Anda di halaman 1dari 34

ADMINISTRASI DAN PERKEMBANGANNYA

BESERTA MSDM DALAM PERSPEKTIF


ADMINISTRASI PUBLIK KLASIK

MAKALAH

Dosen Pembimbing:
Diga Putri Oktaviane, S. AP., M. AP.

Oleh:
Kelompok II

Anggota:

1. Bhiwa 6. Mitra Yati


2. Dedy Hariady 7. Neneng Sastrawati
3. Irvan Al Ghazali 8. Nur Hazizah
4. Juprianto 9. Rafi Dirga Maulana
5. Masriyanto 10. Rian Noverianto

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS MOCHAMAD NATSIR BUKITTINGGI

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,


atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi
tugas Mata Kuliah MSDM Sektor Publik pada Program Studi
Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora, Universitas
Mochammad Natsir Bukittinggi.
Kami ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada Ibu Dosen pembimbing, Diga Putri Oktaviane, S. AP., M. AP.,
yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan masukan berharga
selama penyusunan makalah ini. Bimbingan dan dorongan dari Ibu
Dosen sangat berarti bagi kami dalam menghasilkan makalah ini dengan
kualitas yang memadai. Dan seterusnya kepada teman-teman dalam
Kelompok II yang sangat antusias dan saling bekerja sama dalam
pembuatan makalah ini. Makalah ini membahas tentang “Administrasi
dan Perkembangannya beserta MSDM dalam Perspektif
Administrasi Publik Klasik”. Kami menyadari bahwa makalah ini
memiliki keterbatasan dan masih banyak ruang untuk penelitian lebih
lanjut. Namun, kami berharap makalah ini dapat memberikan
pemahaman awal yang baik mengenai Administrasi dan
Perkembangannya beserta MSDM dalam Perspektif Administrasi Publik
Klasik dan menjadi landasan bagi pembuatan makalah selanjutnya dalam
bidang ini.
Akhir kata, kami berharap makalah ini dapat memberikan
manfaat dan kontribusi dalam memperluas pemahaman tentang materi
tersebut. Kami juga berharap makalah ini dapat memicu minat dan
diskusi yang lebih luas mengenai topik ini. Terima kasih atas perhatian
dan waktu yang telah diberikan.

Bukittinggi, 17 Mei 2023,

TIM PENYUSUN

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................i
DAFTAR ISI ............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG MASALAH..........................................................................1
B. TUJUAN PENULISAN MAKALAH......................................................................3
C. MANFAAT PENULISAN MAKALAH..................................................................3
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................4
A. KONSEP ADMINISTRASI PUBLIK
KLASIK.....................................................................................................................4
a) DEFENISI ADMINISTRASI PUBLIK KLASIK...........................................4
b) PRINSIP-PRINSIP ADMINISTRASI
PUBLIK KLASIK.............................................................................................5
c) KONSTRIBUSI TEORITIS DARI PARA
AHLI ADMINISTRASI PUBLIK KLASIK...................................................7
B. PERKEMBANGAN ADMINISTRASI PUBLIK...................................................8
a) PERUBAHAN DALAM LINGKUNGAN
ADMINISTRASI PUBLIK...............................................................................8
b) PERKEMBANGAN PARADIGMA ADMINISTRASI
PUBLIK.............................................................................................................9
c) PENGARUH PERKEMBANGAN TEKNOLOGI
TERHADAP ADMINISTRASI PUBLIK........................................................11
C. MSDM DALAM PERSPEKTIF ADMINISTRASI
PUBLIK KLASIK.....................................................................................................12
a) DEFENISI MSDM............................................................................................12
b) PENTINGNYA MSDM DALAM ADMINISTRASI
PUBLIK KLASIK.............................................................................................14
c) PRINSIP MSDM DALAM ADMINISTRASI PUBLIK
KLASIK.............................................................................................................16
d) TANTANGAN YANG DIHADAPI MSDM DALAM
ADMINISTRASI PUBLIK KLASIK..............................................................17
D. IMPLEMENTASI MSDM DALAM ADMINISTRASI
PUBLIK KLASIK.....................................................................................................19
a) SELEKSI DAN REKRUTMEN PEGAWAI...................................................19
b) PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN
PEGAWAI.........................................................................................................21
c) EVALUASI KINERJA DAN PENGHARGAAN............................................23
d) PENGELOLAAN KONFLIK DAN KOMUNIKASI.....................................25
BAB III PENUTUP..................................................................................................................28
A. KESIMPULAN.........................................................................................................28
B. SARAN......................................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................31
ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Penulisan makalah ini, di latar belakangi dengan sejarah


perkembangan Administrasi Publik klasik yang dapat ditelusuri
kembali ke abad ke-19 dan awal abad ke-20. Pada masa itu,
pemerintahan yang ada didominasi oleh birokrasi dan
administrasi yang kuat. Beberapa tokoh terkenal seperti Max
Weber, Woodrow Wilson, dan Frederick W. Taylor memberikan
kontribusi penting dalam pengembangan administrasi publik
klasik. Salah satu tokoh yang sangat berpengaruh dalam
perkembangan administrasi publik klasik adalah Max Weber.
Dalam karyanya yang berjudul "Perekonomian dan Masyarakat",
Weber memperkenalkan konsep rasionalitas hukum dan
rasionalitas formal yang menjadi dasar teoritis administrasi publik
modern. Ia menyatakan bahwa birokrasi adalah bentuk organisasi
yang paling efisien dan efektif dalam mengelola urusan publik.
Weber juga menekankan pada prinsip-prinsip seperti hierarki,
pembagian kerja, dan impersonalitas dalam administrasi publik.
Woodrow Wilson, yang kemudian menjadi Presiden
Amerika Serikat, juga berperan penting dalam pengembangan
administrasi publik klasik. Dalam esainya yang terkenal berjudul
"The Study of Administration" yang diterbitkan pada tahun 1887,
Wilson menekankan pentingnya profesionalisme dan peningkatan
efisiensi dalam administrasi publik. Ia berargumen bahwa
administrasi publik harus dijalankan oleh para ahli yang memiliki
pengetahuan dan keterampilan khusus.
Selain itu, Frederick W. Taylor memberikan kontribusi
penting dalam pengembangan administrasi publik klasik melalui
prinsip-prinsip ilmiah manajemen yang dikenal sebagai

