembelajaran tatap muka (secara langsung). Dalam pembelajaran ini peserta didik
lebih ditekankan untuk belajar mandiri, memudahkan peserta didik untuk belajar di
Pedidik dapat menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan, dan
penugasan. Instrumen tes tulis berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat,
berupa pekerjaan rumah dan/ atau proyek yang dikerjakan secara individu sesuai
Pada pembelajaran ini (modul) jenis penilaian atau tes yang digunakan adalah
tes tulis. Instrumen yang digunakan adalah pilihan ganda, karena tingkat keakuratan
a) Tes Praktik
melakukan suatu aktivitas atau perilaku sesuai dengan tuntutan kompetensi. Dalam
b) Penilaian Projek
perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam waktu
tertentu. Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang
pengerjaan tugas, dan terhadap hasil akhir projek. Dengan demikian, guru perlu
menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai, seperti penyusunan desain,
c) Penilaian Portofolio
kumpulan suatu karya peserta didik dalam bidang tertentu yang bersifat reflektif-
peserta didik dalam kurun waktu tertentu. Karya tersebut dapat berupa tindakan
menggunakan tes atau penilaian projek, karena untuk mengetahui pemahaman dan
Bahan ajar adalah sumber belajar yang sampai saat ini memiliki peranan
penting untuk menunjang proses pembelajaran. Kehadiran bahan ajar dapat berguna
bahan ajar.
Kondisi lain yang mendukung pentingnya bahan ajar yang relevan dengan
kebutuhan peserta didik adalah kenyataan bahwa peserta didik berasal dari suatu
politik, dan kondisi ekonomi tersendiri pula yang akan mewarnai skemata atau
pembelajaran dan hasil belajar yang ingin dicapai. Usaha untuk meningkatkan
33
prestasi belajar siswa dapat dilakukan dengan bahan ajar yang disesuaikan dengan
1. Bahan Ajar
Tahun 2005 Pasal 8 disebutkan bahwa “Guru wajib memiliki kualifikasi akademik,
profesional.
mampu menyusun bahan ajar yang inovatif (bisa berwujud bahan ajar cetak,
model/maket, bahan ajar audio, bahan ajar audiovisual, ataupun bahan ajar
gampang-gampang susah. Hal ini menjadikan para guru tampaknya sulit untuk
dilakukan guru agar pembelajaran lebih efektif, efisien, dan tidak melenceng dari
ahli. Bahan ajar dapat diartikan bahan-bahan atau materi pelajaran yang disusun
secara lengkap dan sistematis. Bahan ajar bersifat sistematis artinya disusun secara
urut sehingga memudahkan siswa belajar. Di samping itu bahan ajar juga bersifat
unik dan spesifik. Unik maksudnya bahan ajar hanya digunakan untuk sasaran
tertentu dan dalam proses pembelajaran tertentu. Spesifik artinya isi bahan ajar
tertentu. Bahan ajar merupakan hal yang sangat penting untuk dikembangkan
dipahami adalah apa itu bahan ajar. Untuk memahami maksud bahan ajar, kita dapat
Prastowo, 2011: 16), bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk
Prastowo, 2011: 17) mengungkapkan bahwa bahan ajar adalah bahan-bahan atau
materi pelajaran yang disusun secara sistematis, yang digunakan guru dan peserta
didik dalam proses pembelajaran. Sedangkan menurut Widodo dan Jasmadi (dalam
35
Lestari 2013: 1) mengungkapkan bahwa bahan ajar adalah seperangkat sarana atau
dan cara mengevaluasi yang didesain secara sistematis dan menarik dalam rangka
dengan segala.
disimpulkan bahwa bahan ajar merupakan segala bahan (baik informasi, alat,
maupun teks) yang disusun secara sistematis, yang menampilkan sosok utuh dari
kompetensi yang akan dikuasai peserta didik dan digunakan dalam proses
pembelajaran.
Bahan ajar memiliki berbagai jenis dan bentuk. Namun demikian, para ahli
Beberapa kriteria yang menjadi acuan dalam membuat klasifikasi tersebut adalah
Menurut bentuknya bahan ajar dibedakan menjadi empat macam, yaitu bahan
ajar cetak, bahan ajar dengar, bahan ajar pandang dengar, dan bahan ajar interaktif
1) Bahan cetak (printed), yakni sejumlah bahan yang disiapkan dalam kertas,
2) Bahan ajar dengar atau program audio, yakni semua sistem yang
dua atau lebih media (audio, teks, grafik, gambar, animasi, dan video) yang
Menurut cara kerjanya bahan ajar dibedakan menjadi lima macam, yaitu
bahan ajar yang tidak diproyeksikan, bahan ajar yang diproyeksikan, bahan ajar
audio, bahan ajar video, dan bahan ajar komputer. (Tian Belawati, dkk. 2003 dalam
1) Bahan ajar yang tidak diproyeksikan, yakni bahan ajar yang tidak
dan mengamati) bahan ajar tersebut. Contohnya, foto, diagram, display, dan
model.
2) Bahan ajar yang diproyeksikan, yakni bahan ajar yang memerlukan proyektor
3) Bahan ajar audio, yakni bahan ajar yang berupa sinyal atau yang direkam
alat pemain (player) media rekam tersebut, seperti tape tempo, CD player,
VCD player, dan multimedia player. Contoh bahan ajar seperti ini adalah
4) Bahan ajar video, yakni bahan ajar yang memerlukan alat pemutar yang
biasanya berbentuk video tape player, VCD player, dan DVD player. Bahan
ajar ini dilengkapi dengan gambar. Jadi dalam tampilan, dapat diperoleh
sebuah sajian gambar dan suara secara bersamaan. Contohnya, video dan
film.
5) Bahan ajar (media) komputer, yakni berbagai jenis bahan ajar noncetak yang
atau hypermedia.
38
sifatnya, bahan ajar dapat dibagi menjadi emapat macam, berikut ini.
1) Bahan ajar yang berbasiskan cetak, misalnya buku, pamflet, panduan belajar
siswa, bahan tutorial, buku kerja siswa, peta, charts, foto bahan dari majalah
serta koran.
2) Bahan ajar yang berbasiskan teknologi, misalnya audio cassette, siaran radio,
3) Bahan ajar yang dgunakan untuk praktek atau projek, misalnya kit sains,
untuk keperluan pendidikan jarak jauh), misalnya telepon, hand phone, dan
video comferencing.
Secara garis besar, fungsi bahan ajar bagi guru adalah untuk mengarahkan
kompetensi yang seharusnya diajarkan pada peserta didik. Sedangkan bagi siswa
proses pembelajaran (dalam hal ini, peserta didik bersifat pasif dan belajar
(b) Sebagai alat yang digunakan utnuk menyusun dan mengawasi proses peserta
(a) Sebagai bahan yang terintegrasi dengan proses belajar kelompok, dengan cara
peran orang yang terlibat dalam belajar kelompok, serta petunjuk tentang proses
(b) Sebagai bahan pendukung bahan belajar utama, apabila dirancang sedemikian
dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu fungsi bagi pendidik dan bagi peserta
didik.
(b) mengubah peran pendidik dari seorang pengajar menjadi seorang fasilitator;
40
(d) sebagai pedoman bagi pendidik yang akan mengarahkan semua aktivitasnya
(a) peserta didik dapat belajar tanpa harus ada pendidik atau teman peserta didik
yang lain;
(b) peserta didik dapat belajar kapan saja dan di mana saja ia kehendaki;
(d) peserta didik dapat belajar menurut urutan yang dipilihnya sendiri;
(e) membantu potensi peserta didik untuk menjadi pelajar yang mandiri; dan
(f) sebagai pedoman bagi oeserta didik yang akan mengarahkan semua
Keunggulan bahan ajar menurut Mulyasa (dalam Lestari, 2013: 8-9) sebagai
berikut.
memiliki kemampuan untuk bekerja sendiri dan lebih bertanggung jawab atas
tindakan-tindakannya.
kompetensi dalam setiap bahan ajar yang harus dicapai oleh setiap siswa.
41
karena setiap siswa meneyelesaikan bahan ajar dalam waktu yang berbeda-
2. Teks Anekdot
lucu. Cerita lucu tersebut bisa jadi hanya merupakan cerita rekaan, tetapi banyak
juga yang didasarkan atas kejadian nyata. Ada cerita lucu yang dibuat benar-benar
untuk tujuan menghibur, tetapi ada juga yang dibuat untuk tujuan lainnya.
Salah satu cerita lucu yang banyak beredar di masyaraat adalah anekdot.
Anekdot digunakan untuk menyampaikan kritik, tetapi tidak dengan cara kasar dan
menyakiti. Anekdot ialah cerita singkat yang menarik karena lucu dan
Seringkali partisipan (pelaku cerita), tempat kejadian, dan waktu peristiwa dalam
Anekdot merupakan salah satu genre sastra. Anekdot adalah cerita singkat
yang menarik karena lucu dan mengesankan, biasanya mengenai orang penting atau
merefleksikan diri maupun isu-isu yang tengah hangat dan menjadi fenomena di
masyarakat.
Teks anekdot adalah teks yang dirancang dalam bentuk lelucon segar yang
berisi kritik atau sindiran terhadap situasi tertentu yang ditujukan kepada suatu
berbentuk narasi singkat yang mengandung tokoh, alur, dan latar. (Kementerian
sekaligus kritik. Karena berisi kritik, anekdot seringkali bersumber dari kisah-kisah
faktual dengan tokoh nyata yang terkenal. Anekdot tidak semata-mata menyajikan
hal-hal yang lucu, guyonan, ataupun humor. Akan tetapi, terdapat pula tujuan lain
di balik cerita lucunya itu, yakni berupa pesan yang diharapkan bisa memberikan
cerita singkat yang lucu dan memiliki kritik di dalamnya, biasanya menyangkut
Anekdot adalah cerita singkat yang lucu dan menarik, namun bukan semua
cerita lucu dapat dikategorikan teks anekdot. Seringkali orang menyamakan antara
Masalah dalam teks atau cerita terkait tokoh publik atau masalah yang menyangkut
makna atau pesan tersirat yang disampaikan melalui lelucon. Makna atau pesan
tersebut dapat tergambarkan melalui dialog tokoh atau narasi. Sedangkan ciri
hari; 3) Tidak terkait tokoh publik atau yang menyangkut orang banyak; 4)
terkandung tokoh, latar, dan rangkaian peristiwa. Anekdot memiliki struktur teks
2) Orientasi merupakan bagian cerita yang mengarah pada terjadinya suatu krisis,
konflik, atau peristiwa utama. Bagian inilah yang menjadi penyebab timbulnya
krisis.
3) Krisis atau komplikasi merupakan bagian dari inti peristiwa suatu anekdot. Pada
tawa.
menertawakan.
dari cerita yang dipaparkan sebelumnya. Bagian ini biasanya ditandai oleh kata-
Sebagai suatu jenis teks cerita, struktur anekdot sama seperti jenis cerita
(story genres) lainnya yang tidak harus terpaku pada struktur baku. Penulis
anekdot sangatlah beragam. Tidak sedikit anekdot yang tidak memiliki abstrak.
Tiba-tiba saja dalam anekdot tersaji suatu orientasi, tanpa penjelasan situasi atau
latar belakangnya. Demikian pula tidak sedikit anekdot yang tidak memiliki koda.
Anekdot tergolong ke dalam teks bergenre cerita. Seperti juga teks lainnya,
(d) menggunakan kata kerja aksi seperti menulis, membaca, dan berjalan;
(b) Banyak menggunakan nama tokoh orang ketiga tunggal, baik dengan
menyebutkan langsung nama tokoh faktual atau nama tokoh yang disamarkan.
(c) Banyak menggunakan keterangan waktu. Hal ini terkait dengan bentuk anekdot
yang berupa cerita; disajikan secara kronologis atau mengikuti urutan waktu.
(d) Banyak menggunakan kata kerja material, yakni kata yang menunjukkan suatu
aktivitas. Hal ini terkait dengan tindakan para tokohnya dan alur yang
(f) Banyak juga menggunakan konjungsi penerang atau penjelas seperti bahwa.
