Daftar isi
1 Riwayat
2 Nasab
3 Pendidikan
4 Murid
5 Pernikahan
6 Imam Besar Masjidil Haram Mekkah pertama dari orang non Arab
7 Gagasan-gagasan
8 Karya
9 Wafat
10 Rujukan
Riwayat
Nama lengkapnya adalah Ahmad Khatib bin Abdul Latif al-Minangkabawi, lahir di Koto
Tuo - Balai Gurah, IV Angkek, Agam, Sumatera Barat, pada hari Senin 6 Dzulhijjah 1276 H
(1860 Masehi) dan wafat di Mekkah hari Senin 8 Jumadil Awal 1334 H (1916 M).[2][3]
Awal berada di Mekkah, ia berguru dengan beberapa ulama terkemuka di sana seperti Sayyid
Bakri Syatha, Sayyid Ahmad bin Zaini Dahlan, dan Syekh Muhammad bin Sulaiman
Hasbullah al-Makkiy.
Banyak sekali murid Syaikh Khatib yang diajarkan fiqih Syafi'i. Kelak di kemudian hari
mereka menjadi ulama-ulama besar di Indonesia, seperti Abdul Karim Amrullah (Haji Rasul)
ayah dari Buya Hamka; Syaikh Muhammad Jamil Jambek, Bukittinggi; Syaikh Sulaiman Ar-
Rasuli, Candung, Bukittinggi, Syaikh Muhammad Jamil Jaho Padang Panjang, Syaikh Abbas
Qadhi Ladang Lawas Bukittinggi, Syaikh Abbas Abdullah Padang Japang Suliki, Syaikh
Khatib Ali Padang, Syaikh Ibrahim Musa Parabek, Syaikh Mustafa Husein, Purba Baru,
Mandailing, dan Syaikh Hasan Maksum, Medan. Tak ketinggalan pula K.H. Hasyim Asy'ari
dan K.H. Ahmad Dahlan, dua ulama yang masing-masing mendirikan organisasi Islam
terbesar di Indonesia, Nahdatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah, merupakan murid dari
Syaikhul Ahmad Khatib Rahimahullah.[4]
Syaikhul Ahmad Khatib Rahimahullah adalah tiang tengah dari mazhab Syafi'i dalam dunia
Islam pada permulaan abad ke XX. Ia juga dikenal sebagai ulama yang sangat peduli
terhadap pencerdasan umat. imam Masjidil Haram ini adalah ilmuan yang menguasai ilmu
fiqih, sejarah, aljabar, ilmu falak, ilmu hitung, dan ilmu ukur (geometri).
Nasab
Ia bernama lengkap Al Allamah Asy Syaikhul Ahmad Khatib Rahimahullah bin Abdul
Lathif bin Abdurrahman bin Abdullah bin Abdul Aziz Al Khathib Al Minangkabawi Al
Jawi Al Makki Asy Syafii Al Atsari rahimahullah.
Syaikhul Ahmad Khatib Rahimahullah Al Khatib dilahirkan di Koto Tuo, kenagarian Balai
Gurah, Kec. Ampek Angkek Candung, Kab. Agam, Prov. Sumatera Barat pada hari Senin 6
Dzul Hijjah 1276 H bertepatan dengan 26 Mei 1860 M. Ibunya bernama Limbak Urai binti
Tuanku Nan Rancak. Ayahnya bernama 'Abdul Lathif yang berasal dari Koto Gadang.
Abdullah, kakek Syaikhul Ahmad Khatib Rahimahullah atau buyut menurut riwayat lain,
adalah seorang ulama kenamaan. Oleh masyarakat Koto Gadang, Abdullah ditunjuk sebagai
imam dan khathib. Sejak itulah gelar Khatib Nagari melekat dibelakang namanya dan
berlanjut ke keturunannya di kemudian hari.
