HERLY
NIM: 105 031 300 517
Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas
perkuliahan yang berjudul “Manajemen Sumber Daya Manusia Sektor Publik”,
makalah ini membahas tentang Urgensi dan mengkritisi perkembangannya di
Indonesia.
Kami berharap dengan adanya makalah ini dapat memberikan
pengetahuan lebih dan bermanfaat bagi para pembaca, kami menyadari dalam
pembuatan makalah ini masih jauh dari kat asempurna sehingga kritik dan saran
sangat kami harapkan dari para pembaca.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
membantu dalam penyusunan makalah ini sehingga makalah ini dapat
terselesaikan. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai kita semua.
Tak ada gading yang tak retak, saran dan kritik yang membangun sangat
diharapkan demi kesempurnaan telaah ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
...................................................................................................22
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
mengeluhkan mutu aparat dalam menjalankan fungsinya. Berbagai bentuk
keluhan muncul mulai dari proses pelayanan, waktu yang dibutuhkan dalam
penyelesaian urusan, sikap dan perilaku aparat, hingga berkaitan dengan kualitas
hasil layanan. Permasalahan serius yang tak kunjung teratasi tersebut pada ahirnya
memposisikan Indonesia sebagai negara yang tidak kondusif bagi pelayanan
publik.
B. Rumusan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Eric Vetter dalam Jackson & Schuler (1990) dan Schuler & Walker (1990)
mendefinisikan perencanaan SDM (Human Resource Planning) sebagai: proses di
mana manajemen menetapkan bagaimana organisasi seharusnya bergerak dari
keadaan SDM sekarang ini menuju posisi SDM yang diinginkan di masa depan.
Dari konsep tersebut, perencanaan SDM dipandang sebagai proses linier, dengan
menggunakan data dan proses masa lalu (shortterm) sebagai pedoman
perencanaan di masa depan (long-term). Melalui perencanaan SDM ini
manajemen berusaha untuk mendapatkan orang yang tepat, dalam jumlah yang
tepat, pada tempat yang tepat dan pada saat yang tepat serta manajemen berusaha
untuk melakukan hal-hal yang menghasilkan kepuasan maksimum jangka panjang
baik bagi organisasi maupun individu.
Perencanaan sumber daya manusia merupakan fungsi yang pertama-tama
harus dilaksanakan dalam organisasi. Perencanaan sumber daya manusia adalah
langkahlangkah tertentu yang diambil oleh manajemen guna menjamin bahwa
bagi organisasi tersedia tenaga kerja yang tepat untuk menduduki berbagai
kedudukan, jabatan dan pekerjaan yang tepat pada waktu yang tepat. Kesemuanya
itu dalam rangka mencapai tujuan dan berbagai sasaran yang telah dan akan
ditetapkan. (Siagian, 1994: 41)
Perencanaan SDM adalah proses untuk menetapkan strategi, memperoleh,
memanfatkan, mengembangkan dan mempertahankan tenaga kerja sesuai dengan
kebutuhan perusahaan sekarang dan pengembangannya dimasa mendatang.
Perencanaan sumber daya manusia untuk organisasi non profit selain dikenal
sebagai perencanaan tenaga kerja juga sebagai rencana pengembangan staf.
Perencanaan sumber daya manusia harus mampu berpegang pada prinsip pokok
untuk mendayagunakan pegawai/karyawan yang sudah dimiliki secara efektif dan
efisien, sebelum memprediksi kebutuhan (demand) jumlah dan kualifikasi
pegawai/karyawan baru yang dibutuhkan untuk mengisi kekosongan dimasa
mendatang.seharusnya semua organisasi non profit harus melakukan kegiatan
audit SDM (Human Resource Audit) atau analisis tenaga kerja (Work Force
Analysis) untuk mnegatahui kondisi pegawai/karyawan yang dimiliki. Kegiatan
4
audit SDM dan analisis tenaga kerja ini cenderung tidak pernah dilakukan oleh
sebagian besar organisasi non profit di Indonesia.
