Anda di halaman 1dari 81

ii

PEDOMAN TEKNIS
KULIAH KERJA PARTISIPATIF (KKP)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

PUSAT PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT


LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
UNIVERSITAS NEGERI MATARAM

TAHUN 2023

ii
TIM PENYUSUN

BUKU PEDOMAN TEKNIS PELAKSANAAN KULIAH


KERJA PARTISIPATIF UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MATARAM

Penanggung Jawab : Prof. Dr. H. Masnun, M. Ag.


Tim Penyusun : Prof. Dr. Atun Wardatun, M.Ag., MA.
Dr. Muhammad Sa’i, MA.
Dr. Moh. Liwa Irrubai, M. Pd.
Dr. Emawati, M. Ag.
Dr. Nikmatullah, M. A.
Azmar, M.Pd.

Tata Usaha : Suhaemah, S.E


Hosiah, S.Pd.

Design Cover : Safarudin, S. Kom.

Diterbitkan Oleh : P2M - LP2M UIN Mataram

E-mail : lp2m@uinmataram.ac.id

Alamat : Gedung Research Center Lt. 1 Kampus II


Universitas Islam Negeri Mataram Jl.
Gajah Mada No. 100 Jempong Baru Kec.
Sekarbela Kota Mataram (NTB)

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kepada Allah SWT karena buku


Panduan Pelaksanaan Kuliah Kerja Partisipatif (KKP) ini dapat
diselesaikan penyusunannya. Buku ini berisi petunjuk untuk
melaksanakan KKP oleh DPL dan Mahasiswa Universitas Islam
Negeri (UIN) Mataram.
Seiring dengan perkembangan IPTEK dewasa ini, peran
mahasiswa menjadi penting untuk memberikan kontribusi yang lebih
efektif bagi perbaikan kehidupan sosial. Mereka adalah agen
perubahan atau dikenal sebagai agent of social change dan agent of
social control dalam tatanan kehidupan masyarakat. Melekatnya
simbol dan jargon-jargon tersebut di pundak mahasiswa menunjukkan
bahwa terdapat tanggung jawab besar di pundak mereka terhadap
keberlangsungan kehidupan dan transformasi sosial. Karena itulah
mahasiswa tidak hanya memiliki kewajiban untuk mempelajari teori-
teori ilmu pengetahuan, tetapi mereka juga memiliki tanggung jawab
terhadap perubahan sosial yang ada. Mereka juga dituntut untuk
mengabdi dan mengaplikasikan apa yang telah mereka dapatkan
di bangku kuliah secara praktis dan bersentuhan langsung
memahami bahkan menawarkan solusi bagi problematika
masyarakat.
Buku panduan ini di samping berisi pedoman teknis
pelaksanaan KKP juga dilengkapi dengan teori- teori yang berkaitan
dengan Metode dan Pendekatan Participatory Action Research (PAR)
dan pendekatan Asset Based Community-driven Development
(ABCD). Hal ini bertujuan agar mahasiswa peserta KKP dapat
memahami metode dan pendekatan PAR dan ABCD sekaligus
mengimplementasikannya dalam menyusun dan melaksanakan
program KKP di lapangan.

iii
Buku panduan ini tentunya masih memiliki banyak kekurangan,
maka kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk
kesempurnaan isi panduan pelaksanaan KKP ini. Terima kasih

Mataram, 23 Mei 2023


Ketua LP2M UIN Mataram

Prof. Dr. Atun Wardatun, M.Ag., MA.


` NIP. 19770330 200003 2 001

iv
DAFTAR ISI

COVER .............................................................................................. i
TIM PENYUSUN ............................................................................. ii
KATA PENGANTAR KETUA LP2M UIN MATARAM .......... iii
DAFTAR ISI ................................................................................... iv
BAB I : PENDAHULUAN ............................................................... 1
A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Dasar Hukum .......................................................................... 2
C. Nama dan Bentuk Kegiatan ................................................... 3
D. Maksud dan Tujuan ................................................................ 4
BAB II: KETENTUAN PELAKSANA .......................................... 6
A. Ketentuan Peserta .................................................................. 6
B. Dosen Pembimbing Lapangan ................................................ 6
BAB III: PROSEDUR PENDAFTARAN ...................................... 7
A. Pendaftaran Mahasiswa ......................................................... 7
B. Pendaftaran DPL .................................................................... 8
C. Kesiapan Dokumen .............................................................. 13
D. Form Isian Survei ................................................................ 13
E. Unggah Hasil Survei ................................................................. 13
BAB IV: KETENTUAN OBSERVASI AWAL ............................ 9
A. Observasi dan Maping ............................................................ 9
B. Tahapan SurveiAwal ............................................................ 10
BAB V: PEMBEKALAN DAN PELAKSANAAN KKP ........... 14
A. Pembekalan KKP ....................................................................... 14
B. Pelepasan dan Penyerahan Peserta KKP ............................. 14
C. Pelaksanaan KKP ........................................................................ 15
D. Program Kerja KKP ................................................................... 15
E. Membuat Field Notes .......................................................... 17
F. Pelaksanaan KKP ........................................................................ 15
BAB VI: METODE KULIAH KERJA PARTISIPATIF ............ 18
A. Memahami KKP dengan Pendekatan PAR ............................ 18
B. Memahami KKP Pendekatan ABCD ...................................... 20
C. Metode Menemukenali Aset (ABCD) .................................... 21
v
D. Proses Appreciative Inquiry (Model 4-D) ........................... 22
E. Community Mapping ................................................................ 24
F. Transect atau penelusuran wilayah .................................... 27
G. Asosiasi ................................................................................ 28
H. Pemetaan Aset Individu ........................................................... 30
I. Skala Prioritas .................................................................. 26
BAB VII: MONITORING DAN EVALUASI .............................. 40
A. Waktu Monev .............................................................................. 40
B. Monitoring DPL, Pimpinan dan LP2M .................................. 40
C. Materi Monitoring ..................................................................... 40
D. Pelaporan Monitoring ................................................................ 41
BAB VIII: JADWAL PEMBEKALAN DAN PELAKSANAAN
KKP ............................................................................................. 42
BAB IX: PELAPORAN ................................................................ 45
A. Ketentuan Umum Laporan Mahasiswa .................................. 45
B. Ketentuan Khusus Laporan Mahasiswa ................................... 45
C. Ketentuan Laporan Dosen Pembimbing Lapangan ............... 54
BAB X: TATA TERTIB ................................................................ 55
A. Tata Tertib Peserta KKP ............................................................. 55
B. Larangan Peserta ........................................................................ 55
C. KKP Nir-Kekerasan Seksual .................................................... 56
D. Pengaduan ................................................................................... 58
E. Sanksi-Sanksi ............................................................................. 58
BAB XI: PENUTUP ...................................................................... 60
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................. 71

vi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kuliah Kerja Partisipatif (KKP) merupakan salah satu mata
kuliah yang wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa UIN Mataram
melalui bimbingan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) serta
berlokasi di beberapa wilayah yang menjadi sasaran pelaksanaan
KKP. Pada dasarnya KKP merupakan mata kuliah di lapangan
yang bertujuan untuk membekali mahasiswa dalam
mengaplikasikan keilmuan yang telah dipelajari selama
perkuliahan. Diantara tujuan tersebut adalah pada kegiatan
memecahkan berbagai fenomena yang terjadi didalam masyarakat
melalui pengembangan potensi yang ada didalam masyarakat itu
sendiri.
Dalam konteks sejarah, KKP UIN Mataram mengalami
beberapa kali perubahan, tidak hanya sekedar ganti nama tetapi
juga paradigma. KKP sebelumnya tahun 2006 bernama KKN
(Kuliah Kerja Nyata). Program KKN mengacu kepada paradigma
konvesional yang menganggap bahwa masyarakat sebagai objek
dan ber- sifat statis dalam pelaksanaan program, dan mahasiswa
sebagai subjek yang aktif dan menggerakkan masyarakat.
Sedangkan KKP menggunakan paradigma sosial change yang
dinamis dan partisipatif. Mahasiswa menjadi fasilitator dalam
menggerakkan masyarakat berdasarkan kepada prinsip kolektif dan
kolaboratif.
KKP dilaksanakan didasarkan atas prinsip kolektif dan
kolaboratif antara mahasiswa dan masyarakat dalam
memanfaatkan aset dan sumber daya yang ada. Oleh karena itu,
kerjasama yang baik antara mahasiswa dan para stakeholder sangat
penting dalam mensukses program dan kegiatan yang
1
dilaksanakan. Dengan menggunakan pendekatan Participatory
Action Research (PAR), mahasiswa tidak hanya bekerja tetapi
juga be- lajar bersama masyarakat untuk membangun desa.
Atas dasar pertimbangan di atas, maka LP2M membuat
aturan dan pedoman KKP agar penyelenggaraan KKP dapat
berjalan dengan baik sebagai bagian dari bentuk pengabdian
kepada masyarakat yang menjadi tupoksi dari pelaksanaan Tri
Dharma Perguruan Tinggi.

B. Dasar Hukum
Secara yuridis formal penyelenggaraan Kuliah Kerja
Partisipatif (KKP) memiliki landasan;
1. Undang-undang nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
2. Peraturan Pemerintah nomor 16 tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan;
3. Undang-undang nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan
Tinggi;
4. Keputusan Menteri Agama RI nomor: E/KEP/19/1999 tentang
Pola Pembinaan Mahasiswa PTAI;
5. Keputusan Menteri Agama RI nomor: 045/U/2002 tentang
Kurikulum Inti PTAI;
6. Peraturan Menteri Agama RI nomor:18 Tahun 2007 tentang
Alih Status IAIN; Mataram menjadi UIN Mataram;
7. Peraturan Menteri Agama RI nomor :18 Tahun 2007 tentang
Organisasi Tata Kerja UIN Mataram;
8. Peraturan Menteri Agama RI nomor: 27 Tahun 2007 tentang
Statuta UIN Mataram;
9. Keputusan Menteri Agama RI nomor: B.II/3/54237 Tanggal 27
Juli 2017 tentang Pengangkatan Rektor UIN Mataram;

2
10. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 4834
Tahun 2015 Tentang Pedoman Pengabdian kepada Masyarakat
di Perguruan TinggiIslam;
11. Surat Edaran Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam
No. B-713/DJ.I/Dt.I.III/TL.00/04/2020 tentang Tindak Lanjut
Edaran Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor
697/03/2020 di Bidang Litapdimas (Penelitian, Publikasi
Ilmiah, dan Pengabdian kepada Masyarakat);
12. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 533
Tahun 2023 Tentang Petunjuk Teknis Kuliah Kerja Nyata
Moderasi Beragama Tahun 2023.

C. Nama dan Bentuk Kegiatan


Kegiatan yang diatur dalam pedoman ini adalah Kuliah
Kerja Partisipatif Reguler dengan tema “Pendampingan Desa
Wisata dan UMKM Halal”, KKP Mandiri Kembali Ke Desa, KKN
Nusantara Persemakmuran IAIN Sunan Ampel, KKN Nusantara
Kolaborasi Mandiri dan KKN Nusantara Moderasi Beragama. KKP
Reguler 2023 merupakan KKP yang dilaksanakan di 190 desa
lokasi KKP sepulau Lombok.
KKN Nusantara Persemakmuran Sunan Ampel merupakan
KKN bersama 9 (Sembilan) Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri
eks Sunan Ampel Surabaya yaitu; 1) UIN Sunan Ampel, 2) UIN
Maulana Malik Ibrahim Malang, 3) UIN Mataram, 4) UIN Satu
Tulungagung, 5) UIN Samarinda, 6) UIN Jember, 7) IAIN Kediri,
8) IAIN Ponorogo, dan 9) IAIN Madura. Pada tahun 2023, KNK
Nusantara Persemakmuran Sunan Ampel diadakan di UIN Malik
Ibrahim Malang.

3
KKN Nusantara Moderasi Beragama merupakan KKN yang
diinisiasi oleh Kementerian Agama melalui Subdid Pengabdian
Masyarakat dan akan dilaksanakan di Tanah Toraja Provinsi
Sulawesi Selatan.
KKN Internasional adalah KKN yang dilaksanakan antar
Negara dan pada Tahun 2023 KKN Internasional Bekerjasama
dengan UIPSI Malaysia, yang akan dilaksanakan pada Bulan Juni
2023.
KKN Mandiri Kembali ke Desa adalah KKN yang
dilaksanakan untuk pemerataan lokasi KKN di Nusa Tenggara
Barat. Pada Tahun 2023 yang berlokasi di Kabupaten Sumbawa
Barat.
KKN Kolaborasi Mandiri antar Perguruan Tinggi yaitu KKN
yang dilaksanakan atas Dasar MoU antar Perguruan Tinggi. KKN
Kolaborasi Mandiri antar Perguruan Tinggi pada Tahun 2023
berlokasi di Yogyakarta.

D. Maksud dan Tujuan


Pedoman Pelaksanaan Kuliah Kerja Partisipatif ini
dimaksudkan sebagai panduan teknis bagi civitas akademika
UIN Mataram dalam melaksanakan KKP Tahun 2023.
Tujuan umum kegiatan KKP Tahun 2023 untuk
meningkatkan kemampuan sumber daya manusia dalam
memenuhi kebutuhan masyarakat dan memecahkan problem sosial
bersama-sama masyarakat dalam rangka meningkat- kan
kesejahteraan sosial, pencerahan, sesuai dengan visi dan misi
serta fungsi Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI)

4
Tujuan khusus kegiatan KKP Tahun 2023 adalah sebagai
berikut:
1. Untuk memberikan pedoman dalam pelak- sanaan Kuliah
Kerja Partisipatif mahasiswa UIN Mataram.
2. Mengembangkan potensi mahasiswa untuk melakukan
improvisasi dan inovasi dalam profesi pekerjaan sosial
khususnya dan dalam pembangunan masyarakat umumnya.
3. Memberikan kepada mahasiswa pengalaman belajar dan
bekerja secara langsung dalam menghadapi berbagai
persoalan yang kom- pleks, melalui proses partisipatif
sehingga dapat membantu masyarakat menemukan cara
menghadapi problem sosial yang mereka hadapi.
4. Mengembangkan potensi mahasiswa sesuai bidang
keilmuannya ke arah peningkatan kemampuan dan profesinya
yang dilaksanakan secara mandiri dankolektif.