Pendidikan
Ketika masih di kampung kelahirannya, Ahmad kecil sempat mengenyam pendidikan formal,
yaitu pendidikan dasar dan berlanjut ke Sekolah Raja atau Kweekschool [3] yang tamat tahun
1871 M.
Di samping belajar di pendidikan formal yang dikelola Belanda itu, Ahmad kecil juga
mempelajari mabadi (dasar-dasar) ilmu agama dari Syaikh Abdul Lathif, sang ayah. Dari
sang ayah pula, Ahmad kecil menghafal Al Quran dan berhasil menghafalkan beberapa juz.
Pada tahun 1287 H, Ahmad kecil diajak oleh sang ayah, Abdul Lathif, ke Tanah Suci
mekkah untuk menunaikan ibadah haji. Setelah rangkaian ibadah haji selesai ditunaikan,
Abdullah kembali ke Sumatera Barat sementara Ahmad tetap tinggal di mekkah untuk
menyelesaikan hafalan Al Qurannya dan menuntut ilmu dari para ulama-ulama mekkah
terutama yang mengajar di Masjid Al Haram terutama yang mengajar di Masjid Al Haram.
Sayyid Umar bin Muhammad bin Mahmud Syatha Al Makki Asy SyafiI (1259-1330
H)
Sayyid Utsman bin Muhammad Syatha Al Makki Asy Syafii (1263-1295 H)
Sayyid Bakri bin Muhammad Zainul Abidin Syatha Ad Dimyathi Al Makki Asy
Syafii (1266-1310 H) penulis Ianatuth Thalibin.
Dalam Ensiklopedi Ulama Nusantara dan Cahaya dan Perajut Persatuan mencatat beberapa
ulama lain sebagai guru Syaikhul Ahmad Khatib Rahimahullah, yaitu:
Sayyid Ahmad bin Zaini Dahlan (wafat 1304) mufti Madzhab Syafii di mekkah-
Yahya Al Qalyubi
Muhammad Shalih Al Kurdi
Mengenai bagaimana semangat Syaikhul Ahmad Khatib Rahimahullah dalam thalabul ilmi,
mari sejenak kita dengarkan penuturan seorang ulama yang sezaman dengannya, yaitu Syaikh
Umar Abdul Jabbar rahimahullah dalam Siyar wa Tarajim hal. 38-39, Ia adalah santri
teladan dalam semangat, kesungguhan, dan ketekunan dalam menuntut ilmu serta
bermudzakarah malam dan siang dalam pelbagai disiplin ilmu. Karena semangat dan
ketekunannya dalam muthalaah dalam ilmu pasti seperti mathematic (ilmu hitung), aljabar,
perbandingan, tehnik (handasah), haiat, pembagian waris, ilmu miqat, dan zij, ia dapat
menulis buku dalam disiplin ilmu-ilmu itu tanpa mempelajarinya dari guru (baca: otodidak).
Selain mempelajari ilmu Islam, Ahmad juga gemar mempelajari ilmu-ilmu keduniaan yang
mendudkung ilmu diennya seperti ilmu pasti untuk membantu menghitung waris dan juga
bahasa Inggris sampai betul-betul kokoh.
Murid
Mengenai murid-murid Syaikhul Ahmad Khatib Rahimahullah rahimahullah, Siradjuddin
Abbas berkata, Sebagaimana dikatakan di atas bahwa hamper ulama SyafiI yang kemudian
mengembangkan ilmu agama di Indonesia, seperti Syaikh Sulaiman Ar Rasuli, Syaikh Muhd.
Jamil Jaho, Syaikh Abbas Qadhli, Syaikh Musthafa Purba Baru, Syaikh Hasan Mashum
Medan Deli dan banyak lagi ulama-ulama Indonesia pada tahun-tahun abad XIV adalah
murid dari Syaikhul Ahmad Khatib Rahimahullah Khathib Minangkabau ini.[5]
Ucapan senada juga dinyatakan penulis Ensiklopedi Ulama Nusantara di banyak tempat.
Bahkan Dr. Kareel A. Steenbrink membuat satu pasal dalam Beberapa Aspek:Guru untuk
Generasi Pertama Kau Muda. Namun, tidak salah kiranya kita sebutkan di sini beberapa
murid-muridnya yang menonjol, baik secara keilmuan maupun dakwah yang mereka
lancarkan, di antaranya adalah:
Syaikh Abdul Karim bin Amrullah rahimahullah ayah Ustadz Hamka-. Seorang
ulama kharismatik yang memiliki pengaruh kuat di ranah Minang dan Indonesia. Di
antara karya tulisnya adalah Al Qaulush Shahih yang membicarakan tentang nabi
terakhir dan membantah paham adanya nabi baru setelah Nabi Muhammad terutama
pengikut Mirza Ghulam Ahmad Al Qadiyani.
Muhammad Darwis alias Ustadz Ahmad Dahlan bin Abu Bakar bin Sulaiman
rahimahullah pendiri Jamiyyah Muhammadiyyah-.
Ustadz Muhammad Hasyim bin Asyari Al Jumbangi rahimahullah salah satu
pendiri Jamiyyah Nahdlatul Ulama-.
Ustadz Abdul Halim Majalengka rahimahullahpendiri Jamiyyah Ianatul
Mubtaallimin yang bekerja sama dengan Jamiyyah Khairiyyah dan Al-Irsyad
Syaikh Abdurrahman Shiddiq bin Muhammad Afif Al Banjari rahimahullah mufti
Kerajaan Indragiri-.
Muhammad Thaib Umar
Dan lain-lain.
Pernikahan
Di antara kebiasaan Syaikhul Ahmad Khatib Rahimahullah di mekkah adalah menyeringkan
diri mengunjungi toko buku milik Muhammad Shalih Al Kurdi yang terletak di dekat Masjid
Al Haram untuk membeli kitab-kitab yang dibutuhkan atau sekadar membaca buku saja jika
belum memiliki uang untuk membeli. Karena seringnya Syaikhul Ahmad Khatib
Rahimahullah mengunjungi toko buku itu membuat pemilik toko, Shalih Al Kurdi, menaruh
simpati kepadanya, terutama setelah mengetahui kerajinan, ketekunan, kepandaian dan
penguasaannya terhadap ilmu agama serta keshalihannya.
Shalih Al Kurdi, sang mertua, untuk menikah kembali dengan purinya yang lain, yaitu adik
kandung Khadijah yang bernama Fathimah. Fathimah adalah seorang seorang wanita teladan
dalam keshalihan dan memiliki hafalan Al Quran yang baik. Oleh karena itu tidak heran jika
anak-anaknya kelak menjadi orang-orang yang memiliki kedudukan tinggi di Timur Tengah,
yaitu:
Abdul Malik. Ketua redaksi koran Al Qiblah dan memiliki kedudukan tinggi di Al
Hasyimiyyah (Yordan). Belajar kepada sang sang ayah lalu mempelajari adab dan
politik.
Abdul Hamid Al Khathib seorang ulama ahli adab dan penyair kenamaan yang
pernah menjadi staf pengajar di Masjid Al Haram dan duta besar Saudi untuk
Pakistan. Di antara karya ilmiahnya adalah Tafsir Al Khathib Al Makki 4 jilid, sebuah
nazham (syair) berjudul Sirah Sayyid Walad Adam shallallahu alaihi wa sallam, Al
imam Al Adil (sejarah dan biografi untuk Raja Abdul Aziz Alu Suud)-
Dulu juga jika aku meminta sesuatu kepada Allah dan tidak aku dapatkan, maka aku pun
segera mengadu kepada ayahku, Sesungguhnya aku telah meminta ini dan itu kepada Allah,
tapi kok Allah tidak memberiku, yah? Ayah pun segera menjawab, Ini tidak mungkin
terjadi kecuali juka kamu sendiri yang bikin Allah murka. Ya mungkin kamu sudah berlaku
sembrono dalam ibadahmu, atau kamu terlambat salat, atau mungkin kamu sudah
menggunjing seseorang? Maka bertaubatlah dan minta ampunlah kepada Allah, pasti Dia
akan memberikan semua permintaanmu. Aku pun segera menlakukan wasiat ayahku, maka
semua keinginanku pun dapat terwujud.
Bagaimana pendidikan aqidah yang diberikan Syaikhul Ahmad Khatib Rahimahullah kepada
anaknya ini. Pendidikan mana lagi yang lebih mulia dari penanaman aqidah yang kuat pada
diri seorang anak. Bukankah melukis di batu itu sulit namun hasilnya akan lebih kekal?
Demikian juga dengan diri seorang anak. Seorang anak kecil itu bagaikan gelas kaca yang
masih kosong. Ia tergantung dengan siapa yang pertama kali mengisinya. Pendidikan yang
seperti inilah yang akan menanamkan rasa cinta yang tinggi kepada Allah, bersandar hanya
kepada kepada-Nya, meminta hanya kepada-Nya semata bahkan hal-hal yang kecil sekalipun.
Inilah pendidikan tauhid yang pernah dipraktikkan Rasulullah kepada keponakannya, Ibnu
Abbas, yang ketika itu usianya masih kanak-kanak, Jika kamu meminta pertolongan,
mintalah (pertolongan) kepada Allah.
Potret lain dari pendidikan yang diberikan Syaikhul Ahmad Khatib Rahimahullah kepada
keluarganya adalah ia selalu menegur dan memperingati bagi siapa saja yang menyia-nyiakan
waktunya dengan bermain-main dan berbagai hal yang dapat melalaikan termasuk alat-alat
music dan nyanyian. Semua ini dilakukan Syaikhul Ahmad Khatib Rahimahullah karena
bentuk rasa sayangnya terhadap keluarganya. Karena melarang tidak selamanya bermakna
benci. Tidak seperti anggapan sementara sebagian orang dalam mengekspresikan rasa
cintanya kepada keluarganya. Mereka kira dengan membiarkan semua gerak-gerik dan
tingkah laku keluarganya itulah yang disebut cinta. Padahal boleh jadi prilaku-prilaku itu
mengundang murka Allah Azza wa Jalla. Akan tetapi berbeda dengan Syaikhul Ahmad
Khatib Rahimahullah, ia menyadari bahwa seorang ayah kelak akan dimintai
pertanggungjawaban di depan pengadilan Rabbul alamin. Maka dengan segenap
kemampuannya, Syaikhul Ahmad Khatib Rahimahullah menganjurkan kepada semua
keluarganya untuk menjauhi semua hal-hal yang tidak bermanfaat dan mencukupkan diri
dengan sesuatu yang bermanfaat saja. Tidakkah Allah berfirman, Hai orang-orang yang
beriman, jagalah diri dan keluarga kalian dari neraka. Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallam juga pernah bersabda, Setiap kalian adalah pemimpin dan akan dimintai
pertanggungjawaban atas tanggungannya. Sampai sabdanya, Dan laki-laki adalah
pemimpin atas keluarganya, maka ia akan dimintai pertanggungjawaban terhadapnya.
Selain masalah teologi, dia juga pakar dalam ilmu falak. Hingga saat ini, ilmu falak
digunakan untuk menentukan awal Ramadhan dan Syawal, perjalanan matahari termasuk
perkiraan wahtu salat, gerhana bulan dan matahari, serta kedudukan bintang-bintang tsabitah
dan sayyarah, galaksi dan lainnya.
Syaikhul Ahmad Khatib Rahimahullah juga pakar dalam geometri dan tringonometri yang
berfungsi untuk memprediksi dan menentukan arah kiblat, serta berfungsi untuk mengetahui
rotasi bumi dan membuat kompas yang berguna saat berlayar. Kajian dalam bidang geometri
ini tertuang dalam karyanya yang bertajuk Raudat al-Hussab dan Alam al-Hussab.
