Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

MENGETAHUI LEBIH LANJUT PERENCANAAN DAN PENGAWASAN SEKTOR


PUBLIK

Tugas Mata Kuliah Perencanaan dan Pengawasan Sektor Publik

Dosen Pengampu

RM. Haryo Bharoto, S.Sos., M.Si

Disusun Oleh

Pegi Yulandari (119090015)

Kelas: Administrasi Negara C

Tingkat: II

ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON

Jalan Terusan Pemuda 01 Cirebon 45132 Telepon (0231) 488926

2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. berkat rahmat
dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Mengetahui Lebih
Lanjut Perencanaan dan Pengawasan Sektor Publik”diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Perencanaan dan Pengawaasan Sektor Publik.

Penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini masih terdapat kekurangan. Namun
penulis menyakini bahwa makalah ini dapat menambahkan wawasan informasi.

Dalam penulisan makalah ini banyak pihak yang telah memberikan bantuan dan
dorongan yang sangat berarti bagi penulis dalam menyusun makalah ini. Tanpa dukungan dan
bantuan dari mereka, makalah ini tidak dapat penulis selesaikan dengan lancar.

Untuk itu, penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada yang terhormat:

1. Kedua orang tua penulis, yang telah memberikan dukungan moril, spiritual, serta
finansial dalam proses pembuatan makalah ini.
2. RM. Haryo Bharoto, S.Sos., M.Si. selaku dosen mata kuliah Perencanaan dan
Pengawasan Sektor Publik.
3. Teman-teman yang turut menyumbangkan kritik dan sarannya.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan,
baik dalam penyajiannya maupun teknis penyusunannya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
bersifat membangun dari pembaca senantiasa kami harapkan agar penulis dapat menyusun
makalah ini dengan lebih baik.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pada pembaca
pada umumnya. Terima kasih.
Cirebon, 16 Juni 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN..............................................................................................................2
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................2
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian...................................................................................................................3
BAB 2 PEMBAHASAN RUMUSAN MASALAH......................................................................5
2.1. Pengertian Perencanaan Sektor Publik.................................................................................5
2.2. Sistem Perencanaan Sektor Publik........................................................................................5
2.3. Teknik Perencanaan Sektor Publik.......................................................................................7
2.4. Pengertian Pengawasan Sektor Publik..................................................................................8
2.5. Maksud dan Tujuan Pengawasan Sektor Publik...................................................................8
2.6. Macam - Macam Pengawasan Sektor Publik.......................................................................9
2.7 Metode Pengawasan Sektor Publik......................................................................................12
2.8 Contoh Perencanaan dan Pengawasan Sektor Publik..........................................................12
BAB 3 PENUTUP........................................................................................................................17
3.1 Simpulan..............................................................................................................................17
3.2 Saran.....................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................18
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap organisasi harus melaksanakan empat fungsi dari pada manajemen untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Salah satunya fungsi Perencanaan merupakan salah satu empat
fungsi manajemen yang penting dan saling terkait satu sama lain. Berbicara tentang perencanaan,
kita dihadapkan pada pertanyaan apakah suatu rencana berjalan dengan baik atau tidak.
Pertanyaan mendasar ini kiranya aktual diajukan manakala kita melihat realitas keseharian yang
menunjukkan banyaknya kegagalan akibat perencanaan yang salah dan tidak tepat. Kesalahan
perencanaan dapat berada pada awal perencanaan itu sendiri ataupun pada saat proses
perencanaan itu berlangsung. Banyak perencanaan yang gagal gara-gara apa yang direncanakan
tersebut tidak mempunyai pijakan yang relevan dengan kondisi sosial budaya masyarakat. Dalam
manajemen, perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi
untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan
merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-
fungsi lain pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan tak akan dapat berjalan.