Hal ini terkait dengan dialog para tokohnya yang diubah dari bentuk langsung
Dalam teks anekdot biasanya terdapat makna tersirat, namun makna tersirat
anekdot berbeda dengan sindiran dan kritikan. Hal ini tentu saja lebih mengarah
pada tujuan yang ingin disampaikan oleh si pembuat kritik. Makna tersirat yang
dimaksud lebih mengarah pada pesan moral yang hendak disampaikan melalui
anekdot. Pesan moral tersebut dapat dirunut dari kritikan atau sindiran yang
terdapat tokoh, alur, atau rangkaian peristiwa, serta latar. Dengan demikian,
anekdot sama dengan teks-teks cerita lainnya, seperti cerita pendek. Anekdot
berfungsi untuk menyampaikan sebuah cerita, baik fiksi ataupun nonfiksi, sehingga
kekhususan, yakni mengandung unsur lucu atau humor. Kelucuan dalam anekdot
tidak sekadar untuk mengundang tawa. Di balik humornya itu ada pula ajakan untuk
Teks anekdot dibuat untuk menyindir seseorang dengan ciri khas kebahasaan
teks anekdot. Kritik dalam anekdot seringkali disampaikan dalam bentuk sindirian,
tidak disampaikan secara langsung atau terdapat makna tersirat. Hal itu dilakukan
pihak yang disindir. Tujuannya agar pesan yang ingin disampaikan, kritiknya dapat
lebih terencana dengan baik, mandiri, tuntas dan dengan hasil (output) yang jelas.
pesan atau informasi dari pengirim kepada penerima pesan. Dalam proses
1. Media pembelajaran
didik bukanlah perkara yang mudah. Hal ini disebabkan peserta didik merupakan
pribadi-pribadi yang yang unik, yang antara satu dan lainnya memiliki perbedaaan,
baik dalam aspek kognitif, afektif, maupun aspek psikomotornya. Oleh sebab itu,
yang didukung oleh sumber daya konsep dan pengetahuan yang memadai pula
dicapai seperti apa yang telah direncanakan, maka pendidik setidaknya memiliki
mungkin.
yang tepat dapat membantu pendidik yang mengalami kesulitan tertentu dalam
Kecenderungan pembelajaran yang kurang menarik ini merupakan hal yang harus
pembelajaran yang kondusif serta hubungan komunikasi antar guru dan peserta
didik dapat berjalan dengan baik. Pembelajaran menjadi efektif ditunjang dengan
Kata ‘media’ berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata
komunikasi dari pengirim menuju penerima (Heinich dalam Daryanto, 2016: 4).
Menurut Criticos (dalam Daryanto, 2016: 5), media merupakan salah satu
komunikan. Gagne (dalam Sadiman, 2014: 6), menyatakan bahwa media adalah
berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk
belajar. Sementara itu Briggs (dalam Sadiman, 2014: 6), berpendapat bahwa media
adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk
disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan segala sesuatu (alat dan bahan
baik berupa audio, visual, audio-visual) yang dapat digunakan untuk menyalurkan
minat, dan perhatian peserta didik sehingga proses belajar dapat berjalan secara
kegiatan interaksi antara peserta didik dengan lingkungan, fungsi media dapat
diketahui berdasarkan adanya kelebihan media dan hambatan yang mungkin timbul
menampilkan kembali suatu objek atau kejadian. Dengan kemampuan ini, objek
disimpan dan pada saat diperlukan dapat ditunjukkan dan diamati kembali seperti
kejadian aslinya.
diulang-ulang penyajiannya.
51
yang besar jumlahnya dalam satu kali penyajian secara serempak, misalnya siaran
TV atau Radio.
1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu verbalistis (dalam bentuk kata-
(a) Objek yang terlalu besar dapat digantikan dengan realita, gambar, film
(b) Objek yang kecil, dibantu dengan proyektor mikro, film bingkai, film, atau
gambar.
(c) Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu dengan timelapse
(d) Kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat
(e) Objek yang terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin) dapat disajikan dengan
(f) Konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim, dan lain-lain)
dapat divisualkan dalam bentuk film, film bingkai, gambar, dan lain-lain.
(b) memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara peserta didik dengan
Beberapa penyebab orang memilih media antara lain adalah merasa sudah
akrab dengan media tersebut; ingin memberi gambaran atau penjelasan yang lebih
konkret; dan merasa bahwa media dapat berbuat lebih dari yang bisa dilakukannya.
Hal yang menjadi pertanyaan di sini adalah apa ukuran atau kriteria
instruksional yang ingin dicapai, karaktristik peserta didik atau sasaran, jenis
rangsangan belajar yang diinginkan (audio, visual, gerak, dan seterusnya), keadaan
latar atau lingkungan, kondisi setempat, dan luasnya jangkauan yang ingin dilayani.
Profesor Ely (dalam Sadiman, dkk., 2014: 85) mengatakan bahwa pemilihan
tujuan dan isinya sudah diketahui, faktor-faktor lain seperti karakteristik peserta
didik, strategi belajar mengajar, organisasi kelompok belajar, alokasi waktu dan
pendekatan praktis, disarankan untuk mempertimbangkan media apa saja yang ada,
berapa harganya, berapa lama diperlukan untuk mendapatkannya, dan format apa
Dick dan Carey (dalam Sadiman, dkk., 2014: 86) menyebutkan bahwa di
samping kesesuaian dengan tujuan perilaku belajarnya, setidaknya masih ada empat
faktor lagi yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media. Pertama adalah
terdapat pada sumber-sumber yang ada, harus dibeli atau dibuat sendiri. Kedua
adalah apakah untuk membeli atau memproduksi sendiri ada dana, tenaga, dan
ketahanan media yang bersangkutan untuk waktu yang lama. Artinya, media bisa
digunakan di mana pun dengan peralatan yang ada di sekitarnya dan kapan pun
serta mudah dijinjing dan dipindahkan. Keempat adalah efektivitas biayanya dalam
Media merupakan perangkat lunak atau alat yang digunakan oleh pendidik
media interaktif, media pembelajaran yang baik adalah media pembelajaran yang
mampu memunculkan komunikasi dua arah atau interaktivitas antara pendidik dan
2. Modul
Terkait dengan pengembangan bahan ajar, saat ini pengembangan bahan ajar
dalam bentuk modul menjadi kebutuhan yang sangat mendesak. Hal ini merupakan
kompetensi di sekolah.
54
pembelajaran lebih terencana dengan baik, mandiri, tuntas dan dengan hasil
Salah satu media pembelajaran adalah modul. Modul merupakan media cetak
yang dirancang untuk dapat dipelajari secara mandiri oleh peserta didik. Modul
disebut juga media untuk belajar mandiri, karena di dalamnya telah dilengkapi
petunjuk untuk belajar sendiri. Modul merupakan alat atau sarana pembelajaran
yang berisi materi, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang dirancang
secara sistematis dan menarik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan sesuai
kualitas proses pembelajaran di sekolah, maka guru sebagai orang yang paling
pengembangan modul.
a. Pengertian Modul
dan sebagainya.
55
tanggung jawab dan kewenangan lebih besar kepada peserta didik. Peserta didik
pada mereka.
berfokuskan penguasaan kompetensi dari bahan kajian yang dipelajari peserta didik
Modul merupakan bahan ajar cetak yang dirancang untuk dapat dipelajari
secara mandiri oleh peserta pembelajar. Modul disebut juga media untuk belajar
Modul merupakan alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode,
kompleksitasnya.
Modul merupakan salah satu bentuk bahan ajar yang dikemas secara utuh dan
dan didesain untuk membantu peserta didik mengusai tujuan belajar yang spesifik.
evaluasi.
56
b. Karakteristik Modul
diperlukan. Sebuah modul dapat dikatakan baik dan menarik apabila terdapat
1) Self Instruction
dan tidak tergantung pada pihak lain. Untuk memenuhi self instruction, maka modul
harus:
(a) Memuat tujuan pembelajaran yang jelas, dan dapat menggambarkan pencapaian
(b) Memuat materi pembelajaran yang dikemas dalam unit-unit kegiatan yang
(c) Tersedia contoh dan ilustrasi yang mendukung kejelasan pemaparan materi
pembelajaran.
(d) Terdapat soal-soal latihan, tugas dan sejenisnya yang memungkinkan untuk
(e) Kontekstual, yaitu materi yang disajikan terkait dengan suasana, tugas atau
(i) Terdapat umpan balik atas penilaian peserta didik, sehingga peserta didik
2) Self Contained
Modul dikatakan self contained bila seluruh materi yang dibutuhkan termuat
dalam modul tersebut. Tujuan dari konsep ini adalah memberikan kesempatan
peserta didik mempelajari materi pembelajaran secara tuntas, karena materi belajar
dikemas dalam satu kesatuan yang utuh. Jika harus dilakukan pembagian atau
Stand alone atau berdiri sendiri merupakan karakteristik modul yang tidak
tergantung pada bahan ajar/media lain, atau tidak harus dgunakan bersama-sama
dengan bahan ajar/media lain. Dengan menggunakan modul, peserta didik tidak
perlu bahan ajar yang lain untuk mempelajari dan atau mengerjakan tugas pada
modul tersebut. Jika peserta didik masih menggunakan dan bergantung pada bahan
ajar lain selain modul yang digunakan, maka bahan ajar tersebut tidak dikategorikan
4) Adaptif
perkembangan ilmu dan teknologi. Dikatakan adaptif jika modul tersebut dapat
58
modul multimedia hendaknya tetap “up to date”. Modul yang adaptif adalah jika isi
dengan pemakainya. Setiap instruksi dan paparan informasi yang tampil bersifat
dalam merespon dan mengakses sesuai dengan keinginan. Penggunaan bahasa yang
konsekuensi lain yang harus dipenuhi oleh modul ini adalah kelengkapan isi;
artinya isi atau materi sajian dari suatu modul haruslah secara lengkap terbahas oleh
Orang bisa belajar kapan saja dan di mana saja secara mandiri. Maka kegiatan
belajar itu sendiri tidak terbatas pada masalah tempat dan waktu. Terkait dengan
59
hal tersebut, menurut Dharma (2008: 5-6) penulisan modul memiliki tujuan sebagai
berikut.
verbal.
2) Mengatasi keterbatasan waktu, ruang, dan daya indera baik peserta didik
maupun pendidik.
belajarnya.
1) Bila peserta didik tidak memperoleh cukup waktu dan kondisi memadai,
3) Bila peserta didik tidak memiliki motivasi, ketekunan, waktu untuk belajar,
D. Kegiatan Pembelajaran
mencapai hasil belajar tertentu dengan bimbingan dan arahan serta motivasi dari
guru. Dalam kegiatan belajar artinya siswa melakukan aktivitas yaitu memahami
bahan ajar dengan cara menyimak, membaca, memahami isi bacaan, mencoba, dan
menalar.
digunakan oleh guru untuk menciptakan lingkungan belajar dan mendasari aktivitas
61
guru dan peserta didik. Metode adalah cara menyampaikan materi pelajaran dalam
upaya mencapai tujuan pembelajaran. Metode merupakan cara mengajar yang telah
langkah operasional dari strategi pembelajaran yang dipilih untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
bahwa pendidik yang hebat (great teacher) itu adalah pendidik yang dapat
aktivitas peserta didik ketika belajar dan kreativitas yang dapat dilakukan oleh
yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai
secara optimal. Ini berarti, metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang
dipecahkan dengan menerapkan beberapa konsep dan prinsip yang secara simultan
dipelajari dan terkacup dalam kurikulum mata pelajaran. Model ini sangat
peran-peran orang dewasa, dan menjadi pembelajar mandiri (Arends dalam Sani,
2014: 138-146).
yang ada di sekitar dengan penyelesaian yang tidak sederhana. Peran pendidik
Tabel 2.4
Sintak Model Pembelajaran Berbasis Masalah
menyelesaikan permasalahan
penjelasan solusi
yang perlu dilakukan dalam pembelajaran adalah memotivasi peserta didik untuk
terlibat dalam kegiatan penyelesaian masalah sehingga mereka akan bertindak aktif
berikut.
(a) Pendidik menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai dan menyebutkan sarana
atau alat pendukung yang dibutuhkan. Pendidik memotivasi peserta didik untuk
(b) Pendidik menjelaskan logistik yang dibutuhkan, prosedur yang harus dilakukan,
(d) Pendidik mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang sesuai,
(e) Pendidik membantu peserta didik dalam merencanakan karya yang sesuai
seperti laporan.
