Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam proses pembuatan makalah ini. Tanpa dukungan dari berbagai pihak mungkin
makalah ini tidak bisa selesai tepat waktu.
Penyusun
ABSTRAK
Privatisasi dewasa ini merupakan salah satu topik bahasan dominan dalam
kancah kebijakan public yang berkaitan dengan peran pemerintah dalam
perekonomian menyusul gagalnya sistem perencanaan terpusat di negara-negara
komunis. Makalah ini membahas beberapa pertanyaan mendasar seputar masalah
privatisasi sebagai kecenderungan lingkungan usaha Badan Usaha Milik Negara
(BUMN), dengan menyoroti alasan pentingnya pembahasan masalah privatisasi,
mengapa dan bagaimana privatisasi perlu dilakukan dan apa dampaknya. Makalah
ini ditutup dengan mengulas pelaksanaan privatisasi di Indonesia
DAFTAR ISI
1
Privatisasi BUMN telah mengundang pro dan kontra di kalangan
masyarakat, ebagian masyarakat berpendapat bahwa BUMN adalah aset negara
yang harus tetap dipertahankanke pemilikannya oleh pemerintah, walaupun tidak
mendatangkan manfaat karena terus merugi. Namun ada pula kalangan masyarakat
yang berpendapat bahwa pemerintah tidak perlu sepenuhnya memiliki BUMN,
yang penting BUMN tersebut dapat mendatangkan manfaat yang lebih baik bagi
negara dan masyarakat Indonesia.
2
mencakup perubahan dari dalam ke luar, dimana terdapat kontrak pembelian
dan jasa pemerintahan.
2. Konsep Privatisasi
a. Privatisasi pembiayaan atas suatu jasa yang diproduksi oleh sektor publik.
Contohnya jalan tol, Build Operate Transfer (BOT), Build Operate Lease
(BOL);
b. Privatisasi produksi atas suatu jasa yang dibiayai oleh sektor publik.
Contohnya ‘contracting out’;
c. Denasionalisasi yaitu menjual sebagian atau seluruh aset perusahaan.
Contohnya go public, direct placement;
3
a. Memperluas kepemilikan masyarakat atas Persero;
b. Meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan;
c. Menciptakan struktur keuangan dan manajemen keuangan yang baik/kuat;
d. Menciptakan struktur industri yang sehat dan kompetitif;
e. Menciptakan Persero yang berdaya saing dan berorientasi global;
f. Menumbuhkan iklim usaha, ekonomi makro dan kapasitas pasar.
4
c. Mendorong penetapan harga komersial, organisasi yang berorientasi pada
keuntungan dan perilaku bisnis yang menguntungkan;
Sesuai Pasal 2 Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: PER-
01/MBU/2010 tentang Cara Privatisasi, Penyusunan Program Tahunan Privatisasi,
dan Penunjukan Lembaga dan/atau Profesi Penunjang serta Profesi lainnya Permen
5
kepemilikannya atas BUMN yang diasumsikan akan tetap beroperasi dan
menjadi perusahaan publik. Seandainya pemerintah hanya menjual sebagian
sahamnya, maka status BUMN itu berubah menjadi perusahaan patungan
pemerintah dan swasta. Pendekatan semacam ini dilakukan oleh pemerintah
agar mereka masih dapat mengawasi keadaan manajemen BUMN patungan
tersebut sebelum kelak diserahkan sepenuhnya kepada swasta;
6
pemerintah. Apabila pemilik saham mayoritasnya adalah swasta, maka
BUMN itu telah berubah statusnya menjadi milik swasta;
3. Dampak Pemerataan
Privatisasi menjadikan perusahaan menerapkan kebijakan yang mengurangi
ketidakmerataan akses pada barang dan jasa dengan melakukan pembatasan KKN.