Karya
Karya-karya tulis Syaikhul Ahmad Khatib Rahimahullah dapat dibagi menjadi dua bagian,
yaitu karya-karya yang berbahasa Arab dan karya-karya yang berbahasa Melayu dengan
tulisan Arab. Kebanyakan karya-karya itu mengangkat tema-tema kekinian terutama
menjelaskan kemurnian Islam dan merobohkan kekeliruan tarekat, bidah, takhayul, khurafat,
dan adat-adat yang bersebrangan dengan Al Quran & Sunnah.
Wafat
Pada tanggal 9 Jumadil Ula tahun 1334 H, Allah memanggil Syaikhul Ahmad Khatib
Rahimahullah ke hadhirat-Nya setelah sekian lama hidup di dunia yang fana ini. Ya, jatah ia
tinggal di dunia ini telah habis setelah mencetak kader-kader yang hingga detik ini masih
disebut-sebut. Jasadnya memang sudah tiada, namun kehadirannya seakan-akan masih bisa
dirasakan karena keilmuan dan peninggalan-peninggalannya berupa murid-muridnya yang
terus memperjuangkan misi-misinya dan terutama karya-karya ilmiahnya yang masih terus
dibaca hingga hari ini. Rahimahullah wa askanahu fasiha jannatih.
Rujukan
Catatan kaki
1. ^ http://lib.alharamain.gov.sa/index.cfm?do=cms.librarybookdetials&bkid=6276
2. ^ Fadhlan Mudhafier, Syeikh Ahmad Khatib Al-Minangkabawy: Pemikiran dan
Perjuangannya, Masa 1276-1334 Hijriah, 2013
3. ^ a b Oktavika, Devi Anggraini (16 January 2012). "Syekh Ahmad Khatib Al-
Minangkabawi, Dari Minang ke Masjidil Haram (1)". Republika Online. Diakses
tanggal 10 April 2013.
4. ^ Fred R. Von der Mehden, Two Worlds of Islam: Interaction Between Southeast
Asia and the Middle East, 1993
5. ^ Siradjuddin Abbas. Thabaqatus Syafiiyah (hal. 406)
Daftar pustaka
Abduljabbar, Umar. 1403 H. Siyar wa Tarajim Badhi Ulamaina fil Qarn Ar Rabi
Asyar lil Hijrah. KSA: Tihamah
Al-Hazimi, Ibrahim bin Abdullah. 1419 H. Mausuah Alamil Qarn Ar Rabi Asyar
wal Khamis Asyar Al Hijri fil Alam Al Arabi wal Al Islami min 1301-1417. KSA:
Dar Asy Syarif lin Nasyr wat Tauzi
Al-Muallimi, Abdullah bin Abdurrahman. 1421 H. Alamul Makkiyyin min Al
Qarn At Tasi ilal Qarn Ar Rabi Asyar Al Hijri. KSA: Muassasah Al Furqan lit
Turats Al Islami
Steenbrink, Dr. Karel A. 1984 M. Beberapa Aspek Tentang Islam di Indonesia Abad
Ke-19. Jakarta: Bulan Bintang
Dahlan, Dadang A. 2007. Cahaya dan Perajut Persatuan Waliullah Ahmad Khatib Al
Minangkabawy. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa
Suprapto, Muhammad Bibit. 2009. Ensiklopedi Ulama Nusantara. Jakarta: Glegar
Media Indonesia
Amrullah, Abdul Malik bin Abdul Karim. Tafsir Al Azhar. Jakarta: Pustaka
Panjimas
Ad-Dahlawi, Abdus Sattar bin Abdul Wahhab. 1430 H. Faidhul Malikil Wahhabil
Mutaali bi Anba Awailil Qarn Ats Tsalits Asyar wat Tawali. KSA: Maktabah Al
Asadi
Abbas, Siradjuddin. 2011. Thabaqatus Syafiiyah, Ulama SyafiI dan Kitab-Kitabnya
dari Abad ke Abad. Jakarta: Pustaka Tarbiyah Baru