(f) Pendidik membantu peserta didik untuk melakukan refleksi atau evaluasi
2014: 141-142).
Tabel 2.5
materi pembelajaran.
permasalahan.
(a) Pemecahan masalah (problem solving) merupakan teknik yang cukup bagus
peserta didik.
kehidupan nyata.
(e) Pemecahan masalah (problem solving) dapat membantu peserta didik untuk
pembelajaran yang mereka lakukan. Di samping itu, pemecahan masalah itu juga
67
dapat mendorong untuk melakukan evaluasi sendiri baik terhadap hasil maupun
proses belajarnya.
peserta didik bahwa setiap mata pelajaran, pada dasarnya merupakan cara
berpikir, dan sesuatu yang harus dimengerti oleh peserta didik, bukan hanya
dunia nyata.
telah berakhir.
di antaranya:
(a) Manakala peserta didik tidak memiliki minat atau tidak mempunyai
yang sedang dipelajari, maka meraka tidak akan belajar apa yang mereka
ingin pelajari.
2. Metode Inkuiri
Metode inkuiri berangkat dari asumsi bahwa sejak manusia lahir ke dunia,
tahu tentang keadaan alam di sekelilingnya merupakan kodrat manusia sejak ia lahir
ke dunia. Sejak kecil manusia memiliki keinginan untuk mengenal segala sesuatu
menemukan. Materi pelajaran tidak diberikan secara langsung. Peran peserta didik
dalam metode ini adalah mencari dan menemukan sendiri materi pembelajaran;
sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing peserta didik untuk
belajar.
pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan
sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Metode pembelajaran ini
69
juga sering dinamakan metode heuristic, yang berasal dari bahasa Yunani, yakni
Inkuiri secara umum adalah sebuah metode yang dapat dipadukan dengan
metode lainnya dalam sebuah pembelajaran. Inkuiri adalah investigasi tentang ide,
kesimpulan.
Ada beberapa hal yang menjadi ciri utama metode pembelajaran inkuiri.
peserta didik sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran, peserta didik
tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran tersebut.
metode inkuiri menempatkan pendidik bukan sebagai sumber belajar, akan tetapi
kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental. Dengan demikian, dalam
metode pembelajaran ini peserta didik tak hanya dituntut agar menguasai materi
1) Orientasi
Pada langkah ini pendidik mengajak peserta didik untuk berpikir memecahkan
masalah. Pertama pendidik akan menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar
yang diharapkan dapat dicapai oleh peserta didik. Kedua, menjelaskan pokok-
pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta didik untuk mencapai tujuan.
2) Merumuskan Masalah
itu.
71
3) Merumuskan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji.
berpikir yang kokoh, sehingga hipotesis yang dimunculkan itu bersifat rasional
dan logis.
4) Mengumpulkan Data
untuk menguji hipotesis yang diajukan. Tugas dan peran pendidik dalam tahapan
5) Menguji Hipotesis
akan tetapi harus didukung oleh data yang ditemukan dan dapat
dipertanggungjawabkan.
6) Merumuskan Kesimpulan
sebaiknya pendidik mampu menunjukkan pada peserta didik data mana yang
relevan.
72
(b) Inkuiri dapat memberikan ruang kepada peserta didik untuk belajar sesuai
(d) Metode pembelajaran ini dapat melayani kebutuhan peserta didik yang memiliki
belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.
(a) Jika inkuiri dijadikan sebagai metode pembelajaran, maka akan sulit
(b) Metode ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur
panjang sehingga guru sering sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah
ditentukan.
73
(d) Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan peserta didik
METODE PENELITIAN
A. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Desember 2020.
B. Metode Penelitian
sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran,
ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang, (Nazir, 2011: 54). Alasan
mekanisme sebuah proses dengan gambaran yang lengkap baik dalam bentuk
verbal maupun numerikal, serta dapat menyajikan informasi dasar akan suatu
hubungan pada permasalahan faktual yang terjadi pada kondisi saat ini. Hanya saja,
data yang diolah hanya sampai tahap menganalisis dan tahap validasi sehingga tidak
80
81
Kegiatan pengembangan bahan ajar ini erat kaitannya dengan data dan
sumber data. Keberadaan data dan sumber data sangat diperlukan sebagai bahan
terjadi, data dan suber data adalah hal yang berkaitan erat. Data yang akan didapat
melalui sumber dari subjek data tersebut diteliti. Dengan ini peneliti akan
menjelaskan tentang data dan sumber data yang berkaitan dengan pengembangan
1. Data
Data adalah hasil pencatatan peneliti, baik yang berupa fakta ataupun angka
(Arikunto, 2013: 161). Data dalam penelitian ini bersumber dari modul. Penelitian
ini bertujuan untuk mengembangkan bahan ajar teks anekdot berupa modul untuk
bahasa, dan kelayakan kegrafikaan yang bersumber dari modul yang dinilai oleh
validator.
2. Sumber Data
Sumber data adalah sumber dari mana data itu diperoleh (Arikunto,
2013:172). Sumber data penelitian yaitu subjek dari tempat mana data bisa
didapatkan. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, pengumpulan
82
D. Instrumen Penelitian
instrumen penelitian atau alat pengumpul data sesuai dengan masalah yang diteliti.
maupun alam. Meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur
yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian.
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam
Dalam penelitian ini terdapat empat instrumen, yaitu instrumen kelayakan isi
Kriteria penilaian:
B (Baik) = 3,1 - 4
C (Cukup) = 2,1 - 3
K (Kurang) = 1,1 - 2
SK (Sangat Kurang) = ≤1 – 1
83
Petunjuk pengisian:
Berilah tanda check (✓) pada kolom yang Bapak/Ibu anggap sesuai dengan
Kedalaman Materi
Keruntutan Penyajian
84
Kesesuaian Contoh-contoh
dalam setiap Kegiatan Belajar
Kesesuaian Rangkuman
Kesesuain Gambar/Ilustrasi
untuk Meningkatkan
Pemahaman Peserta Didik
Jumlah Skor
Nilai
revisi atau perbaikan terhadap bahan ajar yang dikembangkan. Setelah itu, bahan
ajar siap untuk penulis manfaatkan (uji cobakan dalam proses pembelajaran).
Komentar/saran evaluator:
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
d) Kesimpulan
……………………..
NIP.
86
tidak lain dari suatu proses pengadaan data untuk keperluan penelitian.
Pengumpulan data dalam penelitian ilmiah adalah prosedur yang sistematis untuk
(kuesioner) karena lebih efisien dan juga cocok digunakan bila jumlah rsponden
cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas, sehingga akan memudahkan peneliti
dan responden.
Teknik pengolahan data yang penulis gunakan adalah skala likert. Skala Likert
sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini
telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai
Penilai kelayakan modul dalam penelitian ini berjumlah tiga orang, dengan
sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, (2) segi pengalaman sekurang-
87
sebagai guru mata pelajaran bahasa Indonesia. Setiap validator memvalidasi semua
aspek.
Teknik skala likert memberikan suatu nilai skala untuk tiap alternatif jawaban
yang berjumlah lima kategori. Dengan demikian instrumen itu akan menghasilkan
b. B (Baik) = 3,1 - 4
c. C (Cukup) = 2,1 - 3
d. K (Kurang) = 1,1 - 2
e. SK (Sangat Kurang) = ≤1 - 1
Skor yang diperoleh dari seluruh item kemudian akan dapat mengukur
jika opinionernya terdiri dari 26 item pertanyaan, maka akan nampak nilai skor
sebagai berikut:
26 x 4 = 104
26 x 3 = 78 netral
26 x 2 = 52
Skor untuk seorang individu akan jatuh di antara 26 dan 130, jika
pendapatnya cenderung setuju, maka skornya akan di atas 78, dan kalau
pendapatnya cenderung tidak setuju, maka skornya akan kurang dari 78.
BAB IV
Terkait dengan pengembangan bahan ajar, saat ini pengembangan bahan ajar
dalam bentuk modul menjadi kebutuhan yang sangat mendesak. Hal ini merupakan
kompetensi di sekolah.
pembelajaran lebih terencana dengan baik, mandiri, tuntas dan dengan hasil
Salah satu media pembelajaran adalah modul. Modul merupakan media cetak
yang dirancang untuk dapat dipelajari secara mandiri oleh peserta didik. Modul
disebut juga media untuk belajar mandiri, karena di dalamnya telah dilengkapi
petunjuk untuk belajar sendiri. Modul merupakan alat atau sarana pembelajaran
yang berisi materi, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang dirancang
secara sistematis dan menarik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan sesuai
berfokuskan penguasaan kompetensi dari bahan kajian yang dipelajari peserta didik
89
90
Modul merupakan bahan ajar cetak yang dirancang untuk dapat dipelajari
secara mandiri oleh peserta pembelajar. Modul disebut juga media untuk belajar
secara langsung.
Sebuah modul dapat dikatakan baik dan menarik apabila terdapat isi atau
dituangkan di dalam modul; b) Kompetensi atau sub kompetensi yang akan dicapai;
c) Tujuan, terdiri atas tujuan akhir yang akan dicapai peserta didik setelah
keterampilan dan sikap yang harus dipelajari dan dikuasai oleh peserta didik;
e) Prosedur atau kegiatan pembelajaran yang harus diikuti oleh peserta didik untuk
mempelajari modul; f) Soal-soal, latihan, dan atau tugas yang harus dikerjakan atau
diselesaikan oleh peserta didik; g) Evaluasi atau penilaian yang berfungsi mengukur
kemampuan peserta didik dalam menguasai modul; h) Kunci jawaban dari soal,
berikut.
pendidik.
Kompetensi Dasar
anekdot.
PETA KONSEP
Mengevaluasi makna tersirat teks
anekdot
Mengkritisi teks
anekdot dari Mendata pokok-pokok isi anekdot
aspek makna
tersirat
Mengidentifikasi penyebab
kelucuan teks anekdot
makna tersirat.
teks anekdot.
maupun tulis.
95
MODUL 1
anekdot.
Kegiatan 1
Untuk dapat mengevaluasi makna tersirat pada teks anekdot yang harus di
lakukan adalah membaca seluruh teks dengan teliti dan mengidentifikasi kata atau
kalimat yang memiliki arti kiasan. Makna tersirat hanya dapat dimengerti setelah
Dua orang kader parpol sebut saja namanya Arya dan Abdillah
sama-sama bermaksud mencalonkan dirinya sebagai anggota Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah.
Arya : “Di banyak politisi di negara kita yang sudah kaya raya!”
Arya : “Iyalah, coba aja kamu pikir seorang politisi harus mencuri uang
negara terlebih dahulu baru bisa memakai baju tersebut.”
Makna tersirat teks anekdot yang berjudul Baju Tahanan KPK adalah
beberapa elit politik yang mengorupsi uang rakyat, sehingga mereka diadili dan
Makna tersirat dari teks anekdot dengan judul Baju Tahanan KPK terdapat pada
percakapan berikut.
Dari teks di atas, kita mengetahui dua orang kader parpol sedang berbicara
tentang beberapa politisi yang memiliki baju termahal di Indonesia. Makna tersirat
yang ditemukan dari cuplikan percakapan di atas sudah tepat, karena terdapat
maksud lain dari kalimat Arya “Iyalah, coba aja kamu pikir seorang politisi harus
mencuri uang negara terlebih dahulu baru bisa memakai baju tersebut.” Maksudnya
adalah politisi yang dibicarakan Arya dan Abdillah korupsi, sehingga mereka
dihukum dan mendapat baju tahanan KPK yang harganya mahal sesuai uang yang
Kegiatan 2
Cerita lucu tersebut bisa jadi hanya merupakan cerita rekaan, tetapi banyak
juga yang didasarkan dari kejadian nyata. Ada cerita lucu yang dibuat benar-benar
untuk tujuan menghibur, tetapi ada juga yang digunakan untuk tujuan lainnya.
Anekdot adalah sebuah cerita pendek yang berisi sebuah sindirian terhadap sesuatu
atau seseorang berdasarkan kejadian yang sebenarnya. Kejadian nyata ini kemudian
partisipan, tempat kejadian, dan waktu peristiwa dalam anekdot merupakan hasil
rekaan. Isi pokok dari sebuah teks anekdot adalah sebuah sindirian pada suatu hal
atau pada seseorang. Fungsi dari anekdot adalah sebuah hiburan atau intermezo
99
yang dilengkapi dengan sebuah sindiran terhadap suatu hal dan terdapat makna
tersirat di dalamnya.