Dalam jangka panjang pemilikan aset yang lebih luas dan kesempatan yang lebih
besar untuk berusaha mendorong kondisi institusi yang memihak pada
pengembangan ekonomi kompetitif dan sistem politik demokratis.
Harus dikenali juga bahwa walaupun privatisasi menghasilkan peningkatan
keadilan dalam bentuk pengurangan kesenjangan pendapatan dan akses, beberapa
7
privatisasi akan mengorbankan kaum miskin. Misalnya jika perusahaan kereta api
di India mengurangi subsidinya maka kaum miskin yang paling merasakan
akibatnya secara langsung.
8
Privatisasi yang hanya berupa pengalihan saham pemerintah ke pihak lain
tidak berdampak langsung pada perusahaan karena tidak mempengaruhi besarnya
modal. Yang terjadi adalah perpindahan kepemilikan dari perusahaan tersebut.
Dengan pemindahan kepemilikan saham tersebut, hak penerimaan deviden berubah
dari pemerintah ke pemilik baru. Sementara itu penerimaan hasil penjualan saham
masuk ke APBN yang akan habis dipakai untuk tahun anggaran dimaksud. Dalam
jangka pendek mendatangkan cash akan tetapi dalam jangka panjang merugikan
APBN karena penerimaan deviden akan berkurang pada tahun-tahun berikutnya.
Dengan mekanisme dan kriteria apapun, tetap ada resiko permainan antara
peserta tender dengan pemutus tender. Sebaliknya penjualan saham kepada publik
yang jumlah investornya banyak tidak memerlukan proses tender dan hanya melaui
proses penjatahan yang berlaku umum dengan jumlah investor relatif banyak. Pola
privatisasi ini juga dapat dipakai untuk saran pemerataan kepemilikan aset nasional
yang tidak selayaknya dikuasai oleh kelompok minoritas tertentu.
9
kesadaran bahwa beban pemerintah sudah terlalu besar, sementara sektor swasta
lebih dapat melakukan banyak hal secara efisien dan efektif dibandingkan dengan
lembaga pemerintah dan kegiatan-kegiatan yang terkait bisnis. Pandangan dari sisi
manajemen puncak perusahaan, tujuan privatisasi lebih ditekankan kepada manfaat
terhadap pengelolaan perusahaan baik dalam jangka pendek maupun jangka
panjang. Melalui privatisasi diharapkan akan dapat tercipta adanya keterbukaan
pengelolaan perusahaan serta terbentuknya budaya displin organisasi yang tinggi
disamping akan diperolehnya sumber pendanaan yang lebih murah bagi
pengembangan perusahaan.
Menurut dari sisi karyawan dapat timbul pandangan dan kekhawatiran akan
kemungkinan hilangnya pekerjaan. Karena setelah diprivatisasi perhatian terhadap
faktor efisiensi dan produktivitas karyawan akan sangat menonjol sehingga
kemungkinan untuk diberhentikan karena tidak produktif, dapat setiap saat terjadi.
Namun pada umumnya kekhawatiran ini diimbangi adanya peluang mendapatkan
kepemilikan saham melalui employees stock ownership plan (ESOP) yang
sebelumnya tidak pernah mereka dapatkan. Privatisasi sebagai salah satu isu yang
sangat penting dalam upaya mewujudkan demokratisasi ekonomi yang melibatkan
pihak swasta baik swasta nasional maupun asing, untuk secara aktif terlibat dalam
proses pembangunan.
10
3.1 Kesimpulan
http://www.landasanteori.com/2015/10/pengertian-privatisasi-
bumndefinisi.html/, diakses pada 7 April 2018.
11
Kholis, Nurius. 2011. Kondisi BUMN dan Masalah-masalah BUMN serta
Privatisasi BUMN. http://wanameru.blogspot.co.id/2011/06/kondisi-
bumndan-masalah-masalah-bumn.html, diakses pada 7 April 2018.
https://ariestavidianingsih.wordpress.com/2013/05/25/privatisasi/
12