1
2
"Scientific Management". Taylor berfokus pada efisiensi dan
produktivitas kerja dengan menggunakan metode ilmiah dan
pengukuran yang akurat. Pendekatannya yang terkenal adalah
“time and motion study”, dimana ia menganalisis gerakan
pekerjaan untuk mengidentifikasi cara terbaik dalam
melaksanakan tugas. Dalam perspektif administrasi publik klasik,
manajemen sumber daya manusia (MSDM) juga menjadi aspek
penting. MSDM melibatkan pengelolaan dan pengembangan
sumber daya manusia dalam organisasi publik. Tujuannya adalah
untuk menciptakan lingkungan kerja yang efektif, memotivasi
pegawai, dan meningkatkan kinerja organisasi secara
keseluruhan. Dalam administrasi publik klasik, MSDM memiliki
beberapa prinsip penting. Pertama, pegawai dipilih berdasarkan
kualifikasi dan kompetensi yang sesuai dengan tugas yang akan
diemban. Kedua, pegawai diberi tanggung jawab yang jelas dan
otoritas yang tepat sesuai dengan tingkat hierarki organisasi.
Ketiga, pegawai diberikan insentif dan penghargaan yang sesuai
dengan kinerja mereka. Keempat, ada proses pengawasan yang
ketat untuk memastikan pegawai mematuhi aturan dan prosedur
yang ditetapkan.
Selain itu, administrasi publik klasik juga menekankan
pada prinsip meritokrasi, di mana pegawai diberikan penghargaan
berdasarkan prestasi dan kinerja mereka, bukan karena hubungan
atau nepotisme. Prinsip ini bertujuan untuk menciptakan sistem
yang adil dan efisien dalam pengelolaan sumber daya manusia.
Secara keseluruhan, latar belakang administrasi publik klasik
berakar dari pemikiran Max Weber, Woodrow Wilson, dan
Frederick W. Taylor. Mereka memberikan fondasi teoritis dan
prinsip-prinsip manajemen yang penting dalam pengembangan
administrasi publik modern. MSDM juga merupakan bagian
integral dalam perspektif administrasi publik klasik, dengan fokus
3
pada pemilihan, pengembangan, motivasi, dan pengawasan
pegawai untuk meningkatkan kinerja organisasi publik.

B. TUJUAN PENULISAN MAKALAH

Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah


1. Jelaskan Konsep dari Administrasi Publik Klasik!
2. Jelaskan mengenai Perkembangan Administrasi Publik!
3. Jelaskan mengenai MSDM dalam Perspektif Administrasi
Publik Klasik!
4. Bagaimana Implementasi MSDM dalam Administrasi Publik
Klasik!

C. MANFAAT PENULISAN MAKALAH

Adapun manfaat dalam penulisan makalah ini adalah


1. Menjelaskan mengenai Konsep dari Administrasi Publik
Klasik;
2. Menjelaskan mengenai Perkembangan Administrasi Publik;
3. Menjelaskan mengenai MSDM dalam Perspektif
Administrasi Publik Klasik;
4. Menjelaskan bagaimana Implementasi MSDM dalam
Administrasi Publik Klasik.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Administrasi Publik Klasik


a) Defenisi Administrasi Publik Klasik
Berikut adalah definisi administrasi publik klasik menurut
beberapa ahli terkenal:
1. Menurut Max Weber: Weber menggambarkan administrasi
publik klasik sebagai birokrasi yang terorganisir dengan
prinsip-prinsip seperti hierarki, pembagian kerja, aturan yang
jelas, impersonalitas, dan kompetensi teknis. Birokrasi
dianggap sebagai bentuk organisasi yang paling efisien dalam
mengelola urusan publik.
2. Menurut Woodrow Wilson: Wilson berpendapat bahwa
administrasi publik klasik harus profesional, terpisah dari
politik, dan didasarkan pada kompetensi dan pengetahuan
ahli. Ia menekankan pentingnya efisiensi dan efektivitas
dalam administrasi publik.
3. Sedangkan Frederick W. Taylor: Taylor memberikan
kontribusi dalam bidang manajemen ilmiah yang juga relevan
dengan administrasi publik klasik. Ia menekankan
penggunaan metode ilmiah untuk meningkatkan efisiensi dan
produktivitas kerja dengan melakukan analisis gerakan dan
pengukuran yang akurat.
4. Menurut Luther Gulick: Gulick mengembangkan konsep
"POSDCORB" yang meliputi fungsi-fungsi administrasi
publik klasik, yaitu perencanaan (planning), pengorganisasian
(organizing), stafing (penyediaan sumber daya manusia),
pengarahan (directing), koordinasi (coordinating), pelaporan
(reporting), dan anggaran (budgeting).
Penting untuk dicatat bahwa definisi administrasi publik
klasik dapat bervariasi antara ahli yang berbeda, dan ada banyak
4
5
pendapat dan kontribusi lain yang dapat dikaji dalam konteks
administrasi publik klasik. Referensi yang disebutkan di atas
adalah karya-karya utama dari para ahli tersebut yang relevan
dengan administrasi publik klasik.

b) Prinsip-prinsip Administrasi Publik Klasik


Prinsip-prinsip Administrasi Publik Klasik mencakup
konsep-konsep penting yang membentuk pondasi pengelolaan
administrasi publik pada abad ke-19 dan awal abad ke-20. Berikut
ini adalah beberapa prinsip Administrasi Publik Klasik yang
umumnya diakui:
1) Birokrasi: Administrasi Publik Klasik menekankan
penggunaan birokrasi sebagai bentuk organisasi yang
paling efisien dalam mengelola urusan publik. Prinsip-
prinsip birokrasi meliputi hierarki yang jelas,
pembagian kerja yang terorganisir, aturan dan
prosedur yang tegas, dan impersonalitas dalam
pengambilan keputusan;
2) Efisiensi: Administrasi Publik Klasik bertujuan untuk
mencapai efisiensi dalam penggunaan sumber daya
publik. Prinsip efisiensi melibatkan penggunaan yang
terbaik dari sumber daya yang tersedia untuk mencapai
tujuan yang ditetapkan dengan cara yang paling
optimal;
3) Profesionalisme: Administrasi Publik Klasik
menekankan pentingnya profesionalisme dalam
pengelolaan administrasi publik. Prinsip
profesionalisme melibatkan penunjukan dan
pengembangan pegawai yang memiliki pengetahuan,
keterampilan, dan kompetensi yang sesuai untuk tugas
yang mereka emban;
6
4) Pembagian kerja dan spesialisasi: Administrasi Publik
Klasik menganjurkan pembagian kerja yang jelas dan
spesialisasi dalam tugas dan tanggung jawab
administratif. Prinsip ini memungkinkan tugas-tugas
yang kompleks dipecah menjadi bagian-bagian yang
lebih kecil dan ditugaskan kepada ahli yang memiliki
keterampilan yang sesuai;
5) Impersonalitas: Administrasi Publik Klasik
menekankan pengambilan keputusan yang bersifat
impersonal. Prinsip impersonalitas menyiratkan bahwa
keputusan harus didasarkan pada aturan dan prosedur
yang objektif, bukan atas pertimbangan pribadi atau
hubungan social;
6) Prinsip meritokrasi: Administrasi Publik Klasik
mempromosikan prinsip meritokrasi, di mana pegawai
diberikan penghargaan dan promosi berdasarkan
prestasi dan kinerja mereka. Prinsip ini bertujuan
untuk menciptakan sistem yang adil dan efisien dalam
pengelolaan sumber daya manusia;
7) Pengawasan: Administrasi Publik Klasik menekankan
pengawasan yang ketat untuk memastikan kepatuhan
terhadap aturan dan prosedur yang ditetapkan. Prinsip
pengawasan melibatkan pemantauan kinerja, evaluasi,
dan tindakan perbaikan yang diperlukan.

Harap dicatat bahwa prinsip-prinsip Administrasi Publik


Klasik dapat bervariasi dan terdapat pendekatan lain yang juga
memiliki kontribusi penting dalam perkembangan administrasi
publik.
7
c) Kontribusi Teoritis dari Para Ahli Administrasi Publik
Klasik
Para ahli Administrasi Publik Klasik memberikan
kontribusi teoritis yang signifikan dalam pengembangan bidang
administrasi publik. Berikut adalah beberapa kontribusi teoritis
dari beberapa ahli terkemuka:
1) Max Weber: Weber memberikan kontribusi besar
dalam pemahaman tentang birokrasi dan otoritas
dalam administrasi publik. Teorinya tentang birokrasi
menyediakan kerangka kerja yang sistematis untuk
mengorganisir struktur dan proses administrasi publik.
Weber juga mengidentifikasi tiga jenis otoritas, yaitu
otoritas tradisional, karismatik, dan legal-rasional,
yang relevan dalam konteks administrasi publik;
2) Woodrow Wilson: Kontribusi utama Wilson adalah
esainya yang berjudul "The Study of Administration"
pada tahun 1887. Dalam esai ini, ia mengusulkan
pemisahan politik dan administrasi, serta menekankan
pentingnya profesionalisme dalam administrasi publik.
Wilson mendorong perbaikan dalam manajemen dan
efisiensi administrasi publik dengan menggunakan
prinsip-prinsip ilmiah;
3) Frederick W. Taylor: Taylor dikenal karena
kontribusinya dalam manajemen ilmiah. Pendekatan
Taylor tentang manajemen ilmiah mengedepankan
analisis gerakan dan pengukuran yang akurat untuk
meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.
Prinsip-prinsip ini juga berdampak pada pengelolaan
administrasi publik, dengan penekanan pada
penggunaan metode ilmiah dalam meningkatkan
kinerja pegawai;
8
4) Luther Gulick: Gulick mengembangkan konsep
"POSDCORB" yang mengidentifikasi fungsi-fungsi
utama administrasi publik. Kontribusinya adalah
menyediakan kerangka kerja yang komprehensif untuk
memahami tugas-tugas dasar yang harus dilakukan
dalam administrasi publik, termasuk perencanaan,
pengorganisasian, stafing, pengarahan, koordinasi,
pelaporan, dan anggaran;
5) Henri Fayol: Meskipun lebih terkenal dalam bidang
manajemen umum, kontribusi Fayol dalam bidang
administrasi publik juga penting. Teorinya tentang
fungsi manajemen, seperti perencanaan,
pengorganisasian, komando, koordinasi, dan
pengendalian, berlaku untuk administrasi publik dan
memberikan panduan bagi para administrator dalam
melaksanakan tugas-tugas mereka.

Referensi karya-karya utama para ahli ini dapat dijadikan


acuan untuk memperdalam pemahaman tentang kontribusi teoritis
mereka dalam administrasi publik klasik.

B. Perkembangan Administrasi Publik


a) Perubahan dalam Lingkungan Administrasi Publik
Lingkungan administrasi publik terus mengalami
perubahan yang signifikan seiring berjalannya waktu. Beberapa
perubahan dalam lingkungan administrasi publik yang dapat
disorot termasuk:
1) Perkembangan Teknologi: Perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi telah mengubah cara
administrasi publik beroperasi. Penggunaan teknologi
seperti sistem informasi, e-government, dan platform
digital telah mempengaruhi proses pengumpulan data,
9
penyampaian layanan publik, komunikasi antara
pemerintah dan masyarakat, serta efisiensi operasional;
2) Globalisasi: Globalisasi telah meningkatkan
kompleksitas administrasi publik. Pemerintah harus
menghadapi tantangan yang berkaitan dengan
perdagangan internasional, migrasi, lingkungan global,
dan kerjasama internasional. Hal ini mempengaruhi
kebijakan publik, hubungan antarnegara, dan proses
pengambilan keputusan;
3) Partisipasi Masyarakat: Terdapat peningkatan
permintaan untuk partisipasi masyarakat dalam proses
pembuatan keputusan dan pelaksanaan kebijakan
publik. Masyarakat ingin memiliki peran yang lebih
aktif dalam mengubah dan mempengaruhi kebijakan
yang memengaruhi kehidupan mereka. Ini
mempengaruhi hubungan antara pemerintah dan
masyarakat serta menuntut adanya transparansi,
akuntabilitas, dan keterlibatan masyarakat yang lebih
besar dalam administrasi public;
4) Tantangan Keberlanjutan: Perhatian terhadap isu-isu
lingkungan dan keberlanjutan semakin meningkat
dalam administrasi publik. Pemerintah dihadapkan
pada tuntutan untuk mengembangkan kebijakan yang
berkelanjutan, menjaga kelestarian lingkungan, dan
mengelola sumber daya secara efisien.

b) Perkembangan Paradigma Administrasi Publik


Perkembangan paradigma administrasi publik
mencerminkan perubahan dalam pendekatan dan pemahaman
terhadap administrasi publik seiring waktu. Beberapa
perkembangan paradigma administrasi publik yang signifikan
termasuk:
10
1) Administrasi Publik Klasik: Paradigma awal
administrasi publik yang menekankan prinsip-prinsip
birokrasi, efisiensi, hierarki, pembagian kerja,
impersonalitas, dan profesionalisme;
2) Administrasi Publik Baru (New Public
Administration): Muncul pada tahun 1960-an dan
1970-an sebagai tanggapan terhadap kritik terhadap
birokrasi dan administrasi publik klasik. Paradigma ini
menekankan pada partisipasi masyarakat, keadilan
sosial, responsivitas, dan pemberdayaan masyarakat
dalam proses pengambilan keputusan;
3) Manajemen Publik: Paradigma ini lebih menekankan
pada pendekatan manajerial dalam administrasi publik.
Fokus utamanya adalah pada efisiensi, kinerja,
pengukuran hasil, dan pengelolaan sumber daya
manusia dan keuangan;
4) Tantangan Global: Paradigma ini berkembang seiring
dengan meningkatnya tantangan global seperti
perubahan iklim, keberlanjutan, perdagangan
internasional, dan migrasi. Administrasi publik harus
beradaptasi dengan kompleksitas lingkungan global
dan mengembangkan kebijakan dan strategi yang
responsif terhadap perubahan ini;
5) E-Government: Paradigma ini muncul dengan
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. E-
Government menekankan penggunaan teknologi untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas administrasi
publik, termasuk dalam penyampaian layanan publik,
partisipasi masyarakat, dan pengambilan keputusan;
6) Good Governance: Paradigma ini menekankan
pentingnya prinsip-prinsip tata kelola yang baik dalam
administrasi publik, seperti transparansi, akuntabilitas,
11
partisipasi, dan supremasi hukum. Good governance
berfokus pada menciptakan sistem administrasi publik
yang lebih responsif, adil, dan bertanggung jawab.

c) Pengaruh Perkembangan Teknologi terhadap


Administrasi Publik
Perkembangan teknologi telah memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap administrasi publik. Berikut adalah beberapa
pengaruh utama perkembangan teknologi terhadap administrasi
publik:
1) Efisiensi dan Produktivitas: Teknologi telah
meningkatkan efisiensi dan produktivitas dalam
administrasi publik. Penggunaan perangkat lunak,
sistem informasi, dan otomatisasi proses administratif
telah mempercepat pemrosesan data, mengurangi
kesalahan manusia, dan mengoptimalkan penggunaan
sumber daya. Ini memungkinkan pemerintah untuk
menyediakan layanan publik dengan lebih cepat dan
efisien;
2) Layanan Publik Digital: Perkembangan teknologi telah
memungkinkan pemerintah untuk menyediakan
layanan publik secara digital. Melalui portal e-
government, aplikasi seluler, dan platform elektronik
lainnya, masyarakat dapat mengakses layanan publik
secara online, seperti pembayaran pajak, pengajuan
permohonan, pendaftaran, dan pengambilan informasi.
Ini meningkatkan kenyamanan dan aksesibilitas bagi
masyarakat serta mengurangi birokrasi administratif;
3) Partisipasi Masyarakat: Teknologi juga telah
mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam
administrasi publik. Media sosial dan platform online
memungkinkan masyarakat untuk berpartisipasi dalam
12
diskusi kebijakan, memberikan masukan, dan
memberikan umpan balik kepada pemerintah. Hal ini
meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam proses
pengambilan keputusan dan memberikan kesempatan
untuk melibatkan berbagai pemangku kepentingan
dalam administrasi publik;
4) Pengumpulan dan Analisis Data: Perkembangan
teknologi telah memperluas kemampuan administrasi
publik dalam pengumpulan dan analisis data.
Teknologi Big Data dan analitik data memungkinkan
pemerintah untuk mengumpulkan, mengintegrasikan,
dan menganalisis data secara lebih efektif. Hal ini
memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih
baik dan pemahaman yang lebih mendalam tentang
kebutuhan masyarakat serta pola-pola dan tren dalam
administrasi publik;
5) Transparansi dan Akuntabilitas: Teknologi telah
memperkuat transparansi dan akuntabilitas dalam
administrasi publik. Akses terbuka terhadap informasi,
portal transparansi, dan publikasi data secara online
memungkinkan masyarakat untuk memantau kinerja
pemerintah, mengawasi penggunaan anggaran, dan
mengawasi tindakan administratif. Hal ini mendorong
pemerintah untuk bertanggung jawab secara lebih baik
kepada publik.

C. MSDM dalam Perspektif Administrasi Publik Klasik


a) Defenisi Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah
bidang studi dan praktik yang berfokus pada pengelolaan aspek-
aspek yang terkait dengan tenaga kerja dalam organisasi. MSDM
melibatkan perencanaan, perekrutan, seleksi, pengembangan,
13
pengarahan, penghargaan, pengelolaan kinerja, kompensasi,
manajemen konflik, serta pemeliharaan hubungan kerja yang
efektif antara organisasi dan karyawan. Defenisi MSDM dapat
dinyatakan sebagai pengelolaan sumber daya manusia dalam
organisasi dengan tujuan memaksimalkan kontribusi karyawan
terhadap pencapaian tujuan organisasi. Hal ini mencakup
mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan tenaga kerja,
mengembangkan strategi dan kebijakan pengelolaan sumber daya
manusia, mengelola kinerja karyawan, meningkatkan kompetensi
dan produktivitas, serta membangun ikatan yang kuat antara
organisasi dan karyawan.
MSDM juga melibatkan pengelolaan aspek-aspek seperti
rekrutmen dan seleksi karyawan yang berkualitas, pelatihan dan
pengembangan karyawan untuk meningkatkan keterampilan dan
pengetahuan mereka, pengelolaan kesejahteraan karyawan,
penilaian kinerja dan umpan balik, manajemen konflik, serta
perencanaan dan pengelolaan karir karyawan.
Berikut adalah beberapa defenisi Manajemen Sumber
Daya Manusia (MSDM) menurut para ahli:
1) Menurut Gary Dessler, Manajemen Sumber Daya
Manusia adalah bidang studi dan praktik yang
melibatkan perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, dan pengendalian fungsi-fungsi yang
terkait dengan perekrutan, pengembangan, penilaian,
kompensasi, dan pemeliharaan karyawan dalam
organisasi;
2) Edwin B. Flippo, Manajemen Sumber Daya Manusia
adalah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, dan pengendalian sumber daya manusia
untuk mencapai tujuan organisasi;
3) John M. Ivancevich, Manajemen Sumber Daya
Manusia adalah fungsi organisasional yang berfokus
14
pada pengelolaan dan pengembangan sumber daya
manusia agar dapat memberikan kontribusi maksimal
terhadap tujuan organisasi;
4) Robert L. Mathis dan John H. Jackson, Manajemen
Sumber Daya Manusia adalah proses merencanakan,
mengorganisasi, mengkoordinasi, dan mengendalikan
tenaga kerja yang efektif dan efisien dalam mencapai
tujuan organisasi.

