Anda di halaman 1dari 9

Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X

Volume 6, Nomor 3, September – Desember 2018

PUBLIC PRIVATE PARTNERSHIP DALAM PEMBANGUNAN DAN


PENGELOLAAN SUNCITY PLAZA SIDOARJO
(Model Perjanjian Build Operate Transfer (BOT) antara Pemerintah Kabupaten
Sidoarjo dengan PT. Indraco)

Moeh. Yafie Abbas


moeh.yafie.abbas-2014@fisip.unair.ac.id, yafieabbas@gmail.com

Mahasiswa Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Departemen Administrasi,


Fakulas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Airlangga

Abstract
This study aims to describe the implementation of Public Private Partnerships on the development and management of Suncity
Plaza Sidoarjo which is conducted by Pemerintah Kabupaten Sidoarjo and PT. Indraco. Besides, to know every advantage and
obstacles faced during the implementation.
This study uses descriptive qualitative research method that describes by detail the implementation of this PPP and so does its
advantage and obstacle faced. This study uses PPP theory that focused on BOT Partnership Schemes. The researcher also uses the
technique of purposive sampling to decide the informant of this study by consider his/her knowledge on this PPP
Based on the results of the study, it can be concluded that the partnership conducted by Pemerintah Kabupaten Sidoarjo and
PT. Indraco using the BOT partnership schemes has been working as the agreement has been made for 30 years. This PPP using
unsolicited system which the inisiative came from NGO. However, the implementation of this PPP did not use the public consultation
so that obstacles inhibit the beginning of partnership.

Keyword:Public Private Partnership (PPP), Build Operate Transfer (BOT), Infrastructure Developme

PENDAHULUAN adalah bagian dari realisasi pelaksanaan otonomi


Pembangunan merupakan proses yang telah daerah.
direncanakan dan merupakan salah satu upaya manusia Pembangunan infrastruktur berupa sarana dan
dalam meningkatkan taraf dan kualitas hidupnya. Pada prasarana merupakan kewajiban pemerintah sebagai
hakikatnya konsep pembangunan tidak sekedar upaya memenuhi kebutuhan mayarakat pada era
mencakup pemeliharaan sumber daya alam, tetapi juga globalisasi.Akan tetapi dengan adanya keterbatasan
menyediakan kebutuhan umat manusia yang semakin anggaran yang dimiliki pemerintah menjadikan
lama semakin bertambah banyak. Pola yang erat antara kebutuhan bekerjasama dengan investor atau pihak
ekonomi, sosial, dan system lingkungan harus selalu swasta sangatlah diperlukan untuk membangun dan
ditekankan. Sehingga, dalam suatu poses pembangunan mengembangkan sarana dan prasarana sebagai bentuk
diperlukan adanya upaya untuk menaikkan standart nyata pemerintah untuk memenuhi kebutuhan
kualitas hidup dengan tetap melindungi bahkan masyarakat
meningkatkan kualitas lingkungan Guna mewujudkan pembangunan infrastruktur
Perubahan paradigma pemerintah pusat ke dan pelayanan yang tujunnya untuk mensejahterakan
pemerintah daerah dalam rangka perencanaan dan masyarakat memunculkan konsep Publik Private
pelaksanaan pembangunan daerah untuk menciptakan Partnership (PPP), ini merupakan kerjasama antara
kemandirian daerah yang lebih besar merupakan pemerintah dengan pihak investor atau swasta untuk
lagkah awal untuk meningkatkan peran seta memenuhi kebutuhan masyarakat. Public Private
masyarakat daerah dalam pembangunan. Semangat Partnership (PPP) merupakan mekanisme pembiayaan
reformasi memberi pengaruh yang besar bagi suatu altematif dalam pengadaan pelayanan publik yang
otonomi daerah.Sebagai daerah otonom, daerah telah digunakan secara luas diberbagai negara yang
mempunyai kewenangan dan tanggung jawab khususnya dipakai dinegara maju. Public Private
menyelenggarakan kepentingan masyarakat Partnership merupakan hubungan berbasis kontrak
berdasarkan prinsip-prinsip keterbukaan partisipasi menentukan secara rinci tanggung jawab dan
masyarakat dan tanggung jawab kepada kewajiban masing masing mitra. Dalam kontrak
masyarakat.Pemerintahan yang bersih bebas korupsi kerjasama tersebut disebutkan secara jelas dan detail
dan adanya partisipasi masyarakat secara langsung bagaimana bentuk perjanjian dan segala kewajiban
yang harus dipenuhi masing masing pihak. Public

