Anda di halaman 1dari 14

Ringkasan usulan maksimal 500 kata yang memuat permasalahan, solusi dan target luaran

yang akan dicapai sesuai dengan masing-masing skema pengabdian kepada masyarakat.
Ringkasan juga memuat uraian secara cermat dan singkat rencana kegiatan yang
diusulkan.
RINGKASAN
Hipertensi adalah penyebab utama kematian dan morbiditas penyakit kardiovaskular di
seluruh dunia, dan penurunan tekanan darah tinggi mengurangi risiko komplikasi penyakit
kardiovaskular. Seorang pasien dikatakan menderita hipertensi atau tekanan darah tinggi jika
pada saat pemeriksaan tekanan darah menunjukkan tekanan darah sistolik lebih dari atau
sama dengan 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari atau sama dengan 90 mmHg.
Masih tingginya kasus penyakit hipertensi di Kota Kendari khususnya di wilayah kerja
Puskesmas Poasia, memerlukan suatu penanganan serius dengan cara meningkatkan peran
Puskesmas melalui Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM)
khususnya meningkatkan peran kader Posbindu PTM dalam rangka pencegahan dan
pengendalian penyakit hipertensi. Posbindu PTM  merupakan  wujud peran serta masyarakat
dalam kegiatan deteksi dini, pemantauan dan  tindak lanjut dini faktor risiko Penyakit Tidak
Menular secara mandiri, rutin, terpadu, dan berkesinambungan. Hasil wawancara dengan
mitra /Kepala Puskesmas, menunjukkan bahwa di wilayah kerja Puskesmas Poasia, semua
Desa/Kelurahan sudah memiliki Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu
PTM) akan tetapi dari 22 kader baru 7 kader yang pernah mengikuti pelatihan, kemampuan
dan ketrampilan dalam pelaksanakan Konseling Faktor Risiko PTM masih relative rendah,
kader belum berani untuk secara mandiri memberikan edukasi kepada masyarakat, angka
kunjungan masyarakat yang masih rendah < 20%, pencatatan dan pelaporan kasus PTM yang
masih belum berjalan. Fakta ini kemudian relevan dengan angka kejadian penyakit hipertensi
yang masih tinggi di wilayah kerja Puskesmas Poasia Kota Kendari. Berdasarkan prioritas
masalah, ada tiga permasalahan yang dihadapi oleh mitra yakni (1) kemampuan dan
ketrampilan dalam pelaksanakan Konseling Faktor Risiko PTM masih relative rendah, (2)
angka kunjungan masyarakat yang masih rendah. Bertolak pada fenomena tersebut maka tim
Pengabdian, memberikan solusi berupa (1) Meningkatkan kapasitas kader Posbindu PTM
dalam mencegah dan mengendalikan penyakit hipertensi melalui bimbingan teknik online
dan pendampingan pelayanan offline, (2) Melaksanakan sosialisasi tentang faedah pelayanan
Posbindu PTM ke masyarakat. Hasil pengabdian ini akan dipublikasi pada jurnal Pengabdian
Kepada Masyarakat : Journal of Community Engagement in Health, dengan ISSN online :
2620-3766, URL: https://jceh.org/index.php/JCEH

Kata kuncimaksimal 5 kata

Posbindu; Penyakit Tidak Menular; Kader; Pelatihan; Sosialisasi


Bagianpendahuluanmaksimum 2000 kata yang berisi uraian analisis situasi dan
permasalahan mitra. Deskripsi lengkap bagian pendahuluan memuat hal-hal berikut.
1. ANALISIS SITUASI
Pada bagian ini diuraikan analisis situasi fokus kepada kondisi terkini mitra yang
mencakup hal-hal berikut.
a. Untuk Mitra yang bergerak di bidang ekonomi produktif
• Tampilkan profil mitra yang dilengkapi dengan data dan gambar/foto situasi mitra.
• Uraikan segi produksi dan manajemen usaha mitra.
• Ungkapkan selengkap mungkin persoalan yang dihadapi mitra.
b. Untuk Mitra yang mengarah ke ekonomi produktif
• Tampilkan profil mitra yang dilengkapi dengan data dan gambar/foto situasi mitra.
• Jelaskan potensi dan peluang usaha mitra.
• Uraiankan dan kelompokkan dari segi produksi dan manajemen usaha.
• Ungkapkan seluruh persoalan kondisi sumber daya yang dihadapi mitra
c. Untuk Mitra yang tidak produktif secara ekonomi / sosial
• Uraiakan lokasi mitra dan kasus yang terjadi/pernah terjadi dan didukung dengan
data dan gambar/foto.
• Ungkapkan seluruh persoalan yang dihadapi saat ini misalnya terkait dengan
layanan
kesehatan, pendidikan, keamanan, konflik sosial, kepemilikan lahan, kebutuhan air
bersih, premanisme, buta aksara dan lain-lain.
2.PERMASALAHAN MITRA
Mengacu kepada butir Analisis Situasi, uraikan permasalahan prioritas mitra yang
mencakup hal-hal berikut ini.
a. Untuk Mitra yang bergerak di bidang ekonomi produktif: penentuan permasalahan
prioritas mitra baik produksi maupun manajemen yang telah disepakati bersama mitra.
b. Untuk Mitra yang mengarah ke ekonomi produktif: penentuan permasalahan prioritas
mitra baik produksi maupun manajemen untuk berwirausaha yang disepakati bersama.
c. Untuk Mitra yang tidak produktif secara ekonomi / sosial: nyatakan persoalan prioritas
mitra dalam layanan kesehatan, pendidikan, keamanan, konflik sosial, kepemilikan
lahan, kebutuhan air bersih, premanisme, buta aksara dan lain-lain.
d. Tuliskan secara jelas justifikasi pengusul bersama mitra dalam menentukan persoalan
prioritas yang disepakati untuk diselesaikan selama pelaksanaan program PKM.
PENDAHULUAN
Analisis Situasi
Hipertensi adalah penyebab utama kematian dan morbiditas penyakit kardiovaskular
di seluruh dunia, (1),(2) dan penurunan tekanan darah tinggi mengurangi risiko komplikasi
penyakit kardiovaskular (3). Seorang pasien dikatakan menderita hipertensi atau tekanan
darah tinggi jika pada saat pemeriksaan tekanan darah menunjukkan tekanan darah sistolik
lebih dari atau sama dengan 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari atau sama
dengan 90 mmHg (4),(5).
Secara global, diperkirakan 26% populasi dunia (972 juta orang) menderita hipertensi.
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar, bahwa prevalensi kasus hipertensi sebanyak
berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah penduduk usia ≥ 18 tahun sebesar 25,8 per
100.000 penduduk meningkat menjadi 34,1 per 100.000 penduduk (6). Jumlah estimasi
penderita hipertensi berusia ≥15 tahun pada tahun 2018 di Provinsi Sulawesi Tenggara
sebesar 372.159 kasus (7) sedangkan untuk Kota Kendari pada tahun 2019 jumlah kasus
hipertensi diperkirakan sebanyak 63.193 kasus dengan kasus tertinggi di wilayah kerja
Puskesmas Poasia yakni 8.181 kasus (8).
Masih tingginya kasus penyakit hipertensi di Kota Kendari khususnya di wilayah
kerja Puskesmas Poasia, memerlukan suatu penanganan serius dengan cara meningkatkan
peran Puskesmas melalui Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM)
khususnya meningkatkan peran kader Posbindu PTM dalam rangka pencegahan dan
pengendalian penyakit hipertensi. Posbindu PTM  merupakan  wujud peran serta masyarakat
dalam kegiatan deteksi dini, pemantauan dan  tindak lanjut dini faktor risiko Penyakit Tidak