b) Pentingnya MSDM dalam Administrasi Publik Klasik


Pentingnya Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)
dalam Administrasi Publik Klasik dapat dilihat dari beberapa
aspek berikut:
1) Pemenuhan Kebutuhan Tenaga Kerja: MSDM dalam
Administrasi Publik Klasik berperan dalam
memastikan pemenuhan kebutuhan tenaga kerja yang
berkualitas. Ini mencakup perencanaan kebutuhan
tenaga kerja, rekrutmen dan seleksi yang efektif, serta
penempatan karyawan yang sesuai dengan tugas dan
tanggung jawab mereka;
2) Efisiensi dan Produktivitas: MSDM membantu
meningkatkan efisiensi dan produktivitas dalam
administrasi publik klasik dengan mengelola kinerja
karyawan. Melalui proses manajemen kinerja yang
terstruktur, karyawan diberikan umpan balik,
pembinaan, dan pengembangan keterampilan untuk
meningkatkan kinerja mereka. Hal ini berdampak
positif pada efisiensi dan produktivitas organisasi;
3) Pengembangan Karyawan: MSDM berperan penting
dalam mengembangkan karyawan dalam Administrasi
Publik Klasik. Ini melibatkan pelatihan dan
pengembangan untuk meningkatkan keterampilan,
15
pengetahuan, dan kemampuan karyawan. Dengan
pengembangan yang tepat, karyawan menjadi lebih
kompeten dan mampu menghadapi tantangan yang
kompleks dalam administrasi public;
4) Pengelolaan Konflik: MSDM membantu dalam
pengelolaan konflik dalam Administrasi Publik Klasik.
Melalui kebijakan dan prosedur yang jelas,
komunikasi yang efektif, dan pendekatan penyelesaian
konflik yang adil, MSDM dapat membantu mencegah
dan menyelesaikan konflik antara karyawan atau
dengan pihak eksternal;
5) Hubungan Kerja yang Efektif: MSDM berperan dalam
membangun hubungan kerja yang efektif antara
organisasi dan karyawan. Ini mencakup penerapan
kebijakan yang adil, komunikasi yang terbuka,
partisipasi karyawan dalam pengambilan keputusan,
dan penanganan masalah karyawan dengan
sensitivitas. Hubungan kerja yang baik mendorong
kepuasan karyawan, loyalitas, dan kinerja yang lebih
baik.
Jadi, pentingnya MSDM dalam Administrasi Publik
Klasik adalah untuk mencapai efektivitas organisasi, memastikan
pelayanan publik yang berkualitas, meningkatkan kinerja
karyawan, dan membangun hubungan kerja yang harmonis.
Dengan manajemen yang baik terhadap sumber daya manusia,
Administrasi Publik Klasik dapat beroperasi dengan lebih baik
dalam menjalankan tugas-tugasnya untuk melayani kepentingan
publik.
16
c) Prinsip MSDM dalam Administrasi Publik Klasik
Dalam Administrasi Publik, terdapat beberapa prinsip
Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) yang penting untuk
diterapkan. Prinsip-prinsip tersebut meliputi:
1) Keterbukaan dan Transparansi: Prinsip ini mendorong
adanya keterbukaan dan transparansi dalam
pengelolaan sumber daya manusia di dalam
administrasi publik. Informasi terkait kebijakan,
prosedur, dan keputusan yang berkaitan dengan tenaga
kerja harus tersedia dan dapat diakses oleh karyawan
dan masyarakat secara umum. Hal ini membantu
membangun kepercayaan dan akuntabilitas;
2) Meritokrasi: Prinsip meritokrasi mengutamakan
seleksi, promosi, dan penghargaan berdasarkan
prestasi, kemampuan, dan kompetensi individu tanpa
memperhatikan faktor-faktor diskriminatif atau
nepotisme. Melalui prinsip ini, administrasi publik
dapat memastikan bahwa kualitas dan kompetensi
menjadi faktor utama dalam pengambilan keputusan
terkait sumber daya manusia;
3) Keadilan: Prinsip keadilan menekankan perlakuan
yang adil dan setara terhadap semua karyawan dalam
administrasi publik. Hal ini meliputi perlakuan yang
adil dalam hal kompensasi, kesempatan
pengembangan, promosi, dan pengakuan atas
kontribusi individu. Keadilan juga berhubungan
dengan penanganan keluhan dan konflik yang
memastikan proses yang adil dan obyektif;
4) Partisipasi dan Keterlibatan Karyawan: Prinsip ini
mendorong partisipasi karyawan dalam pengambilan
keputusan yang mempengaruhi mereka. Melibatkan
karyawan dalam proses pengambilan keputusan dan
17
memberikan ruang bagi mereka untuk memberikan
masukan dan umpan balik dapat meningkatkan
motivasi, keterlibatan, dan kualitas keputusan yang
diambil;
5) Pengembangan Karyawan: Prinsip ini menekankan
pentingnya pengembangan keterampilan, pengetahuan,
dan kapasitas karyawan. Administrasi publik perlu
memberikan kesempatan pelatihan, pendidikan, dan
pengembangan karir yang sesuai agar karyawan dapat
mengembangkan diri mereka secara profesional dan
memberikan kontribusi yang lebih baik dalam tugas-
tugas mereka;
6) Fleksibilitas dan Responsivitas: Prinsip ini
menggarisbawahi pentingnya fleksibilitas dan
responsivitas dalam pengelolaan sumber daya manusia
di administrasi publik. Adanya perubahan yang cepat
dan dinamis dalam lingkungan administrasi publik
menuntut kemampuan untuk menyesuaikan kebutuhan
sumber daya manusia dengan cepat dan efektif.
Penerapan prinsip-prinsip MSDM ini di dalam
Administrasi Publik dapat membantu menciptakan lingkungan
kerja yang adil, efektif, dan profesional, serta meningkatkan
kinerja organisasi secara keseluruhan.

d) Tantangan yang di hadapi MSDM dalam Administrasi


Publik Klasik
Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) dalam
Administrasi Publik Klasik dihadapkan pada beberapa tantangan
yang khas. Beberapa tantangan tersebut meliputi:
1) Kebijakan dan Regulasi yang Kompleks: Administrasi
Publik Klasik sering kali terikat oleh kebijakan dan
regulasi yang kompleks. Hal ini dapat membatasi
18
fleksibilitas dalam pengelolaan sumber daya manusia.
MSDM harus memastikan kepatuhan terhadap
peraturan yang ada sambil mencoba menghadapi
perubahan lingkungan dan kebutuhan organisasi;
2) Keberlanjutan dan Kontinuitas: Administrasi Publik
Klasik sering kali memiliki perubahan kebijakan dan
pergantian kepemimpinan yang terjadi secara periodik.
Tantangan dalam MSDM adalah memastikan
keberlanjutan program dan kebijakan, serta
mempertahankan kontinuitas dalam pengelolaan
sumber daya manusia meskipun terjadi perubahan
politik dan kepemimpinan;
3) Penganggaran Terbatas: Seringkali, Administrasi
Publik Klasik menghadapi keterbatasan anggaran yang
signifikan. Tantangan MSDM adalah mengoptimalkan
penggunaan sumber daya manusia yang terbatas untuk
mencapai tujuan organisasi. Ini dapat melibatkan
pemilihan dan pengembangan karyawan yang tepat,
pengaturan prioritas, dan pemantauan efisiensi dan
produktivitas;
4) Pembatasan Birokrasi: Administrasi Publik Klasik
seringkali terkena pembatasan birokrasi yang
kompleks dan prosedur yang memakan waktu. MSDM
harus bekerja dengan cara yang efektif dalam kerangka
birokrasi yang ada, sambil mencari cara untuk
mempercepat proses dan mengurangi beban
administratif yang tidak perlu;
5) Pencarian dan Pemeliharaan Karyawan yang
Berkualitas: MSDM dalam Administrasi Publik Klasik
dihadapkan pada tantangan dalam mencari dan
mempertahankan karyawan yang berkualitas.
Persaingan dengan sektor swasta, batasan kompensasi
19
yang rendah, serta persepsi negatif tentang sektor
publik dapat membuat sulit untuk menarik dan
mempertahankan tenaga kerja yang kompeten dan
berpengalaman;
6) Tantangan Teknologi: Perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi memberikan tantangan baru
bagi MSDM dalam Administrasi Publik Klasik.
Penggunaan teknologi yang efektif dalam manajemen
sumber daya manusia, seperti sistem manajemen data
karyawan, pelatihan online, dan komunikasi
elektronik, dapat memerlukan investasi, peningkatan
kompetensi, dan perubahan budaya organisasi.
Untuk mengatasi tantangan-tantangan ini, MSDM dalam
Administrasi Publik Klasik perlu mengadopsi pendekatan yang
inovatif, fleksibel, dan responsif. Mempertimbangkan konteks
dan karakteristik khusus Administrasi Publik Klasik, MSDM
harus mengembangkan strategi yang memadai untuk mengatasi
tantangan dan mencapai tujuan organisasi secara efektif.

D. Implementasi MSDM dalam Administrasi Publik Klasik


a) Seleksi dan Rekrutmen Pegawai
Seleksi dan rekrutmen pegawai merupakan proses penting
dalam Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) untuk
memilih karyawan yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan
organisasi. Berikut adalah langkah-langkah umum yang terkait
dengan seleksi dan rekrutmen pegawai:
1) Analisis Kebutuhan: Langkah pertama adalah
menganalisis kebutuhan organisasi terkait dengan
posisi yang akan direkrut. Ini melibatkan pemahaman
tentang tugas, tanggung jawab, keterampilan, dan
kualifikasi yang dibutuhkan untuk posisi tersebut;
20
2) Penyusunan Deskripsi Pekerjaan dan Spesifikasi
Jabatan: Deskripsi pekerjaan mencakup rincian tentang
tugas-tugas yang harus dilakukan, kualifikasi yang
dibutuhkan, dan tanggung jawab yang diharapkan.
Spesifikasi jabatan menjelaskan kualifikasi
pendidikan, pengalaman kerja, keterampilan, dan
karakteristik pribadi yang dibutuhkan untuk posisi
tersebut;
3) Pengumuman Lowongan: Langkah selanjutnya adalah
mengumumkan lowongan secara internal maupun
eksternal. Ini dapat dilakukan melalui papan
pengumuman internal, situs web organisasi, media
cetak, atau platform rekrutmen online;
4) Seleksi Awal: Pada tahap ini, aplikasi dan CV yang
masuk akan dievaluasi untuk memilih calon yang
memenuhi kualifikasi awal. Seleksi awal dapat
melibatkan penilaian terhadap pengalaman,
pendidikan, keterampilan, dan kualifikasi lainnya yang
relevan;
5) Tes dan Penilaian: Calon yang lolos seleksi awal akan
mengikuti tes dan penilaian tambahan. Ini dapat
meliputi tes tulis, tes psikologi, wawancara, atau
simulasi pekerjaan. Tujuan dari tes dan penilaian ini
adalah untuk mengevaluasi kemampuan, keterampilan,
kepribadian, dan potensi calon;
6) Wawancara: Tahap wawancara dilakukan untuk
mendapatkan informasi lebih lanjut tentang calon dan
mengevaluasi kesesuaian mereka dengan posisi yang
tersedia. Wawancara dapat dilakukan oleh satu atau
lebih pewawancara dan dapat mencakup pertanyaan
perilaku, situasional, atau teknis;
21
7) Verifikasi Referensi dan Latar Belakang: Sebelum
memutuskan penerimaan, penting untuk memverifikasi
referensi dan latar belakang calon. Ini melibatkan
menghubungi referensi yang diberikan oleh calon serta
melakukan pemeriksaan latar belakang terkait
pendidikan, pekerjaan sebelumnya, dan catatan
kriminal (jika diperlukan);
8) Keputusan dan Penawaran Kerja: Setelah melalui
semua tahapan seleksi, keputusan akhir dibuat
berdasarkan evaluasi calon. Calon terpilih kemudian
diberikan penawaran kerja, yang mencakup informasi
tentang posisi, gaji, tunjangan, dan kondisi kerja
lainnya;
9) Orientasi dan Integrasi: Setelah diterima, calon yang
berhasil akan mengikuti proses orientasi untuk
memperkenalkan mereka dengan budaya, kebijakan,
dan prosedur organisasi. Langkah ini membantu calon
untuk terintegrasi dengan lebih baik dalam lingkungan
kerja baru.
Penting untuk menjalankan proses seleksi dan rekrutmen
dengan adil, transparan, dan objektif. Hal ini akan memastikan
bahwa karyawan yang direkrut sesuai dengan kebutuhan
organisasi dan dapat berkontribusi secara efektif.

