OLEH:
SRY YULISTI
G2U122023
KELAS B
PROGRAM MAGISTER
KENDARI
2023
i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Subhanahu wata’ala yang telah memberikan kami
kemudahan sehingga Saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada
baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad Shollallahu ‘alaihi wasallam yang kita
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Bapak Dr. Suhadi, S.Km, M.Kes pada mata kuliah Manajemen Adimistrasi
Kebijakan Kesehatan . Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang Peranan Ilmu Pengetahuan Dalam Kemajuan Bangsa bagi para
Saya tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, Saya
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.Kemudian apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini saya mohon maaf yang sebesar-
KATA PENGANTAR.................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................4
2.1 Pengertian Public Private Partnership (PPP).................................................4
2.2 Perkembangan Public Private Partnership di Indonesia..................................7
2.3 Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Public Partnership........................10
2.4 Landasan Hukum Pelaksanaan Public Private Partneship di Indonesia.......11
2.5 Prinsip, Manfaat dan Tujuan Pelaksanaan Public Private Partnership.........14
2.6 Model Kerjasama dalam Public Private Partnership....................................16
2.7 Syarat Proyek Public Private Pstnership.......................................................26
BAB III PENUTUP...................................................................................................28
3.1 Kesimpulan....................................................................................................28
3.2 Saran..............................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................29
BAB I
PENDAHULUAN
Tidak ada definisi resmi mengenai Public Private Partnership (PPP), namun
dapat disimpulkan bahwa PPP merupakan bentuk perjanjian antara sektor publik
(Pemerintah) dengan sektor privat (Swasta) untuk mengadakan sarana layanan publik
yang diikat dengan perjanjian, terbagi menjadi beberapa bentuk tergantung kontrak
(PPP), ini merupakan kerjasama antara pemerintah dengan pihak investor atau swasta
digunakan secara luas diberbagai negara yang khususnya dipakai dinegara maju.
rinci tanggung jawab dan kewajiban masing masing mitra. Dalam kontrak kerjasama
tersebut disebutkan secara jelas dan detail bagaimana bentuk perjanjian dan segala
kewajiban yang harus dipenuhi masing masing pihak. Public Private Partnership juga
dapat diartikan sebagai kerangka kerja yang melibatkan sector swasta dan pemerintah
yang memiliki peran masing masing . Pihak swasta sebagai investor dengan keahlian
1
teknik, operasional dan inovasi dan peran pemerintah sebagai pembuat peraturan atau
Dengan adanya pihak swasta yang masuk dalam proyek pemerintah hal
memberikan dampak yang postif dalam alokasi investasi dan juga diharapkan dapat
pemerintah dengan swasta tidak selalu berdampak positif karena seringkali kedua
sifatnya profit oriented yang hanya mementingkan keuntungan yang banyak tanpa
dengan swasta, muculnya kerjasama yang dilakukan oleh pemerintah dengan swasta
seperti : Design dan Bangun (DB); Desain Bangun dan Operasikan (DBO); Bangun,
Operasikan dan Transfer (BOT); Bangun, Sewa dan Transfer (BLT); Merancang,
Memiliki dan Mengoperasikan (BOO); dan Beli, Bangun dan Operasikan (BBO).
1.2 Rumusan Masalah
Indonesia?
Partnership
Partnership di Indonesia
Partnership
PEMBAHASAN
pemerintah dengan sektor swasta yang antara lain; a) sektor swasta mengambilalih
fungsi pemerintah selama periode waktu yang ditentukan, b) sektor swasta menerima
kompensasi dari pelaksanaan fungsi tersebut baik langsung maupun tidak langsung,
adapun fasilitas publik, tanak atau sumber-sumber daya yang lain dapat dialihkan
sektor swasta. atau dapat digunakan oleh sektor swasta (Abbas, 2018).
PPP merupakan kesepakatan antara dua pihak atau lebih yang memungkinkan
mereka saling bekerja sama guna mencapai tujuan bersama, yang mana masing-
tingkat investasi atas sumber daya, level potensi resiko dan keuntungan bersama
(Radani, 2020).
