Anda di halaman 1dari 12

Accelerat ing t he world's research.

CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY (CSR): Tinjauan
Teori dan Praktek di Indonesia
Charlie Asiung

Related papers Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

CSR - Corporat e Social Responsibilit y


emelia apriliani

Konsep Dasar CSR


Roy Posumah

IMPLEMENTASI CORPORAT E SOCIAL RESPONSIBILIT Y (CSR


Desint a Diyah Puspit asari
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR):
Tinjauan Teori dan Praktek di Indonesia

T. Romi Marnelly1

ABSTRACT

Various corporation activities brings a real impact on the quality of human life both on
individuals, communities, and entire life. Deforestation, global warming, environmental
pollution, poverty, ignorance, disease, and access to life and clean water, ongoing until finally
came the concept of corporate social responsibility (CSR). CSR emphasizes that corporate
responsibility is no longer for profit factor only, but also social and environmental
responsibility. The idea, reliance on the financial health does not guarantee the company will
grow and sustainable. CSR programs can be done through the empowerment of local
communities based on their real needs of the dialogue communicate with communities,
governments, businesses, communities and academia.
Keywords: Corporate Social Responsibility (CSR), sustainable growth, empowerment of local
communities

ABSTRAK
Berbagai aktivitas korporasi membawa dampak yang nyata terhadap kualitas kehidupan
manusia baik itu terhadap individu, masyarakat, dan seluruh kehidupan. Terjadinya deforestasi,
pemanasan global, pencemaran lingkungan, kemiskinan, kebodohan, penyakit menular, akses
hidup dan air bersih, berlangsung terus-menerus hingga akhirnya muncul konsep tanggungjawab
sosial perusahaan atau CSR. Gagasan CSR menekankan bahwa tanggungjawab perusahaan
bukan lagi mencari profit semata, melainkan juga tanggungjawab sosial dan lingkungan. Dasar
pemikirannya, ketergantungan pada kesehatan keuangan tidaklah menjamin perusahaan akan
tumbuh secara berkelanjutan. Program CSR dapat dilakukan melalui pemberdayaan masyarakat
lokal yang didasarkan pada kebutuhan ril yang secara dialogis dikomunikasikan dengan
masyarakat, pemerintah, perusahaan, masyarakat dan akademisi.
Kata Kunci: Tanggungjawab Sosial Perusahaan (CSR), tumbuh berkelanjutan, pemberdayaan
masyarakat lokal

1
Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Riau, Kampus Bina Widya Km. 12.5 Simpang
Baru, Pekanbaru 28293. Telp. 0761-63277

[49] T. Romi Marnelly Corporate Social Responsibility (CSR)


Pendahuluan terakhir membahas pembentukan reputasi
organisasi, rekomendasi CSR dan CSR
Dalam konteks global, istilah Corporate dalam pemberdayaan masyarakat adat.
Social Responsibility (CSR) mulai
digunakan sejak tahun 1970-an dan semakin
populer terutama setelah kehadiran buku Konsep CSR
Cannibals With Forks: The Triple Bottom
Line in 21st Century Business (1998), karya Banyak istilah tentang tanggungjawab
John Elkington. Mengembangkan tiga perusahaan, dalam perudang-undangan
komponen penting sustainable development, menggunakan tanggungjawab sosial dan
yakni economic growth, environmental lingkungan atau corporate social
protection, dan social equity, yang digagas responsibility atau kadangkala orang
the World Commission on Environment and menyebut juga dengan business social
Development (WCED) dalam Brundtland responsibility atau corporate citizenship atau
Report (1987), Elkington mengemas CSR ke corporate responsibility atau business
dalam tiga fokus: 3P, singkatan dari profit, citizenship. Istilah-istilah diatas sama artinya
planet dan people. Perusahaan yang baik dan sering digunakan untuk merujuk
tidak hanya memburu keuntungan ekonomi pengertian CSR. CSR walau masih sangat
belaka (profit) melainkan pula memiliki sedikit tapi sudah diatur secara tegas di
kepedulian terhadap kelestarian lingkungan Indonesia, yaitu dalam Undang-Undang
(planet) dan kesejahteraan masyarakat Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan
(people). (Initiative, 2002). Terbatas, Undang-Undang Nomor 25 tahun
Dalam perkembangan selanjutnya ketiga 2007 tentang Penanaman Modal, dan
konsep ini menjadi patokan bagi perusahaan Peraturan Menteri Negara Badan Usaha
untuk melaksanakan tanggung jawab sosial Milik Negara Nomor Per-5/MBU/2007
yang kita kenal dengan konsep CSR. CSR tentang Program Kemitraan BUMN dengan
merupakan komitmen usaha untuk bertindak Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan,
secara etis, beroperasi secara legal dan khusus untuk perusahaan-perusahaan
berkontribusi untuk meningkatkan kualitas BUMN. Setelah itu tanggung jawab sosial
hidup dari karyawan dan keluarganya, perusahaan dicantumkan lagi dalam
komunitas lokal, dan komunitas luas. Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang
Konsep CSR melibatkan tanggung jawab Perseroan Terbatas. Pasal 74 ayat (1)
kemitraan antara pemerintah, perusahaan, Undang-Undang ini menyatakan perseroan
dan komunitas masyarakat setempat yang yang menjalankan kegiatan usahanya di
bersifat aktif dan dinamis. bidang dan atau berkaitan dengan sumber
Tulisan ini merupakan telaah literatur daya alam wajib melaksanakan tanggung
tentang teori dan praktek pelaksanaan jawab sosial dan lingkungan. Ayat (2) pasal
tanggung jawab sosial perusahaan di ini manyatakan kewajiban tersebut
Indonesia. Pada bagian awal membahas diperhitungkan sebagai biaya perseroan
konsep CSR, dasar pemahaman CSR bagi yang pelaksanaannya dilakukan dengan
perusahaan dilanjutkan dengan alasan memperhatikan kepatutan dan kewajaran.
pentingnya tanggung jawab sosial dalam Selanjutnya ayat (3) menyebutkan perseroan
mewujudkan kelangsungan hidup dan yang tidak melaksanakan kewajiban
pengembangan masyarakat. Bagian sebagaimana yang dimaksud ayat (1)
selanjutnya argumentasi pro dan kontra dikenai sanksi sesuai dengan peraturan
CSR, pendekatan terhadap penerapan CSR, perundang-undangan yang terkait.
aktivitas CSR perusahaan di Indonesia dan Kemudian ayat (4) menyatakan ketentuan

JURNAL APLIKASI BISNIS Vol. 2 No. 2, April 2012 [50]


lebih lanjut mengenai tanggung jawab sosial 2. UUPM 2007, dalam penjelasannya pasal
dan lingkungan diatur dengan Peraturan 15 huruf b disebutkan tanggungjawab
Pemerintah. sosial perusahaan adalah tanggungjawab
Terdapat dua jenis konsep CSR, yaitu yang melekat pada setiap perusahaan
dalam pengertian luas dan dalam pengertian penanaman modal untuk tetap
sempit. CSR dalam pengertian luas, menciptakan hubungan yang
berkaitan erat dengan tujuan mencapai serasi,seimbang, dan sesuai dengan
kegiatan ekonomi berkelanjutan (sustainable lingkungan, nilai, norma, dan budaya
economic activity). Keberlanjutan kegiatan masyarakat setempat. Tampak bahwa
ekonomi bukan hanya terkait soal UUPT 2007 mencoba memisahkan
tanggungjawab sosial tetapi juga antara tanggung jawab sosial dengan
menyangkut akuntabilitas (accountability) tanggung jawab lingkungan, yang
perusahaan terhadap masyarakat dan bangsa mengarah pada CSR sebagai sebuah
serta dunia internasional. CSR dalam komitmen perusahaan terhadap
pengertian sempit dapat dipahami dari pembangunan ekonomi berkelanjutan
beberapa peraturan dan pendapat ahli dalam upaya meningkatkan kualitas
berikut: kehidupan dan lingkungan.
1. Menurut (Widjaja & Yeremia, 2008) 3. Peraturan Menteri Negara Badan Usaha
CSR merupakan bentuk kerjasama Milik Negara Nomor Per-5/MBU/2007
antara perusahaan (tidak hanya tentang Program Kemitraan BUMN
Perseroan Terbatas) dengan segala hal dengan Usaha Kecil dan Program Bina
(stake-holders) yang secara langsung Lingkungan, konsep CSR dapat
maupun tidak langsung berinteraksi dipahami dalam Pasal 2 bahwa menjadi
dengan perusahaan untuk tetap ke-wajiban bagi BUMN baik Perum
menjamin keberadaan dan kelangsungan maupun Persero untuk
hidup usaha (sustainability) perusahaan melaksanakannya.
tersebut. Pengertian tersebut sama 4. World Business Council for Sustainable
dengan Tanggung Jawab Sosial dan Development didefinisikan sebagai
Lingkungan, yaitu merupakan komitmen komitmen bisnis untuk memberikan
Perseroan untuk berperan serta dalam kontribusi pada pembangunan ekonomi
pembangunan ekonomi berkelanjutan berkelanjutan dengan memperhatikan
guna meningkatkan kualitas kehidupan para karyawan dan keluarganya,
dan lingkungan yang bermanfaat, baik masyarakat sekitar serta public pada
bagi perseroan sendiri, komunitas umumnya guna meningkatkan kualitas
setempat, maupun masyarakat pada hidup mereka.
umumnya (Widjaja & Yani, 2006). 5. Menurut (Kotler & Nance, 2005)
Menurut UUPT 2007 pengertian CSR mendefinisikannya sebagai komitmen
dalam Pasal 1 angka 3 menyebutkan korporasi untuk meningkatkan
tang-gungjawab sosial dan lingkungan kesejahteraan masyarakat sekitar melalui
adalah komitmen perseroan untuk kebijakan praktik bisnis dan pemberian
berperan serta dalam pembangunan kontribusi sumber daya korporasi.
ekonomi berkelanjutan guna
meningkatkan kualitas kehidupan dan
Dari pengertian tersebut tampak bahwa
lingkungan yang bermanfaat, baik bagi
CSR merupakan social responsibility dan
Perseroan sendiri, komunitas setempat,
perusahaan dalam hubungannya dengan
maupun masyarakat pada umumnya.
pihak internal dan eksternal perusahaan.