b) Pelatihan dan Pengembangan Pegawai


Pelatihan dan pengembangan pegawai adalah komponen
penting dari Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) yang
bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan
kemampuan karyawan dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
Berikut adalah beberapa hal yang perlu dipahami tentang
pelatihan dan pengembangan pegawai:
22
1) Definisi: Pelatihan adalah proses sistematis yang
dirancang untuk mengubah perilaku, pengetahuan, dan
keterampilan karyawan dalam rangka meningkatkan
kinerja mereka. Pengembangan, di sisi lain, lebih
berfokus pada mempersiapkan karyawan untuk peran
masa depan yang lebih tinggi atau tanggung jawab
yang lebih besar;
2) Identifikasi Kebutuhan: Langkah awal dalam pelatihan
dan pengembangan adalah mengidentifikasi kebutuhan
yang spesifik. Ini melibatkan evaluasi keterampilan,
pengetahuan, dan kompetensi yang diperlukan untuk
mencapai tujuan organisasi, serta mengidentifikasi
kesenjangan yang ada antara keterampilan yang
dimiliki oleh karyawan saat ini dan yang dibutuhkan di
masa depan;
3) Perencanaan dan Desain Program: Setelah kebutuhan
diketahui, program pelatihan dan pengembangan dapat
dirancang. Program ini harus disesuaikan dengan
kebutuhan individu dan organisasi, serta
memperhatikan metode dan strategi pengajaran yang
efektif;
4) Implementasi Program: Tahap ini melibatkan
melaksanakan program pelatihan dan pengembangan
dengan mengadakan sesi pelatihan, workshop, kursus,
atau kegiatan lainnya. Selama pelaksanaan, evaluasi
dan umpan balik yang terus-menerus harus dilakukan
untuk memastikan efektivitas program dan membuat
penyesuaian jika diperlukan;
5) Evaluasi dan Pengukuran: Setelah program selesai,
evaluasi dilakukan untuk mengevaluasi dampak dan
keberhasilan program. Ini melibatkan pengukuran
kinerja sebelum dan setelah pelatihan, penilaian
23
umpan balik dari peserta, dan analisis data untuk
menilai keefektifan program;
6) Perencanaan Karir: Pelatihan dan pengembangan juga
dapat terkait dengan perencanaan karir. Ini melibatkan
membantu karyawan mengidentifikasi tujuan karir
mereka, mengembangkan keterampilan yang
diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut, dan
menyediakan kesempatan pengembangan untuk
mempersiapkan mereka untuk peran yang lebih tinggi
di masa depan.
Pelatihan dan pengembangan pegawai memiliki manfaat
yang signifikan, antara lain meningkatkan produktivitas dan
kinerja karyawan, mengurangi tingkat pergantian karyawan,
meningkatkan kepuasan kerja, dan meningkatkan kemampuan
organisasi untuk beradaptasi dengan perubahan.

c) Evaluasi Kinerja dan Penghargaan


Evaluasi kinerja dan penghargaan merupakan bagian
penting dari Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) yang
bertujuan untuk mengukur dan menghargai kontribusi karyawan
dalam mencapai tujuan organisasi. Berikut adalah beberapa hal
yang perlu dipahami tentang evaluasi kinerja dan penghargaan:
1) Evaluasi Kinerja:
Evaluasi kinerja adalah proses penilaian yang
sistematis terhadap kinerja karyawan berdasarkan
kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya;
 Tujuan:
Tujuan dari evaluasi kinerja adalah untuk
memberikan umpan balik kepada karyawan
mengenai kinerja mereka, mengidentifikasi
kekuatan dan kelemahan, menetapkan tujuan
24
pengembangan, serta mengidentifikasi kebutuhan
pelatihan dan pengembangan;
 Metode:
Ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam
evaluasi kinerja, seperti penilaian oleh atasan,
penilaian oleh rekan kerja, penilaian diri, penilaian
berbasis kompetensi, atau pengukuran kinerja
berdasarkan hasil yang dicapai.

2) Penghargaan:
 Definisi:
Penghargaan adalah bentuk pengakuan dan
apresiasi yang diberikan kepada karyawan atas
kontribusi dan pencapaian mereka;
 Tujuan:
Tujuan dari penghargaan adalah untuk memotivasi
karyawan, meningkatkan kepuasan kerja,
memperkuat budaya kerja yang positif, dan
mempertahankan karyawan yang berkualitas;
 Bentuk Penghargaan:
Penghargaan dapat berupa insentif finansial,
pengakuan verbal, promosi, peningkatan tanggung
jawab, sertifikat penghargaan, atau program
penghargaan karyawan lainnya.

3) Hubungan antara Evaluasi Kinerja dan Penghargaan:


 Evaluasi kinerja yang baik menjadi dasar untuk
pengambilan keputusan penghargaan yang adil.
Hasil evaluasi membantu mengidentifikasi
karyawan yang berkinerja tinggi, yang berhak
mendapatkan penghargaan dan insentif;
25
 Penghargaan yang tepat dan adil memperkuat
motivasi karyawan dan mendorong peningkatan
kinerja di masa mendatang;
 Evaluasi kinerja dan penghargaan juga dapat
digunakan untuk mengidentifikasi area
pengembangan dan meningkatkan kinerja
karyawan yang belum mencapai standar yang
diharapkan.
Penting untuk menjalankan evaluasi kinerja dan
penghargaan secara teratur, objektif, transparan, dan adil. Hal ini
membantu membangun budaya kinerja yang kuat, meningkatkan
kepuasan karyawan, serta mempertahankan dan memotivasi
karyawan yang berkualitas.

d) Pengelolaan Konflik dan Komunikasi


Pengelolaan konflik dan komunikasi yang efektif
merupakan aspek penting dalam Manajemen Sumber Daya
Manusia (MSDM) yang berkontribusi pada hubungan kerja yang
harmonis dan produktif di dalam organisasi. Berikut adalah
beberapa hal yang perlu dipahami tentang pengelolaan konflik
dan komunikasi:
1) Pengelolaan Konflik:
 Definisi:
Konflik adalah ketidaksesuaian atau perbedaan
pendapat antara individu atau kelompok yang dapat
mempengaruhi hubungan dan kinerja di dalam
organisasi;
 Penyebab Konflik:
Konflik dapat disebabkan oleh perbedaan nilai,
kepentingan, tujuan, peran, atau gaya kerja.
Ketidakjelasan peran, kurangnya sumber daya,
26
komunikasi yang buruk, dan perbedaan pribadi
juga dapat menjadi pemicu konflik;
 Pengelolaan Konflik:
Pengelolaan konflik melibatkan pemahaman,
penanganan, dan penyelesaian konflik secara
konstruktif. Ini meliputi pendekatan kolaboratif,
negosiasi, mediasi, dan pembangunan hubungan
yang baik antara pihak yang terlibat dalam konflik.

