Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN AKHIR

KONSULTAN MANAJEMEN KABUPATEN PPIP 2010


Resume dan Rekomendasi 8 ‐ 1

8.1. Resume Pelaksanaan PPIP Tahun 2011


Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi yang dilakukan KMK PPIP pembangunan infrastruktur yang melebihi target yang direncanakan, dan

Sulbar mengindikasikan bahwa realisasi pelaksanaan fisik PPIP di Provinsi tingginya partisipasi masyarakat, baik partisipasi dalam setiap kegiatan

Sulawesi Barat mencapai 100,00 % dengan realisasi penyerapan dana musyawarah, maupun partisipasi pada saat pelaksanaan fisik.

sebesar 100,00 %. Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan program


8.2. Rekomendasi Pelaksanan Tahun 2012
adalah rendahnya aksessibilitas menuju desa-desa sasaran,
1. Melakukan Peninjauan terhadap sistem Rekruitmen Fasilitator
terpolarisasinya masyarakat desa sebagai ekses dari proses pemilihan
Perekrutan fasilitator yang difasilitasi oleh Satker PPIP Provinsi, telah
kepala desa, lambatnya proses pencairan dana, adanya perbedaan
berimplikasi pada lemahnya hubungan antara fasilitator dengan TA KMK,
pandangan dan kepentingan di antara komponen yang terlibat dalam
sehingga berdampak tidak berjalannya hirarki organisasi sebagaimana
proses eksekusi program, dominasi camat dan kepala desa, adanya
arahan Pedoman Pelaksanaan PPIP. Untuk itu KMK merekomendasikan
intervensi dari oknum-oknum tertentu, ketidakaktifan satker kabupaten, dan
perekrutan fasilitator ditinjau ulang dan dikembalikan sesuai pola
instabilitas politik di daerah.
pelaksanaan PPIP tahun 2005 s/d 2007.
Walaupun proses pelaksanaan kegiatan PPIP diperhadapkan dengan
2. Mengubah mekanisme pencairan dana BLM
permasalahan-permasalahan tersebut, namun OMS dan masyarakat tetap
Berdasarkan pemantauan KMK, mengindikasikan bahwa keterlambatan
memiliki komitmen yang kuat dalam merealisasikan kegiatan-kegiatan yang
pencairan dana OMS cenderung dipengaruhi oleh adanya kepentingan dan
telah diprogramkan. Salah satu indikasinya adalah terealisasinya kegiatan

PT. Wira Marga


LAPORAN AKHIR
KONSULTAN MANAJEMEN KABUPATEN PPIP 2010
Resume dan Rekomendasi 8 ‐ 2

