Anda di halaman 1dari 16

Penyusunan Indeks Good Governance Kabupaten Sidoarjo Tahun

2018

Bagian I

a. Latar Belakang
Good governance merupakan suatu proses penyelenggaraan
kekuasaan Negara dalam melaksanakan tolak ukur penyediaan
pelayanan terhadap public berkaitan dengan kinerja. Indeks Good
Governance menurut UNDP merupakan hubungan yang strategis dan
konstruktif diantara negara, sektor swasta, dan masyarakat
(Sedarmayanti, 2009: 275). Ada lima karakteristik good governance
menurut UNDP antara lain: 1. Interaksi, melibatkan tiga mitra besar:
pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat madani untuk melaksanakan
pengelolaan sumber daya ekonomi, sosial dan politik. 2. Komunikasi,
terdiri dari system jejaring dalam proses pengelolaan dan kontribusi
terhadap kualitas hasil. 3. Proses penguatan sendiri. Sistem pengelolaan
mandiri adalah kunci keberadaan dan keberlangsungan keteraturan dari
berbagai situasi kekacauan yang disebabkan dinamika dan perubahan
lingkungan, memberi kontribusi terhadap patisipasi dan menggalakkan
kemandirian masyarakat, memberikan kesempatan untuk kreatifitas dan
stabilitas berbagai aspek keperintahan yang baik. 4. Dinamis,
keseimbangan berbagai unsur kekuatan komplek yang menghasilkan
persatuan, harmoni, dan kerjasama untuk pertumbuhan dan
pembangunan berkelanjutan, kedaiman dan keadilan, dan kesempatan
merata untuk semua sektor dalam masyarakat madani. 5. Saling
ketergantungan yang dinamis antara pemerintahan, kekuatan pasar dan
masyarakat madani. (Sedarmayanti, 2009: 282). Di era sekarang segala
hal dikaitkan dengan teknologi informasi dan komunikasi (TIK), kondisi
demikian juga terjadi dalam system pemerintahan. TIK merubah
paradigma pengelolaan pemerintahan yang semula interaksi antara
pemerintah dan stakeholder-nya berlangsung dalam kantor-kantor
pemerintahan meluas menjadi bisa di akses oleh masyarakat umum.
Namun seiring dengan dengan pemanfaatan TIK, pusat-pusat layanan
pemerintah bisa lebih dekat dengan masyarakat penggunanya. Hal ini
jauh sangat berbeda dengan kondisi masa lalu dalam komunikasi
terbatas apabila jarak jauh, hanya menggunakan teknologi seadanya.
Berbanding dengan kondisi sekarang yang semua serba bisa dengan
kecanggihan teknologi komunikasi. Pemerintah sangat tanggap akan
kondisi sekarang karena tidak mau ketinggalan sehingga terus berbenah
melakukan perubahan. Pemerintah mempunyai sebuah kebijakan untuk
meningkatkan atau mempermudah akses masyarakat dalam
berkomunikasi, menyampaikan aspirasi terkait dengan pelayanan
masyarakat, menyampaikan kritik dan saran untuk perbaikan kedepan.
Ide dan gagasan dari manapun bisa diterima dan dikaji apabila
disampaikan secara logis dan mempunyai sumber jelas.
Berdasarkan PP No. 101 tahun 2000 pengertian good governance
adalah pemerintahan yang mengembangkan dan menetapkan prinsip-
prinsip profesionalitas, akuntabilitas, transparansi, pelayanan prima,
demokrasi, efisiensi, efektivitas, supremasi hukum dan dapat diterima
oleh seluruh masyarakat. Good Governance pada dasarnya adalah suatu
konsep yang mengacu kepada proses pencapaian keputusan dan
