Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

PRIVATISASI OLEH PEMERINTAH INDONESIA

DISUSUN OLEH : KELOMPOK


6

ABDUL MALIK FAJRI 1601103010059

MUHAMMAD FARRADHI 1601103010061

WAHYU GUSTYARI 1601103010045

ANDREAN ALAMANDA DZAKI 1601103010078


MAULANA MANDAR DAENG MAPPAWANGI 1601103010090

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa


mencurahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya kepada kami sehingga dapat
menyelesaikan makalah tentang Privatisasi Oleh Pemerintah Indonesia.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam proses pembuatan makalah ini. Tanpa dukungan dari berbagai pihak mungkin
makalah ini tidak bisa selesai tepat waktu.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, kami menyadari


makalah yang kami buat ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini. Kami mengharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Banda Aceh, 7 April 2018

Penyusun
ABSTRAK

Privatisasi dewasa ini merupakan salah satu topik bahasan dominan dalam
kancah kebijakan public yang berkaitan dengan peran pemerintah dalam
perekonomian menyusul gagalnya sistem perencanaan terpusat di negara-negara
komunis. Makalah ini membahas beberapa pertanyaan mendasar seputar masalah
privatisasi sebagai kecenderungan lingkungan usaha Badan Usaha Milik Negara
(BUMN), dengan menyoroti alasan pentingnya pembahasan masalah privatisasi,
mengapa dan bagaimana privatisasi perlu dilakukan dan apa dampaknya. Makalah
ini ditutup dengan mengulas pelaksanaan privatisasi di Indonesia
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. 2

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 11

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 2

1.3 Tujuan .................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 3

2.1 Definisi dan Konsep Privatisasi ........................................................... 3

2.2 Tujuan Privatisasi ................................................................................ 4

2.3 Metode Privatisasi ............................................................................... 5

2.4 Dampak Privatisasi .............................................................................. 7

2.5 Privatisasi di Indonesia ........................................................................ 8

BAB III PENUTUP ............................................................................................ 11

3.1 Kesimpulan .......................................................................................... 11


DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 12
ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada awalnnya pemenrintah Indonesia mendirikan BUMN dengan 2 tujuan


utama, yaitu tujuan untuk meningkatkan perekonomian dan tujuan untuk
mensejahterakan kehidupan social masyarakat. BUMN ditugaskan oleh Negara
untuk mengelola sektor-sektor strategis yang bersangkutan dengan kehidupan
masyarakat luas, yang apabila tugas tersebut apabila diserahkan kepada pihak
swasta, maka ditakutkan tidak memberikan pelayanan yang maksimal, sektor sektor
strategis seperti sektor listrik, minyak dan gas bumi diserahkan tugasnya dari
Negara untuk di kelola oleh pihak BUMN sebagaimana diamanatkan dalam pasal
33 UUD 1945.

Sektor-sektor yang dikuasai oleh BUMN. Dengan adanya BUMN


diharapkan dapat terjadi peningkatan kesejahteraan masyarakat, terutama
masyarakat yang berada di sekitar lokasi BUMN. tujuan BUMN yang bersifat sosial
antara lain dapat dicapai melalui penciptaan lapangan kerja serta upaya untuk
membangkitkan perekonomian lokal. Penciptaan lapangan kerja dicapai melalui
perekrutan tenaga kerja oleh BUMN. upaya untuk membangkitkan perekonomian
lokal dapat dicapai dengan jalan mengikut-sertakan masyarakat sebagai mitra kerja
dalam mendukung kelancaran proses kegiatan usaha. hal ini sejalan dengan
kebijakan pemerintahuntuk memberdayakan usaha kecil, menengah dan koperasi
yang berada di sekitar lokasi BUMN.

Namun dalam kurun waktu 50 tahun semenjak BUMN dibentuk, BUMN


secara umum belum menunjukkan kinerja yang menggembirakan. Perolehan laba
yang dihasilkan masih sangat rendah. Sementara itu, saat ini Pemerintah Indonesia
masih harus berjuang untuk melunasi pinjaman luar negeri yang disebabkan oleh
krisis ekonomi tahun 1997 lalu. Salah satu upaya yang ditempuh pemerintah untuk
dapat meningkatkan pendapatannya adalah dengan melakukan privatisasi BUMN.

