Anda di halaman 1dari 13

PRIVATIZATION AND CONTRACTING – OUT IN LOCAL GOVERNMENT

Disusun untuk memenuhi tugas kelompok

Mata Kuliah : Riset Akuntansi Publik

Oleh Kelompok 3:

1. Lestari Wahyuni 000204312021


2. Taufik 001704312021
3. Ilyas Ali 004904312021
4. Burhanuddin

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI

UNIVERSITAS MUSLIM INONESIA

MAKASSAR

2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan
berkatnya saya dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini diberi judul “Privatisasi”.

Dalam proses penulisan makalah ini kami mendapat banyak sekali ilmu mengenai
Privatisasi mulai dari definisi, tujuan dan manfaat hingga proses Privatisasi. Kami juga
berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan makalah ini,
sehingga makalah ini dapat selesai tepat waktu.

Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat di dalam perkuliahan. Kami juga
menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. Oleh sebab itu kritik dan
saran dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.

Makassar, September 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……..……………..………...…………..…………...….…... 1

DAFTAR ISI ……….……...……………………………………..…..…………...... 2


I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…….....………………………...…..……...…………...……. 3
B. Rumusan Masalah…….…………...…………………..……….........….…… 3
C. Tujuan…………….………………...............................….....…………….… 4
II. PEMBAHASAN
A. Definisi dan dasar pertimbangan privatisasi................................................ 5
B. Manfaat privatisasi bagi perusahaan pelayanan publik............................... 6
C. Alasan dan tujuan privatisasi...................................................................... 7
D. Proses atau tahapan privatisasi................................................................... 8
E. Masalah dan hambatan dalam privatisasi................................................... 10
III. PENUTUP
A. Kesimpulan ………..………………………………….................................... 11
B. Saran ………..…………………………………....................................…...... 11
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………...……... 12

3
I . PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perubahan paradigma pemerintahan pada dewasa ini terutama dalam hal
penyelenggaraan dan pengelolaan pemerintahan yang berpandangan pada konsep dan
teori reinventing government (David Osborne dan Ted Gabler, 1992) dan banishing
beaucracy (David Osborne dan Peter Plastrik, 1997) memungkinkan adanya kreativitas
dan inovasi dalam kebijakan yang berhubungan dengan pengelolaan aset-aset nasional
dan daerah. Perusahaan-perusahaan nasional maupun daerah diarahkan menuju efisiensi,
profesionalitas, berdaya saing tinggi, bertaraf internasional, dan profit oriented.
Upaya menuju ke arah proses tersebut sudah bukan merupakan wacana lagi, tetapi sudah
digulirkan oleh pemerintahan saat ini. Alasan yang mendasari tentu adalah perubahan
kondisi perekonomian saat ini yang masih belum juga beranjak dari kondisi keterpurukan
Indonesia dalam bidang perekonomian di dunia internasional. Salah satu kebijakan
dalam upaya menuju ke arah proses perubahan sektor perekonomian tersebut adalah
kebijakanprivatisasi.
Pemahaman sejarah dan alasan ekonomi privatisasi diperlukan untuk
membangun persepsi yang sama antarstakeholders dalam proses pembangunan. Hal
tersebut berguna untuk menghindari kesalahpahaman tentang arti dan tujuan privatisasi.
Hubungannya dengan pembangunan, privatisasi dapat menjadi salah satu tolok ukur
keberhasilan pembangunan nasional Meningkatnya pendapatan nasional dan daerah,
serta kesejahteraan masyarakat akan bertumpu pada keberhasilan program kebijakan
privatisasi yang tentu saja bukan program privatisasi yang penting untung sesaat dengan
menjual aset-aset negara.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini, adalah :
1. Apa definisi dan dasar pertimbangan privatisasi ?
2. Apa saja manfaat privatisasi bagi perusahaan pelayanan publik ?
3. Apa alasan dan tujuan privatisasi?
4. Bagaimana proses atau tahapan privatisasi?
5. Apa saja masalah dan hambatan dalam privatisasi?