Tujuan insitusional kegiatan KKP Tahun 2023 adalah sebagai


berikut:
1. Memberikan kontribusi pendidikan/pengajaran, penelitian
dan pemberdayaan masyarakat.
2. Meningkatkan kepekaan sosial civitas akademika terhadap
perkembangan dan persoalan yang terjadi di masyarakat.

5
BAB II
KETENTUAN PELAKSANA

A. Ketentuan Peserta
KKP diperuntukkan bagi mahasiswa UIN Mataram yang
telah memenuhi persyaratan administrasi yakni:
1. Mahasiswa semester VII atau mahasiswa yang telah
menyelesaikan minimal 120 SKS.
2. Mahasiswa aktif yang telah membayar SPP pada semester
tersebut.
3. Mahasiswa telah melakukan pendaftaran KKP secara online
melalui website KKP UIN Mataram yang telah disediakan.

B. Dosen Pembimbing Lapangan (DPL)


Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) memiliki tugas dan
peran sebagai pembina, pengawas, pengarah, penasehat, motivator,
sekaligus sebagai penilai kegiatan Kuliah Kerja Partisipatif.
Adapun ketentuan DPL adalah sebagai berikut:
1. Dosen Tetap PNS yang memiliki NIDN dengan pangkat
fungsional minimal Asisten Ahli di lingkungan UIN Mataram.
2. Dosen Pembimbing Lapangan melakukan pendaftaran
sebagai DPL melalui website KKP UIN Mataram
3. Penetapan DPL dilakukan oleh LP2M melalui SK Rektor.
4. Berkomitmen membimbing dan membina mahasiswa
KKP secara intensif.

6
BAB III
PROSEDUR PENDAFTARAN

A. Pendaftaran Mahasiswa
Adapun prosedur pendaftaran KKP UIN Mataram Tahun
2023 adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa login menggunakan NIM masing-masing pada
laman website: https://kkp.uinmataram.ac.id.
2. Setelah login dengan NIM, secara otomatis data mahasiswa
akan terkonversi dari data SIAKAD.
3. Dalam satu kelompok terdiri dari 13 – 14 peserta.
4. Dalam 1 kelompok terdiri dari 1 orang 1 Prodi.
5. Jika terdapat di dalam 1 kelompok peserta lebih dari satu
prodi maka otomatis akan dikeluarkan dari sistem.
6. Diharapkan kepada semua peserta untuk selalu
mengupdate informasi nama peserta pada kelompok yang
dipilih sampai akhir pendaftaran.
7. Jika nama tidak terdapat pada kelompok yang sudah dipilih
agar memilih kembali kelompok/ lokasi yang lain.
8. Mahasiswa menentukan pengurus kelompok (Ketua,
Sekretaris, dan Bendahara) kemudian mendaftarkan nama
nama pengurus tersebut pada form https://bit.ly/KELOMPOK-
KKP2023 dengan melengkapi kebutuhan administrasi yang
diminta didalam form.
9. Kelompok KKP membuat media komunikasi dengan DPL.
Media komunikasi peserta dengan DPL tidak terbatas. Sesuai
kesepakatan peserta KKP-DR dengan DPL masing- masing

7
B. Pendaftaran Dosen Pembimbing Lapangan (DPL)
Adapun prosedur pendaftaran Dosen Pembimbing Lapangan
(DPL) KKP UIN Mataram adalah sebagai berikut:
1. Dosen login menggunakan NIDN masing- masing pada
laman website: https://kkp.uinmataram.ac.id
2. Setelah login dengan NIDN, secara otomatis data dosen akan
terkonversi dari data SIAKAD.
3. Mengikuti Group WhatsApp DPL. Admin akan mengundang
masing-masing DPL kedalam group WhatsApp bersama
dengan Kepala Pusat Pengabdian Kepada Masyarakat (P2M)
LP2M UIN Mataram.

8
BAB IV
KETENTUAN OBSERVASI AWAL

A. Observasi dan Mapping


Observasi bertujuan untuk mendapatkan informasi awal
tentang lokasi KKP. Observasi dapat dilakukan dengan cara
transek, menelusuri kampung untuk mendapatkan gambaran
situasi lokasi dan juga wawancara dengan tokoh pemerintah,
tokoh masyarakat dan para stakeholder lainnya. Sebelum
melakukan observasi, sebaiknya setiap kelompok sudah memiliki
struktur kepengurusan yang terdiri dari: ketua, sekretaris,
bendahara. Observasi dilaksanakan oleh seluruh peserta KKP
didampingi oleh Dosen Pembimbing Lapangan. Apa yang harus
diobservasi?
Melakukan mapping (pemetaan potensi dan persoalan)
sebagai berikut:
1. Kondisi dan situasi lingkungan lokasi KKP: keber- sihan,
kerapian, kesegeran (banyak pepohonan) Bangunan fisik:
rumah penduduk, sekolah, TPQ, kantor, dan fasilitas publik
lainnya.
2. Kondisi masyarakat sekitar: pekerjaan yang dilakukan,
keramahan, aktivitas orang tua, bapak- bapak, ibu-ibu, remaja,
anak-anak.
3. Apa yang dihadapi oleh masyarakat sekitar: lingkungan
kotor, kemiskinan, tidak ada TPQ/ pengajian, tempat wisata,
4. Untuk mendapatkan data diatas, selain observasi juga dapat
dilakukan dengan wawancara terhadap tokoh pemerintah dan
tokoh masyarakat setempat.

9
B. Tahapan Survei Awal
Tahapan survei awal KKP Tahun 2023 adalah sebagai
berikut:
1. Diskusikan dengan anggota kelompok sendiri serta ketua
kelompok dalam satu desa kapan akan melakukan survei.
Sebaiknya kelompok yang berada dalam satu desa bisa
melakukan survei pertama secara bersamaan.
2. Lakukan pelacakan literatur tentang desa yang akan
disurvei. Bila desa tersebut pernah menjadi desa lokasi
KKP Tahun 2023, maka bacalah buku laporan kelompok
KKP di desa tersebut atau hubungi salah satu anggotanya agar
mendapatkan gambaran awal tentang desa dimaksud.
Gunakan perambah elektronik internet/mesin pencari untuk
menelusuri peta desa, video, gambar jalan (street view), berita
tentang desa, laporan penelitian, serta buku-buku terkait.
Sejumlah data angka bisa diunduh dari web kantor BPS di
setiap kabupaten/ kota. Buatlah catatan ringkas hasil
penelusuran di atas sebagai data awal untuk berdiskusi
dengan anggota kelompok dan dosen pembimbing.
3. Datanglah ke PPM untuk meminta surat pengantar ke Desa
dengan Lampiran Surat Rekomendasi Pelak- sanaan KKP
2023 dari Kesbangpol Kabupaten dan Lampiran Rekap Daftar
Nama anggota kelompok. Bila Dosen Pembimbing sudah
ditetapkan, mintalah waktu untuk bertemu dan berdiskusi
tentang apa saja yang harus dilakukan saat survei dan
pembuatan program. Tawarkan waktu agar selama survei
berlangsung Dosen Pembimbing bisa ikut serta dalam 1 (satu)
kali survei.
4. Bantulah dosen pembimbing untuk mengurus persoalan
administrasi survei ke PPM. Siapkan semua kelengkapan
dokumen sebelum survei. Unduhlah Form isian 1-3 untuk
10
diisi pada saat survei. Pahami setiap form yang ada, sehingga
bisa diisi selama proses persiapan KKP berlangsung. Semua
isian form diisi dalam dokumen word dan akan menjadi data
lampiran dalam Buku Laporan Hasil KKP 2023.
5. Sebaiknya survei pertama dilakukan pada saat hari kerja,
sehingga bisa bertemu dengan pihak aparatur kecamatan
dan desa serta bisa didapatkan informasi pembagian wilayah
pengabdian setiap kelompok KKP di dalam satu desa.
Pastikan bahwa tim pensurvei membawa alat tulis, perekam
suara dan kamera untuk keperluan pencatatan dan
dokumentasi selama survei dilakukan.
6. Menemui aparat kecamatan atau desa adalah hal yang pertama
kali harus dilakukan selama survei. Sampaikan surat kepada
para pihak terkait dan diskusikan apakah bisa bertemu
langsung dengan Kepala Kecamatan (camat) atau Kepala
Desa saat itu atau pada hari lain dengan kepastian janji waktu.
7. Mintakanlah tanda terima penyampaian surat pengantar dari
PPM agar menjadi bukti bahwa kelompok saudara sudah
melakukan kunjungan dan meng- informasikan rekomendasi
Kesbangpol Kabupaten/kota pada kecamatan dan desa.
Normatifnya yang menyebarkan surat rekomendasi dari
Kesbangpol Kabupaten/Kota ke kecamatan adalah
Kesbangpol Kab/ Kota. Hanya saja menghindari terjadinya
keterlambatan penyampaian dan miss-komunikasi. Maka
penyampaian surat rekomendari pelaksanaan KKP 2023
dilakukan oleh PPM melalui mahasiswa yang berada di
lokasi tersebut.
8. Bagi kelompok yang menjadi koordinator kecamatan, ada
baiknya menginisiasi audiensi dengan Camat agar bisa
melakukan kegiatan se-kecamatan. Serta bisa membantu
program kecamatan apa saja yang bisa disinkronkan dengan
11
KKP di desa-desa pada wilayah kecamatan tersebut.
Agendakan mewawancarai sejumlah warga untuk
mendapatkan gambaran umum desa, dusun, kampung yang
akan menjadi lokasi pengabdian hingga survei dan observasi
lokasi berikutnya. Di antara mereka yang harus dimintai
pandangannya adalah: tokoh masyarakat, apparat desa,
ustadz/guru sekolah, pengelola majelis taklim, pemuda, petani,
dll.
9. Buatlah peta lokasi desa/kampong bila tempat yang akan
menjadi lokasi pengabdian sudah ditunjuk oleh fakultas dan
disepakati bersama kelompok KKP. Peta lokasi yang dibuah
seperti denah yang pernah disampaikan dalam Pembekalan
KKP.
10. Buatlah Sejarah Desa dengan mengacu pada Form yang telah
disediakan. Data ini akan berguna untuk kepentingan desa
atau kampung tersebut dan menjadi salah satu bahan dalam
Buku Laporan Hasil KKP 2023.
11. Semua dokumen yang dihasilkan dari survei didiskusikan di
kelompok KKP Bersama Dosen pembimbing untuk
menentukan program dan kegiatan apa saja yang
memungkinkan bisa dilakukan oleh kelompok KKP.

C. Kesiapan Dokumen
1. Surat Pengantar Pemberitahuan Pelaksanaan KKP ke
kecamatan dari PPM dengan Lampiran Surat Rekomendasi
Pelaksanaan KKP 2023.
2. Surat Pengantar Survei ke Desa dan Pemberitahuan
Pelaksanaan KKP 2023 dari PPM dengan Lampiran Surat
Rekomendasi Pelaksanaan KKP 2023.
3. Rekap Daftar nama anggota kelompok KKP sebagai lampiran
dari Surat Pengantar Survei ke Lokasi dari PPM.
12
4. Tanda Terima Penyerahan Surat Pemberitahuan Pelaksanaan
KKP 2023.
5. Peta Wilayah yang akan dituju.
6. Form Isian Survei Lokasi KKP (Format survei ada pada
lampiran).

D. Form Isian Survei.


1. Form Monograf Desa (berasal dari lampiran: Peraturan
Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia nomor: 13 tahun
2012 tentang Monografi Desa dan Kelurahan).
2. Form Pemetaan Sosial.
3. Form Matrik Alur Sejarah Desa/ Kampung.

E. Unggahan Hasil Survei KKP


Unggah hasil survei pada link form : https://bit.ly/SURVEI-
KKP2023.

13
BAB V
PEMBEKALAN DAN PELAKSANAAN KKP

A. Pembekalan KKP
Pembekalan KKP bertujuan memberikan penge- tahuan dan
keterampilan kepada peserta KKP terkait dengan teknis
pelaksanaan KKP.
1. Materi
a. Apa, mengapa, dan bagaimana KKP?
b. Peran mahasiswa dalam KKP
c. Mengenal pendekatan PAR dalam KKP
d. Membuat program kerja
e. Tata tertib
2. Narasumber
a. Pemerintah daerah lokasi KKP
b. Rektor dan jajaran civitas akademika
c. Nara sumber dari instansi terkait dalam pembangunan
pedesaan.
d. Narasumber dalam pembekalan KKP adalah Dosen
Pembimbing Lapangan masing-masing kelompok.

B. Pelepasan dan Penyerahan Peserta KKP


Pelepasan peserta KKP dilakukan secara serentak oleh
Rektor UIN Mataram di kampus UIN Mataram. Pelepasan ini
dihadiri oleh pejabat struktural dan Dosen Pembimbing
Lapangan serta seluruh mahasiswa peserta KKP. Setelah acara
pelepasan dilaksanakan, Dosen Pembimbing Lapangan
menyerahkan mahasiswa KKP kepada pemerintah daerah setempat
yang diwakili langsung oleh Kepala Desa di kantor Desa masing,
terakhir peserta KKP didampingi oleh DPL dan Kepala Desa
menuju lokasi KKP.
14
C. Pelaksanaan KKP
KKP dilaksanakan selama 45 hari di lokasi yang sudah
ditentukan oleh LP2M. KKP tahun 2023 menyebar di beberapa
desa di Kabupaten Lombok Utara, Lombok Barat, Lombok Tengah,
Lombok Timur dan Sumbawa Barat di Nusa Tenggara Barat.
Jadwal dan lokasi terdapat di lampiran buku pedoman ini.

