Anda di halaman 1dari 7

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

(Term of Reference/TOR)

PENYUSUNAN PAYUNG HUKUM

PROGRAM/KEGIATAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LIGKUNGAN

(TJSL/CSR)

PROVINSI PAPUA BARAT

TAHUN 2018-2019

BIRO PEREKONOMIAN

PROVINSI PAPUA BARAT

TAHUN 2018-2019
1. LATAR BELAKANG
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) merupakan upaya yang sungguh sungguh dari entitas bisnis
meminimumkan dampak negative dan memaksimumkan dampak positif operasinya terhadap seluruh
pemangku kepentingan dalam ramah ekonomi,social dan lingkungan .untuk mencapai tujuan
pembanggunan ekonomi yang berkelanjutan,program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL)
memiliki fungsi penting tidak hanya bagi korporasi melainkan bagi pemangku kepentingan
mereka.semakin baik kinerja Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungn (TJSL) maka akan meningkatkan social
performance korporasi tersebut sehingga akan semakin baik pula corporate image baik terhadap
konsumen maupun terhadap investor.khususnya bagi konsumen,kesadaran consumer atas perilaku
korporasi terhadap pelanggaran HAM,serta dampak lingkungan akhir-akhir ini semakin tinggi yang dapat
mengakibatkan diboikotnya produk.

CSR adalah suatu tindakka atau konsep yang di lakukan oleh perusahaan sebagai bentuk tanggung
jawab mereka terhadap social /lingkungn sekitar di mana perusahaan itu berada. CSR merupakan
fenomena strategi perusahaan yang mengakmodasi kebutuhan dan kepentingan stakeholders-nya.

Perkembangan CSR selama 10 tahun terakhir telah mewarnai pembangunan di Indonesia dengan
tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,memajukan kesejahteraan umum dan
mencerdaskan kehidupan bangsa.Beberapa bentuk program CSR dampaknya dapat di rasakan langsung
oleh masyarakat seperti : meningkatkan pelayanan kesehatan,pemberian beasiswa untuk anak yang tidak
mampu,perluasan lapangan kerja,perbaikan lingkungan,dan sumbangan untuk desa/masyarakat yang
bersifat sisial dan berguna bagi masyarakat banyak.

Terbitnya PP Nomor 47 Tahun 2012 diarahkan untuk mendukung pembangunan ekonomi yang
berkelanjutan melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungn Perseroan Terbatas.Arah PP Nomor
47 Tahun 2012 sejalan dengan terwujudnya forum koordinasi dan sinkronisasi CSR yang efektif dan
berkelanjutan”.Oleh karena itu,Biro perekonomian mempunyai tugas sebagai coordinator yang
memerlukan kerja sama antara SKPD/Dinas,Perusahaan/Swasta,Tokoh Masyarakat dan Akademisi dalam
rangka meningkatkan sinergi antar berbagai stakeholders di dalam implementasi TJSL.

Beberapa kendala yang di hadapi dalam pelaksanaan program/kegiatan TJSL/CSR di Provinsi


Papua Barat adalah :
1) Masih kurangnya kesepahaman para pemangku kepentingan di daerah mengenai payung hokum
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL/CSR) DI Provinsi Papua Barat.
2) Disharmonisasi pelaksanaan program/kegiatan antara pemerintah daerah dengan perusahaan di
Provinsi Papua Barat.
3) Kurangnya kesadaran perusahaan untuk menyampaikan hasil realisasi program CSR kepada
pemerintah daerah selaku Pembina di wilayah operasi perusahaan di Provinsi Papua Barat.

Dalam upaya mencapai sinergi di dalam implementasi Program CSR antar stakeholder daerah di perlukan
payung hukum CSR di Provinsi Papua Barat.yang di maksudkan untuk menyampaikan sharing pengalaman
kerjasama dalam kerangka program CSR antara perusahaan dengan pemerintah daerah yang di harapkan
dapat menjadi acuan bagi daerah lain.