rendahnya manajemen Satker Kabupaten. Untuk itu pencairan dana PPIP tersebut kemudian mejadi referensi bagi pengambil kebijakan untuk
sebaiknya dikendalikan oleh PPK Provinsi, dan kabupaten hanya sebagai menentukan desa-desa sasaran pada tahun selanjutnya..
fungsi koordinasi.
5. Melanjutkan pendekatan open menu
3. Perbaikan sistem pelatihan dan peningkatan kapasitas Pelaku Perencanaan pembangunan oleh masyarakat berarti bahwa masyarakat
Fasilitator desa dan TA konsultan bersama dengan tim pelaksana desa menentukan apa saja jenis pembangunan yang mereka butuhkan. Oleh
memerlukan lebih banyak pelatihan dan dukungan institusi, untuk dapat karena itu pendekatan open menu (Bottom up) tetaplah penting untuk
bekerja lebih baik. Ketrampilan yang perlu dibangun meliputi: manajemen memberi penekanan pada pendekatan open menu sehingga masyakat
keuangan dan kegiatan; manajemen pembukuan; teknik pelatihan dan mengerti tentang pilihan pilihan yang mereka miliki.
fasilitasi; kemampuan bersosialisasi; kepemimpinan dan kepekaan
6. Memperbaiki kualitas partisipasi masyarakat
terhadap gender dan penanganan konflik.
PPIP dapat dikatakan cukup sukses dalan memobilisasi masyarakat untuk
4. Melakukan penajaman terhadap kriteria desa miskin/tertinggal hadir dalam pertemuan dalam rangka perencanaan kegiatan. Namun,
Penentuan desa tertinggal perlu dilakukan dengan menggunakan criteria- kualitas dari partisipasi masyarakat perlu diperbaiki. Sebagai implikasi dari
kriteria yang jelas, dengan dukungan data yang aktual dan akurat. Ada sistem demokratisasi yang stagnan selama beberapa tahun telah membuat
kecenderungan data umum mengenai tingkat kemiskinan biasanya masyarakat mau menerima begitu saja dan bahkan terbiasa puas dengan
didapatkan dari kepala desa dan para tokoh masyarakat, dan kemudian keputusan yang dipilihkan untuk mereka oleh pihak lain dan juga menerima
direkapitulasi oleh pemerintah kabupaten melalui BPS. Data-data inilah begitu saja praktek-praktek yang kurang bertanggung jawab dari aparat
kemudian yang manjadi data nasional dan dijadikan referensi bagi seluruh pemerintah.
komponen yang berkepentingan. Pelaksanaan proses ini seringkali kurang
7. Meningkatkan partisipasi perempuan
sesuai dengan kondisi dilapangan, karena didasari oleh subjektifitas
Banyak hal dapat dilakukan di masa yang akan datang untuk meningkatkan
sumber data. Oleh karena itu perlu dilakukan identifikasi dengan
kesetaraan gender di dalam kegiatan PPIP Tahun 2012. Hal ini termasuk:
menggunakan metode Participatory Rural Appraisal untuk memetakan
melakukan perekrutan konsultan perempuan; melakukan pelatihan
tingkat kemiskinan di desa dan keadaan sosial masyarakat. Data-data

PT. Wira Marga


LAPORAN AKHIR
KONSULTAN MANAJEMEN KABUPATEN PPIP 2010
Resume dan Rekomendasi 8 ‐ 3

kepemimpinan dan kepekaan gender; memperbaiki penargetan terhadap lebih transparan dibandingkan program pemerintah yang lain, namun selalu
perempuan sebagai pemanfaat; dan menyediakan materi sosialisasi yang ada ruang untuk merubah diri menjadi lebih baik. PPIP belum mempunyai
ditargetkan kepada audiens perempuan. rencana dan strategi komunikasi yang cukup solid. Kelemahan ini
membawa dampak yang tidak baik bagi transparansi dan juga keterlibatan
8. Membentuk kerjasama yang lebih baik di dalam pemerintahan
masyarakat dalam program. Untuk PPIP tahap selanjutnya, diharapkan
Dalam pelaksanaan PPIP Tahun 2011, kerjasama yang cukup solid terjalin
dapat memberikan materi pendidikan untuk masyarakat dan juga materi
pada tingkat nasional dan lokal, terutama melalui Tim Koordinasi. Selama
visual serta training, untuk mentransmisikan pesan-pesan tentang PPIP
ini keberpihakan pemerintah terhadap program ini meningkat, yang
secara lebih jelas dan lebih luas. PPIP juga akan menggunakan secara
ditunjukkan dengan tingginya patisipasi badan pemerintah dan para
lebih baik komunikasi interpersonal pada tingkat masyarakat serta juga
aparatnya dalam melakukan misi supervisi dan pemantauan. Namun untuk
memanfaatkan media lokal seperti radio dan TV lokal.
tahun-tahun mendatang perlu dilakukan upaya shaering program dengan
pemerintah kabupaten melalui Matching Grant, sehingga program-program 10. Memperkuat bantuan teknis
yang tidak diakomodir oleh program PPIP dapat ditindaklanjuti oleh Pada PPIP Tahun 2010 terlihat ada beberapa kelemahan pada proses
pemerintah daerah melalui anggaran belanja daerah (APBD). Selain target pemberian bantuan teknis kepada masyarakat dalam pelaksanaan
tersebut, diharapkan pemerintah kabupaten melakukan upaya pembangunan sarana/prasarana desa. Untuk dapat memberikan bantuan
benchmarking terhadap model pelaksanaan program PPIP, sehingga teknis yang lebih baik kepada tim pelaksana dan masyarakat desa secara
program-program daerah dapat dilaksanakan dengan model pendekatan lebih efektif, PPIP harus meningkatkan kemampuan teknis TA KMK,
pemberdayaan masyarakat. Hal ini penting mengingat model PPIP diyakini meningkatkan kualitas supervisi teknis terhadap pekerjaan konstruksi dan
mampu memberikan hasil yang lebih dibanding dengan pendelegasian memperbaiki kualitas pembuatan proposal biaya dan keuangan. Maka perlu
program kepada pihak ketiga. dilakukan pelatihan yang komprehensif, kepada seluruh TA KMK,
pelaksanaan kegiatan ini tentunya memerlukan biaya, oleh karena itu dalam
9. Peningkatan transparansi dan perbaikan materi komunikasi
BOQ KAK sudah harus dianggarkan.
Transparansi adalah hal yang terpenting dalam pelaksanaan PPIP.
Meskipun hasil laporan kunjungan lapangan menunjukkan bahwa PPIP