Teks yang berjudul Dosen yang juga Menjadi Pejabat termasuk ke dalam teks
anekdot karena, terdapat kritik dari percakapan Tono, yaitu “Saya heran dosen ilmu
politik, kalau mengajar selalu duduk, tidak pernah mau berdiri.”. “Bukan itu
sebabnya, Din. Sebab beliau juga seorang pejabat.” dan “Ya kalau beliau berdiri
Contoh teks di atas selain mengandung unsur kritik terdapat juga ciri lainnya
yaitu, menghibur, mengkritik tidak dengan cara kasar, dan biasanya yang dikritik
adalah orang yang terkenal di masyarakat luas dan pada contoh teks tersebut yang
dimaksud dengan orang yang dikenal di masyarakat luas adalah seorang dosen yang
berikut ini.
orang lain.”
Kegiatan 3
lembaran besar mirip buku. Aku sisipkan biji-biji gandum di dalamnya. Keledai itu
harus belajar membalik-balik halaman untuk bisa makan biji-biji itu, Kalau tidak
membalik-balik halaman tanpa mengerti isinya.” Jadi, kalau kita juga membuka-
buka buku tanpa mengerti isinya, berarti kita sebodoh keledai, bukan? kata
singkat, tetapi mengena. Dalam anekdot berjudul Cara Keledai Membaca Buku
terdapat sindirian atas Timur Lenk yang menyuruh Nasrudin untuk mengajari
seekor keledai agar dapat membaca. Cerita tersebut menjadi lucu karena alasan
Timur Lenk yang akan memberi hadiah pada Nasrudin jika ia bisa mengajari
Latihan
Bagus: “Lho, Pak Hakim, sepasang sandal itu hanya berharga Rp 30.000 saja,
mengapa saya dihukum 5 tahun penjara? Sedangkan para koruptor lebih ringan
hukumannya padahal uang rakyat yang mereka curi jauh lebih banyak!”
Bagus: “Lalu?”
Hakim: “Lalu apa lagi? Nilai tindakan Anda jauh lebih merugikan. Maka Anda
saya hukum lebih berat dari koruptor!”
Bagus: (Pingsan)
104
Soal
4. Menurut pendapat Anda, selain menceritakan hal yang lucu, adakah pesan
RANGKUMAN
1. Teks anekdot merupakan teks yang digunakan untuk menyampaikan kritik,
tetapi tidak dengan cara yang kasar dan menyakiti, terdapat unsur humor di
tokoh-tokoh yang dekat dengan kehidupan masyarakat atau juga orang penting,
terdapat unsur humor (menggelitik dan berbau lelucon) tetapi menyindir, terselip
kritikan.
3. Makna tersirat adalah maksud atau makan pembicaraan yang tidak disampaikan
GLOSARIUM
1. Kritik: Kecaman atau tanggapan, atau kupasan kadang-kadang disertai uraian
dan pertimbangan baik buruk terhadap suatu hasil karya, pendapat, dan
sebagainya.
2. Humor: Sesuatu yang lucu, keadaan (dalam cerita dan sebagainya) yang
3. Lelucon: Hasil melucu; tindak (perkataan) yang lucu; penggeli hati; percakapan
jenaka.
II. Pilihlah jawaban yang paling tepat, kemudian beri tanda silang pada
pilihan (A. B, C, D, atau E)!
Kisah Pemulung
Pada siang hari di sebuah kompleks perumahaan yang kelihatan mewah terjadi
perdebatan antara Pak RT dan Pak Pemulung. Masalah yang mereka debatkan
adalah hal remeh di lingkungan perumahan itu, memang sudah banyak ditempel
papan dengan tulisan “Pemulung Dilarang Masuk”, tetapi masih saja ada pemulung
Pemulung : “Ya, sudah tentu cari barang bekas atau botol plastik yang dapat di daur
ulang.”
Pak RT : “Maaf ya, Pak. Bapak dapat baca tulisan yang ada di depan pintu gerbang
Pak RT : “Di papan itu tertulis Pemulung Dilarang Masuk, lantas kenapa Bapak
Pemulung : “Yah, Pak RT ini gimana sih.. kalau saya bisa baca tulisan yang di papan
Pak RT kemudian terdiam membisu dan berpikir bahwa jawaban pemulung itu ada
benarnya juga. Pemulung itu ternyata buta huruf, jelaslah ia tidak bisa baca papan
larangan pemulung.
1. Makna tersirat yang terdapat dalam anekdot dengan judul Kisah Pemulung
adalah….
Seorang dosen Fakultas Hukum sedang memberi kuliah Hukum Pidana. Saat tiba sesi
tanya jawab si Ali bertanya pada dosen, ”Apa kepanjangan dari KUHP, Pak?” Lalu
Ahmad, coba bantu saya untuk menjawab pertanyaan saudara Ali!” pinta beliau.
Dengan tegas si Ahmad menjawab, “Kasih Uang Habis Perkara, Pak!” tegasnya.
Mahasiswa lain tentu tertawa, sedang pak dosen geleng-geleng kepala, seraya
jawaban itu?” Dasar si Ahmad, pertanyaan tersebut dijawabnya pula dengan tegas,
Pak!” Seisi kelas tertawa. Lalu tawa mereda dan kelas kembali tenang.
dosen
3. Terdapat kritikan dalam teks anekdot berjudul KUHP, kritikan tersebut terdapat
dalam kalimat...
4. Kita dapat memahami teks anekdot dan dapat memanfaatkannya sebagai sarana
untuk...
layanan tersebut
Pidana.
1. D
2. D
3. C
4. B
5. D
Umpan Balik
Setelah anda selesai mengerjakan soal di atas, cobalah cocokkan dengan
kunci jawab yang ada pada tes formatif. Hitunglah jawaban yang benar, kemudian
gunakan rumus di bawah ini, untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap
Artinya:
Jika penguasaan Anda mencapai 80% atau lebih, berarti penguasaan Anda
terhadap modul 1 sudah baik. Namun, jika penguasaan Anda kurang dari 80%
MODUL 2
4.5 Mengontruksi Makna Tersirat dalam Sebuah Teks Anekdot Baik
Lisan Maupun Tulis
Tujuan
dalam anekdot.
Kegiatan 1
adalah cerita singkat yang lucu dan menarik. Apakah semua cerita lucu dapat
Bapak : “Terus anak Ibu mana, kenapa tidak ada yang bantu?”
Ibu : “Anak saya ada 4, yang ke-1 di KPK, ke-2 di POLDA, ke-3 di
Bapak : “Meskipun hanya jualan kue, Ibu ini bisa menjadikan anaknya sukses
dan jujur tidak korupsi, karena kalau mereka korupsi, pasti kehidupan Ibu ini
Sumber: http://radiosuaradogiyafm.blogspot.co.id
Cerita di atas termasuk ke dalam teks humor bukan anekdot karena tidak
mengandung kritik dan sindiran terhadap seseorang, tidak terdapat makna tersirat
dalam teks tersebut, hanya terdapat unsur humor (kelucuan) dan topik atau masalah
yang dibicarakan biasanya seputar masalah sehari-hari dan tidak menyangkut orang
Perbedaan
Humor
Anekdot
Tidak mengandung makna tersirat
Makna yang disampaikan adalah makna
tersirat
Hanya merupakan hiburan semata.
Mengandung sindiran terhadap
Contoh terdapat dalam percakapan Ibu
seseorang atau kelompok masyarakat
penjual kue ketika menjawab pertanyaan
tertentu.
dari Presiden mengenai jabatan anak-
anaknya “Sama … jualan kue juga.”
dalam anekdot diangkat dari kejadian nyata, tetapi cerita yang disajikan sama
dengan humor yakni sama-sama rekaan. Cerita rekaan dalam anekdot disajikan
dengan berbagai cara misalnya dengan mengganti nama tokoh, waktu, dan tempat
peristiwa terjadi.
114
Kegiatan 2
disampaikan secara langsung. Hal itu dilakukan untuk menghindari konflik antara
pihak yang menyampaikan sindiran dengan pihak yang disindir. Tujuannya agar
pesan yang ingin disampaikan, kritiknya dapat diterima oleh pihak yang dikritisi
Contoh
Acara TV
Halo, dengan
siapa di sini?
Kerja, Pak!
…
115
Berikut adalah contoh analisis kritik atau sindiran dalam anekdot berjudul
Acara TV dan anekdot dengan judul Dosen yang juga Menjadi Pejabat.
dahulu.
apakah Anda ingin uang tunai sebesar 3 Sindiran pada orang yang hanya ingin
Kursi Jabatan
Berdasarkan identifikasi kata dan klausa idiomatis dalam tabel di atas dapat
disimpulkan bahwa kritik yang disampaikan dalam anekdot dengan judul Acara TV,
ditujukan untuk orang-orang yang ingin sesuatu secara instan tanpa mau berusaha
terlebih dahulu. Pesan tersirat yang ingin disampaikan adalah segala sesuatu harus
dilakukan dengan usaha atau kerja keras, tidak hanya berpangku tangan. Pada
anekdot dengan judul Dosen yang juga Menjadi Pejabat, ditujukan untuk para
pejabat yang tidak mau atau takut dilengserkan. Pesan tersirat yang ingin
disampaikan adalah agar para pejabat sadar diri dan bersedia diganti oleh generasi
116
berikutnya ketika masa jabatannya habis, dan agar para pejabat sadar bahwa jabatan
Kegiatan 3
Makna tersirat dalam anekdot itu berbeda dengan sindiran atau kritikan. Hal
ini tentu saja lebih mengarah pada tujuan yang ingin disampaikan oleh si pembuat
kritik.
d. Menangkap makna tersirat berupa kalimat sindiran atau amanat dari anekdot
Tono : “Saya heran dosen ilmu politik, kalau mengajar selalu duduk, tidak pernah mau
berdiri.”
Udin : “Barangkali saja, beliau capek atau kakinya tidak kuat berdiri.”
Tono : “Bukan itu sebabnya, Din. Sebab beliau juga seorang pejabat.”
Tono : “Ya kalau beliau berdiri takut kursinya di duduki orang lain.”
Udin : “???”
Anekdot dengan judul Dosen yang juga Menjadi Pejabat, kritik yang
disampaikan ditujukan kepada para pejabat yang takut dan tidak mau turun dari
jabatannya atau takut kehilangan jabatan. Tujuan yang ingin disampaikan tentu
bukan hanya menyindir para pejabat yang tidak mau atau takut kehilangan
jabatannya. Akan tetapi, jauh lebih dari itu, yaitu agar para pejabat sadar bahwa
jabatan itu ada masanya. Ketika masa jabatan sudah habis, hendaknya para pejabat
yang dimaksud lebih mengarah pada pesan moral yang hendak disampaikan melalui
anekdot. Pesan moral itu dapat dirunut dari kritikan atau sindiran yang disampaikan
lewat anekdot.
118
Cerita 1
Cerita 2
Mendengar usulan pasien sakit jiwa tersebut, si sopir langsung lega. “Pinter juga
lo, tapi kenapa lo masuk rumah sakit jiwa?”
Pasien itu menjawab, “Hello please deh, kita ini Cuma gila, bukan bego kaya
lo.”
119
Soal
1. Dari cerita 1 dan cerita 2 manakah yang termasuk anekdot dan humor?
3. Apakah ada makna tersirat yang disampaikan dalam cerita 1 dan cerita 2?
Rangkuman
1. Humor adalah sesuatu yang lucu; keadaan (dalam cerita dan sebagainya) yang
Perbedaan
Humor
Anekdot
Tidak mengandung makna tersirat
Makna yang disampaikan adalah makna
tersirat
Hanya merupakan hiburan semata.
Mengandung sindiran terhadap Contoh terdapat dalam percakapan Ibu
seseorang atau kelompok masyarakat penjual kue ketika menjawab pertanyaan
tertentu. dari Presiden mengenai jabatan anak-
anaknya “Sama … jualan kue juga.”
(unsur kelucuan). Meskipun ide cerita dalam anekdot diangkat dari kejadian
nyata, tetapi cerita yang disajikan sama dengan humor yakni sama-sama rekaan.
