USULAN PENELITIAN
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna menempuh
Seminar Usulan Penelitian
Oleh:
Novrizha Dinda Larasati
110110160405
Pembimbing:
Prof. Dr. Tarsisius Murwadji, S.H., M.H.
Deden Suryo Rahardjo, S.H., M.H.
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2019
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pendiri bangsa.
yang berbunyi:
kesejahteraannya.2
1
Etty Mulyati, Kredit Perbankan Aspek Hukum Dan Pengembangan Usaha Mikro
Kecil Dalam Pembangunan Perekonomian Indonesia, Bandung: PT Refika Aditama, 2016,
hlm.30-31.
2
Ibid., hlm. 33
3
para stakeholders.
3
Ibid., hlm. 35
4
4
Anna Peters, The Role of Governments in Promoting Corporate Responsibility and
Private Sector Engagement in Development,. New York; UN Global Compact and
Bertelsmann Stiftung, 2010, hlm. 8
5
lingkungan (PKBL). 5
kecil agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari
5
Taranggana Gani Putra, “Peran Pemerintah Daerah Dan Partisipasi Pelaku Usaha
Dalam Pengembangan UMKM Manik-Manik Kaca di Kabupaten Jombang”, Jurnal Kebijakan
dan Manajemen Publik, Volume 3, Nomor 1, 2015, hlm. 1,
http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-kmpfa25108fdefull.pdf
6
bunga deposito dan/atau jasa giro dan dana (sisa) program tersebut
BUMN lain.
6
Budi Santoso, “Pendekatan Hukum terhadap Pembangunan Berkelanjutan Melalui
Pengaturan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan”, Jurnal Mimbar Hukum, Edisi Khusus, 2011,
hlm. 24, https://journal.ugm.ac.id/jmh/article/view/16163/10709
7
Riskawati, “ANALYSIS OF LOCAL GOVERNMENT PERFORMANCE IN MANAGING
DISTRIBUTION OF VILLAGE FUNDS (CASE STUDY IN KALIA VILLAGE, TALATAKO SUB-DISTRICT,
TOJO UNA-UNA DISTRICT)” Journal of Accounting and Business Education, 1 (1), 2016,
https://media.neliti.com/media/publications/92263-ID-none.pdf
8
mengelola sumber daya yang ada dengan melihat potensi yang ada di
memperhatikan lingkungan.
cukup luas dan memiliki berbagai macam potensi yang membuat desa
ini menjadi semakin maju, potensi yang dimiliki Desa Nagrog adalah
dan tidak tergolong kedalam lahan kritis. Dalam melihat potensi yang
ini dibangun sebagai bentuk tindak lanjut melihat potensi Desa Nagrog
yang telah menjadi salah satu desa terbaik di tingkat provinsi dan
pembantuan.
keamanan, yustisi, moneter dan fiskal nasional, dan agama yang diatur
diatur dalam pasal 136 sampai pasal 149 Undang-Undang No. 32 Tahun
Indonesia.
8
Bagir Manan, Menyongvong Fajar Otonomi Daerah, Yogyakarta: PSH FH UlI, 2002,
hal. 136
12
Oleh karena itu Peraturan Daerah yang dibuat haruslah sesuai dengan
diberlakukan.9
9
Josef Riwu K., Prospek Otonomi Daerah di Negara Republik Indonesia, ldentifikasi
Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Penyelenggaraannya, Depok: Rajawali Press, 2002,
hlm. 32
13
rendah.
CSR.
belum jelas.
10
Ade Sudrajat, “Implementasi Kebijakan Tanggung Jawab Sosial Lingkungan
Perusahaan di Wilayah Pemerintahan Provinsi Jawa Barat”, Jurnal Ilmiah Magister Ilmu
Administrasi (JIMIA), 2017, hlm. 12, http://jurnal.unnur.ac.id/index.php/jimia/article/view/26
15
istilah ilmu mutu yang merupakan landasan model utama dalam etika
bisnis dan telah digunakan sebagai landasan oleh para pelaku bisnis
yang berasal dari negara-negara maju. Selain istilah ilmu mutu, terdapat
istilah audit keuangan yang meliputi audit internal dan audit eksternal
sanksi.12
11
F.C. Susila Adiyanta, “AUDIT MUTU HUKUM PERATURAN DAERAH : Model Evaluasi
Antisipatif Produk Hukum Pemerintah Daerah yang Kondusif bagi Penanaman Modal dan
Daya Saing Investasi”, Masalah-Masalah Hukum, Vol. 39, No. 1, 2010, hlm. 28,
https://media.neliti.com/media/publications/156838-ID-audit-mutu-hukum-peraturan-
daerah-model.pdf
12
Tarsisius Murwadji. “Integrasi Audit Mutu Hukum dalam Pengembangan Hukum
Ekonomi Indonesia”, Orasi Ilmiah Berkenaan dengan Penerimaan Jabatan Guru Besar dalam
Hukum Ekonomi pada Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran, Bandung, 24 Maret 2017,
hlm. 9
16
Dalam audit hukum, kegiatan audit dapat dilakukan pada setiap hierarki
1945 hingga Peraturan Daerah dan audit hukum dapat dilakukan oleh
Statis disini dalam arti uji normatif atau uji suatu peraturan terhadap
peraturan yang lebih tinggi dengan ketentuan peraturan yang lebih tinggi
13
Ibid., hlm. 10
17
jasa dengan penyedia barang atau jasa. Kesesuaian ini dilandasi oleh
dua pokok utama, yaitu bebas cacat dan kepuasan pengguna jasa.