1
Privatisasi BUMN telah mengundang pro dan kontra di kalangan
masyarakat, ebagian masyarakat berpendapat bahwa BUMN adalah aset negara
yang harus tetap dipertahankanke pemilikannya oleh pemerintah, walaupun tidak
mendatangkan manfaat karena terus merugi. Namun ada pula kalangan masyarakat
yang berpendapat bahwa pemerintah tidak perlu sepenuhnya memiliki BUMN,
yang penting BUMN tersebut dapat mendatangkan manfaat yang lebih baik bagi
negara dan masyarakat Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah definisi dan konsep dari Privatisasi?
2. Apakah tujuan dari Privatisasi?
3. Apakah metode-metode dari Privatisasi?
4. Bagaimanakah dampak dari Privatisasi?
5. Bagaimana Privatisasi di Indonesia?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dan konsep Privatisasi.
2. Untuk mengetahui tujuan Privatisasi.
3. Untuk mengetahui metode Privatisasi.
4. Untuk mengetahui dampak Privatisasi.
5. Untuk mengetahui bagaimana Privatisasi di Indonesia.
.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi dan Konsep Privatisasi


1. Definisi Privatisasi

Menurut Peacock (1930-an)

Privatisasi pada umumnya diartikan sebagai pindahan kepemilikan


industri dan pemerintah ke sektor swasta yang berimplikasi bahwa dominasi
kepemilikan saham akan berpindah ke pemegang saham swasta. Privatisasi

2
mencakup perubahan dari dalam ke luar, dimana terdapat kontrak pembelian
dan jasa pemerintahan.

Menurut Dunleavy (1980-an)

Privatisasi diartikan sebagai pemindahan permanen aktivasi produksi


barang dan jasa yang dilakukan oleh perusahaan Negara ke perusahaan swasta
atau dalam bentuk organisasi non publik seperti lembaga swadaya masyarakat.

2. Konsep Privatisasi

Whitshire (1987) mengklasifikasikan privatisasi kedalam 5 (lima) bagian


yaitu:

a. Privatisasi pembiayaan atas suatu jasa yang diproduksi oleh sektor publik.
Contohnya jalan tol, Build Operate Transfer (BOT), Build Operate Lease
(BOL);

b. Privatisasi produksi atas suatu jasa yang dibiayai oleh sektor publik.
Contohnya ‘contracting out’;
c. Denasionalisasi yaitu menjual sebagian atau seluruh aset perusahaan.
Contohnya go public, direct placement;

d. Liberalisasi yaitu menghilangkan monopoli dan berbagai lisensi yang


menghambat masuknya swasta;

e. Korporatisasi yaitu privatisasi manajemen yang berupa pengalihan


manajemen pada pihak swasta berdasar perjanjian kerjasama.

2.2 Tujuan Privatisasi

Menurut Pasal 74 UU BUMN, privatisasi dilakukan dengan maksud untuk:

3
a. Memperluas kepemilikan masyarakat atas Persero;
b. Meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan;
c. Menciptakan struktur keuangan dan manajemen keuangan yang baik/kuat;
d. Menciptakan struktur industri yang sehat dan kompetitif;
e. Menciptakan Persero yang berdaya saing dan berorientasi global;
f. Menumbuhkan iklim usaha, ekonomi makro dan kapasitas pasar.

1. Tujuan yang bersifat ekonomi

BUMN dimaksudkan untuk mengelola sektor-sektor bisnis strategis agar


tidak dikuasai pihak-pihak tertentu. Bidang-bidang usaha yang menyangkut hajat
hidup orang banyak, seperti perusahaan listrik, minyak dan gas bumi, sebagaimana
diamanatkan dalam pasal 33 UUD 1945, dikuasai sektor sektro strategis oleh
BUMN. Dengan adanya BUMN diharapkan dapat terjadi peningkatan
kesejahteraan masyarakat, terutama masyarakat yang berada di sekitar lokasi
BUMN memperluas kekuatan pasar dan meningkatkan persaingan serta
mengurangi ukuran sektor publik dan membuka pasar baru untuk modal swasta.