pelaksanaannya yang dapat dipertanggungjawabkan secara bersama.
Sebagai suatu konsensus yang dicapai oleh pemerintah, warga negara,
dan sektor swasta bagi penyelenggaraan pemerintahaan dalam suatu
negara. Oleh karena itu, untuk terwujudnya kepemerintahan yang baik,
diperlukan dialog antara pelaku-pelaku penting dalam negara. Agar
semua pihak merasa memiliki tata pengaturan tersebut. Tanpa
kesepakatan yang dilahirkan dari dialog ini, kesejahteraan tidak akan
tercapai karena aspirasi politik maupun ekonomi rakyat tersumbat.
Pemerintah harus memberikan kapasitas kepada masyarakat untuk
menyampaikan saran maupun kritikan terhadap segala bentuk pelayanan
pemerintah saat ini yang bersifat membangun, agar tercipta suatu
hubungan baik antar pemerintah dan masyarakat. Segala sesuatunya
membutuhkan komunikasi yang baik dan dengan cara yang baik pula
sesuai asas demokrasi.
Cara yang telah diterapkan pemerintah Sidoarjo untuk menerima
aspirasi masyarakat dengan memanfaatkan teknologi informasi. Dengan
aplikasi yang bernama Mata Delta masyarakat dapat menyampaikan
segala keluh kesah tentang Kabupaten Sidoarjo. Aplikasi ini sangat
membantu masyarakat dalam berkomunikasi dengan pemerintah, begitu
juga dengan pemerintah Kabupaten Sidoarjo aplikasi ini dapat
memberikan sedikit banyak solusi dari permasalahan demo oleh
masyarakat yang sering dilakukan akibat kurang tersampainya aspirasi
masyarakat terhadap pemerintah. Dengan aplikasi ini masyarakat dapat
memberikan kritik dan saran terhadap pelayanan yang dilakukan oleh
pemerintah Sidoarjo dimanapun mereka berada selama ada jaringan
internet di Smartphonenya. Namun aplikasi ini bukan sebuah solusi untuk
segala permasalahan tentang komunikasi antara pemerintah dengan
masyarakat, karena kita tahu tidak semua masyarakat dikabupaten
sidoarjo memiliki Smartphone yang canggih, belum lagi masyarakat yang
Gaptek dengan teknologi saat ini, mereka akan merasa tidak ada
tanggapan dan solusi dari pemerintah untuk menerima aspirasi
masyarakat yang telah mereka sampaikan.
Dengan demikian pemerintah dapat melakukan upaya pengembangan
ketertiban dalam masyarakat agar mereka tidak melakukan hal-hal yang
bersifat anarkis dalam menyampaikan aspirasinya. Karena ketertiban
masyarakat merupakan salah satu upaya yang harus dioptimalkan
perwujudnya. Selain itu juga perlu dilakukan pendidikan dan pemahaman
karakter bangsa, pengembangan nilai budaya daerah yang baik,
peningkatan peran para tokoh masyarakat, serta mengembangkan dialog
dengan pengelola media adalah langkah-langkah yang dapat dilakukan
untuk mendukung terciptanya ketenteraman dan ketertiban serta
stabilitas dalam penyampaian sebuah aspirasi oleh masyarakat. Selain itu
pemerintah juga tidak boleh lepas dari tanggungjawab tentang
pelayanan terhadap masyarakat karena sebuah kritikan maupun saran
(asoirasi) tumbuh atau lahir dari kurangnya pelayanan publik yang
kurang baik dalam melayani masyarakat. Apabila kerjasama antara
pemerintah dan aparatur lainnya yang berhubungan dengan masyarakat
bekerjasama dengan baik maka akan terwujud sebuah Good Governance
dalam suatu negara.

