Anda di halaman 1dari 6

KATA PENGANTAR

Saat ini, Indonesia menghadapi tiga beban penyakit dalam pembangunan kesehatan,
yaitu disatu pihak masih banyaknya penyakit infeksi yang harus ditangani, penyakit menular
baru dan penyakit menular yang sudah lama hilang muncul kembali, sementara itu penyakit
tidak menular (PTM) semakin meningkat.
PTM merupakan penyakit yang seringkali tidak terdeteksi karena tidak bergejala dan
tidak ada keluhan. Biasanya ditemukan dalam tahap lanjut sehingga sulit disembuhkan dan
berakhir dengan kecacatan atau kematian dini. Keadaan ini menimbulkan beban pembiayaan
yang besar bagi penderita, keluarga dan negara.
PTM ini dapat dicegah melualui pengendalian faktor risiko, yaitu merokok, kurang
aktifitas fisik, diet yang tidak sehat, dan komsumsi alkohol. Peningkatan kesadaran, dan
kepedulian masyarakat terhadap faktor risiko PTM sangat penting dalam pengendalian PTM.
Untuk itu diperlukan pemberdayaan dan peran serta masyarakat yang dikenal dengan kegiatan
pembinaan terpadu (Posbindu) PTM.
Pelaksanaan kegiatan Posbindu PTM memerlukan modul juknis Posbindu sebagai
acuan bagi para kader kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Pare untuk memfasilitasi
terselenggaranya Posbindu PTM di masyarakat.
Modul juknis Posbindu ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak sehingga
penyelenggaraan Posbindu PTM dapat berjalan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Kami menyadari masih terdapat kekurangan dalam penyusunan modul juknis Posbindu ini,
untuk itu diharapkan masukan dan saran dalam penyempurnaan modul juknis Posbindu ini.

Pare, September 2018

Penyusun
Daftar Isi
1. Halaman Judul

2. Kata Pengantar

3. Daftar Isi

4. Petunjuk Teksnis Pelaksanaan Pos Pembinaan Terpadu ( POSBINDU )

5. Print Handouts Juknis Pelaksanaan Posbindu

6. KMS Faktor Resiko PTM

7. Print Handouts Pengisian KMS PTM


PEMERINTAH KABUPATEN TEMANGGUNG
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS PARE
Jalan Raya Secang – Temanggung Kilometer 3 Temanggung
Kode Pos 56271, Telepon 0293 4900651,
Surat Elektronik : puskesmaspare.temanggung@gmail.com

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pos Pembinaan


Terpadu ( POSBINDU )
Posbindu, saat ini telah menjadi salah satu strategi penting pemerintah (Kemenkes) untuk mengendalikan
trend penyakit tidak menular yang semakin mengkawatirkan. Sebagaimana kita ketahui, berbagai data dan
penelitian, menunjukkan bahwa trend tingkat kesakitan dan kematian penyakit tidak menular (hipertensi,
diabetes, stroke, jantung, ginjal, dan lainnya), sudah melampaui tinkat morbiditas dan mortalitas penyakit
menular.

Lalu apa perbedaan Posbindu dan Posyandu? Perbedaan terutama pada sasaran. Pada Posyandu mencakup
bayi, balita, Ibu hamil, ibu menyusui , ibu nifas, serta Wanita usia subur. Sedangkan sasaran usia Posbindu
Kelompok Masyarakat Sehat, Berisiko dan Penyandang PTM atau orang dewasa yang berumur 15 tahun
keatas.

Posyandu sebetulnya dapat dimanfaatkan sebagai wadah atau tempat Posbindu. Selain juga dapat
memanfaatkan lembaga yang sudah ada, seperti posyandu Lansia, Pos UKK, atau membentuk tempat dan
lembaga khusus lainnya sesuai kesepakatan masyarakat, karena Posbindu merupakan salah satu bentuk
UKBM (sebagaimana halnya Posyandu).
Untuk memahami apa itu Posbindu, baik menyangkut pengertian, tujuan, sasaran, manfaat, dan
kegiatannya, berikut isi juknis Posbindu Kemenkes, 2014.