Fungsi pengawasan merupakan fungsi yang terakhir dari proses manajemen. Fungsi ini
mempunyai kaitan erat dengan keempat fungsi manajemen lainnya. Melalui fungsi pengawasan,
srandar keberhasilan program yang dituangkan dalam bentuk target, prosedur kerja dan
sebagainya harus selalu dibandingkan dengan hasil yang telah dicapai atau yang mampu
dikerjakan oleh staf. Fungsi pengawasn bertujuan agar penggunaan sumber daya, dapat lebuh
diefisiensikan, dan tugas-tugas staf untuk mencapai tujuan program dapat kebih diefektifkan.
Suatu Pengawasan dikatakan penting karena Tanpa adanya pengawasan yang baik tentunya
akan menghasilkan tujuan yang kurang memuaskan, baik bagi organisasinya itu sendiri maupun
bagi para pekerjanya. Dalam suatu Organisasi memiliki perancangan proses pengawasan, yang
berguna untuk merencanakan secara sistematis dan terstruktur agar proses pengawasan berjalan
sesuai dengan apa yang dibutuhkan atau direncanakan. Untuk menjalankan proses pengawasan
tersebut dibutuhkan alat bantu manajerial dikarenakan jika terjadi kesalahan dalam suatu proses
dapat langsung diperbaiki. Selain itu, pada alat-alat bantu pengawasan ini dapat menunjang
terwujudnya proses pengawasan yang sesuai dengan kebutuhan. Pengawasan juga meliputi
bidang-bidang pengawasan yang menunjang keberhasilan dari suatu tujuan organisasi.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa itu Perencanaan Sektor Publik?

1.2.2 Bagaimana Sistem Perencanaan Sektor Publik?

1.2.3 Apa Saja Teknik Dalam Perencanaan Sektor Publik?

1.2.4 Apa itu Pengawasan Sektor Publik?

1.2.5 Apa Maksud dan Tujuan Pengawasan Sektor Publik?

1.2.6 Apa Saja Macam – Macam Pengawasan Sektor Publik?

1.2.7 Bagaimana Metode Pengawasan Sektor Publik?

1.2.8 Apakah Ada Contoh Mengenai Perencanaan dan Pengawasan Sektor Publik?

1.3 Tujuan Penelitian


Dari rumusan masalah di atas penulis dapat memiliki beberapa tujuan penulisan sebagai
berikut.

1.3.1 Untuk mengetahui Perencanaan Sektor Publik.

1.3.2 Untuk mengetahui Siste Perencanaan Sektor Publik.

1.3.3 Untuk mengetahui Teknik dala Perencanaan Sektor Publik.

1.3.4 Untuk mengetahui Pengawasan Sektor Publik.


1.3.5 Untuk mengetahui aksud dan Tujuan Pengawasan Sektor Publik.

1.3.6 Untuk mengetahui Macam - Macam Pengawasan Sektor Publik.

1.3.7 Untuk mengetahui Metode Pengawasan Sektor Publik.

1.3.8 Untuk mengetahui Contoh Mengenai Perencanaan dan Pengawasan Sektor Publik?
BAB 2

PEMBAHASAN RUMUSAN MASALAH

2.1. Pengertian Perencanaan Sektor Publik


Perencanaan secara konvensional didefenisikan sebagai kegiatan yang dilakukan
untukmasa mendatang yang lebih baik dengan memperhatikan keadaan sekarang maupun
sebelumnya. Perencanaan (planning) adalah proses yang dimulai dari penetapan
tujuanorganisasi, yaitu menetukan strategi untuk pencapaian tujuan tersebut secara
menyeluruhserta merumuskan sistem perencanaan yang menyeluruh untuk mengintegrasikan
danmengkoordinasi seluruh pekerjaan organisasi, hingga tercapainya tujuan organisasi
(Robbinsdan Coulter, 2002).

Inti dari perencanaan adalah bagaimana mengantisipasi masa depan berdasarkan tujuan
yang ditetapkan. Hal ini dapat ditempuh dengan melakukan persiapan yang didasarkan pada data
dan informasi yang tersedia saat ini. Jadi, aspek yang terkandung dalam perencanaan adalah
perumusan tujuan dan cara mencapai tujuan tersebut dengan memanfaatkan sumberdaya yang
ada. Namun dalam kenyataannya, sering kali sulit menentukan alat atau caramencapai tujuan
tersebut. Kondisi disebabkan oleh karakter perumusan tujuan sebuah organisasi publik yang
sering kali bersifat abstrak dan sangat ideal.