[51] T. Romi Marnelly Corporate Social Responsibility (CSR)


Dasar Pemahaman CSR bagi Perusahaan masyarakat mampu memiliki kewajiban
Pemahaman tentang CSR pada moral untuk memberikan bantuan kepada
umumnya berkisar pada tiga hal pokok, kalangan kurang mampu. Jenis bantuan
yaitu CSR adalah: pertama, suatu peran perusahaan ini sangat diperlukan dan
yang sifatnya sukarela (voluntary) dimana penting khususnya pada masa atau system
suatu perusahaan membantu mengatasi Negara dimana tidak terdapat system
masalah sosial dan lingkungan, oleh karena jaminan sosial, jaminan kesehatan bagi
itu perusahaan memiliki kehendak bebas orang tua, dan tunjangan bagi penganggur.
untuk melakukan atau tidak melakukan Sedangkan dalam stewardship principle,
peran ini; Kedua, disamping sebagai institusi korporasi diposisikan sebagai public trust
profit, perusahaan menyisihkan sebagian karena menguasai sumber daya besar
keuntungannya untuk kedermawanan dimana penggunaannya akan berdampak
(filantropi) yang tujuannya untuk secara fundamental bagi masyarakat. Oleh
memberdayakan sosial dan perbaikan karenanya perusahaan dikenakan
kerusakan lingkungan akibat eksplorasi dan tanggungjawab untuk menggunakan sumber
eksploitasi. Ketiga, CSR sebagai bentuk daya tersebut dengan cara-cara yang baik
kewajiban (obligation) perusahaan untuk dan tidak hanya untuk kepentingan
peduli terhadap dan mengentaskan krisis pemegang saham tetapi juga untuk
kemanusiaan dan lingkungan yang terus masyarakat secara umum.
meningkat.
Pemahaman CSR selanjutnya didasarkan
oleh pemikiran bahwa bukan hanya
Pemerintah melalui penetapan kebijakan
public (public policy), tetapi juga
perusahaan harus bertanggungjawab
terhadap masalah-masalah sosial. Bisnis
didorong untuk mengambil pendekatan pro
aktif terhadap pembangunan berkelanjutan.
Konsep CSR juga dilandasi oleh
argumentasi moral. Tidak ada satu
perusahaan pun yang hidup di dalam suatu
ruang hampa dan hidup terisolasi.
Perusahaan hidup di dalam dan bersama Sumber: (Anne, 2005)
suatu lingkungan. Perusahaan dapat hidup
dan dapat tumbuh berkat masyarakat dimana Dengan demikian korporasi dewasa ini
perusahaan itu hidup, menyediakan berbagai memiliki berbagai aspek tanggungjawab.
infrastruktur umum bagi kehidupan Korporasi harus dapat mengelola
perusahaan tersebut, antara lain dalam tanggungjawab ekonominya kepada
bentuk jalan, transportasi, listrik, pemegang saham, memenuhi tanggungjawab
pemadaman kebakaran, hukum dan hukum dengan mematuhi peraturan
penegakannya oleh para penegak hukum perundang-undangan yang berlaku, dan
(polisi, jaksa dan hakim). bertanggungjawab sosial kepada para
Pola atau bentuk CSR juga berkembang stakeholder (pemegang kepentingan).
dari yang bentuk charity principle kepada
stewardship principle (Anne, 2005).
Berdasarkan charity principle, kalangan

JURNAL APLIKASI BISNIS Vol. 2 No. 2, April 2012 [52]