Pengertian: Posbindu PTM merupakan peran serta masyarakat dalam melakukan kegiatan deteksi dini
dan pemantauan faktor risiko PTM Utama yang dilaksanakan secara terpadu, rutin, dan periodik. Faktor
risiko penyakit tidak menular (PTM) meliputi merokok, konsumsi minuman beralkohol, pola makan tidak
sehat, kurang aktifitas fisik, obesitas, stres, hipertensi, hiperglikemi, hiperkolesterol serta menindak lanjuti
secara dini faktor risiko yang ditemukan melalui konseling kesehatan dan segera merujuk ke fasilitas
pelayanan kesehatan dasar. Kelompok PTM Utama adalah diabetes melitus (DM), kanker, penyakit
jantung dan pembuluh darah (PJPD), penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), dan gangguan akibat
kecelakaan dan tindak kekerasan.

Beberapa bentuk Kegiatan Posbindu, antara lain:


1. Monitoring faktor risiko bersama PTM secara rutin dan periodik. Rutin berarti Kebiasaan
memeriksa kondisi kesehatan meski tidak dalam kondisi sakit. Sedangkan Periodik artinya
pemeriksaan kesehatan dilakukan secara berkala.
2. Konseling faktor risiko PTM tentang diet, aktifitas fisi, merokok, stress dan lain-lain.
3. Penyuluhan / dialog interaktif sesuai masalah terbanyak.
4. Aktifitas fisik bersama seperti olah raga bersama, kerja bakti dan lain-lain.
5. Rujukan kasus faktor risiko sesuai kriteria klinis.

Tujuan, Sasaran & Manfaat Penyelenggaraan Kegiatan Posbindu PTM


1. Tujuan Posbindu PTM adalah meningkatkan peran serta masyarakat dalam pencegahan dan
penemuan dini faktor risiko PTM. Sasaran utama kegiatan adalah kelompok masyarakat sehat,
berisiko dan penyandang PTM berusia 15 tahun ke atas.
2. Sasaran : Kelompok Masyarakat Sehat, Berisiko dan Penyandang PTM atau sasaran dengan
range usia 15 tahun keatas. Pada orang sehat dimaksudkan agar faktor risiko tetap terjaga
dalam kondisi normal. Pada orang dengan faktor risiko adalah mengembalikan kondisi berisiko
ke kondisi normal. Pada orang dengan penyandang PTM adalah mengendalikan faktor risiko
pada kondisi normal untuk mencegah timbulnya komplikasi PTM.
3. Manfaat : Membudayakan Gaya Hidup Sehat dengan berperilaku CERDIK, yaitu Cek kondisi
kesehatan anda secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin aktifitas fisik, Diet yang sehat
dengan kalori seimbang, Istirahat yang cukup, Kelola stress,

KEGIATAN POSBINDU

Terdapat beberapa jenis Kegiatan POSBINDU, antara lain :

1. Melakukan wawancara untuk menggali informasi faktor risiko keturunan dan perilaku.
2. Melakukan penimbangan dan mengukur lingkar perut, serta Indeks Massa Tubuh termasuk
analisa lemak tubuh.
3. Melakukan pengukuran tekanan darah.
4. Melakukan pemeriksaan gula darah.
5. Melakukan pengukuran kadar lemak darah (kolesterol total dan trigliserida).
6. Melakukan pemeriksaan fungsi paru sederhana (Peakflowmeter)
7. Pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asetat) oleh tenaga bidan terlatih
8. Melaksanakan konseling (diet, merokok, stress, aktifitas fisik dan lain-lain) dan penyuluhan
kelompok termasuk sarasehan.
9. Melakukan olah raga/aktifitas fisik bersama dan kegiatan lainnya.
10. Melakukan rujukan ke Puskesmas
11. Untuk jadwal sebaiknya diatur berdasarkan kesepakatan bersama dengan memperhatikan
anjuran jangka waktu monitoring yang bermanfaat secara klinis (lihat pada tabel anjuran
pemantauan).
Alur Kegiatan POSBINDU, sebagaimana juga pada Posyandu, meliputi 5 meja kegiatan, yaitu:

1. MEJA 1 : Pendaftaran
2. MEJA 2 : Wawancara
3. MEJA 3 : Pengukuran Tinggi Badan, Berat Badan, IMT, Lemak Perut
4. MEJA 4 : Pemeriksaan Tekanan Darah, Glukosa Darah, Cholesterol
5. MEJA 5 : Edukasi / Konseling
Ketenagaan
Tenaga untuk kegiatan Posbindu lakukan oleh 5 orang kader, dibantu tenaga kesehatan Puskesmas
setempat. Berikut jenis tenaga dan peranannya dalam kegiatan Posbindu, sebagai berikut:

1. Koordinator : Ketua atau penanggungjawab kegiatan serta berkoordinasi terhadap Puskesmas


dan Para Pembina terkait di wilayahnya.
2. Kader Penggerak : Anggota yang aktif, berpengaruh dan komunikatif bertugas menggerakkan
masyarakat, sekaligus melakukan wawancara dalam penggalian informasi
3. Kader Pemantau : Anggota yang aktif dan komunikatif bertugas melakukan pengukuran Faktor
risiko PTM

4. Kader Konselor : Anggota yang aktif, komunikatif dan telah menjadi panutan dalam penerapan
gaya hidup sehat, bertugas melakukan konseling, edukasi, motivasi serta menindaklanjuti
rujukan dari Puskesmas
5. Kader Pencatat : Anggota yang aktif dan komunikatif bertugas melakukan pencatatan hasil
kegiatan Posbindu PTM dan melaporkan kepada koordinator Posbindu PTM.

Syarat kader Posbindu;


1. Berasal dari anggota kelompok masyarakat/lembaga/institusi
2. Peduli terhadap masalah penyakit tidak menular dan bersedia melaksanakan kegiatan Posbindu
PTM
3. Pendidikan sebaiknya minimal setingkat SLTA

Tugas Kader Posbindu;


1. Melakukan pendekatan kepada pimpinan kelompok/lembaga/institusi.
2. Melakukan survai mawas diri/pendataan bersama petugas.
3. Melaksanakan musyawarah bersama dalam penyelesaian masalah termasuk penentuan jadwal
penyelenggaraan posbindu
4. Mendorong anggota kelompok masyarakat/kelompok/lembaga/institusi untuk datang ke
posbindu PTM ( mengajak anggota keluarga/masyarakat agar hadir, memberikan serta
menyebarluaskan informasi kesehatan, menggali dan menggalang sumber daya termasuk dana
yang berasal dari masyarakat).
5. Melaksanakan kegiatan posbindu PTM termasuk kunjungan rumah bila diperlukan.
6. Melakukan pencatatan hasil kegiatan Posbindu PTM
Sebagai langkah awal dari terbentuknya Posbindu, petugas kesehatan harus selalu mendampingi kader
posbindu dalam pelaksanaannya sampai kader Posbindu dapat melaksanakan tugasnya secara mandiri
terutama dalam melakukan pengukuran Tekanan darah, pengukuran IMT, serta kader mampu melakukan
pencatatan, pelaporan dan rujukan.

Sarana dan Prasarana


Berikut beberapa Peralatan Deteksi Dini dan Monitoring Faktor Risiko PTM dan Peralatan KIE dan
Penunjang, berdasarkan Tipe Posbindu PTM

Posbindu PTM Dasar


1. Alat ukur Lingkar Perut
2. Alat ukur tinggi badan
3. Alat Ukur Berat Badan
4. Tensimeter Digital
5. Alat Analisa Lemak Tubuh (Body Fat Analisis)
6. Alat Periksa Laborat ( Gula Darah, Ccholesterol, Trygliserid)
7. Peakflow meter ( untuk deteksi ashma )

POSBINDU DESA BENGKAL


NAMA POSBINDU AL IKHLAS
DESA BENGKAL
PELINDUNG KEPALA DESA BENGKAL (SHOFYAN HADI)
KETUA KETUA PKK DESA BENGKAL (HAFNI)
SEKRETARIS ENDANG
BENDAHARA TINA
MEJA 1 (Pendaftaran) ATIK
MEJA 2 (Wawancara) RINI
MEJA 3 (TB,BB,IMT,BFA) ARIYANI
MEJA 4 (Tensi,px. Laborat) UMATUL
MEJA 5 (Konsultasi) MARTINEM
MODUL
PETUNJUK TEKNIS POSBINDU
PUSKESMAS PARE

PROGRAMER PTM

HENY HERMAWATI, AMK

Anda mungkin juga menyukai