Pelaksanaan penyusunan payung hokum CSR juga di maksudkan dapat meningkatkan


efektivitas,intensitas,dan cakupan program serta menghindari tumpang tindih peruntukan program CSR
dan tidak tersentuhnya sama sekali unit usaha atau kelompok masyarakat yang sesungguhnya sangat
membutuhkan.Kerja sama di dalam forum CSR dengan keanggotaan berbagai pemangku kepentingan
Pemda,akademisi,dan tokoh masyarakat sebaiknya di laksanakan dengan penuh tanggung
jawab,akuntabel dan transparan dalam mendukung pembangunan nasional,sehingga tidak menimbulkan
hal-hal yang kontra produktif.

2. Dasar Hukum
1) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas (PT) pasal 74 ayat (1).Di mana
pada ayat (1) di sebutkan : Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau
berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan.
2) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah pasal 15 ayat (1),pasal 22
ayat (1).pada pasal 15 ayat (1),di sebutkan bahwa urusan wajib yang menjadi kewenangan
Pemerintah Daerah untuk Kab/Kota meliputi : penangganan bidang kesehatan,penyelenggaraan
pendidikan,penanggulangan masalah social,dan pengendalian lingkungan hidup.Pada pasal 22 ayat
(1) di sebutkan dalam menyelenggarakan otonomi,daerah mempunyai kewajiban : meningkatkan
pelayanan dasar pendidikan,menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan,mengembangkan system
jaminan social,dan melestarikan lingkungan hidup.
3) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan social,pasal 1 ayat (1) s.d (2),antara
lain pada ayat (1) Kesejahteraan Sosial adalah kondisi terpenuhi kebutuhan material,spiritual, dan
social warga Negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri,sehingga dapat
melasanakan fungsi sosialnya.Pada ayat (2) Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial adalah upaya yang
terarah,terpadu,dan berkelanjutan yang di lakukan Pemerintah,Pemerintah Daerah,dan masyarakat
dalam bentuk pelayanan dasr setiap warga Negara,yang meliputi rehabilitasi social,jaminan
social,pemberayaan social,dan perlindungan sosial.
4) Peraturan Pemerintah Nomor 47 tahun 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan
Perseroan Terbatas adalah amanat Undang-undang 40 tahun 2007 pasal 74 ayat (1) yang menyatakan
bahwa perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan / atau berkaitan dengan
sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab social dan lingkungan.Tujuan PP 47 Tahun
2012 adalah untuk mendorong peningkatan kesadaran perusahaan dalam melaksanakan tanggung
jawab social dan lingkungan di Indonesia,serta memenuhi perkembangan kebutuhan hokum dalam
masyarakat terkait tanggung jawab sosial dan lingkungan.
5) MDGs Poin No.8 : To develop a global partnership for development Deklarasi ttg MDGs pada KTT PBB
Tahun 2000.
6) Nawa Cita butir ke 3 : Memperkuat pembangunan ekonomi daerah (termasuk bidang ekonomi)
dalam kerangka NKRI.
3. Maksud dan Tujuan
Maksud di laksanakannya Kegiatan adalah mendapatkan sharing pengalaman kerja sama dlama kerangka
program CSR antara perusahaan dengan pemerintah daerah yang di harapkan dapat menjadi acuan bagi
pemangku kepentingan CSR di Provinsi Papua Barat.
Tujuan di laksanakannya Kegiatan adalah :
1) Meningkatkan efektivitas kerjasama program tanggung jawab social dan lingkungan (TJSL/CSR) antara
pemerintah daerah,perusahaan,dan CSR operator melalui penyusunan payung hukum CSR di Papua
Barat.
2) Meningkatkan kesepahaman para pemangku kepentingan di daerah tentang Tanggung Jawab Sosial
dan Lingkungan (TJSL/CSR).
3) Mendapatkan update data realisasi penyerapan program TJSL/CSR bidang
pendidikan,social,lingkungan,kesehatan,dan UMKM.
4) Mengidentifikasi berbagai kendala dan program TJSL/CSR di daerah.
5) Mendapatkan alternatife solusi permasalahan dalam perencanaan,pelaksanaan,dan monitoring
program TJSL/CSR .
6) Mendapatkan informasi gambaran adanya model kemitraan program TJSL/CSR antara pemda dan
perusahaan melalui fasilitasi CSR Operator.
7) Mendapatkan informasi perkembangan TJSL/CSR di Papua Barat.

4. Manfaat
Beberapa program CSR telah di laksanakan oleh berbagai perusahaan dan lembaga,antara lain
bantuan kesehatan,pendidikan,UMKM dankaum duafa serta upaya pelestarian lingkungan.Untuk
meningkatkan multiplier effect dari program CSR,sebaiknya program CSR diimplementasikan di dalam
pemberdayaan masyarakat yang sifatnya mendidik dan produktif sehingga dapat memberikan manfaat
secara berkesinambungan.Perusahaan sebagai pengelola Program CSR di harapkan dapat bekerja sama
dengan pemerintah daerah serta tokoh masyarakat sehingga harmonisasi program pembanggunan dan
program CSR dapat di laksanakan dengan sebaik-baiknya.

Beberapa manfaat penyusunan payung hukum yang di harapkan dari pelaksanaan program/kegiatan
TJSL/CSR adalah :

5. Nama dan Bentuk Kegiatan

Kegiatan ini merupakan kegiatan penyusunan payung hukum CSR yang di laksanakan sesuai tabel
terlampir.Penyelenggara dari Biro Perekonomian bekerjasama dengan Kementerian Koordinator Bidang
Perekonomian.

6. Penyelenggaraan
Kegiatan ini di selenggarakan atas kerjasama Kementerian Koordinator Perekonomian,Kementerian
Teknis,dan Perusahaan.

7. Stakeholder/Peserta
Penyelengaraan kegiatan dengan peserta meliputi sebagai berikut :
1. Perwakilan Kementerian/Lembaga di Tingkat Pusat (Kementerian Koordinor Bidang
Perekonomian,Kementerian Dalam Negeri,KADIN,dan K/L terkait lainnya di dalam koordinasi Menko
Perekonomian).
2. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat
3. Pemerintah Daerah Provinsi (Kepala Biro Perekonomian dan Kepala Bappeda).
4. Media Sosial CSR.
5. Perwakilan Perguruan Tinggi/Lembaga Penelitian Pergurun Tinggi.

8. Pembiayaan Kegiatan
Pembiayaan kegiatan di bebankan pada Mata Anggaran Biro Perekonomian dan sumber lain yang tidak
mengikat sesuai ketentuan dan aturan yang berlaku.

Manokwari Oktober 2018


Kepala Biro Perekonomian Provinsi Papua Barat

Paulus Aseem
Rencana Kegiatan Penyusunan Payung Hukum CSR
Provinsi Banten 2018-2019

No KEGIATAN TEMPAT TANGGAL KET

1 Focus Group Discussion Papua Barat 31 Peserta :


Koordinasi antar SKPD/Dinas Oktober 1.Bappeda
terkait CSR di lingkungan 2018 2.Dinas Sosial
Pemprov Papua Barat 3.Dinas
Kesehatan
4.Dinas
Pendidikan
5.Dinas Koperasi
& UKM
6.BPLHD

2 Undangan acara / Kunjungan Serang 9 Pemprov Banten


Implementasi CSR Provinsi November
2018

2 Undangan acara / Kunjungan Solo 8 Pemprov Jawa


Implementasi CSR Provinsi Desember Tengah
2018

3 Workshoop Harmonisasi Papua Barat Tw l 2019 Peserta :


Regulasi Program TJSL/CSR Aparatur dan
dan Pembanggunan Daerah Perusahaan

4 Koordinasi / Konsultasi Jakarta Tw II 2019 Peserta :


Penyusunan Regulasi CSR Pusat-Daerah
Provinsi Papua Barat

5 Pembentukan Payung Hukum Papua Barat Tw III 2019 Peserta :


Forum CSR Provinsi Pemprov dan
Perusahaan

6 Seminar dan Peresmian Forum Papua Barat Tw IV Anggota Forum


CSR Provinsi Papua Barat 2019 TJSL/CSR Provinsi

7 Rakor Penyusunan Laporan Papua Barat Desember Anggota Forum


Tahunan 2019 dan Renja Tahun 2019 TJSL/CSR Provinsi
2019

Anda mungkin juga menyukai