Bagian II

a. Gambaran Kabupaten Sidoarjo


Kabupaten Sidoarjo sebagai salah satu penyangga Ibukota Propinsi
Jawa Timur merupakan daerah yang mengalami perkembangan pesat.
Keberhasilan ini dicapai karena berbagai potensi yang ada di wilayahnya
seperti industri dan perdagangan, pariwisata, serta usaha kecil dan
menengah dapat dikemas dengan baik dan terarah. Dengan adanya
berbagai potensi daerah serta dukungan sumber daya manusia yang
memadai, maka dalam perkembangannya Kabupaten Sidoarjo mampu
menjadi salah satu daerah strategis bagi pengembangan perekonomian
regional. Berbagai jenis penghargaan telah di peroleh kabupaten sidoarjo
seperti penghargaan Natamukti Pranata yang diberikan oleh organisasi
nirlaba internasional yang bekerja sama dengan Kementerian Koperasi
dan Usaha Kecil Menengah (UKM) yang telah berhasil mendorong
keberlangsungan Usaha Mikro, Kecil dan Menegah (UMKM), penghargaan
daerah dengan “Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah” Tertinggi
Nomor 1 tingkat nasional dengan predikat ST (Sangat Tinggi) saat
Peringatan Hari Otonomi Daerah ke-22 Dirjen Otoda Kemendagri,
Penghargaan Pelayanan Publik “sangat baik” kepada Dinas Penanaman
Modal dan Pelayanan Terpadu satu Pintu (DPMPTSP) Kab Sidoarjo dan
RSUD Kab Sidoarjo serta Pelayanan publik kategori “baik” kepada
Dispendukcapil Kab Sidoarjo dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi, Penghargaan kategori Pelayanan
Kepegawaian Terbaik Tahun 2017 untuk kriteria Pemanfaatan CAT
Organisasi Perangkat Daerah Pengelola Kepegawaian Tipe A wilayah kerja
Kantor Regional II Badan Kepegawaian Negara, dan masih banyak lagi.
Penghargaan-penghargaan yang diperoleh kabupaten Sidoarjo
merupakan bukti dari kinerja pemerintahan yang sudah cukup baik dalam
melayani masyarakat. Kinerja yang baik merupakan hasil dari hubungan
kerjasama antara pemerintah dan masyarakat yang baik pula, oleh sebab
itu wajib bagi suatu negara untuk menciptakan hubungan baik antara
pemerintah dengan warga masyarakatnya apabila ingin terwujud Good
Governance dalam negara tersebut. Kabupaten Sidoarjo merupakan
salah satu kabupaten yang memiliki banyak OPD. Oleh sebab itu
pemerintah Sidoarjo sangat memperhatikan kualitas pelayanan masing-
masing OPD dalam melayani masyarakat.
b. Komunikasi Publik
1. Pengertian Komunikasi Publik
Komunikasi publik diartikan sebagai kegiatan memahami, merancang,
menerapkan, dan mengevaluasi kampanye komunikasi yang berhasil
dalam sebuah kerangka kerja untuk melayani kepentingan umum.
Program-program dalam komunikasi publik menggunakan komunikasi
untuk menginformasikan atau mempersuasi, membangun hubungan, dan
untuk mendorong dialog terbuka dalam organisasi atau komunitas
terhadap solusi jangka panjang. Hal ini dilakukan dengan menyusun
pesan yang sukses melalui penerapan penelitian, teori, pengetahuan
teknis, dan prisip desain suara. Komunikasi Publik banyak digunakan
masyarakat untuk menyalurkan aspirasi mereka terhadap pemerintah
seperti melalui kegiatan demo,dll. Dalam negara demokrasi Komunikasi
Publik juga digunakan sebagai alat dalam menyampaikan sebuah
informasi kepada masyarakat. Komunikasi Publik sangat penting untuk
keberlangsungan sebuah sistem pemerintahan seperti penyampaian
prosedur pelayanan terhadap masyarakat, penyampaian peraturan baru
oleh pemerintah kepada masyarakat, dan lain sebagainya. Komunikasi
Publik juga disebut sebagai alat interaksi antara pemerintah dengan
masyarakat disuatu negara.
Sementara itu, Judy Pearson dan Paul Nelson (2009) mendefinisikan
komunikasi publik atau public speaking sebagai proses menggunakan
pesan untuk menimbulkan kesamaan makna dalam sebuah situasi
dimana seorang sumber mentransmisikan sebuah pesan ke sejumlah
penerima pesan yang memberikan umpan balik berupa pesan atau
komunikasi nonverbal dan terkadang berupa tanya jawab. Dalam
komunikasi publik, sumber menyesuaikan pesan yang dikirimkan kepada
penerima pesan dalam rangka untuk mencapai pemahaman yang
maksimal. Terkadang, secara virtual penerima pesan dapat memahami
pesan yang disampaikan oleh sumber pesan atau bahkan tidak mengerti
sama sekali (Pearson dkk, 2009 : 20). Penyampaian pesan yang baik akan
membuat si penerima mendapatkan informasi yang akurat dari pesan
yang telah di sampaikan oleh narasumber. Begitu juga si penerima
pesan, apabila mereka mendengarkan narasumber dalam menyampaikan
sebuah pesan dengan baik maka informasi yang telah disampaikan akan
mudah diterima dan dipahami. Oleh karena itu komunikasi yang baik
akan terjadi apabila ada kerja sama yang baik antara narasumber dengan
si penerima informasi.
Dari pengertian di atas, tampak bahwa komunikasi publik adalah salah
satu dari konteks komunikasi yang menekankan pada sumber pesan
dimana seseorang bertanggung jawab dalam proses penyampaian
informasi kepada penerima pesan atau khalayak. Komunikasi publik
merujuk pada kampanye komunikasi yakni kegiatan yang menggunakan
berbagai teori dan strategi komunikasi untuk mempengaruhi khalayak
luas dengan cara-cara yang dapat diukur. Komunikasi publik juga merujuk
pada public speaking berperan penting dalam berbagai bidang kehidupan
kita, misalnya dalam bidang pendidikan, profesional, politik, dan lain
sebagainya. Public speaking umumnya mengupas hal-hal yang berkaitan
dengan cara berbicara di depan umum seperti bagaimana cara
menyusun pesan informatif maupun pesan persuasif kepada khalayak.
Namun di Good Governance kali ini kita akan membahas tentang
komunikasi antara masyarakat dengan pemerintah, mengenai tanggapan
pemerintah terhadap keluh kesah masyarakat yang belum mendapatkan
perhatian sedikit pun.
2. Pandangan Komunikasi Publik
Menurut beberapa ahli terkait dengan pandangan komunikasi public
yaitu:
1. Erliana Hasan (2005) : Komunikasi pemerintahan adalah
penyampaian ide, program, dan gagasan pemerintah kepada
masyarakat dalam rangka mencapai tujuan begara.
2. María José Canel dan Karen Sanders dalam Government
Communication: An Emerging Field in Political Communication
Research (2011 : 85-86)
Government communication refers to the aims, role and practice of
communication implemented by executive politicians and officials
of public institutions in the service of a political rationale, and that
are themselves constituted on the basis of the people’s indirect or
direct consent and are charged to enact their will.

Hal ini memiliki pengertian bahwa komunikasi pemerintahan


mengacu pada tujuan, peran dan praktek komunikasi yang
dilaksanakan oleh politisi eksekutif dan pejabat dari lembaga-
lembaga publik lainnya dalam kerangka pelayanan pemikiran
politik, dan yang sendirinya merupakan atas dasar persetujuan
langsung atau tidak langsung rakyat dan dibebankan untuk
memberlakukan mereka akan.)

3. Strömbäck and Kiousis (2011) dalam Canel dan Sanders melalui


Introduction:

Mapping the Fields of Government Communication (2013 : 4) :


Mereka mendefinisikan komunikasi pemerintahan dalam kerangka
political public relations. Political public relations is the
management process by which an organization or individual actor
for political purposes, through purposeful communication and
action, seeks to influence and to establish, build, and maintain
beneficial relationships and reputations with its key publics to help
support its mission and achieve its goals.

4. Public relations politik adalah suatu proses manajemen yang


dilakukan oleh suatu organisasi atau individu untuk tujuan politik,
melalui komunikasi serta tindakan yang memiliki tujuan, untuk
mempengaruhi dan untuk melepaskan, membangun, dan mengelola
hubungan yang menguntungkan dan reputasi dengan publik untuk
mendukung misi dan mencapai tujuan yang dimiliki).

3. Komunikasi Pemerintahan untuk Kepemerintahan yang Baik (Good


Governance)

Komunikasi pemerintahan yang baik dapat berkontribusi pada


kepemerintahan yang baik. Menurut UNDP kepemerintahan yang baik adalah
hubungan yang saling membantu dan membangun diantara Negara, swasta,
dan masyarakat. Masing-masing memiliki peran dalam konsep
kepemerintahan yang baik, yaitu :