2.2. Sistem Perencanaan Sektor Publik


1. Rencana strategic yang disusun untuk mencapai tujuan umum organisasi, yaitu
pelaksanaan misi organisasi.
2. Rencana operasional yangmerupakan rincian tentang bagaiamana rencana strategic
dilaksanakan.Sistem perencanaan mencakup lima pendekatan dalam seluruh rangkaian
perencanaan, yaitu:
a. Politik
b. Teknokratik
c. Partisipatif
d. Atas-bawah (top-down)
e. Bawah-atas (bottom-up).

Perencanaan menurut pendekatan teknokratik dilaksanakan dengan menggunakan metode


dan kerangka berpikir ilmiah oleh lembaga atau satuan kerja. Perencanaan menurut pendekatan
partisipatif dilaksankan dengan melibatkan semua pihak yang berkepentingan (stakeholders)
terhadap pembangunan. Pelibatan mereka ditujukan untuk mendapatkan aspirasi dan
menciptakan rasa memiliki. Sedangkan pendekatan atas-bawah dan bawah-atasdalam
perencanaan dilaksanakan menurut jenjang yang ada di dalam organisasi. Rencana yang berasal
dari proses atas-bawah dan bawah-atas diselaraskan melalui musyawarah yangdilaksanakan baik
di tingkat Nasional, Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, maupun Desa. Perncanaan terdiri
dari empat tahapan yakni
 Penyusunan rencana
 Penetapan rencana
 Pengendalian pelaksana rencana
 Evaluasi pelasanaan rencana.

Pengendalian atas pelaksanaan rencana pembangunan dimaksudkan untuk menjamin


tercapainya tujuan dan sasaran pembangunan yang tertuang dalam dokumen perencanaan melalui
kegiatan koreksi dan penyesuaian. Hal ini dilakukan oleh pimpinan unit organisasi selama
pelaksanaan rencana tersebut. Selanjutnya, pimpinan unit perencanaan menghimpun dan
menganalisis hasil pemantauan atas pelaksaan rencana pembangunan dari masing-masing
pimpinan unit kerja organisasi sesuai tugas dan kewenangannya.Evaluasi pelaksaan rencana
adalah bagian dari kegiatan perencanaan pembangunanyang secara sistematis mengumpulkan
dan menganalisis data serta informasi untuk menilai pencapaian sasaran, tujuan, dan kinerja
pembangunan. Evaluasi ini dilaksanakan berdasarkan indikator dan sasaran kinerja yang
tercantum dalam dokumen rencana pembangunan.
2.3. Teknik Perencanaan Sektor Publik
Ada 5 ragam tingkat perencanaan, yaitu:1)

 Perencanaan Komprehensif (Comprehensif Plans)


Perencanaan komprehensif dalam lingkup geografis biasanya berupa wilayah
organisasisecara keseluruhan, skala waktunya biasanya jangka panjang, dan unsurnya
tertuju padademografi, pembangunan ekonomi, transportasi, penggunaan lahan, fasilitas
masyarakat,kegunaan publik, karakteristik/keterbatasan lingkupan, dan peluang rekreasi.
 Perencanaan Sistem (System Plans)
Perencanaan sistem mengukur kebijakan dan program untuk jaringan kerja khusus
darifasilitas masyarakat, seperti sistem pembuangan limbah.
 Perencanaan di Tingkat Daerah (District Plans)
Area Perencanaan daerah biasanya sesuai dengan subjek dalam perencanaan
komprehensif.Dalam bentuk yang lebih detail dan lingkup geografis yang terbatas,
perencanaan berfokus pada salah satu bagian dari daerah bersangkutan.
 Perencanaan Subsistem (Subsystem Plans)
Perencanaan subsistem adalah perencanaan yang secara teknis lebih detail
untuksubsistem dari fasilitas komunitas secara luas.
 Perencanaan Tempat (Site Plans)
Perencanaan tempat adalah perencanaan untuk menentukan tempat atau
komponenkhusus dari fasilitas komunitas secara luas, seperti perawatan tumbuhan atau
perpustakaan.
2.4. Pengertian Pengawasan Sektor Publik
Mc. Farland, memberikan definisi pengawasan sebagai berikut: pengawasan ialah suatu
proses dimana pimpinan ingin mengetahui apakah hasil pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan
oleh bawahannya sesuai dengan rencana, perintah, tujuan, atau kebijaksanaan yang telah
ditentukan. Jelaslah pengawasan harus berpedoman terhadap:

1. Rencana yang telah diputuskan.


2. Perintah terhadap peaksanaan pekerjaan.
3. Tujuan
4. Kebijaksanaan yang telah ditentukan sebelumnya.

2.5. Maksud dan Tujuan Pengawasan Sektor Publik


Pengawasan itu dimaksudkan untuk mencegah atau untuk memperbaiki kesalahan,
penyimpangan, ketidaksesuaian, penyelewengan dan lainnya yang tidak sesuai dengan tugas dan
wewenang yang telah ditentukan. Jadi maksud pengawasan bukan mencari kesalahan terhadap
orangnya, tetapi mencari kebenaran terhadap hasil pelaksanaan pekerjaannya. Pengawasan
bertujuan agar hasil pelaksanaan pekerjaan diperoleh secara berdaya guna (efisien) dan berhasil
guna (efektif), sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.

1. Mempertebal rasa tanggung jawab terhadap pejabat yang diserahi tugas dan wewenang dalam
pelaksanaan pekerjaan.

2. Mendidik para pejabat agar mereka melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan prosedur yang
telah ditentukan.

3. Untuk mencegah terjadinya penyimpangan, kelalaian dan kelemahan, agar tidak terjadi
kerugian yang tidak diinginkan.

4. Untuk memperbaiki kesalahan dan penyelewengan, agar pelaksanaan pekerjaan tidak


mengalami hambatan dan pemborosan-pemborosan.
2.6. Macam - Macam Pengawasan Sektor Publik
A. Pengawasan dari dalam (Internal Control)

Pengawasan dari dalam, berarti pengawasan yang dilakukan oleh aparat/ unit pengawasan
yang dibentuk didalam organisasi itu sendiri. Aparat/unit pengawasan ini bertindak atas nama
pimpinan organisasi. Aparat/ unit pengawasan ini bertugas mengumpulkan segala data dan
informasi yang diperlukan oleh pimpinan organisasi. Data-data dan informasi ini dipergunakn
oleh pimpinan untuk menilai kemajuan dan kemunduran dalam pelaksanaan pekerjaan. Hasil
pengawasan ini dapat pula digunakan dalam menilai kebijakan pimpinan. Untuk itu kadang-
kadang pimpinan perlu meninhau kembali kebijaksanaan/keputusan-keputusan yang telah
dikeluarkan. Sebaliknya pimpinan dapat pula melakukan tindakan-tindakan perbaikan terhadap
pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh bawahannya. Internal control, misalnya: Inspektorat
Jenderal Aparat Pengawasan didalam sesuatu Departemen.

B. Pengawasan dari luar (external control)

Pengawasan dari luar berarti pengawasan yang dilakukan oleh aparat/unit pengawasan
dari luar organisasi itu. Aparat/unit pengawasan dari luar organisasi itu adalah aparat
pengawasan yang bertindak atas nama atasan dari pimpinan organisasi itu, atau bertindak atas
nama pimpinan organisasi itu karena permintaannya. Misalnya: pengawasan yang dilakukan oleh
Direktorat Jenderal Pengawasan Keuangan Negara terhadap sesuatu Departemen. Aparat
pengawasan ini bertindak atas nama pemerintah/presiden melalui Menteri Keuangan. Sedangkan
pengawasa yag dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuanga, ialah pemeriksaan/pengawasan yang
bertindak atas nama Negara Republik Indonesia.

C. Pengawasan Preventif

Arti daripada Pengawasan Preventif ialah pengawasan yang dilakukan sebelum rencana
itu dilaksanakan. Maksud daripada pengawasan preventif ini ialah untuk mencegah terjadinya
kekeliruan/kesalahan dalam pelaksanaan. Dalam sistem pemeriksaan anggaran, pengawasan ini
disebut pre-audit. Pengawasan preventif dapat dilakukan dengan usaha-usaha sebagai berikut:

a. Menentukan peraturan-peraturan yang berhubungan dengan sistem prosedur, hubungan


dan tata kerjanya.
b. Membuat pedoman/manual sesuai dengan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan.
c. Menentukan kedudukan, tugas, wewenang, dan tanggung jawab.
d. Mengorganisasikan segala macam kegiatan, penempatan pegawai dan pembagian
pekerjaannya.
e. Menentukan sistem koordinasi, pelaporan, dan pemeriksaan.
f. Menetapkan sanksi-sanksi terhadap pejabat yang menyimpang dari peraturan yang
telah ditetapkan.

