Anda di halaman 1dari 9

TRANSPARANSI Volume VIII, Nomor 02, September 2016

Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi


ISSN 2085-1162

KAJIAN URGENSI PUBLIC PRIVATE PARTNERSHIPS


DI KOTA BANDUNG

Mary Ismowati
Institut Ilmu Sosial dan Manajemen STIAMI
maryismo@yahoo.com

ABSTRAK. Keinginan pemerintah Kota Bandung untuk mengerjakan berbagai proyek dengan
mekanisme Public Private Partnerships (PPP), didorong oleh keterbatasan sumber dana,
sumberdaya manusia, kemampuan teknologi dan lain sebagainya. Hal ini dilakukan untuk
mewujudkan “Program Bandung Juara”. Keinginan pemerintah kota Bandung ini dilandasi
pemikiran Pemerintah berkewajiban untuk memenuhi tanggung jawab sosial ekonomi
kepada masyarakat, dan untuk memastikan pelayanan publik dapat dilakukan dengan
baik kepada seluruh masyarakat.
Tujuan dalam penulisan ini untuk menganalisis skema kerjasama Public Private Partnerships (PPP)
yang sesuai bagi pemerintah kota Bandung.
Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah studi deskriptif dengan teknik literature , yaitu
mencari referensi teori yang relevan dengan kasus atau permasalahan yang ditemukan, yaitu
permasalahan kerjasama public private partnership pemerintah kota Bandung dengan pihak swasta
dalam penyediaan pelayanan publik. Jenis data adalah data sekunder yang diperoleh dari
dokumentasi media dan internet dan juga bersumber dari buku-buku dan sumber kepustakaan
lainnya yang mendukung pembahasan dalam penelitian ini.
Agar kerjasama public private partnership pemerintah kota Bandung dengan pihak swasta berhasil
beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu : kerjasama ini haruslah secara strategis penting bagi
kedua belah pihak, bersifat saling melengkapi daripada saling berkompetensi, keterbukaan akan
informasi dikedua pihak dan seharusnya menimbulkan kaitan integrasi sejati meski berbeda budaya.
Saling percaya adalah hal utama. Bentuk kerjasama public private partnership pemerintah kota
Bandung dengan pihak swasta bisa dalam bentuk Kontrak Servis, Kontrak Sewa (Lease) atau atau
Kontrak Build-Operate-Transfer/BOT atau Bangun Kelola dan Alih Milik
Public-Privat Partnership tidak selalu berkonotasi buruk, agar berhasil banyak syarat dan kondisi
harus dipenuhi. Hal tersebut bertujuan agar pemerintah mendapat hasil terbaik, rakyat juga
memperoleh hasil sepadan, yakni kesejahteraan. Dengan demikian spirit Public-Privat Partnership
adalah untuk memperkuat pemerintah atau meningkatkan pelayanan publik yang selama ini dinilai
belum efisien.
Kata kunci : Pelayanan Publik, Privatisasi, Public Private Partnership.

ABSTRACT. Bandung city government's desire to work on various projects with a mechanism of
Public Private Partnerships ( PPP ) due to limitations of the government for the city of Bandung
well within the capability of funding, human resources , technological capabilities , and so forth .
This is done to help realize the " Bandung Champion " . City government 's desire based on the
opinion the Government is obliged to fulfill its social responsibility to the community economy , and
to ensure that public services can be done to the entire community.
The aim in this paper to analyze the cooperation scheme of Public Private Partnerships ( PPP )
what is right for the city government
The method used in this paper is a descriptive study with technical literature , ie finding relevant
theory reference to the case or the problems found , namely the problem of public private
partnership cooperation city government with the private sector in the provision of public services .

141
TRANSPARANSI Volume VIII, Nomor 02, September 2016
Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi
ISSN 2085-1162

This type of data is secondary data obtained from the documentation media and internet and also
sourced from books and other literature sources that support the discussion in this study.
In order for the cooperation of public private partnership city government with the private sector
managed a few things that must be considered: this cooperation must be strategically important for
both parties , this cooperation are complementary rather than mutually competence , openness to
information in both parties , and should this cooperation raises link although the true integration of
different cultures . Mutual trust is the main thing. Forms of cooperation of public private
partnership with the city government to the private sector in the form of contract maintenance ,
Leasing ( Lease ) or Contract of Build- Operate- Transfer / BOT or Build Operate and Transfer
Owned
It was concluded that the Public -Private Partnership cooperation is not always a bad connotation
and in order to succeed , a lot of terms and conditions must be met . It is intended that the
government gets the best results , people also get results commensurate , ie welfare . Thus , the
spirit of Public -Private Partnership is to strengthen the government or the public service which is
considered inefficient
Keywords : Public Services , Privatization , Public Private Partnership .

PENDAHULUAN untuk menciptakan kepuasan dalam pemberian


Keinginan pemerintah Kota Bandung pelayanan kepada masyarakat. Pemerintah
untuk mengerjakan berbagai proyek dengan daerah dalam upaya memberikan
mekanisme Public Private Partnerships (PPP) pelayanan yang lebih baik kepada
senilai lebih kurang Rp.60 triliun (PR, 23 masyarakat secara adil, merata, cepat dan
Januari 2016) sangat menarik. Dikatakan hal tepat, telah menjalin kerjasama dengan pihak
ini dibutuhkan untuk mendukung mewujudkan swasta. Rui Cunha (2010:4) mengatakan
“Bandung Juara” sedangkan kemampuan Public private Partnership bertujuan untuk
APBD Kota Bandung tidak mencukupi hanya meningkatkan kualitas dan kuantitas produk.
sebesar kisaran Rp.6 triliun, Angka ini belum Diharapkan dengan adanya peningkatan
dikurangi dengan alokasi untuk belanja kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkan
pegawai yang mencapai lebih dari separuh dari maka kepuasan masyarakat sebagai pelanggan
jumlah anggaran tersebut. Sehingga akan meningkat
dibutuhkan bantuan pihak swasta dengan Salah satu bentuk kemitraaan swasta
mekanisme PPPs untuk membantu dalam bidang pelayanan publik ini adalah
mewujudkan “Bandung Juara”. Kemitraan Pemerintah Swasta disingkat
Keinginan pemerintah kota KPS atau dalam bahasa Inggris disebut sebagai
Bandung ini dilandasi pemikiran Public Private Partnership atau disingkat PPP
Pemerintah berkewajiban untuk atau P3, yaitu bentuk perjanjian jangka
memenuhi tanggung jawab sosial panjang (biasanya lebih dari 20 tahun)
ekonomi kepada masyarakat, dan untuk antara pemerintah, baik pusat ataupun daerah
memastikan pelayanan publik dapat dengan mitra swasta. Melalui perjanjian ini,
dilakukan dengan baik kepada seluruh keahlian dan aset dari kedua belah pihak
masyarakat. Karena keterbatasan yang (pemerintah dan swasta) bekerjasama dalam
dimiliki pemerintah Kota Bandung, maka menyediakan pelayanan kepada masyarakat.
diperlukan pelibatan sektor swasta Dalam melakukan kerjasama ini risiko dan
sebagai mitra. manfaat potensial dalam menyediakan
Tunt ut an masyarakat kot a pelayanan ataupun fasilitas dipilah/dibagi
Bandung unt uk memperoleh pelayanan kepada pemerintah dan swasta. Dalam bentuk
yang lebih baik harus disikapi sebagai upaya kerjasama PPP ini pemerintah masih
142
Mary Ismowati ,Kajian Urgensi Public Private Partnerships Di Kota Bandung ….

mempunyai wewenang di perusahaan atau swasta dengan pemerintahan (Public Private


organisasi swasta yang diajak bekerjasama. partnerships) muncul untuk mencegah
Keterlibatan sektor swasta dalam kelambatan pelayanan yang diberikan
menangani urusan publik yang diberikan kepada masyarakat yang dilakukan oleh
pemerintah sekaligus menumbuhkan pemerintah serta meningkatkan efisiensi dan
tumbuhnya partisipasi masyarakat dalam efektifitas pelayanan.Faktor-faktor ini,
pembangunan karena dirasakan bahwa usaha yang menjadi dorongan dan
swasta lebih cepat dan efisien bila dibanding pertimbangan bagi pemerintah untuk
dengan yang ditangani oleh pemerintah. mengalihkan urusan publik kepada sektor
Efisiensi cara kerja sektor swasta, kualitas swasta sehingga pemerintah akan lebih
SDM yang mereka miliki, kecepatan adopsi mengkonsentrasikan perhatiannya kepada
terhadap perkembangan teknologi sering urusan-urusan yang lebih penting.
menjadi alasan mengapa pemerintah perlu Karakteristik kerjasama PPPs ini adalah
melibatkan sektor swasta. adanya berbagi modal, resiko, tanggung
jawab dan hasil. David Levinson (2006:285)
mengatakan bahwa “Public Private
TINJAUAN PUSTAKA Partnerships yang sukses adalah yang dapat
Public Private Partnership adalah meningkatkan kualitas”. Faktor-faktor
salah satu jenis Privatisasi yang diartikan tersebut, sekaligus dijadikan nilai positif
pengaturan di mana pemerintah memerlukan atau keuntungan dari Public Private
insentif modal, kebutuhan akan infrastruktur Partnerships.
dengan masa pakai jangka panjang, dan Di sebagian besar negara
kombinasi pembiayaan pembangunan fasilitas berkembang kerjasama PPPs ini belum
yang diinginkan antara pemerintah dengan banyak dilakukan karena umumnya di
swasta (sebagian besar biaya biasanya dibiayai negara berkembang, pemerintah sebagai
oleh swasta). organisasi publik memiliki kemampuan untuk
Sejarah dimulainya privatisasi, bermula mengurus dan melayani kepentingan
dari pemerintahan Perdana Menteri Inggris masyarakat dibanding organisasi lain atau
Margareth Thatcher pada 1979 yang mengajak swasta. Di negara maju kemitraan antara
pihak swasta untuk ikut memiliki saham pemerintah dan swasta sudah banyak
perusahaan pemerintah/BUMN. Kesuksesan dilakukan bahkan urusan pemerintah ditangani
privatisasi dalam mendorong peningkatan oleh pihak swasta, pemerintah hanya
pendapatan negara melalui peningkatan kinerja mengarahkan (steering) melalui pembuatan
profitabilitas perusahaan negara semakin peraturan-peraturan dan pengawasan. Peran
terbukti setelah kesuksesan implementasi pemerintah dalam hal ini, hanya sebagai
privatisasi di Inggris. Pada saat itu Pemerintah pengarah bukan pengayuh, di mana
Inggris tidak bisa terus-menerus memberi pemerintah hanya menetapkan aturan-
subsidi kepada BUMN, sehingga bleeding aturan dan mengontrol, sementara yang
anggaran pun harus distop melalui privatisasi. melaksanakan adalah sektor swasta.
Inggris adalah negara pionir dan sampai kini Sejalan dengan pemikiran ini adalah
tercatat paling agresif menjalankan program pendapat yang dikemukakan oleh Savas
privatisasi. Semua BUMN strategis telah (1987) “privatisasi adalah tindakan
dialihkan ke swasta,mulai dari British mengurangi peran pemerintah atau
Railways (BR), British Airways (BA), hingga meningkatkan peran swasta, untuk membuat
British Telecom (BT). atau memiliki asset”. Kendati Perusahan
Alasan mengapa dilakukan kerjasama swasta umumnya lebih mengutamakan
dengan swasta dalam pelayanan publik benefit (keuntungan) yang diperoleh.
menurut Hua (2000), karena “inefisiensi dan Namun melalui kajian yang cermat dan
ketidakmampuan pemerintah merupakan matang pemerintah menetapkan aturan-
akibat dari dilakukannya monopoli di bidang aturan main yang tidak memberikan
pelayananan publik” . Konsep Kerjasama keuntungan yang terlalu besar kepada
143
TRANSPARANSI Volume VIII, Nomor 02, September 2016
Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi
ISSN 2085-1162