1. Perencanaan jangka pendek (sampai dengan satu tahun) yang sering disebut
sebagai strategi sumberdaya manusia, meliputi:
a. Meramalkan permintaan dan penawaran yang dapat diprediksi dengan
pasti (pekerjaan apa yang butuh diisi dan ditawarkan, bagaimana dan di
mana mendapatkan orang-orang tersebut),
b. Menetapkan tujuan yang mudah untuk dikuantifikasi (meliputi:
menarik, menilai dan menentukan karyawan yang dibutuhkan untuk
berbagai pekerjaan),
c. Design dan implementasi program-program jangka pendek (misalnya:
program penarikan karyawan, program seleksi, sistem penilaian kinerja
untuk mengidentifikasi perbaikkan kinerja dan kompensasi
penghargaan, program pelatihan yang menekankan pada pengembangan
keahlian yang dibutuhkan dimasa yang akan datang, sistem kompensasi
yang didesain untuk mencapai tujuan-tujuan jangka pendek dan
diharapkan dapat membantu proses pencapaian tujuan jangka waktu
yang lebih lama,
d. Mengevaluasi perencanaan jangka pendek (meliputi: penilaian tentang
seberapa baik tujuan telah dicapai). Oleh karena tujuan-tujuan jangka
pendek pada umumnya mudah dikuantifikasi (misalnya: menampung
jumlah pelamar pekerjaan, menentukan jumlah karyawan yang disewa
dan tingkat kinerja karyawan), maka evaluasi sistematis dari program-
program SDM untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek organisasi
cukup fleksibel dan beberapa evaluasi kenyataannya sudah bisa
dilakukan oleh organisasi-organisasi besar.
5
2. Perencanaan jangka menengah (jangka waktu dua atau tiga tahun),
meliputi:
a. Meramalkan permintaan jangka menengah, dalam hal ini perencanaan
strategi berusaha memprediksi output organisasi, misalnya: produksi
yang diharapkan, volume dan tingkat penjualan,
b. Meramalkan penawaran jangka menengah. Untuk meramalkan
penawaran jangka menengah dapat diturunkan dari sumber informasi
eksternal atau internal, tetapi biasanya informasi internal yang krusial
dan lebih layak,
c. Menetapkan tujuan. Tujuan jangka menengah adalah serangkaian
rencana tindakan yang dikembangkan untuk mencapai tujuan-tujuan
melalui usaha bersama dari perencanaan SDM dan manajer-manajer
yang relevan dalam suatu organisasi. Tujuan jangka menengah lebih
terlihat dalam hal: menyesuaikan kembali keahlian, sikap dan perilaku
karyawan untuk menyesuaikan perubahan utama yang dibutuhkan
dalam bisnis, seperti menyesuaikan praktik-praktik SDM dengan
perubahan kebutuhan karyawan,
d. Design dan implementasi program-program jangka menengah yang
dapat membantu karyawan menyesuaikan pada perubahan-perubahan
organisasi. Program-program ini meliputi: training atau retraining
programs (hal ini dipengaruhi oleh perubahan teknologi), pelayanan
yang terkait dengan pekerjaan yang membutuhkan gaya manajemen
baru (produksi barang-barang, nilai-nilai dari orientasi pelayanan,
pelayanan penyerahan barang), kesiapan yang baik dalam jangka
pendek untuk menarik karyawan baru atau menyewa yang dapat
mendorong program-program jangka waktu yang lebih lama, economic
conditions force downsizing (terdapat tiga pendorong utama untuk
program-program jangka menengah, yaitu: restrukturisasi
organisasional (meliputi: merger dan akuisisi), pengurangan tenaga
kerja yang seringkali mengikuti restrukturisasi organisasional dan
adaptasi terhadap tenaga kerja yang beragam).
e. Evaluasi jangka menengah. Karena jangka menengah lebih tidak pasti,
kontingensi dan ruang lingkup lebih luas, maka penyesuaian unit
analisis seringkali pada produktivitas departemen atau unit bisnis.
6
belajar untuk mengembangkan kompetensi. Sedangkan program
pengembangan yang baik, meliputi variasi dari komponen: prosedur
seleksi, rencana-rencana pengembangan, mentorship, meninjau kembali
kinerja dan aktivitas- aktivitas perencanaan karir yang melibatkan
karyawan dalam merencanakan dan memonitor pengembangan mereka
sendiri.
b. Program design dan implementasi, hal ini dapat dilakukan dengan
mengembangkan talenta orang-orang yang mempunyai kemampuan
mental lebih baik, yang secara psychologis cocok dengan yang
dibutuhkan perusahaan untuk inovasi dan perubahan, perncanaan
suksesi dan pengembangan karir serta program peningkatan kualitas,
c. Evaluasi perencanaan jangka panjang. Evaluasi program suksesi
menekankan pada kemampuan untuk memprediksi hasil-hasil individu,
seperti kemajuan karir dan kepuasan. Evaluasi jangka panjang juga
diterapkan untuk mengevaluasi program-program jangka panjang yang
menggunakan hasil-hasil perusahaan, seperti: share price, market
share, receipt of industry awards dan sebagainya.
7
yang efektif haruslah ada integrasi antara perencanaan SDM dengan perencanaan
strategik dan perencanaan operasional.
8
Bagan 1
Konsep Perencanaan SDM
9
fungsi sumber daya manusia. Perencanaan sumber daya manusia tertuju pada
penyusunan sebuah kebijakan dan program sumber daya manusia yang terpadu
untuk mencapai tujuan organisasi dan sumber daya manusia.
Untuk itulah dibutuhkan peramalan (Forecasting), artinya dapat
meramalkan masa depan dengan cara memproyeksikan hasil analisis informasi
yang diperoleh. Peramalan dapat dilihat dari jangka waktunya, yaitu: (1) rencana
jangka panjang dengan kurun waktu 5 tahun yang akan datang atau lebih, dapat
dicontohkan tentang masalah pensiunan, kesehatan, pengembangan aset(inovasi)
dan lain-lain; (2) rencana jangka menengah, waktunya 3-5 tahun, seperti rencana
promosi, demosi, tindakan keselamatan pekerja/pegawai dan lain-lain; (3) rencana
jangka pendek, waktunya 1-2 tahun, seperti rencana seleksi (rekruitment) dan
lain-lain. Apabila ramalan-ramalan mendekati kebenaran maka rencana itu baik
dan benar, karena dapat membaca situasi masa yang akan datang dengan baik.
10
2. Integrasi memberikan kepastian bahwa SDM, finansial dan teknologi
menjadi pertimbangan dalam menentukan tujuan prakiraan penerapan
kemampuan.
3. Melalui integrasi, organisasi harus mempertimbangkan individu-individu
yang menyertai dan harus menerapkan kebijakan.
4. Hubungan timbal balik dalam integrasi perencanaan SDM dan perencanaan
strategi membatasi sub ordinasi dari pertimbangan strategik pada hal-hal
yang menjadi pilihan SDM dan mengesampingkan SDM sebagai sumber
penting kemampuan organisasi dan keunggulan kompetitif.
11
hentinya. Perusahaan harus selalu dalam kondisi transformasi yang tidak
pernah berakhir, fundamental, dan kontinyu. Tantangan-tantangan tersebut
tampaknya hanya bisa diantisipasi organisasi dengan cara mengintegrasikan
perencanaan strategik dengan manajemen SDM. Dengan integrasi tersebut
akan mampu mendukung pencapaian keunggulan bersaing perusahaan.