1. Sebuah kontrak jangkan panjang antara pihak sector publik dan pihak swasta
penggunaan fasilitas, yang dibayar baik oleh pihak sektor publik maupun
4. Dengan fasilitas yang tersisa dalam kepemilikan pihak sektor publik pada
pendanaan melalui pihak swasta, yang kedua untuk meningkatkan kualitas, kuantitas
dan efisiensi dalam pelayanan, pengelolaan dan pemeliharaan dalam hal penyediaan
infrastruktur. Dan yang ketiga mendorong prinsip pakai bayar yang mana dengan
hubungan/kerjasama yang sukses maka sangat penting untuk memahami tujuan dan
kepentingan dari masing-masing pelaku dalam PPP. Dalam PPP, sedikitnya terdapat
7 faktor yang merupakan kesatuan proses dari model PPP yang merupakan
- Networking
- Cooperation/collaboration
- Coordination
- Willingness
- Trust
- Capability
- A conductive environment.
sedikitnya terdapat 5 (lima) aspek atau variabel yang dapat dijadikan tolak ukur
variabel dan sub variabel penelitian yang digunakan sebagai instrumen pengukuran
menangani pengaturan pelayanan, dalam hal ini tetap sebagai pemilik asset dan
sektor swasta melalui kerjasama antara publik dan sektor swasta untuk usaha
investasi dalam pengadaan infrastruktur, contoh yang paling mudah adalah jalan tol.
dicirikan sebagai kemitraan antara sektor publik dan swasta yang biasanya
melibatkan sektor swasta untuk melakukan investasi proyek-proyek yang secara telah
datangnya krisis moneter pada tahun 1998. Begitu kondisi Indonesia semakin
terpuruk karena krisis, saat itu Presiden Soeharto mengeluarkan Keputusan Presiden
Nomor 7 Tahun 1998 tentang Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha Swasta dalam
membuahkan hasil. Apalagi, kondisi moneter dalam negeri saat itu belum stabil
Hingga pada tahun 2005, Pemerintah mulai serius untuk menerapkan konsep
pertengahan Januari 2005. Saat itu, ada sebanyak 91 proyek yang ditawarkan
harmonisasi, reformasi dan revisi terhadap berbagai aturan yang bertentangan dan
daya manusia. Untuk tugas pertama, pemerintah telah membentuk apa yang disebut
diketuai oleh Menteri Koordinator Perekonomian pada Mei 2005. Selain KKPPI,
beberapa institusi pendukung dalam rangka PPP juga sedang dan telah dibentuk
seperti :
Pada intinya, pelaksanaan PPP akan semakin baik ketika pemerintah mampu
menyediakan iklim kondusif yang mampu mendukung PPP. Situasi yang kondusif
dengan terbatas pula dari sisi pembiayaan pemeintah daerah. Hal tersebut tentunya
investasi dari swasta melalui PPP, yang akan didukung oleh peraturan dan aturan
diatur agar tidak merugikan kedua belah pihak, serta tidak mengurangi hak-hak
banyak.
Pola kerjasama dalam PPP dapat dicari setelah dilakukan kajian terhadap
pihak swasta, yaitu dapat berupa BOT (Built, Operate, Transfer) yang dipandang
cocok diterapkan dalam investasi jangka panjang, selama masa konsesinya dengan
membiayai, membangun dan mengoperasikan. Bentuk badan usaha yang melakukan
kerjasama tersebut bisa dilakukan dalam bentuk joint venture (usaha patungan) atau
joint operation (kerjasama operasi gabungan). Biaya pengadaan tanah lahan yang
dibutuhkan ditanggung oleh Pemerintah atau sekaligus oleh pihak Swasta yang akan
diperhitungkan dalam masa konsesi, hal tersebut telah dilakukan sejak tahun 1994
- Penting bagi semua pihak untuk saling memahami, misi, fungsi dan tugas,
- Keberadaan dan akses data yang relevan, mudah, benar dan konsisten.
- Dukungan yang jelas dan benar kepada pemberi keputusan baik tingkat
- Struktur dan tugas tim negoisasi yang jelas dan kemampuan dalam
PPP unit atau Badan yang bertugas secara aktif untuk memfasilitasi
peraturan yang mendasari KPS dapat dilihat di PP No. 1 Tahun 2008 tentang
Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur. Perpres ini
telah diperbaiki menjadi Perpres No. 13 Tahun 2010. Salah satu aspek penting dalam
perpres ini adalah apresiasi terhadap ide atau inovasi dari pihak swasta dalam
proposal yang diajukan, dalam bentuk nilai atau score tambahan bila proposal
tersebut dilelangkan. Hal ini tentunya juga perlu direspons sebelumnya dengan
siapnya grand strategy dari pemerintah agar ide-ide yang akan dilaksanakan tidak
menyimpang dari grand strategy. Untuk lebih jelas, berikut merupakan beberapa
di Indonesia:
Tabel 1.1 Landasan Hukum Pelaksanaan PPP/KPS di Indonesia
PPP. Berbagai kendala juga terjadi selama implementasi kerjasama, antara lain
investor tidak mendapat profit seperti yang diharapkan, yang disebabkan tidak
investor sebelumnya yang telah menjalani masa konsesi selama jangka waktu
tertentu, dengan alasan tidak tercapainya tujuan investor juga terjadi. Namun hal itu
belum tercakup dalam klausul perjanjian kerjasama, sehingga aturan tambahan jika
hal-hal seperti tersebut diatas terjadi, belum ada klausul yang mengatur dan
berkualitas tinggi.
umum.
dan berpengalaman.
pertumbuhan ekonomi.
sehat.
penyediaan infrastruktur.
tersebut kepada pemerintah. Pada banyak kasus yang lain, swasta selalu
pada periode kontrak harus sesuai dengan perhitungan dalam pengembalian investasi
melalui pengguna fasilitas tersebut. Pada akhir kontrak, pihak pemerintah dapat
yang sama, atau mencari pihak (swasta) baru sebagai mitra untuk mengoperasikan
atau memelihara. BTO hampir sama dengan BOT. Perbedaannya terletak pada waktu
pengembalian atau penyerahan fasilitas. Kalau BOT dari pihak swasta
pembangunan selesai.
kepada pemerintah. Dengan kata lain, dari pemerintah menyerahkan hak dan
tanggung jawabnya atas suatu prasarana publik kepada mitra privat untuk
tersebut selama-lamanya. Transaksi BOO dapat berstatus bebas pajak apabila semua
rehabilitasi atau pengembangan dari fasilitas yang sudah ada. Pemerintah menjual
aset kepada swasta dan kemudian swasta melakukan upaya peningkatan yang
d. Contract Services
pada pilihan operasi dan pemeliharaan yang telah diberikan kepada swasta,
sistem operasional yang efisien dan tabungan selama waktu kontrak. Dengan
kontrak yang rata-rata lebih lama, pihak swasta memiliki kesempatan besar
Bentuk kerjasama ini dapat menghemat waktu, dana, jaminan yang lebih
design, build, operate, transfer atau design, build, own, operate. Metode
seorang arsitek atau insinyur, diikuti dengan kontrak yang berbeda dengan
h. Concession
Konsesi memberikan peluang tanggung jawab yang lebih besar kepada privat
tidak hanya untuk mengoperasikan dan memelihara aset tersebut namun juga
private untuk tujuan efisiensi. Konsesi sesuai untuk menarik investasi dalam
skala besar.
dalam jangka panjang dengan pihak swasta atau instansi pemerintah untuk
kontrak.
k. Lease/Purchase
pemilik fasilitas menjual kepada pihak lain, dan setelah itu menyewa
aset yang dikerjasamakan, apakah aset itu berada ditangan pemerintah atau
swasta, selama jangka waktu tertentu. Semakin besar keterlibatan pihak swasta
dalam kepemilikan aset maka akan semakin menarik minat mereka
milik pemerintah, milik swasta, atau milik pemerintah dan swasta (kepemilikan
bersama).
mengelola aset yang dikerjasamakan selama kurun waktu tertentu. Pihak yang
berkaitan dengan siapa yang akan menanamkan modal tersebut pada aset yang
yang nanti akan muncul selama pembangunan dan pengelolaan aset yang
Dari keseluruhan bentuk kerjasama PPP diatas, tidak semua bentuk kerjasama
- Jalan Tol
- Jalan Tol
- Pelabuhan Laut
- Rumah Sakit
- Fasilitas olahraga
e. O & M (Operation and Maintenance)
Terdapat masa kontrak untuk bentuk BOT dan BTO, dan jika masa kontrak
sudah dilaksanakan sejak tahun 1974 yaitu sejak adanya Undang-Undang yang
mengatur tentang pembangunan jalan tol. Sampai saat ini,pelaksanaan PPP ini masih
pusat.Persiapan yang perlu dilakukan dalam proses PPP biasanya meliputi Pra Sudi
adalah: biaya, tarif, desain, dan proses pemeliharaan. Setelah infrastruktur tersebut
terbangun, kinerja dari KPS ini pun bisa dilihat berdasarkan: (1) revenue atau
pendapatan yang diperoleh, (2) efisiensi yang dihasilkan, (3) penanganan resiko,
dan (4) inovasi yang dihasilkan.
Agar suatu proyek dapat dibiayai oleh PPP, proyek yang dibiayai oleh
kerjasama Pemerintah dan Swasta, maka proyek tersebut harus merupakan proyek
seperti yang tercantum pada Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 13 Tahun
2010 Tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2005 Tentang
dibawah ini :
perkeretaapian.
- Infrastruktur air limbah yang meliputi instalasi pengolah air limbah, jaringan
pengembangan tenaga listrik yang berasal dari panas bumi, transmisi, atau
dapat terlaksana yaitu, dari segi ekonomis semua pihak (pemerintah dan swasta)
memperoleh keuntungan
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
o Penting bagi semua pihak untuk saling memahami, misi, fungsi dan
o Keberadaan dan akses data yang relevan, mudah, benar dan konsisten.
konsisten.
o Struktur dan tugas tim negoisasi yang jelas dan kemampuan dalam
3.2 Saran