PT. Wira Marga


LAPORAN AKHIR
KONSULTAN MANAJEMEN KABUPATEN PPIP 2010
Resume dan Rekomendasi 8 ‐ 4

11. Penanganan konflik dan keluhan harus lebih diperhatikan a. Program KTM (Kota Terpadu Mandiri)
PPIP telah membuat suatu sistem untuk menelusuri suatu keluhan atau Program ini merupakan yang berorientasi pada tumbuh dan
pengaduan. Mekanisme ini dapat diperbaiki melalui pelatihan yang berkembangnya kawasan-kawasan perdesaan melalui pusat koleksi,
mendalam bagi pelaku program terutama dalam hal resolusi konflik, pengolahan hasil, distribusi dan jasa wilayah pengembangan transmigrasi
pemantauan dan pelaporan. Masyarakat sebetulnya merupakan pihak yang (WPT) yang didesain sebagai arahan pengembangan terstruktur dari unit-
paling kompeten untuk menyelesaikan masalah yang mereka hadapi unit permukiman transmigrasi dan desa-desa sekitar dalam satu satuan
dengan cara setempat. Namun, di dalam kasus dimana suatu masalah tidak jaringan infrastruktur dan satua ekonomi wilayah. Dengan pelaksanaan
dapat diselesaikan dengan baik, aparat pemerintah dan konsultan harus program ini, maka diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan dan
membantu menyelesaikan dengan sebaik-baiknya. Mencegah terjadinya kesejahteraan rakyat. Program ini sangat tepat, karena sebagian desa-desa
korupsi misalnya, membutuhkan kewaspadaan yang tinggi dan tiada henti tertinggal (termausk sebagian desa sasaran PPIP 2011) di wilayah
dari semua pelaku PPIP. Sanksi perlu lebih ditekankan dan Kabupaten Polewali dan Mamasa merupakan kawasan transmigrasi.
penindaklanjutan suatu kasus dengan cermat perlu terus didukung.
b. Pengembangan Kawasan Terpilih Pusat Pengembangan Desa
12. Linkage dengan program-program terkait dengan desa tertinggal. (KTP2D)
Upaya untuk mempercepat proses pembangunan di desa-desa tertinggal Program ini merupakan upaya untuk mengembangkan permukiman
merupakan tantangan bagi pemerintah daerah dan pusat. Oleh karena itu perdesaan dengan menangani simpul-simpul perdesaan yang memiliki
dibutuhkan langkah-langkah strategis dan terencana sehingga minimnya potensi. Dengan pelaksanaan program ini, maka dapat mendorong
ketersediaan infrastruktur di desa tertinggal dapat dengan cepat terpenuhi. tumbuhnya ekonomi lokal.
Salah satu langkah tersebut, adalah melakukan linkage dengan program- c. Pengembangan Kawasan Agropolitan
program yang terkait dengan pembangunan desa tertinggal, khususnya Program ini merupakan upaya membangun kawasan yang berbasis
program yang berada di bawah koordinasi Direktorat Jenderal Cipta Karya. pertanian, dengan dukungan penyediaan infrastruktur. Program ini sangat
Adapun program-program tesebut adalah sebagai berikut: tetap diterapkan di Provinsi Sulbar, mengingat 85 % penduduknya bergerak
di sektor pertanian.

PT. Wira Marga

Anda mungkin juga menyukai