 Negara/pemerintah memiliki peran menciptakan iklim politik, hukum,


dan ekonomi yang sehat sehingga dapat mendorong perkembangan
dunia usaha dan masyarakat. Strategi komunikasi yang harus
dilakukan ada beberapa jenis, komunikasi bisa secara langsung
ataupun tidak langsung. Masyarakat Kabupaten Sidoarjo menerapkan
pemasangan baliho – baliho di kiri kanan jalan untuk menyampaikan
program, visi misi, kinerja maupun kegiatan lain. Selain baliho di
Kabupaten Sidoarjo ada tempat khusus untuk pengaduan sebagai
wujud bentuk menampung aspirasi yang dikomunikasikan oleh
masyarakat kepada Pemerintah. Publikasi juga melalui web
pemerintahan untuk bisa didownload oleh masyarakat sehingga tetap
update berita-berita, selain download berita masyarakat juga bisa
menyampaikan aspirasi kritik dan saran melalui aplikasi tersebut.
Pemerintah harus tanggap dan peka terhadap apa yang menjadi
kebutuhan dari masyarakat sehingga bisa berjalan selaras dan
beriringan.
 Swasta memiliki peran menciptakan lapangan pekerjaan. Kegiatan
berupa pelatihan, pembinaan sampai dengan mentoring banyak
diterapkan oleh Kabupaten Sidoarjo dalam meningkatkan SDM.
Lapangan pekerjaan tercipta apabila didukung dengan masyarakat
yang berwawasan dan mempunyai pengetahuan tinggi. Pelatihan,
pembinaan, mentoring adalah cara yang diterapkan untuk
menghasilkan SDM yang berkompeten sehingga lapangan pekerjaan
dengan sendirinya bisa diciptakan oleh beberapa masyarakat
Kabupaten Sidoarjo. Beberapa UKM terbentuk oleh keahlian
masyarakat tetapi hal itu harus di dukung dengan kompetensi
sehingga bisa bersaing dengan UKM yang sedang naik kelas. Program
Pemerintah turun ke masyarakat untuk mendukung UKM-UKM yang
ada untuk terus berkembang, salah satu UKM Kabupaten Sidoarjo yang
sangat dikagumi masyarakat luar adalah produk olahan bandeng, kulit
untuk pembuatan sepatu dan tas, juga mamin yang lain. Hal ini harus
didukung dari segi perijinan dan branding untuk produk UKM ini bisa
bersaing dan laku dengan harga yang tinggi. Masyarakat sangat
menguasai bidang pengolahan tetapi banyak kendala dalam
marketing, packaging dan perijinan. Oleh sebab itu perlu ketanggapan
pemerintah dalam menyelesaikan permasalahan tersebut. Komunikasi
yang baik antara masyarakat umum (pihak swasta) dengan
pemerintah harus terjalin karena dengan demikian akan memudahkan
mencapai suatu tujuan bersama.
 Masyarakat memiliki peran memberikan kemudahan hubungan timbal
balik melalui kelompok dalam masyarakat untuk berperan serta dalam
pembangunan. Saling memberikan dukungan antara pihak pemerintah
dan masyarakat sangat diperlukan, segala bentuk komunikasi bisa
dilakukan dari bawah ke atas ataupun dari atas ke bawah. Beberapa
sosialisasi pemerintah kepada masyarakat ini didukung dengan media
dan IT yang mengikuti perkembangan. Masyarakat harus berani
menyampaikan segala bentuk aspirasi kritik dan saran apabila itu
benar adanya. Bentuk pelayanan pemerintah akan dinilai baik apabila
masyarakat bisa bekerja sama dengan baik pula, banyaknya wadah
aspirasi masyarakat akan mempermudah masyarakat dalam
menyampaikan segala bentuk kritik dan saran.

Kepemerintahan yang baik memerlukan tiga hal yaitu state capability,


accountability, dan responsiveness.

 State capability – Kemampuan Negara dalam hal ini para pemimpin


dan pemerintah dalam menyelesaikan sesuatu.
 Accountability – Kemampuan warga, masyarakat sipil maupun sektor
swasta.
 Responsiveness – Tanggapan yang diberikan oleh pemerintah dalam
memenuhi kebutuhan dan hak-hak warga negara.

Bagian III

a. Metode Pengumpulan Data


Sasaran dalam kajian ini adalah 25 OPD dan masyarakat umum yang

meliputi:
1. Dinas Perpustakaan dan Arsip
2. Dinas Sosial
3. PPID/ KPU
4. Dinas Koperasi dan UMKM
5. Dinas Lingkungn Hidup dan Kebersihan
6. Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata
7. Bappeda
8. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
9. Dinas Perhubungan
10. Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang
11. Dinas Perumahan dan Pemukiman
12. Dinas Tenaga Kerja
13. Dinas Penanaman Modal
14. BPKAD
15. Dinas Kominfo
16. Dinas Pendidikan
17. Dinas Kesehatan
18. LPSE
19. Kecamatan Taman
20. Kecamatan Waru
21. Kecamatan Wonoayu
22. Kecamatan Tulangan
23. Kecamatan Buduran
24. Kecamatan Sidoarjo
25. Masyarakat ekonomi

c. Teknik Analisis Data


1. UU No.32 Tahun 2004 tentang pemerintah daerah
2. UU No.14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik
3. UU No.25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik

BAGIAN III Metode Penyusunan

a. Data dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam kajian ini adalah data primer yang
dihimpun melalui kuesioner dan dokumentasi secara langsung. Sumber
data didapat dari 18 Organisasi Perangkat Daerah (OPD) 6 Kecamatan
dan 100 masyarakat ekonomi yang tersebar di Kabupaten Sidoarjo.

b. Variabel Kajian

Variabel dalam kajian ini dibagi menjadi lima yaitu:


1. Transparansi
2. AKuntabilitas
3. Tanggungjawab
4. Independensi
5. Keadilan

c. Analisis Data
1. Populasi

Populasi adalah objek yang dijadikan kajian secara keseluruhan


Macam-macam populasi dilihat dari kompleksitas objek populasi :
a. Populasi homogen, yaitu keseluruhan individu yang menjadi
anggota populasi, memiliki sifat-sifat yang relative sama satu sama
lainnya.
b. Populasi heterogen, yaitu keseluruhan individu anggota populasi
relative memiliki sifat-sifat individual, dimana sifat tersebut
membedakan individu anggota populasi yang satu dengan yang
lainnya. Dengan kata lain bahwa individu anggota populasi memiliki
sifat yang bervariasi sehingga memerlukan penjelasan terhadap
sifat-sifat tersebut baik secara kuantitatif maupun kualitatif.

2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang ingin diteliti. Oleh
karena itu , sampel harus dilihat sebagai pendugaan terhadap
populasi dan bukan populasi itu sendiri. Sebuah sampel haruslah
dipilih sedemikian rupa sehingga setiap satuan elementer
mempunyai kesempatan dan peluang yang sama untuk dipilih dan
besarnya peluang tersebut tidak boleh sama dengan 0. Disamping
itu pengambilan sampel yang secara acak (random) haruslah
menggunakan metode yang tepat sesuai dengan cirri-ciri populasi
dan tujuan penelitian. Meskipun sebuah sampel terdiri dari sebagian
populasi, tetapi sebagian dari populasi itu tidak selalu dapat disebut
sebuah sampel apabila cara-cara pengambilannya tidak benar.
3. Penentuan Sampel
a. Cluster Sampling digunakan untuk menentukan sampel bila
objek yang diteliti atau sumber data sangat luas. Dalam
menentukan jumlah responden dari masyarakat umum
kabupaten Sidoarjo. Dari 18 kecamatan diambil sampling untuk
mewakili terbagi menjadi 4 zona dan setiap zona terdiri dari 4
sampai 5 kecamatan dan terpilih 2 kecamatan di masing-masing
zona.
b. Sampling Kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari
populasi dengan ciri tertentu sampai memenuhi kuota yang telah
di tentukan. Penentuan jumlah 100 responden, penentuan 18
OPD, dan 6 kecamatan terpilih berdasarkan teknik sampling
kuota.
c. Random Sampling adalah teknik pengambilan sampling yang
diambil secara acak. Penentuan 100 responden, penentuan 18
OPD, dan 6 kecamatan terpilih di acak sesuai dengan wilayah
yang sudah ditentukan.

4. Metode Analisis

5. Lokasi dan Objek Kajian


Penelitian berlokasi di lingkungan Pemerintah Kabupaten Sidoarjo
dan yang menjadi obyek penelitian 18 Organisasi Perangkat Daerah
(OPD), 6 Kecamatan dan masyarakat umum di lingkungan
Pemerintah Kabupaten Sidoarjo.

IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN


a. Dinamika Komunikasi Pemerintahan di Indonesia.

Runney (1990, dalam Surbakti, 1992: 2) menyatakan bahwa kebijakan


public,termaksud pemilihan bentuk dan strategi komunikasi,dipengaruhi
system politik berupa interaksi dan lembaga menetapkan kebijakan
pelayanan informasi dan komunikasi nasional,pemantauan lembaga
pemerintahan,dan masyarakat bidang pelayanan informasidan komunikasi.
Tak lama2 kemudian BIKN berubah menjadi Lembaga Informasi Nasional
( LIN) hanya melaksanakan kewenagan secara terbatas sebagai institusi
organic di bawah kementerian sehingga persoalan stategi seperti.
Pemerintah maupun antara pemerintah dengan masyarakat dalam
pembuatan dan pelaksanaan keputusan yang mengikat bersama. Semasa
Orde Lama dan Orde Baru terdapat Departemen Penerangan yang memiliki
jaringan kerja sampai ke daerah meskipun dengan strategi pendekatan yang
berbeda ( Soekirman, dkk, 1984 23-30). Selanjutnya terjadi pembubaran
Departemen Penerangan lantaran sejumlah problem krusial salah satunya
muatan dan metode propaganda monopolitiknya makin tidak sesuai dengan
kebutuhan masyarakat. Sebagai penganti Departemen Penerangan, dibentuk
Badam Informasi dan Komunikasi Nasional yang bertugas perumusan UU
sangat riskan ditangani.

Pascareformasi, terdapat lembaga juru bicara kepresidenan (Hidayat dan


Tanti,2011) dan Kehumasan di lembaga pemerintahan yang menjadi
penyedia dan layanan informasi. Tak berapa lama, kemudian didirikan
Kementerian Komunikasi dan Informasi. Lembaga baru itu memberikan
perhatian lebih terhadap penyedia infrastruktur komunikasi pemerintahan
yang difasilitasi teknologi informasi dan komunikasi.

Selanjutnya status Kementerian Komunikasi dan Informasi diubah menjadi


departemen Komunikasi dan Informasi dengan penambahan fungsi secara
penerangan untuk aspek layanan informasi dan penyedian infrastruktur
teknologi komunikasi. Terakhir penyebutan nama lembaga itu berganti
menjadi Kementerian komunikasi dan Informasi. Pergesaran yang terjadi
menunjukan bahwa komunikasi lembaga pemerintahan sangant bergantung
pada system politik pemerintahan yang dianut oleh sebuah negara. Saat ini
pendekatan komunikasi publik diakomodasi sebagai cara baru komunikasi
pemerintah kontemporer. Sedikit banyak mengubah dan mendefinisikan
relasi pemerintah dengan warga negara. Penelusuran dan kritis atas
konsepsi komunikasi public pun menjadi menarik karena saat ini istilah
tersebut diadopsi dan struktur kelembagaan pemerintah dan merancang dan
melaksanakan kebijakan komunikasi. Perini (2006: 213) menyatakan
komunikasi publick merupakan salah satu perangkat dalam pendekatan
public relations sebagai bagian tak terpisahkan untuk megatasi krisis dengan
cara menyebarluaskan informasi dengan akurat dan berkala kepada publik.
Sementara Rowe dan frewer (2005: 254-255) mendefinisikan komunikasi
publik sebagai upaya memberikan informasi yang searah dari pemerintah
kepada publik atau warga negara. Dengan pendekatan komunikasi publik
pun, tampaknya nuansa etatisme dan kekuasaan negara jauh lebih
dominan,apalagi pemerintah memang memiliki sumber daya yang hampir
tak terbatas untuk membuat kebijakan komunikasi.