D. Program Kerja KKP


Program kerja sebagai acuan peserta KKP untuk
melaksanakan kegiatan di lapangan selama pelaksanaan KKP
berlangsung. Program disusun secara bersama oleh para peserta
dalam satu kelompok yang dipimpin oleh ketua kelompok dan
dikonsultasikan kepada Dosen Pembimbing Lapangan. Program
kerja dibuat selama pelaksanaan KKP 6 minggu, yang terdiri dari
dua bentuk. Pertama program kerja kelompok. Program kerja
kelompok merupakan program yang dirancang dan direncanakan
serta harus dilaksanakan oleh semua anggota kelompok.

Contoh Program Kerja Kelompok


Nama kelompok :
Alamat :
Ketua kelompok :
Dosen Pembimbing Lapangan :

PENANGGUNG
NO NAMA PROGRAM WAKTU
JAWAB
1 Khutbah Jumat Jumat I, II, III,
IV, V, VI
2 Pengajian
3 Hiziban/Yasinan/selakaran/
salawatan
4 Mengajar di PAUD/MI
5 Gotong Royong

15
6 Membuat papan nama
7 Pengadaan Lomba PHBI dan
17 Agustus
8 Mendata UMKN yang ada di
Desa
9 Penyuluhan Kesehatan
Reproduksi Remaja
10 Packing dan Labeling
Produk Makanan
11 Dst.

Kedua, program kerja individu, yakni program kerja yang


dirancang oleh masing-masing anggota kelompok. Program
individu ini dapat disesuaikan dengan jurusan masing-masing.

Contoh Program Kerja Individu


Nama :
Kelompok :
Alamat :
Dosen Pembimbing Lapangan :

PENANGGUNG
NO NAMA PROGRAM WAKTU
JAWAB
1
2 Dst.
Selain membuat program kerja, setiap kelompok juga harus
membuat jadwal piket harian untuk memudahkan pembagian
tugas masing-masing kelompok.

Contoh Jadwal Piket


Nama Kelompok :
Alamat KKP :
NO HARI NAMA KETERANGAN
1 Senin
2 Selasa

16
3 Rabu
4 Kamis
5 Jum’at
6 Sabtu
7 Minggu

E. Membuat Field Notes (Catatan lapangan)


Field note merupakan catatan yang dituliskan oleh setiap
peserta KKP yang berisi tentang kegiatan yang dilakukan sehari-
hari. Field note ini sangat penting dilakukan untuk
mendokumentasikan seluruh kegiatan yang dilakukan secara
sistematis. Selain itu juga field note berguna untuk memudahkan
menyusun laporan. Field note dapat berupa table atau narasi dari
hasil wawancara dan observasi.

Contoh field note dalam bentuk tabel


Kelompok :
Alamat KKP :

HARI/
NO TEMPAT TOKOH KEGIATAN CATATAN
TANGGAL
1 Senin, Masjid Ketua Diskusi tentang Merancang
23 Maret Remaja perayaan maulid kegiatan
Mesjid Nabi perayaan
mauled Nabi
dengan
berbagai acara:
pengajian
remaja,
perlombaan,
gotong
2 Dst.

17
BAB VI
METODE KULIAH KERJA PARTISIPATIF

A. Memahami KKP dengan Pendekatan PAR


Dari berbagai paradigma dan pendekatan yang berkembang
saat ini, pendekatan Partisipatory Action Research (PAR) dapat
dijadikan pilihan pendekatan untuk menjawab berbagai
kelemahan pelaksanaan KKN di atas. Karena PAR pada
hakekatnya merupakan sebuah proses atau aktivitas penelitian,
pendidikan dan pengabdian yang dilakukan secara simultan
(bersamaan) dan sinergis.
PAR adalah ‘seni’ membangun jembatan mencapai
pemahaman yang saling menguntungkan, menghubungkan orang,
gagasan, dan sumber, membangun hubungan melalui itu kita
dapat menciptakan landasan yang kokoh antara perorangan dan
komunitas, bekerja menuju solusi yang saling menguntungkan atas
masalah bersama, dan belajar bagaimana untuk maju
menyongsong masa dengan tana harus membuat ‘roda’, sambil
melewati bermunculannya kembali kendala, secara esensial
meraih suatu tingkat kesadaran yang tinggi dari mana kita menjadi
berdaya untuk memecahkan masalah-masalah.
Model KKP berbasis PAR (Participatory Action Research),
ini memiliki tiga variabel kunci yaitu participatory, action dan
research yang dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Research atau penelitian, tahap ini merupakan penelitian
tentang permasalahan yang dihadapi masyarakat,
permasalahan tersebut dipahami sedemikian mendalam dan
mendetail sehingga masalah tersebut bisa diketahui dengan
jelas penyebab dan akibatnya.
2. Action atau aksi, setelah mengetahui masalah- masalah
tersebut secara mendalam dan mendetail, barulah masuk
18
dalam langkah yang kedua yaitu pencarian alternatif untuk
memecahkan masalah tersebut yang kemudian diterjemahkan
dalam beberapa item dalam program kerja yang akan
dilaksanakan.
3. Participatory, kedua item di atas dilaksanakan secara
partisipasi artinya dengan melibatkan seluruh komponen
masyarakat dalam melakukan identifikasi masalah serta teknik
untuk mencari solusi secara bersama-sama dan melakukan
secara bersama-sama pula bukan saja sebagai penonton atau
gaya bos yang hanya bisa memerintah tetapi tidak bisa bekerja
(talk less do more).
Dari ketiga prinsip KKP PAR, mahasiswa bersama-sama
dengan masyarakat melakukan identifikasi masalah perencanaan
dan aksi untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang mereka
hadapi. Di samping itu, nuansa penelitian serta kritik yang
konstruktif terhadap kondisi masyarakat tersebut menjadi tugas
independen mahasiswa sebagai bentuk laporan
pertanggungjawaban atas keterlibatan mereka atas proses
perubahan yang dilakukan bersama mayarakat.
Maka KKP adalah upaya untuk melakukan transformasi
sosial yang untuk mewujudkan orientasi tersebut memerlukan
langkah-langkah berikut:
1. Mengkaji keadaan desa secara umum; melakukan pengkajian
tentang peta wilayah desa, sosial ekonomi, sosial politik, social
budaya maupun rekonstruksi sejarah desa;
2. Mengkaji keadaan desa secara topikal; melakukan pengkajian
tentang problem sosial keagamaan dengan mengkaitkan
problematika dan potensi desa pada umumnya;
3. Membuat planning secara partisipatif; menyusun perencanaan
bersama masyarakat sesuai dengan problem yang ditemukan;

19
4. Melakukan aksi-aksi; berupaya untuk memecahkan problem
sosial keagamaan;
5. Melakukan refleksi; melakukan monitoring dan evaluasi atas
upaya pengkajian keadaan desa secara umum dan topikal,
serta aksi pemecahan problem sosial keagamaan bersama
masyarakat.

B. Memahami KKP Pendekatan ABCD


Usaha perbaikan kualitas kehidupan manusia dengan pola
pembangunan yang menempatkan manusia menjadi pelaku
utama. Mengingat pola ini masih menjadi rintisan maka dukungan
berbagai pihak sangat dibutuhkan. Perguruan tinggi sebagai
salah satu lembaga pendidikan memiliki peran yang sangat
strategis untuk ikut serta upaya ini. Sebuah usaha yang memastikan
bahwa kegiatan pembangunan selayaknya menempatkan posisi
manusia dapat berkembang kapasitasnya sesuai dengan segala
potensi dan aset yang dimiliki.
Asset-based community development (ABCD) dianggap
sebagai pendekatan yang tepat untuk persoalan kemasyarakatan.
Hal ini karena ABCD merupakan sebuah pendekatan dalam
pengembangan masyarakat yang mengupayakan terwujudkan
sebuah tatanan kehidupan sosial dimana masyarakat menjadi
pelaku dan penentu upaya pembangunan di lingkungannya atau
yang seringkali disebut dengan Community Driven Development
(CDD). Upaya pengembangan masyarakat harus dilaksanakan
sejak dari awal menempatkan manusia secara individu maupun
kelompok untuk mengetahui apa yang menjadi kekuatan
yang dimiliki serta segenap potensi dan aset yang dimiliki yang
potensial untuk dimanfaatkan. Hanya dengan mengetahui kekuatan
dan aset, diharapkan manusia mengetahui dan bersemangat untuk

20
terlibat sebagai aktor dan oleh karenanya memiliki inisiatif dalam
segala upaya perbaikan (perubahan) dalam masyarakat.
Dengan mengetahui kekuatan dan aset yang dimiliki, serta
memiliki agenda perubahan yang dirumuskan bersama, persoalan
keberlanjutan sebuah program perbaikan kualitas kehidupan
diharapkan dapat diwujudkan. Melalui pendekatan ABCD, warga
masyarakat difasilitasi untuk merumuskan agenda perubahan yang
mereka anggap penting. Kegiatan KKP yang dilaksanakan
mahasiswa menjadi sangat penting untuk memastikan bahwa
warga masyarakat berkesempatan untuk turut serta sebagai
penentu, agenda perubahan tersebut. Tatkala warga masyarakat
telah menentukan agenda perubahan tersebut, maka apapun
rencana tersebut, warga masyarakat akan berjuang untuk
mewujudkannya. Oleh karena itu, kegiatan KKP adalah proses
kegiatan stimulasi dan fasilitasi. Mahasiswa yang melaksanakan
akan belajar betapa kehidupan ini akan berubah menjadi baik
tatkala ada kemauan untuk berubah dari yang menjalaninya.
Perubahan menuju kepada upaya perbaikan hanya dapat
diwujudkan tatkala manusia secara individu maupun kelompok
dapat mencermati hal terbaik dalam dirinya, dan mengoptimalkan
hal baik tersebut untuk apapun yang diimpikannya.

C. Metode Menemukenali Aset (ABCD)


Bagian ini akan menjelaskan metode atau teknik apa saja
yang akan digunakan untuk menemukenali aset, kekuatan, dan
potensi yang ada dalam masyarakat. Dalam bagian ini metode
menemukenali aset yang ditampilkan adalah:
1. Penemuan Apresiatif (Appreciative Inquiry)
2. Pemetaan Komunitas (community mapping)
3. Penelusuran Wilayah (transect)
4. Pemetaan Asosiasi dan Institusi
21
5. Pemetaan Aset Individu (Individual Inventory Skill)
6. Sirkulasi Keuangan (Leaky Bucket)
7. Skala Prioritas (Low hanging fruit)
Appreciative Inquiry (AI) adalah cara yang positif untuk
melakukan perubahan organisasi berdasarkan asumsi yang
sederhana yaitu bahwa setiap organisasi memiliki sesuatu yang
dapat bekerja dengan baik, sesuatu yang menjadikan organisasi
hidup, efektif dan berhasil, serta menghubungkan organisasi
tersebut dengan komunitas dan stakeholdernya dengan cara
yang sehat. AI dimulai dengan mengidentifikasi hal- hal positif
dan menghubungkannya dengan cara yang dapat memperkuat
energi dan visi untuk melakukan perubahan untuk mewujudkan
masa depan organisasi yang lebih baik. AI melihat isu dan
tantangan organisasi dengan cara yang berbeda. Berdeda dengan
pendekatan yang fokus pada masalah, AI mendorong anggota
organisasi untuk fokus pada hal-hal positif yang terdapat dan
bekerja dengan baik dalam organisasi. AI tidak menganalisis
akar masalah dan solusi tetapi lebih konsen pada bagaimana
memperbanyak hal- hal positif dalam organisasi. Asumsi dasar
dalam pendekatan masalah (problem-solving approach) adalah
bahwa organisasi dapat bekerja dengan baik dengan cara
mengidentifikasi dan menghilangkan kekurangan- kekurangannya.
Sebaliknya, AI menganggap bahwa organisasi meningkat
efektifitasnya melalui penemuan, penghargaan, impian, dialog
dan membangun masa depan bersama.

D. Proses Appreciative Inquiry (Model 4-D)


Proses Appreciative Inquiry (Model 4-D) terdiri dari 4 tahap
yaitu Discovery, Dream, Design dan Destiny atau sering disebut
Model atau Siklus 4-D.

22
1. Discovery adalah proses pencarian yang mendalam tentang
hal-hal positif, hal-hal terbaik yang pernah dicapai, dan
pengalaman-pengalaman keberhasilan di masa lalu. Proses ini
dilakukan dengan wawancara appresiatif. Beberapa contoh
pertanyaan apresiatif yang dilakukan pada tahap ini antara lain:
a. Ceritakan pengalaman terbaik yang pernah ada?
b. Hal apa yang sangat bernilai dari diri Anda?
c. Hal-hal apa yang menjadi sumber kehidupan Anda,
yang tanpahal tersebut Anda akan mati?
d. Sebutkan 3 harapan yang Anda miliki untuk
meningkatkan kekuatan dan efektifitas Anda?

