Anda di halaman 1dari 3

MODUL KOLABORATIF

1. KONSEP KOLABORATIF
a. Definisi Kolaborasi
Kolaborasi adalah proses dua orang atau lebih yang bekerja sama untuk
menyelesaikan tugas atau mencapai tujuan yang sama. Kolaborasi mirip dengan
kerjasama.

b. Kolaborasi Pemerintahan
Kolaborasi pemerintahan adalah suatu forum yang digunakan untuk mencapai
suatu tujuan. Pada collaborative govermance pemilihan kepemimpinan harus tepat
yang mampu membantu mengarahkan kolaboratif dengan cara mempertahankan tata
Kelola pembangunan yang biak. Kolaboratif harus memberi kesempatan kepada
berbagai pihak untuk berkontribusi, terbuka dalam bekerjasama dalam mengahsilkan
nilai tambah.
c. Whole of Government (WoG); Kongkretisasi Kolaborasi Pemerintahan
a. Mengenal WoG
WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang
menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam
ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan pembangunan
kebijakan, manajemen program dan pelayanan public.
WoG dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu pendekatan yang
melibatkan sejumalah kelembagaan yang berurusan dengan urusan -urusan yang
relevan.
Pendekatan WoG di beberapa negara ini dipandang sebagai bagian dari respon
terhadap ilustrasi paradigma New Publik Management (NPM) yang banyak
menekankan aspek efisiensi dan cenderung mendorong ego sectoral dibandingkan
perspektif integrasi sektor.

2. PRAKTIK DAN ASPEK NORMATIF KOLABORATIF


a. Panduan Perilaku Kolaboratif
Ansen dan gash (2012 p 550) mengungkapkan beberapa proses yang harus
dilalui dalam menjalin kolaborasi yaitu :
- Trust building : membangun kepercayaan dengan stakeholder mitra
kolaborasi.
- Face to face dialogue : melakukan negoisasi yang baik dan bersungguh-
sungguh.
- Komitmen terhadap proses : pengakuan saling ketergantungan sharing
ownership dalam proses, serta keterbukaan terkait keuntungan Bersama.
- Pemahaman Bersama : berkaitan dengan kejelasan misi,definisi terkait
permasalahan serta mengidentifikasi nilai Bersama.
- Menetapkan outcome .

b. Kolaboratif Dalam Konteks Organisasi Pemerintah


Penelitian yang dilakukan oleh Custumato (2021) menunjukkan bahwa factor
yang mempengaruhi keberhasilan dalam kolaborasi antar Lembaga pemerintah
adalah kepercayaan, pembagian kekuasaan, strategi manajemen dan formalisasi
pada pencapaian kolaborasi yang efisien dan efektif antara entitas public.

c. Beberapa Aspek Normatif Kolaboratif Pemerintahan


Dalam Undang – undang Nomor 30 tahun 2014 tentang Administrasi
Pemerintahan diatur juga mengenai Bantuan Kedinasan yaitu Kerjasama antara
Badan atau Pejabat Pemerintahan guna kelancaran pelayanan administrasi
Pemerintahan di suatu instansi pemerintahan yang membutuhkan.
Berdasarkan ketentuan pasal 76 Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2019
tentang Organisasi Kementrian Negara diatur bahwa Menteri dan Menteri
Koordinator dalam melaksanakan tugas dan fungsinya harus brekerjasama dan
menerapkan system akuntabilitas kinerja instansi pemerintah.

3. IMPLEMENTASI KOLABORATIF

Di masa pandemi Covid-19 saat ini, kolaborasi menjadi salah satu poin utama dalam
menanggulangi wabah ini. Pemerintah tentu tidak bisa berjalan sendiri untuk mengatasi
wabah ini, perlu peran dari semua pihak, baik itu dari akademisi, media, hingga pelaku
industri. Perlu adanya kebersamaan yang kuat agar kolaborasi yang terjalin bisa semakin baik
dan berimbas pada proses penerapan kebijakan yang baik di lapangan.
Pemerintah sendiri memiliki Aparatur Sipil Negara (ASN) sebagai instrumen
penggerak kolaborasi. Kita tahu bahwa Pemerintah memiliki institusi atau lembaga yang
berada di berbagai lintas sektoral yang memiliki kewenangan baik itu sama maupun tidak
dalam menjalankan fungsi-fungsi pemerintahan. Dalam setiap sektoral tersebut tentu terdiri
berbagai macam latar belakang ASN yang menjadi pelaksana. Pada proses pelaksanaan inilah
diperlukan adanya kemampuan kolaboratif yang harus dimiliki oleh ASN baik itu dalam
menjalankan peranan individual maupun institusional.

Di tengah situasi pandemi Covid-19 saat ini, semua aktivitas lapangan maupun tatap
muka menjadi terganggu. Untuk menyiasati hal tersebut, tentu diperlukan kerjasama untuk
menjalankan aktivitas seperti biasanya. Kerjasama inilah menjadi hakekat dari fungsi
kolaborasi. Abdulsyani (2004) menjelaskan bahwa kolaborasi adalah suatu bentuk proses
sosial, dimana didalamnya terdapat aktivitas tertentu yang ditujukan untuk mencapai tujuan
bersama dengan saling membantu dan saling memahami aktivitas masing-masing.
Berdasarkan pendekatan tersebut, maka kolaborasi bisa menjadi jalan untuk melahirkan
terobosan maupun solusi untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai