Anda di halaman 1dari 4

Analisis Jurnal “Tantangan Implementasi Konvergensi pada

Program Pencegahan Stunting di Kabupaten Prioritas”


Dosen Pengampu : R Agung Efriyo Hadi, M.Sc

oleh :

dr. Ratih Mary Farahdisa


NPM : 23420032

PROGRAM STUDI MAGISTER KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MALAHAYATI
2024
Kesimpulan :

Artikel berjudul "Tantangan Implementasi Konvergensi pada Program Pencegahan Stunting


di Kabupaten Prioritas" yang dipublikasikan di Jurnal Litbang Kemenkes pada tahun 2020
membahas tentang tantangan yang dihadapi dalam implementasi konvergensi program
pencegahan stunting di kabupaten prioritas.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Informan
penelitian adalah perwakilan dari dinas kesehatan, dinas pertanian, dinas pendidikan, dan
dinas sosial di kabupaten prioritas.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tantangan dalam implementasi konvergensi program


pencegahan stunting di kabupaten prioritas antara lain:

 Ego sektoral: Masih adanya ego sektoral pada masing-masing OPD yang
menyebabkan belum optimalnya koordinasi dan kerja sama antar sektor. Hal ini
disebabkan oleh belum optimalnya sosialisasi program pencegahan stunting
sehingga banyak OPD yang belum memahami secara menyeluruh mengenai
program tersebut.
 Kurangnya koordinasi: Belum ada koordinasi yang efektif antara lintas sektor terkait
konvergensi dan koordinasi program pencegahan stunting. Hal ini dikarenakan pada
beberapa desa di kabupaten prioritas belum mendapatkan sosialisasi maupun
pengarahan atau pendampingan program pencegahan stunting.
 Kurang tersedianya data dan informasi: Kurangnya ketersediaan data dan informasi
yang akurat dan terkini menyebabkan sulitnya dalam perencanaan dan pelaksanaan
program pencegahan stunting.
 Kurang adanya komitmen dari pemerintah daerah: Komitmen dari pemerintah daerah
dalam mendukung program pencegahan stunting masih belum optimal. Hal ini
terlihat dari belum adanya alokasi anggaran yang memadai untuk program tersebut.

Untuk mengatasi tantangan tersebut, diperlukan upaya-upaya sebagai berikut:

 Peningkatan sosialisasi dan pemahaman: Perlu dilakukan peningkatan sosialisasi


dan pemahaman mengenai program pencegahan stunting kepada seluruh OPD
terkait. Hal ini agar OPD dapat memahami secara menyeluruh mengenai program
tersebut dan dapat bersinergi dalam pelaksanaannya.
 Peningkatan koordinasi: Perlu dilakukan peningkatan koordinasi yang efektif antara
lintas sektor terkait konvergensi dan koordinasi program pencegahan stunting. Hal ini
dapat dilakukan dengan membentuk tim kerja konvergensi yang melibatkan
perwakilan dari seluruh OPD terkait.
 Peningkatan ketersediaan data dan informasi: Perlu dilakukan peningkatan
ketersediaan data dan informasi yang akurat dan terkini terkait stunting. Hal ini dapat
dilakukan dengan melakukan pendataan dan pemantauan stunting secara berkala.
 Peningkatan komitmen dari pemerintah daerah: Perlu ditingkatkan komitmen dari
pemerintah daerah dalam mendukung program pencegahan stunting. Hal ini dapat
dilakukan dengan mengalokasikan anggaran yang memadai untuk program tersebut.

Penyelesaian tantangan-tantangan tersebut merupakan kunci keberhasilan dalam


implementasi konvergensi program pencegahan stunting di kabupaten prioritas.

Kesimpulan Personal :

Berdasarkan artikel "Tantangan Implementasi Konvergensi pada Program


Pencegahan Stunting di Kabupaten Prioritas", saya melihat bahwa tantangan dalam
implementasi konvergensi program pencegahan stunting di kabupaten prioritas tidak
hanya bersifat struktural, tetapi juga kultural.
Pada aspek struktural, tantangan yang dihadapi antara lain ego sektoral,
kurangnya koordinasi, dan kurangnya ketersediaan data dan informasi. Ego sektoral
dapat menyebabkan kurangnya kerja sama antar sektor, sehingga program
pencegahan stunting tidak berjalan secara efektif. Kurangnya koordinasi dapat
menyebabkan program pencegahan stunting tidak terintegrasi dan tidak tepat
sasaran. Kurangnya ketersediaan data dan informasi dapat menyebabkan
perencanaan dan pelaksanaan program pencegahan stunting tidak tepat.
Pada aspek kultural, tantangan yang dihadapi antara lain masih rendahnya
kesadaran masyarakat akan pentingnya pencegahan stunting. Hal ini dapat
disebabkan oleh faktor ekonomi, pendidikan, dan budaya. Masyarakat yang kurang
mampu, misalnya, mungkin lebih mengutamakan pemenuhan kebutuhan pokok
daripada pemenuhan kebutuhan gizi anak. Masyarakat yang kurang berpendidikan
juga mungkin tidak memahami pentingnya pemberian gizi yang baik bagi anak.
Masyarakat yang memiliki budaya tertentu, misalnya, mungkin memiliki pola makan
yang tidak mendukung pertumbuhan anak.
Peristiwa yang terjadi di lingkungan puskesmas kabupaten dapat menjadi
contoh tantangan kultural yang dihadapi dalam implementasi konvergensi program
pencegahan stunting. Pada peristiwa tersebut, seorang ibu hamil datang ke
puskesmas untuk memeriksakan kehamilannya. Ibu tersebut memiliki tinggi badan
yang pendek, sehingga berisiko melahirkan anak stunting. Namun, ibu tersebut tidak
mengetahui bahwa dirinya berisiko melahirkan anak stunting.

Peristiwa ini menunjukkan bahwa masih banyak masyarakat yang tidak


memahami pentingnya pencegahan stunting. Oleh karena itu, diperlukan upaya-
upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pencegahan
stunting. Upaya-upaya tersebut antara lain:

 Peningkatan sosialisasi dan edukasi: Sosialisasi dan edukasi mengenai


pentingnya pencegahan stunting perlu ditingkatkan secara masif kepada
masyarakat. Sosialisasi dapat dilakukan melalui berbagai media, seperti
media massa, media sosial, dan penyuluhan kesehatan.
 Peningkatan peran tokoh masyarakat: Tokoh masyarakat, seperti kepala
desa, guru, dan tokoh agama, dapat berperan penting dalam meningkatkan
kesadaran masyarakat akan pentingnya pencegahan stunting. Tokoh
masyarakat dapat menyampaikan pesan-pesan mengenai pencegahan
stunting kepada masyarakat.
 Pengembangan program-program yang berbasis masyarakat: Program-
program yang berbasis masyarakat dapat lebih efektif dalam meningkatkan
kesadaran masyarakat akan pentingnya pencegahan stunting. Program-
program tersebut dapat melibatkan masyarakat secara langsung dalam
pelaksanaannya.

Dengan mengatasi tantangan-tantangan yang dihadapi, diharapkan target


penurunan stunting di Indonesia dapat tercapai.

Anda mungkin juga menyukai