adalah pengguna jasa atau barang merasa puas karena kesesuaian dari
14
Ibid., hlm. 11
18
Jawa Barat Provinsi Jawa Barat Nomor 2 Tahun 2013 oleh policy maker
B. Identifikasi Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan Teoritis
2. Kegunaan Praktis
E. Kerangka Pemikiran
20
menjamin agar perubahan itu terjadi dengan cara tertib dan teratur
sanagt dipengaruhi oleh faktor-faktor non hukum seperti: nilai, sikap dan
yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara. Pasal
33 ayat (3) menyatakan Bumi dan air dan kekayaan alam yang
16
Soerjono Soekanto, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum,
Jakarta: Rajawali Pers, 2008, hlm. 28.
22
Menengah.
otonomi daerah.
23
dalam rangka pembangunan nasional, hal ini sesuai yang diatur dalam
(Desa) berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui
faktor, salah satunya adalah faktor ekonomi. Salah satu upaya yang
17
Tarsisius Murwadji, Deden Suryo Rahardjo, Hasna, BUMDES Sebagai Badan Hukum
Alternatif DalamPengembangan Perkoperasian Indonesia, Bandung: Jurnal Hukum
Kenotariatan dan Ke-PPAT-anUniversitas Padjadjaran, Volume 1, Nomor 1, Desember 2017,
hlm. 2-3
24
Dilihat berdasarkan Pasal 74 ayat (1) dan (2), maka TJSL atau
wisata, sehingga tidak ada perturan daerah yang bersifat khusus dalam
Keuangan’, yang terbagi menjadi dua, yaitu audit internal dan audit
Pasal 1 ayat (1), yang dimaksud dengan hak uji materiil adalah:
Agung.
halnya dengan mutu dalam konteks hukum, atau mutu hukum. Mutu
dengan apa yang terjadi dalam kenyataan (das sein) untuk terciptanya
sehingga tidak ada definisi yang mutlak. Namun terdapat definisi mutu
(dua) hal dasar, yaitu bebas cacat dan kepuasan pengguna jasa.
merasa puas karena barang dan jasa yang diperoleh sesuai dan bebas
dari cacat.
18
Tarsisius Murwadji, Op.Cit, hlm. 12
28
Mutu produk hukum atau produk jasa hukum berupa jasa dari
19
Tarsisius Murwadji, Op.Cit. hlm.15
20
Ibid., hlm. 17
29
nan pemerintahan21
(Environment)
menerus.22
F. Metode Penelitian
21
Selfi Udeng, dkk., “Efisiensi Penerapan Sistem Hukum di Indonesia”, Researchgate,
2018,https://www.researchgate.net/publication/329608980_EFISIENSI_PENERAPAN_SISTE
M_HUKUM_DI_INDONESIA, hlm. 2
22
Tarsisus Murwadji, Op.Cit., hlm.19
23 Dimyati hudzalifah dan Kelik Wandhono, Metode Penelitian Hukum, Surakarta:
1. Metode Pendekatan
kenyataannya di masyarakat.25
Jawa Barat yang didasarkan oleh Peraturan Daerah yang dibuat oleh
Pemerintah Daerah.
2. Spesifikasi Penelitian
24
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif suatu Tinjauan
Singkat, Jakarta: UI press 2003, hlm. 23.
25
Bambang Waluyo, Penelitian Hukum dalam Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 2002,
hlm. 17
32
3. Tahap Penelitian
tahap:
a. Penelitian Kepustakaan
26
Ronny Hanitjo Soemitro, Metodelogi Penuisan Hukum dan Jurimetri, Jakarta: Ghalia
Indonesia, 1990, hlm. 97-98.
27 Soerjono Soekanto, Op. Cit., hlm. 52.
33
PemerintahanDaerah;
Penanaman Modal;
Perseroan Terbatas;
Perbankan;
Kepariwisataan;
Terbatas;
Barat;
b. Penelitian Lapangan
28 Ibid, hlm. 55
29 Ibid.
36
a. Studi kepustakaan
naskah resmi.
b. Wawancara
Barat.
Dalam metode analisis data ini terdapat beberapa hal yang harus
yang lainnya,
6. Lokasi Penelitian
30
Abdulkadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum, Bandung: PT. Citra Aditya
Bakti, 2004, hlm. 80.
31
Ronny Hanitijo Sumitro, Metodologi Pneleitian Hukum dan Jurimetri. Jakarta: Ghalia
Indonesia, 1990, hlm. 11
32
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta : UII Press, 2010, hlm. 32
38
diantaranya adalah:
a. Penelitian kepustakaan: