Anda di halaman 1dari 4

MODUL ADAPTIF

1. MENGAPA ADAPTIF
Adaptif merupakan salah satu karakter penting yang dibutuhkan oleh individu
maupun organisasi untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Mengapa nilai adaptif perlu diaktualisasikan dalam pelaksanaan tugas-tugas di sektor
publik, seperti diantaranya :
- Perubahan lingkungan strategis
- Kompetensi yang terjadi antar instansi pemerintahan
- Komitmen mutu
- Perkembangan teknologi
- Perubahan iklim, dan lain sebagainya.
Karena dengan adanya perilaku adaptif seorang ASN dapat dengan mudah
menyesuaikan diri dengan lingkungannya jika terjadi sesuatu yang tidak
diharapakan.

2. MEMAHAMI ADAPTIF
a. Pengertian Adaptif
Adaptif adalah karakteristik alami yang dimiliki makhluk hidup dalam
menghadapi perubahan ancaman yang timbul.
Dalam KBBI, definisi adaptif adalah mudah menyesuiakan diri diri dengan
keadaan/lingkungan.
Jika seseorang tidak bisa beradaptasi maka akan menyebabkan kematian/
kematian.
Adaptif merupakan salah satu karakter penting yang dibutuhkan oleh individu
maupun organisasi untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.
b. Organisasi Adaptif
Fondasi organisasi adaptif dibentuk dari 3 unsur yaitu :
- Lanskap (landcape)
- Pembelajaran (learning)
- Kepemimimpinan (leadership)
Organisasi adaptif esensinya adalah organisasi yang terus melakukan
perubahan, mengikuti perubahan lingkungan strategisnya.
9 elemen budaya adaptif menurut Management Advisory UK :
1. Purpose adalah organisasi beradaptasi karena memikiki tujuan yang
hendak dicapai.
2. Cultural Value adalah organisasi mengemabn nilai-nilai budaya
organisasi.
3. Vision adalah menjelaskan apa yang dituju dalam kerangka kerja.
4. Corporate value adalah fondasi penting dalam membangun budaya
adaptif.
5. Coporate strategy adalah stategi untuk menjalankan tugas organisasi.
6. Structure adalah terencana dengan baik.
7. Problem solving adalah cara pemecahan masalah dalam organisasi.
8. Partnership adalah hubungan kemitraan atau pertemanan.
9. Rules adalah aturan main.
3. ADAPTIF SEBAGAI NILAI BUDAYA ASN
Budaya adaptif dalam pemerintahan merupakan budaya organisasi dimana
ASN memiliki kemampuan menerima perubahan, termasuk penyelerasan
organisasi berkelanjutan dengan lingkungannya, juga pembanguna proses internal
yang berkesinambungan.

Adapun ciri-ciri budaya adaptif dalam Lembaga pemerintahan antara lain sebagai
berikut :
1. Dapat mengantisipasi dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan.
2. Mendorong jiwa kewirausahaan.
3. Memanfaatkan peluang yang berubah-ubah.
4. Memperhatikan kepentingan-kepentingan yang diperlukan antara instansi
mitra, masyarakat dan sebagainya.
5. Terkait dengan kinerja instansi.

Penerapan budaya adaptif dalam organisasi pemerintahan akan membawa


konsekuensi adanya perubahan dalam cara pandang, cara berfikir, mentalitas
dan tradisi pelayanan public yang lebih mampu mengimbangi perubahan atau
tuntunan jaman.

4. PANDUAN PERILAKU ADAPTIF


Perilaku adaptif merupakan tuntutan yang harus dipenuhi dalam mencapai
tujuan. Baik individu maupun organisasi dalam situasi apapun. Salah satu
tantangan membangun atau mewujudkan individu dan organisasi adaptif tersebut
adalah situasi VUCA (Volality, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity). Hadapi
Volality dengan Vision, hadapi uncertainty dengan understanding, hadapi
complexity dengan clarity, dan hadapi ambiguity dengan agility.

Organisasi adaptif yaitu organisasi yang memiliki kemampuan untuk


merespon perubahan lingkungan dan mengikuti harapan stakeholder dengan cepat
dan flexible. Bila budaya organisasi telah disepakati sebagai strategi, maka budaya
organisasi dapat dijadikan alat untuk meningkatkan kinerja dan menghasilkan
sumberdaya yang berkualitas.

5. IMPlEMENTASI ADAPTIF
Di masa pandemi. ASN dapat melakukan penyesuaian dengan cara self
directed learning yaitu proses belajar atas inisiatif sendiri mulai dari diagnosis
kebutuhan, merumuskan tujuan, identifikasi referensi serta pemilihan strategi. Melalui
metode ini, perencanaan kerja dan penyiapan kompetensi secara pribadi menjadi lebih
realistis dan sistematis. Tidak hanya itu, dengan metode ini, system pemantauan oleh
atasan dapat dirancang secara transparan. Dengan demikian, para ASN punya
keleluasaan mengembangkan diri tanpa lepas dari kontrol dan evaluasi pihak
berwenang. Hal ini akan sejalan dengan pesan yang disampaikan oleh Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Tjahjo
Kumulo, SH pada Rapat Koordinasi Pengembangan Kompetensi ASN yang
mengambil tema “Kebijakan Pengembangan Kompetensi ASN di Era New Normal”,
melayani masyarakat, dinamis, terampil serta memiliki kemampuan dalam 
penguasaan IPTEK. Hal ini menjadi dasar untuk mewujudkan ASN berkelas dunia
pada tahun 2024.

Peningkatan kompetensi yang diupayakan para ASN juga perlu disesuaikan


dengan masalah yang dihadapi di bidangnya. Misalnya, guru-guru yang tersebar di
perkotaan maupun daerah-daerah. Para guru tersebut bisa memanfaatkan sarana dan
dana sertifikasi guru. Untuk meraih sertifikasi, umumnya terdapat persyaratan
portofolio meliputi kualifikasi akademik, pendidikan dan pelatihan/diklat, prestasi
akademik, karya pengembangan profesi dan pengalaman organisasi di bidang
kependidikan dan sosial. Setiap persyaratan tersebut akan mendorong setiap guru
mengikuti proses-proses yang diperlukan seperti mengikuti beragam diklat dan
membuat karya tulis.

Anda mungkin juga menyukai