BUKU PEDOMAN
KULIAH KERJA
NYATA
INSTITUT PESANTREN KH ABDUL CHALIM MOJOKERTO
TAHUN AKADEMIK 2023
Pembina
Dr. Mauhibur Rokhman, Lc., MIRKH
Penanggung Jawab
Muslihun, Lc., M.Fil.I.
Ketua
Idris, M.Th.I.
Anggota
Imam Syafi’i, M.Kom.I.
Mohamad Toha, M.E.
Editor
Fatkhiyatus Su’adah, S.Hum., M.Ag.
Penerbit
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
Institut Pesantren KH. Abdul Chalim Mojokerto
Jl. Raya Tirtowening, No. 17, Pacet, Mojokerto, Jawa
Timur, 61374
Telp. :(0321) 6855722 Website: http://ikhac.ac.id/
Email: info@ikhac.ac.id
iii
KATA PENGANTAR DIREKTUR LPPM
Muslihun
iv
KATA PENGANTAR REKTOR
Mauhibur Rokhman
v
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI vi
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Kuliah Kerja Nyata ...................... 1
B. Dasar Hukum Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata ... 3
C. Visi Kuliah Kerja Nyata........................................ 3
D. Misi Kuliah Kerja Nyata ....................................... 4
E. Tujuan Kuliah Kerja Nyata ................................... 4
F. Prinsip Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata .............. 7
G. Manfaat Kuliah Kerja Nyata ............................. 9
H. Status Kuliah Kerja Nyata ............................... 12
I. Bentuk Kuliah Kerja Nyata ................................. 13
J. Kepanitiaan Kuliah Kerja Nyata ......................... 15
BAB II MEKANISME PELAKSANAAN KULIAH
KERJA NYATA 17
A. Tahap Persiapan Kuliah Kerja Nyata .................. 17
B. Tahap Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata ............. 22
C. Tahap Pelaporan dan Presentasi Hasil Kuliah Kerja
Nyata .......................................................................... 25
D. Evaluasi dan Penilaian Kuliah Kerja Nyata ....... 26
BAB III METODE PARTICIPATORY ACTION
RESEARCH (PAR) 28
A. Pengenalan Metode Participatory Action Research
(PAR) ......................................................................... 28
vi
B. Ciri-Ciri Dasar Metode Participatory Action
Research (PAR) ......................................................... 33
C. Teknik Pra Dalam Pelaksanaan KKN-PAR ....... 34
D. Sistem Kerja PAR ............................................... 69
E. Siklus PAR.......................................................... 84
BAB IV TATA TERTIB 87
A. Kewajiban Peserta Kuliah Kerja Nyata .............. 87
B. Hak Peserta Kuliah Kerja Nyata ........................ 88
C. Larangan Peserta Kuliah Kerja Nyata ................ 88
D. Sanksi .................................................................. 89
E. Tugas, Wewenang, dan Tanggung Jawab Panitia
Kuliah Kerja Nyata .................................................... 89
F. Kewajiban Dosen Pembimbing Lapangan ......... 90
BAB V
PENUTUP 91
LAMPIRAN-LAMPIRAN 92
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
mengembangkan kompetensi mahasiswa melalui
pengalaman riil di masyarakat. Dengan pengalaman
tersebut, mahasiswa diharapkan mendapatkan
kemampuan generatif yang berupa life skills seperti
kemampuan berpikir dan bernalar secara analitik,
berdasarkan sumber empirik dan realistik, agar dapat
merancang dan melaksanakan program, membantu
mengatasi permasalahan yang ada, bekerja sama dengan
orang lain, mengatur diri sendiri, dan melatih
keterampilan dalam bekerja. Dengan demikian, mereka
akan mendapatkan wawasan, pengalaman, dan
keterampilan dalam bermasyarakat, sebagai nilai tambah
selama menempuh kuliah di IKHAC Mojokerto.
2
harus berdasarkan hasil observasi riil di lapangan dan
kajian analitis kritis, sehingga kegiatan yang dilakukan
dapat dipertanggungjawabkan secara akademis dan
sosial. Sebagai sebuah program PKM, KKN lebih
menekankan pada pemberdayaan masyarakat melalui
pendekatan partisipatif dan pembelajaran untuk
meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat
terhadap potensi dan tantangan yang dimiliki untuk
meningkatkan kualitas kehidupan mereka, baik secara
individu maupun kelo mpok.
3
bimbingan, dan pendampingan kepada masyarakat untuk
mengelola potensi yang dimiliki, mengurai masalah dan
persoalan yang muncul, serta menemukan ide-ide baru
dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat
terutama dalam aspek ekonomi.
4
masyarakat. Program ini merupakan proses
pengaplikasian ilmu yang telah diperoleh mahasiswa,
baik itu melalui kegiatan akademik, maupun kegiatan
ekstra dalam hal ini keorganisasian. Mahasiswa KKN
sumber inovator dan motivator dalam mempercepat
kemajuan kelurahan, desa, ataupun kecamatan. Ilmu dan
dengan teknik manajemen yang baik, mahasiswa dapat
menggerakkan masyarakat untuk bersama membangun
kelurahan atau desanya. KKN juga merupakan wujud
kerjasama antara perguruan tinggi dalam hal ini IKHAC
Mojokerto dengan pemerintah daerah setempat.
Tujuan KKN secara umum yang berkaitan dengan tiga
hal pokok kepentingan yaitu mahasiswa, masyarakat,
dan lembaga.
1. Kepentingan Mahasiswa
Sesuai dengan pandangan Kerangka Kurikulum
Nasional Indonesia (KKNI) tujuan KKN adalah
memberikan kompetensi- kompetensi tertentu kepada
mahasiswa dalam kegiatan perkuliahan. Secara lebih
konkret kompetensi minimal yang perlu diberikan dan
diperoleh mahasiswa sebagai berikut:
a. Melatih kemampuan mahasiswa menerapkan teori
dan informasi ilmu pengetahuan yang telah
diperoleh kepada masyarakat.
b. Mengembangkan pemikiran dan wawasan
mahasiswa dalam memahami dan memecahkan
masalah yang berkembang di masyarakat secara
interdisipliner dan lintas sektoral.
c. Menumbuhkan dan mematangkan jiwa pengabdian
5
kepada masyarakat dan bertanggung jawab
terhadap proses pembangunan dan masa depan
bangsa, negara dan agama
d. Memberikan pengalaman belajar,
mengembangkan kompetensi berkomunikasi, dan
berhubungan langsung dengan masyarakat
e. Mengembangkan kompetensi memberdayakan
masyarakat melalui pemilihan program-program
yang dilaksanakan demi peningkatan kualitas
hidupnya berdasarkan temuan kebutuhan di
masyarakat
f. Mengembangkan kompetensi merencanakan,
melaksanakan, dan mengevaluasi tingkat
keberhasilan program yang dilaksanakan
g. Memberikan kemampuan membuat laporan
program kegiatan KKN yang dilakukan secara
komprehensif sebagai bentuk pertanggungjawaban
kinerja secara ilmiah
2. Kepentingan Masyarakat
Adapun tujuan program kuliah kerja nyata
ini berkaitan dengan kepentingan masyarakat yaitu:
a. Memberdayakan masyarakat untuk mengelola
potensi yang ada dan dimiliki guna meningkatkan
kualitas kehidupan
b. Memacu pembangunan masyarakat dengan
menumbuhkan motivasi untuk memanfaatkan
secara optimal sumber daya yang dimiliki sehingga
mampu melaksanakan pembangunan secara
mandiri dan berkelanjutan
6
c. Memperoleh alternatif wawasan, cara
berpikir, ilmu, dan teknologi dalam rangka
pengembangan masyarakat
3. Kepentingan Lembaga
Sedangkan tujuan program KKN ini berkaitan
dengan kepentingan lembaga adalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan hubungan antara perguruan tinggi
dengan pemerintah daerah, instansi terkait, dan
masyarakat sehingga perguruan tinggi dapat lebih
berperan serta dalam kegiatan pendidikan,
penelitian, dan pegabdiannya. Hal ini merupakan
layanan bagi kebutuhan nyata masyarakat
b. Memperoleh masukan secara riil terhadap
fenomena yang terjadi pada masyarakat sebagai
bahan pertimbangan atau dasar dalam
mengembangkan lembaga pada masa yang akan
datang, sertas ebagai evaluasi keberhasilan dan
kecocokan program yang selama ini telah
dilakukan oleh lembaga.
7
1. Dapat Dilaksanakan (Feasible)
Program yang feasible adalah program KKN
yang harus disesuaikan dengan kemampuan
mahasiswa dan atau masyarakat sasaran. Feasible juga
diartikan sebagai program yang dapat dilakukan
dengan mahasiswa sebagai perantara. Program yang
benar-benar tidak feasible akan memberatkan
mahasiswa atau masyarakat.
3. Berkelanjutan (Sustainable)
Program KKN yang dilaksanakan oleh
mahasiswa harus memenuhi prinsip berkelanjutan.
Artinya, suatu program bukan program bersifat
8
terminal yang berjalan sewaktu ada mahasiswa
KKN, tetapi program yang bersifat developmental
yang akan terus berlanjut meskipun masa kegiatan
mahasiswa melaksanakan KKN telah selesai.
Program yang disusun juga harus menyesuaikan
dengan program yang telah ada ataupun yang akan
datang. Program jangka panjang juga dapat
dikembangkan dengan cara program tersebut
dilakukan oleh beberapa angkatan mahasiswa
KKN dalam satu wilayah yang sama. Keberlanjutan
dapat juga dilakukan dengan membentuk kader
setempat yang kelak dapat menggantikan peran
mahasiswa KKN, bila KKN telah selesai.
4. Partisipatif (Participative)
Kegiatan KKN pada prinsipnya bukan kegiatan
mahasiswa semata, tetapi kegiatan KKN
merupakan kegiatan sinergis yang menggabungkan
potensi sumberdaya lokal dengan mahasiswa.
Kegiatan KKN harus dilaksanakan dengan
prinsip dan atau pendekatan resiprokal. Artinya,
masyarakat aktif melakukan kegiatan di lingkungan
sosialnya dan perguruan tinggi aktif membantu
masyarakat dalam melakukan kegiatan mereka.
9
1. Manfaat bagi Mahasiswa
a. Memperdalam pengertian tentang cara berpikir
dan bekerja secara interdisipiliner sehingga
dapat menghayati adanya keterkaitan ilmu
untuk mengatasi masalah-masalah di masyarakat
serta memahami perlunya kerjasama antarsektor.
b. Memperdalam pengertian dan penghayatan
tentang kemanfaatan ilmu, teknologi, dan seni
yang dipelajarinya bagi manusia atau
masyarakat.
c. Memperdalam penghayatan dan pengertian
terhadap kesulitan yang dihadapi oleh
masyarakat dan berbagai alternatif pemecahannya
dalam melaksanakan pembangunan.
d. Memperdalam pengertian dan penghayatan
terhadap seluk- beluk keseluruhan dari masalah
pembangunan dan perkembangan masyarakat.
e. Mendewasakan cara berpikir serta meningkatkan
daya penalaran mahasiswa dalam melakukan
penelaahan, perumusan, dan pemecahan masalah
secara ilmiah-pragmatis.
f. Memberikan keterampilan kepada mahasiswa
untuk melaksanakan pembangunan dan
pengembangan masyarakat berdasarkan ilmu,
teknologi, dan seni secara interdisipliner serta
lintas sektoral.
g. Melatih mahasiswa sebagai motivator,
dinamisator, dan problemsolver
10
2. Manfaat bagi Masyarakat Sasaran dan
Pemerintah Daerah
a. Memperoleh penyadaran dan pemberdayaan
potensi yang dimiliki untuk peningkatan kualitas
kehidupan.
b. Memperoleh pengalaman dalam menggali dan
menumbuhkan potensi swadaya masyarakat
sehingga mampu berpartisipasi aktif dalam
pembangunan.
c. Memperoleh bantuan pemikiran tenaga, ilmu,
teknologi, dan seni dalam merencanakan serta
melaksanakan pembangunan.
d. Terbentuknya kader-kader penerus
pembangunan sehingga keberlanjutan
pembangunan lebih terjamin.
e. Memperoleh manfaat dari bantuan tenaga dan
pikiran mahasiswa dalam melaksanakan
program dan proyek pembangunan yang
berada di lokasi KKN.
11
nyata dan mendiagnosis secara tepat kebutuhan
masyarakat sehingga ilmu, teknologi, dan seni
yang akan diabdikan sesuai dengan kebutuhan
nyata masyarakat.
d. Meningkatkan, memperluas, dan mempererat
kerja sama dengan instansi dan departemen lain
melalui rintisan kerjasama mahasiswa yang
melaksanakan KKN.
12
I. Bentuk Kuliah Kerja Nyata
13
Mojokerto sebagai pengikat dan perangkum semua isi
kurikulum dan dapat menambah atau pelengkap
kurikulum, merupakan pengalaman belajar yang
menghubungkan konsep-konsep akademis berdasarkan
realita kehidupan masyarakat.
1. Pendidikan
a. Pengingkatan kesadaran akan pentingnya
pendidikan
b. Otomatik Penguatan Lembaga Pendidikan
c. Membantu memecahkan masalah anak yang
tidak sekolah/melanjutkan pendidikan (wajar
diknas)
d. Program keaksaraan fungsional (pemberantasan
buta aksara)
e. Pendidikan luar sekolah (PLS)
2. Kesehatan
a. KB
b. Kesehatan ibu dan anak
c. Gizi keluarga
d. Posyandu
e. Kesehatan Lingkungan
3. Wirausaha/ekonomi
a. Mendorong peningkatan ekonomi masyarakat
b. Ekonomi berbasis keunggulan lokal
c. Ekonomi kreatif
14
4. Lingkungan Hidup
a. Pemanfaatan halaman untuk dijadikan taman gizi
dan taman buah
b. Penciptaan lingkungan yang sehat dan bersih
c. Kehidupan bertetangga
d. Mitigasi bencana
1. Pembina
2. Penanggung Jawab
3. Ketua
4. Sekretaris
5. Bendahara
6. Humas
15
Pembina
Rektor
Wakil Rektor
Penanggung Jawab
LPPM
Ketua
16
BAB II
MEKANISME PELAKSANAAN
KULIAH KERJA NYATA
1. Persyaratan
Persyaratan sebagai calon peserta KKN IKHAC
Mojokerto sebagai berikut:
a. Mahasiswa program strata satu (S1) dan tidak
kehilangan hak sebagai mahasiswa IKHAC
Mojokerto pada saat KKN diselenggarakan
b. Telah menyelesaikan mata kuliah sampai semester
6
c. Mahasiswa tidak diperkenankan mengambil
kuliah lain ketika KKN
d. Sehat jasmani dan rohani
2. Pendaftaran
Peserta KKN wajib mendaftarkan diri di Panitia
Pelaksana KKN IKHAC Mojokerto. Waktu
pendaftaran diatur dan diinformasikan oleh Panitia
17
Pelaksana melalui surat edaran dan sosialisasi. Pada saat
pendaftaran mahasiswa mengisi formulir dan
menyerahkan beberapa kelengkapan sebagai berikut:
a. Formulir biodata yang telah diisi lengkap dan
benar serta dibubuhi tanda tangan (bikin formulir
pendaftaran)
b. Pas foto warna (background merah) ukuran 3x4
cm sebanyak 1 lembar
c. Bukti pembayaran KKN
d. Persyaratan lain yang ditentukan Panitia Pelaksana
KKN
18
4. Perizinan Lokasi
Perizinan Desa Sasaran program KKN IKHAC
Mojokerto dilakukan oleh Panitia Pelaksana KKN
IKHAC Mojokerto di bawah koordinasi LPPM dan
Rektor.
5. Pembekalan
Penyelenggaraan pembekalan KKN merupakan
upaya mempersiapkan mahasiswa agar dapat
melaksanakan KKN secara efektif dan efisien. Melalui
pembekalan diharapkan terjadi perubahan sikap, mental,
pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan kebutuhan
selama melaksanakan KKN. Untuk memberikan bekal
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang terkait
dengan kegiatan KKN terutama untuk meningkatkan soft
skill mahasiswa, seperti komunikasi, kerja sama (team
work), kepemimpinan, dan problem solver, atau hal-hal
yang akan dibutuhkan selama melaksanakan KKN.
Tujuan secara terinci yang hendak dicapai melalui
pembekalan KKN agar mahasiswa mempunyai
kualifikasi sebagai berikut:
19
d. Memiliki bekal pengetahuan tentang tata krama
kehidupan di lapangan
e. Memiliki bekal stimulasi pengetahuan dan
keterampilan praktis agar dapat melaksanakan
program dan tugas-tugasnya di lapangan dengan
baik
f. Memiliki pengetahuan untuk dapat bersikap dan
bekerja dalam kelompok secara interdisipliner dan
lintas sektoral dalam rangka penyelesaian tugas di
lapangan
g. Memiliki kemampuan menggunakan waktu
secara efisien di lapangan
h. Memiliki bekal pengetahuan, sikap, dan
keterampilan agar dapat menyesuaikan diri dengan
masyarakat sasaran
20
b. Penyajian Materi Pembekalan
Penyajian materi pembekalan yang sifatnya
umum yang relevan dengan program KKN, berasal
dari dalam Ketua LPPM IKHAC Mojokerto dan
atau Ketua Pelaksana Program KKN. Sedangkan
penyaji materi teknis secara khusus dibawakan
oleh tiap-tiap DPL yang telah mendapatkan SK
dari LPPM IKHAC Mojokerto dan telah
melakukan observasi lapangan.
Materi pembekalan meliputi hal-hal sebagai
berikut:
1) Kondisi daerah, potensi masyarakat atau
masalah di komunitas
2) Metode PAR
3) Tata tertib
4) Persiapan pemberangkatan (perlengkapan
yang dibutuhkan)
5) Teknis pemberangkatan dan penarikan
6) Penyusunan Rancangan Program Kerja
Tentatif
7) Teknik penyusunan laporan individu dan
kelompok
8) Pemilihan koordinator, sekretaris, bendahara
tingkat dusun dan/atau desa.
21
dimiliki disusun dalam bentuk matriks rancangan
program kerja tentatif. Rancangan program kerja
tentatif berupa Program Kerja Kelompok.
1. Pelepasan Peserta
22
yang diikuti seluruh peserta KKN dan DPL.
Pelepasan peserta KKN secara simbolis dilakukan oleh
pejabat terkait (Pimpinan IKHAC Mojokerto dan Ketua
LPPM).
Pelepasan mahasiswa menuju lokasi dengan
didampingi oleh DPL masing-masing. Untuk mengawali
kegiatan di lokasi, dilakukan upacara serah terima
mahasiswa KKN dari DPL kepada penanggung jawab
lokasi, sekaligus dilakukan pembekalan dan pengarahan
oleh penanggung jawab lokasi setempat. Untuk
keperluan ini, DPL perlu berkoordinasi dengan
penanggung jawab lokasi yang bersangkutan.
23
penghubung, pemberi contoh, penguji, dan penilai.
Prinsip pembimbingan yang dilakukan bersifat edukatif.
4. Penarikan
24
masing-masing dengan ditandai upacara pamitan dengan
penanggung jawab lokasi.
25
D. Evaluasi dan Penilaian Kuliah Kerja Nyata
26
No. Aspek Penilaian Bobot
1. Kegiatan pembekalan 10%
2. Laporan harian individu 20%
3. Kerjasama dalam kelompok 10%
Kelengkapan Laporan hasil kegiatan KKN;
a. Laporan Hasil Akhir KKN 20%
b. Video dokumenter KKN 15%
4. Kualitas Laporan Akhir KKN:
- Kesesuaian isi dengan sistematika dan metode 15%
yang telah ditentukan
10%
- Ketepatan waktu menyerahkan laporan akhir
Total 100%
Tabel 2.1: Aspek Penilaian Program KKN IKHAC Mojokerto
27
BAB III
METODE PARTICIPATORY ACTION RESEARCH
(PAR)
28
kecenderungan mempertahankan dominasi. Para aktivis
PAR meminjam pemikiran Marx bahwa masyarakat
lokal perlu terlibat dalam refleksi kritis terhadap
kekuatan struktural dari kelompok kelas dominan, untuk
melakukan tindakan-tindakan perlawanan terhadap
penindasan yang terjadi. Demikian pula, mereka
terinspirasi oleh teori partisipasi Gramsci tentang
perjuangan kelas dan keyakinan bahwa aktualisasi diri
secara individual dan kolektif dapat mengurangi bentuk-
bentuk distribusi kekuasaan yang tidak merata dan tidak
adil dalam masyarakat. Konsepsi terakhir ini telah
berkontribusi bagi menguatnya keyakinan di antara para
praktisi PAR bahwa seseorang dapat menjadi katalisator
bagi perubahan atas dirinya.
29
Pandangan Hubermas tersebut menguatkan
pemahaman bahwa terdapat banyak kepentingan dalam
terciptanya pengetahuan dalam masyarakat. Oleh karena
itu, kewaspadaan harus diarahkan terhadap klaim bahwa
pengetahuan diproduksi berdasarkan kepentingan yang
tunggal. Padahal sesungguhnya disana ada banyak
kepentingan yang terlibat, seperti kepentingan analitis-
empiris, kepentingan hermeneutis-historis dan
kepentingan emansipatoris-kritis. Pengaruh besar lainnya
datang dari Paulo Freire. Teori kesadaran Freire, bahwa
kesadaran kritis sebagai bentuk transformasi dari
kesadaran magis dan naif, melihat problem dalam
realitas sosial secara substanstif pada struktur dan sistem
yang tidak adil. Friere berkeyakinan bahwa refleksi kritis
merupakan modal yang esensial bagi perubahan individu
dan sosial, dan menjadi modal yang sangat vital bagi
penyatuan teori dan praktik sebagai proses dialektika
yang demokratis. Pengembangan yang dilakukan oleh
Freire dari pendekatan counter hegemony untuk
konstruksi pengetahuan dalam masyarakat yang tertindas
telah memberikan kontribusi yang sangat berarti dalam
pengembangan strategi yang digunakan para praktisi
dalam proyek PAR.
30
mengembangkan kesadaran kritis murid. Lebih lanjut
pendidikan seperti itu, yang diistilahkan oleh Friere
sebagai model pendidikan “banking system”,
berkontribusi melemahkan murid secara terstruktur,
karena yang terjadi adalah beberapa pengkondisian
berikut:
31
Partisipasi dalam PAR adalah proses aktif yang
inisiatifnya dilakukan oleh masyarakat sendiri dan
dibimbing oleh cara berfikir mereka sendiri dengan
menggunakan sarana, proses dan mekanisme tertentu
yang dapat menegakkan proses pengawasan secara
efektif.
32
umum prinsip-prinsip PAR, ialah 1) belajar dari realitas
atau pengalaman; 2) tidak menggurui, dan 3) proses
belajar dijalankan dengan dialogis.
33
kekuatan politik melalui pendidikan orang dewasa,
penelitian kritis, dan tindakan sosial-politik
3. Proses membangun kesadaran diri melalui
penyelidikan dan refleksi diri.
4. Menggunakan beragam metode:
a. Produksi pengetahuan oleh komunitas mengenai
agenda kehidupan mereka sendiri
b. Partisipasi dalam pengumpulan dan analisa data,
dan
c. Kontrol mereka terhadap penggunaan hasil riset
5. Orientasi lebih pada proses perubahan sistem sosial.
1. Pemetaan (Mapping)
Maksud dari pemetaan dalam hal ini ialah
pemetaan wilayah desa sebagai lokasi kegiatan kuliah
kerja nyata. Gambaran Pemetaan Desa digunakan untuk
memahami keadaan (fisik dan sosial) wilayah desa (desa,
dusun, RT, atau wilayah yang lebih luas) tersebut beserta
lingkungannya dalam bentuk gambar peta atau sketsa
desa yang meliputi keadaan sumberdaya umum desa,
34
peta penyebaran penduduk, peta pemanfaatan lahan dan
sebagainya dengan memanfaatkan peralatan dan bahan
seadanya yang dilengkapi dengan keterangan kode atau
simbol-simbol tertentu.
35
f. Ajaklah masyarakat untuk menyimpulkan hasil-
hasil yang dibahas dalam diskusi.
g. Bagi pencatat proses, catatlah semua hasil ke
dalam catatan lapangan PAR.
Gambar 3.1
Komunitas sedang melakukan Pemetaan awal
Gambar 3.2
Hasil mapping Oleh Komunitas
36
2. Penelusuran Desa (Transector)
Transek (Penelusuran Desa) ialah teknik untuk
memfasilitasi masyarakat dalam pengamatan langsung
lingkungan dan keadaan sumber-sumberdaya dengan
cara berjalan menelusuri wilayah desa mengikuti suatu
lintasan tertentu yang disepakati. Melakukan transect
diawali dari lokasi dengan titik dengan ketinggian
terendah menuju ke titik tertinggi di desa yang diamati.
Dalam transect ini, masyarakat dilibatkan secara
langsung dalam proses pembelajaran untuk mengetahui
potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia
yang ada di wilayahnya.
37
b. Sepakatilah lintasan penelusuran serta titik awal
dan titik akhir (bisa memanfaatkan hasil Pemetaan
Desa);
c. Lakukan perjalanan dan mengamati keadaan,
sesuai topik-topik yang disepakati, dan
d. Buatlah catatan-catatan hasil diskusi di setiap
lokasi (tugas pencatat)
38
Gambar 3.3.
Hasil Transektoral oleh Pengabdi bersama Komunitas
39
a. Teknik ini dapat menggali perubahanperubahan
yang terjadi, masalahmasalah dan cara
menyelesaikannya, dalam masyarakat secara
kronologis.
b. Teknik ini dapat memberikan informasi awal
yang bisa digunakan untuk memperdalam teknik-
teknik lain.
c. Sebagai langkah awal untuk teknik trend and
change
d. Dapat menimbulkan kebanggaan masyarakat
dimasa lalu
e. Dengan teknik ini masyarakat merasa lebih
dihargai sehingga hubungan menjadi lebih akrab.
f. Dapat digunakan untuk menganalisa hubungan
sebab akibat antara berbagai kejadian dalam
sejarah kehidupan masyarakat, seperti;
perkembangan desa, peran wanita, kondisi
lingkungan, perekonomian, kesehatan atau
perkembangan penduduk.
Langkah-langkah yang dilakukan selama proses
timeline adalah sebagai berikut:
40
d. Selanjutnya menjelaskan pengertian timeline
(penelusuran alur sejarah desa), tujuan serta
manfaat kegiatan ini.
e. Diteruskan dengan menjelaskan hal-hal yang akan
digali dalam pembuatan timeline.
f. Setelah semua Nara Sumber Lokal paham, peserta
& tim bisa memulai proses penggalian data
melalui sumbang saran, tanya jawab dan diskusi.
Untuk memulai dialog bisa dibuka dengan
bagaimana asal usul nama daerah tersebut.
41
3)
Untuk memperdalam topik bisa dilanjutkan
dengan diskusi tentang perubahan status
pemilikan, penguasaan dan penggarapan
tanah. Serta perkembangan usaha ekonomis
masyarakat, misalnya kapan mulai menjadi
pegawai, pedagang, petani dan jenis
pekerjaan lain.
4)
Selain topik di atas, bisa ditambah dengan
menggali tentang bagaimana tanggapan
masyarakat terhadap masukan pembinaan
atau pendampingan yang diterima. Serta apa
saja masalah yng dihadapi dan bagaimana
cara mengatasinya.
5)
Untuk mengetahui bagaimana penanganan
kesehatan, bisa diskusi tentang terjadinya
wabah penyakit yang pernah menimpa daerah
tersebut.
6)
Kejadian yang berulang dapat dijadikan topik
penting untuk dibahas lebih mendalam.
Pembagian kerja antara laki-laki dan
perempuan.
g. Pemandu memfasilitasi jalannya dialog & diskusi
selama proses, misalnya; informasi/ data apa saja
yang harus dimasukkan tabel timeline dan
bagaimana cara menyusunnya kronologis alur
sejarah. Serta cara cross check data.
h. Setelah penulisan selesai, pemandu meminta
kepada seluruh peserta untuk melakukan
triangulasi data (check dan recheck data / probing
42
data yang sudah dikumpulkan). Usahakan untuk
mempresentasikan hasil timeline kepada para
peserta, untuk penyempurnaan data, apabila
waktunya mencukupi.
i. Tim yang bertugas sebagai pencatatan proses
bertugas mendokumentasi semua hasil diskusi.
Kalau pembuatan bagan dan diskusi sudah
selesai, bagan digambar kembali atas kertas
(secara lengkap dan sesuai gambar masyarakat).
j. Setelah proses timeline selesai, pemandu meminta
kepada seluruh peserta untuk melakukan
triangulasi data (check dan recheck data atau
probing data yang sudah dikumpulkan).
Kejadian Tahun
Tabel 3.1.
Contoh timeline
43
ke waktu. Hasilnya digambar dalam suatu matriks. Dari
besarnya perubahan hal-hal yang diamati dapat diperoleh
gambaran adanya kecenderungan umum perubahan yang
akan berlanjut di masa depan. Hasilnya adalah
bagan/matriks perubahan dan kecenderungan yang
umum desa atau yang berkaitan dengan topik tertentu,
misalnya jumlah pemeluk agama Islam, jumlah
musholla, jumlah masjid, jumlah gereja, jumlah majlis
taklim, dan lain-lain. b. Tujuan Tujuan melakukan
analisa trend and change dalam PRA adalah untuk:
44
Langkah-langkah Proses Teknik Trend and Change
Langkah-langkah pembuatan. Bagan Perubahan
meliputi:
45
Gambar 3.4
Contoh hasil proses Teknik Trend and Change
46
penting sebagai dasar pengembangan rencana program.
Tujuan dipergunakannya analisa seasonal calender dalam
tekhnik PRA adalah sebagai berikut:
47
masyarakat. Upaya menggali informasi yang
berhubungan dengan siklus musim ini dalam tehnik PRA
disebut analisa Seasonal Calender (analisa kalender
musim).
48
kebutuhan. Tidak perlu mengikuti kalender
tahunan, bisa mulai pada bulan lain, misalnya
sesuai musim tanam.
b. Diskusikan secara umum tentang jenis- jenis
kegiatan serta keadaan apa yang paling sering
terjadi pada bulan-bulan tertentu dan apakah
kegiatan itu selalu terulang dari tahun ke tahun.
Misalnya, pada bulan ke berapa masyarakat
melakukan upacara bersih desa.
c. Sepakati bersama masyarakat tentang simbol-
simbol yang akan digunakan.
d. Ajaklah masyarakat menggambarkan kegiatan-
kegiatan utama serta keadaan- keadaan kritis yang
berakibat besar bagi masyarakat dalam kalender.
e. Diskusikan lebih lanjut (lebih mendalam)
bersama masyarakat tentang keadaan, masalah-
masalah, sebabnya serta akibatnya
f. Sesuaikan gambaran dengan hasil diskusi.
g. Ajaklah masyarakat untuk menyimpulkan apa
yang dibahas dalam diskusi
h. Tim yang bertugas sebagai pencatat proses,
bertugas mendokumentasi semua hasil diskusi.
Kalau pembuatan bagan dan diskusi sudah
selesai, bagan digambar kembali atas kertas
(secara lengkap dan sesuai gambar masyarakat).
49
kunci persoalan dalam tugas harian, juga jika ada
masalah-masalah baru yang muncul dan untuk
assessment secara kuantitatif akan tenaga kerja, input dll
dari kegiatan harian. Unit yang dianalisis bisa berupa
individual, ataupun kelompok. Seperti pada petani
individual yang dianalisis pada kunci masalah yang
berhubung dengan kegiatan harian, waktu yang
dihabiskan pada kegiatan harian, dan perubahan
intensitas pada tenaga kerja setiap kegiatan. Sedangkan
pada kelompok atau organisasi unit yangdianalisis pada
masalah pokok yang berhubungan dengan kegiatan
harian dan berapa waktu yang dibutuhkan selama
kegiatan harian.
Tujuan teknik ini adalah untuk memahami kunci
persoalan dalam tugas harian. Demikian juga jika ada
masalah-masalah baru yang muncul sehingga dapat
dilihat dari kebiasaan hariannya. Tujuan teknik juga
dapat digunakan untuk assessment secara kuantitatif
akan tenaga kerja, input, dll dari kegiatan harian.
Langkah Pembuatan Kalender Harian Adapun
langkah-langkah menfasilitasi proses pembuatan
kalender harian atau kegiatan harian ini adalah sebagai
berikut:
a. Diskusi dimulai dengan menanyakan partisipan untuk
mengidentifikasi setiap kegiatan yang mereka
lakukan sejak mereka bangun tidur sampai mereka
tidur kembali. Mereka bisa menunjukkan kegiatannya
tiap jam dalam satu hari atau bisa mengidentifikasi
berapa banyak waktu yang mereka habiskan pada
setiap kegiatan.
50
b. Menggambarkan satu buah bundaran per orang (atau
satu yang umum).
c. Menentukan berapa besarnya masing - masing bagian
dalam seluruhnya
d. Membagi bundaran sesuai besarnya bagian
masing-masing.
