Anda di halaman 1dari 2

Nama : dr.

Setly
NDH : 16
Tugas : Agenda Kepemimpinan Kinerja ( Manajemen Perubahan Sektor Publik)

Strategi pengelolaan data dalam percepatan penurunan stunting

Manajemen perubahan dalam sektor publik adalah proses merencanakan,


mengimplementasikan, dan mengelola perubahan organisasi di lembaga pemerintah atau
sektor publik secara umum. Tujuan utama manajemen perubahan ini adalah untuk
meningkatkan efektivitas, efisiensi, dan kemampuan lembaga publik dalam memberikan
layanan publik kepada masyarakat. Penerapan manajeman perubahan dalam sektor publik
khususnya dalam bidang Kesehatan diharapkan dapat memberikan sebuah perubahan dan
inovasi untuk menerapkan pelayanan yang prima baik dalam hal pelayanan Kesehatan
ataupun memperoleh dan memberikan data dan informasi tentang kondisi Kesehatan yang
terjadi di Kabupaten Malinau.
Pada Bidang Pelayanan Kesehatan, yang menjadi catatan penting dan perhatian baik
Pusat maupun Kabupaten adalah target stunting prevelensi dibawah 14 %. Data yang dimiliki
Kabupaten Malinau dalam kurun waktu 4 tahun mengalami dinamika naik turun nilai
prevelensinya. Pada tahun 2019 menurut KP2S ( Konvergensi Percepatan Penurunan
Stunting) 20,2 %, pada tahun 2020 ; 14,08 %, pada tahun 2021 ; 11,04 % dan di tahun 2022
pada nilai prevelensi di 14,93%. Menurut data diatas, prevelensi stunting pada 2019 nilainya
jauh melebihi target yang ditetapkan pusat dan mengalami penurunan pada tahun 2020 dan
2021 namun secara mengejutkan kembali naik pada tahun 2022.
Dari hasil analisa masalah kenaikan nilai prevelensi stunting pada tahun 2022
disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain :
1. Kurangnya koordinasi tim percepatan penurunan stunting (TPPS) Kabupaten dengan
TPPS Kecamatan dan TPPS Desa.
2. Di beberapa kecamatan dan desa belum terbentuknya tpps kecamatan dan desa.
3. TPPS Kecamatan dan Desa belum memahami seutuhnya tentang tupoksinya.
Secara garis besar masalah stunting dari faktor penyebab diatas dikarenakan adanya
perbedaan pemahaman dalam pengelolaan data yang dikumpulkan dan diolah oleh para tim.
Data – data mentah sangat penting untuk diolah dengan baik sehingga data mentah dengan
data yang input harus sama. Jika ada perbedaan antara keduanya, hal itu berpengaruh pada
hasil prevelensi dengan keadaan dilapangan. Fatalnya, ini dapat berpengaruh pada sistem
budgeting dan kebijakan daerah, provinsi hingga pusat.
Untuk mengatasi masalah diatas, sangat dibutuhkan komunikasi dan keterlibatan yang
efektif hal ini sangat penting untuk membangun komunikasi yang terbuka, transparan, dan
berkelanjutan dengan para tim dan pemangku kepentingan. Dengan melibatkan mereka dalam
proses perubahan, dengarkan masukan mereka, dan berikan penjelasan yang jelas tentang
tujuan, manfaat, dan proses dalam pengelolaan data stunting pada akhirnya diharapkan secara
aktif dapat mendukung dan beradaptasi dengan perubahan.
Untuk mengatasi permasalahan dalam pengelolaan data stunting langkah solutif awal
yang dapat dilakukan, antara lain ;
1. Melakukan pertemuan dengan tim percepatan penurunan stunting Kabupaten dan
Kecamatan secara rutin sebulan sekali baik secara luring dan daring untuk komunikasi
efektif dalam mengawal proses pengolahan data dan pemahaman tupoksi tpps.
2. Melakukan koordinasi dalam evaluasi dan monitoring penyelenggaraan percepatan
stunting bersama lintas sectoral.
3. Keadaan geografis dan topografi Kabupaten Malinau yang luas dan sulit dijangkau perlu
adanya inovasi baru berbasis komunitas kecil yaitu dengan membentuk TPPS tingkat
Rukun Tetangga yang untuk dapat memperoleh data yang lebih valid terhadap keadaan
prevelensi
Selaras dengan program inovasi pemerintah melalui RT Bersih, tim percepataan
penurunan stunting pada tingkat RT diharapkan dapat bekerja dengan maksimal. Kekuatan
yang diperoleh dalam memaksimalkan peran RT dalam memperoleh data-data stunting,
sebagai berikut ;
1. Akses yang dekat dengan masyarakat,
2. Pengenalan personal terhadap anggota masyarakat di wilayah RT,
3. Peran sebagai penghubung antara masyarakat dengan pihak terkait,
4. Potensi untuk memobilisasi masyarakat dan membangun solidaritas, dan
5. Kemampuan untuk melakukan pemantauan pertumbuhan anak-anak di wilayah
mereka.
Hal ini dapat membantu mereka mengembangkan strategi yang lebih efektiuf dan
berfokus pada upaya pencegahan stunting yang berdampak positif.

Anda mungkin juga menyukai