2) Komunikasi:
 Definisi:
Komunikasi adalah proses pertukaran informasi,
gagasan, dan pemahaman antara individu atau
kelompok dalam organisasi;
 Pentingnya Komunikasi yang Efektif:
Komunikasi yang efektif sangat penting dalam
MSDM karena memungkinkan pemahaman yang
jelas, koordinasi yang baik, dan kerjasama yang
produktif antara karyawan dan berbagai tingkatan
manajemen;
 Faktor-faktor Penting dalam Komunikasi:
Faktor-faktor seperti kejelasan, kejujuran,
keterbukaan, mendengarkan aktif, dan penggunaan
saluran komunikasi yang sesuai merupakan hal
yang penting untuk memastikan komunikasi yang
efektif;
3) Komunikasi Antarpersonal dan Organisasional:
Komunikasi dapat terjadi antarindividu (komunikasi
antarpribadi) maupun melalui saluran formal dalam
organisasi (komunikasi organisasional). Kedua jenis
komunikasi ini memainkan peran penting dalam
pengelolaan hubungan dan kinerja di dalam organisasi.
27
Penting untuk membangun budaya komunikasi yang
terbuka, saling pengertian, dan konstruktif di dalam organisasi.
Pengelolaan konflik yang baik dan komunikasi yang efektif dapat
membantu mengatasi perbedaan, mencegah eskalasi konflik yang
merugikan, meningkatkan hubungan kerja yang positif, dan
mencapai tujuan organisasi secara lebih efisien.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat ditarik dari pembahasan mengenai


administrasi dan perkembangannya serta Manajemen Sumber
Daya Manusia (MSDM) dalam perspektif administrasi publik
klasik adalah sebagai berikut:
1) Administrasi Publik Klasik: Administrasi publik klasik
mengacu pada pendekatan tradisional dalam
administrasi publik yang didasarkan pada prinsip-
prinsip seperti hierarki, spesialisasi, otoritas formal,
dan rasionalitas. Para ahli seperti Woodrow Wilson
dan Max Weber memainkan peran penting dalam
pengembangan teori administrasi publik klasik;
2) Prinsip-Prinsip Administrasi Publik Klasik: Prinsip-
prinsip administrasi publik klasik meliputi pemisahan
politik dan administrasi, hukum dan peraturan,
hierarki, rasionalitas, efisiensi, dan spesialisasi.
Prinsip-prinsip ini bertujuan untuk mencapai
efektivitas dan efisiensi dalam penyelenggaraan
layanan publik;
3) Kontribusi Teoritis: Para ahli administrasi publik
klasik, seperti Wilson, Weber, dan Taylor,
memberikan kontribusi teoritis yang penting dalam
pengembangan administrasi publik. Mereka
mengemukakan konsep-konsep seperti pemisahan
kekuasaan, birokrasi, rasionalitas ekonomi,
pengukuran kinerja, dan manajemen ilmiah yang
masih relevan hingga saat ini;
28
29
4) Perkembangan Paradigma: Administrasi publik telah
mengalami perkembangan dari paradigma administrasi
publik klasik ke paradigma yang lebih modern, seperti
New Public Management (NPM) dan Good
Governance. Perkembangan ini mencerminkan
perubahan dalam tuntutan dan tantangan yang dihadapi
oleh sektor public;
5) Pengaruh Teknologi: Perkembangan teknologi
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
administrasi publik. Penggunaan teknologi informasi
dan komunikasi telah memungkinkan efisiensi dalam
penyelenggaraan layanan publik, pengumpulan dan
analisis data, serta pemberdayaan masyarakat dalam
partisipasi dan transparansi;
6) Pentingnya MSDM: MSDM memiliki peran penting
dalam administrasi publik klasik. MSDM membantu
dalam merekrut, mengelola, dan mengembangkan
sumber daya manusia di sektor publik. Dalam konteks
administrasi publik, MSDM juga berkaitan dengan
peningkatan kualitas pelayanan publik dan pencapaian
tujuan organisasi.
Kesimpulan ini menunjukkan bahwa administrasi publik
klasik memiliki landasan teoritis yang kuat dan memberikan
kontribusi penting dalam pengembangan administrasi publik.
Namun, perkembangan paradigma dan pengaruh teknologi telah
membawa perubahan signifikan dalam cara administrasi publik
dijalankan. Penting bagi pemerintah untuk mengadopsi prinsip-
prinsip MSDM dalam administrasi publik untuk mencapai
efektivitas, efisiensi, dan pelayanan publik yang berkualitas.
30
B. SARAN

Meskipun tim penulis menginginkan kesempurnaan dalam


penyusunan makalah ini, akan tetapi pada kenyataannya masih
banyak kekurangan yang perlu tim penulis perbaiki. Hal ini
dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis. Oleh karena
itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat
diharapkan sebagai bahan evaluasi untuk ke depannya. Sehingga
bisa terus menghasilkan penelitian dan karya tulis yang
bermanfaat bagi banyak orang.
DAFTAR PUSTAKA

Armstrong, M. (2017). Armstrong's Handbook of Performance


Management: An Evidence-Based Guide to Delivering High
Performance. Kogan Page.

Bratton, J., & Gold, J. (2017). Human Resource

Dessler, G. (2019). Human Resource Management. Pearson.

Noe, R. A., Hollenbeck, J. R., Gerhart, B., & Wright, P. M. (2019).


Human Resource Management: Gaining a Competitive
Advantage. McGraw-Hill Education.

Robbins, S. P., Coulter, M., & DeCenzo, D. A. (2017). Fundamentals of


Management. Pearson.

31

Anda mungkin juga menyukai