1
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X

Volume 6, Nomor 3, September – Desember 2018

Private Partnership juga dapat diartikan sebagai pelaksanaannya salah satu contoh adalah pengadaan
kerangka kerja yang melibatkan sector swasta dan tanah
pemerintah yang memiliki peran masing masing .Pihak Kebutuhan akan akses infrastruktur terus
swasta sebagai investor dengan keahlian teknik, meningkat sehingga memerluka investasi yang besar.
operasional dan inovasi dan peran pemerintah sebagai Untuk tahun 2010-2014 kebutuhan pembiayaan
pembuat peraturan atau kebijakan dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia adalah senilai Rp. 1.429
tersebut. triliun rupiah.Sedangkan kapasitas pembiayaan yang
Dengan adanya pihak swasta yang masuk dalam mampu ditanggung oleh pemerintah adalah sebesar Rp.
proyek pemerintah hal tersebut menyebabkan 451 triliun atau sama dengan 31% dari total
munculnya banyak kontrak-kontrak antara pihak pembiayaan. Sedangkan kesenjangan kebutuhan
swasta dengan pihak pemerintah. Dengan munculnya pembiayaan adalah sebesar Rp. 978 triliun, dimana hal
kerjasama tersebut diharapkan memberikan dampak tersebut harus ditutupi dengan sumber pembiayaan lain
yang postif dalam alokasi investasi dan juga Pemerintah selalu berupaya menyediakan barang
diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan pelayanan yang baik untuk warganya terutama
pelayanan.Tetapi pada kenyataanya kerjasama yang dalam penyediaan infrastruktur. Penyediaan
dilakukan pemerintah dengan swasta tidak selalu infrastruktur merupakan tanggung jawab pemerintah
berdampak positif karena seringkali kedua belah pihak bagi warga negaranya karena infrastruktur tidak hanya
mempunyai kepentingan yang berbeda. Dimana dipandang sebagai public goods tetapi lebih kepada
kepentinganpemerintah lebih bersifat sosial economic goods, oleh karena itu, pemerintah memiliki
kemasyarakataan sedangkan sebaliknya kepentingan kepentingan untuk membangun infrastruktur yang
swasta sifatnya profit oriented yang hanya penting bagi masyarakat. Pembangunan infrastruktur
mementingkan keuntungan yang banyak tanpa sendiri dapat dilakukan dengan berbagai pola antara
memperhatikan dampak yang akan di timbulkan. lain:
Beberapa negara maju juga menerapkan Public a. Proyek Pemerintah Pusat/Daerah yang dibiayai
Private Partnership dalam membangung infrastruktur oleh APBN/APBD. Pembangunannya
misalnya saja di Negara Belanda. Dimana peran PPP dilaksanakan oleh BUMN/BUMD/swasta. Sumber
sangat penting dalam berlngsungnya pembangunan dananya bisa melalui:
infrastruktur di negaranya. Menurut Ecorys Negara b. Rupiah murni, atau
Belanda proyek PPP dilaksanakan untuk membangun c. Pinjaman/hibah luar negeri (lembaga multilateral/
infrastruktur dan pengembangan wilayah. bilateral/kredit ekspor), biasanya disertai dengan
rupiah pendamping
Tabel. Proyek PPP Berdsarkan Jenisnya d. Proyek BUMN/BUMD, yang dibiayai oleh
No Type of project % of projects anggaran perusahaan sesuai dengan RKAP yang
1 Infrastructure projects 54% disetujui oleh Meneg BUMN/Pemda
2 Roads 24% e. Proyek Kerjasama Pemerintah-Swasta (Konsesi),
3 Other transport 22% yang dibiayai oleh modal investor swasta,
infrastructure pinjaman perbankan/pasar modal domestik dan
4 Other projects 8% luar negeri. Peran Pemerintah hanya memberikan
5 Area Development 46% dukungan untuk proyek yang kurang menarik
minat swasta, tetapi mempunyai kelayakan
6 Industrial areas 14%
ekonomi yang tinggi
Sumber : Ecorys,2002 Munculnya kerjasama yang dilakukan pemerintah
dengan swasta dalam pembangunan infrastruktur
Masuknya sektor private kedalam pembangunan memunculkan banyaknya kerjasama antara pemerintah
infrastruktur di Belanda dianggap lebih efisien guna dengan swasta, muculnya kerjasama yang dilakukan
membantu pemerintah dalam penyediaan infrastruktur, oleh pemerintah dengan swasta seperti : Design dan
Sektor private dianggap lebih inovatif dalam Bangun (DB); Desain Bangun dan Operasikan (DBO);
pelaksanaan pembangunan infrastruktur yang Bangun, Operasikan dan Transfer (BOT); Bangun,
dugunakan untuk masyarakat Sewa dan Transfer (BLT); Merancang, Bangun,
Di Indonesia, pada tahun 2005, pemerintah Keuangan dan Operasikan / Pertahankan (DBFO / M);
Indonesia mulai serius untuk menerapkan konsep Membangun, Memiliki dan Mengoperasikan (BOO);
Public Private Partnership (PPP) atau dulu yang biasa dan Beli, Bangun dan Operasikan (BBO).
disebut dengan Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS). Untuk pembangunan infrastruktur model
Diawali dengan penyelenggaraan Indonesia kerjasama yang sering digunakan adalah model Build
Infrastructure Summit I pada pertengahan Januari Operate Transfer (BOT). Kerjasama dengan
2005. Pada saat itu, terdapat 91 proyek pemerintah menggunakan model BOT merupakan model kontrak
yang ditawarkan pemerintah kepada investor untuk kerjasama yang melibatkan dua pihak yakni pengguna
dijadikan proyek PPP. Namum pada kenyataannya jasa dan penyedia jasa. Dimana pada umumnya
penerapan PPP tersebut, masih banyak kendala dalam penngguna jasa adalah sektor public, sedang untuk

2
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X

Volume 6, Nomor 3, September – Desember 2018

penyediaan jasa adalah sektor swasta. Case studies dalam paparan. Seringkali permasalahan-permasalah
on Build Operate Transfer, Netherlans menjelaskan muncul pada perjanjian kerjasama yang menggunakan
bahwa Build Operate Transfer (BOT) merupakan salah model BOT .maka dari itu perlu adanya perlu
satu model kontrak perjanjian yang digunakan perencanaan yang matang agar proyek tersebut dapat
pemerintah untuk pengalihan proyek pemerintahan ke berjalan sesuai rencana dan memberikan keuntungan
sektor private dengan jangka waktu tertentu. Dimana kepada masing-masing pihak. Prediksi untuk
sektor private dapat mendesain, membangun dan kemungkinan adanya kendala-kendala maupun
mengoprasikan fasilitas yang telah dibangun tersebut, kerugian harus dipersiapkan dengan strategi khusus.
dan setelah masa konsesi habis segala fasilitas yang Perjanjian Build Operate Transfer (BOT) dapat
telah dibangun tersebut akan dialihkan atau di menimbulkan permasalahan yang berkaitan dengan
transferkan kepada pemerintah. pembangunan dan pengelolan misalnya, Kerjasama
Proyek infrastruktur dengan menggunakan model yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Sidoarjo
BOT ini dianggap paling efektif. Karena dengan dengan PT Indraco sebagai swasta untuk membangun
minimnya dana yang dimiliki pemerintah, pelaksanaan Suncity Plaza Sidoarjo. Kerjasama yang dilakukan oleh
pembangunan tetap berjalan dengan bantuan investor Pemerintah Kabupaten Sidoarjo dengan PT indraco
yaitu pihak swasta tanpa kehilangan aset daerah. adalah kerjasama yang dilakukan pada tahun 2003
Pasalnya aset daerah yang digunakan investor untuk dengan memakai model BOT. Namun masi banyak
membangun infrastruktur nantiya akan kembali lagi masalah yang harus dihadapi dalam perjanjian
kepada pemerintah. Peraturan kerjasama atau Kerjasama BOT antara Pemerintah Sidoarjo dengan PT
kemitraan di Indonesia sendiri diatur dalam Peraturan Indraco sebagai sektor privat masih terkendala dengan
Pemerintah Nomor 44 Tahun 1997 Tentang Kemitraan, tanah eks lapangan golf yang digunakan untuk
yang menjelaskan bahwa keitraan merupakan membangun Suncity Plaza Sidoarjo adalah tanah yang
kerjasama usaha antara usaha kecil dengan usaha berasal dari Bekas Tanah Kas Desa (BTKD) yang
menegah dan atau dengan usaha besar disertai belum dilindungi hukum yang kuat karena belum
pembinaan dan pengembangan oleh usaha menegah disertifikatkan, hal tersebut dikarenkan statusnya dulu
dan atau usaha besar dengan memperhatikan prinsip merupakan tanah milik desa. Jika hal tersebut
saling memerlukan, saling memperkuat saling dibiarkan, dengan tidak adanya kekuatan hukum yang
menguntungkan . kuat, tanah yang sekarang berdiri Suncity Plaza bisa
Kerjasama dengan menggunakan model BOT jadi akan diakui oleh sektor privat sebagai mitra yang
juga telah diatur oleh pemerintah dalam Peraturan bekerjasama dengan pemerintah. Akan tetapi ketua
Pemerintah Nomer 6 tahun 2006 tentang Pengelolaan Dewan Perwakilan Rakya Daerah sudah menghimbau
Barang Milik Negara atau Daerah, yang menjelaskan kepada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Kekayaan dan
bahwa BOT atau Bangun Serah Guna adalah Aset (DPPKA) Kabupaten Sidoarjo yang mempunyai
Pemanfaatan Negara atau daerah berupa tanah oleh tugas untuk menjaga aset milik Pemerintah Kabupaten
pihak lain dengan cara mendirikan bangunan dan/atau Sidoarjo untuk menyelesaikan pembuatan sertifikat
sara berikut fasilitasnya, kemudian didayagunakan oleh yang masih terhambat oleh kelengkapan berkas .
pihak lain dalam jangka waktu tertentu yang Selain itu durasi yang panjang hingga 30 tahun
disepakati, untuk selanjutnya diserahkan kembali tanah yang ada dalam perjanjian Kerjasama BOT antara
beserta bangunan dan/atau sarana fasilitas setelah Pemerintah Kabupaten Sidoarjo dengan PT Indraco
berakhir jangka waktu . Peraturan Pemerintah Nomor sebagai swasta menjadi suatu hal yang menarik untuk
67 Tahun 2005 tentang kerjasama pemerintah dengan dapat dilihat lebih lanjut, pasalnya dalam perjanjian
badan usaha dalam penyediaan infrastruktur kerjasama BOT durasi kerjasama antara pemerintah
menyebutkan bahwa aturan main yang fair bagi para dan swasta untuk pembangunan infrastruktur di kota-
pihak yang terlibat kerjasama dalam membagi hak dan kota besar seperti Kota Surabaya paling lama
kewajibannya secara proposional akan mendukung dilakukan selama 25 tahun dan ada sisa waktu 5 tahun
iklim berbisnis yan g kondusif untuk melakukan transfer kepada Pemerintah karena
Pengguna jasa sektor public memberikan proses transfer tidak bisa dilakukan dalam waktu yang
kewenangan kepada penyedia jasa atau sektor swasta singkat, perlu waktu persiapan dari swasta untuk
untuk mendesain, membangun infarstruktur dan memberikan pengelolaan kepada pemerintah.
mengprasikanya selama waktu tertentu dan penyedia Pemerintah Kabupaten Sidoarjo melakukan perjanjian
jasa akan menyerahkan kepada pengguna jasa bila BOT yang berdurasi 30 tahun yang belum diketahui
waktu kontraknya sudah habis. Oleh sebab itu BOT pastinya kapan proses transfer kepada pemerintah akan
dapat dimaknai sebagai model kontrak kerjasama untuk dilakukan.
mengembangkan proyek-proyek infrastrutur yang Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
meliputi sarana dan prasarana yang berfungsi untuk bagaimana kerjasama antara Pemerintah Kabupaten
kepentingan mayarakat dengan menggunakan Sidoarjo dengan PT indraco dalam pembangunan dan
perencanan dan pendanaan dari swasta pengelolaan Suncity Plaza Sidoarjo melihat fenomena
Akan tetapi pada kenyataan dalam pelaksanaan yang muncul, yaitu dimana tanah eks lapangan golf
dengan menggunakan kontrak tidak semudah yang ada yang digunakan untuk membangun Suncity Plaza