swasta. Dengan kata lain peraturan yang perusahaan swast a yang k emudian
dibuat tidak terlalu merugikan memproduksi dengan mendist ribusikan
masyarakat, begitu pula tidak terlalu jasa- jasa it u. Ket iga, Pemerint ah
menguntungkan swasta. Peran pemerintah mengundurkan dir i dar i kegiat an
sebagai penengah antara sektor swasta dan memproduksi barang dan jasa seraya
masyarakat. Sektor swasta yang menangani membiarkan sektor swasta melaksanakan
urusan pemerintah tetap berada di bawah pekerjaan tersebut."
kontrol pemerintah dari masyarakat. E.S. Savas (2000) membuat klasifikasi
Pemerintah mengontrol berdasarkan atas apa sederhana bentuk Privatisasi yang mencakup 3
yang telah ditetapkan sedangkan pengelompokan privatisasi pemerintah dalam
masyarakat mengontrol melalui apa yang menjalankan fungsi pelayanan dan juga
dirasakannya atas kinerja dari sektor swasta kepemilikan perusahaan dan aset, yaitu : (1)
yang menangani urusan publik. Pihak swasta Delegasi (delegation) , yaitu pemerintah masih
dengan demikian tidak semena-mena memiliki tanggung jawab tapi mengajak
melaksanakan dan menggunakan apa yang swasta dalam penyelenggaraan pelayanan
dikehendakinya tetapi sesuai dengan publik. Delegasi terdiri dari a).kontrak
aturan terutama kehendak dar i kerjasama, b).outsourcing, c).Kompetisi
masyarakat. Pemerintah-Swasta (Public-Private
Dari berbagai pendapat di atas dapat Competition), d).Waralaba (Franchise)
disimpulkan bahwa tujuan Public Private pemerintah memberikan hak kepada swasta
Partnerships adalah untuk meningkatkan (seringnya hak eklusif) untuk menjual
kemampuan pemerintah dalam pelayanan pelayanan atau produk kepada masyarakat.
kepada masyarakat baik dalam kualitas dan Pihak swasta akan mendapatkan imbalan
kuantitas dengan cara menambah modal, berupa fee, d).Public-Private Partnerships
menangani resiko bersama dengan lebih (PPP) yang diartikan pengaturan di mana
efisien. Diharapkan dengan dilakukan pemerintah memerlukan insentif modal,
Public Private Partnerships maka akan kebutuhan akan infrastruktur dengan masa
memperkuat kapasitas pemerintah, solusi pakai jangka panjang, dan kombinasi
yang inovatif, mengurangi biaya dan pembiayaan pembangunan fasilitas yang
waktu, transfer resiko kepada swasta, diinginkan antara pemerintah dengan swasta
akses terhadap keahlian, pengalaman dan (sebagian besar biaya biasanya dibiayai oleh
teknologi. Pada saat pemerintah menjalin swasta); (2) Divestasi (divestment) , yaitu
kontrak dengan swasta tidaklah berarti pemerintah melepaskan tanggung jawabnya
tanggung jawab pemerintah atas suatu dengan cara Penjualan, Dengan Free
urusan publik berakhir tapi sebaliknya Transfer.ataupun Likuidasi; dan (3)
tanggung jawab itu tetap melekat pada Displacement, yaitu sektor swasta tumbuh
pemerintah sebagaimana dikemukakan oleh berkembang dan mengambil alih aktivitas
Osborne dan Gaebler (1992) pemerintah. Privatisasi dalam bentuk
Displacement lebih pasif atau proses tidak
Jenis-jenis Privatisasi langsung yang memungkinkan pemerintah
Ada bermacam-macam jenis dari melakukan pemindahan (Displaces) lebih
privatisasi menurut Samuel Paul dalam banyak atau lebih sedikit perannya secara
Sjahrir (1988) "Privatisasi bisa dilaksanakan bertahap kepada swasta. Displacement sering
melalui tiga cara yaitu ; Pertama, penjualan tidak dikenali sebagai bentuk privatisasi sering
perusahaan negara kepada pihak swasta. terjadi karena masalah pertentangan politik.
Kedua, Pemerintah m e ng o nt r ak a n ja s a - Displacement terjadi karena kegagalan
ja s a atau p ek e r ja a n ya ng (Default), pengambilan kembali (Withdrawal)
d ir e nc a na k a n d e ng a n atau tindakan sukarela (voluntary action), dan
menspesifikasikan penugasan it u ke deregulasi (Deregulation), hal ini tergantung