Menular secara mandiri (9), rutin, terpadu, dan berkesinambungan (10).
Pengendalian PTM lebih dititik beratkan pada promotif dan preventif untuk mencegah
faktor risiko, sehingga tidak akan berdampak pada sosial ekonomi. Salah satu strategi
pengendalian PTM khususnya penyakit hipertensi dilakukan dengan melibatkan peran serta
masyarakat. Sedangkan bentuk pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan melalui
kegiatan posbindu PTM. Pada pelaksanaannya, peran utama kegiatan posbindu PTM
dilakukan oleh kader posbindu (11).
Peran kader posbindu adalah sebagai pelaksana pengendalian faktor risiko PTM bagi
masyarakat di sekitarnya melalui Posbindu PTM. Adapun fungsi kader dalam Posbindu
adalah Koordinator penyelenggaraan Posbindu PTM, Penggerak masyarakat untuk mengikuti
Posbindu PTM, Pemantau pengukuran faktor risiko PTM, Konselor peserta Posbindu PTM,
Pencatat hasil kegiatan Posbindu PTM (11).
Hasil penelitian sebelumnya menyatakan bahwa pemberdayaan kader dalam kegiatan
program kesehatan akan memberikan keuntungan antara lain adalah kemudahan koordinasi
dan penekanan biaya program kesehatan di Inggris (12). Kader posbindu merupakan relawan
yang dipandang memiliki kemampuan lebih dibanding masyarakat lainnya.
Hasil wawancara dengan mitra /Kepala Puskesmas, menunjukkan bahwa di wilayah
kerja Puskesmas Poasia, semua Desa/Kelurahan sudah memiliki Pos Pembinaan Terpadu
Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM) akan tetapi dari 22 kader baru 7 kader yang pernah
mengikuti pelatihan, kemampuan dan ketrampilan dalam pelaksanakan Konseling Faktor
Risiko PTM masih relative rendah, kader belum berani untuk secara mandiri memberikan
edukasi kepada masyarakat, angka kunjungan masyarakat yang masih rendah < 20%,
pencatatan dan pelaporan kasus PTM yang masih belum berjalan. Fakta ini kemudian relevan
dengan angka kejadian penyakit hipertensi yang masih tinggi di wilayah kerja Puskesmas
Poasia Kota Kendari.
Dari hasil pengamatan di lapangan ditemukan bahwa masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas Poasia masih cenderung melakukan kebiasaan berisiko terhadap munculnya
penyakit hipertensi seperti kebiasaan merokok yang masih tinggi, kebiasaan kurang gerak,
kebiasaan makan makanan jajanan gorengan dan kebiasaan negatif lainnya. Kondisi ini
relevan dengan hasil penelitian La Ode Alifariki (2015) yang menyatakan bahwa faktor risiko
kejadian penyakit hipertensi antara lain stres, pola makan rendah serat, makanan tinggi garam
atau natrium, aktivitas fisik rendah, dan kebiasaan merokok (13).
Melalui peran kader dalam Posbindu PTM sangat diharapkan agar masalah kesehatan
yang dialami oleh masyarakat terutama penyakit hipertensi di wilayah kerja Puskesmas
Poasia dapat ditekan. Kegiatannya meliputi deteksi dini faktor risiko penyakit tidak menular
melalui wawancara, pemeriksaan fisik berupa pemeriksaan tekanan darah, indek massa
tubuh, pemeriksaan kadar gula darah, pemberian edukasi dan rujukan. Jenis kegiatan dalam
Posbindu PTM ini sangat sinkron dengan program Kementerian Kesehatan melalui program
CERDIK (Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin beraktivitas fisik, Diet
seimbang, Istirahat cukup dan Kelola stres) (14) dan PATUH (Periksa kesehatan secara
rutin dan ikuti anjuran dokter, Atasi penyakit dengan pengobatan yang tepat dan teratur,
Tetap diet sehat dengan gizi seimbang, Upayakan beraktivitas fisik dengan aman dan
Hindari rokok, alkohol serta zat karsinogenik lainnya) (15).
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat akan dilaksanakan oleh tim pengabdian
dosen Universitas Halu Oleo dan melibatkan mahasiswa sebagai salah satu komitmen
mewujudkan “Merdeka Belajar”. Melalui kegiatan ini mahasiswa diberi kesempatan bersama
tim pengabdian mensolusi kasus riil di masyarakat.