D. Pengawasan Represif

Arti daripada pengawasan represif ialah pengawasan yang dilakukan setelah adanya
pelaksanaan pekerjaan. Maksudnya diadakannya pengawasan represif ialah untuk menjamin
kelangsungan pelaksanaan pekerjaan agar hasilnya sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Dalam sistem pemeriksaan anggaran , pengawasan ini disebut post-audit. Adapun pengawasan
represif ini dapat menggunakan sistem-sistem pengawasan sebagai berikut:

a. Sistem Komperatif
(1)Mempelajari laporan-laporan kemajuan (progress report) dari pelaksanaan pekerjaan,
dibandingkan dengan jadwal rencana pelaksanaan.
(2)Membandingkan laporan-laporan hasil pelaksanaan pekerjaan dengan rencana yang
telah diputuskan sebelumnya.
(3)Mengadakan analisa terhadap perbedaan-perbedaan tersebut, termasuk faktor
lingkungan yang mempengaruhinya.
(4)Memberikan penilaian terhadap hasil pelaksanaan pekerjaan, termasuk para
penanggung jawabnya.
(5)Mengambil keputusan atas usaha perbaikannya atau penyempurnaannya.

b. Sistem Verifikatif
(1)Menentukan ketentuan-ketentuan yang berhubungan dengan prosedur pemeriksaan.
(2)Pemeriksaan tersebut harus dibuat laporan secara periodik atau secara khusus.
(3)Mempelajari laporan untuk mengetahui perkembangan dan hasil pemeriksaannya.
(4)Mengadakan penilaian terhadap hasil pelaksanaannya.
(5)Memutuskan tidakan-tindakan perbaikan atau penyempurnaannya.

c. Sistem Inspektif
Inspeksi dimaksudkan untuk mengecek kebenaran dari suatu laporan yang
dibuatoleh para petugas pelaksanaannya. Dalam pemeriksaan ditempat (on the spot
inspection) instruksi-instruksi diberikan dalam rangka perbaikan dan penyempurnaan
pekerjaan. Inspeksi dimaksudkan pula untuk memberikan penjelasan-penjelasan terhadap
kebijaksanaan pimpinan.
Untuk menjamin hasil yang objektif dalam inspeksi ini, kadang-kadang
diperlukan penggantian jabatan dalam periode tertentu. Penggantian jabatan ini
dimaksudkan pula untuk lebih menyegarkan tugas-tugas inspeksi, karena tugas-tugas
tersebut kecuali membesarkan juga menjemukan.

d. Sistem Investigatif
Sistem ini lebih menitikberatkan terhadap penyelidikan/penelitian yang lebih
mendalam terhadap sesuatu masalah yang bersifat negatif. Penyelidikan/penelitian ini
didasarkan atas suatu laporan yang masih bersifat hipotesa(anggapan). Laporan tersebut
mungkin benar dan mungkin salah. Oleh karen itu perlu diteliti lebih mendalam untuk
dapat mengungkapkan hipotesa tersebut. Agar dapat memperoleh jawaban yang benar
diperlukan pengumpulan data, menganalisa atau mengolah data, dan penilaian atas data
tersebut. Berdasarkan hasilnya tersebut, kemudian segera diambil keputusan.
2.7 Metode Pengawasan Sektor Publik
a. Pengawasan Langsung, ialah apabila aparat pengawasan/pimpinan organisasi melakukan
pemeriksaan langsung pada tempat pelaksanaan pekerjaan, baik dengan sistem inspektif,
verifikatif maupun dengan sistem investigatif.

b. Pengawasan tidak langsung, ialah apabila aparat pengawasan/pimpinan organisasi


melakukan pemeriksaan pelaksanaan pekerjaan hanya melalui laporan-laporan yag masuk
padanya.

c. Pengawasan formal, pengawasan yang dilakukan oleh unit/aparat pengawasan yang bertindak
atas nama pimpinan organisasinya atau atasan daripada pimpinan organisasi itu.

d. Pengawasan informal, pengawasan yang tidak melalui saluran formal atau prosedur yang
telah ditentukan. Pengwasan ini biasanya dilakukan oleh pejabat pimpinan dengan melalui
kunjungan yang tidak resmi atau secara incogito.

e. Pengawasan admnistratif, pengawasan yang meliputi bidang: keuangan, kepegawaian, dan


maaterial.

