Anda di halaman 1dari 5

PENERAPAN E-GOVERNMENT DALAM MELIBATKAN

PARTISIPASI MASYARAKAT
Penerapan e-goverment sebagai strategi transparansi pemerintahan

Salah satu penilaian untuk mengetahui perkembangan pemerintah provinsi


dalam mencapai tujuan daerahnya dilakukan dengan mengukur kinerja. Banyak
faktor yang mendukung dalam pengukuran kinerja pemerintah daerah, salah satunya
adalah tata kelola pemerintah (good governance). Pengelolaan pemerintah yang
kurang baik banyak menimbulkan dampak negatif bagi pemerintah dan masyarakat
atau pihak lainnya, salah satu contohnya adalah pemerintah akan mengalami
kurangnya kepercayaan masyarakat dan akan mempertajam isu-isu krusial yang
terjadi dimasyarakat. Jika tata kelola pemerintahnya diterapkan dengan baik maka
tidak menutup kemungkinan kinerja pemerintah yang dilakukan akan baik, dan
meningkatkan kepercayaan masyarakat lebih tinggi kepada pemerintah.

Sebelumnya, pentingnya tata kelola digital dalam pemerintahan diungkapkan


oleh Dunleavy pada tahun 2005 saat memperkenalkan konsep digital governance
sebagai “pengganti” konsep New Public Management (NPM) yang banyak diadopsi
di pemerintahan. Salah satu karakteristik kunci dari revolusi industri 4.0 adalah
kecepatan perubahan yang dialami oleh organisasi dan individu, karena inovasi
teknologi yang muncul menciptakan cara untuk mengembangkan, bertukar dan
mendistribusikan nilai di seluruh masyarakat. Dunia meyakini ketika teknologi
informasi dan komunikasi (TIK) dalam pemerintah dapat menjadi alat
yang kuat agar masyarakat terlibat dalam kebijakan pemerintah dan semakin
meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah. E-Government sebagai
paradigma baru pelayanan publik pada dasarnya dipicu agar kepentingan warga
negara tersebut dapat terdistribusi dengan baik dan adil, diperlukan media
pertemuan antara pemerintah dengan warga masyarakat, sehingga semua
kepentingan warga masyarakat dapat terakomodasi dengan baik. Agar kebutuhan
masyarakat dapat segera direspon dengan baik oleh pemerintah maka diperlukan
media komunikasi antara pemerintah dan masyarakat. Pemanfataan teknologi
informasi komunikasi (e-Government) mampu menjadi mediator untuk
memfasilitasi komunikasi tersebut dengan cepat.
Dengan demikian e-Government merupakan suatu mekanisme interaksi baru
antara pemerintah dengan masyarakat dan kalangan lain yang berkepentingan, dengan
melibatkan penggunaan teknologi informasi (terutama internet) dengan tujuan
memperbaiki mutu (kualitas) pelayananan (Indrajit. 2002: 36). E-Government adalah
penyelenggaraan kepemerintahan berbasiskan elektronik untuk meningkatkan kualitas
layanan publik secara efisien, efektif dan interaktif. Intinya e-Government adalah
penggunaan teknologi informasi yang dapat meningkatkan hubungan antara
pemerintah dan pihak-pihak lain (penduduk, pengusaha maupun instansi lain).