3
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X

Volume 6, Nomor 3, September – Desember 2018

Sidoarjo adalah tanah yang berasal dari Bekas Tanah Pemilihan proyek bertujuan untuk menarik mitra-
Kas Desa (BTKD) yang belum dilindungi hukum yang mitra swasta dan memaksimalkan keuntungan
kuat karena belum disertifikatkan dan durasi perjanjian publik, dengan memperhatikan kebijakan dan
yang panjang yang dilakukan selama 30 tahun oleh tujuan pemerintah, serta sumberdaya yang terbatas
Pemerintah Kabupaten Sidoarjo. Hal tersebut menarik dan kesiapan dari proyek yang akan dikerjakan
untuk dikaji untuk mengetahui pelaksanaan dalam 2. Konsultasi Publik.
perjanjian BOT yang akan dilakukan oleh Pemerintah Konsultasi public digunakan untuk mandapatkan
Kabupaten Sidoarjo mengingat jangka waktu yang saran-saran yang diperlukan dan mengenai
dalam perjanjian mencapai batas maksimal yang ada rancangan suatu proyek tertentu dari pihak diluar
dalam ketentuan Pasal 36 PP Nomer 27 tahun 2014 pemerintah
yang terkait dengan Pasal 111 Permenkeu Nomer 3. Studi Kelayakan
78/PMK.06.2014 yang mengatur jangka waktu Studi kelayakan dilakukan untuk memenuhi
perjanjian BOT dalam pembangunan infrastruktur. tahapan-tahapan yang ada dalam kerjasama
Penelitian ini menggunakan metode penelitian pemerintah dan swasta, hal tersebut bisa
deskriptif kualitatif yang menggambarkan secara rinci menentukan besarnya dukungan pemerintah yang
pelaksanaan Public Private Partnership (PPP) beserta diperlukan
keuntungan dan kendala yang dihadapi. Penelitian ini 4. Tinjauan Resiko
menggunakan teori Public Private Partnership (PPP) Tinjauan resiko digunakan untuk mengidentifikasi
yang berfokus pada model kerjasama Build Operate berbagai resiko dalam proyek dan hal yang dapat
Transfer (BOT). Peneliti juga menggunakan teknik mengurangi resiko dari sebuah proyek yang akan
purposive sampling yang mana untuk menentukan dilaksanakan dan usulan pengalihan resiko
informan dengan mempertimbangkan pengetahuannya 5. Bentuk Kerjasama
tentang kerjasama antara kedua belah pihak Kerjasama antara pemerintah swasta dapat
diterapkan dalam berbagai bentuk perjanjian
PUBLIC PRIVATE PARTNERSHIP (PPP) termasuk diantaranya BOT (Build, Operate,
Public Private Partnership adalah perjanjian atau Transfer), BOO (Build, Own, Operate), BROT
kontrak antara pemerintah dengan sektor swasta yang (Build, Rent, Operate, Transfer), KSO(Kerjasama
antara lain; a) sektor swasta mengambilalih fungsi Operasi/ Joint Operation), usaha patungan, ruislag
pemerintah selama periode waktu yang ditentukan, b) 6. Dukungan Pemerintah
sektor swasta menerima kompensasi dari pelaksanaan Dukungan pemerintah pada dasarnya dilakukan
fungsi tersebut baik langsung maupun tidak langsung, bertujuan untuk mengetahui potensi keayakan
c) sektor swasta dibebani timbulnya risiko dari finansial pada suatu proyek
pelaksanaan fungsi tersebut, d) adapun fasilitas publik,
7. Pengadaan.
tanak atau sumber-sumber daya yang lain dapat
Proses pengadaan tender dilakukan dalam tahap-
dialihkan sektor swasta. atau dapat digunakan oleh
tahap, Pesiapan proyek, Pra-Kuaifikasi, Tender
sektor swasta.
dan Evaluasi, Negosiasi, Pembuatan kontrak
Dari definisi tersebut Publik Private Partnership
8. Pelaksanaan
merupakan suatu bentuk perjanjian atau kontrak antara
Priode pelaksanaan proyek dilakukan pada saat
sektor publik dan sektor privat yang terdiri atas
ditandandatangani suatu proyek sampai
beberapa ketentuan, antara lain: sektor privat
berakhirnya proyek tersebut, misalnya pada saat
menjalankan fungsi pemerintah untuk periode atau
aset dikembalikan kepada pemerintah atau pada
masa tertentu; sektor privat menerima kompensasi atas
saat proyek tender ulang, tahapan-tahapan ini
penyelenggaraan fungsi, baik secara langsung maupun
terdiri dari pendirian Badan Usaha, perolehan
tidak langsung; sektor privat bertanggung jawab atas
pendanaan, kontruksi, commissioning, operasi dan
resiko yang timbul dari penyelenggaraan fungsi
pemeliharaan.
tersebut. Jadi, dalam Publik Private Partnership
9. Pengawasan
terdapat pengurangan aktivitas atau
Tujuan dari pemantauan proyek Kerjasama antara
kepemilikanpemerintah dalam suatu pelayanan atau
Pemerintah dan Swasta adalah, Memastikan bahwa
industri tertentu dikarenakan sektor privat (swasta)
operasi proyek sesuai dengan peraturan-peraturan,
ikut berpartisipasi dalam penyediaan layanan.
Memastikan Perjanjian kerja sesuai dengan hasil
pelaksanaan, khususnya sebagaimana diperlukan
Tahap Pelaksanaan Public Private Partnership untuk penyesuaian tarif, Berbagai masalah dan
Didalam pelaksanaan Publik Private Partnership
perubahan yang mungkin muncul
ada beberapa tahapan dalam pelaksanaan perjanjian
yang sudah disebutkan oleh Kementrian Koordinator
BUILD OPERATE TRANSFER (BOT)
bidang Perekonomian, beberapa tahapan tersebut
Build Operate Transfer (BOT) salah satu model
meliputi:
kontrak perjanjian yang digunakan pemerintah untuk
1. Pemilihan Proyek
pengalihan proyek pemerintah ke sektor private dengan
jangka waktu tertentu. Dimana sektor privat dapat