Cerita rekaan dalam anekdot disajikan dengan berbagai cara misalnya dengan
uraian dan pertimbangan baik buruk terhadap suatu hasil karya, pendapat, dan
sebagainya.
5. Makna tersirat adalah makna yang tidak disampaikan secara terbuka dari sebuah
Glosarium
1. Kata: unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang menyerupai perwujudan
2. Frasa: cabang ilmu linguistik yang membahas mengenai gabungan dua kata lebih
4. Kalimat: kesatuan ujar yang mengungkapkan suatu konsep pikiran dan perasaan.
5. Makna idiomatis: makna kata atau rangakaian kata yang menyimpang atau
makna yang ditimbulkan ini, makna idiomatik mirip dengan makna kiasan atau
konotasi.
121
Tes Formatif
II. Pilihlah jawaban yang paling tepat, kemudian beri tanda silang pada
pilihan (A. B, C, D, atau E)!
Bacalah teks berikut ini untuk dapat menjawab soal nomor 1-3
Konon otak orang Indonesia sangat digemari dan jadi rebutan di antara
calon penerima donor otak manusia. Di bursa pasar gelap, harga otak manusia
Indonesia dikabarkan paling tinggi. Setiap ada persediaan hampir bisa dipastikan
Orang-orang pun heran. Mengapa bukan otak orang Yahudi yang terkenal
cerdas-cerdas itu yang diburu? Mengapa bukan otak orang-orang Jepang, yang
Atau, mengapa tidak otak orang Cina yang sudah dikenal luas lihai berbisnis?
donor otak dalam menentukan pilihan bukan pada standar umum seperti asumsi di
atas. Jawab mereka: “Habis, otak orang Indonesia rata-rata masih mulus.”
1. Menurut anekdot di atas, mengapa otak orang Indonesia diburu oleh calon
2. Aspek kelucuan dan sekaligus sindiran pada teks anekdot di atas adalah ….
A. Otak orang Indonesia jadi rebutan calon penerima donor otak manusia.
teknologi.
Manager :“Perusahaan kita butuh satpam yang kredibel. Syaratnya harus punya
wajah galak, tegas, tak kenal kompromi, dan ditakuti orang. Apakah diantara
pelamar kerja, ada kandidat yang memenuhi kriteria tersebut?
Staf HRD :“Kalau diantara pelamar, tidak ada Pak. Tapi saya punya calon yang
sangat cocok dengan kriteria Bapak tersebut.”
A. Anekdot
B. Narasi
C. Eksposisi
D. Dialog
E. Humor
5. Kita dapat memahami teks anekdot dan dapat memanfaatkannya sebagai sarana
untuk...
layanan tersebut
1. B
2. B
3. C
4. E
5. D
124
Umpan Balik
Setelah anda selesai mengerjakan soal di atas, cobalah cocokkan dengan
kunci jawab yang ada pada tes formatif. Hitunglah jawaban yang benar, kemudian
gunakan rumus di bawah ini, untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap
Artinya:
Jika penguasaan Anda mencapai 80% atau lebih, berarti penguasaan Anda
terhadap modul 2 sudah baik. Namun, jika penguasaan Anda kurang dari 80%
MODUL 3
Materi
Kegiatan 1
a.
Aksi Maling Tertangkap CCTV
Pelapor: “Iya, Pak. Saya beruntung karena CCTV merekam dengan jelas. Saya dapat
melihat dengan jelas wajah malingnya.”
Analisis
Pelapor: struktur
(Hanya teks anekdot
bisa pasrah judul Aksi Maling Tertangkap CCTV
tak berdaya)
126
Contoh:
Rombongan jamaah haji dari Tegal tiba di Bandara King Abdul Aziz,
Jeddah, Arab Saudi. Langsung saja kuli-kuli dari Yaman berebutan untuk
mengangkut barang-barang yang akan mereka bawa (Anekdot “Kuli dan
Kiyai”).
b. Orientasi merupakan bagian cerita yang mengarah pada terjadinya suatu konflik
Contoh:
c. Krisis atau komplikasi merupakan bagian inti dari peristiwa suatu anekdot. Pada
bagian krisis terdapat unsur humor (kelucuan) yang mengandung tawa.
Contoh:
Contoh:
“Kamu itu justru sangat bodoh,” kata hakim itu dengan tenangnya, “Mau-
empat kali tujuh adalah dua puluh tujuh. Bukankah kamu yang seharusnya
tidak ada.
Contoh:
Krisis
Orientasi Reaksi
Abstrak Koda
129
Kegiatan 2
Jaksa : “Apakah benar bahwa, Anda menerima lima ribu dolar untuk berkompromi
dalam kasus ini?”
Jaksa : “Apakah benar bahwa, Anda menerima lima ribu dolar untuk berkompromi
dalam kasus ini?”
Saksi : (kaget) “Oh, maaf. Saya pikir dia tadi berbicara dengan, Anda.”
Korupsi.
hubungan waktu.
pembicara.
Seperti juga teks lainnya, anekdot memiliki fitur kebahasaan yang khas yaitu
seperti kemudian dan lalu, 4) menggunakan kata kerja aksi seperti menulis,
Latihan
Sebuah bus penuh dengan para politikus keluar dari marka jalan. Akhirnya,
menabrak sebuah pohon besar diladang seorang petani tua. hampir semua
penumpang menjadi korban dalam kecelakaan tersebut.
Petani tua segera memberikan bantuan. namun, apalah daya, ia tidak bisa
berbuat apapun karena memang para penumpang bus itu dianggap sudah tidak bisa
tertolong lagi. petani tua kemudian menguburkan politikus-politikus itu
dikebunnya.
Petani tua itu menjawab, "mereka tampak sudah meninggal, Pak. tapi,
memang beberapa di antara mereka ada yang masih bergerak-gerak. Bahkan,
beberapa di antara mereka ada yang berkata bahwa mereka belum meninggal. Tapi
Anda kan Tahu, betapa seringnya politikus itu berbohong. Saya tidak
mempercayai perkataan mereka. Oleh karena itu, saya harus tetap
menguburkannya!"
Soal
Rangkuman
1. Struktur teks anekdot terdiri dari abstrak, orientasi, krisis, reaksi, dan koda.
tidak ada.
kalimat-kalimat dan sebagainya, dan tidak untuk tujuan atau maksud lain.
2. Kalimat seru: kalimat untuk memperkuat rasa hati, seperti kagum, sedih, heran,
berhubungan dengan sifat, maka kalimat seru dibentuk dari kalimat statif.
134
Kalimat seru disebut juga kalimat interjektif. Contoh oh, wah, waduh, dan lain
sebagainya.
Tes Formatif
II. Pilihlah jawaban yang paling tepat, kemudian beri tanda silang pada
pilihan (A. B, C, D, atau E)!
Bacalah kutipan teks anekdot berikut ini untu dapat menjawab soal nomor 1-2!
(1) Seorang dosen fakultas hukum suatu universitas sedang memberikan kuliah
hukum pidana. Suasana kelas biasa-biasa saja. (2) Saat sesi tanya-jawab tiba, Ali
bertanya kepada pak dosen. “Apa kepanjangan KUHP, Pak?” (3) Pak dosen tidak
Ahmad, coba dijawab pertanyaan Saudara Ali tadi,” pinta pak dosen. (5) Dengan
1. Struktur isi yang terdapat dalam teks anekdot tersebut adalah ... .
A. Ke-1
B. Ke-2
C. Ke-3
D. Ke-4
E. Ke-5
Sebuah bus penuh dengan penumpang sedang melaju dengan cepat di jalan
jendela. Ia pun berkata kepada orang yang sedang mengejar bus, “Hai, Kawan!
yang mengejar bus itu berkata lagi,”saya adalah pengemudi bus ini!”.
3. Kalimat yang tepat untuk mengisi bagian koda dalam anekdot tersebut adalah….
A. Sebuah bus melaju kencang sekali.
4.
Di sebuah desa, hiduplah seorang janda dengan anaknya. Hari ini tidak
A. Abstraksi D. Reaksi
B. Orientasi E. Koda
C. Krisis
tiba ia dikejutkan dengan teriakan beberapa tentara musuh. “Cepat larinya,” teriak
si Tua itu si keledai, “Jangan sampai mereka menangkap kita.” Tetapi si keledai
tetap kalem berjalan. “Katakan,” ujar si keledai, “Jika jatuh ke tangan musuh apa
aku harus membawa beban dobel?” “Kukira tidak,” jawab si Tua. “Lalu apa
peduliku dengan siapa yang akan ku layani? Toh bebanku sama saja.” Si Tua pun
1. A
2. E
3. B
4. A
5. E
UMPAN BALIK
Setelah anda selesai mengerjakan soal di atas, cobalah cocokkan dengan
kunci jawab yang ada pada tes formatif. Hitunglah jawaban yang benar, kemudian
gunakan rumus di bawah ini, untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap
Artinya:
Jika penguasaan Anda mencapai 80% atau lebih, berarti penguasaan Anda
terhadap modul 3 sudah baik. Namun, jika penguasaan Anda kurang dari 80%
MODUL 4
4.6 Menciptakan Kembali Teks Anekdot dengan Memerhatikan
Materi
Kegiatan 1
Kebahasaan
memahami tema, kritik, kelucuan, tokoh, struktur, dan pola penyajian teks anekdot.
Kakek tua yang tinggal bersama anak, menantu, dan cucu 6 tahun.
Kebiasaan makan malam di rumah si anak. Kakek tua maknnya sering berantakan.
Kakek tua diberi meja kecil terpisah di pojok, dengan alat makan anti pecah.
Cucu 6 tahun mengungkapkan kelak akan membuat meja terpisah juga untuk ayah
dan ibunya.
Dari potongan kalimat-kalimat di atas dapat disusun menjadi teks anekdot seperti
ini.
Seorang kakek hidup serumah bersama anak, menantu, dan cucu berusia 6 tahun. Keluarga
itu biasa makan malam bersama. Si kakek yang sudah pikun sering mangacaukan segalanya. Tangan
bergetar dan mata rabunnya membuat kakek susah menyantap makanan. Sendok dan garpu kerap
jatuh.
Saat kakek meraih gelas, susu tumpah dan membasahi taplak. Anak dan menantunya
menjadi gusar. Suami istri itu lalu menempatkan sebuah meja kecil di sudut ruangan, tempat sang
kakek makan sendirian. Mereka memberikan mangkuk melamin yang tidak gampang pecah.
Saat keluarga sibuk dengan piring masing-masing, sering terdengar ratap kesedihan dari
sudut ruangan. Namun, suami istri itu justru mengomel agar kakek tak menghamburkan makanan
lagi.
Sang cucu yang baru berusia 5 tahun mengamati semua kejadian itu dalam diam. Suatu hari
si ayah memperhatikan anaknya sedang membuat replika mainan kayu.
“Aku sedang membuat meja buat ayah dan ibu. Persiapan buat ayah dan ibu aku besar nanti.” Ayah
anak kecil itu langsung terdiam.
Ia berjanji dalam hati, mulai hari itu, kakek akan kembali diajak makan di meja yang sama. Tak aka
nada lagi omelan saat piring jatuh, makanan tumpah, atau taplak bernoda kuah.
Aspek Isi
menyusahkan.
cucu 6 tahun.
Kegiatan 2
Salah satu cara menyusun ulang teks anekdot adalah dengan menyusun
ulang teks anekdot yang kita dengar atau yang kita baca dengan pola penyajian yang
berbeda. Namun, penulisan ulang ini tetap harus memperhatikan struktur dan
Pola 1
Ada sebuah kapal berisi penumpang berbagai bangsa, yang karam. Ada tiga
orang yang selamat, masing-masing dari Perancis, Amerika, dan Indonesia. Mereka
terapung-apung di tengah laut dengan hanya megandalkan sekeping papan.
Tiba-tiba muncul jin yang baik hati. Dia bersimpati pada ketiga bangsa
manusia itu dan menawarkan jasa. “Kalian boleh minta apa saja akan ku penuhi”,
kata sang jin. Yang pertama ditanya adalah orang Perancis.
“Saya ini petugas lembaga sosial di Perancis,” katanya “tolonglah kembalikan saya
ke negeri saya”. Dalam sekejap orang itu lenyap, kembali ke negerinya.