4
C. Tujuan
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, maka makalah ini disusun dengan
tujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang masalah privatisasi yang sedang
berkembang dewasa ini. Selain itu, makalah ini juga ditulis sebagai salah satu
pemenuhan tugas perkuliahan Riset Akuntansi Publik sehingga informasi yang
terkandung di dalamnya bisa dijadikan sebagai media pembelajaran bagi mahasiswa
khususnya dan dosen pengampu pada umumnya.

5
II. PEMBAHASAN

A. DEFINISI PRIVATISASI

Privatisasi menurut istilah dalam KBBI diartikan penjualan sebagian atau semua


saham sebuah perusahaan milik pemerintah kepada publik, baik melalui penjualan
langsung ke perusahaan swasta nasional dan asing maupun melalui bursa efek; sedangkan
definisi menurut para ahli salah satunya dari Savas (dalam “The Key to Better
Governments”) menyatakan privatisasi sebagai “an  act  of reducing the role of
government, or increasing the role of the private  sector, in an activity or in the ownership
of assets”. Privatisasi mengandung pengertian adanya transfer  fungsi-fungsi dan asset
yang dilaksanakan dan dimiliki pemerintah kepada sektor swasta. Dengan privatisasi maka
peran swasta makin meningkat sedangkan peran publik makin berkurang. Menurut
pendapat pro/pendukung privatisasi, transfer fungsi dari pemerintah ke swasta ini terjadi
karena swasta dianggap lebih efisien dalam menggunakan sumber daya dan memberikan
pelayanan publik. Oleh karena itu, tujuan utama privatisasi pada dasarnya adalah untuk
meningkatkan efisiensi birokrasi pemerintah.

Margareth Thatcher (Perdana Menteri Inggris) dan Ronald Reagan (Presiden AS)
merupakan tokoh yang memperkenalkan privatisasi dalam administrasi pada tahun 1980-
an kemudian berkembang menjadi fenomena global. Pada abad 21 kini negara-negara
dengan berbagai  latarbelakang ideologi, perbedaan  ukuran,  dan  perbedaan
perkembangan pembangunan semuanya telah mengadopsi  privatisasi yang diyakini
sebagai elemen penting dari kebijakan ekonomi negara mereka.

Landasan teoritis penting yang mendukung privatisasi adalah aplikasi Teorema


Coase :

“Dalam pasar bebas biaya transaksi lebih kecil dibanding pada suatu hirarki
besar. Dalam pasar bebas pertukaran lebih fleksibel dan arus informasi lebih efisien.
Dengan makin rumitnya perekonomian maka kemampuan memproses informasi di pusat
makin tertinggal dibandingkan arus informasi yang harus diolah. Karenanya, pengambilan
keputusan sering terlambat dan kualitasnya pun menurun. Hal ini berdampak pada
rendahnya efisiensi produksi.”

Menurut  Steve H. Hanke, privatisasi adalah :

6
“…..is the transfer of assets and service functions from public to private hands. It
includes, therefore, activities that range from selling state – owned enterprise to
contracting out public service with private contractor…”.

Definisi Privatisasi  Menurut UU Nomor 19 Tahun 2003 tentang BUMN adalah


penjualan saham Persero (Perusahaan Perseroan), baik sebagian maupun seluruhnya,
kepada pihak lain dalam rangka meningkatkan kinerja dan nilai perusahaan, memperbesar
manfaat bagi negara dan masyarakat, serta memperluas saham oleh masyarakat.

Privatisasi dilakukan pada umumnya didasarkan kepada berbagai pertimbangan


antara lain sebagai berikut :

• Mengurangi beban keuangan pemerintah, sekaligus membantu sumber pendanaan


pemerintah (divestasi)

• Meningkatkan efisiensi pengelolaan perusahaan

• Meningkatkan profesionalitas pengelolaan perusahaan

• Mengurangi campur tangan birokrasi/pemerintah terhadap pengelolaan


perusahaan

• Mendukung pengembangan pasar modal dalam negeri

• Sebagai flag-carrier (pembawa bendera) dalam mengarungi pasar global

B. MANFAAT PRIVATISASI PERUSAHAAN PELAYANAN PUBLIK

Secara teori, privatisasi membantu terbentuknya pasar bebas, mengembangnya


kompetisi kapitalis, yang oleh para pendukungnya dianggap akan memberikan harga
yang lebih kompetitif kepada publik. Sebaliknya, para sosialis menganggap privatisasi
sebagai hal yang negatif, karena memberikan layanan penting untuk publik kepada
sektor privat akan menghilangkan kontrol publik dan mengakibatkan kualitas layanan
yang buruk, akibat penghematan-penghematan yang dilakukan oleh perusahaan dalam
mendapatkan keuntungan. Padahal tujuan utama privatisasi adalam membuat usaha
menjadi sehat, karyawannya lebih sejahtera dan usahanya tidak menjadi beban negara.

Ada beberapa manfaat Privatisasi perusahaan pelayanan publik seperti BUMN, yaitu :

7
1). BUMN akan menjadi lebih transparan, sehingga dapat mengurangi praktek Korupsi,
Kolusi dan Nepotisme (KKN).

2). Manajemen BUMN menjadi lebih independen, termasuk bebas dari intervensi
birokrasi.

3). BUMN akan memperoleh akses pemasaran ke pasar global, selain pasar domestik.

4). BUMN akan memperoleh modal ekuitas baru berupa fresh moneysehingga


pengembangan usaha menjadi lebih cepat.

5). BUMN akan memperoleh transfer of technology, terutama teknologi proses


produksi.

6). Terjadi transformasi corporate culture dari budaya birokratis yang lamban, menjadi


budaya korporasi yang lincah.

7). Mengurangi defisit APBN, karena dana yang masuk sebagian untuk menambah kas
APBN.

8). BUMN akan mengalami peningkatan kinerja operasional/ keuangan, karena


pengelolaan perusahaan lebih efisien.

Privatisasi dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja dan nilai


tambah perusahaan dan meningkatkan peran serta masyarakat dalam pemilikan saham
Persero.

C. ALASAN DAN TUJUAN PRIVATISASI

Menurut INTOSAI, berdasarkan hasil survei pada negara-negara anggotanya


menyangkut alasan privatisasi, maka terdapat 5 (lima) alasan terbesar yaitu:

(I) mengembangkan ekonomi pasar atau meningkatkan efisiensi bisnis;

(ii) mengurangi beban aktifitas negara;

(iii) mengurangi hutang negara atau menutup defisit anggaran;(iv) mendapatkan


dana untuk tujuan lain;

(v) memperluas pasar modal dalam negeri.

8
Khusus negara berkembang terdapat beberapa alasan khusus seperti (i)
mendapatkan  peluang  usaha dengan dunia  internasional, yang diharapkan
mendorong masuknya modal asing dan sekaligus alih teknologi; (ii) membuka
kesempatan kerja sebagaikonsekuensi masuknya modal asing dan berkembangnya
dunia usaha; (iii) mendapatkan pengetahuan majerial dan menggantikan birokrat
pengelola BUMNdengan tenaga profesional (Sumarlin, 1996 ).

Gouri (1991) (1991) mengklasifikasikan alasan privatisasi dalam 4 (empat)


