Anda di halaman 1dari 35

CORPORATE SOCIAL

RESPONSIBILITY
=========================================================================

SEMESTER 3 2020- 2021


PRODI MANAJEMEN
EKONOMI & BISNIS
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH
GRESIK
‫بســم اللــه الرحـمن الرحــيم‬

‫اللـهم ارزقنـا فـهم النبـيين‬

‫وحفــظ المرســلين‬

‫والهــام المــالئــكة المــقربــين‬


BAB 1

DEFINISI, PERSEPSI,
KONSEPSI, REGULASI,
SERTA PRINSIP,
TIPOLOGI DAN
DIMENSI ETIK CSR
Kompetensi Dan Indikator
Mahasiswa mampu memahami tentang gambaran umum tanggung jawab
sosial perusahaan
• Menjelaskan definisi corporate social responsibility
• Menjelaskan berbagai persepsi corporate social responsibility
• Menjelaskan tentang konsepsi corporate social responsibility
• Menjelaskan berbagai regulasi corporate social responsibility
• Menjelaskan berbagai prinsip dasar CSR
• Mengidentifikasi keberagaman tipologi dan ruang lingkup CSR
• Menjelaskan berbagai dimensi etik CSR
Pendahuluan
• Perubahan dari sudut pandang dunia bisnis bahwa tujuan akhir
organisasi berubah bukan hanya berorientasi pada keuntungan belaka
menyadarkan sektor bisnis akan pentingnya tanggung jawab sosial
terhadap lingkungan sekitar.(masyarakat dan lingkungan)
• Terdapat pergeseran dalam berbisnis yang beretika melalui konsep
Sustainable development sebagai paradigma baru
• Hubungan baru antara dunia bisnis dan masyarakat untuk membawa
kegiatan usaha lebih dekat pada keinginan sosial sehingga mencapai
suatu kehidupan yang lebih bermutu.
Definisi
• Crowther & Guler (2008) “Definisi umum dari tanggung jawab
sosial perusahaan berkaitan dengan apa yang harus atau
seharusnya menjadi hubungan antara perusahaan global,
pemerintah negara dan warga negara individu.
• Definisi khusus berkaitan dengan hubungan antara korporasi
dan masyarakat lokal di mana ia tinggal atau beroperasi.
Definisi lain berkaitan dengan hubungan antara korporasi dan
pemangku kepentingannya ”.
• Wibisono (2007;8) mendefinisikan CSR secara etimologi kerap
diterjemahkan sebagai Tanggung Jawab Sosial Perusahaan.
• John Elkingston’s (1998), mengemukakan suatu konsep yang
dikenal dengan “Trippel Bottom Lines (Profit, Planet, dan
People)” CSR yang dikelompokkan atas tiga aspek, meliputi :
Kesejahteraan Atau Kemakmuran Ekonomi (Economic Prosperity)
Peningkatan Kualitas Lingkungan (Environmental Quality)
Keadilan Sosial (Sosial Justice).
Persepsi tentang CSR
• Persepsi: pengalaman tentang
obyek, peristiwa, atau hubungan-
hubungan yang diperoleh dengan
menyimpulkan informasi dan
menafsirkan pesan
• Perspesi tentang CSR: cara
pandang terkait CSR
Praktek Program CSR
• Cause Promotion menjadi sponsor kegiatan yang sedang menjadi perhatian
masyarakat.
• Cause Related Marketing mengalokasikan sekian persen pendapatan untuk kegiatan
sosial.
• Corporate Social Marketing mengadakan kampanye untuk mengubah perilaku
masyarakat.
• Corporate Philanthropy memberikan donasi atau sumbangan kepada masyarakat.
• Community Volunteering mengerahkan karyawan untuk kegiatan sosial.
• Social Responsible Business Practices praktek produksi menyesuaikan dengan isu
sosial.
Persepsi Corporate
• Community development sama dengan CSR
• CSR hanya menonjolkan aspek sosial semata
• Organisasi CSR Cuma tempelan
• CSR dianggap hanya untuk perusahaan besar saja
• CSR dipisahkan dari bisnis inti perusahaan
• CSR bukan untuk rantai pemasok
• CSR dianggap tidak berkaitan dengan pelanggan
• CSR menyebabkan penambahan biaya
• CSR hanya bersifat kosmetik bagi citra perusahaan
• CSR hanya voluntary atau sukarela.
Kartini (2009, 37-46)
Bias-bias CSR
• Kamuflase, perusahaan melakukan CSR tidak didasari oleh komitmen, melainkan hanya
sekedar menutupi praktek bisnis yang memunculkan “ethical questions”.
• Generik, Program CSR terlalu umum dan kurang focus karena dikembangkan berdasarkan
template atau program CSR yang dilakukan oleh pihak lain.
• Directive, kebijakan dan program CSR dirumuskan secara top down, dan hanya berdasarkan
misi dan kepentingan perusahaan (stakeholder) semata. Program CSR tidak partisipatif sesuai
prinsip stakeholder engagement yang benar.
• Lip Service, CSR tidak menjadi bagian dari strategi dan kebijakan perusahaan. Biasanya,
program CSR tidak didahului oleh need assessment dan diberikan berdasarkan kasihan
(karikatif).
• Kiss and Run, Program CSR bersifat ad hoc dan tidak berkelanjutan. Masyarakat hanya diberi
“ciuman” berupa barang, pelayanan atau pelatihan kemudian ditinggalkan begitu saja.
Suharto (2010, 55-58)
Konsepsi CSR
• Harus ada hubungan baru antara dunia
bisnis dengan masyarakat untuk
membawa kegiatan usaha lebih dekat
pada keinginan sosial sehingga mencapai
suatu kehidupan yang bermutu.
• Manfaat keterlibatan bisnis dalam
masalah sosial menghasilkan kondisi
lingkungan serta memberi hal yang positif
bagi pengelola bisnis
• Simorangkir (2003), menyatakan konsep tanggung jawab sosial perusahaan
merupakan suatu bentuk nyata perusahaan untuk memberi kesenangan dan
kebahagiaan bagi masyarakat dan juga merupakan perbuatan etis. Hubungan
masyarakat diartikan mempunyai hubungan sosial dan bukan hubungan bisnis.
Fenomena sosial tersebut menuntut perusahaan memiliki tanggung jawab sosial
atau CSR (Corporate Social Responsibillity).

• Holme and Watts dalam Nor Hadi (2011) mendefinisikan Istilah CSR mulai
digunakan sejak tahun 1970an dan semakin popular setelah kehadiran buku
cannibals with FORKS: The triple Bottom Line in 21st Century Business (1998)
karya John Elkington (Noor Hadi, 2011) mengembangkan 3 komponen penting
suistabinable development, yakni economic growth, environment protection
dan social equity
The Triple Bottom line

Suharto (2010, 55-58)


• CSR dalam 3 fokus yakni 3P, singkatan dari profit, planet dan
people. Perusahaan yang baik tidak hanya mengejar keuntungan
ekonomi belaka (profit) melainkan pula memiliki kepedulian
terhadap kelestarian lingkungan (planet) dan kesejahteraan
masyarakat (people)
• Secara umum CSR merupakan upaya peningkatan kualitas
kehidupan mempunyai adanya kemampuan manusia sebagai
individu anggota masyarakat untuk menanggapi keadaan sosial
yang ada dan dapat dinikmati, memanfaatkan serta memelihara
lingkungan hidup.
Konsep CSR di Indonesia
• Pengertiannya CSR masih dipersepsikan sebagai idiologi yang bersifat amal
(charity) dari pihak pengusaha kepada masyarakat di sekitar tempat
beroperasinya perusahaan
• CSR diidentikan dengan Community Development (CD).
• Community Development (CD) merupakan kerelaan perusahaan untuk
memberikan berbentuk benefit bagi masyarakat di sekitar lokasi
perusahaan
• CSR mensyaratkan sesuatu yang lebih dalam dari sekedar memberikan
berbagai bantuan kepada masyarakat di sekitar lokasi usaha
Pandangan lebih komprehensif mengenai CSR
dikemukakan oleh Carrol yang mengemukakan
teori Piramida CSR.
• Tanggung Jawab Ekonomis
Kata kuncinya adalah : make a profit. Motif utama perusahaan adalah menghasilkan laba.
Laba adalah pondasi perusahaan.
• Tanggung Jawab Legal
Kata kuncinya: obey the law. Perusahaan harus taat hukum.
• Tanggung Jawab Etis
Kata kuncinya : be ethical. Perusahaan memiliki kewajiban untuk menjalankan praktek bisnis
yang baik, adil dan fair.
• Tanggung Jawab Filantropis
Kata kuncinya : be a good citizen. Selain perusahaan harus memperoleh laba, taat hukum
dan berperilaku etis, perusahaan dituntut agar dapat memberi kontribusi yang dapat
dirasakan secara langsung oleh masyarakat. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas
kehidupan semua.
Regulasi
• Tinjauan UUD 1945.
Dalam undang-undang dasar 1945 pasal 33 yang berbunyi bahwa Bumi air dan kekayaan
alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara dan digunakan untuk sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat. Bunyi tersebut dapat ditafsirkan bahwa semua kekayaan
alam yang ada menjadi milik Negara namun manfaatnya harus dapat digunakan untuk
kesejahteraan seluruh rakyat.
• Tinjauan UU No 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas
UUPT Bab V Pasal 74, menyebut CSR dengan istilah “Tanggungjawab sosial dan
lingkungan”. Dalam Pasal 1 butir 3 UUPT didefinisikan:Tanggung jawab sosial dan
lingkungan adalah komitmen perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan
ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang
bermanfaat, baik bagi perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada
umumnya
• Ketentuan yang mengatur tentang tanggung jawab social dan lingkungan
sesuai dengan undang-undang no. 40 tahun 2007 yang mengatur secara
khusus terdapat pada pasal 74 ayat 1, 2 dan 3 yang berbunyi antara lain :
– Ayat 1 ; Setiap perusahaan yang mengelola sumber daya alam dan lingkungan
wajib melaksanaan tanggung jawab social
– Ayat 2 ; Wajib tanggung jawab social dan lingkungan tersebut dianggarkan
berdasarkan anggaran perusahaan yang memenuhi kepatutan dan kewajaran
– Ayat 3 ; Perusahaan yang tidak melaksanakan ketentuan tersebut dikenai sanksi
sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
• Tinjauan UU No 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
dan juga UU No 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Prinsip CSR
• www.davideacrowther.com:
– Accountability (dimengerti semua pihak, relevan, akurat, dapat dibandingkan)
– Sustainability (Tindakan yang berkelanjutan)
– Transparency (Tidak bersifat disquised/ samar)
• Suharto (2010:59)
– Fairness
– Transparency
– Accountability
– Responsibility
• Sesuai dengan Pasal 66 C Undang-Undang Perseroan Terbatas
(UU PT) No 40/2007
mewajibkan perusahaan melaporkan pelaksanaan tanggung jawab
sosial dan lingkungan, maka penyediaan laporan yang transparan dan
akuntabel telah menjadi sebuah kebutuhan sekaligus kewajiban bagi
segala pemangku kepentingan perusahaan.
Tipologi CSR
Tiga alasan penting mengapa kalangan dunia usaha harus
merespon CSR;
• Perusahaan adalah bagian dari masyarakat
• Perusahaan dan masyarakat sebaiknya memiliki hubungan
yang bersifat simbiosis mutualisme
• Salah satu cara untuk meredam konflik sosial serta mengurangi
potensi konflik
Tipe, Respon dan Spektrum
Menyesuaikan Mengembangkan

Perusahaan
Maju
Perusahaan
Menyembunyikan Baik
Community Development to
Perusahaan Social Investment
Licik
Melawan
Perusahaan
Nakal

Community Relations to
Kiss and Run Community Development
Hit and Run
Berdasarkan tujuan CSR antara promosi dan pemberdayaan masyarakat, dibagi dalam
beberapa kategori diantaranya;
• Perusahaan pasif dimana perusahaan melihat promosi dan CSR dianggap kurang
bermanfaat,
• Perusahaan impresif yang mengedepankan sisi promosinya dibandingkan dari nilai
tambah CSR itu sendiri bagai masyarakat,
• Perusahaan agresif yang mana perusahaan lebih mengedepankan peran CSR
dibandingkan promosi
• Dan yang terakhir adalah perusahaan progresif bahwa penerapan CSR untuk tujuan
promosi dan memberdayakan masyarakat.
Ruang Lingkup CSR
Isu Kesejahteraan :
a. Memberikan kompensasi terhadap karyawan
b. Memanfaatkan subsidi dan kemudahan yang diberikan pemerintah
c. Menjaga kesehatan karyawan
d. Menjaga keamanan kondisi tempat kerja
e. Menjaga keselamatan dan kesehatan kerja
f. Menjaga keseimbangan kerja/hidup
Aktivitas Ekonomi, meliputi:
a. Kinerja keuangan berjalan baik
b. Investasi modal berjalan baik
c. Kepatuhan dalam pembayaran pajak
d. Tidak terdapat praktik suap/korupsi
e. Tidak ada konflik kepentingan
f. Tidak dalam keadaan mendukung rezim yang korup
g. Menghargai hak atas kemampuan intelektual/paten
h. Tidak melakukan sumbangan politis/lobi
Isu Lingkungan Hidup, meliputi:
a. Tidak melakukan pencemaran
b. Tidak berkontribusi dalam perubahan iklim
c. Tidak berkontribusi atas limbah
d. Tidak melakukan pemborosan air
e. Tidak melakukan praktik pemborosan energy
f. Tidak melakukan penyerobotan lahan
g. Tidak berkontribusi dalam kebisingan
h. Menjaga keanekaragaman hayati
Isu Sosial, meliputi:
a. Menjamin kesehatan karyawan atau masyarakat yang terkena dampak
b. Tidak memperkerjakan anak
c. Memberikan dampak positif terhadap masyarakat
d. Melakukan proteksi konsumen
e. Menjunjung keberanekaragaman
f. Menjaga privasi
g. Melakukan praktik derma sesuai dengan kebutuhan
h. Bertanggung jawab dalam proses outsourching dan off-shoring
i. Akses untuk memperoleh barang-barang tertentu dengan harga wajar
• Ruang lingkup isu-isu dalam CSR yang lebih luas dan beragam,
ISO 26000
1.Isu lingkungan
2.Ketenagakerjaan
3.HAM
4.Isu pelayanan dan hak konsumen
5.Manajemen tata kelola organisasi
6.Praktek fair business serta
7.Pembangunan masyarakat lokal
Dimensi Etik CSR
• Frederiksen and Nielsen (2013), memberikan pandangan mengenai
hubungan kunci antara etika dan CSR, dimana hubungan ini dapat dilihat
dari tiga pendekatan, yaitu:
o Instrumental Approach (pendekatan instrumental) yaitu dengan mengacu pada
sesuatu yang positif pada bisnis untuk CSR
o Ethical Approach (pendekatan etis), pendekatan ini ditandai dengan fokus pada
aspek etis daripada kemungkinan mendapatkan keuntungan dari CSR.
o Hybrid Approach (pendekatan hybrid), pendekatan ini mencoba menggabungkan
pendekatan instrumental dan pendekatan etis. Pendekatan ini ditandai dengan
dengan menolak atau mengecilkan potensi konflik antara keuangan (keuntungan)
dan pertimbangan moral,
Penutup
• Persepsi, konsepsi dan regulasi harus berjalan selaras sehingga
akan menjadikan implementasi program CSR perusahaan akan
dapat berkelanjutan, dapat memenuhi ekspektasi public
(masyarakat) dan juga dapat meningkatkan kinerja perusahaan
(baik kinerja bersifat financial maupun non financial)
• Begitu juga pihak pemerintah dapat terdukung dengan proses
implementasi program CSR yang dapat meningkatkan proses
pembangunan nasional.
Thanks you for
Your attention

THE END

Anda mungkin juga menyukai