oleh :
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Informan
penelitian adalah perwakilan dari dinas kesehatan, dinas pertanian, dinas pendidikan, dan
dinas sosial di kabupaten prioritas.
Ego sektoral: Masih adanya ego sektoral pada masing-masing OPD yang
menyebabkan belum optimalnya koordinasi dan kerja sama antar sektor. Hal ini
disebabkan oleh belum optimalnya sosialisasi program pencegahan stunting
sehingga banyak OPD yang belum memahami secara menyeluruh mengenai
program tersebut.
Kurangnya koordinasi: Belum ada koordinasi yang efektif antara lintas sektor terkait
konvergensi dan koordinasi program pencegahan stunting. Hal ini dikarenakan pada
beberapa desa di kabupaten prioritas belum mendapatkan sosialisasi maupun
pengarahan atau pendampingan program pencegahan stunting.
Kurang tersedianya data dan informasi: Kurangnya ketersediaan data dan informasi
yang akurat dan terkini menyebabkan sulitnya dalam perencanaan dan pelaksanaan
program pencegahan stunting.
Kurang adanya komitmen dari pemerintah daerah: Komitmen dari pemerintah daerah
dalam mendukung program pencegahan stunting masih belum optimal. Hal ini
terlihat dari belum adanya alokasi anggaran yang memadai untuk program tersebut.
Kesimpulan Personal :