“Saya ini pejabat pemerintah. Banyak tugas saya yang terlatar karena kecelakaan ini.
Tolonglah kembalikan saya ke Washington.”
“Oke” kata jin, sambil menjentikkan jarinya. Orang Amerika lenyap seketika,
kembali ke negerinya.
“Nah sekarang tinggal kamu orang Indonesia. Sebut saja apa maumu?”
Alakazam, orang Perancis dan pria Amerika itu pun muncul lagi.
143
Pola 2
Sebuah kapal berisi penumpang dari berbagai bangsa, karam. Tiba-tiba muncul
jin yang baik hati.
Jin : “Oke”
Jin : “Nah sekarang tinggal kamu orang Indonesia. Sebut saja apa
mau mu?”
Orang Indonesia : “Duh, Pak jin, sepi banget di sini, tolonglah kedua teman saya
tadi dikembalikan ke sini.”
dengan bentuk dialog. Perhatikan perbedaan antara bentuk dialog dengan narasi.
Bentuk narasi pengisahan suatu cerita atau kejadian lebih terdeskripsikan, adanya
abstrak atau pendahuluan yang menyatakan latar belakang atau gambaran umum
Ada sebuah kapal berisi penumpang berbagai bangsa, yang karam. Ada
tiga orang yang selamat, masing-masing dari Perancis, Amerika, dan Indonesia.
Mereka terapung-apung di tengah laut dengan hanya megandalkan sekeping
papan.
Tiba-tiba muncul jin yang baik hati. Dia bersimpati pada ketiga bangsa
manusia itu dan menawarkan jasa.
144
Alakazam, orang Perancis dan pria Amerika itu pun muncul lagi.
“Saya ini pejabat pemerintah, banyak tugas saya yang terlatar karena kecelakaan
ini.”
langsung adalah sebuah kalimat yang merupakan hasil kutipan langsung dari
pembicaraan seseorang yang sama persis seperti apa yang dikatakannya. Perhatikan
Soal
1. Isilah tabel di bawah ini berdasarkan teks anekdot berjudul Aksi Maling
Tertangkap CCTV
2. Ubahlah penyajian teks anekdot berjudul Aksi Maling Tertangkap CCTV dari
Pelapor: “Iya, Pak. Saya beruntung karena CCTV merekam dengan jelas. Saya
dapat melihat dengan jelas wajah malingnya.”
Rangkuman
2. Ciri narasi: adanya unsur perbuatan atau tindakan. Terdapat unsur tokoh
3. Dialog adalah karya tulis yang disajikan dalam bentuk percakapan antara
Glosarium
1. Tema : Jiwa dari sebuah tulisan atau dengan pengertian lain pokok pikiran, dasar
3. Teks : Satuan lingual yang dimediakan secara tulis atau lisan dengan tata
4. Makna : Maksud seorang penulis dalam menyampaikan isi suatu tulisan kepada
pembaca.
Tes Formatif
II. Pilihlah jawaban yang paling tepat, kemudian beri tanda silang pada
pilihan (A. B, C, D, atau E)!
(2) Artikel itu disertai dengan sepucuk surat dari pengarangnya : “Atur saja
pemberian tanda bacanya dengan benar dan terbitkan seluruh ceritanya.”
(3) “Tapi di waktu yang akan datang, silakan kirimkan saja pemberian tanda
bacanya. Lalu kita terkenal karena menulis artikel kita sendiri.”
149
(4) Gondolin, seorang penerbit dan editor yang terkenal dari harian Italia IL
Mesagero, menerima sebuah artikel yang agak buruk dari seorang temannya
yang sekaligus seorang politikus.
1. Susunan potongan-potongan teks yang tepat hingga menjadi anekdot yang utuh
adalah ….
A. (4)-(1)-(2)-(3) D. (4)-(2)-(1)-(3)
B. (4)-(3)-(1)-(2) E. (4)-(3)-(2)-(1)
C. (4)-(2)-(3)-(1)
Setiap hari orang tua Iwan selalu bekerja. Mereka jarang pulang ke
rumah karena harus mengisi acara seminar maupun diklat. Sudah satu bulan
lamanya mereka tidak bertemu anaknya. Rasa kangen pun mendera. Sang
Bapak ingin menguji anaknya, apakah dia mencintai dan merindukannya.
Iwan: Sangat sayang. Aku selalu merindukan Ayah dan Ibu ketika aku
sendiri di rumah (jawab Iwan bohong).
Ayahnya kemudian berdoa, ‘Ya, Tuhan terima kasih Kau telah titipkan
kepada hamba seorang anak yang baik. Berikan dia hukuman jika salah.”
Seketika itu, Iwan jatuh pingsan. Bapaknya segera melarikannya ke rumah
sakit. Iwan langsung mendapatkan pertolongan tim medis dan masuk ruang
ICU. Ayahnya hanya menangis.
150
A. Bahkan, beberapa di antara mereka ada yang berkata bahwa mereka belum
meninggal.
meninggal.”
meninggal!
meninggal.
151
E. Bahkan, beberapa di antara mereka ada yang berkata, “Bahwa mereka belum
meninggal!”
5. Berikut ini yang tidak termasuk kalimat yang menggunakan keterangan waktu,
yaitu…
C. “Nah, sekarang tinggal kamu orang Indonesia. Sebut saja apa mau mu?”
yang disediakan.
1. D
2. C
3. A
4. A
5. B
152
Umpan Balik
kunci jawab yang ada pada tes formatif. Hitunglah jawaban yang benar, kemudian
gunakan rumus di bawah ini, untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap
Artinya:
Jika penguasaan Anda mencapai 80% atau lebih, berarti penguasaan Anda
terhadap modul 4 sudah baik. Namun, jika penguasaan Anda kurang dari 80%
EVALUASI
I. Pilihlah jawaban yang paling tepat, dengan cara memberi tanda silang
pada huruf (A. B, C, D, atau E)!
“Kamu itu justru sangat bodoh,” kata hakim itu dengan tenangnya. “Mau-
maunya bertengkar dengan orang tolol, yang mengatahkan bahwa empat kali
tujuh adalah dua puluh tujuh. Bukankah kamu yang seharusnya dihukum?”
D. Perlunya mengenal kebiasaan dan kemampuan orang lain dengan baik agar
3.
Kemudian, ia turun dari mimbar dan berjalan pulang. Kali ini orang-orang
benar-benar dibuat bingung dan akhirnya mereka memutuskan untuk mencoba
sekali lagi dan mengundangnya agar dating lagi pada minggu depan untuk
menyampaikan khotbah.
A. Abstrak D. Koda
B. Orientasi E. Reaksi
C. Krisis
5. Kita dapat memahami teks anekdot dan dapat memanfaatkannya sebagai sarana
untuk...
layanan tersebut
155
A. Baut Si Otong
156
(2) Artikel itu disertai dengan sepucuk surat dari pengarangnya : “Atur saja
pemberian tanda bacanya dengan benar dan terbitkan seluruh ceritanya.”
(3) “Tapi di waktu yang akan datang, silakan kirimkan saja pemberian tanda
bacanya. Lalu kita terkenal karena menulis artikel kita sendiri.”
(4) Gondolin, seorang penerbit dan editor yang terkenal dari harian Italia IL
Mesagero, menerima sebuah artikel yang agak buruk dari seorang temannya
yang sekaligus seorang politikus.
8. Susunan potongan-potongan teks yang tepat hingga menjadi anekdot yang utuh
A. (4)-(1)-(2)-(3)
B. (4)-(3)-(1)-(2)
C. (4)-(2)-(1)-(3)
D. (4)-(2)-(3)-(1)
E. (4)-(3)-(2)-(1)
157
Bacalah teks anekdot di bawah ini untuk menjawab soal nomor 9-11!
Konon otak orang Indonesia sangat digemari dan jadi rebutan di antara calon
penerima donor otak manusia. Di bursa pasar gelap, harga otak manusia
Indonesia dikabarkan paling tinggi. Setiap ada persediaan hampir bisa
dipastikan langsung laku terjual.
Orang-orang pun heran. Mengapa bukan otak orang Yahudi yang
terkenal cerdas-cerdas itu yang diburu? Mengapa bukan otak orang-orang
Jepang, yang tersohor memiliki kemampuan tinggi dalam bidang teknologi,
yang diperebutkan? Atau, mengapa tidak otak orang Cina yang sudah dikenal
luas lihai berbisnis? Mengapa justru otak orang Indonesia?
Setelah dilakukan semacam penelitian, ternyata persepsi para penerima
donor otak dalam menentukan pilihan bukan pada standar umum seperti
asumsi di atas. Jawab mereka: “Habis, otak orang Indonesia rata-rata masih
mulus!”
Sumber: Koleksi Putu Widjaya, Kompas Online – Senin, 9 Desember 1996
9. Menurut anekdot di atas, mengapa otak orang Indonesia diburu oleh calon
10.Aspek kelucuan dan sekaligus sindiran pada teks anekdot di atas adalah ….
A. Otak orang Indonesia jadi rebutan calon penerima donor otak manusia.
B. Otak orang Jepang tersohor memiliki kemampuan tinggi dalam bidang
teknologi.
C. Otak orang Cina dikenal lihai berbisnis.
D. Otak orang Yahudi dikenal cerdas.
158
A. Bahkan, beberapa di antara mereka ada yang berkata bahwa mereka belum
meninggal.
meninggal.”
meninggal!
meninggal.
belum meninggal!”
13. Berikut ini yang tidak termasuk kalimat yang menggunakan keterangan waktu,
yaitu…
A. Dua orang itu akhirnya bertengar hebat.
C. “Nah, sekarang tinggal kamu orang Indonesia. Sebut saja apa mau mu?”
159
yang disediakan.
Pidana.
15. Terdapat kritikan dalam teks anekdot berjudul KUHP, kritikan tersebut terdapat
dalam kalimat...
A. Apa kepanjangan KUHP, Pak?
Soal Esai
1. Anda sudah mempelajari teks anekdot, jelaskan apa yang dimaksud dengan teks
2. Antara teks anekdot dengan teks lainnya berbeda, lalu bagaimana kriteria teks
3. Dalam anekdot terdapat makna tersirat, apa yang dimaksud dengan makna
tersirat?
161
Untuk dapat menjawab soal nomor 4 dan 5 bacalah teks anekdot berikut ini!
Seorang kakek hidup serumah bersama anak, menantu, dan cucu berusia 6
tahun. Keluarga itu biasa makan malam bersama. Si kakek yang sudah pikun sering
mangacaukan segalanya. Tangan bergetar dan mata rabunnya membuat kakek susah
menyantap makanan. Sendok dan garpu kerap jatuh.
Saat kakek meraih gelas, susu tumpah dan membasahi taplak. Anak dan
menantunya menjadi gusar. Suami istri itu lalu menempatkan sebuah meja kecil di
sudut ruangan, tempat sang kakek makan sendirian. Mereka memberikan mangkuk
melamin yang tidak gampang pecah.
Sang cucu yang baru berusia 5 tahun mengamati semua kejadian itu dalam
diam. Suatu hari si ayah memperhatikan anaknya sedang membuat replika mainan
kayu.
“Aku sedang membuat meja buat ayah dan ibu. Persiapan buat ayah dan ibu aku
besar nanti.” Ayah anak kecil itu langsung terdiam.
Ia berjanji dalam hati, mulai hari itu, kakek akan kembali diajak makan di meja yang
sama. Tak aka nada lagi omelan saat piring jatuh, makanan tumpah, atau taplak
4. Analisislah struktur dan kebahasaan teks anekdot di atas!
bernoda kuah.
5. Ubahlah pola penyajian teks anekdot di atas menjadi pola penyajian dalam
Sumber: J. Sumardianta, Guru Gokil Murid Unyu (dengan penyesuaian)
bentuk dialog!
