PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang menganut dasar kesejahteraan sosial sesuai
dengan yang tertera dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang
mengamanatkan bahwa tujuan didirikan Negara Republik Indonesia antara lain adalah
untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Amanat
tersebut mengandung makna bahwa Negara Indonesia berkewajiban untuk
menyejahterakan kehidupan setiap warga negara/masyarakat melalui suatu system
pemerintahan yang mendukung terciptanya pelayanan publik yang berkualitas dalam
rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat guna mencapai sebuah kesejahteraan.
Ada banyak faktor yang mengakibatkan pelayanan publik di Indonesia tidak
dapat memenuhi keinginan masyarakat, diantaranya adalah kurangnya infrastruktur
pelayanan barang dan jasa publik. Dalam pelayanan barang publik
misalnya, pembangunan infrastruktur rumah sakit.
Kemitraan yang dilakukan didasarkan karena pemerintah mempunyai berbagai
keterbatasan dalam memecahkan permasalahan yang semakin beragam. Keterbatasan
tersebut berupa anggaran, sumberdaya, teknologi dan lain sebagainya. Dengan
demikian, pemerintah melakukan kerjasama dengan sektor lain terutama sektor swasta
Kemitraan dalam aspek perspektif New Public Management (NPM) yang
dikemukakan oleh (Christensen, J. and Leargreid, 2001) menuntut birokrasi publik
menggunakan cara mengarahkan (steering) daripada mengayuh (rowing). Gagasan
NPM menekankan perlu keterlibatan unsur dari stakeholder (pemerintah, swasta,
masyarakat) secara holistik dalam mengelola urusan publik khususnya masalah
sampah demi terwujudnya kota yang bersih, dan sehat. Kata kunci governance adalah
consensus building dan akomodasi kepentingan sebagai basis membangun sinergitas,
mendorong penguatan lembaga swasta dan komunitas masyarakat (civil society) untuk
terlibat dalam proses pembangunan. Hubungan antara kekuasaan pemerintah, swasta
dan masyarakat menjadi otonom dan horizontal. Implikasinya terjadi negoisasi
kepentingan menjadi sentral dari setiap perumusan, pengambilan dan implementasi
kebijakan publik.
Pemerintah harus lebih respon dan inovatif dalam menjawab kebutuhan dan
keinginan masyarakat. Persepsi selama ini cenderung menganggap masyarakat yang
konsumtif. Tetapi masyarakat harus dilihat sebagai pihak yang memiliki peran
sekaligus mitra pemerintah dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan
publik. Untuk itu, keterlibatan swasta, masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan
publik khususnya pengelolaan kebersihan terutama sampah menjadi sebuah keharusan.
Hal sejalan dengan pandangan (Keban, 2008), para administrator harus melihat warga
negara bukan sebagai pelanggan sehingga dapat saling membagi otoritas dan
melonggarkan kendali serta percaya terhadap pentingnya kolaborasi kemitraan. Para
administrator harus membangun Trust dan bersikap responsive terhadap kepentingan
dan kebutuhan masyarakat dan bukan semata mencari efisiensi yang lebih tinggi,
tetapi keterlibatan warga masyarakat dilihat sebagai investasi.
Hakikat dari dilaksanakannya kemitraan adalah bahwa kemitraan dapat
menyebabkan program menjadi lebih efektif (Brinkerhoff & Brinkerhoff, 2011). Hal
senada disampaikan oleh (McQuaid, 2000) bahwa kemitraan mempunyai potensi
manfaat yang besar seperti efektif dan efisien dalam meningkatkan program maupun
layanan publik, adanya pengalihan sumberdaya pada masing-masing mitra, serta
menyebabkan legitimasi yang besar terutama pelibatan aktor lain dalam kemitraan.
Setidaknya menurut The Shorter Oxford Dictionary (Davis & Meltzer, 2007) terdapat
karakteristik kemitraan yang dipandang efektif meliputi adanya kerjasama yang erat
diantara mitra dengan partisipasi dan keterlibatan diantara mitra, adanya pembagian
peran/kewenangan, mempunyai kemampuan, terdapat tujuan, adanya negosiasi,
adanya kepercayaan dan saling menghormati, keterbukaan dan kejujuran serta
kemunikasi yang baik diantara mitra. Walaupun demikian, menurut beberapa
penelitian, ada kalanya kemitraan yang dilakukan antara pemerintah dan swasta
mengalami ketidakefektifan dan tujuan yang tidak tercapai.
Penelitian yang dilakukan oleh (Klijn & Teisman, 2003) menunjukkan adanya
kelemahan dalam pelaksanaan kemitraan di Belanda. Kelemahan tersebut diantaranya
kesulitan dalam pengorganisasian dan pembuatan keputusan bersama dan praktek
kemitraan itu sendiri. (S. Osborne, 2000) pun mengungkapkan bahwa kemitraan tidak
akan efektif jika kondisi yang menunjukkan ketiadakjelasan tujuan bersama,
ketidaksetaraan posisi dalam kemitraan, serta masalah pengorganisasian kemitraan.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa terdapat kemitraan yang tidak berhasil untuk
dilakukan. (Rasdi & Kurniawan, 2019) menyatakan bahwa kemitraan terutama yang
dilakukan di Indonesia tidak berjalan dengan baik dikarenakan ketiadaan prinsif
transparansi dan akuntabilitas. Penyebab kegagalan tersebut berupa aturan yang tidak
dilaksanakan sesuai dengan semestinya, serta kompetensi dan kapabilitas lembaga
yang tidak mencukupi, budaya yang tidak mendukung, serta praktek KKN yang
semakin meluas. Selain itu, kemitraan pemerintah dan swasta juga dapat memberikan
dampak negatif berupa potensi kerugian sebagaimana disampaikan oleh (McQuaid,
2000) yaitu ketiadaan tujuan yang jelas, potensi pengeluaran biaya sumberdaya yang
besar disebabkan oleh pembahasan dalam pembuatan perjanjian dan keputusan,
kekuatan atau kewenangan yang tidak setara diantara mitra (unequal power), upaya
merebut kekuatan dalam melakukan kemitraan (Cliques usurping power), dampak dari
pelayanan publik yang mempengaruhi kemitraan (Impacts on other services),
kesulitan organisasi dalam melakukan koordinasi diantara mitra, serta mempunyai
nilai yang berbeda diantara mitra yang saling bekerjasama.
Untuk melihat kemitraan ini maka dilakukan penelitian kemitraan pemerintah
dan swasta dalam meningkatkan Service Quality pada Rumah Sakit. Oleh karena ini,
makalah ini berusaha untuk menjawab keluhan masyarakat tentang pengelolaan rumah
sakit oleh pemerintah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan diatas maka rumusan
masalah dari penelitian ini adalah :
“Bagaimanakah Model Mitra government dan private Partnership Dalam
Meningkatkan Service Quality Pada Rumah Sakit ”
C. Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk menentukan model ideal Mitra government dan
private Partnership Dalam Meningkatkan Service Quality Pada Rumah Sakit.
BAB II
PEMBAHASAN
State
Private Society
4 1 5
PEMERINTAH
2 3
ORMAS PROFESIONAL
A. Kesimpulan
Kemitraan yang dilakukan didasarkan karena pemerintah mempunyai berbagai
keterbatasan dalam memecahkan permasalahan yang semakin beragam. Keterbatasan
tersebut berupa anggaran, sumberdaya, teknologi dan lain sebagainya. Dengan
demikian, pemerintah melakukan kerjasama dengan sektor lain terutama sektor
swasta. Hasil kajian menunjukkan bahwa model kemitraan yang menguntungkan bagi
pemerintah dan swasta adalah model kemitraan dengan KSO dan merubah bentuk
layanan dari rumah sakit umum daerah menjadi BLU.
B. Saran
1. Dalam membangun kemiteraan pemerintah swasta perlu memilih model yang idela
untuk dijalankan
2. Perlu kajian lebih lanjut terkait penerapan model model lainnya
DAFTAR PUSTAKA
Andrews, R., & Entwistle, T. (2010). Does Cross-Sectoral Partnership Deliver? An
Empirical Exploration of Public Service Effectiveness, Efficiency, and Equity.
Journal of Public Administration Research and Theory, 20(3), 679–701.
https://doi.org/10.1093/jopart/mup045
Brinkerhoff, D. W., & Brinkerhoff, J. M. (2011). Public–private partnerships: Perspectives
on purposes, publicness, and good governance. Public Administration and
Development, 31(1), 2–14. https://doi.org/https://doi.org/10.1002/pad.584
Caiden, G. E. (1982). Public Administration. Palisades Publishers.
Christensen, J. and Leargreid, P. (2001). New Public Management: The Transformation of
Ideas and Practice. Ashgate.
Davis, H., & Meltzer, L. (2007). Working with Parents in Partnership. 1–28.
http://dera.ioe.ac.uk/1928/1/working with parents in partnership.pdf
Denhardt, JV & Denhardt, R. (2007). The New Public Service: Serving, Not Steering
(Expanded Edition). M.E. Sharpe.
Jamal, El Ahmas dan Getz, W. (1995). A Introduction of Theory and Practice of Public
Analysis. Edward Elgar.
Kapucu, N. (2010). Collaborative Public Management and Collaborative Governance:
Conceptual Similarities and Differences. European Journal of Economic and
Political Studies, 2, 39–60.
Keban, Y. T. (2008). Enam Dimensi Strategis Administrasi Publik. Gava Media.
Klijn, E. H., & Teisman, G. (2003). Institutional and Strategic Barriers to Public-Private
Partnership: An Analysis of Dutch Cases. Public Money & Management, 23, 137–
146. https://doi.org/10.1111/1467-9302.00361
Lembaga Administrasi, Keuangan, B. P., & Pembangunan, R. I. (2000). Akuntabilitas dan
Good Governance. Modul Sosialisasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (AKIP), Jakarta.
Levinger, B., & Mulroy, J. (2004). A Partnership Model for Public Health Five Variables
for Productive Collaboration (Issue July).
Mahmud, K. (2001). Shanghai Cooperation Organization: Beginning of A New
Partnership. Regional Studies, XX(1), 3–18.
McQuaid, R. (2000). The theory of partnership: Why have partnerships? Public-Private
Partnerships: Theory and Practice in International Perspective, 9–35.
Notoatmodjo. (2003). Promosi kesehatan dan ilmu perilaku. CV.Rineka Cipta.
Osborne, D. and G. T. (1992). Reinventing Government: How The Enterpreneurial Spirit
is Transforming The Public Service.
Osborne, S. (2000). Public-Private Partnerships: Theory and Practice in International
Perspective. London: Routledge.
Pierre, J & Peters, B. (2000). Governance, Politics and The State. St. Martin’s Press.
Provan, K. G., & Milward, H. B. (2001). Do Networks Really Work? A Framework for
Evaluating Public-Sector Organizational Networks. Public Administration Review,
61(4), 414–423. http://www.jstor.org/stable/977503
Rasdi, D., & Kurniawan, T. (2019). EFEKTIVITAS KEMITRAAN PEMERINTAH DAN
SWASTA DALAM UPAYA PENANGGULANGAN KEMISKINAN: SEBUAH
TINJAUAN LITERATUR. Sosio Informa, 5, 97–112.
https://doi.org/10.33007/inf.v5i2.1728
Savas, E. S. (2000). Privatization and the New Public Management. Fordham Urban Law
Review, 28.
Thoha, M. (2008). Ilmu Administrasi Publik Kontemporer. Kencana Prenada Media
Group.
Tjokroamidjojo, B. dan A. M. (1995). Kebijaksanaan dan Administrasi Pembangunan.
LP3ES.