com/berita-ekonomi-bisnis/d-6016983/apa-itu-csr-ini-fungsi-jenis-
tujuan-contoh-dan-manfaatnya
Apa Itu CSR? Ini Fungsi, Jenis, Tujuan, Contoh, dan Manfaatnya
Kholida Qothrunnada - detikFinance
Selasa, 05 Apr 2022 21:45 WIB
Jakarta - Corporate social responsibility atau CSR adalah suatu konsep atau tindakan yang
dilakukan di dunia usaha atau industri sebagai rasa tanggung jawab. Tanggung jawab itu akan
ditujukan untuk sosial maupun lingkungan sekitar.
Pengertian CSR
Apa itu CSR? pengertian CSR adalah sebuah fenomena dan strategi yang digunakan perusahaan,
untuk mengakomodasi kebutuhan dan kepentingan stakeholder-nya.
CSR adalah konsekuensi dari kenyataan, bahwa lembaga atau organisasi selain berdimensi
ekonomi juga berdimensi sebagai institusi sosial, demikian dikutip dari buku bahan ajar Kemdikbud
bertajuk 'Corporate Social Responsibility (CSR) oleh BP-PAUD dan Dikmas.
Fungsi CSR adalah untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab sosial dan lingkungan, bagi
para pelaku usaha atau industri. Dalam konteks PR (Public Relations), tanggung jawab sosial
perusahaan akan diimplementasikan dalam program dan kegiatan Community Relations.
Dana CSR
Dana CSR bisa digunakan untuk pemeliharaan fasilitas umum, sumbangan untuk membangun
desa/fasilitas masyarakat. Fasilitas tersebut khususnya untuk masyarakat , yang berada sekitar
dunia usaha atau industri tersebut berada.
Jenis-jenis CSR
Jenis CSR yang bisa dilakukan oleh perusahaan adalah sebagai berikut:
Upaya Lingkungan
Fokus utama yang biasa menjadi tanggung jawab CSR perusahaan adalah terhadap lingkungan
sekitar mereka.
Filantropi
Perusahaan akan menunjukan tanggung jawab mereka dengan menyumbangkan uang.
Perusahaan hendaknya selalu memperlakukan karyawan mereka dengan etis dan adil, dengan
begitu perusahaan akan dianggap telah menunjukan tanggung jawab sosial mereka.
Sukarelawan (Volunteer)
Perusahaan dapat menunjukan itikad baik mereka, dengan menghadiri acara sukarela. Perusahaan
berbagi kepedulian mereka, untuk masalah yang bersifat spesifik dan komitmen pada organisasi
tertentu.
Tujuan CSR
Adapun tujuan CSR adalah sebagai berikut:
Contoh CSR
Contoh perusahaan yang melakukan CSR adalah PT PLN (Persero). PLN bertekas untuk
menyelaraskan pengembangan ketiga aspek dalam penyediaan listrik, yaitu ekonomi, sosial, dan
lingkungan.
Dikutip dari buku 'Public Relation' karya M.Fikri Akbar dkk, contoh CSR yang dilakukan PLN adalah
diantaranya:
Menyusun dan melaksanakan program kemitraan sosial dan bina UKM dan peningkatan citra
perusahaan
Membuka ruang kerja dan kesempatan, untuk pengetahuan maupun keterampilan bagi masyarakat
sekitar (sebagai upaya meningkatkan taraf hidup masyarakat).
Melalui CSR akan tercipta hubungan antara pemerintah, lembaga kursus atau pelatihan, serta dunia
usaha atau industri dalam mengatasi berbagai masalah sosial.
Demikian penjelasan pengertian CSR, jenis, fungsi, tujuan, dan manfaatnya bagi masyarakat dan
perusahaan. Semoga bisa menambah pengetahuan detikers semua ya!
Baca artikel detikfinance, "Apa Itu CSR? Ini Fungsi, Jenis, Tujuan, Contoh, dan Manfaatnya"
selengkapnya https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-6016983/apa-itu-csr-ini-fungsi-jenis-
tujuan-contoh-dan-manfaatnya.
CSR sendiri diatur dalam UU PT sebagaimana telah diubah, dihapus, dan/atau dimuat
pengaturan baru dengan UU Cipta Kerja serta diatur lebih spesifik dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 47 Tahun 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan
Terbatas (“PP 47/2012”) dan Peraturan Menteri Sosial Nomor 9 Tahun 2020 tentang Tanggung
Jawab Sosial dan Lingkungan Badan Usaha.
Belajar Hukum Secara Online dari Pengajar Berkompeten Dengan Biaya Terjangkau
Mulai Dari
Rp 149.000
Lihat Semua Kelas
Apakah Semua Perusahaan Wajib Melakukan CSR?
Pada dasarnya, setiap PT selaku subjek hukum mempunyai tanggung jawab sosial dan lingkungan.
[2] Tujuan diaturnya ketentuan mengenai CSR ini ialah untuk tetap menciptakan hubungan PT yang
serasi, seimbang, dan sesuai dengan lingkungan, nilai, dan budaya masyarakat setempat.[3]
Meski setiap PT memiliki tanggung jawab sosial dan lingkungan, namun yang dibebankan kewajiban
hukum untuk menjalankan CSR adalah PT yang menjalankan kegiatan usaha di bidang dan/atau
berkaitan dengan sumber daya alam berdasarkan undang-undang. Kewajiban tersebut dilaksanakan
baik di dalam maupun di luar lingkungan PT.[4]
Dalam hal ini, yang dimaksud dengan “PT yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang sumber
daya alam” adalah PT yang kegiatan usahanya mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam.[5]
Sedangkan yang dimaksud dengan “PT yang menjalankan kegiatan usahanya yang berkaitan dengan
sumber daya alam” adalah PT yang tidak mengelola dan tidak memanfaatkan sumber daya alam,
tetapi kegiatan usahanya berdampak pada fungsi kemampuan sumber daya alam.[6]
Kewajiban tersebut merupakan kewajiban PT yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya PT
yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran.[7]
Patut diperhatikan, bagi PT sebagaimana disebut di atas yang tidak melaksanakan kewajiban CSR
dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.[8]
Berdasarkan ketentuan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa meskipun setiap PT memang
memiliki tanggung jawab sosial dan lingkungan, namun kewajiban pelaksanaan CSR ini
diberlakukan bagi PT yang menjalankan kegiatan usaha dan/atau berkaitan dengan sumber
daya alam, yang jika tidak dilaksanakan maka PT yang bersangkutan dikenai sanksi.
Terakhir, mengenai fungsi CSR, dalam peraturan perundang-undangan terkait memang tidak
ditegaskan mengenai hal ini, akan tetapi, dari penjelasan di atas dapat kita simpulkan bahwasannya
fungsi CSR adalah selaras dengan tujuannya yaitu sebagai bentuk peran serta PT dalam pembangunan
ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, serta
menciptakan hubungan PT yang serasi, seimbang, dan sesuai dengan lingkungan, nilai, dan budaya
masyarakat setempat.
Seluruh informasi hukum yang ada di Klinik hukumonline.com disiapkan semata – mata untuk tujuan
pendidikan dan bersifat umum (lihat Pernyataan Penyangkalan selengkapnya). Untuk mendapatkan
nasihat hukum spesifik terhadap kasus Anda, konsultasikan langsung dengan Konsultan Mitra
Justika.
Bingung menentukan keterkaitan pasal dan kewajiban bisnis Anda, serta keberlakuan peraturannya?
Ketahui kewajiban dan sanksi hukum perusahaan Anda dalam satu platform integratif
dengan Regulatory Compliance System dari Hukumonline, klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut
Dasar Hukum:
[1] Pasal 109 angka 1 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (“UU Cipta
Kerja”) yang mengubah Pasal 1 angka 3 Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas (“UU PT”)
[2] Pasal 2 PP 47/2012
SAMARINDA – Penyaluran dana perusahaan melalui program corporate social responsibility (CSR)
selayaknya diarahkan kepada program pengembangan ekonomi masyarakat. “CSR itu tidak lagi hanya
membangun jalan atau sarana umum lainnya. Tetapi selayaknya untuk mendukung pengembangan
ekonomi kerakyatan,” kata Gubernur Kaltim Dr H Awang Faroek Ishak, Jumat (12/1).
Menurut dia, banyak kegiatan perusahaan terkait program sosial dan pemberdayaan ekonomi kerakyatan
yang diselaraskan dengan program pemerintah. Karenanya, dirinya meminta dana dan program CSR
bisa diarahkan untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat sekitar perusahaan. Awang mengakui masih
banyak perusahaan yang tidak peduli dengan kondisi lingkungan dan perekonomian masyarakat
sekitarnya.
Buktinya lanjut gubernur, ada perusahaan minyak dan gas besar termasuk batu bara beroperasi tetapi
banyak masyarakat sekitarya masih menerima bantuan sosial. Padahal ujarnya, banyak program
pemerintah yang dapat disinergikan dengan program CSR perusahaan dalam upaya meningkatkan taraf
hidup masyarakat.
Misalnya, potensi sekitar adalah perikanan maka masyarakat sekitar perusahaan dibina dan ditingkatkan
keterampilannya terkait pengelolaan dan pengolahan hasil perikanan. Selain itu, potensi pertanian baik
tanaman pangan seperti padi dan jagung maupun peternakan serta perkebunan.
“Dana CSR harus dimanfaatkan untuk kegiatan ekonomi kerakyatan, sehingga masyarakat bisa
mengembangkan dirinya dan mandiri dengan mengoptimalkan potensi sekitarnya,” jelas Awang.