Arti Pentingnya CSR menciptakan hubungan kepercayaan, maka
upaya yang kini dilaksanakan oleh
Berbagai macam faktor yang menjadi organisasi (khususnya organisasi bisnis)
penyebab mengapa tanggung jawab sosial adalah merancang dan mengembangkan
menjadi begitu penting dalam lingkup serangkaian program yang mengarah pada
organisasi, diantaranya adalah bentuk tanggung jawab sosial.
(Sulistyaningtyas, 2006): Program ini menjadi parameter
1. Adanya arus globalisasi, yang kepedulian organisasi dengan
memberikan gambaran tentang mengembangkan sayap sosial kepada
hilangnya garis pembatas diantara publik. Kepedulian dan pengembangan
berbagai wilayah di dunia sehingga sayap ini bukan dalam kerangka membagi-
menhadirkan universalitas. Dengan bagi “harta” sehingga dapat menyenangkan
demikian menjadi sangat mungkin banyak pihak, tetapi lebih pada bagaimana
perusahaan multinasional dapat memberdayakan masyarakat, agar bersama-
berkembang dimana saja sebagai mata sama dengan organisasi dapat peduli
rantai globalisasi; terhadap ranah sosial.
2. Konsumen dan investor sebagai public Dalam praktenya, perusahaan tidak
primer organisasi profit membutuhkan hanya memfokuskan pada pemberian
gambaran mengenai tanggung jawab bantuan secara
organisasi terhadap isu sosial dan financial. Sangat banyak data yang
lingkungannya; mencatat usaha perusahaan yang
3. Sebagai bagian dalam etika berkontribusi dalam pembangunan fisik
berorganisasi, maka dibutuhkan maupun sosial melalui program CSR nya,
tanggung jawab organisasi untuk dapat berikut diantaranya (Rahmat, 2009):
mengelola organisasi dengan baik (lebih 1. PT Freeport Indonesia, mengklaim telah
layak dikenal dengan good corporate menyediakan layanan medis bagi
governance); masyarakat Papua melalui klinik-klinik
4. Masyarakat pada beberapa negara kesehatan dan rumah sakit modern di
menganggap bahwa organisasi sudah Banti dan Timika. Di bidang pendidikan,
memenuhi standard etika berorganisasi, PT Freeport menyediakan bantuan dana
ketika organisasi tersebut peduli pada pendidikan untuk pelajar Papua, dan
lingkungan dan masalah social; bekerjasama dengan pihak pemerintah
5. Tanggung jawab sosial setidaknya dapat Mimika melakukan peremajaan gedung-
mereduksi krisis yang berpotensi terjadi gedung dan sarana sekolah. Selain itu,
pada organisasi; perusahaan ini juga melakukan program
6. Tanggung jawab sosial dianggap dapat pengembangan wirausaha seperti di
meningkatkan reputasi organisasi. Komoro dan Timika;
2. Pertamina, terlibat dalam aktivitas
CSR bukan saja upaya menunjukkan pemberdayaan ekonomi dan sosial
kepedulian sebuah organiasasi pada masyarakat, terutama di bidang
persoalan sosial dan lingkungan, namun juga pendidikan, kesehatan dan lingkungan.
dapat menjadi pendukung terwujudnya Pada aspek pendidikan BUMN ini
pembangunan yang berkesinambungan menyediakan beasiswa pelajar mulai dari
dengan menyeimbangan aspek ekonomi dan tingkatan sekolah dasar hingga S2,
pembangunan sosial yang didukung dengan maupun program pembangunan rumah
perlindungan lingkungan hidup. Dalam baca, bantuan peralatan atau fasilitas
rangka merespon perubahan dan

[53] T. Romi Marnelly Corporate Social Responsibility (CSR)


belajar. Sementara di bidang kesehatan masyarakat yang terfokus pada
Pertamina menyelanggarakan program lingkungan dan pendidikan anak-anak
pembinaan posyandu, peningkatan gizi perihal konservasi alam. Perusahaan ini
anak dan ibu, pembuatan buku panduan berupaya meningkatkan kesadaran
untuk ibu hamil dan menyusui dan sekaligus melibatkan kaum muda dalam
berbagai pelatihan guna menunjang proyek perlindungan orangutan, salah
kesehatan masyarakat. Sedangkan yang satu fauna asli Indonesia yang dewasa
terkait dengan persoalan lingkungan, ini terancam punah;
Pertamina melakukan program kali 7. PT Timah, dalam rangka melaksanakan
bersih dan penghijauan seperti pada tanggung jawab sosialnya menyebutkan
DAS Ciliwung dan konservasi hutan di bahwa ia telah menyelenggarakan
Sangatta; program-program yang bertujuan
3. PT HM Sampoerna, salah satu meningkatkan kesejahteraan masyarakat
perusahaan rokok besar di negeri ini juga lokal. Perusahaan ini menyatakan bahwa
menyediakan beasiswa bagi pelajar SD, banyak dari program tersebut yang
SMP, SMA maupun mahasiswa. Selain terbilang sukses dalam menjawab
kepada anak-anak pekerja PT HM aspirasi masyarakat diantaranya berupa
Sampoerna, beasiswa tersebut juga pembiakan ikan air tawar, budidaya
diberikan kepada masyarakat umum. rumput laut dan pendampingan bagi
Selain itu,melalui program bimbingan produsen garmen;
anak Sampoerna, perusahaan ini terlibat 8. Astra Group, melalui Yayasan Dharma
sebagai sponsor kegiatan-kegiatan Bhakti Astra menyebutkan bahwa
konservasi dan pendidikan lingkungan; mereka telah melakukan program
4. PT Coca Cola Bottling Indonesia, pemberdayaan UKM melalui
melalui Coca Cola Foundation – peningkatan kompetensi dan kapasitas
didirikan pada Agustus 2000 - produsen. Termasuk di dalam program
melakukan serangkaian aktivitas yang ini adalah pelatihan manajemen, studi
terfokus pada bidang-bidang: banding, magang, dan bantuan teknis. Di
pendidikan, lingkungan, bantuan luar itu, grup Astra juga mendirikan
infrastruktur masyarakat, kebudayaan, yayasan Toyota dan Astra yang
kepemudaan, kesehatan, pengembangan memberikan bantuan pendidikan.
UKM, juga pemberian bantuan bagi Yayasan ini kemudian mengembangkan
korban bencana alam; beberapa program seperti: pemberian
5. PT Bank Central Asia, Tbk beasiswa, dana riset, mensponsori
berkolaborasi dengan PT Microsoft kegiatan ilmiah universitas,
Indonesia menyelenggarakan pelatihan penerjemahan dan donasi buku-buku
IT bagi para guru SMP dan SMA negeri teknik, program magang dan pelatihan
di Tanggamus, Lampung. Pelatihan ini kewirausahaan di bidang otomotif;
sebagai pelengkap dari pemberian 9. Unilever, Program Sekolah Pepsodent
bantuan pendirian laboratorium Kampanye yang berkelanjutan ke
komputer untuk beberapa SMP dan sekolah-sekolah dasar dalam memahami
SMA di Gading Rejo, Tanggamus yang pentingnya kesehatan mulut, serta
merupakan bagian dari kegiatan dalam menankam pengertian pada anak-anak
program Bakti BCA; mengenai pentingnya mengunjungi
6. Nokia Mobile Phone Indonesia, telah dokter gigi secara teratur. Dalam
memulai program pengembangan pelestarian lingkungan hidup Unilever