Untuk analisa penggunakan waktu maka: Bagi
bundaran dalam 24 bagian (sesuai jumlah jam per hari)
Untuk anggota keluarga masing- masing (bapak, ibu,
anak laki-laki, anak perempuan) membahas kegiatannya
pada setiap jam per hari (mulai pada jam bangun,
kemudian melakukan apa, selama berapa waktu dan
seterusnya). Menggambarkan dalam hasil diskusi dalam
lingkaran. (lihat contoh).
51
7. Bagan Hubungan Kelembagaan (Venn Diagram)
Diagram Venn merupakan teknik yang bermanfaat
untuk melihat hubungan masyarakat dengan berbagai
lembaga yang terdapat di desa (dan lingkungannya).
Diagram Venn memfasilitasi diskusi masyarakat untuk
mengidentifikasi pihak-pihak apa yang berada di desa,
serta menganalisa dan mengkaji perannya,
kepentingannya dan manfaatnya untuk masyarakat.
52
f. Bahaslah bagaimana pengaruh lembaga tersebut
terhadap masyarakat yang ditunjukkan oleh jaraknya
dari lingkaran masyarakat
g. Diskusikan kembali apakah letak dan ukurannya
sudah tepat;
h. Lakukan triangulasi data antar kelompok;
i. Buatlah perubahan kalau memang diperlukan;
j. Setelah sepakat, salinlah gambar tersebut pada
catatan secara lengkap sesuai gambaran masyarakat,
dan
k. Tim yang bertugas sebagai pencatat proses, bertugas
mendokumentasi semua hasil diskusi dan kalau
pembuatan diagram dan diskusi sudah selesai.
Yang perlu diperhatikan dan sangat urgen dalam
membuat diagram venn ialah pentingnya suatu lembaga
terhadap masyarakat (yang ditunjukkan oleh besarnya
lingkaran) belum tentu dirasakan pengaruhnya oleh
masyarakat (yang ditunjukkan oleh jarak dari lingkaran
masyarakat). Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12
Tahun 2007 pasal 8 menyatakan bahwa potensi desa
berupa sumber daya kelembagaan terdiri atas:
53
Hubungan antar lembaga dan lembaga dengan
masyarakat digambarkan dengan Diagram Venn.
Diagram ini terdiri dari beberapa lingkaran dengan
ukuran dan jarak antar lingkaran yang bervariasi.
Besarnya irisan lingkaran menyatakan kedekatan
hubungan lembaga dengan masyarakat. Semakin besar
irisan tersebut berarti lembaga berperan besar bagi
masyarakat, sehingga masyarakat turut berpartisipasi
aktif. Jarak antar lingkaran menunjukkan intensitas
hubungan antar lembaga. Besarnya lingkaran
menunjukkan peran yang dirasakan oleh masyarakat dari
lembaga tersebut terhadap kehidupan mereka. Terkait
contoh dari gambar diagram Vam sebagaimana gambar
dibawah ini :
54
Berdasarkan gambar venn diagram diats
menunjukkan bahwa yang perlu diperhatikan adalah
pentingnya suatu lembaga kepada masyarakat (
ditunjukkan dengan besarnya lingkaran dalam gambar)
belum tentu dirasakan manfaatnya oleh masyarakat (
Yang ditunjukkan dengan jarak lingkaran dengan
masyarakat).
8. Diagram Alur
Diagram alur merupakan teknih untuk
menggambarkan arus dan hubungan di antara semua
pihak dan komoditas yang terlibat dalam suatu system.
Diagram ini dapat digunakan untuk menganalisa alur
penyebaran keyakinan dan tata nilai keagamaan dalam
masyarakat.
55
a. Lakukan diskusi umum tentang semua alur “misalnya
penyebaran agama Islam” di desa dan dari luar desa.
b. Ajaklah masyarakat untuk mengidentifikasi:
- dimana pusat-pusat produksi tata nilai agama?
- siapa yang berperan dalam persoalan tersebut
(individu, kelembagaan)?
- Siapa yang memiliki otoritas penafsiran tata nilai
agama tersebut?
c. Ajaklah masyarakat menggambar alur: mulai dengan
yang paling mudah dikenali dan buatlah garis ke
setiap pihak.
d. Ajaklah masyarakat untuk membahas perilaku atau
kepentingan dari masingmasing pihak.
e. Ambillah kesimpulan berdasarkan tingkat
pemahaman masyarakat.
f. Tawarkan kepada masyarakat: apakah situasi
tersebut harus ditangani? Kalau masyarakat berniat
untuk memperbaiki kondisi tersebut, maka ajaklah
masyarakat untuk menentukan prioritas yang harus
segera ditangani dari soal tersebut.
g. Setelah semua selesai, tim yang bertugas sebagai
pencatat proses, bertugas mendokumentasi semua
hasil diskusi dan kalau pembuatan peta diagram alur
dan diskusi sudah selesai, peta diagram alur
digambar kembali di atas kertas (secara lengkap dan
sesuai gambar masyarakat).
56
Gambar 3.8 Diagram Alur
57
a. Menfasilitasi masyarakat membuat urutan prioritas
pilihan „masalah‟ yang paling penting dan mendesak
untuk segera dicarikan jalan keluarnya.
b. Menfasilitasi masyarakat memilih prioritas
masalahnya secara objektif dan demokratis serta
sistemis.
c. Menfasilitasi masyarakat dalam memilah dan
memilih masalahnya secara objektif dan rasional.
a. Persiapan
1) Persiapkan bahan bahan temuan dari proses
sebelumnya, bahan tersebut akan menjadi
masukan pokok untuk diskusi matriks ranking.
2) Tentukan anggota masyarakat sebagai peserta,
diutamakan adalah mereka yang mengikuti secara
aktif proses sebelumnya.
3) Jumlahnya tidak ditentukan, tetapi sebanyak
mungkin mereka yang mengikuti proses
sebelumnya.
b. Pelaksanaan
1) Jelaskan tujuan perte muan dan jelaskan proses
dan langkah yang akan dilakukan. Jelaskan juga
bahwa peranan semua peserta sama, semua orang
yang hadir dapat menyampaikan pandangannya.
2) Mulailah presentasi hasil proses sebelumnya.
Presentasikan topik-topik temuan kepada
masyarakat. Lebih baik presentasi dilakukan oleh
masyarakat sendiri, pilih wakil diantara mereka
untuk mempresentasikan hasil kelompok.
58
3) Mulailah membuat contoh matrix ranking, dengan
menuliskan daftar masalah yang pernah
ditemukan. Time line, trend and change sangat
berguna untuk membantu menganalisa prioritas
masalah.
4) Diskusikan dengan masyarakat. Tanyakan kriteria
pemilihan alternatif dengan pertanyaan, faktor
akibat atau dampak bagi masyarakat, siapa yang
dirugikan, siapa yang diuntungkan.
5) Selanjutnya membuat kolom matrik rangking
sebagai contoh yang memuat daftar
masalah, sebab dan akibatnya, dan penilaian
scoring dengan menyepakati terlebih dahulu
bersama-sama masyarakat faktor pendukung,
penghambat dan kemungkinan serta tingkat
kemudahan, SDM dan biaya yang diperlukan,
serta arternatif-alternatif yang menjadi pilihan
untuk menyelesaikan masalah tersebut.
6) Berikan score pada masing-masing masalah,
kemudian tanyakan kembali pada masarakat
sebelum merangking masalah prioritas tentang
pilihan mereka.
7) Setelah selesai scoring, mengajak masyarakat
bersama-sama merangking masalah-masalah
tersebut berdasarkan nilai/score yang telah
tercantum.
8) Kadang hasil scoring ini bisa tidak diterima oleh
sebagain peserta sehingga situasinya bisa
memanas. Dalam kondisi begini kadang-kadang
perlu adanya break sebentar untuk memberikan
59
kesempatan kepada mereka yang berbeda
pendapat untuk mendiskusikannya
(lobby).Hindari kejadian Walk out, karena hal ini
akan memperpanjang masalah.
9) Setelah selesai tanyakan kepada masyarakat:
apakah mereka mampu menyelesaikan masalah
tersebut. Manakah yang paling bisa diatasi.
Tanyakan faktor pembatas, faktor pendukung,
dan manfaat bagi masyarakat.
10) Simpulkan bersama masyarakat persoalan-
persoalan yang telah dibahas dalam diskusi.