kelompok yaitu (i) tekanan finansial, seperti defisit anggaran, neraca pembayaran;
(ii)tekanan ekonomi, berupa ketidakefisienan BUMN; (iii) tekanan non-ekonomis,
berupa  pemerataan
pendapatan, meningkatkan motivasi manajer; (iv) tekanan eksternalmisalnya tekanan
dari lembaga donor seperti IMF, Bank Dunia, Bank Pembangunan Asia (Siahaan,
2000) Menurut Shirley dan Nellis (1972) fenomena privatisasi merupakan akibat dari(i)
kegagalan birokratik yang mengakibatkan lemahnya kinerja BUMN; (ii) sifat permanen
dari kegagalan pasar terlalu dibesar-besarkan (Siahaan, 2000). Veljanovsky (1990)
menekankan bahwa tujuan privatissi tersebut harusdidasari oleh beberapa prinsip yaitu
(i) keputusan bisnis harus didepolitisasi; (ii) efisiensi dan persaingan harus
ditingkatkan; (iii) mendorong pembiayaan investasididasarkan pada prinsip pasar yang
mencerminkan biaya modal yang sebenarnya; (iv)harga jasa harus mencerminkan biaya
yang sebenarnya; (v) Pada situasi persaingantidak dapat ditingkatkan, pengaturan bisnis
dilakukan sehingga pelanggan mendapat perlindungan dari penyalahgunaan monopoli.

D. PROSES PRIVATISASI

Privatisasi paling tidak dapat dilakukan melalui 4 (empat) tahapan


yaitu pengembangan institusi; seleksi target, poses pengalihan, dan pemantauan hasil.
Tahapan ini bukan sesuatu yang mengikat tetapi berdasar hasil pengalaman privatisasi
di Amerika Serikat (Marston, 1987 )

Tahap I: Pengembangan Institusi


1. Penentuan Tujuan Formalisasi:
Sasaran program, penunjukan personil, penetapan anggaran, pemilihan konsultan.
2. Penilaian situasi politik:

9
Issue terkait hambatan peraturan, kendalaekonomi, pemutusan hubungan kerja,
untung-rugi politis, dampak terhadap komunitas bisnis.
3. Penciptaan dukungan:
Issue terkait pembelajaran masyarakat, memperkuat dukungan privatisasi, membangn
strategi menghadapi oposisi
4. Membangun strategi dan petunjuk Issue terkait proses privatisasi, penentuankriteria
seleksi, penetapan insentif, deregulai.
Tahap II: Seleksi target
5. Tinjauan kebijakan Tinjauan terhadap konsistensi kebijakan dengan rencana kerja
privatisasi.
6. Survei organisasi Pengkajian bentuk organisasi, sistem kerja, kinerja perusahaan,
masalah perusahaan, dan peluang perbaikan.
7.  Evaluasi bisnis Pengkajian kapasitas bisnis, beban kapitalisasi, minat komunitas
bisnis, efisiensi, kesempatankerja.
8. Analisis strategi Pemilihan metode privatisasi mempertimbang-kan aspek legal,
ekonomi, politik, bisnis.
III  Proses Pengalihan
9. Perkiraan nilai
10. Persyaratan pengalihan
11. Evaluasi dan memilih calon pemenang 
12. egosiasi dan penetapan pemenang
IV Pemantauan hasil
13. Penetapan peraturan danmekanisme pemantauan14 Kinerja pemantauan

E. MASALAH DAN HAMBATAN PRIVATISASI

Secara garis besar terdapat beberapa hambatan privatisasi yang dikenali


olehSimandjuntak (1996) yaitu (i) pemikiran bahwa privatisasi akan menjurus
padatimbulnya ketidakadilan; (ii) kurangnya transparansi dan akuntabilitas; (iii)
bebantugas non-ekonomi; (iv) keterbatasan daya serap pasar modal; (v)
kekhwatirankonsentrasi bisnis hanya pada pemodal kuat saja.Berg (1987)
mengemukakan masalah yang dihadapi khususnya di negara berkembang yaitu
(i) Tujuan utama privatisasi di negara berkembang berbeda dengannegara maju yaitu
mengurangi jumlah BUMN yang merugi. Kondisi ini menyulitkanuntuk menjual pada

