Anda di halaman 1dari 3

BAB I

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Kegiatan

Penyelenggara Program Tanggungjawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan atau yang


disingkat PPTSLP merupakan organisasi perkumpulan yang didirikan di Jakarta pada tanggal 30
Juli 2019. Memiliki Visi Terwujudnya masyarakat yang adil, makmur sejahtera melalui program
CSR berdasarkan Pancasila dan Undang – Undang Dasar 1945. Dengan visi tersebut PPTSLP
sebagai wadah anak yang bangsa yang peduli terhadap kondisi bangsa saat ini, ingin memberikan
kontribusi terhadap pembangunan nasional melalui beberapa program yang telah dibuat dengan
bersumber pada anggaran tanggungjawab sosial perusahaan atau yang biasa disebut dengan
Corporate Social Responsibility (CSR).
Tanggungjawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR)
merupakan komitmen perusahaan atau dunia bisnis untuk berkontribusi dalam pengembangan
ekonomi masyarakat yang berkelanjutan dengan memperhatikan tanggung jawab sosial
perusahaan dan menitikberatkan pada keseimbangan antara perhatian terhadap ekonomi, sosial
dan lingkungan. Akan tetapi dalam pelaksanaannya bentuk dari tanggungjawab sosial
perusahaan hingga saat ini belum maksimal. Sehingga PPTSLP sebagai organisasi pengelola
CSR telah mengemas tanggungjawab sosial perusahaan tersebut melalui beberapa program yang
telah dibuat.
Salah satu program unggulan yang dimiliki adalah program penerangan jalan umum
tenaga surya (PJU-TS), dalam melaksanakan program tersebut PPTSLP memiliki Pengurus
Pusat, Pengurus Daerah serta Anggota Pelaksana yang berbadan hukum Perseroan Terbatas (PT)
dan Commanditaire Vennotschap (CV). Penerangan jalan umum (PJU-TS) merupakan fasilitas
umum yang ditujukan untuk menerangi jalan. Namun karena banyaknya kebutuhan sehingga
sangat berpengaruh terhadap anggaran pemerintah. Mengatasi hal tersebut, PPTSLP melalui
program pemasangan lampu penerangan jalan umum tenaga surya dengan memanfaatkan tenaga
surya sebagai alternatif untuk mengurangi biaya operasional listrik penerangan jalan umum.
Apa yang dimaksud tanggung jawab sosial perusahaan (CSR)? CSR adalah wujud
tanggung jawab sebuah organisasi (perusahaan) terhadap dampak-dampak dari keputusan-
keputusan dan kegiatan-kegiatannya pada masyarakat dan lingkungan. Tanggung jawab tersebut
yang diwujudkan dalam bentuk perilaku transparan dan etis, yang sejalan dengan pembangunan
berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat; dengan mempertimbangkan harapan pemangku
kepentingan, sejalan dengan hukum yang ditetapkan dan norma-norma perilaku internasional;
serta terintegrasi dengan organisasi secara menyeluruh”
CSR merupakan wujud upaya sungguh-sungguh entitas bisnis untuk : (1)
meminimumkan dampak negatif dan memaksimumkan dampak positif operasi perusahaan
terhadap seluruh pemangku kepentingan; (2) dalam ranah ekonomi, sosial dan lingkungan untuk
mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan; (3) konsekuensi terhadap operasional perusahaan
berupa komitmen perusahaan dalam mempertanggungjawabkan ekses yang 6 diakibatkan
kegiatan operasionalnya, yang dipandang dari sisi ekonomis, sosial dan lingkungan, (4) agar
terwujud adanya keseimbangan dengan menghasilkan manfaat dari dampak-dampak tersebut
bagi perusahaan maupun bagi lingkungannya. Komitmen perusahaan/korporasi untuk
bertanggung jawab terhadap dampak-dampaknya dapat mencakup pada aspek-aspek:
ekonomi/pasar, sosial dan lingkungan hidup (Tripple Bottomline), yaitu Profit (keuntungan),
People (masyarakat), Planet (lingkungan); menjadi “tetangga yang baik” dengan memberikan
maslahat (good cause) kepada masyarakat dan sebagai warga korporasi yang baik (good
corporate citizen) menyumbang pada aspek pembangunan berkelanjutan (sustainable
development). CSR berpotensi menjadi wujud kontribusi menyeluruh dari dunia usaha terhadap
pembangunan berkelanjutan, dengan mempertimbangkan dampak ekonomi, sosial dan
lingkungan dari kegiatannya.

2. DASAR HUKUM IMPLEMENTASI CSR


Regulasi Nasional terkait dengan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) tertuang
dalam UU 40 Tahun 2007 dan PP 47 Tahun 2012 adalah Tanggung Jawab Sosial dan
Lingkungan (TJSL). Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang
disahkan DPR tanggal 20 Juli 2007 menandai babak baru pengaturan CSR di negeri ini. Social
Responsibility menjadi kewajiban baru standar bisnis yang harus dipenuhi sehingga tuntutan
dunia usaha menjadi semakin jelas atas pentingnya program CSR dijalankan oleh perusahaan
apabila menginginkan keberlanjutan dari perusahaan tersebut.

Di dalam Pasal 1 ayat 3 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas,
batasan TJSL adalah: “komitmen perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi
berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi
perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya“

Peraturan perundangan terkait TJSL termuat dalam ketentuan hukum berikut:


a) UU No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT). PT yang menjalankan usaha di
bidang dan/atau bersangkutan dengan sumber daya alam wajib menjalankan tanggung jawab
sosial dan lingkungan.
b) UU No.19 Tahun 2003 tentang Badan Hukum Milik Negara (BUMN). Dijabarkan lebih jauh
oleh Peraturan Menteri Negara BUMN No. 4 Tahun 2007 – Pendanaan dalam BUMN
dikenal juga PKBL yang besarnya 2% dari laba bersih.
c) UU No.25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal: Setiap penanam modal berkewajiban
melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan.
d) UU No.11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial: Badan usaha memiliki peran dalam
penyelenggaraan kesejahteraan sosial yang dilakukan sebagai tanggung jawab sosial dan
lingkungan, dan.
e) PP 47 Tahun 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan.

Dalam UU Nomor 40 Tahun 2007 pasal 74, secara tersirat, bahwa untuk tetap menciptakan
hubungan Perseroan yang serasi, seimbang, dan sesuai, dengan lingkungan, nilai, norma, dan
budaya masyarakat setempat.

1) Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber
daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan.
2) Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan
kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang
pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran.
3) Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai
sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan diatur dengan
Peraturan Pemerintah.

Yang dimaksud dengan “Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang sumberdaya
alam” adalah Perseroan yang kegiatan usahanya mengelola dan memanfaatkan sumberdaya
alam. “Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya berkaitan dengan sumberdaya alam”
adalah Perseroan yang tidak mengelola dan tidak memanfaatkan sumber daya alam, tetapi
kegiatan usahanya berdampak pada fungsi kemampuan sumber daya alam. Selanjutnya
disebutkan bahwa: bagi perusahaan yang mengabaikan ketentuan tersebut, “Dikenai sanksi
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan”, adalah dikenai segala bentuk sanksi
yang diatur dalam peraturan perundang-undangan terkait.

3. Maksud dan Tujuan

Anda mungkin juga menyukai