11) Tim yang bertugas sebagai pencatat proses,
bertugas mendokumentasi semua hasil diskusi.
Kalau pembuatan matrik dan diskusi sudah
selesai, matrik digambar kembali di atas kertas
(secara lengkap dan sesuai gambar).
60
menentukan hal-hal penting yang perlu digali, sangat
terbuka dalam proses diskusi.
a. Persiapan:
1)
Kajian ulang informasi yang sudah ada.
2)
Menyusun daftar topik diskusi atau pokok
pertanyaan yang akan menjadi focus wawancara.
61
b. Lakukan perkenalan dengan seperlunya: misalnya
obrolan-obrolan sedikit tentang keadaan keluarga
(Bina Swasana).
c. Buatlah pertanyaan mulai dari yang sederhana dan
mudah dimengerti oleh masyarakat.
d. Usahakan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat
netral.
e. Tim yang bertugas sebagai pencatat proses, bertugas
mendokumentasi semua hasil diskusi.
Selanjutnya hal-hal yang harus diperhatikan dalam
Wawancara Semi Terstruktur:
a. Hindarkan: Pertanyaan dengan jawaban yang terarah
(ya-tidak)
b. Ingat!!! Wawancara semi terstruktur tidak sama
dengan penyuluhan.
c. Jangan menasehati, banyaklah mendengar dengan
sabar.
d. Jangan mengabaikan informasi, meskipun kelihatan
tidak penting.
e. Jangan menilai (menghakimi).
f. Jangan emosi.
g. Yang penting santai.
h. Yang penting kritis .
Contoh: Daftar pertanyaan Profil “Bu-TRI”
a. Identitas keluarga
1) Nama suami (suami, Bp.) :
2) Umur (tgl. Lahir ) :
3) Nama istri (ibu) :
4) Umur (tgl. Lahir ) :
5) Tanggal /th. Perkawinan :
b. Riwaayat Keagamaan
62
1) Kapan mengenal Islam ?
2) Siapa yang mengenalkan Islam ?
3) Bagaimana Islam itu sebenarnya ?
4) Bagaimana tentang keyakinan lain selain Islam ?
5) Dimana memperdalam agama dilakukan ?
6) Siapa yang punya hak istimewa dalam
menafsirkan agama di desa ini ?
7) Bagaimana menjalankan ibadah di desa ini ?
8) Mengapa ibu, ikut melakukan kenduri di bawah
pohon asem ?
c. Harapan / cita-cita: (catatan: daftar pertanyaan ini
harus diganti sesuai dengan kebutuhan lapangan) ?
63
Dengan teknik ini juga dapat digunakan untuk
menelusuri penyebab terjadinya masalah- masalah
tersebut, sekaligus bagaimana disusun pohon harapan
setelah analisa pohon masalah telah disusun secara baik.
64
Untuk membuat tujuan masalah sebagaimana
gambar diatas diperlukan adanya beberapa langkah.
Diantara langkah-langkah tersebut adalah :
65
g. Setelah gambar selesai, tanyakan cara yang
terbaik untuk mengatasi masalah- masalah yang
muncul.
h. Kalau sudah lengkap, ajaklah masyarakat (tanpa
terkecuali) untuk melihat secara keseluruhan
masalah- masalah akar dari masalah utama.
i. Juga mintalah komentar, apakah ada penyebab
yang muncul beberapa kali walaupun dalam
„akar‟ lain? Dari semua informasi yang muncul,
perlihatkan apa yang harus dilakukan untuk
mengatasi masalah-masalah akar sehingga akibat
diatas tidak terjadi. Jika akibat di atas masih
terjadi, berarti masih ada masalah yang perlu
diatasi.
j. Setelah masyarakat betul-betul menyepakati,
baliklah akar tersebut untuk menulis harapan
masyarakat. Harapan ini bisa dijadikan acuan
untuk penyusunan program aksi selanjutnya.
Tulis harapan tersebut dan tempelkan pada pohon
analisis harapan, sehingga lengkap, maka akan
muncul gambar lainnya sebagai bentuk pohon
harapan.
k. Sehubungan dengan keterbatasan- keterbatasan,
lebih baik kalau selesai menggambar pohon
masalah dan pohon harapan, masalah-masalah
yang muncul diprioritaskan supaya yang paling
penting dapat diatasi lebih dahulu (bisa
menggunakan teknik matrik rangking).
66
l. Tim yang bertugas sebagai pencatat proses,
bertugas mendokumentasi semua hasil
diskusi.
Kesimpulan:
67
Gambar 3. 10
Pohon masalah, Harapan dan Analisis Strategi Program
68
D. Sistem Kerja Participatory Action Research (PAR)
69
realitas problem dan relasi sosial yang terjadi.
Dengan demikian akan memudahkan masuk ke
dalam komunitas baik melalui key people (kunci
masyarakat) maupun komunitas akar rumput yang
sudah terbangun, seperti kelompok keagamaan
(yasinan, tahlilan, masjid, musholla dll), kelompok
kebudayaan (kelompok seniman, dan komunitas
kebudayaan lokal), maupun kelompok ekonomi
(petani, pedagang, pengrajin dll).
70
Bersama komunitas melakukan pemetaan
wilayah, maupun persoalan yang dialami masyarakat.
7. Pengorganisasian Masyarakat
Komunitas didampingi peneliti membangun
pranata-pranata sosial. Baik dalam bentuk kelompok-
kelompok kerja, maupun lembaga-lembaga
masyarakat yang secara nyata bergerak memecahkan
problem sosialnya secara simultan. Demikian pula
membentuk jaringan-jaringan antar kelompok kerja
dengan lembaga-lembaga lain yang terkait dengan
program aksi yang direncanakan.
71
Aksi memecahkan problem dilakukan secara
simultan dan partisipatif. Program pemecahan
persoalan kemanusiaan bukan sekedar untuk
menyelesaikan persoalan itu sendiri, tetapi
merupakan proses pembelajaran masyarakat,
sehingga terbangun pranata baru dalam komunitas
dan sekaligus memunculkan community organizer
(pengorganisir dari masyarakat sendiri) dan akhirnya
akan muncul local leader (pemimpin lokal) yang
menjadi pelaku dan pemimpin perubahan.
72
dalam kegiatan yang terprogram, terencana, dan
terevaluasi. Dengan demikian kelompok belajar
merupakan motor penggerak masyarakat untuk
melakukan aksi perubahan.
73
difasilitasi oleh pendiri. Dengan demikian
masyarakat akan belajar sendiri, melakukan riset, dan
memecahkan problem sosialnya secara mandiri.
74
Oleh karena belum melakukan analisis, Peneliti
(mahasiswa KKN-PAR) bersama masyarakat dilarang
tergesa-gesa melakukan hal-hal sebagai berikut :
a. Dilarang mengambil simpulan, karena mengambil
simpulan cenderung akan menganggap problem
tersebut simple, padahal perlu melakukan analisis
kritis yang mendalam, verifikasi data, validasi data,
bahkan analisis-analisis yang terkait, sehingga
tergesa-gesa mengambil simpulan tidak akan
memberikan pemahaman yang tepat.
b. Dilarang menghakimi, artinya menginvestigasi
layaknya seorang polisi menghadapi tersangka. Tim
peneliti (mahasiswa KKN-PAR) sikap yang dibangun
adalah bertanya dengan tujuan belajar, bukan
bertanya dengan tujuan mencari-cari kesalahan
orang. Bertanya untuk melakukan riset kritis, berbeda
dengan bertanya dengan mewawancarai untuk
mendapatkan data sebagaimana riset konvensional.
Apalagi bertanya dengan nada investigasi. Oleh
karena itu, membangun kesetaraan antara mahasiswa
KKN-PAR dengan komunitas harus didahulukan,
sehingga ketika melakukan diskusi tidak terkesan
mewawancarai, tetapi justru saling belajar (sharing).
c. Dilarang menyalahkan, tindakan menyalahkan justru
tidak dapat membangun komunikasi yang baik. Oleh
karena itu, jika menemukan kesalahan yang
dilakukan oleh komunitas, bagaimana pengalaman
kesalahan ini dijadikan sebagai pembelajaran untuk
melakukan tindakan ke depan. Dengan teknik analisis
alur sejarah memang akan ditemukan beberapa
75
kesalahan-kesalahan, tetapi bukan berarti harus
disalahkan. Karena kesalahan bisa dilakukan oleh
orang-perorang, bisa juga dilakukan oleh sistem.
