Anda di halaman 1dari 11

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/336987987

Sinergitas Pemerintah, Masyarakat dan Dunia Usaha dalam Pemberdayaan


Usaha Kecil untuk Mewujudkan Pembangunan Nasional

Article · November 2019

CITATIONS READS

5 5,824

1 author:

Syahrial Maulana
Medco E & P Natuna
3 PUBLICATIONS   6 CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Syahrial Maulana on 02 November 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Sinergitas Pemerintah, Masyarakat dan Dunia Usaha
dalam Pemberdayaan Usaha Kecil
untuk Mewujudkan Pembangunan Nasional
Syahrial Maulana
Mahasiswa S3 Manajemen Bisnis, Sekolah Bisnis IPB University
Email: syahrialmaulana3@gmail.com

Abstract — Small Business Empowerment carried out kepada pemerintah untuk mengembangkan dan
by the Government, the business world, and the memberdayakan Usaha Kecil. Selain sinergi antara
community has the aim of empowering Small Businesses, Pemerintah , Dunia Usaha dan Masyarakat juga
and it is hoped that Small Businesses will become dibutuhkan sinergi antara pemerintah pusat dan
resilient, independent, and can also develop into Medium daerah yang juga harus diperhatikan guna menumbuh
Enterprises. Small businesses that are resilient, kembangkan iklim usaha yang kondusif bagi pelaku
independent, and develop themselves will increase Usaha Kecil. Dalam proses perencanaan pembangunan,
national products, employment opportunities, exports, aspek transparansi harus dibangun atas dasar
and equitable distribution of development results, which kebebasan mendapatkan kesempatan untuk ikut
in turn will contribute more to state revenue. merumuskan kebijakan pembangunan di tingkat
Furthermore, the empowerment of Small Businesses will daerah. Lembaga-lembaga dan organisasi-organisasi
increase the position and role of Small Businesses in the informal dapat diberikan ruang dalam menentukan
national economy so that a healthy and strong national arah pembangunan sehingga mereka merasakan dan
economic order will be realized. The law has mandated ikut bertanggungjawab terhadap keberhasilan
the government to develop and empower Small pembangunan, pemerintahan dan kemasyarakatan.
Businesses. In addition to the synergy between the Hal sesuai dengan karakteristik good governance yakni
Government, the Business World and the Community, accountability, dimana para pembuat keputusan dalam
there is also a need for synergy between the central and pemerintahan, sektor swasta dan masyarakat
regional governments which must also be considered in bertanggungjawab kepada publik dan lembaga-
order to foster a conducive business climate for Small lembaga stakeholders. Artinya, antara adalah publik
Business actors. In the development planning process, (pemerintah), Dunia Usaha dan Masyarakat harus
aspects of transparency must be built on the basis of duduk bersama dalam merumuskan kebijakan publik.
freedom to get the opportunity to participate in
formulating development policies at the regional level. Kata Kunci— Sinergitas Pemerintah, Usaha Kecil,
Informal institutions and organizations can be given Pembangunan Nasional
space in determining the direction of development so that
they feel and share responsibility for the success of
development, governance and society. This is consistent I. PENDAHULUAN
with the characteristics of good governance, namely
accountability, where decision makers in government, the
1.1 Latar Belakang
private sector and the community are accountable to the
public and stakeholder institutions. This means that
between the public (government), the Business World and Pembangunan di Indonesia yang telah berlangsung
the Community must meet in formulating public policies. lebih dari setengah abad menjadi hal yang utama
dalam usaha untuk memajukan kehidupan
Intisari — Pemberdayaan Usaha Kecil yang masyarakat. Seringkali kemajuan yang dimaksud
dilaksanakan oleh Pemerintah, dunia usaha, dan terutama ditafsirkan sebagai kemajuan material.
masyarakat memilik tujuan untuk memberdayakan Dalam hal ini, pembangunan seringkali diartikan
Usaha Kecil, dan diharapkan Usaha Kecil akan menjadi sebagai kemajuan yang dicapai oleh sebuah
tangguh, mandiri, dan juga dapat berkembang menjadi masyarakat di bidang ekonomi. Pembangunan
Usaha Menengah. Usaha Kecil yang tangguh, mandiri, meliputi dua unsur pokok, yaitu masalah materi yang
dan berkembang dengan sendirinya akan akan dihasilkan dan dibagikan dan manusia yang
meningkatkan produk nasional, kesempatan kerja,
ekspor, serta pemerataan hasil-hasil pembangunan,
menjadi pengambil inisiatif, yang menjadi manusia
yang pada gilirannya akan memberikan sumbangan pembangun.
yang lebih besar terhadap penerimaan negara. Pembangunan Nasional sebagai pengamalan
Selanjutnya, pemberdayaan Usaha Kecil akan Pancasila yang mencakup seluruh aspek kehidupan
meningkatkan kedudukan serta peran serta Usaha bangsa diselenggarakan bersama oleh masyarakat dan
Kecil dalam perekonomian nasional sehingga akan Pemerintah. Masyarakat adalah pelaku utama
terwujud tatanan perekonomian nasional yang sehat pembangunan dan pemerintah berkewajiban untuk
dan kukuh. Undang-Undang telah memberi amanat
mengarahkan, membimbing, serta menciptakan pemerataan dan peningkatan pendapatan masyarakat,
suasana yang menunjang. Kegiatan masyarakat dan serta mendorong pertumbuhan ekonomi dan berperan
kegiatan pemerintah mesti saling mendukung, saling dalam mewujudkan stabilitas nasional pada
mengisi, dan saling melengkapi dalam satu kesatuan umumnya dan stabilitas ekonomi pada khususnya.
langkah menuju tercapainya tujuan pembangunan
nasional.
Keberhasilan perencanaan pembangunan 1.2 Rumusan Masalah
dipengaruhi oleh kuatitas sinergi atau kerjasama
kreatif antara pemerintah, swasta dan masyarakat. Kenyataan menunjukkan bahwa Usaha Kecil masih
Perpaduan peran dan fungsi pemangku kepentingan belum dapat mewujudkan kemampuan dan
dimaksud, menjadi modal dasar untuk terwujudnya peranannya secara optimal dalam
sinergi, dimana pemerintah memantapkan peran perekonomian nasional. Hal itu disebabkan oleh
fungsinya sebagai perencana dengan memadukan kenyataan bahwa Usaha Kecil masih menghadapi
kemampuan teknis perencanaan, swasta berbagai hambatan dan kendala, baik yang bersifat
memantapkan perannya dalam memberikan kajian eksternal maupun internal, dalam bidang produksi dan
profesional tentang situasi dunia usaha dan pasar, pengolahan, pemasaran, permodalan, sumber daya
sementara masyarakat memberikan informasi yang manusia, dan teknologi, serta iklim usaha yang belum
nyata atas kondisi riil yang berkembang di masyarakat mendukung bagi perkembangannya.
serta berperanan dalam mangawasi jalannya Dalam upaya meningkatkan kesempatan dan
pelaksanaan pembangunan, untuk selanjutnya kemampuan Usaha Kecil, telah dikeluarkan berbagai
digunakan sebagai bahan dalam mengevaluasi kebijaksanaan oleh Pemerintah tentang
pembangunan. pencadangan usaha, pendanaan, dan pembinaan,
Pembangunan nasional dilaksanakan untuk tetapi belum berhasil sebagaimana diharapkan karena
mewujudkan tujuan nasional seperti termaktub dalam belum adanya kepastian hukum yang
Pembukaan UUD 1945 alinea IV, yaitu.....melindungi merupakan perlindungan bagi Usaha Kecil dan
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah dipatuhi semua pihak. Dihadapkan
Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, pada era perdagangan bebas dalam
mecerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut rangka mengantisipasi keterbukaan perekonomian
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan dunia, baik pada tingkat regional maupun tingkat
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial dunia,
serta mewujudkan cita-cita bangsa sebagaimana Usaha Kecil dituntut menjadi tangguh dan mandiri.
termaktub dalam alinea II Pembukaan UUD1945. Sehubungan dengan itu, Usaha Kecil perlu
Pelaksanaan pembangunan mewujudkan aspek memberdayakan dirinya dan diberdayakan dengan
kehidupan bangsa, yaitu aspek politik, ekonomi, berpijak pada kerangka hukum nasional yang
sosial budaya, dan pertahanan keamanan secara berlandaskan Pancasila dan Undang-undang Dasar
berencana, menyeluruh, nasional dalam rangka 1945 demi terwujudnya demokrasi ekonomi yang
mewujudkan kehidupan yang sejajar dan sederajat berdasar pada asas kekeluargaan. Pemberdayaan
dengan bangsa lain yang lebih maju. Oleh karena itu, Usaha Kecil dilakukan melalui:
sesungguhnya pembangunan nasional merupakan a. Penumbuhan iklim usaha yang mendukung bagi
pencerminan kehendak untuk terus menerus pengembangan Usaha Kecil
meningkatkan kesejahteraan kehidupan masyarakat b. Pembinaan dan pengembangan Usaha Kecil serta
dan penyelenggaraan negara yang maju dan kemitraan usaha.
demokrasi berdasarkan Pancasila. Pemberdayaan Usaha Kecil dilaksanakan oleh
Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi selama Pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat. Dengan
Pembangunan Jangka Panjang Pertama, Selain telah memberdayakan Usaha Kecil, diharapkan Usaha
meningkatkan kesejahteraan rakyat juga Kecil menjadi tangguh, mandiri, dan juga dapat
telah menumbuh-kembangkan Usaha Besar, Usaha berkembang menjadi Usaha Menengah. Usaha Kecil
Menengah, Usaha Kecil, dan koperasi. yang tangguh, mandiri, dan berkembang
Usaha Kecil, yang merupakan bagian integral dunia dengan sendirinya akan meningkatkan produk
usaha nasional mempunyai kedudukan, potensi, dan nasional, kesempatan kerja, ekspor, serta pemerataan
peranan yang sangat penting dan strategis dalam hasil-hasil pembangunan, yang pada gilirannya
mewujudkan tujuan Pembangunan Nasional pada akan memberikan sumbangan yang lebih besar
umumnya dan tujuan pembangunan ekonomi pada terhadap penerimaan negara. Selanjutnya,
khususnya. Usaha Kecil merupakan kegiatan usaha pemberdayaan Usaha Kecil akan meningkatkan
yang mampu memperluas lapangan kerja dan kedudukan serta peran serta Usaha Kecil dalam
memberikan pelayanan ekonomi yang luas pada perekonomian nasional sehingga akan
masyarakat dapat berperan dalam proses
terwujud tatanan perekonomian nasional yang sehat akan melebihi dari jumlah hasil masing-masing
dan kukuh. anggota saat bekerja secara sendiri.
Lebih lanjut ada tiga hal yang mendorong Sinergitas merupakan hasil menciptakan suasana
pemerintah untuk melakukan sinergitas antara lingkungan dimana orang - orang yang berbeda dapat
pemerintah dan swasta karena masalah keterbatasan saling memberi sumbangannya berdasarkan kekuatan
dana, efisiensi dan efektivitas pemerintahan, dan masing-masing sehingga hasilnya lebih besar
pertanggungjawaban pemerintah kepada masyarakat. dibandingkan dikerjakan sendiri-sendiri (Anonim,
Disini pemerintah butuh menarik pihak swasta untuk 2008).
melakukan investasi tidak hanya dalam bentuk dana Sinergitas merupakan pendekatan yang paling
tetapi juga peningkatan skill SDMnya untuk efektif untuk memecahkan persoalan daripada sikap
membangun dan memelihara infrastruktur yang yang apatis ataupun konfrontasi. Sinergi berbeda
belum dan sudah tersedia dalam rangka dengan kompromi, karena dalam kompromi pihak-
menyejahterakan masyarakat. pihak yang terlibat harus mengorbankan sebagian dari
tujuan agar bisa saling bekerja sama.
Adapun sinergi dalam konteks manajemen,
1.3 Tujuan Penulisan menurut Mulyana (2007) adalah bekerja bersama-
sama untuk mencapai tujuan secara maksimal. Setiap
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk anggota di dalam organisasi mempunyai perasaan
menjawab beberapa hal permasalahan yang telah harmoni dengan anggota lainnya sehingga
disebutkan dalam Rumusan Masalah yaitu: memungkinkan mereka menuntaskan pekerjaannya
a. Usaha Kecil perlu untuk mewujudkan dengan baik dan penuh kegembiraan. Syarat utama
kemampuan dan peranannya secara optimal penciptaan sinergi terlihat dari: kepercayaan,
dalam perekonomian nasional dan dapat komunikasi yang efektif, feedback yang cepat, dan
menghadapi berbagai hambatan dan kendala, baik kreatifitas.
yang bersifat eksternal maupun internal, dalam Dari beberapa pengertian menunjukkan bahwa
bidang produksi dan sinergitas sangat penting dalam kelompok atau tim,
pengolahan, pemasaran, permodalan, sumber organisasi maupun suatu agency karena dengan
daya manusia, dan teknologi, serta iklim usaha bekerja secara sinergi akan menghasilkan energi atau
yang belum mendukung bagi perkembangannya. kekuatan yang lebih besar dalam mewujudkan tujuan
atau sasaran yang diinginkan dan melebihi jumlah
b. Pemerintah menggandeng pihak swasta untuk yang dihasilkan apabila dikerjakan secara sendiri (The
melakukan investasi tidak hanya dalam bentuk whole is greater than the sum of its parts).
dana tetapi juga peningkatan skill SDMnya untuk
membangun dan memelihara infrastruktur yang 2.2. Konsep Tatanan
belum dan sudah tersedia dalam rangka
menyejahterakan masyarakat. Pembangunan modernisasi yang dibangun atas
paham materialistik-mekanistik secara konseptual
II. TINJUAN PUSTAKA mengalami perubahan yang bersifat paradigmatik.
Perubahan tersebut membawa dampak terhadap
pergeseran pembangunan baik dari sisi aspek, metode
2.1 Konsep Sinergitas
maupun pelaku pembangunan.
Sinergitas mempunyai beberapa pengertian atau Menurut Amien (2000) dan Gany (2001) bahwa
definisi tetapi pada prinsipnya mengandung makna pergeseran yang terjadi ditinjau dari sisi aspek
pembangunan atau ruang lingkup pembangunan yang
yang sama. Menurut kamus saku Oxford-lnggris
pada awalnya hanya semata-mata mencakup aspek
(http://www.encyclopedia.com) bahwa sinergitas
adalah interaksi atau kerja sama antara dua atau lebih kesejahteraan material, berkembang menjadi lebih
suatu organisasi, unsur atau agency untuk luas sehingga mencakup lingkungan hidup dan
manusia. Dari sudut metode pembangunan terjadi
menghasilkan kombinasi hasil kinerja yang lebih
pergeseran dari pendekatan sektoral menjadi
besar daripada jumlah hasil yang dikerjakan secara
pendekatan pembangunan wilayah, dan pada akhir-
sendiri-sendiri. Menurut Covey's (2008), sinergitas
menggambarkan cara bekerja dalam suatu kelompok. akhir ini lebih dititik beratkan pada pembangunan
komunitas. Sedangkan dari sisi pelaku pembangunan,
Melakukan pemecahan masalah secara efektif,
pergeseran yang terjadi cukup drastis, yakni peralihan
melakukan kerjasama dalam pengambilan keputusan,
sebagian besar kewenangan dari Pemerintah Pusat
adanya perbedaan nilai-nilai dan membangun
kekuatan berbasis perbedaan. Hal itu ditanamkan kepada Pemerintah Daerah (desentralisasi).
Sebagai akibat pergeseran pembangunan dimaksud,
terus menerus dan ketika sinergi menjadi suatu
maka unsur baru yang berhasil ditemukenali dan perlu
kebiasaan dalam kelompok maka hasil kerja sama
diintegrasikan ke dalam rumusan pendekatan atau
paradigma baru pembangunan Indonesia adalah: (1) masyarakat di bidang sosial, ekonomi dan budaya,
interkoneksitas, (2) kesadaran ekologis, (3) kualitas sedangkan pada sisi lain adanya kemandirian
kesejahteraan manusia, (4) teknostruktur dan masyarakat untuk memilih atas berbagai pilihan,
kelembagaan masyarakat, dan (5) desentralisasi dan termasuk menyalurkan aspirasinya (voice).
peran serta masyarakat (Amien, 2000). Sedangkan Kapasitas Swatata dibentuk oleh unsur-
Perpaduan kelima unsur yang disebutkan di atas unsur antara lain: (1) kualitas identitas diri; (2) tingkat
menghasilkan suatu konsep baru yang diberi nama keberagaman ; (3) kualitas otonomi; (4) kesadaran
Tatanan yang didefinisikan sebagai perwujudan berevolusi; (5) kualitas aliran informasi; dan (6)
interkoneksitas antar manusia dengan sang pencipta, mobilitas manusia.
antar manusia dengan manusia lainnya, dan antar Prinsip-prinsip yang mendasari tatanan sebagai
manusia dengan lingkungannya. Selaras dengan hal entitas organik seperti dijelaskan, yakni adanya
tersebut Gany (2001) mendefinisikan bahwa Tatanan interkoneksitas, keadilan berpartisipasi dan kapasitas
sebagai perwujudan interkoneksitas antara manusia swatata sangat sejalan dengan unsur penting "sinergi''
dengan manusia lainnya, antara manusia dengan yang telah dibahas sebelumnya. Jadi sinergi dapat
lingkungannya dalam rangka interkoneksitas dengan diwujudkan dalam suatu organisasi apabila organisasi
keseluruhan (alam semesta), yang sesungguhnya tersebut berwujud tatanan, yakni suatu entitas organis
berintikan hubungan antara manusia dengan Sang yang mengalami perubahan secara dinamis,
Penciptanya secara transendental. senantiasa tumbuh dan berkembang, demikian pula
Tatanan adalah suatu entitas organik karena wujud interkoneksitasnya.