4
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X

Volume 6, Nomor 3, September – Desember 2018

mendesain, membangun dan mengoprasikan fasilitas d. Pada masa akhir pengelolaan atau berakhirnya
yang telah dibangun tersebut, dan setelah masa konsesi masa kontrak kerjasama, segala bentuk bangunan
habis segala fasilitas yang telah dibangun tersebut beserta fasilitas yang ada diserahkan kepada
dialihkan dan dikembalikan kepada pemerintah. Masa pemerintah, dan dapat dimanfaatkan kembali
konsesi tersebut biasanya berlangsung lama., dan oleh pemerintah.
pembangunan bisa berasal dari inisiatif sektor privat e. Membuka lapangan pekerjaan baru, hal tersebut
Dengan demikian pada dasarnya BOT adalah tidak akan terjadi dan peluangnya sangat minim
salah satu bentuk pembayaan proyek pembangunan jika proyek pembangunan infrastruktur tidak
yang mana kontraktor harus menyediakan sendiri dibiaai menggunakan model kerjasama Build
pendanaan untuk proyek tersebut dan menaggung Operate Transfer (BOT).
pengadaan material, peralatan, jasa lain yang f. Mempercepat proses transfer of technology, hal
dibutuhkan untuk kelengkapan proyek.sebagai tersebut akan semakin dirasakan jika investor
gantinya kontaktor diberikan hak untuk mengoprasikan berasal dari negara maju
dan mengambil manfaat ekonominya sebagai ganti atas 2. Kuntungan bagi swata
semua biaya yang telah dikeluarkan untuk lama waktu a. Diterapkannnya model kerjasama menggunakan
yang sudah ditentukan. model Build Operate Transfer (BOT) dapat
membuka kesempatan kepada investor untuk
Tahapan Pelaksanaan Perjanjian Build Operate memasuki bidang-bidang usaha yang semula
Transfer hanya diberikan kepada atau dikelola pemerintah
Tahap pelaksanaan perjanjian Build Operate Transfer atau BUMN.
dibagi menjadi 3 tahap, yaitu sebagai berikut: b. Sektor swasta dapat memperluas usaha atau
1. Tahap Pembangunan ekspansi ke bidang-bidang usaha yang
Pihak pertama menyerahkan tanah kepada pihak mempunyai prospek bagus dan mengentungkan.
lain untuk didirikan sebuah bangunan c. Sektor swasta dapat memanfaatkan lahan-lahan
2. Tahap Operasional milik pemerintah yang letaknya strategis dan
Berfungsi mendapatkan Pengantian biaya atas mempunyai nilai ekonomis yang dapat
pembangunan dalam jangka waktu tertentu dimanfaatkan.
3. Tahap Transfer Adanya kepentingan yang berbeda dari sektor
Pihak kedua menyerahkan kepemilikan bangunan public dengan sektor swasta seringkali menimbulkan
komersial kepada pemilik tanah. suatu kendala.kendala tersebut berupa kerugian yang
dirasakan masing-masing pihak, kerugian tersebut
antara lain:
Manfaat dan Kendala perjanjian Bulid Operate 1. Kerugian bagi pemerintah
Transfer a. Melepaskan monopoli bidang-bidang usaha
Kerjasama menggunakan model Build tertentu dan meyerahkan kepada pihak swasta
Operate Transfer (BOT) pada umumnya akan b. Melepaskan pendapatan yang potensial
mendapatkan manfaat yang akan dirasa c. Melepaskan hak dan pengelolaan aset-aset
kan oleh kedua belah pihak yaitu dengan strategis tertentu dan memberikannya kepada
adanya keuntungan yang di dapatkan, keuntungan pihak swasta untuk jangka waktu tertentu
tersebut antara lain: d. Dalam beberapa hal dan biasanya kepada
1. Keuntungan bagi pemerintah pemerintah diminta untuk melaksanakan dan
a. .Pemerintah dapat mengurangi penggunaan dana menyelesaikan tugas rumit dan rawan, misalnya
APBN dan mengurangi jumlah pinjaman (baik sehubungan dengan acara pembebasan lahan.
pinjaman lunak maupun pinjaman komersil) e. Dapat meningkatkan biaya pengadaan proyek
b. Dengan menggunakan kerjasama model Build terkait, sehingga oleh karenanya perlu dikaji
Operate Transfer (BOT) akan memberikan secara mendalam pada waktu menghitung
keuntungan secara finansial maupun secara keekonomian proyek itu, mengingat dalam
administrative. Pemerintah tidak harus system itu ada unsur Interest During Contruction
mengadakan studi kelayakan. Proyek dibiayai (IDC)
dan dilaksanakan oleh dan atas resiko dari pihak 2. Kerugian bagi swasta
lain tersebut, dari segi mutunya juga dapat a. Memasuki bidang uaha yang lebih memiliki
diandalkan. resiko
c. Pembiayaan dengan model kerjasama Build b. Memerlukan perhitungan, pertimbangan,
Operate Transfer (BOT) tidak menimbulkan persiapan khusus untuk menerapkan model
utang bagi pemerintah, pemerintah lebih bisa kerjasama Build Operate Transfer (BOT)
mennimalisir rugi yang jika proyek c. Memungkinkan akan menghadapi kendala aitu
pembangunannya dilaksanakan dengan kenyataan bahwa jaminan secara konvensional
menggunakan dana APBN. disyratkan oleh perbangkan tidak diberikan.

5
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X

Volume 6, Nomor 3, September – Desember 2018

d. Sebagai akibat lebih lanjut, kesulitan dalam agar kerjasama manfaatnya bisa dirasakan oleh
mendapatkan pinjaman perbankan karena masyarakat Kabupaten Sidoarjo.
menurut penelitian perbankan proyek-proyek 5. Bentuk Kerjasama
tertentu masi daianggap kurang memenuhu Bentuk kerjasamanya antara Pemerintah
persyaratan. Kabupaten Sidoarjo terlah disepakati dalam
e. Jika perhitungan awal pada kenyataanya tidak perjanjian yaitu kerjasama model Build Operate
demikian sehinggan mengakibatkan investor Transfer (BOT) dengan jangka waktu selama 30
rugi. tahun untuk masa pembangunan dan pengelolaan
infrastruktur berupa Suncity Plaza terhitung sejak
tahun 2003. Pemerintah Kabupaten Sidoarjo
PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR mempertimbangkan nilai ekonomis atau bisa
PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO disebut value for money.
DENGAN PT. INDRACO. 6. Dukungan Pemerintah.
Dukungan yang diberikan Pemerintah Kabupaten
Pelaksanaan Kerjasama Public Private Partnership Sidoarjo kepada PT. Indraco terkait bentuk
(PPP) kerjasama pada skema Public Private Partnership
Proses pelaksanaan kerjasama antara Pemerintah adalah dengan menyediakan lahan eks lapangan
Kabupaten Sidoarjo dengan PT. Indraco dapat dilihat golf yang luasnya 45.820 m yang berada di jalan
melalui 9 (sembilan) tahap pelaksanaan kerjasama pahlawan Sidoarjo dan memberikan hak atas tanah
Pemerintah Swasta (KPS), diantaranya : tesebut dalam bentuk hak guna bangunan selama
1. Pemilihan proyek 30 tahun, serta memberikan keringanan pajak,
Pelaksanaan kerjasama antara Pemerintah reribusi dan jaminan-jaminan lain seperti
Kabupaten Sidoarjo dengan PT. Indraco, awalnya Memberikan keringanan ijin mendirikan bangunan
dilatarbelakangi dimana proyek diajukan oleh sebesar 60% dari ketetapan retribusi, selama 3
pihak swasta dan proyek ini memakai system tahun masa peembangunan gedung pajak hotel
investor tunggal dengan mengajukan proposal pajak restouran dan pajak hiburan kita bebaskan
kepada pihak Pemerintah Kabupaten Sidoarjo. 100%, selain itu kita pihak pemerintah
2. Konsultasi Public memberikan keringanan pajak PLN dan reklame
Dalam penelitan ini pihak Pemerintah Kabupaten sebesar 50%, Pemerintah juga membantu dalam
Sidoarjo tidak melakukan konsultasi publik pemasangan saluran air PDAM yang sumbernya
terlebih dahulu sebelum menentukan suatu proyek, dari Umbulan melalui Perusahaan Daerah Air
konsultasi publik secara langsung tidak Minum (PDAM) Delta Tirta yang berada di
dilaksanakan oleh pihak Pemerintah Kabupaten Kabupaten Sidoarjo, selain itu Pemerintah
Sidoarjo. Kabupaten Sidoarjo juga melakukan pengawasan
3. Studi Kelayakan langsung pada sewaktu masa pembangunan
Pemerintah Kabupaten Sidoarjo membentuk tim maupun pada masa pengelolaan Suncity Plaza
guna mengkaji proposal yang diajukan oleh pihak 7. Pengadaan
PT. Indraco dengan memperhatikan prosedur dan Kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Sidoarjo
indicator yang sudah ditentukan bersama dengan dengan PT. Indraco menggunakan system
tim, salah satunya dengan terpenuhinya uncoliceted yang dimana proyek kerjasama yang
pembangunan tempat ibadah di dalam kawasan inisiatifnya dilakukan oleh pihak swasta kemudian
Suncity Plaza, disamping itu proyek harus dia menawarkan ke pemerintah daerah. PT.
memperhatikan pembuangan limbah yang Indraco sebagai investor tunggal menawarkan
nantinya dihasilkan , begitu juga pihak swasta kerjasama kepada Pemerintah Kabupaten Sidoarjo
harus memperhatikan lokasi untuk pintu masuk dengan memberikan proposal yang kemudian
maupun pintu keluar agar nantinya tidak dipaparkan menggunakan system beauty contest
menimbulkan kemacetan disekitar jalan pahlawan kepada Pemerintah Kabupaten Sidoarjo,.
yang dapat merugikan mayarakat. 8. Pelaksanaan
4. Tinjauan Resiko Pelaksanaan kerjasama antara Pemerintah
Dilaksanakan bersamaan dengan studi kelayakan, Kabupaten Sidoarjo dengan PT. Indraco terbagi
Pemerintah Kabupaten Sidoarjo meilihat menjadi 3 tahap pelaksanaan dan setiap tahun nya
bagaimana dampak kedepannya dari berkewajiban membayar royalty kepada
pembangunan yang dilakukan, apakah Pemerintah Kabupaten Sidoarjo: tahap pertama
pembangunan sudah bermanfaat bagi masyarakat, yaitu masa operasional yang dihitung dari di
dan dalam tinjauan resiko harus jelas dan dicatat tandatanganinya surat perjanjian hingga tahun
dalam perjanjian, misalnya bagaimana rancangan ketiga masa operasional , lalu ada tahap kedua
bangunan nantinya sebelah mana akan dibangun yaitu masa operasional komersil atau masa
mallnya, disebelah mana akan dibangun pengenalan pelaksanaannya dihitung dari tahun ke
waterparknya, hotelnya. hal tersebut dilakukan empat sampai dengan tahun ke lima belas , ketiga

6
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X

Volume 6, Nomor 3, September – Desember 2018

yaitu masa pengembangan operasional yang MANFAAT SERTA KENDALA KERJASAMA


dihitung dari tahun ke enam belas sampai tahun ke ANTARA PEMERINTAH KABUPATEN
tiga puluh. SIDOARJO DENGAN PT. INDRACO
9. Pengawasan.
Pengawasan kerjasama antara Pemerintah Manfaat Kerjasama antara Pemerintah Kabupaten
Kabupaten Sidoarjo dengan PT. Indraco dilakukan Sidoarjo dengan PT. Indraco
oleh bagian kerjasama juga berkoordinasi dengan Manfaat dari sektor swasta yaitu mendapatkan
bagian aset yang ada di Badan Pendapatan keuntungan atau profit yang besar dari kerjasama yang
Pengelolaan dan Aset yang mempunyai tugas dilaksanakan dengan Pemerintah Kabupaten Sidoarjo
memberikan surat untuk pihak suncity apabila selain itu sektor swasta dapat lebih mengembangkan
jatuh tempo pembayaran royalty dan potensi pembangunan infrastruktur di Kabupaten
pengawasanya juga berkoordinasi dengan DPRD Sidoarjo karena sektor sawata yakni PT. Indraco
Komisi C Kabupaten Sidoarjo yang membidangi menganggap Kabupaten Sidoarjo memiliki nilai
bidang pembangunan yang mempunyai tugas ekonomis yang tinggi karena letaknya yang berdekatan
mengewasi kesuasuai antara perjanjian dengan dengan Ibu Kota Provinsi maka dari itu PT. Indraco
kenyataan dilapangan. Pengawasannya dilakukan tidak ragu untuk berinvestasi di Kabupaten Sidoarjo
dengan datang langsung ke tempat dengan cara sehingga PT. Indraco dapat mewujudkan misi untuk
sidak atau bisa megundang pihak Suncity Plaza mengembangkan dan membangun jaringan usaha di
serta di undang juga pihak eksekutif yang setiap kabupaten atau kota yang berada di Indonesia.
menangani untuk datang ke kantor DPRD Manfaat juga dirasakan oleh sektor pemerintah,
Kabupaten Sidoarjo. dengan adanya kerjasama Pemerintah Kabupaten
Sidoarjo dapat memanfaatkan lahan yang sudah tidak
Pelaksanaan Perjanjian Kerjasama Build Operate terpakai dengan tidak mengeluarkan APBD karena
Transfer (BOT) anggaran ditanggung oleh pihak swasta dan bangunan
Pelaksanaan perjanjian kerjasama antara dan fasilitas nantinya diserahkan kembali kepada
Pemerintah Kabupaten Sidoarjo dengan PT. Indraco Pemerintah Kabupaten Sidoarjo setelah beakhirnya
dengan menggunakan model Build Operate Transfer kontrak perjanjian kerjasama. Pemerintah Kabupaten
dibagi menjadi 3 tahap, yaitu; Sidoarjo mendapatkan royalty dari kerjasama yang
1. Tahap Pembangunan dilakukan dengan pihak swasta sehingga dapat
Dilaksanakan pihak swasta setelah menaikan Pendapatan Asli Daerah selain itu
ditandatanganinya kontrak perjanjian pada tanggal Pemerintah Kabupaten Sidoarjo dapat meningkatkan
29 September 2003, setelah ditandatanganinya Kuantitas, kualitas dan efisiensi pelayanan dengan
kontrak perjanjian tersebut pihak swasta membuka kesempatan usaha di area Suncity Plaza
mendapatkan hak sepenuhnya dari pengelolaan untuk masyarakat Kabupaten Sidoarjo dan masyarakat
tanah milik Pemerintah dan Pemerintah Kabupaten Kabupaten Sidoarjo juga lebih mudah dan nyaman
Sidoarjo memberikan jangka waktu pembangunan dengan pelayanan pengurusan SIM yang berada di
kepada pihak swasta selambat-lambatnya tiga Mall waterpark yang dibangun megah ditengah kota,
tahun dari penandatanganan kontrak perjanjian. tentunya menjawab minimnya pembangunan
2. Tahap Operasional infrastruktur pusat perbelanjaan modern di Kabupaten
Dilaksanakan selama 27 tahun terhitung setelah Sidoarjo.
tahap pembangunan Suncity Plaza sudah selesai,
pada tahap operasional Suncity plaza terbagi Kendala Kerjasama antara Pemerintah Kabupaten
menjadi masa oprasional komersil yang dilakukan Sidoarjo dengan PT. Indraco
mulai dari tahun ke empat perjanjian sampai tahun Pihak swasta mempunyai kendala kurangnya
ke lima belas masa perjanjian, kemudian ada masa SDM khususnya pada posisi teknisi belum bisa
perkembangan oprasiaonal yang dilaksanakan maksimal karena jumlahnya yang minim dibanding
mulai tahun ke enam belas sampai berakhirnya dengan bangunan yang sangat luas, hal tersebut
kontrak perjanjian.. menjadikan pihak swasta mengalami kesulitan jika
3. Tahap Transfer kerusakan terjadi secara bersamaan di kawasan Suncity
Tahap pengembalian bangunan dilaksanakan 90 Plaza.
hari sebelum kontrak perjanjian berakhir, dua Kedala pada sektor pemerintah yaitu kurangnya
tahun sebelum dilakukan pengembalian bangunan sosialisasi yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten
dan fasilitas, Pemerintah Kabupaten Sidoarjo akan Sidoarjo tentang pembangunan Suncity Plaza,
membentuk tim untuk melakukan audit-audit masyarakat masi menganggap tanah yang dipakai
terkait kelayakan bangunan serta kelengkapan untuk membangun Suncity Plaza itu adalah tanah desa,
administrasi tetapi pada kenyatanya tanah itu sudah menjadi aset
Pemerintah Kabupaten Sidoarjo karena ada masalah
pada sertifikat tanah dan kuran dimanfaatkanya tanah
tersebut sehingga Pemerintah Kabupaten Sidoarjo

7
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X

Volume 6, Nomor 3, September – Desember 2018

mengambil alih kepemilikan tanah. Selain itu kerjasama Public Private Partnership agar
kurangnya sumber daya manusia aparatur yang berada menciptakan pemerintahan yang transparan dan
di Sub Bagian Kerjasama yang mengakibatkan tidak ada kesalahpahaman dengan masyarakat
kerjasama yang dilaksanakan dengan PT. Indraco tidak dikemudian hari.
terfokus dengan maksimal karena di Sub Bagian 3. Untuk PT. Indraco, lebih meningkatkan pemasaran
Kerjasama juga menangani banyak kerjasama yang stan yang ada di mall dan ruko-ruko yang ada di
dilakukan dengan sektor swasta salah satunya kawasan Suncity Plaza Sidoarjo, selain itu PT.
pembangunan infrastruktur rumah sakit, jumlah SDM Indraco harus menambahkan jumlah teknisi-teknisi
Aparatur yang minim dirasa tidak sebanding dengan guna mempermudah pengelolaan.
pekerjaan yang dilakukan di Sub Bagian Kerjasama. 4. Untuk penelitian selanjutnya bahwa penelitian ini
Selain kendala pada SDM aparatur. masih banyak yang perlu di kaji lebih lanjut. Hal
tersebut dikarenakan penelitian ini masih melihat
dari segi pelaksanaan kerjasama dan juga manfaat
serta kendala dari kerjasama tersebut. Oleh sebab
itu untuk penelitian selanjutnya dapat membahas
KESIMPULAN mengenai tema yang sama, akan tetapi dengan
Dilihat dari prosedur yang ditetapkan dari melihat dari sudut pandang lain, misalnya saja dari
Kementrian Koordinator Perekonomian maka segi budaya, ekonomi, lingkungan dan hukum.
Pelaksanaan Public Private Partnership (PPP) antara .
Pemerintah Kabupaten Sidoarjo dengan PT. Indraco DAFTAR PUSTAKA
tidak memenuhi ketentuan yang sudah ditetapkan, Undang-undang
karena dalam kerjasama tersebut tidak ada studi Indonesia, peraturan pemerintah Nomer 44 Tahun 1997
kelayakan, selain itu Pemerintah Kabupaten Sidoarjo Tentang Kemitraan Presiden Republik Indonesia,
tidak melaksanakan tender karena proyek inisiatifnya Pasal 1 ayat (1)
dari swasta, Pemerintah Kabupaten Sidoarjo Indonesia, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
mendapatkan pengajuan proposal dari pihak swasta Nomer 38 Tahun 2008 Tentang Perubahan atas
yang kemudian dipaparka dengan system buauty Peraturan Pemerintah No.6 Tahun 2006 Tentang
contest Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah 1 ayat
Dilihat dari tahapan pelaksanaan yang ditetapkan (12)
perjanjian kerjasama menggunakan model Build Undang-undang No.32 Tahun 2004 dan Undang-
Operate Transfer (BOT) antara Pemerintah Kabupaten undang No.22 Tahun 1999 Tentang Pemerintah
Sidoarjo dengan PT. Indraco yang dilakukan dengan Daerah
jangka waktu 30 tahun, sudah sesuai dengan Pasal 36 Perpres No.67/2005 Tentang Kerjasama Pemerintah
PP Nomer 27 tahun 2014 yang terkait dengan Pasal dan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur
111 Permenkeu Nomer 78/PMK.06.2014 yang Pasal 4 Peraturan Presiden Nomer 13 Tahun 2010
mengatur jangka waktu perjanjian BOT dalam tentang perubahan Peraturan Presiden Nomer 67
pembangunan infrastruktur berlaku maksimal sampai Tahun 2005. Berdasarkan Pasal 4 Perpres No.13
30 tahun, hal tersebut terlihat dengan tahap Tahun 2010
pembangunan, pengelolaan dan pengembalian Pasal 41 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomer 17
dilaksanakan selama 30 tahun masa perjanjian, tidak Tahun 2007 Tentang Pedoman Teknis
ada penambahan waktu pengembalian yang Pengelolaan Barang Milik Daerah
dilaksanakan oleh kedua belah pihak Peraturan Presiden Nomer 65 Tahun 2006 Tentang
Perubahan Peraturan Presiden Nomer 36 Tahun
SARAN 2005 Tentang Pengadaan Tanah Bagai
Meskipun kerjasama yang dilaksanakan antara Pelaksanaan pembangunan Untuk Kepentingan
Pemerintah Kabupaten Sidoarjo dengan PT. Indraco Umum
sudah berjalan dengan baik, namun masih ada beberapa Buku dan Jurnal
hal yang harus diperhatikan, antara lain: Siregar, Doli D,. 2004.Manajemen Aset: Strategi
1. Untuk Bagian Pemerintahan khususnya Sub Penataan Konsep Pembangunan Berkelenjutan
Bagian Kerjasama Kabupaten Sidoarjo, dalam Secara Nasional dalam Konteks Kepala Daerah
meningkatkan pembangunan infrastruktur di sebagai CEO’s pada Era Globalisasi & Otonomi
Kabupaten Sidoarjo melalui kerjasama dengan Daerah. Jakarta .PT Gramedia Pustaka Utama
pihak swasta, maka perlu lebih memperhatikan Istianto, Bambang.2011.Privatisasi Dalam Model
tahapan prosedur PPP sesuai dengan ketentuan Public Private Partnership.Jakarta . Mitra
yang ada, dengan tujuan untuk meminimalisir Wacana Media
adanya resiko yang mungkin bisa terjadi Sekertariat A4DE.Kerjasama Pemerintah Swasta
dikemudian hari. (KPS) Pembiayaan KPS Infrastruktur dan
2. Untuk Pemerintah Kabupaten Sidoarjo , kesusuaian pada KPS Sosial.Aid for
melibatkan masyarakat dalam proses pelaksanaan Development Effectiveness secretariat

8
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X

Volume 6, Nomor 3, September – Desember 2018

Es Salam, Salaam, 2009, National Public Private Klijn, EH. 2009. Public Private Partnerships in The
Partnership (PPP) Policy , The United Republic Netherlands: policy, projects and lessons,
Of Tanzania Economic Affairs, march 2009: 26-32
Kementrian Koordinator Bidang Perekonomian .2010. .
Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS)
Panduan Bagi Investor dalam Investasi di Bidang
Infrastruktur
Yudha, Harnoko Agus, 2010, Hukum Perjanjian Asas
Proposionalitas Dalam Kontrak Komersial,
Jakarta, Kencana Prenada Media Group.
Oktorina, Ima.2010.Kajian Tentang Kerjasama
Pembiayaan Dengan Sistem Build Operate and
Transfer (BOT) Dalam Revitalisasi Pasar
Tradisional (Studi Kasus pada Pembangunan
Sentral Pasar Raya Padang).Tesis.
Wirana, Andjar Pacha.1995. Penelitian tentang Aspek
Hukum Perjanjian Build Operate Transfer (BOT).
Jakarta. Badan Pembinaan Hukum Nasional
Departemen Kehakiman
.Creswell, John W. 2003. Research design:
Qualitative, quantitative, and mixed method
approaches. Library of Congress Cataloging-in-
Publication Data.
Moleong, Lexy J. (2011). Metodologi Penelitian
Kualitatif, edisi revisi. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Bungin, Burhan.2002. Analisis Data Penelitian
Kualitatif. PT Raja Grapindo Persada Jakarta
Jurnal Erar Joesoef, Iwan ,2006 Perjanjian
Penusahaan Jalan Tol (PPJT) sebagai Kontrak
Bisnis Berdimensi Publik Antara Pemerintahan
Dengan Swasta (Investor) Dalam Proyek
Infrastruktur (Jakarta: BP-FHUI)
Siemiatycki, Matti. The Theory and Practice of
Infrastructure PPP Revisited: The Case of The
Transportation Sector
Ummu Adillah, Siti. Kontruksi Hukum Perjanjian
Build Operate Transfer (BOT) Sebagai Alternatif
Pembiayaan Proyek. Jurnal Hukum, Vol.XIV,
No.1, April 2004
Stpehen H, Linder . 1999. Coming To Terms With The
Public Private Partnership American Scientics.
University Of Texas, Houston, Sage Publication
Inc, Journal Volume 43
Felsinger, Klaus. 2008. Public Private Partnership
Handbook. Asian Development Bank
Kartasasmita, Ginanjar 2008. Kemitraan Dalam
Pembangunan Nasional.Jakarta : Komite
Nasional Kebijakan Governance
Parente, W. J. (2006). ”Public Private Partnerships”
Dalam Workshop On “Fundamental Principles
And Techniques For Effective Public Privat E
Partnerships In Indonesia”, Jakarta
CM Menheere, Sebastian dan Spiro N. Pollaris, 1996,
Case Studies on Build Operate Transfer, The
Netherlands.
Maria Holma, Anne, Jukka Vesalainen, Eija Mäkinen,
Pirkko Vartiainen. Jurnal Developing
Partnerships In Public Procurement Of Services

Anda mungkin juga menyukai