(1) Pengawasan keuangan, menyangkut tentang: pos-pos anggaran(rencana anggaran),


pelaksanaan anggaran, yang meliputi pengurusan administratif dan pengurusan bendaharawan.

(2) Pengawasan kepegawaian, menyangkut hal-hal yang berhubungan dengan administrasi


kepegwaian, yaitu: perihal kebenaran prosedur penerimaan.

(3) Pengawasan material, ialah untuk mengetahui apakah barang-barang yang disediakan
(dibeli) sesuai dengan rencana pengadaannya.

f. Pengawasan teknis, Pengawasan terhadap hal-hal yang bersifat fisik, misalnya: pemeriksaan
terhadap pembangunan gedung, pemeriksaan terhadap pembuatan kapal, pemeriksaan terhadap
penanaman padi disawah, pemeriksaan kesehatan rakyat didesa, dan sebagainya.

2.8 Contoh Perencanaan dan Pengawasan Sektor Publik


a. Penurunan kualitas pelayanan publik

(teridentifikasi dari adanya keluhan pelanggan / masyarakat) seperti misalnya :


- Beredarnya produk-produk makanan yang kurang memperhatikan standar kesehatan.

- Banyak beredarnya obat-obat palsu, pemalsuan produk-produk kosmetik, pemalsuan alat


kesehatan dsb.

b. Terjadi penurunan pendapatan atau profit suatu perusahaan, namun tidak begitu jelas faktor
penyebabnya. Serta berkurangnya kas perusahaan, biaya yang melebihi anggaran dan adanya
penghamburan maupun inefisiensi dalam suatu perusahaan atau organisasi.

c. Ketidakpuasan pegawai (seperti misalnya adanya keluhan pegawai, produktifitas kerja yang
menurun, dan lain sebagainya), Banyaknya pegawai atau pekerja yang menganggur dan tidak
terorganisasinya setiap pekerjaan dengan baik, dsb.

Analisis Data

Dari data dan keterangan yang diperoleh penulis pada artikel perencanaan dan
pengawasan di atas, dapat dijelaskan bahwa perencanaan merupakan suatu prosese penentuan
segala sesuatu di masa sekarang untuk aktivitas yang dilakukan di masa yang akan datang.
Dalam melakukan kegiatan perencanaan membutuhkan suatu pengawasan. Pengawasan adalah
suatu proses pengamatan segala aktivitas organisasi untuk menjamin bahwa aktivitas yang
dilakukan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

Pengawasan dan perencanaan diibaratkan sebagai satu keping mata uang yang tidak dapat
dipisahkan. Maksudnya, pengawasan tanpa perencanaan maka tidak akan terlaksana dengan baik
kerena tidak adanya pedoman yang digunakan dalam pengawasan. Begitu juga pengawasan
tanpa perencanaan maka tidak dapat diketahui sampai dimana rencana yang sudah dijalankan.

Membicarakan tentang pengawasan tentu tak lepas dari lembaga atau orang yang
melakukan pengawasan. Dalam melakukan pengawasan, sebuah lembaga atau personal tentunya
harus memiliki pengetahuan dan keahlian tertentu yang memadai agar dapat melaksanakan tugas
dengan baik sehingga tujuan organisasi dapat tercapai. Oleh karena itu maka penulis perlu
menyimpulkan beberapa hal yang harus di perhatikan diantaranya yaitu :
Dalam Perencanaan

Perencanaan merupakan salah satu fungsi organik yang mutlak harus dijalankan oleh
administrasi dan manajemen dalam lembaga, organisasi, perusahaan dalam rangka penetapan
kebijakan. Pada umumnya setiap kegiatan yang mempunyai arah dan tujuan memerlukan suatu
perencanaan yang tepat. Tanpa didahului dengan perencanaan yang tepat, tujuan kegiatan tidak
akan tercapai secara efisien dan efektif. Tanpa perencanaan, jalannya suatu usaha akan bersifat
untung-untungan. Keputusan-keputusan yang diambil akan sekedar merupakan pilihan-pilihan
sesaat yang sempit.