144
Mary Ismowati ,Kajian Urgensi Public Private Partnerships Di Kota Bandung ….

kepada inisiatif daerah dan sikap kontrak umumnya 5-15 tahun. Beberapa
kewirausahaan pemerintah. contoh Kontrak Sewa (lease) diantaranya
Berkaitan dengan rencana pemerintah taman hiburan, terminal/bandara udara,
Kota Bandung tentang Public-Privat armada bis atau transportasi lainnya.
Partnership (PPP) dalam tulisan ini akan Kontrak Build-Operate-Transfer/BOT
dibahas khususnya mengenai Public-Privat Kontrak Build-Operate-Transfer/BOT
Partnership (PPP) saja tidak membahas atau Bangun Kelola dan Alih Milik adalah
kepada privatisasi secara secara luas. kontrak antara instansi pemerintah dan badan
Menurut E.Savas (1987) “Public- usaha/swasta (special purpose company) ,
Privat Partnership yang dibentuk bertujuan dimana badan usaha bertangggung jawab atas
untuk mendukung penyediaan desain akhir, pembiayaan, kontruksi, operasi
infrastruktur, fasilitas masyarakat, dan dan pemeliharaan (O&M) sebuah proyek
pelayanan publik yang terkait”. Hampir investasi bidang infrastruktur selama beberapa
di semua negara saat ini terjadi peningkatan tahun, biasanya dengan transfer asset pada
kebutuhan akan kualitas dan kuantitas akhir masa kontrak. Umumnya, masa kontrak
pelayanan dan infrastruktur. berlaku antara 10 sampai 30 tahun.Beberapa
istilah dengan tema yang sama : BT (Build and
Beberapa bentuk Public Private Partnership Transfer), BLT (Build-Lease-Transfer), BOO
(PPP) : (Build-Own-Operate atau Bangun Kelola dan
Kontrak Servis Miliki),BTO (Build-Transfer-Operate), DOT
kontrak antara pemerintah dan pihak (Develop-Operate-Transfer), ROT (Rehab-
swasta untuk melaksanakan tugas tertentu, Operate-Transfer), ROO (Rehab-Operate-
misalnya jasa perbaikan, pemeliharaan atau Own). Beberapa contoh Kontrak BOT
jasa lainnya, umumnya dalam jangka pendek diantaranya Pembangkit Listrik, Jalan tol,
1-3 tahun dengan pemberian kompensasi/fee. Terminal udara (airports), Bendungan, Intalasi
Beberapa contoh kontrak servis : kontrak pengolahan air, Pelabuhan laut.
pembersihan jalan, pengumpulan dan Kontrak Konsesi
pembuangan sampah, pemeliharaan jalan, Struktur kontrak dimana pemerintah
pengerukan kali, jasa mobil derek. menyerahkan tanggung jawab penuh kepada
Kontrak Manajemen pihak swasta (termasuk pembiayaan) untuk
Pemerintah menyerahkan seluruh mengoperasikan, memelihara dan membangun
pengelolaan (operation dan maintenance) suatu suatu aset infrastruktur, dan memberikan hak
infrastruktur atau jasa pelayanan umum untuk mengembangkan, membangun dan
kepada pihak swasta, dalam masa yang lebih mengoperasikan fasilitas baru untuk
panjang (umumnya 3-8 tahun) biasanya mengakomodasi pertumbuhan usaha.
dengan kompensansi tetap/fixed fee.Beberapa Umumnya masa konsesi berlaku antara 20
contoh Kontrak Manajemen diantaranya sampai 35 tahun.
perbaikan dan pemeliharaaan jalan, Bagaimana agar kerjasama ini berhasil
pembuangan dan pengurugan sampah (solid
ada beberapa hal yang harus diperhatikan
waste landfill), pengoperasian instalasi
pengolahan air (water treatment plant), seperti yang dikemukakan oleh Kanter dalam
pengelolaaan fasilitas umum (rumah sakit, Thompson (2001) determinan kunci
stadion olahraga, tempat parkir, sekolah). kesuksesan kerjasama, yaitu : (1) Kerjasama
Kontrak Sewa (Lease) ini haruslah secara strategis penting bagi
Kontrak dimana pihak swasta keduabelah pihak; (2) Kerjasama ini bersifat
membayar uang sewa (fixed fee) untuk saling melengkapi daripada saling
penggunaan sementara suatu fasilitas umum berkompetensi; (3) Keterbukaan akan
dan mengelola, mengoperasikan serta informasi dikedua pihak; (4) Seharusnya
memelihara dengan menerima pembayaran kerjasama ini menimbulkan kaitan integrasi
dari para pengguna fasilitas. Penyewa/pihak sejati meski berbeda budaya. Saling percaya
swasta menanggung resiko komersial. Masa adalah hal utama; dan (5) Pengaturan harus
145
TRANSPARANSI Volume VIII, Nomor 02, September 2016
Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi
ISSN 2085-1162

secara institusi yang dapat menunjukkan Bagaimana agar kerjasama PPP pada
identitas dan posisi yang jelas. pemerintah Kota Bandung dengan berbagai
bentuknya ini berhasil ? Ada beberapa hal
yang harus diperhatikan seperti yang
METODOLOGI dikemukakan oleh Kanter (2001) determinan
Penulis menggunakan studi deskriptif kunci kesuksesan kerjasama, yaitu : (1)
literature dengan mencari referensi teori yang Kerjasama ini haruslah secara strategis penting
relevan dengan kasus atau permasalahan yang bagi kedua belah pihak. Ada beberapa proyek
ditemukan, yaitu permasalahan kerjasama yang direncanakan Kota Bandung untuk
pemerintah kota Bandung dengan pihak swasta dikerjakan dengan Public-Privat Partnership
dalam penyediaan pelayanan publik. Dalam (PPP) seperti termasuk salah satu proyek yang
penelitian ini terdapat upaya mendeskripsikan, akan disertakan dengan skema Public-Privat
mencatat dan mengiterpretasikan kondisi Partnership (PR,26pembangunan rumah sakit
sekarang kemudian melakukan evaluasi. berkaliber internasional, pengadaan bus listrik
dan lain-lain. Bahkan saat ini proyek
Jenis data pembangunan apartemen rakyat Januari
Jenis data penulisan ini adalah yang 2016). Rumah atau tempat tinggal merupakan
berkaitan dengan masalah yang berasal dari kebutuhan primer masyarakat dan merupakan
dokumentasi media Koran Pikiran Rakyat 23 bidang strategis dalam kebijakan
Januari 2016 dan pustaka yang mendukung pembangunan pemerintah. Penyediaan rumah
penelitian ini. juga merupakan bisnis strategis bagi swasta
Jenis data yang digunakan penulis adalah data khususnya yang bergerak di industri property.
sekunder yaitu data yang diperoleh dari Jadi keputusan pemerintah Kota Bandung
dokumentasi media dan internet. Data ini juga untuk merencanakan pembangunan perumahan
bersumber dari buku-buku dan sumber rakyat dengan mekanisme PPP adalah bersifat
kepustakaan lainnya yang mendukung strategis. Diharapkan dengan bantuan pihak
pembahasan dalam penelitian ini. swasta upaya pemerintah kota Bandung
menyediakan sarana perumahan yang layak,
Teknik Pengumpulan Data murah dan cukup bagi masyarakat dapat
Teknik Pengumpulan Data dalam dengan lebih cepat terwujud; (2) Kerjasama ini
penulisan ini, menggunakan teknik studi bersifat saling melengkapi daripada saling
literatur, yaitu mengumpulkan data dengan berkompetensi. Ketika kerjasama Public-
membaca dan mempelajari teori-teori dan Privat Partnership (PPP) dilakukan antara
literatur–literatur yang berkaitan dengan pemerintah Kota Bandung dengan swasta
kerjasama public private partnership. maka kedua belah pihak mendasari kerjasama
ini untuk saling melengkapi. Pemerintah
Metode Penganalisaan Data mempunyai wewenang untuk mengatur semua
Untuk menganalisis data yang pihak dan stakeholder yang terkait untuk
diperoleh dalam penulisan ini, penulis bekerjasama mencapai tujuan yang ditetapkan.
menggunakan metode analisis deskriptif yaitu Pemerintah mempunyai asset yang memadai
metode dengan menyusun data yang diperoleh sebagai modal dasar. Kelebihan-kelebihan ini
kemudian di interpretasikan dan dianalisis yang akan dilengkapi oleh pihak swasta yang
sehingga memberikan informasi , pemahaman mempunyai kelebihan di bidang kemampuan
dan penjelasan bagi pemecahan masalah yang sumberdaya manusia yang lebih baik, sistem
dihadapi. kerja yang lebih efisien dan juga memilki
keunggulan teknologi dibandingkan
Pembahasan : Keberhasilan Public Private pemerintah. Kelebihan utama pihak swasta
Partnership pemerintah Kota Bandung. mengapa dilakukan kerjasama Public-Privat
Partnership (PPP) adalah kemampuan modal

146
Mary Ismowati ,Kajian Urgensi Public Private Partnerships Di Kota Bandung ….

keuangan yang dimiliki. Hal ini diharapkan yaitu, melayani masyarakat dengan sebaik-
melengkapi kelemahan pemerintah terutama baiknya dengan memperhatikan efisiensi dan
keterbatasan keuangan sebagai modal utama juga keuntungan yang bisa didapatkan dengan
dalam pembangunan berbagai sarana wajar dari kerjasama Public-Privat
infrastruktur; (3).Keterbukaan akan informasi Partnership (PPP) ini. Dua perbedaan
dikedua pihak.Bila ada dua pihak bekerjasaa tujuan ini tentu perlu diselaraskan
tentu dibutuhkan keterbukaan diantara sehingga tercapai tujuan Public Private
keduanya. Keterbukaan informasi di semua partnerships yang dikehendaki yaitu
bidang terutama dalam hal keuangan. Sering meningkatkan efektifitas dan efisiensi
terjadi satu pihak menyembunyikan atau pelayanan publik kepada masyarakat kota
menutup-nutupi kondisi keuangan yang Bandung; dan (5).Pengaturan harus secara
sebenarnya dengan maksud tertentu. Hal ini institusi yang dapat menunjukkan identitas dan
tentu akan merugikan salah satu pihak. posisi yang jelas. Dalam kerjasama Public-
Biasanya dalam kerjasama Public-Privat Privat Partnership (PPP) ini pemerintah Kota
Partnership (PPP), pemerintah hanya Bandung harus dengan jelas mengatur hak
bertindak sebagai regulator, dan swasta kewajiban, kewenangan, garis koordinasi,
mempunyai kewenangan lebih luas dalam perintah, pelaporan dan sebagainya. Posisi
operasional.Dikhawatirkan pada akhirnya mendasar pemerintah adalah sebagai regulator/
swasta menguasai secara penuh informasi di pengatur dan swasta adalah operator
lapangan dan terkadang pihak pemerintah pelaksana. Tanggung jawab terbesar adalah
mengalami kesulitan dalam mengakses tetap ditangan pemerintah Kota Bandung.
informasi tersebut khususnya informasi Sektor swasta yang menangani urusan
keuangan. Untuk itu sejak awal kerjasama pemerintah tetap berada di bawah kontrol
Public-Privat Partnership (PPP) dilakukan, pemerintah dari masyarakat. Pemerintah
pemerintah Kota Bandung harus membuat mengontrol berdasarkan atas apa yang telah
kesepakatan aturan yang jelas tentang ditetapkan sedangkan masyarakat
keterbukaan informasi ini; (4).Seharusnya mengontrol melalui apa yang dirasakannya
kerjasama ini menimbulkan kaitan integrasi atas kinerja dari sektor swasta yang menangani
sejati meski berbeda budaya. Saling percaya urusan publik. Pihak swasta dengan demikian
adalah hal utama. Adanya kerjasama antara tidak semena-mena melaksanakan dan
pemerintah kota Bandung sebagai suatu menggunakan apa yang dikehendakinya
organisasi publik dan swasta sebagai suatu tetapi sesuai dengan aturan terutama
organisasi swasta tentu memiliki budaya kehendak dari masyarakat.
organisasi yang sangat berbeda. Visi dan misi Adapun bentuk kerjasama pemerintah
masing-masing pihak berbeda. Perbedaan Kota Bandung dengan pihak swasta dapat
mendasar bagi pemerintah kota Bandung visi dilakukan dengan berbagai bentuk skema
misinya sebagai organisasi publik adalah kerjasama, seperti bentuk : (a) Kontrak Servis :
melayani masyarakat dengan sebaik-baiknya. kontrak antara pemerintah dan pihak swasta
Bagi pemerintah saat ini efisiensi bukan hal untuk melaksanakan tugas tertentu, misalnya
yang utama, akan tetapi efektifitas yang lebih jasa perbaikan, pemeliharaan atau jasa lainnya,
diutamakan, mengutamakan prosedur umumnya dalam jangka pendek 1-3 tahun
dibandingkan hasil atau result. Berbeda dengan pemberian kompensasi/fee. Beberapa
dengan swasta yang mempunya visi misi contoh kontrak servis yang bisa dilakukan
berbeda dilandaskan profit motif sebagai pemerintah Kota Bandung: kontrak
organisasi bisnis. Efisiensi menjadi hal pembersihan jalan, pengumpulan dan
terpenting bagi swasta, mengutamakan hasil pembuangan sampah, pemeliharaan jalan,
atau result dibandingkan prosedur. Pencapaian pengerukan kali, jasa mobil Derek; (b)
keuntungan sebesar-besarnya adalah tujuan Kontrak Sewa (Lease); kontrak dimana pihak
akhir mereka. Bagaimana mengintegrasikan swasta membayar uang sewa (fixed fee) untuk
dua budaya organisasi yang berbeda ini penggunaan sementara suatu fasilitas umum
sehingga didapatkan keseimbangan budaya dan mengelola, mengoperasikan serta
147
TRANSPARANSI Volume VIII, Nomor 02, September 2016
Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi
ISSN 2085-1162

memelihara dengan menerima pembayaran kondisi harus dipenuhi. Hal tersebut bertujuan
dari para pengguna fasilitas. Penyewa/pihak agar pemerintah mendapat harga terbaik,
swasta menanggung resiko komersial. Masa rakyat juga memperoleh hasil sepadan, yakni
kontrak umumnya 5-15 tahun. Beberapa kesejahteraan. Jadi, spirit Public-Privat
contoh Kontrak Sewa (lease) yang bisa Partnership adalah untuk memperkuat dan
dilakukan pemerintah Kota Bandung menyejahterakan pemerintah atau
diantaranya taman hiburan, terminal/bandara meningkatakan pelayanan publik yang selama
udara, armada bis atau transportasi lainnya; ini dinilai tidak efisien. Pada akhirnya, nanti
dan (c) Kontrak Build-Operate-Transfer/BOT bila pemerintah Kota Bandung akan
atau Bangun Kelola dan Alih Milik adalah melaksanakan kerjasama Public Private
kontrak antara instansi pemerintah dan badan Partnerships (PPPs) ini , maka perlu
usaha/swasta (special purpose company) , memperhatikan semua hal yang telah
dimana badan usaha bertangggung jawab atas dijelaskan di atas.
desain akhir, pembiayaan, kontruksi, operasi
dan pemeliharaan (O&M) sebuah proyek DAFTAR PUSTAKA
investasi bidang infrastruktur selama beberapa Dwiyanto Agus (ed). 2008. Mewujudkan Good
tahun, biasanya dengan transfer asset pada Governance Melalui Pelayanan Publik.
akhir masa kontrak. Umumnya, masa kontrak Yogyakarta : Gajah Mada University
berlaku antara 10 sampai 30 tahun.Yang bisa Press.
dilakukan pemerintah Kota Bandung misalnya Ikhsan. M dan Makhdun Priyatno. 2001.
untuk Rumah sakit berkaliber internasional,
Privatisasi Perusahaan Publik.
pengadaan bus listrik dan pembangunan Jakarta : STIA LAN.
apartemen rakyat.
Hal-hal penting lain yang perlu Mahmudi. 2005. Manajemen Kinerja Sektor
diperhatikan oleh pemerintah Kota Bandung Publik. Yogyakarta : UPP AMP
bila akan melakukan Public Private YKPN.
Partnerships. Pemerintah Kota Bandung Savas E.S. 1987. Privatization, The Key to
sebaiknya melakukan kajian yang cermat Better Government. New Jersey :
dan matang terlebih dahulu kegiatan atau Chatam House Publisher.Inc
proyek mana yang dapat dan layak
dilakukan melalui mekanisme Public Savas.E.S. 2000. Privatization and Public-
Private Partnerships . Pemerintah harus Private Partnerships. New York :
menetapkan aturan-aturan yang tidak CQ Press.
memberikan keuntungan yang terlalu Savas,E.S. 2005. Privatization in the
besar kepada swasta juga dengan tidak City,Successful, Failures dan Lessons.
merugikan masyarakat. Harus dicermat i Washington DC : CQ Press.
dengan teliti pasal-pasal dalam peraturan
kerjasama bila hanya akan Sembel Roy. H.M. 1998. Privatisasi
menguntungkan pihak swasta dan BUMN di Indonesia. Jakarta :
merugikan masyarakat. Bagaimana Penerbit Penebar Swadaya.
perjanjian besar modal yang akan Cunha Rui and Sanford v Berg. 2010. Public-
diberikan? Bagaimana proyeksi keuangan Privat, Partnership Contracts : A Tale
yang akan digunakan untuk menghitung of Two Cities wit Different Contractual
Bagian Pendapatan Pihak mitra/swasta . Arrangements. Working Paper.
Greve, Carsten. 2003. Public Private
SIMPULAN
Partnership in Scandinavia.
Sejatinya, Public-Privat Partnership
International Public Management
tidak selalu berkonotasi buruk. Agar Public-
Review Volume 4-issue 2-2003.
Privat Partnership berhasil, banyak syarat dan

148
Mary Ismowati ,Kajian Urgensi Public Private Partnerships Di Kota Bandung ….

Hood Christhoper. 1995. The New Public Supplyand the Resulting Competitive
Management in the 1980’s Variations Effect, Munich Reaserch Report.
on A Theme. London : Accounting Zakharova Str. 2007. Public Private
Organization and Society, Vol. 20 No.
Partnership. Belarus,
2/3. http://research.by/.
Jhonston Van R. and Paul Seidenstat. 2007. Zeithaml, Valeria A., A.Parasuraman, and
Contracting Out Government Services L.L.Berry. (1985). A Conceptual
: Privat zat at the Milenium. Derver : model of service quality and its
International JournaL of Public implications for future research”,
Administration 1 Feb 2007.
Journal of marketing, P.44.
Kumar Sasi. 2004. Public Private Partnership
in Urban Infrastructure, Kerala Calling Dokumen
Feb. Mary Ismowati. 2012. Pengaruh Perencanaan
Thompson, John L. 2001. Strategic Strategis Public Private Partnership
Management, 3rd ed. London : PAM Jaya Jakarta Terhadap
Thompson Learning . Peningkatan Kepuasan
Pelanggan.Disertasi.Bandung:UNPAD
Victorija Bojovic. 2006. Public Private
Partnership as a Last Resort for Pikiran Rakyat, 23 Januari 2016,”Kerjasama
Traditional Public Procurement, Pemerintah Kota Bandung dengan
Panoeconomicus 3, (p.299-311). Swasta”.
Wackerbauer. 2005. The Regulation and
Privatization of the Public Water

149

Anda mungkin juga menyukai