JURNAL APLIKASI BISNIS Vol. 2 No. 2, April 2012 [54]


membuat program pelestarian sumber air 3. Menimbulkan biaya tersembunyi yang
di Kali Brantas. Tujuannya yaitu untuk secara tidak langsung akan dibebankan
mengubah cara pandang dan perilaku kepada stakeholder;
masyarakat di sepanjang Sungai Brantas 4. Mensyaratkan tambahan kemampuan
dalam menyikapi sungai. sosial yang sebenarnya tidak dimiliki
oleh perusahaan; dan
Argumentasi Pro Dan Kontra Terhadap 5. Membebankan tanggungjawab kepada
CSR perusahaan yang seharusnya dibebankan
kepada individu
Dalam menyikapi CSR, terdapat
pendapat yang setuju dan juga yang
menolaknya. Argumentasi yang mendukung
menyatakan bahwa CSR diperlukan untuk Pendekatan Terhadap Penerapan CSR:
hal-hal sebagai berikut (Anne, 2005): Voluntary Vs. Mandatory

1. Menyeimbangkan antara kekuatan Gerakan CSR di Negara-negara maju,


korporasi dengan aspek tanggungjawab; terutama Amerika Serikat memang lebih
2. Mengurangi adanya regulasi pemerintah banyak didorong oleh kesadaran secara
(yang berlebihan); sukarela (voluntary driven) (Kotler &
3. Meningkatkan keuntungan jangka Nance, 2005). Kotler menitikberatkan pada
panjang; elemen kunci discretionary, artinya bahwa
4. Meningkatkan nilai dan reputasi korporasi melakukan aktivitas CSR bukan
korporasi; karena dimandatkan oleh UU atau bahkan
5. Memperbaiki permasalahan sosial yang oleh dasar moral atau etik, tetapi lebih
disebabkan oleh perusahaan. merupakan komitmen sukarela yang
dilakukan oleh korporasi dalam memilih dan
Kemudian (Kotler & Nance, 2005) mengimplementasikan praktik-praktik CSR.
menambahkan dengan menekankan pada Komisi Eropa dalam dalam green paper
aspek bisnis yaitu CSR dapat: juga mengadopsi penerapan CSR secara
sukarela melalui best practices.
1. Meningkatkan penjualan dan pangsa
pasar; Namun tidak berarti bahwa hukum atau
2. Memperkuat posisi merek dagang; regulasi sama sekali tidak berguna dalam
3. Meningkatkan kemampuan untuk pengimplemetasian penegakan prinsip-
menarik, memotivasi dan memelihara prinsip CSR. Sebaliknya hukum atau
karyawan; regulasi sangat penting untuk menciptakan
4. Menurunkan biaya operasi; standar minimum yang harus dipenuhi oleh
5. Menarik minat investor dan para analis korporasi berkaitan dengan pelaksanaan
keuangan. CSR. Fungsi kebijakan CSR oleh korporasi
adalah sebagai suplemen terhadap regulasi
Sedangkan argumentasi yang menentang yang ada, sehingga korporasi seharusnya
menyatakan bahwa pada dasarnya CSR menerapkan prinsip-prinsip yang lebih
hanya (Anne, 2005): tinggi dari apa yang diatur oleh regulasi.
Dengan adanya regulasi di bidang CSR akan
1. Menurunkan efisiensi ekonomi dan
memberikan level playing field yang sama
keuntungan usaha;
kepada semua korporasi, sehingga semua
2. Membuat biaya perusahaan lebih tinggi
korporasi dapat bersaing secara wajar dan
dibandingkan kompetitornya;
beriktikad baik dalam pengimplementasian

[55] T. Romi Marnelly Corporate Social Responsibility (CSR)


CSR tanpa khawatir kehilangan competitive Aktivitas CSR dan Pembentukan
advantage nya terhadap kompetitornya.rasi Reputasi Organisasi
sebagaimana telah diutarakan oleh (Kotler & Bentuk-bentuk tanggungjawab sosial
Nance, 2005). Disini reputasi dapat menjadi yang ideal tentunya bukan hanya muncul
eksternalitas positif. Namun tidak semua semata-mata untuk mencari nama baik
korporasi dikenal oleh masyarakat, tidak sehingga bisa membangun reputasi, namun
memiliki kapabilitas, dan bukan justru sudah muncul sejak sebuah organisasi
kepentingannya untuk meningkatkan berdiri. Sehingga turut pula tertuang dalam
reputasi. Dalam hal ini hanya perusahaan- visi, misi dan tujuan organisasi.
perusahaan besar saja seperti perusahaan Sehingga pada akhirnya aktivitas
multinasional dan perusahaan yang terdaftar tanggung jawab sosial adalah bagian integral
di bursa yang memiliki kepentingan akan dari manajemen stratejik. Dengan turut
reputasi organisasinya. ambil bagian dalam isu sosial, maka
organisasi menunjukkan cerminan dari
Banyak perusahaan skala menengah realitas organisasi yang peduli terhadap
yang mengeksploitasi sumber daya alam, fenomena sosial. Sebuah organisasi dalam
seperti perusahaan-perusahaan batubara di menjalankan aktivitas tanggungjawab sosial,
Kalimantan yang secara strategi bisnis tidak sudah pasti akan melibatkan publiknya.
akan terlalu berkepentingan mengenai Dengan demikian harmonisasi dari sebuah
reputasi. Apabila yang digunakan hubungan yang dibina oleh organisasi
pendekatan sukarela, maka perusahaan- memperoleh wujud nyata yang akan
perusahaan semacam itu tentu tidak akan memberikan manfaat bukan hanya bagi
mengadopsi prinsip-prinsip CSR ke dalam nama baik organiasi namun juga kepada
strategi bisnisnya, sedangkan mereka telah masyarakat secara luas.
menguasai dan mengeksploitasi sumber Keberhasilan organisasi dalam
daya alam, yang seharusnya menjadi milik menjalankan tanggung jawab sosial akan
bersama manusia untuk kepentingan mereka memberikan efek “domino” bagi organisasi
sendiri dalam bentuk keuntungan besar yang lain, artinya ada pengaruh yang positif yang
diperoleh. Oleh karenanya pendekatan akan dipetik oleh organisasi lain untuk
mandatory¸ yaitu adanya pengaturan oleh melakukan hal yang sama. Komitmen untuk
perundang-undangan diperlukan terutama melakukan tanggung jawab sosial bukan
bagi suatu masyarakat, baik dari sisi pelaku semata-mata untuk investasi sebuah
usaha dan konsumen yang masih memiliki organisasi, namun sudah merasuk pada nafas
tingkat kesadaran sosial dan lingkungan kehidupan dan keberlanjutan organisasi.
yang rendah seperti Indonesia. Untuk itu setidaknya terwujud setiap
keputusan penting dan operasi organisasi,
Argumentasi lain bahwa kalau yang
sehingga menjadi bagian dari setiap jenjang
digunakan pendekatan sukarela (voluntary),
dalam organisasi. Pada akhirnya wacana
maka peningkatan kepatuhan terhadap
tanggung jawab sosial akan menjadi pemikat
norma-norma kelestarian lingkungan dan
bagi semua pihak untuk mewujudkanya
hak asasi manusia tidak akan maksimal
secara konkrit dalam tindakan nyata.
apabila yang bekerja adalah economic
rationality (Kasahun, 2005). Bagi korporasi
penerapan CSR akan dilakukan sepanjang Rekomendasi CSR
Dalam rangka menciptakan Good CSR
memberikan benefit kepada perusahaan.
harus memadukan empat prinsip good
Salah satunya adalah meningkatkan reputasi
corporate governance, yakni fairness,
perusahaan.

JURNAL APLIKASI BISNIS Vol. 2 No. 2, April 2012 [56]