2. Tujuan BUMN yang bersifat social

Tujuan BUMN yang bersifat sosial dapat dicapai melalui penciptaan


lapangan kerja serta upaya untuk membangkitkan perekonomian lokal. Penciptaan
lapangan kerja dicapai melalui perekrutan tenaga kerja oleh BUMN. Upaya untuk
membangkitkan perekonomian lokal dapat dicapai dengan jalan mengikutsertakan
masyarakat sebagai mitra kerja dalam mendukung kelancaran proses kegiatan
usaha. Hal ini sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk memberdayakan usaha
kecil, menengah dan koperasi yang berada di sekitar lokasi BUMN.

3. Tujuan privatisasi dari sisi pembenahan internal manajemen (jasa dan


organisasi) yaitu:

a. Meningkatkan efisiensi dan produktivitas;


b. Mengurangi peran negara dalam pembuatan keputusan;

4
c. Mendorong penetapan harga komersial, organisasi yang berorientasi pada
keuntungan dan perilaku bisnis yang menguntungkan;

d. Meningkatkan pilihan bagi konsumen.

4. Tujuan dari segi politik yaitu:


a. Mengendalikan kekuatan asosiasi/perkumpulan bidang usaha bisnis tertentu
dan memperbaiki pasar tenaga kerja agar lebih fleksibel;

b. Mendorong kepemilikan saham untuk individu dan karyawan serta


memperluas kepemilikan kekayaan;

c. Memperoleh dukungan politik dengan memenuhi permintaan industri dan


menciptakan kesempatan lebih banyak akumulasi modal spekulasi;

d. Meningkatkan kemandirian dan individualisme.

2.3 Metode Privatisasi

Sesuai Pasal 2 Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: PER-
01/MBU/2010 tentang Cara Privatisasi, Penyusunan Program Tahunan Privatisasi,
dan Penunjukan Lembaga dan/atau Profesi Penunjang serta Profesi lainnya Permen

1. Privatisasi dapat dilakukan dengan cara:


a. Penjualan saham berdasarkan ketentuan Pasar Modal;
b. Penjualan saham secara langsung kepada investor;
c. Penjualan saham kepada manajemen dan/atau karyawan Persero yang
bersangkutan.

Privatisasi tersebut dilakukan melalui penjualan saham Negara pada Persero


atau penjualan saham dalam simpanan.
2. Metode privatisasi yang di lakukan oleh pemerintah:
a. Penawaran saham BUMN kepada umum (public offering of shares).
Penawaran ini dapat dilakukan secara parsial maupun secara penuh. Di
dalam transaksi ini, pemerintah menjual sebagian atau seluruh saham

5
kepemilikannya atas BUMN yang diasumsikan akan tetap beroperasi dan
menjadi perusahaan publik. Seandainya pemerintah hanya menjual sebagian
sahamnya, maka status BUMN itu berubah menjadi perusahaan patungan
pemerintah dan swasta. Pendekatan semacam ini dilakukan oleh pemerintah
agar mereka masih dapat mengawasi keadaan manajemen BUMN patungan
tersebut sebelum kelak diserahkan sepenuhnya kepada swasta;

b. Penjualan saham BUMN kepada pihak swasta tertentu (private sale of


share). Di dalam transaksi ini, pemerintah menjual seluruh ataupun
sebagian saham kepemilikannya di BUMN kepada pembeli tunggal yang
telah diidentifikasikan atau kepada pembeli dalam bentuk kelompok
tertentu. Privatisasi dapat dilakukan penuh atau secara sebagian dengan
kepemilikan campuran. Transaksinya dapat dilakukan dalam berbagai
bentuk, seperti akuisisi langsung oleh perusahaan lain atau ditawarkan
kepada kelompok tertentu. Cara ini juga sering disebut sebagai penjualan
strategis (strategic sale) dan pembelinya disebut invenstor strategis;

