Anda di halaman 1dari 19

kerjasama antara tingkat

pemerintahan yang berbeda


dalam e-government, serta desain
public-private partnership dalam
e-government

dosen pengampu :
Dedi Kususma Habibie
S.IP,M..PA
nama kelompok
4:
1. anggita febriyana BR lumbangaol :
2101112664
2.asri refi januardi :
3.deswita fitriadi 2101112462
4.diva sayyidina rabbani :
2101112678
:
5. dzaskia delvani putri : 2101112454
2101112456
6. elsa hasni : 2101111442
7. ghefva diana murti : 2101112681
8. lovvia wendy : 2101112470
9. miftahul ghina fauziah : 2101112452
MATERI YANG DI BAHAS
:

A.KERJASAMA B. DESAIN
ANTARA TINGKAT PUBLIC-
PEMERINTAH YANG PRIVATE
BERBEDA DALAM E- PARTNERSHIP DALAM
GOVERNMENT E-GOVERNMENT
DEFINISI E- GOVERNMENT

Konsep e-Government dideskripsikan secara beragam oleh


masing-masing individu atau komunitas. Secara umum, e-
gov di definisikan sebagai : Pemerintahan elektronik ( juga
disebut e-gov, digital government, online government atau
transformational government) adalah penggunaan teknologi
informasi oleh pemerintah untuk memberikan informasi dan
pelayanan bagi warganya, urusan bisnis, serta hal-hal lain
yang berkenaan dengan pemerintahan.
beberapa manfaat dari pelaksanaan e-gov antara lain
a.M: emperbaiki kualitas pelayanan pemerintah kepada para stakeholder-nya
(masyarakat, kalangan bisnis, dan industri) terutama dalam hal kinerja efektivitas
dan efisiensi di berbagai bidang kehidupan bernegara.
b.Meningkatkan transparansi, kontrol, dan akuntabilitas penyelenggaraan
pemerintahan dalam rangka penerapan konsep Good Corporate Governance.
c.Mengurangi secara signifikan total biaya administrasi, relasi, dan interaksi yang
dikeluarkan pemerintah maupun stakeholdernya untuk keperluan aktivitas sehari-
hari.
d.Memberikan peluang bagi pemerintah untuk mendapatkan sumber-sumber
pendapatan baru melalui interaksinya dengan pihak-pihak yang berkepentingan.
e.Menciptakan suatu lingkungan masyarakat baru yang dapat secara cepat dan
tepat menjawab berbagai permasalahan yang dihadapi sejalan dengan berbagai
perubahan global dan trend yang ada.
f.Memberdayakan masyarakat dan pihak-pihak lain sebagai mitra pemerintah
dalam proses pengambilan berbagai kebijakan publik secara merata dan
demokratis.
g.Menciptakan masyarakat berbasis komunitas informasi yang lebih berkualitas
implementasi e-gov di Indonesia lebih banyak didominasi oleh situs milik pemprov,
pemkab dan pemkot.
situs-situs yang melayani masyarakat dalam urusan umum tersebut masih
belum optimal dalam pelaksanaannya baik kuantitas mapun kualitasnya.
Artinya ada kendala dan hambatan yang dialami oleh pihak pemda dalam hal
mewujudkan implementasi e-gov yang ideal.

faktor - faktor penghambat perkembangan e-government dan solusinya :


1. kendala SDM
perlu sosialisasi lebih lanjut terhadap user baik dari kalangan pemerintah
itu sendiri maupun dari kalangan masyarakat .
2.kendala organisasi
untuk kendala organisasi yang berhubungan dengan hambatan keuangan
dan pengembangan e-government dapat dilakukan dengan menjalin kerjasama
antar sektor publik dan swasta.
3.kendala insfrastruktur
Kendala infrastruktur tentunya berkaitan erat dengan faktor biaya dan SDM,
artinya dengan didukung biaya dan anggaran yang cukup serta SDM yang ahli
di bidangnya tentu hal ini tidak akan menjadi kendala yang sulit.
Kerjasama pemerintah antar kabupaten

Kerjasama antar kabupaten seperti dalam pengelolaan situs resmi sebuah forum
kerjasama regional, Menarik investasi dan memasarkan potensi kabupaten secara
efektif dan efisien adalah kepentingan bersama yang diakomodasikan oleh lembaga
ini, yaitu untuk memperluas jaringan pasar dan menarik investasi. Sebagaimana
dalam Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 tentang panduan strategi
pengembangan e-Government, dalam hal ini kerjasama pemerintah antar kabupaten
dalam e-government.
Secara teoritis, kerjasama antar kabupaten hadir ketika kabupaten merasa
memiliki keterbatasan dalam mengelola daerahnya pasca penerapan otonomi
daerah. Banyak hal yang dapat mempengaruhi implementasi, termasuk
interaksi para aktor didalamnya. Dukungan sumber daya baik berupa
dukungan politik, sumber daya manusia dan infrastruktur dapat ditunjuk
sebagai hal yang mempengaruhi tercapainya tujuan program.
Definisi public-private parthnership (PPP)

PPP dapat diartikan sebagai kesepakatan antara


pemerintah dan satu atau lebih mitra swasta (yang mungkin
terdiri
operatoratasdan penyandang dana) dimana mitra swas
memberikan layanan sedemikianrupa ta
sehingga
pemberian layanan pemerintah selaras dengan tujuantujua dan
keuntungan dari mitra swasta dan mana efektivitas n
keselarasan tergantung pada transfer yang cukup risiko pada
pihak swasta (OECD, 2008).
Sementara World Bank mendefinisikan PPP sebagai
kesepakatan antara pemerintah dan pihak swasta dimana
pihak swasta menyediakan asset, layanan atau keduanya
dengan imbalan pembayaran yang bersifat jangka Panjang
serta disesuaikan dengan karakteristik dari output yang
dihasilkan.
Ruang Lingkup PPP

1.Public Provision
Pemerintah langsung memberikan asset atau jasa atau keduanya
untuk masyarakat.
2.Private Provision
Sektor swasta memberikan aset atau jasa atau keduanya sebagai
respons terhadap sinyal pasar.

Pada praktiknya penyedia layanan public tidak pernah bersifat


“pure public”, disisi lain penyediaan layanan oleh pihak swasta
tidak pernah “murni swasta”. Bahkan Ketika pemerintah ingin
menjadi pemodal tunggal, pemilik dan operator aset, tetap akan
menyewa pihak swasta untuk merancang dan membangun
fasilitas tersebut. Demikian halnya dalam penyediaan layanan
oleh swasta, jarang sekali hanya didorong sepenuhnya oleh
sinyal pasar
Tujuan, Manfaat dan Keunggulan PPP

Peraturan presiden No. 67 Tahun 2005 menyebutkan tujuan PPP


sbb:
a.Mencukupi kebutuhan pendanaan
secara berkelanjutan dalam penyediaan
infrastruktur melalui pengarahan dana swasta; b.Meningkatkan
kuantitas, kualitas dan efisiensi pelayanan melalui persaingan
sehat;
c.Meningkatkan kualitas pengelolaan dan
pemeliharaan dalam penyediaan
infrastruktur;
d.Mendorong digunakannya prinsip pengguna membayar pelayanan
yang diterima, atau dalaam hal-hal tertentu mempertimbangkan
kemampuan membayar pengguna.
Manfaat yang dapat diraih antara lain:
1)Terjaminnya mendapatkan harga pasar
yang terendah (lowest market prices);
2)Meningkatkan penerimaan public terhadap proyek PPP;
3)Mendorong kesanggupan lembaga
keuangan untuk menyediakan pembiayaan tanpa
sovereign guarantees;
4)Mengurangi risiko kegagalan proyek;
5)Dapat membantu tertariknya bidders yang sangat berpengalaman
dan berkualitas tinggi;
6)Mencegah apparat pemerintah dari praktek
korupsi, kolusi dan nepotisme;
Sebagaimana dikemukakan oleh Tan, Allen dan Overy (2012),
terdapat beberapa Keunggulan PPP diantaranya:
Ø Keputusan investasi dalam kontrak PPP cenderung didasarkan
pada pertimbangan jangka Panjang ketimbang jangka pendek.
Ø Risiko dan pekerjaan dialihkan pada pihak yang paling mampu
mengelolanya dengan biaya sekecil mungkin untuk mencapai nilai
terbaik (best value).
Ø Proyek melalui proses penetapan harga yang kompetitif, yang
berarti bahwa biaya pelayanan public mengacu pada standar
pasar.
ØTiming dan pengaturan biaya cenderung lebih pasti, karna itu
dapat memberikan nilai yang lebih baik atas uang (value for
money).
Sebuah PPP dikatakan sukses apabila:
· Menyediakan jasa yang merupakan keperluan
pemerintah
· Menawarkan nilai kontrak yang diukur berdasar
nilai dari penyediaan pelayanan public tersebut,
dimana nilai uang diukur dengan net present value
dari biaya seumur hidup, termasuk atas biaya atas
risiko-risiko terkait.
Memenuhi standar umum pemerintahan yang baik
dan kebijakan pemerintah
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam PPP
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan Kerjasama
antara pemerintah dan swasta antara lain adalah :
a.Penting bagi semua pihak untuk saling memahami, misi, fungsi,
dan tugas, hak, kewajiban masing-masing sebagai pelaku
pembangunan.
b.Melakukan persepsi dalam negosiasi kegiatan kemitraan,
sangat diperlukan keterbukaan, komitmen dari para pelaku
pembangunan dengan dicapainya hasil yang saling
menguntungkan
c.Perlunya keterlibatan langsung seluruh pihak, terutama
pemerintah daerah DPRD, masyarakat, karyawan dll.
d.Keberadaan dan akses data yang relevan, mudah, benar dan
konsisten.
e.Dukungan yang jelas dan benar kepada pemberi keputusan
baik tingkat Pusat, provinsi ataupun Daerah (Kabupaten/Kota).
Kriteria persyaratan lelang/negosiasi yang jelas, dan kemampuan
dalam penguasaan materi bidang Hukum, Teknis dan Keuangan.
Perkembangan PPP di Indonesia
Di Indonesia sejatinya konsep PPP ini dipilih sebagai alternatif
oleh pemerintah semenjak pembangunan infrastruktur mulai agak
tersendat karena datangnya krisis moneter pada tahun 1998.
Begitu kondisi Indonesia semakin terpuruk karena krisis, saaat itu
presiden soeharto mengeluarkan keputusan presiden No. 7 Tahun
1998 tentang Kerjasama pemerintah dan Badan Usaha swasta
dalam pembangunan dan atau pengelolaan infrastruktur. Namun,
upaya ini tidak membuahkan hasil. Apalagi, kondisi moneter
dalam negeri saat itu belum stabil sehingga terjadi capital flight
yang cukup besar.
Hingga pada tahun 2005, pemerintah mulai serius untuk
menerapkan konsep PPP. Diawali dengan diselenggarakannya
Indonesia infrastructure summit 1 pada pemerintah kepada
investor swasta untuk menjadi proyek Kerjasama pemerintah
swasta.
PUBLIC PRIVATE PARTNERSHIP (PPP)

Public Private Partnership adalah perjanjian atau


kontrakantara pemerintah dengan sektor swasta yang antara
lain;
a)sektor swasta mengambil alih fungsi pemerintah selama periode waktu
yang ditentukan,
b)sektor swasta menerima kompensasi dari pelaksanaan fungsi tersebut
baik langsung maupun tidak langsung,
c)sektor swasta dibebani timbulnya risiko dari
pelaksanaan fungsi tersebut,
d)adapun fasilitas publik, tanah atau sumber-sumber daya yang lain
dapat dialihkan sektor swasta atau dapat digunakan oleh sektor
swasta.
Tahap Pelaksanaan Public Private Partnership
Didalam pelaksanaan Publik Private Partnership ada beberapa tahapan
dalam pelaksanaan perjanjian yang sudah disebutkan oleh Kementerian
Koordinator bidang Perekonomian, beberapa tahapan tersebut meliputi:

1.
2. konsultasi 3. Studi
pemili
publik Kelayakan
han
proyek
6.
4. tinjauan 5. Bentuk Kerja
resiko sama dukungan
pemerintah

7. 8. 9.
Pengadaan. pelaksanaan Pengawasan
Praktek Public Private Partnership di
Indonesia

Dalam konteks praktiknya di Indonesia, sejak tahun 1987,


pemerintah telah mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 15
Tahun 1987 tentang kemitraan antara sektor pemerintah-swasta
dalam kegiatan investasi dan manajemen penyediaan prasarana
ekonomi seperti pembangunan sistem jaringan jalan raya,
jaringan air bersih perpipaan, pelabuhan laut dan udara, tenaga
listrik, telekomunikasi, dan prasarana lainnya. Alhasil dalam
pelaksanaan kebijakan kepres tersebut telah berhasil
memobilisasi sumber daya dari berbagai pihak swasta, baik dari
dalam negeri maupun dari pihak swasta luar negeri untuk
kepentingan investasi di bidang pelayanan publik.
THANK
YOU!

Anda mungkin juga menyukai