DI SUSUN OLEH:
NIM : 1910104010059
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Usaha menengah dan usaha besar melaksanakan hubungan dengan usaha kecil, baik
yang memiliki maupun yang tidak memiliki keterkaitan usaha. Kemitraan dilaksanakan
dengan disertai pembinaan dan pengembangan dalam salah satu atau lebih bidang produksi
dan pengolahan, pemasaran, permodalan, sumber daya manusia, dan teknologi.
Pada zaman milenial ini semua individu memiliki kebutuhan dan keinginan termasuk
gaya hidup. Untuk memenuhi gaya hidup tentunya individu harus memiliki uang untuk
mencapainya. Uang yang dibutuhkan untuk individu bisa diperoleh dari penghasilan (gaji)
oleh individu tersebut. Namun, pada kenyataan nya saat ini penghasilan yang diperoleh oleh
individu tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup. Oleh karena itu individu perlu
membangun sebuah gagasan agar kebutuhan dan keinginan dapat tercapai. Salah satu caranya
yaitu memutar uang agar uang tersebut bisa dihasilkan lebih banyak salah satunya dengan
cara melakukan usaha kemitraan.
Usaha kemitraan bukan hanya terdapat pada setiap individu saja , namun juga terdapat
dalam pemerintahan. Pemerintah Daerah diberikan otonomi daerah sebagaimana yang
tertuang dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah. Otonomi
daerah adalah hak,wewenang dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus
sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Pemerintah pusat menyerahkan urusan pemerintahan kepada
pemerintah daerah otonom berdasarkan asas otonomi.
Organiasasi sektor publik dalam memenuhi fungsi pemerintahan efektif dan efisien
harus menyelenggarakan pengelolaan keuangan daerah secara profesional, terbuka dan
bertanggung jawab sesuai dengan aturan pokok yang telah ditetapkan dalam undang-undang.
Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) adalah sebagai internal auditor yang
mengendalikan internal pemerintahan. BPKP mengembangkan sebuah program aplikasi
komputer yang diberi nama SIMDA (Sistem Informasi Manajemen Daerah). Aplikasi
SIMDA adalah aplikasi yang digunakan untuk pengelolaan keuangan daerah yang akan
digunakan untuk pengambilan keputusan dalam berbagai hal dipemerintahan.
Berdasarkan uraian latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
PEMBAHASAN
Tujuan dan manfaat dibentuknya kemitraan adalah untuk mencapai hasil yang lebih
baik, dengan saling memberikan manfaat antar pihak yang bermitra, Hafsah (2000:54-62).
Adapun manfaat yang diperoleh dalam kemitraan yaitu :
1. Lembaga-lembaga pemerintah
2. Otoritas lokal
3. Bisnis swasta dan organisasi komersial
4. Kelompok-kelompok masyarakat
5. Organisasi organisasi lingkungan
6. Kelompok-kelompok sukarela
7. Individu-individu pribadi
Kemitraan di Indonesia masih belum banyak dipahami oleh semua kalangan baik itu
dikalangan masyarakat, pemerintahan atau para perumus kebijakan daerah. Tetapi sistem
kemitraan dapat menjadi solusi untuk menciptakan mekanisme pelayanan yang lebih
berkualitas serta reformasi birokrasi publik di Indonesia. Kemitraan dalam pelayanan publik
sesuai dengan gagasan tata pemerintahan yang baik yang merupakan dasar dari governance
yaitu dari proses pelayanan publik dengan keterlibatan antara pemerintah daerah, unsur-unsur
swasta, lembaga-lembaga pemerintah dan masyarakat.
Pemerintah dalam menghasilkan pemerintahan daerah good governance harus
memiliki prinsip menganut pola kemitraan yang mengandung 3 prinsip/dimensi pada tata
pelaksanaannya yaitu :
1. Kesetaraan
2. Transparansi
3. Keuntungan/manfaat bersama
1. Kesetaraan : setiap mitra harus menempatkan diri setara dengan pihak lain, kesetaraan
kedudukan akan memperkuat rasa kebersamaan sehingga sama-sama bertanggung
jawab dan sama-sama menanggung resiko menghadapi tantangan kedepan yang
mungkin akan terjadi.
2. Keterbukaan : kemitraan membahas kemajuan permasalahan dan setiap kesepakatan
dibuat dan diimplementasikan secara transparan dan jujur.
3. Saling menguntungkan : setiap mitra mempunya tujuan dan kepentingan yang sama
dalam melaksanakan upaya terkhusus pengelolaan keuangan untuk meghasilkan
laporan keuangan yang baik dan benar
SIMDA adalah sebuah aplikasi komputer yang terintegrasi dan dapat membantu
proses administrasi pemerintah daerah dari tingkat provinsi, kabupaten/kota sampai tingkat
kecamatan dan kelurahan. SIMDA memiliki 4 jenis yaitu SIMDA Keuangan SIMDA BMD
(Barang Milik Daerah), SIMDA Gaji, dan SIMDA Pendapatan. Sistem pada SIMDA relevan
sehingga output dari aplikasi tersebut bisa digunakan oleh pimpinan daerah untuk proses
pengambilan keputusan.
Bukan saja pimpinan daerah dapat menggunakan output dari SIMDA , namun juga
pihak legislatif dapat menggunakan sebagai langkah monitoring terhadap kinerja pemerintah
daerah. SIMDA merupakan aplikasi yang dapat memberikan kebutuhan informasi secara
cepat, lengkap dan akurat.
Tujuan dari aplikasi SIMDA (BPKP, 2008) :
1. Sebagai alat tukar informasi bagi setiap unit kerja pemerintahan yang menerima
jaringan SIMDA.
2. Sebagai alat kontrol realisasi bagi kegiatan setiap unit kerja.
3. Sebagai langkah awal untuk penerapan E-Government.
4. Sebagai langkah awal pelaksanaa Good Government.
1. Database relevan
2. Data tercetak secara otomatis
3. Fleksibel, dapat diakses kapanpun dan dimanapun jika terkoneksi kejaringan simda
1. Akses, jaringan, media komunikasi yang dapat digunakan oleh masyarakat untuk
mengakses situs pelayanan publik
2. Portal pelayanan publik yang dapat di proses pengolahan di sejumlah instansi yang
terkait.
3. Organisasi penglahan dan pengelola informasi mengelola dan mengolah secara
elektronik.
4. Infrastruktur dan aplikasi dasar perangkat keras dan lunak untuk mendukung
pengelolaan,transaksi dan penyaluran informasi.
Berdasarkan uraian diatas penelitian ini menggunakan data kualitatif berupa hasil
wawancara dengan salah satu staff Bidang Akuntansi Badan Pengelolaan Keuangan
Kabupaten Aceh Jaya. Hasil wawancara mengenai efektivitas kemitraan pelayanan publik
menggunakan Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA) yaitu :
Pada Badan Pengelolaan Keuangan Kabupaten Aceh Jaya terutama bidang Akuntansi,
para staff bidang Akuntansi dapat melakukan pengawasan terhadap inputan serta laporan
keuangan setiap SKPK Pemerintah Aceh Jaya guna sebagai kontrol proses pelaporan
keuangan daerah mulai dari penganggaran, penatausahaan, pembukuan dan pelaporan
keuangan.
1. Komunikasi
Komunikasi adalah salah satu cara untuk mengetahui apa yang harus dilakukan,
tujuan apa yang akan dicapai dan koordinasi dengan pihak lain. Komunikasi
antara staff pada Badan Pengelolaan Keuangan Kabupaten Aceh Jaya masih
dibutuhkan adanya sosialisasi penerapan SIMDA Keuangan. Bukan hanya
sosialisasi tapi juga diperlukan koordinasi kerjasama dengan instansi lain agar
tujuan tercapai. Komunikasi antara staff Badan Pengelolaan Keuangan Kabupaten
Aceh Jaya dengan BPKP Perwakilan Aceh cukup baik. Jika staff Badan
Pengelolaan Keuangan Kabupaten Aceh Jaya tidak mengerti terkait SIMDA maka
dapat diberikan fasilitasi di BPKP Perwakilan Aceh yang terletak di Kota Banda
aceh.
2. Sumber Daya Manusia
Meskipun telah dikomunikasikan dengan jelas , jika daerah kekurangan sumber
daya manusia untuk pelaksanaannya maka pelayanan efektivitas kemitraan
aplikasi SIMDA tidak akan berjalan efektif. Badan Pengelolaan Keuangan
Kabupaten Aceh Jaya terus meningkatkan kualitas SDM khususnya dalam
mengoperasikan aplikasi SIMDA Keuangan dengan memberikan surat perintah
tugas untuk pelatihan khusus/diklat SIMDA Keuangan di BPKP Perwakilan Aceh.
3. Sikap
Sikap yang diperlukan oleh pihak-pihak pengguna SIMDA adalah sikap jujur dan
berkomitmen. Jika sikap itu diterapkan maka implementasi penggunaan SIMDA
akan sesuai. Penerapan SIMDA di Badan Pengelolaan Keuangan Kabupaten Aceh
Jaya cukup baik karena respon pegawainya menggunakan SIMDA dengan baik
dan senang hati.
Selama ini pegawai di SKPK Pemerintah Aceh Jaya pernah mengalami gangguan
jaringan SIMDA. Namun, segera diatasi oleh pihak server di Badan Pengelolaan Keuangan
Kabupaten Aceh Jaya sehingga penanganannya relatif cepat. Hasil wawancara menyatakan
bahwa struktur birokrasi baik bagi pemerintah aceh jaya terutama pengawasan SIMDA
sehingga dapat mencegah terjadinya kegagalan SIMDA dikarenakan adanya pihak server di
Badan Pengelolaan Keuangan Kabupaten Aceh Jaya yang bertugas mengatasi jaringan
SIMDA yang bermasalah.
Pelayanan yang baik tentunya akan menghasilkan output yang baik pula. Pada Badan
Pengelolaan Keuangan Kabupaten Aceh Jaya ditemukan beberapa kualitas informasi yang
dihasilkan dari penerapan SIMDA Keuangan.
Pelayanan publik di Badan Pengelolaan Keuangan Kabupaten Aceh Jaya sudah cukup
baik. Dengan adanya penerapan SIMDA di Kabupaten Aceh Jaya maka sangat membantu
pegawai maupun pemangku kepentingan dalam proses penyajian laporan keuangan sehingga
laporan yang dihasilkan akuntabel, efektif dan efisien.
Aplikasi SIMDA sangat berguna dalam hal pelayanan publik terutama para pengguna
aplikasi tersebut seperti Pengguna Anggaran (Kepala SKPK), Pejabat Penatausahaan
Keuangan (PPK), Bendahara Pengeluaran, Bendahara Penerimaan, Pengurus Barang Milik
Daerah, dan Pejabat Pengelola Teknis Kegiatan (PPTK). Pengelolaan keuangan dapat
berjalan efektif di Pemerintah Aceh Jaya karena fungsi-fungsi pengelolaan keuangan
terintegrasi, valid dan akurat.
Namun, dibalik keefektifan penggunaan aplikasi SIMDA dalam hal pelayanan publik
di pemerintah Kabupaten Aceh jaya , masih ditemukan beberapa permasalahan yaitu
perbedaan kas di neraca dan BKU pada beberapa SKPK dikarenakan saat pengeluaran kas
oleh bendahara pengeluaran melalui bukti pengeluaran tidak terbentuk jurnal uang muka
operasional pada Kas di Bendahara pengeluaran sehingga uang sudah keluar di BKU namun
belum di mutasi pada BKU uang di tunai. Lalu kesalahan pemilihan jenis tagihan belanja saat
pembuatan SPP-LS sehingga mengakibatkan jenis beban tidak sesuai dengan jenis belanjanya
yang mengakibatkan laporan operasional (LO) tidak menyajikan angka yang akurat,
kemudian kemampuan pengoperasian oleh sumber daya manusia disetiap SKPK belum
merata, tingkat pemahaman penggunaan simda masih kurang karena ditemukan beberapa
pegawai masih menggunakan kertas kerja manual atau dengan microsoft office excel untuk
mengunci dan mengontrol angka. Oleh karena itu perlu dilakukan pembinaan terkait
penggunaan aplikasi SIMDA dan menghindari memakai kertas kerja manual dalam proses
pelaporan keuangan.
BAB III
KESIMPULAN
Kesimpulan
Saran
Adapun saran yang dapat diberikan untuk mengatasi kendala dan hambatan dalam
penggunaan aplikasi SIMDA yaitu perlunya pengembangan atau pengetahuan
pegawai/pengguna akun simda di Pemerintahan Aceh Jaya melalui pelatihan/diklat sehingga
pengoperasian aplikasi SIMDA berjalan optimal. Begitu juga dengan efektivitas pelayanan
publik pemerintah daerah melalui penggunaan aplikasi SIMDA dari BPKP , agar terus
meningkat efektivitas pelayanan publik pemerintah daerah Kabupaten Aceh Jaya maka perlu
memahami faktor-faktor pendukung apa saja yang diperlukan seperti komunikasi dan sikap
serta komitmen pemimpin dan pengawasan.
DAFTAR PUSTAKA
Program Aplikasi Komputer SIMDA : http://www.bpkp.go.id/index.php?
Diakses pada 23 November 2022
Djadja, S., 2009. Pemahaman Laporan Keuangan dengan SIMDA Keuangan.,
Jakarta: Deputi Pengawasan Bidang Penyelenggaraan Keuangan Daerah
Carl S. Warren., 2014. Pengantar Akuntansi Adaptasi Indonesia, Jakarta:
Salemba Empat.
Supriyanto, S., 2015. Analisis Implementasi Sistem Informasi Manajemen Daerah
(SIMDA) Barang Milik Daerah. Jurnal Akuntansi Universitas Sebelas Maret,
Surakarta.
Dinoroy, M.A., 2014. Implementasi Pengawasan Melekat dan Fungsional Terhadap
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah. Jurnal Dosen STIA LAN,
Bandung.
Fatmawati., 2011. Kemitraan Dalam Pelayanan Publik: Sebuah Penjelajahan Teoritik.
Jurnal FISIP UNMUHA Makassar, Makassar.
Edi, Y., 2019. Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Keuangan Daerah
(SIMDA Keuangan). Indonesian Journal Of Strategic Management,
STIE Mujahidin Tolitoli.
Arif, F.W., 2017. Efektivitas Peran BPKP Dalam Pembinaan Dan Pengawasan
Implementasi Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA).
Jurnal Reviu Akuntansi dan Keuangan, UII, Yogyakarta.
Umar, S.R., 2021. Hubungan Kemitraan Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah Dalam Penyusunan APBD Di Kabupaten Indramayu. Jurnal
Ilmu Pemerintahan, Universitas Islam, Bekasi.
Persetujuan Pengakuan Personalitas Hukum Internasional atas Kemitraan dalam
Pengelolaan Lingkungan Hidup untuk Laut Asia Timur. Naskah
terjemahan PEMSEA, 2009
Irmayani, N., 2017. Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA)
Keuangan Pada Pemerintah Daerah Kabupaten GOWA. Universitas
Muhammadiyah Makassar, Makassar. Diakses dari:
https://digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/3947-Full_Text.pdf
Mustofa, K., 2006. Strategi Kemitraan dalam Pembangunan PNF melalui Pemberdayaan
Masyarakat (Model, Keunggulan, dan kelemahan). Jurnal Departemen
Pendidikan Nasional Badan Peneliti dan Pengembangan, Bandung.
Mahmudi., 2007. Kemitraan Pemerintah Daerah dan Efektivitas Pelayanan Publik.
Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta
Juddy, J.P., 2016. Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Daerah
(SIMDA) Keuangan Dalam Pengelolaan Keuangan Daerah Pemerintah
Kota Manado.
Devita, W.D., 2021. Evaluasi Penerapan Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA)
Keuangan Pada DPPKA Kabupaten Kepulauan Sangihe. Jurnal Akuntansi,
Universitas Sam Ratulangi Manado, Sulawesi Utara.
Nurcahyani, D.R., 2008. Peranan E-GOVERNMENT Dalam Rangka Mewujudkan
GOOD GOVERNANCE Bagi Masyarakat. Jurnal Sekolah Tinggi
Teknologi Adisutjipto, Yogyakarta.
Jeane, N.S., 2001. Usaha Kecil, Penanaman Modal Asing Dalam Peresfektif Pandangan
Internasional. Jurnal Badan Pembina Hukum Nasional, Jakarta.
Ermawati., 2018. Efektivitas Penerapan Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA)
Untuk Pengelolaan Keuangan Pada Pemerintah Kota Makassar.
Universitas Muhammadiyah Makassar, Makassar.
Diakses dari: https://digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/2784-Full_Text.pdf
Kementerian Kesehatan RI, 2019. Panduan Menggalang Kemitraan di Bidang Kesehatan.
Jakarta : Kementerian Kesehatan.
Darwin., 2017. Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA) Dalam Menciptakan
Akuntabilitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) Di Kabupaten Sinjai.
Universitas Hasanuddin, Makassar. Diakses dari:
http://digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/
NDY2YTg2ZGViZTQ4ZWZkNmMwYWE3N2FhNDU5NWNlNWJmZGUxNmUz
Mw==.pdf
Produk Hukum Kemitraan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan. Diakses dari:
https://jdih.bpkp.go.id/
Indonesia. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2020 Tentang Kemitraan Ekonomi
Komperehensif Indonesia-Australia (Indonesia-Australia Comprehensive Economic
Partnership Agreement). Lembaran Negara RI Tahun 2020 Nomor 67, Tambahan
Lembaran RI Nomor 6476. Sekretariat Negara. Jakarta.
Indonesia. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1995 Tentang Usaha Kecil. Lembaran Negara
RI Tahun 1995 Nomor 74, Tambahan Lembaran RI Nomor 3611. Sekretariat Negara.
Jakarta.
Indonesia. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah. Lembaran Negara RI Tahun 2008 Nomor 93, Tambahan
Lembaran RI Nomor 486. Sekretariat Negara. Jakarta.
Indonesia. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah. Sekretariat
Negara. Jakarta.
Indonesia. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2018 Tentang Kerja Sama Daerah.
Lembaran Negara RI Tahun 2018 Nomor 97, Tambahan Lembaran RI Nomor
6219. Sekretariat Negara. Jakarta.
Indonesia. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020 Tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Keuangan Daerah.. Sekretariat Negara. Jakarta.
Indonesia. Lembaran Daerah Kota Surakarta Nomor 8 Tahun 2002 Tentang Kemitraan
Daerah.