12
E. Perencanaan Sumber Daya Manusia (SDM) di Sektor Publik
Secara klasik MSDM sektor publik telah menjadi bagian penting dari
setiap upaya reformasi birokrasi dalam menyajikan pelayanan bagi pemenuhan
kebutuhan serta akomodasi berbagai kepentingan dan kesejahteraan
masyarakat. Di Inggris, misalnya, dua hal dicatat oleh Dorman B. Eaton (1880)
tentang MSDM yaitu
“(1) .... in filling offices, it is the right of the people to have the
worthiest citizens in the public service fo the general welfare,...... of character
and capacity whichqualify him for such service; dan (2) the ability,
attaintments, and character requisite for the fit discharge of official duties of
any kind, - in other words, the personal merits of the candidate – are
themselves the highest claim upon an office”.
Keberhasilan reformasi birokrasi dapat diawali dari keseriusan birokrasi
itu sendiri dalam mengelola SDM aparaturnya. Oleh karena itu, sudah saatnya
bagi birokrasi di Indonesia untuk tidak lagi kompromistis dalam melakukan
rekrutmen, pemilihan dan penempatan pekerjaan atau jabatan bagi staf dan
pejabat, penilaian kinerja, rotasi dan mutasi hingga membangun kapasitas,
karakter, dan kompetensi individu. Semua fungsi MSDM harus dengan tegas
dijalankan secara rasional dan obyektif.
“ .... public human resource management was used to pry open public
jobs for women, people of color, and older and disabled Americans. .... and
continuing into our own time, it is being used to improve the management of
government”.
13
Dengan segala perubahan yang terjadi baik dalam masyarakat maupun
birokrasi, Henry kemudian optimistis bahwa MSDM sektor publik memiliki
prospek masa depan yang cerah dengan segala penyesuaian yang harus
dilakukan untuk membuat birokrasi pemerintahan menjadi bernilai tambah.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
2.
B. Saran
15
DAFTAR PUSTAKA
Ambar Teguh S, 2004, Memahami Good Governance : Dalam Perspektif Sumber Daya
Manusia, Gava Media, Yogyakarta
Dessler, Gary, (2005):Manajemen Sumber Daya Manusia, Alih Bahasa. Eli Tanya :
Penyunting Bahasa. Budi Supriyanto ---Ed.9.--- Jakarta: Indeks.
Nawawi, Hadari. 2005. Perencanaan SDM untuk Organisasi Profit yang Kompetitif,
Edisi Ketiga, Penerbit Gajah Mada University Press, Yogyakarta.
Siagian, Sondang P. 1993. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara.
Tadjuddin, Noer Effendi. 1993. Sumber Daya Manusia Peluang Kerja dan Kemiskinan.
Yogyakarta : PT. Tiara Wacana.
16
JURNAL
Nurmianto, Eko dan Sinarta. 2004. Evaluasi Kompetensi Bank “X” dengan Metode
Analytical Hierarchy Process (AHP), Usahawan No. 11 Th XXXIII. Jakarta. Palan, R.
2007. Teknik Mengimplementasikan Manajemen SDM Berbasis Kompetensi untuk
Meningkatkan Daya Saing Organisasi, Penerbit PPM UI,Jakarta.
Enambe, Ellius, Rattu dan Tilaar. 2015. Analisis Sistem Perencanaan Sumber Daya Manusia
pada Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Tolikara Provinsi Papua. JIKMU Vol. 5 No.
2b tautan https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jikmu/article/download/7854/7418
diakses pada tanggal 28 April 2018.
Santi, Triana. 2011. Perencanaan Dan Pengembangan SDM Di Perpustakaan IAIN Sumatera
Utara. Jurnal Iqra’ Volume 05 No. 01 Mei 2011 tautan
http://repository.uinsu.ac.id/630/1/%284%29PERENCANAAN%20DAN
%20PENGEMBANGAN%20SDM.pdf diakses pada tanggal 28 April 2018.
17