Gubernur menegaskan pengentasan kemiskinan dan pengangguran bukan semata tugas pemerintah
tetapi juga pihak swasta (perusahaan) melalui pemanfaatan dana CSR. (yans/sul/humasprov)
Harapan Dari CSR di Desa
Pada beberapa hari yang lalu telah di tanda tangani sebuah MoU antara Pemerintah
Kabupaten Kulon Progo dan PT Sriboga Flour Mill -sebuah perusahaan yang bergerak di
bidang bahan pangan dari Semarang, Jawa Tengah- di Gedung Kaca.
Dalam MoU menyepakati bahwa PT Sriboga Flour Mill akan melakukan Program CSR
(Corporate Social Responsibility) yang bertujuan membantu mengentaskan kemiskinan di
salah satu desa di Kabupaten Kulon Progo yaitu Desa Sidorejo.
Sasaran CSR kali ini pada sektor pendidikan, kesehatan dan ekonomi. Pilihan sektor ini
adalah hasil setelah melakukan FGD (Focus Group Discussion) dengan tokoh masyarakat,
instansi pemerintah, perwakilan KK miskin dan LSM dan di lanjutkan dengan obsservasi.
Pada sektor ekonomi, kegiatan yang akan dilakukan adalah pemberdayaan ekonomi
dengan budidaya jamur dengan mendatangkan ahli serta akses pasar. Untuk sektor
pendidikan akan di berikan bantuan pelunasan hutang masyarakat di bidang pendidikan.
Sedangkan disektor kesehatan akan di bangun MCK dan sosialisasi kesehatan.
Seluruh kegiatan CSR ini akan di laksanakan dengan pendampingan yang cukup panjang
yaitu selama 5 tahun.
Dari rencana yang akan di lakukan oleh PT Sriboga Flour Mill dengan Program CSR nya,
ada ada beberapa hal yang menarik. Ada hal yang cukup membedakan dengan Program
CSR dari perusahaan yang lain. Diantaranya adalah :
1.Sektor yang di sasar lebih dari satu yaitu sektor ekonomi, pendidikan dan kesehatan. CSR
perusahaan lain biasanya fokus hanya pada satu sektor saja.
Pendekatan dan model ini berbeda dengan kebanyakan yang dilakukan oleh perusahaan
lain. Biasanya perusahaan langsung menentukan sektor yang di sasar tanpa konsultasi
dengan para pemangku kepentingan. Sektor yang di sasar biasanya tergantung dari apa
yang menjadi perhatian dan kepedulian perusahaan.
Pada kebanyakan perusahaan sering kali kegiatan CSR yang dilakukan masih bersifat
charity/karitatif (kedermawanan) saja. Misal, berupa sumbangan sosial seperti pemberian
beasiswa, bantuan renovasi rumah, bakti sosial, dll. Bukan kegiatan pemberdayaan
masyarakat.
3.Durasi kegiatan CSR yang dilakukan lcukup panjang yaitu selama 5 tahun. Biasanya
perusahaan lain berdurasi relatif pendek. Bahkan banyak yang singkat, misal pemberian
sumbangan pada masyarakat di bingkai dalam seremonial acara / even saja.
Dengan rancangan yang akan dilakukan PT Sriboga Flour Mill dengan Program CSR nya,
menurut saya, ada beberapa hal positif bagi masyarakat yang di harapkan akan dapat di
peroleh. Beberapa hal di antaranya adalah ::
Pertama, pendekatan partisipatif yang dilakukan dalam memilih sektor sasaran akan
memberikan modal penting dalam ketepatan akan pemenuhan kebutuhan masyarakat. Ini
juga akan mempengaruhi ketepatan kegiatan yang akan di lakukan.
Ketiga, dengan model pemberdayaan masyarakat dalam jangka waktu yang cukup panjang
(5 tahun), lewat pendampingan maka program akan dapat termonitor dan sustainable
(berkelanjutan). Dan hasil program tidak hanya berhenti pada output (hasil) tapi juga bisa di
lihat outcome (dampak) nya pada masyarakat. Ini yang tidak bisa terlihat dari program yang
berdurasi pendek. Biasanya hanya sampai pada output saja.
Tentu rencana program ini diharapkan akan berhasil dengan baik dan benar-benar
memberikan dampak yang signifikan bagi masyarakat dalam rangka pengentasan
kemiskinan.
Apabila berhasil dengan baik maka dapat menginspirasi perusahaan lain melakukan hal
serupa di daerah-daerah yang lain. Semoga.
Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Harapan Dari CSR di Desa", Klik untuk baca:
https://www.kompasiana.com/tri_apriyadi/552e55ad6ea8340f488b4571/harapan-dari-csr-di-desa
Kreator: Tri Apriyadi
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan
redaksi Kompas.