Sehingga dari penerapan e-government nantinya dapat memberikan


manfaat (Sari dan Winarno: 2012) diantaranya; terciptanya sistem kelembagaan
dan ketatalaksanaan yang bersih, efisien, efektif, transparan, profesional dan
akuntabel; meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pengambilan kebijakan
publik; berkurangnya secara nyata praktek KKN di birokrasi; dan terjamin
konsistensi dan kepastian hukum seluruh peraturan perundangan-undangan baik di
tingkat pusat maupun daerah. Kemudian untuk sisi masyarakat, manfaat
penerapan e-government adalah masyarakat menerima berupa layanan dan
pemberian informasi yang lebih cepat, akses yang cepat terhadap dokumen dan
formulir elektronik, pelayanan masyarakat yang terus-menerus (24 jam sehari),
meningkatnya kemampuan melayani diri sendiri (self service), meningkatnya
kemampuan untuk mencari informasi, meluasnya akses terhadap informasi, dan
sebagainya (Cahyadi: 2003).
Salah satu prinsip dari Good Governance (Tata Kelola Pemerintahan yang
Baik) adalah partisipasi masyarakat,Partisipasi masyarakat diartikan sebagai
proses yang melibatkan masyarakat umum dalam pengambilan keputusan,
perumusan, pelaksanaan, dan pengawasan kebijakan dalam penyelenggaraan
pemerintahan, pembangunan serta pembinaan masyarakat. Dalam hal ini
partisipasi masyarakat di Kabupaten Deli Serdang memberi pengaruh yang
signifikan terhadap peningkatan kinerja dan pelaksanaan pemerintahan desa yang
berprinsip Good Governance (Tata Kelola Pemerintahan yang Baik). Partisipasi
masyarakat adalah sebagai proses yang melibatkan masyarakat umum dalam
pengambilan keputusan, perumusan, pelaksanaan dan pengawasan kebijakan.
Partisipasi masyarakat Desa Aras Kabu Lubuk Pakam Kecamatan Beringin Kabupaten
Deli Serdang berbentuk memberi dukungan, memberi
masukan kepada Kepala Desa dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD), mengawasi
kinerja Kepala Desa, mengakui, menghormati dan mengikuti keputusan/kebijakan
yang dibuat oleh Pemerintah Desa.

Good Governance adalah suatu tindakan pemerintah yang bersifat


mengarahkan, mengendalikan masalah publik dalam kehidupan sehari-hari di
segala bidang secara baik, transparan dan bertanggung jawab ditingkat desa pada
Desa Aras Kabu Lubuk Pakam Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang adanya
Good Governance terlihat dari pengelolaan dan kinerja oleh Kepala Desa yang cukup
baik dinilai oleh masyarakat dimana adanya perubahan – perubahan dalam
pembangunan desa seperti pembangunan jalan disetiap dusun. Dalam meningkatkan
Good Governance masayarakat Desa Aras Kabu Lubuk Pakam Kecamatan Beringin
Kabupaten Deli Serdang melakukan pengawasan kinerja/kebijakan Kepala
Desa, mendukung bersama – sama keputusan Pemerintah Desa, dan setuju dengan
adanya Good Governance di Desa Aras Kabu Lubuk Pakam Kecamatan Beringin
Kabupaten Deli Serdang. Ada hubungan positif antara partisipasi masyarakat dengan
meningkatkan Good Govenance di tingkat desa khususnya Desa Aras Kabu Lubuk
Pakam Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang. Hal ini dibuktikan dengan t
hitung adalah sebesar 9,966. Nilai t hitung lebih besar dari t tabel yaitu sebesar 9,966
>1,966 (dengan interpolasi) pada taraf signifikan 5 % pada derajat kebebasan (dk) = n-
2 (72-2) = 70 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Keberhasilan kinerja dan pelaksanaan
pemerintahan desa tak terlepas dari faktor pendukungnya. Adapun yang menjadi
faktor pendukung peningkatan kinerja dan pelaksanaan pemerintahan desa adalah
berupa faktor eksternal dan inetrnal kepala desa. Yang menjadi faktor internal adalah
Kepala Desa merupakan putra daerah dan telah mengetahui dengan jelas apa yang
menjadi kelebihan dan kekurangan desa tersebut baik dari segi sumber daya alam
maupun dari segi sumber daya manusia. Sehingga banyak masyarakat desa yang
mendukung kinerja dan pelaksanaan pemerintahan. Sehingga sebahagian besar
program-program yang telah dicanagkan dapat berjalan dengan baik. Sedangkan yang
menjadi faktor eksternal peningkatan kinerja dan pelaksanaan pemerintahan desa
adalah dukungan yang luas dari masyarakat desa serta Badan Permusyawaratan Desa
(BPD). Selain faktor pendukung terdapat pula faktor penghambat kinerja dan
pelaksanaan pemerintahan desa dalam peningkatan Good Governance (Tata Kelola
Pemerintahan yang Baik). Adapun yang menjadi faktor penghambat kinerja dan
pelaksanaan pemerintahan desa dalam peningkatan Good Governance (Tata Kelola
Pemerintahan yang Baik) adalah masalah ekonomi yang dialami oleh sebahagian
masyarakat desa, dimana setiap program desa yang membutuhkan dana swadaya dari
masyarakat desa menjadi terbengkalai disebabkan karena kurangnya partisipasi dana
dari masyarakat desa.