2. Dream, Berdasarkan informasi yang diperoleh dari tahap


sebelumnya, orang kemudian mulai membayangkan masa
depan yang diharapkan. Pada tahap ini, setiap orang
mengeksplorasi harapan dan impian mereka baik untuk diri
mereka sendiri maupun untuk organisasi. Inilah saatnya
orang- orang memikirkan hal-hal besar dan berpikir out of the
box serta membayangkan hasil-hasil yang ingin dicapai
3. Design, Pada tahap Design ini, orang mulai merumuskan
strategi, proses dan sistem, membuat keputusan dan
mengembangkan kolaborasi yang mendukung terwujudnya
perubahan yang diharap- kan. Pada tahap ini semua hal
positif di masa lalu ditransformasi menjadi kekuatan
untuk mewujudkan perubahan yang diharapkan (dream).
4. Destiny, Tahap Destiny adalah tahap dimana setiap orang
dalam organisasi mengimplementasikan ber- bagai hal yang
sudah dirumuskan pada tahap Design. Tahap ini berlangsung
ketika organisasi se- cara kontinyu menjalankan perubahan,
memantau perkembangannya, dan mengembangkan dialog,
pembelajaran dan inovasi-inovasi baru.
23
E. Community Mapping
Community Mapping adalah Pendekatan atau cara untuk
memperluas akses ke pengetahuan local. Community map
merupakan visualisasi pengetahuan dan persepsi berbasis
masyarakat mendorong pertukaran informasi dan menyetarakan
kesempatan bagi semua anggota masyarakat untuk berpartisipasi
dalam proses yang mempengaruhi lingkungan dan kehidupan
mereka. Fungsi community map adalah sebagai berikut:
1. Memperbaiki dan meningkatkan keterlibatan publik dalam
pemetaan.
2. Memberikan masyarakat dan anggotanya kesempatan untuk
mengevaluasi proposal desain dan perencanaan dan
memvisua- lisasikan dampak sebuah keputusan tersebut
terhadap masa depan komunitas.
3. Proses pengumpulan dan meningkatkan data geospasial.
4. Meningkatkan pengetahuan komunitas tentang wilayah
komunitas.
Proses pemetaan ini melibatkan beberapa pihak antara lain
Organisasi masyarakat, asosiasi warga, organisasi Nirlaba,
institusi sipil lokal, dan minoritas atau kelompok khusus. Tujuan
dari pemetaan ini sesungguhnya adalah komunitas belajar
memahami dan mengidentifikasi kekuatan yang sudah mereka
miliki sebagai bagian dari kelompok. Apa yang bisa dilakukan
dengan baik sekarang dan siapa di antara mereka yang memiliki
keterampilan atau sumber daya. Mereka ini kemudian dapat
diundang untuk berbagi kekuatan demi kebaikan seluruh
kelompok atau komunitas. Daftar lengkap aset yang bisa dipetakan
adalah:
1. Aset personal atau manusia. keterampilan, bakat,
kemampuan, apa yang bisa anda lakukan dengan baik, apa

24
yang bisa anda ajarkan pada orang lain. (Kemampuan
Tangan, Kepala dan Hati).
2. Asosiasi atau aset sosial. tiap organisasi yang diikuti
olehanggota kelompok, kelompok – kelompok remaja masjid
seperti Kelompok Kaum Muda, Kelompok Ibu; kelompok –
kelompok budaya seperti Kelompok Tari atau Nyanyi;
Kelompok Kerja PBB atau Ornop lain dalam komunitas atau
yang memberikan pelatihan bagi komunitas. Asosiasi
mewakili modal sosial komunitas dan penting bagi komunitas
untuk memahami kekayaan ini.
3. Institusi. lembaga pemerintah atau pewakilannya yang
memiliki hubungan dengan komunitas. Seperti komite
sekolah, komite untuk pelayanan kesehatan, mengurus listrik,
pelayanan air, atau untuk keperluan pertanian dan
peternakan. Terkadang institusi – institusi ini terhubung
dengan Aset Sosial tetapi keduanya mewakili jenis aset
komunitas yang berbeda. Komite Sekolah, Komite Posyandu
dan koperasi yang dibentuk oleh pemerintah termasuk dalam
kategori ini.
4. Aset Alam. Tanah untuk kebun, ikan dan kerang, air, sinar
matahari, pohon dan semua hasilnya seperti kayu, buah
dan kulit kayu, bambu, matrial bangunan yang bisa
digunakan kembali, matrial untuk menenun, matrial dari
semak, sayuran dan sebagainya.
5. Aset Fisik. Alat untuk bertani, menangkap ikan, alat
transportasi yang bisa dipinjam, rumah atau bangunan yang
bisa digunakan untuk pertemuan, pelatihan atau kerja, pipa,
ledeng, kendaraan.
6. Aset Keuangan. Mereka yang tahu bagaimana menabung, tahu
bagaimana menanam dan menjual sayur di pasar, yang
tahubagaimana menghasilkan uang. Produk – produk yang
25
bisa dijual, menjalankan usaha kecil, termasuk berkelompok
untuk bekerja menghasilkan uang. Memperbaiki cara
penjualan sehingga bisa menambah penghasilan dan
menggunakannya dengan lebih bijak. Kemampuan
pembukuanuntuk rumahtanggadanuntuk kelompok maupun
usaha kecil.
7. Aset Spiritual dan Kultural. Anda bisa menemukan aset ini
dengan memikirkan nilai atau gagasan terpenting dalam hidup
anda: apa yang paling membuat anda bersemangat? Termasuk
di dalamnya nilai-nilai penganut Muslim, keinginan untuk
berbagi, berkumpul untuk berdoa dan mendukung satu sama
lain. Atau mungkin ada nilai-nilai budaya, sepertimenghormati
saudaraiparataumenghormati berbagai perayaan dan nilai-
nilai harmoni dan kebersamaan. Cerita tentang pahlawan
masa lalu dan kejadian sukses masa lalu juga termasuk di sini
karena hal-hal tersebut mewakili elemen sukses dan strategi
untuk bergerak maju.
Sedangkan langkah-langkah yang dapat digunakan untuk
poses mapping adalah sebagai berikut:
1. Ketua tim memperkenalkan diri kepada seluruh peserta
yang hadir
2. Menjelaskan pengertian pemetaan, tujuan serta manfaat
kegiatan ini
3. Menjelaskan unsur-unsur yang harus ada dalam pembuatan
peta wilayah melalui sumbang saran.
4. Setelah nara sumber lokal (NSL) paham, lalu peserta & tim
memulai pembuatan gambar peta wilayah. Untuk memulai
dialog bisa dibuka dengan: “kita sekarang ada disini (sambil
menunjuk dalam kertas yang akan digambar), kalau kita mau
ke…..” (suatu tempat di lingkungan RW setempat) dimana

26
letak tempat tersebut berada, kalau digambarkan disini? Dan
dapat meminta NSL untuk menggambar lokasinya”.
5. Pemandu memfasilitasi jalannya dialog & diskusi selama
proses, misalnya informasi/data apasaja yang harus
dimasukkan peta, bgmn cara menggunakan simbol-simbol &
cross check data
6. Usahakan untuk mempresentasikan hasil mapping, kepada
peserta untuk menyempurnakan data apabila waktunya
mencukupi.
7. Review Data dilakukan setelah pemetaan selesai, pemandu
meminta kepada seluruh peserta untuk melakukan
triangulasi data (check & recheck data yang sudah
dikumpulkan)

F. Transect atau penelusuran wilayah


za Untuk menemukenali aset fisik dan alam secara terperinci,
transect atau penelusuran wilayah adalah salah satu tehnik yang
efektif. Transect adalah garis imajiner sepanjang suatu area
tertentu untuk menangkap keragaman sebanyak mungkin. Dengan
berjalan sepanjang garis itu dan mendokumentasikan hasil
pengamatan, penilaian terhadap berbagai aset dan peluang dapat
dilakukan. Misalnya, dengan berjalan dari atas bukit ke lembah
sungai dan di sisi lain, maka akan mungkin untuk melihat berbagai
macam vegetasi alami, penggunaan lahan, jenis tanah, tanaman,
kepemilikan lahan, dan lain sebagainya. Penelusuran wilayah

27
dilakukan berbarengan dengan pemetaan komunitas (community
mapping). Teknik pelaksanaan transect di masyarakat:
1. Buatlah pembagian zona wilayah untuk ditelurusi seperti
daerah perbukitan, sekitar sungai, persawahan, ladang, daerah
hunian warga, dst.
2. Ajaklah warga masyarakat untuk menggambarkan zona
wilayah. masing-masing (mulai dataran tinggi sampai
dataran rendah) dari aspek kepemilikan lahan, penggunaan
lahan, jenis vegetasi tanaman dan hewan, jenis tanah, dan
peluang yang bisa dikembangkan dari masing-masing zona
wilayah.
3. Buatlah tabel transect untuk menggambarkan hasil
penelusuran. wilayah yang anda lakukan bersama warga.
Ingat bahwa tugas anda sebagai fasilitator adalah
menggerakkan warga untuk mengenali wilayahnya sendiri,
karenanya semua alat tulis seperti kertas dan pena sebaiknya
dipegang oleh warga sendiri agar proses penggambaran
wilayah ini membantu mereka untuk menyadari, mengenali
dan menemukan aset fisik dan alam yang ada disekitar mereka.
Proses penggambaran hasil penelusuran wilayah bisa
menggunakan media tulis lainnya seperti papan tulis atau
laptop.

G. Asosiasi
Asosiasi merupakan proses interaksi yang mendasari
terbentuknya lembaga-lembaga sosial yang terbentuk karena
memenuhi faktor-faktor sebagai berikut : (1) kesadaran akan
kondisi yang sama, (2) adanya relasi sosial, (3) dan orientasi pada
tujuan yang telah ditentukan. Contoh: Asosasi Dokter,
Perkumpulan wasit, Asosiasi Guru.

28
Manfaat Asosiasi antara lain mengidentifikasi kapasitas
organisasi, melihat dimana “energy” dalam komunitas ini,
memahami apa yang memotivasi orang untuk berani mengatur,
dan mengakui kepemimpinan yang sudah ada di masyarakat.
Institusi adalah norma atau aturan mengenai suatu
aktivitas masyarakat yang khusus yang sifatnya mengikat dan
relatif lama serta memiliki ciri-ciri tertentu yaitu simbol, nilai,
aturan main, dan tujuan. Institusi dapat dibedakan menjadi
institusi formal dan institusi non formal.
Institusi formal dapat berupa institusi pemerintah
(pemerintahan desa beserta perangkat kelembagaan di
bawahnya) dan institusi swasta (organisasi sosial
kemasyarakatan, lembaga pendidikan swasta dan lain
sebagainya). Sedangkan institusi non formal dapat berupa
sekumpulan orang di warung yang hadir secara konsisten, jamaah
pengajian, dan kelompok lainnya.
Di beberapa desa, contoh asosiasi asosiasi yang dibentuk
di desa yaitu Komunitas Tahlilan, PKK, Karang Taruna, Klub
Sepak Bola, HIPPA (Himpunan Petani Pengambil Air), dan
GAPOKTAN (Gabungan Kelompok Tani). Setelah diidentifikasi
asosiasi dan institusi yang ada, maka komunitas dapat
merumuskan peran asosiasi dan institusi tersebut di dalam
pengembangan komunitas.

Tabel 2: Form Isian Institusi Kemasyarakatan


NAMA NAMA LAKI- SANGAT CUKUP KURANG
NO PEREMPUAN
ASOSIASI KETUA LAKI DOMINAN DOMINAN DOMINAN
1
2 Dst.

29
Dengan melihat peranan asosiasi/institusi di dalam
komunitas, maka program pengembangan masyarakat dapat
dimulai dengan mengidentifikasi kekuatan kolektif yang sudah
ada untuk menginisiasi perubahan di komunitasnya. Semakin
besarnya peranan asosiasi, maka percepatan pengembangan
masyarakat.

H. Pemetaan Aset Individu (Individual Inventory Skill)


Pemetaan Aset Individu (Individual Inventory Skill)
Metode/alat yang dapat digunakan untuk melakukan
pemetaan individual asset antara lain kuisioner, interview dan
focus group discussion. Manfaat dari Pemetaan Individual Aset
antara lain:
1. Membantu membangun landasan untuk
memberdayakan masyarakat dan untuk saling
ketergantungan dalam masyarakat.
2. Membantu membangun hubungan dengan
masyarakat.
3. Membantu warga mengidentifikasi keterampilan dan
bakat mereka sendiri.
Pada sebuah desa di Bojonegoro misalnya, pemetaan
individual aset ini biasanya dikaitkan dengan keragaman
pekerjaan warganya. Perhatikan paparan data berikut:
Tabel 3: Pemetaan Aset Individual

30
Sumber: diolah dari Laporan KKN ABCD IAIN Sunan
Ampel Surabaya tahun 2018

Pemetaan individual asset desa panjang sendiri adalah


peternak kambing, peternak sapi, peternak lele, peternak ayam,
selep padi, Pembuatan krupuk, Pembuatan tahu, Pembuatan tempe
dan kripik pisang. Hampir mayoritas warga Desa Panjang sendiri
memiliki keterampilan individu yang dapat menambah pemasu-
kan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Keterampilan individu tersebut adalah keterampilan dalam
membuat kerajinan tikar yang berbahan baku pandan berduri.
Keterampilan tersebut merupakan keterampilan yang secara
turun-temurun dari para orang tua, sehingga dengan otomatis para
generasi setelahnya mampu untuk memproduksi tikar tersebut
dengan sendirinya.
Dalam memproduksi tikar warga hanya menjadikannya
sebagai usaha sampingan, yang mana hanya dikerjakan atau
diproduksi ketika ada waktu luang, seperti halnya sepulang dari
sawah. Kerja sampingan yang dilakukan masyarakat Desa
31
Panjang sendiri sebagai pengrajin tikar yang mana pekerjaan ini
hanya dilakukan oleh perempuan. Pekerjaan ini hanya dilakukan
secara individual (home industry).
Dari paparan di atas, sekilas dapat kita lihat bahwa
mayoritasskilldiatas melibatkan keterampilan termasuk
keterampilan fisik, emosional, dan intelektual.
Dengan berbagai macam pemetaan skill, dapat disimpulkan
bahwa dalam suatu komunitas setiap warga memiliki potensi
untuk berkontribusi kepada kemajuan komunitasnya. Dalam
proses pengembangan masyarakat, perpaduan kemampuan
individual akan membawa perubahan yang yang signifikan.
Sesung- guhnya, potensi itu ada di diri setiap manusia namun
mungkin komunitas belum menyadari potrensi tersebut sebagai
sebuah asset yang bisa dikembangkan.
Keenam, Sirkulasi Keuangan (Leaky Bucket) Perputaran
ekonomi yang berupa kas, barang dan jasa merupakan hal yang
tidak terpisahkan dari warga atau komunitas dalam kehidupan
mereka sehari-hari. Seberapa jauh tingkat dinaminitas dalam
pengembangan ekonomi lokal mereka dapat dilihat, seberapa
banyak kekuatan ekonomi yang masuk dan keluar. Untuk
mengenali, mengembangkan dan memobilisir asset- asset
tersebut dalam ekonomi komunitas atau warga lokal diperlukan
sebuah anlisa dan pemahaman yang cermat. Salah satu
pendekatan yang digunakan dalam pendekatan ABCD[Asset
Based Community Development] adalah melaluil Leacky Bucket.
Leaky bucket atau biasa dikenal dengan wadah bocor atau
ember bocor merupakan salah satu cara untuk mempermudah
masyarakat, komunitas atas warga dalam mengenali,
mengidentifikasi dan menganalisa berbagai bentuk aktivitas atau
perputaran keluar dan masuknya ekonomi lokal komunitas/warga.
Lebih singkatnya, leaky bucket adalah alat yang berguna untuk
32
mempermudah warga atau komunitas untuk mengenal berbagai
perputaran asset ekonomi lokal yang mereka miliki. Hasilnya bisa
dijadikan untuk meningkakan kekuatan secara kolektif dan
membangunnya secara bersama.
Pada sisi yang lain, leaky bucket juga merupakan kerangka
kerja yang berguna dalam mengenali berbagai asset komunias atau
warga, teapi juga dalam mengenali asset peluang ekonomi yang
memungkinkan dalam mengerakkan komunitas atau warga.
Adapun cara yang bisa kembangkan adalah dengan cara warga
atau komunitas menvisiualisasikan apa saja aset ekonomi yang
mereka miliki dengan menggunakan alur kas, barang maupun
jasa yang masuk dari sisi atas dan keluar dari sisi bawah wadah
ekonomi sebagai potensi yang dimiliki dalam masyarakat.
Beriku ini ilustrasi gambar arus perputaran masuk dan keluar serta
alur dinamika di dalamnya.

Gambar 8: Gambar: Ilustrasi Leaky Bucket


Dari gambar diatas, bisa diterjemahkan bahwa leaky bucket
merupakan salah cara yang digunakan untuk membantu warga
komunitas dalam memahmi berbagai dinamika ekonomi lokal
mereka miliki, dengan melihat aktivitas dasar-dasar ekonomi.
Proses dari aktivitas ini dapat dilakukan dengan mengajak warga
aau komunitas untuk memfisualisasikan dinamika ekonomi
mereka ke dalam wadah yang bocor yang di isi dengan air. Wadah
ini terdiri dari alur air yang masuk yang merupakan barang dan
kas, kemudian alur air tersebut beraktifitas di dalamnya dalam hal
33
ini dalam wadah yang biasa disebut dengan perputaran
barang, jasa dan kas warga tersebut, kemudian air yang bocor
dari wadah merupakan alur keluarnya barang, jasa dan kas dari
warga atau komunitas tersebut.
Untuk melihat seberapa tingginya atau mak- simalnya
ekonomi tingkat aktivitas warga komunitas dapat ditentukan
melalui banyaknya arus yang masuk di dalam wadah disertai
perputaran di dalamnya yang sangat dinamis sehingga aliran yang
keluar atau bocor dari wadah menjadi sedikit dibanding aliran
yang masuk sebelumnya. Sebaliknya jika air yang masuk dalam
wadah dan tingkat perputarannya statis/tetap didukung oleh
tingkat kebocorannya yang banyak maka aktivitas ekonomi warga
komunitas rendah atau lemah. Untuk mengatasi kelemahannya
maka aliran yang masuk dalam hal ini kas dan barang dan jasa
dapat dikembangkan melalui perputasan kas dalam wadah
sehingga aliran kas dan barang yang keluar sangat minimum.
Dengan demikian level posisi air tergantung pada:
1. Seberapa banyak yang masuk,
2. Seberapa banyak yang keluar,
3. Tingkat Kedinamisan ekonomi
Beberapa Tahapan aktifitas bersama yang bisa dilakukan
dalam memahami leaky bucket bersama komunitas atau warga
adalah:
1. Warga atau komunitas diajak untuk bekerjasama di tiap
kelompok untuk menjaga kestabilan level air dalam ember
dalam waktu yang telah ditentukan terlebih dahulu.
Bagaimana wadah bocor tadi tetap berisi
air/mempertahankan isinya, bagian-bagian mana saja yang
yang bisa ditutupi untuk meminimalisir kebocoran tersebut.
Dan ini butuh kerjasama dan pikiran bersama untuk
mempertahankannya.
34
2. Warga atau komunitas diberi kesempatan untuk
mengemukakan berbagai pendapat dari mereka mengenai apa
yang telah mereka pelajari dari apa yang telah mereka
lakukan dengan wadah/ember bocor mereka tersebut untuk
tetap berisi air. Pengalaman dan pelajaran apa yang bisa
mereka dapatkan, dll.
3. Warga atau komunitas secara bersama bisa melakukan
visualisasi melalui wadah bocor tersebut dengan apa yang
masuk dan keluar tersebut sebagai perputaran ekonomi
mereka dan memahami tentang pentingnya alur kas
ekonomi dalam komunitas
4. Dari hasil pemahaman bersama tersebut kemudian warga atau
komunitas diajak untuk melakukan roleplay dengan
memerankan berbagai peran yang ada dalam ekonomi lokal
komunitas dengan menggunakan alat bantu berupa mainan
uang, miniatur dan papan kartun. Hal ini dilakukan untuk
menjelaskan peran efek perputaran pengganda ekonomi
mereka.
5. Setelah itu, secara bersama-sama mereka diajak untuk
memetakan satu persatu barang, jasa dan kas yang mereka
miliki melalui 3 alur kas yaitu alur kas masuk, arus kas keluar
dan arus kas perputaran dari komunitasnya masing-masing
secara cermat.
6. Dari hasil amatan dan analisa mereka warga diarahkan dan di
membimbing untuk memvisualisasikan 3 alur kas tersebut
dalam suatu bagan yang dikenal dengan leaky bucket.
7. Langkah selanjutnya adalah, warga/komunias diminta
untuk menempel gambarnya di dinding dan peserta
menjelaskan gambar leaky bucket-nya ke peserta yang lain.
Apa saja yang masuk, apa saja yang berkembang dan apa saja
yang keluar.
35
8. Hasil dari warga atau komunitas dari materi tersebut kemudian
didiskusikan lebih lanjut tentang manfaat efek pengganda
bagi ekonomi komunitas, serta pentingnya penanganan
perputaran alur ekonomi secara kreatif dan inovatif untuk
meningkatkan kemandirian komunitas dan lain sebagainya.
Perlu cermati bahwa tujuan dilakukan cara leaky bucket
analisa bersama warga dan komunitas adalah seluruh warga atau
komunitas yang ikut dapat memahami konsep leaky
bucket/wadah bocor, bahwa ekonomi sebagai aset dan potensi
yang dimiliki dalam masyarakat peserta mendapatkan inovasi
dan kreativitas dalam mempertahankan dan meningkatkan alur
perputaran ekonomi komunitas lewat kekuatan- kekuatan
komunitas.

I. Skala Prioritas (Low hanging fruit)


Skala Prioritas (Low hanging fruit) Setelah masyarakat
mengetahui potensi, kekuatan dan peluang yang mereka miliki
dengan melaui menemukan informasi dengan santun, pemetaan
aset, penelusuran wilayah, pemetaan kelompok/ institusi dan
mereka sudah membangun mimpi yang indah maka langkah
berikutnya, adalah bagaimana mereka bisa melakukan semua
mimpi-mimpi diatas, karena keterbatasan ruang dan waktu maka
tidak mungkin semua mimpi mereka diwujudkan. Skala
prioritas adalah salah satu cara atau tindakan yang cukup mudah
untuk Hal yang harus diperhatikan dalam low hanging
fruit/skala prioritas adalah apa ukuran untuk sampai
keputusan bahwa mimpi itulah yang menjadi prioritas?
siapakah yang paling berhak menentukan skala prioritas?
Karena pendekatan KKN ABCD ini berbasis masyarakat, maka
berikan kepercayaan dan kesempatan kepada masyarakat
36
untuk menentukan skala prioritas sendiri. Setelah Pilihan
ditentukan oleh masyarakat, maka langkah selanjutnya adalah
design atau merencanakan kegiatan.

Gambar 9: Ilustrasi mengambil


buah yang termudah/ terendah

Mengetahui Aset dan


Mengidentifikasi Peluang Pada
tahap ini Tujuan penggolongan

dan mobilisasi aset adalah


untuk langsung membentuk
jalan menuju pencapaian visi
atau gambaran masa depan.
Setelah diidentifkasi, sudah
selayaknya komunitas
mendapat- kan informasi
mengenai aset yang dimiliki. Dengan demikian, komunitas akan
menyadari kekuatan positif yang mungkin belum mereka
sadari keberadaannya di desa mereka. Untuk itu, kegiatan
sosialisasi asset menjadi sebuah langkah yang diharapkan
mampu membawa semangat pemerintahan yang bersih. Prinsip
transparansi informasi mengenai keberadaan asset desa dan
akuntabilitas penggunaan asset desa tersebut selama ini dapat
dipupuk dengan komunikasi yang intensif antara warga dan
pimpinan di sana. Tahap ini bisa dilakukan setelah discovery
selesai sehingga data temuan siap disajikan.
Hasil dari tahapan ini harusnya adalah suatu rencana
kerja yang didasarkan pada apa yang bisa langsung dilakukan
37
diawal berdasarkan asset yang dimiliki, dan bukan apa yang
bisa dilakukan oleh lembaga dari luar. Walaupun lembaga
dari luar dan potensi dukungannya, termasuk anggaran
pemerintah adalah juga set yang tersedia untuk dimobilisasi,
maksud kunci dari tahapan ini adalah untuk membuat seluruh
komunitas menyadari bahwa mereka bisa mulai memimpin
proses pembangunan lewat kontrol atas potensi aset yang tersedia
dan tersimpan.
Sebagai contoh, Di salah satu komunitas di Jawa Tengah,
proses pemetaan aset membuat komunitas menyadari adanya
anggota komunitas yang menjadi terlibat di tahap – tahap yang
berbeda dalam pembuatan dan penjualan pakaian. Sebelumnya
mereka bekerja sendiri-sendiri. Tetapi setelah mereka
menyadari bahwa bila mereka menggabungkan keterampilan
individual, sumber daya dan kontak yang mereka miliki dalam
suatu koperasi, maka akan lebih menguntungkan. Sekarang
mereka mendapatkan pesanan dari outlet-outlet yang lebih
besar. Tujuan dari tahap ini adalah:
1. Penyadaran akan tindakan yang mungkin dilakukan
2. Penyadaran akan bagaimana bekerja sama dengan yang
lain dan mengkoordinir masukan
3. Keputusan tentang apa yang akan dilakukan
berdasarkan sumber daya yang tersedia
4. Berkurangnya rasa ketergantungan pada pihak luar dalam
membuat kemajuan.
5. Lebih tinggi rasa kemitraan dalam kontribusi dari pihak
luar termasuk lembaga pemerintah.
Setelah diidentifikasi, aset dikelompokkan berdasarkan
kategori yang serupa pada saat sosialisasi. Bisa saja berdasarkan
pendekatan sektoral, layanan yang diberikan, ukuran wirausaha
38
kecil atau menengah atau kesejahteraan sosial. Perencanaan Aksi
biasanya mem- butuhkan prioritasi aksi yang mungkin
dilakukan. Hal ini bisa dilakukan dengan mempersilakan
kelompok– kelompok yang berbeda di seluruh komunitas
untuk menentukan prioritas tertinggi mereka. Kemudian
diikuti dengan proses pemeringkatan atau memilih prioritas
tertinggi dengan kehadiran perwakilan dari tiap kelompok atau
subkelompok.
Setelah menentukan prioritas program kerja, maka
langkah-langkah pelaksanaan dan hal-hal terkait pelaksanaan
kegiatan juga harus sudah dirumuskan. Adapun hal-hal tersebut
antara lain strategi apa yang sukses dimasa lalu yang bisa
digunakan saat ini, siapa yang sudah berpengalaman dalam
melakukan langkah-langkah ini dan tahap-tahap mana yang harus
diprioritaskan dalam pelaksanaan. Kegiatan harus
direncanakan secara matang bersama masyarakat.

39
BAB VII
MONITORING DAN EVALUASI

A. Waktu Monev
Monitoring dilaksanakan selama pelaksanaan KKP.

B. Monitoring DPL, Pimpinan dan LP2M


1. Monev DPL
Monitoring dan evaluasi dilakukan oleh Dosen Pembimbing
Lapangan selain untuk memastikan bahwa program KKP
berjalan sesuai pedoman, juga memberikan solusi jika terjadi
persoalan di lapangan.
2. Monev Pimpinan
Pimpinan Kampus yang terdiri dari Rektor, Wakil rektor,
Dekan, Wakil Dekan atau pejabat lain yang mewakili,
melakukan monitoring ke lokasi KKP bertujuan untuk
memastikan kebijakan KKP berjalan dengan lancar,
mengevaluasi program kerja KKP dan memberikan solusi
terhadap persoalan yang terjadi. Monitoring pimpinan hanya
dilaksnakan satu kali selama pelaksanaan KKP.
3. Monev LP2M
Monitoring LP2M dilaskanakn terkait dengan teknis
pelaksanaan KKP yang dilaksanakan pada minggu pertama
dan minggu terakhir pelaksanaan KKP.

C. Materi Monitoring
1. Persiapan KKP: proses pendaftaran, proses penempatan lokasi,
penempatan DPL, proses pembekalan, dan pengarahandan
pelepasan oleh pimpinan Universitas.
2. Pelaksanaan KKP: program kerja, pembuatan tugas harian
3. Pelaporan: teknis pembuatan laporan.
40
D. Pelaporan Monitoring
Segala bentuk ketersediaan dokumen diunduh melalui
aplikasi web: https://kkp.uinmataram.ac.id

41
BAB VIII
JADWAL PEMBEKALAN DAN PELAKSANAAN KKP

Pembekalan dilakukan berdasarkan zona atau wilayah


kabupaten.
1. Kabupaten Lombok Timur dilaksanakan pada tanggal 12 Juni
2023
2. Kabupaten Lombok Tengah dilaksanakan pada tanggal
13 Juni 2023
3. Kabupaten Lombok Barat dilaksanakan pada tanggal 14 Juni
2023
4. Kabupaten Lombok Utara dilaksanakan pada tanggal 15 Juni
2023
5. Kembali ke Desa dilaksanakan pada tanggal 15 Juni 2023.
Adapun peserta pembekalan terdiri dari 3 (Tiga) Orang untuk
setiap lokasi (Ketua, Sekretaris, Bendahara). Pembekalan
dilaksanakan di Auditorium UIN Mataram Kampus II Jln. Gajah
Mada No. 100 Jempong Baru Mataram.
Pelaksanaan KKP dilakukan mulai tanggal 03 Juli s/d 21
Agustus 2023.
Tahapan dan jadwal KKP tahun 2023 adalah sebagai berikut;
NO. TAHAPAN KEGIATAN WAKTU PELAKSANA
KEGIATAN PRA KKP
Penjaringan Calon
I. Dosen 15-19 Mei 2023 TIM P2M – LP2M
Pembimbing
Lapangan (DPL)

II. Pengiriman Surat Ke 29 Mei 2023 TIM P2M - LP2M


Bupati
(Audiensi)

42
Pengiriman surat ke
III. 29 Mei 2023 TIM P2M - LP2M
Camat
(PemohonKeIzin
IV. Bersurat Lokasi 29 Mei 2023
Polres TIM P2M - LP2M
KKP)
III. KKP
Penetapan Lokasi KKP 29 Mei 2023 P2M –LP2M
Pendaftaran Secara
IV. Pendaftaran Mahasiswa 22-27 Mei 2023 Online :
KKP https://kkp.uinmatar
am. ac.id
Input dan Verifikasi 29 Mei P2M –LP2M
V.
Data Mahasiswa 2023 Koordinasi
Bagian Akademik
Membuat Struktur Fakultas
VI. 31 Mei 2023 Peserta KKP UIN
Kelompok
Mataram
KKP
Penetapan Dosen
VI 19 Mei 2023 P2M –LP2M UIN
Pembimbing Lapangan
I. (DPL) Mataram
Survei, Observasi Awal
VI dan Koordinasi 07-30 Juni 2023 Mahasiswa KKP
Mahasiswa KKP
I. dengan DPL dan DPL.

Kabupaten Lombok
Timur
Kabupaten Lombok
Tengah
IX Pembekalan KKP 12-15 Juni 2023 Kabupaten Lombok
. Barat
dan Kabupaten
Lombok
Utara
PELAKSANAAN KKP

I. Pelepasan Peserta KKP 03-04 Juli 2023 Rektor, P2M, DPL


oleh dan
Rektor. Mahasiswa
(Kampus II)

43
II. Pelaksanaan KKP 03 Juli - 22 LP2M, DPL Dan
Agustus Mahasiswa
2023

MONEV DPL, PANITIA DAN KOORDINATOR


Pengantaran/ 03-04 Juli 2023 DPL, dan Panitia
I. Monitoring I KKP
DPL ke Lokasi KKP.

Monitoring I TIM 17-21 Juli 2023 TIM LP2M


II. LP2M
(Panitia) KKP

III. Monitoring 2 DPL- 24-28 Juli 2023 Dosen Pembimbing


KKP Lapangan (DPL).

VI. Monitoring 2 TIM 07-11 Agustus TIM LP2M


LP2M (Panitia) KKP 2023

VI Penarikan Mahasiswa 21-22 Agustus DPL – Mahasiswa


I. (Akhir) DPL KKP 2023
KEGIATAN AKHIR

II. Pelaporan dan 18-29 September DPL dan Mahasiswa


Penyerahan 2023
Nilai
III. Pengambilan Sertifikat 02-14 Oktober P2M-LP2M
2023 (Sekertariat)

44
BAB IX
PELAPORAN

A. Ketentuan Umum Laporan Mahasiswa


Laporan akhir KKP menggunakan dummy buku dengan
halaman bersambung (A5). Sampul dikreasikan oleh masing-
masing kelompok (contoh sampul standar terlampir).
Laporan dummy buku dibuat sebanyak dua rangkap dan
diserahkan kepada DPL dan LP2M UIN Mataram beserta copy
file.Adapun ketentuan pengetikannya sesuai dengan artikel di atas

B. Ketentuan Khusus Laporan Mahasiswa


Laporan KKP yang disusun oleh mahasiswa adalah
sebagai bentuk pertanggungjawaban public dan akademik.
Sesuai dengan tata laksana KKP, maka laporan terdiri dari dua
jenis, yakni laporan individual dan laporan kelompok. Baik laporan
kelompok maupun laporan individu diserahkan ke LP2M UIN
Mataram sesuai jadwal dan teknis yang telah ditetapkan setelah
mendapatkan persetujuan dari DPL masing-masing. Adapun format
dan isi laporan pelaksanaan KKP berdasarkan jenisnya sebagai
berikut:
1. Laporan Individual
Peserta KKP wajib membuat laporan mingguan individu
yang diserahkan kepada DPL masing- masing.
a. Format Laporan Kerja Mingguan Individu (format
terlampir) yang diserahkan ke DPL masing-masing pada
saat kunjungan DPL
b. Laporan Narasi Individu.
Laporan narasi individu berisi empat aspek diantaranya:
1) Lembaga Keagamaan

45
➢ Jumlah lembaga keagamaan formal
➢ Jumlah lembaga keagamaan informal
➢ Jumlah lembaga keagamaan Nonformal
2) Sosal
➢ Organisasi keagamaan
➢ Pendataan stunting
➢ Pendataan pernikahan usiadini
➢ Pemetaan jumlah masjid, kegiatan- kegiatan di
Masjid (kegiatan berbasis masjid)
3) Ekonomi
➢ Potensi ekonomimasyarakat
➢ Potensi lingkunganwisata
➢ Lembaga-lembaga pemberdayaan masyarakat
4) Budaya
➢ Arsitek tradisional (bangunan rumah tradisional,
masjid tradisonal, dan lain- lain)
➢ Olahraga tradisional (aktifitas fisik; bela diri,
lompat batu, danlain-lain)
➢ Tradisi lisan (mitos mitos, pantun, sejarah,
dongeng)
➢ Bahasa (dialek)
➢ Manuskrip (lontar, babat, danlain-lain)
➢ Permainan rakyat (selodoran, gasing, dan lain-
lain)
➢ Seni (rupa, tari, musik,drama, danlain- lain)
➢ Adat istiadat (awik-awik)
➢ Pengetahuan tradisional (obat tra- disional,
pengobatan tradisional, dan lain-lain)
➢ Teknologi tradisonal (alat-alat tradisional
yang dibuat masyarakat

46
c. Laporan individu berupa laporan narasi kegiatan,
photo, dan link vidio yang sudah diunggah di Youtube
pada portal situs website KKP:
https://kkp.uinmataram.ac.id

Adapun waktu untuk mengupload laporan individu


sebagai berikut:
a. Laporan minggu pertama :10 Juli 2023
b. Laporan minggu kedua : 24 Juli 2023
c. Laporan minggu ketiga : 07 Agustus 2023

2. Laporan Kelompok
Laporan Kelompok Kuliah Kerja Partisipatif terdiri dari
dua bentuk:
a. Laporan kelompok dalam bentuk Video Dokumenter
Laporan akhir wajib melampirkan film dokumenter
KKP berdurasi maksimum 10 menit yang digabung dari
laporan kerja mingguan individu (foto maupun video)
dengan format video: mpeg, mp4, atau avi
b. Laporan Artikel Kelompok
Laporan artikel kelompok adalah laporan hasil
kerja dan refleksi semua potensi lokasi KKP secara
kelompok. Laporan artikel kelompok dalam satu
kelompok minimal dua artikel laporan. Adapun
sistematika laporan artikel kelompok sebagai berikut;

47
PEDOMAN PENULISAN ARTIKEL
JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT

(judul dituliskan dengan huruf besar/uppercase, Tahoma,


11 pt Bold, spasi 1)

Nama Penulis1, Nama Penulis2, Nama Penulis3


(Tahoma, 10 pt Bold, tanpa gelar)
1
Nama Institusi, Kota, Negara (Tahoma, 10 pt)
2,3
Nama Institusi, Kota, Negara (Tahoma, 10 pt)
email (Tahoma, 10 pt, surel penulis pertama)

Abstrak: (Tahoma, 9,5 pt, spasi 1): Abstrak harus mem- berikan
gambaran yang jelas terkait isi artikel. Abstrak harus memuat tujuan
pengabdian, metode yang digu- nakan, temuan penting atau hasil
pengabdian, dan kes- impulan. Penulis juga disarankan untuk
menambahkan sedikit ulasan masalah pengabdian di awal abstrak se-
bagai pengantar. Abstrak ditulis dengan huruf tegak dengan panjang
150-250 kata. Jika abstrak melebihi 250 kata, maka editor akan
meminta penulis harus mem- perbaikinya. Pada kondisi tertentu editor
memiliki hak untuk memperbaiki abstrak agar sesuai dengan pand-
uan atau standar jurnal. Jenis font yang digunakan ada- lah Tahoma
9,5 pt spasi 1. Abstrak ditulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa
Inggris. Jika dalam bahasa Indo- nesia, maka kata atau istilah yang
berasal dari bahasa Inggris atau bahasa asing yang lain ditulis dalam
cetak miring (italic). Abstrak dituliskan dengan bahasa yang ringkas
dan jelas, tidak memuat acuan daftar pustaka, dan lengkap
menggambarkan esensi isi artikel secara keseluruhan.

Kata Kunci:(Tahoma, 9,5 pt) panduan abstrak; italic; metode


(tegak, 3-5 kata)

Abstract: (Tahoma, 9,5 pt, spasi 1, italic): Abstract should describe


clearly regarding the content of the article. It includes the aims of
community service program, methods, findings and conclusion. It is
48
also suggested to highlight the research problem in the first
paragraphs as an introduction. Abstract is written in normal font for
150-200 words long. If it is more than 200 words, the editor will ask
the authors to have revi- sion. On the other case, the editor has right
to revise abstract in order to meet the standard. The font used for
abstract is Ta- homa 9,5 pts, italic with 1 spacing. Abstract must be in
Bahasa and English. If it is in Bahasa, the terms or words in English
or other foreign languages should be italic. Abstract is written clearly
and not contain ambiguous sentence, not contain ref- erences, and
completely describe the essence of the contents of the article.

Keywords: (Tahoma, 9,5 pt, italic) abstract guideline; italic; method


(normal font, 3-5 words)

Pendahuluan (Tahoma, 11 pt, Bold)


(Tahoma, 10,5 pt, spasi multiple 1,3). Transformasi: Jurnal
Pengabdian kepada Masyarakat
(http://journal.uinmataram.ac.id/index.php/transformasi/) adalah
jurnal yang dikelola dan dterbitkan oleh Lembaga Penelitian dan
Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) Universitas Islam Negeri
(UIN) Mataram. Panjang artikel Jurnal Transformasi adalah 10-15
halaman termasuk daftar pustaka. Jurnal Transformasi
mempublikasikan hasil-hasil pengabdian kepada masyarakat yang
berbasis riset dengan tema pemberdayaan masyarakat atau kelompok
profesi tertentu, pemberdayaan keluarga, pengembangan madrasah,
penerapan teknologi tepat guna, pendidikan untuk pembangunan
berkelanjutan, dan program pelatihan.
Bagian pendahuluan harus memuat latar belakang
(background), kesenjangan (gap analysis), dan tujuan pengabdian.
Latar belakang dapat bersumber dari masalah (problem) yang
bersifat aktual yang terjadi di sekelompok masyarakat atau
komunitas tertentu atau fenomena yang terjadi dari hasil pengamatan
di lapangan. Masalah tersebut belum pernah (belum secara mendalam)
dieksplorasi oleh pengabdi sebelumnya sehingga menimbulkan
kesenjangan (gap) yang membutuhkan tindakan solutif melalui
49
pengabdian berbasis penelitian (riset). Pendahuluan juga harus
menuliskan kajian literatur terdahulu (state of the art) sebagai dasar
pernyataan kebaruan ilmiah dari artikel pengabdian yang ditulis. Di
bagian akhir pendahuluan harus dituliskan tujuan dilaksanakannya
pengabdian berbasis riset tersebut dikaitkan dengan latar belakang dan
kajian literatur yang telah dipaparkan sebelumnya. Penulisan sumber
kutipan (referensi) dalam artikel jurnal ini menggunakan catatan
tubuh (bodynote).

Metode (Tahoma, 11 pt, Bold)


(Tahoma, 10,5 pt, spasi multiple 1,3). Bagian ini
menjelaskanmetodeyangdigunakanuntukmemecahkan (mereduksi)
masalah dan juga metode untuk menganalisis bagaimana efektifitas
atau keberhasilan program. Langkah-langkah dari metode
yang digunakan juga dapat dijelaskan dalam bentuk bagan atau
diagram alur. Metode yang digunakan sebaiknya menggunakan
landasan teori yang kuat sehingga dapat dipertanggungjawabkan
aspek keilmiahannya. Metode yang digunakan misalnya: PAR
(Participatory Action Research); ABCD (Asset Based Community
Development); CBR (Community-Based Research); Service learning;
Community development, atau metode/pendekatan yang lainnya.
Bagian metode ini juga menjelaskan subjek yang menjadi sasaran
program pengabdian, bagaimana cara mendapatkan data, jenis data
yang telah diperoleh, dan bagaimana menganalisisnya. Penulis juga
dapat menggunakan bagan untuk menjelaskan alur metode
pengabdian yang dilakukan. (Nb Metode yang dimaksud dapat dilihat
pada halaman …)

Hasil dan Pembahasan (Tahoma, 11 pt, Bold)


(Tahoma, 10,5 pt, spasi multiple 1,3). Hasil dan pembahasan
berisi hasil temuan dari pelaksanaan pengabdian dan pembahasannya.
Tuliskan temuan penting yang telah diperoleh tersebut secara jelas
dan komprehensif. Temuan harus ditunjang oleh data-data yang
lengkap dan memadai. Data kemudian ditampilkan dalam bentuk
tabel, grafik, histogram, atau yang lain kemudian dianalisis
50
menggunakan analisis deskriptif atau formula statistik yang
relevan. Hasil dan pem- bahasan harus bisa menjawab tujuan dari
pelaksanaan program pengabdian di bagian pendahuluan. Perlu
diingat bahwa pembahasan tidak menjelaskan detail langkah-
langkah pelaksanaan pengabdian, tetapi focus mendiskusikan hasil
yang diperoleh. Pembahasan dapat dilakukan dengan mengaitkan
hasil pengabdian dengan teori terdahulu atau hasil
pengabdian/penelitian yang relevan, menjelaskan dampak hasil
pengabdian terhadap perilaku, cara pandang, atau pola pikir
masyarakat/komunitas, dan menjelaskan bagaimana hasil
pengabdian mampu mengatasi/ menjawab/mereduksi permasalahan
yang telah diidentifikasi sebagai penegasan bahwa tujuan PKM
tercapai.
Untuk menunjang kejelasan pemaparan hasil pengabdian, maka
pada bagian ini dapat menggunakan tabel, gambar, atau bagan. Jika
tabel, gambar, atau bagan yang disajikan lebih dari satu, maka wajib
dilakukan penomoran secara urut dari nomor 1 (satu). Jika di bagain
lain dari artikel menyajikan tabel/gambar/bagan maka kaidah yang
digunakan adalah sama. Perlu diingat pada bagian Hasil dan
Pembahasan tidak diperbolehkan menampilkan gambar berupa foto
kegiatan secara berlebihan. Cukup dua foto jika hal tersebut sudah
mewakili gambaran pelaksanaan kegiatan. Berikut ini adalah contoh
standar penulisan tabel, gambar, atau bagan.

Tabel 1. Data UMKM di Indonesia


No. Indikator Satuan 2013
1 Jumlah UMKM Unit 57 895 721
2 Pertumbuhan Jumlah UMKM Persen 2,41
3 Jumlah Tenaga Kerja UMKM Orang 114 144
4 Pertumbuhan Jumlah Tenaga Persen 082
6,03
Kerja UMKM
5 Sumbangan PDB UMKM (harga Rp. 1 536
konstan) Miliar 918,80
51
6 Pertumbuhan sumbangan PDB Persen 5,89
UMKM
7 Nilai Ekspor UMKM Rp. 182 112,70
Miliar
8 Pertumbuhan Nilai Ekspor UMKM Persen 9,29
Sumber BPS diakses di https://www.bps.go.id/
linkTabelStatis/view/id/1322

Gambar 1. Proses Pembuatan Rangka Kandang


Kesimpulan (Tahoma, 11 pt, Bold)
(Tahoma, 10,5 pt, spasi multiple 1,3). Kesimpulan
menggambarkan jawaban dari tujuan program pengabdian atau
temuan yang diperoleh. Kesimpulan bukan berisi perulangan dari
hasil dan pembahasan, tetapi lebih kepada ringkasan hasil temuan
seperti yang diharapkan di tujuan. Saran menyajikan hal-hal yang
akan dilakukan terkait dengan gagasan selanjutnya dari pengabdian
tersebut.

Ucapan Terima Kasih (Tahoma, 11 pt, Bold)


(Tahoma, 10,5 pt, spasi multiple 1,3). Bagian ini bersifat
pilihan. Penulis dapat memberikan ucapan terimakasih kepada pihak-
pihak yang terkait atau yang terlibat secara langsung dalam proses
pelaksanaan program pengabdian sehingga artikel yang ditulis
dapat diselesaikan dengan baik. Pihak yang terkait misalnya adalah
kepala dinas terkait yang memberikan akses dan dukungan program
pengabdian atau pihak sponsor yang memberikan dana program
pengabdian. Ucapan terimakasih berbeda dengan persembahan
pada skripsi atau tesis yang berisi ucapan terimakasih kepada keluarga
52
yang tidak secara langsung membantu pelaksanaan program
pengabdian.

Referensi (Tahoma, 11 pt, Bold)


Referensi atau daftar pustaka dituliskan dalam font Tahoma, 10
pt, 1 spasi.
Ketentuan penulisan referensi adalah sebagai berikut
1. Jumlah referensi harus sesuai dengan kutipan yang telah
dituliskan dalam artikel. Artinya setiap kutipan yang digunakan
dalam artikel harus muncul pada referensi.
2. Jumlah minimal referensi yang digunakan adalah sebanyak 15
referensi (sumber) dan diutamakan referensi dari sumber primer
(jurnal ilmiah).
3. Referensi yang digunakan sebaiknya yang terbaru (update).
4. Penulisan referensi sebaiknya menggunakan aplikasi manajemen
referensi bawaan Microsoft Word atau aplikasi khusus seperti
Mendeley, Zotero, EndNote, dan lainnya.
5. Format penulisan daftar pustaka mengikuti format APA 6th
Edition (American Psychological Association). Informasi lebih
lanjut terkait APA bisa diakses di link berikut ini:
http://www.misericordia.edu/uploaded/documents/library/Books/
APAStyle.pdf?1436800286903

Berikut ini adalah beberapa contoh kutipan dan penulisan


referensi Kutipan dan penulisan referensi dari Jurnal Ilmiah
dengan 3 penulis
Kutipan pertama “ (Ratnasari, Sarengat, & Setiadi, 2015) atau
Ratnasari, Sarengat, & Setiadi (2015)
Kutipan kedua dan seterusnya “ (Ratnasari et al., 2015) atau Ratnasari
et al. (2015)
Ratnasari, R., Sarengat, W., & Setiadi, A. (2015). Analisis
Pendapatan Peternak Ayam Broiler pada Sistem Kemitraan di
Kecamatan Gunung Pati Kota Semarang. Animal Agriculture
Journal, 4(1), 47-53.
53
Kutipan dan penulisan referensi dari buku
Kutipan “ (Riyadi & Deddy, 2005) atau Riyadi & Deddy (2005)
Riyadi& Deddy. (2005). Perencanaan Pembangunan Daerah. Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama.

Kutipan dan penulisan referensi dari artikel di internet


Adiningsih, S. (2001), Regulasi dalam Revitalisasi Usaha Kecil dan
Menengah di Indonesia (Artikel web). Diakses di
http://jurnal.unikom.ac.id/vol4/art7.html

Adawiyah,W.R.(2011).FaktorPenghambatPertumbuhan Usaha Mikro


Kecil Menengah (UMKM): Studi di Kabupaten Banyumas
(Artikel web). Diakses di
http://jp.feb.unsoed.ac.id/index.php/sca-1/article/view/134/139

C. Ketentuan Laporan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL)


Pelaporan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Kuliah
Kerja Partisipatif (KKP) merupakan laporan bimbingan yang
dilakukan oleh DPL selama proses kegiatan KKP berlangsung.
DPL melaporkan hasil bimbingan yang dilakukan sebanyak
tiga kali selama kegiatan KKP dengan mengupload photo dan
vidio kunjungan yakni pada:
1. Laporan minggu pertama :10 Juli 2023
2. Laporan minggu kedua : 24 Juli 2023
3. Laporan minggu ketiga : 07 Agustus 2023
Laporan hasil bimbingan DPL dapat diupload pada link
https://bit.ly/DPLKKP-2023 (format file pdf). Contoh format
laporan bimbingan DPL terlampir.

54
BAB X
TATA TERTIB

A. Tata Tertib Peserta KKP


1. Menjaga nama baik almamater.
2. Menggunakan atribut KKP selama pelaksanaan program
kegiatan KKP.
3. Melaksanakan program kegiatan KKP dengan penuh
tanggung jawab sesuai pedoman yang ditentukan.Mematuhi
arahan DPL
4. Bersikap ramah, sopan, menghormati dan menjunjung tinggi
adat istiadat, budaya dan kearifan local.
5. Beradaptasi dan kerjasama dengan masyarakat, pemerintah
lokal dan pihak terkait.
6. Menjaga lingkungan sekitar.

B. Larangan Peserta
1. Berpakaian tidak sopan.
2. Menggunakan aksesoris yang berlebihan
3. Melakukan perbuatan yang mencemarkan nama baik
almamater.
4. Mencatut nama lembaga UIN Mataram secara lisan atau
tulisan.
5. Melakukan pemalsuan dokumen, kop surat, stempel, dan tanda
tangan.
6. Melakukan politik praktis
7. Melakukan perbuatan yang dapat meng- ganggu
ketenteraman umum, seperti perkelahian dan pertengkaran.
8. Melakukan pelanggaran hukum.
9. Melakukan perbuatan asusila dan kekerasan seksual.

55
C. KKP Nir-Kekerasan Seksual
Aturan tentang pencegahan dan penanganan kekerasan
seksual dalam pelaksanaan program KKP sangat penting
berdasarkan tiga alasan. Pertama, semakin meningkat kasus
kekerasan seksual di Indonesia, termasuk di lembaga
pendidikan keagamaan, baik ditingkat menengah maupun
perguruan tinggi. Kedua, adanya regulasi pemerintah dan
perguruan tinggi tentang pencegahan dan penanganan kekerasan
seksual di lingkungan perguruan tinggi di Indoensia.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Tekonologi
(Kemendikbud ristek) telah menerbitkan Peraturan Menteri
Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Tekonologi (Permendikbud
ristek) nomor 30 tahun 2022 tentang Pencegahan dan Penanganan
Kekerasan Seksual di Lingkungan Perguruan Tinggi. Sedangkan
Kementerian Agama mengatur pencegahan dan penanganan
kekerasan seksual di lingkungan pendidikan tinggi keagamaan
Islam melaui surat keputusan Direktur Jenderal Penddidikan
Islam nomor 5494 Tahun 2022. Untuk mengimplementasi- kan
peraturan tersebut, UIN Mataram telah membuat Surat
keputusan Rektor nomor 2355 tahun 2020 tentang Pencegahan
dan Penanganan Kekerasan seksual di UIN Mataram. Ketiga,
kekerasan seksual dapat terjadi dimana saja dan kapan saja
termasuk di lokasi KKP.
Berdasarkan pertimbangan diatas, maka peserta KKP harus
mengetahui definisi dan bentuk-bentuk kekerasan seksual
sehingga dapat mengantisipasi terjadinya kasus tersebut, serta
dapat bertindak jika mengetahui atau mengalami kekerasan seksual
di lokasi KKP.
Definisi Kekerasan seksual adalah setiap perbuatan
merendahkan, menghina, menyerang dan/ atau tindakan lainnya,
terhadap tubuh yang terkait dengan nafsu perkelaminan, hasrat
56
seksual seseorang, dan/atau fungsi reproduksi, secara paksa,
bertentangan dengan kehendak seseorang, dan/atau tindakan lain
yang menyebabkan seseorang itu tidak mampu memberikan
persetujuan dalam keadaan bebas, karena ketimpangan relasi
kuasa, relasi gender dan/atau sebab lain.
Bentuk-bentuk kekerasan seksual, Berdasarkan
Permendikbud No 30 Tahun 2022, terdapat 21 bentuk kekerasan
seksual:
1. Menyampaikan ujaran yang mendeskriminasi atau
melecehkan tampilan fisik, kondisi tubuh, dan atau identitas
gender korban.
2. Memperlihatkan alat kelamin dengan sengaja
3. Menyampaikan ucapan rayuan, lelucon dan atau siulan
bernuansa seksual.
4. Menatap korban dengan nuansa seksual.
5. Mengirimkan pesan, lelucon, gambar, foto, audio, dan atau
video bernuansa seksual.
6. Mengambil, merekam, mengedarkan foto atau rekaman audio
yang bernuansa seksual.
7. Mengunggah foto tubuh atau informasi pribadi korban.
8. Menyebarkan informasi terkait tubuh atau pribadi korban.
9. Mengintip dengan sengaja melihat korban yang sedang
melakukan kegatan pribadi.
10. Membujuk, menjanjikan, menawarkan sesuatu, atau
mengancam korban.
11. Memberikan hukuman bernuansa seksual.
12. Menyentuh, mengusap, meraba, memegang, memeluk,
mencium, dan atau menggosokkan bagian tubuhnya pada
korban.
13. Membuka pakaian korban.
14. Memaksa korban melakukan transaksi seksual.
57
15. Mempraktikkan budaya komunitas mahasiswa, pendidik, dan
tenaga kependidikan bernuansa kekerasan seksual.
16. Melakukan percobaan perkosaan.
17. Melakukan perkosaan.
18. Memaksa korban melakukan aborsi.
19. Memaksa korban untuk hamil.
20. Membiarkan terjadinya kekerasan seksual dengan sengaja.
21. Melakukan pebuatan kekerasan seksual lainnya.

D. Pengaduan
Jika anda mengalami atau mengetahui kekerasan sekual di
lingkungan KKP yang dilakukan oleh peserta KKP atau menjadi
korban kekerasan seksual yang dilakukan oleh pihak lain, maka
silahkan hubungi hotline center UIN Care 0818719996.
E. Sanksi-Sanksi
a. Sanksi pertama: Teguran lisan
Teguran lisan diberikan kepada peserta KKP yang
melakukan pelanggaran ringan, seperti tidak menggunakan
atribut KKP, tidak berlaku sopan dan menggunakan aksesoris
berlebihan.
b. Sanksi kedua: Teguran tertulis
Teguran tertulis diberikan kepada mahasiswa yang
melakukan tindakan politik praktis, melakukan tindakan
kekerasan seksual, dan menggangu ketertiban umum.
c. Sanksi ketiga: Teguran tertulis
Teguran tertulis berupa pembatalan sebagai peserta KKP,
Mahasiswa yang sudah diberikan surat peringatan secara
tertulis diatas tetapi tetap melanggar aturan, serta melakukan
pencemaran nama baik almamater, pemalsuan dokumen,
pencatutan nama lembaga dan melanggar hukum dikenai
sanksi tertulis dan pembatasan sebagai peserta KKP. Peserta
58
yang mendapatkan sanksi ketigakan direkomendasikan kepada
rektor untuk diberikan sanksi administratif sesuai dengan
aturan disiplin mahasiswa UIN mataram.

59
BAB XI
PENUTUP
Pedoman ini menjadi acuan bagi Mahasiswa/i Universitas Islam
Negeri Mataram dalam melaksanakan Kuliah Kerja Partisipatif (KKP)
Tahun Akademik 2023 program pengabdian kepada masyarakat.
Hal-hal yang belum dijelaskan dalam pedoman ini akan
dijelaskan dalam ketentuan lainnya.

60
LAMPIRAN 1. Format Sampul Laporan Narasi Individu

LAPORAN INDIVIDU
KULIAH KERJA PARTISIPATIF (KKP)

NAMA
KELOMPOK
LOKASI KKP

PUSAT PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT


LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
TAHUN 2023

61
LAMPIRAN 2. Form Laporan Kerja Mingguan Individu

LAPORAN KERJA MINGGUAN INDIVIDU

Nama :
Jurusan/Fakultas :
Kelompok KKP :
Lokasi KKP :

Hari/ Target Yang


No. Kegiatan Sasaran
Tanggal Dicapai
1
2
3
4
5
6
Dst.

Peserta KKP

( ............................................. )
NIM.

62
63
LAMPIRAN 3. Format Halaman Pengesahan Laporan Kelompok

HALAMAN PENGESAHAN
Mahasiswa yang tersebut di bawah ini:

No Nama NIM Fakultas Jurusan


1
2
3
4
5
Dst.

Setelah melalui proses validasi program dihadapan DPL melalui


proses pembimbingan dan pertanggungjawaban program, laporan
KKP ini telah DISAHKAN pada Hari……….. Tanggal…..
Bulan…....... Tahun….........

Menyetujui,
Kepala P2M Dosen Pembimbing
UIN Mataram Lapangan

Dr. Moh. Liwa Irrubai, M.Pd. …………………....................


NIP. 197712012008011008 NIP.

Mengetahui
Ketua LP2M UIN Mataram

Prof. Dr. Atun Wardatun, M.Ag., MA.


NIP. 19770330 200003 2 001

64
LAMPIRAN 4. Format Sampul Laporan Narasi Kelompok

Halaman Depan :
1. Logo UIN Mataram (Atas)
2. Pusat Pengabdian Kepada Masyarakat
3. Lembaga Penelitan dan Pengabdian Kepada Masyarakat
4. Universitas Islam Negeri Mataram
5. Judul Laporan
6. Nama Penulis, dkk.
7. Kreasi Foto-foto kegiatan KKP sebagai sampul
8. Seri Laporan Kuliah Kerja Partisipatif Tahun 2023
9. Logo UIN Mataram Press (Bawah)

Halaman Samping :
1. Judul Laporan
2. Lokasi KKP (kanan bawah)
Halaman Belakang :
1. Logo UIN Mataram
2. Pusat Pengabdian Kepada Masyarakat
3. Lembaga Penelitan dan Pengabdian Kepada Masyarakat
4. Universitas Islam Negeri Mataram Tahun 2023

65
LAMPIRAN 5. Format Pelaporan Dosen Pembimbing
Lapangan (DPL)

LAPORAN BIMBINGAN MAHASISWA KKP


LOKASI KKP :
KECAMATAN :
KABUPATEN :
NAMA DPL :
1. Laporan Ke : I / II / III ( Lingkari Salah Satu)

2. Tanggal Bimbingan :

3. Metode Bimbingan :

4. Materi bimbingan :

5. Lain-lain :

Dosen Pembimbing Lapangan

(………………………...……..)
NIP.

Catatan : Lain-lain pada point 5 dapat diisi DPL tentang jenis program
yang dikerjakan mahasiswa, ketekunan, kedisiplinan, kreatifitas, dan
hasil yang dica

66
LAMPIRAN 6. Format Penilaian Peserta KKP-DR oleh DPL

FORMAT PENILAIAN KKP MAHASISWA UIN MATARAM TAHUN 2023

LOKASI KKP :
KECAMATAN :
KABUPATEN :
\NAMA DPL :

Nilai
No. NIM Nama Mahasiswa L/P Angka Huruf Ket.
1
2
3
4
5
dst.

…………., …... Agustus 2023


Dosen Pembimbing Lapangan

(………………………………)
NIP

Keterangan Nilai :

>91 = A+ 66 – 70 = B-
86 – 90 = A 61 – 65 = C+
81 – 85 = A- 56 – 60 =C
76 – 80 = B+ 51 – 55 = C-
71 – 75 = B B < 50 =D

67
LAMPIRAN 7. Format Penilaian Peserta KKP oleh Kepala Desa
FORMAT PENILAIAN KKP MAHASISWA UIN MATARAM TAHUN 2023

LOKASI KKP :
KECAMATAN :
KABUPATEN :
NAMA DPL :

Unsur Penilaian
No. NIM Nama
Nilai Nilai
Mahasiswa Kehadiran Sosialisasi Tugas Angka Huruf Ket
1
2
dst.
……………., …. Agustus 2023
Kepala Desa ……………..

Ttd dan stample


( ………………………………)

Keterangan Nilai :

>91 = A+ 66 – 70 = B-
86 – 90 = A 61 – 65 = C+
81 – 85 = A- 56 – 60 =C
76 – 80 = B+ 51 – 55 = C-
71 – 75 = B B < 50 =D

68
LAMPIRAN 8. Form Monografi Desa (untuk Survei/ Observasi)
KEADAAN PADA BULAN JUNI TAHUN 2023

1 Nama Desa :
2 Tahun Pembentukan :
3 Dasar Hukum Pembentukan :
4 Nomor Kode Wilayah :
5 Nomor Kode Pos :
6 Kecamatan :
7 Kabupaten/Kota :
8 Provinsi :

A. DATA UMUM
B. DATA PERSONIL
C. DATA KEWENANGAN
D. DATA KEUANGAN
E. DATA KELEMBAGAAN
F. TANTIB DAN BENCANA

*) Form Monograf Desa (berasal dari lampiran: Peraturan Menteri Dalam


Ne geri Republik Indonesia nomor: 13 tahun 2012 tentang Monografi
Desa dan Ke lurahan.

LAMPIRAN 9. Form Pemetaan Sosial


Pemetaan Sosial adalah penggambaran masyarakat secara
sistematik melalui masyarakat sendiri. Masyarakat peserta diskusi
diajak menggambarkan lingkungan tempat mereka tinggal, sambil
melakukan identifikasi atas entitas- entitas atau kelompok yang
memiliki pengaruh kepada (kehidupan) mereka. Hal ini dilakukan
untuk mengetahui atau mengidentifikasi kondisi aktual masyarakat,
seperti kesejahteraan dsb. Wawancara, Diskusi Terfokus (FGD), dan
observasi dilakukan sebagai cara untuk mendapatkan data pemetaan
sosial. Sejumlah pertanyaan di bawah ini adalah salah satu bentuk
69
agar setiap kelompok peserta KKP dalam memetakan lokasi pengabdian
KKP-nya sehingga memudahkan dalam perencanaan program dan
kegiatan.

A. Gambaran Umum Desa/ Kampung Menurut Warga.


1. Bagaimana mereka menggambarkan kampungnya saat
ini? (kondisi keagamaan, sosial gotong royong, perekonomian,
kesenian dan budaya, kesehatan dan lingkungan, keamanan dll.)

Jawab:
................................................................................

2. Bagaimana gambaran Kampung yang menjadi idaman


warga? Mengapa demikian (kondisi keagamaan, sosial gotong
royong, perekonomian, kesenian dan budaya, kesehatan dan
lingkungan, keamanan dll.)

Jawab:
................................................................................

3. Apa yang bisa dilakukan agar Kampung idamannya bisa


terwujud? (Jelaskan pada mereka bahwa setiap orang terlahir
dengan sejumlah talenta atau karunia, dalam bidang apapun.
Dari talenta yang ada, apa yang bisa dibagikan agar bisa
mewujudkan kampung/ desa idaman?)

Jawab:
................................................................................

4. Siapa saja yang memiliki pengaruh, dituakan, tempat


bertanya, tempat pinjam uang yang ada di desa? (misalnya
Kepala Desa, Guru, Kepala Dusun, Ustadz, Pemilik Warung,
Pemilik Sawah atau Kebun, Bidan Desa, Kyai, dll.)

70
Jawab:
................................................................................
5. Lembaga sosial keagamaan apa saja yang ada di desa?
Tempat apa saja yang dijadikan wadah berkumpul warga?
(Majelis Taklim, Pesantren, DKM, Ormas, Karang Taruna,
Kelompok Tani, Grup, Warung, Lapangan dll.)

Jawab:
...............................................................................
.
B. Gambaran Umum Desa/ Kampung Menurut Kelompok
KKP
1. Berdasarkan observasi selama survei, jelaskan bagaimana
kondisi keagamaan, sosial gotong royong, perekonomian,
kesenian dan budaya, kesehatan dan lingkungan, keamanan, dan
telekomunikasi di lokasi/ kampung yang akan dijadikan tempai
pengabdian?

Jawab:
................................................................................
2. Berdasarkan observasi selama survei, jelaskan apa saja yang
dibutuhkan oleh warga di bidang keagamaan, sosial,
perekonomian, kesenian dan budaya, kesehatan dan
lingkungan, keamanan dll., ? dan alasan mengapa mereka
membutuhkan hal itu?

Jawab:
................................................................................
3. Berdasarkan observasi selama survei, jelaskan
bagaimana memaksimalkan aset yang mereka miliki agar
kampung idaman bisa terwujud? Sebutkan program
apa saja yang bisa direncanakan dan dicarikan inisiatif agar
semua warga, pemerintah daerah, lsm, perusahaan, lembaga
pendidikan mau terlibat dalam program tersebut?
71
Jawab:
................................................................................
4. Berdasarkan observasi selama survei, jelaskan
kompetensi akademik dan keterampilan seperti apa
yang bisa menunjang perencanaan dan pelaksanaan program-
program di atas? Apakah anggota dalam satu kelompok
memiliki kompetensi itu? Bila tidak, adakah sumberdaya
lain dari yang bisa diajak berpartisipasi, baik dari anggota
kelompok dalam satu desa ataupun satu kecamatan?

Jawab:
................................................................................
Data diisi oleh:
Nama: .......... Tempat: .......... Tanggal: …/.../2023 Tanda Tangan
Nama: .......... Tempat: .......... Tanggal: …/.../2023 Tanda Tangan
Nama: .......... Tempat: .......... Tanggal: …/.../2023 Tanda Tangan
Dst.

72
LAMPIRAN 10. Format Matrik Alur Sejarah Desa
FORM MATRIK ALUR SEJARAH DESA

Nama Desa :
Sikur Kecamatan :
Sikur Kabupaten : Lombok Timur
Sumber 1 : Wawancara dengan bapak kepala desa pada
tanggal 20 Juni 2023 (contoh)
Sumber 2 : Artefak atau Benda-benda Sejarah seperti
tugu, papan nama, batu nisan sertakan gambar
dalam lampiran.
Sumber 3 : …………………………………………………..
Sumber 4 : …………………………………………………..
Sumber 5 : …………………………………………………..
Dst.

Matrik Alur

No Peristiwa Tahun Ket. Sumber**


Desa sikur terbentuk pada
masa penjajahan tepatnya 1896 KADES
1 sesebelum kemerdekaan
Desa sikur terbentuk pada
saat terjadinya perang antara 1896 KADES
2 bali dan Lombok.
Desa sikur adalah Desa induk
yang mekar menjadi 2 desa 2010 KADES
3 yaitu desa sikur barat dan
desa
*) Kolom perisiwa diisi dengan kejadian yang terkait dengan:
pembentukan desa, pemekaran desa, kematian tokoh, pendirian
masjid, pesantren, sekolah, penggantian kepala desa, bencana alam,
peperangan, migrasi penduduk, perubahan, munculnya lembaga desa,
mulai adanya pasar perubahan sistem pertanian, masuknya listrik,
73
telpon, mini market, industri besar, perusahaan tambang, adanya
jalan raya, perubahan gaya hidup, dll.

**) Ket. Sumber diisi dengan sumber apa saja yang dijadikan rujukan.
Contoh S1 adalah sumber hasil wawancara.
Data hasil matrik disusun dalam bentuk narasi sejarah desa yang akan
melengkapi buku Hasil Laporan KKP 2023.

Data diisi oleh:


Nama: .......... Tempat: .......... Tanggal: …/.../2023 Tanda Tangan
Nama: .......... Tempat: .......... Tanggal: …/.../2023 Tanda Tangan
Nama: .......... Tempat: .......... Tanggal: …/.../2023 Tanda Tangan
Dst.

74

Anda mungkin juga menyukai