Dengan mengerti arti dan kepentingan perencanaan, kita dapat mengerti pula letak
perencanaan dalam kegiatan lembaga, organisasi, usaha kita serta peranan yang diharapkan dari
padanya. Dengan demikian kita juga mendapatkan motivasi untuk memperhatikan unsur
perencanaan itu dalam menjalankan kegiatan lembaga, organisasi maupun usaha kita.

Pentingnya perencanaan bagi lembaga, organisasi, perusahaan untuk mencapai tujuan kiranya
hal-hal yang perlu diperhatikan diantaranya :

1. Dengan adanya perencanaan semua aktivitas lembaga, organisasi, usaha dapat diarahkan
kepada suatu arah atau tujuan yang telah ditetapkan.
2. Dengan perencanaan digariskan tujuan organisasi sehingga geraknya dapat diarahkan.
3. Dengan adanya perencanaan, dapat diperoleh tindakan yang tepat dan terkoordinasi dari
beberapa unit kerja.
4. Dengan adanya perencanaan, berdasarkan penelitian, ramalan dan dugaan-dugaan yang
objektif, berbagai situasi darurat dapat diperhitungkan.
5. Perencanaan menjadi alat untuk menyesuaikan usaha dengan sittuasi dan kondisi yang
berubah karena berbagai faktor.
6. Perencanaan membantu menghadapi ketidakpastian masa datang dan menanggulangi
akibat-akibat yany timbul karena terjadi perubahan-perubahan.
7. Perencanaan dapat membantu dalam menentukan tindakan yang membawa ketujuan serta
membantu dalam efisiensi kerja.
8. Dengan perencanaan metode kerja yang kurang efektif dapat diperbaiki serta dapat
membantu menghindari kesalahan dalam usaha.
9. Perencanaan penting bagi pimpiinan dalam rangka menjalankan fungsi-fungsi
manajemennya dan perencanaan juga akan menghemat tenaga manajemen.
10. Perencanaan dapat dipergunakan sebagai alat atau pedoman dalam melaksanakan fungsi
pengawasan.
11. Perencanan bukan merupakan suatu tindakan melainkan suatu proses. Suatu proses yang
masih mempuyai suatu tindakan-tindakan untuk menuju suatu tujuan. Tidak dibatasi atas
strategi yang akan dilakukan sebelum diambil suatu keputusan karena bisa saja terjadi
perubahan. Contoh: GBHN.

Dalam Pengawasan

Tidak dapat dipungkiri bahwa pengawasan merupakan salah satu fungsi dalam
manajemen suatu organisasi. Dimana memiliki arti suatu proses mengawasi dan mengevaluasi
suatu kegiatan, dan suatu pengawasan dikatakan penting karena tanpa adanya pengawasan yang
baik tentunya akan menghasilkan tujuan yang kurang memuaskan, baik bagi organisasinya itu
sendiri maupun bagi para pekerjanya. Suatu organisasi akan berjalan terus dan semakin komplek
dari waktu ke waktu, banyaknya orang yang berbuat kesalahan dan guna mengevaluasi atas hasil
kegiatan yang telah dilakukan, inilah yang membuat fungsi pengawasan semakin penting dalam
setiap organisasi.

Mengapa pengawasan itu bisa dikatakan penting karena;

Berbagai perubahan lingkungan organisasi terjadi terus-menerus dan tak dapat dihindari,
seperti munculnya inovasi produk dan pesaing baru, diketemukannya bahan baku baru dsb.
Melalui fungsi pengawasannya manajer mendeteksi perubahan yang berpengaruh pada barang
dan jasa organisasi sehingga mampu menghadapi tantangan atau memanfaatkan kesempatan
yang diciptakan perubahan yang terjadi.

Semakin besar organisasi, makin memerlukan pengawasan yang lebih formal dan hati-
hati. Berbagai jenis produk harus diawasi untuk menjamin kualitas dan profitabilitas tetap
terjaga. Semuanya memerlukan pelaksanaan fungsi pengawasan dengan lebih efisien dan efektif.
Bila para bawahan tidak membuat kesalahan, manajer dapat secara sederhana melakukan fungsi
pengawasan. Tetapi kebanyakan anggota organisasi sering membuat kesalahan. Sistem
pengawasan memungkinkan manajer mendeteksi kesalahan tersebut sebelum menjadi kritis.
Bila manajer mendelegasikan wewenang kepada bawahannya tanggung jawab atasan itu
sendiri tidak berkurang. Satu-satunya cara manajer dapat menen-tukan apakah bawahan telah
melakukan tugasnya adalah dengan mengimplementasikan sistem pengawasan. Adanya
pembandingan penunjuk dengan standar, penentuan apakah tindakan koreksi perlu diambil dan
kemudian pengambilan tindakan.

Jadi pengawasan dirasa sangat dibutuhkan dalam suatu organisasi. Karena jika tidak ada
pengawasan dalam suatu organisasi akan menimbulkan banyaknya kesalahan-kesalahan yang
terjadi baik yang berasal dari bawahan maupun lingkungan. Pengawasan menjadi sangat
dibutuhkan karena dapat membangun suatu komunikasi yang baik antara pemimpin organisasi
dengan anggota organisasi. Serta pengawasan dapat memicu terjadinya tindak pengoreksian yang
tepat dalam merumuskan suatu masalah.

Pengawasan lebih baik dilakukan secara langsung oleh pemimpin organisasi. Disebabkan
perlu adanya hak dan wewenang ketegasan seorang pemimpin dalam suatu organisasi.
Pengawasan disarankan dilakukan secara rutin karena dapat merubah suatu lingkungan
organisasi dari yang baik menjadi lebih baik lagi.
BAB 3 PENUTUP

3.1 Simpulan

Setiap organisasi harus melaksanakan empat fungsi dari pada manajemen untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Salah satunya fungsi Perencanaan merupakan salah satu empat
fungsi manajemen yang penting dan saling terkait satu sama lain. Perencanaan dimaksudkan
untuk memperoleh sesuatu dalam waktu yang akan datang, dan usaha/cara yang efektif untuk
pencapaiannya. Oleh karena itu perencanaan adalah suatu keputusan apa yang akan diharapkan
dalam waktu yang akan datang.

Pengawasan itu dimaksudkan untuk mencegah atau untuk memperbaiki kesalahan,


penyimpangan, ketidaksesuaian, penyelewengan dan lainnya yang tidak sesuai dengan tugas dan
wewenang yang telah ditentukan. Jadi maksud pengawasan bukan mencari kesalahan terhadap
orangnya, tetapi mencari kebenaran terhadap hasil pelaksanaan pekerjaannya. Tujuan
pengawasan adalah Pengawasan bertujuan agar hasil pelaksanaan pekerjaan diperoleh secara
berdaya guna (efisien) dan berhasil guna (efektif), sesuai dengan rencana yang telah ditentukan
sebelumnya.

3.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang sudah diuraikan maka penulis mengajukan beberapa saran
sebagai berikut :

Dalam suatu organisasi haruslah memiliki seorang pemimpin dan anggota-anggota yang
bisa mengatur dan melaksanakan tugas atau wewenang dari masing-masing tugas yang di
embannya. Jadi setiap anggota harus lebih unggul dalam bidangnya, agar setiap kerja sama dapat
dilaksanakan dengn baik dan benar. Setiap organisasi harus melaksanakan empat fungsi
manajemen yaitu fungsi perencanaan, penggorganisasian, penggerakkan dan pengawasan. Dan
sesorang pemimpin harus bisa mengendalikan dan memberikan arahan kepada bawahan untuk
saling bekerja sama dan melaksanakan tugas dengan baik agar tujuan organisasi dapat tercapai.
DAFTAR PUSTAKA
http://yathimaryathie.blogspot.com/2017/01/perencanaan-dan-pengawasan-sektor-publik.html?
m=1

https://www.academia.edu/7248133/perencanaan_publik
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai