Anda di halaman 1dari 7

SYEKH ABDUL MAJID bin ABDUL HAYYI AL BUNI*

Abdul Majid bin Abdul Hayyi al- Jawi al-Bugisi al-Buni, demikian namanya tertulis pada beberapa
manuskrip yang ditulis pada tahun 1845-1868. Beliau adalah salah satu ulama bugis yang menjadi
rujukan masyarakat Bone pada paruh ke dua abad 19. Abdul Majid lahir di Pompanua Bone pada tahun
1820 dari pasangan Syekh al-Hajj Abdul Hayyi bin Abdul Mukaddim (w. 1850) dan Hajjah Maemunah
(w. 1851?) Pada jalur Bapak silsilahnya bersambung dengan La Sikati To Palettei Ranreng Bettempola
Wajo, dan jalur ibu bertemu dengan La Orowane Arung Timurung.
Syekh Abdul Majid belajar agama dari ayahnya Syekh Abdul Hayyi dan Kakeknya Abdul Mukaddim
seorang parewa syara’ di Kerajaan Wajo. Berangkat ke Mekah pada usia yang sangat belia (lk 10 tahun)
bersama kedua orang tuanya dan saudaranya, yakni Haji Abdul Qayyum dan Haji Ahmad Umar.
Kembali ke Bone sekitar tahun 1860, dan melanjutkan pengajian yang dirintis orang tuanya di
Pompanua. Usaha dakwahnya di Tanah Bugis menjadi media transmisi keilmuan Haramayn, ia
membangun relasi intelektual antara haramayn dengan kerajaan-kerajaan di TellumpoccoE. Kedalaman
ilmunya menginspirasi beberapa ulama bugis untuk berangkat menuntut ilmu di Mekah pada akhir abad
19. Diantaranya yang berangkat adalah keponakannya AGH. Abdul Rasul bin Abu Thohir (1880-an),
H. Mas’ud bin Abdul Qayyum (1883), H. Asif (1883) dan menyusul kedua anaknya AGH. Muhammad
Khalifah (1889) dan AGH Ahmad Surur (1889).
Untuk menjaga kontinuitas dakwah dan keberlanjutan tradisi keilmuan, Syekh Abdul Majid membekali
anak dan cucunya ilmu agama sejak dini. Sehingga dengan pengetahuan agama yang cukup mereka
mampu membina umat dan menjadi solusi atas problematika sosial di tengah masyarakat. Pada fase
berikutnya, anak dan cucunya menjadi pelanjut transmisi keilmuan islam dan bagian dari parewa syara’
di Dulung Ajangale Bone. Diantaranya adalah AGH Abdul Hayyi al Bugisi Imam Pompanua (w.1915),
AGH Muhammad Khalifah al-Bugisi Kadhi TellumpoccoE (w. 1922), AGH Ahmad Surur al-Bugisi
Imam Pompanua (w. 1932), dan AGH Muhyiddin Imam Pompanua (w. 1943).
Guru dan Warisan Keilmuan
Selama bemukim lebih kurang 30 tahun di Mekah, Syekh Abdul Majid larut dalam tradisi keilmuan
Islam Haramayn. Ia berguru kepada sejumlah ulama terkemuka di Mekah dan Madinah diantaranya
Sayyid Muhammad bin Ali as-Sanusy, Syekh Yusuf Sumbulaweni, Syekh Ustman ad-Dimyathi, Sayyid
Ahmad bin Zaini Dahlan, Syekh Muhammad bin Sulaiman Hasbullah al-Maliki, dll. Syekh Abdul Majid
segenerasi dengan Syekh Nawawi al-Bantani, bahkan ia berguru pada guru yang sama yakni Syekh
Yusuf Sumbulaweni. Selain belajar hadis, fiqih, ilmu falak, dan pengobatan, beliau memiliki
kecenderungan pada tarekat. Hal ini disebabkan oleh pertemuannya dengan tradisi sufistik dan guru-
guru tarekat Sadziliyah di Mekah, dan interaksinya yang cukup lama dengan as-Sanusy penggagas
tarekat Muhammadiyah Sanusiyah.
Syekh Abdul Majid termasuk ulama yang sadar literasi, selama di Mekah beliau melakukan aktifitas
penyalinan kitab dan mushaf. Aktifitas penulisan di Mekah selain dilakukan di Mesjid, juga dilakukan
di rumah wakaf di al-Qararah di Zuqaqul Arab yang ditempati oleh Syekh Muhammad bin Syekh Yahya
al-Bugisy. Rumah tersebut adalah rumah wakaf Syekh al-Khatib Abubakar Palakka.
Diantara legacy keilmuan Syekh Abdul Majid yang masih utuh tersimpan di Pompanua adalah (1)
Syarah Hizb Imam Nawawi, (2) Syarah Aqhtaab al-Mukammaliin, (3) Syarah Jam’u al-Fawaaid al-
Diyniah wa al-Dunyawiyah wa Yazid al_Fawaaid al-Nafsiyah al-Adawiyah, (4) Syarah Sholawat
Badawi, (5) Syarah al-Aziziy ‘ala Jami’ Asshagir 2 jilid, (7) Kitab Jawharat, (8) Arsyad Al Murid-
Syarah Kitab Ithaf Al Murid Abdul Salam bin Ibrahim al-Makki Al-Laqani (9) Syarah al Ratsiaat
Lima’rifat Rasm al Mushaf al Utsmaniy, (10) Asrar al Shalat al Mubarak, (11) Do’a Surah Alfatihah,
(12) Do’a Ayat Kursi, dan (13) Kumpulan Shalawat Nabi, (14) Khutbah Idul Fitri . Ia juga menyalin
kitab gurunya yang berjudul (1) al-Fawaaid al-Suniyat fi Adwia karya Syekh Yusuf Sumbulaweni, dan
(2) kitab al-Fawaaid Fis Shilat wa al-Awaid karya Imam Syihabuddin Ahmad as-Syarajiy al-Yamani.
Selain kitab tersebut, masih terdapat sejumlah naskah yang belum teridentifikasi judul dan penulisnya.

Syekh Abdul Majid juga menyalin 3 jilid kitab Dala'il al-Khairat karya Imam Muhammad bin Sulaiman
al Jazuli. Shalawat Dalail merupakan amalan yang beliau rutinkan, dan sering pula dibaca bersama
masyarakat pada setiap acara hari besar islam di Pompanua. Syair dan pesan-pesan keislaman yang
disampaikan dalam pembacaan dala-il itu menjadi media dakwah untuk membangun kesadaran spiritual
masyrakat.
Selain karya-karya tersebut, Lajnah Pentashih Al-Quran Kementrian Agama juga mengidentifikasi
sebuah Mushaf kuno bertahun 1845 di Sinjai yang ditulis oleh Abdul Majid bin Syekh Abdul Hayyi.
Ciri khas mushaf tulisan Abdul Majid dilengkapi dengan penjelasan Qira’ah Sab’ah. Kemungkinan
sanad Qira’ah Sab’ah Syekh Abdul Majid berasal dari Sayyid Muhammad bin Ali as-Sanusy. As-Sanusy
sendiri mendapat ijazah Qira’ah Sab’ah dari Syekh Muhammad bin Kokmas al-Thohrowi. Rumpun
keluarga Syekh Abdul Majid termasuk ulama penulis mushaf, diantaranya kakaknya Syekh Ahmad
Umar bin Abdul Hayyi (Penulis mushaf museum Balla lompoa Gowa), dan iparnya Syekh Zainal Abidin
bin Syekh al-Khatib Umar (Penulis mushaf museum Batara Guru Palopo dan Bolaberu Sinjai). Karya
Syekh Abdul Majid yang lain juga tersimpan di Museum Bayt Al-Quran TMII di Jakarta.
Tarekat Sanusiyah Muhammadiyah
Kecintaannya terhadap keilmuan islam membuat Syekh Abdul Majid terpaut dengan kealiman Sayyid
Muhammad bin Ali as-Sanusy. Betapa tidak, pada masa itu as-Sanusy digelari al-'alim al-mutafannin.
Pengetahuan keagamaannya dikonstruksi oleh 3 tradisi keilmuan islam tertua di dunia yakni Jami’ah
Qawariyyun di Fez Maroko, Jami’ah Zaitunah di Tunisia, dan al- Azhar di Mesir. Untuk menyerap
lebih banyak pengetahuan dari Sayyid Muhammad bin Ali as-Sanusy, Syekh Abdul Majid kemudian
tinggal di rumah gurunya di Jabal Qubais. Menurut catatan AGH Muh Yusuf bin Ahmad Surur (w.2012),
bahwa Syekh Abdul Majid berkhidmat melayani keperluan guru dan keluarganya selama 5 tahun.
Syekh Abdul Majid melengkapi pengembaraan keilmuannya di Mekah dengan menerima ijazah tarekat
Sanusiyah Muhammadiyah dari Sayyid Muhammad bin Ali as-Sanusy. Pada beberapa kolofon naskah
tulisannya, beliau proklamirkan dirinya bermazahab Syafi’i berakidah asy’ariyah dan bertarekat
Muhammadiyah. Untuk menjaga pertalian spiritual gurunya beliau mengijazahkan wirid
Muhammadiyah kepada anak, murid dan keluarganya. Pengijazahan kemudian menjadi tradisi setiap
imam, sehingga sampai pada tahun 1950-an parewa syara’ di Pompanua adalah pengikut tarekat
Sanusiyah Muhammadiyah.
Syekh Abdul Majid meninggal tahun 1878 di Pompanua dan dimakamkan di pekuburan jara’E. Semoga
Allah SWT merahmatinya, dan berkenan menurunkan kembali ke tengah-tengah kita sebagian berkah
yang pernah direngkuhnya, sebagian dari energi spiritual yang pernah Ilahi limpahkan padanya….
Amiin yra.

*Ir. Fadly Ibrahim, ST, MT, IPM


Ijazah Sanusiyah Muhammadiyah (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Syarah al-Aziziy ‘ala Jami’ Asshagir di Mekah (Sumber : Dokumentasi Pribadi)


Syarah Hizib Imam Nawawi, ditulis oleh Syekh Abdul Majid di Mekah (Sumber : Dokumentasi
Pribadi)

Syarah Jam’u al-Fawaaid al-Diyniah wa al-Dunyawiyah wa Yazid al_Fawaaid al-Nafsiyah al-


Adawiyah, ditulis oleh Syekh Abdul Majid di Mekah tahun 1265 H/1849 M (Sumber :
Dokumentasi Pribadi)
Salinan Kitab al-Fawaaid al-Suniyat fi Adwia Karya Syekh Yusuf Sumbulaweni, ditulis oleh Syekh
Abdul Majid di Mekah tahun 1267 H/1850 M (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

al-Fawaaid wa Shilat wa al-Awaid karya Imam Syihabuddin Ahmad as-Syarajiy al-Yamani , ditulis
oleh Syekh Abdul Majid di Mekah tahun 1267 H/1850 M (Sumber : Dokumentasi Pribadi)
Kumpulan Shalawat, ditulis oleh Syekh Abdul Majid di Mekah tahun 1263 H/1847 M (Sumber :
Dokumentasi Pribadi)

Mushaf Alqur’an ditulis oleh Syekh Abdul Majid bin Syekh Abdul Hayyi di Mekah pada tahun
1261 H/1845 M (Sumber : Litbang Agama, 2018)
Dalailul Khairat ditulis di Pompanua (?) pada tahun 1285 H/1868 M (Sumber : Dokumentasi
Pribadi)

Anda mungkin juga menyukai