162
Kunci Jawaban
1. D 9. B
2. C 10. E
3. E 11. C
4. D 12. A
5. D 13. D
6. B 14. B
7. A 15. B
8. C
163
SMA/MA/SMK
Kelayakan berasal dari kata ‘layak’. Arti kelayakan dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI daring) adalah perihal layak (patut, pantas) kepantasan;
kepatutan. Perihal yang dapat (pantas, patut) dikerjakan. Bahan ajar teks anekdot
tersebut, maka validasi perlu dilakukan dengan melibatkan pihak praktisi yang ahli
sesuai dengan bidang-bidang terkait dalam modul. Kriteria orang yang menyatakan
sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, (2) segi pengalaman sekurang-
Validasi kelayakan isi dilakukan oleh tiga orang ahli yaitu, Ibu Grahana Tiku
Anggraeni, S. Pd., guru bahasa Indonesia SMA Negeri 1 Indramayu, Ibu Vemy
Rida Riawan, S. Pd., guru bahasa Indonesia SMK Nasional Indramayu, dan Bapak
Suryana Hafidin, S. Pd., guru bahasa Indonesia SMK NU Losarang. Instrumen yang
kelayakan isi/bahan ajar hal-hal yang dinilai yaitu, kesesuaian materi dengan KD;
peserta didik; kebenaran substansi materi; keluasan materi; kedalaman materi; dan
kesesuaian nilai moral dan sosial. Berikut merupakan penjelasan dari hasil
menghitung rata-rata berdasarkan skoring setiap jawaban yang diperoleh dari tiga
SK K C B SB
1 2 3 4 5
Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa materi modul sangat sesuai
dengan KD.
menghitung rata-rata berdasarkan skoring setiap jawaban yang diperoleh dari tiga
= 14
SK K C B SB
1 2 3 4 4,6 5
Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa materi modul dinyatakan
menghitung rata-rata berdasarkan skoring setiap jawaban yang diperoleh dari tiga
= 14
SK K C B SB
1 2 3 4 4,6 5
Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa materi modul dinyatakan
menghitung rata-rata berdasarkan skoring setiap jawaban yang diperoleh dari tiga
SK K C B SB
1 2 3 4 5
dinyatakan benar.
e. Keluasan Materi
menghitung rata-rata berdasarkan skoring setiap jawaban yang diperoleh dari tiga
= 13
SK K C B SB
1 2 3 4 4,3 5
f. Kedalaman Materi
menghitung rata-rata berdasarkan skoring setiap jawaban yang diperoleh dari tiga
SK K C B SB
1 2 3 4 5
dinyatakan mendalam.
menghitung rata-rata berdasarkan skoring setiap jawaban yang diperoleh dari tiga
SK K C B SB
1 2 3 4 5
Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa materi modul sangat sesuai
Data yang diperoleh dari komponen penilaian kelayakan isi dianalisis ulang
komponen kelayakan isi dengan tujuh butir penilaian didapat hasil rata-rata skor
sebagai berikut:
Dari perhitungan di atas maka rata-rata skor yang diperoleh untuk komponen
SK K C B SB
1 2 3 4 4,5 5
modul mendekati sangat layak dijadikan bahan ajar teks anakdot untuk kelas X
SMA/MA/SMK.
169
2. Kelayakan Penyajian
Validasi kelayakan penyajian dilakukan oleh tiga orang ahli yaitu, Ibu
Grahana Tiku Anggraeni, S. Pd., guru bahasa Indonesia SMA Negeri 1 Indramayu,
Ibu Vemy Rida Riawan, S. Pd., guru bahasa Indonesia SMK Nasional Indramayu,
dan Bapak Suryana Hafidin, S. Pd., guru bahasa Indonesia SMK NU Losarang.
kelayakan penyajian hal-hal yang dinilai yaitu, kesesuaian sistematika sajian dalam
kesesuaian soal latihan; kesesuaian tes formatif; dan kesesuaian kunci jawaban tes
menghitung rata-rata berdasarkan skoring setiap jawaban yang diperoleh dari tiga
= 13
SK K C B SB
1 2 3 4 4,3 5
170
b. Keruntutan Penyajian
menghitung rata-rata berdasarkan skoring setiap jawaban yang diperoleh dari tiga
= 14
Dari perhitungan skor di atas diperoleh hasil yaitu, 14 : 3 = 4,6
Secara kontinum dapat digambarkan sebagai berikut:
SK K C B SB
1 2 3 4 4,6 5
menghitung rata-rata berdasarkan skoring setiap jawaban yang diperoleh dari tiga
= 14
Dari perhitungan skor di atas diperoleh hasil yaitu, 14 : 3 = 4,6
Secara kontinum dapat digambarkan sebagai berikut:
SK K C B SB
1 2 3 4 4,6 5
menghitung rata-rata berdasarkan skoring setiap jawaban yang diperoleh dari tiga
= 14
Dari perhitungan skor di atas diperoleh hasil yaitu, 14 : 3 = 4,6
Secara kontinum dapat digambarkan sebagai berikut:
SK K C B SB
1 2 3 4 4,6 5
172
Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa kunci jawaban soal latihan
e. Kesesuaian Rangkuman
menghitung rata-rata berdasarkan skoring setiap jawaban yang diperoleh dari tiga
= 11
SK K C B SB
1 2 3 3,6 4 5
mendekati sesuai.
menghitung rata-rata berdasarkan skoring setiap jawaban yang diperoleh dari tiga
= 14
173
SK K C B SB
1 2 3 4 4,6 5
menghitung rata-rata berdasarkan skoring setiap jawaban yang diperoleh dari tiga
= 14
SK K C B SB
1 2 3 4 4,6 5
menghitung rata-rata berdasarkan skoring setiap jawaban yang diperoleh dari tiga
= 13
SK K C B SB
1 2 3 4 4,3 5
Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa kunci jawaban tes formatif
yang diperoleh dari setiap butir penilaian. Setelah melakukan perhitungan untuk
komponen kelayakan penyajian dengan delapan butir penilain didapat hasil rata-
Dari perhitungan di atas maka rata-rata skor yang diperoleh untuk komponen
SK K C B SB
1 2 3 4 4,4 5
penulis rumuskan dalam modul di atas layak digunakan dalam pembelajaran teks
3. Kelayakan Kebahasaan
Validasi kelayakan kebahasaan dilakukan oleh tiga orang ahli yaitu, Ibu
Grahana Tiku Anggraeni, S. Pd., guru bahasa Indonesia SMA Negeri 1 Indramayu,
Ibu Vemy Rida Riawan, S. Pd., guru bahasa Indonesia SMK Nasional Indramayu,
dan Bapak Suryana Hafidin, S. Pd., guru bahasa Indonesia SMK NU Losarang.
emosisonal peserta didik; dan kedalaman materi; dan keruntutan dan keterpaduan
antar paragraf. Berikut merupakan penjelasan dari hasil pengembangan bahan ajar.
a. Keterbacaan Pesan
menghitung rata-rata berdasarkan skoring setiap jawaban yang diperoleh dari tiga
SK K C B SB
1 2 3 4 5
dinyatakan terbaca.
menghitung rata-rata berdasarkan skoring setiap jawaban yang diperoleh dari tiga
= 13
SK K C B SB
1 2 3 4 4,3 5
menghitung rata-rata berdasarkan skoring setiap jawaban yang diperoleh dari tiga
SK K C B SB
1 2 3 4 5
menghitung rata-rata berdasarkan skoring setiap jawaban yang diperoleh dari tiga
= 11
SK K C B SB
1 2 3 3,6 4 5
menghitung rata-rata berdasarkan skoring setiap jawaban yang diperoleh dari tiga
= 12
Dari perhitungan skor di atas diperoleh hasil yaitu, 12 : 3 = 4.
Secara kontinum dapat digambarkan sebagai berikut:
SK K C B SB
1 2 3 4 5
179
komponen kebahasaan dengan lima butir penilaian didapat hasil rata-rata skor
sebagai berikut:
Dari perhitungan di atas maka rata-rata skor yang diperoleh untuk komponen
SK K C B SB
1 2 3 3,98 4 5
4. Kelayakan Kegrafikaan
Validasi kelayakan kegrafikaan dilakukan oleh tiga orang ahli yaitu, Ibu
Grahana Tiku Anggraeni, S. Pd., guru bahasa Indonesia SMA Negeri 1 Indramayu,
Ibu Vemy Rida Riawan, S. Pd., guru bahasa Indonesia SMK Nasional Indramayu,
dan Bapak Suryana Hafidin, S. Pd., guru bahasa Indonesia SMK NU Losarang.
modul dengan standar ISO; kesesuaian penggunaan font (jenis huruf) pada modul;
proporsional dengan isi modul; kesesuaian komposisi dan ukuran unsur tata letak
menghitung rata-rata berdasarkan skoring setiap jawaban yang diperoleh dari tiga
= 11
SK K C B SB
1 2 3 3,6 4 5
menghitung rata-rata berdasarkan skoring setiap jawaban yang diperoleh dari tiga
= 14
SK K C B SB
1 2 3 4 4,6 5
menghitung rata-rata berdasarkan skoring setiap jawaban yang diperoleh dari tiga
= 12
SK K C B SB
1 2 3 4 5
menghitung rata-rata berdasarkan skoring setiap jawaban yang diperoleh dari tiga
= 12
SK K C B SB
1 2 3 4 5
183
e. Kesesuaian Komposisi dan Ukuran Unsur Tata Letak (judul, pengarang, logo,
dll) Modul
menghitung rata-rata berdasarkan skoring setiap jawaban yang diperoleh dari tiga
= 12
Dari perhitungan skor di atas diperoleh hasil yaitu, 12 : 3 = 4.
Secara kontinum dapat digambarkan sebagai berikut:
SK K C B SB
1 2 3 4 5
unsur tata letak (judul, pengarang, logo, dll) modul dinyatakan sesuai.
menghitung rata-rata berdasarkan skoring setiap jawaban yang diperoleh dari tiga
= 11
Dari perhitungan skor di atas diperoleh hasil yaitu, 11 : 3 = 3,6.
SK K C B SB
1 2 3 3,6 4 5
komponen kegrafikaan dengan enam butir penilaian didapat hasil rata-rata skor
sebagai berikut:
Rata-rata skor kesesuaian penggunaan font (jenis huruf) pada modul = 4,6
Dari perhitungan di atas maka rata-rata skor yang diperoleh untuk komponen
SK K C B SB
1 2 3 3,96 4 5
dinyatakan layak.
Simpulan Modul
Dari data di atas untuk dapat mengetahui kesimpulan modul adalah didapat
rata-rata data dari komponen kelayakan kebahasaan yaitu 3,98 dan rata-rata data
dari komponen kelayakan kegrafikaan yaitu 3,96 kemudian dari hasil kedua
Dari perhitungan di atas maka rata-rata skor yang diperoleh untuk komponen
SK K C B SB
1 2 3 3,97 4 5
A. Simpulan
Berdasarkan rumusan masalah pada BAB I dan analisis data pada BAB IV
Bahan ajar teks anekdot yang penulis kembangkan mendekati sangat layak
ini terbukti dari rata-rata skor aspek kelayakan isi/bahan ajar sebesar 4,5.
Modul layak dijadikan sebagai media pembelajaran teks anekdot untuk kelas
X SMA/MA/SMK. Hal ini terbukti dari rata-rata skor aspek kelayakan kebahasaan
ini terbukti dari rata-rata skor aspek kelayakan penyajian sebesar 4,4.
B. Saran
sebagai berikut.
pembelajaran di luar maupun di dalam kelas serta dapat membantu siswa dalam
belajar mandiri.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dilakukan penelitian lebih lanjut dan
188
189
lembaga pendidikan sebab dalam penelitian ini memiliki keterbatasan dan perlu
studi yang sama, namun pada sekolah yang berbeda, yang dapat berperan dalam
Dede Endang Mascita. 2018. Pengembangan Bahan Ajar Teks Anekdot Berbasis
Kearifan Lokal untuk Siswa Kelas X SMA. Skripsi. Program Pascasarjana.
Universitas Swadaya Gunung Jati. Cirebon.
190
191
https://hasilun.puspendik.kemendikbud.go.id./#2019!sma!capaian_nasional!
99&99&999!T&T&T&T&1&!1!& (diakses pada tanggal 3 Juni 2020).
Sang Putu Merta Pujawan. 2014. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Teks
Anekdot dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk Peserta Didik Kelas
X SMA Negeri 2 Semarapura. Skripsi.
Susilana, Rudi dan Cepi Riana. 2007. Media pembelajaran. Bandung: Wacana
Prima.