Oleh karenanya, tindakan menyalahkan perlu
dihindari.
d. Dilarang tergesa-gesa merumuskan masalah,
tindakan merumuskan masalah dapat dilakukan pada
tahap berikutnya, yaitu tahap to understand.
Sehingga tahap awal belum boleh merumuskan
masalah, tetapi baru tahap kodifikasi, yaitu
menghimpun problem-problem yang masih
berserakan dan belum tersistematis.
76
melakukan riset bersama, sekaligus melakukan agenda
analisis, merencanakan tindakan berikutnya. Kelompok-
kelompok informal bisa merupakan kelompok yang
sudah terbangun, seperti kelompok keagamaan (yasin,
tahlil, diba’an, muslimatan, pengajian rutin), atau
kelompok profesi (petani, para tukang kayu/batu,
pembuat kerajinan, produsen home industri dan
sebagainya) atau kelompok kebudayaan atau kesenian
lokal (karang taruna, sanggar seni, lembaga adat-istiadat
dan sebagainya) atau kelompok perempuan (PKK,
pengajian perempuan, dan sebagainya). Kelompok-
kelompok inilah yang menjadi simpul-simpul masyarakat
untuk melakukan proses, karena kelompok-kelompok ini
merupakan modal sosial untuk memecahkan problem
sosial yang mencipatakan perubahan komunitas.
77
dengan melihat keluhan-keluhan yang datang dari
masyarakat.
b. Diagram Alur
Teknik ini digunakan untuk analisis alur atau
hubungan antara para pihak. Sehingga diketahui
besaran alur satu pihak dengan pihak lain. Contoh
alur hasil panen padi, alur kepercayaan masyarakat,
alur tradisi dan sebagainya.
78
mengelola, pengelolanya pihak lain atau
pemiliknya sendiri, implikasi apa yang terjadi bagi
masyarakat dengan kondisi lahan yang demikian?
sejarahnya kenapa bisa demikian, dan ke depan
kira-kira akan seperti apa?
79
Tahap To Plan merupakan tahap ketiga yang
dilakukan oleh peneliti (peserta KKN-PAR) untuk
merencanakan aksi penyelesaian masalah. Pada tahap to
plan berpulang pada proses sebelumnya dalam
merumuskan masalah, sebab penyelesaian masalah harus
didasarkan atas rumusan masalah yang diperoleh saat
mengindetifikasi masalah sebelumnya. Bukan
masalahyang sekedar disodorkan oleh masyarakat untuk
diselesaikan oleh mahasiswa KKN-PAR (seperti
pengecetan tembok desa atau pengecetan pagar TPU).
Sering terjadi, karena kesalahan proses awal, mahasiswa
KKN-PAR dianggap sebagai pihak yang mampu
menyelesaikan semua masalah, sehingga seluruh
persoalan dipasrahkan kepada mahasiswa KKN-PAR.
Akibatnya proses pembelajaran dan pendidikan
masyarakat tidak berjalan.
80
akar masalah. Kemudian diuraikan dampak yang
ditimbulkan, bahkan dampak yang masif dalam
jangka panjang. Sehingga terdapat argumentasi
bahwa problem ini harus segera diatasi dan
dipecahkan karena mempengaruhi atau bahkan
mengancam kehidupan komunitas ke depan.
b. Analisis tujuan
Uraian ini bersumber atau sama dengan
analisis pohon harapan. Selanjutnya dilengkapi
dengan uraian: tujuan inti, harapan utama, strategi-
strategi, dan dampak yang dihasilkannya. Uraikan
perubahan apa yang terjadi seandainya strategi ini
dijalankan, sehingga menyelamatkan kehidupan
komunitas ke depan.
81
jadwal pelaksanaan, penanggung jawab, support
sumberdaya yang dibutuhkan, resiko atau asumsi.
f. Organisasi Pelaksana
Penentuan penanggung jawab dan pelaksana
program, yaitu pihak yang menjadi siapa untuk
melakukan apa.
82
problem sosial. Tentu saja pilihan program praktis harus
sesuai dengan hasil analisis problem sosialnya dan
perencanaan strategis yang telah disusun. Serta dengan
memperhatikan potensi sumber daya yang dimiliki.
Sehingga pelaksanaan program tidak memberatkan
komunitas, tetapi justru menciptakan kondisi yang
terbangun dalam kesatuan yang saling gotong royong
sebagai tradisi yang sudah dimiliki oleh masyarakat
selama ini.
83
masyarakat, sehingga apa yang dilakukan selama ini
bermakna bagi semuanya.
E. Siklus PAR
Secara umum siklus PAR dapat digambarkan
dalam bagan berikut ini:
84
Dari gambaran siklus tersebut dapat dilihat bahwa
dari observasi ke refleksi dilanjutkan rencana aksi
strategis, dilanjutkan dengan observasi dan evaluasi,
sampai lingkar berikutnya. Hal ini sampai pada tingkat
terjadinya perubahan sosial.
85
2. Make sure that the relevant persons, committees and
authorities have been Prinsip-prinsip dan arah kerja
PAR benar-benar diterima oleh semua pihak,
3. Semua orang harus diperbolehkan mempengaruhi
kerja PAR,
4. Mereka yang tidak ingin berpartisipasi dalam proses
PAR secara bijak harus dihormati,
5. Perkembangan kerja PAR harus dapat ditampakkan
dan terbuka saran dan kritik dari yang lain,
6. Ijin (formal atau informal) harus diadakan sebelum
membuat observasi dan telaah dokumen serta
kegiatan lainnya dalam proses PAR,
7. Uraian kerja yang lain dan pandangan-pandangan
harus dinegosiasi dengan para pihak sebelum
membuat publikasi,
8. Peneliti harus bertanggungjawab dalam menjaga
kerahasiaan yang relevan.
9. Keputusan membuat petunjuk PAR dan
kemungkinan hasil riset secara kolektif,
10. Peneliti mengungkapkan watak dari proses riset
sejak dimulai termasuk bias-bias dan kepentingan-
kepentingan personal,
11. Menjaga kesamaan akses terhadap informasi yang
dikumpulkan selama proses bagi semua partisipan,
12. Peneliti dari luar dan tim awal yang dibentuk harus
menciptakan proses yang memaksimalkan
kesempatan keterlibatan untuk semua partisipan.
86
BAB IV
TATA TERTIB
87
9. Menciptakan hubungan yang baik dengan semua
pihak yang terkait dengan pelaksanaan program
KKN.
10. Mengenakan identitas dan atau almamater IKHAC
Mojokerto pada saat melaksanakan kegiatan KKN.
11. Menaati tata tertib yang berlaku.
88
D. Sanksi
89
5. Mengatur dan memfasilistasi seluruh kegiatan KKN
sejak persiapan, seleksi, pelaksanaan, penarikan,
sampai evaluasi akhir.
6. Bertanggung jawab kepada LPPM dan Rektor tentang
pelaksanaan KKN.
7. Membuat laporan akhir pelaksanaan KKN.
8. Menyampaikan laporan hasil Program KKN kepada
Rektor.
90
BAB V
PENUTUP
91
LAMPIRAN-LAMPIRAN
92
Lampiran 1: Format Cover Laporan KKN
Spasi 1
LAPORAN PROGRAM KKN
Spasi 1
Memberdayakan Desa Melalui Pariwisata Berbasis BUMDES:
Studi Interkoneksi BUMDES Melalui Integrated Information System
di Kabupaten Mojokerto
Oleh:
Kelompok A Desa/Dusun
93
Lampiran 2: Sistematika Penulisan dan Isi Laporan
Program KKN
A. Sistematika Penulisan Laporan Program KKN
1. Ketentuan Umum
a. Laporan program KKN ditulis sesuai kaidah-
kaidah yang berlaku di dunia akademik dan
ilmiah
b. Laporan program KKN sebagai tugas
c. Laporan program KKN harus menggambarkan
adanya koherensi dan saling-keterkaitan antar
paragraf dan antara bagian-bagian dalam Laporan
program KKN
d. Laporan program KKN harus menyebutkan dan
mencantumkan sumber pengutipan dalam catatan
kaki (footnote) dan bibliografi (Lihat teknik
penulisannya di bagian ini)
94
e. Bagian akhir memuat lampiran-lampiran
yang berisi dokumen- dokumen pendukung
laporan program KKN.