Realitas menunjukan bahwa system komunikasi dan informasi di Indonesia


saat ini masih belum sepenuhnya memenuhi kepentingan warga negara,
karena beberapa aspirasi masyarakat banyak yang tidak diperhatikan karena
dianggap terlalu banyak kepentingan dan permintaan yang dirasa akan
merugikan pemerintah.
Penutup

Setiap komunikasi pemerintah dilakukan agar tidak terlalu banyak


distorsi,bias,salah pengertian warga negara terhadap kebijakan yang diambil
oleh pemerintah ditunjukan untuk mendapatkan dukungan publik atau warga
negara terhadap kebijakan. Salah satu cara yang dilakukan dengan
membawa masalah kebijakan ke akar rumput pemerintah berusaha
memengaruhi semua partisipasi publik dalam proses kebijakan.Namun
secara eksisting di Indonesia belum terbentuk sistem komunikasi pemerintah
yang bisa memenuhi kehendak publik alih-alih menuju cita kesejahteraan
bagi warga negara. Oleh karena itu perlu dikembangkan sistem komunikasi
yang dapat mendorong pembentukan nilai-nilai, pemahaman sikap-
sikap,sampai perilaku warga negara. Dalam melakukan komunikasi
pemerintah sesungguhnya mengunakan kebijakan komunikasi atas dasar
pengembangan program komunikasi terhadap publik. Di kabupaten Sidoarjo
system sudah terbentuk tetapi perlu adanya peningkatan untuk
memaksimalkan fungsi dari komunikasi tersebut baik dari pemerintah ke
masyarakat maupun masyarakat ke pemerintah.

Hal mendasar yang perlu diperhatikan adalah bagaimana membentuk


kepercayaan publik terhadap lembaga,yang bisa dimulai dari perumusan
kebijakan umum perubahah paradigm atau mindset sumber daya
manusia,penataan kelembagaan perluasan akses publik, pengemasan
informasi yang menarik dan dibutuhkan oleh publik. Serta pengembangan
mekanisme umpan balik untuk public kepada lembaga pemerintah.
Bagaimana pun sitem komunikasi pemerintah tak bisa dipisahkan dari
konsep negara kesejahteraan yang dianut oleh rezim yang berkuasa pada
masing-masing negara (welfare regims). Pengaruh ini terjadi terutama
terhadap kemampuan negara tersebut memproduksi dan mendistribusikan
kesejahteraan melalui kebijakan social. Ke depan tantangan terberat adalah
mengembangan cara – cara deliberative dengan mengutamakan pelibatan
publik melalui dialog,tukar pengalaman,dan penggalian masalah antara
pemerintah dan warga negara.

Rekomendasi

Beberapa hal yang menjadi rekomendasi dalam kajian permasalahan Indek


Good Governance dari sudut pandang Ilmu Komunikasi adalah:

1. Memanfaatkan segala bentuk alat komunikasi secara maksimal dan


terarah, maksudnya adalah ada beberapa hal yang harus menjadi
poin tercapainya sebuah kominikasi yang baik dan benar. Ada
tingkatan yang harus dipahami dan diterapkan dalam komunikasi
antara pejabat pemerintahan, swasta dan masyarakat umum
dehingga terciptanya serangkaian komunikasi yang baik.
2. Mempublikasikan terkait dengan informasi informasi yang berkaitan
dengan masyarakat sehingga tidak terjadi simpang siur
penerimaan informasi. Publikasi bisa dilakukan melalui online
(website, sosial media dan aplikasi) maupun offline (surat, koran
dan pemberitahuaan secara langsung kepada sumber yang dituju)
3. Menerima secara terbuka kritik saran yang disampaikan oleh
masyarakat, hal yang telah disuarakan oleh masyarakat bisa jadi
harus dilakukan kajian yang terukur supaya kedepan memberikan
dampak yang lebih maksimal kepada pemerintahan dan
masyarakat itu sendiri.
4. Membuat sebuah survei dan kajian yang berhubungan langsung
dengan masyarakat, sehingga bisa membuat kebijakan baru
berdasar data dan mempunyai manfaat bagi semua pihak yaitu dari
pemerintahan, swasta maupun masyarakat umum. Misalnya Survei
pengetahuan masyarakat terhadap IT yang diterapkan di
Kabupaten Sidoarjo, Kajian pengaruh sosial media bagi masyarakat
Sidoarjo dalam meningkatkan pelayanan pemerintah Kabupaten
Sidoarjo.

Anda mungkin juga menyukai