Permasalahan Mitra
Berdasarkan analisis situasi tersebut di atas, maka terbentuk kesepakatan antara tim
pengabdian dengan mitra yang menjadi masalah prioritas yakni sebagai berikut:
a. Kemampuan dan ketrampilan kader dalam melaksanakan upaya pelayanan di Posbindu
PTM relative rendah
Saat pelaksanaan survey awal diperoleh data bahwa kader masih banyak kader yang
memperoleh pelatihan pelayanan Posbindu PTM, hal ini berimplikasi pada kemampuan
dan keterampilan kader dalam memberikan pelayanan masih relative rendah. Kita tahu
bahwa strategi penguatan program posbindu adalah adanya dukungan kader posbindu
oleh petugas puskesmas dan Dinas Kesehatan untuk mengembangkan program yang
bersifat preventif dan promotif; deteksi dini atau pemeriksaan penyakit untuk mampu
menarik minat masyarakat agar tetap konsisten hadir dalam program posbindu.
Sejalan dengan hasil penelitian Grace Sicilia dkk (2018) yang menyatakan bahwa
Posbindu PTM berjalan secara rutin namun belum sesuai dengan juknis Posbindu PTM,
di mana pemahaman dari pelaksana kegiatan belum sesuai konsep yang tertera di dalam
juknis. Masih terdapat kader yang belum mendapatkan pelatihan tentang Posbindu PTM.
Kader yang telah mendapatkan pelatihan belum sepenuhnya mampu mengaplikasikan
dalam bentuk pelaksanaan sistem 5 meja dan masih perlu diadakan pelatihan lanjutan
secara berkesinambungan.
Pencatatan dan pelaporan hasil pelayanan di Posbindu PTM sangat diharapkan berjalan
sehingga ada rencana tindak lanjut yang dilakukan oleh pihak Puskesmas maupun dinas
kesehatan, sehingga semakin berkualitas system pelaporan maka sangat diharapkan
adanya feedback yang optimal dari pihak puskesmas. Akan tetapi dari hasil survey awal
diperoleh fakta bahwa pencatatan dan pelaporan tersebut belum berjalan secara maksimal
disebabkan oleh karena kemampuan kader dan fasilitas Posbindu yang sering kosong.
Sejalan dengan hasil penelitian Grace Sicilia dkk (2018) yang menyatakan bahwa dalam
pencatatan hasil pelaksanaan belum memiliki KMS FR-PTM yang sangat bermanfaat
untuk memantau kondisi kesehatan individu dan media KIE {Komunikasi, informasi dan
edukasi) yang memadai, seperti: serial buku pintar kader, lembar balik, leaflet, brosur
dan model makanan. Setelah pelaksanaan Posbindu tidak dilakukan evaluasi secara
langsung, baik oleh kader maupun petugas kesehatan. Tidak ada evaluasi secara khusus
untuk pelaksanaan Posbindu PTM
b. Angka kunjungan masyarakat yang masih rendah
Selain fungsi kader sebagai konselor yakni memberikan edukasi terhadap faktor risiko,
yang menjadi penyebab dari penyakit hipertensi, seorang kader dituntut pula mampu
untuk menarik minat masyarakat untuk berkunjung dan tetap konsisten untuk hadir pada
setiap pelaksanaan Posbindu PTM. Berdasarkan data yang ada bahwa jumlah kunjungan
masyarakat ke Posbindu masih sangat rendah < 20%. Hal ini sangat berimplikasi pada
masih tingginya angka penyakit hipertensi yang belum mendapatkan penanganan medis
paripurna.
Hal ini disebabkan kurangnya sosialisasi tujuan, sasaran dan kegiatan posbindu PTM di
masyarakat yang berdampak pada rendahnya pengetahuan akan hal tersebut. Selain
kurangnya sosialisasi kader, penyebab lainnya adalah tingginya keinginan daripada
masyarakat untuk mendapatkan pengobatan setelah mengetahui penyakit yang mereka
derita akan tetapi di posbindu PTM tidak mereka peroleh.
Hasil penelitian Rika Risalam Mahdur dan Wahyu Sulistiadi (2020) menyatakan bahwa
seluruh posbindu PTM belum mencapai target cakupan. Meskipun target cakupan bukan
menjadi satu satunya yang bisa dievaluasi di output tetapi cakupan menjadi indikator
apakah program tersebut sudah tercapai atau belum (16). Hal ini juga dipertegas oleh
Dhany dkk tahun 2019 bahwa Evaluasi pasca pelaksanaan kegiatan posbindu PTM
belum dilakukan secara khusus poin per poin (17).