10
swasta; (ii) Tidak terdapat perusahaan swasta nasional yangmempunyai modal yang
memadai untuk membeli BUMN, sementara perusahaan asingdengan modal yang
cukup masih mendapat hambatan membeli BUMN; (iii) kondisi peraturan yang kurang
mendukung. Misal proteksi industri, akses kredit; (iv) parlemenkurang memberi
dukungan karena dianggap sebagai menjual aset nasional. Termasuk  juga banyaknya
penolakan dari militer yang banyak bergantung pada BUMN.Penilaian harga
saham/aset BUMN merupakan salah satu masalah krusialdalam proses privatisasi.
Pengalaman negara lain menunjukkan bahwa masalah inimuncul terutama karena dua
kondisi yaitu (i) ketika nilai yang ditaksir oleh konsultanlebih rendah dari nilai buku
dari aset; dan (ii) ketika penjualan dilakukan pada hargayang lebih rendah dari nilai
taksiran

11
III. PENUTUP

A. Kesimpulan
 Privatisasi dilaksanakan dengan cara penjualan saham berdasarkan ketentuan pasar
modal, penjualan saham langsung kepada investor, penjualan saham kepada manajemen
dan/atau karyawan yang bersangkutan. Privatisasi dalam kenyataannya memang
mengalihkan kepemilikan negara (yang diwakili oleh pemerintah) kepada sektor swasta.
Privatisasi tidak mutlak berarti mengalihkan secara keseluruhan kepemilikan saham.
Namun tida berarti negatif karena berbagai negara telah melakukan privatisasi dan
berhasil.
Privatisasi membantu meningkatkan kesejahteraan rakyat karena lebih efisien dalam
pengelolaan dan mutunya lebih meningkat sehingga mampu menembus pasar bebas yang
menjadi penguasa ekonomi dunia.  Dengan untung yang didapatkan, digunakan untuk
memperbaiki pelayanan sehingga memuaskan pelanggan dan juga meningkatkan
kesejahteraan karyawan melalui keuntungan tersebut.

B. Saran
 Dari pembahasan mengenai “Privatisasi”, penulis memberikan saran dimana makalah
ini diperuntukkan sebagai pemenuhan tugas mahasiswa, diantaranya adalah:
1.    Kaji setiap masalah dari dua sisi yang berbeda baik positif dan negativenya yang
kemudian harus dicocokkan dengan fakta yang ada sehingga tidak menimbulkan
kesalahan persepsi.
2. Privatisasi merupakan hal yang riskan dikelola karena berhubungan dengan hajat hidup
rakyat banyak, maka sebagai mahasiswa sebaiknya telah memastikan sejak dini posisi
mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa terhadap keberadaan BUMN
3.  Lakukan yang terbaik demi Negara Kesatuan Republik Indonesia.

12
DAFTAR PUSTAKA

Irwansyah (Sekretaris Jenderal Komite Pusat Perhimpunan Rakyat Pekerja) dalam


wawancara dengan APIndonesia.Com, 12 Feb 2008.

Hikmahanto Juwana, Hukum Ekonomi dan Hukum Internasional.Jakarta: Lentera Hati, 2002

Pradjoto, Mencegah Kebangkrutan Bangsa, Belajar Dari Krisis, MTI, Jakarta, 2003

Riant Nugroho dan Randhi R. Whiratnolo, Manajemen Privatisasi BUMN, Elex Media


Komputindo, Jakarta, 2008

Setyanto P. Santosa, Quo Vadis Privatisasi Bumn?, www.pacific.net.id

Bortolotti, Bernardo / Siniscalco, Domenico: The Challenges of Privatization, An


International Analysis, Oxford, 2004.

Budhijanto, Danrivanto: „Quo Vadis Kompetisi SLI”, dalam Kompas, 11 Agustus 2004.
Rais, Amien: ,,Selamatkan Indonesia”, PPSK Press, 2008.

Zakaria, Endang. Privatisasi Perusahaan Publik Ditinjau dari Teori Tentang Peran Negara
dalam Membangun Ekonomi. Artikel, (Online)
Putra.2009. Definisi dan Fungsi Privatisasi BUMN dalam Perekonomian. Artikel, (Online)

13

Anda mungkin juga menyukai