transparency, accountability dan 5. Evaluation and Termination or
responsibility secara harmonis. Ditambah Reformation. Menilai sejauh mana
dengan harus menggabungkan kepentingan keberhasilan pelaksanaan program CSR
shareholders dan stakeholders. Karenanya, di lapangan. Bila berdasarkan evaluasi,
CSR tidak hanya fokus pada hasil yang program akan diakhiri (termination)
ingin dicapai. Melainkan pula pada proses maka perlu adanya semacam
untuk mencapai hasil tersebut. Lima langkah pengakhiran kontrak dan exit strategy
di bawah ini bisa dijadikan panduan dalam antara pihak-pihak yang terlibat.
merumuskan program CSR: Misalnya, melaksanakan TOT CSR
1. Engagement. Pendekatan awal kepada melalui capacity building terhadap
masyarakat agar terjalin komunikasi dan masyarakat (stakeholders) yang akan
relasi yang baik. Tahap ini juga bisa melanjutkan program CSR secara
berupa sosialisasi mengenai rencana mandiri. Bila ternyata program CSR
pengembangan program CSR. Tujuan akan dilanjutkan (reformation), maka
utama langkah ini adalah terbangunnya perlu dirumuskan lessons learned bagi
pemahaman, penerimaan dan trust pengembangan program CSR
masyarakat yang akan dijadikan sasaran berikutnya. Kesepakatan baru bisa
CSR. Modal sosial bisa dijadikan dasar dirumuskan sepanjang diperlukan.
untuk membangun ”kontrak sosial”
antara masyarakat dengan perusahaan Dalam prakteknya, upaya CSR dapat
dan pihak-pihak yang terlibat. ditelaah dan dilakukan dengan mengacu
2. Assessment. Identifikasi masalah dan pada tiga sisi yaitu (Kartasasmita, 1996):
kebutuhan masyarakat yang akan 1. Enabling. Adalah menciptakan suasana
dijadikan dasar dalam merumuskan atau iklim yang memungkinkan potensi
program. Tahapan ini bisa dilakukan masyarakat berkembang (enabling). Di
bukan hanya berdasarkan needs-based sini titik tolaknya adalah pengenalan
approach (aspirasi masyarakat), bahwa setiap manusia, setiap
melainkan pula berpijak pada rights- masyarakat, memiliki potensi yang dapat
based approach (konvensi internasional dikembangkan. Artinya, tidak ada
atau standar normatif hak-hak sosial masyarakat yang sama sekali tanpa daya,
masyarakat). karena, kalau demikian akan sudah
3. Plan of action. Merumuskan rencana punah. Pemberdayaan adalah upaya
aksi. Program yang akan diterapkan untuk membangun daya itu, dengan
sebaiknya memerhatikan aspirasi mendorong memotivasikan dan
masyarakat (stakeholders) di satu pihak membangkitkan kesadaran akan potensi
dan misi perusahaan termasuk yang dimilikinya serta berupaya untuk
shareholders di lain pihak. mengembangkannya.
4. Action and Facilitation. Menerapkan 2. Empowering. Adalah memperkuat
program yang telah disepakati bersama. potensi atau daya yang dimiliki oleh
Program bisa dilakukan secara mandiri masyarakat (empowering). Dalam
oleh masyarakat atau organisasi lokal. rangka ini diperlukan langkah-langkah
Namun, bisa pula difasilitasi oleh LSM lebih positif, selain dari hanya
dan pihak perusahaan. Monitoring, menciptakan iklim dan suasana.
supervisi dan pendampingan merupakan Perkuatan ini meliputi langkah-langkah
kunci keberhasilan implementasi nyata, dan menyangkut penyediaan
program. berbagai masukan (input), serta

[57] T. Romi Marnelly Corporate Social Responsibility (CSR)


pembukaan akses ke dalam berbagai yang berkelanjutan dan terintegrasi
peluang (opportunities) yang akan diharapkan dapat memberikan alternatif
membuat masyarakat menjadi makin terobosan baru untuk memberdayakan
berdaya. Untuk itu, perlu ada program masyarakat dalam mengatasi
khusus bagi masyarakat yang kurang permasalahan sosial dan lingkungan
berdaya, karena program-program umum yang semakin kompleks dan rumit dalam
yang berlaku untuk semua, tidak selalu dekade terakhir.
dapat menyentuh lapisan masyarakat ini.
3. Protecting. Memberdayakan CSR Dalam Pemberdayaan Masyarakat
mengandung pula arti melindungi. Adat
Dalam proses pemberdayaan, harus Perkembangan perkebunan sawit di
dicegah yang lemah menjadi bertambah Provinsi Riau berkembang sangat cepat. Hal
lemah, oleh karena kekurangberdayaan ini disebabkan meningkatnya kebutuhan
dalam menghadapi yang kuat. Oleh dunia atas produk turunan yang berasal dari
karena itu, perlindungan dan pemihakan Crude Palm Oil (CPO) yang berdampak
kepada yang lemah amat mendasar pada terjadinya alih fungsi lahan dalam
sifatnya dalam konsep pemberdayaan jumlah yang besar. Sejalan dengan itu,
masyarakat. Melindungi tidak berarti masyarakat local kurang siap dengan
mengisolasi atau menutupi dari interaksi. perkembangan yang ada sehingga berpotensi
Melindungi harus dilihat sebagai upaya menimbulkan kerawanan dan konflik sosial.
untuk mencegah terjadinya persaingan Konflik sosial yang timbul dapat bersumber
yang tidak seimbang, serta eksploitasi dari berbagai sebab, antara lain: (1) alih hak
yang kuat atas yang lemah. Ketiga katas tanah yang kurang didukung oleh
kerangka pemikiran tersebut harus klarifikasi pembebasan lahan dan hak
ditambah dengan konsep sustainability hukum atas lahan baik antara masyarakat
dan integrated development. Seperti sendiri maupun dengan pihak perusahaan
yang telah dikatakan sebelumnya, salah perkebunan besar dan pemerintah, (2) alih
satu aspek mendasar dari CSR adalah fungsi lahan yang kurang disertai kejelasan
sustainability atau berkelanjutan. atas ha katas tanah, (3) kesenjangan akses
Dimana setiap program dan kegiatan ekonomi antara masyarakat local dengan
CSR tidak hanya dilaksanakan untuk pendatang serta dengan perusahaan
jangka waktu pendek. Melainkan dapat perkebunan.
diterapkan dalam kurun waktu tertentu Untuk mengatarasi berbagai konflik
dengan membuat serangkaian kegiatan, yang ada, salah satu upaya yang dapat
dengan memperhatikan faktor-faktor lain dilakukan adalah dengan melakukan
seperti lingkungan, sosial, religi. Sebagai pemberdayaan masyarakat local melalui
contoh setelah masyarakat mendapatkan program CSR. Pemberdayaan masyarakat
bantuan modal usaha, perusahaan local dan jaminan hak-hak masyarakat adat
membuat pelatihan dan pengusaha kecil disekitar daerah operasional perusahaan
dan mikro ini juga diajarkan cara untuk merupakan kewajiban yang harus
menjaga kelestarian lingkungan. Setelah dilaksanakan sesuai dengan perintah
usaha cukup maju masyarakat juga Undang-undang. Idealnya, tanpa adanya
diajarkan bagaimana caranya untuk protes dan kewajiban kontrak, perusahaan
mengembangkan usaha tersebut, seharusnya memberdayakan masyarakat
sehingga sumber daya lokal dapat local dan meningkatkan kesejahteraan
terserap. Dengan pola pembangunan mereka.

JURNAL APLIKASI BISNIS Vol. 2 No. 2, April 2012 [58]


Dalam pandangan (Leisinger, 2007) Daftar Pustaka
inilah yang disebut level kedua dari
implementasi CSR yaitu do the right thing, Anne, L. T. (2005). Business and Society:
dimana perusahaan tak hanya meminimalisir Stake Holders, Ethics, Public Policy
dampak negative dari kegiatan (International, 11 ed.): Mc Graw Hill.
operasionalnya berdasar aturan yang ada Initiative, G. C. (2002).
(legality), tapi juga sudah menaruh perhatian Kartasasmita, G. (1996). Pembangunan
pada pemenihan hak-hak sosial masyarakat Untuk Rakyat: Memadukan
yang patut secara politik dan ekonomi. Pertumbuhan dan Pemerataan. Jakarta:
Perusahaan pun sudah semakin PT. Pustaka CIDESINDO.
meningkatkan kegiatan derma Kasahun, Y. (2005). Putting Regulation
(philanthropy) mereka. Before Responsibility: The Limits of
Program CSR dalam bentuk Voluntary CSR. Univ Law School Public
pemberdayaan sebaiknya didasarkan pada Law and Legal Theory Research Paper
kebutuhan riil (real-needs) yang secara Series.
dialogis dikomunikasikan dengan Kotler, P., & Nance, L. (2005). Corporate
masyarakat, pemerintah, perusahaan, Social Responsibility: Doing The Most
masyarakat/ LSM dan akademisi/ peneliti. Good for Your Company and Your
Selain itu prinsip yang penting dalam Cause: John Wiley & Sons Inc.
pemberdayaan adalah menghargai local Leisinger, K. M. (2007). Corporate
(valuing the local), pengetahuan local, Philanthropy: The “Top of the Pyramid”.
nilai0nilai, keyakinan, keterampilan, proses Business and Society Review, 112(3),
dan sumber daya suatu masyarakat. 315-342.
Mengadopsi kearifan local yang ada dengan Rahmat, G. (2009). Corporate Social
membiarkan masyarakat mengelola Responsibility. Retrieved from
lahannya sesuai dengan cara mereka selama www.ginooo.wordpress.com
ini dan memberikan akses yang sebesar- Sulistyaningtyas, I. D. (2006). Tanggung
besarnya terhadap sumber-sumber produksi Jawab Sosial Perusahaan dalam Program
rakyat seperti air, tanah, lahan pertanian, Kampanye Sosial. Jurnal Ilmu
modal, teknologi, jalur distribusi dan Komunikasi, Vol. 3 No. 1, 63-76.
infrakstruktur pendukung lainnya Widjaja, G., & Yani, A. (2006). Perseroan
merupakan sesuatu yang jauh lebih penting Terbatas. Jakarta: Raja Grafindo
dan bermanfaat langsung bagi masyarakat Persada.
local. Widjaja, G., & Yeremia, A. P. (2008).
Pemberdayaan masyarakat yang efektif Risiko Hukum dan Bisnis Perusahaan
membuat masyarakat menjadi berdaya, Tanpa CSR. Jakarta: Forum Sahabat.
dinamis, dan adaptif terhadap perubahan
yang terjadi di lingkungannya, lebih mampu
akses teknologi tepat guna, luas wawasan,
kosmopolit, dan empati terhadap pihak luar.
Bila CSR dilaksanakan secara konsekuen,
CSR memberikan manfaat yang sangat
besar, khususnya bagi masyarakat yang
selama ini cenderung dirugikan oleh
keberadaan perusahaan di lingkungannya.

[59] T. Romi Marnelly Corporate Social Responsibility (CSR)

Anda mungkin juga menyukai