Solusipermasalahanmaksimumterdiriatas 1500 kata yang berisi uraian semua solusi yang


ditawarkan untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Deskripsi lengkap bagian
solusi permasalahan memuat hal-hal berikut.
a. Tuliskan semua solusi yang ditawarkan untuk menyelesaikan permasalahan yang
dihadapi mitra secara sistematis sesuai dengan prioritas permasalahan. Solusi harus
terkait betul dengan permasalahan prioritas mitra.
b. Tuliskan jenis luaran yang akan dihasilkan dari masing-masing solusi tersebut baik
dalam segi produksi maupun manajemen usaha (untuk mitra ekonomi
produktif/mengarah ke ekonomi produktif) atau sesuai dengan solusi spesifik atas
permasalahan yang dihadapi mitra dari kelompok masyarakat yang tidak produktif
secara ekonomi / sosial.
c. Setiap solusi mempunyai luaran tersendiri dan sedapat mungkin terukur atau dapat
dikuantitatifkan.
d. Uraikan hasil riset tim pengusul yang berkaitan dengan kegiatan yang akan
dilaksanakan

SOLUSI PERMASALAHAN
Solusi yang ditawarkan terkait untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh mitra
adalah sebagai berikut :
a. Meningkatkan kapasitas kader Posbindu PTM dalam mencegah dan mengendalikan
penyakit hipertensi melalui bimbingan teknik online dan pendampingan pelayanan
offline
Kader-kader Posbindu PTM akan diberikan pelatihan sebelum menjalankan peran serta
dan tugasnya. Pelatihan kader dilaksanakan oleh tim pengabdian Universitas Halu Oleo,
bekerja sama dengan Puskesmas Poasia dan Dinas Kesehatan Kota Kendari. Tujuan
pelatihan ini adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader dalam mengelola
Posbindu PTM. Kader akan diberikan buku panduan Posbindu PTM, formulir-formulir
pelaporan (kartu menuju sehat [KMS] faktor risiko PTM [FR-PTM] dan buku pencatatan
hasil kegiatan Posbindu PTM), dan lembar balik sebagai media penyuluhan PTM. Para
Kader juga diberikan tentang cara memberikan konseling yaitu memberikan edukasi
tentang penyakit yang ditemukan, memberikan edukasi tentang faktor risiko yg
ditemukan, memberikan konseling cara-cara pencegahan agar penyakit yang sudah ada
agar tidak bertambah buruk, memberikan konseling agar faktor risiko yang ada tidak
menimbulkan penyakit, merujuk ke Puskesmas, menyarankan pemeriksaan lanjutan
lainnya, menjadwalkan kunjungan ulang/Kontrol Jika saat posbindu bisa dengan online,
materi materi penyuluhan bisa diakses melalui web surveilans PTM. Diharapkan setelah
kegiatan ini para kader dapat memberikan kontribusi yang baik dan bekerjasama dengan
Puskesmas Poasia
Melalui pendampingan saat pelayanan, kader akan diperkenalkan kembali tata cata atau
tahapan dalam pelayanan di Posbindu PTM, mulai dari persiapan sampai dengan
monitoring evaluasi pelayanan. Tak kalah penting adalah pendampingan saat
pelaksanaan sehingga para kader paham penggunaan alat standar pelayanan di Posbindu.
Untuk standar minimal Posbindu PTM terdiri dari lima set meja dan kursi, pengukur
tinggi badan, timbangan berat badan, pita pengukur lingkar perut, dan tensimeter serta
buku pintar kader tentang cara pengukuran tinggi badan dan berat badan, pengukuran
lingkar perut, alat ukur analisa lemak tubuh dan pengukuran tekanan darah dengan
ukuran manset dewasa dan anak dan media bantu edukasi. Untuk standar lengkap
diperlukan tambahan alat ukur kadar gula darah dan alat ukur kadar kolesterol total.
Untuk pelaksanaan pencatatan hasil pelaksanaan Posbindu PTM diperlukan kartu menuju
sehat Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular (KMS FR-PTM) dan buku pencatatan.
Untuk mendukung kegiatan edukasi dan konseling diperlukan media KIE (Komunikasi,
Informasi dan Edukasi) yang memadai, seperti serial buku pintar kader, lembar balik,
leaflet, brosur, model makanan (food model) dan lainnya.
Indikator capaian:
1. Semua kader mengikuti pelatihan yang diadakan secara online
2. Semua kader mengikuti pendampingan
3. Kader melaksanakan pelayanan sesuai panduan
4. Pengetahuan kader tentang pelayanan Posbindu PTM meningkat
b. Melaksanakan sosialisasi program Posbindu ke masyarakat
Kurangnya pemahaman masyarakat tentang faedah pelayanan Posbindu PTM, akan
berimplikasi pada rendahnya minat dan kesadaran masyarakat sekitar untuk berkunjung
ke Posbindu PTM. Oleh karena itu dalam rangka meningkatkan peran serta masyarakat
dalam kegiatan Posbindu PTM, maka tim pengabdian akan melaksanakan sosialisasi
bekerja sama dengan pihak Puskesmas, Dinas Kesehatan dan kader. Selain kegiatan
sosialisasi, tim pengabdian beserta dengan pihak puskesmas dan Dinas Kesehatan akan
mengadvokasi pihak kelurahan terutama Lurah dan Ibu untuk turut menjadi pengelola
Posbindu PTM.
Keberhasilan program Posbindu PTM sangat dipengaruhi oleh peran serta masyarakat
dalam pelayanan, oleh karena itu sudah menjadi tugas kader untuk memberikan
informasi pelaksanaan pelayanan di Posbindu PTM pada masyarakat. Prinsip dari
pemberian pelayanan di Posbindu adalah waktu pelaksanaannya harus dibicarakan
dengan tokoh masyarakat, kapan pelayanan akan dilaksanakan sehingga waktu pelayanan
yang dipilih benar benar disetujui oleh masyarakat. Selain pemilihan waktu pelaksanaan
pelayanan Posbindu PTM, hal yang sangat urgen untuk dilaksanakan adalah berusaha
untuk mendengarkan keinginan masyarakat terkait bentuk pelayanan di Posbindu PTM.
Indikator capaian :
1. Meningkatnya angka kunjungan masyarakat ke posbindu PTM rata-rata > 50%
2. Pengetahuan masyarakat tentang faedah pelayanan Posbindu PTM meningkat
Metode pelaksanaan maksimal terdiri atas 2000 kata yang menjelaskan tahapan atau
langkah-langkah dalam melaksanakan solusi yang ditawarkan untuk mengatasi
permasalahan mitra. Deskripsi lengkap bagian metode pelaksanaan untuk mengatasi
permasalahan sesuai tahapan berikut.
1. Untuk Mitra yang bergerak di bidang ekonomi produktif dan mengarah ke ekonomi
produktif, maka metode pelaksanaan kegiatan terkait dengan tahapan pada minimal 2
(dua) bidang permasalahan yang berbeda yang ditangani pada mitra, seperti:
a. Permasalahan dalam bidang produksi.
b. Permasalahan dalam bidang manajemen.
c. Permasalahan dalam bidang pemasaran, dan lain-lain.
2. Untuk Mitra yang tidak produktif secara ekonomi / sosial, nyatakan tahapan atau
langkah-langkah yang ditempuh guna melaksanakan solusi atas permasalahan spesifik
yang dihadapi oleh mitra. Pelaksanaan solusi tersebut dibuat secara sistematis yang
meliputi layanan kesehatan, pendidikan, keamanan, konflik sosial, kepemilikan lahan,
kebutuhan air bersih, premanisme, buta aksara dan lain-lain.
3. Uraikan bagaimana partisipasi mitra dalam pelaksanaan program.
4. Uraikan bagaimana evaluasi pelaksanaan program dan keberlanjutan program di
lapangan setelah kegiatan PKM selesai dilaksanakan.
METODE PELAKSANAAN
1. Tahap persiapan
Melakukan survey pendahuluan di lokasi pengabdian untuk mengidentifikasi
permasalahan yang terjadi terkait pelayanan posbindu PTM. Metode yang dipakai
untuk mengidentifiksi masalah antara lain melakukan wawancara dengan pihak
puskesmas dalam hal ini Kepala Puskesmas Poasia Kota Kendari, wawancara dengan
mitra untuk mengetahui situasi mitra, wawancara dengan masyarakat setempat apa
yang menjadi kebutuhan dan harapan masyarakat dari posbindu PTM.
Proses identifikasi kasus PTM dilakukan dengan cara mengakses informasi online
terkait profil kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara dan Kota Kendari dan Puskesmas
Poasia, dengan hasil diperolehnya data data kesakitan akibat penyakit PTM
Setelah teridentifikasi masalah, kemudian dilanjutkan dengan penyusunan proposal
pengabdian dan meminta kesediaan pihak puskesmas untuk menjadi mitra dalam
pengabdian kepada masyarakat
2. Tahap pelaksanaan
Sosialisasi faedah pelayanan Posbindu PTM ke masyarakat. Kegiatan ini dilakukan di
Wilayah kerja Puskesmas Poasia Kota Kendari. Kegiatan ini direncanakan untuk satu
tahun anggaran. Lama waktu pelaksanaan kegiatan adalah 8 bulan setelah proposal
disetujui. Pelaksanaan kegiatan meliputi sebagai berikut. Sosialisasi dan diskusi
dengan pihak Puskesmas, kader dan masyarakat untuk pelaksanaan pengabdian di 4
Posbindu PTM. Masyarakat akan dilibatkan secara penuh dalam implementasi
pengabdian. Sosialisasi program akan dilaksanakan secara bertahap yaitu di
Puskesmas Poasia selaku pihak yang akan berkaitan erat dengan kegiatan Posbindu
PTM, kemudian sosialisasi kepada masyakarat Poasia melalui perangkat desa.
Selanjutnya perangkat desa dapat menyebarkan informasi ke seluruh masyarakat di
Kecamatan Poasia, harapannya masyarakat dapat berkomitmen dalam melaksanakan
program Posbindu PTM.
Selanjutnya pelatihan kader Posbindu PTM. Kader-kader Posbindu PTM akan
diberikan pelatihan sebelum menjalankan peran serta dan tugasnya. Pelatihan kader
dilaksanakan oleh tim pengabdian Universitas Halu Oleo, bekerja sama dengan
Puskesmas Poasia dan Dinas Kesehatan Kota Kendari. Tujuan pelatihan ini adalah
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader dalam mengelola Posbindu PTM.
Kader akan diberikan buku panduan Posbindu PTM, formulir-formulir pelaporan
(kartu menuju sehat [KMS] faktor risiko PTM [FR-PTM] dan buku pencatatan hasil
kegiatan Posbindu PTM), dan lembar balik sebagai media penyuluhan PTM.
Pelaksanaan pendampingan kegiatan Posbindu PTM. Melalui program ini, para kader
akan didampingi oleh tim pengabdian, pihak puskesmas dan Dinas Kesehatan saat
memberikan pelayanan kepada masyarakat, sehingga diharapkan pada kader dapat
mandiri dalam memberikan pelayanan di Posbindu PTM.
3. Partisipasi Mitra
Di bawah pengawasan Dinas Kesehatan Kota Kendari, Puskesmas Poasia
berkontribusi dalam hal memulai optimalisasi Posbindu PTM melalui sosialisasi
program, melatih kader Posbindu PTM, melakukan pendampingan bersama tim
pengabdian, memonitor dan mengevaluasi kinerja kader, serta melakukan pelaporan
ke Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kota Kendari terkait kegiatan Posbindu PTM.
Masyarakat Kecamatan Poasia dilibatkan penuh untuk mendukung program
optimalisasi Posbindu PTM ini yaitu: 1) Menyumbangkan tenaga kader Posbindu
PTM yang akan menjadi ujung tombak kegiatan penanggulangan PTM, 2)
Peningkatan kesadaran untuk pencegahan PTM bagi diri sendiri, masyarakat dan
lingkungan.
4. Monitoring dan Evaluasi
Seluruh kegiatan Posbindu PTM akan dimonitor oleh Puskesmas Poasia dan
dilakukan evaluasi program. Puskesmas Poasia memberikan lembar pelaporan kasus
kepada kader untuk diisi dan dikumpulkan kembali kepada Puskesmas Poasia setiap
bulannya. Lembar pelaporan tersebut menjadi salah satu media monitoring kegiatan
Posbindu PTM. Setiap tiga bulan sekali, kader akan dikumpulkan di Puskesmas
Poasia dan dilakukan evaluasi kegiatan Posbindu PTM dan adanya penambahan ilmu
jika diperlukan. Demi mewujudkan Posbindu PTM yang mandiri dan berkelanjutan,
sangat diperlukan komitmen masyarakat Kecamatan Poasia, kader Posbindu PTM,
Puskesmas Poasia, dan Dinas Kesehatan Kota Kendari dalam pelaksanaan kegiatan
Posbindu PTM. Adapun monitoring dan evaluasi program secara keseluruhan akan
dilakukan oleh tim dari tim Pengabdian Universitas Halu Oleo, Puskesmas Poasia dan
Dinas Kesehatan Kota Kendari.
5. Keberlanjutan Program
Dengan dilaksanakannya program kemitraan masyarakat ini diharapkan masyarakat di
Kecamatan Poasia, dapat menjadi mandiri dalam penanggulangan PTM, dan
selanjutnya dapat menjadi contoh bagi pengembangan di kabupaten atau kota lain di
Provinsi Sulawesi Tenggara, yang juga sering terkendala masalah serupa. Selain itu
diharapkan pula setelah program ini selesai dapat terbentuk jaringan yang saling
mendukung antara Puskesmas Poasia, Dinas Kesehatan Kota Kendari, Universitas
Halu Oleo khususnya Fakultas Kedokteran dan mitra lain yang berkepentingan untuk
penanggulangan PTM. Kader-kader yang sudah dilatih dan partisipasi aktif dari
masyarakat diharapkan dapat meneruskan kegiatan-kegiatan penanggulangan PTM
yang berkelanjutan. Oleh karena itu, keberlanjutan program ini akan terus dipantau
oleh pihak Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kota Kendari melalui mekanisme
monitoring dan evaluasi yang diperoleh dari pelaporan kader Posbindu PTM

Jadwal pelaksanaan PKM disusun dengan mengisi langsung tabel berikut dengan
memperbolehkan penambahan baris sesuai banyaknya kegiatan.

JADWAL

Bulan
No Nama Kegiatan 1 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 12
1 Tahap persiapan                        
Survey lapangan
Koordinasi dengan pihak mitra
Penyusunan proposal pengabdian
Perizinan
2 Tahap pelaksanaan                        
Bulan
No Nama Kegiatan 1 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 12
Sosialisasi program kegiatan
Pelaksanaan pelatihan kader
Pendampingan kader di 4 Posbindu
PTM
Monitoring evaluasi
Koordinasi dengan pihak mitra dan
dinkes kota kendari
3 Tahap pelaporan akhir
Penyusunan laporan hasil pengabdian
Penyusunan laporan pertanggung
jawaban keuangan
Penggandaan laporan                        

Daftarpustaka disusun dan ditulis berdasarkan sistem nomor sesuai dengan urutan
pengutipan. Hanya pustaka yang disitasi pada usulan yang dicantumkan dalam Daftar
Pustaka.
DAFTAR PUSTAKA

1. Kannel WB. Hypertension as a risk factor for cardiac events--epidemiologic results of


long-term studies. J Cardiovasc Pharmacol. 1993;21 Suppl 2:S27-37.
2. Havas S, Roccella EJ, Lenfant C. Reducing the public health burden from elevated blood
pressure levels in the United States by lowering intake of dietary sodium. Am J Public
Health. 2004 Jan;94(1):19–22.
3. Psaty BM, Smith NL, Siscovick DS, Koepsell TD, Weiss NS, Heckbert SR, et al. Health
outcomes associated with antihypertensive therapies used as first-line agents. A
systematic review and meta-analysis. JAMA. 1997 Mar;277(9):739–45.
4. Magfirah AL. Pengaruh Terapi Berkebun Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada
Lansia dengan Hipertensi di PSTW Minaula Kendari. J Islam Nurs. 2018;3(2):7–15.
5. La Ode Alifariki SK. Epidemiologi Hipertensi: Sebuah Tinjauan Berbasis Riset
[Internet]. Penerbit LeutikaPrio; 2019. Available from:
https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q
6. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta:
Balitbangkes RI; 2018.
7. Tenggara DKPS. Profil Kesehatan Propinsi Sulawesi Tenggara. Kendari: Bidang P2PL
Dinas Kesehatan Prov. Sultra; 2019.
8. Kendari DKK. Profil Dinas Kesehatan Kota Kendari. Kendari: Bidang P2PL Dinas
Kesehatan Kota Kendari; 2019.
9. Dinkes Kabupaten Demak. Kegiatan Posbindu PTM [Internet]. Demak; 2018. Available
from: https://dinkes.demakkab.go.id/kegiatan-posbindu-ptm/
10. Kemenkes RI. Petunjuk Teknis Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular
(POSBINDU PTM). In Jakarta: Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular; 2012.
Available from: http://p2ptm.kemkes.go.id/uploads/
11. Kementerian Kesehatan RI. Modul Pelatihan Posbindu PTM. Jakarta: Direktorat PPTM,
Direktorat Jenderal PP dan PL; 2013.
12. Primiyani Y, Masrul M, Hardisman H. Analisis Pelaksanaan Program Pos Pembinaan
Terpadu Penyakit Tidak Menular di Kota Solok. J Kesehat Andalas. 2019;8(2):399.
13. Alifariki LO. Analisis Faktor Determinan Proksi Kejadian Hipertensi di Poliklinik
Interna BLUD RSU Provinsi Sulawesi Tenggara. Medula. 2015;3(1):214–23.
14. Kemenkes RI. Cegah Hipertensi dengan CERDIK [Internet]. Jakarta: P2PTM Kemenkes
RI; 2020. Available from: http://p2ptm.kemkes.go.id/preview/infografhic/cegah-
hipertensi-dengan-cerdik
15. Kemenkes RI. Kendalikan Hipertensi dengan PATUH [Internet]. Jakarta: P2PTM
Kemenkes RI; 2020. Available from: http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm
16. Mahdur RR, Sulistiadi W. Evaluasi Program Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak
Menular ( Posbindu PTM ). J Ilm Kesehat Masy. 2020;12:43–9.
17. Sicilia G, Fatwa D, Retna P. Evaluasi kualitatif program penyakit tidak menular berbasis
Posbindu di wilayah kerja Puskesmas Muara Bungo I. J Kebijak Kesehat Indones JKKI.
2018;7(2):88–92.

Gambaraniptekberisiuraianmaksimal 500 kata menjelaskangambaran iptek yang akan


diimplentasikan di mitra sasaran.

GAMBARAN IPTEK

Ilmu pengetahuan yang diterapkan atau diberikan kepada mitra sasaran adalah berupa sharing
ilmu pengetahuan yang dikemas dalam bentuk sosialisasi program pelayanan posbindu PTM,
pelatihan para kader, dan pendampingan pelayanan. Dalam pelaksanaan kegiatan, akan
dilaksanakan oleh tim pengabdian sebanyak 3 orang dosen, dan 2 mahasiswa, dimana dosen
yang terlibat memiliki kompetensi yang berbeda karena harus disesuaikan dengan masalah
yang dihadapi oleh mitra sasaran yakni 1 dosen manajemen keperawatan, 1 dosen
Epidemiologi dan 1 dosen ahli jantung dan pembuluh darah. Tugas ketua adalah
melaksanakan sosialisasi program Posbindu ke masyarakat. Tugas anggota 1 adalah
memberikan bimbingan teknik online untuk meningkatkan kapasitas kader Posbindu PTM
dalam mencegah dan mengendalikan penyakit hipertensi. Tugas anggota 2 adalah
memberikan pendampingan pelayanan Posbindu PTM secara offline.

Peta lokasimitrasasaranberisikangambarpeta lokasi mitra yang dilengkapi dengan


penjelasan jarak mitra sasaran dengan PT pengusul.

PETA LOKASI MITRA SASARAN

Jarak dari Kantor Rektorat Universitas Halu Oleo ke lokasi Mitra berjarak kurang lebih 5 km
yang ditempuh dengan kendaraan roda 4 sekitar 12 menit.

Anda mungkin juga menyukai