Namun, di dalam perkembangannya, e-government mengalami perkembangan


yang stagnant setelah dikeluarkannya Inpres ini dapat dikatakan bahwa
perkembangan implementasi e-government masih jauh dari harapan. Masih banyak
lembaga pemerintah, baik dipusat maupun daerah, yang belum menganggap e-
government sebagai prioritas. E-government hanya dipandang sebagai proyek yang
harus diikuti dan menjadi trend di kalangan pemerintah. Wujud nyata dari aplikasi e-
government yang telah umum dilaksanakan dan diatur pelaksanaannya adalah
pembuatan situs web pemerintah daerah. Situs web pemerintah daerah merupakan
salah satu strategi didalam melaksanakan pengembangan e-government
secara sistematik melalui tahapan yang realistik dan terukur.
Ada pula beberapa faktor yang menjadi penghambat bagi tewujudnya E-
Government yang baik, seperti minimnya sumber daya manusia yang ahli dalam
memanfaatkan teknologi informasi, minimnya anggaran yang dipergunakan untuk
menunjang pengembangan E-Governmentserta minimnya anggaran dan upaya yang
dilakukan untuk mensosialisasikan informasi kepada masyarakat bahwa saat ini telah
ada sebuah inovasi dibidang pelayanan publik yang memungkinkan masyarakat
memperloeh informasi dengan sangat cepat dan juga memungkinkan mereka
menyampaikan aspirasi tanpa perlu melakukan tatap muka atau demonstrasi inovasi
tersebut bernama E-Government.

Berikut adalah hasil analisis e-government menurut panduan dari KOMINFO


(2003) pada Provinsi Sumatera Utara, Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten
Medan: Setelah melakukan analisis website Sumatera Utara, Deli Serdang dan Medan
untuk bagian Selayang Pandang masing-masing web memiliki keterangan informasi
yang lengkap untuk bagian pemerintahan daerah bagian informasi nama dan alamat
kota Medan tidak dicantumkan, dan bagian biodata pemerintahan daerah web Deli
tidak dicantumkan informasi biodata. Pada bagian kelengkapan geografi sudah
hampir lengkap pada tiga webstite ini. Pada bagian peta wilayah dan sumber daya
untuk Kabupaten Deli tidak ada. Pada peraturan dan kebijakan daerah tidak ada pada
3 website ini. Untuk buku tamu hanya provinsi Sumatera Utara yang lengkap. Hasil
analisis dari ketiga website ini Sumatera Utara lebih informatif dan komplit dalam
penyampaikan informasi serta dalam memberikan pelayanan terhadap pembaca.

Telah dilakukan analisa terhadap website Provinsi Sumatera Utara, Kabupaten


Deli Serdang dan Kabupaten Medan berdasarkan kategoris berikut hasilnya : Hasil
analisa terhadap website provinsi Sumatera Utara adalah interaktif dan inovatif,
website tersebut memberikan informasi yang cukup lengkap dan teratur pada bagian-
bagian navigasinya, sehingga memberikan pelayanan yang bagus terhadap pembaca.
Hasil analisa terhadap website Kabupaten Deli Serdang adalah sebagai berikut, untuk
Informasi Menu Utama dalam Web Site mendapat nilai 97, Informasi Tambahan
dalam fasilitas Web Site bernilai 57, Penyediaan Hubungan nilai 0, setelah mencoba
membuka WebSite resmi Kabupaten Deli Serdang hasilnya cukup mudah dipahami
dan lengkap sehingga memberi kemudahan terhadap user atau pembaca tetapi untuk
desain yang dibuat kurang menarik sehingga diberi nilai 52,35. Hasil analisa terhadap
website Kabupaten Medan adalah sebagai berikut, untuk Informasi Menu Utama
dalam Web Site mendapat nilai 94, Informasi Tambahan dalam fasilitas Web Site
bernilai 58, Penyediaan Hubungan nilai 0, setelah mencoba membuka WebSite resmi
Kabupaten Medan proses link pada website tersebut kurang lengkap sehingga diberi
nilai 51,8. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Website yang digunakan oleh Provinsi
Sumatera Utara, Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten Medan sudah cukup
memenuhi panduan dari KOMINFO (2003), akan tetapi harus diberikan informasi
yang lebih banyak agar pembaca juga dapat mengambil informasi yang akurat dan
lengkap.

Anda mungkin juga menyukai