RIWAYAT HIDUP
Sindang Tahun 2015, dan saat ini sedang menempuh pendidikan di Universitas
192
LAMPIRAN
UNIVERSITAS WIRALODRA
Me rnbaca Usulan Ketu a P rogram Studi Pendi dikan Bahasa dan Sastra Indone sia Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Univers itas \'Viralod ra ten tang Pengan gkatan Pem bimbing dalam Penulisan Skripsi.
Menginga t 1. Unda ng -U ndang Nomor: 20 tahun 2003 tentang Sistem Pend idikan Nas io nal;
2. Kep utusan Men teri Pendidikan Nas ional Nomo r: 232/ U/2000 ten tan g P edoman Penyusunan
Kurikulum P endidikan T inggi dan Penilaian H asil Belajar Siswa;
3. Keputusan Menteri Pendidikan Nas ional Nomor: 234/U/ 2000 ten tang Pedoman Pendidikan
P erguruan Ti nggi;
4. Surat Kcputusan Mentcri Pcnd id ikan Nasi onal N ornor: 184 / U/2001 tcntang Pcdoman
Pengawasan Penge ndalian dan Pembinaan P rogram Diploma, Sarjana, dan Pascasarjana d i
P erguruan T inggi;
5. Kale nde r Akademi k Universitas Wiralodra Indramayu T ahun Akade rnik 2019 /2020.
Menirnbang : Perlu menunjuk Pem bim bing dalam penul isan skn psi mahasiswa demi lancarnya pen yelesaian
studinya,
MEMUTUSKAN
Sura t Keputusan ini be rlaku se jak tanggal ditetapk an , dengan ketentuan bahw a segala sesuatunya akan diubah
dan diperbaiki sebagaimana mestinya apa bila di kemudian hari terd apat kekeliru an dalam pen ctapan ini.
\~ ''2~f f:4 ~
~ .,.:"" ~ t l ",,6
. ., ~. u;.:~r.Runisah. M.Pd.
DATA PEMBtMBINGAN
SEMESTER
--
TAHUNMASUK . :!Ol"
NAMA PEMBIMBING I Or:. 0 cP.dun ,,"ol-a, M. Pel. :
INAMA PEMBIMBING II Ors. ~am~ut ~hr" M· pd.
INOMOR SK PEMBIMBINGAN
I
P~N6EM6AN6I\tJ ~AHA1'I A-jAfl
IJUDUl PROPOSAL/SKRIPSt*) I
I T~S Al\I~\C.-Oo 1" U",TlUC \C.€l.A S 'J<.
PERNYATAAN:
"DENGA N IN! SAYA MENYATAKAN BAHWA SEMUA DATA YANG TERDAPAT DALAM BUKU 1M
ADALAH BENAR ADANYA. TIDAK ADA SATU PUN DATA YANG SAYA PALSUKAN. BILA TERNYATA
D: KEMUDIAN HARI TERBUKTI ADA DATA YANG TlDAK BfNAR, SAYA SlAP MENERIMA SANKSI
SEBERAT-BERATNYASESUAI PERATURAN YANGBERLAKU. II
----- -"-""-----1
Photo
Be rwa rna II
2x3 em I
~
t
!
·...' ",,.,,...~,, ~?'~_ c:_ , .... --,-_.,..:!
SEMESTfRGANJIL
TAHUN AKADEMIK
.._....._. ........................
SEMESTER GENAP
TAHUN AKAOEMIK
• . .... . . . ... n .. . . . . . . .. . . . . . . . . . . .. ....
I SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADfMIK
..................................
SEMESTER GENAP
TAHUN AKAOEMIK
.................•......._......
Tanggal: Tangga l : Tanggal : Tanggal :
TID & STEMPEL FKIP TID & STEMPEL FKIP TID & STEMPEL FKIP TID & STEMPEL FKIP
.
I
PROPOSAL/SKRIPSi/ PROPOSAl/SKRIPSI! PROPOSAL/SKRIPSII PROPOSAl./SKRIPSI!
PERPANJANGAN PERPANJANGAN PERPANJANGAN P£RPANJ ANGAN
BIMBINGAN*) BIMBINGAN *) BIMB1NGAN*) BIMB!NGAN*)
I
*) Coret yang tidakperlu
VI lEMRAR KEGIATAN Pl fI/IBlN': :'""I ::YP!':" " ,
- ....- . . - .--- . ..- ... -------r--- .-~---
1le.VlS\ 6 M> t
- p..tf ba ''''' ,,~n\Jhsan fbdo.\::;{bf
1b~rAf
YYlO- ~a.ld~
- PLr"a'te-t• r-umvSt'ln
J.,e.V\S \ ~~ t
~ l'.c.se\~o.tt a.(\t;a.r par-a.oyt:Lf
- 1~~"'~t:1n ~t::clt'lll) ~\D.\!)CAt: on
I
I l1. I I Jult '1-02-0 {l,vn S I BAS 'l.
pabonc.l \nst;rumen U1t\\dtL-~\ b::..~ 4?
50 I\C(, 6,.~ 1:
J3uat out:hne B"a ]I. eer-tlbi"h d(1~vlu
I
II
'! 0
! ;l. \ Jl.lh ~u> ~V\~ , p'>A6 1.
- per ba'tci b~\Dfl penumo(on
i
I _ ~bed~ ~Se\ bko.n pe.t1vltS an
I1, II
j \1- At:1v~s ].OU) p.e,v\~' ~ II
- ~fbc::tntDt:lt~ r~rt.~\ ~V"lJ~ buIC-U
_ PUbt:1\~ p~u~p~
I
I
I
\L ..._l.I _ _ • -L....
I
..JI
I
I
I I
II
x.,. . __
I
J
I
~_________1 ~~ _ -.-1
:
j
I° z.~ Juh 2.0l.O {2..e.V\S\ BAe. r
- Pet'hdt:-i~ cara p~n. .d lsc:m
Ptno~oro.n dctn poro.~ro.f·
iI
-'"
'W0U/ ~~VI S I
- ~~ ~.\;.u"J\l~
-- rerqerJ1~rt ~Oc.(
~ .eidy -lQ~ fOr ~~ r.
I
i
I
L .....
LEMBAR INSTRUMEN VALIDASI MODUL PENGEMBANGAN BAHAN
a) Penjelasan
(1) Instrumen ini digunakan untuk menelaah kualitas dan kelayakan modul
oleh validator
(3) Validator diminta untuk memberi saran atau tanggapan pada kolom yang
Judul Bahan Ajar : .M.Q.~h~1 ptm6elej:>(:!'1T"tks AtHkdOt uniuk kt'~ XSHA IMA.ISMk
b) Petunjuk ~isian
• Berilah tanda check 0 pada kolom yang Bapak/Ibu anggap sesuai dengan
• Kriteria penilaian:
SB = SangatBaik
B = Baik
C = Cukup
K Kurang
SK = Sangat Kurang
No. Komponen Deskripsi SB B C K SK
Jumlah SkOT
Nilai
Berdasarkan basil evaluasi tersebut, selanjutnya penulis dapat melakukan revisi
atau perbaikanterhadap bahan ajar yang dikembangkan. Setelah itu, bahan ajar siap
Komentar/saran evaluator:
W
.V{~..Rt'd~.&?~~~, 5 . PJ.
NIP.
LEMBAR INSTRUMEN VALIDASI MODUL PENGEMBANGAN BAHAN
a) Penjelasan
(1) Instrumen ini digunakan untuk menelaah kualitas dan kelayakan modul
oleh validator
(3) Validator diminta untuk: memberi saran atau tanggapan pada kolom yang
Judul Bahan Ajar : ~~~.,:,.I P~bel<tlQran 'f.etes A~~do*, untute ~Ios x ~Mh/M1'rI'lfl~
Mata Pelajaran : .~~~ Ind~s·1I'I
Evaluator
b) Petunjuk pengisian
• Berilah tanda check 0 pada kolom yang Bapak/Ibu anggap sesuai dengan
• Kriteria penilaian:
SB Sangat Baik
B = Baik
c Cukup
K = Kurang
SK Sangat Kurang
I
No. Komponen I Deskripsi SB B C K SK
I -
1. Kelayakan isi I Kesesuaian Materi dengan KD J II
--
Kesesuaian Materi dengan Kebutuhan
Guru J \
1Kesesuaian Materi Dengan Kebutuhan J I
Peserta Didik
Kebenaran Substansi Materi yang
Memuat Contoh dan Soal Latihan J
Keluasan Materi
J
Kedalaman Materi
V
Kesesuaian Nilai Moral dan Sosial
J I
I,
2. Kebahasaan Keterbacaan Pesan . '.
f---.
J I
Kesesuaian dengan Kaidah Bahasa
Indonesia j I
I I
Kesesuaian Bahasa dengan I
Perkembangan Intelektual Peserta
J
1
I
1
II
Didik .
I
Kesesuaian Bahasa dengan
Perkembangan Emosional Peserta J I
Didik II I
.
I
Kesesuaian Contoh-eontoh dalam I;
I
!
setiap Kegiatan Belajar J
I
Kesesuaian Kunci Jawaban Soal
Latihan J iI
I
I
i
I
I !
1
Kcsesuaian Rangkuman J I \
I I
Kesesuaian Soal Latihan
.J !
- -- - - -
Kesesuai an Tes Fonnatif II I
J I
-----
Kesesuaian Kunci Jawaban Tes
Formatif J \
Nilai
I
- -.- I
Berdasarkan basil evaluasi tersebut, selanjutnya penulis dapat melakukan revisi
atau perbaikan terbadap bahan ajar yangdikembangkan. Setelah ito, bahan ajar siap
Kornentar/saran evaluator.
d) Kesimpulan
lndramayu, 2020
a) Penjelasan
(1) Instrumen ini digunakan untuk menelaah kualitas dan kelayakan modul
oleh validator
(3) Validator diminta untuk memberi saran atau tanggapan pada kolom yang
PenuJis
Evaluator
b) Petunjuk pengisian
• Berilah tanda check 0 pada kolom yang Bapak/lbu anggap sesuai dengan
• Kriteria penilaian:
SB = Sangat Baile
B Baile
C = Cukup
K = Kurang
SK Sangat Kurang
No. I K{)mponen Deskripsi 58 B C K SK
I
Perkembangan Emosional Peserta
Didik .
J
Keruntutan dan Keterpaduan Antar
Paragraf.
j
I I
3. Penyajian i Kesesuaian Sistematika Sajian dalam II
Kegiatan Belajar I
I
j
i
I Keruntutan Penyaj ian IJ
i
I IJ'I tIi
_
-
_ _ ' 0_ _ • •
,
I
I
i
I
J
-HI
Kesesuaian Kun ci Jawaban Tes
Formatif I j I I
i I !
..
Proporsional dengan lsi Modul J
Kesesuaian Komposisi dan Ukuian
Unsur Tata Letak (judul, pengarang, J
ilustrasi, logo. dlJ) Modul
i I
Didik I
I
Jumlah Skor
II
Nilai !
I
Bcrdasarkan hasil evaluasi tersebut, selanjutnya penulis dapat melakukan revisi
atau perbaikan terhadap bahanajar yang dikembangkan. Setelah itu, bahan ajar siap
Komentar/saran evaluator:
d) Kesimpulan
Validator
/ r,
UNIVERSITAS WIRALODRA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDlKAN
Proaram Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Berakr edi rasi B ber d asa rkan SK BA); ·PT X o rno r: 4312!B,IS -PT ! SK! B.-IS -PT ! Akred!S! XI! 2017
JI. Ie. H. Jm.nd. Krn. 3 Singanoja Indramayu 45213 T ..Ip, (0234) 271885 Email.prodibci.urn...ir@grnail<..OfTl
Hasil Revisi
Telah Tanda
No. Revisi Paraf Diperiksa dan Tangan
Dis etujui
C; . ~v<..~(t-A
Oo.fb:if
,. per~I~\C .... l mL~o. l OtflnlSi
ofero. sI 0 ttll'l. \ f~ ~"B 1
UNIVERSITAS WIRALODRA
FAKULTASKEGURUAN DAN ILMUPENDIDlKAN
Proaram Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Berakredit asi B berda varkan SK B:\.:\;-PT ~omor: -l3 1 2/B:\~ - PT/ S K/B.'\..'-PT/:\kr ed/ S /X I / 201 7
Hasil Revisi
Telah T anda
N o. Revisi Paraf Diperiks a dan Tangan
Disetujui
d.L~t:-riV~f
ren~jilI,
~~