95
5. Pengetikan
a. Jenis huruf yang digunakan dalam
penulisan Laporan program KKN adalah
Times New Roman dengan besar font 12,
kecuali pada catatan kaki. Keseluruhan
naskah Laporan program KKN ditulis dengan
huruf yang sama.
b. Jenis huruf yang digunakan dalam
penulisan Arab adalah Traditional Arabic
dengan besar font 14.
c. Transliterasi Arab-Latin menggunakan font
Times New Arabic atau translit dengan besar
font 12.
d. Cetak miring (italics) digunakan untuk
menulis judul buku, nama jurnal, dan istilah
asing yang belum dibakukan dalam bahasa
Indonesia.
e. Lambang atau tanda-tanda yang tidak dapat
ditulis dengan mesin ditulis dengan tangan
memakai tinta hitam.
f. Bilangan di atas sepuluh ditulis dengan
angka, kecuali pada permulaan kalimat.
g. Satuan dinyatakan dengan singkatan resmi
tanpa titik di belakang, misalnya: m, g. Kg.
Km.
h. Jarak antar baris adalah 1.15.
i. Kutipan langsung, catatan kaki, ayat
Alquran beserta terjemahnya, dan data
pustaka dalam daftar pustaka ditulis 1
spasi.
96
j. Batas tulisan untuk naskah Laporan program
KKN yang diajukan adalah 4 cm di tepi kiri,
3 cm di tepi kanan, 4 cm di tepi bawah, dan
3 cm di tepi atas.
k. Alinea baru dimulai pada ketikan ke-8
atau 1 tab standar MS.Word dari tepi kiri.
l. Judul bab ditulis dengan huruf kapital dan
diletakkan di tengah secara simetris, dengan
jarak 1 cm dari tepi atas. Judul sub-bab
ditulis dari tepi sebelah kiri dengan huruf
besar pada tiap-tiap permulaan kata, kecuali
kata penghubung dan kata depan.
m. Judul anak sub-bab ditulis dari tepi
sebelah kiri dengan huruf besar pada
permulaan kata.
n. Rincian sesuatu ditulis berurutan dengan
angka atau huruf sessuai keperluan.
6. Penomoran
a. Penomoran halaman pada bagian
utama hingga akhir menggunakan angka.
b. Nomor halaman ditulis dengan jarak 3 cm
dari tepi kanan dan 2,5 cm dari tepi bawah
(footer). Sedangkan penomoran bagian awal
dan halaman pertama tiap bab tidak
dituliskan.
97
c. Tabel dan gambar dinomori dengan angka.
d. Judul tabel dan gambar yang menyertai
nomor diletakan simetris di bawah tabel dan
gambar tanpa diakhiri dengan titik (.).
e. Keterangan tabel dan gambar ditulis pada
halaman yang sama dengan halaman tabel
dan gambar tersebut.
8. Bahasa
Laporan program KKN ditulis dengan
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, atau Bahasa
Arab yang baku, baik, dan benar.
9. Penulisan Nama
a. Nama orang atau penulis yang diacu
dalam uraian ditulis tanpa gelar akademik
atau derajat kesarjanaan.
b. Nama penulis dalam daftar pustaka
dicantumkan lengkap, termasuk jika
penulis sebuah pustaka terdiri atas dua atau
tiga orang. Jika penulis lebih dari tiga orang,
maka cukup ditulis penulis pertama
ditambah dengan “et.al.”.
98
(koma) (kurung buka) kota penerbit (titik
dua) nama penerbit (koma) tahun terbit
(kurung tutup) (koma) nomor halaman
(titik).
d. Penulisan halaman ditulis langsung dengan
angka halaman yang dimaksud, tanpa
diawali tulisan “hlm.”. setekah penulisan
angka halaman dimaksud diakhiri dengan
tanda titik (.).
Contoh:
19
Ali Aziz, Mengenal Tuntas al-
Qur’an, (Surabaya: Imtiyaz, 2012), 16.
99
f. Jika karya yang dikutip berupa terjemah,
maka nama penerjemah ditulis setelah judul
karya dengan didahului oleh kata “terj.”
Contoh:
10
Muhammad Iqbal, Rekonstruksi
Pemikiran Agama Islam, terj. Ali Audah
(Yogyakarta: Jalasutra, 2002), 175.
100
Contoh:
12
Ja‟far Assagaf, “Muh}ammad al-
Ami>n al-Syinqithy (w. 1393 H/ 1973 M)
dan Karya Tafsi>r Ad}wa>‟ al-Baya>n fi> Id}a>h} al-
Qur‟a>n bi> a-Qlur‟>n,” ESENSIA: Jurnal Ilmu-ilmu
Ushuluddin, Vol. XIV, No. 2, (Oktober
2013), 247.
i. Artikel Jurnal Online ditulis seperti diatas
sda No. 10 hingga waktu penerbitan
(koma), di bawah (tanda kutip) penunjuk
lokasi artikel (koma dan tanda kutip) alamat
situs (kurung buka) diakses pada tanggal,
bulan, dan tahun akses (kurung tutup).
Contoh:
13
Kent Dunnington, “The
Problem with the Satan Hypothesis:
Natural Evil and Fallen Angel Theodicies,”
SOPHIA: International Journal of
Philosophy and Traditions, Vol. 57,
Issues 2, (June 2018), 269. di bawah
“Settings,”
https://link.springer.com/article/10.1007/s11
841-017-0608-7 (diakses pada hari Kamis,
09 Januari, 2022).
11. Istilah
a. Istilah baru yang belum baku ditulis
dengan cetak miring. Pada penggunaan
yang pertama kali perlu dijelaskan arti atau
padanannya.
b. Istilah-istilah penting dalam Laporan
Program KKN dapat dibuatkan daftar
101
tersendiri sebagai daftar istilah/glosari.
12. Kutipan
a. Data sumber tulisan yang diacu atau dikutip
ditulis lengkap dalam bentuk catatan kaki
sebagaimana yang dijelaskan pada nomor
10.
b. Kutipan ditulis dalam bahasa aslinya.
Kutipan langsung (dalam bahasa aslinya)
lebih dari tiga baris ditulis dengan satu spasi
menjorok ke dalam seperti permulaan alinea.
c. Kutipan terjemah ayat-ayat kitab suci ditulis
dengan satu spasi.
d. Kutipan ayat al-Qur‟an ditulis “Q.S. nama
surat (nomor surat):nomor ayat”. Contoh:
Q.S. al-Nisa>‟ [4]: 3.
102
dalam menyusun alfabetik.
e. Apabila karya berupa terjemah, maka
nama penerjemah ditulis setelah judul karya
terjemah dengan didahului kata “terj.” (bila
terjemah ke dalam bahasa Indonesia).
f. Judul artikel dalam jurnal atau buku
antologi diberi tanda kutip dan tidak
miring, sementara nama jurnal dan judul
buku antologi dicetak miring.
g. Khusus pustaka yang berupa jurnal, nomor
halaman artikel yang diambil ditulis setelah
tahun, misalnya 17-25.
103
Dilengkapi dengan 11 PRA Tools dalam Metode
PAR:
1. Pemetaan (Mapping)
2. Penelusuran Desa (Transector)
3. Penulusuran Sejarah (Time line)
4. Bagan Perubahan dan Kecenderungan (Tren and
Change)
5. Kalender Musim (Seasonal Calendar)
6. Kalender Harian (Daily Routin)
7. Bagan Hubungan Kelembagaan (Venn Diagram)
8. Diagram Alur
9. Bagan Peringkat (Matrix Rangking)
10. Wawancara Semi Terstruktur
11. Analisis Pohon Masalah dan Harapan
DAFTAR PUSTAKA
104
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Surat Keterangan dari Desa
2. Peta Desa
3. Field note
4. Lampiran data PAR, contoh mapping, kalender
musim, transektoral, diagram venn, dan lain-
lain
5. Biodata mahasiswa KKN-PAR
6. Rekap Absensi, Buku Tamu dan Perizinan
7. Dokumentasi Kegiatan
105
Lampiran 3: Sistematika dan Isi Penulisan Artikel PKM
ABSTRAK
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Metode PAR
C. Tahap Pelaksanaan Metode
PEMBAHASAN
A. Hasil dan Diskusi
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
REFERENSI
LAMPIRAN
106
Lampiran 4: Lembar Pengesahan Laporan Program
KKN
LEMBAR PENGESAHAN
Tim Mahasiswa:
Mojokerto,…………………………
Menyetujui, Mengetahui,
Ketua LPPM IKHAC Dosen Pembimbing Lapangan
107
Lampiran 5: Format Absensi Harian Peserta
KKN