c. Penjualan aktiva BUMN kepada swasta (sale of government organization


state-owned enterprise assets). Pada metode ini, pada dasarnya transaksi
adalah penjualan aktiva, bukan penjualan perusahaan dalam keadaan tetap
beroperasi. Biasanya jika tujuannya adalah untuk memisahkan aktiva untuk
kegiatan tertentu, penjualan aktiva secara terpisah hanya alat untuk
penjualan perusahaan secara keseluruhan;

d. Penambahan investasi baru dari sektor swasta ke dalam BUMN (new


private investment in an state-owned enterprise assets). Pada metode ini,
pemerintah dapat menambah modal pada BUMN untuk keperluan
rehabilitasi atau ekspansi dengan memberikan kesempatan kepada sektor
swasta untuk menambah modal. Dalam metode ini, pemerintah sama sekali
tidak melepas kepemilikannya, tetapi dengan tambahan modal swasta, maka
kepemilikan pemerintah mengalami dilusi (pengikisan). Dengan demikian,
BUMN itu berubah menjadi perusahaan patungan swasta dengan

6
pemerintah. Apabila pemilik saham mayoritasnya adalah swasta, maka
BUMN itu telah berubah statusnya menjadi milik swasta;

e. Pembelian BUMN oleh manajemen atau karyawan


(management/employee buy out). Metode ini dilakukan dengan memberikan
hak kepada manajemen atau karyawan perusahaan untuk mengambil alih
kekuasaan atau pengendalian perusahaan. Keadaan ini biasanya terkait
dengan perusahaan yang semestinya dapat efektif dikelola oleh sebuah
manjemen, namun karena campur tangan pemerintah membuat kinerja tidak
optimal.

2.4 Dampak Privatisasi


1. Dampak Fiskal
Situasi fiskal cenderung diuntungkan oleh privatisasi. Secara khusus, baik
pada tingkat data perusahaan maupun data agregat ,mendukung dampak positif
terhadap penerimaan, dan berkurangnya defisit. (Davis, 2000).

2. Dampak Ekonomi Makro


Beberapa hasil studi menunjukkan dampak positif privatisasi terhadap
pertumbuhan dan tenaga kerja. Pertumbuhan dihasilkan dari meningkatnya efisiensi
di tingkat perusahaan. Berkaitan dengan adanya kekhawatiran tentang
bertambahnya pengngguran, bukti empiris memperlihatkan bahwa secara agregat
pengangguran cenderung berkurang. Namun, sekelompok tertentu pekerja dapat
mengalami hal yang sebaliknya (Davis, 2000).

3. Dampak Pemerataan
Privatisasi menjadikan perusahaan menerapkan kebijakan yang mengurangi
ketidakmerataan akses pada barang dan jasa dengan melakukan pembatasan KKN.
Dalam jangka panjang pemilikan aset yang lebih luas dan kesempatan yang lebih
besar untuk berusaha mendorong kondisi institusi yang memihak pada
pengembangan ekonomi kompetitif dan sistem politik demokratis.
Harus dikenali juga bahwa walaupun privatisasi menghasilkan peningkatan
keadilan dalam bentuk pengurangan kesenjangan pendapatan dan akses, beberapa

7
privatisasi akan mengorbankan kaum miskin. Misalnya jika perusahaan kereta api
di India mengurangi subsidinya maka kaum miskin yang paling merasakan
akibatnya secara langsung.

2.5 Privatisasi di Indonesia

Good Governance adalah cara mengatur pemerintahan yang memungkinkan


layanan publiknya efisien, sistem pengadilannya bisa diandalkan dan
administrasinya bertanggung jawab pada publik (Meier, 1991:299-300). Dan dalam
pemerintahan seperti ini mekanisme pasar merupakan pertimbangan utama dalam
proses pembuatan keputusan mengenai alokasi sumber daya.

Konsep privatisasi seharusnya diarahkan terutama untuk kepentingan


perusahaan dalam rangka pengembangan usahanya, tidak semata-mata untuk
menutup APBN. Untuk pengembangan usaha, perusahaan memerlukan tambahan
modal dan salah satunya berasal dari penerbitan saham yang dijual ke publik.
Dengan tambahan modal tersebut perusahaan mempunyai kapasitas untuk
meminjam sehingga dimungkinkan untuk memperoleh dana pinjaman dari kreditur.
Kombinasi dari modal internal dan eksternal ini memungkinkan perusahaan
mengembangkan usahanya ke peningkatan volume, penciptaan produk dan atau
jenis usaha yang dinilai fleksible sehingga volume pendapatannya meningkat yang
pada gilirannya dapat meningkatkan laba perusahaan.

Pengembangan usaha berarti juga peningkatan lapangan kerja. Dengan


usaha baru terdapat posisi tenaga kerja yang harus diisi. Pengisian tenaga pada
posisi baru tersebut dapat berasal dari intern atau ekstern perusahaan. Dengan cara
seperti ini akan terjadi penciptaan lapangan kerja baru. Pola privatisasi seperti itu
juga berdampak pada pertumbuhan ekonomi. Tambahan modal yang masuk ke
perusahaan dapat dipakai untuk menciptakan value added, yang berasal dari
peningkatan kegiatan usaha, yang pada akhirnya akan menciptakan pertumbuhan
ekonomi.

8
Privatisasi yang hanya berupa pengalihan saham pemerintah ke pihak lain
tidak berdampak langsung pada perusahaan karena tidak mempengaruhi besarnya
modal. Yang terjadi adalah perpindahan kepemilikan dari perusahaan tersebut.
Dengan pemindahan kepemilikan saham tersebut, hak penerimaan deviden berubah
dari pemerintah ke pemilik baru. Sementara itu penerimaan hasil penjualan saham
masuk ke APBN yang akan habis dipakai untuk tahun anggaran dimaksud. Dalam
jangka pendek mendatangkan cash akan tetapi dalam jangka panjang merugikan
APBN karena penerimaan deviden akan berkurang pada tahun-tahun berikutnya.

Dengan mekanisme dan kriteria apapun, tetap ada resiko permainan antara
peserta tender dengan pemutus tender. Sebaliknya penjualan saham kepada publik
yang jumlah investornya banyak tidak memerlukan proses tender dan hanya melaui
proses penjatahan yang berlaku umum dengan jumlah investor relatif banyak. Pola
privatisasi ini juga dapat dipakai untuk saran pemerataan kepemilikan aset nasional
yang tidak selayaknya dikuasai oleh kelompok minoritas tertentu.

Sesungguhnya kesemuanya ini telah diamanatkan oleh rakyat melalui


wakil-wakil di MPR dengan ditetapkannya Ketetapan MPR-RI Nomor
IV/MPR/1999 tentang Garis-garis Besar Haluan Negara Tahun 1999 yang telah
mengamanatkan agar dilakukan penyehatan BUMN terutama yang usahanya
berkaitan dengan kepentingan umum. BUMN yang usahanya tidak berkaitan
dengan kepentingan umum didorong untuk privatisasi melalui pasar modal.
Disamping itu privatisasi sebagai bagian dari kebijakan publik diharapkan dapat
meningkatkan kinerja perusahaan sector publik.

Privatisasi juga dinyatakan sebagai salah satu kebijakan strategis yang


dilakukan oleh manajemen BUMN untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan
badan usaha milik negara. Pelaksanaan privatisasi diharapkan dapat menciptakan
Good Corporate Governance dilingkungan badan usaha milik negara sekaligus juga
mewujudkan Good Public Governance di sektor publik..
Pertimbangan dan tujuan dari privatisasi dari setiap negara berbeda-beda,
pertimbangan aspek politis yang utama dari privatisasi mencerminkan adanya

9
kesadaran bahwa beban pemerintah sudah terlalu besar, sementara sektor swasta
lebih dapat melakukan banyak hal secara efisien dan efektif dibandingkan dengan
lembaga pemerintah dan kegiatan-kegiatan yang terkait bisnis. Pandangan dari sisi
manajemen puncak perusahaan, tujuan privatisasi lebih ditekankan kepada manfaat
terhadap pengelolaan perusahaan baik dalam jangka pendek maupun jangka
panjang. Melalui privatisasi diharapkan akan dapat tercipta adanya keterbukaan
pengelolaan perusahaan serta terbentuknya budaya displin organisasi yang tinggi
disamping akan diperolehnya sumber pendanaan yang lebih murah bagi
pengembangan perusahaan.

Menurut dari sisi karyawan dapat timbul pandangan dan kekhawatiran akan
kemungkinan hilangnya pekerjaan. Karena setelah diprivatisasi perhatian terhadap
faktor efisiensi dan produktivitas karyawan akan sangat menonjol sehingga
kemungkinan untuk diberhentikan karena tidak produktif, dapat setiap saat terjadi.
Namun pada umumnya kekhawatiran ini diimbangi adanya peluang mendapatkan
kepemilikan saham melalui employees stock ownership plan (ESOP) yang
sebelumnya tidak pernah mereka dapatkan. Privatisasi sebagai salah satu isu yang
sangat penting dalam upaya mewujudkan demokratisasi ekonomi yang melibatkan
pihak swasta baik swasta nasional maupun asing, untuk secara aktif terlibat dalam
proses pembangunan.

Peran swasta diharapkan dapat pula ditingkatkan melalui privatisasi BUMN.


Hasil positif yang ditunjukkan dalam privatisasi misalnya PT TELKOM Tbk,
seharusnya akan dapat mendorong pemerintah untuk segera melakukan privatisasi,
dengan tetap memperhatikan fungsi pemerintah sebagai regulator. Iklim usaha yang
kompetitif dapat diantisipasi dengan mengurangi peran pemerintah yang cenderung
monopolistik agar pelayanan publik yang diberikan dapat lebih efisien.
BAB III
PENUTUP

10
3.1 Kesimpulan

Dampak kebijakan privatisasi BUMN jelas terlihat pada perubahan


kebijakan pemerintah dan kontrol regulasi seperti tarif, tingkat nilai tukar, dan
regulasi bagi investor asing. Juga menyangkut kebijakan domestik, antara lain
keadaan pasar keuangan, termasuk akses modal, penerapan pajak dan regulasi yang
adil, dan kepastian hukum serta arbitrase untuk mengantisipasi kemungkinan
munculnya kasus perselisihan bisnis. Dampak lain yang sering dirasakan dari
kebijakan privatisasi yaitu menyebarnya kepemilikan pemerintah kepada swasta.

Diantara tiga metode privatisasi BUMN yang sering digunakan, yang


dianggap relatif sesuai dengan kondisi BUMN dewasa ini adalah penawaran saham
BUMN kepada umum dan pembelian BUMN oleh manajemen atau karyawan.
Pasalnya, dengan metode penjualan saham BUMN kepada pihak swasta tertentu
berarti akan ada pemusatan kepemilikan pada satu atau sekelompok pihak swasta
saja. Hal ini kurang sesuai dengan jiwa demokrasi ekonomi yang menghendaki
pemerataan kesejahteraaan.
DAFTAR PUSTAKA

Yustika, Ahmad Erani. 2002. Pembangunan dan Krisis, Memetakan


Perekonomian Indonesia. Jakarta: Grasindo

Pardede, Tiurma. 2015. Privatisasi Bumn Di Indonesia. Makalah. Universitas


Indonesia. Jakarta: tidak diterbitkan.

Umar, Zulham. 2010. Privatisasi Bumn Di Indonesia.


https://zulpiero.wordpress.com/2010/04/20/privatisasi-bumn-di-indonesia,
diakses pada 7 April 2018.

Sanjaya, Ade. 2015. Pengertian Privatisasi BUMN Definisi Manfaat Tujuan


Sejarah di Indonesia dampak Postif dan
Negatifnya.

http://www.landasanteori.com/2015/10/pengertian-privatisasi-
bumndefinisi.html/, diakses pada 7 April 2018.

11
Kholis, Nurius. 2011. Kondisi BUMN dan Masalah-masalah BUMN serta
Privatisasi BUMN. http://wanameru.blogspot.co.id/2011/06/kondisi-
bumndan-masalah-masalah-bumn.html, diakses pada 7 April 2018.

https://ariestavidianingsih.wordpress.com/2013/05/25/privatisasi/

12

Anda mungkin juga menyukai