komponen tatanan baik yang berupa komponen lunak
seperti manusia dengan sistem nilai, kelembagaan dan 2.3. Unsur-Unsur Penting dalam Membangkitkan
teknostrukturnya, maupun yang berupa komponen Sinergitas
keras seperti lingkungan alam dan sumber dayanya,
merupakan entitas yang dinamis yang senantiasa Dengan memperhatikan konsep sinergitas beserta
tumbuh dan berkembang, demikian pula wujud hal-hal penting yang mendasarainya, maka sinergitas
interkoneksitasnya. Mengingat lingkungan memiliki dapat terjadi apabila dikembangkan dalam organisasi
karakteristik yang bersifat spesifik, maka
yang dinamis sebagaimana prinsip-prinsip tatanan.
teknostruktur dan kelembagaan masyarakat akan
memiliki karakteristik yang khas pula. Tatanan Adapun unsur-unsur penting tatanan dan menjadi
mempengaruhi nilai, sikap dan prilaku manusia, dasar pada penelitian ini adalah identitas diri,
sebaliknya nilai, sikap dan prilaku manusia juga dapat partisipasi dan pengakuan atas keragaman.
mempengaruhi tatanannya (Amien, 2005).
Dalam hal proses organisasi sangat dipengaruhi 2.3.1. ldentitas diri
oleh pola pengaturan organisasi. Pola pengaturan
yang semakin jelas dan dimengerti oleh semua ldentitas diri merupakan unsur terpenting dalam
komponen organisasi akan membuat tatanan organisasi karena merupakan jati diri suatu organisasi.
organisasi mampu melakukan proses pengaturan ldentitas diri terdiri atas visi, misi dan nilai-nilai suatu
secara otomatis. Dalam arti, tuntutan untuk berubah organisasi. Visi suatu organisasi mampu
akibat dinamika lingkungan eksternal dan internal
mempertahankan strukturnya sangat tergantung
akan ditanggapi secara otomatis oleh setiap
komponen organisasi sesuai dengan otonomi yang kepada faktor perekat atau ikatan internal yang ada.
dimiliki, tentunya dengan tetap mengacu kepada Makin kuat intensitas medan ini akan makin kuat pula
identititas organisasi. ikatan internal di dalam organisasi bersangkutan.
Tatanan yang berkualitas adalah tatanan yang Sinergitas suatu organisasi dapat tercipta apabila
memiliki kemandirian dalam hal kompetensi dan suatu organisasi mempunyai visi organisasi yang
otonomi untuk melakukan proses adaptasi-kreatif. mampu mendorong semua komponen atau anggota
Adapun indikator kualitas tatanan adalah: (1)
organisasi untuk bekerja sesuai dengan lingkup tugas
Keadilan berpartisipasi; dan (2) Kapasitas Swatata.
Kedua indikator ini seyogianya tidak dilihat sebagai masing-masing dalam mewujudkan visi tersebut.
indikator yang berbeda dan berdiri sendiri, tetapi Dalam hal ini visi organisasi mampu berfungsi
merupakan dua hal yang saling memperkuat satu sebagai perekat komponen organisasi.
terhadap lainnya. Peningkatan kapasitas swatata
hanya mampu memberikan kontribusi terhadap 2.3.2. Partisipasi
peningkatan kualitas tatanan jika diiringi dengan
peningkatan keadilan (untuk berpartisipasi). Adapun
keadilan berpartisipasi diwujudkan dalam bentuk Partisipasi berarti adanya pilihan (choice)
jaminan ketersediaan berbagai pilihan (choice) bagi masyarakat dalam berbagai bidang, pada sisi lain
masyarakat diberikan kemandirian untuk memilih dan Sedangkan pada tataran konseptual, khususnya dari
menyalurkan aspirasinya (voice). Hal ini merupakan perspektif Sains Baru, pendekatan ini jelas tidak
wujud keadilan yang mendasar, karena masyarakat mungkin diterima, karena keberagaman justru
diberi ruang dan kesempatan dan sekaligus memiliki merupakan modal utama untuk mempertahankan
kemampuan dan kemandirian untuk memanfaatkan keberlangsungan keberadaan suatu komunitas.
ruang dan kesempatan itu dalam rangka Sejalan dengan hal tersebut, maka faktor
mengembangkan diri dan menyalurkan aspirasi dalam keberagaman merupakan modal penting dalam
upaya berpartisipasi membangun tatanannya (Amien, perencanaan pembangunan untuk terjadinya sinergi
2005). karena dengan keberagaman akan memberikan
Berkaitan dengan perencanaan pembangunan, banyak alternatif pengambilan keputusan terbaik
pelibatan masyarakat amat diperlukan karena dalam mewujudkan tujuan bersama dan untuk
beberapa pertimbangan: Pertama, untuk memelihara kesinambungan keberadaan organisasi.
mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya, Amien (2005) menegaskan bahwa masyarakat yang
melaui keterlibatan sebanyak mungkin pengamat. beragam memiliki lebih banyak pilihan dalam
Kedua, untuk menyalurkan aspirasi masyarakat, melakukan adaptasi terhadap dinamika
karena gangguan kecil yang diakibatkan antara lain lingkungannya, dibandingkan dengan masyarakat
tersumbatnya penyaluran aspirasi, dapat yang homogen. Keberagaman dimaksud tidak saja
mempengaruhi ketidakteraturan sistem (chaos). meliputi aspek budaya saja, etnis misalnya, tetapi
Ketiga, sebagai perwujudan diversifitas proses seyogianya menjangkau semua dimensi kehidupan
pengambilan keputusan. Diversifikasi akan masyarakat.
memperkuat tatanan secara keseluruhan, karena
gejolak-gejolak dapat dilokalisasi pada bagianbagian
tatanan (Amien, 2005). BAB III PEMBAHASAN
Wujud partisipasi masyarakat dalam pembangunan
menurut Cohen dan Uphoff (1977), idealnya 3.1. Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan
melibatkan masyarakat dalam tahapan perencanaan Dalam pelaksanaan pembangunan harus ada sebuah
pembangunan, dimana masyarakat diajak untuk rangsangan dari pemerintah agar masyarakat dalam
mendefinisikan apa kebutuhan atau masalah mereka,
keikutsertaannya memiliki motivasi. Menurut
mendiskusikan bagaimana cara yang tepat untuk Simatupang (dalam Yuwono, 2001:124) memberikan
memecahkan masalah atau memenuhi kebutuhan beberapa rincian tentang partisipasi sebagai berikut:
tersebut, memikirkan bagaimana proses penyelesaian
a. Partisipasi berarti apa yang kita jalankan adalah
masalah atau pemenuhan kebutuhan tersebut bagian dari usaha bersama yang dijalankan bahu-
dilakukan, serta membandingkan bagaimana membahu dengan saudara kita sebangsa dan setanah
keberhasilan penyelesaian masalah atau pemenuhan air untuk membangun masa depan bersama.
kebutuhan tersebut dinilai keberhasilannya, sementara
b. Partisipasi berarti pula sebagai kerja untuk
yang dijadikan indikator adalah sejauh mana mencapai tujuan bersama diantara semua warga
masyarakat ikut hadir, ikut memberikan saran, ikut negara yang mempunyai latar belakang kepercayaan
memengaruhi keputusan, ikut merumuskan yang beraneka ragam dalam negara pancasila kita,
rekomendasi pada rencana pembangunan sesuai
atau dasar hak dan kewajiban yang sama untuk
dengan kapasitasnya. memberikan sumbangan demi terbinanya masa depan
yang baru dari bangsa kita.
2.3.3. Keberagaman (Diversitas) c. Partisipasi tidak hanya berarti mengambil bagian
dalam pelaksanaan-pelaksanaan, perencanaan
Pendekatan pembangunan yang diarahkan secara pembangunan. Partisipasi berarti memberikan
sengaja atau tidak kepada pembentukan masyarakat sumbangan agar dalam pengertian kita mengenai
baru dengan identitas nasional yang uniform
pembangunan kita nilai-nilai kemanusiaan dan cita-
(seragam) memiliki kekeliruan mendasar. Pada cita mengenai keadilan sosial tetap dijunjung tinggi.
tataran implementatif, kekeliruan ini dibuktikan oleh d. Partisipasi dalam pembangunan berarti mendorong
adanya berbagai dampak negatif yang terutama dipicu ke arah pembangunan yang serasi dengan martabat
oleh kelompok etnis yang merasa termarginalisasi.
manusia. Keadilan sosial dan keadilan Nasional dan semua aktivitas pembangunan mampu dikerjakan oleh
yang memelihara alam sebagai lingkungan hidup pemerintah sendiri terutama dalam hal ketersediaan
manusia juga untuk generasi yang akan datang. skill SDM dan finansial sehingga perlu keterlibatan
Hetifah (dalam Handayani 2006:39) berpendapat, pihak swasta. Bentuk kerjasama yang melibatkan
“Partisipasi sebagai keterlibatan orang secara sukarela pihak swasta ini dikenal dengan public private
tanpa tekanan dan jauh dari pemerintah kepentingan partnership (PPP).
eksternal”. Menurut Histiraludin (dalam Handayani PPP ini merupakan hubungan kerjasama
2006:39-40) “Partisipasi lebih pada alat sehingga pemerintah dengan publik dalam pelaksanaan
dimaknai partisipasi sebagai keterlibatan masyarakat pembangunan melalui investasi dengan melibatkan
secara aktif dalam keseluruhan proses kegiatan, pemerintah, pihak swasta, masyarakat, dan NGO.
sebagai media penumbuhan kohesifitas antar Masing-masing pihak memiliki peran dan fungsi
masyarakat, masyarakat dengan pemerintah juga dalam pelaksanaan pembangunan. Peran dan fungsi
menggalang tumbuhnya rasa memiliki dan tanggung permerintah sebagai suatu institusi resmi dituntut
jawab pada program yang dilakukan”. Istilah untuk lebih transparan, akuntabel, responsif, efektif
partisipasi sekarang ini menjadi kata kunci dalam dan efisien dalam penciptaan good governance.
setiap program pengembangan. Tentunya dalam hal ini tidak terlepas dari fungsi
Untuk mewujudkan keberhasilan pembangunan, pengawasan pemerintah terhadap sektor swasta yang
inisiatif dan kreatifitas dari anggota masyarakat yang terlibat dalam pelaksanaan pembangunan.
lahir dari kesadaran dan tanggung jawab sebagai Namun dalam pelaksanaan pembangunan yang
manusia yang hidup bermasyarakat dan diharapkan melibatkan PPP ini dapat memberikan dampak positif
tumbuh berkembang sebagai suatu partisipasi. dan negatif. Dampak positif dari PPP yakni adanya
Sehubungan dengan partisipasi masyarakat dalam pembagian risiko antara pihak pemerintah dan swasta,
pembangunan. Partisipasi merupakan keterlibatan penghematan biaya, perbaikan tingkat pelayanan, dan
masyarakat secara aktif masyarakat dapat juga multiplier effect (manfaat ekonomi yang lebih luas
keterlibatan dalam proses penentuan arah, strategi misalnya penciptaan lapangan kerja, pengurangan
kebijaksanaan pembangunan yang dilaksanakan tingkat kriminalitas, peningkatan pendapatan).
pemerintah. Hal ini terutama berlangsung dalam Sementara dampak negatif dari PPP apabila tidak
proses politik dan juga proses sosial, hubungan antara tepat sasaran justru terjadi penambahan biaya, adanya
kelompok kepentingan dalam masyarakat sehingga situasi politik nasional yang tidak stabil turut
demikian mendapat dukungan dalam pelaksanaannya. mempengaruhi proses PPP misalnya tertundanya
pelaksanaan proyek kegiatan, pelayanan yang kurang
3.2. Kerjasama Pemerintah dengan Pihak Swasta prima, terjadi bias dalam proses seleksi proyek
kegiatan misalnya penentuan pemenang tender,
Otonomi daerah telah membuka peluang bagi hilangnya kontrol pemerintah dalam proses
pemerintah daerah untuk mengembangkan kebijakan pelaksanaan kegiatan, dan sebagainya.
lokal secara bijaksana. Namun implementasi Keterlibatan pihak swasta yang mampu
kebijakan tersebut belum maksimal diterapkan karena menyediakan keuangan dan tenaga ahli setidaknya
keberadaan daerah-daerah otonom baru tidak diiringi membantu fungsi pemerintah sebagai motor
dengan kapasitas sumber daya manusia dan finansial pelaksana pembangunan. Selain itu melalui PPP juga
yang memadai. Dengan demikian banyak terjadi menciptakan sistem pemerintahan yang bersih karena
keterlambatan dalam pembangunan terutama dalam hal ini pemerintah juga bisa melaksanakan
pembangunan infrastruktur. fungsi kontrol terhadap sektor swasta yang terlibat.
Oleh karena itu pemerintah daerah perlu mencari Namun perlu diingat, hubungan yang terjalin antara
solusi atas persoalan tersebut dengan melibatkan pemerintah dan sektor swasta haruslah memiliki
berbagai stakeholder terkait dalam pelaksanaan hubungan yang saling menguntungkan dan harus
pembangunan, misalnya pihak swasta, masyarakat, diikat dalam suatu kontrak untuk jangka waktu
lembaga swadaya masyarakat, dan Non tertentu. Disinilah peran dan fungsi pemerintah untuk
Governmental Organisation (NGO), dan lain-lain. mengontrol pelaksanaan pembangunan diperlukan.
Keterlibatan berbagai pihak ini memiliki peran Sebagaimana kita sadari bahwa sudah jelas dengan
penting untuk membantu pemerintah mengingat tidak adanya keterlibatan pihak swasta adalah untuk meraih
keuntungan sebagai konsekuensi dalam potensi SDMnya, yang dapat dikelola oleh pengUsaha
pembangunan. Namun keuntungan yang didapat oleh Kecil secara profesional, maka kondisi ini akan
pihak swasta ini sudah seharusnya tidak merugikan memberikan nilai tambah bagi daerah tersebut.
pembangunan. Oleh karena itu perlunya adanya e. Peningkatan taraf hidup
pengawasan dari pemerintah dan pembatasan waktu. Dengan adanya lapangan pekerjaan di berbagai
sektor termasuk Usaha Kecil, diharapkan dapat
3.3. Peran dan Bentuk-Bentuk Usaha Kecil menyerap tenaga kerja bagi masyarakat sehingga
mereka dapat menambah penghasilan dan dapat
Seperti yang kita ketahui bahwa Usaha Kecil memenuhi kebutuhan yang mereka inginkan.
mampu memberikan kontribusi yang tidak kecil
terhadap pertumbuhan ekonomi negara, khususnya Berikut ini beberapa bentuk dan jenis Usaha Kecil
dalam mengatasi masalah ekonomi makro, seperti menurut jenis serta kegiatan yang di lakukannya:
pengangguran dan suplai utama bahan baku bagi a. Ditinjau dari hakikat dan penggolonganya
perusahaan menengah dan besar. 1. Industri kecil, misalnya: industri kerajinan
Peran lain dari Usaha Kecil meliputi: rakyat, industri cor logam, konveksi, dan berbagai
a. Penciptaan lapangan kerja industri kecil lainnya.
b. Meningkatkan inovasi 2. Perusahaan berskala kecil, misalnya : tukang
c. Penopang bagi perusahaan menengah dan besar. kerajinan, penyalur, koperasi, toserba, restoran,
jasa profesi, tukang bunga dan lainnya
Bentuk-bentuk Usaha Kecil yang umum ditemukan 3. Sektor informal, misalnya: agen barang bekas,
a. Bisnis jasa warung, kios kaki lima, dan lainnya.
b. Bisnis eceran b. Ditinjau dari bentuknya.
c. Bisnis distribusi 1. Usaha perorangan
d. Agrobisnis atau pertanian 2. Usaha persekutuan.
e. Bisnis manufaktur. c. Ditinjau dari jenis produk atau jasa yang dihasilkan
1. Usaha perdagangan, meliputi keagenan,
Tohari, M (1999: 03-26) mengungkapkan bahwa pengecer, ekspor atau impor, sektor informal, dan
fungsi dan peran Usaha Kecil sangat besar dalam lainnya
kegiatan ekonomi masyarakat, fungsi dan peran itu 2. Usaha pertanian, meliputi pertanian pangan,
meliputi: perkebunanperikanan, dan peternakan.
a. Penyediaan barang dan jasa 3. Usaha industri, meliputi industri logam/kimia,
Penyediaan barang jualan merupakan salah satu pertambangan, makanan/minuman, dan konveksi.
peran dan fungsi Usaha Kecil dalam kegiatan 4. Usaha jasa, meliputi konsultan, perencanaan,
ekonomi dalam penyediaan barang dan jasa, yang restoran, transportasi, dan konstruksi.
perlu diperhatikan oleh perusahaan adalah:
1. Berapa banyaknya persediaan barang jualan 3.4. Kendala dan Pengembangan Usaha Kecil
2. Mendeteksi barang-barang jualan
3. Laporan mutasi barang jualan. Adapun faktor-faktor yang masih menjadi kendala
b. Penyerapan tenaga kerja dalam meningkatkan daya saing dan kinerja Usaha
Tenaga kerja adalah sekelompok orang yang Kecil dan menengah di Indonesia adalah:
mampu bekerja, baik didalam maupun diluar 1. Lemahnya sistem pembiayaan dan kurangnya
hubungan kerja, guna menghasilkan suatu barang dan komitmen pemerintah bersama lembaga legislatif
jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. terhadap dukungan permodalan Usaha Kecil sehingga
c. Pemerataan pendapatan keberpihakan lembaga-lembaga keuangan dan
Dengan adanya Usaha Kecil menjadikan perbangkan masih belum seperti yang diharapkan
masyarakat mendapatkan akses untuk mendapatkan 2. Kurangnya kemampuan Usaha Kecil untuk
pekerjaan sehingga mereka memperoleh pendapatan. meningkatkan usaha pasar, daya saing pemasaran
d. Nilai tambah bagi produk daerah serta pemahaman regulasi pasar, baik pasar domestik
Setiap daerah tentu memiliki keunggulannya maupun pasar global.
masing-masing, baik dari segi geografis maupun
3. Terbatasnya informasi sumber bahan baku dan 4. Restrukturisasi sektor sarana dan prasarana
panjangnya jaringan distribusi, lemahnya kekuatan pengembangan Usaha Kecil melalui modernisasi
tawar menawar khususnya bahan baku yang dikuasai sarana dan prasarana produksi dan pemasaran,
pengusaha besar mengakibatkan sulitnya kegiatan penelitian, pengkajian dan penetapan
pengendalian pasar. teknologi tepat guna, serta penetapan program insentif
4. Belum terciptanya “Blue print” platform teknologi bagi Usaha Kecil.
dan informasi yang meliputi masalah regulasi, 5. Restrukturisasi sektor teknologi informasi melalui
pembiayaan, standarisasi, lisensi, jenis teknologi tepat kebijakan penyediaan pusat pelayanan berbasiskan
guna, dan fasilitas pendukung teknologi kerja yang teknologi informasi Usaha Kecil.
mampu digunakan sebagai keunggulan bersaing. 6. Restrukturisasi sektor pemasaran melalui penetapan
5. Masih rendahnya SDM yang meliputi aspek kebijakan pelaksanaan penelitian pasar, penyediaan
kompetensi, keterampilan, etos kerja, karakter, informasi pasar, dukungan promosi dan
kesadaran akan pentingnya konsistensi mutu dan meningkatkan peran perwakilan Indonesia diluar
standarisasi produk dan jasa, serta wawasan negeri untuk meningkatkan ekspor produk unggulan
kewirausahaan. Usaha Kecil.
6. Proses perizinan pendirian badan usaha, patent, 7. Restrukturisasi sektor kelembagaan dan peraturan
merk, hak cipta, investasi, izin export import yang perundangan bersifat menghambat dan tidak sesuai
masih birokratis dan biaya tinggi serta memerlukan lagi bagi pemberdayaan Usaha Kecil.
waktu yang panjang.
7. Keberadaan jasa lembaga penjamin, asuransi, dan 3.5. Solusi Pemerintah Untuk Mengatasi
jasa lembaga keuangan nonbank lainnya, masih belum Permasalahan Usaha Kecil
mampu melayani Usaha Kecil secara optimal.
8. Tidak berfungsinya secara baik lembaga promosi Dengan mencermati permasalahan yang dihadapi
pemerintah didalam menunjang promosi produk dan oleh Usaha Kecil dan langkah-langkah yang selama
jasa Usaha Kecil, baik untuk pasar domestik maupun ini telah ditempuh, maka kedepannya, perlu
pasar global. diupayakan hal-hal sebagai berikut:
a) Penciptaan iklim usaha yang kondusif Pemerintah
Untuk meningkatkan daya saing global, perlu mengupayakan terciptanya iklim yang kondusif
memecahkan permasalahan serta kendala yang di antara lain dengan mengusahakan ketenteraman dan
hadapi oleh Usaha Kecil sangat diperlukan dukungan keamanan berusaha serta penyederhanaan prosedur
iklim usaha yang kondusif dari pemerintah dan perijinan usaha, keringanan pajak dan sebagainya.
lembaga legislatif. Dukungan tersebut dapat b) Bantuan permodalan Pemerintah perlu memperluas
dilakukan dengan merestrukturisasi sektor-sektor skema kredit khusus dengan syarat-syarat yang tidak
sebagai berikut: memberatkan bagi Usaha Kecil, untuk membantu
1. Restrukturisasi sektor keuangan untuk menjamin peningkatan permodalannya, baik itu melalui sektor
pendanaan yang diperlukan oleh Usaha Kecil baik jasa finansial formal, sektor jasa finansial informal,
untuk modal investasi maupun modal kerja, perlu skema penjaminan, leasing dan dana modal ventura.
diterbitkan skema pendanaan yang dapat memberikan c) Perlindungan usaha jenis-jenis usaha tertentu dan
kemudahan bagi kebutuhan permodalan Usaha Kecil pengembangan kemitraan perlu dikembangkan
2. Restrukturisasi sektor perizinan melalui kemitraan yang saling membantu antar Usaha Kecil,
penyederhanaan berbagai bentuk perizinan yang atau antara Usaha Kecil dengan pengusaha besar di
masih dirasakan tumpang tindih, menyediakan dalam negeri maupun di luar negeri, untuk
pelayanan perizinan dengan pola satu atap serta menghindarkan terjadinya monopoli dalam usaha.
menekan biaya-biaya yang menimbulkan biaya d) Meningkatkan pelatihan bagi Usaha Kecil baik
ekonomi tinggi. dalam aspek kewiraswastaan, manajemen,
3. Restrukturisasi sektor investasi strategis administrasi dan pengetahuan serta keterampilannya
dimaksudkan untuk menata ulang atau mengubah dalam pengembangan usahanya.
peruntukan investasi sektor-sektor strategis yang e) Membentuk lembaga khusus perlu dibangun suatu
selama ini tidak dimanfaatkan secara baik oleh usaha lembaga yang khusus bertanggung jawab dalam
besar diberkan kepada Usaha Kecil. mengkoordinasikan semua kegiatan yang berkaitan
dengan upaya penumbuhkembangan Usaha Kecil dan adanya sinergitas antara Pemerintah, Dunia Usaha dan
juga berfungsi untuk mencari solusi dalam rangka Masyarakat dimana satu sama lain saling melengkapi
mengatasi permasalahan baik internal maupun dalam menyelesaikan berbagai hambatan yang
dihadapi.
eksternal yang dihadapi oleh Usaha Kecil.
f) Memantapkan asosiasi-asosiasi yang telah ada 4.2. Saran
perlu diperkuat, untuk meningkatkan perannya antara
Undang-Undang telah memberi amanat kepada
lain dalam pengembangan jaringan informasi usaha pemerintah untuk mengembangkan dan
yang sangat dibutuhkan untuk pengembangan usaha memberdayakan Usaha Kecil. Selain sinergi antara
bagi anggotanya. Pemerintah , Dunia Usaha dan Masyarakat juga
g) Mengembangkan promosi guna lebih mempercepat dibutuhkan sinergi antara pemerintah pusat dan
proses kemitraan antara Usaha Kecil dengan usaha daerah yang juga harus diperhatikan guna menumbuh
besar diperlukan media khusus dalam upaya kembangkan iklim usaha yang kondusif bagi pelaku
Usaha Kecil.
mempromosikan produk-produk yang dihasilkan.
Dalam proses perencanaan pembangunan, aspek
Disamping itu, perlu juga diadakan talk show antara transparansi harus dibangun atas dasar kebebasan
asosiasi dengan mitra usahanya. mendapatkan kesempatan untuk ikut merumuskan
h) Mengembangkan kerjasama, sarana dan prasarana kebijakan pembangunan di tingkat daerah. Lembaga-
perlu adanya pengalokasian tempat usaha bagi Usaha lembaga dan organisasi-organisasi informal dapat
Kecil di tempat-tempat yang strategis sehingga dapat diberikan ruang dalam menentukan arah
menambah potensi berkembang bagi Usaha Kecil pembangunan sehingga mereka merasakan dan ikut
bertanggungjawab terhadap keberhasilan
tersebut.
pembangunan, pemerintahan dan kemasyarakatan.
Hal sesuai dengan karakteristik good
governance yakni accountability, dimana para
BAB IV PENUTUP pembuat keputusan dalam pemerintahan, sektor
swasta dan masyarakat bertanggungjawab kepada
publik dan lembaga-lembaga stakeholders. Artinya,
4.1. Kesimpulan
antara adalah publik (pemerintah), Dunia Usaha
Pemberdayaan Usaha Kecil yang dilaksanakan oleh dan Masyarakat harus duduk bersama dalam
Pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat memilik merumuskan kebijakan publik.
tujuan untuk memberdayakan Usaha Kecil, dan
diharapkan Usaha Kecil akan menjadi tangguh,
mandiri, dan juga dapat berkembang menjadi DAFTAR PUSTAKA
Usaha Menengah. Usaha Kecil yang tangguh,
mandiri, dan berkembang dengan sendirinya akan Budiyanto. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan.
meningkatkan produk nasional, kesempatan kerja, Jakarta. Erlangga.
ekspor, serta pemerataan hasil-hasil pembangunan, Pemerintah Indonesia. 1995. Penjelasan Atas
yang pada gilirannya akan memberikan
Undang-Undang No. 9 Tahun 1995 Tentang
sumbangan yang lebih besar terhadap
penerimaan negara. Selanjutnya, Usaha Kecil. Lembaran Negara RI Tahun 1995,
pemberdayaan Usaha Kecil akan meningkatkan No. 3611. Sekretariat Negara. Jakarta.
kedudukan serta peran serta Usaha Kecil dalam Aziz, Nyimas Latifah Letty. 2016. Hubungan
perekonomian nasional sehingga akan Kerjasama Pemerintah dengan Pihak Swasta
terwujud tatanan perekonomian nasional yang sehat dalam Pembangunan Infrastruktur di Indonesia,
dan kukuh. diakses dari
Namun Usaha Kecil juga memiliki berbagai
http://www.politik.lipi.go.id/kolom/kolom-
hambatan dalam hal pengelolaan usahanya. Masalah
utama yang dihadapi oleh Usaha Kecil adalah 1/politik-lokal/1107-hubungan- kerjasama-
permodalan. Menyusul masalah lain adalah pemerintah-dengan-pihak-swasta-dalam-
pengelolaan yang kurang profesional, kesulitan dalam pembangunan- infrastruktur-di-indonesia,
persaingan usaha yang pesat, rendahnya tingkat pada 24 Juni 2019.
inovasi pelaku Usaha Kecil, kebijakan pemerintah Anwar, Mohammad. 2008. Sinergisiatas Antar
yang kurang pro Usaha Kecil, bahan baku sukar Pemangku Kepentingan Dalam Perumusan
diperoleh, pasar yang cepat berubah selera sehingga
Rencana Pembangunan Daerah (Studi Kasus di
pemasaran menjadi sulit. Dan semua permasalahan
yang dihadapi oleh Usaha Kecil dapat diatasi dengan Kabupaten Lamongan-Provinsi Jawa Timur).
Program Pasca Sarjana. Universitas
Hasanuddin. Makassar.
Putra, Adnan Husada. 2016. Peran UMKM dalam
Pembangunan dan Kesejahteraan Masyarakat
Kabupaten Blora. Jurnal Analisa Sosiologi.
5(2): 40-52. Diakses tanggal 26 Juni 2019.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah,
Penelitian dan Pengembangan. 2017. Teori
Partisipasi : Konsep Partisipasi Masyarakat
Dalam Pembangunan Menurut Para Ahli,
diakses dari
http://bulelengkab.go.id/detail/artikel/teori-
partisipasi-konsep-partisipasi-masyarakat-
dalam-pembangunan-menurut-para- ahli-10,
pada 27 Juni 2019.
Anggara, Deny Hendik. 2014. Peranan Usaha Kecil
dan Menengah dalam Perekonomian
Indonesia, diakses dari
https://denyhendika.blogspot.com/2014/05
/peranan-usaha-kecil-dan- menengah-
dalam.html, pada 26 Juni 2019.
2012. Kewirausahaan dan Usaha Kecil. Jakarta,
diakses dari
https://dewacurhat.wordpress.com/2012/05/
08/kewirausahaan-dan-usaha- kecil/, pada 25
Juni 2019.

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai