Anda di halaman 1dari 285

Ekologi administrasi publik

Modul Series FIA UNIRA


Oleh :
RINA NUR AZIZAH, S.AP, M.AP

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA


FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
UNIVERSITAS MADURA
PAMEKASAN
2016
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa, atas berkah Rahmad dan
HidayahNya, bahan kuliah Organisasi dan Manajemen ini bisa tersaji sesuai
rencana.
Secara sederhana kata ekologi pertama kali di perkenalkan oleh Ernest
Hackel, seorang biologis Jerman pada tahun 1869. Kata Ekologi terdiri dari kata
Oikos dan Logos, Oikos = Rumah atau tempat tinggal, sedangkan Logos = telaah
atau studi. Jadi Ekologi adalah ilmu tentang rumah atau tempat tinggal mahluk,
biasanya ekologi didefinisikan sebagai berikut : “Ilmu yang mempelajari
hubungan timbal balik antara mahluk hidup dengan lingkungan”.
Modul Ekologi Administrasi Negara ini mengungkapkan pengaruh timbal
balik antara administrasi negara dengan lingkungannnya, sehingga dapat dipahami
latar belakang suatu sistem administrasi negara baik aspek struktur maupun aspek
kulturnya atau perilakunya. Manusia sebagai mahkluk hidup merupakan salah satu
komponen yang terpenting dalam proses saling pengaruh mempengaruhi antar
manusia dan antara manusia dengan lingkungan.
Dengan demikian masalah-masalah administratif yang timbul dapat
dipecahkan dengan sebaik-baiknya dan sebaliknya pembangunan suatu sistem
administrasi negara yang mampu mengadministrasikan lingkungannya dapat
dilaksanakan dengan setepat-tepatnya. Lain dari pada itu, laporan ini sekaligus
menjawab pertanyaan yang seringkali timbul dalam setiap studi, yaitu : apakan
yang dimaksud dengan administrasi negara, dan seberapa luas ruang lingkupnya
serta dapat mengetahui pengaruh ekologi administrasi public terhadap lingkungan
sekitarnya.
Sumbangan saran penyempurnaan tulisan ini sangat diharapkan oleh
penulisnya untuk memperkaya khasanah Organisasi dan Manajemenini.

Pamekasan, 05 September 2016

RINA NUR AZIZAH, S.AP, M.AP

MODUL EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK i


DAFTAR ISI

Kata Pengantar .........................................................................................................i

DAFTAR ISI... ....................................................................................................... ii

BAB I DEFINISI EKOLOGI ADMINISTRASI NEGARA ............................ 1

A. Definisi Ekologi ……............................................................................ 1

B. Definisi Administrasi Publik……... ...................................................... 2

C. Definisi Ekologi Administrasi Negara ………………………………... 2

BAB II ANEKA WAJAH ADMINISTASI NEGARA ..................................... 3


A. Definisi Administrasi Negara ……………………………...………… 3
B. Beberapa cara pendekatan …………………………………………… 4
C. Administrasi Daerah …………………………………………………. 8
D. Sistem Administrasi Negara ................................................................. 8

BAB III PERTUMBUHAN EKOLOGI ADMINISTRASI NEGARA......... 10

BAB IV KONTEKS ORGANISASI ADMINISTRASI PUBLIK ................. 14

A. Faktor-faktor ekologis bersifat ilmiah, yang terdiri dari ……………. 14


B. Faktor Ekologis berdasarkan Aspek kemasyarakatan
(IPOLEKSOSBUDMIL)……………………………………………. 15

BAB V PENGARUH LINGKUNGAN ALAM …………............................. 19


A. Pengaruh SDA ……………………………………………………... 19
B. Pengaruh SDM ……………………………………………………... 20
C. Pengaruh Geografis…………………………………………………. 22

BAB VI PENGARUH SOSIO KEMASYARAKATAN …………………… 25


A. Ideologi……………………………………………………………… 25

MODUL EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK ii


B. Sosial Politik ………………………………………………………… 29
C. Sosial Ekonomi ……………………………………………………… 31

BAB VII PENGARUH SOSIO KEAGAMAAN…………………………... 35


A. Pengertian Agama …………………………………………………… 35
B. Pengaruh Islam ……………………………………………………… 35
C. Pengaruh Kristen ……………………………………………………. 36
D. Pengaruh Yahudi ……………………………………………………. 38
E. Pengaruh Budha ……………………………………………………... 39
F. Pengaruh Hindu ……………………………………………………... 40

BAB VIII PENGARUH SOSIAL BUDAYA ……………………………… 42


A. Pengaruh Budaya Daerah …………………………………………… 42
B. Pengertian Budaya …………………………………………………... 43
C. Pengaruh Budaya Asing …………………………………………… 121

BAB IX EKOLOGI ADMINISTRASI NEGARA AMERIKA SERIKAT 139


A. Kondisi Geografis Amerika Serikat ……………………………….. 139
B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekologi Administrasi
Negara Amerika Serikat …………………………………………….142

BAB X EKOLOGI ADMINISTRASI NEGARA THAILAND…………. 154


A. Sistem Administrasi Negara Thailand ……………………………... 154
B. Faktor – Faktor Ekologis yang Mempengaruhi Administrasi
Negara Thailand ................................................................................ 155
C. Sistem Administrasi Negara Indonesia ………...…………………...158
D. Kekurangan dan Kelebihan Sistem Administrasi Negara Thailand
dan Indonesia ……………………………………………………….158
E. Pengaruh Faktor-Faktor Ekologis Terhadap Administrasi Publik.… 159
F. Modernisasi Administrasi Publik di Thailand …………………….. 162
G. Perbedaan Negara Indonesia Dengan Negara Thailand ……...……. 165

MODUL EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK iii


BAB XI SISTEM PEMERINTAHAN ........................................................... 169
A. Pengertian Sistem Pemerintahan …………………………………... 169
B. Sistem Pemerintahan Indonesia ……………………………………. 172

C. Pelaksanaan Sistem Pemerintahan di Indonesia …………………… 177


D. Asas Sistem Pemerintahan …………………………………………. 180
E. Etika Pemerintahan di Indonesia ……………………..…………… 184

Daftar Pustaka .................................................................................................. 188

MODUL EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK iv


BAB I
DEFINISI EKOLOGI ADMINISTRASI NEGARA

A. Definisi Ekologi
Kata ekologi pertama kali di perkenalkan oleh Ernest Hackel, seorang biologis Jerman
pada tahun 1869. Kata Ekologi terdiri dari kata Oikos dan Logos, Oikos = Rumah atau
tempat tinggal, sedangkan Logos = telaah atau studi. Jadi Ekologi adalah ilmu tentang rumah
atau tempat tinggal mahluk, biasanya ekologi didefinisikan sebagai berikut : “Ilmu yang
mempelajari hubungan timbal balik antara mahluk hidup dengan lingkungan”.
Menurut Webster Dictionary, ekologi adalah cabang biologi yang berhubungan dengan
hubungan anatara organisme hidup dan lingkungannya; dalam sosiologi, hubungan antara
distribusi kelompok manusa dengan mengacu pada sumber daya material, dan pola sosial dan
budaya konsekuen.
Menurut Fuad Amsyari, Ekologi ialah suatu ilmu yang mempelajari hubungan antara
satu organisme dengan yang lainnya dan antara organism – organism tersebut dengan
lingkungannya.
Menurut Prajudi Atmosudirjo, Ekologi adalah tata hubungan total (menyeluruh) dan
mutual (timbal-balik) antar satu orgaisme dengan lingkungan sekelilingya.
Menurut H. Sitanggang, Ekologi ialah ilmu yang mempelajari saling hubungan antara
lingkungan dengan faktor- faktornya, saling hubungan antar faktor – faktor lingkungan
sendiri dan saling hubungan antar unsur sesuatu faktor dengan selamanya, serta saling
hubungan dengan lingkungannya.
Dari pengertian-pengertian di atas maka dapatlah ditarik kesimpulan bahwa lingkungan
mempunyai batas tertentu dan ísi tertentu. Secara praktis ruang lingkungan itu dapat
ditentukan oleh faktor alam, faktor sosial dan sebagainya. Sedangkan secara teoritis batas
lingkungan sulit untuk ditentukan.
Manusia sebagai mahkluk hidup merupakan salah satu komponen yang terpenting
dalam proses saling pengaruh mempengaruhi antar manusia dan antara manusia dengan
lingkungan. Agar mudah di pahami, maka untuk selanjutnya lingkungan ini dapat dibagi
dalam tiga kelompok dasar yang sangat menonjol, yakni :
1. Lingkungan fisik (physical environment);
2. Lingkungan biologi (biological environment):
3. Lingkungan sosial (social environment).

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


1
B. Definisi Administrasi Publik
Administrasi dalam arti sempit adalah kegiatan-kegiatan yang bersifat tulis-menulis,
jadi merupakan kegiatan tata usaha seperti mengetik, mengirim surat dan menyimpan arsip.
Definisi dalam arti luas menurut Herbert A. Simon, administrasi dapat dirumuskan
sebagai kegiatan-kegiatan kerja sama untuk mencapai tujuan-tujuan bersama.
Definisi Administrasi Publik, Menurut Chandler dan Planoadalah proses dimana
sumberdaya dan personel publik diorganisasikan dan dikoordinasikan untuk
memformulasikan, mengimplementasikan, dan mengelola (manage) keputusan-keputusan
dalam kebijakan publik

C. Definisi Ekologi Administrasi Negara


Ekologi Administrasi Negara adalah Serangkaian proses yang terorganisir dari suatu
aktivitas publik atau kenegaraan yang bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah publik
melalui perbaikan-perbaikan terutama di bidang organisasi, sumber dan manusia dan
keuangan (Fred. W. Riggs).
Dengan kata lain ekologi Administrasi Negara yaitu suatu ilmu yang mempelajari
adanya proses saling mempengaruhi sebagai akibat adanya hubungan normatif secara total
dan timbal balik antara pemerintah dengan lembaga-lembaga tertinggi negara maupun antar
pemerintah, vertikal-horisontal, dan dengan masyarakatnya.
Menurut Prof. F.W. Riggs menyebutkan ada 5 hal yang mempengaruhi bekerja suatu
sistem dalam ekologi pemerintahan :
1. keadaan penduduk,
2. struktur social,
3. sistem ekonomi,
4. ideologi negara, dan
5. sistem politik
Sedangkan menurut Farrel Weady yang mempengaruhi bekerja suatu sistem dalam
ekologi pemerintahan yaitu :
1. keadaan penduduk,
2. wilayah,
3. teknologi,
4. cita-cita dan harapan, dan kepribadian.

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


2
BAB II
ANEKA WAJAH ADMINISTASI NEGARA

Administrasi Negara adalah suatu spesies dalam lingkungan genus administrasi yang
bermakna sebagai kegiatan manusia yang koperatif. Spesies lainnya mungkin dapat
disebutkan administrasi niaga atau perusahaan (bussiness administration) dan administrasi
privat non perusahaan niaga. Administrasi Negara dan administrasi Niaga / perusahaan telah
dikembangkan sebagai cabang-cabang ilmu yang diajarkan dalam dunia pendidikan tinggi
bahkan jadi suatu fakultas dengan nama “School of Public and Business Administration” dan
di Indonesia Fakultas Ketatanegaraan dan Ketataniagaan. Walaupun demikian dewasa ini
dirasa masih terdapat kesulitan untuk menjelaskan dengan kata-kata yang singkat tentang apa
yang dimaksud dengan administrasi, khususnya adaministrasi Negara. Oleh karena itu setiap
usaha menyusun definis yang ringkas selalu gagal. Diakui administrasi Negara memang
memiliki aneka wajah, tergantung dari cara pendekatannya.

A. Definisi Administrasi Negara


Pada tahun 1955 Dwight Waldo telah memperingatkan agar kita berhati-hati dalam
menyusun suatu definisi, apalagi definisi tentang administrasi publik. Dikatakan olehnya
bahwa “sesungguhnya tidak ada definisi yang tepat tentang administrasi publik. Mungkin ada
definisi yang ringkas tetapi tidak dapat memberikan penjelasan yang memuaskan. Perumusan
administrasi publik yang hanya terdiri dari satu kalimat atau satu paragrap saja, tidak akan
membuka tabir persoalan”. Dari ungkapan tersebut jelaslah bahwa memang tidak mungkin
mengajukan definisi yang ringkas, paling tidak diperlukan suatu deskripsi. Dengan mengingat
akan hal ini, maka diajukan dua buah definisi sebagai pangkal pembahasan selanjutnya:
1. Administrasi Publik adalah organisasi dan managemen dari manusia dan benda guna
mencapai tujuan-tujuan pemerintah.
2. Administrasi Publik adalah suatu seni dan Ilmu tentang managemen yang diperlukan
untuk mengatur urusan-urusan Negara.
Menurut Felix A, menyebutkan beberapa definisi administrasi publik, diantaranya
adalah :
1. Administrasi Publik adalah suatu kerja sama kelompok dalam lingkungan
pemerintahan.
2. Administrasi Publik adalah merupakan ketiga cabang pemerintahan eksekutif,
legislatif, dan yudikatif serta hubungan dengan mereka.

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


3
3. Administrasi Publik mempunyai peran penting dalam perumusan kebijakan
umum/Negara dan oleh karenanya merupakan sebagian dari proses politik.
4. Administrasi Publik merupakan beberapa hal yang berbeda dengan administrasi
private.
Dengan mengemukakan beberapa macam pendapat para ahli di atas semakin jelas
bahwa bagi kita betapa sulitnya membuat rumusan (definisi) yang singkat tentang
administrasi Negara. Memang di negara-negara industri dunia Barat, dimana administrasi
Negara telah berkembang sangat jauh, ternyata administrasi Negara itu meliputi demikian
banyak kegiatan-kegiatan Pemerintahan atau Negara. Subyeknya telah berkembang luas dan
sangat kompleks sehingga dianggap perlu untuk membagi-baginya kedalam lapangan-
lapangan yang khusus. Misalnya saja dalam administrasi Kepegawaian Negara, administrasi
Keuangan Negara, administrasi Perkantoran Pemerintahan, administrasi Perbekalan dan
Kebendaharaan Negara, administrasi Perpajakan dan sebagainya.

B. Beberapa cara pendekatan


Keanekaragaman definisi administrasi publik akan semakin meningkat apabila
dikaitkan dengan latar belakang keahlian penyusun definisiatau para penulis buku
administrasi Negara, yang selalu ingin menjawab pertanyaan pokok : apakah yang dimaksud
dengan administrasi Negara. Ahli ilmu politik, ilmu hukum, ilmu sejarah, ilmu keinsinyuran,
ahli ekonomi dan akhir-akhir ini juga para ahli dalam ilmu tingkah laku manusia seperti ahli
sosiologi, psikologi, antropologi dan lain sebagainya memberikan definisi-definisi yang
sedikit banyak diwarnai oleh latar belakang keahliannya tersebut.
Di bawah ini disebutkan beberapa macam pendekatan yang menghasilkan aneka
wajah administrasi Negara, antara lain ;
1. Administrasi Negara sebagai salah satu dari kedua fungsi Pemerintahan yang penting
W. Wilson dalam tulisannya “The Study of Administration” dan J. Goodnow dalam
“Politics and Administration”, keduanya mengkritik dengan adanya pemisah doktrin
(pemisah kekuasaan menjadi tiga), eksekutif, legislatif dan yudikatif, dan setiap
pemerintah mempunyai dua fungsi pokok yaitu :
a. Politik, segala sesuatu yang berhubungan dengan pernyataan kehendak daripada negara;
b. Administrasi, segala sesuatu yang berhubungan dengan pelaksanaan kehendak tersebut.
Dari kedua fungsi pokok tersebut telah mempunyai pengaruh yang sangat besar
sekali terhadap studi administrasi Negara, pengaruh dari dikotomi ini mempunyai
keuntungan-keuntungan dan kerugian-kerugiannya. Di satu pihak memberikan tekanan

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


4
betapa pentingnya administrasi Negara, dan dengan demikian memberikan dorongan
untuk menyelidikinya dan kemudian mengembangkannya.
Dilain pihak menyebabkan beberapa orang berpikir bahwa politik dan administrasi
dapat dan harus dipisahkan satu dengan yang lain, hal mana telah mempertajam salah
pengertian dan pertentangan antara para politis dan administrator. Beberapa administrator
mulai berpikir bahwa setiap campur tangan kaum politisi atau legislator terhadap soal-soal
administrasi, adalah jelek. Sebaliknya golongan politisi (legislator) selalu curiga terhadap
golongan administrator, dan cenderung untuk menuduh bahwa mereka selalu berusaha
memperluas kekuasaannya dan membebaskan diri dari pengawasan golongan politisi
(legislator).
Salah paham dan pertentangan demikian ini tetap ada, tetapi administrator dan
politisi yang lebih bijaksana pada waktu sekarang telah memahami bahwa antara politik
adan administrasi Negara tak dapat dipisahkan satu sama lain. Kedua-duanya merupakan
bagian-bagian yang intregal dan interdependen (saling bergantung sama lain) dari pada
proses pemerintahan.
Jadi jelas bahwa administrasi Negara mempunyai wajah sebagai fungsi, terdiri daari
kegiatan dan tindakan-tindakan untuk melaksanakan kehendak dari pada negara, kehendak
mana tercantum dalam kebijakan umum yang telah dirumuskan sebagai hasil dari fungsi
politik.
2. Administrasi Negara sebagai salah satu cabang dari Pemerintahan
Banyak orang cenderung untuk mengenal administrasi Negara dengan
menyamakannya dengan cabang eksekutif dari Pemerintah, dan dalam hal ini ialah
departemen-departemen eksekutif atau departemen pemerintahan. Departemen
pemerintahan itu lama kelamaan berkembang dan bertambah banyak, oleh karena itu
wajarlah apabila departemen-departemen pemerintahan tadi dianggapsebagai kelanjutan
atau sambungan dari pada cabang eksekutif, akan tetapi bagaimanapun wajarnya,
anggapan sedemikian ini mengabaikan kenyataan bahwa cabang legislatiflah yang
menciptaka, memelihara dan pada batas tertentu mengawasi departemen pemerintahan
tersebut. Aparatur departemen, biro, jawatan dan dinas-dinas yang menelan biaya
bermilyar dollar setiap tahunnya, jelaslah merupakan suatu organisasi administratif yang
lain daripada cabang eksekutif dan sudah selayaknya mendapat tempat dalam konstitusi
suatu negara. Organisasi administrasi ini akan terdiri dari gabungan jabatan-jabatan
dimana di dalamnyaa berhimpun sekelompok orang-orang yang secara kesatuan

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


5
melakukan kegiatan atau tindakan untuk mencapai tujuan Negara. Dalam hal ini
administrasi Negara mempunyai wajah sebagai suatu institusi.
Mereka bertanggung jawab kepada Presiden baik sebagai kepala eksekutif maupun
sebagai administrator tertinggi, di beberapa Negara juga kepala Badan Perwakilan Rakyat
dan bahkan kepada Badan Pengadilan. Karena sifat yang istimewa maka administrasi
kadang-kadang dikatakan sebagai cabang keempat dari pemerintah Negara di samping
cabang-cabang legislatif, eksekutif dan yudikatif.
3. Administrasi Negara beraspek Yuridis
Pada umumnya, dinas-dinas, jawatan-jawatan dan organisasi administratif
diciptakan oleh hukum, dan mereka itu diadakan untuk melaksanakan ketentuan-ketentuan
hukum. Hukum undang-undang menetapkan kekuasaan, memerinci tugas-tugas dan
membatasi wewenang mereka, serta menyediakan alat hukum bagi warga negara untuk
menyanggah/menentang penyalahgunaan kekuasaan administrasi dan penggunaan
kekuasaan yang melampaui batas.
Administrasi Negara mengandung banyak unsur-unsur yuridis, dan menarik
perhatian untuk diselidiki mengapa aspek yuridis ini begitu sangat penting bagi sistem
administrasi di Negara-Negara Eropa kontinental dan Asia, dibandingkan dengan sistem
administrasi di Negara Anglo Amerika.
4. Administrasi Negara sebagai profesi
Politik bagi tempat petualangan (amatir), administrasi Negara adalah tempat untuk
mempraktekkan keahlian. Pertanggungan jawab yang pokok bagi seorang politisi adalah
mewakili orang yang memilihnya. Untuk melaksanakan tugas ini ia harus memiliki
kecakapan-kecakapan tertentu, akan tetapi tidak diperlukan adanya pendidikan dan latihan
formal yang mendalam. Para politisi berasal dari berbagai macam pekerjaan, mereka akan
tetap memegang jabatan hanya selama mereka memperoleh kepercayaan dan dukungan
dari pemilih-pemilih mereka, dan biasanya akan kembali lagi ke lapangan pekerjaan
mereka semula. Administrator adalah seorang profesional dalam arti bahwa ini dia adalah
seorang spesialis yang telah dididik dan dilatih dalam lapangannya yang khusus untuk itu.
5. Administrasi Negara sebagai managemen
Menurut Dwight Waldo managemen adalah tindakan dengan maksud untuk
mencapai hubungan kerjasama yang rasional dalam suatu sistem administrasi. Perkataan
rasional merupakan kunci dalam memperoleh pengertian falsafah managemen pada
umumnya. Tindakan rasional itu adalah tindakan yang diperhitungkan dengan hati-hati
sekali untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


6
6. Administrasi Negara sebagai seni dan ilmu
C. Waldo menunjukkan bahwa sumber dari kesalah pahaman yang berhubungan
dengan kesimpang siuran tentang apakah administrasi Negara itu, seni atau ilmu adalah
suatu kenyataan bahwa istilah administrasi Negara mempunyai 2 macam arti, yaitu suatu
lapangan penyelidikan ilmu atau suatu dissiplin dan suatu proses atau kegiatan mengenai
urusan-urusan publik.
suatu praktek administrasi Negara, kebanyakan masih merupakan suatu seni untuk
menggunakan institusi, keputusan-keputusan yang sifatnya subyektif dan kecakapan-
kecakapan yang tidak dapat diajarkan atau dilimpahkan kepada pihak lain. Sebaliknya
suatu studi administrasi sebagai ilmu yang eksak seperti halnya ilmu alam, kimia, biologi,
melainkan sebagai lapangan studi yang dapat mempergunakan metode ilmiah.
7. Administrasi Negara sebagai suatu proses
Menurut Dimock Administrasi Negara sebagai proses meliputi semua langkah yang
diambil di antara saat satu badan pelaksanaan menerima kewenangan. Dengan demikian
jelaslah bahwa administrasi Negara sebagai proses akan meliputi seluruh kegiatan gerak
gerik manusia mulai saat menentukan tujuan apa yang akan dicapai sampai kepada
penyelenggaraan mencapai tujuan itu.
Terdapat tiga kelompok, atau tiga sektor, yang terlibat di dalam proses administrasi
Negara adalah :
a. Rakyat
Sumber daripada kebutuhan-kebutuhan atau tuntutan untuk diadakannya dinas
publik.
Pihak yang menerima, menggunakan, menikmati dan menilai dinas-dinas publik.
Pengawas daripada proses administrasi, melalui hak pilih mereka untuk membuat
politik.
b. Pembuat Politik
Terdiri dari anggota-anggota eksekutif yang dipilih dan anggota legislatif, yang
kesemuanya menerima dan menafsirkan bahan-bahan keterangan dari rakyat,
menilai kepentingan rakyat, menimbang-nimbang kepentingan yang saling
bertentangan.
Menentukan mana yang mungkin dan dapat dilaksanakan, meneruskan kebijakan-
kebijakan umum.
Menciptakan badan-badan administratif dan melimpahkan yugas dan bertanggung
jawab kepada mereka.

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


7
c. Pelaksana
Terdiri dari pegawai-pegawai dan pekerja-pekerja yang terorganisir.
Mereka bersama-sama sebagai kelompok atau sendiri-sendiri menafsirkan
kebijakan umum
Merumuskan rencana-rencana dan menyusun organisasi dan prosedur (tata kerja)
untuk melaksanakan kebijakan umum dan menjalankan dinas publik.

C. Administrasi Daerah
Sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku, maka di Negara kita
dikenal beberapa tingkat pemerintahan, baik ditelusur melalui asas dekonsentrasi maupun
desenttralisasi. Melalui asas dekonsentrasi ditemui tingkat-tingkat Pemerintahan Wilayah
sebagai berikut :
1. Tingkat Pemerintah Propinsi dan Ibukota Negara
2. Tingkat Pemerintahan Kabupaten dan Kotamadya
3. Tingkat Pemerintah Kota administratif (dibeberapa wilayah Kabupaten)
4. Tingkat Pemerintah Kecamatan
Melalui asas desentralisasi ditemui tingkat-tingkat Pemerintahan Daerah sebagai
berikut :
1. Daerah Tingkat I, yang daerah itu wilayahnnya jatuh bertepatan dengan
Propinsi dan Ibu kota Negara
2. Daerah Tingkat II, yang daerah atau wilayahnya jatuh bertepatan dengan
kota madya (Kabupaten)

D. Sistem Administrasi Negara


Sebagai suatu rangka dasar sistem, Administrasi Negara mempunyai lingkungan
(environment), masukan-masukan (inputs), proses konversil (conversion process), keluaran-
keluaran (output) dan umpan balik (feedback) yang saling berhubungan dengan berinteraksi
satu dengan yang lain.
Lingkungan atau environmentberfungsi sebagai perangsang para administrator untuk
berusaha dan sekaligus sebagai penerima hasil-hasil kerja mereka. Lingkungan ini merupakan
lingkungan hidup administrasi Negara, mempunyai faktor-faktor yang bersifat ideologi,
politik, ekonomi, sosial budaya dan hamkam yang menimbulkan masalah-masalah yang harus
dipecahkan oleh pembuat kebijakan dan sebaliknya juga meembantu mengatasi masalah-

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


8
masalah tersebut. Dalam lingkungan hiudp juga terdapat subyek-subyek yang secara nyata
dan langsung memberikan masukan, yaitu :
a. Penduduk yang menjadi langganan yang menikmati suatu kebijakan.
b. Pasar yang menentukan harga barang – barang dan jasa-jasa yang diperlukan oleh penentu
kebijakan.
c. Kelompok-kelompok kepentingan, anggota-anggota masyarakat dan juga pejabat-pejabat
dari cabang-cabang pemerintah di luat administrasi Negara, yang secara politik
mendukung atau menantang suatu kebijakan atau program.
Secara umum dapat dinyatakan bahwa dalam lingkungan ini terdapat faktor-faktor
yang menunjang pemecahan masalah disamping terdapat faktor-faktor yang menghambat.
Memasukkan atau inputs berfungsi penyampaian (transmission) kebijakan-kebijakan
yang dikirim dari lingkungan kepada konversi, masukkan ini terdiri dari :
1. Tuntutan-tuntutan dan keinginan-keinginan; yaitu :
Pembagian barang-barang dan jasa
Pengaturan prilaku yaitu ketentua-ketentuan tentang ketertiban umum, pengendalian
harga, ketentuan-ketentuan tentang perkawinan, kesehatan dan sebagainya.
Komunikasi dan informasi.
2. Sumber-sumber daya dan dana, meliputi :
Tenaga pegawai, dengan berbagai macam keahlian.
Teknologi.
Penyediaan kekayaan.
Bahan-bahan material.
3. Dukungan :
Ketaatan terhadap undang-undang dan peraturan-peraturan pemerintah.
Perhatian kepada pemberitahuan pemerintah menghormati lambang-lambang dan
sebagainya.
Pernyataan-pertnyataan dari bentuk partisipasi lain.
4. Oposisi :
Tidak setuju, tidak berpartisipasi yang mempengaruhi tingkah lakunya yang dapat
menghambat proses konversi.
Tidak jarang oposisi ini bahkan merubah dan menghentikan sama sekali proses
konversi.

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


9
BAB III
PERTUMBUHAN EKOLOGI ADMINISTRASI NEGARA

Pada tahun 1950-an sekelompok ilmuan politik dan administrasi Negara mulai
menyadari bahwa memindahkan begitu saja sistem dan lembaga-lembaga atau pranata politik
dan administrasi Negara dari suatu lingkungan masyarakat, bangsa dan Negara tertentu ke
lingkungan masyarakat, bangsa dan Negara yang lain tidaklah tepat. Hasil-hasil analisa ilmu-
ilmu sosial lainnya seperti misannya sosiologi, antropologi, ekonomi dan lain-lain
memperkuat pendapat bahwa apa yang baik dalam suatu lingkungan masyarakat, bangsa dan
Negara lain bahkan dapat terjadi sebaliknya.
Pengalaman membuktikan pula bahwa bantuan teknis dari Negara-negara maju
kepada Negara-negara yang sedang berkembang dengan menerapkan asas, dalil dan bahkan
teori administrasi Negara yang telah terbukti berhasil baik di Negara-negara maju, ternyata
tidak demikian halnya di Negara–negara sedang berkembang. Hal ini, sekali lagi, menjadi
faktor pendorong untuk mempelajari hubungan pengaruh timbal balik antara sistem dan
pranata-pranata administrasi negara dengan lingkungannya, dalam hal ini lingkungan
masyarakat, bangsa dan Negara maju dan lingkungan masyarakat bangsa dan negara sedang
berkembang.
Sementara itu, pada segi lain, dalam rangka usaha penyempurnaan sistem dan pranata
administrasi Negara dari Negara-negara sedang berkembang perlu didukung oleh suatu
perbandingan, khususnya yang memusatkan perhatian kepada faktor-faktor persamaan dan
perbedaan kondisi yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi berhasil
tidaknya usaha-usaha penyempurnaan tadi.
Dalam studi perbandingan ini, dipakai pendekatan secara ekologi (ecological
approach). Dengan demikian jelaslah adanya suatu keinginan yang kuat untuk memahami
latar belakang berbagai macam sistem administrasi Negara yang ada di dunia ini. Maka
mulailah dikembangkan suatu cabang baru dari Ilmu Administrasi Negara, yaitu Ekologi
Administrasi Negara.
Prof. Fred W. Riggs menjadi pendorong utama bagi perkembangan ekologi
Administrasi Negara itu yang pada tahun 1950-an telah memberikan ceramah-ceramah di
berbagai lingkungan masyarakat ilmiah, yang hasilnya kemudian dibukukan dengan judul
The Ecology Of Public Administration.
Kini ekologi administrasi Negara semakin menarik banyak perhatian para ilmuwan
dan mahasiswa, khususnya yang bergerak dalam ilmu-ilmu politik, pemerintahan dan

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


10
administrasi Negara. Dengan mempelajari ekologi administrasi Negara dapat diketahui ciri-
ciri suatu sistem administrasi Negara dari suatu masyarakat, bangsa dan Negara tertentu dan
selanjutnya dapat dipahami pula mengapa dalam suatu masyarakat, bangsa dan Negara itu
telah tumbuh dan berkembang suatu sistem administrasi Negara tertentu. Lain daripada itu,
dengan memahami suatu kondisi masyarakat, bangsa dan Negara kita dapat menyusun dan
mengembangkan suatu sistem administrasi Negara yang cocok dengan kondisi masyarakat,
bangsa dan Negara yang bersangkutan.Yang menjadi masalah ialah karena suatu lingkuangan
(environment) mempunyai beberapa macam aspek maka perlu ditetapkan aspek yang mana
yang relevan bagi suatu sistem administrasi Negara.
Hal ini dianggap sebagai masalah karena sering terjadi kegagalan dalam menentukan
aspek yang relevan itu sehingga kesimpulan-kesimpulan yang ditarik tentang lingkungan
administrasi Negara salah dan oleh karenanya pemecahan masalahnya pun tidak mengenai
sasaran. Misalnya membanjirnya anggota masyarakat untuk masuk administrasi Negara
(dinas pemerintahan), apakah karena faktor ekonomi, yaitu sempitnya lapangan kerja ataukah
karena faktor sosial, yaitu prestise, status sosial yang tinggi dari dinas pemerintahan tersebut
di dalam masyarakat yang bersangkutan. Atas dasar ini diperingatkan agar ilmuwan dan
mahasisiwa yang bergerak dibidang ekologi administrasi Negara memperjeli pengelihatan
dan mempertajam analisa-analisa mereka.
Kesulitan akan semakin bertambah oleh karena demikian banyak faktor-faktor
lingkungan (environment) yang mempengaruhi administrasi Negara, sehingga perlu
dilakukan penentuan faktor-faktor mana yang esensial dan penting serta mana yang tidak
esensian dan tidak penting. Penentuan demikian itu tidak selamannya mudah dilakuakan. Di
sinilah letaknya salah satu sumber kegagalan untuk mengembangkan suatu teori ekologi
administrative. Untuk mengatasi hal ini biasanya lalu di ciptakan suatu model sebagai alat
analisa. Dalam perkembangan selanjutnya model ini dapat dimanfaatkan sebagai sarana
dalam perbandingan berbagai sisitem administrasi Negara, guna menemukan persamaan-
persamaan dan perbedaan-perbedaannya. Dengan demikian jelaslah bahwa ada kaitan antara
ekologi administrasi Negara dengan perbandingan administrasi Negara, yang merupakan
pendekatan terbaru, yaitu pendekatan ekologik (ecological approach).
Berdasarkan perkembangannya, Negara di seluruh belahan dunia mempunyai
identitas masing-masing. Identitas itu dikategorikan menjadi dua yakni: Developed Country
Center Country (dominan daerah kutub. Ex: Eropa) Developed Country adalah istilah untuk
kategori Negara maju yang merupakan Negara pusat. Negara ini dikatakan sebagai Negara
maju karena dalam segala aspek kehidupannya baik itu dari segi Politik, ekonomi, budaya,

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


11
tekhnologi, security dan natural resource mereka telah mandiri. Mandiri di sini artinya
bahwa mereka telah mampu menyediakan sendiri kebutuhan Negara. Negara maju memiliki
Sumber Daya Manusia dengan skill yang tinggi sehingga mampu menciptakan tenaga ahli di
berbagai bidang. Mereka para tenaga ahli juga dapat menciptakan tekhnologi maju dan
innovasi terbaru bagi perkembangan yang berkelanjutan dengan lebih baik dan lebih baik
lagi. Selain itu, Negara maju bisa mengolah sumber daya alamnya sendiri.
Walaupun beberapa Negara maju di belahan dunia ada yang masih mengimpor bahan
mentah dari Negara berkembang seperti Indonesia. Akan tetapi, bagi mereka Negara maju
tidak ada masalah karena bahan jadi akan lebih memberikan keuntungan yang besar.
Developing Country Satellite Country (Biasanya berada di daerah Tropis. Developing
Country adalah istilah yang digunakan untuk Negara satellite (Negara pinggiran) yang
memproduksi hasil-hasil pertanian. Pada umumnya, Negara pinggiran ini adalah Negara yang
tergolong dalam kategori Negara berkembang, contohnya adalah Negara Indonesia. Adapun
ciri dari Negara berkembang adalah sebagai berikut: Jumlah penduduknya banyak dan padat
perkilo meter perseginya dan tingkat pendidikan rakyatnya rendah dengan tingkat buta aksara
tinggi. Sebagian rakyatnya bekerja disektor pertanian pangan secara tak produktif,sementara
hanya sebagian kecil rakyatnya bekerja disektor industri sehingga produktifitas kerjanya
rendah.
Kuantitas sumber-sumber alamnya sedikit serta kualitasnya rendah. Kalau
mempunyai sumber-sumber alam yang memadai namun belum diolah atau belum
dimanfaatkan. Mesin-mesin produksi serta barang-barang kapital yang dimiliki dan
digunakan hanya kecil atau sedikit jumlahnya. Sebagian besar dari mereka merupakan
negara-negara baru diproklamasikan kemerdekaannya dari penjajahan kira-kira satu atau dua
dekade. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak pernah dapat hidup seorang diri. Di manapun,
bilamanapun dan dalam keadaan bagaimanapun, manusia senantiasa memerlukan kerjasama
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang tidak mengenal batas karena fitrahnya sebagai
makhluk yang tertinggi derajatnya di muka bumi. Untuk mempertahankan hidupnya sebagai
makhluk yang tertinggi derajatnya, manusia harus mampu memenuhi kebutuhan hidup yang
mendasar (basic needs) maupun kebutuhan hidup sampingan (derived needs) yang justru
lebih banyak dan lebih beragam. Selain kebutuhan biologis, manusia menghadapi kebutuhan
sosial dan integritas yang tidak mudah dipenuhi tanpa kerjasama dengan sesamanya.
Oleh karena itulah manusia senantiasa mengembangkan persekutuan sosial (social
group) dan pengendaliannya (social organization) demi ketertiban bermasyarakat. Tanpa
disadari, persekutuan sosial dengan perangkat kelembagaannya menciptakan lingkungan

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


12
(hidup) sosial yang menuntut para anggotanya untuk menyesuaikan diri, sebagaimana mereka
menyesuaikan diri terhadap lingkungan hidup alamnya Kemampuan akal manusia untuk
mempersatukan (to assimilate) khasanah alam ke dalam ranah kebudayaan dan melihat diri
dan orang lain sebagai bagian dari lingkungannya itulah pangkal perwujudan lingkungan
sosial. Dengan secara lebih lugas Bennett (1976) menyatakan bahwa manusia hidup dalam
lingkungan yang mereka manfaatkan, bukan untuk disalah gunakan, bersama orang lain yang
membentuk suatu lingkungan (humam ecology) yang merupakan bagian dari lingkungan
hidup yang lebih luas (natural ecology) sebagai kenyataan. Oleh karena itu manusia lebih
banyak dituntut untuk beradaptasi terhadap lingkungan sosial yang mereka ciptakan
berdasarkan pemahaman kebudayaannya daripada menyesuaikan diri terhadap lingkungan
alam semata-mata.

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


13
BAB IV
FAKTOR EKOLOGI ADMINISTRASI NEGARA

Sondang P. Siagian, MPA. Ph.D, membagi faktor-faktor ekologis sebagai berikut :


1. Faktor geografis
2. Faktor penduduk
3. Faktor kekayaan alam
4. Faktor ideologi
5. Faktor politik
6. Faktor ekonomi
7. Faktor sosial budaya
8. Faktor kekuatan militer

Selain itu, dalam bukunya Prof. Drs. S. Pamudji, MPA. tentang Ekologi Administrasi
Negara disebutkan beberapa faktor yang mempengaruhi administrasi negara, yakni sebagai
berikut :
1. Faktor-faktor ekologis bersifat ilmiah, yang terdiri dari :
a. Lokasi dan posisi geografis
Posisi geografis suatu Negara menunjukan ketentuan tentang lokasi suatu Negara
dalam rangka ruang/tempat dan waktu sehingga menjadi jelas batas-batas wilayah Negara
pada suatu saat tertentu. Lokasi, dengan demikian menunjuk kepada tempat atau letak sesuatu
secara tepat dan jelas, sehingga dalam kaitannya dengan Negara akan terlihat bentuk
wujudnya kedalam dan keluar. Lokasi dan posisi geografi ini jelas mempunyai
dampak/pengaruh terhadap struktur dan perilaku administrasi Negara. Contohnya, untuk
melihat pengaruh lokasi dan posisi geografi terhadap administrasi Negara, perlu disebutkan
bentuk wujudnya Negara Indonesia yang terdiri dari kepulauan, letak astronomiknya antara
95° dan 141° BT, diantara 6° LU dan 11° LS, yang berada didaerah tropic, posisi silang
antara 2 benua dan 2 samudera. Jelas memerlukan suatu administrasi Negara yang mampu
menghubungkan pulau-pulau tersebut satu dengan yang lainsehingga pulau-pulau tadi tidak
terisolasi, dan bangsa Indonesia yang mendiami pulau-pulau tersebut merupakan bangsa yang
terintegrasi.

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


14
b. Keadaan dan kekayaan alam
Negara Indonesia memiliki potensi kekayaan alam yang cukup besar, sumber-sumber
kekayaan alam yang beraneka ragam. Kekayaan alam ini dapat berupa tanah yang subur,
lautan yang kaya akan ikan, bahan-bahan tambang dan sebagainya. Pengaruh keadaan dan
kekayaan alam ini terhadap administrasi Negara ialah pada usaha-usaha untuk memanfaatkan
sumber-sumber alam bagi pemenuhan kebutuhan hidup manusia. Contohnya pada lautan
yang mengandung kekayaan laut yang bermacam-macam, ikan, kerang dan sebagainya perlu
dibudidayakan sehingga memberikan manfaat yang lebih bagi penduduk. Untuk keperluan ini
telah terbentuk seperangkat administrasi Negara yang terhimpun dalam departemen pertanian
dengan komponen-komponennya.

c. Keadaan dan kemampuan penduduk


Dalam melihat pengaruh faktor keadaan dan kemampuan penduduk ini ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan yaitu; jumlah penduduk, distribusi spasial, komposisi (umur),
penghasilan penduduk, tingkat pendidikan, dan kesehatan penduduk.

2. Faktor Ekologis berdasarkan Aspek kemasyarakatan (IPOLEKSOSBUDMIL),


meliputi :
a. Ideologi
Ideologi adalah suatu komlpeks atau jalinan ide-ide tentang manusia dan dunia, yang
dijadikan pedoman dan cita-cita hidup. Bagi Indonesia, ideologi yang dimaksud adalah
Pancasila. Dalam mempelajari pengaruh ideologi terhadap administrasi Negara Indonesia
hendaknya dilihat Pancasila sebagai dasar/ideologi Negara yang telah dirumuskan dalam
pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dan yang selanjutnya telah terjabarkan dalam pasal-
pasal UUD 1945.
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa; Adanya pembangunan tempat-tempat ibadah,
penyediaan fasilitas-fasilitas penunaian ibadat oleh administrasi Negara merupakan petunjuk-
petunjuk pengaruh sila Ketuhanan Yang Maha Esa terhadap adminstrasi Negara.
Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab; Untuk mewujudkan sila ini adminstarsi
Negara mengambil langkah-langkah menghapuskan penindasan, menjunjung tinggi harkat
dan martabat manusia. Departemen Luar Negeri memelihara hubungan antar Negara atas
dasar saling menghormati dan saling menghargai satu sama lain.
Sila Persatuan Indonesia; Perlu diingat bahwa kebinekaan masyarakat Indonesia juga
perlu diperhatikan dengan membentuk satuan-satuan pemenrintahan di daerah-daerah yang

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


15
bersifat otonom dengan administrasi daerahnya masing-masing. Dengan demikian cita
Negara kesatuan dilengkapi dengan asas desentralisasi dengan maksud untuk mencapai
efisiensi dan evektifitas pemerintahan.
Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan; Sila keempat ini mengandung nilai cita demokrasi. Sebagai
Negara demokrasi pemerintah dan adminstrasi negaranya harus bertanggung jawab kepada
rakyat, dikontrol oleh rakyat, dan memberikan pelayanan kepada rakyat, hanya saja system
dan mekanismenyta berbeda-beda. Di Indonesia pertanggungan jawab administrasi Negara
diberikan kepada rakyat melalui presiden sebagai administrator pemerintah.
Sila Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia; Pada dasarnya sila ini
menghendaki adanya kemakmuran yang merata diantara seluruh rakyat. Sila ini berwujud ke
dalam norma-norma yang mengatur kesejahteraan social yaitu pasal 33 dan 34 UUD 1945.
Departemen-departemen pemerintahan telah diciptakan untuk mewujudkan norma-norma
tersebut serta peraturan-peraturan disiapkan dan dilaksanakan untuk memberikan
perlindungan kepada yang lemah.
Pada ketetapan MPR Nomor II/MPR/1978 telah memetapkan suatu pedoman
penghayatan dan pengamalan pancasila yang merupakan penuntun dan pegangan hidup
dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara bagi setiap warga Negara Indonesia. Dalam
rangka melaksanakan ketetapan tersebut presiden sebagai administrator pemerintahan
membentuk tim penasehat presiden tentang Pelaksanaan Pedoman Penhayatan dan
Pengamalan Pancasila.

b. Politik
Oleh karena administrasi Negara ada dibawah pimpinan pejabat-pejabat politis yang
berorientasi kepada partai politik tetentu, maka sering terjadi pembentukan suatu
badan/lembaga baru atau unit-unit baru dalam kementrian, walaupun secara terselubung
dilatar belakangi kepentingan untuk menempatkan orang-orang partai pada jabatan dalam
badan/lembaga yang baru tersebut.
Pada era Orde Baru mulai diambil langkah-langkah untuk membenahi administrasi
Negara menuju kearah administrasi Negara yang sehat, dengan mengurangi pengaruh partai-
partai politik. Usaha-usaha tersebut seperti:
 Bidang Organisasi, antara lain meliputi refungsionalisasi, restrukturisasi, dan penempatan.
 Bidang struktur dan prosedur kerja, antara lain meliputi hubungan-hubungan,
debirokratisasi/decontrol dan penyelenggaraan fungsi organisasi dan metoda.

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


16
 Di bidang perusahaan Negara, telah dilakukan pengelompokan perusahaan-perusahaan
milik Negara kedalam tiga bentuk perusahaan yaitu: Perusahaan Jawatan (PERJAN),
Perusahaan Umum (PERUM) dan Perusahaan Perseroan (PERSERO).
Pengaruh administrasi Negara terhadap sistem politik dapat ditelusuri bertolak pada
maklumat Pemerintah tentang pembentukan partai-partai politik 3 Nopember 1945 yang
berisi anjuran pemerintah tentang pembentukan partai-partai politik.

c. Ekonomi
Ekonomi Indonesia tidak berdasarkan pada ekonomi bebas, tidak pula berdasakan
ekonomi sentral yang bercorak etatisma, melainkan berdasarkan nilai-nilai Pancasila.
Landasan ekonomi tersebut mampunyai dampak terhadap administrasi Negara, yaitu bahwa
dalam rangka mewujudkan “usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan” atau secara
tegas disebut sebagai usaha koperasi, maka pemerintah sejak semula sudah mempersiapkan
seperangkat administrasi Negara untuk membina koperasi.
Dalam mempelajari pengaruh administrasi Negara terhadap ekonomi dapat
dikemukakan beberapa hal saja yaitu :
 Anggaran belanja dan pendapatan Negara,
 Kebijakan penanaman modal,
 Kebijakan proteksi (perlindungan) dan
 Kebijakan di bidang ekspor.

d. Sosial budaya
Pembahasan pengaruh faktor sosbud terhadap administrasi Negara Indonesia sengaja
dilakukan secara garis besar saja, dengan maksud untuk dibahas lebih lanjut secara terperinci
dan intensif dalam laporan atau tulisan sendiri.
 Tradisional versus modern
 Teknologi social dan fisik
 Rovolusi komunikasi
Pengaruh administrasi Negara terhadap sosial budaya dapat ditelusuri melalui
program-program pembangunan sosial budaya yang dilancarkan oleh pemerintah yang
diimplementasikan oleh administrasi Negara. GBHN telah memberikan pengarahan-
pengarahan program pembangunan dibidang social budaya yang dapat dijadikan acuan dalam
membahas pengaruh administrasi Negara terhadap social budaya. Beberapa pengaruh yang
dimaksud adalah :

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


17
 Program moderenisasi desa,
 Program-program di bidang seni budaya,
 Program di bidang pendidikan,
 Program di bidang kesehatan dan keluarga berencana.

e. Militer
Militer di Indonesia mempunyai kedudukan, peranan dan fungsi yang khas, sesuai
dengan jiwa dan semangat pengabdiannya, yaitu mempunyai fungsi ganda atau dwi fungsi =
sebagai kekuatan pertahanan-keamanan dan sebagai kekuatan sosial.
Peranan militer (ABRI) sebagai kekuatan sosial meliputi : ikut menentukan haluan
Negara, bertinak sebagai pelopor, stabilisator dan dinamisator, ikut serta dalam pembangunan
nasional. Diciptakan suasana hubungan kerjasama yang harmonis di antara sesama kekuatan-
kekuatan sosial.hal ini memperkokoh integritas bangsa, yang siap menunaikan tugas-tugas
pembangunan di samping selalu siap juga dalam menghadapi bahaya dari dalam dan dari
luar.
Pengaruh militer terhadap administrasi Negara dapat ditelusuri melalui dwifungsi
ABRI dengan system kekaryaannya. Praktek-praktek dan kebiasaan administrasi militer
sampai tingkat tertentu mewarnai system dan prosedur serta praktek-praktek dan kebiasaan
administrasi lembaga-lembaga tadi.
 Pemantapan prinsip-prinsip organisasi
 Asisten sekretaris wilayah/daerah
 Tata upacara
Pengaruh administrasi Negara terhadap militer (hankam) paling tidak Nampak dalam
2 hal.Pertama, karena anggota militer sewaktu-waktu harus siap ditugaskan di luar jajaran
departemen hamkan, maka mereka harus memiliki kualifikasi yang sedemikian krupa
sehingga cocok dengan tuntutan persyaratan jabatan-jabatan di luar jajaran hankam
dimaksud.
Kedua, pelaksanaan sishankamrata memerlukan pengerahan kekuatan rakyat.rakyat
perlu dipersipakan dengan latihan-latihan, diorganisir dalam kelompok-kelompok yang
sewaktu-waktu dapat digerakan untuk menghadapai tugas-tugas nyata dalam kankamrata.

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


18
BAB V
PENGARUH LINGKUNGAN ALAM
A. Pengaruh Geografis
Faktor-faktor yang berdasarkan geografis, seperti pembatasan strategis, desakan
penduduk, daerah kepulauan dan lain-lain sangat mempengaruhi pemerintahan. Kendati
seluruh faktor-faktor tersebut di atas adalah faktor-faktor yang terdapat dalam geografi.
Karenanya terdapat hubungan yang erat pula antara ilmu pemerintahan dengan ilmu bumi
karena pengaruh dimaksud ditunjukan pada keberadaan suatu pemerintahan terutama
ekologinya.
Sebagai contoh dari pengaruh-pengaruh tersebut yaitu untuk menentukan apakah
suatu pemerintahan itu harus diciptakan sentralisasi yang kaku terpusat, atau desentralisasi
yang berlebihan dengan pemberian pendemokrasian yang besar kepada daerah, sampai
tampak bukan lagi sub sistem tapi seperti negara yang berdiri sendiri. Daerah kepulauan
karena terpisah-pisah maka untuk efisiensi kerja, dalam pemerintahannya sebaiknya
dilaksanakan desentralisasi. Daerah kontinental mudah dilaksanakan pengawasan dan relatif
lebih mudah pula transportasi maka dalam pemerintahannya sebaiknya dilaksanakan
sentralisasi. Daerah yang penduduknya homogen cenderung untuk melaksanakan sentralisasi,
sedangkan yang penduduknya heterogen cenderung untuk melaksanakan desentralisasi. Jadi
bagaimana para Kybernolog (ilmuwan pemerintahan) melihat hubungan antara lingkungan
sekitar bumi tempat para aparat pemerintah berpijak dengan pemerintahan itu sendiri akan
meliputi sumber daya manusia, sumber daya alam, geografis, disatu sisi sedangkan disisi lain
meliputi ideologi, sosial politik, sosial ekonomi, sosial agama, sosial budaya, dan pertahanan
keamanan dan lain-lain akan menjadi Ekologi Pemerintahan itu sendiri karena Ekologi
Pemerintahan adalah hubungan ilmu pemerintahan dengan alam lingkungan sekitarnya baik
fisik maupun sosial kemasyarakatan.
Wilayah geografis memang sangat penting bagi tegaknya negara, rakyat Palestina
sepanjang hidupnya menuntut haknya kepada dunia, bahwa tanah yang dikangkangi istrael
adalah wilayah milik mereka, India dan Pakistan juga mempersoalkan Kashmir. Rusia
bagaimanapun berbeda agam dengan negara-negara Islam yang diinjaknya, terus menerus
mengintimidasi negara-negara tersebut, artinya wilayah memang sangat perlu bahkan
mempunyai potensi yang handal untuk dikembangkan.
Semua aspek potensi wilayah harus dapat diidentifikasikan terutama faktor-faktor
dominannya, pembahasan yang bersifat menyeluruh tetapi cukup menyatu dalam usaha
mengtansformasikan potensi wilayah harus dikaji secara mendalam. Letak strategis geografis

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


19
dapat dirinci lebih lanjut dalam sejumlah faktor yang cukup dominan, seperti untuk
menguasai perdagangan, lalu lintas laut, darat dan udara. Serta daya tarik kepariwisataan,
sehingga dengan demikian dapat diperhitungkan kondisi morfologi dan topografinya serta
peruntukan tata ruang yang lain.
Kekayaan alam yang terkandung dalam suatu wilayah negara terutama dilihat dari
klarisifikasinya yaitu mineral, energi yang dimiliki, kekayaan laut serta sumber daya buatan,
kemudian perlu pula diperhitungkan beberapa deposit tersedianya sumber kekayaan alam
tersebut, tingkat pengelolaannya, pola konsumsi dalam negeri dan kemungkinan ekspor ke
luar negeri, tingkat peranan pemerintah setempat dalam manajemen pemasaran dan
pengelolaannya.
Dari uraian ini dapat didefinisikan bahwa yang dimaksud dengan wilayah itu adalah
lokasi atau arena tertentu dengan segala kandungan potensi wilayah dan semua kekuatan
yang dapat dimafaatkan (darat, laut, dan udara), baik yang sifatnya fisik maupun non fisik,
secara kompleks menyangkut keseluruhan tata ruang dan sumber kekayaan alam dalam
tempat tersebut.

B. Pengaruh SDM
SDM adalah sumber daya manusia, yang dapat membuat suatu pemerintah maju
karena kepakaran, moralitas dan budaya penduduk suatu negari, tetapi bisa pula hancur
karena pemerintah yang memimpin tidak disukai oleh rakyatnya akibat kedzaliman
pemimpinnya, untuk pertama perlu dibedakan antara rakyat, warga negara, masyarakat, dan
penduduk yaitu sebagai berikut :
Rakyat adalah suatu syarat negara, yaitu keseluruhan orang-orang yang berada dalam
negeri maupun luar negeri dan mempunyai hak pilihnya untuk waktu tertentu, atau belum
mempunyai hak pilih karena persyaratan tertentu. Warganegara adalah mereka mereka yang
dinyatakan sebagai warga suatu negara berdasarkan peraturan perundang-undangan negara
tersebut. Masyarakat adalah mereka yang bersama-sama menjadi anggota suatu yang negara
harus dibina dan dilayani oleh administrasi pemerintah setempat. Penduduk adalah mereka
yang menjadi penghuni dari suatu negara tertentu yang harus diinventarisir.
Dari keterangan tersebut di atas tampak bahwa hanya rakyat yang sama dengan
warganegara, sedangkan penduduk terdiri dari WNI dan WNA yang sama-sama tinggal
ditempat tersebut. Menurut hukum internasional tiap negara berhak untuk menentukan siapa
yang menjadi warganegaranya, jadi ada dua azas yang menjadi penentuan yaitu azas ius soli
dan azas ius sanguinis.

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


20
Azas Ius Soli menentukan kewarganegaraan berdasarkan tempat, maka yang
bersangkutan dinyatakan sebagai warganegara tempat tersebut sudah barang tentu termasuk
yang dilahirkan di daerah itu. Sedangkan Azas ius Sanguinis menentukan kewarganegaraan
berdasarkan berdasarkan pertalian darah keturunan, sudah barang tentu siapapun yang
merupakan anak kandung dilahirkan seorang warga negara maka anak tersebut juga dianggap
warga negara yang bersangkutan.
Dengan demikian dapat muncul dua persoalan yaitumereka yang memperoleh dua
kewarganegaraan (bipatride), sedangkan anak yang lahir bertempat tinggaldilokasi negara
yang menganut azas Ius Sanguinis sedangkan daerah asal orang tuanya menganut azas Ius
Soli, mengakibatkan anak tersebut tidak satupun memperoleh kewarganegaraan.
Oleh karena itu di wilayah negara Republik Indonesia keberadaan warganegara asing
dan warga negara Indonesia ditentukan oleh Undang-Undang Dasar 1945 pasal 26 Ayat 1 dan
2 sebagai berikut :
Yang menjadi warga negara adalah orang bangsa Indonesia asli dan bangsa asing
yang di syahkan dengan Undang-Undang sebagai warga negara (pasal 1) syarat-syarat
mengenai kewarganegaraan ditetapkan oleh Undang-Undang (pasal 2).
Berdasarkan Pasal 26 ayat 2 UUD 1945 tersebut diatas maka dibuatlah UU No 62 Thn
58 tentang kewarganegaraan Indonesia. Namun demikian walaupun terdapat perbedaan
antara rakyat, warganegara, masyarakat dan penduduk kesemuanya itu adalah obyek
materiakybernology.
Ketika suatu negara maupun suatu tempat sedang terjangkit nepotisme yang tidak
peduli dengan apapun yang terjadi dengan resiko spolit system, maka rekrutmen adalah
sasaran empuk nepotisme tersebut, penerimaan pegawai-pegawai baru dan karyawan
perusahaan tidak berdasarkan seleksi kemampuan tetapi bagaimana kedekatan pihak yang
berwenang dengan tenaga baru yang akan diterima.
Dari sekian banyak penduduk yang berada di suatu tempat atau negara atau daerah
sudah barang tentu tidak semua dapat dipekerjakan sebagai karyawan, ketika suatu negara
mewajibkan untuk para karyawan minimal harus sudah lulus sekolah menengah atas atau
sederajatnya maka tentu sudah berumur 18 tahun, sebaliknya pada suatu negara bila batas
usia kerja produktif harus berada dibawah 55 tahun maka dengan begitu batas usia kerja
adalah antara 18 tahun sampai dengan 55 tahun. Namun demikian tidak sedikit perusahaan
memanfaatkan anak-anak dibawah umur sebagai karyawannya, dengan begitu terjadi
eksploitasi tenaga anak-anak yang seharusnya akan menjadi perhatian utama komisi
perlindungan anak.

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


21
C. Pengaruh SDA
SDA adalah Sumber Daya Alam, mulai dari flora dan fauna dan dimiliki sampai pada
hasil tambang, keindahan alam pariwisata, serta sawah ladang yang mereka miliki. Akan
halnya SDA, dua negara saling bertempur mati-matian karena persoalan SDA ini, lihatlah
Inggris dan Argentina berebut pulau Malvinas, bahkan Indonesia dan Malaysia sempat
menimbulkan ketegangan persoalan pulau Sipadan dan Ligitan yang kemudian lepas ke
negara Jiran tersebut, terlepas dari benar atau salah maka lepasnya Timor Tumur menjadi
Negara Timur Leste, juga menjadi hujatan orang kepada Presiden habibie karena memberikan
dua opsi. Bahkan karena keterikatan harta kekayaan sebagai pemimpin Indonesia bangsa ini
bertekuk lutut dengan Malaysia walaupun negeri Jiran ini mencuri ikan sebagai kekayaan
Sumber Daya Alam Indonesia.
Banyak kota-kota di tanah air kita ini yang salah satu pendapatan daerahnya
bersumber pada obyek-obyek pariwisata. Sebagaimana kita ketahui selagi manusia itu hidup
ia akan membutuhkan hiburan. Apalagi pada jaman sekarang ini, semakin banyaknya
keinginan untuk memperoleh hiburan. Dahulu orang tidak mengenal berbagai macam
permainan di atas air, di lereng gunung bahkan di atas salju bagi tempat-tempat yang diliputi
salju, sampai kita beranggapan bahwa manusia terlau mencari-cari pekerjaan untuk
menghibur dirinya. Gunung yang dahulunya dianggap tempat yang tabu untuk didekati,
sekarang menjadi suatu kegemaran untuk di daki. Laut yang dahulu merupakan penghalang
dalam perjalanan sekarang dijadikan tempat bermain dengan segala macam alat peluncur sky
di atasnya. Bekas kuil-kuil pemujaan dulu atau senjata-senjata peninggalan yang sekian tahun
dibiarkan begitu saja, kini malah dijadikan salah satu obyek pariwisata yang banyak
dikunjungi oleh mereka yang sengaja mengunjunginya untuk mempelajari kembali bekas-
bekas peninggalan sejarah ataupun mereka yang datang hanya untuk berhibur diri atau karena
keingin tahuan.
Kota-kota atau tempat – tempat seperti Parapat, Ngarai Sianok, Kebun Raya Bogor,
Pelabuhan Ratu, Istana Kesultanan Yogyakarta, pemakaman pada dinding tebing batu di
Tanah Toraja, Pura-Pura Persembahyangan di Bali, Museum Asmat dan lain-lain dikenal
karena banyak pengunjungnya. Bahkan bagian dari suatu negara seperti Monaco, Las Vegas
dan Juga Hawaii dengan pantai Waikikinya hidupnya tergantung pada turis-turis. Jadi ada
tiga unsur-unsur yang menjadi penarik dan obyek pariwisata yaitu segi kehidupan alam
(strategis), segi sejarah (historis) dan segi budaya (kultural).
Jadi selama ini memang sebagian besar orang menganggap bahwa daya tarik
pariwisata hanya bersifat hedonistik dan materialistik sehingga kemudian menjadi

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


22
sekularistik, seperti 5 (lima) S yaitu See (melihat pemandangan indah), Sun (matahari yang
tampak indah ketika tenggelam dan terbit), Sand (pasir di laut), Smile (senyum yang
menimbulkan keramahan suatu daerah kunjungan) dan akhirnya Sex (penyediaan hiburan
seperti pelacuran dan perjudian).
Negara Indonesia memiliki potensi kekayaan alam yang cukup besar, sumber-sumber
kekayaan alam beraneka macam. Kekayaan alam ini dapat berupa tanah yang subur, lautan
yang kaya akan ikan dan kehidupan laut lainnya, bahan-bahan tambang dan sebagainya.
Daratan yang mempunyai gunung berapi memang dapat menyuburkan tanah dan juga
mengandung potensi sebagai sumber energi yang dapat dimanfaatkan dikemudian, disamping
dapat juga mendatangkan bencana alam (gunung meletus).

a. Pengaruh keadaan kekayaan alam terhadap ekologi administrasi publik


Pengaruh keadaan kekayaan alam ini terhadap administrasi publik nampak pada
usaha-usaha untuk memanfaatkan sumber-sumber alam tadi bagi pemenuhan kebutuhan
hidup manusia. Tanah yang subur perlu dibudidayakan baik untuk berocock tanam,
maupun maupun untuk aquakultur (perikanan darat). Lautan yang mengandung kekayaan
laut yang bermacam-macam, ikan, kerang dan sebagainya perlu dibudidayakan sehingga
memberikan manfaat yang lebih besar bagi penduduk. Untuk keperluan ini telah terbentuk
seperangkat administrasi publik yang terhimpun dalam Departemen Pertanian dengan
komponen-komponennya.
Berbagai macam tambang yang perlu digali agar dapat dipergunakan untuk sebesar-
besar kemakmuran rakyat demikian pula sumber panas bumi perlu dikembangkan untuk
memenuhi kebutuhan dan energi. Sungai-sungai yang banyak dibuat bendungan baik
untuk keperluan pengendalian banjir, untuk keperluan pengendalian banjir, untuk
keperluan pengairan pertanian, maupun untuk pembangkit tenaga listrik. Demikian pula
air terjun yang banyak dapat juga dimanfaatkan untuk pembangkit tenaga listrik.
Departemen Pertambangan dan Energi, Departemen Pekerja Umum dengan komponen-
komponennya merupakan administrasi publik yang berusaha mengembangkan sumber-
sumber alamini, dan tentu saja Departemen Pertambangan dan Energi tersebut tidak akan
ada seandainya Negara Indonesia tidak kaya bahan-bahan tambang ini. Khusus mengenai
minyak dan gas bumi keadaannya sedemikian rupa sehingga memegang peranan penting
dalam pembangunan Nasional. Untuk mengusahakan sumber-sumber alam, terutama
bahan tambang, karena menguasai hajat hidup orang banyak didirikan perusahaan-
perusahaan Negara.

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


23
Negara sedang berkembang pada umumnya belum mampu menggali sumber-sumber
kekayaan alam secara maksimal, oleh karena itu bantuan asing, baik berupa modal dan
tenaga ahli tidak dapat dihindarkan. Demikian pula Indonesia, untuk menggali sumber-
sumber minyak dilepas pantai pada akhir-akhir ini diperlukan kerjasama dengan puhak
asing, demikian pula pengusahaan bahan tambang lainnya seperti nikkel, aluminium dan
sebagainya.

b. Pengaruh ekologi administrasi publik terhadap keadaan dan kekayaan alam


Pengaruh ekologi administrasi publik terhadap keadaan dan kekayaan alam sangat
terbatas, karena kekayaan alam ini merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa.
Pengaruhnya kalau ada, terbatas pada merubah sumber-sumber dari potensi menjadi
kemampuan real. Misalnya air terjun merupakan potensi tenaga diubah untuk benar-benar
menjadi tenaga, tanah yang subur merupakan potensi untuk tanaman padi diubah agar
benar-benar menghasilkan padi, dan seterusnya.

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


24
BAB VI
PENGARUH SOSIO KEMASYARAKATAN

A. Ideologi
Perbandingan Politik disebut juga dengan Muqdranatul Siyasyah dalam Bahasa Arab
atau Comparative of Politics dalam Bahasa Inggris, yaitu membandingkan berbagai
perbedaan dan persamaan dalam hal – hal yang berkenaan dengan perebutan kekuasaan
dalam berbagai negara. Hal tersebut antara lain biasanya berbicara tentang pergolakan
pemerintahannya, sejarah kelahirannya, serta pencaturan perebutan kekuasaan.
Pada BAB ini memberikan corak pembanding adalah adalah keberadaan Islam yang
bukan saja sebagai Agama tetapi juga sebagai ideologi dan paradigma berpikir, terlepas
apakah suatu negara akan memakainya secara kaffah atau tidak. Hai ini karena di dunia ada
tiga kutub paradigma yaitu paradigma sosialisme komunis, paradigma liberalisme kapitalis,
dan paradigma Islam.
Ideologi itu sendiri diterjemahkan sebagai sistem pedoman hidup yang menjadi cita-
cita untuk dicapai oleh sebagian besar individu dalam masyarakat yang bersifat khusus,
disusun secara sadar oleh para tokoh pemikir negara serta kemudian menyebarluaskan secara
resmi sebagai dasar negara.
Ideologi adalah suatu kompleks atau jalinan ide-ide asasi tentang manusia dan dunia,
yang dijadikan pedoman dan cita-cita hidup. Dalam sejarah ternyata bahwa ideologi dianut
bukan karena manfaatnya dan efisiensinya saja, tetapi juga karena berdasarkan keyakinan
bahwa ideologi itu benar. Kecuali tentang manusia dan dunia, ideologi juga mencakup
pandangan tentang Tuhan, tentang manusia sesama, tentang hidup dan mati, tentang
masyarakat dan negara dan sebagainya.
Fanatisme buta atau hanya ikut-ikutannya para pemimpin pemerintahan suatu negara,
bagaimanapun sistem politik, sistem pemerintahan, sistem hukum, sistem perekonomian,
sistem administrasi dan sistem sosial lainnya, akan cenderung sedikit banyaknya dipengaruhi
dan berkiblat pada salah satu paradigma besar tersebut.
Dalam perkembangan selanjutnya, ideologi berarti ilmu pengetahuan tentang
pandangan hidup (cita-cita) mengenai kenegaraan dan kemasyarakatan. Ilmu ini mengandung
suatu cita-cita perjuangan yang ingin dicapai, tentang cara bagaimana negara dan masyarakat
akan diatur menurut pandangan hidup tadi, bagaimana cara untuk mewujudkan suatu negara
dan masyarakat berdasarkan ideologi tersebut. Dalam hubungan ini ideologi berarti juga

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


25
sebagai suatu gagasan yang berdasarkan suatu idea tertentu, yang menjadi pedoman
perjuangan untuk mewujudkan idea tersebut.
Bagi Indonesi, ideologi yang dimaksud adalah Pancasila, sesuai dengan penegasan
Presiden Soeharto bahwa “Pancasila adalah sumber dari segala gagasan kita mengenai wujud
masyarakat yang kita anggap baik, yang menjamin kesentosaan kita semua, yang mampu
memberikan kesejahteraan lahir dan batin bagi kita semua. Sebagai sumber dari segala
gagasan kita jelaslah Pancasila merupakan suatu ideologi dan oleh karenanya sekaligus
merupakan pendangan hidup bangsa Indonesia serta jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia.
Dalam kaitannya dengan hidup kenegaraan maka Pancasila dijadikan dasar Negara yang
dirumuskan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alenia 4.
Sebagai pandangan hidup, Pancasila menjadi pegangan dan pedoman bangsa
Indonesia memecahkan masalah-masalah politik, ekonomi, sosial dan budaya yang timbul
dalam gerak masyarakat yang semakin maju. Pancasila dijadikan ukuran dalam menanggapi
dan menyelesaikan masalah-masalah kemasyarakatan dan kenegaraan. Pancasila merupakan
kristalisasi kesadaran dan cita-cita moral yang meliputi kejiwaan dan watak yang sudah
berurat berakar di dalam kebudayaan bangsa Indonesia. Kebudayaan tersebut mengajarkan
bahwa hidup manusia akan mencapai kebahagiaan jika dapat dikembangkan keselarasan dan
keseimbangan, baik dalam hidup manusia sebagai pribadi, dalam hubungan manusia dengan
masyarakat, dalam hubungan manusia dengan alam, dan hubungan manusia dengan
Tuhannya, maupun dalam mengerjakan kemajuan lahiriah dan kebahagiaan rokhaniah.
Sebagai dasar Negara yang telah dirumuskan dalam Pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945, Pancasila telah tertanam dalam kalbunya rakyat dan dikehendaki oleh seluruh
rakyat untuk dijadikan dasar Negara, telah mampu mempersatukan seluruh rakyat Indonesia.
Dengan dirumuskannya dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, maka dasar Negara
tersebut menjadi sumber dari segala sumber hukum yang berlaku di negara kita dan mengikat
semua orang.
Dari penjelasan di atas jelaslah bahwa ideologi Pancasila merupakan suatu kompleks
nilai-nilai dijunjung tinggi oleh bangsa Indonesi dan dijadikan pedoman atau pegangan dalam
menanggapi dan memecahkan masalah–masalah kenegaraan dan kemasyarakatan. Ideologi
Pancasila tidak hanya menjadi dasar Negara, tetapi lebih daripada itu, Pancasila juga
merupakan pandangan hidup, jiwa dan kepribadian, cita-cita dan tujuan bangsa serta
merupakan perjanjian luhur yang dijunjung tinggi.

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


26
a. Pengaruh ideologi Pancasila terhadap ekologi administrasi publik
Dalam mempelajari pengaruh ideologi terhadap ekologi administrasi publik Negara
Indonesia hendaknya dilihat Pancasila sebagai dasar Ideologi Negara yang telah
dirumuskan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dan yang selanjutnya telah
terjabarkan dalam pasal-pasal Undang-Undang Dasar 1945. Ketentuan-ketentuan dalam
Undang-Undang Dasar ini kemudian dijabarkan lebih lanjut ke dalam Kebijakan Umum
Nasional yang ditetapkan oleh MPR sebagai wakil-wakil rakyat berupa Garis-Garis Besar
Haluan Negara dan Ketetapan-Ketetapan lainnya. Tahap selanjutnya Kebijakan Umum
Nasional tersebut diperinci dan diatur dalam Undang-Undang yang dibuat oleh Pemerintah
bersama-sama DPR.Sampai pada fase ini kita bicara tentang penentuan Kebijakan Umum
Negara sesuai dengan pendapat dari Frang J. Goodnow dan Woodrow Wilson. Fase
berikutnya adalah fase implementasi atau pelaksanaan kebijakan umum tersebut yaitu
Administrasi Negara. Dalam kerangka pemikiran yang demikian inilah dapat ditarik
kesimpulan bahwa sistem administrasi Negara Indonesia, baik aspek struktural maupun
behavioralnya, pada dasarnya merupakan refleksi perwujudan nilai-nilai dan cita-cita yang
terkandung dalam Ideologi Nasional Pancasila.
Berbagai Departemen Pemerintahan dan Lembaga-Lembaga Non Departemen
lainnya, masing-masing dengan susunan organisasi internal dan program-programnya,
pada dasarnya mencerminkan perwujudan nilai-nilai Pancasila dalam ruang lingkup
administrasi Negara. Departemen Agama misalnya, mempunyai tugas pokok dan fungsi
membina kehidupan beragama yang diperlengkapi dengan seperangkat administrasi
Negara merupakan perwujudan sila Ketuhanan Yang Maha Esa dan mungkin juga sila
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, demikian pula adanya Departemen Sosial dan
Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi kiranya tidak dapat dilepaskan kaitannya
dengan sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

b. Pengaruh ekologi administrasi publik terhadap ideologi Pancasila


Majelis Permusyawaratan Rakyat dengan ketetapannya Nomor II/MPR/1978 telah
menetapkan suatu Pedoman Penghayatan Pengamalan Pancasila (Ekaprasetia Pancakarsa)
yang merupakan penuntun dan pegangan hidup dalam kehidupan bermasyarakat dan
bernegara bagi setiap warga negara Indonesia, setiap penyelenggara Negara serta setiap
lembaga kenegaraan dan lembaga kemasyarakatan, baik dipusat maupun di Daerah dan
dilaksanakan secara bulat dan utuh (pasal 4). Selanjutnya MPR menugaskan kepada
Presiden sebagai mandataris atau Presiden bersama-sama DPR untuk mengusahakan agar

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


27
Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila dapat dilaksanakan sebaik-baiknya
dengan tetap berlandaskan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Dalam rangka melaksanakan TAP No. II/MPR/1978 Presiden sebagai Administrator
Pemerintahan membentuk Team Penasehat Presiden tentang Pelaksanaan Pedoman
Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (Team P-7). Langkah selanjutnya dilakukan
Penataran para calon manggala, disusul dengan instruksi Presiden No. 10 Tahun 1978
mengenai Penataran P4 bagi Pegawai Negeri Sipil secara bertingkat : Tingkat Nasional,
Tipe A, Tipe B, dan Tipe C demikian pula Tingkat Daerah. Dengan ditatarnya semua
Pegawai Negeri (Sipil dan ABRI) diharapkan Ideologi Pancasila dapat memasyarakatkan
dikalangan pegawai negeri yang akan mempengaruhi sikap dan perilakunya baik dalam
kehidupan sehari-hari (pribadinya) maupun dalam kedinasan. Hal ini akan mempunyai
dampak berantai dan akhirnya meluas dalam perilaku administrasi Negara yang
membentuk Budaya Administrasi yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila, di samping
perilaku anggota masyarakat yang membentuk budaya masyarakat yang mengandung
nilai-nilai Pancasila.
Langkah berikutnya oleh Presiden dibentuk Badan Pembinaan Pendidikan
Pelaksanaan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (BP-7) dengan keputusan
Presiden No. 10 Tahun 1979. BP-7 ini merupakan Lembaga Pemerintah Non Departemen,
dengan sendirinya juga merupakan badan Administrasi Negara, berkedudukan di bawah
dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden serta mempunyai tugas : melaksanakan
pembinaan pendidikan pelaksanaan P4 di kalangan masyarakat berdasarkan kebijaksanaan
yang ditetapkan oleh Presiden (pasal 2 Keppres). BP-7 mempunyai susunan vertikal
sesuai dengan tingkatan Pemerintah Daerah, sehingga terdapat BP-7 Daerah TK II.
Dengan gerak usaha BP-7 ini diharapkan anggota masyarakat lebih dapat mengerti,
memahami dan menghayati nilai-nilai Pancasila serta kemudian mengamalkannya dengan
sebaik-baiknya. Dengan demikian akan terbentuk suatu budaya Pancasila yang lestari,
ditunjang oleh jiwa dan semangat administrasi Negara yang berbudaya Pancasila tersebut.
Usaha-usaha administrasi Negara lainnya melalui pelajaran Pendidikan Moral
Pancasila di sekolah-sekolah (Dasar, Menengah, dan Perguruan Tinggi) juga merupakan
langkah-langkah untuk melestarikan nilai-nilai Pancasila di kalangan tunas-tunas muda
(anak didik) yang diharapkan dapat berkembangn dalam masyarakat pada saatnya mereka
terjun ke kehidupan masyarakat. Usaha-usaha pencegahan yang dilakukan oleh
administrasi Negara berupa kursus kewaspadaan Nasional dan tindakan-tindakan.
Pencegahan lainnya yang bertujuan mencegah polusi ideologi asing terhadap ideologi

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


28
Nasional Pancasila, dapat menjamin kelangsungan dan kelestarian nilai-nilai Pancasila.
Secara ringkas dapat dinyatakan bahwa melalui kebijakan dan tindakan-tindakan
administrasi Negara ideologi Nasional Pancasila dapat membudaya di kalangan
masyarakat dan nilai-nilainya dapat dilestarikan, hal ini berarti ideologi tersebut dapat
berkembang dan bertahan terhadap rongrongan ideologi lain. Sebaliknya dapat pula
terjadi, apabila administrasi Negara tidak mengambil langkah-langkah yang tepat dapat
saja ideologi Pancasila luntur dan terdesak oleh ideologi lain.

B. Sosial Politik
Sebelum membahas pengaruh politik terhadap ekologi administrasi publik terlebih
dahulu perlu dijelaskan arti politik. Fungsi politik merupakan usaha-usaha perumusan
kehendak/kemauan daripada Negara. Dengan demikian politik itu bersangkut paut dengan
Negara dan dengan sendirinya juga bersangkut paut dengan pemerintah dan kekuasaan.
Sebaliknya sebagai fungsi administrasi Negara merupakan usaha-usaha melaksanakan
kehendak daripada Negara. Jadi dengan demikian dapat disimpulkan bahwa politik dan
administrasi Negara sangat erat kaitannya. Politik merupakan pangkalan otak administrasi
Negara dan Administrasi Negara merupakan kelanjutan dari Politik.
Sebagai perbandingan bersama ini disajikan pengertian politik dari segi lain. Secara
etimologis politik berasal dari bahasa Yunani “Polis” yang artinya kira-kira sama dengan
kota atau negara kota. Dari kata polis tadi timbullah istilah lain yaitu polite artinya warga
negara, politikos artinya kewarganegaraan, politike techne artinya kemahiran politik, dan
selanjutnya orang Romawi mengambil istilah tersebut dan menamakan pengetahuan tentang
Negara itu sebagai arspolitica (kemahiran tentang masalah-masalah kenegaraan). Dengan
demikian jelas bahwa politik adalah suatu istilah yang bersangkut paut dengan soal-soal
Negara pemerintahannya. Mempelajari Negara dan pemerintahannya berarti mempelajari
kekuatan dan kekuasaan yang dalam bahasa asing sering disebut “power”, Hans J.
Morgenthau, dalam bukunya “Politics among Nations”, menyatakan “Politiekist nich anders
als der Kamf un die Macht”, dan orang Belanda menyebutkannya “Strijd om macht”. Jadi
pada hakekatnya politik adalah perjuangan untuk memperoleh kekuasaan (power), teknik
menjalankan kekuasaan atau masalah-masalah pelaksanaan dan kontrol atas kekuasaan. Oleh
karena itu wajarlah apabila politik kadang-kadang mengejawantah dalam usaha-usaha
menguasai Negara dan Pemerintah.
Dalam meninjau pengaruh politik terhadap administrasi Negara perlu diperhatikan
sistem politik. Yang dimaksud dengan sistem politik adalah sistem hubungan kekuasaan

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


29
dalam pemerintahan dan hubungan kekuasaan pemerintahan dengan sumbernya (rakyat). Jadi
di sini sistem politik mencakup hubungan pengembangan kekuasaan legislatif, eksekutif dan
yudikatif, hubungan antara pengemban kekuasaan Pemerintah dengan wakil-wakil rakyat
dalam badan perwakilan, bagaimana rakyat diorganisir untuk dapat mengefektifkan
kekuasaannya (sistem kepartaian dan keormasan), sistem pemilihan dan sebagainya.

a. Pengaruh sistem politik terhadap ekologi administrasi publik


Seistem politik di Indonesia pada sebelum 5 Juli 1959 (yaitu sistem politik menurut
UUDS) Pemerintah sangat tergantung pada dukungan DPR, demikian pula kedudukan
seorang Menteri. DI Indonesia pada masa sebelumnya Penyederhanaan Kepartaian
terhadap demikian banyak partai sehingga tidak ada satu partaipun yang menjadi partai
mayoritas yang mampu membentuk Pemerintah tanpa kerja sama dengan partai-partai lain.
Akibatnya pembentykan Pemerintah (Kabinet) selalu dilandasi dengan kerjasama atau
koalisi dari beberapa Partai yang diikuti oleh pembagian kursi Menteri-Menteri yang akan
memimpin Departemen. Apabila sesuatu Partai telah memperoleh pembagian kursi
Menteri tertentu dan kemudian duduk dalam pemerintahan maka Departemen atau
Kemeterian tadi seolah-olah menjadi milik Partai dan jabatan-jabatan dalam Kementerian
tersebut sedapat-dapatnya diisi oleh orang-orang anggota Partainya sang Menteri atau
setidak-tidaknya para simpatisnya. Dalam keadaan yang ekstrim pengisian tersebut
kadang-kadang mengbaikan norma kepegawaian yang telah ditetapkan dalam peraturan
perundang-undangan yang ada. Akibat lebih lanjut staf Kementerian tersebut kurang
mampu, penempatan pegawai tidak tepat, sehingga administrasi Negara kurang atau tidak
efisien.
Oleh karena itu kedudukan Menteri sangat tergantung pada konstelasi politik yang
mempengaruhi kerjasama partai-partai pendukung Pemerintah, maka dapat saja terjadi
Menteri yang memimpin kementerian setiap saat berhenti dan ke luar dari Kementerian.
Ke luarnya seorang Menteri tidak diikuti oleh pejabat-pejabat atau pegawai-pegawai yang
telah diangkatnya yang lazim berasal dari orang-orang Partai atau simpatisnya.

b. Pengaruh ekologi administrasi publik terhadap sistem politik


Pengaruh ekologi administrasi Negara terhadap sistem politik dapat ditelusuri
bertitik tolak pada maklumat Pemerintah 3 Nopember 1945 yang berisi anjuran
Pemerintah tentang pembentukan partai-partai politik. Partai-partai politik yang secara
resmi berdiri setelah maklumat tersebut ialah : Masyumi, PKI, PBI (Partai Buruh

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


30
Indonesia), Partai Rakyat Jelata, Parkindo, PSI, Partai Rakyat Sosialis, Partai Katolik,
Permai (Partai Rakyat Marhaen Indonesia) dan PNI. Dalam perkembangan selanjutnya
jumlah partai tersebut bertambah baik karena berdirinya partai baru maupun karena
pecahnya partai-partai yang telah ada. Sampai akhirnya pada Pemilihan Umum tahun 1955
jumlah tersebut mencapai jumlah lebih dari 27 partai. Setelah DPRD terbentuk terdiri dari
wakil-wakil partai politik yang demikian banyak jumlahnya maka dibentuklah fraksi-
fraksi yang jumlahnya disederhanakan menjadi 19, karena ada penggabungan wakil-wakil
beberapa partai kecil ke dalam satu fraksi.
Dengan partai politik yang sekian banyak dirasakan masih belum dapat menjamin
kesatuan dan persatuan nasional terutama dalam menunjang usaha pembangunan. Maka
oleh Administrasi Negara dilakukan usaha-usaha selanjutnya untuk menyederhanakan
jumlah partai-partai. Setelah dilakukan pembahasan yang mendalam maka disetujui oleh
partai-partai yang bersangkutan yang didukung oleh administrasi Negara, bahwa akan
dilakukan fungsi antara partai-partai yang berdasarkan Islam kedalam satu partai,
demikian pula sisa partai lainnya juga akan berfungsi ke dalam satu partai sehingga
terdapat 2 partai politik dan Golongan Karya. Kedua parpol tersebut adalah Partai
Persatuan Pembangunan (P3) dan Partai Demokrasi Indonesia (PDI). Dengan demikian
tercapailah suatu sistem politik seperti sekarang yang didukung oleh tiga kekuatan sosial
politik. Hal ini dapat terwujud karena pengaruh dari administrasi Negara, jajaran
Departemen Dalam Negeri.

C. Sosial Ekonomi
Dalam hubungan ini pada umumnya ekonomi diartikan sebagai usaha manusia untuk
memuaskan kebutuhannya dengan jalan memproduksi, mendistribusi dan kemudian
mengkonsumsi barang-barang dan jasa-jasa. Dengan demikian semua masyarakat baik
modern maupun masyarakat yang tradisional (primitif) mengenal ekonomi sesuai tingkat
perkembangannya dan pandangan hidupnya masing-masing. Ekonomi dalam pengertian
demikian ini disebut ekonomi substantif. Jadi kita mengenal Ekonomi Tertutup, Pertukaran,
Ekonomi Bebas, Ekonomi Sentral dan sebagainya.
Korupsi adalah setiap perbuatan yang dilakukan siapapun juga untuk kepentingan diri
sendiri, untuk kepentingan orang lain, atau untuk kepentingan suatu badan yang langsung
menyebabkan kerugian bagi keuangan dan perekonomian negara.
Kolusi adalah kerjasama seorang atau kelompok orang yang memangku jabatan atau
memiliki kewenangan tertentu dalam pemerintah dengan masyarakat atau pejabat yang

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


31
memerlukan bantuan saling memberikan (jasa, komisi, uang atau materi lainnya) yang
menimbulkan ketidak adilan dalam peraturan sumber daya manusia, karena mustinya
memperoleh hasil pembangunan yang lebih baik tetapi tidak diterima secara optimal,
misalnya karena adanya pejabat yang memperoleh komisi dari pengusaha, sehingga pada
suatu ketika nanti apabila pada penyerahan barang pembelian atau pembangunan tertentu,
ternyata tidak memenuhi syarat, maka para pemimpin pemerintahan tidak lagi kuasa
memprotesnya.
Nepotisme adalah pandang bulu dalam memilih orang, baik karena hubungan saudara,
agama, suku, almamater kendati yang ditolong (ditunjuk) relatif lebih buruk dari pihak
kandidat lainnya. Jadi dalam hal ini uang dan barang tidak hilang dari Negara, tetapi Negara
mengalami kerugian karena pemberian kemenangan tender dan pemilihan pihak kerja sama
adalah orang yang tidak memiliki kualifikasi terbaik, dan tender di depan umum adalah
sebuah kebohongan publik.
Karena pemerintahan dalam arti luas juga berarti legislatif, yudikatif, inspektif,
konsultatif dan konstitutif, selain daripada eksekutif sendiri, maka tidak menutup
kemungkinan korupsi, kolusi dan nepotisme ini melibatkan orang tersebut di atas.

a. Pengaruh sosial ekonomi terhadap ekologi administrasi publik


Dengan memperlihatkan hal-hal tersebut di atas maka kita akan melihat bagaimana
pengaruh ekonomi terhadap ekologi administrasi publik, baik langsung maupun tidak
langsung, diantaranya adala sebagai berikut :
1. Ekonomi Indonesia tidak berdasarkan ekonomi pasar atau ekonomi bebas, tidak pula
berdasarkan ekonomi sentral yang bercorak etatisme (seperti di Negara-Negara
Komunis) melainkan berdasarkan nilai – nilai Pancasila yang telah terjabar dalam pasal
33 UUD 1945. Landasan ekonomi yang kemudian mempunyai dampak terhadap
administrasi Negara, yaitu bahwa dalam rangka mewujudkan usaha bersama
berdasarkan atas azas kekeluargaan atau secara tegas disebut juga sebagai usaha
koperasi, maka Pemerintah sejak semula sudah mempersiapkan seperangakat
administrasi Negara untuk membina koperasi.
2. Cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan yang menguasai hajat hidup
orang banyak dikuasai oleh Negara, mengharuskan partisipasi Pemerintah yang
mewakili Negara untuk aktif berusaha di bidang ekonomi.

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


32
3. Membuka kesempatan yang luas bagi swasta untuk berusaha, juga di bidang
penanaman modal bahkan swasta asingpun mendapatkan kesempatan, hanya saja
dengan bimbingan dan pengendalian dari pihak pemerintah.
4. Keadaan ekonomi di Indonesia sedang berkembang dan belum mampu menciptakan
taraf hidup rakyat yang tinggi, keadaan yang demikian tentu belum memungkinkan
Pemerintah memungut dana (pajak, cukai dan sebagainya) yang cukup besar untuk
membiayai operasi-operasi administrasi Negaranya.
5. Pada umumnya gaji para pegawai belum dapat mendatangkan kehidupan yang layak
pada pegawai.
6. Pembangunan Nasional yang dilakukan secara bertahap dan berencana diperlukan suatu
Badan Perencanaan yang dilengkapi dengan seperangakat administrasi Negara.
7. Dalam rangka pelaksanaan Pembangunan Nasional diperlukan investasi (penanaman)
modal yang cukup besar baik oleh Pemerintah sendiri maupun oleh pihak swasta.

b. Pengaruh ekologi administrasi publik terhadap sosial ekonomi


Terdapat beberapa hal dalam mempengaruhi ekologi administrasi publik terhadap
sosial ekonomi, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Anggarap Belanja dan Pendapatan Negara
Pada jaman orde lama ditempuh kebijakan APBN yang berorientasi kepada program
kerja, sehingga tanpa memperhatikan pendataan Negara secara real direncanakan
pengeluaran yang pada umumnya melampaui batas pendapatan Negara, guna
melaksanakan program Pemerintah. Dengan kata lain perkataan ditempuh kebijakan
defisit anggaran yang biasanya ditutup dengan meminta uang muka kepada Bank
Sentral, di mana selanjutnya Bank Sentral mencetak uang baru.
2. Kebijakan Penanaman Modal
Pada jaman orde lama penanaman modal kurang mendapat perhatian, lebih-lebih
penanaman modal asing sama sekali diluar pertimbanagn untuk diikut sertakan dalam
Pembangunan Nasional. Akibatnya laju pembangunan kurang dapat dirasakan, kalau
tidak boleh dikatakan mengalami stagnasi.
3. Kebijakan Proteksi (Perlindungan)
Dengan diberikan perlindungan kepada usaha industri Nasional dengan berbagai
kebijakan bea inpor dan lain-lainnya, maka dapat dicegah terjadinya harga barang-
barang impor yang lebih murah dibandingkan dengan barang-barang yang sma yang
dihasilkan di dalam negeri.

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


33
4. Kebijakan di Bidang Ekspor
Nilai ekspor Indonesia terhadap negara luar berasal dari minyak. Hal ini dianggap
sangat rawan, oleh karena apabila terjadi penurunan harga atau terjadi pengurangan
pembelian oleh negara-negara langganan, hasil ekspor akan sangat terpengaruh. Maka
dilakukan usaha-usaha oleh Pemerintah melalui administrasi Negara untuk
meningkatkan ekspor-ekspor sektor non minyak. Dengan demikian lambat laun terjadi
perubahan-perubahan mengenai struktur komoditi ekspor kita.

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


34
BAB VII
PENGARUH SOSIO KEAGAMAAN

A. Pengertian Agama
Agama adalah suatu unsur mengenai pengalaman yang dipandang mempunyai nilai
tertinggi, yaitu pengabdian kepada suatu kekuasaan yang dipercayai sebagai suatu yang
menjadi asal mula segala sesuatu, kemudian yang menambah dan melestarikan nilai-nilai
serta jumlah ungkapan yang sesuai dengan urusan pengabdian tersebut, baik dengan jalan
melakukan upacara yang simbolis maupun melalui perbuatan yang bersifat perseorangan atau
secara bersama-sama.
Agama adalah cara yang dipakai oleh manusia dalam menghidupkan hubungannya
dengan kekuatan-kekuatan di atas jangkauan manusia yaitu kekuatan yang ghaib dan pada
kekuatan tersebutlah kepercayaan manusia menggantungkan harapannya.
Agama adalah petunjuk bagi manusia untuk membedakan baik dengan buruk, salah
dengan benar, indah dengan jelek, kemudian petunjuk itu dianggap berasal dari Tuhan yang
dapat dibuktikan keberadaannya secara etika, logika dan estetika, pembawa beritanya disebut
dengan Nabi (Awatara) dan petunjuk yang diberikan disebut dengan Kitab Suci yang berisi
kumpulan Firman Tuhan yang disebut dengan Wahyu.

B. Pengaruh Islam
Agama Islam sangat berpengaruh terhadap tegaknya kebenaran dan perlawanan di
muka bumi ini. Melihat sistem pemerintahan struktur organisasi Nabi Muhammad SAW
berbeda dengan melihat struktur dan sistem pemerintahan, karena wahyu tidak
dimusyawarahkan namun ketiranian hanya boleh bila pemimpin pemerintahan memerlukan
pendapat sedangkan demokratisasi hanya boleh bila pepimpin pemerintahan memerlukan
pendapat sedangkan bawahan, staf dan masyarakat jelata baik dan benar dalam arti baik
dibidang moral dalam berpartisipasi memperhatikan kaidah etika dan kemudian benar di
bidang keilmuan dalam arti memiliki ilmu pengetahuan dalam pengaturan kenegaraan.
Oleh karena Nabi Muhammda SAW mendapat petunjuk dari Allah dalam bentuk
wahyu yang kemudian dihimpun dalam Al-Qur’an maka wahyu tidak dapat
dimusyawarahkan kepada pihak-pihak legislatif sekalipun, apalagi dilakukan voting untuk
melaksanakannya atau tidak melaksanakannya.
Nabi Muhammad juga meletakkan dasar-dasar peraturan Negara yang disiarkan ke
seluruh dunia dan semata-mata hanya menjalankan hukum keadilan dan bebas kasih.

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


35
Beliaumengkhotbahkan persamaan antara seluruh manusia serta kewajiban untuk saling
tolong menolong dan persaudaraan sedunia.
Nabi Muhammad melaksanakan politik kenegaraan, mengirim dan menerima duta,
memutuskan perang dan membuat perjanjian dan serta bermusyawarah. Akan tetapi dalam
kekuasaan tertinggi menempatkan Allah sebagai Raja, Yang Maha Suci, yang Maha
Sejahtera, yang Mengaruniakan Keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa,
Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki Segala Keagungan, Tuhan menempati posisi yang amat
sentral dalam setiap bentuk dan manifestasi pemikiran. Tuhan adalah pencipta langit dan
bumi atas kehendakNya sendiri. Tuhan itu juga merupakan sumber kebenaran, sumber
kebaikan dan keindahan.

C. Pengaruh Kristen
Agama Kristen baik Katolik maupun Protestan memiliki pengaruh besar terhadap
lahirnya kapitalisme, sebagaimana dinyatakan oleh Max Weber dalam bukunya yang berjudul
The Ethick Protestant to the Moral Capitalism. Dalam theologia Agama Kristen sifat-sifat
baik, bagi umat Kristen sering diberi nama dengan kebijakan, para ahli teologia pada gereja-
gereja purba dan gereja Katolik Roma, membahas tujuan kebijakan pokok itu yang dapat
digolongkan ke dalam kebijakan adi kodrati dan kebijakan itu sendiri, kebijakan adi kodrati
meliputi :
1. Iman
2. Pengharapan
3. Kasih
Kebijakan kodrati meliputi antara lain sebagai berikut :
1. Penguasaan diri
2. Keadilan
3. Ketabahan
4. Kebaikan
Dalam perjanjian baru (Injil) ada beberapa daftar kebajikan orang Kristen, Yesus
Kristus sendiri menyebutkan beberapa unsur kebajikan antara lain :
1. Merasa miskin di hadapan Allah
2. Berduka cita karena adanya kejahatan
3. Lemah lembut
4. Lapar dan haus akan kebenaran
5. Murah hati

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


36
6. Suci hati karena akan melihat Allah
7. Pembawa damai sebagai anak cucu Allah
8. Bersemangat karena memperjuangkan kebenaran
9. Berbahagia karena akan difitnah orang jahat
10. Bergembira karena akan ditempatkan di dalam syurga
Agama Kristen Protestan berdiri sejak protes Marthen Luther kepada keberadaan
agama Katolik, terutama persoalan kepuasan, surat pengampunan dosa dan lain-lain namun
perbedaan yang lain tidak terlalu menyolok.
Kasih dalam pengertian Agama Kristen berarti memberikan diri kepada orang lain
dengan penuh kecintaan karena manusia dalam agama Kristen memang dituntut untuk lebih
mementingkan kebutuhan orang lain dari pada kebutuhan diri sendiri, jadi kasih berarti
kesediaan untuk mengorbankan diri sendiri untuk orang lain sebagaimana Yesus Kristus
mengorbankan diri untuk manusia.
Kasih Kristen tidak berdasarkan jasa, kelas sosial, suku atau keluarga yang dikasihi,
kasih Kristen diberikan terlepas dari semua kebijakan atau keburukan orang lain yang akan
ditolong itu, arti kasih dinyatakan oleh Allah dalam Alkitab bahwa yang menerbitkan
Matahari bagi orang jahat dan orang baik, dan yang menurunkan hujan bagi orang yang benar
dan orang yang tidak benar.
Menghakimi orang lain sebenarnya tidak selaras dengan kasih dalam Agama Kristen
karena Juru Selamat Yesus Kristus sendiri bersabda bahwa : “Janganlah kamu menghakimi
supaya kamu tidak dihakimi”.
Menghakimi orang lain berarti menganggap diri sendiri lebih baik daripada orang
yang dihakimi, sikap tersebut menciptakan halangan antara pihak yang dihakimi dengan
pihak yang menghakimi, kendati setiap umat Kristen dituntut mengasihi orang lain seperti
dirinya.
Hampir semua orang Kristen setuju bahwa kasih dalam agama Kristen adalahnorma-
norma pokok untuk kehidupan manusia, tetapi hanya saja kita lihat bahwa hubungan antara
kasih dan norma-norma yang lebih terperinci, masih perlu yang dipertanyakan yaitu apakah
kita dapat melakukan semua norma seperti dalam ketentuan ilmu pemerintahan, sementara
kita harus tetap mengasihi.

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


37
D. Pengaruh Yahudi
Agama Yahudi sangat berpengaruh terhadap lahirnya berbagai peperangan di muka
bumi ini sebagaimana diuraikan sebagai berikut :
Pimpinan Pemerintah Israel Perdana Menteri Ariel Sharon dicegah oleh para Intel
Mossad untuk tidak berada di Amerika Serikat pada tanggal 11 September 2011, dan
bersama dengan itu lebih dari 4.000 orang Yahudi bekerja di WTC tidak masuk kantor pada
hari itu, sebuah persiapan yang matang untuk menghancurkan tiga lokasi penting yaitu dua
menara kembar WTC dan markas pertahanan Amerika Serikat Pentagon.
WTC dan Pentagon adalah dua lokasi yang akan menjadi tempat pembawa pesan
terefektif dalam menciptakan konflik-konflik baru, dengan begitu nanti akan lahir agama baru
bernama agama teroris ciptaan zionis Israel dan Amerika Serikat dengan kambing hitam
kelompok Islam Fundamentalis di mana saja berada di seluruh dunia. Selanjutnya dengan
sistem sel kelompok-kelompom Islam yang dimulai dengan bom, sistem sel inilah yang sulit
ditelusuri jaringannya, sehingga ketika otak pelakunya perbebas maka yang tinggal hanya
Islam untuk dihukum bersama-sama.
Zionis adalah kumpulan para teroris yang berada di berbagai negara selama bertahun-
tahun dengan cita-cita mendirikan Negara Yahudi, karena kebiasaan berperang selama 4.000
tahun inilah sebabnya mereka memiliki jaringan spionase terkuat di dunia mengalahkan
Amerika Serikat. Usaha ini kemudian berhasil setelah dengan bantuan Amerika Serikat pada
tahun 1948 setelah Perang Dunia kedua mendirikan Negara Israel.
Bila seseorang akan masuk Agama Yahudi, maka syaratnya adalah yang bersangkutan
harus dilahirkan oleh seorang Ibu Yahudi, artinya hanya bangsa Yahudi yang perlu masuk
agama Yahudi. Agama Yahudi sangat keras dalam menegakkan agamanya, sehingga dalam
agama ini ditemukan Partai Tangan Tuhan yang diperbolehkan membunuh sesama manusia
untuk menegakkan kebenaran. Itulah sebabnya sepanjang sejarah mereka hanya berperang,
namun di bidang ilmu pengetahuan mereka unggul karena dari penduduk Yahudi yang
jumlahnya lebih kurang hanya dua juta orang, sedangkan penduduk dunia enam milliard
maka penerima hadiah nobel penemuan ilmiah, bangsa Yahudi sudah mencapai 25% baik
yang berwarganegara Yahudi ataupun sudah memiliki kewarganegaraan lain yang terbesar di
seluruh dunia.
Kalau di sepanjang sejarah berbagai kelompok manusia sudah hampir punah seperti
Yunani Kuno, Romawi Kuno, Spartan, bahkan juga faham seperti Nazi dan Komunis
mencapai Klimaks, tetapi berbeda dengan kelompok Yahudi yang sepanjang 4.000 tahun

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


38
tetap eksis kendati dikutuk oleh dunia, itulah sebabnya dalam pemerintahan yang kecil ini,
Negara Israel dapat menguasai Amerika Serikat yang adi kuasa.

E. Pengaruh Budha
Agama Budha berpengaruh besar terhadap lahirnya perdamaian di muka bumi ini,
berikut adalah uraiannya :
Secara filosofis agama Budha sangat menolak peperangan dan malahan menganjurkan
perdamaian, jadi Agama Budha adalah sebuah perilaku mulia yang kasih sayang kepada
sesama umat manusia, terdapat banyak Budha di Bumi ini, seperti Budha Perang, Budha
Gembira, dan untuk Sidharta Gautama sendiri adalah Budha yang utama yaitu Budha Rulai.
Sebelum menjadi Nabi Sang Budha dan jauh sebelum menerima petunjuk dari Tuhan
Yang Maha Esa, Sang Budha adalah aparat pemerintah karena beliau adalah putera kerajaan
bernama Pangeran Sidharta Gauthama dari Kerajaan Kavilawastu, beliau adalah putra
mahkota yang berhak mewarisi kekaisaran ayahnya di sebelah Utara India, jadi beliau sangat
dekat dengan kehidupan dunia pemerintahan.
Untuk kehidupan keduniawian pemerintahan ini nasehat Sang Budha sangat
trasendental misalnya, manusia harus memiliki :
1. Mata pencaharian yang benar
2. Berkata secara benar
3. Berbuat baik dan bertindak secara benar
4. Berpikir harus benar
5. Memutuskan perkara secara benar
6. Berjalan di jalan yang benar
7. Memiliki perhatian yang benar
8. Bersamadhy yang benar
Artinya pemerintah tidak boleh melakukan jumpa pers secara kebohongan publik,
hakim tidak boleh memihak kepada yang bayar, mata pencaharian seperti judi, togel dan
pelacuran tidak dibenarkan, perhatian yang besar kepada masyarakat harus ditingkatkan
sehingga terjadi persembahyangan yang benar.
Kedelapan unsur kebenaran tersebut di atas terperinci dalam Kitab Suci Tripika selain
dari pada itu juga dalam Kitab Suci Visuddinagga juga diuraikan panjang lebar, Pandangan
yang benar dan pikiran yang benar disebut dengan kebijaksanaan (Panna), perbuatan benar,
ucapan benar dan bermata pencaharian yang benar disebut disiplin moral (Sila), sedangkan
usaha yang benar, dan beribadah yang benar disebut dengan meditasi (Samadhy).

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


39
Hubungan dengan pariwisata yang dikelola oleh Pemerintah adalah karena para
wisatawan akan dilayani dengan baik untuk meneliti dan mengkaji berbagai barang, tempat
dan budaya, Keberadaan Candi Borobudur di Indonesia sangat potensi, candi raksasa ini
menjadi pusat pariwisata dunia, karena dibuat oleh umat budha di Indonesia bahkan di dalam
candi ini dipenuhi oleh patung sang Budha.

F. Pengaruh Hindu
Agama Hindu berpengaruh besar terhadap lahirnya mistitisme di muka bumi ini.
Agama Hindu sangat mempercayai hukum karma, oleh karena itu mereka gentar untuk
berbuat kejahatan, mereka memilih ahimsa, pemimpin pemerintah dalam Agama Hindu,
memperlihatkan dalam cerita kuno Maha Bharata dan Ramayana, mereka juga mengenal
hukum pemerintah yang disampaikan oleh Sri Rama kepada adik musuhnya yang
dikalahkannya dalam perang Gunawan Wibiksana, wejangan tersebut bertujuan untuk
membentuk kepribadian seorang pemimpin pemerintahan bernama Hasta Brata, sebagai
berikut :
1. Harus memiliki watak matahari yang Menerangi
2. Harus memiliki watak bulan yang Menyenangkan
3. Harus memiliki watak bintang yang Mempedomani
4. Harus memiliki watak angin yang Mengisi
5. Harus memiliki watak mendung yang Menakutkan
6. Harus memliki watak api yang membakar Semangat
7. Harus memiliki watak samudera yang menerima Masukan
8. Harus memiliki watak bumi yang Menganugerahkan
Tuhan Yang Maha Kuasa di dalam Agama Hindu disebut sengan Shang Hyang
Tunggal, pengajawantahannya dalam menciptakan keindahan alam raya ini disebut Brahma,
kebaikannya untuk memelihara moral dikenal dengan Wisynu, penegak kebenaran dan
sekaligus pemusnahan dan antisipasi dekadensi moral disebut Syiwa. Perintah untuk
melakukan perang terhadap kejahatan adalah ketika para Kurawa menyiksa Para Pandawa
(keduanya adalah dua kelompok putera mahkota Kerajaan Hastinapura) tetapi karena
kecurangan Kurawa yang telah diberikan kerajaan dan pecahannya diberikan Yudhistira
(anak tertua dalam kelompok Pandawa) tetapi suyudana (anak tertua dari kelompok Kurawa)
masih ingin tetap menguasai.
Ketika panengah Pandawa bernama Harjuna yang diserahkan tugas menjadi panglima
perang, menolak untuk ikut bertempur dalam berperang membela keadilan, lalu Sri Kresna

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


40
yang menjadi titisan Barata Wisynu, mengajak Harjuna ke puncak bukit Kurusetra dan
memberikan wejangan, wejangan inilah kemudian yang menjadi Kitab Suci Bhagawat Ghita.
Kitab ini menceritakan bahwa bekerja sebagai aparat pemerintah adalah mempersembahkan
karya kepada Shang Hyang Tunggal tanpa motivasi apapun, tidak tersentuh oleh dosa papa,
bagaikan air di daun teratai.
Bagi Agama Hindu Bulan, bintang, Matahari, Bumi, Pohon, dan Patung memiliki
jenis kelamin, oleh karena itu perlu diberi pakaian untuk menutup kemaluannya, dan untuk
mengejawantahkan Syang Hyang Widi Wasa maka perwujudan benda-benda mati sekalipun
merupakan sarana.

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


41
BAB VIII
PENGARUH SOSIAL BUDAYA

A. Pengertian Budaya
Kebudayaan dalam bahasa Inggris adalah “Culture” dalam bahasa latin adalah
“Colere” dan dalam Bahasa Indonesia juga diistilahkan dengan peradaban atau budi yang
dalam Bahasa Arab disebut dengan “Akhlaq”. Di Indonesia kebudayaan secara etimologi
berasal dari kata Sansekerta yaitu “Buddhayah”, bentuk jamak dari kata “Buddhi” (akal)
sehingga dikembangkan menjadi budi-daya, yaitu kemampuan akal budi seseorang atau
sekelompok manusia.
Ada beberapa pengertian Budaya, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Menurut Koentjaraningrat
Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia, dalam
rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik dari manusia dengan belajar.
2. Menurut Moh Hatta
Kebudayaan adalah ciptaan hidup dari suatu bangsa.
3. Menurut Zoetmulder
Kebudayaan adalah perkembangan terpimpin oleh manusia budayawan dari kemungkinan-
kemungkinan dan tenaga-tenaga alam terutama alam manusia, sehingga ia merupakan
suatu kesatuan yang harmonis.
4. Menurut Kluckholn dan Kroeber, Kebudayaan adalah
The essential core of culture consists of traditional
5. Menurut Arnold
Culture ought to be the study of perfection, consisting in an inward condition of the mind
and spirit, not an outward set of circumstaces.
6. Menurut Y. De la Briere, kebudayaan sebagai,
A set of, material, intellectual and moral values and condition wich make it possible and
even easy for the human community the expand and develop harmoniously.
7. Menurut Murdowo
Kebudayaan itu mengenal nilau kerohanian, moral, etika, dan estetik yang telah dicapai
oleh suatu bangsa.
8. Menurut J.W.M. Bakker SJ
Kebudayaan singkatnya adalah penciptaan, penertiban dan pengolahan nilai-nilai insani.
Terlingkup di dalamnya usaha memanusiakan bahan alam mentah serta hasilnya.

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


42
Berkenaan dengan pernyataan Bakker tersebut di atas Samuel Ratulangi pernah
menyampaikan dalam istilah Manado yaitu : “si tou timou tumo tou” beliau bermaksud untuk
memanusiakan manusia kepada harkat keberadaan dirinya yang sesungguhnya.
Jadi kebudayaan dekat kaitannya dengan berbagai cabang filsafat mulai dari disiplin
ilmu pengetahuan, baik ilmu-ilmu eksakta maupun ilmu-ilmu sosial, sampai pada kajian
moral, seni, dan agama terutama karena mebicarakan tentang fenomena masyarakat. Budaya
dapat meliputi antara lain :
1. Sistem Pengetahuan
2. Sistem Mata Pencaharian
3. Sistem Pendidikan
4. Sistem Peribadatan
5. Sistem Seni
6. Sistem Moral
7. Sistem Hukum
8. Sistem Olah Raga

B. Pengaruh Budaya Daerah


Indonesia adalah sebuah bangsa yang besar terlepas dari apa yang dikomentari dunia
terhadap bangsa saat ini, mulai dari korupsi, kolusi, nepotisme, teroris, kerusuhan, dan bom
dimana-mana, sparatisme, kemiskinan, negara maling, negara biadab, negara babu karena
banyaknya tenaga kerja wanita, nilai rupiah rendah, penjilat bangsa besar lain di dunia. Yang
manakah budaya Indonesia itu sesungguhnya sebaiknya kita bahas terlebih dahulu apa dan
bagaimana pengertian budaya itu sendiri. Berikut masing-masing budaya daerah yang ada di
Indonesia antara lain :
1. Budaya Jawa
a. Pengertian Suku Jawa
Suku Jawa (Jawa ngoko: wong Jowo, krama: tiyang Jawi) merupakan suku bangsa
terbesar di Indonesia yang berasal dari Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Yogyakarta.
Setidaknya 41,7% penduduk Indonesia merupakan etnis Jawa. Selain di ketiga propinsi
tersebut, suku Jawa banyak bermukim di Lampung, Banten, Jakarta, dan Sumatera Utara.
Di Jawa Barat mereka banyak ditemukan di Kabupaten Indramayu dan Cirebon. Suku
Jawa juga memiliki sub-suku, seperti Osing dan Tengger.

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


43
b. Sejarah Suku Jawa
Budaya Jawa terkenal dengan ketabahan yang tinggi dan bahkan juga ulet, hal ini
dikalangan suku lain cenderung seperti kepasrahan yang fatalis karena dipengaruhi oleh
kultur “nrimo”, bahkan untuk meniadakan kesombongan mereka memakai istilah “ojo
dumeh” (jangan mentang-mentang). Bila menghormati orang yang dituakan lalu
mengangkat seluruh jasa-jasanya dan mengubur dalam-dalam segala kesalahannya, maka
mereka memakai istilah “Mikul dhuwur, menden jero” (memikul tinggi-tinggi dan
memendam dalam-dalam). Untuk menguatkan kebersamaan mereka memakai istilah
“mangan ora mangan pokok e ngumpul” (makan ndak makan pokoknya kumpul). Dan
dalam menetapkan kehati-hatian pekerjaan mereka memakai istilah “alon-alon waton
kelakon” (pelan-pelan asala tercapai).
Dalam merendahkan diri dan mengurangi kesewenangan bertindak mereka memberikan
istilah “ngono ya ngono aja ngono”, hal ini sejalan dengan usaha bertata krama walaupun
kepada mereka yang dikalahkan dengan istilah digdaya tanpa aji-aji, menang tanpo
ngasorake. Dalam pemerintahan lambatnya gerak pengambilan keputusan pemerintah
“alon-alon waton kelakon”, sulitnya mengangkat kasus dan terjadinya pengkultur individu
“mikul dhuwur menden jero”, dan toleransinya terhadap berbagai kekeliruan “ngono ya
ngono aja ngono” adalah akibat menyebar luasnya perilaku yang berangkat dari adat
istiadat jawa yang diuraikan tersebut di atas.

c. Letak Geografis Suku Jawa


Suku jawa merupakan suku yang terbesar di Indonesia, yang meliputi dari Banten,
Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tenggah, Yogyakarta. Indonesia sebenarnya
terkenal dengan etnis jawa yang sangat kental dengan kebudayaannya seperti letak
geografis, bahasa, kepercayaan, sifat, dan seni. Letak geografis pulau jawa 132.000 km²,
berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Jawa Tengah di timur, Samudera Hindia di selatan,
serta Banten dan DKI Jakarta di barat.
Pulau jawa merupakan pulau yang sangat padat di Indonesia Penduduk di suku jawa
ini sangat kontras. Di survey bangsa Indonesia kurang lebih hanya 12% orang jawa
menggunakan bahasa Indonesia sebagian bahasa mereka sehari-hari sekitar 18%
menggunakan bahasa jawa dan Indonesia secara campur, dan selebihnya hanya
menggunakan bahasa jawa saja. Dalam bahasa jawa yang sebenarnya memiliki beberapa
aturan perbedaan kosa kata dan intonasi setiap berbicara dengan lawan bicara. Dan tata

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


44
cara bicara orang suku jawa sangat lembut dan pelan. Maka dari itu suku jawa sering
dianggap oleh kalangan luas sebagai suku yang lemah lembut.
Dalam kepercayaan suku jawa sangat kental dengan agama Islam. Tapi ada juga
yang memeluk agama lain selain agama Islam, seperti Protestan, Keristen, Buddha, Hindu
dan Katolik. Tapi ada juga orang suku jawa yang mempercayai agama Kejawen. Kejawen
sebagai kata benda yang memiliki arti di dalam bahasa Indonesia yaitu segala yang
berhubungan dengan adat dan kepercayaan jawa. Kejawen merupakan sebuah kepercayaan
yang dianut di pulai Jawa oleh suku Jawa dan suku bangsa lainnya yang menetap di Jawa.
Kesenian pulau jawa sangat beragam, seperti ludruk, wayang kulit, wayang orang,
tari jaipong, dll. Biasanya kesenian ini di pentaskan pada acara tertentu seperti acara
pernikahan dan adat. Tapi dengan berjalannya waktu kesenian itu harus kita lestarikan
meskipun berbagai kesenian dari Negara lain yang masuk ke Negara kita. Kita sebagai
warga Negara Indonesia harus menjaga peninggalan nenek moyang kita dengan baik.

d. Sistem Kekerabatan Jawa


Suku Jawa menganut garis keturunan ayah atau disebut Patrilini/ Patriakhat. Hal ini
terlihat dari pemakain nama belakang seseorang sering memakai nama ayah, anak laki-laki
juga menjadi kebanggaan keluaraga dan mendapatkan perhatian khusus dibanding anak
perempuan karena diyakini seorang laki-laki adalah pemimpin rumah tangga, dalam hal
warispun dikenal anak lanang sa pikul anak wadon sak gendongan. Yang mana jumlah
harta waris yang diberikan kepada anak laki-laki diibaratkan sa pikul yang lebih besar dari
sa gendongan yang diberikan kepada anak perempuan. Dikenal pula istilah lajer yaitu garis
keturunan keluarga laki-laki saja.
Silsilah keturunan jawa:
1. Anak
2. Putu
3. Buyut
4. Canggah
5. Wareng
6. Udheg- udheg
7. Gantung siwur
8. Gropak senthe
9. Kandhang bubrah
10. Debog bosok

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


45
11. Galih asem
Dalam 7 turunan tersebut masih sapat disebut keluaraga dekat dan keturuanan 8 dan
seterusnya merupakan keluarga jauh. Selain itu juga di kenal Pa jipat lima/ pancer sedulur
papt lima pancer yang merupakan saudara orang Jawa saat dilahirkan. Sedulu papat lima
pancer ini diambil dari Kitab Kidungan Purwajati seratane , yang dimulai dari tembang
Dhandanggula yaitu :Ana kidung ing kadang Marmati Amung tuwuh ing kuwasanira
Nganakaken saciptane Kakang Kawah puniku Kang rumeksa ing awak mami Anekakake
sedya Ing kuwasanipun Adhi Ari-Ari ingkang Memayungi laku kuwasanireki Angenakken
pangarah Ponang Getih ing rahina wengi Ngrerewangi ulah kang kuwasa Andadekaken
karsane Puser kuwasanipun Nguyu-uyu sabawa mami Nuruti ing panedha Kuwasanireku
Jangkep kadang ingsun papat Kalimane wus dadi pancer sawiji Tunggal sawujud ingwang
Ing tembang dhuwur iku disebutake yen ” Sedulur Papat ” iku Marmati, Kawah, Ari-Ari,
lan Getih kang kaprahe diarani Rahsa. Kabeh kuwi mancer neng Puser (Udel) yaiku
mancer ing Bayi.Cethane mancer marang uwonge kuwi. Geneya kok disebut Marmati,
kakang Kawah, Adhi Ari-Ari lan Rahsa kuwi?. Marmati iku tegese Samar Mati ! lire yen
wong wadon pas nggarbini ( hamil ) iku sadina-dina pikirane uwas Samar Mati. Rasa uwas
kawatir pralaya anane dhisik dhewe sadurunge metune Kawah, Ari-Ari lan Rahsa kuwi
mau, mulane Rasa Samar Mati iku banjur dianggep minangka Sadulur Tuwa. Wong
nggarbini yen pas babaran kae, kang dhisik dhewe iku metune Banyu Kawah sak durunge
laire bayi, mula Kawah banjur dianggep Sadulur Tuwa kang lumrahe diarani Kakang
Kawah. Yen Kawah wis mancal medhal, banjur disusul laire bayi, sakwise kuwi banjur
disusul Metune Ari-Ari. Sarehne Ari-Ari iku metune sakwise bayi lair, mulane Ari-Ari iku
diarani Sedulur Enom lan kasebut Adhi Ari-Ari Lamun ana wong abaran tartamtu
ngetokake Rah ( Getih ) sapirang-pirang. Wetune Rah (Rahsa) iki uga ing wektu akhir,
mula Rahsa iku uga dianggep Sedulur Enom. Puser (Tali Plasenta) iku umume PUPAK
yen bayi wis umur pitung dina. Puser kang copot saka udel kuwi uga dianggep Sedulure
bayi. Iki dianggep Pancer pusate Sedulur Papat. Mula banjur tuwuh unen-unen
”SEDULUR PAPAT LIMA PANCER”. Kekayon wayang purwa kang kaprahe kasebut
Gunungan, ana kono gambar Macan, Bantheng, Kethek lan Manuk Merak. Kocape kuwi
mujudake Sedulur Papat mungguhing manungsa.
Yang intinya sedulur papat tadi melambangkan 4 macam nafsu yang dimiliki
manusia :
a. Macan melambangkan nafsu amarah
b. Banteng melambangkan nafsu supiyah (seksual)

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


46
c. Kethek(monyet) melambangkan nafsu aluamah (makan tidur)
d. Merak melambangkan nafsu mutmainah (kebaikan)
Artinya setiap manusia harus bisa mengendalikan keempat nafsu yang dibawanya
sejak lahir. Apabila seorang manusia tidak dapat mengendalikannya maka akan hancurlah
hidupnya dan bila nafsu tersebut terkendali dengan baik maka akan tercipta keselarasan
atau harmoni.

e. Bahasa Suku Jawa


Suku bangsa Jawa sebagian besar menggunakan bahasa Jawa dalam bertutur sehari-
hari. Dalam sebuah survei yang diadakan majalah Tempo pada awal dasawarsa 1990-an,
kurang lebih hanya 12% orang Jawa yang menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa
mereka sehari-hari, sekitar 18% menggunakan bahasa Jawa dan Indonesia secara campur,
dan selebihnya hanya menggunakan bahasa Jawa saja.
Bahasa Jawa memiliki aturan perbedaan kosa kata dan intonasi berdasarkan
hubungan antara pembicara dan lawan bicara, yang dikenal dengan unggah-ungguh.
Aspek kebahasaan ini memiliki pengaruh sosial yang kuat dalam budaya Jawa, dan
membuat orang Jawa biasanya sangat sadar akan status sosialnya di masyarakat.

f. Kepercayaan Suku Jawa


Masyarakat Jawa yang mayoritas beragama Islam hingga sekarang belum bisa
meninggalkan tradisi dan budaya Jawanya. Di antara tradisi dan budaya ini terkadang
bertentangan dengan ajaran-ajaran Islam. Tradisi dan budaya Jawa ini sangat dijunjung
tinggi oleh masyarakat Jawa, terutama yang abangan. Di antara tradisi dan budaya ini
adalah keyakinan akan adanya roh-roh leluhur yang memiliki kekuatan ghaib, keyakinan
adanya dewa dewi yang berkedudukan seperti tuhan, tradisi ziarah ke makam orang-orang
tertentu, melakukan upacara-upacara ritual yang bertujuan untuk persembahan kepada
tuhan atau meminta berkah serta terkabulnya permintaan tertentu. Setelah dikaji inti dari
tradisi dan budaya tersebut, terutama dilihat dari tujuan dan tatacara melakukan ritus-nya,
jelaslah bahwa semua itu tidak sesuai dengan ajaran Islam. Tuhan yang mereka tuju dalam
keyakinan mereka jelas bukan Allah, tetapi dalam bentuk dewa dewi seperti Dewi Sri,
Ratu Pantai Selatan, roh-roh leluhur, atau yang lainnya. Begitu juga bentuk-bentuk ritual
yang mereka lakukan jelas bertentangan dengan ajaran ibadah dalam Islam yang sudah
ditetapkan dengan tegas dalam al-Quran dan hadis Nabi Saw. Karena itulah, tradisi dan

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


47
budaya Jawa seperti itu sebenarnya tidak sesuai dengan ajaran Islam dan perlu diluruskan
atau sekalian ditinggalkan.
Selain itu, masyarkat jawa juga mempunyai tradisi upacara adat dalam setiap
kegiatan – kegian besar, seperti :
o Kematian ( Mendhak )
o Upacara nyewu dina (memohon pengampunan kepada Tuhan )
o Upacara Brobosan (penghormatan dari sanak keluarga kepada orang tua dan leluhur
mereka yang telah meninggal dunia )
o Upacara-upacara sebelum pernikahan (Siraman, Upacara Ngerik, Upacara Midodareni,
Upacara diluar kamar pelaminan, Srah-srahan atau Peningsetan, Nyantri, Upacara
Panggih atau Temu, Balangan suruh Penganten, dll )
o Upacara untuk kelahiran bayi, seperti :
 Wahyu Tumurun
Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang senantiasa mendekatkan
diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dan selalu mendapat.
 Sido Asih
Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang selalu di cintai dan dikasihi
oleh sesama serta mempunyai sifat belas kasih
 Sidomukti
Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang mukti wibawa, yaitu
berbahagia dan disegani karena kewibawaannya.
 Truntum
Maknanya agar keluhuran budi orangtuanya menurun (tumaruntum) pada sang bayi.
 Sidoluhur
Maknanya agar anak menjadi orang yang sopan dan berbudi pekerti luhur.
 Parangkusumo
Maknanya agar anak memiliki kecerdasan bagai tajamnya parang dan memiliki
ketangkasan bagai parang yang sedang dimainkan pesilat tangguh.
 Semen romo
Maknanya agar anak memiliki rasa cinta kasih kepada sesama layaknya cinta kasih
Rama dan Sinta pada rakyatnya.
 Udan riris

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


48
Maknanya agar anak dapat membuat situasi yang menyegarkan, enak dipandang,
dan menyenangkan siapa saja yang bergaul dengannya.
 Cakar ayam
Maknanya agar anak pandai mencari rezeki bagai ayam yang mencari makan dengan
cakarnya karena rasa tanggung jawab atas kehidupan anak-anaknya, sehingga
kebutuhan hidupnya tercukupi, syukur bisa kaya dan berlebihan.
 Grompol
Maknanya semoga keluarga tetap bersatu, tidak bercerai-berai akibat
ketidakharmonisan keuarga (nggrompol : berkumpul).
 Lasem
Bermotif garis vertikal, bermakna semoga anak senantiasa bertakwa pada Tuhan
YME.
 Dringin
Bermotif garis horisontal, bermakna semoga anak dapat bergaul, bermasyarakat, dan
berguna antar sesama.

g. Seni Suku Jawa


Orang Jawa terkenal dengan budaya seninya yang terutama dipengaruhi oleh agama
Hindu-Buddha, yaitu pementasan wayang. Repertoar cerita wayang atau lakon sebagian
besar berdasarkan wiracarita Ramayana dan Mahabharata. Selain pengaruh India,
pengaruh Islam dan Dunia Barat ada pula. Seni batik dan keris merupakan dua bentuk
ekspresi masyarakat Jawa. Musik gamelan, yang juga dijumpai di Bali memegang peranan
penting dalam kehidupan budaya dan tradisi Jawa. Contoh kesenian yang berkembang di
mastarakat jawa adalah :
a. Topeng (topeng madura, topeng malang, topeng dongkrek)
b. Angklung
c. Bali-balian
d. Wayang ( kuli, klitik, purwo, godog, golek, dll )
e. Tarian (tari topeng kuncaran, tari merak, tari serimpi, tari blambangan cakil, tari
remong, reog ponorogo dan jaipong )

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


49
h. Rumah Tradisional Suku Jawa
Joglo merupakan rumah adat tradisional suku jawa. Ada bermacam-macam jenis
rumah jonglo diantaranya joglo limas, joglo sinom, joglo pangrawit dan sebagainya.
Rumah jenis joglo memiliki struktur bangunan yang unik dimana biasanya rumah tersebut
memiliki dua bagian utama yaitu bagian pendapa yang biasanya ukuranya sangat luas,
ruangan ini biasanya dipergunakan sebagai tempat meneriam tamu maupun tempat untuk
musyawarah. Sedangkan bagian kedua adalah bagian dalam dari rumah joglo yang
biasanya bersifat tertutup untuk orang luar karena merupakan ruang privasi yang berupa
kamar dapur dan sebagainya. Rumah joglo pada masa lampau biasanya hanya dimiliki
oleh para pembesar atau orang-orang kaya saja.
Susunan Bangunan dan Ruangan dari Rumah Joglo
Pada dasarnya rumah jenis ini memiiki bentuk dasar berupa persegi panjang atau
bujur sangkar. Pembangunan rumah joglo ini sama sekali tidak menggunakan paku, hal ini
berbeda dengan pembangunan joglo yang kita jumpai pada jaman modern sekarang ini.
Pembangunan rumah ini dulunya hanya menggunakan system knock down, sehingga
setiap bagian bisa saling berkait dan menguatkan. Kita dapat menjumpai system ini pada
rumah-rumah yang memiliki struktur bangunan lama.
Pada setiap rumah joglo selalu memiliki empat pilar pada ruangan utama atau
pendoponya yang biasanya disebut dengan nama soko guru, inilah yang merupakan
sebuah ciri unik dari pembangunan rumah tersebut yang tidak dimiliki oleh rumah jenis
yang lain.
Pada arsitektur yang terdapat pada bangunan rumah joglo, seni arsitektur bukan
hanya sekadar sebagai pemahaman seni konstruksi rumah, namun juga merupakan refleksi
atau pencerminan dari nilai dan norma yang ada dalam masyarakat pendukungnya.
Kecintaan manusia pada cita rasa sebuah keindahan, bahkan sikap religiusitasnya ikut
terefleksikan dalam seni arsitektur rumah dengan gaya seperti ini.
Pada bagian pintu masuk rumah joglo memiliki tiga buah pintu, yakni pintu utama di
bagian tengah dan pintu kedua yang berada di samping kiri dan disamping kanan pintu
utama. Ketiga bagian pintu tersebut memiliki makna atau arti simbolis bahwa kupu tarung
yang berada di bagian tengah untuk keluarga besar, sementara dua pintu di bagian
samping kanan dan samping kiri untuk besan.
Pada ruang bagian dalam dari rumah joglo yang disebut gedongan pada umumnya
dijadikan sebagai mihrab, tempat Imam untuk memimpin salat yang umumnya dikaitkan
dengan makna simbolis sebagai tempat yang disucikan, sakral, dan dikeramatkan oleh

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


50
pemilik rumah joglo tersebut. Selain itu gedongan biasanya juga merangkap sebagai
tempat tidur utama yang dihormati dan pada waktu-waktu tertentu dan dijadikan sebagai
ruang tidur pengantin serta bagi anak-anaknya.
Ruang depan dari rumah joglo yang biasanya disebut juga dengan nama jaga satru
disediakan untuk umat dan terbagi menjadi dua bagian, pada bagian sebelah kiri untuk
jamaah wanita dan sebelah kanan untuk jamaah pria. Masih pada ruang jaga satru di depan
pintu masuk rumah tersebut terdapat satu tiang di bagian tengah ruang yang disebut tiang
keseimbangan atau soko geder. Selain merupakan simbol kepemilikan rumah, tiang
tersebut juga memiliki fungsi sebagai pertanda atau tonggak untuk mengingatkan para
penghuni rumah joglo tersebut tentang keesaan Tuhan.

i. Kejawen Pakaian Khas Jawa Yang Masih Lestari


Aneka ragam suku budaya yang ada di Indonesia memberikan corak terhadap jenis
pakaian setiap sukunya salah satunya pakaian kahs Jawa memberikan keunikan serta
keindahan yang sanagt menarik untuk dikenakan.
Kejawen sudah kenal sejak dahulu hingga sekarang kejawen merupakan jenis
pakaian khas Jawa, kerajaan Demak, dan kerajaan Mataram. Pakaian Kejawen terdiri dari
celana panji-panji (cinden), baju surjan, kebayak, teni atau blenggen, iket blankon,
kemben, kuluk (untuk upacara raja dengan menteri-menterinya) dan lain sebagainya.
Namun pakaian tradisional khas laki-laki Jawa sehari-hari adalah Surjan yang
dilengkapi dengan blangkon dan bebetan. Sedangkan untuk putri menggunakan Kebaya
atau Jaritan.
Jenis pakaian Mesiran, kebanyakan digunakan untuk menggambarkan suasana asal
dari pemakai. Pakaian ini berasal dari Negara Timur Tengah dan masih dipergunakan,
khususnya dalam acara-acara ketoprak. Sedangkan pakaian yang terbuat dari kain bludru
yang dibordir terdiri dari celana panjang gombyor, kemeja panjang, rumpai, jubah, udel,
simbar.
Basahan merupakan jenis pakaian tradisional gabungan antara pakaian Kejawen
dengan Mesiran. Biasanya dipegunakan oleh para wali atau dapat dilihat saat pertunjukan
tarian cerita Menak. Gedhog, pakaian terdiri dari tropong, jamang dan sumping, kelat
bahu, dan lain sebagainya.

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


51
j. Makanan Tradisional Jawa
Salah satu makanan khas Jawa, jenang, tidak lepas dari kebudayaan dan kepercayaan
orang Jawa. Beberapa upacara selametan yang digelar keluarga berlatar belakang Jawa
selalu menggunakan sajian atau sesajen jenang. “Orang mau melahirkan, atau tujuh
bulanan, syukurannya pakai jenang. Dibagikan ke para tetangga,” kata salah satu peserta
Festival Jenang, Muryati, saat ditemui Espos di stannya di Ngarsopuro, Solo.

2. Budaya Minangkabau
a.Sejarah Suku Minangkabau
Suku Minangkabau atau Minang adalah kelompok etnik Nusantara yang berbahasa
dan menjunjung adat Minangkabau. Wilayah penganut kebudayaannya meliputi Sumatera
Barat, separuh daratan Riau, bagian utara Bengkulu, bagian barat Jambi, bagian selatan
Sumatera Utara, barat daya Aceh, dan juga Negeri Sembilandi Malaysia. Dalam
percakapan awam, orang Minang sering kali disamakan sebagai orang Padang, merujuk
kepada nama ibukota propinsi Sumatera Barat yaitu kota Padang. Hal ini dapat dikaitkan
dengan kenyataan bahwa beberapa literatur Belanda juga telah menyebut masyarakat suku
ini sebagai Padangsche Bovenlanden.
Suku ini mempunyai sifat merantau yang boleh dikatakan telah menyatu dalam pola
hidup mereka sehingga banyak di antara mereka pindah ke pulau-pulau lain di Indonesia.
Suku Minangkabau merupakan suku terbesar ke 4 di Indonesia yang tersebar luas dan
sangat berpengaruh.
Masyarakat Minangkabau atau Minang adalah kelompok etnik Nusantara yang
berbahasa dan menjunjung adat Minangkabau. Wilayah penganut kebudayaannya meliputi
Sumatera Barat, separuh daratan Riau, bagian utara Bengkulu, bagian barat Jambi, bagian
selatan Sumatera Utara, barat daya Aceh, dan juga Negeri Sembilan di Malaysia.
Budayanya sangat kuat diwarnai ajaran agama Islam. Prinsip adat Minangkabau tertuang
singkat dalam pernyataan Adat basandi syara', syara' basandi Kitabullah (Adat
bersendikan hukum, hukum bersendikan Al-Qur'an) yang berarti adat berlandaskan ajaran
Islam.
Orang Minangkabau sangat menonjol dibidang perniagaan, sebagai profesional dan
intelektual. Mereka merupakan pewaris terhormat dari tradisi tua Kerajaan Melayu dan
Sriwijaya yang gemar berdagang dan dinamis. Hampir separuh jumlah keseluruhan
anggota suku ini berada dalam perantauan. Minang perantauan pada umumnya bermukim
di kota-kota besar, seperti Jakarta, Bandung, Pekanbaru, Medan, Batam, Palembang, dan

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


52
Surabaya. Di luar wilayah Indonesia, suku Minang banyak terdapat di Malaysia dan
Singapura.

b. Letak Goegrafi Suku Minangkabau


Suku minangkabau terletak di Sumatera Barat, separuh daratan Riau, bagian utara
Bengkulu, bagian barat Jambi, bagian selatan Sumatera Utara, barat daya Aceh, dan juga
Negeri Sembilan di Malaysia. Minangkabau lebih menonjol dengan ajaran agama Islam.
Saat ini masyarakat minang merupakan masyarakat penganut matrilineal terbesar di dunia.
penduduk Sumatera Barat didukung oleh beberapa kelompok etnik. Etnik terbesar adalah
suku Minangkabau. Suku Minangkabau menyebar di hampir semua wilayah daratan
utama. Kelompok lainnya dalam jumlah yang lebih sedikit adalah suku Mandailing yang
banyak menghuni wilayah Pasaman, orang Jawa di Pasaman dan Sijunjung, orang
Tionghoa di wilayah perkotaan, dan berbagai suku pendatang lainnya. Sementara itu,
Kepulauan Mentawai dihuni oleh suku Mentawai.
Suku Minangkabau menempatkan perempuan pada kedudukan yang istimewa. Tidak
seperti sebagian besar suku di Indonesia yang menganut sistem kekerabatan patrilineal
(garis keturunan ayah), Suku Minangkabau di Sumatera Barat menganut sistem
Matrilineal (garis keturunan ibu). Suku Minangkabau di Sumatera Barat merupakan suku
dengan budaya Matrilineal terbesar didunia.

c. Bahasa Suku Minangkabau


Bahasa di Minangkabau merupakan bahasa Austronesia. Meskipun ada perbedaan
pendapai mengenai hubungan bahasa Minangkabau dengan bahasa melayu, ada yang
menganggap bahasa yang diucapkan masyarakat itu bagian dari bahasa melayu, karena
banyaknya kesamaan terhadap kosakata dan bentuk ucapannya. Tapi ada yang
beranggapan bahasa ini merupakan bahasa mandiri. Selain itu dalam masyarakat
minangkabau memiliki macam bahasa yang tergantung pada daerahnya masing-masing.

d. Kesenian Suku Minangkabau


Suku Minangkabau memiliki berbagai macam atraksi dan kesenian, seperti tari-
tarian yang biasa ditampilkan dalam pesta adat maupun perkawinan.
a. Tari pasambahan merupakan tarian yang dimainkan bermaksud sebagai ucapan
selamat datang ataupun ungkapan rasa hormat kepada tamu istimewa yang baru saja
sampai, selanjutnya.

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


53
b. Tari piring merupakan bentuk tarian dengan gerak cepat dari para penarinya sambil
memegang piring pada telapak tangan masing-masing, yang diiringi dengan lagu yang
dimainkan oleh talempong dan saluang.
c. Silek atau Silat Minangkabau merupakan suatu seni bela diri tradisional khas suku ini
yang sudah berkembang sejak lama.
d. Tari Payung merupakan tari tradisi Minangkabau yang saat ini telah banyak perubahan
dan dikembangkan oleh senian-seniman tari terutama di Sumatra Barat. Awalnya tari
ini memiliki makna tentang kegembiraan muda mudi (penciptaan) yang
memperlihatkan bagaimana perhatian seorang laki-laki terhadap kekasihnya. Payung
menjadi icon bahwa keduanya menuju satu tujuan yaitu membina rumah tangga yang
baik. Keberagaman Tari Payung tidak membunuh tari payung yang ada sebagai alat
ungkap budaya Minangkabau.
e. Randai, tarian yang bercampur dengan silek. Randai biasa diiringi dengan nyanyian
atau disebut juga dengan sijobang, dalam randai ini juga terdapat seni peran (acting)
berdasarkan skenario.
Di samping itu, Minangkabau juga menonjol dalam seni berkata-kata. Ada tiga
genre seni berkata-kata, yaitu pasambahan (persembahan), indang, dan salawat dulang.
Seni berkata-kata atau bersilat lidah, lebih mengedepankan kata sindiran, kiasan, ibarat,
alegori, metafora, dan aphorisme, contohnya Dima tumbuah, sinan disiang – Cara
memecahkan suatu masalah dengan langsung ke akar atau penyebab masalah itu sendiri.
Dalam seni berkata-kata seseorang diajarkan untuk mempertahankan kehormatan dan
harga diri, tanpa menggunakan senjata dan kontak fisik.

e. Rumah Adat Suku Minangkabau


Rumah adat suku Minangkabau disebut dengan Rumah Gadang, yang biasanya
dibangun di atas sebidang tanah milik keluarga induk dalam suku tersebut secara turun
temurun. Rumah Gadang ini dibuat berbentuk empat persegi panjang dan dibagi atas dua
bagian muka dan belakang. Umumnya berbahan kayu, dan sepintas kelihatan seperti
bentuk rumah panggung dengan atap yang khas, menonjol seperti tanduk kerbau yang
biasa disebut gonjong dan dahulunya atap ini berbahan ijuk sebelum berganti dengan atap
seng.
Namun hanya kaum perempuan dan suaminya, beserta anak-anak yang jadi
penghuni rumah gadang. Sedangkan laki-laki kaum tersebut yang sudah beristri, menetap
di rumah istrinya. Jika laki-laki anggota kaum belum menikah, biasanya tidur di surau.

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


54
Surau biasanya dibangun tidak jauh dari komplek rumah gadang tersebut, selain berfungsi
sebagai tempat ibadah, juga berfungsi sebagai tempat tinggal lelaki dewasa namun belum
menikah.

f. Sistem Kepercayaan Suku Minangkabau


Masyarakat Minangkabau merupakan penganut agama Islam yang taat.Mereka boleh
dikatakan tidak mengenal unsur-unsur kepercayaan lainnya. Upacara-upacara adalah
kegiatan ibadah yang berkaitan dengan salat hari raya Idul Fitri, hari raya kurban dan
bulan ramadhan. Di samping itu upacara-upacara lainya adalah upacara Tabuik dll.

g. Sistem kekerabatan Suku Minangkabau


Masyarakat Minangkabau menganut garis keturunan matrilineal (garis keturunan
ibu). Keturunan keluarga dalam masyarakat Minangkabau terdiri atau tiga macam
kesatuan kekerabatan yaitu : paruik, kampuang dan suku. Kepentingan suatu keluarga
diurus oleh laki-laki dewasa dari keluarga tersebut yang bertindak sebagai niniek mamak.
Jodoh harus dipilih dari luar suku (eksogami).
Dalam prosesi perkawinan adat Minangkabau, biasa disebut baralek, mempunyai
beberapa tahapan yang umum dilakukan. Dimulai dengan maminang (meminang),
manjapuik marapulai (menjemput pengantin pria), sampai basandiang (bersanding di
pelaminan). Setelah maminang dan muncul kesepakatan manantuan hari (menentukan hari
pernikahan), maka kemudian dilanjutkan dengan pernikahan secara Islam yang biasa
dilakukan di Mesjid, sebelum kedua pengantin bersanding di pelaminan. Pada nagari
tertentu setelah ijab kabul di depan penghulu atau tuan kadi, mempelai pria akan diberikan
gelar baru sebagai panggilan penganti nama kecilnya. Kemudian masyarakat sekitar akan
memanggilnya dengan gelar baru tersebut. Gelar panggilan tersebut biasanya bermulai
dari sutan, bagindo atau sidi di kawasan pesisir pantai. Sedangkan di kawasan luhak limo
puluah, pemberian gelar ini tidak berlaku. Dalam adat diharapkan adanya perkawinan
dengan anak perempuan mamaknya. Perkawinan tidak mengenal mas kawin, tetapi
mengenal uang jemputan yaitu pemberian sejumlah uang dan barang kepada keluarga
mempelai laki-laki. Sesudah upacara perkawinan mempelai tinggal di rumah istrinya
(matrilokal).

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


55
h. Sistem Ekonomi Suku Minangkabau
Mata pencaharian masyarakat Minangkabau sebagian besar sebagai petani. Bagi
yang tinggal di pinggir laut mata pencaharian utamanya menangkap ikan. Seiring dengan
perkembangan zaman, banyak masyarakat Minangkabau yang mengadu nasib ke kota-kota
besar. Seperti yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia pada saat ini.
Masyarakat Minangkabau juga banyak yang menjadi perajin. Kerajinan yang
dihasilkan adalah kain songket. Hasil kerajinan tersebut merupakan cenderamata khas dari
Minangkabau.
Stratifikasi sosial masyarakat Minangkabau pada daerah tertentu (terutama Padang
Pariaman) masih mengenal 3 tingkatan, yaitu :
1. Golongan bangsawan
Memiliki kedudukan yang tinggi dalam masyarakat dan sering mendapat kemudahan
dalam segala urusan, misalnya : memperolah uang jemputan yang tinggi jika menikah,
boleh tidak memberi belanja kepada isterinya dan anaknya, memperoleh gelar
kebangsawanan juga. Ia boleh kawin dengan/dari kelas mana saja.
Sebaliknya seorang wanita bangsawan dilarang kawin dengan seorang laki-laki biasa,
apalagi kelas terendah. Yang termasuk golongan bangsawan ialah orang-orang yang
mula-mula datang dan mendirikan desa-desa di daerah Minangkabau. Karena itu
mereka disebut sebagai urang asa (orang asal).
2. Golongan orang biasa
Adalah orang-orang yang datang kemudian dan tidak terikat dengan orang asal, tetapi
mereka bisa memiliki tanah dan rumah sendiri dengan cara membeli.
3. Golongan ternedah
Adalah orang-orang yang datang kemudian dan menumpang pada keluarga-keluarga
yang lebih dulu datang dengan jalan menghambakan diri. Oleh karena itu golongan ini
menduduku kelas yang terbawah.
Menurut konsepsi orang Minangkabau, perbedaan lapisan sosial ini dinyatakan dengan
sitilah-istilah sebagai berikut :
a. Kamanakan tali pariuk, yaitu keturunan langsung dari keluarga urang asa.
b. Kamanakan tali budi, yaitu para pendatang tetapi kedudukan ekonomi dan sosialnya
sudah baik, sehingga dianggap sederajad dengan urang asa.
c. Kamanakan tali ameh, yaitu para pendatang baru yang mencari hubungan keluarga
dengan urang asa, tetapi telah dapat hidup mandiri.

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


56
d. Kamanakan bawah lutuik yaitu orang yang menghamba pada orang asa.

i. Pakaian Adat Suku Minangkabau


Limpapeh Rumah Nan Gadang, Lambang kebesaran wanita Minangkabau disebut
“Limpapeh Rumah nan gadang”. Limpapeh artinya tiang tengah pada sebuah bangunan
dan tempat memusatkan segala kekuatan tiang-tiang lainnya. Apabila tiang tengah ini
ambruk maka tiang-tiang lainnya ikut jatuh berantakan. Dengan kata lain perempuan di
Minangkabau merupakan tiang kokoh dalam rumah tangga. Pakaian Limpapeh Rumah
Nan Gadang tidak sama ditiap-tiap nagari .
Pakaian Penghulu. Pakaian adat pria Suku Minang disebut pakaian Penghulu.
Pakaian Penghulu merupakan pakaian kebesaran dalam adat Minangkabau dan tidak
semua orang dapat memakainya.
Pakaian Penghulu merupakan pakaian kebesaran dalam adat Minangkabau dan tidak
semua orang dapat memakainya. Di samping itu pakaian tersebut bukanlah pakaian harian
yang seenaknya dipakai oleh seorang penghulu, melainkan sesuai dengan tata cara yang
telah digariskan oleh adat. Pakaian penghulu merupakan seperangkat pakaian yang terdiri
dari:
1. Deta atau Destar adalah tutup kepala atau sebagai perhiasan kepala tutup kepala bila
dilihat pada bentuknya terbagi pula atas beberapa bahagian sesuai dengan sipemakai,
daerah dan kedudukannya.
2. Deta raja Alam bernama “dandam tak sudah” (dendam tak sudah). Penghulu memakai
deta gadang (destar besar) atau saluak batimbo (seluk bertimba). Deta Indomo Saruaso
bernama Deta Ameh (destar emas). Deta raja di pesisir bernama cilieng manurun (ciling
menurun).
3. Destar atau seluk yang melilit di kepala penghulu seperti kulit yang menunjukkan isi
dengan pengertian destar membayangkan apa yang terdapat dalam kepala seorang
penghulu. Destar mempunyai kerut, merupakan banyak undang-undang yang perlu
diketahui oleh penghulu dan sebanyak kerut dester itu pulalah hendaknya akal budi
seorang penghulu dalam segala lapangan.
Jika destar itu dikembangkan, kerutnya mesti lebar. Demikianlah paham penghulu
itu hendaklah lebar pula sehingga sanggup melaksanakan tugasnya sampai menyelamatkan
anak kemenakan, korong kampung dan nagari. Kerutan destar juga memberi makna,
bahwa seorang penghulu sebelum berbicara atau berbuat hendaklah mengerutkan kening
atau berfikir terlebih dahulu dan jangan tergesa-gesa.

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


57
Pakaian Limpapeh Rumah Nan Gadang
Lambang kebesaran wanita Minangkabau disebut “Limpapeh Rumah nan gadang”.
Limpapeh artinya tiang tengah pada sebuah bangunan dan tempat memusatkan segala
kekuatan tiang-tiang lainnya. Apabila tiang tengah ini ambruk maka tiang-tiang lainnya
ikut jatuh berantakan. Dengan kata lain perempuan di Minangkabau merupakan tiang
kokoh dalam rumah tangga. Pakaian Limpapeh Rumah Nan Gadang tidak sama ditiap-tiap
nagari, seperti dikatakan “Lain lubuk lain ikannyo, lain padang lain bilalangnyo”

j. Masakan Minangkabau
Masakan Minangkabau atau masakan Padang merujuk kepada makanan orang
Minangkabau di Indonesia. Nama Padang diberi kerana kota Padang adalah pusat budaya
suku Minangkabau. Masakan Minangkabau adalah di kalangan makanan yang termasyhur
di sepanjang kepulauan Melayu. Minangkabau perantauan membuka kedai makan Padang,
terutamanya di bandar-bandar besar Indonesia. Salah satu dari rantai kedai makan
tradisional paling berjaya di Indonesia telah dimajukan oleh orang Minangkabau.
Rendang adalah masakan tradisional bersantan dengan daging sapi sebagai bahan
utamanya. Masakan khas dari Sumatera Barat, Indonesia ini sangat digemari di semua
kalangan masyarakat baik itu di Indonesia sendiri ataupun di luar negeri. Selain daging
sapi, rendang juga menggunakan kelapa(karambia), dan campuran dari berbagai bumbu
khas Indonesia di antaranya Cabai (lado), lengkuas, serai, bawang dan aneka bumbu
lainnya yang biasanya disebut sebagai (Pemasak). Rendang memiliki posisi terhormat
dalam budaya masyarakat Minangkabau. Rendang memiliki filosofi tersendiri bagi
masyarakat Minang Sumatra Barat yaitu musyawarah, yang berangkat dari 4 bahan pokok,
yaitu:
1. Dagiang (Daging Sapi), merupakan lambang dari Niniak Mamak (para pemimpin
Suku adat)
2. Karambia (Kelapa), merupakan lambang Cadiak Pandai (Kaum Intelektual)
3. Lado (Cabai), merupakan lambang Alim Ulama yang pedas, tegas untuk mengajarkan
syarak (agama)
4. Pemasak (Bumbu), merupakan lambang dari keseluruhan masyarakat Minang.

Sejarah Rendang
Asal-usul rendang ditelusuri berasal dari Sumatera, khususnya Minangkabau. Bagi
masyarakat Minang, rendang sudah ada sejak dahulu dan telah menjadi masakan tradisi

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


58
yang dihidangkan dalam berbagai acara adat dan hidangan keseharian. Sebagai masakan
tradisi, rendang diduga telah lahir sejak orang Minang menggelar acara adat pertamanya.
Kemudian seni memasak ini berkembang ke kawasan serantau berbudaya Melayu lainnya;
mulai dari Mandailing, Riau, Jambi, hingga ke negeri seberang di Negeri Sembilan yang
banyak dihuni perantau asal Minangkabau. Karena itulah rendang dikenal luas baik di
Sumatera dan Semenanjung Malaya.

3. Budaya Sunda
Suku Sunda adalah kelompok etnis yang berasal dari bagian barat pulau Jawa,
Indonesia, dari Ujung Kulon di ujung barat pulau Jawa hingga sekitar Brebes (mencakup
wilayah administrasi propinsi Jawa Barat, Banten, sebagian DKI Jakarta, dan sebagian Jawa
Tengah. Jawa Barat merupakan provinsi dengan jumlah penduduk terbanyak di Indonesia.
Kerana letaknya yang berdekatan dengan ibu kota negara maka hampir seluruh suku bangsa
yang ada di Indonesia terdapat di provinsi ini. 65% penduduk Jawa Barat adalah Suku Sunda
yang merupakan penduduk asli provinsi ini. Suku lainnya adalah Suku Jawa yang banyak
dijumpai di daerah bagian utara Jawa Barat, Suku Betawi banyak mendiami daerah bagian
barat yang bersempadan dengan Jakarta. Suku Minang dan Suku Batak banyak mendiami
Kota-kota besar di Jawa Barat, seperti Bandung, Cimahi, Bogor, Bekasi, dan Depok.
Sementara itu Orang Tionghoa banyak dijumpai hampir di seluruh daerah Jawa Barat.
a. Sejarah Suku Sunda
Dalam leluhur Sunda beredar cerita Dayang Sumbi, yang identik dengan kisah
Oidiphus Complex, hanya bedanya di tanah Sunda ditekankan pada kecantikan sang ibu
yang selalu terawat tubuhnya karena banyak memakan sayur-sayuran. Sampai saat ini
tetap terjaga di Tanah Parahiyangan untuk memakan dedaunan mentah untuk menjaga
kulit wanita, inilah yang menjadi daya tarik pariwisata dari segi makanan. Istilah-istilah
dalam perkawinan seperti “manggih kaya” (numpang kaya) dan “nyalindung ka gelung”
(berlindung kepada orang perempuan) dijadikan unsur sindiran kepada kaum laki-laki
yang miskin, hal ini menjadikan berkembangnya unsur materealistik, tetapi kemudian
sebaliknya menyebabkan banyaknya orang Sunda menikah dengan wisatawan asing.
Dampak selanjutnya karena tingginya kepercayaan agama orang Sunda, maka
pernikahan dengan orang asing tidak bertahan lama, karena putri Sunda tidak berkenan
dibawa ke negeri seberang, meninggalkan orang tuanya, resikonya kawin cerai menjadi
semarak, bahkan tidak menutup kemungkinan untuk kawin kontrak bagi pekerja yang
bertugas tahunan berada di tanah Parahiyangan ini.

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


59
Dalam pemerintahan timbulnya pengkulturan pemerintah, feodalisme, darah biru
dan rakyat hanya bagaikan Punakawan Cepot yang mengabdi pada ajengan dan junjungan
adalah karena akibat menyebar luasnya perilaku yang berangkat dari adat istiadat Sunda
yang diuraikan di atas.

b. Kebudayaan Suku Sunda


Kebudayaan Sunda merupakan salah satu kebudayaan yang menjadi sumber
kekayaan bagi bangsa Indonesia yang dalam perkembangannya perlu dilestarikan.
Kebudayaan- kebudayaan tersebut akan dijabarkan sebagai berikut :
1. Sistem Kepercayaan
Hampir semua orang Sunda beragama Islam. Hanya sebagian kecil yang tidak
beragama Islam, diantaranya orang-orang Baduy yang tinggal di Banten Tetapi juga ada
yang beragama Katolik, Kristen, Hindu, Budha.Selatan. Praktek-praktek sinkretisme dan
mistik masih dilakukan. Pada dasarnya seluruh kehidupan orang Sunda ditujukan untuk
memelihara keseimbangan alam semesta.
Keseimbangan magis dipertahankan dengan upacara-upacara adat, sedangkan
keseimbangan sosial dipertahankan dengan kegiatan saling memberi (gotong royong). Hal
yang menarik dalam kepercayaan Sunda, adalah lakon pantun Lutung Kasarung, salah satu
tokoh budaya mereka, yang percaya adanya Allah yang Tunggal (Guriang Tunggal) yang
menitiskan sebagian kecil diriNya ke dalam dunia untuk memelihara kehidupan manusia
(titisan Allah ini disebut Dewata). Ini mungkin bisa menjadi jembatan untuk
mengkomunikasikan Kabar Baik kepada mereka.
2. Mata Pencaharian
Suku Sunda umumnya hidup bercocok tanam. Kebanyakan tidak suka merantau atau
hidup berpisah dengan orang-orang sekerabatnya. Kebutuhan orang Sunda terutama
adalah hal meningkatkan taraf hidup. Menurut data dari Bappenas (kliping Desember
1993) di Jawa Barat terdapat 75% desa miskin. Secara umum kemiskinan di Jawa Barat
disebabkan oleh kelangkaan sumber daya manusia. Maka yang dibutuhkan adalah
pengembangan sumber daya manusia yang berupa pendidikan, pembinaan, dll.
3. Kesenian
a. Kirab Helaran
Kirap helaran atau yang disebut sisingaan adalah suatu jenis kesenian tradisional atau seni
pertunjukan rakyat yang dilakukan dengan arak-arakan dalam bentuk helaran.
Pertunjukannya biasa ditampilkan pada acara khitanan atau acara-acara khusus seperti ;

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


60
menyambut tamu, hiburan peresmian, kegiatan HUT Kemerdekaan RI dan kegiatan hari-
hari besar lainnya. Seperti yang diikuti ratusan orang dari perwakilan seluruh kelurahan di
Cimahi, yang berupa arak-arakan yang pernah digelar pada saat Hari Jadi ke-6 Kota
Cimahi. Kirap ini yang bertolak dari Alun-alun Kota Cimahi menuju kawasan perkantoran
Pemkot Cimahi, Jln. Rd. Demang Hardjakusumah itu, diikuti oleh kelompok-kelompok
masyarakat yang menyajikan seni budaya Sunda, seperti sisingaan, gotong gagak, kendang
rampak, calung, engrang, reog, barongsai, dan klub motor.
Karya Sastra
Di bawah ini disajikan daftar karya sastra dalam bahasa Jawa yang berasal dari daerah
kebudayaan Sunda. Daftar ini tidak lengkap, apabila para pembaca mengenal karya sastra
lainnya dalam bahasa Jawa namun berasal dari daerah Sunda,
· Babad Cerbon
· Cariosan Prabu Siliwangi
· Carita Ratu Galuh
· Carita Purwaka Caruban Nagari
· Carita Waruga Guru
· Kitab Waruga Jagat
· Layang Syekh Gawaran
· Pustaka Raja Purwa
· Sajarah Banten
· Suluk Wuyung Aya
· Wahosan Tumpawarang
· Wawacan Angling Darma
· Wawacan Syekh Baginda Mardan
· Kitab Pramayoga/jipta Sara
Pencak Silat Cikalong
Pencak silat Cikalong tumbuh dikenal dan menyebar, penduduk tempatan menyebutnya
"Maempo Cikalong". Khususnya di Jawa Barat dan diseluruh Nusantara pada umumnya,
hampir seluruh perguruan pencak silat melengkapi teknik perguruannya dengan aliran ini.
Daerah Cianjur sudah sejak dahulu terkenal sebagai daerah pengembangan kebudayaan
Sunda seperti; musik kecapi suling Cianjuran, klompen cianjuran, pakaian moda Cianjuran
yang sampai kini dipergunakan dll.

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


61
d. Seni Tari
1. Tari Jaipongan
Tanah Sunda (Priangan) dikenal memiliki aneka budaya yang unik dan menarik,
Jaipongan adalah salah satu seni budaya yang terkenal dari daerah ini. Jaipongan atau
Tari Jaipong sebetulnya merupakan tarian yang sudah moderen karena merupakan
modifikasi atau pengembangan dari tari tradisional khas Sunda yaitu Ketuk Tilu.Tari
Jaipong ini dibawakan dengan iringan musik yang khas pula, yaitu Degung. Musik ini
merupakan kumpulan beragam alat musik seperti Kendang, Go'ong, Saron, Kacapi,
dsb. Degung bisa diibaratkan 'Orkestra' dalam musik Eropa/Amerika. Ciri khas dari
Tari Jaipong ini adalah musiknya yang menghentak, dimana alat musik kendang
terdengar paling menonjol selama mengiringi tarian. Tarian ini biasanya dibawakan
oleh seorang, berpasangan atau berkelompok. Sebagai tarian yang menarik, Jaipong
sering dipentaskan pada acara-acara hiburan, selamatan atau pesta pernikahan.
2. Tari Merak
3. Tari Topeng
e. Seni Musik dan Suara
Selain seni tari, tanah Sunda juga terkenal dengan seni suaranya. Dalam memainkan
Degung biasanya ada seorang penyanyi yang membawakan lagu-lagu Sunda dengan nada
dan alunan yang khas. Penyanyi ini biasanya seorang wanita yang dinamakan Sinden.
Tidak sembarangan orang dapat menyanyikan lagu yang dibawakan Sinden karena nada
dan ritme-nya cukup sulit untuk ditiru dan dipelajari.Dibawah ini salah salah satu
musik/lagu daerah Sunda :
· Bubuy Bulan
· Es Lilin
· Manuk Dadali
· Tokecang
· Warung Pojok
 Wayang Golek
Jepang boleh terkenal dengan 'Boneka Jepangnya', maka tanah Sunda terkenal
dengan kesenian Wayang Golek-nya. Wayang Golek adalah pementasan sandiwara
boneka yang terbuat dari kayu dan dimainkan oleh seorang sutradara merangkap pengisi
suara yang disebut Dalang. Seorang Dalang memiliki keahlian dalam menirukan berbagai
suara manusia. Seperti halnya Jaipong, pementasan Wayang Golek diiringi musik Degung
lengkap dengan Sindennya. Wayang Golek biasanya dipentaskan pada acara hiburan,

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


62
pesta pernikahan atau acara lainnya. Waktu pementasannya pun unik, yaitu pada malam
hari (biasanya semalam suntuk) dimulai sekitar pukul 20.00 - 21.00 hingga pukul 04.00
pagi. Cerita yang dibawakan berkisar pada pergulatan antara kebaikan dan kejahatan
(tokoh baik melawan tokoh jahat). Ceritanya banyak diilhami oleh budaya Hindu dari
India, seperti Ramayana atau Perang Baratayudha. Tokoh-tokoh dalam cerita mengambil
nama-nama dari tanah India.Dalam Wayang Golek, ada 'tokoh' yang sangat dinantikan
pementasannya yaitu kelompok yang dinamakan Purnakawan, seperti Dawala dan Cepot.
Tokoh-tokoh ini digemari karena mereka merupakan tokoh yang selalu memerankan peran
lucu (seperti pelawak) dan sering memancing gelak tawa penonton. Seorang Dalang yang
pintar akan memainkan tokoh tersebut dengan variasi yang sangat menarik.
 Alat Musik
Calung adalah alat musik Sunda yang merupakan prototipe dari angklung. Berbeda
dengan angklung yang dimainkan dengan cara digoyangkan, cara menabuh calung adalah
dengan mepukul batang (wilahan, bilah) dari ruas-ruas (tabung bambu) yang tersusun
menurut titi laras (tangga nada) pentatonik (da-mi-na-ti-la). Jenis bambu untuk pembuatan
calung kebanyakan dari awi wulung (bambu hitam), namun ada pula yang dibuat dari awi
temen (bambu yang berwarna putih).
Angklung adalah sebuah alat atau waditra kesenian yang terbuat dari bambu khusus
yang ditemukan oleh Bapak Daeng Sutigna sekitar tahun 1938. Ketika awal
penggunaannya angklung masih sebatas kepentingan kesenian local atau tradisional
 Ketuk Tilu
Ketuk Tilu adalah suatu tarian pergaulan dan sekaligus hiburan yang biasanya
diselenggarakan pada acara pesta perkawinan, acara hiburan penutup kegiatan atau
diselenggrakan secara khusus di suatu tempat yang cukup luas. Pemunculan tari ini di
masyarakat tidak ada kaitannya dengan adat tertentu atau upacara sakral tertentu tapi
murni sebagai pertunjukan hiburan dan pergaulan. Oleh karena itu tari ketuk tilu ini
banyak disukai masyarakat terutama di pedesaan yang jarang kegiatan hiburan.
 Seni Bangreng
Seni Bangreng adalah pengembangan dari seni "Terbang" dan "Ronggeng". Seni
terbang itu sendiri merupakan kesenian yang menggunakan "Terbang", yaitu semacam
rebana tetapi besarnya tiga kali dari alat rebana. Dimainkan oleh lima pemain dan dua
orang penabu gendang besar dan kecil.
 Rengkong

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


63
Rengkong adalah salah satu kesenian tradisional yang diwariskan oleh leluhur
masyarakat Sunda. Muncul sekitar tahun 1964 di daerah Kabupaten Cianjur dan orang
yang pertama kali memunculkan dan mempopulerkannya adalah H. Sopjan. Bentuk
kesenian ini sudah diambil dari tata cara masyarakat sunda dahulu ketika menanam padi
sampai dengan menuainya
 Kuda Renggong
Kuda Renggong atau Kuda Depok ialah salah satu jenis kesenian helaran yang
terdapat di Kabupaten Sumedang, Majalengka dan Karawang. Cara penyajiannya yaitu,
seekor kuda atau lebih di hias warna-warni, budak sunat dinaikkan ke atas punggung kuda
tersebut, Budak sunat tersebut dihias seperti seorang Raja atau Satria, bisa pula meniru
pakaian para Dalem Baheula, memakai Bendo, takwa dan pakai kain serta selop.
 Kecapi Suling
Kacapi Suling adalah salah satu jenis kesenian Sunda yang memadukan suara alunan
Suling dengan Kacapi (kecapi), iramanya sangat merdu yang biasanya diiringi oleh
mamaos (tembang) Sunda yang memerlukan cengkok/ alunan tingkat tinggi khas Sunda.
Kacapi Suling berkembang pesat di daerah Cianjur dan kemudian menyebar kepenjuru
Parahiangan Jawa Barat dan seluruh dunia.
4. Sistem Kekerabatan
Sistem keluarga dalam suku Sunda bersifat parental, garis keturunan ditarik dari
pihak ayah dan ibu bersama. Dalam keluarga Sunda, ayah yang bertindak sebagai kepala
keluarga. Ikatan kekeluargaan yang kuat dan peranan agama Islam yang sangat
mempengaruhi adat istiadat mewarnai seluruh sendi kehidupan suku Sunda.Dalam suku
Sunda dikenal adanya pancakaki yaitu sebagai istilah-istilah untuk menunjukkan
hubungan kekerabatan. Dicontohkannya, pertama, saudara yang berhubungan langsung, ke
bawah, dan vertikal. Yaitu anak, incu (cucu), buyut (piut), bao, canggahwareng atau
janggawareng, udeg-udeg, kaitsiwur atau gantungsiwur. Kedua, saudara yang
berhubungan tidak langsung dan horizontal seperti anak paman, bibi, atau uwak, anak
saudara kakek atau nenek, anak saudara piut. Ketiga, saudara yang berhubungan tidak
langsung dan langsung serta vertikal seperti keponakan anak kakak, keponakan anak adik,
dan seterusnya. Dalam bahasa Sunda dikenal pula kosa kata sajarah dan sarsilah (salsilah,
silsilah) yang maknanya kurang lebih sama dengan kosa kata sejarah dan silsilah dalam
bahasa Indonesia. Makna sajarah adalah susun galur/garis keturunan.

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


64
5. Bahasa
Bahasa yang digunakan oleh suku ini adalah bahasa Sunda. Bahasa Sunda adalah
bahasa yang diciptakan dan digunakan sebagai alat komunikasi oleh Suku Sunda, dan
sebagai alat pengembang serta pendukung kebudayaan Sunda itu sendiri. Selain itu bahasa
Sunda merupakan bagian dari budaya yang memberi karakter yang khas sebagai identitas
Suku Sunda yang merupakan salah satu Suku dari beberapa Suku yang ada di Indonesia.
6. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Masalah pendidikan dan teknologi di dalam masyarakat suku Sunda sudah bisa
dibilang berkembang baik.Ini terlihat dari peran dari pemerintah Jawa Barat. Pemerintah
Jawa Barat memiliki tugas dalam memberikan pelayanan pembangunan pendidikan bagi
warganya, sebagai hak warga yang harus dipenuhi dalam pelayanan pemerintahan. Visi
Pemerintah Jawa Barat, yakni "Dengan Iman dan Takwa Jawa Barat sebagai Provinsi
Termaju di Indonesia dan Mitra Terdepan Ibukota Negara Tahun 2010" merupakan
kehendak, harapan, komitmen yang menjadi arah kolektif pemerintah bersama seluruh
warga Jawa Barat dalam mencapai tujuan pembangunannya.
Pembangunan pendidikan merupakan salah satu bagian yang sangat vital dan
fundamental untuk mendukung upaya-upaya pembangunan Jawa Barat di bidang lainnya.
Pembangunan pendidikan merupakan dasar bagi pembangunan lainnya, mengingat secara
hakiki upaya pembangunan pendidikan adalah membangun potensi manusia yang kelak
akan menjadi pelaku pembangunan.
Dalam setiap upaya pembangunan, maka penting untuk senantiasa
mempertimbangkan karakteristik dan potensi setempat. Dalam konteks ini, masyarakat
Jawa Barat yang mayoritas suku Sunda memiliki potensi, budaya dan karakteristik
tersendiri. Secara sosiologis-antropologis, falsafah kehidupan masyarakat Jawa Barat yang
telah diakui memiliki makna mendalam adalah cageur, bageur, bener, pinter, tur singer.
Dalam kaitan ini, filosofi tersebut harus dijadikan pedoman dalam mengimplementasikan
setiap rencana pembangunan, termasuk di bidang pendidikan. Cageur mengandung makna
sehat jasmani dan rohani. Bageur berperilaku baik, sopan santun, ramah, bertata krama.
Bener yaitu jujur, amanah, penyayang dan takwa. Pinter, memiliki ilmu pengetahuan.
Singer artinya kreatif dan inovatif.Sebagai sebuah upaya mewujudkan pembangunan
pendidikan berfalsafahkan cageur, bageur, bener, pinter, tur singer tersebut, ditempuh
pendekatan social cultural heritage approach. Melalui pendekatan ini diharapkan akan
lahir peran aktif masyarakat dalam menyukseskan program pembangunan pendidikan yang
digulirkan pemerintah.

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


65
7. Adat Istiadat
Upacara Adat Perkawinan Suku Sunda
Adat Sunda merupakan salah satu pilihan calon mempelai yang ingin merayakan pesta
pernikahannya. Khususnya mempelai yang berasal dari Sunda. Adapun rangkaian
acaranya dapat dilihat berikut ini:
f. Nendeun Omong, yaitu pembicaraan orang tua atau utusan pihak pria
yang berminat mempersunting seorang gadis.
g. Lamaran. Dilaksanakan orang tua calon pengantin beserta keluarga
dekat. Disertai seseorang berusia lanjut sebagai pemimpin upacara.
Bawa lamareun atau sirih pinang komplit, uang, seperangkat pakaian
wanita sebagai pameungkeut (pengikat). Cincin tidak mutlak harus
dibawa. Jika dibawa, bisanya berupa cincing meneng, melambangkan
kemantapan dan keabadian.
h. Tunangan. Dilakukan ‘patuker beubeur tameuh’, yaitu penyerahan ikat
pinggang warna pelangi atau polos kepada si gadis.
i. Seserahan (3 - 7 hari sebelum pernikahan). Calon pengantin pria
membawa uang, pakaian, perabot rumah tangga, perabot dapur,
makanan, dan lain-lain.
j. Ngeuyeuk seureuh (opsional, Jika ngeuyeuk seureuh tidak dilakukan,
maka seserahan dilaksanakan sesaat sebelum akad nikah.)Dipimpin
pengeuyeuk.
 Pengeuyek mewejang kedua calon pengantin agar meminta ijin dan doa restu
kepada kedua orang tua serta memberikan nasehat melalui lambang-lambang atau
benda yang disediakan berupa parawanten, pangradinan dan sebagainya.
 Diiringi lagu kidung oleh pangeuyeuk
 Disawer beras, agar hidup sejahtera.
 dikeprak dengan sapu lidi disertai nasehat agar memupuk kasih sayang dan giat
bekerja.
 Membuka kain putih penutup pengeuyeuk. Melambangkan rumah tangga yang
akan dibina masih bersih dan belum ternoda.
k. Membelah mayang jambe dan buah pinang (oleh calon pengantin pria).
Bermakna agar keduanya saling mengasihi dan dapat menyesuaikan
diri.

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


66
l. Menumbukkan alu ke dalam lumpang sebanyak tiga kali (oleh calon
pengantin pria).
m. Membuat lungkun. Dua lembar sirih bertangkai saling dihadapkan.
Digulung menjadi satu memanjang. Diikat dengan benang kanteh.
Diikuti kedua orang tua dan para tamu yang hadir. Maknanya, agar
kelak rejeki yang diperoleh bila berlebihan dapat dibagikan kepada
saudara dan handai taulan.
n. Berebut uang di bawah tikar sambil disawer. Melambangkan berlomba
mencari rejeki dan disayang keluarga.
o. Upacara Prosesi Pernikahan
p. Penjemputan calon pengantin pria, oleh utusan dari pihak wanita
q. Ngabageakeun, ibu calon pengantin wanita menyambut dengan
pengalungan bunga melati kepada calon pengantin pria, kemudian
diapit oleh kedua orang tua calon pengantin wanita untuk masuk
menuju pelaminan.
 Akad nikah, petugas KUA, para saksi, pengantin pria sudah berada di tempat
nikah. Kedua orang tua menjemput pengantin wanita dari kamar, lalu didudukkan
di sebelah kiri pengantin pria dan dikerudungi dengan tiung panjang, yang berarti
penyatuan dua insan yang masih murni. Kerudung baru dibuka saat kedua
mempelai akan menandatangani surat nikah.
 Sungkeman,
 Wejangan, oleh ayah pengantin wanita atau keluarganya.
 Saweran, kedua pengantin didudukkan di kursi. Sambil penyaweran, pantun sawer
dinyanyikan. Pantun berisi petuah utusan orang tua pengantin wanita. Kedua
pengantin dipayungi payung besar diselingi taburan beras kuning atau kunyit ke
atas payung.
 Meuleum harupat, pengantin wanita menyalakan harupat dengan lilin. Harupat
disiram pengantin wanita dengan kendi air. Lantas harupat dipatahkan pengantin
pria.
 Nincak endog, pengantin pria menginjak telur dan elekan sampai pecah. Lantas
kakinya dicuci dengan air bunga dan dilap pengantin wanita.
 Buka pintu. Diawali mengetuk pintu tiga kali. Diadakan tanya jawab dengan
pantun bersahutan dari dalam dan luar pintu rumah. Setelah kalimat syahadat
dibacakan, pintu dibuka. Pengantin masuk menuju pelaminan

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


67
c. Masalah Sosial Dalam Masyarakat Suku Sunda
Kebudayaan Sunda termasuk salah satu kebudayaan suku bangsa di Indonesia yang
berusia tua. Bahkan, dibandingkan dengan kebudayaan Jawa sekalipun, kebudayaan Sunda
sebenarnya termasuk kebudayaan yang berusia relatif lebih tua, setidaknya dalam hal
pengenalan terhadap budaya tulis. "Kegemilangan" kebudayaan Sunda di masa lalu,
khususnya semasa Kerajaan Tarumanegara dan Kerajaan Sunda, dalam perkembangannya
kemudian seringkali dijadikan acuan dalam memetakan apa yang dinamakan kebudayaan
Sunda. Dalam perkembangannya kebudayaan Sunda kini seperti sedang kehilangan
ruhnya kemampuan beradaptasi, kemampuan mobilitas, kemampuan tumbuh dan
berkembang, serta kemampuan regenerasi. Kemampuan beradaptasi kebudayaan Sunda,
terutama dalam merespons berbagai tantangan yang muncul, baik dari dalam maupun dari
luar, dapat dikatakan memperlihatkan tampilan yang kurang begitu menggembirakan.
Bahkan, kebudayaan Sunda seperti tidak memiliki daya hidup manakala berhadapan
dengan tantangan dari luar. Akibatnya, tidaklah mengherankan bila semakin lama semakin
banyak unsur kebudayaan Sunda yang tergilas oleh kebudayaan asing. Sebagai contoh
paling jelas, bahasa Sunda yang merupakan bahasa komunitas orang Sunda tampak
semakin jarang digunakan oleh pemiliknya sendiri, khususnya para generasi muda Sunda.
Lebih memprihatinkan lagi, menggunakan bahasa Sunda dalam komunikasi sehari-
hari terkadang diidentikkan dengan "keterbelakangan", untuk tidak mengatakan primitif.
Akibatnya, timbul rasa gengsi pada orang Sunda untuk menggunakan bahasa Sunda dalam
pergaulannya sehari-hari. Bahkan, rasa "gengsi" ini terkadang ditemukan pula pada
mereka yang sebenarnya merupakan pakar di bidang bahasa Sunda, termasuk untuk
sekadar mengakui bahwa dirinya adalah pakar atau berlatar belakang keahlian di bidang
bahasa Sunda.
Adanya kondisi yang menunjukkan lemahnya daya hidup dan mutu hidup
kebudayaan Sunda disebabkan karena ketidakjelasan strategi dalam mengembangkan
kebudayaan Sunda serta lemahnya tradisi, baca, tulis , dan lisan (baca, berbeda pendapat)
di kalangan komunitas Sunda. Ketidakjelasan strategi kebudayaan yang benar dan tahan
uji dalam mengembangkan kebudayaan Sunda tampak dari tidak adanya "pegangan
bersama" yang lahir dari suatu proses yang mengedepankan prinsip-prinsip keadilan
tentang upaya melestarikan dan mengembangkan secara lebih berkualitas kebudayaan
Sunda. Apalagi jika kita menengok sekarang ini kebudayaan Sunda dihadapkan pada
pengaruh budaya luar. Jika kita tidak pandai- pandai dalam memanajemen masuknya
budaya luar maka kebudayaan Sunda ini lama kelamaan akan luntur bersama waktu.

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


68
Berbagai unsur kebudayaan Sunda yang sebenarnya sangat potensial untuk
dikembangkan, bahkan untuk dijadikan model kebudayaan nasional dan kebudayaan dunia
tampak tidak mendapat sentuhan yang memadai. Ambillah contoh, berbagai makanan
tradisional yang dimiliki orang Sunda, mulai dari bajigur, bandrek, surabi, colenak, wajit,
borondong, kolontong, ranginang, opak, hingga ubi cilembu, apakah ada strategi besar dari
pemerintah untuk mengemasnya dengan lebih bertanggung jawab agar bisa diterima
komunitas yang lebih luas.
Lemahnya budaya baca, tulis, dan lisan ditengarai juga menjadi penyebab lemahnya
daya hidup dan mutu hidup kebudayaan Sunda. Lemahnya budaya baca telah
menyebabkan lemahnya budaya tulis. Lemahnya budaya tulis pada komunitas Sunda
secara tidak langsung merupakan representasi pula dari lemahnya budaya tulis dari bangsa
Indonesia. Fakta paling menonjol dari semua ini adalah minimnya karya-karya tulis
tentang kebudayaan Sunda ataupun karya tulis yang ditulis oleh orang Sunda.

d. Sistem Interaksi Dalam Suku Sunda


Jalinan hubungan antara individu- individu dalam masyarakat suku Sunda dalam
kehidupan sehari- hari berjalan relatif positif. Apalagi masyarakat Sunda mempunyai sifat
someah hade ka semah. Ini terbukti banyak pendatang tamu tidak pernah surut berada ke
Tatar Sunda ini, termasuk yang enggan kembali ke tanah airnya. Lebih jauh lagi, banyak
sekali sektor kegiatan strategis yang didominasi kaum pendatang. Ini juga sebuah fakta
yang menunjukkan bahwa orang Sunda mempunyai sifat ramah dan baik hati kepada
kaum pendatang dan tamu.
Diakui pula oleh etnik lainnya di negeri ini bahwa sebagian besar masyarakat Sunda
memang telah menjalin hubungan yang harmonis dan bermakna dengan kaum pendatang
dan mukimin. Hal ini ditandai oleh hubungan mendalam penuh empati dan persahabatan
Tidaklah mengherankan bahwa persahabatan, saling pengertian, dan bahkan persaudaraan
kerap terjadi dalam kehidupan sehari-hari antara warga Sunda dan kaum pendatang.
Hubungan urang Sunda dengan kaum pendatang dari berbagai etnik dalam konteks apa
pun-keseharian, pendidikan, bisnis, politik, dan sebagainya-dilakukan melalui komunikasi
yang efektif. Akan tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa kesalahpahaman dan konflik
antarbudaya antara masyarakat Sunda dan kaum pendatang kerap terjadi dalam kehidupan
sehari-hari. Yang menjadi penyebab utamanya adalah komunikasi dari posisi-posisi yang
terpolarisasikan, yakni ketidakmampuan untuk memercayai atau secara serius
menganggap pandangan sendiri salah dan pendapat orang lain benar.

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


69
Perkenalan pribadi, pembicaraan dari hati ke hati, gaya dan ragam bahasa (termasuk
logat bicara), cara bicara (paralinguistik), bahasa tubuh, ekspresi wajah, cara menyapa,
cara duduk, dan aktivitas-aktivitas lain yang dilakukan akan turut memengaruhi berhasil
tidaknya komunikasi antarbudaya dengan orang Sunda. Pada akhirnya, di balik kearifan,
sifat ramah, dan baik hati orang Sunda, sebenarnya masih sangat kental sehingga halini
menjadi penunjang di dalamterjalinnya system interaksi yang berjalan harmonis.

e. Stratifikasi Suku Sunda


Masyarakat Jawa Barat, yaitu masyarakat Sunda, mempunyai ikatan keluarga yang
sangat erat. Nilai individu sangat tergantung pada penilaian masyarakat. Dengan demikian,
dalam pengambilan keputusan, seperti terhadap perkawinan, pekerjaan, dll., seseorang
tidak dapat lepas dari keputusan yang ditentukan oleh kaum keluarganya. Dalam
masyarakat yang lebih luas, misalnya dalam suatu desa, kehidupan masyarakatnya sangat
banyak dikontrol oleh pamong desa. Pak Lurah dalam suatu desa merupakan “top leader”
yang mengelola pemerintahan setempat, berikut perkara-perkara adat dan keagamaan.
Selain pamong desa ini, masih ada golongan lain yang dapat dikatakan sebagai kelompok
elite, yaitu tokoh-tokoh agama. Mereka ini turut selalu di dalam proses pengambilan
keputusan-keputusan bagi kepentingan kehidupan dan perkembangan desa yang
bersangkutan. Paul Hiebert dan Eugene Nida, menggambarkan struktur masyarakat yang
demikian sebagai masyarakat suku atau agraris.
Perbedaan status di antara kelompok elite dengan masyarakat umum dapat terjadi
berdasarkan status kedudukan, pendidikan, ekonomi, prestige sosial dan kuasa. Robert
Wessing, yang telah meneliti masyarakat Jawa Barat mengatakan bahwa ada kelompok “in
group” dan “out group” dalam struktur masyarakat. Kaum memandang sesamanya sebagai
“in group” sedang di luar status mereka dipandang sebagai “out group”.
W.M.F. Hofsteede, dalam disertasinya Decision–making Process in Four West Java
Villages (1971) juga menyimpulkan bahwa ada stratifikasi masyarakat ke dalam kelompok
elite dan massa. Elite setempat terdiri dari lurah, pegawai-pegawai daerah dan pusat, guru,
tokoh-tokoh politik, agama dan petani-petani kaya. Selanjutnya, petani menengah, buruh
tani, serta pedagang kecil termasuk pada kelompok massa. Informal leaders, yaitu mereka
yang tidak mempunyai jabatan resmi di desanya sangat berpengaruh di desa tersebut, dan
diakui sebagai pemimpin kelompok khusus atau seluruh desa.
Hubungan seseorang dengan orang lain dalam lingkungan kerabat atau keluarga
dalam masyarakat Sunda menempati kedudukan yang sangat penting. Hal itu bukan hanya

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


70
tercermin dari adanya istilah atau sebutan bagi setiap tingkat hubungan itu yang langsung
dan vertikal (bao, buyut, aki, bapa, anak, incu) maupun yang tidak langsung dan horisontal
(dulur, dulur misan, besan), melainkan juga berdampak kepada masalah ketertiban dan
kerukunan sosial. Bapa/indung, aki/nini, buyut, bao menempati kedudukan lebih tinggi
dalam struktur hubungan kekerabatan (pancakaki) daripada anak, incu, alo, suan. Begitu
pula lanceuk (kakak) lebih tinggi dari adi (adik), ua lebih tinggi dari paman/bibi. Soalnya,
hubungan kekerabatan seseorang dengan orang lain akan menentukan kedudukan
seseorang dalam struktur kekerabatan keluarga besarnya, menentukan bentuk hormat
menghormati, harga menghargai, kerjasama, dan saling menolong di antara sesamanya,
serta menentukan kemungkinan terjadi-tidaknya pernikahan di antara anggota-anggotanya
guna membentuk keluarga inti baru.
Pancakaki dapat pula digunakan sebagai media pendekatan oleh seseorang untuk
mengatasi kesulitan yang sedang dihadapinya. Dalam hubungan ini yang lebih tinggi
derajat pancakaki-nya hendaknya dihormati oleh yang lebih rendah, melebihi dari yang
sama dan lebih rendah derajat pancakaki-nya.

4. Budaya Bugis Makasar


a. Sejarah Berdirinya Suku Bugis di Indonesia
Bugis adalah suku yang tergolong ke dalam suku-suku Deutero Melayu. Masuk ke
Nusantara setelah gelombang migrasi pertama dari daratan Asia tepatnya Yunan. Kata
“Bugis” berasal dari kata To Ugi, yang berarti orang Bugis. Penamaan “ugi” merujuk pada
raja pertama kerajaan Cina yang terdapat di Pammana, Kabupaten Wajo saat ini, yaitu La
Sattumpugi.
Ketika rakyat La Sattumpugi menamakan dirinya, maka mereka merujuk pada raja
mereka. Mereka menjuluki dirinya sebagai To Ugi atau orang-orang atau pengikut dari La
Sattumpugi. La Sattumpugi adalah ayah dari We Cudai dan bersaudara dengan Batara
Lattu, ayahanda dari Sawerigading. Sawerigading sendiri adalah suami dari We Cudai dan
melahirkan beberapa anak termasuk La Galigo yang membuat karya sastra terbesar di
dunia dengan jumlah kurang lebih 9000 halaman folio.
Sawerigading Opunna Ware (Yang dipertuan di Ware) adalah kisah yang tertuang
dalam karya sastra I La Galigo dalam tradisi masyarakat Bugis. Kisah Sawerigading juga
dikenal dalam tradisi masyarakat Luwuk, Kaili, Gorontalo dan beberapa tradisi lain di
Sulawesi seperti Buton.

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


71
Sebenarnya antara suku Bugis dan Makassar terdapat perbedaan yang mencolok,
namun kesamaannya lebih besar dari pada perbedaannya dilihat dari persepsi orang lain di
luar suku ini. Sebagai pelaut suku ini lebih sering bertebal muka dengan orang lain, namun
untuk prinsip tertentu akan berakibat fatal, hal ini karena mereka memiliki budaya Siri
sebagai penebusan rasa ketersinggungan, yaitu bila harkat keberadaan dirinya terlalu
terinjak. Misalnya menjaga keperawanan anak mereka.
Siri berakibat hilangnya nyawa orang lain, untuk itu tidak diperlukan pandai bersilat
karena tantangannya berkelahi di dalam sarung dengan badik terhunus, tetapi siri juga
dapat saja berpengaruh positif karena rasa kekeluargaan yang besar , apalagi bila seorang
Bugis Makassar merantau, maka sangat kental rasa tolong menolong antara mereka
bahkan dengan orang lain yang dianggapnya keluarga.

b. Perkembangan
Dalam perkembangannya, komunitas ini berkembang dan membentuk beberapa
kerajaan. Masyarakat ini kemudian mengembangkan kebudayaan, bahasa, aksara, dan
pemerintahan mereka sendiri. Beberapa kerajaan Bugis klasik antara lain Luwu, Bone,
Wajo, Soppeng, Suppa, Sawitto, Sidenreng dan Rappang. Meski tersebar dan membentuk
suku Bugis, tapi proses pernikahan menyebabkan adanya pertalian darah dengan Makassar
dan Mandar.
Saat ini orang Bugis tersebar dalam beberapa Kabupaten yaitu Luwu, Bone, Wajo,
Soppeng, Sidrap, Pinrang, Sinjai, Barru. Daerah peralihan antara Bugis dengan Makassar
adalah Bulukumba, Sinjai, Maros, Pangkajene Kepulauan. Daerah peralihan Bugis dengan
Mandar adalah Kabupaten Polmas dan Pinrang. Kerajaan Luwu adalah kerajaan yang
dianggap tertua bersama kerajaan Cina (yang kelak menjadi Pammana), Mario (kelak
menjadi bagian Soppeng) dan Siang (daerah di Pangkajene Kepulauan).

c. Letak Geografis Makassar


Kota Makassar mempunyai posisi strategis karena berada di persimpangan jalur lalu
lintas dari arah selatan dan utara dalam propinsi di Sulawesi, dari wilayah kawasan Barat
ke wilayah kawasan Timur Indonesia dan dari wilayah utara ke wilayah selatan Indonesia.
Dengan kata lain, wilayah kota Makassar berada koordinat 119 derajat bujur timur dan 5,8
derajat lintang selatan dengan ketinggian yang bervariasi antara 1-25 meter dari
permukaan laut. Kota Makassar merupakan daerah pantai yang datar dengan kemiringan
0-5 derajat ke arah barat, diapit dua muara sungai yakni sungai.Tallo yang bermuara di

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


72
bagian utara kota dan sungai Jeneberang yang bermuara di selatan kota. Luas wilayah kota
Makassar seluruhnya berjumlah kurang lebih 175,77 Km2 daratan dan termasuk 11 pulau
di selat Makassar ditambah luas wilayah perairan kurang lebih 100 Km².

d. Bahasa suku Bugis


Membahas tentang bahasa Bugis adalah hal yang sangat kompleks, namun sesuai
dengan permintaan Bang Atta, aku berupaya mencari literatur tentang itu.Adalah suatu
kehormatan besar memenuhi permintaan seorang sahabat yang masih satu Anchestor.
Namun sebelum itu saya mulai dari pengenalan aksara bugis itu sendiri, yang dikenal
dengan nama Lontara.
Lontara Bugis-Makassar merupakan sebuah huruf yang sakral bagi masyarakat bugis
klasik. Itu dikarenakan epos la galigo di tulis menggunakan huruf lontara. Huruf lontara
tidak hanya digunakan oleh masyarakat bugis tetapi huruf lontara juga digunakan oleh
masyarakat makassar dan masyarakat luwu. Yah dahulu kala para penyair-penyair bugis
menuangkan fikiran dan hatinya di atas daun lontara dan dihiasi dengan huruf-huruf yang
begitu cantik sehingga tersusun kata yang apik diatas daun lontara dan karya-karya itu
bernama I La Galigo. Bahasa Bugis merupakan bahasa yang digunakan etnik Bugis di
Sulawesi Selatan, yang tersebar di kabupaten sebahagian Kabupaten Maros, sebahagian
Kabupaten Pangkep, Kabupaten Barru, Kota Pare-pare, Kabupaten Pinrang, sebahagian
kabupaten Enrekang, sebahagian kabupaten Majene, Kabupaten Luwu, Kabupaten
Sidenrengrappang, Kabupaten Soppeng,Kabupaten Wajo, Kabupaten Bone, Kabupaten
Sinjai, Kabupaten Bulukumba, dan Kabupaten Bantaeng. Masyarakat Bugis memiliki
penulisan tradisional memakai aksara Lontara. Pada dasarnya, suku kaum ini
kebanyakannya beragama Islam Dari segi aspek budaya, suku kaum Bugis menggunakan
dialek sendiri dikenali sebagai ‘Bahasa Ugi’ dan mempunyai tulisan huruf Bugis yang
dipanggil ‘aksara’ Bugis. Aksara ini telah wujud sejak abad ke-12 lagi sewaktu
melebarnya pengaruh Hindu di Kepulauan Indonesia.

e. Kesenian Suku Bugis


 Alat musik:
1. Kacapi (kecapi)
Salah satu alat musik petik tradisional Sulawesi Selatan khususnya suku Bugis, Bugis
Makassar dan Bugis Mandar. Menurut sejarahnya kecapi ditemukan atau diciptakan oleh
seorang pelaut, sehingga bentuknya menyerupai perahu yang memiliki dua dawai,diambil

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


73
karena penemuannya dari tali layar perahu. Biasanya ditampilkan pada acara penjemputan
para tamu, perkawinan, hajatan, bahkan hiburan pada hari ulang tahun.
2. Sinrili
Alat musik yang mernyerupai biaola cuman kalau biola di mainkan dengan
membaringkan di pundak sedang singrili di mainkan dalam keedaan pemain duduk dan
alat diletakkan tegak di depan pemainnya.
3. Gendang
Musik perkusi yang mempunyai dua bentuk dasar yakni bulat panjang dan bundar seperti
rebana.
4. Suling
Suling bambu/buluh, terdiri dari tiga jenis, yaitu:
1. Suling panjang (suling lampe), memiliki 5 lubang nada. Suling jenis ini telah punah.
2. Suling calabai (Suling ponco),sering dipadukan dengan piola (biola) kecapi dan
dimainkan bersama penyanyi
3. Suling dupa samping (musik bambu), musik bambu masih terplihara di daerah
Kecamatan Lembang. Biasanya digunakan pada acara karnaval (baris-berbaris) atau
acara penjemputan tamu.
 Seni Tari
o Tari pelangi; tarian pabbakkanna lajina atau biasa disebut tari meminta hujan.
o Tari Paduppa Bosara; tarian yang mengambarkan bahwa orang Bugis jika kedatangan
tamu senantiasa menghidangkan bosara, sebagai tanda kesyukuran dan kehormatan
o Tari Pattennung; tarian adat yang menggambarkan perempuan-perempuan yang sedang
menenun benang menjadi kain. Melambangkan kesabaran dan ketekunan perempuan-
perempuan Bugis.
o Tari Pajoge’ dan Tari Anak Masari; tarian ini dilakukan oleh calabai (waria), namun
jenis tarian ini sulit sekali ditemukan bahkan dikategorikan telah punah.
o Jenis tarian yang lain adalah tari Pangayo, tari Passassa ,tari Pa’galung, dan tari
Pabbatte (biasanya di gelar padasaat Pesta Panen).

f. Makanan Khas
1. Coto makassar
2. Konro
3. Sop saudara
4. Pisang epe’

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


74
5. Pisang ijo
6. Palu bassah
7. Pala butung
8. Nasu palekko (bebek)

g. Sistem Kepercayaan Kebudayaan Suku Bugis Makassar


Orang Bugis-Makassar lebih banyak tinggal di Kabupaten Maros dan Pangkajene
Propinsi Sulawesi Selatan. Mereka merupakan penganut agama Islam yang taat. Agama
Islam masuk ke daerah ini sejak abad ke-17. Mereka dengan cepat menerima ajaran
Tauhid. Proses islamisasi di daerah ini dipercepat dengan adanya kontak terus-menerus
dengan pedagang-pedagang melayu Islam yang sudah menetap di Makassar. Pada zaman
pra-Islam, religi orang Bugis-Makassar, seperti tampak dalam Sure’ Galigo, mengandung
suatu kepercayaan kepada satu dewa tunggal yang disebut dengan beberapa nama, yaitu:
1. Patoto-e, yaitu Dia yang menentukan nasib.
2. Dewata Seuwa-e, yaitu Dewa yang tunggal.
3. Turie a’rana, yaitu Kehendak yang tertinggi.
Sisa-sisa kepercayaan ini masih terlihat pada orang To Lotang di Kabupaten
Sindenreng-Rappang, dan pada orang Amma Towa di Kajang, Kabupaten Bulukumba.
Orang Bugis-Makassar masih menjadikan adat mereka sebagai sesuatu yang keramat dan
sakral. Sistem adat yang keramat itu didasarkan pada lima unsur pokok sebagai berikut:
1. Ade’ (ada’ dalam bahasa Makassar) adalah bagian dari panngaderrang yang terdiri atas:
1. aAde’ Akkalabinengneng, yaitu norma mengenai perkawinan, kaidah-kaidah
keturunan, aturan-aturan mengenai hak dan kewajiban warga rumah tangga, etika
dalam hal berumah tangga, dan sopan-santun pergaulan antar kaum kerabat.
2. Ade’ tana, yaitu norma mengenai pemerintahan, yang terwujud dalam bentuk hukum
negara, hukum antarnegara, dan etika serta pembinaan insan politik. Pembinaan dan
pengawasan ade’ dalam masyarakat Bugis-Makassar dilakukan oleh beberapa
pejabat adat, seperti pakka-tenni ade’, pampawa ade’, dan parewa ade.’
2. Bicara, berarti bagian dari pangaderreng, yaitu mengenai semua kegiatan dan konsep-
konsep yang bersangkut paut dengan hukum adat, acara di muka pengadilan, dan
mengajukan gugatan.
3. Rampang, berarti perumpamaan, kias, atau analogi. Sebagai bagian dari panngaderreng,
rampang menjaga kepastian dan kesinambungan suatu keputusan hakim tak tertulis
masa lampau sampai sekarang dan membuat analogi hukum kasus yang dihadapi

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


75
dengan keputusan di masa lampau. Rampang juga berupa perumpamaan-perumpamaan
tingkah-laku ideal dalam berbagai bidang kehidupan, baik kekerabatan, politik, maupun
pemerintahan.
4. Wari, adalah bagian dari panngaderreng yang berfungsi mengklasifikasikan berbagai
benda dan peristiwa dalam kehidupan manusia. Misalnya, dalam memelihara garis
keturunan dan hubungan kekerabatan antarraja.
5. Sara, adalah bagian dari pangaderreng, yang mengandung pranata hukum, dalam hal ini
ialah hukum Islam.
Kelima unsur keramat di atas terjalin menjadi satu dan mewarnai alam pikiran orang
Bugis-Makassar. Unsur tersebut menghadirkan rasa sentimen kewargaan masyarakat,
identitas sosial, martabat, dan harga diri, yang tertuang dalam konsep siri. Siri ialah rasa
malu dan rasa kehormatan seseorang.

h. Sistem Kekerabatan Kebudayaan Suku Bugis Makassar


Perkawinan ideal menurut adat Bugis Makassar adalah:
a. Assialang marola, yaitu perkawinan antara saudara sepupu sederajat kesatu, baik dari
pihak ayah maupun dari pihak ibu.
b. Assialana memang, yaitu perkawinan antara saudara sepupu sederajat kedua, baik dari
pihak ayah maupun dari pihak ibu.
c. Ripanddeppe’ mabelae, yaitu perkawinan antara saudara sepupu sederajat ketiga, baik
dari pihak ayah maupun dari pihak ibu.
Perkawinan tersebut, walaupun ideal, tidak diwajibkan sehingga banyak pemuda yang
menikah dengan gadis-gadis yang bukan sepupunya.
Perkawinan yang dilarang atau sumbang (salimara’) adalah perkawinan antara:
1. Anak dengan ibu atau ayah.
2. Saudara sekandung.
3. Menantu dan mertua.
4. Paman atau bibi dengan kemenakannya.
5. Kakek atau nenek dengan cucu.
Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan sebelum perkawinan adalah:
a. Mappuce-puce, yaitu kunjungan dari keluarga si laki-laki kepada keluarga si gadis
untuk mengadakan peminangan.
b. Massuro, yaitu kunjungan dari utusan pihak keluarga laki-laki kepada keluarga si gadis
untuk membicarakan waktu pernikahan, jenis sunreng (mas kawin), dan sebagainya.

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


76
c. Maduppa, yaitu pemberitahuan kepada seluruh kaum kerabat mengenai perkawinan
yang akan datang.

i. Rumah Adat Bugis


Setiap budaya memiliki Ciri Khas Rumah Adatnya Masing-masing. Begitu Pula
Dengan Bugis, rumah adat bugis itu terdiri dari tiga Bagian. Yang Dimana Kepercayaan
Tersebut terdiri atas :
1. Boting Langiq (Perkawinan Di langit yang Dilakukan Oleh We Tenriabeng)
2. Ale Kawaq (Di bumi. Keadaan-keadaan yang terjadi Dibumi)
3. Buri Liu (Peretiwi/Dunia Bawah Tanah/Laut) yang masih mempercayai bahwa
Bagian-Bagian Dari Rumah Adat Bugis
1. Rakkeang, adalah bagian diatas langit - langit ( eternit ). Dahulu biasanya digunakan
untuk menyimpan padi yang baru di panen.
2. Ale Bola, adalah bagian tengah rumah. dimana kita tinggal. Pada ale bola ini, ada titik
sentral yang bernama pusat rumah.
3. Awa bola, adalah bagian di bawah rumah, antara lantai rumah dengan tanah.
Rumah ini bisa berdiri tanpa mengunakan satu paku pun orang daluhu kala
mengantikan Fungsi Paku Besi menjadi Paku Kayu.
Rumah adat suku Bugis Makassar dapat di bedakan berdasarkan status sosial orang
yang menempatinya, Rumah Saoraja (Sallasa) berarti rumah besar yang di tempati oleh
keturunan raja (kaum bangsawan) dan bola adalah rumah yang di tempati oleh rakyat
biasa.
Tipologi kedua rumah ini adalah sama-sama rumah panggung, lantainya mempunyai
jarak tertentu dengan tanah, bentuk denahnya sama yaitu empat persegi panjang.
Perbedaannya adalah saoraja dalam ukuran yang lebih luas begitu juga dengan tiang
penyangganya, atap berbentuk prisma sebagai penutup bubungan yang biasa di sebut
timpak laja yang bertingkat-tingkat antara tiga sampai lima sesuai dengan kedudukan
penghuninya. Rumah adat suku bugis baik saoraja maupun bola terdiri atas tiga bagian :
1. Awa bola ialah kolong yang terletak pada bagian bawah, yakni antara lantai dengan
tanah. Kolong ini biasa pada zaman dulu dipergunakan untuk menyimpan alat
pertanian, alat berburu, alat untuk menangkap ikan dan hewan-hewan peliharaan yang
di pergunakan dalam pertanian.
2. Alle bola ialah badan rumah yang terdiri dari lantai dan dinding yang terletak antara
lantai dan loteng. Pada bagian ini terdapat ruangan-ruangan yang dipergunakan dalam

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


77
aktivitas sehari-hari seperti menerima tamu, tidur, bermusyawarah, dan berbagai
aktifitas lainnya. Badan rumah tediri dari beberapa bagian rumah seperti: · lotang
risaliweng, Pada bagian depan badan rumah di sebut yang berfungsi sebagai ruang
menerima tamu, ruang tidur tamu, tempat bermusyawarah, tempat menyimpan benih,
tempat membaringkan mayat sebelum dibawa ke pemakaman. Lotang ritenggah atau
Ruang tengah, berfungsi sebagai tempat tidur kepala keluarga bersama isteri dan anak-
anaknya yang belum dewasa, hubungan social antara sesame anggota keluarga lebih
banyak berlangsung disini. · Lontang rilaleng atau ruang belakang, merupakan
merupakan tempat tidur anak gadis atau orang tua usia lanjut, dapur juga di tempatkan
pada ruangan ini yang dinamakan dapureng atau jonghe.
3. Rakkeang ialah loteng yang berfungsi sebagai tempat menyimpan hasil pertanian
seperti padi, jagung, kacang dan hasil perkebunan lainnya. Sebagaimana halnya unsur-
unsur kebudayaan lainnya maka teknologi arsitektur tradisionalpun senantiasa
mengalami perubahan dan perkembangan.
Hal ini juga mempengaruhi arsitektur tradisional suku bangsa bugis antara lain bola
ugi yang dulunya berbentuk rumah panggung sekarang banyak yang di ubah menjadi
rumah yang berlantai batu. Agama Islam juga memberi pengaruh kepada letak dari bagian
rumah sekarang yang lebih banyak berorientasi ke Kabah yang merupakan qiblat umat
Isalam di seluruh dunia. Hal tersebut di karenakan budaya Islam telah membudaya di
kalangan masyarakat bugis makassar, symbol-simbol yang dulunya di pakai sebagai
pengusir mahluk halus yang biasanya diambil dari dari jenis tumbuh-tumbuhan dan
binatang tertentu dig anti dengan tulisan dari ayat-ayat suci Al-Qur’an

j. Pakaian adat Suku Bugis


Pakaian adat khas wanita Bugis Makassar adalah baju bodo. Baju bodo berupa kain sarung
yang berwarna merah hati, biru, dan hijau.

5. Budaya Manado
a. Sejarah suku Manado
Masyarakat Kawanua cenderung terkenal paling moderat di kawasan tanah air ini,
hal inilah yang membuat orang Manado lebih supel daripada suku-suku lain, sehingga
gampang bergaul, ini sangat penting dalam keberadaannya sebagai tuan rumah dalam
kepariwisataan.

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


78
Kawanau berarti kekerabatan, konco atau masyarakat peguyuban Manado itu
sendiri, di daerah ini eksistensi kaum wanita sudah sejak dulu menonjol, karena di
pandang lebih terbuka bahkan sedikit genit bagi masyarakat di daerah Indonesia lainnya.
Namun dampak positifnya setiap persahabatan dengan orang Manado, jarang
dipecundangi karena di daerah ini tidak ada istilah menohok kawan seiring. Kegotong
royongan di daerah ini dikenal dengan istilah “mapalus”.
Rasa kasih terhadap sesama manusia sebagaimana diuraikan di muka, di Manado
tidak menutup kemungkinan berasal dari agama kristen, yang menyebarkan kasih kepada
semua pihak. Disamping itu dalam meningkatkan sumber daya manusia, DR. Sam
ratulangi pernah menyampaikan dalam istilah Manado yaitu “si tou timou tumo tou”
artinya beliau bermaksud untuk memanusiakan manusia, jadi dalam hidup dan kehidupan
ini pada dasarnya adalah untuk memanusiakan manusia kepada harkat keberadaan dirinya
yang sesungguhnya.
Legenda kuno Manado mencatat bahwa daerah ini penuh dipimpin oleh kaum
wanita yang banyak jumlahnya sedangkan kaum laki-laki sangat terbatas ketika itu, hal
inilah yang membuat kaum wanita cekatan dalam memperjuangkan hidup, kemudian
sesuai dengan fitrahnya kaum wanita yang lemah ini dalam persaingan mengandalkan
rayuannya yang melankolis, hal ini sangat berpengaruh dengan pemerintahan.

b. Kebudayaan Suku Manado


Suku Manado atau Suku Minahasa merupakan suku asli di Sulawesi Utara dan
sebagian besar mendiami di Kota Manado. Suku ini juga menyebut dirinya sebagai orang
Kawanua. Dan berdasarkan sensus penduduk tahun 2010 orang Manado kebanyakan
menganut Agama Kristen Protestan. Sementara itu bahasa yang sering mereka gunakan
ialah bahasa Melayu Manado dengan logat yang khas.

1. Adat Suku Manado


Adat dari Manado paling terkenal adalah Monondeaga yang merupakan sebuah
upacara adat yang biasa dilakukan oleh suku Manado/Minahasa terutama yang berdiam di
daerah Bolaang Mongondow. Pelaksanaan upacara adat ini sendiri adalah untuk
memperingati atau mengukuhkan seorang anak perempuan ketika memasuki masa
pubertas yang ditandai dengan datangnya haid pertama.

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


79
Secara garis besar, upacara adat ini dilakukan sebagai bentuk syukur dan sekaligus
semacam uwar-uwar bahwa anak gadis dari orang yang melaksanakan upacara adat ini
telah menginjak masa pubertas. Untuk itu, agar kecantikan dan kedewasaan sang anak
gadis lebih mencorong, maka dalam upacara adat ini sang gadis kecil pun daun telinganya
ditindik dan dipasangi anting-anting layaknya gadis yang mulai bersolek, kemudian gigi
diratakan (dikedawung) sebagai pelengkap kecantikan dan tanda bahwa yang
bersangkutan sudah dewasa.

2. Rumah Adat Suku Manado

Rumah panggung atau wale merupakan tempat kediaman para anggota rumah tangga
orang Minahasa di Kota Manado, dimana didalamnya digunakan sebagai tempat
melakukan berbagai aktivitas. Rumah panggung jaman dahulu dimaksudkan untuk
menghindari serangan musuh secara mendadak atau serangan binatang buas. Sekalipun
keadaan sekarang tidak sama lagi dengan keadaan dahulu, tapi masih banyak penduduk
yang membangun rumah panggung berdasarkan konstruksi rumah modern.

3. Pakaian Adat Suku Manado

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


80
Pakaian adat yang dikenakan oleh kaum pria Minahasa yaitu berupa baniang atau kemeja
yang lengan panjang berkerah atau tanpa kerah yang dihiasi saku pada bagian pada bagian
bawah sebelah kiri dan kanan serta bagian atas sebelah kiri kemeja. Selain itu
ditambahkan pula hiasan berupa sulaman motif padi, kelapa dan ular naga pada bagian
bawah lengan dan bagian depan kemeja. Pemakaian baniang ini umumnya dipadukan
dengan celana hitam polos tanpa hiasan yang panjangnya sampai sebatas tumit, dengan
model yang melebar pada bagian bawah makin kebawah makin lebar. Ditambahkan pula
penggunaan ikat pinggang dari kulit ular patola yang berbentuk mahkota pada bagian
depannya.
Pakaian adat yang dikenakan oleh kaum wanita Minahasa pada mulanya disebut ‘
Karai Momo” ada juga yang disebut “wuyang”. Pakaian ini terdiri dari kebaya model
lengan panjang berwarna putih, dengan bagian bawah berbentuk lipatan seperti ikan
duyung dan agak melebar pada bagian bawah yang dihiasi dengan sulaman sujiber
berbentuk bunga padi dan bunga kelapa dan pada dada sebelah kiri serta kembang kaca
piring dan bunga melati yang berbau harum.

4. Kesenian Suku Manado

Kesenian dari Suku Manado paling terkenal adalah tari kabasaran. Tari kabasaran sering
juga disebut tari cakalele, adalah salah satu seni tari tradisional orang Minahasa yang
banyak dimainkan oleh masyarakat Kota Manado, yang biasanya ditampilkan pada acara-
acara tertentu seperti menyambut tamu dan pagelaran seni budaya. Tari ini menirukan
perilaku dari para leluhur dan merupakan seni tari perang melawan musuh.

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


81
5. Peninggalan Suku Manado
Parigi Tujuh ialah peninggalan dari masyarakat Manado. Dinamakan Parigi Tujuh karena
terdapat dua sumber mata air yang masing-masing tempat memiliki 7 sumber mata air.
Mata airnya keluar dari sela-sela batu besar dan sangat bening serta tidak pernah kering
sekalipun di musim kemarau. Konon pada jaman nenek moyang orang Minahasa, parigi
atau sumur kecil ini menjadi tempat mandi dari 7 orang puteri yang berasal dari
khayangan.

6. Makanan Khas Suku Manado

Tinutuan atau dikenal juga dengan sebutan Bubur Manado merupakan makanan khas
orang Manado, Sulawesi Utara yang paling terkenal. Di hampir semua tempat anda bisa
menemukan kuliner yang satu ini. Bahkan di pusat-pusat keramaian terdapat lokasi yang
dikhususkan untuk menjual tinutuan. Pasalnya, tinutuan telah menjadi bagian dari tradisi
masak-memasak di daerah nyiur melambai.

6. Budaya Bali
a. Sejarah Suku Bali
Unsur kehidupan masyarakat dan kebudayaan di Bali berkembang seiring dengan
perkembangan unsur-unsur yang berasal dari budaya Agama Hindu Jawa, terutama berasal
dari perluasan pengaruh kekuasaan Kerajaan Singosari dan Kerajaan Majapahit. Hal ini
tampak dalam tradisi seperti adanya tokoh pedanda, nama-nama yang menunjukkan kasta,
upacara pembakaran mayat, berbagai tari dan arsitektur bermotif hindu.
Hal ini berpengaruh pula dalam kepariwisataan karena orang lain (wisatawan)
senang untuk meneliti dan melihatnya, namun kemudian terjadi perkembangan budaya
Bali menjadi tradisi modern, sejak Kemerdekaan Republik Indonesi, ditambah oleh
banyaknya wisatawan asing dan domestik yang masuk ke Bali. Sehingga pendidikan dan

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


82
budaya serta pengaruh masa kini, telah banyak membawa perubahan, terutama dalam
pelapisan kasta. Tetapi yang paling penting dalam kehidupan sosial masyarakat Bali
adalah adanya azas gotong royong, baik sebagai nilai budaya maupun sebagia perilaku
sosial.
Gotong royong telah menjadi landasan dalam berbagai bentuk kehidupan sosial di
Bali, sehingga tampak sangat menggerakkan kehidupan kekerabatan dan komunikasi
masyarakat Bali, bentuk gotong royong tersebut diberi istilah, yaitu :
a. Ngoupin (gotong royong antar individu dan keluarga)
b. Ngedeng (gotong royong antar perkumpulan)
c. Ngayah (gotong royong untuk keperluan agama)
Dalam gerak tari budaya Bali menggerakkan seluruh potensi tubuh mulai dari lirikan
mata, lenggok bahu, hentakan kaki, teriak suara, serta ini dengan keserasian seluruh
penari. Dalam pemerintahan kuatnya kecintaan masyarakat Bali kepada kerja sama dan
pengabdian adalah karena akibat menyebar luanya perilaku yang berangkat dari adat
istiadat Bali yang diuraikan tersebut di atas, terutama karena rasa takut terjadinya musibah
yang diberikan Tuhan Yang Maha Kuasa Sang Hyang Widi Wasa disebut dengan Karma
Pala (Hukum Parla).

b. Kebudayaan Suku Bali


Suku Bali atau Orang Bali sebagian besar mendiami pulau Bali dan memiliki bahasa
tersendiri. Sementara agama dan kepercayaan yang mereka anut ialah Hindu yang
mengandung konsep Trimurti. Suku Bali mempunyai nilai kebudayaan yang sangat tinggi
dan tak heran jika kebudayaan mereka ini banyak menarik perhatian turis-turis asing,
apalagi keindahan pulau Bali sudah terkenal ke seluruh mancanegara.

1. Rumah Adat Suku Bali


Rumah Bali yang sesuai dengan aturan Asta Kosala Kosali (bagian Weda yang
mengatur tata letak ruangan dan bangunan, layaknya Feng Shui dalam Budaya China).
Menurut filosofi masyarakat Bali, kedinamisan dalam hidup akan tercapai apabila
terwujudnya hubungan yang harmonis antara aspek pawongan, palemahan dan
parahyangan. Untuk itu pembangunan sebuah rumah harus meliputi aspek-aspek tersebut
atau yang biasa disebut Tri Hita Karana.
Pawongan merupakan para penghuni rumah. Palemahan berarti harus ada hubungan
yang baik antara penghuni rumah dan lingkungannya. Pada umumnya bangunan atau

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


83
arsitektur tradisional daerah Bali selalu dipenuhi hiasan, berupa ukiran, peralatan serta
pemberian warna. Ragam hias tersebut mengandung arti tertentu sebagai ungkapan
keindahan simbol-simbol dan penyampaian komunikasi. Bentuk-bentuk ragam hias dari
jenis fauna juga berfungsi sebagai simbol-simbol ritual yang ditampilkan dalam patung.

2. Pakaian Adat Suku Bali


Pakaian adat Bali kalau dilihat sekilas terkesan sama. Padahal sebenarnya pakaian
adat Bali sangat bervariasi. Dengan melihat pakaian adat Bali yang dikenakan seseorang
dalam suatu acara, bisa dilihat status ekonomi dan status pernikahannya. Namun, tak
dapat dipungkiri bahwa pakaian adat Bali memiliki keanggunan dan citra tersendiri.
Setidaknya ada tiga jenis pakaian Adat Bali yang umum dikenakan oleh masyarakat Bali.
Pertama, pakaian adat untuk upacara keagamaan. Kedua, pakaian adat untuk upacara
pernikahan. Dan, ketiga adalah pakaian adat untuk aktivitas sehari-hari. Pakaian Adat khas
Bali ini berbeda antara yang dipakai oleh laki-laki dan perempuan.
Misalnya pemakaian sanggul ke pura oleh remaja putri. Mereka memakai sanggul
atau pusung gonjer sedangkan untuk perempuan dewasa (sudah menikah) menggunakan
sanggul (pusung tagel). Busana Agung adalah pakaian adat Bali yang paling mewah.
Pakaian adat Bali yang satu ini biasanya dipakai pada rangkaian acara ‘Potong Gigi’ atau
Perkawinan. Busana Agung mempunyai beberapa variasi tergantung tempat, waktu dan
keadaan. Kain yang digunakan dalam pakain adat Bali yang satu ini adalah wastra wali
khusus untuk upacara atau wastra putih sebagai simbol kesucian. Tapi, tak jarang pula
kain dalam pakaian adat Bali ini diganti dengan kain songket yang sangat pas untuk
mewakili kemewahan atau prestise bagi pemakainya.

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


84
3. Tarian Suku Bali

Ialah Tari Barong dan Tari Kecak yang menjadi salah satu tarian tradisional khas
Bali yang sudah terkenal kemana-mana. Apa menariknya dari kedua tarian ini? Kedua
tarian ini bisa dikata sebagai ikon kesenian tradisional Bali yang diangkat ke level nasional
bahkan internasional. Seringkali kedua tarian ini dijadikan sebagai media promosi efektif
paket-paket wisata di Bali oleh berbagai agen dan biro perjalanan wisata. Bahkan hampir
seluruh agen maupun biro perjalanan wisata ke Bali selalu mengajak tamunya untuk
menyaksikan Tari Barong dan Tari Kecak ini.

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


85
4. Kesenian Suku Bali

Sekarang ini walaupun dunia berkembang begitu pesat, pengaruh budaya luar begitu
terasa, salah satu yang masih bisa eksis di Bali adalah ukiran khas Bali. Ukiran Khas Bali
tentunya memiliki nilai seni tersendiri, berbeda dengan seni ukiran dari daerah lainnya.

5. Makanan Khas Suku Bali


Salah satu makanan khas dari orang Bali yang paling terkenal ialah Ayam Betutu.
Ayam Betutu adalah lauk yang terbuat dari ayam atau bebek yang utuh yang berisi bumbu,
kemudian dipanggang dalam api sekam. Betutu ini telah dikenal di seluruh kabupaten di
Bali. Salah satu produsen betutu adalah desa Melinggih, kecamatam payangan kabupaten
Gianyar.

Ayam betutu juga merupakan makanan khas Gilimanuk. Betutu digunakan sebagai
sajian pada upacara keagamaan dan upacara adat serta sebagai hidangan dan di jual.
Konsumennya tidak hanya masyarakat Bali tapi juga tamu mancanegara yang datang ke
Bali, khususnya pada tempat-tempat tertentu seperti di hotel dan rumah makan atau
restoran.

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


86
7. Budaya batak
a. Sejarah Suku Batak
Versi sejarah mengatakan si Raja Batak dan rombongannya datang dari Thailand,
terus ke Semenanjung Malaysia lalu menyeberang ke Sumatera dan menghuni Sianjur
Mula Mula, lebih kurang 8 Km arah Barat Pangururan, pinggiran Danau Toba
sekarang.Versi lain mengatakan, dari India melalui Barus atau dari Alas Gayo berkelana
ke Selatan hingga bermukim di pinggir Danau Toba.
Diperkirakan Si Raja Batak hidup sekitar tahun 1200 (awal abad ke-13). Raja
Sisingamangaraja XII salah satu keturunan si Raja Batak yang merupakan generasi ke-19
(wafat 1907), maka anaknya bernama si Raja Buntal adalah generasi ke-20. Batu bertulis
(prasasti) di Portibi bertahun 1208 yang dibaca Prof. Nilakantisasri (Guru Besar Purbakala
dari Madras, India) menjelaskan bahwa pada tahun 1024 kerajaan COLA dari India
menyerang SRIWIJAYA yang menyebabkan bermukimnya 1.500 orang TAMIL di Barus.
Pada tahun 1275 MOJOPAHIT menyerang Sriwijaya, hingga menguasai daerah Pane,
Haru, Padang Lawas. Sekitar rahun 1.400 kerajaan NAKUR berkuasa di sebelah timur
Danau Toba, Tanah Karo dan sebagian Aceh.
Adat adalah bagian dari pada Kebudayaan, berbicara kebudayaan dari suatu bangsa
atau suku bangsa maka adat kebiasaan suku bangsa tersebut yang akan menjadi perhatian,
atau dengan kata lain bahwa adat lah yang menonjol didalam mempelajari atau
mengetahui kebudayaan satu suku bangsa, meskipun aspek lain tidak kalah penting nya
seperti kepercayaan, keseniaan, kesusasteraan dan lain-lain.
Batak merupakan salah satu suku bangsa yang ada di Indonesia. Nama ini
merupakan sebuah terma kolektif untuk mengindentifikasikan beberapa suku bangsa yang
bermukim dan berasal dari Tapanuli, Sumatera Timur dan di Sumatera Utara. Suku bangsa
yang dikategorikan sebagai Batak adalah Batak Toba, Batak Karo, Batak Pakpak, Batak
Simalungun, Batak Angkola dan Batak Mandailing. Mayoritas orang batak menganut
agama Kristen dan sisanya beragama Islam. Tetapi ada juga yang menganut agama Malim
dan juga menganut kepercayaan Animisme (disebut juga sipelebegu atau parbegu),
penganut kedua kepercayaan ini saat ini sudah semakin berkurang.
Orang Batak adalah penutur bahasa Austronesia namun tidak diketahui kapan nenek
moyang orang Batak pertama kali bermukim di Tapanuli dan Sumatera Timur. Bahasa dan
bukti-bukti arkeologi menunjukkan bahwa orang yang berbahasa Austronesia dari Taiwan
telah berpindah ke wilayah Filipina dan Indonesia sekitar 2.500 tahun lalu, yaitu di zaman
batu muda (Neolitikum). Karena hingga sekarang belum ada artefak Neolitikum (Zaman

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


87
Batu Muda) yang ditemukan di wilayah Batak maka dapat diduga bahwa nenek moyang
Batak baru bermigrasi ke Sumatera Utara di zaman logam.Pada abad ke-6 pedagang-
pedagang Tamil asal India mendirikan kota dagang Barus,di pesisir barat Sumatera Utara.
Mereka berdagang kapur Barus yang diusahakan oleh petani-petani di pedalaman. Kapur
Barus dari tanah batak bermutu tinggi sehingga menjadi salah satu komoditas ekspor di
samping kemenyan.Pada abad ke-10, Barus diserang oleh Sriwijaya. Hal ini menyebabkan
terusirnya pedagang-pedagang Tamil dari pesisir Sumatera. Pada masa-masa berikutnya,
perdagangan kapur Barus mulai banyak dikuasai oleh pedagang Minangkabau yang
mendirikan koloni di pesisir barat dan timur Sumatera Utara. Koloni-koloni mereka
terbentang dari Barus, Sorkam, hingga Natal.
Orang Batak terkenal paling eksistensialis dalam menentang hidup dan kehidupan
ini, sehingga dikalangan anak anak muda dikenal istilah Batak Tembak Langsung (BTL),
maksudnya seseorang yang tinggal di pedalaman Sumatera Utara juga bisa tanpa lewat
kota Belawan Medan langsung merantau ke kota Jakarta tanpa pikir panjang ataupun
resikonya.
Dalam mengemukakan pendapat orang Batak cenderung spontan tanpa tedeng aling-aling,
apalagi ditambah dengan sikap egalitarian (percaya bahwa manusia sederajat), istilah yang
paling lazim disampaikan dalam pembicaraan sehari-hari adalah “ Ise nan mangator
nagaroan, ......... Hepeng.
Hubungan budaya Batak dengan ilmu pariwisata adalah mudah diterimanya
wisatawan dari berbagai lokasi baik lokal, dalam negeri maupun manca negara untuk
melakukan kunjungan wisata ataupun penelitian ke wilayah ini, karena mereka orang
Batak ini mereka terbuka dan gampang bergaul walaupun tampak kasar sekalipun.
Terhadap pihak yang dianggap sudah akrab mereka menyebut “halak kita”’ disamping
mereka memanggil dengan “lai” hanya saja untuk menembus kedalam keluar Batak, perlu
mengetahui adat istiadat kawin –kawin yang sangat mengentalkan kekerabatan di daerah
ini, yaitu ada empat alat dalam peminangan sebagai berikut :
a. Upa Suhu
b. Upa Jalobara
c. Upa Tulang
d. Upa Pariban
Apabila tidak dipenuhi keempat alat pengikat ini akan menimbulkan “silang ala
sinamot”. Dalam pemerintahan adanya keberanian membuat terobosan baik dalam
pemerintah legislatif, eksekutif, dan yudikatif di satu posisi maupun pihak masyarakat

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


88
pada posisi lain adalah karena akibat menyebar luasnya perilaku yang berangkat dari adat
istiadat Batak yang diuraikan di atas.

b. Letak Geografi Suku Batak


Wilayah Sumatera Utara terdiri dari daerah pantai, dataran rendah dan dataran tinggi
serta pegunungan Bukit Barisan yang membujur ditengah-tengah dari Utara ke Selatan.
Daerah asal kediaman orang batak dikenal dengan daratan tinggi Karo, Langkat Hulu, Deli
Hulu, Serdang Hulu, Simalungun, toba, Mandailing dan tapanuli tengah. Daerah ini dilalui
oleh rangkaian Bukit Barisan di daerah sumatera utara dan terdapat sebuah danau besar
dengan nama Danau Toba yang sangat terpenting untuk sumber mata pencaharian buat
masyarakat sekitarnya. Dilihat dari wilayah administrative, mereka mendiami wilayah
beberapa kabupaten atau bagian dari sumatera utara.Yaitu Kabupaten Karo, simalungun,
dairi, tapanuli utara dan dairi. Danau Toba dianggap sebagai simpul pemersatu areal tanah
yang didiami individu-individu maupun kelompok etnis Batak Toba ini,yang keadaannya
berada pada ketinggian 900 m di atas permukaan air laut.
Danau ini terbentuk dari vulkanik gunung merapi yang hasil letusannya membentuk
sebuah bentuk danau, yang letusannya berdampak menyemburkan kawah yang kemudian
dipenuhi oleh debit air yang sangat besar. Danau Toba ini adalah salah satu kebanggaan
masyarakat Batak Toba sebagai danau yang sangat bermanfaat untuk sumber kehidupan
dari hasil yang ada di dalam danau ini, seperti suber air bersih, ikan-ikan dan sebagai aset
pariwisata karena pemandangannya yang menawan di sekitar danau ini.Di tengah-tengah
danau tuba ini terdapat sebuah pulau yang dinamakan Pulau Samosir (menurut sejarah
sesungguhnya dahulu tidak benar-benar terpisah dengan dataran disekeliling Danau Toba
artinya tidak benar-benar sebagai sebagai sebuah pulau).Masyarakat Batak merupakan
masyarakat perantau yang diwarisi dengan sifat pekerja keras, berani, jujur dan pantang
menyerah. Keinginan untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik selalu ditanamkan
kepada generasi muda sehingga demi mencapai impian,seorang pemuda atau pemudi batak
harus bersedia meninggalkan kampung halaman tercinta untuk merantau ke negeri/daerah
orang yang jauh. Akan tetapi kerinduan akan kampung halaman masih akan selalu melekat
di hati. Tak heran saat ini banyak orang Batak yang berhasil dan sukses tersebar di
seluruh penjuru dunia.

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


89
c. Bahasa Suku Batak
Sistem tradisi penulisan didalam bahasa Batak diduga telah ada sejak abad ke-13,
dengan aksara yang mungkin berasal dari aksara Jawa Kuna, melalui aksara Sumatera
Kuna. Aksara ini bersifat silabis artinya tanda untuk menggambarkan satu suku kata/silaba
atau silabis. Jumlah lambang atau tanda itu sebanyak 19 buah huruf yang disebut juga
induk huruf dan ditambah 7 jenis anak huruf. Pada dasarnya huruf /ka/ tidak pernah
ditemukan dalam bahasa Batak Toba, misalnya orang Batak Toba pada mulanya bila
menyebutkan kopi adalah hopi, dan hoda [bukan kuda]. Tetapi sekarang ini orang Batak
tidak lagi menyebutnya hopi melainkan kopi, itulah perubahan pelafalan dalam bahasa
Batak Toba.

d. Baju Adat Suku Batak


Baju adat batak adalah ulos. Ulos dipergunakan di semua acara adat, meskipun
untuk pemakaiannya tiap ulos memiliki aturannya sendiri. Ulos itu dapat dipadukan
dengan pakaian modern, misalnya jas atau dipadukan dengan kebaya. Sebagai baju adat
batak toba, ulos juga dapat dikombinasikan dengan sortali.
Sortali itu sendiri adalah ikat kepala yang fungsinya seperti mahkota. Biasanya
dibuat dari bahan tembaga yang disepuh dengan emas, lalu dibungkus dengan kani merah.
Sortali ini digunakan pada pesta-pesta besar. Sortali digunakan laki-laki dan perempuan.
Akan tetapi sama seperti ulos, penggunaan sortali tidak sembarangan dan memiliki aturan
sendiri.
Ulos itu sendiri sebenarnya tidak hanya berupa kain tenun, tapi dapat juga berupa
tanah (ulos na so ra buruk), uang (ulos tonunan sadari atau berupa makanan dan doa restu.
Sebagai baju adat batak toba, maka ulos yang berupa kain tenun (ulos herbang)

a. Sistem Kepercayaan Suku Batak


Kepercayaan yang dianut oleh masyarakat tradisional Batak adalah kepercayaan
terhadap Mulajadi Na Bolon yang dipercayai oleh orang Batak sebagai dewa tertinggi
mereka pencipta 3(tiga) dunia:
i. dunia atas (banua ginjang)
ii. dunia tengah (banua tonga)
iii. dunia bawah (banua toru)
Manusia dipercaya hidup di tengah, tidak terpisah dari alam, manusia satu dengan
kosmos. Adat memimpin hidup manusia perseorangan, sedangkan masyarakat adalah

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


90
simbol ketertiban kosmos. Tiga golongan fungsional dalam masyarakat adat Batak yang
disebut Dalihan Na Tolu dipercaya sebagai refleksi kerjasama ketiga dunia itu. Dalam
sistem adat istiadat orang Batak dikenal adanya Dalihan na Tolu yang berarti Tiga nan
Satu. Tiga unsur penting dalam sistem kekerabatan masyarakat berdasarkan asas Dalihan
Na Tolu berlaku secara umum dalam semua sub suku walaupun berbeda-beda dalam
penamaannya, saling mendukung satu dengan yang lainnya. Dalihan Na Tolu berasal dari
kata ”dalihan” yang berarti tungku dan ”na tolu” artinya nan tiga. Tungku nan tiga
melambangkan terdapat tiga buah batu sebagai tungku yang menopang kuali (lambang
kehidupan sehari-hari). Hal ini mencerminkan kehidupan sehari-hari orang Batak Toba
yang ditopang oleh prinsip Dalihan Na Tolu. Sistem Dalihan Na Tolu menentukan
kedudukan, hak dan kewajiban orang Batak dalam lingkungannya. Dalam sistem
masyarakat orang Batak Toba ketiga unsur ini digambarkan sebagai Hula-hula, Dongan
Sabutuha dan Boru. Prinsip Dalihan Na Tolu memiliki kaitan erat dengan sistem marga
dan silsilah. Seorang anak harus mengetahui asal-usul klan marga keluarganya dan juga
urutan silsilahnya sehingga setiap orang dapat menempatkan diri dengan baik dalam
tatanan pergaulan di masyarakat. Salah satu contoh penerapan prinsip Dalihan Na Tolu ini
dapat dilihat dalam penggunaan ulos yang erat kaitannya dengan kehidupan adat orang
Batak Toba maupun sub suku Batak Toba dan juga lainnya. Dalam masyarakat Batak
Toba pemberian ulos ditujukan sebagai perlambang yang akan mendatangkan
kesejahteraan jasmani dan rohani dan hanya digunakan pada upacara khusus.

f. Sistem Kekerabatan Suku Batak


Sistem kekerabatan memegang peranan penting dalam jalinan hubungan baik antara
individu dengan individu ataupun individu dengan masyarakat lingkungannya. Dari sistem
ini biasanya bersumber masalah lain dalam sistem kemasyarakatan, seperti sistem daur
hidup, kesatuan hidup setempat dan stratifikasi sosial. Kelompok kekerabatan suku bangsa
Batak Toba berdiam di daerah pedesaan yang disebut huta (kampung). Biasanya satu Huta
didiami oleh keluarga dari satu marga. Marga (klan) tersebut terikat oleh simbol-simbol
tertentu misalnya nama marga yang membentuk sebuah klan kecil. Klan kecil tadi
merupakan kerabat patrilineal (garis keturunan ayah) yang masih berdiam dalam satu
kawasan areal yang menciptakan sosial budaya. Sebaliknya klen besar yang anggotanya
sudah banyak hidup tersebar sehingga tidak saling kenal tetapi mereka dapat mengenali
anggotanya melalui nama marga yang selalu disertakan dibelakang nama kecilnya,
Stratifikasi sosial orang Batak didasarkan pada empat prinsip yaitu :

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


91
a.perbedaan tigkat umur
b. perbedaan pangkat dan jabatan
c.perbedaan sifat keaslian
d. status kawin
Pada umumnya perkawinan Batak adalah monogami. Tetapi karena faktor keturunan
laki-laki dianggap penting membawa garis keturunan, maka apabila sebuah keluarga di
dalam perkawinan belum mempunyai anak laki-laki sering sekali terjadi poligami yang
tujuannya agar garis keturunan yetap berlanjut. Perkawinan sangat erat kaitannya dengan
keluarga, sedang perceraian sangat jarang terjadi dan sejauh mungkin diusahakan jangan
sampai terjadi. Hal ini terjadi karena adat. Bila seorang istri yang diceraikan suaminya
cenderung tidak akan mempunyai hubungan lagi dengan keluarga laki-laki baik anak
sendiri, maupun keluarga lain. Berpoligami sebenarnya sangat tidak diinginkan di dalam
status sosial pada masyarakat Batak.
Dalam kehidupan sehari-hari orang yang berpoligami itu selalu kurang mendapat
penghargaan dari masyarakat sekitar dan juga status sosialnya dianggap kurang
baik.Pandangan masyarakat Batak bahwa anak (laki-laki dan perempuan) merupakan
harta yang paling berharga baginya di dalam keluarga. Hal ini dapat di lihat dari semboyan
di masyarakatnya yaitu anakhonki do hamoraon di au (anak adalah kekayaan yang
dimiliki).
Keturunan-keturunan dari orang yang berpoligami dalam kenyataannya lebih banyak
menderita karena percekcokan antara anak pihak istri yang pertama dengan pihak istri
kedua. Dengan demikian pada prinsipnya masyarakat Batak Toba tidak menginginkan
adanya poligami dari pihak suami , kecuali jika tidak ada keturunan, apalagi tidak
mempunyai keturunan laki-laki yang dianggap anak laki-laki merupakan penerus
kesinambungan secara genetika

g. Bentuk Kesenian Suku Batak


Seni pada masyarakat Batak umumnya meliputi seni musik, seni sastra, seni tari,
seni bangunan dan seni kerajinan tangan. Walaupun bagaimana sederhananya sesuatu suku
bangsa di dunia ini, mereka pasti terlibat dengan jenis-jenis seni tersebut. Seni-seni ini pun
merupakan seni yang dimiliki desa Lumban Gaol.

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


92
 Seni Sastra
Pada masyarakat Batak Toba terkenal cerita Si Boru Tumbaga dan terjadinya Danau Toba.
Bahwa ceritra Si Boru Tumbaga ini menggambarkan perbedaan antara anak laki-laki dan
wanita yang masih tumpang, terutama dalam hal hak waris. Cerita terjadinya Danau Toba
menggambarkan bahwa seseorang yang melanggar janji akan dikutuk. Kutukan itu
datangnya dari Tuhan berupa keajaiban atau dalam bentuk yang lain.Sastra Batak,
khususnya cerita rakyat dalam bahasa Toba disebut turi-turi. Masyarakat Batak dikatakan
kaya raya akan dongeng-dongeng. Cerita seperti ini masih populer, khususnya oleh para
nenek-nenek terhadap cucu-cucunya ataupun orang tua terhadap anak-anaknya pada waktu
senggang. Seni sastra ini dapat diungkapkan berupa umpama (pantun).
Bentuknya sama dengan pantun Melayu, berbaris empat, mengandung sampiran dan
sajaknya adalah ab-ab. Pantun Batak bermacam-macam jenisnya menurut isinya. Ada
pantun yang biasa dipergunakan pada pidato-pidato, dalam upacara-upacara hukum adat
dan ada pula yang mengenai percintaan antara muda-mudi.Tonggo-tonggo adalah ucapan
yang disusun secara puitis dan biasanya diungkapkan pada waktu mengadakan upacara-
upacara rituil. Adakalanya kalimatnya panjang-panjang, isinya penuh mengandung gaya
bahasa yang indah dengan aliterasi dan praktisme. Pada umumnya jarang orang yang bisa
mengucapkan hal tersebutdan hanya orang-orang tertentulah yang mengetahuinya. Teka-
teki yang singkat dalam bahasa bahasa Batak Toba disebut huling- hulingan. Kalau teka-
teki itu memerlukan jawaban, berupa ceritra dinamakan torkan- torkan. Hal ini umpama
oleh para orang tua terhadap anak-anak.
 Seni Musik
Musik adalah suara yang dapat memuaskan perasaan dan menggembiakan isi jiwa
(ekspresi). Kesenian khususnya dalam bidang seni musik telah mengalami perkembangan
yang pesat di dalam masyarakat Batak. Biasanya pada waktu habis panen berbagai desa di
daerah Batak selalu dikunjungi oleh opera-opera Batak. Dalam upacara-upacara adat yang
besar selalu dibunyikan gondang sebangunan yaitu seperangkat musik tradisional Batak.
Musik tradisional Batak boleh dikatakan kaya dalam bunyi-bunyian, di samping gong
(ogung) trum (taganing dan gordang) dan klarinet (serunai), juga dikenal garantung
(sejenis taganing dari kayu), hasapi (kecapi), sordam (sejenis seruling tapi diembus dari
ujung), sulim (seruling), tuila (dari bambu kecil pendek dan diembus pada bagian tengah),
dll.

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


93
 Seni Tari
Seni tari (tor-tor) adalah ekspresi gerakan yang estetis dan artistik akan menjelma
dalam yang teratur, sesuai dengan isi irama yang menggerakan. Gerakan teratur ini dapat
dilakukan oleh perorangan, berpasangan ataupun berkelompok. Tarian perorangan
misalnya yang berhubungan dengan ritus. Tarian tunggal panaluan, dimana sang dukun
menari, berdoa dan sambil memegang tongkat sihir tersebut. Tarian bersama dalam
upacara-upacara adat menurut tradisinya merupakan tarian dari masing-masing unsur
Dalihan Natolu pelaku gerakan tortor ini. Karena ketiga unsur ini secara fungsional dalam
masyarakat bersama-sama mendukung upacaranya.
Biasaya bentuk tarian ketiga unsur Dalihan Na Tolu ini, adanya pemimpin tortor
yang mengatur gerakan yang sesuai dan selaras dengan pola gerakan etika di dalam tortor.
 Seni Bangunan dan Ukir-ukiran
Rumah adat tradisional Batak terbuat dari kayu dengan tiang-tiang yang besardan
kokoh. Atapnya terbuat dari bahan ijuk dan bentuk atapnya adalah melengkung. Di ujung
atap bagian depan terdapat tanduk kerbau. Pada umumnya rumah-rumah adat Batak selalu
dihiasi dinding depan dan samping. Dengan berbagai macam atau ornamen, yang terdiri
dari warna merah, hitam dan putih. Merah melambangkan benua tengah, hitam
melambangkan benua atas dan putih melambangkan benua bawah. Sekarang ini, rumah
adat tradisional sudah mulai menuju kepunahan dari daerah Batak.
 Seni Kerajinan Tangan (Ulos)
Seni kerajinan tangan khususnya ulos selalu dikaitkan dengan angka, warna, struktur
sosial, religius yakni tiga, lima, hitam dan putih, atas tengah dan bawah dan segi tiga, garis
tiga, manunggal dan lain sebagainya. Setiap ulos mempunyai pola dasar tertentu dan
berdasarkan itulah namanya disebutkan, sesuai rencana pemula dari yang mengerjakan.
Ulos dipergunakan pada waktu upacara, kepercayaan dan adat istiadat serta belakangan ini
bernilai ekonomis (sebagai mata pencaharian). Pada setiap ujung pangkal ulos terdapat
rambu, yakni benang yang dipintal (dipulos) berjumlah sepuluh atau lima tergantung besar
benangnya. Antara badan ulos dan rambu selalu dibuat sirat (corak) sebagai hiasan untuk
memperindah, juga berfungsi untuk menyatukan ulos itu sendiri agar benang-benangnya
jangan lepas. Pada bagian tengah ada juga hiasan lukisan yang bertempel yang disebut
dengan jungkit

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


94
h. Makanan Khas Suku Batak
Lapet atau juga akrab disebut ombus-ombus yang artinya masih tetap hangat, adalah
makanan khas Suku Batak yang berasal dari daerah Siborong-Borong. Bahan dasar lapet
adalah itak yang merupakan beras yang dihaluskan secara manual dengan peralatan
seadanya yang masih sangat tradisional. Setelah itak sudah benar-benar halus, itak tersebut
diadon dengan kelapa muda, gula pasir, dan terkadang gula aren. Adonan tersebut
kemudian dibungkus dengan daun pisang sebelum akhirnya dikukus.
Rasa lapet tentu saja menjadi manis bercampur gurih karena dipadukan dengan
kelapa muda dan gula. Terdapat legenda suku Batak yang mengatakan bahwa lapet yang
paling enak adalah lapet yang dimasak oleh wanita bermarga Sihombing. Terlepas

i. Rumah Adat Suku Batak


Kebanyakan rumah tradisional yang ada di Nusantara kita ini tidak hanya sekedar
sebagai tempat tinggal tapi juga sebagai media atau simbolisasi perwujutan dari filosofi
atau adat budaya yang berlaku pada daerah atau suku-suku yang ada di bumi Indonesia ini.
Kita sebagai bangsa yang besar sudah sewajarnya bangga akan kekayaan budaya kita dan
sewajarnya pula kita sebagai penerus bangsa melestarikannya dan selalu
mengabadikannya untuk anak cucu kita nanti, dan mengenalkan kepada mereka identitas
kita sebagai negara yang besar. Kali ini kita membahas rumah adat suku Batak di
Sumatera Utara. Rumah Adat Batak mengandung filosofi pedoman hidup suku Batak.
Dalam kesempatan ini kita akan mengupas nilai flosofi, makna dan sejarah dari
rumah adat Batak tersebut sebagai bentuk cagar budaya, yang kita harapkan dapat menjadi
sarana pelestarian budaya, agar kelak para generasi penerus kita tidak kehilangan identitas
bangsa kita tercinta ini.
Perkampungan suku Batak Toba mengikuti pola berbanjar (kampung), yaitu suatu
tata ruang lingkungan dengan komunitas yang utuh dan kuat solidaritasnya. Desa atau
kampung pada suku batak disebut lumban/ huta. di setiap masing-masing desa / kampung
dilengkapi 2 pintu gerbang (bahal) pada sisi bagian utara dan selatan. Sekeliling kampung
dipagar batu setinggi 2 m, yang disebut parik. Di setiap sudut pagar berdiri menara
penjagaan yang berfungsi untuk mengintai musuh atau bertahan. Pada sejarah masa lalu,
di suku Batak sering sekali peperangan antar kampung.
Oleh karena itu kenapa kampung suku Batak berpagar keliling dan ada menara
penjaganya seperti benteng, Huta masih dapat disaksikan di Kabupaten Tapanuli Utara di

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


95
desa-desa Tomok, Ambarita, Silaen, dan Lumban Nabolon Parbagasan. Desa-desa tersebut
merupakan daya tarik wisata budaya yang banyak dikunjungi wisatawan.

8. Budaya Papua
a. Sejarah Suku Papua
Hubungan komunitas di daratan Irian Jaya Papua ini sangat sulit, karena beratnya medan
yang akan dilalui, karena itu di dalam perkembangan budaya kedaerahan sangat memiliki
perbedaan antara satu dengan yang lainnya, sebagai contoh dapat dilihat banyaknya
bahasa daerah di wilayah ini, sebab masing-masing daerah, lokasi, suku, tempat dan lain-
lain itu, masing-masing mengembangkan bahasa ibunya yang sulit dipengaruhi oleh
daerah lain karena hubungannya terputus.
Namun demikian budaya yang hampir sama pada sebagian besar orang Irian Jaya Papua
adalah keras hati, gengsi, dengan demikian tidak tampak sikap merunduk orang Irian
Jaya Papua dalam saling menghormati. Dampak positifnya bila orang Irian Jaya Papua
memegang jabatan, akan mudah mempertahankan wibawa dan kharismanya masing-
masing bahkan cenderung kurang berkenan membuka aib.
Pada kesempatan lain, yang umum terjadi adalah bila seorang perjaka sudah meminang
seorang wanita pujaan hatinya, dan ditolak oleh calon mertuanya maka akan melalukan
kawin lari, karena gengsi menanggung penolakan tersebut,
Terjadinya berbagai gerakan separatis di daerah ini bukan saja karena tujuan politik
semata tetapi karena adanya rasa tidak terpakai dalam pemerintahan, sehingga
menimbulkan rasa gengsi tehadap kemampuannya, sehingga ingin dibuktikan yang
bersangkutan. Itulah sebabnya gerakan-gerakan ini tidak pernah bersatu dalam aliansi
keseluruahan kepulauan ini.
Pemuda pemudi Irian Jaya Papua tidak sedikit yang berpendidikan tinggi, walaupun
berasal dari daerah yang sangat pedalaman, inilah bukti dari kekerasan hati dan gengsi
itu sendiri. Hubungannya dengan pariwisata adalah terkaitnya wisatawan manca negara
untuk mempelajari berbagai budaya spesifik daerah ini sehingga DR. Wynn Sargent
menyebutkan harus menikah dengan kepala suku Abahorok untuk melakukan penelitian
kualitatifnya.
Dalam pemerintahan adanya keberanian melawan pemerintah secara bersama-sama
adalah karena akibat menyebar luasnya perilaku yang berangkat dari adat istiadat Papua
yang diuraikan diatas.

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


96
b. Kondisi dan Letak Geografis Papua
Papua adalah sebuah provinsi terluas Indonesia yang terletak di bagian timur
Indonesia.Provinsi Papua dulu mencakup seluruh wilayah Papua. Pada masa pemerintahan
kolonia Hindia-Belanda, wilayah ini dikenal sebagai Nugini Belanda ( Nederlands Nieuw-
Guinea atau Dutch New Guinea ). Setelah belanda di bawah penguasaan Indonesia,
wilayah ini dikenal sebagai Provinsi Irian Barat sejak tahun 1969 hingga 1973. Namanya
kemudian diganti menjadi Irian Jaya oleh Soeharto pada saat meresmikan tambang
tembaga dan emas Freeport, nama yang tetap secara resmi hingga tahun 2002.Nama
provinsi ini diganti menjadi Papua sesuai UU No. 21 Tahun 2001 tentang Otonomi
Khusus Papua. Bagian timur tetap memakai nama Papua sedangkan bagian baratnya
menjadi Provinsi Papua Barat. Luas wilayah provinsi Papua adalah 317.062 ( Km2 )
dengan Kota Merauke yang terluas dan Kota Jayapura yang terkecil. Papua terletak
diantara 130-141o Bujur Timur dan 2o25’ Lintang Utara – 9o Lintang Selatan.
1. Batas Wilayah
Sebelah Utara : Samudera Fasifik
Sebelah Selatan : Laut Arafura
Sebelah Barat : Provinsi Papua Barat
Sebelah Timur : Papua New Guinea
2. Iklim dan Cuaca
Kota Jayapura merupakan daerah dengan suhu udara tertinggi, mencapai 28,2oC
ditahun 2005 sedangkan Wamena merupakan daerah dengan suhu udara terendah
yang mencapai 19,4oC pada tahun 2004. Persentase kelembaban udara tertinggi
mencapai 87% di Biak pada tahun 2005 dan terendah mencapai 77% di Serui pada
tahun 2001.

c. Kesenian dan Kebudayaan Papua :


Papua memiliki banyak kesenian dan kebudayaan yang ada di dalamnya, kesenian
dan kebudayaan tersebut sangat unik dan menarik. Berikut beberapa kesenian dan
kebudayaan yang ada di Papua:
1. Bahasa
Terdapat ratusan bahasa daerah yang berkembang pada kelompok etnik yang ada di
Papua. Aneka Berbagai bahasa ini menyebabkan kesulitan dalam berkomunikasi
antara satu kelompok etnik dengan kelompok etnik lainya. Oleh sebab itu, Bahasa
Indonesia digunakan secara resmi oleh masyarakat-masyarakat di Papua bahkan

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


97
hingga ke pedalaman. Namun ada masyarakat yang tidak mengerti bahasa Indonesia
karena minimnya pendidikan yang ada di Papua
2. Pakaian Tradisional
Pakaian adat Papua untuk pria dan wanita hampir sama bentuknya. Pakaian adat itu
memakai hiasan-hiasan seperti hiasan kepala berupa bentuk burung cendrawasih,
gelang, kalung, dan ikat pinggang dari manik-manik, serta rumbai-rumbai pada
pergelangan kaki. Namun ada juga masyarakat suku pedalaman Papua yang hanya
menggunakan koteka dalam membalut tubuhnya
3. Rumah Adat
Rumah adat Papua memiliki nama Rumah Honai, dimana bahan yang diguanakan
untuk membuat rumah Honai yaitu dari kayu dengan dan atapnya berbentuk kerucut
yang terbuat dari jerami atau ilalang. Rumah tradisional Honai mempunyai pintu yang
kecil dan tidak berjendela.. Sebenarnya struktur Honai dibangun sempit atau kecil dan
tidak berjendela bertujuan untuk menahan hawa dingin pegunungan Papua.Umumnya
rumah Honai terdiri dari 2 lantai yang terdiri dari lantai pertama untuk tempat tidur
sedangkan lantai kedua digunakan sebagai tempat untuk bersantai, makan, serta untuk
mengerjakan kerajinan tangan.
4. Tari Tradisional
Papua memiliki berbagai macam tarian yang unik dan menarik, seperti tari selamat
dating yang merupakan tarian khas papua yang menggambarkan kegembiraan hati
para penduduk dalam menyabut para tamu terhormat yang datang ke wilayah mereka.
Tari ini memiliki gerakan yang menarik, dinamik dan dilakuakan dengan semangat
5. Senjata Tradisional
Papua memiliki senjata tradisional yang digunakan untuk melawan musuh. Seperti
pisau belati papua yang terbuat dari tulang kaki burung kasuari dan bulu burung
tersebut yang menghiasi pinggiran belati tersebut. Namun ada senjata lain yang
biasanya di gunakan yaitu busur dan panah serta lembing yang digunakan untuk
berburu.
6. Makanan Khas
Makanan khas papua yaitu sagu yang di buat jadi bubur atau yang dikenal dengan
nama papeda. Masyarakat papua biasanya menyantap papeda bersama kuah kuning,
yang terbuat dari ikan tongkol atau ikan mubara dan di bumbui kunyit dan jeruk nipis.
Selain itu banyak olahan ikan khas papua sampai yang ekstrem yaitu sate ulat sagu.

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


98
7. Alat Musik
Papua memiliki banyak alat musik tradisional salah satunya yaitu tifa. Tifa merupakan
salah satu alat musik pukul yang bentuknya hampir mirip dengan gendang. Alat
musik Tifa terbuat dari kayu yang mana pada bagian tengah kayu tersebut dibuat
lubang besar yang dibersihkan. Lalu diujung salah satu kayu tersebut ditutup dengan
mengunakan kulit rusa yang telah dikeringkan yang berfungsi agar alat musik Tifa ini
bisa menghasilkan suara yang indah dan bagus
Alat musik tifa
8. Kerajinan Tangan
Masyarakat papua biasanya membuat kerajinan tangan yang di buat dari bahan-bahan
yang tersedia dialam. Seperti kerajinan tas yang bernama Noken. Kerajinan ini di buat
dari kulit kayu yang di anyam, dan warna yang diguanakan berasal dari pewarna
alami akar tumbuhan dan buah-buahan. Noken ini biasa di gunakan dan di bawah
dengan menyangkutkan noken di atas kepala.
9. Sistem Kepercayaan/Religi
Sebagian masyarakat Papua masih memiliki kepercayaan totemisme, sebagai bentuk
kepercayaan yang memandang asal-usul manusia berasal dari dewa-dewa nenek
moyang, dan masih ada suku suku yang tertutup atau tidak mau berhubungan dengan
dunia luar. mendiami tiga distrik yakni Merauke, Okaba dan Muting, Kabupaten
Merauke, Papua. Namun walaupun begitu sebagian dari mereka telah memeluk
beberapa agama resmi yang diakui oleh pemerintah.Di Papua Timur sebagian
agamanya beragama Kristen dengan persentase sebagai berikut :
a. Protestan ( 51.2 % ), Katolik ( 25.42 % ), Islam ( 20% ), Hindu ( 3 % ) dan Buddha
( 0.13 % )
Sedangkan di Papua Barat :
b. Kristen ( 50.7 % ), Islam ( 41.3 % ), Katolik ( 7.7% ), Hindu ( 0.1 % ), Buddha (0.1
%) dan Konghucu ( 0.1 % )
10. Sistem Mata Pencarian
Sistem mata pencaharian di papua ini amat beragam, sesuai dengan dimana
masyarakat itu tinggal. Penduduk daerah pantai dan kepulauan dengan ciri-ciri
umum, rumah diatas tiang ( rumah panggung ), mata pencaharian menokok sagu dan
menangkap ikan.Penduduk daerah pedalaman yang hidup pada daerah sungai, rawa,
danau dan lembah serta kaki gunung. Pada umumnya bermata pencahariannya
menangkap ikan, berburu, binatang uatama yang diburu biasanya Babi, tapi dalam

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


99
perjalanan orang sering menangkap beraneka ragam binatang dan mengumpulkan
hasil hutan. Penduduk daerah dataran tinggi dengan mata pencaharianya berternak
dan berkebun secara sederhana.
 Penduduk pesisir pantai
Penduduk ini mata pencaharian utama sebagai Nelayan disamping berkebun dan
meramu sagu yang disesuaikan dengan lingkungan pemukiman itu. Komunikasi
dengan kota dan masyarakat luar sudah tidak asing bagi mereka.
 Penduduk pedalaman yang mendiami dataran rendah
Mereka termasuk peramu sagu, berkebun, menangkap ikan disungai, berburu
dihuta disekeliling lingkungannya. Mereka senang mengembara dalam kelompok
kecil. Mereka ada yang mendiami tanah kering dan ada yang mendiami rawa dan
payau serta sepanjang aliran sungai.
 Penduduk pegunungan yang mendiami lembah
Mereka bercocok tanam, dan memelihara babi sebagai ternak utama, kadang kala
mereka berburu dan memetik hasil dari hutan
11. Peralatan dan Perlengkapan Hidup
Banyak senjata yang digunakan oleh masyarakat papua dalam bertahan hidup, seperti
halnya pisau belati yang merupakan senjata tradisional Papua. Selain itu mereka juga
sering menggunakan Tombak serta panah untuk berburu.
12. Sistem Kekerabatan dan Sistem Organisasi Sosial
Umumnya masyarakat papua hidup dalam system kekerabatan dengan menurut garis
keturunan ayah ( Partrilinea ).Budaya setempat berasal dari Melanesia. Masyarakat
berpendudukan asli papua cenderung menggunakan bahasa daerah yang sangat
dipengaruhi oleh alam laut, hutan dan pegunungan.
Beberapa contoh sistem kekerabatan yang berlaku di Papua :
Masyarakat Dani tidak mengenal konsep keluarga batin, dimana bapak, ibu dan anak
tinggal dalam satu rumah. Mereka adalah masyarakat komunal. Maka jika rumah
dipandang sebagai suatu kesatuan fisik yang menampung aktivitas-aktivitas pribadi
para penghuninya. Dalam masyarakat Dani unit rumah tersebut adalah sili.Pada
dasarnya silimo / sili merupakan komplek tempat kediaman yang terdiri dari beberapa
unit bangunan beserta perangkat lainnya. Perkampungan tradisional di Wamena
dengan rumah-rumah yang dibuat berbentuk bulat beratap ilalang dan dindingnya
dibaut dari kayu tanpa jendela. Rumah seperti ini disebut Honai. Komplek bangunan
biasanya terdiri dari unsur-unsur unit bangunan yang dinamakan : rumah laki-laki

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


100
(Honai / pilamo), rumah perempuan ( ebe-ae / ebei ), dapur ( hunila ) dan kandang
babi ( wamdabu / wamai ).
a. Sistem Kemasyarakatan
Kelompok asli di Papua terdiri atas 193 suku dengan 193 bahasa yang berbeda satu
dengan lainnya, seperti, Suku Asmat, Suku Ka moro, Suku Dani dan Suku Sentani.
Mengacu pada perbedaan tofografi dan adat istiadat. Penduduk Papua dapat
dibedakan menjadi tiga kelompok besar, masing-masing:
 Penduduk daerah pantai dan kepulauan dengan ciri-ciri umum rumah di atas tiang
(rumah panggung) dengan mata pencaharian menokok sagu dan menangkap ikan;
 Penduduk daerah pedalaman yang hidup di daerah sungai, rawa danau dan lembah
serta kaki gunung. Umunya mata pencaharian mereka yaitu menangkap ikan,
berburu dan mengumpulkan hasil hutan;
 Penduduk daerah dataran tinggi dengan mata pencaharian berkebun dan beternak
secara sederhana.
 Tiap kelompok suku mengenal sistem strata dalam masyarakat. Penduduk
diklasifikasikan berdasarkan faktor tertentu seperti keturunan dan kekayaan.
Banyaknya macam suku di Papua juga mengakibatkan munculnya beberapa
falsafah masyarakat yang unik dalam perilaku sosial mereka masing-masing.
 Suku Komoro di Kabupaten Mimika, yang membuat gendering dengan
menggunakan darah.
 Suku Dani di Kabupaten Jayawijaya yang gemar melakukan perang-perangan,
yang dalam bahasa Dani disebut Win. Budaya ini merupakan warisan turun-
temurun dan dijadikan festival budaya Lembah Baliem. Ada juga rumah tradisional
Honai, yang di dalamnya terdapat mummy yang diawetkan dengan ramuan
tradisional. Terdapat tiga mummy di Wamena; Mummy Aikima berusia 350 tahun,
Mummy Jiwika 300 tahun, dan Mummy Pumo berusia 250 tahun.
 Suku Imeko di Kabupaten Sorong Selatan menampilkan tarian adat Imeko dengan
budaya suku Maybrat dengan tarian adat memperingati hari tertentu seperti panen
tebu, memasuki rumah baru dan lainnya.
 Suku Marin di Kabupaten Merauke, terdapat upacara Tanam Sasi, sejenis kayu
yang dilaksanakan sebagai bagian dari rangkaian upacara kematian. Sasi ditanam
40 hari setelah hari kematian seseorang dan akan dicabut kembali setelah 1.000
hari.

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


101
14. Sistem Pengetahuan
Seperti yang sudah dijelaskan di bagian terdahulu bahwa Papua memiliki berbagai
ragam suku, maka tak heran jika setiap suku juga memiliki sistem pengetahuan yang
berbeda. Pada bagian ini, kami akan memberi contoh sistem pengetahuan dari Suku
Asmat dan Suku Dani.
13. Pengetahuan Suku Asmat
c. Pengetahuan mengenai alam sekitar
Orang Asmat berdiam di lingkungan alam terpencil dengan rawa-rawa berlumpur
yang ditumbuhi pohon bakau, nipah, sagu dan lainnya. Perbedaan pasang dan
surut mencapai 4-5 meter. Pengetahuan itu dimanfaatkan oleh orang Asmat untuk
berlayar dari satu tempat ke tempat lain. Pada waktu pasang surut, orang
berperahu ke arah hilir atau pantai dan kembali ke hulu ketika pasang sedang
naik.
d. Pengetahuan mengenai alam flora dan fauna di daerah tempat tinggal.
Pohon sagu banyak tumbuh di daerah dimana Suku Asmat tinggal. Oleh
karenanya, makanan pokok Suku Asmat adalah sagu dengan makanan tambahan
seperti ubi-ubian dan berbagai jenis daun-daunan. Mereka juga memakan
berbagai jenis binatang seperti, ulat sagu, babi hutan, burung, telur ayam hutan,
dan ikan. Selain itu, gigi-gigi anjing yangtelah mati biasa digunakan sebagai
perhiasan.
b. Pengetahuan Suku Dani
Salah satu pengetahuan terbesar Suku Dani adalah bagaimana mereka bisa
tetap bertahan hidup yaitu dengan sistem pengetahuan mereka untuk membuat
tempat tinggal yang disebut dengan Honai.
Honai berbentuk bundar, berdindingkan kayu, beratap jerami, dan pintunya
mungil sekali. Ukurannya tergolong mungil. Rumah bundar itu begitu kecil
hingga kita tidak berdiri di dalamnya. Honai hanya mempunyai tinggi sekitar 1
meter. Di dalamnya hanya ada 1 perapian yang terletak persis di tengah. Tak ada
perabotan seperti kasur, lemari, apalagi cermin.
Atap jerami dan dinding kayu berfungsi untuk mengatur suhu di dalam
rumah. Hawa sejuk mampu masuk melalui celah-celah kayu ke dalam Honai.
Ketika udara sangat dingin, mereka menyalakan api di perapian. Bagi mereka,
asap dari kayu sudah tak aneh lagi dihisap dalam waktu lama. Oksigen akan

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


102
selalu masuk melalui pintu rumah yang tidak pernah tertutup. Mereka pun
meringkuk dalam kehangatan.
Ada juga tempat tinggal yang disebut Ebei. Bentuknya mirip dengan Honai,
hanya perbedaannya terletak pada jenis kelamin penghuninya. Honai dihuni oleh
laki-laki, sedangkan Ebei dihuni oleh perempuan.
Selain berfungsi sebagai tempat tinggal, Honai juga memiliki beberapa fungsi
lainnya. Ada Honai khusus untuk menyimpan umbi-umbian dan hasil ladang, ada
pula yang khusus untuk pengasapan mumi.

9. Budaya Aceh
a. Sejarah Aceh
Babad Cina pada awal 6 M telah menyatakan kewujudan sebuah kerajaan di bagian
ujung utara pulau Sumatra yang mereka kenali sebagai Po-Li. Dibandingkan dengan
kawasan-kawasan (di Indonesia) yang lain, Aceh merupakan daerah pertama yang
mempunyai hubungan langsung dengan dunia luar.
Aceh memiliki sebuah sejarah yang lama. Aceh memainkan peranan penting dalam
tranformasi yang dijalani daerah ini sejak berdirinya. Marco Polo, pada 1292, sewaktu
dalam pelayaran ke Parsi dari China telah singgah ke Sumatra. Beliau melaporkan terdapat
enam pelabuhan yang sibuk di bagian utara pulau tersebut. Mereka termasuk perlabuhan
Perlak, Samudera dan Lamuri.
Kerajaan Islam pertama yang berdiri di Aceh adalah Kerajaan Perlak pada tahun 840
M (225 H). Sultan pertama Kerajaan Perlak yang terpilih adalah Saiyid Maulana Abdul-
Aziz Syah (peranakan Arab Quraisy dengan puteri Meurah Perlak) yang bergelar Sultan
Alaiddin Saiyid Maulana Abdul-Aziz Syah. Kerajaan ini berdiri sekitar 40 tahun setelah
Islam tiba di Bandar Perlak yang dibawa oleh saudagar dari Teluk Kambey(Gujarat)
pimpinan Nakhuda Khalifah. Kerajaan inilah yang kemudian dikenal sebagai kerajaan
Islam pertama di Nusantara.
Penguasaan pelabuhan di Malaka oleh Portugis pada 1511 telah menyebabkan
banyak pedagang Arab dan India memindahkan perdagangan mereka ke Aceh.
Kedatangan mereka membawa kekayaan dan kemakmuran kepada Aceh, dan menandakan
mulanya penguasaan Aceh dalam perdagangan dan politik di utara pulau Sumatra
khususnya dan Nusantara umumnya. Keadaan ini bertahan hingga ia mencapai puncaknya
antara tahun 1610 dan 1640.

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


103
Kemunduran Aceh bermula sejak kemangkatan Sultan Iskandar Tsani pada tahun
1641 disebabkan penguasaan perdagangan oleh Inggeris dan Belanda. Ini juga
menyebabkan mereka berlumba-lumba menguasai sebanyak-banyaknya kawasan di
Nusantara untuk kegiatan perdagangan mereka. Perjanjian London 1824 yang
ditandatangani pada 1824 telah memberi kekuasaan kepada Belanda untuk menguasai
segala kawasan British di Sumatra sementara Belanda akan menyerahkan segala
kekuasaan perdagangan mereka di India dan juga berjanji tidak akan menandingi
British/Inggris untuk menguasai Singapura.
Belanda telah mendapati lebih sukar untuk melawan Aceh dari apa yang mereka
sangkakan. Perang Aceh, yang berlansung dari 1873 hingga 1942 (tetapi tidak berlanjut-
lanjut), merupakan sebuah peperangan paling lama dihadapi oleh Belanda dan merenggut
lebih 10,000 orang tentara.
Pasca-pencabutan Daerah Operasi Militer (DOM), atau sering dikenal dengan
Operasi Jaring Merah, pada 7 Agustus 1998 yang sudah berlangsung selama 10 Tahun
sejak 1989, tuntutan kemerdekaan Aceh yang disuarakan oleh Gerakan Aceh Merdeka
(GAM) kian bergema. Selain itu, muncul tuntutan pungutan suara sebagai akumulasi
kekecewaan rakyat Aceh pada pemerintah Jakarta. Tuntutan itu digerakkan oleh para
intelektual muda Aceh yang terhimpun dalam Organisasi Sentral Informasi Referendum
Aceh (SIRA).
SIRA yang didirikan di Banda Aceh pada 4 Februari 1999 berhasil mengakomodasi
keinginan rakyat Aceh untuk menentukan nasib sendiri. Misalnya tercermin dalam aksi
kolosal yang dibuat oleh SIRA pada 8 November 1999 yang dihadiri oleh 2 Juta rakyat
Aceh dari berbagai kabupaten di Aceh. SIRA yang dipimpin oleh Muhammad Nazar
berhasil memobilisir perjuangan rakyat Aceh, untuk mendapatkan hak-haknya sebagai
sebagai sebuah bangsa.
Keinginan rakyat Aceh untuk menentukan nasib sendiri semakin bergema dengan
kelahiran berbagai organisasi perlawanan rakyat di Aceh, seperti KARMA, Farmidia,
SMUR, FPDRA, SPURA, PERAK, dan HANTAM, yang lahir dengan mengusung
berbagai macam isu. HANTAM misalnya, dengan mengusung isu Antimiliterisme berhasil
membuat sebuah aksi yang spektakuler pada tahun 2002, dengan aksi yang paling
fenomenal, karena dalam aksinya mereka menuntut gencatan senjata antara RI dan GAM.
Selain itu HANTAM dalam aksinya mengusung empat bendera, seperti bendera GAM, RI,
Referendum dan Bendera PBB. Aksi yang berlangsung pada 6 Mei 2002 itu berakhir
dengan penangkapan semua peserta aksi HANTAM seperti Taufik Al Mubarak,

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


104
Muhammmad MTA, Asmara, Askalani, Imam, Habibir, Ihsan, dan beberapa orang lagi.
Aksi itu memberikan makna khusus bahwa campurtangan PBB untuk memediasi konflik
Aceh tak dapat ditolak.

b. Letak Geografis
Nanggroe Aceh Darussalam, provinsi paling barat Indonesia, diapit oleh Samudera
Hindia dan Selat Malaka, merupakan batas akhir Indonesia. Letaknya amat strategis
sebagai pintu masuk ke Nusantara dan sebagian negara Asia lainnya. Meliputi daratan
seluas 55.390 m2 termasuk ratusan pulau-pulau lepas pantai sepanjang pantai barat. Di
tengah-tengahnya terdapat pengunungan Bukit Barisan yang dikelilingi oleh hutan hujan
yang padat dan puncak Geureudong (2.595 m), Peuet Sago (2.780 in), Bumi Telong (2.566
m), Ucop Molu (3.187 m), Abong-abong (3.015 m), Leuser (3.466 m), Seulawah Agam
(1.782 m) dan Seulawah Inong (866 m).
Aceh memiliki wilayah seluas 57.365,57 km2, yang terdiri atas kawasan hutan
lindung 26.440,81 km2, kawasan hutan budidaya 30.924,76 km2 dan ekosistem Gunung
Leuser seluas 17.900 km2, dengan puncak tertinggi pada 4.446 m diatas permukaan laut.
Adapun batas batas nya yaitu:
a. Sebelah utara dengan Laut Andaman
b. Sebelah timur dengan Selat Melaka
c. Sebelah selatan dengan Provinsi Sumatera Utara
d. Sebelah barat dengan Samudra Hindia.
a. Daerah Melingkupi : 119 Pulau, 35 Gunung, 73 Sungai
b. Nanggroe (Banyaknya Dati II): 21 Kabupaten
c. Banyaknya Kecamatan : 228
d. Mukim : 642
e. Kelurahan : 111
f.Gampong (Desa) : 5947
Ibukota dan bandar terbesar di Aceh ialah Banda Aceh. Bandar besar lain ialah
seperti Sabang, Lhokseumawe, dan Langsa. Aceh merupakan kawasan yang paling parah
dilanda gempa bumi 26 Desember 2004.

c. Identifikasi Demografi
Di Aceh terdapat beberapa subsuku yaitu Aceh sebagai mayoritas yang mendiami
sebagian besar kawasan Aceh, Gayo mendiami Aceh Tengah dan sebagian Aceh

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


105
Tenggara, Alas mendiami Aceh Tenggara, Tamiang mendiami sebagian Aceh Timur,
Kluet dan Aneuk Jamee mendiami sebagian Aceh Selatan.

d. Perekonomian
a) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Perekonomian Aceh sangat bergantung pada sektor pertambangan1 (termasuk
minyak dan gas), yang menyumbangkan 23 persen PDB pada tahun 2005. Industri
manufaktur, yang menyumbangkan 22 persen dari PDB sangat dipengaruhi oleh
ketersedian gas dengan harga yang relatif murah. Pada tahun 2005, perekonomian Aceh
menurun sebesar 13 persen. Hal ini terutama disebabkan karena penurunan produksi pada
sektor pertambangan, pertanian dan industri manufaktur.
b) Lapangan Pekerjaan
Permasalahan lapangan kerja baru masih merupakan tantangan utama di Aceh.
Pengangguran meningkat dari 6 persen pada tahun 2000 menjadi 12 persen pada tahun
2006. Kenaikan upah juga terjadi, yang disebabkan oleh kombinasi dari ke empat faktor
berikut ini:
1. kekurangan pasokan jenis-jenis tenaga kerja tertentu yang banyak diperlukan2
(pekerja konstruksi yang semi-terampil);
2. kurangnya mobilitas populasi menciptakan kurangnya tenaga kerja di wilayah-
wilayah tertentu, seperti yang tercermin dari tingginya aliran tenaga kerja bidang
konstruksi dari Sumatra Utara;
3. kenaikan upah menyusul laju infl asi yang tinggi untuk melindungi daya beli para
pekerja; dan
4. tersedianya jaring pengaman sosial secara meluas oleh LSM dan donor yang berakibat
membuat orang-orang tidak terdorong untuk mencari pekerjaan berupah rendah secara
aktif.
Sektor pertanian masih merupakan sektor yang menyerap tenaga kerja yang terbesar,
pada tahun 2006. Sektor ini menyerap 56 persen dari tenaga kerja, namun sector jasa
(termasuk konstruksi) pada saat ini mempekerjakan 38 persen dari keseluruhan angkatan
kerja. Penurunan lapangan kerja secara keseluruhan sejak tahun 2003 terutama
disebabkan oleh penurunan lapangan kerja pada sektor pertanian.

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


106
c) Perdagangan
1. Ekspor
Ekspor Aceh sangat bergantung pada gas alam (Liquid Natural Gas–LNG).
Ekspor non-migas didominasi oleh industri-industri yang bergantung pada
ketersediaan gas dengan harga murah. Konflik yang berkepanjangan juga
menyebabkan menurunnya produksi gas dan ketidakpastian kebijakan pemerintah
terhadap penyubsidian gas menyebabkan penurunan ekspor industri non-migas
secara dramatis.
Dua perusahaan produsen pupuk telah mengurangi produksinya secara signifi
kan sejak awal dekade ini, kedua perusahaan ini adalah PT Pupuk Iskandar Muda
pada tahun 2001 dan PT Aceh Asean Fertilizer pada tahun 2005. Ekspor komoditas
juga menurun. Produk-produk pertanian dan perikanan diharapkan merupakan
alternative utama yang dapat meningkatkan laju pertumbuhan ekspor. Namun, sejak
tahun 2000 ekspor mengalami penurunan walaupun harga dan permintaan
internasional meningkat.
2. Impor
Impor meningkat secara substansial setelah tsunami, dari US$ 12,9 juta pada tahun
2004 menjadi US$ 18,5 juta pada tahun 2006. Sebagian besar hal ini disebabkan dari
upaya-upaya rekonstruksi dan juga meningkatnya konsumsi.

e. Sistem Kemasyarakatan Dan Kekerabatan


a) Sejarah Masyarakat Aceh
Pada waktu masih sebagai sebuah kerajaan, yang dimaksud dengan Aceh adalah
wilayah yang sekarang dikenal dengan nama Aceh Besar, yang di dalam istilah Aceh
disebut Aceh Rayeuk, yaitu salah satu kabupaten atau daerah tingkat II di Nanggroe Aceh
Darussalam.
Semasa masih sebagai kerajaan, Aceh Rayeuk (Aceh Besar) merupakan inti
Kerajaan Aceh (Aceh Proper) dan telah menyebarkan sebagian penduduknya ke darah-
daerah lain di sekitarnya (daerah takluk) yang oleh Belanda dinamakan Onderhorigheden.
Sebutan Aceh juga digunakan oleh orang-orang di daerah takluk di luar Aceh
Rayeuk (Aceh Besar) dalam wilayah Kerajaan Aceh untuk menyebut nama ibukota
kerajaan yang sekarang bernama Banda Aceh.Mereka yang mendiami pesisir Timur
seperti Pidie, Aceh Utara hingga Aceh Timur, dan Pesisir Barat dan Selatan, jika mau ke
ibukota kerajaan (Banda Aceh) mengatakan mau pergi ke Aceh.

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


107
Sebutan ini masih ada yang menggunakannya sampai sekarang. Selain sebagai nama
daerah, Aceh juga merupakan nama salah satu suku bangsa atau etnis sebagai penduduk
asli yang mendiami Provinsi Nanggroe Aceh Darusssalam.
Di Provinsi Naggroe Aceh Darussalam sekarang terdapat 20 daerah tingkat II yang
didiami oleh delapan kelompok etnis, yaitu etnis Aceh, Gayo, Alas, Tamiang, Aneuk
Jamee, Kluet, Simeulue, dan Singkil. Semua etnis in adalah penduduk asli yang dalam
istilah Belanda disebut inlander (penduduk pribumi) Setiap suku tersebut memiliki
kekhasan tersendiri seperti bahasa, sastra, nyanyian, tarian, musik dan adat istiadat.
Para pendatang luar (orang-orang asing) yang pernah mengunjungi Aceh sewaktu
masih sebahai sebuah kerajaan menyebutkan dengan nama beragam. Orang Portugis
misalnya menyebut dengan nama Achen dan Achem, orang Inggris menyebut Achin,
orang Perancis menamakan Achen dan Acheh, orang Arab menyebut Asyi, sementara
orang Belanda menamakan Atchin dan Acheh. Orang Aceh sendiri menyebut dirinya
dengan nama Ureung Aceh (orang Aceh).
b) Sistem Kemasyarakatan
Etnis Aceh dibagi ke dalam empat kawom (kaum) atau sukee (suku). Pembagian ini
mulai dilakukan pada masa pemerintahan Sultan Alaaidin Al-Kahar (1530-1552).
Keempat kawom atau sukee tersebut, yaitu :
1. Kawom atau sukee lhee reutoh (kaum atau suku tiga ratus). Mereka berasal dari orang-
orang Mante-Batak sebagai penduduk asli.
2. Kawom atau sukee imuem peut (kaum atau suku imam empat). Mereka berasal dari
orang-orang Hindu atau India sebagai pendatang.
3. Kawom atau sukee tol Batee (kaum atau suku yang mencukupi batu). Mereka bersal
dari berbagai etnis, pendatang dari baerbagai tempat.
4. Kawom atau sukee Ja Sandang (kaum atau suku penyandang). Mereka adalah para
imigran Hindu yang telah memeluk agama Islam.
Pada awalnya, akibat asal-usul yang berbeda, keempat kawom ini seringkali terlibat
dalam konflik internal. Kawom-kawom ini sampai sekarang masih merupakan dasar
masyarakat Aceh dan solidaritas sesama kawom cukup tinggi. Mereka loyal kepada
pimpinannya. Semua keputusan atau tindakan yang akan diambil selalu melibatkan
pimpinan dan orang-orang yang dituakan dalam kawom-kawom tersebut.
Untuk memelihara tumbuhnya adat istiadat Aceh, ada dua kawasan yang perlu
diprogramkan pengembangan apresiasi adat, dimana para tokoh adat (leading) sektor

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


108
dengan perangkatnya amat berperan di dalamnya, yaitu kawasan Gampong dan kawasan
Mukim:
Gampong: Kesatuan masyarakat hukum yang merupakan organisasi pemerintahan
terendah langsung di bawah mukim yang menempati wilayah tertentu, dipimpin oleh
Keuchik dan yang berhak menyelenggarakan urusan rumah tangganya sendiri. Keuchik
adalah Kepala Badan Eksekutif Gampong dalam Penyelenggaraan Pemerintahan
Gampong (Qanun, No.5 Tahun 2003)
Mukim: kesatuan masyarakat hukum dalam Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam yang
terdiri atas gabungan beberapa Gampong yang mempunyai batas wilayah tertentu dan
harta kekayaan sendiri, berkedudukan langsung di bawah Camat yang dipimpin oleh
Imeum Mukim. Imeum Mukim adalah Kepala Pemerintahan Mukim (Qanun No.4
Tahun 2003)
c) Struktur Masyarakat
Berdasarkan pendekatan historis, lapisan masyarakat Aceh yang paling menonjol
dapat dikelompokkan pada dua golongan, yaitu golongan Umara dan golongan Ulama.
Umara dapat diartikan sebagai pemerintah atau pejabat pelaksana pemerintah dalam satu
unit wilayah kekuasaan.
Contohnya seperti jabatan Sultan yang merupakan pimpinan atau pejabat tertinggi
dalam unit pemerintahan kerajaan, Uleebalang sebagai pimpinan unit Pemerintah
Nanggroe (negeri), Panglima Sagoe (Panglima Sagi) yang memimpin unit pemerintahan
Sagi, Kepala Mukim yang menjadi pimpinan unit pemerintahan Mukim dan Keuchiek atau
Geuchiek yang menjadi pimpinan pada unit pemerintahan Gampong (kampung). Kesemua
mereka atau pejabat tersebut di atas, dalam struktur pemerintahan di Aceh pada masa
dahulu dikenal sebagai lapisan pemimpin adat, pemimpin keduniawian, atau kelompok
elite sekuler.
Sementara golongan Ulama yang menjadi pimpinan yang mengurusi masalah-
masalah keagamaan (hokum atau syariat Islam) dikenal sebagai pemimpin keagamaan
atau masuk kelompok elite religius, Oleh karena para ulama ini mengurusi hal-hal yang
menyangkut keagamaan, maka mereka haruslah seorang yang berilmu, yang dalam istilah
Aceh disebut Ureung Nyang Malem. Dengan demikian tentunya sesuai dengan
predikat/sebutan ulama itu sendiri, yang berarti para ahli ilmu atau para ahli pengetahuan.
Adapun golongan atau kelompok Ulama ini dapat disebutkan, yaitu :
 Tengku Meunasah, yang memimpin masalah-masalah yang berhubungan dengan
keagamaan pada satu unit pemerintah Gampong (kampung).

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


109
 Imum Mukim (Imam Mukim), yaitu yang mengurusi maslah keagamaan pada tingkat
pemerintahan mukim, yang bertindak sebagai imam sembahyang pada setiap hari Jumat
di sebuah mesjid pada wilayah mukim yang bersangkutan.
 Qadli (kadli), yaitu orang yang memimpin pengadilan agama atau yang dipandang
menerti mengenai hokum agama pada tingkat kerjaan dan juga pada tingkat Nanggroe
yang disebut Kadli Uleebalang. Teungku-teungku, yaitu pengelola lembaga-lembaga
pendidikan keagamaan seperti dayah dan rangkang, juga termasuk murid-muridnya.
Bagi mereka yang sudah cukup tinggi tingkat keilmuannya, disebut dengan istilah
Teungku Chiek.
d) Pola Kehidupan Masyarakat Aceh
Pola kehidupan masyarakat Aceh diatur oleh hukum adat yang berdasarkan kaidah kaidah
hukum agama Islam. Adapun susunan masyarakat adalah sebagai berikut :
 Golongan Rakyat Biasa; yang dalam istilah Aceh disebut Ureung Le (orang banyak).
Disebut demikian karena golongan ini merupakan golongan yang paling banyak
(mayoritas) dalam masyarakat adat Aceh.
 Golongan Hartawan; yaitu golongan yang bekerja keras dalam mengembangkan
ekonomi pribadi. Dari pribadi-pribadi yang sudah berada itulah terbentuknya suatu
golongan masyarakat. Karena keberadaannya sehingga mereka menjelma menjadi
golongan hartawan. Golongan ini cukup berperan dalam soal-soal kemasyarakatan
khususnya sebagai penyumbang-penyumbang dana.
 Golongan ulama/cendikiawan; umumnya mereka berasal dari kalangan rakyat biasa
yang memiliki ilmu pengetahuan yang menonjol. Sehingga mereka disebut orang alim
dengan gelar Teungku. Mereka cukup berperan dalam masalah-masalah agama dan
kemasyarakatan.
 Golongan kaum bangsawan; termasuk didalamnya keturunan Sultan Aceh yang
bergelar "Tuanku" keturunan "Uleebalang" yang bergelar "Teuku" (bagi laki-laki) dan
"Cut" (bagi perempuan).
Selain pembagian susunan masyarakat tersebut di atas, sistem kesatuan masyarakat
Aceh, merupakan perwujudan dari beberapa buah keluarga inti, yang menjadi suatu
kelompok masyarakat; yang disebut "Gampong" (Kampung). Sistem sosial pada
masyarakat Aceh berpedoman pada keluarga inti. Setiap perbuatan yang dilakukan sebuah
keluarga inti akan memberi pengaruh kepada keluarga lainnya.
Dengan demikian hubungan antara satu keluarga inti dengan keluarga inti lainnya
cukup erat. Selain itu, penggolongan masyarakat Aceh dapat dibagi pula ke dalam empat

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


110
kelompok, yaitu golongan penguasa, terdiri atas penguasa pemerintahan dan pegawai
negeri; kelompok ulama, yaitu orang-orang yang berpengetahuan di bidang agama;
kelompok hartawan (mereka yang memiliki kekayaan), dan kelompok rakyat biasa.
Aceh merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang memiliki aneka ragam
budaya yang menarik khususnya dalam bentuk tarian, kerajinan dan perayaan. Aceh
sebagai sebuah entitas etnis dan wilayah tertentu sangat berbeda dengan etnis atau wilayah
lainnya di Indonesia.
e) Sistem Kekerabatan
Adat Aceh dari masa istri dalam keadaan hamil sampai kepada anaknya dikawinkan
(Mampleue):
 Meunineum biasa juga disebut Keumaweueh
 Kelahiran Bayi
 Upacara Adat Peucicap
 Peusijuek Dapu dan Peutron Aneuk (Pada Hari Ke 44 Setelah Anak Dilahirkan Yaitu
Setelah Madeueng)
 Peutron Aneuk
 Menyerahkan Anak Ketempat Pengajian
 Upacara Sunat Rasul (Khitan)
 Upacara Adat dalam Menyelesaikan Persengketaan atau Perkelahian Antar Anak-
Anak.
 Pertunangan Menjelang Pernikahan
 Ba Ranub Kong Haba
 Upacara Adat Perkawinan (Woe Linto)
 Mampleue (Mempelai) Woe Linto
 Upacara Sesudah Mampleue
 Tueng Dara Baro

f. Produk Budaya
a) Bahasa
Orang Aceh mempunyai bahasa sendiri yakni bahasa Aceh, yang termasuk rumpun
bahasa Austronesia. Bahasa Aceh terdiri dari beberapa dialek, di antaranya dialek
Peusangan, Banda, Bueng, Daya, Pase, Pidie, Tunong, Seunagan, Matang, dan Meulaboh,
tetapi yang terpenting ada;ah dialek Banda. Dialaek ini dipakai di Banda Aceh. Dalam tata

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


111
bahasanya, Bahasa Aceh tidak mengenal akhiran untuk membentuk kata yang baru,
sedangkan dalam sistem fonetiknya, tanda eu kebanyakan dipakai tanda pepet (bunyi e).
Tradisi bahasa tulisan ditulis dalam huruf Arab-Melayu yang disebut bahasa Jawi
atau Jawoe, Bahasa Jawi ditulis dengan huruf Arab ejaan Melayu. Pada masa Kerajaan
Aceh banyak kitab ilmu pengetahuan agama, pendidikan, dan kesusasteraan ditulis dalam
bahasa Jawi. Pada makam-makam raja Aceh terdapat juga huruf Jawi. Huruf ini dikenal
setelah datangnya Islam di Aceh. Banyak orang-orang tua Aceh yang masih bisa membaca
huruf Jawi.
b) Pakaian Adat dan Perhiasan Pengantin
Pengantin laki-laki (Linto baro) maupun pengantin perempuan (Dara Baro),
keduanya sama-sama menggunakan baju, celana panjang dan sarung songket. Bahan dasar
pakaian pengantin ini dahulu ditenun dengan benang sutera. Pada masa sekarang bahan
pakaian banyak yang terbuat dari kain katun, nilon, planel dan sebagainya. Bagi pengantin
laki-laki baju dan celana berwarna hitam, sedangkan pengantin perempuan baju berwarna
merah atau kuning dengan celana panjang hitam.
1) Keureusang,
Keureusang (Kerosang/Kerongsang/Bros) adalah perhiasan yang memiliki ukuran
panjang 10 Cm dan lebar 7,5 Cm. Perhiasan dada yang disematkan di baju wanita
(sejenis bros) yang terbuat dari emas bertatahkan intan dan berlian. Bentuk
keseluruhannya seperti hati yang dihiasi dengan permata intan dan berlian sejumlah 102
butir. Keureusang ini digunakan sebagai penyemat baju (seperti peneti) dibagian dada.
Perhiasan ini merupakan barang mewah dan yang memakainya adalah orang-orang
tertentu saja sebagai perhiasan pakaian harian.
2) Patam Dhoe,
Patam Dhoe adalah salah satu perhiasan dahi wanita Aceh. Biasanya dibuat dari emas
ataupun dari perak yang disepuh emas. Bentuknya seperti mahkota.
Patam Dhoeterbuat dari perak sepuh emas. Terbagi atas tiga bagian yang satu sama
lainnya dihubungkan dengan engsel. Di bagian tengah terdapat ukuran kaligrafi dengan
tulisan-tulisan Allah dan di tengahnya terdapat tulisan Muhammad-motif ini disebut
Bungong Kalimah-yang dilingkari ukiran bermotif bulatan-bulatan kecil dan bunga.
3) Peuniti
Seuntai Peuniti yang terbuat dari emas; terdiri dari tiga buah hiasan motif Pinto Aceh.
Motif Pinto Aceh dibuat dengan ukiran piligran yang dijalin dengan motif bentuk
pucuk pakis dan bunga. Pada bagian tengah terdapat motif boheungkot (bulatan-bulatan

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


112
kecil seperti ikan telur). Motif Pinto Aceh ini diilhami dari bentuk pintu Rumah Aceh
yang sekarang dikenal sebagai motif ukiran khas Aceh. Peuniti ini dipakai sebagai
perhiasan wanita, sekaligus sebagai penyemat baju.
4) Simplah
Simplah merupakan suatu perhiasan dada untuk wanita. Terbuat dari perak sepuh emas.
Terdiri dari 24 buah lempengan segi enam dan dua buah lempengan segi delapan.
Setiap lempengan dihiasi dengan ukiran motif bunga dan daun serta permata merah di
bagian tengah. Lempengan-lempengan tersebut dihubungkan dengan dua untai
rantaiSimplah mempunayi ukuran Panjang sebesar 51 Cm dan Lebar sebesar 51 Cm.
5) Subang Aceh
Subang Aceh memiliki Diameter dengan ukuran 6 Cm. Sepasang Subang yang terbuat
dari emas dan permata. Bentuknya seperti bunga matahari dengan ujung kelopaknya
yang runcing-runcing. Bagian atas berupa lempengan yang berbentuk bunga Matahari
disebut "Sigeudo Subang". Subang ini disebut juga subang bungong mata uro.
6) Taloe Jeuem
Seuntai tali jam yang terbuat dari perak sepuh emas. Terdiri dari rangkaian cincin-
cincin kecil berbentuk rantai dengan hiasan be4ntuk ikan (dua buah) dan satu kunci.
Pada ke dua ujung rantai terdapat kait berbentuk angka delapan. Tali jam ini merupakan
pelengkap pakaian adat laki-laki yang disangkutkan di baju.
c) Tarian Tradisional
Saman
Tarian saman diciptakan dan dikembangkan oleh seorang tokoh Agama Islam bernama
Syeh Saman. Syair saman dipergunakan bahasa Arab dan bahasa Aceh. Tarian ini tidak
mempunyai iringan permainan, karena dengan gerakan-gerakan tangan dan syair yang
dilagukan, telah membuat suasana menjadi gembira. Lagu-lagu (gerak-gerak tari) pada
dasarnya adalah sama, yakni dengan tepukan tangan, tepukan dada dan tepukan di atas
lutut, mengangkat tangan ke atas secara bergantian.
Tari Likok Pulo Aceh
Tarian ini lahir sekitar tahun 1849, diciptakan oleh seorang Ulama tua berasal dari Arab,
yang hanyut di laut dan terdampar di Pulo Acej atau sering juga disebut Pulau (beras).
Diadakan sesudah menanam padi atau sesudah, biasanya pertunjukan dilangsungkan pada
malam hari bahkan jika tarian dipertandingkan berjalan semalam suntuk sampai pagi.
Tarian dimainkan dengan posisi duduk bersimpuh, berbanjar bahu membahu.
Laweut

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


113
Laweut berasal dari kata Selawat, sanjungan yang ditujukan kepada junjungan Nabi
Muhammad SAW. Sebelum sebutan laweut dipakai, pertama sekali disebut Akoon
(Seudati Inong). Laweut ditetapkan namanya pada Pekan Kebudayaan Aceh II (PKA II).
Tari Pho
Perkataan pho berasal dari kata peuba-e, peubae artinya meratoh atau meratap. Pho adalah
panggilan/sebutan penghormatan dari rakyat.hamba kepada Yang Maha Kuasa yaitu Po
Teu Allah. Bila raja yang sudah almarhum disebut Po Teumeureuhom.
Seudati
Sebelum adanya seudati, sudah ada kesenian yang seperti itu dinamakan retoih, atau
saman, kemudian baru ditetapkan nama syahadati dan disingkat menjadi seudati. Pemain
seudati terdiri dari 8 orang pemain dengan 2 orang syahi berperan sebagai vokalis, salah
seorang diangkat sebagai syekh, yaitu pimpinan group seudati. Seudati tidak diiringi oleh
instrument musik apapun.
d). Alat Musik Tradisional
Serune Kalee
Serune Kalee adalah instrumen tiup tradisional Aceh yaitu sejenis Clarinet terutama
terdapat di daerah Pidie, Aceh Utara, Aceh Besar, dan Aceh Barat. Alat ini terbuat dari
kayu, bagian pangkal kecil serta di bagian ujungnya besar menyerupai corong. Di bagian
pangkal terdapat piringan penahan bibir peniup yang terbuat dari kuningan yang disebut
perise.
Gendang (Geundrang)
Gendang terdapat hampir di seluruh daerah Aceh. Gendang berfungsi sebagai alat musik
tradisional, yang bersama-sama dengan alat musik tiup seurune kalee mengiringi setiap
tarian tradisional baik pada upacara adat maupun upacara iainnya.
Canang
Canang adalah alat musik pukul tradisional yang terdapat dalam kelompok masyarakat
Aceh, Gayo, Tamiang dan Alas. Masyarakat Aceh menyebutnya "Canang Trieng", di
Gayo disebut "Teganing", di Tamiang disebut "Kecapi" dan di Alas disebut dengan
"Kecapi Olah". Alat ini terbuat dari seruas bambu pilihan yang cukup tua dan baik.
Kemudian bambu tersebut diberi lubang, selanjutnya ditoreh arah memanjang untuk
mendapatkan talinya. Lobang yang terdapat pada ruas bambu itu disebut kelupak (Alas
dan Gayo).
Rapai

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


114
Rapai merupakan sejenis alat instrumen musik tradisional Aceh, sama halnya dengan
gendang. Rapai dibuat dari kayu yang keras (biasanya dari batang nangka) yang setelah
dibulatkan lalu diberi lobang di tengahnya. Kayu yang telah diberi lobang ini disebut
baloh. Baloh ini lebih besar bagian atas dari pada bagian bawah. Bagian atas ditutup
dengan kulit kambing sedangkan bawahnya dibiarkan terbuka. Penjepit kulit atau pengatur
tegangan kulit dibuat dari rotan yang dibalut dengan kulit. (Penjepit ini dalam bahasa
Aceh disebut sidak).
e) Senjata
Reuncong (Rencong)
Ada empat macam rencong yang menjadi senjata andalan masyarakat Aceh yaitu :
 Reuncong Meucugek
 Reuncong Meupucok
 Reuncong Pudoi
 Reuncong Meukure
Siwaih
Peudeung (Pedang)
Berdasarkan daerah asal pedang, di Aceh dikenal beberapa macam pedang yaitu:
o Peudeung Habsyah (dari negara Abbsinia),
o Peudeung Poertugis (dari Eropa Barat)
o Peudeung Turki berasal dari Turi
Tombak
f) Permainan Tradisional
 Geulayang Tunang
 Geudeue-Geudeue
 Peupok Leumo
 Pacu Kude
 Bola Keranjang (bahasa gayo: tipak rege).
g) Tempat Wisata
Kerkhoff
Sebagaimana diketahui bahwa Kerajaan Aceh dan rakyatnya sangat gigih melawan
Belanda yang memerangi Aceh. Rakyat Aceh mempertahankan Negerinya dengan
harta dan nyawa. Perlawanan yang cukup lama mengakibatkan banyak korban
dikedua belah pihak. Bukti sejarah ini dapat ditemukan dipekuburan Belanda

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


115
(Kerkhoff) ini. Disini dikuburkan kurang lebih 2000 orang serdadu Belanda yang
kuburannya masih dirawat dengan baik.
Krueng Raya
Krueng Raya, 35 Km dari Banda Aceh merupakansebuah tempat pelabuhan yang
bernama "Pelabuhan Malahayati", yang dapat ditempuh dalam waktu 30 menit dari
Banda Aceh. Sepanjang jalan ditemukan beberapa tempat yang menarik, antara lain :
Pantai Ujong Batee
Lamreh
Benteng Indra Patra
Makam Laksamana Malahayati
Ie Su-uem
Mesjid Raya Baiturrahman
Dipusat kota Banda Aceh berdiri dengan megahnya sebuah Mesjid yang agung yang
bernama "MESJID RAYA BAITURRAMAN". Zaman dulu ditempat ini berdiri
sebuah Mesjid Kerajaan Aceh. Sewaktu Belanda menyerang kota Banda Aceh pada
tahun 1873 Mesjid ini dibakar, kemudian pada tahun 1875 Belanda membangun
kembali sebuah Mesjid sebagai penggantinya.
Museum Negeri Aceh
Kota Banda Aceh memiliki sebuah Museum Negeri yang terletak dalam sebuah
Kompleks. Bangunan induk Museum berupa sebuah rumah tradisional Aceh, dibuat
pada tahun 1914 untuk Gelanggang Pameran di Semarang, yang kemudian dibawa
pulang ke Banda Aceh tahun 1915 oleh Gubernur Van Swart (Belanda) yang
kemudian dijadikan Museum.
Pantai Lhoknga Dan Lampuuk
Pantai Lhoknga dan Lampuuk terletak di pantai barat Aceh. Dari Banda Aceh
kurang lebih 17 km dan dapat ditempuh dengan kendaraan bermotor dalam waktu
kurang dari 20 menit.
Pantai ini cukup indah dan dapat digunakan sebagai tempat berenang, berjemur di
pasir putih, memancing, berlayar, menyelam dan kegiatan rekreasi lainnya.
Taman Sari
Sultan membangun sebuah gunung buatan yaitu Gunongan dimana permaisuri dapat
memanjatinya. Begitu bangunan ini siap, permaisuri menjadi berbahagia dan lebih
banyak menghabiskan waktunya disini terutama pada saat matahari akan tenggelam.

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


116
Kerajaan Aceh dahulu mempunyai taman yang indah yang dinamakan "Taman Sari".
Taman ini berada disekitar Istana dan berada pada aliran sebuah sungai yang
bernama "Krueng Daroy". Bangunan yang masih dapat dilihat antara lain adalah
"Pinto-khop" yang merupakan pintu penghubung antara Istana dan taman.
Disamping itu terdapat sebuah bangunan yang merupakan gunung buatan yang
disebut "Gunongan".
Gunongan merupakan sebuah bangunan peninggalan Sultan Iskandar Muda (1608-
1636) untuk permaisurinya Putri Phang. Menurut sejarah, Putri Phang selalu merasa
rindu akan kampung halamannya, Pahang - Malaysia. Sultan kemudian mengetahui
bahwa kegusaran permaisurinya itu karena di Pahang Istananya dikelilingi oleh
perbukitan dimana permaisuri dapat bermain, namun disini tidak.
Monumen RI
Setelah Indonesia merdeka (1945) Belanda masih ingin menjajah Negeri ini. Dalam
perjuangan phisik melawan penjajahan Belanda tersebut, pada tahun 1948 Indonesia
membutuhkan sebuah pesawat terbang untuk menembus blokade musuh, karena
banyak wilayah telah dikuasai Belanda. Untuk memperoleh sebuah pesawat terbang
untuk kepentingan negara waktu itu dirasa sangat sulit, karena sedang berjuang dan
keadaan keuangan negara belum memungkinkan.
Pendopo Gubernur
Pendopo Gubernur dibangun oleh pemerintah Belanda pada tahun 1880 diatas tanah
bekas Istana Kerajaan Aceh dan diperuntukkan sebagai tempat tinggal Gubernur
Belanda. Kini bangunan tersebut merupakan tempat kediaman resmi Gubernur
Aceh.
h) Makanan Tradisional
Masakan Aceh pada umumnya didominasi dengan citarasa pedas. Untuk bumbunya,
rempah-rempah termasuk jenis bumbu yang paling sering digunakan. Namun, di
Gampoeng Aceh ini, nilai pedasnya cenderung lebih dikurangi, karena untuk
menyesuaikan dengan selera pengunjungnya, sedangkan penggunaan rempah-rempah
lebih ditingkatkan. Misalnya, Bebek Bakar, Kari Kambing, Martabak Aceh, Mie Aceh,
Mie Kepiting.

g. Agama
Islam merupakan agama yang dominan yaitu sekitar 98% dari populasi. Masyarakat
asli Aceh terutama beragama Islam, dan sisanya adalah agama Budha, Kristen dan Hindu

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


117
yang dianut oleh keturunan Jawa, Cina, Batak dan India. Kendati demikian kehidupan
beragama di Aceh cukup harmonis dengan toleransi yang cukup tinggi. Sarana peribadatan
seperti mesjid dan menasah terdapat di seluruh pelosok Aceh, sedangkan Gereja, Toa Peh
Kong dan Kuil Hindu hanya terdapat di kota-kota besar saja.

h. Pembangunan Dan Modernisasi


Rakyat pedesaaan masih kurang dalam hal pendidikan dan penerangan. Pendidikan
umum yang modern adalah media yang ampuh untuk membawa perubahan dan
pembangunan. Sebenarnya Aceh mempunyai potensi yang besar untuk membangun, hanya
cara menggerakkannnya yang kurang. Penggeraknya adalah pemimpin-pemimpin dan
orang-orang yang berpengaruh di desa, seperti keusyik dan orang-orang yang berwibawa,
seperti Teungku.
Modernisasi dalam bidang pemerintahan belum tererealisir dengan baik dan sering
membawa atau menimbulkan birokrasi dalam arti buruk yang diakibatkan karena korelasi
antara peraturan-perarturan dan pelaksanaannya.
Modernisasi dalam bidang teknologi juga belum banyak terlihat terutama pada
masyarakat yang tinggal di pedalaman. Walaupun demikian, telah diusahakan
menggunakan teknologi dalam pertanian, seperti pembuatan pupuk buatan, penyemprotan
hama, dan lain-lain.

Pembangunan Di Aceh Pasca Tsunami


Bencana tsunami yang melanda pantai Aceh pada tanggal 26 Desember 2004,
merupakan salah satu bencana alam terburuk dalam sejarah. Lebih dari 130.000 orang
meninggal di Indonesia saja, dan 500.000 lainnya kehilangan tempat tinggal, mata
pencaharian, serta keluarga mereka. Dalam hitungan hari, dunia menggerakkan program
bantuan darurat terbesar yang pernah ada; pemerintah asing, komunitas dan organisasi
swasta, termasuk 500 lembaga pemberi bantuan, datang ke Aceh untuk membagikan
makanan, minuman, dan tempat berlindung bagi mereka yang selamat.
 Membangun kembali sistem kesehatan
Ketika tsunami melanda Aceh, dimana juga telah menghancurkan sistem kesehatan yang
sudah sangat terbatas akibat 30 tahun perang saudara. Bencana ini menghancurkan lebih
dari 400 fasilitas kesehatan, dan menewaskan banyak dokter, perawat, dan penyedia jasa
kesehatan lainnya yang dibutuhkan untuk membangun kembali sektor kesehatan pasca
tsunami. Tujuan dari strategi pembangunan kesehatan adalah untuk memperbaiki

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


118
kesehatan ibu dan anak serta masyarakatnya di daerah-daerah yang telah ditargetkan di
Aceh, dan dengan demikian memperbaiki kualitas hidup mereka.
 Membangun kembali masyarakat
Tujuan dari proyek pembangunan tempat tinggal adalah untuk memulihkan dan
memperbaiki kualitas hidup para keluarga yang terkena dampak tsunami dengan cara
membangun kembali dan merehabilitasi rumah-rumah serta fasilitas masyarakat,
pemulihan mata pencaharian, pengurangan resiko bencana, pemberdayaan masyarakat
serta penguatan tata pemerintahan setempat. Anggota masyarakat berpartisipasi di setiap
tahapan proses rekonstruksi. Sebagai bagian dari proyek rekonstruksi, mereka yang
selamat bekerja sama untuk membangun atau memperbaiki fasilitas sanitasi yang
dibutuhkan di komunitas baru mereka. Dengan membersihkan, memperbaiki dan
mengebor sumur, membangun jamban dan sistem sanitasi serta menyediakan air bersih,
diharapkan dapat memperbaiki kondisi air bersih dan sanitasi bagi lebih dari 100.000
orang.
 Membangun Kembali Mata Pencaharian
Tsunami tidak hanya menghancurkan rumah-rumah; tapi juga menghancurkan pekerjaan
dan pendapatan, sehingga banyak yang selamat tidak mampu menghidupi diri mereka
sendiri dan keluarga mereka. Beberapa cara dilakukan untuk memperoleh kembali mata
pencaharian mereka melalui sederet kegiatan seperti perbaikan dan pembangunan sektor
pertanian, perikanan, peternakan dan usaha kecil, seperti kepemilikan becak (taksi motor),
usaha jahit atau membuka warung.
 Membangun Kembali Masa Depan dan Menghadapai Risiko Bencana Di Masa Datang
Pemulihan memerlukan waktu, dan diperlukan partisipasi masyarakat Aceh untuk
membangun kembali rumah, komunitas dan kehidupan mereka di tahun-tahun mendatang.
Masyarakat perlu memastikan rumah dan desa baru mereka lebih siap menghadapi
bencana apapun di masa datang, dengan menyertakan mitigasi risiko bencana ke dalam
semua kegiatannya. Perencanaan oleh masyarakat (Community Planning) menjamin
semua orang mengetahui rute penyelamatan diri yang terbaik jika suatu bencana lain
terjadi; pembuatan rumah bermutu tinggi membuat rumah lebih tahan terhadap gempa
bumi yang kuat atau banjir, dan sistem peringatan dini memberi lebih banyak waktu
kepada orang untuk menyelamatkan diri dalam situasi darurat. Bersama, kita membangun
masa depan yang lebih baik bagi Aceh.

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


119
i. Problematika kebudayaan di Aceh
Konsep, politik dan strategi kebudayaan, dalam suatu kawasan teritori seperti Aceh
yang di dalamnya terdapat beraneka ragam (sub)etnik dan bahasa, selalu saja melahirkan
tiga lingkup pengkajian penting penting, yakni:
(a) bagaimana menuntaskan pemetaan hubungan antara lokal, nasional dan global dalam
konteks kebudayaan?
(b) Apa dan bagaimana yang disebut identitas dan krisis kebudayaan?
(c) perubahan apa yang mungkin terjadi dan bagaimana memberdayakan kebudayaan?
Masyarakat Aceh adalah semuanya Islam. Hal ini kemudian berimplikasi kepada
kenyataan kebudayaan di Aceh. Kebudayaan menyangkut kepada hal-hal yang sangat
kompleks.
Pascatsunami di Aceh pada tanggal 26 Desember 2004 yang telah membawa banyak
kerusakan di Aceh, membuat langkah pembangunan kembali sebagai jalan yang harus
ditempuh. Dalam usaha rekonstruksi dan rehabilitasi, tersimpullah salah satu keputusan
penting di Aceh bahwa pendekatan kultural dalam membangun Aceh –pascatsunami dan
penandatanganan damai—harus dijadikan salah satu hal penting diperhatikan berbagai
pihak.
Kebudayaan Aceh merupakan bagian dari hubungan nasional yang dimiliki nilai
khas, terutama ketika dilihat dari segi ruhnya yang Islami. Akan tetapi dalam dinamika
proses pewarisan tersebut beberapa unsur budaya luhur ikut memudar atau bahkan
menghilang seiring semakin menguatnya pengaruh globalisasi yang membayangi
masyarakat Aceh.
Identitas Aceh mencakup: Islam, adat, bahasa Aceh, Serambi Mekkah, Dayah,
Pendidikan, tari, peusijuek (menepungtawari), peunujoeh (tujuh hari setelah kematian),
hiem (teka-teki), pakaian adat, rumah Aceh, rapai, seudati, panton seumapa, perlawanan,
keras kepala, dan Saman.
Titik-titik kritis yang didapat dalam kenyataan adalah sebagai berikut:
 Titik kritis pertama adalah ketika sebagian orang Aceh seperti tidak melihat ada
sesuatu yang kritis sejak dari pemahaman kebudayaannya. Identitas yang berupa
“Citra diri” dan “harga diri”, sebenarnya adalah cermin, dan bukan sebagai keegoan.
Masalah ada di dalam diri, juga ada di luar diri. Kenyataan bisa diukur, dengan
sejauhmana “luar” mau menghargai kebudayaan lokal sebagaimana semua lembaga
dunia menyepakati pentignya Code of Conduct dalam memberikan bantuan untuk
daerah-daerah yang mengalami bencana seperti Aceh. Ini adalah kenyataan yang juga

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


120
berpengaruh sejauhmana mengentalnya titik kritis kebudayaan melalui identitas lokal
di Aceh.
 Titik kritis kedua adalah pemahaman terhadap agama –khususnya dengan apa yang
disebut sebagai Fanatik terhadap agama. Dengan kata lain, masih terbuka peluang
untuk dipertanyakan bahwa bagaimana pemahaman orang Aceh terhadap agama
hingga melahirkan fanatik seperti yang terlihat sekarang ini. Juga semakin
mengemuka kecenderungan seolah-olah bentuk pemahaman orang Aceh terhadap
agama harus sesuai dengan bentuk pemahaman orang non-Aceh terhadap agama.
Padahal orang Aceh –sebagai orang daerah manapun di dunia—memiliki karakteristik
tersendiri bagaimana pemahaman itu, yang didapat dari proses hidup dan
berkehidupan.
 Titik kritis ketiga adalah tentang kenyataan seolah-olah bahasa Aceh tidak lagi
dipandang sebagai cermin diri dalam makna yang luas. Penggunaan bahasa telah
dipandang sebagai alat komunikasi semata, tanpa melihat bahwa bahasa juga adalah
kekayaan kebudayaan yang bisa mencerminkan kondisi dan perkembangan bagi
penuturnya.
 Titik kritis yang keempat adalah terdapat perbedaan antara konsep terbuka terhadap
tamu yang selama ini dipahami dengan kenyataan terbuka terhadap tamu itu sendiri.
Ada gejala bahwa masyarakat Aceh cenderung menjadi masyarakat tertutup. Adanya
perbedaan pemahaman ini, berimplikasi kepada sejauhmana tingkat kolektivitas
maupun individualitas orang Aceh. Bisa dikatakan bahwa semakin tertutup suatu
masyarakat maka kecenderungan meningginya eksistensi individualitas dalam
masyarakat itu. Kenyataan ini juga bisa diukur dengan tingkat solidaritas social dalam
masyarakat Aceh. Diakui atau tidak, solidaritas social di Aceh sedang mengalami
masalah. Proses penyelesaian masalah terhadap sesama terhadap semua persoalan
yang hadir sesudah tsunami, dapat menjadi misal dari kenyataan ini.

C. Pengaruh Budaya Asing


1. Kebudayaan Asing di Indonesia
Bangsa Indonesia dalam mengikuti arus globalisasi terkadang dapat melunturkan jati
diri bangsa yang begitu kental dengan kesopanan dan budaya timur. Dimata dunia Indonesia
dikenal sebagai bangsa yang menjunjung adab ketimuran yang sangat baik. Tapi bangsa
Indonesia tidak menutup diri bagi budaya asing yang ingin masuk ke Indonesia tanpa

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


121
melunturkan jati diri dan kepribadian bangsa Indonesia. Karena terkadang globalisasi dapat
menjadikan bangsa semakin kreatif tanpa meninggalkan adab bangsanya.
Kebudayaan asing yang masuk akibat era globalisasi (perluasan cara-cara sosial antar benua),
ke Indonedia turut mengubah perilaku dan kebudayaan Indonesia, baik itu kebudayaan
nasional maupun kebudayaan murni yang ada di setiap daerah di Indonesia. Dalam hal ini
sering terlihat ketidakmampuan manusia di Indonesia untuk beradaptasi dengan baik terhadap
kebudayaan asing sehingga melahirkan perilaku yang cenderung ke barat-baratan
(westernisasi).
Hal tersebut terlihat dengan seringnya orang-orang terutama remaja Indonesia keluar-masuk
pub, diskotik dan tempat hiburan malam lainnya, dengan berbagai perilaku menyimpang
yang menyertainya dan sering melahirkan komunitas tersendiri terutama di kota-kota besar
dan metropolitan. Dalam hal ini terjadinya berbagai kasus penyimpangan seperti penyalah
gunaan zat adiktif, berbagai bentuk pelanggaran susila dan lain sebagainya. Ini merupakan
ketidakmampuan masyarakat Indonesia dalam beradaptasi dan menyeleksi pengaruh asing
sehingga masih bersikap ‘latah’ terhadap kebudayaan asing.

2. Pengaruh Budaya Asing di Indonesia


Dari sekian banyak budaya asing yang masuk ke Indonesia, diantaranya adalah
budaya barat. Barat, sesuai namanya, merupakan produk perkembangan di bilangan barat
dunia yang menekankan individualitas dan kebebasan. Sementara Indonesia merupakan
bagian bangsa timur yang menghendaki harmoni, komando, dan kolektivitas.
Bangsa Barat yang memberikan pengaruh cukup membekas adalah Portugis dan Belanda.
Terutama Belanda, budaya bangsa-bangsa ini sebagiannya telah terserap dan masuk ke dalam
struktur budaya bangsa Indonesia.
Sesungguhnya, terdapat sejumlah pengaruh “Barat” yang hingga kini terus membekas
di dalam struktur kebudayaan Indonesia. Utamanya di dalam sistem pendidikan Indonesia.
Pendidikan merupakan salah satu komponen nonmaterial kebudayaan yang punya peran
signifikan dalam melestarikan suatu budaya. Selain pendidikan, mekanisme administratif
pemerintahan negara barat yang pernah menjajah Indonesia, yaitu Belanda juga punya
pengaruh tersendiri dalam pembentukan sistem sosial (politik) Indonesia.
Tidak hanya Negara barat saja yang mempengaruhi, tetapi negara-negara Timur
seperti Cina dan Jepang pun memberikan derajat pengaruh tertentu bagi perkembangan
sistem sosial dan budaya Indonesia. Jepang tentu saja, memberikan pengaruh , yaitu lewat
penjajahan singkat mereka atas Indonesia. Sementara Cina, yang telah punya hubungan

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


122
dengan kepulauan nusantara jauh sebelum Islam menyentuh Indonesia, dan telah membentuk
derajat pengaruh tersendiri.
Sedangkan sekarang ini, kebiasaan-kebiasaan orang barat yang telah membudaya
hampir dapat kita saksikan setiap hari melalui media elektronik dan cetak yang celakanya
kebudayaan orang-orang barat tersebut yang sifatnya negatif dan cenderung merusak serta
melanggar norma-norma ketimuran kita sehingga ditonton dan ditiru oleh orang-orang kita
terutama para remaja yang menginginkan kebebasan seperti orang-rang barat.
Contoh kebudayaan-kebudayaan barat tersebut dapat kita lihat dari cara mereka berpakaian
dan mode, film, sampai pada pergaulan dengan lawan jenis.

3. Dampak Kebudayaan Asing di Indonesia


Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu negara
termasuk Indonesia. Pengaruh tersebut meliputi dua sisi yaitu pengaruh positif dan pengaruh
negatif. Pengaruh globalisasi di berbagai bidang kehidupan seperti kehidupan politik,
ekonomi, ideologi, sosial budaya dan lain- lain akan mempengaruhi nilai-nilai nasionalisme
terhadap bangsa.
Masuknya budaya asing ke indonesia disebabkan salah satunya karena adanya krisis
globalisasi yang meracuni indonesia. Pengaruh tersebut berjalan sangat cepat dan
menyangkut berbagai bidang kehidupan. Tentu saja pengaruh tersebut akan menghasilkan
dampak yang sangat luas pada sistem budaya masyarakat. Begitu cepatnya pengaruh budaya
asing tersebut menyebabkan terjadinya goncangan budaya ( culture shock ), yaitu suatu
keadaan dimana masyarakat tidak mamapu menahan berbagai pengaruh budaya yang datang
dari luar sehingga terjadi ketidakseimbangan dalam kehidupan masyarakat yang
bersangkutan.
Adanya penyerapan unsur budaya asing yang dilakukan secara cepat dan tidak melalui
suatu proses internalisasi yang mendalam dapat menyebabkan terjadinya ketimpangan antara
wujud yang ditampilkan dan nilai-nilai yang menjadi landasannya atau yang biasa disebut
ketimpangan budaya.
Teknologi yang berkembang pada era globasisasi ini mempengaruhi karakter sosial
dan budaya dari lingkungan sosial. Globalisasi sebagai salah satu factor penyebab masuknya
budaya asing ke Indonesia, akan menimbulkan dampak-dampak terhadap budaya Indonesia.
Dampak-dampak tersebut tidak semuanya baik dan cocok bagi budaya Indonesia, tetapi akan
menimbulkan berbagai dampak yaitu positif dan negatif.

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


123
Dampak positif antara lain adalah ilmu pengetahuan, cara berfikir kritis, rasional dan
menghargai waktu dari budaya asing dan akibat dari pertukaran unsur positif anatarnegara
dapat melengkapi dan memperkaya bangsa Indonesia. Sedangkan dampak negatif dari
pengaruh budaya luar adalah bergesernya norma dan nilai moral masyarakat.
Selain dampak positif dan negatif diatas, dampak positif dan negatif lainnya dari
budaya asing adalah sebagai berikut:
1. Dampak Positif
a. Perubahan Tata Nilai dan Sikap
Adanya modernisasi dan globalisasi dalam budaya menyebabkan pergeseran nilaidan
sikap masyarakat yang semula irasional menjadi rasional.
b. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat menjadi lebih
mudah dalam beraktivitas dan mendorong untuk berpikir lebih maju.
c. Tingkat Kehidupan yang lebih Baik
Dibukanya industri yang memproduksi alat-alat komunikasi dan transportasi yang
canggih merupakan salah satu usaha mengurangi penggangguran dan meningkatkan
taraf hidup masyarakat.
2. Dampak Negatif
a. Pola Hidup Konsumtif
Perkembangan industri yang pesat membuat penyediaan barang kebutuhan masyarakat
melimpah. Dengan begitu masyarakat mudah tertarik untuk mengonsumsi barang
dengan banyak pilihan yang ada.
b. Sikap Individualistik
Masyarakat merasa dimudahkan dengan teknologi maju membuat mereka merasa tidak
lagi membutuhkan orang lain dalam beraktivitasnya. Kadang mereka lupa bahwa
mereka adalah makhluk sosial.
c. Gaya Hidup Kebarat-baratan
Tidak semua budaya Barat baik dan cocok diterapkan di Indonesia. Budaya negatif
yang mulai menggeser budaya asli adalah anak tidak lagi hormat kepada orang tua,
kehidupan bebas remaja, remaja lebih menyukai dance dan lagu barat dibandingkan
tarian dari Indonesia dan lagu-lagu Indonesia, dan lainnya. Hal ini terjadi karena kita
sebagai penerus bangsa tidak bangga terhadap sesutu milik bangsa.

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


124
d. Kesenjangan Sosial
Apabila dalam suatu komunitas masyarakat hanya ada beberapa individu yang dapat
mengikuti arus modernisasi dan globalisasi maka akan memperdalam jurang pemisah
antara individu dengan individu lain yang stagnan. Hal ini menimbulkan kesenjangan
sosial. Kesenjangan social menyebabkan adanya jarak antara si kaya dan si miskin
sehingga sangat mungkin bias merusak kebhinekaan dan ketunggalikaan Bangsa
Indonesia.
e. Kesenjangan Sosial Ekonomi
Kesenjangan sosial ekonomi adalah suatu keadaan yang tidak seimbang di bidang sosial
dan ekonomi dalam kehidupan masyarakat. Artinya ada jurang pemisah yang lebar
antara si kaya dan si miskin, akibat tidak meratanya pembangunan. Apabila jurang
pemisah ini tidak segera ditanggulangi maka dapat menimbulkan kecemburuan
masyarakat sosial yang dapat menyebabkan keresahan dalam masyarakat. Kesenjangan
sosial itu sendiri akan mengakibatkan hal- hal seperti lahirnya kelompok-kelompok
sosial tertentu seperti adanya pengamen yang banyak berkeliaran di jalanan yang
menyebabkan masyarakat terganggu dan keberadaan pengamen tersebut sering
menimbulkan masalah yang dapat meresahkan masyarakat sekitar. Di samping itu juga
terdapat kelompok pengangguran yang semakin hari semakin meningkat jumlahnya dan
jika tidak ditanggulangi secara cepat maka akan menimbulkan kasus atau kriminalitas.
f. Kerusakan Lingkungan Hidup
Pencemaran yang terjadi di lingkungan masyarakat menimbulkan dampak sebagai
berikut:
1. Polusi udara, menyebabkan sesak nafas, mata pedih, dan pandangan mata kabur.
2. Polusi tanah, menyebabkan lahan pertanian menjadi rusak.
3. Polusi air, menyebabkan air tidak bersih dan tidak sehat.
g. Masalah Kriminalitas
Kriminalitas adalah perbuatan yang melanggar hukum atau hal- hal yang bersifat
kejahatan, seperti korupsi, pencurian, perkelahian, pembunuhan, pemerkosaan dan
lainnya. Dalam kriminologi kejahatan disebabkan karena adanya kondisi dan proses-
proses sosial yang sama yang menghasilkan perilaku sosial lainnya. Artinya, terdapat
hubungan antara variasi angka kejahatan dan variasi organisasi-organisasi sosial
dimana kejahatan tersebut terjadi. Sebagaimana dikatakan oleh E.H.Sutherland bahwa
kriminalitas atau perilaku jahat merupakan proses asosiasi diferensial, karena apa yang

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


125
dipelajari dalam proses tersebut sebagai akibat interaksi dalam pola dan perilaku yang
jahat. Faktor penyebab terjadinya kriminalitas adalah sebagai berikut:
1. Faktor kemiskinan, bagi orang miskin, salah satu pilihan yang paling memungkinkan
untuk memperoleh kesempatan hidup yang lebih baik yaitu melakukan kejahatan,
misalnya menipu, mencuri, merampok.
2. Faktor kesempatan, kejahatan tidak semata-mata akibat adanya niatan burk dari si
pelaku, tetapi lebih disebabkan oleh terbukanya kesempatan atau peluang terjadinya
kejahatan.
3. Faktor psikologis, orang yang mengalami kekecewaan dan frustasi berkepanjangan,
sering berbuat nekat melakukan perbuatan yang melawan hukum. Perbuatan itu ia
lakukan sebagai jalan keluar atau konpensasi dari kekecewaannya.
h. Kenakalan Remaja
Kenakalan remaja adalah penyimpangan perilaku yang dilakukan generasi muda (
sekelompok remaja ). Misalnya tawuran, perusakan barang milik masyarakat,
penyimpangan seksual, dan penyalahgunaan narkotika serta obat-obatan terlarang.
Kenakalan remaja dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu faktor internal dan
eksternal.
1. Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari remaja atau keadaan pribadi remaja itu
sendiri. Misalnya, pembawaan sikap negatif dan tidak bisa dikendalikan yang juga
mengarah pada perbuatan nakal. Selain itu, kenakalan remaja dapat disebabkan
karena adanya pemenuhan kebutuhan pokok yang tidak seimbang dengan keinginan
remaja sehingga menimbulkan konflik pada dirinya dan kurang mampunya si remaja
itu menyesuaikan diri dengan lingkungan.
2. Faktor eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar diri remaja itu artinya, berasal
dari lingkungan hidup remaja tersebut. Misalnya kehidupan keluarga, pendidikan di
sekolah, pergaulan, dan media massa. Seseorang yang hidup dalam keluarga yang
tidak harmonis cenderung akan mempunyai perilaku yang kurang baik dan
menyimpang dari norma dan nilai yang berada pada masyarakat. Misalnya seorang
anak yang sering melihat orang tuanya bertengkar dapat melarikan diri pada obat-
obatan karena ia tidak tahan melihat pertengkaran orang tuanya.
Selain faktor-faktor diatas, faktor lain yang mempengaruhi kenakalan remaja adalah
faktor psikologis, fisik, dan faktor lingkungan keluarga.
1. Faktor Psikologis, yaitu masa remaja biasa disebut masa pubertas, yaitu masa
peralihan antara masa anak-anak dan masa kedewasaan. Seorang remaja pada

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


126
dasarnya belum memiliki kepribadian dan identitas yang mapan. Oleh sebab itu, ia
menghadapi masa keritis, masa yang penuh tantangan dan pengaruh lingkungan
sekitarnya.
2. Faktor Fisik, yaitu kondisi fisik yang tidak normal seperti cacat tubuh, ukuran tubuh
yang kurang ideal, paras muka atau penampilan yang kurang harmonis
menyebabkan seseorang remaja kecewa dan frustasi. Ia menjadi seorang yang
pendiam, penyendiri dan kurang percaya diri. Oleh karena kondisi fisik yang tidak
normal tersebut, maka akan membuat remaja itu berprilaku ekstrem seperti ugal-
ugalan, agresif, dan kasar, dalam rangka menutupi kekurangan itu. Apabila kurang
pembinaan, remaja yang kondisi yang tidak normal ini akan sangat mengganggu
ketertiban social. Dampak lebih jauh lagi yaitu remaja tersebut akan berprilaku
menyimpang.
3. Faktor Lingkungan Keluarga, merupaka awal an dasar proses sosialisasi pada anak.
Itulah sebabnya baik atau buruknya lingkungan keluarga, akan berdampak kepada
baik atau buruknya kepribadan dan prilaku seorang anak.
Selain dampak di atas, dampak masuknya budaya asing ke Indonesia salah satunya juga
adalah kondisi disintegratif struktur masyarakat, maksudnya yaitu keadaan struktur
masyarakat yang tidak bersatu padu, terpecah belah, atau terjadi perpecahan pada
msyarakat. Kondisi seperti ini biasanya disebabkan oleh beberapa hal, yaitu sebagai
berikut:
1. Pengaruh perubahan social yang terlalu cepat
2. Tidak berfungsinya lembaga-lembaga pemerintah
3. Kesenjangan dalam pelaksanaan industrialisasi.

4. Upaya Mengatasi Dampak Negatif Budaya Asing terhadap Budaya Indonesia


Untuk mengatasi pengaruh budaya Asing terhadap budaya Indonesia, khususnya untuk
membentengi kalangan remaja dari pengaruh negatif diperlukan keterlibatan semua pihak
terutama pemerintah dan tokoh- tokoh masyarakat seperti, para ulama budayawan serta
keterlibatan orang tua di rumah.
1) Peranan Pemerintah
Pemerintah hendaknya dapat mengambil kebijakan strategis melalui penataan ulang
sistem pendidikan terutama mengenai pengaturan kurikulum. Umumnya di setiap sekolah
menerapkan sistem pengajaran pengetahuan mengenai ilmu keagamaan kepada para
remaja sekolah dengan waktu yang berjalan selama dua jam dalam seminggu saja. Tentu

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


127
saja ini kurang memadai waktunya untuk mengharapkan sebuah perubahan prilaku siswa
sehingga memerlukan penambahan jam pelajaran atau kreatifitas guru bidang studi
tersebut dalam bentuk kegiatan keagamaan di lingkungan sekolah seperti kegiatan
pengajian atau kajian-kajian tematik menurut pandangan agama. Sebaiknya pemerintah
menata ulang sistem pendidikan dan mendorong kreatifitas guru bidang studi. Mengenai
pelajaran dan pemahaman keagamaan sesungguhnya tidak hanya terpaku pada bidang
study agama yang dinilai waktunya kurang memadai tersebut tetap, setiap guru mata
pelajaran umum juga dapat memasukan nilai-nilai agama ketika mengajar di hadapan
siswanya. Misalnya, mata pelajaran geografi, guru dapat menjelaskan kekuasaan Tuhan
menciptakan langit dan bumi, sejarah perjuangan nasional yang dipelopori atau dipimpin
oleh ulama atau pejuang Islam seperti Pengeran Diponegoro, Sultan Hasanuddin dan
lainnya. Tokoh-tokoh pejuang tersebut sekaligus merupakan bentuk perlawan terhadap
penjajahan negara asing yang ingin menguasai wilayah dan sumber daya ekonomi
Indonesia juga sekaligus menyebarkan budayanya.
2) Peranan Tokoh Agama dan Budaya
Peranan para ulama dan budayawan melalui program kerja organisasi keaagamaan
dan sanggar-sanggar budaya sangat strategis untuk menangkal masuknya budaya asing
dalam masyarakat khususnya kalangan generasi muda. Keterlibatan para tokoh agama dan
budaya melalui program kerja organisasi keagamaan seperti Nahdatul Ulama ( NU ),
Muhammadiyah dan yang lainnya dapat diarahkan pada pembinaan remaja agar memiliki
ketahanan budaya yang berbasis agama. Begitu juga peranan para budayawan dan seniman
melalui organisasi atau sanggar seni dapat merancang program kerja yang diminati oleh
kalangan remaja sehingga mereka tidak tertarik dengan budaya hura-hura yang datang dari
budaya asing. Kalau hal ini dapat diperankan secara maksimal oleh para tokoh agama dan
budayawan, maka pola pembinaan generasi muda dapat diarahkan kepada penanaman
nilai-nilai Pancasila dan ajaran agama yang lebih terarah dan terukur, baik dari kegiatan-
kegiatan internal sekolah seperti pada proses belajar-mengajar maupun di luar sekolah
seperti remaja masjid, kesenian dan budaya. Dengan adanya kebijakan ini remaja juga
dapat berinterksi sosial secara langsung dengan masyarakat sebagai pelaku sosial.
3) Peranan Orang Tua dan Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan anak yang paling banyak waktunya. Orang tua
adalah figur utama dalam keluarga yang paling bertanggung jawab terhadap masa depan
anak-anak dan anggota keluarga lainnya. Oleh karena itu, lingkungan keluarga sangat
berkontribusi terhadap kualitas prilaku atau akhlak anggota keluarga terutama anak-

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


128
anaknya. Lingkungan keluarga dan lingkungan sosial harus tetap beriklim positif dalam
artian orang-orang yang ada dalam sekitar kita harus orang-orang yang “tidak membawa
kita kedalam kesesatan”. Orang tua harus bisa mengambil porsi lebih banyak diantara
porsi yang lainnya. Peran orang tua sangat dibutuhkan, selain mengawasi anak-anak dan
dengan siapa dia bergaul, tetapi sesekali orang tua harus turun langsung mengawasi anak-
anaknya agar jangan sampai anak-anaknya bisa salah gaul. Pada masyarakat modern,
seorang remaja sangat tergantung pada cara orang tua atau keluarga mendidiknya. Melalui
interaksi dalam keluarga, remaja akan mempelajari pola perilaku, sikap, keyakinan dan
cita-cita serta nilai dalam keluarga dan masyarakat.
Selain peranan-peranan dari pihak tertentu, upaya untuk mencegah atau menghilangkan
dampak negatif dari budaya asing juga dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia ( SDM ) Bangsa Indonesia.
2. Memperkuat nasionalisme ( kesadaran nasional ).
3. Berpegang teguh pada norma-norma nosial.
4. Menjunjung nilai-nilai budaya bangsa Indonesia.
Masuknya budaya asing ke Indonesia akan menimbulkan dampak seperti perubahan
social. Untuk mengatasi memudarnya jati diri bangsa akibat perubahan social, antara lain
sebagai berikut:
1) Menyosialisasikan jati diri bangsa dan budaya nasional
Jati diri atau kepribadian bangsa Indonesia yang dicita-citakan itu dapat
dimanisfestasikan dalam bentuk karakter nasional, seperti cinta tanah air, bersifat
toleransi, suka menolong religius, demokratis, harmonis, integritas, moralitas,
patriotic dan nasionalis, berjiwa etis dan estetis, serta bertanggung jawab. Pelaksanaan
sosialisasi dapat diintralisasikan melalui sarana sosialisasi seperti lebaga keluarga,
lembaga pendidikan, organisasi politik kenegaraan, asosiasi ekonomi, keagamaan,
keolahragaaan, dan kesenian.
2) Memiliki loyalitas terhadap NKRI
Keutuhan dan kedaulatan NKRI pada saat ini masih mendapatkan berbagai ancaman,
tantangan, hambatan, dan gangguan, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar
NKRI. Untuk menghadapi hal tersebut tidak ada jalan lain kecuali harus kembali
kepada eksistensi cita-cita proklamasi kemerdekaan republik Indonesia 17 Agustus
1945 dan menggalang kesepakatan bersama, yaitu loyalitas terhadap Negara Kesauan
Republik Indonesia ( NKRI ).
3) Memiliki komitmen tinggi untuk pelestarian unsur dan nilai sosial budaya.

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


129
Teradisi dan budaya lokal dapat hilang secara perlahan-lahan karena ditinggalkan oleh
masyarakatnya sendiri. Perubahan social telah menimbulkan dampak pada pola-pola
hubungan social antarwarga masyarakat dan pola-pola perilaku gaya hidup.
Sebagaimana kita ketahui bahwa gaya hidup bebas atau liberal telah berkembang
dalam masyarakat sehingga sangat mempengaruhi jati diri manusia, bangsa dan
Negara Indonesia. Oleh karena itu, harus ada respon atau seleksi sosial budaya yang
berkembang dalam masyarakat.

5. Mempertahankan Kebudayaan Indonesia


Nilai kebudayaan yang menjadi karakteristik bangsa Indonesia, sperti gotong royong,
silahturahmi, ramah tamah dalam masyarakat menjadi keistimewaan dasar yang dapat
menjadikan individu-individu masyarakat Indonesia untuk mencintai dan melestarikan
kebudayaan bangsa sendiri.
Tapi karakteristik masyarakat Indonesia yang dikenal sebagai masyarakat yang ramah
dan sopan santun kini mulai pudar sejak masuknya budaya asing ke Indonesia yang tidak bisa
diseleksi dengan baik oleh masyarakat Indonesia.
Maka, dalam hal ini pemerintah memiliki peranan penting untuk mempertahankan nilai-nilai
kebudayaan Indonesia dalam kehidupan masyarakatnya karena nilai-nilai kebudayaan dari
leluluhur merupakan filosofi hidup pada tiap daerahnya meskipun tanpa bantuan teknologi.
Nilai-nilai budaya tersebut bukan berarti mengharuskan kita untuk bersikap tertutup
terhadap budaya asing, namun nilai dan makna filosofi kebudayaan Indonesia harus dijadikan
sebagai sumber inspirasi dan kreatifitas.
Berikut ini adalah beberapa cara mempertahankan kebudayaan Indonesia agar tidak
terpengaruh oleh kebudayaan asing yang bersifat negatif :
 Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, misal semangat mencintai produk
dan kebudayaan dalam negeri.
 Menanamkan dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dengan sebaik- baiknya.
 Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dengan sebaik- baiknya.
 Selektif terhadap kebudayaan asing yang masuk ke Indonesia.
 Memperkuat dan mempertahankan jatidiri bangsa agar tidak luntur.
Dengan begitu masayarakat dapat bertindak bijaksana dalam menentukan sikap agar
jatidiri serta kepribadian bangsa tidak luntur karena adanya budaya asing yang masuk ke
Indonesia khususnya.

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


130
6. Pengaruh Budaya Asing terhadap Budaya Indonesia Ditinjau dari Aspek Sosiologis
dan Antropologis
Hubungan atau kontak secara fisik antara satu budaya dengan budaya lainnya
cendrung dapat menyebabkan terjadinya saling mempengaruhi di antara masing-masing
budaya tersebut. Artinya suatu budaya itu bisa mempengaruhi budaya lainnya, namun
sekaligus juga dapat terkena ( mau menerima ) pengaruh dari budaya lainnya itu. Namun
apabila hubungan atau kontak tersebut dilakukan secara tidak langsung, misalnya melalui
alat-alat komunikasi massa seperti radio, televisi, film, Koran dan lain-lain, maka
komunikasinya cenderung bersifat satu arah saja, yaitu dari masyarakat yang secara aktif
menggunakan alat-alat komunikasi tersebut, sedangkan pihak lain ( yakni masyarakat
penerima ) tidak memiliki kesempatan untuk memberikan pengaruhnya. Apabila pengaruh
tersebut diterima tidak karena paksaan dari pihak yang mempengaruhi, maka hasilnya di
dalam ilmu antropologi budaya dinamakan akulturasi.
Ada kalanya juga, bahwa dalam proses pertemuaan budaya tersebut, tidak terjadi
pengaruh sama sekali ( baik satu arah maupun dua arah ). Pada pertemuan kedua budaya yang
tarafnya seimbang misalnya, kadang kala bisa saling menolak yang mungkin disebabkan
karena pada masa lalunya pernah saling terjadi perentangan fisik yang kemudian dilanjutkan
dengan pertentangan non fisik antara kedua masyarakat pendukung masing-masing
kebudayaan itu. Keadadaan semacam itu dalam sosiologi antropologi dinamakan Cultural
Animosity.
Adanya pengaruh dari budaya lain juga dapat menyebabkan terjadinya proses imitasi,
yaitu tindakan seseorang untuk meniru orang lain melalui sikap, penampakan, gaya hidupnya
atau apa saja yang dimilikinya. Biasanya yang lemah cendrung meniru yang dominan. Proses
perubahan secara imitasi, misalnya dapat terjadi apabila ada dua budaya yang saling
bertemu, sedangkan salah satu dari budaya tersebut memiliki unsur-unsur yang lebih tinggi
misalnya dalam aspek teknologinya, maka ada kemungkinan terjadi proses imitasi (peniruan)
dari para pendukung budaya yang masih rendah taraf teknologinya. Adapun prosesnya, mula-
mula unsur-unsur tesebut ditambahkan pada budayanya, akan tetapi lambat laun unsur-unsur
budaya mereka yang dirubah akan terganti dengan unsur budaya asing tersebut. Misalnya
pada saat ini orang-orang Indonesia cendrung memakai pakaiaan yang bercorak barat, karena
dianggap lebih mudah dan praktis. Sedangkan memakai pakaiaan tradisionalnya jarang
sekali, kecuali pada kesempatan-kesempatan tertentu misalnya pada saat upacara-upacara
resmi seperti resepsi perkawinan, khinatan, dan lain-lain.

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


131
Seiring dengan masuknya era globalisasi saat ini, turut mengiringi budaya-budaya
asing yang masuk ke Indonesia. Dizaman yang serba canggih ini, perkembangan kemutahiran
teknologi tidak dibarengi dengan budaya-budaya asing positif yang masuk. Budaya asing
masuk ke negri kita secara bebas tanpa ada filterisasi. Pada umumnya masyarakat Indonesia
terbuka dengan inovasi-inovasi yang hadir dalam kehidupannya, tetapi mereka belum bisa
memilih dan memilah mana yang sesuai dengan aturan serta norma yang berlaku di Negara
Republik Indonesia.
Negara Indonesia mempunyai norma-norma yang harus dipatuhi oleh masyarakatnya,
norma tersebut meliputi norma agama, norma hukum, norma sosial, dan norma kesopanan.
Setiap butir norma memiliki peranan masing-masing dalam mengatur hidup manusia. Norma
merupakan suatu ketetapan yang ditetapkan oleh manusia dan wajib dipatuhi oleh masyarakat
dan memiliki manfaat positif bagi kelangsungan hidup khalayak. Setiap peraturan yang telah
ditetapkan pasti ada sanksi yang melanggar, hal itu serupa dengan norma, apapun jenis norma
ada di Indonesia, pasti ada sanksi bagi yang melanggarnya.
Pada umumnya masyarakat Indonesia sekarang seakan tidak menghiraukan lagi
norma-norma yang telah ditetapkan. Terbukti dengan bayaknya penyimpangan prilaku yang
dilakukan oleh banyak orang, seperti perbuatan korupsi, mencuri, mendustakan agama dan
sebagainya. Kasus-kasus tersebut menandakan buruk atau rendahnya mental bangsa ini.
Sehingga generasi muda yang mendaang bisa diperkirakan dapat lebih buruk dari masa
sekarang jika mental mundur tersebut masih ditularkan pada kaum remaja saat ini. Hal
tersebut sudah mulai terjadi sekarang, kenyataan yang terjadi sekarang ini banyak remaja
yang melakukan penyimpangan-penyimpangan yang sudah tidak sesuai dengan norma-norma
yang berlaku di Indonesia. Mereka tidak menghiraukan lagi norma-norma yang ada.
Kemudahan mengakses internet serta kemudahan masuknya budaya asing tanpa ada
filterisasi membuat usia muda rawan tergoda dengan hal-hal yang membahayakan dirinya.
Seperti banyaknya blue film yang masuk ke Indonesia, pemasalahan ini sangat berdampak
negatif bagi masyarakat khususnya kalangan remaja. Banyak blue film atau adegan porno
lainnya yang dapat diakses dengan mudah melalui internet. Para remaja bebas mengakses dan
menonton film tersebut tanpa pengawasan dari pihak orang tua mereka. Hal tersebut
menimbulkan dampak yang kurang baik bagi psikis si remaja itu sendiri, dengan menonton
film porno si remaja tersebut menjadi termotivasi ingin melakukan hal-hal yang ia tonton dan
ada sesuatu yang baru yang tidak seharusnya dicoba jadi ingin dicoba. Semua hal tersebut
merupakan pengaruh budaya asing terhadap budaya Indonesia yang ditinjau dari aspek
sosiologis maupun antropologis.

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


132
Pengaruh budaya Asing terhadap budaya Indonesia juga telah banyak merubah
Indonesia dari segi pembangunan. Pembangunan yang terus berkembang di Indonesia dapat
merubah perekonomian indonesia dan mencapai tatanan kehidupan bermasyarakat yang adil,
maju, dan makmur.

a. Pengaruh Budaya Asing terhadap Sistem Religi / Kepercayaan


Bergesernya sistem religi yang berakar pada kepercayaan tradisional menuju sistem
religi yang berlandaskan ajaran agama, merupakan contoh konkret adanya pengaruh
kebudayaan asing terhadap kebudayaan lokal. Bangsa Indonesia pada awalnya menganut
sistem kepercayaan kepada roh-roh leluhur maupun kekuatan gaib yang diwariskan secara
turun temurun. Namun, kini telah terkikis dengan adanya ajaran agama yang menekankan
kepada satu tujuan penyembahan yakni Tuhan Yang Maha Esa. Meskipun demikian bukan
berarti sistem religi tradisional yang merupakan kebudayaan asli bangsa Indonesia telah
punah. Hal ini tampak dalam bentuk upacara adat tradisional yang telah mengalami
penyesuaian dengan sistem religi yang berdasarkan agama. Misal: upacara sedekah laut,
upacara sekaten, dan upacara yaqowiyu, merupakan bentuk-bentuk kebudayaan yang
menggabungkan unsur religi tradisional dengan agama.

b. Pengaruh Budaya Asing terhadap Sistem Pengetahuan


Setiap suku bangsa memiliki sistem pengetahuan yang membentuk unsur
kebudayaan lokal. Sebelum unsur pengetahuan kebudayaan asing memengaruhi
kebudayaan lokal, nenek moyang kita telah mengenal pengetahuan tentang kemaritiman,
gejala alam, perubahan musim, berburu, bercocok tanam sampai kepada pengetahuan
tentang pengobatan tradisional. Masuknya kebudayaan asing dengan membawa bentuk
sistem pengetahuan yang lebih modern telah mengubah cara pandang masyarakat terhadap
keadaan alam sekitarnya. Pengetahuan tradisional yang cenderung berlandaskan pada
kemampuan intuitif yang irasional berubah ke pola pemikiran yang lebih rasional. Misal:
penemuan obatobatan tradisional merupakan bentuk pengembangan pengetahuan
tradisional terhadap khasiat tumbuhan yang dipadukan dengan pengetahuan modern (ilmu
farmasi), sehingga menghasilkan obat yang alami dan bebas dari bahan kimia. Demikian
halnya pengaruh kebudayaan asing di bidang pengetahuan yang berkaitan dengan cara
bercocok tanam, telah mengubah pola kehidupan petani tradisional menjadi lebih
produktif.

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


133
c. Pengaruh Budaya Asing terhadap Sistem Teknologi
Teknologi merupakan salah satu unsur kebudayaan yang berkaitan dengan peralatan
yang dipergunakan manusia untuk mengubah keadaan sekitarnya maupun keadaan dirinya
demi terpenuhinya kebutuhan hidup. Sistem teknologi tradisional yang menjadi unsur
kebudayaan lokal menyangkut tentang:
a. Alat-alat produksi
b. Senjata
c. Wadah
d. Alat untuk menyalakan api
e. Makanan dan minuman
f. Pakaian dan perhiasan
g. Tempat berlindung atau rumah
h. Alat-alat transportasi
Masuknya kebudayaan asing banyak memengaruhi teknologi tradisional yang
berdampak pada peningkatan kesejahteraan manusia. Mekanisasi dalam pertanian, telah
menggeser peralatan tradisional dengan alat modern dalam pengolahan tanah. Hal itu
membawa dampak terhadap peningkatan produksi pertanian.

d. Pengaruh Budaya Asing terhadap Sistem Kesenian


Dari waktu ke waktu kesenian tradisional sebagai salah satu unsur kebudayaan lokal
mulai ditinggalkan oleh masyarakatnya terutama para generasi muda. Masuknya kesenian
mancanegara yang dirasa lebih menarik dan mewakili jiwa muda, banyak menggeser
ruang gerak kesenian tradisional. Salah satu upaya untuk mempertahankan kesenian
tradisional agar tetap lestari adalah dengan memadukan unsur-unsur kebudayaan asing ke
dalam kesenian tradisional tersebut. Misal: kesenian musik campur sari, merupakan
bentuk kesenian yang memadukan unsur-unsur kesenian tradisional dengan unsur-unsur
kesenian modern. Pementasan seni pertunjukan tradisional, seperti: lenong dan wayang
kulit, banyak menyisipkan unsur-unsur kesenian modern untuk menarik penonton
khususnya kalangan anak muda.

e. Pengaruh Budaya Asing terhadap Bahasa


Bahasa merupakan sistem perlambang dalam komunikasi. Salah satu ciri suatu suku
bangsa adalah memiliki bahasa daerah yang merupakan bahasa komunikasi antar warga
dalam kelompok suku bangsa yang bersangkutan. Pengaruh kebudayaan asing terhadap

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


134
perkembangan bahasa daerah sangatlah besar. Terutama di daerah pesisir, di mana
penduduknya banyak berinteraksi dengan suku bangsa lain (asing) yang memiliki
komposisi bahasa yang berbeda dengan komposisi bahasa induknya. Misal: bahasa Jawa
yang diterapkan di daerah pesisir berbeda dengan bahasa Jawa yang ada di daerah
pedalaman. Secara umum, pengaruh kebudayaan asing khususnya dalam bahasa, bukan
menghilangkan bahasa lokal, namun justru memperkaya perbendaharaan kata dalam
bahasa lokal tersebut. Banyak kata-kata dalam bahasa Indonesia yang berasal dari kata-
kata bahasa asing yang telah diserap menjadi kosakata bahasa Indonesia.

f. Pengaruh Budaya Asing dalam Era Globalisasi


Pada akhir abad ke-20 dan awal abad ke-21, Indonesia telah memasuki era
globalisasi. Kemajuan teknologi, komunikasi, informasi, dan transportasi telah
menyebabkan masuknya pengaruh budaya dari seluruh penjuru dunia dengan cepat ke
Indonesia. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, globalisasi adalah proses
terbentuknya sistem organisasi dan sistem komunikasi antar masyarakat di seluruh dunia.
Tujuannya adalah untuk mengikuti sistem serta kaidah-kaidah yang sama. Pada era
globalisasi, peristiwa yang terjadi di suatu negara dapat diketahui dengan cepat oleh
negara lain melalui media massa, seperti televisi, radio, surat kabar atau internet.
Globalisasi berlangsung melalui saluran-saluran tertentu, seperti media massa, pariwisata
internasional, lembaga perdagangan dan industri internasional, serta lembaga pendidikan
dan ilmu pengetahuan. Saluran-saluran globalisasi, antara lain :
c. Media Massa
Arus globalisasi diperoleh melalui media komunikasi massa, seperti radio, televisi,
surat kabar, film, dan internet. Globalisasi melalui media massa telah membuat dunia
menjadi seolah-olah tanpa batas. Melalui media massa, seperti televisi yang disiarkan
dalam jaringan satelit, peristiwa bencana Tsunami di Aceh pada tahun 2004 dapat
diketahui di seluruh dunia. Demikain juga dengan perkembangan internet yang telah
memudahkan perkembangan iptek dengan adanya kemudahan mengakses berbagai
informasi dari seluruh penjuru dunia dengan murah dan cepat. Selain itu, dalam arus
globalisasi, terjadi perubahan perilaku masyarakat di bidang mode pakaian, peralatan
hidup, dan makanan akibat pengaruh penyebaran informasi dari luar negeri melalui
media massa. Sebagai sarana pewarisan budaya pada era globalisasi, media massa
sangat berpengaruh dalam penyerapan budaya asing di masyarakat yang bersifat positif
dan negatif. Dampak positif budaya asing di media massa adalah masuknya iptek yang

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


135
menunjang kemajuan di segala bidang. Pengaruh negatif budaya asing di media massa
adalah terjadinya goncangan budaya karena adanya individu yang tidak siap menerima
perubahan dan pergeseran nilai-nilai budaya dan adat istiadat.
d. Pariwisata Internasional
Berkembangnya sektor pariwisata internasional juga berpengaruh terhadap penyebaran
arus globalisasi. Kegiatan pariwisata internasional yang melibatkan banyak negara
dapat dilakukan dengan mudah karena adanya kemajuan sarana transportasi dan
telekomunikasi. Dengan meningkatnya kebutuhan wisata antarnegara menyebabkan
masuknya devisa yang sangat dibutuhkan untuk membiayai pembangunan suatu negara.
Dengan berkembangnya sektor pariwisata internasional, seseorang dapat dengan mudah
berpergian dari satu negara ke negara lainnya.
e. Lembaga Perdagangan dan Industri Internasional
Globalisasi dalam perdagangan internasional ditandai dengan adanya pasar bebas.
Dalam era pasar bebas, setiap negara akan berlomba-lomba mengembangkan
keunggulan komparatifnya untuk menarik para investor dari luar negeri. Era pasar
bebas juga ditandai adanya kebebasan kontak perdagangan antarnegara tanpa dibatasi
hambatan fiskal dan tarif. Walaupun setiap negara bebas untuk menjalin hubungan
perdagangan, namun tetap diperlukan suatu wadah kerja sama di bidang ekonomi.
Misalnya, pendirian dewan kerja sama ekonomi Asia Pasifik (APEC) dan dewan kerja
sama ekonomi Amerika Utara (NAFTA).
Arus globalisasi yang melanda seluruh dunia mempunyai dampak bagi bidang sosial
budaya suatu bangsa. Pada awalnya, globalisasi hanya dirasakan di kota-kota besar di
Indonesia. Namun dengan adanya kemajuan teknologi, komunikasi, informasi, dan
transportasi globalisasi juga telah menyebar ke seluruh penjuru tanah air. Arus
globalisasi yang penyebarannya sangat luas dan cepat tersebut membawa dampak
positif dan negatif.
Dampak positif globalisasi, antara lain sebagai berikut:
a. Kemajuan di bidang teknologi, komunikasi, informasi, dan transportasi yang
memudahkan kehidupan manusia.
b. Kemajuan teknologi menyebabkan kehidupan sosial ekonomi lebih produktif,
efektif, dan efisien sehingga membuat produksi dalam negeri mampu bersaing di
pasar internasional.
c. Kemajuan teknologi memengaruhi tingkat pemanfaatan sumber daya alam secara
lebih efisien dan berkesinambungan.

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


136
d. Kemajuan iptek membuat bangsa Indonesia mampu menguasai iptek sehingga
bangsa Indonesia mampu sejajar dengan bangsa lain.
Globalisasi juga mempunyai dampak negative, antara lain sebagai berikut :
a. Terjadinya sikap mementingkan diri sendiri (individualisme) sehingga kegiatan
gotong royong dan kebersamaan dalam masyarakat mulai ditinggalkan.
b. Terjadinya sikap materialisme, yaitu sikap mementingkan dan mengukur segala
sesuatu berdasarkan materi karena hubungan sosial dijalin berdasarkan kesamaan
kekayaan, kedudukan sosial atau jabatan. Akibat sikap materialisme, kesenjangan
sosial antara golongan kaya dan miskin semakin lebar.
c. Adanya sikap sekularisme yang lebih mementingkan kehidupan duniawi dan
mengabaikan nilai-nilai agama.
d. Timbulnya sikap bergaya hidup mewah dan boros karena status seseorang di dalam
masyarakat diukur berdasarkan kekayaannya.
e. Tersebarnya nilai-nilai budaya yang melanggar nilai-nilai kesopanan dan budaya
bangsa melalui media massa seperti tayangan-tayangan film yang mengandung
unsur pornografi yang disiarkan televisi asing yang dapat ditangkap melalui antena
parabola atau situs-situs pornografi di internet.
f.Masuknya budaya asing yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya bangsa, yang
dibawa para wisatawan asing. Misalnya, perilaku seks bebas (free sex).
Di Indonesia, modernitas adalah salah satu konsep yang menunjukkan adanya
interaksi antara budaya lokal dan budaya asing. Ciri-ciri modernitas adalah mobilitas
sosial yang tinggi, efisiensi, dan sikap individualisme. Hal-hal tersebut tidak bisa
dipungkiri telah mempengaruhi kehidupan manusia. Namun, setiap perubahan kebudayaan
mempunyai dampak positif dan negatif. Individualisme berdampak negatif apabila
mendorong individu untuk bekerja secara lebih produktif. Namun, di sisi lain
individualisme juga berdampak pada timbulnya sikap mementingkan diri sendiri. Selain
itu, sebagai dampak individualisme, kegiatan gotong royong dan bentuk-bentuk
kelembagaan sosial lainnya mulai diabaikan. Dengan demikian, modernitas tidaklah harus
dinilai secara positif atau negatif karena hal itu tergantung pada bagaimana masyarakat
dan individu memberikan penilaian sesuai dengan konteks kebudayaannya.
Namun, sebenarnya kemodernan tidak bisa dijadikan alasan untuk mengabaikan
nilai-nilai kebersamaan, empati, dan solidaritas sosial. Oleh karena itu, setiap individu
harus memiliki kesadaran untuk tetap menghargai nilai-nilai tersebut. Perwujudan nilai-
nilai kebersamaan dan solidaritas sosial dalam masyarakat memang tidak bisa diterapkan

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


137
secara kaku. Misalnya, lebih sulit untuk menerapkan sikap tersebut di dalam masyarakat
perkotaan. Hal itu disebabkan sikap individualisme dan budaya materialisme yang lebih
tinggi pada masyarakat perkotaan. Oleh karena itu, perwujudan sikap empati sosial di
dalam masyarakat perkotaan tidak bisa diterapkan dengan meniru kebersamaan
masyarakat di daerah pedesaan. Perwujudan sikap empati sosial tersebut bisa diwujudkan
dalam bentuk tindakan untuk membantu sesama yang mengalami musibah bencana alam.
Contohnya pada saat terjadinya bencana tsunami di Aceh, gempa Jateng dan Daerah
Istimewa Yogyakarta, dan bencana banjir di Jakarta tahun 2007, sikap kegotong-royongan
dan kebersamaan diwujudkan warga masyarakat dalam berbagai bentuk kegiatan sosial
untuk meringankan penderitaan korban bencana alam.

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


138
BAB IX
EKOLOGI ADMINISTRASI NEGARA AMERIKA SERIKAT

Dalam mempelajari ekologi Administrasi Negara Amerika Serikat, dapat dipakai


sebagai alat analisa adalah model keseimbangan. Pada model keseimbangan tersebut
dikemukakan faktor lingkunga atau faktor – faktor ekologis, yaitu dasar-dasar ekonomi,
struktur sosial, jaringan berkomunikasi, sistem politik dan pola-pola ideologi/simbol. Faktor-
faktor ini dianggap merupakan faktor yang paling kuat, setidak-tidaknya menurut pandangan
Prof. Fred W. Riggs, walaupun diakui masih ada faktor –faktor yang juga mempengaruhi.
Selanjutnya faktor-faktor tersebut satu dengan yang lain saling mempengaruhi, namun dalam
BAB ini hanya mempelajari pengaruh timbal balik antara faktor-faktor tersebut dengan
administrasi Negara.
A. Kondisi Geografis Amerika Serikat
Amerika adalah negara yang terletak di Belahan Barat, terdiri dari empat puluh delapan
negara bagian di Amerika Utara; termasuk Alaska, semenanjung yang membentuk bagian
paling barat laut Amerika Utara, dan Hawaii, kepulauan di Samudra Pasifik. Negara ini
memiliki perbatasan darat dengan Kanada dan Meksiko, dan perbatasan laut dengan Rusia.
1. Batas-batas Kawasan
Amerika Serikat atau USA (United States of Amerika) adalah negara paling penting
di benua ini. Wilayahnya, kecuali satu blok daratan dengan Kanada dan Meksiko, termasuk
dua negara bagian lain. Yang pertama adalah Alaska. Letak nya di ujung benua ini,
terpisahkan oleh ke 48 negara Amerika Serikat lainnya serta oleh wilayah Kanada. Negara
bagian lainnya yang letak nya berjauhan adalah Hawai. Negara bagian Amerika Serikat ini
berbentuk kepulauan yang berada di tengah Samudra Pasifik.
Sesuai dengan arti serikat yaitu perkumpulan atau himpunan, gabungan atau
persekutuan. Jadi jika kata serikat kita kaitkan pada suatu negara maka serikat akan memiliki
arti negara yang terdiri gabungan negara-negara bagian. Sebagai contoh kata serikat yang
sering kita dengar adalah serikat pekerja yang berarti kata serikat ini memiliki arti gabungan
atau kumpulan pekerja dari berbagai perusahaan.
2. Letak astronomis amerika serikat
Secara astronomis, letak kawasan Amerika Serikat terletak pada garis 24°33’ LU –
70°23’ LU dan antara 172°27’ BT – 66°51’ BB. Sedangkan secara geografis, daratan utama
Amerika Serikat memiliki batas-batas sebagai berikut.

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


139
a. Bagian utara berbatasan dengan Kanada.
b. Sebelah selatan berbatasan dengan Teluk Meksiko dan Meksiko.
c. Sebelah timur berbatasan dengan Samudra Atlantik.
d. Sebelah barat berbatasan dengan Samudra Pasifik.
Adapun batas-batas negara bagian Alaska adalah:
a. sebelah utara berbatasan dengan Laut Arktik,
b. sebelah selatan berbatasan dengan Samudra Pasifik,
c. sebelah timur berbatasan dengan Kanada, dan
d. sebelah barat berbatasan dengan Laut Bering.
3. Bentang alamnya
Bentang alam astronomis kawasan Amerika Serikat, secara garis besar, dideskripsikan
sebagai berikut: astronomis di pantai barat terdapat dataran rendah yang sempit, berhadapan
dengan Samudra Pasifik. Dataran ini dibatasi pegunungan pantai yang merupakan tepi barat
rangkaian Pegunungan Rocky. Di seberang Rocky Mountains terdapatlah Dataran Tengah
(The Central Plain) yang merupakan dataran tinggi di sebelah barat. Yang termasuk ke dalam
kawasan ini ialah negara bagian: Dakota Utara, Dakota Selatan, Nebraska, Kansas,
Oklahoma, dan Texas. Sedangkan, Illinois, Indiana, Missouri, Kentucky, Arkansas,
Mississippi, Alabama, dan Louisiana terletak di dataran rendah lembah Sungai Missouri-
Mississipi.
Di bagian utara great plain itu terdapat danau-danau besar. Perbedaan tinggi permukaan
air antara danau-danau itu menghasilkan air terjun, seperti Niagara Fall selain menarik para
wisatawan, tenaganya juga menghasilkan tenaga listrik.
The Great Plain dibatasi Pegunungan Alleghany yang merupakan pegunungan tua di
dekat pantai timur USA. Pegunungan ini memiliki banyak persediaan mineral dan potensi
tenaga air. Sedangkan di bagian dataran rendah Pantai Atlantik merupakan bagian dari
kawasan negara ini yang paling ramai disinggahi kapal-kapal internasional.

4. Lokasi (iklim, flora, dan fauna)


Kawasan Amerika Serikat mempunyai astronomis iklim yang bervariasi yaitu:
a. di pantai utara bagian barat beriklim sedang,
b. pantai barat bagian selatan beriklim mediteran,
c. pantai barat laut beriklim sedang basah,
d. pantai tenggara beriklim subtropik basah,
e. di wilayah teluk Meksiko dan pantai pedalaman beriklim kontinental,

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


140
f. Alaska beriklim kutub (dingin), dankepulauan Hawaii beriklim hujan tropik.
Kawasan timur Amerika Serikat masih banyak dijumpai hutan lebat, yaitu hutan
luruh. Di bagian utaranya tumbuh subur pohon-pohon pinus. Di sebelah timur ditumbuhi
rerumputan yang tinggi. Sedangkan di bagian barat dan selatan ditumbuhi padang rumput
yang pendek, dan di kawasan pedalaman California dan dekat Arizona ditumbuhi oleh
vegetasi gurun.
Negara-negara bagian di kawasan selatan negara ini memiliki varietas pepohonan
yang hijau sepanjang tahun. Tumbuhan palma dan tropis hidup di bagian selatan Florida dan
California. Pohon-pohon konifer yang tinggi dan besar-besar (redwood) banyak tumbuh di
daerah Podzol pegunungan California, dan di bagian tengah dan selatannya merupakan lahan
yang subur bagi budidaya buah-buahan dan sayuran.
Jenis fauna yang hidup di negeri Paman Sam antara lain: bison, antelop, beruang di
kawasan Midwes, domba, bighom, rusa, di kawasan pegunungan; puma di pesisir pasifik,
armadilo, selot, dan jaguar di kawasan barat daya; posium, oligator, buaya kardinal di
kawasan selatan; dan karibu beruang kutub, anjing laut, paus di kawasan Alaska.

5. Keadaan penduduk
Jumlah penduduk Amerika Serikat terdiri orang-orang kulit putih, yang sebagian
besar berasal dari Inggris dan Irlandia. Dari Afrika, orang-orang Negro juga merupakan
pendatang yang cukup banyak. Selain itu, ada pula orang-orang Asia, seperti: Cina, India,
Jepang, dan Vietnam. Orang Indian tidak lebih dari sejuta jiwa, sedangkan orang Eskimo di
negara bagian Alaska berjumlah sedikit saja.Ras diskriminasi juga pernah terjadi di negara
ini, yang terutama dirasakan oleh orang-orang negro di bagian selatan.

6. Potensi ekonomi dan kegiatan perekonomian penduduk


Pembahasan kegiatan perekonomian penduduk akan diulas secara region per region,
agar kita memperoleh gambaran hubungan antara bentuk kegiatan-kegiatan itu dengan
potensi alamnya.
1. Astronomis Daerah pantai pasifik
Hutan Fir Douglas dan cedar yang menutupi bagian utara daerah ini
menjadikannya sebagai daerah penghasil kayu yang penting di AS. Iklimnya yang sejuk
cocok untuk peternakan sapi perah. Bahan galian yang dihasilkan daerah ini ialah
tembaga. Daerah California merupakan daerah pertanian yang menghasilkan buah-buahan
dan sayuran. Daerah ini juga mengandung minyak bumi, emas, perak, dan tembaga. Los

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


141
Angles terkenal dengan industri filmnya, dan San Francisco merupakan kota pelabuhan
yang terkenal.
2. Daerah sistem Pegunungan Rocky
Di daerah ini terkandung bahan tambang seperti: tembaga, emas hitam, aluminium,
emas, perak, dan seng. Birmingham di daerah ini merupakan pusat industri logam.
3. Astronomis Bagian barat Sentral Plain
Satu-satunya kegiatan yang cocok di daerah ini adalah peternakan.
4. Daerah dataran rendah
Yang dimaksud dengan daerah dataran rendah itu adalah daerah bagian sentral
plain mulai dari daerah danau-danau besar ke arah selatan sampai dataran rendah teluk
Meksiko, Semenanjung Florida, dan pantai pasifik bagian selatan. Bagian utara daerah ini
merupakan pusat kegiatan pertambangan, industri, perdagangan, dan transportasi.
5. Daerah paling timur: Astronomis Appalachia dan dataran rendah pantai pasifik
Di daerah ini terkandung batubara, terdapat industri besi, industri pesawat terbang,
industri kertas, juga merupakan pusat perdagangan dan transportasi.
6. Astronomis Alaska
Negara Amerika Serikat yang ke 49 ini memiliki kekayaan bumi berupa emas dan
minyak bumi.
7. Astronomis Hawaii
Merupakan daerah yang potensial bagi daerah pengembangan pertanian, karena
daerahnya yang beriklim tropika.

B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekologi Administrasi Negara Amerika Serikat


1. Dasar – Dasar Ekonomi
Ciri yang nyata memberikan kesan kepada kita tentang kehidupan ekonomi Bangsa
Amerika Serikat ialah produktivitas. Tingkatan produktivitas di sana yang bergitu tinggi
tidak lain disebabkan karena pengaturan instruksional yang demikian rapi yang
mendorong seseorang untuk bekerja sedemikian rupa sehingga produktivitasnya terus
meningkat. Pengaturan institusional ini disenangi orang teristimewa untuk
mempertahankan sistem pembentukan harga pasar. Menurut sistem ini orang-orang bebas
untuk mengajukan penawaran dan permintaan di pasar baik terhadap barang-barang
konsumsi maupun alat-alat produksi. Pengaruh dari sistem pasar terhadap kehidupan sosial
Amerika demikian kuatnya, sehingga kadang-kadang meningglkan nilai-nilai sosial dan
mempertimbangkan segala sesuatu dari “Commodities” (barang dagangan) yang dapat

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


142
diperjual belikan dalam pasar. Jadi tanah, tenaga manusia, uang dan waktu dipandang
sebagai sesuatu yang dapat diperjual belikan di pasar. Secara ringkas dapat dikatakan
bahwa susunan perekonomian didasarklan atas liberalisme yang menghendaki kebebasan
dalam segala lapangan. Dalam sistem ekonomi liberal (bebas) jasa dan balas jasa, prestasi
dan kontra prestasi selalu dipertimbangkan satu persatu dengan menggunakan harga-harga
(di pasar) merupakan pusat-pusat yang menguasai proses ekonomi seluruhnya, dan pasar
dianggap sebagai institusi yang menentukan. Orientasi pasar ini berpengaruh terhadap
administrasi Negara baik langsung maupun tidak langsung.
a. Pengaruh langsung
1. Konsep Commodity
Karena tenaga kerja dianggap sebagai Commodities (barang dagangan), harganya
akan berupa gaji atau upah. Tidak hanya para pekerja pabrik, atau buruh swasta, tetapi
juga pegawai-pegawai pemerintah mulai dari kepala biro sampai ke pesuruh dianggap
pihak-pihak yang menjual tenaganya belaka. Kalau kita bawa ke dalam konsep ekonomis
dan khususnya ke dalam pasar, barang dagangan yang berupa tenaga kerja ini akan
mempunyai harga yang sama, jika ditimbang-timbang sekiranya nilai tenaga kerja itu
sama. Atas dasar ini, kerja seorang kepala kantor adalah barang dagangan yang tersedia
untuk dijual, dan jumlah gaji yang dibayarkan adalah merupakan harganya. Sekarang di
dalam administrasi negara terdapat norma “equal pay for equal work” yang artinya gaji
yang sama untuk pekerja yang sama pula.
Jelaslah bahwa landasan dasar dari administrasi kepegawaian berorientasi kepasa
sistem pasar, yaitu barang yang mempunyai nilai sama akan mempunyai harga sama.
Meskipun norma “equal pay for equal work” tidak dapat dilaksanakan sepenuhnya,
karena faktor politis, sosial dan kemanusiaan perlu dipertimbangkan, tetapi dalam praktek
administrasi negara sangat berpegang teguh pada norma tersebut.
2. Konsep kebebasan memilih
Di pasar setiap orang bebas untuk menerima atau menolak barang-barang yang
ditawarkan untuk dijual demikian pula dapat membeli sesuatu barang di toko A hari ini
dan membeli toko B besok pagi. Tiada seorangpun akan merasa kecewa apabila si pembeli
berpindah-pindah toko untuk membeli barang yang lebih baik dengan harga yang lebih
rendah. Tinjauan yang sama kita alihkan kepada administrasi negara (dalam hal ini
administrasi kepegawaian). Seorang pegawai menjual jasa-jasanya untuk mendapatkan
pembayaran yang terbaik. Apabila ia dapat mencari posisi yang lebih baik maka ia akan
pindah ke lain jawatan atau dinas. Juga sebaliknya apabila kepala jawatan/dinas

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


143
menganggap bahwa seorang pegawai tidak diperlukan lagi, atau hasil kerja seorang
pegawai tiada memadai lagi dengan gaji yang dibayarkan tiap-tiap bulan, maka ia dapat
memberhentikan pegawai tersebut.
Konsep demikian ini berarti dehumanisasi hubungan kerja, dan pada prinsipnya
diterima dalam administrasi negara. Setiap jawatan (dinas) pemerintahan dengan melalui
ujian-ujian, berusaha mendapatkan tenaga-tenaga yang terbaik untuk mengisi setiap posisi
yang ada, tanpa menghiraukan latar belakang sosial, keluarga, agama dan rasial. Posisi
tidak dianggap sebagai attribut dari seorang pejabat, seperti status atau hak dimana si
pejabat dapat menuntutnya, melainkan sebagai seperangkat tugas – tugas yang harus
dilaksanakan untuk mencapai tujuan.
Sekiranya seorang pegawai gagal melaksanakan gagal melaksanakan tugas-tugas
secara memuaskan, pegawai tersebut akan diberhentikan atau sekiranta anggaran belanja
dikurangi, anggota staf akan dipensiun. Juga asas yang demikian ini dalam praktik
mengalami perubahan, konsep loyalitas kepada dinas, mengurangi jumlah kepindahan
pegawai dari satu ke lain dinas, konsep masa jabatan, perlindungan dan profesional
mengurangi jumlah pemberhentian pegawai-pegawai dari suatu dinas pemerintahan.
Tetapi bagaimanapun juga prinsip pasar terbuka telah berpengaruh dengan kuatnya
terhadap administrasi negara, dengan melaksankan prinsip “the best man for the job”, dan
sistem kariernya relatif terbuka.
3. Konsep kebebasan kontrak
Di pasar orang bebas untuk mengikatkan diri pada kontrak untuk membeli atau
menjual barang-barang dan jasa-jasa menurut syarat-syarat yang disetujui. Kontrak
sedemikian itu mungkin memuat ketentuan – ketentuan tentang jangka waktu berlakunya,
dan akan berakhir apabila syarat tidak dipenuhi. Dasar-dasar kontrak ini diperlakukan juga
bagi hubungan kerja antara pegawai dengan jawatan/dinas tempat ia bekerja. Hanya
dengan dinas militer, sifat kontrak dan hubungan kerja kurang tampak, lebih – lebih pada
masa perang.
Prinsip-pinsip pasar diterapkan juga dalam administrasi keuangan seperti dalam
administrasi kepegawaian dengan perubahan-perubahan. Perpajakan misalnya,
dihubungkan dengan biaya bagi dinas-dinas (jasa-jasa) yang disediakan oleh administrasi
negara, pajak bensin untuk biaya pembangunan jalan-jalan dan sebagainya. Dalam
penganggaran belanjaan, sistem pasar pempunyai pengaruh yang kuat sekali dengan
adanya “perfomance budgeting” (penganggaran belanja yang berdasarkan atas program
kerja). Disini biaya dari tiap unit dari sesuatu hasil diperhitungkan dengan baik-baik

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


144
kemudian anggaran belanja dari suatu dinas didasarkan atas biaya tiap unit dikali unit yang
dihasilkan. Misalnya, anggaran belanja untuk suatu universitas didasarkan atas biaya tiap
mahasiswa dikali jumlah mahasiswa yang terdaftar, atau anggaran belanja dari suatu RSU
didasarkan atas biaya tiap tempat tidur dikali kapasitas sepenuhnya. Pendek kata semua
aspek-aspek yang administrasi negara di Amerika Serikat dipengaruhi oleh orientasi pasar.
Perencanaan, komunikasi, hubungan masyarakat, manajemen, organisasi, staf dan lini di
dalam setiap organisasi administrasi dianalogikakan sebagai pasar, tepat masing-masing
pihak berusaha mencapai hasil yang semaksimal dalam rangka pelaksanaan public policy
dengan jalan menggunakan alat-alat yang terbatas secara efisien.
b. Pengaruh tidak langsung
Apabila pasar bersifat sederhana, dan belum meluas, orang dapat bertemu muka satu
sama lainnya dimeja untuk merundingkan syarat-syaratnya. Akan tetapi, apabila pasar itu
sudah sangat kompleks dan meluas meliputi seluruh wilayah negara, jarang sekali penjual
dan pembeli bertemu muka. Dalam hal demikian dipergunakan perantara, pesanan melalui
pos, pembayaran dilakukan menggunakan cek yang ditukar di bank-bank, pembelian
saham-saham dan sebagainya. Kesemuanya itu memerlukan peraturan – peraturan,
memerlukan adanya dinas-dinas beserta tenaga-tenaga yang ahli dalam lapangannya
masing-masing. Lebih lanjut dapat dikatakan bahwa meluasnya pasar makin banyak
diperlukan peraturan dan dibentuk badan-badan administratif untuk melakukan pertukaran.
Badan-badan administratif memerlukan anggaran belanja dan oleh karena itu harus
ada sejumlah uang yang tersedia di perbendaharaan Negara. Orang-orang yang bekerja
dalam jawatan-jawatan/dinas pemerintahan perlu mendapat latihan dan pendidikan yang
cukup, agar dapat menunaikan tugasnya dengan sebaik-baiknya. Mereka perlu digaji
cukup, untuk mengikat kesetiaan mereka terhadap tugas mereka. Jelaslah bagi kita bahwa
ekonomi tidak dapat berkembang tanpa adanya sistem administrasi negara dan sebaliknya
sistem ini sendiri dalam banyak hal ditentukan oleh syarat-syarat ekonomis. Ekonomi di
Amerika Serikat berkembang ke arah produktivitas yang tinggi berkat adanya sistem
administrasi negara yang baik, tetapi sebaliknya sistem administrasi yang baik itu berkat
dukungan produktivitas ekonomis yang tinggi. Oleh karena itu kita dapat memahami
bahwa negara-negara yang lebih miskin ternyata kurang baik sistem administrasinya dan
berdasarkan kenyataan hal itu disebabkan karena sulitnya menciptakan produktivitas
ekonomis.
Apa yang diuraikan di atas baru menyentuh hal-hal yang bersifat mendasar, yaitu
pengaruh dasar-dasar ekonomi terhadap sistem administrasi negara dan sebaliknya. Jadi,

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


145
jelaslah bahwa dengan sengaja penulis tidak menguraikan pengaruh perkembangan
ekonomi terhadap sistem administrasi negara. Sebagaimana kita ketahui ekonomi Amerika
Serikat mengalami perkembangan sebagai akibat teknologi pisik maupun teknologi sosial.
Yang termasuk teknologi pisik adalah, pesawat terbang, automobil, alat-alat pertanian,
mesin-mesin industri dan sebagainya telah mendorong perkembangan ekonomi yang
mempunyai dampak terhadap sistem administrasi Negara. Federal Aviation Agency (suatu
badan Federal) diciptakan untuk memelihara jalan raya, mengatur lisensi penggunaan
otomobil.
National Food Commission on Food Marketing dibentuk untuk petani dalam
pemasaran hasil-hasil pertaniannya berhubung meningkatnya hasil produksi dengan
digunakannya alat-alat pertanian modern dan sebagainya. Ekonomi yang semakin
berkembang dengan titik berat kegiatan pada industri, perdagangan dan jasa-jasa,
memerlukan pengaturandan campur tangan administrasi Negara. Campur tangan tersebut
antara lain berupa pengawasan proses industri untuk keselamatan pekerja/para pegawai,
dengan didirikannya Inspeksi Perburuhan, perlindungan konsumen dengan mengawasi dan
menjamin mutu hasil dan jasa-jasa. Sekali hal-hal seperti ini sengaja tidak ditonjolkan
karena hanya mengemukakan pengaruh dasar ekonomi terhadap sistem administrasi
Negara.

2. Struktur Sosial
Dalam membahas hubungan timbal balik antara administrasi Negara di Amerika
Serikat akan dikemukakan dua variabel yaitu struktur sosial (social structures) dan kelas
sosial (Social Class). Struktur sosial ialah bagaimana bentuk kelompok-kelompok dalam
masyarakat, apakah itu keluarga, agama, partai politik, koperasi atau klas-klas sosial.
Kesemuanya itu juga berpengaruh terhadap sistem administrasi Negara. Khususnya, kita
akan mempunyai gambaran yang lebih jelas tentang sistem administrasi Negara di
Amerika Serikat, apabila kita memahami letak dari pada perhimpunan assosiasi dan sifat
struktur sosial dalam kehidupan bangsa Amerika Serikat.
a. Perhimpunan (Assosiasi) sebagai “Way of life”
“Way of life” bangsa Amerika Serikat ialah assosiasi artinya dalam
menghabiskan masa hidupnya mereka itu selalu yang menaruh perhatian terhadap
administrasi Negara atau ilmu politik akan masuk menjadi anggota “American Society
for publick Administration” atau “American Political Science Association”, para
dokter masuk ke dalam “American Bar Assosiation”, dan masih banyak lagi assosiasi

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


146
yang bersifat professional. Lain daripada itu kaum buruh bergabung dalam sarekat-
sarekat buruh.
Ciri-ciri assosiasi tersebut, adalah :
1. Adanya tujuan tertentu
Artinya setiap assosiasi mempunyai tujuan tertentu yang khusus, misalnya
menghimpun kekuatan massa untuk memperoleh kekuatan, memajukan satu
lapangan kerja dan sebagainya, jadi terdapat pengkhususan fungsional.
2. Bersifat Universal
Artinya penerimaan anggota berdasarkan persamaan, yaitu setiap orang memenuhi
syarat dapat diterima masuk ke organisasi itu.
3. Bersifat perjanjian
Artinya keanggotaan dalam assosiasi berdasarkan tujuan tertentu atau syarat – syarat
tertentu, kemudian apabila seorang tidak lagi setuju dengan tujuan tertentu atau
kehilangan syarat – syaratnya maka ia harus berhenti atau diberhentikan sebagai
anggota. Disini perlu adanya ketentuan - ketentuan tentang pengunduran diri dan
pemberhentian anggota. Dengan demikian keanggotaan dalam assosiasi itu juga
mempunyai sifat suatu kontrak, dimana seorang anggota memperoleh hak-hak
khusus sebagai ganti dari kewajiban-kewajiban yang dibebankan kepadanya.
b. Pengaruh perhimpunan terhadap administrasi Negara
Pengaruh perhimpunan terhadap administrasi negara demikian kuatnya,
sehingga administrasi negara tersebut bersifat assosiasional. Sifat assosiasi dari
administrasi negara akan pararel dengan sifat assosiasional administrasi niaga. Perlu
dikemukakan disini adanya pengaruh praktis dari assosiasi terhadap administrasi
negara. Suatu assosiasi dapat berkembang luas, mempunyai anggota yang berjuta-juta
dan wilayah operasi yang meliputi wilayah negara. Assosiasi yang dibentuk itu kadang-
kadang oleh pemerintah dianggap sebagai pressure groups, kadang-kadang dianggap
sebagai penyokong dan media untuk menyampaikan suatu maksud rencana pemerintah
kepada para anggota. Apabila suatu departemen dan jawatan / dinas-dinas yang
memiliki langganan masing-masing, dan ada di dalam lingkungannya dapat pemberikan
pelayanan kepada langganannya yang berasosiasi, ia dapat mengharapkan dukungan
misalnya dengan jalan menambah anggaran belanja melalui wakil-wakil rakyat.
Apabila keadaan ini dibandingan dengan Unisoviet, di bawah satu partai
disana tampaknya assosiasi tidak mempunyai peranan, tetapi assosiasi berfungsi
sebagai penyalur dari keinginan-keinginan partai dan pemerintah kepada rakyat. Kalau

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


147
di Amerika Serikat assosiasi berfungsi menyalurkan keinginan-keinginan dari rakyat
kepada pemerintah, dan sebaliknya membantu pemerintah melaksanakan program-
programnya. Jadi, menggunakan dua saluran, sedangkan di Unisoviet hanya
menggunakan saluran tunggal, hal itu disebabkan oleh sistem politiknya yang bersifat
otoriter. Kita bandingkan dengan model negara-negara Asia seperti Jepang. Jepang
keluar dari kehancuran perang dunia ke II, tetapi saat ini Jepang No. 2 terkaya di dunia.
Pola hidup hemat sangat mewarnai sikap bangsa Jepang. Agama / Shinto-ism
membawa perilaku : long-life worker, loyal pada perusahaan sampai mati (tidak
berpindah-pindah mencari gaji yang lebih tinggi), menghargai senioritas dan budaya
musyawarah.
c. Struktur Klas Sosial di Amerika Serikat
Yang dimaksud dengan klas sosial dalam tulisan ini adalah sekelompok orang-
orang dalam suatu masyarakat yang memiliki ciri yang sama, dan ciri-ciri mana
dianggap oleh anggota masyarakat lainnya mempunyai makna tertentu. Ciri-ciri
tersebut misalnya, kekuasaan, kekayaan, prestise, pendidikan, keahlian, dan sebagainya.
Struktur klas di Amerika Serikat tersusun secara vertikal : upper class, the middle the
lower calss, dan secara horizontal : he elite, the elect, the eminent. Orang yang paling
banyak menguasasi ciri-ciri tersebut akan berada ditingkatan yang paling bawah.
Banyaknya tingkatan dalam sistem klas berbeda-beda antara masyarakat yang satu
dengan masyarakat yang lainnya, tetapi pada umumnya terdapat klas atas, klas
menengah, dan klas bawah.
Salah satu cara untuk membedakan sistem klas yang satu dengan yang lain
ialah dengan melihat / mengukur tingkat mobilitas antar klas. Cara lain untuk
membedakan sistem klas adalah dengan menyelidiki ciri apa dan ukuran apa yang
menentukan klas itu. Ukuran itu mungkin bagi masyarakat yang satu kekuasaan, tapi
bagi masyarakat yang lain kekayaan, dan bagi masyarakat yang lain lagi keturunan.
Berikut ini akan diuraikan cara membedakan sistem klas dengan mengukur tingkat
mobilitas dan deferensiasi ciri-ciri / nilai-nilai klas diantaranya adalah :
1. Tingkatan Mobilitas
Apabila seseorang tidak mudah atau tidak mungkin berpindah klas tempat
ia dilahirkan, dalam hal ini kita mendapatkan sistem tertutup. Suatu sistem kasta
yang tradisional, misalnya, dapat dianggap sebagai sistem klas yang tertutup.
Sebaliknya apabila seseorang dengan mudah bisa berpindah dari klas yang satu ke
klas yang lain, kita mendapatkan sistem klas terbuka. Barangkali, dengan

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


148
kenyataannya tidak satu sistem klaspun yang tertutup atau terbuka sepenuhnya.
Yang ada hanya diantara kedua dan inilah sebenarnya yang kita maksud dengan
tingkat mobilitas. Semakin mobil semakin terbuka sistem klas dan semakin inmobil
semakin tertutup sistem klasnya.
2. Deferensiasi ciri-ciri (nilai)
Dalam masyarakat feodal, klas atas merupakan orang yang terpandang.
Mereka memonopoli semua ciri-ciri (nilai-nilai) kekuasaan, kekayaan, kehormatan
dan sebagainya. Kita mengenal masyarakat aristokrasi yang merupakan
perwujudan terkuasanya semua nilai-nilai tadi dalam suatu kelompok. Di
lingkungan masyarakat Amerika Serikat dan masyarakat Barat pada umumnya
sampai batas-batas tertentu terdapat differensiasi (pemisahan) diantara ciri-ciri
(nilai-nilai) tadi sehingga terbentuk dalam klas atas kelompok elite (penguasa)
disamping kelompok lain yang utama yaitu The Eminent.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa struktur administrasi negara Amerika
Serikat cermin dari pada adanya diferensiasi dari klas atas yang terdiri dari elite dan
eminent. Demikian juga mobilitas administrasi negara merupakan cermin mobilitas klas.
d. Pengaruh Administrasi Negara Struktur dan Sistem Klas
Dengan mudahnya seseorang beralih dari jabatan satu ke jabatan satu ke jabatan lain
dan dengan mudahnya seseorang berpindah dari tingkatan yang satu ke tingkatan yang lain
dalam administrasi negara. Sehingga keadaan demikian menjamin kelangsungan sistem
klas terbuka. Jabatan-jabatan yang terbuka bagi siapa saja berarti menjamin kelangsungan
perpindahan dari satu jabatan ke jabatan lain, dari satu tingkat ke tingkat lain, bahkan dari
swasta ke dinas pemerintahan dan sebaliknya. Dengan demikian, mobilitas dalam
administrasi negara tinggi, baik secara vertikal maupun secara horizontal.
Dalam negara yang menganut komunisme, administrasi negara tidak memberi
kemungkinan pengusaha untuk menjadi orang kaya sehingga sukar masuk ke klas atau
melalui kekayaan. Ilmu administrasi negara dianggap sebagai sesuatu yang memberikan
kecakapan-kecakapan teknis. Para administrator sering dipandang sebagai spesialis teknis
yang seharusnya dia itu seorang generalis.administrator sebenarnya melaksanakan fungsi
POSDCORE ( planning, organizing, staffing, directing, coordinating, reporting,
budgeting).

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


149
3. Jaringan Komunikasi
Dalam membahas / mempelajari jaringan-jaringan komunikasi dalam suatu
masyarakat dan kemudian melihat ataupun menelaah pengaruhnya terhadap administrasi
negara, perlu kita memperhatikan beberapa hal yang penting sehubungan dengan proses
komunikasi itu. Yang meliputi :
a. Bahasa (Pentingnya bahasa persatuan)
Kita memperhatikan soal bahasa karena komunikasi itu pada hakikatnya
merupakan suatu proses menyampaikan berita dari suatu sumber informasi kepada
pihak lain. Penyampaian berita pada umumnya mempergunakan suatu alat yang
namanya bahasa.
Dalam hubungan ini perlu dicatat bahwa Sumpah Pemuda, tanggal 28 Oktober
1928 telah merupakan tonggak sejarah penting, karena telah diterima bahasa Indonesia
sebagai bahasa persatuan, namun perlu diperhatikan bahwa sebagian rakyat umumnya
di daerah-daerah pedesaan yang terpencil belum mampu memahami dengan baik.
Bahwa dengan bahasa Indonesia kita memperoleh keuntungan dapat melakukan
komunikasi antar suku bangsa, dan sebagainya. Memang di negara kita banyak bahasa
setempat, tetapi dalam komunikasi resmi dan dalam hal hubungan dengan administrasi
negara kita memahami bahasa bersama itu.
b. Dapat membaca
Kita mengetahui bahwa bahasa yang disampaikan dengan suara dan ada pula
yang disampaikan dengan tulisan. Agar orang dapat menangkap maksud daripada isi
komunikasi yang dinyatakan secara tertulis, diperlukan masyarakat yang dapat
membaca. Faktor dapat membaca itu kadang-kadang dilupakan orang dan tidak
disadari pentingnya dalam komunikasi, tidak disadari pentingnya pengaruh dapat
membaca itu bagi administrasi Negara. Masyarakat Amerika dan masyarakat Barat
pada umumnya tidak begitu memperhatikan faktor dapat membaca ini dalam rangka
komunikasi dan administrasi Negara oleh karena dapat membaca merupakan suatu hal
yang sudah biasa, merupakan keadaan yang lazim dalam kehidupan sehari-hari.
Keadaan dimana masyarakat dapat membaca dan menulis adalah suatu hal yang bisa
seperti halnya bernafas, tetapi pentingnya dapat membaca terlihat apabila mereka
datang dinegara-negara yang penduduknya sebagian besar buta huruf atau buta aksara.
Masyarakat yang buta huruf, komunikasinya sangat terbatas, hanya dapat dilakukan
dengan lisan. Hal yang demikian ini mempengaruhi dalam proses administrasi Negara.

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


150
Menyadari hal yang demikian ini, kita dapat memahami mengapa para pendiri
bangsa berusaha dan bertekad memberantas buta huruf, maksudnya supaya kita
mudah mengadakan komunikasi dan dengan demikian pengetahuan dapat bertambah
dan mudah untuk mencapai kemajuan-kemajuan. Dihibungkan dengan ekologi
administrasi publik ialah apabila menghadapi penduduk yang buta huruf berarti
menghadapi kesulitan-kesulitan oleh karena komunikasi harus dilakukan dengan lisan
dan untuk itu dilakukan alat yang sesuai; misalnya, telepon, radio, televisi, fax, telex,
email, internet, dan sebagainya.
Singkat kata bahwa faktor komunikasi mempunyai pengaruh terhadap
administrasi publik yaitu bahwa melalui komunikasi ini dapat disampaikan saran-
saran/ kritik atau support dari masyarakat terhadap proses daripada administrasi publik
dan perilaku daripada aparatur pemerintahan. Akan tetapi, sebaliknya fungsi
pemerintah yang menyangkut pemberantasan buta huruf, pembinaan bahasa nasional
dan penyediaan alat-alat komunikasi , pada hakikatnya merupakan komunikasi
tersebut.
c. Mobilisasi dan assimilasi
Di dalam mempelajari ciri-ciri masyarakat tertentu dalam hubungan dengan
keadaan komunikasi dan pengaruhnya terhadap administrasi negara kita perlu
mempergunakan variabel-variabel : mobilisasi dan asimilasi. Prof. Fred W. Riggs yang
mengikuti Karel Deutch dalam meninjau komunikasi dan perahunya terhadap
administrasi Negara menggunakan variabel-variabel diatas . mobilisasi disini adalah
tingkat sampai seberapa jauh penduduk dapat melakukan komunikasi secara luas dan
bebas dalam suatu negara.
Dalam membicarakan mobilisasi faktor-faktor dapat membaca dan media
massa merupakan faktor yang menentukan, artinya kalau orang-orang/penduduk dapat
membaca ditambah dengan media massa yang cukup maka mereka semakin mobil dan
sebaliknya apabila penduduk tidak dapat mebaca dan media massanya kurang,
sehingga tingkat mobilisasinya semakin rendah. Kemudian gerakan urbanisasi yang
terjadi dengan menggunakan alat-alat pengakutan yang baru juga mempengaruhi
mobilisasi.
Masyarakat yang dapat membaca ditambah dengan tersedianya media massa
dan alat trasportasi, maka tingkat mobilitas masyarakat tinggi, sebaliknya masyarakat
yang buta huruf, media massanya kurang dan alat-alat transportasi tidak ada maka
mobilitas masyarakat rendah sekali. Diukur dengan keadaan seperti ini maka

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


151
masyarakat Amerika adalah lebih mobil sedangkan masyarakat Indonesia
mobilisasinya masih rendah apabila dibandingkan dengan masyarakat Amerika.

4. Pola-pola Ideologi atau Sistem Simbol


Yang dimaksud dengan sistem simbol (syimbol system) adalah suatu nilai yang
dipegang teguh dan dijunjung tinggi serta merupakan landasan bagi seorang atau
masyarakat untuk bertindak. Dalam politik kita mengenal political symbol yang menurut
Laswell dan Kaplan terdiri dari : Myth, Formula dan Code. Yang dimaksud dengan myth
atau mitos adalah suatu ajaran atau simbol yang dipergunakan untuk memberikan sifat-
sifat daripada sesuatu hal. Yang dimaksud dengan formula adalah seperangat peraturan
yang mengatur / menentukan struktur pemerintahan, seperangkat aturan yang menentukan
apakah yang menjadi kewajiban-kewajiban daripada penguasa-penguasa dan hal-hal lain.
Kode (Code) adalah undang-undang atau peraturan – peraturan yang dipakai sebagai
pedoman bagi penguasan dalam menjalankan pemerintahan.
Jadi mitos (myth) diartikan sebagai simbol atau ajaran yang menunjukkan ciri-ciri
atau asal-usul daripada kedaulatan, ajaran mengenai sifat/sikap manusia, tujuan manusia,
hak-hak dan kewajiban-kewajibannya dan hubungan-hubungannya yang esensial. Formula
diartikan sebagai seperangkat peraturan – peraturan yang menentukan struktur
pemerintahan, yang menentukan bagaimana penguasa-penguasa dipilih dan ditetapkan
tugas apa yang dimiliki oleh para penguasa tadi. Sedangkan kode (code) adalah hukum
undang-undang dan peraturan – peraturan yang menjadi landasan bagi penguasa untuk
melakukan tugas-tugasnya. Pola ideologi atau simbol dipengaruhi oleh:
a. Pengaruh mitos, formula, dan kode terhadap administrasi negara,
b. Konsekuen persamaan dan pengaruhnya terhadap administrasi negara,
c. Pengaruh administrasi negara terhadap mitos human equality.

5. Rangka Dasar atau Sistem Politik


Ahli politik atau ilmuan politik memusatkan perhatian pada demokrasi dan toleransi,
ada kesamaan faham antara political scientist bahwa administrasi negara di subordinasikan
pada penguasa politik. Ada pihak yang memberikan dasar-dasar pembenaran bagi paham
totaliter dan menyerang paham demokrasi. Namun suatu hal yang perlu dicatat bahwa
pembela paham demokrasi dan pembela paham totaliter itu sama-sama berpendapat bahwa
administrasi negara itu sebenarnya merupakan alat perlengkapan yang berada di bawah
pengawasan orang politik yang sedang berkuasa.

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


152
Ada pendapat bahwa agar administrasi Negara itu efisien, administrasi negara harus
diberikan kekuasaan yang besar supaya dapat membuat keputusan dan program-program
menurut bahasa administrasi negara. Akan tetapi, pendapat yang demikian Riggs
ditantang, karena hal itu tidak benar. Kalau administrasi Negara mempunyai kekuasaan
besar, kontrol penguasa politik tidak efektif, dalam hal yang demikian ada kecenderungan
administrasi negara itu memperbesar kekuasaan. Akibatnya, lebih lanjut dalam
administrasi negara terjadi fragmentasi atau pengelompokan-pengelompokan untuk
berlomba-lomba memupuk kekuasaan dan kalau terjadi hal demikian, akibatnya lebih
lanjut terjadilah rivalitas diantara birokrat satu dengan yang lain, administrator yang satu
dengan administrator dengan yang lain. Dalam keadaan yang ekstrim timbul kekacauan
dan dengan sendirinya administrasi negara tidak efisien. Oleh karena itu, Riggs
menekankan perlunya kontrol yang efektif terhadap administrasi negara dan kontrol itu
seharusnya dari penguasa politik (partai politik) yang sedang berkuasa atau perlu
diciptakan apa yang disebut balanced policy antara beuracratic power dan non
bureaucratic power.

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


153
BAB X
EKOLOGI ADMINISTRASI NEGARA THAILAND

A. Sistem Administrasi Negara Thailand


Ditinjau dari segi geografis negara Thailand terbagi menjadi enam bagian antara lain, di
bagian utara terdapat perbukitan dimana gajah-gajah bekerja di hutan dan udara musim
dinginnya cukup baik. Disebelah timur laut terdapat dataran tinggi yang luas yang berbatasan
dengan Sungai Mekong, dataran tengah yang sangat subur, daerah pantai timur dengan resor-
resor musim panas di atas hamparan pasir putih, pegunungan dan lembah di barat, serta
daerah selatan yang sangat cantik. Disebelah barat dan utara berbatasan dengan Myanmar, di
timur laut berbatasan dengan Laos, di timur berbatasan dengan Kamboja dan sebelah selatan
berbatasan dengan Malaysia. Kekuasaan tertinggi negara ini dipegang oleh seorang Raja.
Sistem pemerintahannya adalah konstitusional Monarki absolute. Dalam pemerintahannya
negara Thailand dipimpin oleh Perdana Menteri dari anggota-anggota parlemen dari
pemimpin partai yang mayoritas.
Semenjak pembaharuan politik dari negara raja mutlak pada tahun 1932, Thailand telah
mengalami 17 perlembagaan dan piagam. Selama ini, bentuk kerajaan sering berubah-ubah
dari diktator tentera ke demokrasi berpilihan raya, namun semua kerajaan ini mengiktiraf raja
turun-temurun sebagai ketua negara.
Perlembagaan 1997 adalah perlembagaan pertama yang digubal oleh Perhimpunan
Mendraf Perlembagaan yang dipilih orang ramai, maka itu digelarnya "Perlembagaan
Rakyat".Perlembagaan 1997 mewujudkan satu perundangan dwidewan yang terdiri daripada
Dewan Rakyat (สภาผูแทนราษฎร, Sapha Phutan Ratsadon) 500 kerusi dan Senat (วุฒิสภา,

Wuthisapha) 200 kerusi. Buat julung kalinya dalam sejarah Thai, kedua-dua dewan ini dipilih
melalui undian orang ramai. Banyak hak asasi manusia yang diakui dengan jelas sekali, dan
langkah-langkah diambil untuk meningkatkan kestabilan kerajaan terpilih. Ahli-ahli Dewan
Rakyat dipilih melalui sistem first-past-the-post, iaitu hanya seorang calon dengan majoriti
mudah boleh dipilih dalam satu kawasan undian. Ahli-ahlu Senat pula dipilih berdeasarkan
sistem wilayah, yaitu satu wilayah boleh memberikan lebih daripada seorang Senator
bergantung kepada bilangan penduduknya. Ahil-ahli Dewan Rakyat berkhidmat dalam
penggal empat tahun, sementara ahli Senat pula penggal enam tahun.

Sistem mahkamah (ศาล, saan) mernagkumi sebuah mahkamah perlembagaan yang

bidang kuasanya meliputi keperlembagaan akta-akta parlimen, titah raja, dan hal-hal politik.

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


154
B. Faktor – Faktor Ekologis yang Mempengaruhi Administrasi Negara Thailand
1. Faktor Ekonomi
Ekonomi Thailand tidak didasarkan pada sistem pasar, tetapi berdasarkan pada
sistem redistribusi. Kegiatan export-import dikendalikan oleh Raja. Barang yang yang
dihasilkan dihimpun dalam satu pusat penimbunan pusat, kemudian pusat membagi ke
dalam sektor-sektor tertentu dalam jumlah tertentu. Jabatan-jabatan administrasi negara
didistribusikan oleh Raja kepada pegawai-pegawainya dalam melakukan distribusi barang
dan jasa. Oleh karena itu terdapat percampuran antara ekonomi dengan administrasi.
Sehingga tidak dapat dibedakan antara tindakan Raja sebagai administrator atau sebagai
ekonomi.
Dalam modernisasinya sistem redistribusi berangsur berubah menjadi sistem pasar
yang diperkenalkan melalui pandangan baru dan pengaruh dari dunia luar. Demikian pula
dengan fungsi administrasi negara yang berkembang dari fungsi sebagai aparat Raja untuk
menguasai rakyatnya, kemudian berfungsi sebagai public service. Namun tugas dan fungsi
yang dikerjakan oleh administrasi bertambah banyak dan semakin kompleks, sehingga
menambah anggaran belanja. Pertambahan anggaran tersebut tidak diimbangi dengan
peningkatan produktivitas di bidang ekonomi, hal ini menyebabkan administrasi negara
mengalami keterbatasan alat-alat dan fasilitas.
Terdapat persamaan ciri-ciri antara ekonomi redistribusi dengan ekonomi pasar. Hal
ini juga mempengaruhi administrasi negara dilihat dari jabatan-jabatan yang diisi dengan
seleksi melalui ujian kompetisi, terdapat juga jabatan-jabatan yang tersedia untuk
kalangan-kalangan tertentu.
Mata Pencaharian penduduk Thailand sebagian besar adalah bertani (Agralis) hasil
pertanian yang utama adalah beras. Thailand merupakan lumbung beras dikawasan Asia
Tenggara. Hasil Tambang yang utama adalah timah dan mangaan Pariwisata Merupakan
sumber Penghasilan Devisa yang besar bagi Tahiland. Mata Uang Thailand adalah Bath;
Hasil pertanian, Beras, Karet, Jagung, tapioca, Gula, Rami, Kelapa; Hasil tambangnya
Antimonium, Timah, Besi, Manggan; Hasil Industri dari thailand Elekteronik, Berlian,
Pakian, dan Teksti; dan Pendapatan Percapita $ 2750 (2005)
Pendapatan Perkapita US $ 2750 (2005) Setelah menikmati rata-rata pertumbuhan
tertinggi di dunia dari tahun 1985 hingga 1995 - rata-rata 9% per tahun - tekanan
spekulatif yang meningkat terhadap mata uang Kerajaan Thai, Baht, pada tahun 1997
menyebabkan terjadinya krisis yang membuka kelemahan sektor keuangan dan memaksa
pemerintah untuk mengambangkan Baht. Setelah sekian lama dipatok pada nilai 25 Baht

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


155
untuk satu dolar AS, Baht mencapai titik terendahnya pada kisaran 56 Baht pada Januari
1998 dan ekonominya melemah sebesar 10,2% pada tahun yang sama. Krisis ini kemudian
meluas ke krisis finansial Asia.
Kerajaan Thai memasuki babak pemulihan pada tahun 1999; ekonominya menguat
4,2% dan tumbuh 4,4% pada tahun 2000, kebanyakan merupakan hasil dari ekspor yang
kuat - yang meningkat sekitar 20% pada tahun 2000. Pertumbuhan sempat diperlambat
ekonomi dunia yang melunak pada tahun 2001, namun kembali menguat pada tahun-tahun
berikut berkat pertumbuhan yang kuat di RRC dan beberapa program stimulan dalam
negeri serta Kebijakan Dua Jalur yang ditempuh pemerintah Thaksin Shinawatra.
Pertumbuhan pada tahun 2003 diperkirakan mencapai 6,3%, dan diperkirakan pada 8%
dan 10% pada tahun 2004 dan 2005.
Sektor pariwisata menyumbang banyak kepada ekonomi Kerajaan Thai, dan industri
ini memperoleh keuntungan tambahan dari melemahnya Baht dan stabilitas Kerajaan Thai.
Kedatangan wisatawan pada tahun 2002 (10,9 juta) mencerminkan kenaikan sebesar 7,3%
dari tahun sebelumnya (10,1 juta).
2. Faktor Sosial
Di Thailand organisasi-organisasi sosial tidak dasarkan atas kepentingan-
kepentingan khusus dan keanggotaannyapun tidak didasarkan atas sukarela. Organisasi
sosialnya didasarkan pada particularistic, yaitu berdasar pada hal-hal tertentu saja seperti
agama, keturunan, status dan sebagainya dan dijalankan sesuai dengan fungsinya.
Pengaruh faktor sosial terhadap administrasi negara, administrasi tidak berperan dalam
pembuatan kebijakan yang tepat untuk rakyat, melainkan berperan dalam
mengimplementasikan kebijakan tersebut untuk rakyat dan menilai apakah kelompok-
kelompok sosial berpartisipasi untuk Raja atau sebaliknya.
Negara Thailand struktur kelasnya tidak tertutup atau terbuka, melainkan diantara
tertutup dan terbuka meskipun sifatnya lebih berat. Seperti keluarga Raja atau bangsawan-
bangsawan dari generasi ke generasi dapat menjadi orang biasa. Sebaliknya orang-orang
biasa yang mendapat penghargaan dari Raja dapat naik ke tingkat atas. Walaupun
demikian terdapat keluarga Raja yang tidak mendapat posisi, tetapi ada pula keluarga
orang biasa yang menduduki posisi-posisi yang relatif tinggi
Setelah mengalami modernisasi masyarakat yang semula tergabung dalam
organisasi sosial yang berdasar pada asas particularistic kemudian berhimpun dalam
organisasi baru yang bercorak association (atas dasar kepentingan bersama). Yang
mempunyai peranan dan mempengaruhi administrasi Negara yaitu organisasi yang bersifat

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


156
particularistic, karena organisasi baru yang bercorak ossociation belum meresap di
kalangan masyarakat sehingga belum mempunyai pengaruh terhadap administrasi Negara.
Dalam struktur kelasnya, Negara Thailand berangsur bersifat terbuka, yang
mempunyai dampak terhadap administrasi Negara. Dengan sifat struktur yang terbuka
maka terdapat kemungkinan adanya perpindahan dari satu klas ke klas yang lain. Sehingga
terdapat kelompok-kelompok masyarakat tertentu yang tadinya tidak dapat menduduki
jabatan tertentu, setelah adanya struktur terbuka ini kelompok tersebut dapat menduduki
jabatan tertentu bahkan yang tertinggi sekalipun.
3. Faktor Jaringan Komunikasi
Dalam bidang komunikasi, Negara Thailand bermasalah pada penggunaan bahasa
yang masih beraneka ragam. Karena bahasa yang digunakan oleh Kerajaaan/Istana
berbeda dengan bahasa yang digunakan oleh masyarakat sehingga kebijakan-kebijakan
yang dirumuskan tidak dapat dipahami oleh rakyat karena perbedaan bahasa yang
digunakan. Dampaknya terhadap administrasi negara, yaitu perilaku administrasi negara
yang kurang responsif terhadap permintaan publik karena adanya communication-gap
tersebut. Perilaku administrasi negara kurang mencerminkan keinginan-keinginan dari
masyarakat begitu pun sebaliknya. Administrator negara cenderung bertindak arbiter
(sewenang-wenang).
Pada perkembangannya masyarakat Thailand sedikit demi sedikit sudah mulai
mobilisasi dan terasimilasikan. Dengan adanya komunikasi terbuka tersebut dan
administrasi Negara dengan alat-alat terbatas, maka dengan bahasa yang sudah cukup
dimengerti dapat menyampaikan program-programnya dan harapan-harapan rakyat
disampaikan kepada pemerintah. Namun kerena komunikasi yang sangat terbatas, maka
masyarakat belum dapat mengontrol secra efektif administrasi negara begitupun
sebaliknya.
4. Faktor Symbol Sistem
Thailand memiliki simbol tradisional yaitu raja mempunyai dasar yang sakral dan
kerajaan merupakan ciptaan Tuhan yang tidak dapat dipecahkan oleh siapapun. Hal yang
bersifat sakral diwujudkan pada diri Raja yang dianggap sebagai keturunan yang
memperoleh mandat dari Tuhan untuk menyelenggarakan pemerintahan. Lambat laun
negara Thailand mendapat pengaruh dari luar symbol tersebut berubah menjadi simbol
baru yaitu kedaulatan rakyat. Pemerintahan tidak dilakukan lagi oleh Raja seorang diri
tetapi perlu didampingi oleh badan yang mewakili rakyat yang menjalankan kedaulatan
rakyat.

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


157
5. Faktor politik
Negara Thailand sistem pemerintahan bersifat otokratis, kekuasaan penuh dijalankan
atau diatur sepenuhnya oleh Raja. Keadaan seperti ini kurang atau tidak berpartisipasi
dalam pemerintahan atau politik. Tindakan-tindakan Raja tidak hanya di bidang politik
saja namun disemua bidang, sehingga sulit untuk melihat pengaruh politik terhadap
administrasi negara. Dalam konteks administrasi negara Thailand yang bersifat otokratis,
maka inputnya adalah Raja. Raja yang terlibat dalam pembuatan keputusan dan hanya
Raja saja yang mempunyai bahan untuk membuat keputusan. Sedangkan outputnya berupa
policy dan Raja yang melaksanakannya. Jadi administrasi Negara Thailand merupakan
produk dari lingkungan sosialnya.

C. Sistem Administrasi Negara Indonesia


Dalam penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 disampaikan bahwa sistem pemerintahan
Negara Kesatuan Republik Indonesia meliputi tujuh kunci pokok, yaitu:
1. Indonesia adalah Negara yang berdasarkan atas hukum
Negara Indonesia berdasarkan atas hukum, bukan berdasarkan kekuasaan belaka. Ini
berarti bahwa antara pengertian hukum dengan pengertian kekuasaan dipertentangkan.
2. Sistem konstitusional
Pemerintahan Indonesia berdasarkan atas sistem konstitusi (hukum dasar), tidak bersifat
absolut (kekuasaan yang tidak terbatas). Ketentuan ini memberi ketegasan bahwa cara
pengendalian pemerintah dibatasi dan dipagari oleh ketentuan konstitusi. Ketentuan ini
mencakup secara otomatis ketentuan hukum lain yang merupakan produk konstitisional.
3. Kekuasaan Negara yang tertinggi di tangan MPR
4. Presiden ialah penyelenggara pemerintah negara tertinggi di bawah MPR
5. Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR
6. Menteri ialah pembantu Presiden
7. Kekuasaan kepala negara tidak terbatas
Mengenai sistem ekonomi Indonesia, saat ini Indonesia menganut sistem ekonomi
pancasila (demokrasi otonomi) yang dalam prakteknya cenderung liberal.

D.Kekurangan dan Kelebihan Sistem Administrasi Negara Thailand dan Indonesia


1. Dengan sistem pemerintahan yang konstitusional monarki absolut kekuasaan pada raja
tidak terbatas dengan kekuasaan tertinggi negara adalah raja sehingga pemerintahan
bersifat otokratis, ini perlu diwaspadai karena khawatir terjadi penyelewengan

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


158
kekuasaan, sistem ini condong ke arah sentralisasi. Tetapi ada nilai positifnya dari sistem
ini karena dalam menentukan kebijakan pemerintah lebih simpel. Sedang sistem di
Indonesia berdasarkan sistem konstitusi (hukum dasar) tidak bersifat absolut dengan
kekuasaan tertinggi di tangan MPR, dan bersifat demokratis. Disini dalam melakukan
kebijakan terdapat pembagian kekuasaan sehingga akan meminimalisir penyelewengan
kekuasaan, tetapi dalam menentukan kebijakan lebih ribet dari pada sentralisasi karena
harus mendapatkan persetujuan dari badan-badan lain.
2. Di bidang sosial, organisasi sosial berdasar pada particularistic yaitu berdasar pada hal-
hal tertentu saja seperti agama, keturunan, dan sebagainya dan dijalankan sesuai
fungsinya. Negatifnya pengaruh faktor sosial terhadap administrasi negara, ini berperan
dalam mengimplementasikan kebijakan tersebut untuk rakyat dan menilai apakah
kelompok-kelompok sosial berpartisipasi untuk Raja atau sebaliknya. Tetapi dengan
modernisasi dari particilaristik kemudian berhimpun ke organisasi yang bercorak
association (atas dasar kepentingan bersama).
3. Struktur kelas di Thailand berangsur terbuka, yaitu kemungkinan adanya perpindahan
dari kelas satu ke kelas lain, dari yang rendah ke tinggi ataupun sebaliknya. Hal ini
berdampak positif, karena ini artinya pemerintah memberikan kebebasan untuk
memperoleh derajat yang tinggi dengan prestasi-prestasi, pengabdian-pengabdian kepada
negara yang ia peroleh dan ia lakukan. Di indonesia pun sama seperti ini, namun
terkadang perilaku nepotisme ari aparatur pemerintah sering terjadi.
4. Di bidang jaringan komunikasi, dalam pengorganisiran penggunaan bahasa kurang baik
dibandingkan dengan Indonesia. Karena di Indonesia walaupun memiliki bahasa yang
beragam tetapi memiliki bahasa nasional yakni bahasa Indonesia sedangkan di Thailand
antara bahasa yang digunakan di istana dengan masyarakat berbeda, maka dampaknya
perilaku administrasi negara kurang responsif terhadap permintaan publik (administrator
negara cenderung sewenang-wenang).

E. Pengaruh Faktor-Faktor Ekologis Terhadap Administrasi Publik


Pengaruh faktor ekonomi terhadap administrasi negara Thailand dan pengaruh
administrasi negara mempengaruhi ekonomi negara Thailand.
Ekonomi Thailand tidak didasarkan pada sistem pasar, tetapi berdasarkan pada
sistem redistribusi. Kegiatan export-import dikendalikan oleh Raja. Barang yang yang
dihasilkan dihimpun dalam satu pusat penimbunan pusat, kemudian pusat membagi ke
dalam sektor-sektor tertentu dalam jumlah tertentu. Jabatan-jabatan administrasi negara

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


159
didistribusikan oleh Raja kepada pegawai-pegawainya dalam melakukan distribusi
barang dan jasa. Oleh karena itu terdapat percampuran antara ekonomi dengan
administrasi. Sehingga tidak dapat dibedakan antara tindakan Raja sebagai administrator
atau sebagai ekonomi.
Dalam modernisasinya sistem redistribusi berangsur berubah menjadi sistem pasar
yang diperkenalkan melalui pandangan baru dan pengaruh dari dunia luar. Demikian
pula dengan fungsi administrasi negara yang berkembang dari fungsi sebagai aparat Raja
untuk menguasai rakyatnya, kemudian berfungsi sebagai public service. Namun tugas
dan fungsi yang dikerjakan oleh administrasi bertambah banyak dan semakin kompleks,
sehingga menambah anggaran belanja. Pertambahan anggaran tersebut tidak diimbangi
dengan peningkatan produktivitas di bidang ekonomi, hal ini menyebabkan administrasi
negara mengalami keterbatasan alat-alat dan fasilitas.
Terdapat persamaan ciri-ciri antara ekonomi redistribusi dengan ekonomi pasar. Hal ini
juga mempengaruhi administrasi negara dilihat dari jabatan-jabatan yang diisi dengan
seleksi melalui ujian kompetisi, terdapat juga jabatan-jabatan yang tersedia untuk
kalangan-kalangan tertentu.
Pengaruh faktor sosial terhadap administrasi Negara Thailand dan pengaruh
administrasi Negara Thailand terhadap faktor sosial.
Di Thailand organisasi-organisasi sosial tidak dasarkan atas kepentingan-
kepentingan khusus dan keanggotaannyapun tidak didasarkan atas sukarela. Organisasi
sosialnya didasarkan pada particularistic, yaitu berdasar pada hal-hal tertentu saja seperti
agama, keturunan, status dan sebagainya dan dijalankan sesuai dengan fungsinya.
Pengaruh faktor sosial terhadap administrasi negara, administrasi tidak berperan dalam
pembuatan kebijakan yang tepat untuk rakyat, melainkan berperan dalam
mengimplementasikan kebijakan tersebut untuk rakyat dan menilai apakah kelompok-
kelompok sosial berpartisipasi untuk Raja atau sebaliknya.
Negara Thailand struktur kelasnya tidak tertutup atau terbuka, melainkan diantara
tertutup dan terbuka meskipun sifatnya lebih berat. Seperti keluarga Raja atau
bangsawan- bangsawan dari generasi ke generasi dapat menjadi orang biasa. Sebaliknya
orang-orang biasa yang mendapat penghargaan dari Raja dapat naik ke tingkat atas.
Walaupun demikian terdapat keluarga Raja yang tidak mendapat posisi, tetapi ada pula
keluarga orang biasa yang menduduki posisi-posisi yang relatif tinggi
Setelah mengalami modernisasi masyarakat yang semula tergabung dalam
organisasi sosial yang berdasar pada asas particularistic kemudian berhimpun dalam

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


160
organisasi baru yang bercorak association (atas dasar kepentingan bersama). Yang
mempunyai peranan dan mempengaruhi administrasi Negara yaitu organisasi yang
bersifat particularistic, karena organisasi baru yang bercorak ossociation belum meresap
di kalangan masyarakat sehingga belum mempunyai pengaruh terhadap administrasi
Negara.
Dalam struktur kelasnya, Negara Thailand berangsur bersifat terbuka, yang
mempunyai dampak terhadap administrasi Negara. Dengan sifat struktur yang terbuka
maka terdapat kemungkinan adanya perpindahan dari satu klas ke klas yang lain.
Sehingga terdapat kelompok-kelompok masyarakat tertentu yang tadinya tidak dapat
menduduki jabatan tertentu, setelah adanya struktur terbuka ini kelompok tersebut dapat
menduduki jabatan tertentu bahkan yang tertinggi sekalipun.
Pengaruh faktor jaringan komunikasi terhadap administrasi Negara dan pengaruh
administrasi Negara terhadap faktor jaringan komunikasi
Dalam bidang komunikasi, Negara Thailand bermasalah pada penggunaan bahasa
yang masih beraneka ragam. Karena bahasa yang digunakan oleh Kerajaaan/Istana
berbeda dengan bahasa yang digunakan oleh masyarakat sehingga kebijakan-kebijakan
yang dirumuskan tidak dapat dipahami oleh rakyat karena perbedaan bahasa yang
digunakan. Dampaknya terhadap administrasi negara, yaitu perilaku administrasi negara
yang kurang responsif terhadap permintaan publik karena adanya communication-gap
tersebut. Perilaku administrasi negara kurang mencerminkan keinginan-keinginan dari
masyarakat begitu pun sebaliknya. Administrator negara cenderung bertindak arbiter
(sewenang-wenang).
Pada perkembangannya masyarakat Thailand sedikit demi sedikit sudah mulai
mobilisasi dan terasimilasikan. Dengan adanya komunikasi terbuka tersebut dan
administrasi Negara dengan alat-alat terbatas, maka dengan bahasa yang sudah cukup
dimengerti dapat menyampaikan program-programnya dan harapan-harapan rakyat
disampaikan kepada pemerintah. Namun kerena komunikasi yang sangat terbatas, maka
masyarakat belum dapat mengontrol secra efektif administrasi negara begitupun
sebaliknya.
Pengaruh faktor symbol system terhadap administrasi Negara dan pengaruh
administrasi Negara terhadap faktor symbol system
Thailand memiliki simbol tradisional yaitu raja mempunyai dasar yang sakral dan
kerajaan merupakan ciptaan Tuhan yang tidak dapat dipecahkan oleh siapapun. Hal yang
bersifat sakral diwujudkan pada diri Raja yang dianggap sebagai keturunan yang

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


161
memperoleh mandat dari Tuhan untuk menyelenggarakan pemerintahan. Lambat laun
negara Thailand mendapat pengaruh dari luar symbol tersebut berubah menjadi simbol
baru yaitu kedaulatan rakyat. Pemerintahan tidak dilakukan lagi oleh Raja seorang diri
tetapi perlu didampingi oleh badan yang mewakili rakyat yang menjalankan kedaulatan
rakyat.
Pengaruh faktor politik terhadap administrasi Negara dan pengaruh administrasi
negara terhadap faktor politik
Negara Thailand sistem pemerintahan bersifat otokratis, kekuasaan penuh dijalankan
atau diatur sepenuhnya oleh Raja. Keadaan seperti ini kurang atau tidak berpartisipasi
dalam pemerintahan atau politik. Tindakan-tindakan Raja tidak hanya di bidang politik
saja namun disemua bidang, sehingga sulit untuk melihat pengaruh politik terhadap
administrasi negara. Dalam konteks administrasi negara Thailand yang bersifat otokratis,
maka inputnya adalah Raja. Raja yang terlibat dalam pembuatan keputusan dan hanya
Raja saja yang mempunyai bahan untuk membuat keputusan. Sedangkan outputnya
berupa policy dan Raja yang melaksanakannya. Jadi administrasi Negara Thailand
merupakan produk dari lingkungan sosialnya.

F. Modernisasi Administrasi Publik di Thailand


Apa yang diuraikan di atas telah banyak berubah teristimewa waktu pemerintahan Raja
Chulalongkorn di sekitar tahun 30an yang telah mulai melakukan pembagian kekuasaan
kepada saudara-saudaranya. Perubahan-perubahan itu juga disebabkan karena pengaruh
Imperialisme Barat, yang juga menimbulkan ancaman revolusi di Thailand. Sebelum terjadi
revolusi, dilakukan perubahan-perubahan dan hasil daripada perubahan yaitu terciptanya
kerajaan konstitusional dan terciptanya parlement (Dewan Perwakilan Rakyat).
Kerajaan konstitusional yang dilengkapi dengan DPR dan partai-partai Politik seperti
Thailand ini merupakan hasil perubahan yang cukup lama dan panjang, administrasi negara
pada masa lampau tidak efektif, dimana kekuasaan pemerintahan digunakan secara arbiter
tanpa memperhatikan Rule of Law, dibidang administrasi negara mulai ditingkatkan Effiency,
dilakukan perombakan dengan menerima hal-hal yang bersifat baru yang datang dari luar, di
samping itu dilakukan pengiriman-pengiriman tenaga ke luar negeri untuk melihat dan
mempelajari apa yang terjadi di negara-negara lain.
1. Perubahan di Bidang Ekonomi
Di bidang ekonomi misalnya terjadi perubahan-perubahan, ekonomi yang
berdasarkan sistem redistribusi didesak secara berangsur-angsur oleh sistem pasar. Namun

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


162
proses pendesakan itu belum selesai sehingga tingkat produktifitas sebagai ciri dan
ekonomi pasar belum mencapai tingkat yang tinggi. Sistem pasar dalam ekonomi sudah
diperkenalkan berkat adanya pandangan dan berkat adanya pengaruh dari dunia luar, tetapi
pola redistribusi yang bersifat tradisional masih tampak. Di bidang administrasi negara
juga terdapat perkembangan dalam fungsi dan tugasnya, yaitu fungsi dan tugasnya
semakin banyak dan kompleks. Semula administrasi negara berfungsi sebagai aparat raja
untuk menguasai rakyatnya, kemudian berubah fungsi sebagai publik service.
Oleh karena itu fungsi dan tugas yang dikerjakan oleh administrasi negara makin
banyak dan kompleks.

2. Perubahan di Bidang Sosial


Masyarakat yang semula tergabung dalam organisasi berdasarkan pada asas
particulisasi lama kelamaan berhimpun ke dalam organisasi baru yang bersorak
association atau perhatian atas dasar – dasar kepentingan bersama. Akan tetapi corak
assosiation itu belum meresap dikalangan masyarakat, sehingga organisasi yang bercorak
baru itu belum berkembang dan belum mempunyai pengaruh terhadap administrasi negara.
Organisasi yang bersifat particularisasi masih mmpunyai peranan penting dalam
administrasi negara. Pengangkatan-pengangkatan, penempatan sekalipun telah
mempergunakan prinsip-prinsip yang modern masih juga mempengaruhi oleh
pertimbangan-pertimbangan keluarga, agama, daerah dan sebagainya.
Berbicara soal struktur klas, sedikit demi sedikit sudah bersifat terbuka sehingga ada
kemungkinan perpindahan dari satu klas ke klas yang lain dan inipun juga mempunyai
dampak terhadap administrasi negara. Memang terdapat kelompok-kelompok masyarakat
tertentu pada masa lampau tak mungkin menduduki jabatan tertentu, pada masa setelah
perubahan dapat menjabat jabatan yang tinggi.

3. Perubahan di Bidang Komunikasi


Masyarakat Thailand yang pada mulanya terbagi dalam kelompok-kelompok yang
tidak mobilisasi dan tidak terasimilasi, sedikit demi sedikit mulai mobilisasi dan
terasimilsikan. Pada mulanya mereka terpecah dalam kelompok-kelompok, kini terikat
kecuali oleh tradisi kerajaan, juga oleh kesamaan bahasa yaitu bahasa Thailand dan
kesamaan budaya yaitu Budha.
Dalam proses asimilasi dan mobilisasi peranan pendidikan penting sekali. Oleh
karena itu, dalam pendidikan itu dapat diciptakan bahasa yang sama, pengertian-

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


163
pengertian yang sama sehingga dengan demikian mulai terbuka komunikasi antara pejabat
pemerintah dengan masyarakat. Tenaga-tenaga muda yang dikirim ke luar negeri
mendapatkan pengalaman-pengalaman dan mengadakan komunikasi dengan masyarakat
luar, yang pada akhirnya golongan muda ini mendesak untuk diadakan perubahan di dalam
tata pemerintahan.
Komunikasi antara pemerintah dan masyarakat sudah mulai terbuka, administrasi
negara dengan alat-alat terbatas, dengan bahasa yang sudah dimengerti dapat
menyampaikan program-programnya, demikian pula sebaliknya harapan-harapan rakyat
disampaikan kepada pemerintahan. Akan tetapi, seperti telah dikemukakan hal ini sangat
terbatas jika dibandingkan dengan komunikasi di Negara Barat. Karena komunikasi yang
sangat terbatas, masyarakat belum dapat mengontrol secara efektif administrasi negara dan
sebaliknya administrasi negara belum begitu responsif terhadap keinginan masyarakat.
Atau dengan perkataan lain tingkah laku administrasi negara masih bersifat arbitat.
Administrasi negara yang responsif terhadap keinginan masyarakat disebut administrasi
negara yang memperoleh legitimasi.

4. Perubahan di Bidang Symbol System


Mengenai simbol sistem, dapat dikemukakan bahwa semula kekuasaan ada di tangan
kerajaan yang bersifat suci. Karena pengaruh luar, sedikit demi sedikit, lambat laun
bergeser ke simbol baru (formula baru) yaitu “KEDAULATAN RAKYAT”. Pemerintah
tak dilakukan lagi oleh Raja seorang diri, tetapi Raja perlu di dampingi “Badan yang
mewakili rakyat yang menjalankan kedaulatan rakyat”. Oleh karena simbol baru ini belum
dipahami pleh rakyat banyak dan belum dapat diterima oleh mereka terutama oleh
anggota-anggota masyarakat maka berlakunya formula baru / kedaulatan masih sangat
terbatas. Jadi golongan muda sangat mempunyai potensi dalam melakukan perubahan.

5. Perubahan di Bidang Rangka Dasar Politik


Di bidang Political Frame Work juga terdapat perubahan-perubahan, yaitu bahwa
administrasi negara mempunyai landasan baru dalam hal ini kekuasaan diperoleh dari
Konstitusi (Undang-Undang Dasar). Di sekitar tahun 1960 dan tahun 1961 tata susunan
politik di Thailand belum tampak dengan jelas oleh karena belum adanya kelompok-
kelompok yang terorganisir yang disebut sebagai kekuatan politik (partai-partai politik).
Akan tetapi, susunan / struktur kekuasaan yang erat sekali dengan politik juga mengalami
perubahan-perubahan. Dasar-dasar kekuasaan telah diletakkan secara formal, demikian

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


164
pula administrasi negara, sekalipun apa yang ditentukan secara formal belum merupakan
hal yang riil, sehingga coraknya masih formalistis, artinya dalam berbagai hal telah ada
ketentuan secara formal, tetapi hal yang ditentukan secara formal tadi belum dapat
ditemukan secara riil dalam praktik pelaksanaan. Formalisme ini merupakan salah satu ciri
dari masyarakat transisi, yaitu transisi dari agraria ke industri, yang oleh Fred W. Riggs
juga disebut prismatic society.
Demikianlah proses modernisasi administrasi negara di Thailand sampai disekitar
tahun 1960, yang ternyata sangat diwarnai oleh sisa-sisa faktor ekologis masa lalu, baik
faktor ekonomi, sosial, komunikasi, sistem simbol, maupun faktor politik. Proses
modernisasi tersebut masih berlangung terus menuju ke arah Thailand yang benar-benar
modern. Pengaruh yang datang dari luar diserap untuk diadaptasikan dengan unsur
endognous sehingga dapat tercipta suatu sistem administrasi negara yang efektif dan
efisien serta mampu berperan sebagai public service.

G. Perbedaan Negara Indonesia Dengan Negara Thailand


Meskipun kedua negara tersebut (Indonesia dan Thailand) masih sama-sama berada di
wilayah Asia Tenggara, tentu saja ada perbedaan yang mendasar diantara keduanya mulai
dari kebudayaan, konsep dalam memahami waktu, peran perempuan dalam dunia berkerja
ataupun bisnis, serta perbedaan dalam budaya berkerja. Maka dari itu saya akan
membahasnya satu-persatu dibawah ini.
a. Kebudayaan
Indonesia dan Thailand adalah negara yang sama-sama menjunjung tinggi budaya
dan adat ketimuran, perbedaan yang paling mencolok dari keduanya selain bahasa dan
tulisan, adalah tak seperti Indonesia yang mayoritas penduduknya menganut agama Islam,
di Thailand penduduknya kebanyakkan menganut agama Buddha, sehingga ajaran Buddha
ini sangat melekat dan banyak pempengaruhi kehidupan sehari-hari dari penduduk
Thailand tersebut. Masyarat Thailand sangat menghormati Raja mereka sebagai kepala
negara, serta menghargai biksu sebagai sosok pemuka agama.
Thailand merupakan negara yang selalu menjaga dan mempertahankan tradisi dan
kebudayaan lokal mereka seperti rumah adat, busana, bahasa dan tulisan huruf alphabet
mereka sebai identitas bangsa. Serta ada hal lain yang patut dicontoh oleh Indonesia dari
negeri gajah putih ini, yaitu masyarakat Thailand sangat banga atas produk lokal mereka,
sehingga produk dalam negeri mereka tidak kalah bersaing dengan produk dari luar
negeri.

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


165
b. Memahami Konsep Waktu
Menurut beberapa artikel yang pernah saya baca, masyarakat di Thailand sangat
mementingkan ketepatan waktu, tidak hanya itu ketika membuat janji atau pertemuan
mereka juga akan lebih spesifik dan jelas dalam menyertakan waktunya, mereka tidak
hanya menyebut satuan jam saja, melainkan menyertakan satuan menitnya pula. Misalnya
kita akan membuat janji pukul 15.26 maka mereka akan datang tepat pada waktu yang
telah disepakati. Selain itu masyakarakat Thailand juga sangat menghargai waktu dan
mempergunakannya dengan sebaik mungkin, jadi ketika waktunya berkerja mereka akan
mempergunakan waktu tersebut untuk serius berkerja dengan baik, sementara itu jika
waktunya libur mereka akan benar-benar memakainya untuk beristirahat dan tidak akan
membahas masalah pekerjaan. Jadi berdasarkan penjelasan sebelumnya, dapat dipastikan
di Thailand jarang sekali terjadi “jam karet” seperti yang sering terjadi di Indonesia.

c. Peran Perempuan dalam Dunia Berkerja atau Bisnis


Thailand sangat terkenal dalam produk pertanian dan perkebunannya, sehingga tak
heran jika sektor agraris mereka sangatlah maju, perkejaan petani pun kini tak hanya
dilakukan oleh kaum lelaki saja tetapi perempuan pun sudah banyak yang berkerja sebagai
petani terutama pada daerah Thailand Utara. Selain dari sektor pertanian, perempuan
Thailand yang berpendidikan juga banyak berperan dalam sektor perkerjaan yang lainnya
termasuk juga dalam sektor bisnis. Bahkan menurut salah satu artikel di Merdeka.com
menyatakan bahwa negara Thailand termasuk kedalam negara yang dapat
mempertahankan tingkat partisipasi tenaga kerja wanitanya, tentu hal ini sangalah dapat
membantu pertumbuhan ekonomi negara.
Namun ada hal yang harus diingat, sama seperti kebanyakan negara dibenua Asia
lainnya tenaga kerja wanita yang berpendidikan di Thailand juga masih harus berjuang
dan bersaing untuk mendapatakan perkerjaan yang sesuai, selain itu juga masih ada
tanggapan tradional mengenai wanita yang berkerja, seperti masih adanya tanggapan
orang tua yang melarang anak perempuannya untuk masuk kedalam dunia perkerjaan
(salah satu alasannya karena takut anak gadisnya jadi telat menikah), serta masih
kurangnya mekanisme yang mendukung untuk tenaga kerja wanita yang sudah memiliki
anak agar dapat terus berkarier dengan baik tanpa harus melupakan tugasnya sebagai
seorang ibu. info tambahan sebagian wanita Thailand itu sedikit sensitif jika ditanya
mengenai umur dan statusnya lajang/sudah menikah oleh orang yang baru dikenal.

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


166
d. Budaya Berkerja
Jika masyarakat Indonesia terkenal dengan sikapnya yang ramah dan solidaritasnya
tinggi. Sementara itu masyarakat Thailand terkenal dengan mental pekerja keras. Karena
bisa dilihat dari masyarakat Thailand yang sejak kecil diajari bahasa dan huruf Thailand
yang dikenal cukup rumit.Selain itu dalam dunia bisnis, Thailand memiliki gaya tersendiri
dalam hal kepemimpinan dan manajemen perusahaan, Meski ada beberapa kesamaan
dengan kultur kepemimpinan CEO Asia lainnya, banyak gaya CEO Thailand yang sangat
khas karena dipengaruhi oleh kultur setempat.Secara umum ada 6 karakter utama yang
diharapkan merekat pada setiap CEO Thailand, yaitu:
1. Kreng Jai, sedikit sulit diterjemahkan secara pasti, tetapi kira-kira intinya adalah sikap,
yang mana individu perlu mengendalikan emosi, memelihara rasa kebersamaan dan
kerja sama tim. Kreng Jai bisa pula berarti menjaga perasaan orang lain dan
“menyelamatkan muka” apabila menghadapi situasi sulit atau menyudutkan. Secara
umum sikap ini mirip dengan sikap pemimpin Asia lainnya, kalau di Indonesia bisa
diterjemahkan sebagai sikap musyawarah untuk mufakat.
2. Bun Khun, merupakan salah satu sikap mendasar yang diambil dari kultur masyarakat
Thailand, yang mana hidup ini merupakan sebuah lingkaran, dan dalam proses
mengarungi kehidupan, setiap individu harus saling menolong. Yang tua atau
berpengalaman menolong yang muda, yang lebih berkuasa memperhatikan yang lemah.
Ada dua hal penting yang menjadi fondasi sikap Bun Khun, yakni Roo Bun Khun
(orang yang ditolong mengapresiasi yang menolong) dan Tob Taen Bun Khun (orang
yang ditolong akan membalas jasa si penolong apabila ada kesempatan). Bun Khun
sangat penting untuk menjaga toleransi dan keseimbangan dalam kehidupan bisnis,
keluarga ataupun pribadi.
3. Hai Kiad, Pada individu Thailand sejak kecil ditanamkan Hai Kiad, yakni sikap
memberikan hormat atau respek kepada pihak lain, terutama yang lebih senior, sepuh
atau dituakan. Terlihat jelas pada waktu individu Thailand memberikan Wai atau sikap
respek sambil menunduk dan menempelkan dua telapak tangan di depan dada, ini
merupakan sikap umum yang diperlihatkan orang Thailand apabila bertemu dengan
senior atau yang lebih tua. Hai Kiad juga terlihat pada jabatan atau ketika memanggil
atasan atau senior dengan sebutan awal Khun atau gelar lain di depan nama. Hai Kiad
ditunjukkan pula dengan tidak mengkritik atau mengonfrontasi individu lain di depan
umum.

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


167
4. Nam Jai, yakni sikap mempunyai inisiatif atau keinginan menolong orang lain tanpa
pamrih, tidak mengharapkan balasan dari pihak yang ditolong. Sikap ini diharapkan
tersirat kuat pada setiap pemimpin perusahaan atau CEO Thailand.
5. Hen Jai, secara harfiah dapat diterjemahkan sebagai kemampuan melihat dengan hati.
Inilah sikap kepada atasan atau yang lebih senior untuk berempati terhadap bawahan
atau karyawan junior, misalnya memberikan dukungan ke bawahan yang perlu cuti
mendadak untuk membawa anaknya yang sakit ataupun mendengarkan karyawan yang
merasa beban kerjanya berlebihan. Pengaruh Hen Jai sangatlah besar, karena mampu
memberikan motivasi yang besar kepada karyawan. Tidak heranlah banyak pegawai
Thailand yang loyalitasnya cenderung kepada atasan ketimbang perusahaan. Ini dalam
arti positif, yang mana perusahaan juga diuntungkan dengan rendahnya kinerja
karyawan dan meningkatnya produktivitas kerja.
6. Sam Ruan, sikap yang diambil dari ajaran agama Buddha yang merupakan agama
yang mayoritas dianut oleh penduduk Thailand, yang berarti jalan tengah, yang mana
seorang pemimpin diharapkan mampu mengendalikan sikap emosi berlebihan seperti
menunjukkan kemarahan atau argumen keras di depan orang banyak. Masyarakat
Thailand secara umum mempunyai sifat lembut, sensitif dan sangat tidak nyaman
dengan suasana emosi dan marah.
Selain yang diatas dalam manajemen Thailand juga penting Menjaga Rasa dan
Menjaga Muka atau Saving face yaitu sesuatu yang merujuk pada karakter selalu berusaha
keras mengendalikan situasi dan “menyelamatkan muka” individu lain. Sangat penting
bagi individu Thailand mempunyai rasa hormat yang tinggi di depan karyawan, pelanggan
dan keluarga. Dalam model CEO gaya AS atau Eropa, sikap konfrontatif dan argumentatif
bisa dinilai positif, kadang disebut sebagai debat yang sehat, namun, sikap ini kurang bisa
diterima oleh masyarakat Thailand.
Kritik yang membangun juga tidak ada dalam kamus manajemen Thailand, karena
setiap kritik pasti akan melukai perasaan pihak yang dikritik dan membuat individu lain
kehilangan muka. Pimpinan Thailand akan selalu mencari cara menyelesaikan masalah
tanpa konfrontasi berlebihan dan kadang terlihat kompromistis demi menjaga situasi dan
hubungan agar tetap terbangun baik.Intinya menjaga hubungan antarindividu ataupun
atasan-bawahan adalah sangat penting dalam dunia kerja di Thailand dan hal tersebut
dapat dilakukan dengan rumus yang sederhana, yakni berbicara secara perlahan, banyak
tersenyum, tenang, sabar, dan bersikap bersahabat.

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


168
BAB XI
SISTEM PEMERINTAHAN

A. Pengertian Sistem Pemerintahan


Setiap negara memiliki sistem untuk menjalankan kehidupan permerintahannya.
Sistem tersebut adalah sistem pemerintahan. Ada beberapa macam sistem pemerintahan di
dunia ini seperti presidensial dan parlementer. Kedua sistem pemerintahan yang ada dan
berkembang saat ini tak lepas dari kelebihan-kelebihan dan juga berbagai kekurangan. Setiap
negara harus memahami karakteristik negaranya sebelum menerapkan sistem pemerintahan
agar dalam penyelenggaraan pemerintahan tidak menemui hambatan-hambatan yang besar.
Sejak tahun 1945 Indonesia pernah berganti sistem pemerintahan. Indonesia pernah
menerapkan kedua sistem pemerintahan ini. Selain itu terjadi juga perubahan pokok-pokok
sistem pemerintahan sejak dilakukan amandemen UUD 1945. Berdasarkan Undang-undang
Dasar 1945 Indonesia adalah negara yang menerapkan sistem pemerintahan presidensial.
Namun dalam perjalannannya, Indonesia pernah menerapkan sistem pemerintahan
parlementer karena kondisi dan alasan yang ada pada waktu itu. Berikut adalah sistem
pemerintahan Indonesia dari 1945-sekarang.
Sistem pemerintahan berasal dari gabungan dua kata sistem dan pemerintahan. Kata
sistem merupakan terjemahan dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani (sustēma)
adalah suatu kesatuan yang terdiri dari komponen atau elemen yang dihubungkan bersama
untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi. Sistem berarti suatu keseluruhan
yang terdiri atas beberapa bagian yang mempunyai hubungan fungsional. Sistem juga
merupakan kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan yang berada dalam suatu
wilayah serta memiliki item-item penggerak, contoh umum misalnya seperti negara. Negara
merupakan suatu kumpulan dari beberapa elemen kesatuan lain seperti provinsi yang saling
berhubungan sehingga membentuk suatu negara dimana yang berperan sebagai penggeraknya
yaitu rakyat yang berada di negara tersebut. Kata “sistem‟ banyak sekali digunakan dalam
percakapan sehari-hari, dalam forum diskusi maupun dokumen ilmiah. Kata ini digunakan
untuk banyak hal, dan pada banyak bidang pula, sehingga maknanya menjadi beragam.
Dalam pengertian yang paling umum, sebuah sistem adalah sekumpulan benda yang
memiliki hubungan di antara mereka. Dari penjabaran pengertian tentang sistem di atas bisa
kita ambil kesimpulan bahwa sistem itu memang kompleks dan sangat terkait dengan hal
yang ada di dalamnya, karena sistem tidak akan jalan apabila salah satu elemen sistem
tersebut tidak jalan. Atau dapat juga dikatakan bahwa pengertian sistem adalah sekumpulan

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


169
unsur atau elemen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam melakukan
kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan. Pemerintah merupakan kemudi, dalam bahasa
Latin asalnya Gubernaculum. Dalam bahasa Indonesia, kata dasar pemerintah adalah
perintah, kemudian ditambahkan imbuhan em dan an. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia perintah adalah perkataan yang bermakna menyuruh melakukan sesuatu,
pemerintah adalah kekuasaan yang memerintah suatu wilayah, daerah, atau, negara,
pemerintahan adalaha perbuatan, cara, hal, urusan dalam memerintah. Pemerintah adalah
organisasi yang mencakup aparatur negara yang meliputi semua organ-organ, badan atau
lembaga, alat kelengkapan negara memiliki kewenangan untuk membuat kebijakan dalam
bentuk (penerapan hukum dan undang-undang) di kawasan tertentu. Kawasan tersebut adalah
wilayah yang berada di bawah kekuasaan mereka. Kekuasaan dalam suatu negara menurut
Montesquieu diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu kekuasaan eksekutif yang berarti kekuasaan
menjalankan undang-undang atau kekuasaan menjalankan pemerintahan, kekuasaan legislatif
yang berarti kekuasaan membentuk undang-undang, dan kekuasaan yudikatif yang berarti
kekuasaan mengadili terhadap pelanggaran atas undang-undang. Komponen-komponen
tersebut secara garis besar meliputi lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif. Pemerintah
berbeda dengan pemerintahan. Pemerintah merupakan organ atau alat pelengkap jika dilihat
dalam arti sempit pemerintah hanyalah lembaga eksekutif saja. Pemerintahan dalam arti
sempit adalah semua aktivitas, fungsi, tugas dan kewajiban yang dijalankan oleh lembaga
untuk mencapai tujuan negara. Pemerintahan dalam arti luas adalah semua aktivitas yang
terorganisir yang bersumber pada kedaulatan dan kemerdekaan, berlandaskan pada dasar
negara, rakyat, atau penduduk dan wilayah negara itu demi tercapainya tujuan negara.
Pemerintahan juga dapat didefinisikan dari segi struktural fungsional sebagai sebuah
sistem struktur dan organisasi dari berbagai dari berbagai macam fungsi yang dilaksanakan
atas dasar-dasar tertentu untuk mencapai tujuan negara (Haryanto dkk, 1997:2-3). C.F Strong
mendefinisikan pemerintahan dalam arti luas sebagai segala aktivitas badan-badan publik
yang meliputi kegiatan legislatif, eksekutif, dan yudikatif dalam usaha mencapai tujuan
negara. Sedangkan pemerintahan dalam arti sempit adalah segala kegiatan badan-badan
publik yang hanya meliputi kekuasaan eksekutif.
Dari pengertian di atas, maka dalam melakukan pembahasan mengenai pemerintahan
negara titik tolak yang dipergunakan adalah dalam konteks pemerintahan dalam arti luas.
Yaitu meliputi pembagian kekuasaan dalam negara. Dengan demikian, jika pengertian
pemerintahan tersebut dikaitkan dengan pengertian sistem, maka yang dimaksud dengan
sistem pemerintahan adalah suatu tatanan atau susunan pemerintahan yang berupa suatu

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


170
struktur yang terdiri dari organ- organ pemegang kekuasaan di dalam negara dan saling
melakukan hubungan fungsional di antara organ-organ tersebut baik secara vertikal maupun
horisontal untuk mencapai suatu tujuan yang dikehendaki. Jadi, sistem pemerintahan negara
menggambarkan adanya lembaga-lembaga negara, hubungan antar lembaga negara, dan
bekerjanya lembaga negara dalam mencapai tujuan pemerintahan negara yang bersangkutan.
Tujuan pemerintahan negara pada umumnya didasarkan pada cita-cita atau tujuan negara.
Misalnya, tujuan pemerintahan negara Indonesia adalah melindungi segenap bangsa
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta
ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial. Lembaga-lembaga yang berada dalam satu sistem pemerintahan Indonesia
bekerja secara bersama dan saling menunjang untuk terwujudnya tujuan dari pemerintahan di
negara Indonesia.
Menurut ruang lingkup, pengertian sistem pemerintahan dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Sistem pemerintahan dalam arti sempit
Sistem pemerintahan adalah sebuah kajian yang melihat hubungan legislatif dan
eksekutif dalam sebuah negara. Berdasarkan kajian ini dibedakan dua model
pemerintahan yakni, system parlementer dan system presidensial .
2) Sistem pemerintahan dalam arti luas
Sistem pemerintahan adalah suatu kajian pemerintahan negara yang bertolak dari
hubungan antara semua organ negara, termasuk hubungan antara pemerintah pusat
dengan bagian-bagian yang ada didalam negara. Sistem pemerintahan negara dibedakan
menjadi negara kesatuan, negara serikat (federal), dan negara konfederasi.
3) Sistem pemerintahan dalam arti sangat luas
Sistem pemerintahan adalah suatu system pemerintahan yang menitik beratkan
hubungan antara negara dan rakyat. Sistem ini dibedakan menjadi system pemerintahan
monarki, pemerintahan aristokrasi, dan pemerintahan demokrasi.
Menurut para ahli, sistem pemerintahan dapat diklasifikan sebagai berikut:
1) Aristoteles Menurut jumlah orang yang memerintah dan sifat pemerintahannya dibagi
menjadi enam, yakni monarki, tirani, aristokrasi, oligarki, republik (politea) dan
demokrasi.
2) Polybius Menurut jumlah orang yang memerintah serta sifat pemerintahannya dibedakan
menjadi enam jenis pemerintahan, yakni monarki, tirani, aristokrasi, oligarki,
demokrasi, dan anarki (oklokrasi).

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


171
3) Kranenburg Adanya ketidakpastian penggunaan istilah monarki dan republik untuk
menyebutkan bentuk negara atau pemerintahan.
4) Leon Duguit Membagi bentuk pemerintahan berdasarkan cara penunjukkan kepala
negaranya, yakni sistem republik yang kepala negaranya diangkat lewat pemilihan dan
sistem monarki yang kepala negaranya diangkat secara turun menurun.
5) Jellinec Membagi bentuk pemerintahan menjadi dua, yakni republik dan monarki. Sistem
pemerintahan negara-negara di dunia ini berbeda-beda sesuai dengan keinginan dari negara
yang bersangkutan dan disesuaikan dengan keadaan bangsa dan negaranya.
Sistem pemerintahan presidensial dan sistem pemerintahan parlementer merupakan
dua model sistem pemerintahan yang dijadikan acuan oleh banyak negara. Amerika Serikat
dan Inggris masing-masing dianggap pelopor dari sistem pemerintahan presidensial dan
sistem pemerintahan parlementer.
Dari dua model tersebut, kemudian dicontoh oleh negara-negara lainnya. Sistem
pemerintahan suatu negara berguna bagi negara lain. Salah satu kegunaan penting sistem
pemerintahan adalah sistem pemerintahan suatu negara menjadi dapat mengadakan
perbandingan oleh negara lain. Suatu negara dapat mengadakan perbandingan sistem
pemerintahan yang dijalankan dengan sistem pemerintahan yang dilaksakan negara lain.
Negara-negara dapat mencari dan menemukan beberapa persamaan dan perbedaan
antarsistem pemerintahan. Tujuan selanjutnya adalah negara dapat mengembangkan suatu
sistem pemerintahan yang dianggap lebih baik dari sebelumnya setelah melakukan
perbandingan dengan negara-negara lain. Mereka bisa pula mengadopsi sistem pemerintahan
negara lain sebagai sistem pemerintahan negara yang bersangkutan. Dengan demikian, sistem
pemerintahan suatu negara dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan atau model yang
dapat diadopsi menjadi bagian dari sistem pemerintahan negara lain. Amerika Serikat dan
Inggris masing-masing telah mampu membuktikan diri sebagai negara yang menganut sistem
pemerintahan presidensial dan parlementer seara ideal. Sistem pemerintahan dari kedua
negara tersebut selanjutnya banyak ditiru oleh negara-negara lain di dunia yang tentunya
disesuaikan dengan negara yang bersangkutan.

B. Sistem Pemerintahan Indonesia


Pembukaan UUD 1945 Alinea IV menyatakan bahwa kemerdekaan kebangsaan
Indonesia itu disusun dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia yang terbentuk
dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat. Berdasarkan
Pasal 1 Ayat 1 UUD 1945, Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


172
republik. Berdasarkan hal itu dapat disimpulkan bahwa bentuk negara Indonesia adalah
kesatuan, sedangkan bentuk pemerintahannya adalah republik. Selain bentuk negara kesatuan
dan bentuk pemerintahan republik, Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan
sebagai kepala negara dan sekaligus kepala pemerintahan.
Hal itu didasarkan pada Pasal 4 Ayat 1 yang berbunyi, “Presiden Republik Indonesia
memegang kekuasaan pemerintahan menurut Undang-Undang Dasar.” Dengan demikian,
sistem pemerintahan di Indonesia menganut sistem pemerintahan presidensial.
Kekuasaan pemerintahan negara Indonesia menurut UUD pasal 1 sampai dengan pasal 16,
pasal 19 sampai dengan pasal 23 ayat (1) dan ayat (5), serta pasal 24 adalah:
a) Kekuasaan menjalani perundang–undangan negara atau kekuasaan eksekutif yang
dilakukan oleh pemerintah.
b) Kekuasaan memberikan pertimbangan kenegaraan kepada pemerintah atau kekuasaan
konsultatif yang dilakukan oleh DPA.
c) Kekuasaan membentuk perundang–undangan negara atau kekuasaan legislatif yang
dilakukan oleh DPR.
d) Kekuasaan mengadakan pemeriksaan keuangan negara atau kekuasaan eksaminatif atau
kekuasaan inspektif yang dilakukan oleh BPK.
e) Kekuasaan mempertahankan perundang–undangan negara atau kekuasaan yudikatif yang
dilakukan oleh MA.
Berdasarkan ketetapan MPR nomor III/MPR/1978 tentang kedudukan dan hubungan
tata kerja lembaga tertinggi negara dengan atau antara lembaga – lembaga Tinggi Negara
ialah sebagai berikut.
1. Lembaga tertinggi negara adalah Majelis Permusyawaratan Rakyat. MPR sebagai
pemegang kekuasaan tertinggi dalam negara dengan pelaksana kedaulatan rakyat
memilih dan mengangkat presiden atau mandataris dan wakil presiden untuk
melaksanakan Garis–garis Besar Haluan Negara (GBHN) dan putusan–putusan MPR
lainnya. MPR dapat pula diberhentikan presiden sebelum masa jabatan berakhir atas
permintaan sendiri, berhalangan tetap sesuai dengan pasal 8 UUD 1945, atau sungguh–
sungguh melanggar haluan egara yang ditetapkan oleh MPR.
2. Lembaga–lembaga tinggi negara sesuai dengan urutan yang terdapat dalam UUD 1945
ialah presiden (pasal 4 – 15), DPA (pasal 16), DPR (pasal 19-22), BPK (pasal 23), dan
MA (pasal 24).
Presiden adalah penyelenggara kekuasaan pemerintahan tertinggi dibawah MPR. Dalam
melaksanakan kegiatannya dibantu oleh seorang wakil presiden. Presiden atas nama

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


173
pemerintah (eksekutif) bersama–sama dengan DPR membentuk undang-undang termasuk
menetapkan APBN. Dengan persetujuan DPR, presiden dapat menyatakan perang.
Dewan Pertimbangan Agung (DPA) adalah sebuah bahan penasehat pemerintah yang
berkewajiban memberi jawaban atas pertanyaan presiden. Selain itu DPA berhak
mengajukan pertimbangan kepada presiden.
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) adalah sebuah badan legislatif yang dipilih oleh
masyarakat berkewajiban selain bersama-sama dengan presiden membuat undang-undang
juga wajib mengawasi tindakkan-tindakan presiden dalam pelaksanaan haluan Negara.
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) ialah badan yang memeriksa tanggung jawab tentang
keuangan negara. Dalam pelaksanaan tugasnya terlepas dari pengaruh kekuasaan
pemerintah. BPK memriksa semua pelaksanaan APBN. Hasil pemeriksaannya dilaporkan
kepada DPR.
Mahkamah Agung (MA) adalah badan yang melaksanakan kekuasaan kehakiman yang
dalam pelaksanaan tugasnya terlepas dari pengaruh kekuasaan pemerintah dan pengaruh
lainnya. MA dapat mempertimbangkan dalam bidang hukum, baik diminta maupun tidak
diminta kepada kepada lembaga – lembaga tinggi negara.
Sesuai dengan kondisi negara masing-masing, sistem pemerintahan dibedakan
menjadi dua klasifikasi besar, yaitu:
1. Sistem Pemerintahan Presidensial
Sistem presidensial (presidensiil), atau disebut juga dengan sistem kongresional,
merupakan sistem pemerintahan negara republik di mana kekuasan eksekutif dipilih
melalui pemilu dan terpisah dengan kekuasan legislatif. Sistem pemerintahan ini dianut
oleh Amerika Serikat, Filipina, Indonesia dan sebagian besar negara-negara Amerika Latin
dan Amerika Tengah. Menurut Rod Hague, pemerintahan presidensiil terdiri dari 3 unsur
yaitu:
1. Presiden yang dipilih rakyat memimpin pemerintahan dan mengangkat pejabat-pejabat
pemerintahan yang terkait.
2. Presiden dengan dewan perwakilan memiliki masa jabatan yang tetap, tidak bisa saling
menjatuhkan.
3. Tidak ada status yang tumpang tindih antara badan eksekutif dan badan legislatif.
4. Dalam sistem presidensial, presiden memiliki posisi yang relatif kuat dan tidak dapat
dijatuhkan karena rendah subjektif seperti rendahnya dukungan politik.
Namun masih ada mekanisme untuk mengontrol presiden. Jika presiden melakukan
pelanggaran konstitusi, pengkhianatan terhadap negara, dan terlibat masalah kriminal,

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


174
posisi presiden bisa dijatuhkan. Bila ia diberhentikan karena pelanggaran-pelanggaran
tertentu, biasanya seorang wakil presiden akan menggantikan posisinya.
 Ciri-ciri pemerintahan presidensial yaitu:
a. Dikepalai oleh seorang presiden sebagai kepala pemerintahan sekaligus kepala
negara.
b. Kekuasaan eksekutif presiden diangkat berdasarkan demokrasi rakyat dan dipilih
langsung oleh mereka atau melalui badan perwakilan rakyat.
c. Presiden memiliki hak prerogratif (hak istimewa) untuk mengangkat dan
memberhentikan menteri-menteri yang memimpin departemen dan non- departemen.
d. Menteri-menteri hanya bertanggung jawab kepada kekuasaan eksekutif (bukan kepada
kekuasaan legislatif).
e. Kekuasaan eksekutif tidak bertanggung jawab kepada kekuasaan legislatif.
f. Kekuasaan eksekutif tidak dapat dijatuhkan oleh legislatif.
 Kelebihan sistem pemerintahan presidensial yaitu:
a. Badan eksekutif lebih stabil kedudukannya karena tidak tergantung pada parlemen.
b. Masa jabatan badan eksekutif lebih jelas dengan jangka waktu tertentu. Misalnya,
masa jabatan Presiden Amerika Serikat adalah empat tahun, Presiden Filipina adalah
enam tahun dan Presiden Indonesia adalah lima tahun.
c. Penyusun program kerja kabinet mudah disesuaikan dengan jangka waktu masa
jabatannya.
d. Legislatif bukan tempat kaderisasi untuk jabatan-jabatan eksekutif karena dapat diisi
oleh orang luar termasuk anggota parlemen sendiri.
 Kekurangan sistem pemerintahan presidensial yaitu:
a. Kekuasaan eksekutif diluar pengawasan langsung legislatif sehingga dapat
menciptakan kekuasaan mutlak.
b. Sistem pertanggungjawaban kurang jelas.
c. Pembuatan keputusan atau kebijakan publik umumnya hasil tawar-menawar antara
eksekutif dan legislatif sehingga dapat terjadi keputusan tidak tegas
d. Pembuatan keputusan memakan waktu yang lama.
2. Sistem Pemerintahan Parlementer
Sistem parlementer adalah sebuah sistem pemerintahan di mana parlemen memiliki
peranan penting dalam pemerintahan. Dalam hal ini parlemen memiliki wewenang dalam
mengangkat perdana menteri dan parlemen pun dapat menjatuhkan pemerintahan, yaitu
dengan cara mengeluarkan semacam mosi tidak percaya. Berbeda dengan sistem

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


175
presidensiil, di mana sistem parlemen dapat memiliki seorang presiden dan seorang
perdana menteri, yang berwenang terhadap jalannya pemerintahan. Dalam presidensiil,
presiden berwenang terhadap jalannya pemerintahan, namun dalam sistem parlementer
presiden hanya menjadi simbol kepala negara saja. Sistem parlementer dibedakan oleh
cabang eksekutif pemerintah tergantung dari dukungan secara langsung atau tidak
langsung cabang legislatif, atau parlemen, sering dikemukakan melalui sebuah veto
keyakinan. Oleh karena itu, tidak ada pemisahan kekuasaan yang jelas antara cabang
eksekutif dan cabang legislatif, menuju kritikan dari beberapa yang merasa kurangnya
pemeriksaan dan keseimbangan yang ditemukan dalam sebuah republik kepresidenan.
Sistem parlemen dipuji, dibanding dengan sistem presidensiil, karena
kefleksibilitasannya dan tanggapannya kepada publik.
Kekurangannya adalah dia sering mengarah ke pemerintahan yang kurang stabil,
seperti dalam Republik Weimar Jerman dan Republik Keempat Perancis. Sistem
parlemen biasanya memiliki pembedaan yang jelas antara kepala pemerintahan dan
kepala negara, dengan kepala pemerintahan adalah perdana menteri, dan kepala negara
ditunjuk sebagai dengan kekuasaan sedikit atau seremonial. Namun beberapa sistem
parlemen juga memiliki seorang presiden terpilih dengan banyak kuasa sebagai kepala
negara, memberikan keseimbangan dalam sistem ini. Negara yang menganut sistem
pemerintahan parlementer adalah Inggris, Jepang, Belanda, Malaysia, Singapura dan
sebagainya.
 Ciri-ciri pemerintahan parlementer yaitu:
a. Dikepalai oleh seorang perdana menteri sebagai kepala pemerintahan sedangkan
kepala negara dikepalai oleh presiden/raja.
b. Kekuasaan eksekutif presiden ditunjuk oleh legislatif sedangkan raja diseleksi
berdasarkan undang-undang.
c. Perdana menteri memiliki hak prerogratif (hak istimewa) untuk mengangkat dan
memberhentikan menteri-menteri yang memimpin departemen dan non- departemen.
d. Menteri-menteri hanya bertanggung jawab kepada kekuasaan legislatif.
e. Kekuasaan eksekutif bertanggung jawab kepada kekuasaan legislatif.
f. Kekuasaan eksekutif dapat dijatuhkan oleh legislatif.
 Kelebihan sistem pemerintahan parlementer:
a. Pembuat kebijakan dapat ditangani secara cepat karena mudah terjadi penyesuaian
pendapat antara eksekutif dan legislatif. Hal ini karena kekuasaan eksekutif dan
legislatif berada pada satu partai atau koalisi partai.

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


176
b. Garis tanggung jawab dalam pembuatan dan pelaksanaan kebijakan publik jelas.
c. Adanya pengawasan yang kuat dari parlemen terhadap kabinet sehingga kabinet
menjadi berhati-hati dalam menjalankan pemerintahan.
 Kekurangan sistem pemerintahan parlementer:
a. Kedudukan badan eksekutif/kabinet sangat tergantung pada mayoritas dukungan
parlemen sehingga sewaktu-waktu kabinet dapat dijatuhkan oleh parlemen.
b. Kelangsungan kedudukan badan eksekutif atau kabinet tidak bisa ditentukan berakhir
sesuai dengan masa jabatannya karena sewaktu-waktu kabinet dapat bubar.
c. Kabinet dapat mengendalikan parlemen. Hal itu terjadi apabila para anggota kabinet
adalah anggota parlemen dan berasal dari partai meyoritas. Karena pengaruh mereka
yang besar diparlemen dan partai, anggota kabinet dapat mengusai parlemen.
d. Parlemen menjadi tempat kaderisasi bagi jabatan-jabatan eksekutif. Pengalaman
mereka menjadi anggota parlemen dimanfaatkan dan manjadi bekal penting untuk
menjadi menteri atau jabatan eksekutif lainnya.

C. Pelaksanaan Sistem Pemerintahan di Indonesia


Secara teori, berdasarkan UUD 1945, Indonesia menganut sistem pemerintahan
presidensiil. Namun dalam prakteknya banyak bagian-bagian dari sistem pemerintahan
parlementer yang masuk ke dalam sistem pemerintahan di Indonesia. Sehingga secara singkat
bisa dikatakan bahwa sistem pemerintahan yang berjalan di Indonesia adalah sistem
pemerintahan yang merupakan gabungan atau perpaduan antara sistem pemerintahan
presidensiil dengan sistem pemerintahan parlementer. Apalagi bila dirunut dari sejarahnya,
Indonesia mengalami beberapa kali perubahan sistem pemerintahan.
1. Tahun 1945 – 1949 Pemerintahan yang diterapkan saat itu adalah sistem parlementer.
Terjadi penyimpangan dari ketentuan UUD 1945 antara lain:
a. Berubah fungsi komite nasional Indonesia pusat dari pembantu presiden menjadi
badan yang diserahi kekuasaan legislatif dan ikut menetapkan GBHN yang
merupakan wewenang MPR.
b. Terjadinya perubahan sistem kabinet presidensial menjadi kabinet parlementer
berdasarkan usul BP – KNIP.
2. Tahun 1949 – 1950 Didasarkan pada konstitusi RIS. Pemerintahan yang diterapkan saat
itu adalah sistem parlementer kabinet semu (Quasy Parlementary). Sistem pemerintahan
yang dianut pada masa konstitusi RIS bukan kabinet parlementer murni karena dalam

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


177
sistem parlementer murni, parlemen mempunyai kedudukan yang sangat menentukan
terhadap kekuasaan pemerintah.
3. Tahun 1950 – 1959 Landasannya adalah UUD 1950 pengganti konstitusi RIS 1949.
Sistem Pemerintahan yang dianut adalah parlementer kabinet dengan demokrasi liberal
yang masih bersifat semu. Adapun ciri-cirinya ialah sebagai berikut:
a. Presiden dan wakil presiden tidak dapat diganggu gugat.
b. Menteri bertanggung jawab atas kebijakan pemerintahan.
c. Presiden berhak membubarkan DPR.
d. Perdana Menteri diangkat oleh Presiden.
4. Tahun 1959 – 1966 Pada masa ini Indonesia menganut sistem pemerintahan demokrasi
terpimpin. Era “Demokrasi Terpimpin”, yaitu kolaborasi antara kepemimpinan PKI dan
kaum borjuis nasional dalam menekan pergerakan-pergerakan independen kaum buruh
dan petani, gagal memecahkan masalah-masalah politis dan ekonomi yang mendesak.
Pendapatan ekspor menurun, cadangan devisa menurun, inflasi terus menaik dan korupsi
birokrat dan militer menjadi wabah. Presiden mempunyai kekuasaan mutlak dan
dijadikannya alat untuk melenyapkan kekuasaan-kekuasaan yang menghalanginya
sehingga nasib parpol (10 parpol yang diakui) ditentukan oleh presiden. Tidak ada
kebebasan mengeluarkan pendapat.
5. Tahun 1966 – 1998 Pada 27 Maret 1968, MPR secara resmi melantik Soeharto untuk masa
jabatan 5 tahun sebagai presiden, dan dia kemudian dilantik kembali secara berturut-turut
pada tahun 1973, 1978, 1983, 1988, 1993, dan 1998. Presiden Soeharto memulai “Orde
Baru” dalam dunia politik Indonesia dan secara dramatis mengubah kebijakan luar negeri
dan dalam negeri dari jalan yang ditempuh Soekarno pada akhir masa jabatannya. Orde
Baru berlangsung selama 30 tahun. Dalam jangka waktu tersebut, ekonomi Indonesia
berkembang pesat meski hal ini dibarengi praktek korupsi yang merajalela di negara ini.
Lama kelamaan banyak terjadi penyimpangan- penyimpangan. Kesenjangan antara rakyat
yang kaya dan miskin juga semakin melebar.
Orde Baru memilih perbaikan dan perkembangan ekonomi sebagai tujuan utamanya dan
menempuh kebijakannya melalui struktur administratif yang didominasi militer namun
dengan nasehat dari ahli ekonomi didikan Barat. DPR dan MPR tidak berfungsi secara
efektif. Anggotanya bahkan seringkali dipilih dari kalangan militer, khususnya mereka
yang dekat dengan Cendana. Hal ini mengakibatkan aspirasi rakyat sering kurang didengar
oleh pusat. Pembagian PAD juga kurang adil karena 70% dari PAD tiap provinsi tiap
tahunnya harus disetor kepada Jakarta, sehingga melebarkan jurang pembangunan antara

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


178
pusat dan daerah. Dikarenakan sistem pemerintahan yang sangat terpusat dan krisis
finansial Asia yang menyebabkan ekonomi Indonesia melemah, maka terjadi demonstrasi
besar-besaran yang dilakukan berbagai organ aksi mahasiswa di berbagai wilayah
Indonesia. Pemerintahan Soeharto semakin disorot setelah Tragedi Trisakti pada 12 Mei
1998 yang kemudian memicu Kerusuhan Mei 1998 sehari setelahnya. Gerakan mahasiswa
pun meluas hampir diseluruh Indonesia. Di bawah tekanan yang besar dari dalam maupun
luar negeri, Soeharto akhirnya memilih untuk mengundurkan diri dari jabatannya pada 21
Mei 1998.
6. Tahun 1998 – Sekarang Pelaksanaan demokrasi pancasila pada era reformasi telah banyak
memberikan ruang gerak pada partai politik maupun DPR untuk mengawasi pemerintah
secara kritis dan dibenarkan untuk unjuk rasa.
Perubahan dalam sistem pemerintahan tidak hanya berhenti sampai di situ saja karena
terjadi perbedaan pelaksanaan sistem pemerintahan menurut UUD 1945 sebelum UUD 1945
diamandemen dan setelah terjadi amandemen UUD 1945 pada tahun 1999 - 2002.
1. Sistem Pemerintahan Indonesia Menurut Konstitusi RIS Sistem Pemerintahan Indonesia
menurut konstitusi RIS adalah sistem Pemerintah Parlementer yang tidak murni. Pasal 118
konstitusi RIS antara lain:
a. Presiden tidak dapat di ganggu gugat
b. Menteri-menteri bertanggung jawab atas seluruh kebijaksanaan pemerintah
2. Sistem Pemerintahan Indonesia Menurut UUDS 1950 UUDS 1950 masih tetap
mempergunakan bentuk sistem pemerintahan seperti yang diatur dalam konstitusi RIS. Di
dalam pasal 83 UUDS 1950 dinyatakan sebagai berikut:
a. Presiden dan wakil presiden tidak dapat diganggu gugat
b. Menteri-menteri bertanggung jawab atas seluruh kebijaksanaan pemerintah, baik
bersama-sama untuk seluruhnya maupun masing-masing untuk bagiannya sendiri-
sendiri.
3. Sistem Pemerintahan Indonesia Menurut UUD 1945 Sebelum Amandemen Pokok-pokok
sistem pemerintahan Indonesia berdasarkan UUD 1945 sebelum diamandemen tertuang
dalam Penjelasan UUD 1945 tentang tujuh kunci pokok sistem pemerintahan negara
tersebut sebagai berikut.
a. Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum (rechtsstaat) Suatu negara dapat
dikatakan sebagai negara yang didasarkan atas hukum apabila alat-alat perlengkapan
yang ada di dalamnya senantiasa bertindak dengan sesuai dan terikat pada aturan-aturan
yang ditentukan terlebih dahulu oleh alat-alat perlengkapan yang dikuasakan untuk

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


179
mengadakan aturan-aturan tersebut. Suatu negara yang menyatakan diri sebagai negara
hukum harus mengakui dan melindungi hak-hak asasi manusia. Selain itu negara
hukum juga harus menjalankan peradilan yang bebas dari pengaruh suatu kekuasaan
atau kekuatan lain dan tidak memihak.
b. Sistem Konstitusional Konstitusi menjadi pondasi negara yang mengatur
pemerintahannya, membagi kekuasaan dan mengatur tindakan-tindakannya. Dengan
sistem konstitusional dapat memperkuat dan mempertegas terhadap sistem negara
hukum seperti yang digariskan dalam sistem pemerintahan Indonesia.
c. Kekuasaan negara yang tertinggi berada di tangan MPR MPR mempunyai tugas dan
kewenangan untuk mengubah, menetapkan UUD, melantik kepala negara (presiden)
dan wakil kepala negara (wakil presiden). MPR juga mempunyai kewenangan untuk
memberhentikan presiden dan atau wakil presiden atas usul DPR, apabila terbukti telah
melakukan pelanggaran akum berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi,
penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela.
d. Presiden adalah penyelenggara pemerintah negara yang tertinggi dibawah MPR
Berdasarkan hasil amandemen UUD 1945, yaitu pasal 6A disebutkan bahwa presiden
dan wakil presiden dipilih dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat. Dalam
pasal 3 ayat 2 juga dinyatakan bahwa “Majelis Permusyawaratan Rakyat melantik
Presiden dan Wakil Presiden.”
e. Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR Dalam Penjelasan UUD 1945
dinyatakan dengan jelas bahwa Presiden harus mendapatkan persetujuan DPR untuk
membentuk UU dan untuk menetapkan anggaran pendapatan dan belanja negara, akan
tetapi Presiden tidak bertanggung jawab kepada Dewan.
f. Menteri negara sebagai pembantu presiden Presiden mengangkat dan memberhentikan
menteri-menteri negara. Menteri-menteri negara tidak bertanggung jawab kepada
Dewan Perwakilan Rakyat, melainkan kepada Presiden.
g. Kekuasaan kepala negara tidak tak terbatas Setiap negara demokrasi memiliki
konstitusi untuk membatasi kekuasaan seorang kepala negara. Indonesia sebagai negara
hukum (sistem pemerintahan yang pertama) menganut sistem konstitusional (sistem
pemerintahan yang kedua) dan adanya fungsi pengawasan (kontrol) DPR.
Pemerintahan orde baru dengan tujuh kunci pokok diatas berjalan sangat stabil dan
kuat. Pemerintah memiliki kekuasaan yang besar. Sistem Pemerintahan Presidensial
yang dijalankan pada era ini memiliki kelemahan pengawasan yang lemah dari DPR
namun juga memiliki kelebihan kondisi pemerintahan lebih stabil.

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


180
4. Sistem Pemerintahan Indonesia Menurut UUD 1945 Setelah Amandemen Di akhir era
orde baru muncul pergerakan untuk mereformasi sistem yang ada menuju pemerintahan
yang lebih demokratis. Untuk mewujudkan hal itu dibutuhkan sebuah pemerintahan yang
konstitusional. Pemerintahan yang konstitusional adalah yang didalamnya terdapat
pembatasan kekusaaan dan jaminan hak asasi. Kemudian dilakukanlah amandemen
Undang-undang Dasar 1945 sebanyak 4 kali, tahun: 1999, 2000, 2001, 2002. Berdasarkan
konstitusi yang telah diamandemen ini diharapkan sebuah sistem pemerintahan yang lebih
demokratis akan terwujud.
Adapun pokok-pokok sistem pemerintahan Indonesia setelah amandemen yakni
sebagai berikut:
a. Bentuk negara kesatuan dengan prinsip otonomi daerah yang luas. Wilayah negara
terbagi dalam beberapa provinsi.
b. Bentuk pemerintahan adalah republik konstitusional, sedangkan sistem pemerintahan
presidensial.
c. Presiden adalah kepala negara dan sekaligus kepala pemerintahan. Presiden dan wakil
presiden dipilih secara langsung oleh rakyat dalam satu paket.
d. Kabinet atau menteri diangkat oleh presiden dan bertanggung jawab kepada presiden.
e. Parlemen terdiri atas dua bagian (bikameral), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan
Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Para anggota dewan merupakan anggota MPR. DPR
memiliki kekuasaan legislatif dan kekuasaan mengawasi jalannya pemerintahan.
f. Kekuasaan yudikatif dijalankan oleh Makamah Agung dan badan peradilan
dibawahnya.
g. Sistem pemerintahan ini juga mengambil unsur-unsur dari sistem pemerintahan
parlementer dan melakukan pembaharuan untuk menghilangkan kelemahan-kelemahan
yang ada dalam sistem presidensial.
Beberapa variasi dari sistem pemerintahan presidensial di Indonesia adalah sebagai
berikut;
A. Presiden sewaktu-waktu dapat diberhentikan oleh MPR atas usul dari DPR. Jadi, DPR
tetap memiliki kekuasaan mengawasi presiden meskipun secara tidak langsung.
B. Presiden dalam mengangkat penjabat negara perlu pertimbangan atau persetujuan dari
DPR.
C. Presiden dalam mengeluarkan kebijakan tertentu perlu pertimbangan atau persetujuan
dari DPR ke Parlemen diberi kekuasaan yang lebih besar dalam hal membentuk
undang- undang dan hak budget (anggaran).

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


181
D. Asas Sistem Pemerintahan
1. Asas Pemerintahan Umum
Asas adalah dasar, pedoman atau sesuatu yang dianggap kebenaraannya, yang
menjadi tujuan berpikir dan prinsip yang menjadi pegangan. Jadi dengan demikian yang
menjadi asas ilmu pemerintahan adalah dasar dari suatu sistem pemerintahan seperti
ideologi suatu bangsa, filsafah hidup dan konstitusi yang membentuk sistem
pemerintahannya. Untuk itu dalam membahas asas suatu pemerintahan, kita perlu melihat
berbagai prinsip-prinsip, pokok-pokok pikiran, tujuan, struktur organisasi, faktor- faktor
kekuatan dan proses pembentukan suatu negara. Hal ini karena sebagaimana sifat dari
pada ilmu pemerintahan itu sendiri, maka dalam menetukan asas ilmu pemerintahan ini,
yang diselidiki hanyalah asas pemerintahan dari suatu negara tertentu, bukan pemerintahan
pada umumnya.
Tentang asas-asas pemerintahan yang berlaku secara umum, Dr. Talizi mengatakan
sebagai berikut bahwa “Pengertian asas dalam hubungannya ini adalah dalam arti khusus.
Secara umum dapat dikatakan bahwa asas-asas pemerintahan tercantum didalam
pedoman-pedoman, peraturan-peraturan dan jika diusut sampai tingkat tertinggi.”
Beberapa asas pemerintahan yaitu:
a. Asas Aktif Pemerintah memiliki sumber utama pembangunan. Di negara-negara
berkembang pemerintah senantiasa berada pada posisi sentral, oleh karena itu
pemerintah memegang peran inovatif dan inventif. Bahkan pemerintah mengurus
semua permasalahan pembangunan, pemerintahan, dan kemasyarakatan, mulai dari
orang-orang yang belum lahir kedunia, sampai dengan orang-orang yang telah
meninggal dunia. Jadi pemerintah selalu aktif di mannapun berada.
b. Asas Vrij Bestuur Vrij berarti kosong, sedangkan Bestuur berarti pemerintahaan. Jadi
Vrij Bestuur adalah kekosongan pemerintahaan. Hal ini timbul karena melihat bahwa
tidak seluruhnya penjabaran setiap departemen dan non departemen sampai ke
kecamatan-kecamatan, apalagi kelurahan-kelurahan dan desa-desa. Asas ini biasanya
disebut juga sebagai asas mengisi kekosongan.
c. Asas Freies Eremessen Berlainan dengan asas Vrij Bestuur, bila mana pekerjaan itu ada
tetapi aparat pelaksanaannya tidak ada. Maka pada asas Freies Eremessen, pekerjaan itu
memang belum ada dan mesti dicari serta ditemukan sendiri. Jadi terlepas hanya
sekedar mengurus hal-hal yang secara tegas telah digariskan oleh pemerintah pusat dan
pemerintah daerah tingkat yang lebih di atas, untuk dipertanggungjawabkan hasilnya.
Dalam hal ini pemerintah bebas mengurus dan menemukan inisiatif pekerjaan baru,

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


182
sepenjang tidak ada pertentangan dengan peraturan peundang-undangan yang berlaku
ataupun ketentuan-ketentuan lain yang berkenaan dengan norma kebiasaan suatu
tempat.
d. Asas Historis Asas yang dalam penyelenggaraan pemerintaha, bila terjadi suatu
peristiwa pemerintah, maka untuk menanggulanginya pemerintah berpedoman kepada
penanggulangan dan pemecahan peristiwa yang lalu, yang sudah pernah terjadi.
e. Asas Etis Asas yang dalam penyelenggaraan pemerintahaan, pemerintah tidak lepas
pemperhatikan kaidah norma. Oleh karenanya dinegara Indonesia, pelaksanaan
Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila senang tiasa digalakan, disamping
masing-masing agama berlomba menyampaikan bahwa pemerintah bukan masalah
sekuler yang tepisah jauh dari etika dan moral, tetapi merupakan amanah Allah yang
harus dipertanggungjawabkan di akhirat nanti.
f. Asas Otomatis Asas dengan sendirinya, bila ada suatu kegiataan baru yang diluar
tanggung jawab suatu departemen atau non departemen, baik sifatnya rutin atau
sewaktu-waktu, maka dengan sendirinya pekerjaan itu dipimpin oleh parat Departemen
Dalam Negeri sebagai poros pemerintahan dalam negeri, walaupun dengan tetap
melihatkan aparat lain. Misalnya, kepanitian Hari- Hari Besar Nasional, penyambut
tamu Negara, dan lain-lain. Di daerah dikelola oleh Pemerintah Daerah.
g. Asas Detournement De Pauvoir Asas Detournement De Pauvoir adalah asas
kesewenang-wenangan pemerintah dalam penyelenggaraan pemerintahannya atau
sebaliknya ketidakpedulian pemerintah terhadap masyarakatnya. Jadi asas ini
merupakan pertentangan dari semua asas yang telah di sampaikan di atas karena
menyalahgunakan kekuasaan yang di peroleh.
2. Asas Penyelenggaraan Pemerintah Di Indonesia
Ada tiga asas penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia yang harus
diseimbangkan pemakaiannya sebagai berikut:
a. Asas Negara Hukum Yaitu asas yang mempedomani peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Ini mengandung arti bahwa negara, termasuk di dalamnya pemerintah
dan lembaga-lembaga negara lainnya, dalam melaksanakan tindakan apapun harus di
landasi oleh hukum atau harus dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Prinsip
dari asas ini terdapat dalam rumusan Peraturran yang diwujudkan dari cita-cita hukum
(rechssidee), kalau tidak demikian muncul kesemena-menaan yang bermula dari
subjektifitas penguasa.

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


183
b. Asas Semangat Kekeluargaan Yaitu asas yang mempedomani rasa kemanusiaan dan
cinta kasih senasib sepenanggungan. Istilah kekeluargaan itu berasal dari kata
“keluarga”. Keluarga itu terdapat dalam masyarakat, bangsa apa saja, selain ditentukan
oleh ikatan darah juga terdapat ikatan lainnya yang terjadi karena rasa cinta kasih antara
semua anggota yang sudah dianggap keluarga, yang membawa akibat saling bantu-
membantu, saling menghormati dan saling memberikan perlindungan. Demikianlah jika
ikatan-ikatan itu ditingkatkan dalam hubugan antar keluarga sampai pada hubungan
antar anggota keluarga yang lebih besar, disebut kekeluargaan. Kekeluargaan ini
sebagai pengobjektifan dari keluarga yang subjektif.
c. Asas Kedaulatan Rakyat Yaitu asas yang mempedomani bahwa kekuasaan tertinggi
adalah hati nurani rakyat kecil yang selama ini walaupun jumlah mereka besar, tetapi
mereka diam (silent majority). Asas ini berasal dari keinginan untuk dibedakan
demokrasi dengan kebebasan, kendatipun demokrasi membicarakan berbagai
kebebasan seperti kebebasan berpendapat, kebebasan menuntut ilmu dan
mengusahakan mata pencaharian yang layak serta lain-lain.
Namun kebebasan pada gilirannya dapat mencapai dekadensi moral karena
bagaimanapun manusia ingin bebas bahkan hidup sendiri, peraturan dan hukum tetap perlu
diadakan sendiri. Ketiga asas tersebut di atas mutlak harus diseimbangkan, karena bila di
laksanakan sendiri-sendiri cenderung akan meiliki ekses negatif. Misalnya hukum yang
dilaksanakan secara berlebih-lebihan akan menyingkirkan kemanusiaan dan kekeluargaan,
nilai-nilai kekeluargaan bila dilakukan berlebihan akan melupakan hukum yang harus
dijalankan, dan kebebasan rakyat yang dibiarkan berlebihan akan menimbulkan
pelanggaran syariah agama yang trasendental. Namun demikian apabila dijalankan
berbarengan secara seimbang akan menciptakan hasil yang luar biasa baiknya, dalam
penyelenggaraan sistem pemerintahan Indonesia. Ini memang merupakan sifat dan asas
yang dianut oleh undang-undang dasar 1945, yang di cetuskan dari pola piker oendiri
Negara kesatuan republik Indonesia ini dulu. Itulah sebabnya dalam ketatanegaraan
Indonesia kita kenal hukum yang bersumber dari nilai-nilai luhur pancasila, kekeluargaan
leluhur yang berbhineka tunggal ika, dan keberadan Dewan Perwakilan Rakyat yang
walaupun sampai saat ini masih tetap mencari bentuk keindonesiaannya.
3. Asas Pemerintahan di Daerah
Dalam hubungan pemerintahan pusat dengan pemerintah daerah, kita mengenal
beberapa kali pergantian undang-undang pemerintah daerah. Menurut undang-undang No.

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


184
5 tahun 1974 tentang pokok-pokok pemerintah di daerah, yang masih berlaku sampai saat
ini, dikenal beberapa asas penyelenggaraan pemerintah di daerah sebagai berikut:
a. Asas desentralisasi
Asas desentralisasi adalah asas penyerahan sebagian urusan dari pemerintah pusat
kepada pemerintah daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri.
b. Asas dekonsentrasi
Asas dekonsentrasi adalah asas pelimpahan wewenang dari pemerintah pusat atau
kepala wilayah, atau kepala instansi vertikal tingkat atasnya, kepada pejabat-pejabatnya
di Daerah.
c. Tugas Pembantuan
Tugas pembantuan adalah asas untuk turut sertanya Pemerintah Daerah bertugas dalam
melaksanakan urusan Pemerintahan Pusat yang ditugaskan kepada Pemerintah Daerah
oleh Pemerinah Pusat atau Pemerintah Daerah Tingkat atasnya dengan kewajiban
mempertanggung jawabkan kepada yang menugaskannya.
 Konsekuensi dari ketiga asas tersebut di atas, maka diadakan sebagai berikut:
a. Otonomi daerah, yaitu akibat adanya desentralisasi lalu diadakan daerah otonomi yant
diberikan hak wewenang dan kewajiaban untuk mengatur dan mengurus rumah
tangganya sendiri sesuai peraturan berlaku
b. Daerah otonom, yaitu akbiat adanya otonomi daerah lalu dibentuklah daerah-daerah
otonomi, baik untuk tingkat 1 maupun tingkat 2. Daerah otonom itu sendiri berarti
kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas wilayah terntentu yang hendak
berwenang dan berkewajiban mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri
dakam ikatan Negara kesatuan republic ndoneisa sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
c. Wilayah adminsitratif, yaitu akibat adanya asas dekonsentrasi. Wilayah administratif
itu sendiri, berarti lingkungan kerja perangkat pemerintah pusat yang
menyelenggarakan pelaksanaan tugas pemerintah umum di daerah. Tugas
pemerintahan umum adalah urusan pemerintahan yang meliputi bidang letenramanm,
ketertiban, politik, kordinasi, pengawasan dan urusan pemerintahan lainnya (seperti
peradilan keamanan, moneter, dan luar negeri) yang tidak termasuk tugas suatu
instansi dan tidak termasuk urusan rumah tangga daerah.
d. Kata “mengurus‟ dan “mengatur‟ dalam pemberian otonomi kepada daerah dapat di
bedakan, yaitu mengurus berarti fungsi penyelenggaraan pemerintahan yang di
jalankan oleh pihak eksekutif daerah yaitu kepala daerah, sedangkan mengatur berarti

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


185
fungsi pengaturan yang di jalankan oleh pihak pembuat peraturan daerah yaitu
legislatif yang dipegang Dewan Perwakilah Rakyat Daerah.

E. Etika Pemerintahan di Indonesia


Karena ilmu pemerintahan itu sama sebagaimana ilmu-ilmu kenegaraan lainnya yang
banyak berkonotasi pada masalah kekuasaan, maka dikhawatirkan timbul kecenderungan
pada kesewenang-wenangan, oleh karena itu diperlukan etika yang berakhir dari moral dan
norma agama. Kebanyakan orang merasa bahwa norma-norma dan hukum-hukum
mempunyai peranan yang besar dalam bidang etika. Karena kalau tidak demikian apapun
yang diatur akan menemukan kesewenang-wenangan, dan akhirnya gilirannya menjadi
ketiranian. Etika artinya sama dengan kata Indonesia “Kesusilaan‟, kata dasarnya adalah
susila kemudian diberi awalan ke dan akhiran an. “Susila‟ berasal dari bahasa Sansekerta,
“Su‟ berarti baik, dan “Sila‟ berarti norma kehidupan. Jadi “Etika‟ berarti menyangkut
kelakuan yang menuruti norma-norma kehidupan yang baik. Asal kata “etika‟ itu sendiri
sebenarnya berasal dari perkataan Yunani “Ethos‟ yang berarti watak atau adat. Kata ini
identik dengan asal kata “Moral‟ dari bahasa Latin “Mos‟ (bentuk jamaknya adalah
“Mores‟) yang berarti adat atau moral hidup. Jadi kedua kata tersebut (etika dan moral)
menunjukkan cara berbuat yang menjadi adat karena persetujuan atau praktek sekelompok
manusia.
Dengan demikian etika dapat diartikan sebagai suatu atau setiap kesediaan jiwa
seseorang untuk senantiasa taat dan patuh kepada seperangkat peraturan-peraturan kesusilaan.
Berbagai kasus yang non etis (tidak beretika) terjadi di sekililing kita, beberapa diantaranya
yang dapat tercatat antara lain sebagai berikut:
a. Seorang tukang becak yang matanya terasa sedikit gatal berobat ke rumah sakit. Oleh
dokter serta merta mata tersebut dioperasi, dengan catatan setelah pulang jangan dibuka
balutnya sampai kemudian datang lagi untuk diperiksa dalam berobat jalan. Sayang, di
rumah balut mata tersebut terbuka dan sang istri menyaksikan sendiri rongga mata
suaminya bolong berlubang. Rupanya sang dokter lebih butuh uang hasil penjualan
kornea mata yang melekat pada mata pasiennya, daripada menghargai organ tubuh
terpenting pasiennya itu.
b. Masih dari segi medis, seorang perawat menjawab dengan tegas permintaan seorang ibu
yang datang menggendong anaknya karena demam panas. “Ibu tidak disiplin, mengapa
datang jam begini, besok saja kembali lagi.” Sang ibu dengan berhiba menjawab:
“Bukankah besok hari Minggu”. Dengan gamblang petugas yang disiplin ini menangkis:

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


186
“Kalau begitu ibu kembali lagi hari Senin, sekarang saya harus mengerjakan tugas lain,
saya bukan hanya melayani ibu saja, banyak tugas yang harus diselesaikan”.
c. Kejadian perampokan, pencurian, pencolongan dan penodongan di suatu kota sulit sekali
dideteksi, karena pelakunya selalu tidak diketahui ke mana larinya dan di mana tempat
tinggalnya. Tetapi ketika suatu kali seseorang berhasil melacaknya, orang tersebut
menjadi terperangah karena menyaksikan sang perampok dengan mulus lari dari penjara
tempat tinggalnya. Ia memang sengaja dilepas oleh petugas penjara, untuk mencari
tambahan penghasilan mereka bersama, sudah barang tentu hasilnya dibagi-bagi.
d. Seorang wakil rakyat yang duduk di majelis, mewakili kaum buruh yang diperjuangkan
haknya agar tidak senantiasa ditekan dan dirugikan. Tetapi yang bersangkutan pada
kenyataannya sehari-hari terlibat kasus penyiksaan pada pembantu rumah tangganya
sendiri. Betapa memprihatinkan seorang pembantu yang lugu ternyata mendapat
perlakuan yang sangat menyedihkan, gajinya tidak dibayarkan, ia juga mendapat siksaan
berat sekujur tubuhnya penuh dengan bekas tindakan kekerasaan. Seperangkat perlakuan
yang dilakukan majikannya antara lain menyiram dengan air panas, menyetrika
punggung, menendang, menembak kakinya dengan senapan angin, memborgol, tidak
memberi makan, tidak membayarkan gaji, serta memperkosa.
e. Beberapa orang petugas keamanan dan ketertiban, mengejar sekelompok anak muda
yang baru saja dilaporkan habis memperkosa seorang gadis belia. Tetapi sewaktu
gerombolan anak-anak muda itu masuk ke rumah ayahnya yang menjadi pejabat teras
daerah pemerintah setempat, para petugas keamanan dan ketertiban tersebut tidak lagi
melanjutkan pengejaran buruannya, mereka hanya berputar- putar saja sekeliling rumah,
gentar untuk masuk ke dalam. Kejadian itu kemudian hanya hilang begitu saja.
f. Para pejabat keuangan dan kebendaharawan berusaha untuk ikut melakukan pembelian,
yang seharusnya dipesan bagian pengadaan perlengkapan dan pembelian. Sehingga
pemborong dan toko yang merasa dijadikan langganan, untuk melancarkan
perdagangannya memberikan komisi pada sang pejabat.
Pada giliranya terjadi kerancuan, barang yang dipesan tidak lagi memenuhi target
permintaan, asal jadi dan merugikan negara, karena sang pejabat yang disogok tidak
mempunyai keberanian untuk membantah, tender telak dimenangkan secara kolega atau
bahkan primordial. Seluruh kejadian di atas dilakukan oleh aparat pemerintah yang sempat
disajikan oleh berbagai media massa. Sepertinya kasus-kasus non etis di atas sudah menjadi
hal yang tidak asing lagi di dekitar kita. Sudah seharusnya kita membenahi diri masing-
masing di saat aparat pemerintah pun tidak lagi bisa dijadikan sebagai acuan.

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


187
DAFTAR PUSTAKA

Ismail, Muhammad. 2004. Budaya Kerja Aparatur Pemerintah. Jakarta : Lembaga


Administrasi Negara.

Napitupulu, Paimin, Dr. Msi, Thamrin Sianipar Maridi, Drs. 2008. Ekologi Administrasi
Negara. Bandung : PT. ALUMNI.

Pamudji, S. 1990. Ekologi Administrasi Publik. Bandung : Bina Aksara.

Salam Dharma Setyawan. 2004. Sistem Pemerintahan Indonesia. Jakarta : Djambatan.

Syafiie, Inu Kencana. 2003. Ekologi Administrasi Negara. Bandung : Perca.

-------------------------- 2011. Ekologi Pemerintahan. Bandung. Perca

Wicaksono, Kristian Widya. 2006. Administrasi dan Birokrasi Pemerintahan. Yogyakarta :


Graha Ilmu.

Zauhar, Soesilo. 2005. Administrasi Publik Indonesia di Era Demokrasi Lokal. Jakarta :
Pustaka Binaan Presindo.

EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK (RINA NUR AZIZAH, S.AP., M.AP)


188
ORGANISASI DAN MANAJEMEN

Modul Series FIA UNIRA

Oleh :
RINA NUR AZIZAH, S.AP, M.AP

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA


FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
UNIVERSITAS MADURA
PAMEKASAN
2016
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa, atas berkah Rahmad dan
HidayahNya, bahan kuliah Organisasi dan Manajemen ini bisa tersaji sesuai
rencana.
Secara sederhana Organisasi dapat diartikan sarana/alat untuk mencapai
tujuan, sedangkan secaras ederhana artiManajemen adalah suatu proses dalam
rangka mencapai tujuan dengan bekerja bersama-sama melalui orang-orang dan
sumberdaya organisasi lainnya. Adapun proses Manajemena dalah perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian. Berangkat dari definisi itu dapat
dikatakan bahwa Organisasi dan Manajemen mempunyai hubungan erat terkait
dengan fungsinya.
Kiranya relevan untuk menekankan bahwa Organisasi dan Manajemen
mempunyai keterkaitan yang sangat erat, Karen apada proses kegiatan ada
Organisasi sebagai wadah atau tempat berkumpul, jadi kerjasama penyelesaian
kegiatan tersebut lebih efektif. Sehingga secara langsung antara Organisasi dan
manajemen terjadi hubungan timbale balik yang baik karena keduanya saling
memerlukan, sehingga kerjasama yang dibangun lebih efektif dalam pencapaian
tujuan. Jadi hubungan Organisasi dan Manajemen sangat perlu sekali dalam
kehidupan social karena keduanya memiliki hubungan yang erat antara satu sama
lain. Dan didalamhubunganini, Organisasitaklepasdari yang namanyaManajemen
yang bergunasebagai proses terjadinyasuatiOrganisasi yang jelasdanpasti. Serta
dari semua itu pasti ada timbale baliknya antara Organisasi dan Manajemen
karena keduanya saling memerlukan, dan kerjasama yang dibangun lebih efektif
dalam pencapaian tujuan yang diinginkan.
Sumbangan saran penyempurnaan tulisan ini sangat diharapkan oleh
penulisnya untuk memperkaya khasanah Organisasi dan Manajemenini.

Pamekasan, 07 Maret 2016

RINA NUR AZIZAH, S.AP, M.AP

MODUL ORGANISASI DAN MANAJEMEN i


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................i

DAFTAR ISI... ....................................................................................................... ii

BAB I ORGANISASI DAN MANAJEMEN ....................................................... 1

1. Pengertian Organisasi ........................................................................... 1

2. Pengertian Manajemen .......................................................................... 3

BAB II TEORI ORGANISASI DAN PRINSIP ORGANISASI ....................... 6

1. Teori Organisasi ...................................................................................... 6

a. Teori Organisasi Klasik .................................................................... 7

b. Teori Organisasi Neoklasik .............................................................. 10

c. Teori Organisasi Modern ................................................................ 11

2. Prinsip Organisasi ................................................................................. 13

BAB III KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI ............................................ 16

1. Definisi Komunikasi, Model Komunikasi dan Prinsip Komunikasi ..... 16

a. Definisi Komunikasi Organisasi .................................................... 16

b. Model Komunikasi ......................................................................... 18

c. Prinsip Komunikasi ........................................................................ 24

2. Komunikasi Organisasi Verbal dan Komunikasi OrganisasiNon

Verbal .................................................................................................. 27

a. Komunikasi Organisasi Verbal ...................................................... 27

b. Komunikasi Organisasi Non Verbal .............................................. 29

MODUL ORGANISASI DAN MANAJEMEN ii


BAB IV KONTEKS ORGANISASI ADMINISTRASI PUBLIK .................... 32

1. Teori Organisasi dan Perbedaan Publik/Swasta .................................... 32

2. Tiga Arena Organisasi Publik ............................................................... 32

a. Relasi Antar Organisasional ............................................................ 33

b. Relasi Intra Organisasional ............................................................. 33

c. Relasi Organisasi Individual ............................................................ 34

BAB V PERILAKU ORGANISASI ................................................................. 35

1. Pengertian Perilaku Organisasi ............................................................. 35

2. Perbandingan Teori Organisasi dan Perilaku Organisasi ...................... 39

3. Masalah-Masalah Pokok Organisasi ..................................................... 40

4. Organisasi-Organisasi Masa Mendatang ............................................... 44

5. Pentingnya Perilaku Organisasi Dalam Administrasi Publik ............... 49

BAB VI PENILAIAN EFEKTIVITAS ORGANISASI ................................. 51

1. Prinsip Penilaian Prestasi Perseorangan ............................................... 51

2. Penilaian Efektivitas Organisasi ........................................................... 55

BAB VII KONFLIK DALAM ORGANISASI ................................................ 56

1. Sebab Terjadinya Konflik ..................................................................... 56

2. Bentuk Konflik ...................................................................................... 57

3. Strategi Penanggulangan Konflik ......................................................... 66

4. Proses Pemecahan Persoalan ................................................................ 68

5. Teori Pengambilan Keputusan .............................................................. 69

MODUL ORGANISASI DAN MANAJEMEN iii


BAB VIII ADMINISTRASI, ORGANISASI DAN MANAJEMEN ........... 71

1. Arti Administrasi, Organisasi dan Manajemen ..................................... 71

a. Pengertian Administrasi .................................................................. 71

b. Pengertian Organisasi ..................................................................... 72

c. Pengertian Manajemen .................................................................... 72

2. Persamaan dan Perbedaan Administrasi dan Manajemen ..................... 73

BAB IX PERKEMBANGAN ILMU ADMINISTRASI, ORGANISASI

DAN MANAJEMEN ......................................................................... 75

1. Perkembangan Ilmu Administrasi, Organisasi, dan Manajemen .......... 75

2. Pelopor Ilmu Administrasi, Organisasi dan Manajemen ...................... 77

3. Sumbangan dan keterbatasan Administrasi, Organisasi dan Manajemen80

BAB X FUNGSI UTAMA MANAJEMEN .................................................... 80

1. Fungsi Perencanaan (Planning) ............................................................. 80

2. Fungsi Pengorganisasian (Organizing) ................................................. 83

3. Fungsi Pengarahan (Directing) ............................................................. 84

4. Fungsi Pengendalian (Controling) ........................................................ 85

Daftar Pustaka .................................................................................................... 87

MODUL ORGANISASI DAN MANAJEMEN iv


BAB I
ORGANISASI DAN MANAJEMEN

1. Pengertian Organisasi
Ada bermacam-macam pendapat mengenai apa yang dimaksud dengan
organisasi. Schein (1982) mengatakan bahwa organisasi adalah suatu
koordinasional rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai beberapa tujuan
umum melalui pembagian pekerjaan dan fungsi melalui hierarki otoritas dan
tanggung jawab. Schien juga mengatakan bahwa organisasi mempunyai
karakteristik tertentu yaitu mempunyai struktur, tujuan, saling berhubungan satu
bagian dengan bagian lain dan tergantung kepada komunikasi manusia untuk
mengkoordinasikan aktiviras dalam organisasi tersebut.
Selanjutnya Korchler (1976) mengatakan bahwa organisasi adalah sistem
hubungan yang terstruktur yang mengkoordinasi usaha suatu kelompok orang
untuk mencapai tujuan tertentu. Lain lagi dengan pendapat Wright (1977); dia
mengatakan bahwa organisasi adalah suatu bentuk sistem terbuka dari aktivitas
yang dikoordinasi oleh dua orang atau lebih untuk mencapai suatu tujuan
bersama.
Walaupun ketiga pendapat mengenai organisasi tersebut kelihatan
berbeda-beda perumusannya tetapi tiga hal yang sama-sama dikemukakan yaitu
organisasi merupakan suatu sistem, mengkoordinasi aktivitas dan mencapai tujuan
bersama atau tujuan umum. Dikatakan merupakan suatu sistem karena organisasi
itu terdiri dari berbagai bagian yang saling tergantung satu sama lain. Bila satu
bagian terganggu maka akan ikut berpengaruh pada bagian lainnya. Misalnya ;
organisasi sekolah, di sekolah ada beberapa komponen diantaranya guru, murid
dan fasilitas. Bila pada komponen guru mendapat gangguan misal tidak datang ke
sekolah atau sakit maka akan berpengaruh pada anak-anak yang menjadikan
mereka tidak dapat belajar begitu juga hal fasilitas belajar tidak jadi digunakan.
Setiap organisasi memerlukan koordinasi supaya masing-masing bagian
dari organisasi bekerja menurut semestinya dan tidak menggangu bagian lainnya.
Tanpa koordinasi sulitlah organisasi itu berfungdi dengan baik. Misalnya kalau

MODUL ORGANISASI DAN MANAJEMEN Page 1


dilihat pada organisasi sekolah, kepala sekolah harus mengkoordinasi kegiatan
guru-guru sehingga pelajaran dapat berjalan dengan lancar.
Tiap organisasi mempunyai aktivitas masing-masing sesuai dengan jenis
organisasinya. Misalnya organisasi pendidikan, maka kegiatan yang utama dalam
organisasi itu adalah melakukan atau mengurus urusan pendidikan.begitu juga
halnya organisasi dibidang produksi maka kegiatan utama dari organisasi tersebut
adalah memproduksi barang-barang yang sesuai dengan jenis usahanya.
Terbentuknya suatu organisasi apabila suatu usaha memerlukan usah
lebih dari satu orang untuk menyelesaikannya. Kondisi ini timbul mungkin
disebabkan oleh karena tugas itu terlalu besar atau terlalu kompleks untuk
ditangani satu orang. Oleh karena itu suatu organisasi dapat kecil seperti usaha
dua orang individu atau dapat sangat besar yang melibatkan banyak orang dalam
interaksi kerja sama.
Adapun pengertian organisasi menurut Robbins (1994) adalah kesatuan
(entety) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang
relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus
untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan, defisinisi ini ada
beberapa uraian yang menjadi bagian-bagian yang lebih relevan.
Kata dikoordinasikan mengandung pengertian manajemen. Kesatuan
sosial berarti bahwa unit itu terdiri dari orang atau kelompok yang berinteraksi
satu sama lain. Pola interaksi yang diikuti orang di dalam sebuah organisasi tidak
begitu saja timbul, melainkan telah dipikirkan terlebih dahulu. Oleh karena itu,
karena organisasi merupakan kesatuan sosial, maka interaksi para anggota harus
diseimbangkan dan diselaraskan untuk meminimalkan keberlebihan (redundancy)
namun juga memastikan bahwa tugas-tugas yang kritis telah diselesaikan.
Hasilnya adalah bahwa definisi kita mengasumsikan secara eksplisit kebutuhan
untuk mengkoordinasikan pola interaksi manusia.
Singkatnya, organisasi itu adalah untuk mencapai suatu tujuan dan tujuan
tersebut biasanya tidak dapat dicapai oleh individu-individu yang bekerja sendiri,
atau jika mungkin, hal tersebut dicapai secara efisien melalui usaha kelompok.
Tidak perlu semua anggota mendukung tujuan organisasi secara penuh, namun
definisi kita menyatakan adanya kesepakatan umum mengenai misi organisasi.

MODUL ORGANISASI DAN MANAJEMEN Page 2


2. Pengertian Manajemen
Pengertian manajemen atau definisinya secara umum memang memiliki
banyak sudut pandang dan persepsi. Namun dalam hal visi dan tujuannya,
kesemua pengertian tersebut akan mengerucut kepada satu hal, yaitu pengambilan
keputusan. Pengertian Manajemen yang seringkali kita dengar dalam keseharian
kita, sejatinya bermakna seni dalam mengelola dan mengatur. Seni tersebut
menjadi krusial dalam rangka menjaga kestabilan sebuah entitas bisnis atau
perusahaan dan organisasi.
Manajemen adalah skill atau kemampuan dalam mempengaruhi orang
lain agar mau melakukan sesuatu untuk kita. Manajemen memiliki kaitan yang
sangat erat dengan leader atau pemimpin. Sebab pemimpin yang sebenarnya
adalah seseorang yang mempunyai kemampuan untuk menjadikan orang lain lebih
dihargai, sehingga orang lain akan melakukan segala keinginan sang
leader.Namun apakah ruang lingkup manajemen terbatas pada kepemimpinan
semata?Tentu saja tidak. Karena kepemimpinan hanyalah bagian dari manajemen.
Sebagaimana yang saya sebutkan di atas bahwa manajemen adalah seni dalam
mengelola. Sebuah seni tentunya tidak hanya menggunakan satu metode semata.
Metode yang digunakan haruslah banyak untuk kemudian menjadikannya sebagai
seni yang bernilai tinggi. Begitu pula denganmanajemen. Untuk menata sebuah
sistem diperlukan manajemen yang handal agar sistem tersebut bisa berjalan
sebagaimana mestinya.
Pengertian manajemen menurut para ahli adalah definisi yang
dikemukakan oleh orang-orang ahli dalam ilmu manajemen sebagai landasan bagi
kita untuk memahami seperti apa kandungan dari ilmu tersebut.Mary Parker
Follet, mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui
orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan
mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi.Ricky W. Griffin
mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk
mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien.Efektif berarti bahwa tujuan
dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas
yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.

MODUL ORGANISASI DAN MANAJEMEN Page 3


Lawrence A. Appley berpendapat bahwa pengertian manajemen
merupakan keahlian untuk menggerakan orang agar melakukan sesuatu. George
R. Terry, mengatakan bahwa manajemen merupakan proses yang khas yang
terdiri dari tindakan-tindakan : perencanaan, pengorganisasian, menggerakan dan
pengawasan yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran
yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia serta sumber-
sumber lain.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat kita simpulkan bahwa manajemen
adalah seni dalam mengatur sistem baik orang dan perangkat lain agar dapat
berjalan dan bekerja sesuai dengan ketentuan dan tujuan entitas yang terdiri dari
berbagai aktivitas sebagaimana disebutkan oleh George Terry.Selain itu,
pemaparan di atas menunjukan bahwa manajemen dalam ekonomi adalah Suatu
keadaan terdiri dari proses yang ditunjukkan oleh garis (line) mengarah kepada
proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian, yang
mana keempat proses tersebut saling mempunyai fungsi masing-masing untuk
mencapai suatu tujuan organisasi, yaitu pengambilan keputusan.
Secara umum fungsi manajemen terbagi menjadi 4 macam, yaitu
a. Fungsi Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah proses untuk menetapkan tujuan dan visi organisasi
(perusahaan) sebagai langkah awal berdirinya sebuah organisasi. Fungsi
perencanaan identik dengan penyusunan startegi, standar, dan serta arah dan
tujuan dalam mencapai tujuan perusahaan.
b. Fungsi Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian berhubungan dengan bagaimana mengatur sumber daya
baik manusia maupun fisik agar tersusun secara sistematis berdasarkan fungsi
nya masing-masing. Dengan kata lain, fungsi organizing ini lebih
menekankan pada bagaimana mengelompokan orang dan sumber daya agar
menyatu.
c. Fungsi Pengarahan (Directing)
Fungsi manajemen dalam hal pengarahan lebih menekankan pada upaya
untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi kinerja dengan optimal. Mulai

MODUL ORGANISASI DAN MANAJEMEN Page 4


dari pemberian bimbingan kerja, motivasi, penjelasan tugas rutin, dan lain
sebagainya.
d. Fungsi Pengendalian (Controlling)
Fungsi pengendalian lebih fokus pada evaluasi dan penilaian atas kinerja
yang selama ini telah dilakukan dan berjalan. Fungsi pengendalian akan
melihat apakah terdapat suatu hambatan atau tidak dalam proses mencapai
tujuan organisasi.

MODUL ORGANISASI DAN MANAJEMEN Page 5


BAB II
TEORI ORGANISASI DAN PRINSIP ORGANISASI

1. Teori Organisasi
Teori Organisasi adalah teori yang mempelajari kinerja dalam sebuah
organisasi, Salah satu kajian teori organisasi, diantaranya membahas tentang
bagaimana sebuah organisasi menjalankan fungsi dan mengaktualisasikan visi dan
misi organisasi tersebut. Selain itu, dipelajari bagaimana sebuah organisasi
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh orang didalamnya maupun lingkungan kerja
organisasi tersebut.
Mengapa mempelajari teori organisasi?, karena organisasi adalah bentuk
lembaga yang dominan dalam masyarakat, organisasi meresap ke dalam semua
aspek kehidupan masyarakat secara menyeluruh, baik ekonomi dan bahkan
kehidupan pribadi kita, yang diharapkan adalah untuk mengerti fenomena yang
terjadi sedemikian rupa dalam kehidupan sehari-hari. Dengan melaksanakan
semua aktivitas organisasi secara tidak sadar kita menggunakan teori tertentu
tentang bagaimana masing-masing organisasi tersebut beroperasi. Jadi
kesimpulannya kita menggunakan teori tersebut setiap hari. Contoh; dalam
pembuatan SIM di kantor polisi, pemesanan tiket pesawat diperusahaan
penerbangan semua menggunakan teori.
Menurut Lubis dah Husein (1987) bahwa teori organisasi itu adalah
sekumpulan ilmu pengetahuan yang membicarakan mekanisme kerjasama dua
orang atau lebih secara sistematis untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Teori organisasi merupakan sebuah teori untuk mempelajari kerjasama pada setiap
individu.
Dalam pembahasan mengenai teori organisasi, mencakup masalah teori-
teori organisasi yang pernah ada dan berlaku beserta sejarah dan
perkembangannya hingga sekarang. Yaitu meliputi teori organisasi klasik, teori
organisasi neoklasik dan teori organisasi modern.

MODUL ORGANISASI DAN MANAJEMEN Page 6


a. Teori Organisasi Klasik
Teori klasik (classical theory) kadang-kadang disebut juga teori
tradisional, yang berisi konsep-konsep tentang organisasi mulai dari tahun seribu
delapan ratusan(abad 19) yang mendefinisikan organisasi sebagai struktur
hubungan, kekuasaan-kekuasaan, tujuan-tujuan, peranan-peranan, kegiatan-
kegiatan, komunikasi dan faktor-faktor lain yang terjadi bila orang-orang bekerja
sama.
Dalam teori ini, organisasi secara umum digambarkan oleh para teoritisi
klasik sebagai sangat tersentralisasi dan tugas-tugasnya terspesialisasi, serta
memberikan petunjuk mekanistik structural yang kaku tidak mengandung
kreativitas. Teori ini juga berkembang dalam tiga aliran yang dibangun atas dasar
anggapan-anggapan yang sama dan mempunyai efek yang sama, yaitu :
1. Teori birokrasi :
Dikemukakan oleh Max Weber dalam bukunya “The Protestant Ethic an
Spirit of Capitalism. Kata birokrasi mula-mula berasal dari kata legal rasional.
Organisasi itu legal, karena wewenangnya berasal dari seperangkat atusan
prosedur dan peranan yang dirumuskan secara jelas, dan organisasi disebut
raional dalam hal penetapan tujuan dan perancangan organisasi untuk
mencapai tujuan tersebut.
Karakteristik-karakteristik birokrasi menurut Weber adalah :
1. Pembagian kerja yang jelas
2. Hirarki wewenang yang dirumuskan secara baik
3. Program rasional dalam pencapaian tujuan organisasi
4. Sistem prosedur bagi penanganan situasi kerja
5. Sistem atura yang mencakup hak-hak dan kewajiban-kewajiban posisi
para pemegang jabatan
6. Hubungan antar pribadi yang bersifat impersonal
2. Teori administrasi :
Dikembangkan atas dasar sumbangan Henry Fayol dan Lyndall Urwick
dari Eropa serta Mooney dan Reiley dari Amerika. Henri Fayol seorang
industrialis dari Perancis, hidup pada tahun 1841-1925, Fayol mengemukakan

MODUL ORGANISASI DAN MANAJEMEN Page 7


dan membahas 14 kaidah manajemen yang menjadi dasar perkembangan teori
administrasi, yaitu :
1. Pembagian kerja (division of work)
2. Wewenang dan tanggung jawab (authoriyand responsibility)
3. Disiplin (dicipline)
4. Kesatuan perintah (unity of command)
5. Kesatuan pengarahan (unity of direction)
6. Mendahulukan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi
(subordination of individual intereststo general interests)
7. Balas jasa (remuneration of personnel)
8. Sentralisasi (centralization)
9. Rantai skalar (scalar chain)
10. Aturan (order)
11. Keadilan (equity)
12. Kelanggengan personalia (stability of tenure of personnel)
13. Inisiatif (initiative)
14. Semangat korps (esprit de crops)
Henri Fayol juga merinci fungsi-fungsi kegiatan administasi menjadi
elemen-elemen manajemen, yang dikenal sebagai Fayol’s Functionlism atau
teori fungsionalisme Fayol, yaitu : perencanaan, pengorganisasian, pemberian
perintah, pengkoordinasian dan pengawasan.
James D. Mooney dan Ellen Reilly pada tahun 131 menuliskan dan
menerbitkan buku mereka, “Onward Industry”. Mereka menyebutkan
koordinasi sebagai faktor terpenting dalam perencanaan organisasi, dan
menekankan tiga prinsip organisasi yaitu :
1. Prinsip koordinasi
2. Prinsip skala
3. Prinsip fungsional
3. Manajemen ilmiah
Dikembangkan mulai tahun 1900 oleh Frederick Winslow Taylor. Teori
manajemen ilmiah masih banyk dijumpai dalam praktek-praktek manajemen
modern. Ada dua pendapat tentang manajemen ilmiah, pendapat pertama

MODUL ORGANISASI DAN MANAJEMEN Page 8


mengatakan manajemen ilmiah merupakan penerapan metode ilmiah pada
studi, analisa dan pemecahan masalah-masalah organisasi. Sedang pendapat
kedua mngatakan manajemen ilmiah adalah seperangkat mekanisme atau
teknik “a bag of tricks” untuk meningkatkan efisiensi kerja organisasi.
Taylor dalam teorinya mengemukakan empat kaidah dasar manajemen
yang harus dilaksanakan dalam organisasi perusahaan, yaitu :
1. Menggantikan metode-metode kerja dalam praktek dengan berbagi
metode yang dikembangkan atas dasar ilmu pengetahuan tentang kerja
yang ilmiah dan benar.
2. Mengadakan seleksi, latihan-latihan dan pengembangan para karyawan
secara ilmiah.
3. Pengembangan ilmu tentang kerja serta seleksi, latihan dan
pengembangan secara ilmiah harus diintegrasikan.
4. Untuk mencapai manfaat manajemen ilmiah, perlu dikembangkan
semangat dan mental para karyawan.
Pengembangan manajemen ilmiah tersebut terutama tampak pada
perkembangan teknik-teknik riset operasi, simulasi, otomatisasi dan lain-lain
dalam pemecahan masalah manajemen dan organisasi. Teori organisasi klasik
sepenuhnya hanya mengurangi anatomi organisasi formal. Pengertian
organisasi itu legal, karena wewenangnya berasal dari seperangkat aturan
prosedur dan peranan yang dirumuskan secara jelas, dan organisasi tersebut
rasional dalam hal penetapan tujuan dan perancangan organisasi untuk
mencapai tujuan tersebut. Di dalam organisasi formal ada empat unsur pokok
yang selalu muncul, yaitu :
1. Sistem kegiatan yang terkoordinasi
2. Kelompok orang
3. Kerjasama
4. Kekuasaan dan kepemimpinan
Dari keempat unsur pokok tersebut dapat digabung dan menjadi definisi
organisasi formal yaitu “suatu sistem kegiatan yang terkoordinasi dari
sekelompok orang yang bekerja bersama untuk mencapai tujuan di bawah
kekuasaan dan kepemimpinan”. Menurut para pengikut aliran teori organisasi

MODUL ORGANISASI DAN MANAJEMEN Page 9


klasik, adanya organisasi formal sangat bergantung pada empat kondisi pokok
yaitu :
1. Kekuasaan
2. Saling melayani
3. Doktrin (rumusan tujuan organisasi)
4. Disiplin (perilaku yang ditentukan oleh perintah)
Untuk membentuk suatu organisasi, ada beberapa tiang dasar yang
penting, yaitu :
a. Pembagian kerja, yang merupakan tiang dasar yang paling penting dan
sebagai alasan utama koordinasi.
b. Proses skalar dan fungsional, merupakan proses pertumbuhan vertikal
dan horisontal organisasi.
c. Struktur merupakan hubungan antara berbagai kegiatan berbeda yang
dilaksanakan dalam suatu organisasi.
d. Rentang kendali (span of contril), behubungan dengan berapa banyak
seorang atasan tersebut dapat mengendalikan bawahan secara efektif.

b. Teori Organisasi Neoklasik


Teori neoklasik secara sederhana dikenal sebagai teori/aliran hubungan
manusiawi (The human relation movement). Teori neoklasik dikembangkan atas
dasar teori klasik. Anggapan dasar teori ini adalah menekankan pentingnya aspek
psikologis dan social karyawan sebagai individu maupun sebagai bagian
kelompok kerjanya, atas dasar anggapan ini maka teori neoklasik mendefinisikan
“suatu organisasi” sebagai sekelompok orang dengan tujuan bersama.
Perkembangan teori neoklasik dimulai dengan inspirasi percobaan-percobaan
yang dilakukan di Howthorne dan dari tulisan Huga Munsterberg.
Hugo Monsterberg dikenal sebagai pencetus psikologi industri, dan
tulisannya yang menonjol dalam buku yang berjudul “Psychology and Industrial
Efficiency” tahun 1913. Buku ini merupakan jembatan penting antara manajemen
ilmiah perkembangan lebih lanjut dari teori neoklasi. Dalam hal ini, Munsterberg
menekankan adanya perbedaan karakteristik individual dalam organisasi dan
mengingatkan adanya pengaruh faktor sosial dan budaya terhadap organisasi.

MODUL ORGANISASI DAN MANAJEMEN Page 10


Percobaan-percoban di Howthorne yang dilakukan dari tahun 1924 sampai
1932 menandai permulaan perkembangan teori hubungan manusiawi. Percobaan
ini merupakan kristalisasi teori neoklasik. Penemuan-penemuan Howthorne telah
menambah dimensi-dimensi baru dan essensial bagi teori organisasi. Di dalam
studi Howthorne tersebut telah memperkenalkan gagasan bahwa organisasi adalah
suatu sistem terbuka dimana segmen teknis dan manusiawi saling berkaitan erat.
Dan pada akhirnya percobaan-percobaan Howthorne menunjukkan bagaimana
kegiatan kelompok-kelompok kerja kohesif sangat berpengaruh pada operasi
organisasi.
Dalam hal pembagian kerja, teori neoklasik telah mengemukaan perlunya
hal-hal sebagai berikut:
a. Partisipasi, yaitu melibatkan setiap orang dalam proses pengambilan
keputusan.
b. Perluasan kerja (job enlargement) sebagai kebalikan dari pola spesialisasi.
c. Manajemen bottom-up yang akan memberikan kesempatan kepada para
yunior untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan manajemen
puncak.

c. Teori Organisasi Modern


Teori modern ditandai dengan lahirnya gerakan contingency
yangdipelopori Herbert Simon, yang menyatakan bahwa teori organisasi perlu
melebihi prinsip-prinsip yang dangkal dan terlalu disederhanakan bagi suatu
kajian mengenai kondisi yang dibawahnya dapat diterapkan prinsip yang saling
bersaing. Kemudian Katz dan Robert Kahn dalam bukunya “the social
psychology of organization” mengenalkan perspektif organisasi sebagai suatu
sistem terbuka. Buku tersebut mendeskripsikan keunggulan-keunggulan
perspektif sistem terbuka untuk menelaah hubungan yang penting dari sebuah
organisasi dengan lingkungannya, dan perlunya organisasi menyesuaikan diri
terhadap lingkungan yang berubah jika organisasi ingin tetap bertahan.
Teori modern yang kadang – kadang disebut juga sebagai analisa system
pada organisasi merupakan aliran besar ketiga dalam teori organisasi dan
manajemen. Teori modern melihat bahwa semua unsur organisasi sebagai satu

MODUL ORGANISASI DAN MANAJEMEN Page 11


kesatuan dan saling ketergantungan, yang di dalamnya mengemukakan bahwa
organisasi bukanlah suatu system tertutup yang berkaitan dengan lingkungan yang
stabil, akan tetapi organisasi merupakan sistem terbuka.
Teori modern dikembangkan sejak tahun 1950, dalam banyak hal yang
mendalam teori modern berbeda dengan teori klasik, perbedaan tersebut
diantaranya adalah :
a. Teori klasik memusatkan pandangannya pada analisa dan deskripsi
organisasi, sedangkan teori modern dengan tekanan pada perpaduan
dan perancangan menjadikan pemenuhan suatu kebutuhan yang
menyeluruh.
b. Teori klasik telah membicarakan konsep koordinasi, skalar dan
vertikal, sedangkan teori modern lebih dinamis dari pada yang
lainnya dan meliputi lebih banyak variabel yang dipertimbangkan.
Teori modern menyebutkan bahwa kerja suatu organisasi adalah sangat
kompleks, dinamis, multilevel, multidimensional, multivariabel, dan probabilistik.
Dengan analisa sistem teori organisasi modern mencoba untuk mencari jawaban
atas pertanyaan-pertanyaan yang saling berhubungan, pertanyaan kunci tersebut
diantaranya adalah :
a. Apa yang merupakan bagian-bagian strategis sistem.
b. Apa yang menyebabkan mereka saling bergantung.
c. Proses-proses inti apa yang menghubungkan bagian-bagian secara
bersama-sama dan memberikan penyesuaian satu sama lain.
d. Tujuan apa yang hendak dipakai melalui sistem.
Konsep sistem umum menjadi dasar utama analisa organisasi dalam teori
modern, dan secara ringkas kedua teori ini, baik teori modern maupun teori sistem
umum mempelajari :
a. Bagian-bagian dalam keseluruhan dan pergerakan individu di dalam
dan di luar sistem.
b. Interaksi individu-individu dengan lingkungan yang terjadi dalam
sistem.
c. Interaksi diantara individu-individu dalam sistem.
d. Masalah-masalah perubahan dan stabilitas sistem.

MODUL ORGANISASI DAN MANAJEMEN Page 12


Teori modern menunjukkan tiga kegiatan proses hubungan universal
yang selalu muncul pada sistem manusia dalam perilaku berorganisasi, yaitu:
a. Komunikasi
b. Konsep kesimbangan
c. Proses pengambilan keputusan
Perkembanga teori organisasi yang telah dibahas, memberikan dasar
munculnya berbagai pendekatan manajemen yang berbeda-beda, adapun
pendekatan-pendekatan manajemen tersebut adalah :
a. Pendekatan proses, pendekatan ini disebut juga sebagai pendekatan
fungdional, operasional, universal dan tradisional.
b. Pendekatan keperilakuan (behavior approach), pendekatan ini sering
disebut pendekatan hubungan manusiawi (human relation approach).
c. Pendekatan kuantitatif (quantitative approach) sering dinyatakan
dengan istilah management science ataupun operation research.
d. Pendekatan sistem.
e. Pendekatan contingency (situasional).

2. Prinsip-Prinsip Organisasi
Pada saat Taylor menuliskan hasil penelitian tentang manajemen pabrik
di Amerika Serikat, Henry Fayol, orang Perancis mengkonsultasikan prinsip-
prinsip organisasinya. Meskipun mereka menulis pada waktu yang bersamaan,
fokus dari Taylor dan Fayol cukup berbeda. Ide-ide Tailor didasarkan pada
penelitian ilmiah, sedangkan Fayol menulis atas dasar pengalaman bertahun-tahun
sebagai seorang praktisi eksekutif. Fayol mencoba mengembangkan prinsip-
prinsip umum yang dapat diaplikasikan pada semua manajer dari semua tingkatan
organisasi, dan menjelaskan fungsi-fungsi yang harus dilakukan oleh seorang
manajer. Sedangkan Taylor memusatkan perhatian pada tingkat yang paling
rendah dari organisasi manajemen, yaitu tingkat paling rendah dari sebuah pabrik
(shop level management).
Fayol mengusulkan 14 prinsip yang menurutnya dapat digunakan secara
universal dan dapat diajarkan disekolah-sekolah dan universitas-universitas.

MODUL ORGANISASI DAN MANAJEMEN Page 13


Banyak dari prinsip organisasi tersebut, meskipun kurang keuniversalannya,
diikuti secara luas oleh para manajer dewasa ini :
1. Pembagian kerja
Prinsip ini merupakan spesialisasi menambah hasil kerja dengan cara
membuat para pekerja lebih efisien.
2. Wewenang
Seorang manajer harus dapat memberi perintah, dan wewenangnya adalah
memberikan hak. Tetapi wewenang berjalan seiring dengan tanggung jawab.
Jika wewenang digunakan, timbullah tanggung jawab. Agar efektif,
wewenang seorang manajer harus sama dengan tanggung jawabnya.
3. Disiplin
Para pegawai harus mentaati dan menghormati peraturan yang mengatur
organisasi. Disiplin yang baik merupakan hasil dari kepemimpinan yang
efektif, saling pengertian antara manajemen dan para pekerja tentang
peraturan organisasi serta penerapan hukuman yang adil bagi yang
menyimpang dari peraturan tersebut.
4. Kesatuan Komando
Setiap pegawai seharusnya menerima perintah hanya dari seorang atasan.
5. Kesatuan Arah
Setiap kelompok aktivitas organisasi yang mempunyai tujuan sama harus
dipimpin oleh seorang manajer dengan menggunakan sebuah rencana.
6. Mendahulukan Kepentingan Umum di Atas Kepentingan Individu
Kepentingan seorang pegawai atau kelompok pegawai tidak boleh
mendahulukan kepentingan pribadinya.
7. Remunerasi
Para pekerja harus digaji sesuai dengan jasa yang mereka berikan.
8. Sentralisasi
Sejauh mana para bawahan terlibat dalam pengambilan keputusan. Apakah
pengambilan keputusan itu sentralisasi pada (manajemen) atau
didesentralisasikan (kepada para bawahan) adalah masalah proporsi yang
tepat. Kuncinya terletak pada bagaimana menemukan tingkat sentralisasi
yang optimal untuk setiap situasi.

MODUL ORGANISASI DAN MANAJEMEN Page 14


9. Rantai Skalar
Garis wewenang dari manajemen puncak sampai ke tingkat yang paling
rendah merupakan rantai skalar. Komunikasi harus mengikuti rantai ini.
Tetapi, jika dengan mengikuti rantai tersebut malah tercipta kelambatan,
komunikasi saling dapat diijinkan jika disetujui oleh semua pihak, sedangkan
atasan harus diberitahu.
10. Tata Tertib
Orang dan bahan harus ditempatkan pada tempat dan waktu yang tepat.
11. Keadilan
Para manajer harus selalu baik dan jujur terhadap para bawahan.
12. Stabilitas Masa Kerja Para Pegawai
Perputaran (turnover) pegawai yang tinggi adalah tidak efisien. Manajemen
harus menyediakan perencanaan personalia yang teratur dan memastikan
bahwa untuk mengisi kekosongan harus selalu ada penggantinya.
13. Inisiatif
Para pegawai yang diijinkan menciptakan dan melaksanakan rencana-rencana
akan berusaha keras mengemukakan argumennya/ pendapatnya.
14. Esprit den Crops
Mendorong team spirit akan membangun keselarasan dan persatuan didalam
organisasi.

MODUL ORGANISASI DAN MANAJEMEN Page 15


BAB III
KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI

1. Definisi Komunikasi, Model Komunikasi dan Prinsip Komunikasi


a. Definisi Komunikasi
Bermacam-macam definisi komunikasi yang dikemukakan seseorang
untuk memberikan batasan terhadap apa yang dimaksud dengan komunikasi,
sesuai dengan sudut pandang mereka. Berikut ada beberapa definisi untuk melihat
keanekaragamannya yang berguna untuk menarik kesimpulan umum pengertian
komunikasi, diantaranya adalah :
1. Definisi Hovland, Janis dan Kelley
Hovland, Janis dan Kelley seperti yang dikemukakan oleh Forsdale
(1981), adalah ahli sosiologi Amerika, mengatakan bahwa “Communication
is the process by which an individual transmits stimuly (usually verbal) to
modify the behavior of other individuals”’ dengan kata lain komunikasi
adalah proses individual mengirim stimulus yang biasanya dalam bentuk
verbal untuk mengubah tingkah laku orang lain. Pada devinisi ini mereka
menganggap komunikasi sebagai suatu proses, bukan sebagai suatu hal.
2. Definisi Forsdale
Menurut Louis Forsdale (1981) ahli komunikasi dan pendidikan
menyebutkah bahwa “communicationis the process by which a system is
established, maintained, and altered by means of shared signals that operate
according to rules”. Komunikasi adalah suatu proses memberikan signal menurut
aturan tertentu, sehingga dengan cara ini suatu sistem dapat didirikan, dipelihara
dan diubah. Pada definisi ini komunikasi juga dipandang sebagai suatu proses.
Kata signal maksudnya adalah signal yang berupa verbal dan non verbal yang
mempunyai aturan tertentu. Dengan adanya aturan ini menjadikan orang yang
menerima signal yang telah mengetahui aturannya dapat memahami maksud dari
signal yang diterimanya. Misalnya setiap bahasa memiliki aturan tertentu baik
bahasa lisan, bahasa tulisan maupun bahasa isyarat. Bila orang yang mengirimkan
signal menggunakan bahasa yang sama dengan orang yang menerima, maka si

MODUL ORGANISASI DAN MANAJEMEN Page 16


penerima akan memahami maksud dari signal tersebut, tetapi kalau tidak mungkin
dia tidak dapat memahami maksudnya.
Selanjutnya Forsdale mengatakan, bahwa pemberian signal dalam
komunikasi dapat dilakukan dengan maksud tertentu atau dengan disadari dan
dapat juga terjadi tanpa disadari. Kalau kita bandingkan dengan definisi pertama,
definisi Forsdale ini kelihatannya lebih umum dari definisi pertama yang
menyatakan komunikasi hanya terjadi dengan penuh kesadaran sedangkan pada
Frosdale dapat dalam kondisi sadar atau tidak sadar. Begitu juga dalam ruang
lingkupnya, kalau definisi pertama lebih menekankan komunikasi hanya diantara
manusia, sedangkan pada definisi kedua komunikasi baik diantara manusia
maupun komunikasi dalam sistem kehidupan binatang.
3. Definisi Brent D. Ruben
Brent D. Ruben (1988) memberikan definisi mengenai komunikasi
manusia yang lebih konferehensif sebagai berikut : Komunikasi manusia adalah
suatu proses melalui mana individu dalam hubungannya, dalam kelompok, dalam
organisasi dan dalam masyarakat menciptakan, mengirimkan dan menggunakan
informasi untuk mengkoordinasi lingkungannya dan orang lain. Pada definisi ini
juga komunikasi dikatakan sebagai suatu proses yaitu suatu aktifitas yang
mempunyai beberapa tahap yang terpisahkan satu sama lain tetapi berhubungan.
Misalnya sebelum berpidato kita membuat serangkaian aktivitas seperti membuat
perencanaan, menentukan tema pidato, mengumpulkan bahan, melatih diri di
rumah, baru kemudian tampil berpidato di depan umum.
4. Definisi William J. Seller
Seiler (1988) memberikan definisi komunikasi yang lebih bersifat
universal. Seiler mengatakan komunikasi adalah proses dengan mana simbol
verbal, non verbal dikirimkan, diterima, dan diberi arti. Kelihatannya dari definisi
ini proses komunikasi sangat sederhana yaitu mengirim dan menerima pesan
tetapi sesungguhnya komunikasi adalah suatu fenomena yang kompleks yang sulit
dipahami tanpa mengetahui prinsip dan komponen yang penting dari komunikasi
tersebut.
Dari keempat definisi yang dikemukakan di atas jelas bahwa pada
hakikatnya komunikasi merupakan suatu proses tetapi proses mengenai apa belum

MODUL ORGANISASI DAN MANAJEMEN Page 17


ada kesepakatan. Ada yang mengatakan proses pengiriman stimulus, ada yang
mengatakan pemberian signal dan ada pula yang mengatakan pengiriman
informasi dan simbol tetapi menurut penafsiran penulis semua istilah itu
cenderung untuk menyatakan maksud yang sama yaitu pengiriman pesan yang
akan diinterpretasikan oleh si penerima pesan.
5. Definisi Dr.Arni Muhammad dalam bukunya yang berjudul Komunikasi
Organisasi
Berdasarkan prinsip umum dari definisi di atas dan berdasarkan Dr. Arni
Muhammad bahwa pengertian komuniksi ini akan digunakan untuk memahami
pengertian komunikasi organisasi, maka penulis berusaha menyusun definisi
sendiri seperti berikut : komunikasi adalah pertukaran pesan verbal maupun non
verbal antara si pengirim dan penerima pesan utnuk mengubah tingkah laku. Si
pengirim pesan dapat berupa individu, kelompok, atau organisasi. Begitu juga
halnya dengan si penerima pesan dapat berupa seorang anggota organisasi,
seorang kepala bagian pimpinan, kelompok orang dalam organisasi, atau
organisasi secara keseluruhan.
Istilah proses maksudnya bahwa komunikasi itu berlangsung melalui
tahap-tahap tertentu secara terus menerus, berubah-ubah dan tidak ada hentinya.
Proses komunikasi merupakan proses yang timbal balik karena antara si pengirim
dan penerima saling mempengaruhi satu sama lain. Perubahan tingkah laku
maksudnya dalam pengertian yang luas yaitu perubahan yang terjadi di dalam diri
individu mungkin dalam aspek kognotif, efektif dan psikomotor.

b. Model Komunikasi
Yang dimaksud dengan model komunikasi adalah gambaran yang
sederhana dari proses komunikasi yang memperlihatkan kaitan antara suatu
komponen komunikasi dengan komponen lainnya. Penyajian model dalam bagian
ini dimaksudkan untuk mempermudah memahami proses komunikasi dan melihat
komponen dasar yang perlu ada dalam suatu komunikasi. Adapun beberapa model
komunikasi sebagai berikut :

MODUL ORGANISASI DAN MANAJEMEN Page 18


1. Model Lasswell
Salah satu model komunikasi yang sudah tua tetapi masih tetap digunakan
orang untuk tujuan tertentu adalah model komunikasi yang dikemukakan oleh
Harold Lasswell (Forsdale 1981), seorang ahli ilmu politik dari yale University.
Dia menggunakan lima pertanyaan yang perlu dijawab dalam melihat proses
komunikasi, yaitu who (siapa), say what (mengatakan apa), in wich medium
(dalam media apa), to whom (kepada siapa), dan dengan what effect (apa efeknya).
Bila dilihat lebih lanjut maksud dari model Lasswell ini akan kelihatan
bahwa yang dimaksud dengan pertanyaan who tersebut adalah menunjukkan
kepada siapa orang yang mengambil inisiatif untuk memulai komunikasi. Yang
memulai komunikasi ini dapat berupa seseorang dan dapat juga sekelompok orang
seperti organisasi atau persatuan. Pertanyaan kedua adalah says what atau apa
yang dikatakan. Pertanyaan ini adalah berhubungan isi komunikasi atau apa pesan
yang disampaikan dalam komunikasi tersebut. Umumnya kita menanyakan
pertanyaan ini dalam pemikiran kita dalam berkomunikasi. Kadang-kadang orang
perlu mengorganisir lebih dulu apa yang disampaikan sebelum
mengkomunikasikannya. Isi yang dikomunikasikan ini kadang-kadang sederhana
dan kadang sulit dimengerti. Contoh isi pesan yang agak sulit dimengerti adalah
menjelaskan kepada karyawan mengenai pengelolaan informasi dengan
menggunakan komputer.
Pertanyaan ketiga adalah to whom. Pertanyaan ini maksudnya menanyakan
siapa yang menjadi audience atau penerima dari komunikasi. Atau dengan kata
lain kepada siapa komunikator berbicara atau dengan kata lain kepada siapa
komunikator berbicara atau kepada siapa pesan yang ingin disampaikan. Hal ini
perlu diperhatikan karena penerima pesan ini berbeda dalam banyak hal, misalnya
pengalamannya, kebudayaannya, pengetahuannya, dan usianya. Kita tidak akan
menggunakan cara yang sama dalam berkomunikasi kepada anak-anak dan
berkomunikasi kepada orang dewasa, jadi, dalam berkomunikasi kepada siapa
perlu dipertimbangkan.
Pertanyaan keempat adalah through what atau melalui media apa. Yang
dimaksudkan melalui media adalah alat komunikasi, seperti berbicara, gerakan
badan, kontak mata, radio, televisi, surat, buku, dan gambar. Yang perlu

MODUL ORGANISASI DAN MANAJEMEN Page 19


diperhatikan dalam hal ini adalah tidak semua media cocok untuk maksud
tertentu. Kadang-kadang suatu media lebih efisien digunakan untuk maksud
tertentu tapi untuk maksud yang lain tidak.
Pertanyaan terakhir dari model Lasswell ini adalah whatt effect atau apa
efeknya dari komunikasi tersebut. Misalnya : sebuah sekolah swasta membuat
iklan untuk mengkomunikasikan bahwa mereka akan menerima murid baru.
Sesudah iklan ini disiarkan beberapa hari, sudah berapa orangkah yang telah
mendaftar untuk menjadi murid. Jumlah orang yang mendaftar ini adalah
merupakan efek dari komunikasi.
Pertanyaan mengenai efek komunikasi ini dapat menanyakan 2 hal yaitu
apa yang ingin dicapai dengan hasil komunikasi tersebut dan kedua, apa yang
dilakukan orang sebagai hasil komunikasi. Akan tetapi perlu diingat, bahwa
kadang-kadang tingkah laku seseorang tidak hanya disebabkan oleh faktor hasil
komunikasi tetapi juga dipengaruhi oelh faktor lain.
2. Model Shannon
Model komunikasi lain yang banyak digunakan adalah model komunikasi
dari Claude Shannon atau lebih dikenal dengan model Shonnon Wever. Model ini
berbeda dengan model Lasswell mengenai istilah yang digunakan bagi masing-
masing komponen, diantaranya adalah :
a. Sumber Informasi (Information Source)
Dalam komunikasi manusia yang menjadi sumber informasi adalah
otak. Pada otak ini kemungkinan terdapat message/pesan yang tidak terbatas
jumlahnya. Tugas utama dari otak adalah menghasilkan suatu pesan atau
suatu set kecil pesan dari berjuta-juta pesan yang ada. Seringkali dalam
kehidupan sehari-hari pesan itu merupakan tugas yang sederhana bagi otak
seperti bila berjumpa dengan teman mengucapkan selamat pagi, selamat sore,
mau kemana dan sebagainya. Tetapi dalam keadaan pesan yang kompleks
menghendali otak untuk lebih memikirkan dan mempertimbangkan pesan
yang akan dikirimkan seperti menerangkan suatu pemecahan masalah kepada
orang lain. Dalam setiap kejadian, otak harus memilih pesan yang tepat atau
cocok dengan situasi. Proses pemilihan ini seringkali merupakan perbuatan
yang tidak disadari manusia.

MODUL ORGANISASI DAN MANAJEMEN Page 20


b. Transmitter
Langkah kedua model Shannon adalah memilih Transmitter.
Pemilihan transmitter ini tergantung pada jenis komunikasi yang digunakan.
Kita dapat membedakan dua macam komunikasi yaitu komunikasi tatap muka
dan komunikasi menggunakan mesin.
Pada komunikasi tatap muka yang menjadi transmitternya adalah alat-
alat pembentuk suara dan dihubungkan dengan otot-otot serta organ tubuh
lainnya yang terlibat dalam penggunaan bahasa nonverbal. Sedangkan pada
komunikasi yang menggunakan mesin-mesin alat-alat komunikasi yang
berfungsi sebagai transmitter adalah alat itu sendiri, seperti telepon, radio,
televisi, foto dan film.
c. Penyandian (encoding) Pesan
Penyandinga encoding) pesan diperlukan untuk mengubah ide dalam
otak ke dalam suatu sandi yang cocok dengan transmitter. Dengan
komunikasi tatap muka signal yang cocok dengan alat-alat suara adalah
berbicara. Signal yang cocok dengan otot-otot tubuh dan indera adalah
anggukan kepala, sentuhan dan kontak mata.
Pada komunikasi yang menggunakan mesin, dimana alat yang
digunakan sebagai perluasan dari indera, penyandian pesan berasal dari tubuh
tetapi diperluas melalui jarak jauh dengan transmitter. Misalnya radio adalah
perluasan dari suara manusia, televisi perluasan dari mata dan begitu juga
dengan alat komunikasi lainnya.
d. Penerima dan Decoding
Istilah Shannon mengenai penerimaan dan decoding atau
penginterprestasian pesan seperti berlawanan dengan istilah penyandian
pesan.
e. Tujuan (Destination)
Komponen terakhir dari Shannon adalah destionation (tujuan) yang
dimaksud oleh si kamunikator. Destional ini adalah otak manusia yang
menerima pesan yang berisi macam-macam hal, ingatan atau pemikiran
mengenai kemungkinan dari arti pesan. Penerima pesan telah menerima

MODUL ORGANISASI DAN MANAJEMEN Page 21


signal mungkin melalui pendengaran, penglihatan, penciuman dan sebagainya
kemudian signal itu diuraikan dan diinterpretasikan dalam otak.
f. Sumber Gangguan (Noise)
Dalam model komunikasi Shannon ini terlihat adanya faktor sumber
gangguan pada waktu memindahkan signal dari transmitter kepada si
penerima. Misalnya pada waktu anda berbicara dengan teman dijalan
kedengaran suara mobil lewat anak-anak berteriak yang semuanya itu
mengganggu pembicaraan anda sesaat dan gangguan itu dinamakan noise.
3. Model Schraumn
Wilbur Schraumn memberikan model proses komunikasi yang agak
berbeda sedikit dengan dua model sebelumnya. Dia memperlihatkan
pentingnya peranan pengalaman dalam proses komunikasi. Bidang pengalaman
akan menentukan apakah pesan yang dikirimkan diterima oleh si penerima
sesuai dengan apa yang dimaksud oleh si pengirim pesan. Schraumn
mengatakan jika tidak ada kesamaan dalam bidang pengalaman, bahasa yang
sama, latar belakang yang sama, kebudayaan yang sama, maka sedikit
kemungkinan pesan yang diterima diinterpretasikan dengan benar.
Model ini sama dengan model-model sebelumnya yaitu memperlihatkan
proses komunikasi yang satu arah dan tidak dua arah. Oleh karena Schraumn
menyadari pentingnya balikan dalam komunikasi, akhirnya menyempurnakan
model ini menjadi model dua arah. Balikan adalah penting dalam proses
komunikasi karena akan menceritakan kepada kita bagaimana pesan yang
dikirim diinterpretasikan oleh yang menerima pesan. Bila pemerima pesan
memberikan balikan kepada si pengirim maka penerima berubah menjadi si
pengirim atau sumber sehingga komunikasi tidak satu arah lagi tetapi satu
lingkaran. Seorang individu dapat dipandang sebagai pengirim atau penerima
pesan.
4. Model Berlo
Model-model komunikasi makin hari makin dikembangkan
diantaranya yang paling terkenal model yang dikembangkan oleh David Berlo
pada tahun 1960. Modelnya hanya memperlihatkan proses komunikasi satu
arah dan hanya terdiri dari empat komponen yaitu sumber pesan, saluran dan

MODUL ORGANISASI DAN MANAJEMEN Page 22


penerima atau receiver. Akan tetapi pada masing-masing komponen tersebut
ada sejumlah faktor kontrol.
Faktor ketrampilan, sikap, pengetahuan, kebudayaan, dan sistem
sosial dari sumber atau orang yang mengirim pesan merupakan faktor penting
dalam menentukan isi pesan, perlakuan atau treatment dan penyandian pesan.
Faktor-faktor ini juga berpengaruh kepada penerima pesan dalam
menginterpretasikan isi pesan yang dikirimkan. Saluran yang dapat digunakan
dalam komunikasi adalah penglihatan, pendengaran, penciuman, perasaan
dan alat peraba.
Model komunikasi Berlo, menekankan komunikasi bagai suatu proses,
juga menekankan ide bahwa meaning are in the peopleatau arti pesan yang
dikirimkan pada orang yang menerima pesan bukan pada kata-kata pesan itu
sendiri. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa interpretasi pesan terutama
tergantung kepada arti dari kata atau pesan yang ditafsirkan oleh si pengirim
atau si penerima pesan dan bukan pada apa yang ada dalam komponen pesan
itu sendiri. Berlo juga mengubah pandangan orang sebelumnya yang
menekankan komunikasi pada pengiriman informasi menjadi
menginterpretasikan komunikasi.
5. Model Seiler
William J. Seiler (1988) memberikan model komunikasi dua arah dan
bersifat lebih universal. Menurut Seiler, source atau pengiriman pesan
mempunyai empat peranan yaitu menentukan arti apa yang akan
dikomunikasikan, menyandikan arti ke dalam suatu pesan, mengirimkan
pesan dan mengamati, dan beraksi terhadap respon dari penerima pesan.
Pengertian message/pesan adalah sama dengan stimulus yang
dihasilkan oleh sumber. Pesan ini mungkin berisi kata-kata, tata bahasa,
pengorganisasian, penampilan, gerak badan, suara, kepribadian, konsepsi diri,
gaya lingkungan dan gangguan. Setiap stimulus yang mempengaruhi
penerima adalah suatu pesan apakah itu disengaja atau tidak.
6. Model yang digunakan Dr. Arni Muhammad
Telah bermacam-macam model komunikasi yang telah disajikan diatas
yang bersifat satua arah, dua arah, dan komponennya pun juga bermacam-

MODUL ORGANISASI DAN MANAJEMEN Page 23


macam ada yang mendetail dan ada hanya garis besarnya saja. Komponen
utama dari komunikasi adalah pengiriman pesan, pesan, saluran dan balikan.
Pengertian dari masing-masing komponen ini sama dengan yang telah
dijelaskan pada bagian yang terdahulu.
Model ini juga menekankan bahwa adanya faktor-faktor yang ikut
mempengaruhi terhadap proses komunikasi. Diantaranya yang digambarkan
disini adalah faktor latar belakang dari si pengirim pesan dan si penerima
pesan. Yang dimaksud dengan latar belakang adalah hal-hal yang ada pada
diri individu yang ikut mempengaruhinya dalam proses penyandian pesan dan
penginterpretasian pesan. Misalnya pengalamannya, pengetahuannya,
ketrampilan berkomunikasi keadaan sosialnya, dan sikapnya. Faktor kedua
yang juga ikut mempengaruhi proses komunikasi adalah lingkungan fisik atau
situasi dimana komunikasi itu terjadi. Faktor ketiga yang juga ikut
berpengaruh adalah ganggunan (noise). Gangguan ini mungkin terjadi pada
waktu penyampaian pesan atau pada waktu penerimaan pesan.

c. Prinsip Komunikasi
Untuk dapat memahami hakikat suatu komunikasi perlu diketahui
prinsip dari komunikasi tersebut. Menurut Seiler (1988), ada empat prinsip
dari komunikasi yaitu : suatu proses, suatu sistemik, interaksi dan transaksi,
dimaksudkan atau tidak dimaksudkan. Masing-masing dari prinsip ini akan
dijelaskan sebagai berikut :
1. Komunikasi adalah sebagai proses
Komunikasi adalah suatu proses karena merupakan suatu seri kegiatan
yang terus menerus, yang tidak mempunyai pemulaan atau akhir dan selalu
berubah-ubah. Komunikasi juga bukanlah suatu barang yang dapat ditangkap
dengan tangan untuk diteliti. Komunikasi menurut Seiller (1988) lebih
merupakan cuaca yang terjadi dari bermacam-macam variabel yang kompleks
dan terus berubah. Kadang-kadang cuaca hangat, matahari bersinar, pada
waktu yang lain cuaca dingin, berawan dan lembab. Keadaan cuaca
merefleksikan suatu variasi saling berhubungan dan kompleks yang tidak
pernah ada duplikatnya.

MODUL ORGANISASI DAN MANAJEMEN Page 24


Komunikasi juga melibatkan suatu variasi saling berhubungan yang
kompleks yang tidak pernah ada duplikat dalam cara yang persis sama yaitu:
saling berhubungan diantara orang, lingkungan, ketrampilan, sikap, status,
pengalaman, dan perasaan semuanya menentukan komunikasi yang terjadi
pada suatu waktu tertentu. Misalnya cobalah anda ingat hubungan yang baru
terjadi dengan seseorang akhir-akhir ini. Bagaimana terjadinya hubungan itu?
Apakah secara kebetulan atau sengaja dipertemukan oleh teman atau anda
sendiri yang merencanakannya. Tidak ada dua hubungan yang terjadi di dalam
yang terjadi persis sama atau tidak ada komunikasi yang terjadi pengantara
terjadinya hubungan itu persis sama. Beberapa hubungan hangat dan
adakalanya dingin sama halnya dengan cuaca.
Bila dilihat sepintas lalu suatu komunikasi mungkin tidak berarti, tetapi
bila dipandang sebagai suatu proses maka kepentingannya sangatlah besar.
Misalnya : suatu komunikasi yang hanya terdiri dari satu perkataan akan dapat
memperlihatkan satu perubahan. Perubahan ini mungkin terjadi langsung atau
tidak langsung, atau tidak berarti, tetapi semuanya ini terjadi sebagai hasil dari
proses komunikasi. Contoh : seorang pengawas sedang memperhatikan
karyawannya mengerjakan suatu pekerjaan. Tiba-tiba pengawas tersebut
mengucapkan kata salah, maka karyawan yang sedang bekerja tersebut
menghentikan pekerjaannya dan mungkin bertanya dimana letak kesalahannya.
Atau kalau karyawan tersebut tahu dimana letak kesalahannya dia dapat
langsung memperbaiki pekerjaannya pada saat diawasi tersebut.
Jadi komunikasi tersebut disamping berubah-ubah juga dapat
menimbulkan perubahan.
2. Komunikasi adalah sistem
Komunikasi terdiri dari beberapa komponen dan masing-masing
komponen tersebut mempunyai tugas masing-masing. Tugas dari masing
kelompok berhubungan satu sama lain untuk menghasilkan suatu komunikasi.
Misalnya pengirim mempunyai peranan untuk menentukan apa informasi atau
apa arti yang akan dikomunikasikan. Setelah tahu apa arti atau informasi yang
akan dikirimkan, informasi tersebut perlu diubah dalam suatu kode atau sandi-
sandi tertentu sesuai dengan aturannya sehingga berupa suatu pesan. Jadi

MODUL ORGANISASI DAN MANAJEMEN Page 25


komponen pesan ada kaitannya dengan komponen pengirim. Bila pengirim
tidak benar menyandikan arti yang akan dikirim maka terjadilah pesan itu
kurang tepat. Kurang tepatnya pesan yang dikirimkan akan mempengaruhi
komponen penerima dalam menginterpretasikan isi pesan sehingga si penerima
mungkin juga akan salah dalam mengintepretasikannya. Kaitan komponen
pesan dengan saluran misalnya bila pesan disampaikan dengan lisan maka
gelombang suara adalah sebagai saluran dan ini juga akan berkaitan dengan si
penerima dalam mengikuti pesan yang harus menggunakan pendengarannya
dalam menerima pesan tersebut. Begitulah, antara satu komponen dengan
komponen yang lain saling berkaitan dan bila terdapat gangguan pada satu
komponen akan berpengaruh pada proses komunikasi secara keseluruhan.
3. Komunikasi bersifat interaksi dan transaksi
Yang dimaksud dengan istilah interaksi adalah saling bertukar
komunikasi. Misalnya seseorang berbicara kepada teman mengenai sesuatu,
kemudian temannya yang mendengar memberikan reaksi atau komentar
terhadap apa yang sedang dibicarakan itu. Begitu selanjutnya berlangsung
secara teratur ibarat orang yang bermain melempar bola. Seorang melempar
yang lainnya menangkap kemudian yang menangkap melemparkan kembali si
pelempar utama.
Dalam kehidupan sehari-hari komunikasi yang kita lakukan tidak
seteratur itu prosesnya. Banyak percakapan tatap muka kita terlibat dalam
proses pengiriman pesan secara simultan tidak terpisah seperti pada contoh
diatas. Dalam keadaan demikian komunikasi tersebut bersifat transaksi. Sambil
menyandikan pesan kita juga mengintepretasikan pesan yang kita terima.
Misalnya dalam situasi pengajaran di kelas antara guru dan murid seringkali
memperlihatkan komunikasi transaksi ini. Sambil guru menyampaikan
informasi kepada murid atau sedang menjelaskan pengajaran muridpun
menyampaikan pesan kepada guru dalam bermacam-macam bentuk. Jadi
komunikasi yang terjadi antara manusia dapat berupa interaksi dan transaksi.
4. Komunikasi dapat terjadi disengaja maupun tidak disengaja
Komunikasi yang disengaja terjadi apabila pesan yang mempunyai
maksud tertentu dikirimkan kepada penerima yang dimaksudkan. Misalnya

MODUL ORGANISASI DAN MANAJEMEN Page 26


seorang pimpinan bermaksud mengadakan rapat dengan kepala-kepala
bagiannya. Apabila pimpinan tersebut mengirimkan pesan yang berisi
undangan rapat kepada kepala-kepala bagiannya, maka itu dinamakan
komunikasi yang disengaja. Tetapi apabila pesan yang tidak disengaja
dikirimkan atau tidak dimaksudkan untuk orang tertentu untuk menerimanya
maka itu dinamakan komunikasi tidak disengaja. Misalnya seseorang memakai
warna pakaian yang agak terang yang tidak mempunyai maksud untuk
mengirim pesan tertentu, kadang-kadang diterima secara tidak disengaja
sebagai pesan oleh orang lain, karena tanpa disadari orang lain melihat warna
pakaian yang dipakainya.
Komunikasi yang ideal terjadi apabila seseorang bermaksud mengirim
pesan tertentu terhadap orang lain yang ia inginkan untuk menerimanya. Tetapi itu
belumlah merupakan jaminan bahwa pesan itu akan efektif, karena tergantung
kepada faktor lain yang juga ikut berpengaruh kepada proses komunikasi.
Kadang-kadang ada juga pesan yang sengaja dikirim kepada orang yang
dimaksudkan tetapi sengaja tidak diterima oleh orang itu. Misalnya orang tua
yang sengaja berbicara kepada anaknya tetapi anaknya tidak mau
mendengarkannya.
Ada juga situasi komunikasi yang tidak sengaja tetapi diterima oleh orang
lain dengan sengaja. Misalnya dalam situasi kelas yang hening tiba-tiba seorang
murid berdiri maju kedepan mengambil kapur untuk mengisap tinta penanya.
Gerakan murid yang tidak disengaja sebagai pesan itu diterima murid-murid
lainnya sebagai pesan karena tiba-tiba temannya yang lain memperhatikan
geraknya yang menimbulkan bermacam-macam intepretasi bagi mereka. Dari
bermacam-macam contoh diatas jelaslah, bahwa komunikasi itu dapat terjadi
disengaja maupun tidak disengaja.

2. Komunikasi Organisasi Verbal dan Komunikasi Organisasi Non Verbal


a. Komunikasi Organisasi Verbal
Yang dimaksud dengan komunikasi verbal adalah komunikasi yang
menggunakan simbol-simbol atau kata-kata, baik yang dinyatakan secara lisan
maupun secara tulisan. Komunikasi verbal adalah bentuk yang paling umum

MODUL ORGANISASI DAN MANAJEMEN Page 27


digunakan dalam organisasi. Oleh karena itu adalah penting bagi seorang manajer
untuk mengetahui lebih banyak mengenai komunikasi tersebut.
Komunikasi verbal merupakan karakteristik dari manusia. Tidak ada makhluk
lain yang dapat menyampaikan bermacam-macam arti melalui kata-kata. Kata
dapat dimanipulasi untuk menyampaikan secara eksplisit sejumlah arti. Kata-kata
dapat menjadi individu dapat menyatakan ide yang lengkap secara komprehensif
dan tepat. Kata-kata memungkinkan pengiriman banyak ide-ide melalui
gelombang udara kepada orang banyak. Kata-kata memungkinkan menyatakan
perasaan dan pikiran yang memungkinkan dapat dibaca orang untuk beberapa
menit atau untuk beberapa abad sesudahnya.
Kemampuan menggunakan komunikasi verbal secara efektif adalah penting
bagi administrator dan manajer. Dengan adanya komunikasi verbal
memungkinkan pengidentifikasian tujuan, pengembangan strategi dan tingkah
laku untuk mencapai tujuan. Komunikasi verbal dapat dibedakan atas komunikasi
lisan dan komunikasi tulisan. Komunikasi lisan dapat didefinisikan sebagai suatu
proses dimana seorang pembicara berinteraksi secara lisan dengan pendengar
untuk mempengaruhi tingkah laku penerima. Misalnya seorang pimpinan
organisasi menyampaikan suatu keputusan kepada bawahannya dengan
menyandikan keputusan itu dalam bentuk kata –kata yang diucapkan langsung
kepada karyawannya. Karyawan yang mendengar kata-kata tersebut
menginterpretasikan artinya atau maksudnya serta berespons terhadap keputusan
yang disampaikan tersebut. Sedangkan kalau komunikasi tulisan apabila tulisan
yang akan disampaikan oleh pimpinan itu disandikan dalam simbol-simbol yang
dituliskan pada kertas atau pada tempat lain yang bisa dibaca, kemudian
dikirimkan pada karyawan yang dimaksudkan. Komunikasi tertulis ini dapat
berupa surat, memo, buku petunjuk, gambar, laporan, sedangkan komunikasi lisan
dapat dalam bentuk percakapan interpersonal secara tatap muka, atau melalui
telepon, radio, televisi, dan lalin-lain.
Dalam organisasi, terdapat bermacam-macam tipe dari komunikasi lisan
seperti; instruksi, penjelasan, laporan lisan, pembicaraan untuk mendapatkan
persetujuan kebijaksanaan, memajukan penjualan dan menghargai orang dalam
organisasi. Agar komunikasi lisan ini berhasil dengan baik perlu dipersiapkan

MODUL ORGANISASI DAN MANAJEMEN Page 28


terlebih dahulu. Diantara beberapa langkah persiapannya adalah pemilihan subjek,
menentukan tujuan, menganalisis pendengar, mengumpulkan materi, menyusun
garis-garis besar apa yang akan dikomunikasikan dan praktik berbicara dengan
tenang.
Dalam komunikasi tulisan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pertama
adalah penampilannya. Banyak para pimpinan kurang menyadari, bahwa surat
adalah gambaran personal dari perusahaan atau organisasinya. Penampilan pesan
sering menentukan apakah pesan itu akan diterima sebagai apa yang
dimaksudkan. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah pemilihan kata-kata yang
digunakan. Kata-kata dapat tidak benar menurut tata bahasanya, meragukan atau
mengembang. Masalahnya bukan menuliskan kata tetapi menuliskan apa yang
dimaksudkan dengan kata-kata itu.agar kita dapat berhasil dalam komunikasi
tulisan, Lewis (1987) menyarankan agar memperhatikan prinsip-prinsip
komunikasi tulisan, yaitu ; kebenaran cara menulis, keringkasan isi, kelengkapan,
kejelasan dan kesopansantunan.

b. Komunikasi Organisasi Non Verbal


Yang dimaksud dengan komunikasi non verbal adalah penciptaan dan
pertukaran pesan dengan tidak menggunakan kata-kata seperti komunikasi yang
menggunakan gerakan tubuh, sikap tubuh, vokal yang bukan kata-kata, kontak
mata, ekspresi muka, kedekatan jarak dan sentuhan. Atau dapat juga dikatakan
bahwa semua kejadian disekeliling situasi komunikasi yang tidak berhubungan
dengan kata-kata yang diucapkan atau dituliskan. Dengan komunikasi nonverbal
orang dapat mengekspresikan perasaannya melalui ekspresi wajah dan nada atau
kecepatan berbicara. Misalnya seorang pimpinan berbicara dengan suara yang
keras dan wajah yang merah padam, itu menandakan bahwa pimpinan tersebut
sedang marah pada karyawannya.
Tanda-tanda komunikasi nonverbal belumlah dapat diidentifikasikan
seluruhnya tetapi hasil penelitian menunjukkan bahwa cara kita duduk, berdiri,
berjalan, berpakaian, semuanya itu menyampaikan informasi pada orang lain.
Tiap-tiap gerakan kita buat dapat menyatakan asal kita, sikap kita, kesehatan atau
bahkan keadaan psikologis kita. Misalkan gerakan-gerakan seperti mengerutkan

MODUL ORGANISASI DAN MANAJEMEN Page 29


alis, menggigit bibir, menunjuk dengan jari, tangan dipinggang, melipat tangan
bersilang didada semuanya mengandung arti tertentu. Ada peribahasa mengatakan
apa yang kamu katakan dengan keras tidak dapat didengar dengan orang, tetapi
tanda-tanda diam seperti anggukan kepala, rasa kasih sayang, kebaikan, rasa
persaudaraan, didengar oleh yang lain dan merupakan pesan yang nyata dan jelas.
Komunikasi organisasi nonverbal sama pentingnya dengan komunikasi verbal
karena keduanya itu saling bekerja sama dalam proses komunikasi. Dengan
adanya komunikasi nonverbal dapat memberikan penekanan, pengulangan,
melengkapi dan mengganti komunikasi verbal, sehingga lebih mudah ditafsirkan
maksudnya.
Arti dari suatu komunikasi verbal dapat diperoleh melalui hubungan
komunikasi verbal dan nonverbal. Atau dengan kata lain komunikasi verbal akan
lebih mudah diinterpretasikan maksudnya dengan melihat tanda-tanda nonverbal
yang mengiringi komunikasi verbal tersebut. Komunikasi nonverbal dapat
memperkuat dan menyangkal pesan verbal. Bila ada ketidaksejajaran antara
komunikasi verbal dan nonverbal orang khususnya lebih percaya pada komunikasi
nonverbal yang menyetarainya.
Terdapat 3 hal yang perlu diingat dalam komunikasi nonverbal, yaitu :
1. Karena interpretasi adalah karakteristik yang kritis dalam komunikasi
nonverbal, maka adalah sulit menyamakan tindakan stimulus nonverbal
tertentu dengan satu pesan verbal khusus. Didalam komunikasi nonverbal
hendaklah dihindari melakukan generalisasi karena keseluruhan arti
tidaklah dapat didesain untuk tindakan nonverbal tertentu. Hati-hatilah
dalam menginterpretasikan tanda-tanda nonverbal diperlukan. Setiap tanda
nonverbal bagi suatu kultur mungkin berbeda maksudnya dengan kultur
yang lain.
2. Komunikasi nonverbal tidaklah merupakan sistem bahasa tersendiri.
Tetapi lebih merupakan bagian dari sistem verbal. Komunikasi nonverbal
umumnya tidaklah membawa informasi yang cukup, yang menjadikan
penerima menyampaikan arti keseluruhan yang timbul dari pertukaran
pesan tertentu. Sistem komunikasi nonverbal terbatas, tidaklah
memperlihatkan ketepatan bila hanya digunakan tersendiri.

MODUL ORGANISASI DAN MANAJEMEN Page 30


3. Komunikasi nonverbal dapat dengan mudah ditafsirkan salah. Oleh karena
itu adalah berbahaya membuat arti tingkah laku nonverbal tertentu, karena
adanya perbedaan dalam kebudayaan di antara sesama kita. Tanpa latar
belakang yang cukup atau data verbal yang mendukung, seseorang dapat
salah menafsirkan pesan. Nilai komunikasi nonverbal tidaklah terletak
sebagai pengganti, pertukaran pesan tulisan tetapi sebagai jaringan yang
menyokong.
Pimpinan haruslah belajar lebih sensitif dan responsif terhadap signal-signal
nonverbal dari karyawannya karena hal itu dapat memperlihatkan respon
karyawan dari pesan yang dikirimkannya. Komunikasi nonverbal tidak hanya
mempengaruhi hubungan personal dan bisnis tetapi mempunyai pengaruh penting
terhadap pengiriman atau penerimaan pesan itu sendiri. Misalnya dalam
organisasi mungkin sering terjadi seorang bawahan tidak mau secara terang-
terangan menolak perintah atasannya dengan secara verbal, tetapi penolakannya
itu dapat dilihat daripada sikapnya atau ekspresi wajahnya pada saat menerima
perintah tersebut. Contoh, seorang karyawan sedang asik mengerjakan tugas-
tugasnya yang harus diselesaikan dengan cepat. Tiba-tiba supervisornya datang
dan menyuruh dia mengerjakan pekerjaan lain dengan segera. Respons karyawan
tersebut secara verbal harus mau mengerjakan tugas tersebut, tetapi kalau dilihat
dari segi komunikasi nonverbal yang mengirimkan jawaban ya tersebut mungkin
arti jawaban ya itu bertentangan dengan tingkah laku pesan nonverbalnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa memang kita berkomunikasi dengan
kata-kata, tetapi arti dari pesan itu bukanlah terletak pada kata-kata tersebut, 93%
dari arti pesan diterima dari komunikasi nonverbal yang melatarbelakangi
komunikasi verbal dan hanya 7% dari pesan verbal, 38% dari nada suara atau
infleksi, 55% dari ekspresi wajah, gerakan tubuh, kepala atau sikap. Dari hasil
penelitian ini jelas bahwa komunikasi nonverbal sangat membantu dalam
menginterpretasikan arti pesan verbal. Tetapi kalau pesan nonverbal saja
tersendiri yang dikirimkan akan sulit menginterpretasikannya dengan tepat.

MODUL ORGANISASI DAN MANAJEMEN Page 31


BAB IV
KONTEKS ORGANISASI ADMINISTRASI PUBLIK

1. Teori Organisasi dan Perbedaan Publik/Swasta


Menurut Sayre bahwa manajemen publik dan swasta adalah sama dalam
semua hal yang tidak penting meringkas dengan rapi suatu isu yang sudah lama
berlangsung dan diperdebatkan dalam wacana administrasi publik tentang
organisasi. Perbedaan dalam cara mengelola menunjukkan secara jelas perbedaan
jenis organisasi yang dikelola. Secara luas, jika organisasi publik dan swasta
berbeda satu sama lain dengan cara yang signifikan, maka pertanyaan yang
muncul secara alamiah tentang cara berteori baik secara deskriptif maupun secara
normatif, memperhitungkan dengan tepat perbedaan-perbedaan tersebut.
Sesuai dengan pendapat Woodrow Wilson di akhir tahun 1880an-1940an
administrasi publik didasarkan secara kokoh agar administrasi tetap terpisah dari
politik. Ide bahwa administrasi dan politik adalah kegiatan yang terpisah secara
logis dan normatif berfungsi sebagai tiang penyokong dasar pada pendapat awal
administrasi publik. Dengan demikian akan memungkinkan merumuskan prinsip-
prinsip ilmiah administrasi yang digeneralisasikan yang tidak akan dicemarkan
oleh gangguan politik vulgar.
Menurut pendapat Herbert Simon (1940an) bahwa ada perbedaan
administrasi dari politik, organisasi-organisasi publik atau swasta dapat dipelajari
secara ilmiah berdasarkan pada asumsi bahwa isu-isu mengenai nilai politis dapat
dipisahkan dari usaha tersebut dan apabila sudah dipisahkan, analisis ilmiah akan
mengungkap perilaku organisasi di semua bidang publik atau swasta. Simon
memiliki argumen bahwa perilaku tersebut bardasarkan pada prinsip-prinsip
organisasi. Dalam menanggapi pendapat Simon, menurut pendapat Paul Appleby,
Robert A. Dahl, dan Dwight Waldo, bahwa administrasi publik adalah pembuat
keputusan,dengan melihat perbedaan publik dan swasta dia berargumen bahwa
pemerintah berbeda dengan bisnis, berdasarkan atas pemikiran, dampak
keputusan, tanggung jawab dan sifat dasar yang dimiliki. Hakekatnya organisasi
pemerintah memperhitungkan apa yang mereka amati sekarang yang sedang
terjadi tentang perbedaan karakter organisasi publik dan organisasi swasta.

MODUL ORGANISASI DAN MANAJEMEN Page 32


Selain itu, dia berargumen tentang kemungkinan dalam ilmu administrasi
negara ada beberapa kesulitan dalam memahami hakikat psikologi individu yang
kompleks dan berubah-ubah dalam administratif dasar, maupun dalam perbedaan
budaya yang akan terjadi pada kegiatan administratif.

2. Tiga Arena Organisasi Publik


Menurut definisi administrator publik, tindakan administratif terjadi dalam
konteks organisasional, menurutnya ini adalah suatu bagian yang umumnya
banyak masalah yang rumit dan memiliki teknik solusi yang politis. Sebagai
contoh salah satunya adalah administrator publik bergerak di dalam dan di luar
peran berbagai kegiatan organisasional. Beberapa peran administrasi publik dapat
dilihat dengan mudah secara analitis sebagai penggabungan dalam tiga arena
umum, diantaranya :
a. Relasi Antar Organisasional
Arena administratif yang paling luas adalah antar organisasional. Disini
administrator berhubungan dengan perwakilan-perwakilan unit lain dari
agensinya yang berada di luar pengawasan secara langsung. Administrator
publik bertindak sebagai perwakilan dan agen suatu organisasi ketika dia
bertamu, berbicara dan berdebat. Arena ini bahasa yang dilukiskan adalah
bahasa pertemuan organisasi dengan organisasi daripada organisasi dengan
orang.
b. Relasi Intra Organisasional
Di arena ini bahasa yang digunakan adalah bahasa bagan organisasi, mengenai
siapa dan kepada siapa yang melapor. Administratif publik memiliki tempat
dalam organisasi, dan dari tempat itu dia bekerja dengan orang lain dalam
organisasi. Arena ini meliputi peran administratif yang menciptakan struktur
internal dan mendefinisikan relasi dalam organisasi. Perbedaan klasik diantara
organisasi formal dan informal secara khusus terdapat pada pengelompokan
peran administratifnya. Yang formal menunjuk relasi yang ditentukan secara
otoritatif dan disepakati secara publik dan biasanya digambarkan dalam bagan
organisasi, sedangkan yang informal mengacu kepada relasi yang dapat

MODUL ORGANISASI DAN MANAJEMEN Page 33


dianggap sebagai saluran yang memberikan informasi dan kekuasaan
disepanjang organisasi tersebut.
c. Relasi Organisasional ke Individual
Di dalam arena ini administrator publik bertindak kembali sebagai agen yang
bertugas menjelaskan, membujuk, mengarahkan dan berinteraksi dengan
individu. Individu-individu ini baik berada didalam maupun diluar organisasi.
Arena ini peran administratif berkenaan dengan relasi organisasi dengan
individu, fokusnya disini adalah pada administrator yang bertindak dengan
bantuan otoritas organisasional, bersama dengan individu yang ada di dalam
maupun di luar organisasi itu. Hal ini meliputi, misalnya, hubungan manajer
dengan pekerja dan agensi pada klien. Pada level ini, peran administratif pasti
bertentangan dengan isu-isu seperti kebijaksanaan pribadi dalam penerapan
peran, motivasi pegawai, dan gaya hidup antar pegawai.

MODUL ORGANISASI DAN MANAJEMEN Page 34


BAB V
PERILAKU ORGANISASI

1. Pengertian Perilaku Organisasi


Perilaku Organisasi adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang
perilaku tingkat individu dan tingkat kelompok dalam suatu organisasi serta
dampaknya terhadap kinerja (baik kinerja individual, kelompok, maupun
organisasi).
Perilaku organisasi adalah suatu studi yang mempelajari tingkah laku
manusia dimulai dari tingkah laku secara individu, kelompok dan tingkah laku
ketika berorganisasi, serta pengaruh perilaku individu terhadap kegiatan
organisasi dimana mereka melakukan atau bergabung dalam organisasi tersebut.
Perilaku organisasi merupakan suatu bidang studi yang mengamati tentang
pengaruh perilaku individu, kelompok dan perilaku dalam struktur organisasi
dengan maksud untuk mendapatkan pengetahuan guna memperbaiki keefektifan
organisasi.
Perilaku Organisasi adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari bagaimana
seharusnya perilaku tingkat individu, tingkat kelompok, serta dampaknya terhadap
kinerja (baik kinerja individual, kelompok, maupun organisasi).
Pengertian prilaku organisasi menurut beberapa ahli,sebagai berikut :
1. Toha (2001) bahwa yang dimaksud perilaku organisasi adalah suatu studi yang
menyangkut aspek-aspek tingkah laku manusia dalam suatu organisasi atau
suatu kelompok tertentu.
2. John (1983) yang menyebutkan bahwa perilaku organisasi merupakan suatu
istilah yang agak umum yang menunjukkan kepada sikap dan perilaku individu
dan kelompok dalam organisasi, yang berkenaan dengan studi sistematis
tentang sikap dan perilaku, baik yang menyangkut pribadi maupun antar
pribadi di dalam konteks organisasi.
3. James L. Gibson, John. M. Ivancevich, James. H. Donelly Jr. (1986)
menyebutkan bahwa yang dimaksud perilaku organisasi adalah studi tentang
perilaku manusia, sikapnya dan hasil karyanya dalam lingkungan
keorganisasian.

MODUL ORGANISASI DAN MANAJEMEN Page 35


4. Robbin (2001) bahwa perilaku organisasi adalah suatu bidang studi yang
menyelidiki dampak perorangan, kelompok dan struktur pada perilaku dalam
organisasi dengan maksud menerapkan pengetahuan semacam itu untuk
memperbaiki keefektifan organisasi.
5. Prof.Joe.Kelly, perilaku organisasi adalah suatu bidang studi yang mempelajari
sifat-sifat organisasi, termasuk bagaimana organisasi di bentuk, tumbuh dan
berkembang.
6. Drs. Adam Indrawijaya, perilakuorganisasi adalah suatu bidang studi yang
mempelajari semua aspek yang berkaitan dengan tindakan manusia, baik aspek
pengaruh anggota terhadap organisasi maupun pengaruh organisasi terhadap
anggota.
7. Drs. Sutrisna Hari, MM, perilaku organisasi adalah suatu bidang studi yang
mempelajari dinamika organisasi sebagai hasil interaksi dari sifat khusus
(karakteristik) anggota dan sifat khusus (karakteristik) para anggotannya dan
pengaruh lingkungan.
8. Larry L. Cummings bahwa perilaku organisasi adalah suatu cara berpikir, suatu
cara untuk memahami persoalan-persoalan dan menjelaskan secara nyata hasil-
hasil penemuan berikut tindakan-tindakan pemecahan.
Larry L. Cummings, Presiden dari Akademi Mnajemen di Amerika Serikat
memberikan analisis perbedaan antara perilaku organisasi dengan disiplin lain
yang erat hubungannya dengan ilmu perilaku. Menurut Cummings perbedaan
yang dimaksud sebagi berikut:
1. Perbedaan antara perilaku organisasi dengan psikologi organisasi, antara
lain : psikologi organisasi membatasi konstruksi penjelasannya pada
tingkat psikologi saja, akan tetapi perilaku organisasi konstruksi
penjelasannya berasal dari multidisiplin. Kesamaan keduanya adalah,
kedua bidang tersebut menjelaskan perilaku orang-orang di dalam suatu
organisasi.
2. Perbedaan antara perilaku organisasi dengan teori organisasi didasarkan
pada dua perbedaan diantaranya unit analisisnya dan pusat variabel tidak
bebas. Perilaku organisasi dirumuskan sebagai suatu studi dari tingkah
laku atau perilaku individu dan kelompok di dalam suatu organisasi dan

MODUL ORGANISASI DAN MANAJEMEN Page 36


penerapan ilmu pengetahuan tertentu. Teori organisasi adalah studi
tentang susunan, proses dan hasil-hasil dari organisasi itu sendiri.
3. Perbedaan antara perilaku organisasi dengan personnel (pegawai) atau
human resources (sumberdaya manusia) adalah, bahwa perilaku
organisasi lebih menekankan pada orientasi konsep, sedangkan
personnel atau human resources menekankan pada teknik teknologi.
Variabel-variabel tidak bebas seperti misalnya tingkah laku, reaksi-
reaksi yang efektif dalam organisasi sering kali muncul pada keduanya.
Personnel dan human resources (sumber daya manusia) tampaknya
berada pada permukaan antara organisasi dan individu, dengan
menekankan pada pengembangan pelaksanaan sistem pengangkatan,
pengembangan, dan motivasi dari individu-individu di dalam suatu
organisasi.
Perilaku Organisasi, sesungguhnya terbentuk dari perilaku-perilaku individu
atau kelompok yang terdapat dalam organisasi tersebut. Oleh karena itu
sebagaimana telah disinggung diatas pengkajian masalah perilaku organisasi jelas
akan meliputi atau menyangkut pembahasan mengenai perilaku individu atau
kelompok. Dengan demikian dapat dilihat bahwa ruang lingkup kajian ilmu
perilaku organisasi hanya terbatas pada dimensi internal dari suatu organisasi.
Dalam kaitan ini, aspek-aspek yang menjadi unsur-unsur, komponen atau
sub sistem dari ilmu perilaku organisasi antara lain adalah : motivasi,
kepemimpinan, stres dan atau konflik, pembinaan karir, masalah sistem imbalan,
hubungan komunikasi, pemecahan masalah dan pengambilan keputusan,
produktivitas dan atau kinerja (performance), kepuasan, pembinaan dan
pengembangan organisasi (organizational development), dan
sebagainya.Sementara itu aspek-aspek yang merupakan dimensi eksternal
organisasi seperti faktor ekonomi, politik, sosial, perkembangan teknologi,
kependudukan dan sebagainya, menjadi kajian dari ilmu manajemen strategik
(strategic management).
Jadi, meskipun faktor eksternal ini juga memiliki pengaruh yang sangat
besar terhadap keberhasilan organisasi dalam mewujudkan visi dan misinya,
namun tidak akan dibahas dalam konteks ilmu perilaku organisasi.

MODUL ORGANISASI DAN MANAJEMEN Page 37


Komponen yang kedua adalah organisasi formal sebagai wadah dari
perilaku itu. Yaitu sebagai sarana bagi individu dalam bermasyarakat ditandai
dengan keterlibatannya pada suatu organisasi. Dan, menjalankan perannya dalam
organisasi tersebut
Setiap disiplin ilmu pasti memiliki tujuan, begitu juga dengan disiplin ilmu
perilaku organisasi. Menurut Nimran, Tujuan memahami perilaku organisasi
yaitu:
1. Prediksi
Bisa memprediksi perilaku orang merupakan suatu keuntungan besar karena
dengan begitu kita dapat menjalin komunikasi yang baik dengan orang tersebut.
Dengan bisa memprediksi perilaku orang lain, sehingga kita dapat berpikir,
bersikap dan bertindak dengan tepat dalam berkomunikasi dengan orang tersebut.
Nimram mengatakan bahwa keteraturan perilaku dalam organisasi memberikan
kemungkinan kepada kita untuk melakukan prediksi atas perilaku-perilaku
anggota organisasi pada masa yang akan datang.
2. Eksplanasi
Tujuan mempelajari perilaku organisasi yang kedua adalah untuk menjelaskan
berbagai peristiwa yang terjadi dalam organisasi. Eksplanasi berarti bahwa kita
akan berusaha menjawab pertanyaan mengapa suatu peristiwa terjadi, mengapa
karyawan malas dan lain sebagainya. Dengan mempelajari perilaku organisasi
maka kita mencoba untuk menjelaskan atau memberikan jawaban atas pertanyaan-
pertanyaan seperti itu.
3. Pengendalian
Tujuan mempelajari perilaku organisasi yang terakhir yaitu untuk pengendalian.
Semakin banyak perilaku-perilaku individu atau kelompok dalam organisasi yang
dapat diprediksi dengan tepat dan dapat dijelaskan dengan baik, sehingga nantinya
pemimpin organisasi itu akan semakin mudah dalam melakukan fungsi
pengendalian atas karyawannya sehingga perilaku individu maupun kelompok
akan menjadi positif dan fokus pada pencapaian tujuan. Namun di sisi lain,
perilaku yang destruktif, yang kurang baik, bisa dihindari atau dicegah.
Secara mendasar dapat dikatakan bahwa munculnya suatu organisasi
disebabkan oleh karena para anggotanya merasa bahwa tingkat produktivitas,

MODUL ORGANISASI DAN MANAJEMEN Page 38


kepuasan, dan kemajuan mereka menjadi lebih tinggi bila bekerja secara bersama,
dibandingkan dengan bila mereka berusaha sendiri-sendiri. Untuk itu setiap
anggota rela menyerahkan sebagian kebebasannya dengan mendapatkan imbalan
tertentu dari organisasinya. Walaupun demikian selalu saja ada perbedaan antara
harapan seseorang dengan kemampuan kelompok atau organisasi untuk
memenuhinya. Dalam lingkungan kelompok atau organisasi, baik yang kecil,
maupun yang besar, perbedaan tersebut dapat terjadi akibat kesulitan seseorang
atau beberapa orang untuk mengerti dan mengikuti serta melaksanakan norma,
dan tujuan kelompok atau organisasi. Dapat pula terjadi bahwa tujuan kelompok
tidak sejalan dengan tujuan organisasi. Dalam kelompok kecil selalu terjadi
konflik antara orang satu dengan yang lainnya. Dalam kelompok atau organisasi
yang lebih besar, terjadi konflik antara seseorang dengan kelompok atau malah
antar kelompok dan antar kelompok dengan organisasi. Tetapi selain adanya
konflik tersebut, dalam setiap kelompok dan organisasi juga terjadi kesamaan
(kooperasi).
Selanjutnya, dalam organisasi yang lebih besar terdapat sejumlah kelompok
yang perlu melakukan kerjasama untuk mencapai tujuan organisasi. Tertapi dalam
organisasi tersebut, juga terjadi persaingan atau kompetisi. Persaingan itu timbul
karena hasrat untuk mencari kekuasaan, status dan kebebasan untuk
memperebutkan dana dan daya yang tersedia, untuk mendapatkan imbalan yang
lebih besar. Dengan perkataan lain, apa yang terjadi terhadap hubungan antar
kelompok. Hal ini berarti bahwa kelompok-kelompok yang ada dalam suatu
organisasi perlu mendapatkan penjagaan, pemeliharaan dan pengembangan.

2. Perbandingan Teori Organisasi dan Perilaku Organisasi


Terdapat perbedaan antara teori organisasi dan perilaku organisasi. Perilaku
organisasi mengambil pandangan mikro, yang memfokuskan diri kepada perilaku
di dalam organisasi dan kepada seperangkat prestasi dan variabel mengenai sikap
yang sempit dari para pegawai, produktivitas pegawai, absensi, perputaran
pegawai, dan kepuasan kerja adalah yang banyak diperhatikan. Topik-topik
mengenai perilaku individu, yang secara khas dipelajari dalam perilaku organisasi
adalah persepsi, nilai-nilai, pengetahuan, motivasi serta kepribadian. Termasuk di

MODUL ORGANISASI DAN MANAJEMEN Page 39


dalam topik mengenai kelompok adalah peran, status kepemimpinan, kekuasaan,
komunikasi, dan konflik.
Sebaliknya, teori organisasi mengambil pandangan makro. Unit-unit
analisisnya adalah organisasi itu sendiri atau sub-sub utamanya. Teori organisasi
memfokuskan diri kepada perilaku dari organisasi dan menggunakan definisi yang
lebih luas tentang keefektifan organisasi. Teori organisasi tidak hanya
memperhatikan prestasi dan sikap para pegawai, tetapi juga kemampuan
organisasi secara keseluruhan untuk menyesuaikan diri dan mencapai tujuan.
Perbedaan mikro makro ini menyebabkan tumpang tindih. Misalnya, faktor-
faktor struktural mempunyai dampak terhadap perilaku pegawai. Dengan
demikian, siswa perilaku organisasi harus mempertimbangkan hubungan
strukturtal perilaku. Sama halnya, beberapa topik mikro relevan dengan studi teori
organisasi. Tetapi jika pembicaraan tentang mikro dan makro saling tumpang
tindih, maka penekanan mereka selalu berbeda. Misalnya, topik tentang konflik
dalam perilaku organisasi cenderung difokuskan pada konflik antar pribadi dan
antar kelompok, yang berasal dari perbedaan kepribadian dan komunikasi yang
lemah. Konflik, jika ditinjau oleh para teoritikus organisasi, akan menekankan
masalah koordinasi antar unit. Sementara siswa perilaku organisasi kemungkinan
besar akan melihat semua konflik sebagai masalah manusia, siswa teori organisasi
cenderung melihat konflik yang sama sebagai akibat dari adanya kekurangan di
dalam desain organisasi. Perbedaan tersebut tentu saja bukan menunjukkan siapa
yang benar atau salah, tetapi bahwa teori organisasi dan perilaku organisasi
memberikan penekanan yang berbeda pada tingkatan analisis organisasi.

3. Masalah-Masalah Pokok Organisasi


Sebagai akibat adanya perubahan-perubahan yang mempengaruhi
organisasi, maka timbullah beberapa masalah pokok yang mau tidak mau harus
dihadapi oleh organisasi di masa-masa yang akan datang. Masalah-masalah yang
timbul ini akan mengubah corak birokrasi di masa mendatang. Diantara masalah-
masalah pokok tersebut adalah :

MODUL ORGANISASI DAN MANAJEMEN Page 40


1. Masalah integrasi
Maslah ini meliputi isu mengenai insentif, penghargaan, dan motivasi
setiap individu dengan bagaimana usaha organisasi untuk menyesuaikan
dengan kebutuhan-kebutuhan tersebut. Dengan perkataan lain, masalah
mengenai rasio antara kebutuhan-kebutuhan individu dengan tuntutan-
tuntutan organisasi yang dapat menciptakan transaksi yang membawa
kepuasan antara keduanya. Masalah integrasi ini tumbuh subur dalam
masyarakat konsensus dimana peranan individu memainkan bagian yang
amat penting, dan dihargai. Demikian konsentrasi perhatian ditujukan
kepada meningkatkan kesejahteraan orang-orang. Dan peningkatan
kesejahteraan ini tidak hanya terbatas pada kesehatan fisik melainkan juga
kesehatan moral dan integritas kepribadian.
2. Masalah pengaruh sosial
Masalah ini hakikatnya adalah masalah kekuasaan dan bagaimana
kekuasaan itu didistribusikan. Hal ini merupakan isu yang kompleks dan
hidup secara kontroversial. Sebagian persoalan ini disebabkan karena
komponen etika dan sebagian lain disebabkan karena studi tentang
kepemimpinan dan distribusi kekuasaan bisa ditafsirkan dengan banyak
cara, dan hampir selalu dengan yang cara yang keliru. Permasalah ini
benar-benar merupakan masalah yang serius. Masalah kekuasaan ini
tidaklah bisa dipertimbangkan sebagai masalah yang ringan. Karena
perubahan situasi yang melanda secara dramatis ini membuat
kemungkinan penguasa atau pemimpin tunggal tidak hanya dipandang
jelek, tetapi juga sudah tidak praktis lagi. Cara kepemimpinan yang
memusatkan kekuasaan pada seorang manajer atau administrator sudah
tidak sesuai lagi dengan perubahan-perubahan jaman sekarang ini.
Distribusi kekuasaan perlu dipertimbangkan secara serius untuk
mewujudkan apresiasi terhadap peranan individu sebagai manusia.
3. Masalah kolaborasi
Masalah ini tumbuh dalam rangka mengatasi konflik dan penilain terhadap
seseorang berdasarkan pemikiran terhadap kelompok, dan kekuatan yang
menjauhkan pada pusat pemikiran yang dapat memecahbelah kesatuan

MODUL ORGANISASI DAN MANAJEMEN Page 41


komunitas. Suatu tindakan yang sering terjadi dalam suatu organisasi,
kepemimpinan manajemen selalu mengatasi konflik dengan cara diam-
diam, tidak mengenakkan, berat sebelah, menindas yang lemah, dan atau
melakukan kompromi yang kotor. Terutama jika organisasi telah tumbuh
dan semakin kompleks, maka gaya kepemimpinan manajemen tersebut
terang-terangan menfragmentasikan pemecahan, mendirikan benteng-
benteng klik-klikan dan memberikan kode-kode tertentu yang
memencilkan pihak lain. Situasi semacam ini jelas akan menimbulkan rasa
tidak harmonis diantara anggota-anggota organisasi tersebut. Dengan
demikian, masalah kolaborasi ini adalah suatu masalah untuk mendapatkan
cara-cara yang lebih baik untuk mengendalikan konflik. Karena konflik
bagi organisasi-organisasi yang semakin kompleks sekarang ini,
merupakan hal yang sulit dihindari. Untuk itu pengendalikan konflik
memerlukan penanganan yang tidak sama dengan organisasi-organisasi
tradisional.
4. Masalah adaptasi
Masalah ini disebabkan karena lingkungan yang tidak menentu. Struktur
birokrasi yang piramidal yang menunjukkan konsentrasi kekuasaan pada
puncak pimpinan, tampaknya sangat sesuai dengan pola organisasi dalam
situasi yang stabil. Atau dengan perkataan lain birokrasi yang sedemikian
sangat cocok untuk organisasi di abad 19 dan diawal abad 20. Pada saat itu
gejolak lingkungan dapat diterka dan lebih tenang dibandingkan dengan
perubahan-perubahan yang melanda organisasi jaman sekarang. Dinamika
dan ketidaktentuan dan saling adanya ketergantungan diantara gejala-
gejala dalam masyarakat merupakan pandangan yang setiap hari kita tatap
dewasa ini. Dalam keadaan yang seperti ini maka usaha-usaha adaptasi
terhadap lingkungan yang serba tidak pasti merupakan suatu masalah
tersendiri dan rumit yang setiap saat dihadapi oleh organisasi modern
sekarang ini.
5. Masalah revetalisasi (perubahan)
Di dalam masyarakat yang kontemporer persoalan yang tumbuh dan
tenggelam, berkembang dan kehancuran merupakan persoalan-persoalan

MODUL ORGANISASI DAN MANAJEMEN Page 42


yang umum terjadi. Suatu organisasi dalam masyarakat seperti ini
seharusnya memikirkan struktur sosial yang menimbulkan adanya
kelenturan dan tidak takut melakukan revisi/perubahan. Dengan demikian
perubahan-perubahan yang dapat mengakibatkan tumbuh dan tenggelam,
hidup dan mati, berkembang dan hancur tersebut menjadikan organisasi
mampu menghadapi masalah revitalisasi dirinya. Revitalisasi ini meliputi
semua mekanisme sosial yang dapat merintangi dan melahirkan kembali
dan yang dapat melangsungkan proses putaran mekanisme sosial tersebut.
Unsur-unsur revitalisasi ini meliputi, antara lain :
a. Suatu kemampuan untuk belajar dari pengalaman, dan kemampuan
untuk menetapkan, menyimpan dan menyusut pengetahuan yang
relevan (berkaitan).
b. Suatu kemampuan untuk belajar yaitu bagaimana untuk
mengembangan suatu metodologi menyempurnakan proses belajar.
c. Suatu kemampuan untuk memperoleh dan menggunakan mekanisme
umpan balik dalam pelaksanaan kerja. Dan suatu kemampuan untuk
mengembangkan suatu proses orientasi, sehingga menjadi diri yang
analitis.
d. Suatu kemampuan untuk mengarahkan tujuan hidup seseorang.
Dengan demikian, masalah revitalisasi sama halnya dengan masalah
memperbaharui diri kembali di dalam menghadapi masalah-masalah organisasi
dan masyarakat yang selalu berkembang dan berubah. Bagi suatu organisasi
diminta untuk selalu sadar diri terhadap evolusi perubahan. Dan pada gilirannya
nanti tanpa adanya metodologi yang terencana dan pengarahan yang eksplisit,
maka organisasi tersebut tidak akan mampu menyadari potensi dirinya.
Integrasi, distribusi kekuasaan, kolaborasi, adaptasi, dan revitalisasi
merupakan masalah-masalah pokok kemanusiaan yang dihadapi oleh organisasi
dan birokrasi di masa-masa mendatang. Pemecahan birokrasi terhadap masalah-
masalah tersebut tidak membawa kepuasan. Karena pemecahannya tidak lagi
sesuai dengan perkembangan jaman sekarang ini.

MODUL ORGANISASI DAN MANAJEMEN Page 43


4. Organisasi-Organisasi Masa Mendatang
Setelah mengetahui beberapa masalah yang dihadapi oleh organisasi-
organisasi pada jaman sekarang dan masa mendatang, maka berikutnya kita bisa
meramalkan bagaimana keadaan organisasi-organisasi di masa-masa yang akan
datang tersebut. Persoalan-persoalan apakah yang dihadapi oleh organisasi-
organisasi masa mendatang. Keadaan masa mendatang dan sekarang adalah
keadaan yang tidak menentu, sulit diramalkan, dan cenderung adanya perubahan-
perubahan yang cepat. Dengan menyadari adanya keadaan seperti ini maka jenis
organisasi nantinya akan berbeda dengan jenis organisasi yang hanya
mendasarkan pada teori Max Weber. Organisasi-organisasi yang akan datang akan
menghadapi beberapa persoalan, sebagai berikut :
1. Lingkungan yang tidak menentu
Kemajuan teknologi yang semakin pesatnya akan mengakibatkan
organisasi-organisasi pemerintah dan kemasyarakatan lainnya akan
melakukan saling penetrasi satu sama lain. Kerjasama antara pemerintah dan
swasta merupakan tipe-tipe organisasi yang menonjol dimasa yang akan
datang. Keadaan lingkungan yang sulit diterka perkembangannya membuat
organisasi-organisasi dimasa yang akan datang menjadi lebih saling
menggantungkan satu sama lain. Empat hal yang amat penting yang bisa
menandai lingkungan di masa yang akan datang diantaranya:
a. Lebih menonjol adanya saling ketergantungan dibandingkan saling
kompetisi.
b. Lebih bersifat tidak menentu dan kacau dibandingkan dengan
keadaan yang pasti dan siap sedia.
c. Lebih mengutamakan usaha-usaha yang berskala kecil.
d. Lebih mengutamakan usaha-usaha yang kompleks dan multi
nasional, dibandingkan dengan usaha yang sederhana dan dalam
lingkungan sempit.
Keadaan lingkungan seperti ini akan membawa akibat yang jelas
terhadap birokrasi. Jila birokrasi masih mengutamakan konsep murni seperti
yang dikembangkan olek Max Weber yang sama sekali tidak memberi
kesempatan unsur informalitas kemanusiaan, maka birokrasi akan cepat

MODUL ORGANISASI DAN MANAJEMEN Page 44


berakhir. Perubahan-perubahan yang pesat, perkembangan teknologi, dan
keadaan masyarakat yang sulit diterka sebelumnya membawa keharusan bagi
birokrasi untuk senantiasa tanggap akan usaha revisi. Birokrasi Weber
mempersyaratkan terciptanya keadaan yang stabil, teratur, mapan, mempola
dan kondisi yang bisa diramalkan sebelumnya. Persyaratan ini akan
memperjelas karakteristik birokrasi Weber. Dan jika syarat ini yang
dipertahankan, maka birokrasi tidak akan mampu menghadapi perubahan
keadaan seperti yang dilukiskan tersebut.
2. Pendidikan yang semakin maju
Ciri masyarakat mendatang akan ditandai oleh kebutuhan tingkat
pendidikan yang semakin maju. Ledakan penduduk yang sulit dibendung,
akan mempengaruhi banyak aspek dalam masyarakat ini. Salah satu aspek
yang berada di depan dan yang mudah disinggung oleh penduduk selain
pangan dan kesehatan adalah pendidikan. Tuntutan akan adanya pendidikan
yang baik, terencana secara matang, dan tidak mudah diombang ambing oleh
kebijaksanaan yang labil merupakan suatu keharusan bagi organisasi
pemerintah untuk menanggapinya. Tuntutan pendidikan bagi anak-anak
dewasa selepas dari pendidikan menengah dan keinginan untuk merasakan
pendidikan tingkat tinggi yang diselenggarakan pemerintah, tiap tahun
menjelajahi pandangan dan pikiran kita untuk selalu memikirkan cara
penyelenggaraan pendidikan yang patut bagi masyarakat.
Selain itu lulusan pendidikan tinggi, anak-anak putus sekolah menengah
dan dasar berebut kepasaran tenaga kerja. Mereka membutuhkan lapangan
kerja untuk menyambung penghidupannya. Menurut Sekjen Depnaker Sutopo
Yuwono, lebih separuh dari 1,5 juta orang pencari kerja yang tercatat pada
bursa tenaga kerja tahun 1983, berpendidikan Sekolah Menengah Tingkat
Atas. Mereka pada umumnya berada pada kota-kota besar. Keadaan semacam
ini akan selalu dihadapi oleh organisasi. Lulusan pendidikan tingkat tinggi,
menciptakan manusia kerja yang bersifat akademis dan menginginkan jenis
pekerjaan yang berbeda dengan putus sekolah menengah dan dasar.
Mobilitas, dinamika, dan pemikiran yang kritis merupakan pemandangan
yang harus ditatap oleh organisasi di masa mendatang.

MODUL ORGANISASI DAN MANAJEMEN Page 45


Sifat-sifat populasi seperti ini, akan membawa akibat terhadap ciri
organisasi di masa yang akan datang. Ciri-ciri tersebut antara lain :
a. Adanya mobilisasi kerja yang meningkat.
b. Adanya tuntutan transportasi yang mudah dan cepat.
c. Adanya penyesuaian kebutuhan-kebutuhan dengan dinamika
lingkungannya.
d. Adanya perasaan tidak puas terhadap keadaan yang status quo.
3. Perubahan nilai kerja
Meningkatkan tingkat pendidikan dan mobilitas, akan membawa
perubahan yang mendasar tentang nilai kerja yang selama ini dipegang teguh
oleh banyak orang. Selama ini barangkali orang bekerja untuk memperoleh
sesuap nasi guna menyambung hidup. Oleh karena itu, apapun hubungan
kerja antara orang tersebut dengan organisasi atau tempat ia bekerja tidak
dipersoalkan, asalkan orang tersebut mendapat imbalan upah atau gaji, dan
pendapatan lainnya untuk menyambung hidup tersebut. Nilai kerja saat itu
dihubungkan dengan hidup dan penghidupan. Akibat dari nilai kerja yang
sedemikian itu, maka hubungan kerja di dalam suatu organisasi lebih
ditekankan pada hubungan mekanistis dan bersifat sepihak. Hubungan kerja
ini banyak tergantung pada struktur formal organisasi, dan mengalir dari
pihak atasan untuk kepentingan atasan.
Nilai kerja sedemikian itu sekarang sudah berubah, orang-orang lebih
condong kepada pertimbangan intelektual atas karier profesionalnya. Di
dalam bekerja sekarang lebih diutamakan profesionalisme dibandingkan
hanya mengejar penghasilan untuk hidup saja. Perubahan yang seperti ini,
sebagai akibat dari meningkatnya pendidikan yang dicapai oleh masing-
masing pekerja. Sudah barang tentu, dalam keadaan nilai kerja yang berbeda
dengan yang lama, hubungan partisipasi dan saling keterlibatan dalam hampir
setiap organisasi kemandirian kerja akibat rasa percaya akan kemampuan dan
kecakapan dirinya mulai tumbuh di kalangan para pekerja dan karyawan.
Perubahan nilai kerja ini untuk relatif waktu yang panjang masih harus
dihadapi oleh organisasi. Peningkatan partisipasi, profesionalisme, saling

MODUL ORGANISASI DAN MANAJEMEN Page 46


keterlibatan, kemandirian kerja, rasa harga diri sebagai manusia, merupakan
bidang garapan yang serius bagi organisasi masa mendatang.
4. Sifat dari tugas dan tujuan organisasi
Dalam keadaan lingkungan yang sulit diterka sebelumnya,
perkembangan teknologi yang pesat, perubahan tingkat pendidikan yang
besar, dan perubahan nilai kerja, maka sifat-sifat tugas dan tujuan organisasi
akan mengalami perubahan. Tugas-tugas di dalam organisasi akan lebih
bersifat teknis, sulit, dan tidak terprogramkan secara mendalam. Tugas
semacam ini timbul karena orang-orang lebih banyak mengandalkan pada
pekerjaan intelektualnya dibandingkan dengan pekerjaan ototnya. Sehingga
suatu pekerjaan akan merupakan suatu beban yang paling sulit bagi
seseorang. Seorang pimpinan akan merasa tidak berdaya lagi untuk
menangani suatu pekerjaan yang dibebankan kepadanya, karena terlampau
complicated. Ia tidak lagi melakukan kontrol dan pengendalian atas beban
tugas yang ada padanya. Itulah sebabnya, sangat mendasar bahwa kolaborasi,
dan permintaan bantuan pada spesialis-spesialis merupakan keharusan yang
tidak bisa dihindari di dalam mengendalikan proyek-proyek yang ada di
dalam organisasi.
Selain itu tujuan organisasi akan menjadi semakin kompleks. Organisasi-
organisasi pemerintah dan perusahaan swasta akan bertambah pemikirannya
untuk meningkatkan dirinya, adaptasi, atau kemampuan kreatif dan
inovatifnya. Organisasi tidak lagi hanya terpaku untuk mencapai tujuan
efisiensi dan efektivitasnya saja, melainkan lebih dari itu ingin mencapai dan
menciptakan kondisi-kondisi yang inovatif dan kreatif.
Satu hal lagi yang harus dihadapi oleh organisasi-organisasi mendatang
ialah meningkatnya konflik dan kontradiksi dalam organisasi. Timbulnya
konflik dan kontradiksi janganlah dianggap perintang dalam organisasi.
Organisasi yang selamanya tidak pernah timbul konflik, maka organisasi
tersebut perlu dicurigai. Sebaliknya konflik yang meluas tanpa diusakan
pemecahannya akan merusak organisasi. Oleh karena itu, konflik dan
kontradiksi sepanjang tidak ditiuphembuskan dan dibesar-besarkan yang
cenderung menjadi timbul fitnah, hendaknya dianggap sebagai sesuatu yang

MODUL ORGANISASI DAN MANAJEMEN Page 47


wajar di dalam setiap organisasi. Timbulnya konflik yang wajar ini mudah
dipahami, karena berasal dari profesionalisme yang sudah mulai tumbuh di
organisasi.
5. Penataan organisasi
Penata organisasi di masa mendatang akan mempunyai sifat-sifat yang
unik. Struktur organisasi formal akan mengalami penambahan dan perubahan
yang bervariasi. Orang tidak lagi hanya terpusatkan pada perhatian struktur
formal. Istilah temporer, sementara, tentatif, jangka pendek dan yang
sejenisnya mulai mewarnai struktur organisasi. Akan banyak dijumpai
adaptasi yang cepat terhadap sistem yang bersifat temporer, sementara,
tentatif, dan berjangka pendek.
Perwujudan dari sistem temporer ini dapat dijumpai dengan banyak
dibentuknya organisasi yang bersifat sementara, seperti misalnya panitia, tim
kerja, dan lain sebagainya. Bahkan akan banyak pula dijumpai, seseorang
akan lebih suka menciptakan organisasi-organisasi baru tanpa menganalisis
lebih lanjut struktur formal yang ada. Sehingga banyak dijumpai organisasi-
organisasi tandingan yang non struktural. Keadaan seperti ini sering
dinamakan gejala proliferationdalam organisasi. Suatu pertumbuhan yang
cepat dari suatu organisasi, sehingga banyak dijumpai organisasi-organisasi
formal non struktural yang dibentuk menerobos kesulitan birokrasi.
Banyak satuan organisasi yang bersifat temporer ini membawa akibat
yang baik terhadap organisasi. Karena dari panitia atau tim kerja akan dapat
diperoleh banyak keahlian yang beraneka ragam dari masing-masing anggota.
Keahlian-keahlian yang beraneka ragam dari masing-masing anggota tim
kerja atau panitia tersebut dapat dimanfaatkan untuk memberikan masukan
dan bahan pemecahan persoalan-persoalan di dalam organisasi. Kejadian
seperti ini jarang dijumpai dalam struktur organisasi formal. Selain itu
kelompok organisasi diatur lebih bersifat organis dibandingkan mekanis. Hal
ini berarti, organisasi akan lebih memberikan perhatian terhadap pemecahan
persoalan dibandingkan dari penekanan program. Lebih memerhatikan
kedinamisan humanistis dibandingkan dengan kemajuan mesin. Lebih
ditekankan hubungan kemanusiaan, dibandingkan dengan hubungan formal

MODUL ORGANISASI DAN MANAJEMEN Page 48


struktural. Pimpinan seperti ini akan banyak bersikap koordinator diantara
beberapa task force yang beraneka. Ia harus menjadi pimpinan yang mampu
berbicara dengan aneka bahasan riset yang berbeda satu sama lain, dengan
kemampuan yang tinggi untuk menyebarkan informasi, dan menjadi perantara
yang cakap diantara beberapa kelompok tersebut. Staf atau bawahan
dievaluasi tidak berdasarkan garis vertikal menurut posisi dan pangkatnya,
melainkan dievaluasi secara fleksibel dan fungsional berdasarkan kecakapan
dan profesinya. Struktur organisasi yang dipajang diruang kerja pimpinan,
akan banyak terdiri dari kelompok-kelompok proyek dibandingkan
kelompok-kelompok fungsional pada umumnya.
Dengan demikian organisasi di masa mendatang akan merupakan suatu
kombinasi dari gejala-gejala adaptasi, pemecahan masalah, sistem temporer
dari aneka macam spesialis, dan evaluasi staf tidak lagi didasarkan atas dasar
vertikal berdasarkan posisi dan pangkatnya. Inilah bentuk organisasi di masa
yang akan datang yang akan mengganti birokrasi.
6. Peningkatan motivasi
Struktur organisasi yang adaptif akan menyebabkan peningkatan
motivasi. Karena struktur seperti ini akan membawa kepuasan instrinsik di
antara para pekerja dalam melaksanakan tugas masing-masing. Struktur
seperti ini menjamin adanya kelenturan dalam menanggapi perubahan
lingkungan. Selain itu karena peningkatan motivasi tersebut, maka dalam
organisasi terdapat keharmonisan di antara kebutuhan-kebutuhan individu
yang terdidik dekreativitas tugas-tugas. Dengan demikian, peningkatan
motivasi di antara para orang-orang dalam organisasi mendapat perhatian
serius bagi organisasi-organisasi masa mendatang.

5. Pentingnya Perilaku Organisasi dalam Administrasi Publik


Perilaku organisasi merupakan suatu bidang studi yang berhubungan
dengan semua aspek kegiatan manusia di dalam suatu organisasi. Hal seperti ini
termasuk pula pengaruh organisasi terhadap manusia dan pengaruh manusia
terhadap organisasi. Tujuan praktis dari penelaahan bidang studi ini adalah untuk

MODUL ORGANISASI DAN MANAJEMEN Page 49


menentukan bagaimanakah perilaku manusia dalam suatu organisasi dapat
mempengaruhi proses pencapaian tujuan organisasi.
Dari rumusan seperti ini, sebenarnya tercermin betapa pentingnya perilaku
organisasi di dalam administrasi negara. Setiap gerak dalam organisasi dan setiap
aktivitas organisasi, selalu sumbernya adalah perilaku manusia. Dengan demikian
apapun yang dilakukan organisasi dan administrasi aspek psikologi dari tindakan
manusia tidak boleh tidak pasti ikut berbicara. Sudah barang tentu aspek-aspek
lainnya juga banyak memberikan andil terhadap bidang kajian perilaku organisasi
tersebut.
Pentingnya perilaku organisasi dalam administrasi negara dapat pula
diresapi dari ungkapan bahwa organisasi dan administrasi tanpa manusia kiranya
tidak ada artinya. Jika administrator atau manajer menginginkan dukungan dari
para karyawannya, maka administrator tersebut seharusnya mengenal keunikan
manusia di dalam organisasinya. Seorang insinyur yang menginginkan mengetahi
sesuatu tentang pekerjaannya ia memerlukan memahami perilaku orang-orang
disekitarnya. Seorang bapak menginginkan mengetahui keadaanya anak-anaknya,
ia memerlukan memahami perilaku anak-anaknya. Demikian pula seorang
administrator atau manajer agar mendapat dukungan karyawannya tadi harus
mengetahui perilaku karyawannya.
Dengan ungkapan seperti tersebut diatas jelaslah betapa pentingnya ilmu
perilaku organisasi di dalam administrasi negara. Selain ungkapan sederhana di
atas, suatu hasil penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat membuktikan
bahwa minat mengembangkan ilmu perilaku organisasi menunjukkan kemajuan
yang pesat baik dilingkungan administrasi negara maupun di administrasi
perusahaan.

MODUL ORGANISASI DAN MANAJEMEN Page 50


BAB VI
PENILAIAN EFEKTIFITAS ORGANISASI

1. Prinsip Penilaian Prestasi Perseorangan


Penilaian prestasi merupakan puncak proses managerial. Bagi seorang
manajer, penilaian prestasi ini merupakan salah satu bagian tugas yang penting
untuk dilakukan. Walaupun demikian, pengalaman membuktikan bahwa
melakukan penilaian prestasi seseorang secara obyektif bukan merupakan suatu
pekerjaan sederhana.
a. Pentingnya penilaian prestasi seseorang bawahan
Secara teoritis terdapat tiga alasan yang dapat memberikan penjelasan tentang
pentingnya penilaian prestasi, yaitu :
1. Penilaian prestasi memberikan informasi memberikan informasi yang
dapat digunakan untuk membuat keputusan tentang promosi dan kenaikan
gaji. Hal ini merupakan tujuan utama dari penilaian prestasi.
2. Penilaian prestasi memberikan kesempatan kepada pimpinan dan orang
yang dinilai untuk secara bersama membahas perilaku kerja yang dinilai.
Pada umumnya setiap orang menginginkan dan mengharapkan umpan
balik mengenai prestasinya, terutama bila prestasi tersebut menyenangkan.
Penilaian prestasi merupakan cara untuk menyampaikan umpan balik.
3. Penilaian prestasi juga memungkinkan penilaian dan yang dinilai untuk
secara bersama menemukan dan membahas penyimpangan-penyimpangan
yang terjadi dan mengambil langkah perbaikannya.
b. Aspek perilaku dalam penilaian prestasi
Pengalaman sehari-hari memberikan pelajaran bahwa melakukan penilaian
prestasi secara obyektif bukan pekerjaan yang sederhana, malah bukan pekerjaan
yang menyenangkan. Duncan merumuskannya sebagai berikut : (Dulu) keputusan
manajemen sering mengemukakan bahwa penilaian prestasi merupakan suatu
kejadian yang tidak menyenangkan, baik bagi penilai maupun bagi yang dinilai.
Dengan perkataan lain, para penilai tidak senang mengadakan penilaian dan akan
membawa pengaruh jelek bagi pelaksana pekerjaan. Sebaiknya orang yang dinilai
akan merasa tidak senang dinilai dan akan berusaha untuk menghindarkannya.

MODUL ORGANISASI DAN MANAJEMEN Page 51


Untuk sebagian kita sependapat dengan rumusan Duncan di atas, karena
tidak seluruhnya tepat. Baik yang menilai maupun yang dinilai sesungguhnya
akan merasa senang bila hasil penilaian tersebut baik. Sebabnya ialah karena pada
umumnya, seseorang tidak begitu merasa berat untuk memberikan pujian. Dan
adalah sebagian pula benar bahwa baik penilaian maupun yang dinilai tidak begitu
senang untuk memberikan penilaian yang kurang baik. Tetapi cukup banyak pula
bukti yang sebaliknya. Persoalannya kelihatannya ditentukan oleh faktor
kematangan pribadi, baik dari yang menilai maupun yang dinilai. Hal ini berarti
pula bahwa aspek penilaian prestasi seyogyanya merupakan bagian dari perilaku
organisasi.
c. Teknik penilaian prestasi
Gary Dessler, menyebutkan beberapa teknik prestasi, yaitu :
1. Grafik skala penilaian
Metode ini merupakan teknik penilaian yang paling banyak
dipergunakan. Sebabnya ialah karena teknik ini merupakan teknik yang relatif
mudah, baik untuk digunakan maupun untuk disempurnakan. Dalam teknik ini
grafik atau tepatnya matriks terdiri dari dua bagian : bagian yang vertikal dan
bagian horizontal. Bagian yang vertikal, biasanya, terdiri atas aspek-aspek yang
dinilai, seperti kepemimpinan, loyalitas, kerjasama dan sebagainya. Bagi yang
horizontal menunjukkan daftar nilai yang dapat diberikan terhadap masing-
masing aspek yang ada dalam bagian vertikal.
2. Metode pergantian peringkat
Teknik penilaian ini juga sangat umum sekali digunakan, karena memang
relatif lebih mudah untuk digunakan. Dalam teknik ini, pihak penilai menyusun
urutan tingkat prestasi pihak yang dinilai, mulai yang tertinggi sampai
terendah. Proses pelaksanaannya seperti berikut : pilih seseorang yang tingkat
prestasinya tertinggi dan seseorang yang tingkat prestasinya terendah.
Berdasarkan urutan penilaian tersebut, maka orang-orang yang lainnya
ditempatkan urutannya.
Proses ini juga dilakukan dengan menempatkan seseorang pada tempat
kedua terbaik dan tempat kedua terendah. Begitu seterusnya, sampai tersusun
suatu daftar dari orang-orang yang dinilai lengkap dengan urutannya.

MODUL ORGANISASI DAN MANAJEMEN Page 52


3. Metode persamaan perbandingan
Teknik ini sedikit lebih rumit dari teknik-teknik yang disebut diatas.
Dalam teknik ini, pihak penilai menggunakan beberapa kriteria tertentu,
selanjutnya setiap orang dinilai berdasarkan kriteria tersebut, dengan juga
membandingkan nilai seseorang tersebut, dengan juga membandingkan nilai
seseorang dalam setiap kriteria dengan yang lainnya. Misalnya, seorang penilai
harus menilai tiga orang (A, B dan C) dalam hal kepemimpinan, loyalitas, dan
hubungan kerja. Dengan menggunakan teknik ini, akan dapat dihasilkan suatu
perbandingan bahwa A tertinggi dalam kepemimpinan, B tertinggi dalam
loyalitas, dalam hubungan kerja, dan seterusnya. Dengan menggunakan teknik
ini, akan dapat dihasilkan suatu perbandingan bahwa A tertinggi dalam
kepemimpinan, B tertinggi dalam loyalitas sedangkan C mendapat nilai
tertinggi dalam hubungan kerja, dan seterusnya.
4. Metode distribusi paksa
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa teknik penilaian ini adalah
teknik penilaian yang diarahkan, di mana beberapa patokan kwantitatif
diarahkan. Misalnya sudah ditentukan bahwa akan ada 15% orang terbaik, 20%
diatas rata-rata, 30% biasa-biasa saja, 20% dibawah rata-rata dan 15% rendah.
5. Metode kejadian kritis
Pada beberapa teknik yang disebut sebelum ini, penilaian umumnya
dilakukan secara berkala, tetapi pada teknik ini dilakukan sewaktu-waktu.
Pihak penilai dapat saja melakukan penilaian terhadap prestasi seseorang
berdasarkan kebutuhan sewaktu-waktu. Misalnya; pada saat seseorang
melakukan prestasi yang luar biasa baiknya atau pada saat seseorang
melakukan kesalahan tersebut secara keseluruhan digunakan untuk menilai
prestasi seseorang.
6. Skala peniaian perilaku organisasi (Behaviorally Anchored Rating Scales
(BARS)).
Sengaja beberapa teknik sebelumnya kita bahas hanya secara singkat,
sebab selain banyak ditemukan dalam literatur lainnya, juga karena sudah
relatif agak umum dipergunakan. Teknik BARS merupakan teknik yang relatif

MODUL ORGANISASI DAN MANAJEMEN Page 53


baru dan oleh para penemunya dianggap sebagai teknik yang lebih sempurna
dibandingkan dengan teknik-teknik yang disebut diatas.
Dalam menyusun teknik ini biasanya digunakan lima langkah utama,
yaitu :
1. Identifkasi ruang lingkup prestasi yang akan dinilai
Pada umumnya bahwa ukuran keberhasilan pekerjaan tertentu relatif
agak berbeda dengan pekerjaan yang lainnya. Pekerjaan juga sukar diukur,
tidak mungkin diukur dan dapat diukur. Pekerjaan yang bersifat pemikiran
pada umumnya termasuk sukar diukur. Seseorang yang sedang berpikir
keras dapat pula diartikan sebagai seseorang yang melamun. Oleh sebab
itu, jalan yang terbaik adalah memintakan bantuan dari mereka yang
biasanya mengerjakan pekerjaannya masing-masing.
2. Penentuan kejadian-kejadian apa yang akan dapat dinilai
Kejadian tersebut dapat dinyatakan karena terjadi peristiwa dimana
seseorang berprestasi tinggi ataupun yang sebaliknya.
3. Pengelompokan kembali atas kejadian-kejadian tersebut
Tahap ini diperlukan untuk mengecek ketepatan dari kasus tersebut.
Dalam tahap ini, sekelompok ahli lainnya dimintakan untuk memberikan
pandangan atas kasus-kasus yang sudah diidentifikasikan pada tahap kedua.
Terdapat kesamaan, maka hal tersebut dapat dijadikan bahan untuk
melakukan tahap berikutnya. Dalam hal terdapat perbedaan pandangan
yang cukup fundamental, maka harus diulang dari tahapan pertaama lagi.
4. Tahap pengembangan skala penilaian
Peristiwa-peristiwa yang terjadi diuraikan menurut tingkat
pentingnya. Hal ini dapat dilakukan menurut tingkatan tingginya suatu
prestasi ataupun yang sebaliknya.
5. Pembuatan alat penilaian
Nilai penilaian terhadap peristiwa yang tertinggi, yang dilakukan
pada tahap keempat, selanjutnya digunakan sebagai alat untuk menilai luas
lingkup dari tingkat prestasi tertentu.

MODUL ORGANISASI DAN MANAJEMEN Page 54


2. Penilaian Efektivitas Organisasi
Penilaian prestasi perseorangan merupakan dasar penilaian efektivitas suatu
organisasi. Walaupun demikian, seperti telah dikemukakan semuanya itu harus
dapat dikoordinasikan dengan baik. Hal ini penting, karena prestasi seseorang
yang dikatakan baik belum berarti efektif bagi organisasi secara keseluruhan.
Untuk menilai apakah suatu organisasi efektif atau tidak, secara keseluruhan
ditentukan oleh apakah tujuan organisasi itu tercapai dengan baik atau sebaliknya.
Adapun beberapa penilaian efektivitas organisasi adalah sebagai berikut :
a. Menentukan efektivitas organisasi hanya menurut tingkat prestasi suatu
organisasi adalah suatu pandangan yang terlalu menyederhanakan
hakekat penilaian efektivitas organisasi. Kita mengetahui bahwa tiap
organisasi mempunyai beberapa sasaran dan diantaranya sering terdapat
persaingan. Persoalannya ialah bagaimana caranya mengembangkan
suatu rangkaian atau kumpulan sasaran yang dapat dicapai dengan
batasan sarana, sumber daya, dan dana yang tersedia.
b. Tidak semua kriteria sekaligus dapat digunakan untuk mengukur
efektivitas organisasi. Keinginan untuk meningkatkan keuntungan
misalnya dapat menyebabkan seseorang terlalu optimis dalam hal
potensi pemasaran. Ini sering menyebabkan timbulnya efek sampingan,
yaitu kurangnya perhatian terhadap usaha mempertahankan
kelangsungan hidup organisasi perusahaan.
c. Pengukuran efektivitas organisasi sesungguhnya harus mencakup
berbagai kriteria, seperti : efisiensi, kemampuan menyesuaikan diri
dengan tuntutan perubahan adaptasi, integrasi, motivasi, dan produksi.
Cara pengukuran seperti ini sering disebut model penilaian efektivitas
organisasi.

MODUL ORGANISASI DAN MANAJEMEN Page 55


BAB VII
KONFLIK DALAM ORGANISASI
1. Sebab terjadinya Konflik
Pengertian konflik organisasi adalah ketidak sesuaian antara dua atau lebih
anggota–anggota atau kelompok–kelompok organisasi yang timbul karena adanya
kenyataan bahwa mereka harus membagi sumber daya–sumber daya yang terbatas
atau kegiatan–kegiatan kerja atau karena kenyataan bahwa mereka mempunyai
perbedaan tujuan, status, nilai atau persepsi.
Konflik dalam suatu organisasi atau dalam hubungan antar kelompok adalah
suatu yang tidak dapat kita hindari. Malah dalam batas-batas tertentu justru akan
sangat bermanfaat bagi penciptaan perilaku organisasi yang efektif. Konflik dalam
pengertian yang sangat luas dapat dikatakan sebagai segala macam bentuk
hubungan antar manusia yang bersifat berlawanan (antagonistik). Ia dapat terlihat
secara jelas dan dapat pula tersembunyi. Konflik tidak selamanya merugikan.
Dalam praktek dalam kehidupan sehari-hari, konflik sering diperlukan dan
diciptakan atau malah diakui eksistensinya. Sehubungan dengan ini perlu pula
dikatakan bahwa konflik bukan merupakan tanda kelemahan organisasi atau bukti
kegagalan pimpinannya. Hal ini dinyatakan dengan jelas oleh Pondy, yaitu
mengemukakan bahwa :
“konflik seperti halnya rasa sakit, merupakan pertanda bahwa suatu
organisasi sedang berada dalam atau sedang berdiri di ambang kesulitan.
Suatu organisasi atau sistem sosial yang berusaha menekan adanya konflik,
melarang pengungkapan perbedaan pendapat, kehilangan umpan balik untuk
memperbaiki diri dan menciptakan stabilitas.”
Walaupun demikian, para manajer perlu memahami beberapa sebab yang
dapat menimbulkan konflik, terutama untuk mendapatkan manfaat dalam
menanganinya dan untuk menarik keuntungan dalam menciptakan perilaku
organisasi yang berguna bagi peningkatan efektivitas organisasi. Sebab-sebab itu
dapat kita telusuri dari situasi konflik dalam bentuk konflik, Boulding,
sebagaimana dikutip oleh Hammer dan Organ, mengemukakan ada 4 unsur dalam
konflik, yaitu :

MODUL ORGANISASI DAN MANAJEMEN Page 56


1. The Parties (pihak-pihak)
Pihak-pihal (parties) yang sedang berada dalam konflik pada umumnya
paling tidak ada dua. Misalnya; seseorang lawan seseorang, kedua pihak
termaksud dapat perorangan dengan perorangan, perorangan lawan kelompok,
perorangan lawan organisasi, kelompok lawan kelompok, kelompok lawan
organisasi, atau organisasi lawan organisasi lain.
2. The field of conflict (bidang konflik)
Dalam rumusan Boulding dikatakan : “seluruh rangkaian negara yang
relevan mungkin dari sistem sosial (negara relevan adalah negara bagian dari
sistem sosial yang salah satu pihaknya terlibat konflik yang dianggap saling
berkaitan).” Dengan demikian, dalam unsur ini Boulding memasukkan semua
kemungkinan arah perkembangan konflik, seperti konflik tertutup, konflik
terbuka, atau malah konfrontasi.
3. The dinamics the situation (situasi dinamika)
Dengan ini yang dimaksud suatu situasi dalam dimana masing-masing
kelompok berusaha mendekati pihak ketiga yang dianggap mempunyai
kedudukan setingkat atau lebih tinggi dari pihak yang menjadi lawannya.
4. The management, cotrol, or resolution of conflict (manajemen, control,
atau resolusi konflik)
Dalam unsur ini terkandung pengrtian bahwa konflik bukanlah suatu
yang dapat berdiri dan tidak dapat secara jelas dibedakan kapan mulainya dan
kapan berakhir. Dalam rumusan Hammer dan Organ dikemukakan : “konflik
jelas muncul dari situasi yang sudah ada sebelumny, dan tidak biasanya
berakhir dengan penyelesaian, meskipun intensitas konflik bisa berubah,
sebagai salah satu harapan situasi yang dinamis.”

2. Bentuk Konflik
Secara umum dapat dikatakan bahwa ada 3 bentuk konflik, yaitu :
a. Konfil dalam kelompok
Konflik yang terjadi antara dua orang atau lebih anggota kelompok
merupakan suatu hal yang paling umum terjadi dalam suatu organisasi. Pengertian
kelompok disini mencakup kelompok dalam arti umum dapat pula dalam arti satu

MODUL ORGANISASI DAN MANAJEMEN Page 57


kesatuan unit organisasi. Konflik dalam kelompok ini selanjutnya dapat diperinci
lagi menjadi konflik peranan, konflik dalam pemecahan persoalan, dan konflik
interaksi.
1. Konflik peranan
Konflik peranan adalah konflik yang terjadi bila seseorang melakukan
berbagai macam peranan. Konflik peranan dapat pula terjadi karena tekanan
yang datang dari luar diri seseorang, misalnya dari orang yang ada kaitannya
hierarki atau malah dari orang luar sama sekali. Orang yang mempunyai kaitan
hierarki itu dapat berasal dari pimpinan, kolega atau yang setingkat dari
bawahan. Yang dimaksud dengan orang luar bisa saja teman separtai, sedaerah,
sekerabat, atau keluarga. Konflik peranan dapat pula terjadi akibat konflik
fungsional, konflik hierarkis, dan konflik fungsi kesamaan.
1. Konflik fungsional
Konflik fungsional juga sering muncul karena adanya ketidak cocokan tugas
atau tujuan yang harus dicapai. Perbedaan tugas atau tujuan, sebagaimana
telah dikemukakan, merupakan faktor yang dapat menimbulkan konflik
fungsional. Walaupun demikian perlu dikemukakan bahwa konflik macam
ini baru mungkin terjadi bila salah satu pihak mulai ikut campur dalam
pencapaian tujuan kelompok lain. Atau dengan perkataan lain, faktor
potensi tadi tidak akan menimbulkan konflik bila tiap pihak hanya
memperhatikan bidang tugas dan tujuan kelompok sendiri.
Selanjutnya, faktor pendorong munculnya konflik fungsional ialah bila
seorang merasa mendapatkan kedudukan batas, yang berarti ia dianggap
sebagai anggota masing-masing kelompok yang bersengketa. Seseorang
yang berbeda dalam kedudukannya sebagai kedudukan yang unik. Dari satu
segi ia akan merasa ditekan oleh kelompok yang satu, dari segi lain ia juga
harus memperhatikan harapan dan perilaku kelompok yang lain.
2. Konflik hierarkis
Dalam konflik semacam ini terdapat suatu keadaan dimana suatu kelompok
mendapat tekanan dari luar. Tekanan dari luar ini dapat berupa penyediaan
anggaran, pemberian status dan persetujuan pengangkatan pegawai dan
sebagainya. Dalam organisasi mempunyai anggaran tidak begitu terbatas,

MODUL ORGANISASI DAN MANAJEMEN Page 58


kemungkinan terjadinya konflik perebutan anggaran relatif kecil.
Sebaliknya, dalam organisasi yang anggarannya sangat terbatas, terjadi
konflik karena perebutan anggaran sangat potensial. Begitu pula halnya
dalam pemberian status dan persetujuan pengangkatan pegawai, walaupun
sama diketahui bahwa penambahan pegawai suatu unit atau kelompok yang
sering dikaitkan dengan volume pekerjaan, tetapi dilihat dari perilaku
kelompok, hal ini dapat diartikan lain oleh kelompok lain.
3. Konflik kesamaan
penyebab konflik ini dapat menimbulkan perilaku permusuhan dan dapat
pula menimbulkan perilaku persaingan yang sehat. Persaingan selalu hadir
pada saat terdapat suatu keadaan dimana terdapat dua perilaku dari beberapa
unit yang tidak serasi. Konflik dapat dirumuskan sebagai suatu situasi
persaingan dimana pihak-pihak uang terlibat sama-sama menyadari bahwa
pada masa yang akan datang akan terjadi perbedaan kedudukan. Selanjutnya
dalam hal demikian, maka salah satu pihak berusaha untuk mendapatkan
kedudukan yang lebih baik.
2. Konflik dalam pemecahan persoalan
Konflik ini juga sangat umum timbul dalam suatu kelompok atau
organisasi kerja. Konflik ini biasanya terjadi bila beberapa orang mempunyai
pandangan berbeda tentang bagaimana cara memecahkan suatu persoalan.
Sangatlah umum bahwa para anggota kelompok mempunyai pendapat yang
berbeda tentang rumusan suatu persoalan, atau mempunyai tingkat
pengetahuan yang berbeda tentang informasi yang relevan dengan persoalan
yang bersangkutan. Juga mungkin terdapat perbedaan mengenai faktanya,
tentang tujuan yang harus dicapai oleh suatu kelompok, mengenai metoda
pencapaiannya ataupun tentang sistem nilai para anggota, yang akan dijadikan
landasan bagi pemecah suatu persoalan.
3. Konflik interaksi
Manusia dalam berinteraksi sosial akan terjadi suatu keadaan yang
disebut situasi sosial. Di samping itu juga terdapat rangkaian proses-proses
yang tidak ada batasnya terdiri atas penyatuan dan perikatan yang disebut

MODUL ORGANISASI DAN MANAJEMEN Page 59


suasana sosial. Ada pula interaksi sosial yang disebut asosiatif dan ada pula
yang disebut disasosiatif.
Asosiatif adalah suatu kehidupan di mana pihak-pihak yang berhubungan
dalam tingkat yang sejajar saling ketergantungan, koordinasi, dan kerja sama.
Kehidupan asosiatif di masyarakat dengan kekuatan seimbang akan terjadi
suatu kerja sama sehingga akan tercipta kehidupan demokratis, sedangkan
kehidupan asosiatif yang tidak seimbang akan mengubah keadaan demokratis
menjadi diktator atau otokrasi.
Kehidupan disasosiatif di masyarakat dengan hikmat yang tidak
seimbang jelas akan tampak, siapa yang kuat pasti akan menang dan siapa yang
lemah akan kalah. Interaksi sosial di masyarakat merupakan hubungan sosial
yang dinamis, menyangkut hubungan antarorang perorang, antara kelompok-
kelompok manusia maupun antara orang perorang dengan kelompoknya.
Yang dimaksud bentuk-bentuk interaksi sosial, yaitu bentuk-bentuk yang
tampak apabila orang perorang atau kelompok-kelompok manusia,
mengadakan hubungan satu sama lainnya. Dalam hubungan orang perorang
atau kelompok kemungkinan terjadi kerja sama (cooperation), persaingan
(competition), dan dapat pula terjadi pertentangan (pertikaian) atau konflik.
Baik kerja sama, persaingan, dan pertentangan termasuk bentuk-bentuk
interaksi sosial.
Pertentangan atau konflik adalah proses sosial, di mana orang perorang
atau kelompok manusia berusaha mencapai tujuannya dengan jalan menentang
pihak lawan, dengan menggunakan ancaman atau kekerasan. Dalam pertikaian
unsur perasaan memegang peranan penting dalam mempertajam perbedaan-
perbedaan yang ada sehingga masing-masing pihak berusaha saling
menghancurkan.
Sebab-sebab Terjadinya Pertikaian antara lain adalah :
1. Adanya perbedaan pendirian dan perasaan orang seorang yang semakin
tajam sehingga timbul bentrokan perseorangan.
2. Adanya perubahan-perubahan sosial yang terlalu cepat di dalam
masyarakat sehingga menyebabkan terjadinya disorganisasi dan perbedaan
pendirian mengenai reorganisasi dari sistem nilai-nilai baru.

MODUL ORGANISASI DAN MANAJEMEN Page 60


3. Adanya perbedaan kebudayaan yang mempengaruhi pola pemikiran dan
tingkah laku perseorangan dalam kelompok kebudayaan yang
bersangkutan. Hal ini akan menimbulkan pertentangan kelompok.
4. Adanya bentrokan mengenai kepentingan-kepentingan, baik perseorangan
maupun kelompok, misalnya: kepentingan ekonomi, sosial, politik,
ketertiban, dan keamanan.
Suatu masyarakat biasanya mempunyai alat-alat tertentu untuk
menyalurkan benih-benih pertikaian yang disebut safety valve institutions. Di
dalam alat-alat ini disediakan objek-objek tertentu yang dapat mengalihkan
pertikaian kepada pihak yang bertikai agar perhatian tersebut dapat tersalurkan
ke arah lain.
Ada lima bentuk-bentuk pertentangan, yaitu sebagai berikut:
1. Pertentangan pribadi, yaitu pertentangan yang terjadi di antara orang
seorang karena masalah-masalah pribadi.
2. Pertentangan politik, yaitu pertentangan antarpartai politik karena
perbedaan ideologi, asas perjuangan, dan cita-cita politik masing-masing.
3. Pertentangan rasial, yaitu pertentangan kelompok ras yang berbeda karena
kepentingan dan kebudayaan yang saling bertabrakan. Misalnya:
terjadinya diskriminasi ras di Amerika Serikat dan Afrika Selatan.
4. Pertentangan antarkelas sosial, yang disebabkan munculnya perbedaan-
perbedaan kepentingan, misalnya antara buruh dan majikan.
5. Pertentangan yang bersifat internasional, yaitu pertentangan yang
melibatkan beberapa kelompok negara (blok) karena perbedaan-perbedaan
kepentingan masing-masing.
Akibat-akibat dari Bentuk Konflik Atau Pertentangan adalah sebagai
berikut :
1. Tambahnya solidaritas dari in-group. Jika suatu kelompok yang semula
tidak kompak, tetapi kalau ada kelompok lain yang mengancamnya maka
solidaritas mereka akan lebih baik.
2. Jika pertentangan itu terjadi antarwarga dalam satu kelompok maka
keutuhan kelompok itu akan goyah.

MODUL ORGANISASI DAN MANAJEMEN Page 61


3. Hancurnya harta benda atau jatuhnya korban manusia pada kedua belah
pihak yang berperang.
4. Bila kekuatan kedua kelompok itu seimbang, bisa timbul akomodasi,
tetapi bila tidak seimbang, yang lebih kuat akan mendominasi, sedangkan
yang lemah akan takluk kepada yang menang.
5. Berubahnya kepribadian. Kalau pertentangan terjadi antara dua kelompok
yang berlainan, misalnya Jepang dan Amerika pada tahun 1942 maka
orang seorang akan mengidentifikasikan dirinya dengan satu kelompok
saja, lalu menghadapi kelompok lain yang dianggap sebagai lawan.
b. Konflik antar organisasi
Berikut ini adalah lima jenis konflik dalam kehidupan organisasi :
1. Konflik dalam diri individu Konflik terjadi bila pada waktu yang sama
seseorang memiliki dua keinginan yang tidak mungkin dipenuhi sekaligus.
2. Konflik antar individu dalam organisasi yang sama karena pertentengan
kepentingan atau keinginan. Hal ini sering terjadi antara dua orang yang
berbeda status, jabatan, bidang kerja dan lain-lain.
3. Konflik antar individu dan kelompok seringkali berhubungan dengan cara
individumenghadapi tekanan-tekanan untuk mencapai konformitas, yang
ditekankan kepada mereka oleh kelompok kerja mereka.
4. Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama Konflik ini merupakan
tipe konflik yang banyak terjadi di dalam organisasiorganisasi.Konflik antar
lini dan staf, pekerja dan pekerja.
5. Konflik antar organisasi konflik ini biasanya disebut dengan persaingan.
Penyebab Terjadinya Konflik:
1. Suatu situasi dimana tujuan-tujuan tidak sesuai
2. Keberadaan peralatan-peralatan yang tidak cocok atau alokasi-alokasi sumber
daya yang tidak sesuai
3. Suatu masalah yang tidak tepatan status
4. Perbedaan pandangan
5. Adanya aspirasi yang tidak ditampung.
Macam –macam konflik antar organisasi :
1. Konflik antar bawahan di bagian yang sama dalam sebuah organisasi

MODUL ORGANISASI DAN MANAJEMEN Page 62


2. Konflik antara bawahan dan pimpinan di bagian yang sama dalam sebuah
organisasi
3. Konflik antar bawahan di bagian yang berbeda dalam sebuah organisasi
4. Konflik antara pimpinan dan bawahan di bagian yang berbeda dalam sebuah
organisasi
5. Konflik antar pimpinan bagian yang berbeda dalam sebuah organisasi
Sumber Konflik antar organisasi:
1. faktor komunikasi (communication factors)
2. faktor struktur tugas maupun struktur organisasi (job structure or organization
structure)
3. faktor yang bersifat personal. (personal factors)
4. faktor lingkungan (environmental factors)
Penyelesaian konflik antar organisasi:
1. Dominasi & Penekanan :
 Dominasi atau kekerasan yang bersifat penekanan otokratik. Ketaatan
harus dilakukan oleh fihak yang kalah pada otoritas yang lebih tinggi atau
kekuatan yang lebih besar.
 meredakan atau menenangkan, metode ini lebih terasa diplomatis dlm
upaya menekan dan meminimalkan ketidaksepahaman.
2. Kompromi :
 Pemisahan, pihak-pihak yg berkonflik dipisah sampai menemukan solusi
atas masalah yg terjadi
 Arbitrasi, adanya peran orang ketiga sbg penengah untuk penyelesaian
masalah
 Kembali ke aturan yang berlaku saat tdk ditemukan titik temu antara kedua
fihak yg bermasalah.
3. Pemecahan masalah integratif :
 Konsensus, sengaja dipertemukan untuk mencapai solusi terbaik, bukan
hanya menyelesaikan masalah dgn cepat
 Konfrontasi, tiap fihak mengemukakan pandangan masing-masing secara
langsung & terbuka.

MODUL ORGANISASI DAN MANAJEMEN Page 63


 Penentu Tujuan, menentukan tujuan akhir kedepan yang lebih tinggi
dengan kesepakatan bersama.
c. Konflik antar kelompok
Faktor penyebab konflik antar kelompok :
1. Kepentingan sama
Bila dua kelompok mempunyai kepentingan sama terhadap sesuatu,
maka timbul persaingan untuk mendapatkannya. Ketika persaingan terjadi,
maka ada upaya upaya dari setiap kelompok untuk mendapatkan yang
diinginkan, sehingga terkadang kelompok menggunakan tindakan-tindakan
yang merugikan kelompok lain. Akibatnya timbul konflik antar kelompok
(Bornstein, 2003)
2. Prasangka dan diskriminiasi (Sear, dkk, 1994)
Menururt Sears, dkk, (1983) Streotype, prasangka dan diskriminiasi
merupakan tiga komponen dalam antagonism kelompok. Pertama, streotype—
yang merupakan komponen kognitif. Streotype adalah keyakinan tentang sifat-
sifa pribadi yang dimiliki orang dalam kelompok. Misalkan orang batak selalu
distreotype sebagai seorang yang keras, dan kasar. Padahal belum tentusemua
orang Batak seperti itu.
3. Sumberdaya
Konflik sumber daya, khususnya alam menjadi suatu yang sangat banyak
kita temui di negeriini.Sumber daya alam menajdi suatu daya tarik yang luar
biasa bagi kelompok-kelompok yang ingin mengambil keuntungan dari sumber
daya tersebut. Misalkan pada kasus air. Biasanya kasus air ini banyak terjadi di
dareha pertanian. Air menajdi suatu yang sangat penting bagi petani, sehingga
mereka berebut untuk menguasai air untuk irigasi sawah.
4. Identitas social atau katagori berbeda.
Setiap kelompok mempunyai identitas social berbeda. Indentitas suatu
kelompok berkaiatan dengan atribut yang dimiliki. Seperti ciri-ciri, nilai yang
dianut, tujuan, dan norma. Identifikasi social sangat berguna untuk proses
katagori dan perbandingan social (Hogg & Grieve, 1999).

MODUL ORGANISASI DAN MANAJEMEN Page 64


5. Ketidak adilan (injustice)
Ketidak adilan sering kali menimbulkan konflik. Kita bias melihat
banyak konflik-konflik yang terjadi diakibatkan ketidak adilan. Menurut teori
keadilan (equity theory), konflik terjadi karena adanya ketidak adilan dalam
distribusi yang membuat orang atau kelompok menjadi distress
danfrustasi.Akibatnyakelompok menggunakan cara menurut pandangan
mereka benar, tetapi bagi kelompok lain hal tersebut dapat menimbulkan
konflik. Namun perlu dipahami bahwa sebenarnya keadilan keadilan bersifat
relative atau subjektif bagi setiap orang atau kelompok.
6. Perilaku agresif
Perilaku agresif yang dilakukan suatu kelompok terhadap kelompok lain
dapat menimbulkan konflik antar kelompok. Ketika suatu kelompok
menyerang kelompok lain, maka kelompok yang diserang akan membalas. Hal
ini akan bias berlanjut kepada konflik yang berkepanjangan. Misalkan,
ketikapertandingansepakbola, suporterpersijamenyerangsuporterpersib
Bandung, akibatterjaditawuran.Kejadianiniberdampaktimbulnyakonflik, yaitu :
 Saling mengejek antar kelompok
 Kurangnya sikap menghargai orang lain,
 Tidak terjalinannya tali persaudaraan yang kuat
 Kurangnya pendidikan moral dan kebineka anataupluralisme dalam
kegiatan pembelajaran.
Contoh konflik antar kelompok :
 Tauran antar pelajar SMA & STM di kota besar
 Konflik antar Indonesia & Malaysia tentang batas wilayah
 Polisi melawan masa
 Kampanye
 Perang saudara
 Persaingan yang tidak sehat antara perusahaan dalam mempromosikan
barang
 Konflik Vietnam berubah menjadi perang.
 Konflik Katolik-Protestan di Irlandia Utara memberikan contoh konflik
bersejarah lainnya.

MODUL ORGANISASI DAN MANAJEMEN Page 65


 Banyak konflik yang terjadi karena perbedaan ras dan etnis. Ini termasuk
konflik Bosnia Kroasia, konflik di Rwanda, dan konflik di
Kazakhstansial.
 Konflik antara orang kulit putih dan orang kulit hitam di Amerika
(diskriminasi ras terhadap orang kulit hitam).

3. Strategi Penanggulangan Konflik


Tidak semua bentuk dan sifat konflik menimbulkan kerugian bagi
perseorangan, kelompok ataupun organisasi, tingkat tertentu konflik dapat
bermanfaat bagi perseorangan, kelompok, atau organisasi. Kalau begitu,
pertanyaan selanjutnya ialah apa bentuk dan bagaimana tingkat konflik yang
merugikan dan bagaimana pula yang menguntungkan. Atas pertanyaan ini para
ahli hanya memberikan jawaban yang umum, yaitu bergantung pada tingkat
kematangan pihak yang terlibat dalam konflik. Walaupun demikian, secara garis
besar dapat dikemukakan beberapa strategi penganggulangannya, yaitu :
1. Pemecahan persoalan
Perhatian utama ditujukan pada peranan strategi pemecahan persoalan
adalah menanggulangi konflik. Dalam strategi pemecahan persoalan, diambil
asumsi dasar bahwa semua piha mempunyai keinginan menanggulangi konflik
yang terjadi dan perlu dicarikan ukuran-ukuran yang dapat memuaskan pihak-
pihak yang terlibat dalam konflik. Atas dasar asumsi tersebut maka dalam
strategi pemecahan persoalan harus selalu dilaui 2 tahap penting, yaitu proses
penemuan pematangannya. Hasil penelitian yang pernah dilakukan di Amerika
membuktikan bahwa usaha pemecahan persoalan menjadi lebih produktif bila
semua gagasan dikumpulkan terlebih dahulu sebelum dibahas.
2. Perundingan atau musyawarah
Dalam strategi ini terlebih dahulu harus ditentukan secara jelas apa
sebenarnya yang menjadi persoalan. Berdasarkan jelasnya persoalan itulah
kemudian kedua belah pihak yang sedang dalam pertikaian mengadakan
pembahasan untuk mendapatkan titik temu. Pada waktu perundingan atau
musyawarah tersebut dilakukan dapat pula dikembangkan suatu konsensus

MODUL ORGANISASI DAN MANAJEMEN Page 66


bahwa setelah terjadi kesepakatan, masing-masing pihak harus berusahan
mencegah timbulnya konflik lagi.
3. Mencari lawan yang sama
Strategi ini pada prinsipnya usaha penanggulangan konfliknya
dilakukan dengan menemukan kepentingan dan tujuan yang sama, semua
diajak untuk lebih bersatu, karena harus menghadapi pihak ketiga sebagai
pihak yang dianggap merupakan lawan dari kedua belah pihak yang bertikai.
Dalam keadaan menghadapi ancaman dari luar, anatar semua kekuatan
politikdalam suatu negara selalu terdapat kecenderungan untuk lebih bersatu.
4. Mensubordinasikan kepentingan dan tujuan pihak-pihak yang sedang terjadi
konflik kepada kepentingan dan tujuan yang lebih tinggi
Strategi ini sering pula disebut persuasi, dalam strategi ini usaha
penanggulangan konflik dilakukan dengan menemukan kepentingan dan tujuan
yang lebih tinggi dari kepentingan dan tujuan pihak-pihak yang yang sedang
bertikai. Berhasil atau tidaknya persuasi bergantung kepada kemampuan semua
pihak dalam berkomunikasi. Walaupun demikian, tetap penting untuk
diperhatikan bahwa penyelesaian yang sudah dibahas untung ruginya akan
lebih bermanfaat dari cara penyelesaian yang hanya diperhitungkan untungnya
saja.
5. Peningkatan interaksi dan komunikasi
Alasan penggunaan strategi ini adalah bahwa pihak-pihak yang
berkonflik dapar meningkatkan interaksi dan komunitas mereka, pada suatu
saat mereka akan dapat lebih mengerti dan menghargai dasar pemikiran dan
perilaku pihak lain.
6. Latihan kepekaan
Strategi ini pada umumnya digunakan untuk menanggapi konflik yang
terjadi dalam suatu kelompok atau antar kelompok. Tetapi strategi ini tidak
dapat digunakan terhadap konflik antar organisasi. Dalam strategi ini pihak-
pihak lain yang berkonflik diajak masuk dalam suatu kelompok. Dalam
kelompok ini masing-masing pihak diberi kesempatan menyatakan
pendapatnya, termasuk pendapat yang negatif, mengenai pihak lainnya.

MODUL ORGANISASI DAN MANAJEMEN Page 67


Sementara itu, pihak yang dikritik diharapkan mendengarkan terlebih dahulu,
kemudian dapat pula mengemukakan pendapatnya.
7. Koordinasi
Koordinasi merupakan salah satu strategi penanganan konflik, baik
konflik antar anggota dalam kelompok, antar kelompok, dan antar organisasi.
Dalam pandangan perilaku organisasi, koordinasi bukan hanya merupakan
penentuan dan pelaksanaan aturan permainan yang sudah diterapkan secara
formal, tetapi merupakan sesuatu yang dapat menimbulkan konflik dan juga
dapat digunakan untuk menangani suatu konflik.

4. Proses pemecahan Persoalan


Proses pemecahan persoalan sering disebut juga dengan pengambilan
keputusan merupakan suatu hal yang penting, bukan saja karena kita selalu
dihadapkan untuk mengambil keputusan, tetapi juga karena penentu tindakan dan
perilaku berikutnya.
Dalam mengambil keputusan untuk menghadapi masalah-masalah yang
dihadapi organisasi, adakalanya manajer bergantung kepada metode pemecahan
masalah informal. misalnya bergantung pada tradisi, dan mengambil keputusan
yang sama seperti yang diambil pada saat masalah serupa muncul di masa lampau.
atau mungkin meminta bantuan kepada pihak yang berwenang, bertanya kepada
pakar atau ahli, atau manajer yang lebih tinggi. atau menggunakan filosofi
penalaran apriori, yaitu menganggap bahwa pemecahan yang paling logis adalah
pemecahan yang benar.
Ketiga metode tersebut akhirnya dapat membawa manajer pada
pengambilan keputusan yang salah. pada dasarnya tidak ada satu pendekatan pun
dalam pengambilan keputusan yang menjamin bahwa seorang manajer akan
mengambil keputusan yang benar. Tetapi seorang manajer yang menggunakan
suatu pendekatan yang rasional, cakap dan sistematis akan lebih memungkinkan
untuk memperoleh keputusan yang berkualitas tinggi.

MODUL ORGANISASI DAN MANAJEMEN Page 68


Menurut James A. Stoner, proses pemecahan masalah rasional adalah :
1. Selidiki situasi
Tugas pertama manajer dalam pengambilan keputusan adalah mencari
semua faktor yang mungkin telah menimbulkan masalah, dan mungkin termasuk
dalam pemecahan akhir. Penyelidikan situasi mempunyai tiga aspek, yaitu :
o Rumuskan masalah
o Identifikasi sasaran keputusan
o Diagnosis penyebab
2. Kembangkan alternatif
Mencari sebanyak mungkin alternatif pemecahan masalah atau pencapaian
tujuan. Alternatif yang dibentuk harus memiliki nilai peluang yang lebih besar
untuk dapat menyelesaikan masalah. dalam proses ini, bentuk alternatif coba-coba
yang tidak muncul dari sistematika pemikiran dan pengumpulan data empiris
kurang tepat untuk dipilih
3. Evaluasi alternatif dan memilih yang terbaik
Setelah mengembangkan sejumlah alternatif, manajer harus
mengevaluasinya untuk melihat efektivitas dari alternatif tersebut. Efektivitas
dapat diukur dengan dua kriteria, yaitu seberapa realistis alternatif tersebut
dipandang dari sudut tujuan dan sumber daya organisasi, serta seberapa baik
alternatif tersebut dalam membantu memecahkan masalah
4. Laksanakan keputusan dan adakan tindak lanjut.
Bila alternatif terbaik yang tersedia telah dipilih, manajer harus membuat
rencana untuk memenuhi persyaratan alternatif tersebut. Pelaksanaan suatu
keputusan bukanlah sekedar memberi perintah yang tepat. Sumber dayanya harus
diperoleh dan dialokasikan sesuai dengan keperluan. Risiko potensial dan
ketidakpastian yang telah diidentifikasikan selama tahap evaluasi alternatif harus
selalu diingat. Tindakan yang diambil untuk melaksanakan suatu keputusan harus
dipantau.

5. Teori Pengambilan Keputusan


Teori ini sering juga disebut teori deskriptif, karena mencoba membahas
proses pengambilan keputusan merunut nyatanya atau menurut apa dan

MODUL ORGANISASI DAN MANAJEMEN Page 69


bagaimana proses tersebut berlangsung. Teori ini bukan mendasarkan
pengambilan keputusan pada pentingnya ketentuan atau prosedur tertentu dan juga
bukan pada tujuan pengambilan keputusan. Seperti halnya dengan teori normatif,
teori inipun didasarkan atas beberapa asumsi, yaitu :
a. Bahwa si pengambil keputusan adalah seorang administrator yang lebih
berusaha mencari kepuasan daripada pencari keuntungan.
b. Bahwa manusia tidak mampu menemukan kemungkinan atau alternatif-
alternatif, hasilnya dan kerugiannya. Atau mereka selalu bergerak dalam batas
rasionalitas.
c. Bahwa proses penemuan (alternatif) selalu berurutan, sehingga setiap
penganalisisan atas suatu alternatif akan mempengaruhi proses pemilihan
alternatif.

MODUL ORGANISASI DAN MANAJEMEN Page 70


BAB VIII
ADMINISTRASI, ORGANISASI DAN MANAJEMEN

1. Arti Administrasi, Organisasi dan Manajemen


a. Pengertian Administrasi
Administrasi dapat dibedakan menjadi dua pengertian, yaitu :
1. Administrasi dalam arti sempit, yaitu Administrati (bahasa Belanda), yang
meliputi kegiatan : catat mencatat, surat menyurat, pembukuan ringan, ketik
mengetik, agenda, dan sebagainya yang bersifat teknis ketatausahaan. Jadi
tata usaha adalah bagian kecil kegiatan dari administrasi yang akan
dipelajari.
2. Administrasi dalam arti luas, yaitu dari kata Administration (bahasa inggris).
Dibawah ini akan dikemukakan beberapa pendapat, arti atau definisi
administrasi dalam arti luas, yaitu :
Leonard D. White, dalam bukunya Introduction to the Study of Publikc
Administration, memberikan definisi sebagai berikut : administrasi
adalah proses umum untuk semua usaha kelompok, publik atau swasta,
sipil, militer, skala besar .... dll.
H.A. Simon dkk., dalam bukunya Public Administration, memberikan
definisi sebagai berikut : administrasi sebagai kegiatan kelompok
bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.
William H. Newman, dalam bukunya Administrative Action,
mengemukakan : administrasi adalah sebagai bimbingan,
kepemimpinan dan pengendalian upaya dari kelompok atau individu
terhadap beberapa tujuan bersama.
Setelah mengetahui beberapa definisi administrasi, maka ciri-ciri
administrasi tersebut dapat digolongkan menjadi :
 Adanya kelompok manusia, yaitu kelompok yang terdiri 2 orang atau
lebih.
 Adanya kerjasama dalam kelompok tersebut.
 Adanya kegiatan/proses usaha.
 Adanya bimbingan, kepemimpinan, dan pengawasan.

MODUL ORGANISASI DAN MANAJEMEN Page 71


 Adanya tujuan.
Administrasi dapat dibedakan menjadi 2 golongan :
1. Administrasi Negara (Public Administration), menurut J.M. Piffner dan
Robert V. Prethus dalam bukunya Public Administration, adalah
administrasi publik adalah proses yang bersangkutan dengan melaksanakan
politik publik.
2. Administrasi Swasta/Niaga (Private/Bussines Administration), yaitu
kegiatan-kegiatan/proses/usaha yang dilakukan dibidang swasta/niaga.
Dalam bidang administrasi niaga dapat diartikan sebagai berikut :
administrasi niaga adalah kegiatan-kegiatan dari organisasi-organisasi niaga
dalam usahanya mencapai tujuan yaitu mencari keuntungan.

b. Pengertian Organisasi
Organisasi adalah sarana/alat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu
dikatakan organisasi adalah wadah (wahana) kegiatan dari orang-orang yang
bekerjasama dalam usahanya mencapai tujuan. Dalam wadah kegiatan itu setiap
orang harus jelas tugas, wewenang dan tanggung jawabnya, hubungan dan tata
kerjanya. Pengertian yang demikian disebut organisasi yang bersifat statis, karena
sekedar hanya melihat strukturnya. Disamping itu terdapat pengertian organisasi
yang bersifat dinamis. Dalam pengertian ini, organisasi dilihat dari sudut
dinamikanya, aktivitas/tindakan daripada tata hubungan yang terjadi dalam
organisasi itu, baik yang bersifat formal maupun yang bersifat informal. Misalnya
aktivitas tata hubungan antara atasan dan bawahan, tata hubungan antara sesama
atasan, dan sesama bawahan. Berhasil atau tidaknya tujuan yang akan dicapai
dalam organisasi, tergantung sepenuhnya kepada faktor manusianya.

c. Pengertian Manajemen
Manajemen adalah skill atau kemampuan dalam mempengaruhi orang lain
agar mau melakukan sesuatu untuk kita. Manajemen memiliki kaitan yang sangat
erat dengan leader atau pemimpin. Sebab pemimpin yang sebenarnya adalah
seseorang yang mempunyai kemampuan untuk menjadikan orang lain lebih
dihargai, sehingga orang lain akan melakukan segala keinginan sang leader.

MODUL ORGANISASI DAN MANAJEMEN Page 72


Namun apakah ruang lingkup manajemen terbatas pada kepemimpinan semata?
Tentu saja tidak. Karena kepemimpinan hanyalah bagian dari manajemen.
Sebagaimana yang saya sebutkan di atas bahwa manajemen adalah seni dalam
mengelola. Sebuah seni tentunya tidak hanya menggunakan satu metode semata.
Metode yang digunakan haruslah banyak untuk kemudian menjadikannya sebagai
seni yang bernilai tinggi. Begitu pula dengan manajemen. Untuk menata sebuah
sistem diperlukan manajemen yang handal agar sistem tersebut bisa berjalan
sebagaimana mestinya.

2. Persamaan dan Perbedaan Administrasi dan Manajemen


a. Pendapat yang menyamakan arti administrasi dan manajemen :
 William H. Newman dalam bukunya Administrative Action, jelas-jelas
tidak membedakan antara administrasi dan manajemen. Apa yang dimaksud
administrasi, termasuk pula manajemen. Sekalipun bukunya dinamakan
Administrative Action, tetapi isinya adalah teknik organisasi dan
manajemen.
 M.E. Dimock dalam bukunya Public Administration, mengemukakan 2 kata
yang saling berkaitan. Ia memberikan definisi administrasi sebagai berikut :
Administrasi (atau manajemen) adalah pendekatan yang direncanakan untuk
penyelesaian segala macam masalah yang hampir setiap individu atau
kelompok kegiatan baik publik atau swasta.
b. Pendapat yang membedakan arti administrasi dan manajemen :
 Dalton E. Mc Farland dalam bukunya Management, membedakan arti
administrasi dengan manajemen sebagai berikut : administrasi mengacu
pada penentuan tujuan dan kebijakan utama, sedangkan manajemen
mengacu pada pelaksanaan operasi yang dirancang untuk mencapai tujuan
dan menyelenggarakan kebijakan.
 Ordway Tead juga tegas-tegas membedakan arti administrasi dengan
manajemen. Hal ini dikemukakan dalam bukunya Management Principles
and Practices, yang mengemukakan pendapatnya sebagai berikut :
administrasi adalah proses dan lembaga yang bertanggung jawab untuk
penentuan tujuan untuk organisasi dan manajemen yang berusaha,

MODUL ORGANISASI DAN MANAJEMEN Page 73


manajemen adalah proses dan lembaga yang mengarahkan dan membimbing
operasi organisasi dalam mewujudkan tujuan-tujuan yang ditetapkan.
Menurut Ordway Tead, administrasi sebagai suatu proses dan badan yang
bertanggung jawab terhadap penentuan tujuan, dimana organisasi dan
manajemen digariskan, disini sifatnya menentukan garis besar dari pada
suatu kebijaksanaan dan pemberian pengarahan, sedangkan pada
manajemen, prosesnya ialah bagaimana secara langsung kegiatan-kegiatan
itu dilaksanakan untuk merealisasikan suatu tujuan, dengan mengatur
tindakan-tindakan itu agar dapat tercapai tujuan.

MODUL ORGANISASI DAN MANAJEMEN Page 74


BAB IX
PERKEMBANGAN ILMU ADMINISTRASI, MANAJEMEN DAN
ORGANISASI

1. Perkembangan Ilmu Administrasi, Organisasi dan Manajemen


Manajemen, sebagai salah satu bagian dari administrasi, merupakan suatu
ilmu pengetahuan yang dikembangkan sekitar abad ke-19. Pada saat itu mulai ada
tulisan-tulisan mengenai manajemen, seperti John Robert Beishline yang di
dalamnya memecahkan masalah manajemen menggolongkan kedalam 3
golongan, yaitu :
a. Teori konvensional atau disebut administrasi manajemen dan organisasi
tradisional. Artinya, administrasi manajemen dan organisasi tradisional di
dalam menghadapi sesuatu masalah, memecahkan dengan berdasarkan pada
tindakan-tindakan yang diambilnya pada masa lalu. Jadi, selalu mendasarkan
pada tradisi. Berdasarkan masa lalu, pengalaman sendiri atau orang lain.
Administrator atau manajer sangat memegang peranan penting, tetapi
kelemahan manajer ini kurang efektif dan kurang efisien.
b. Manajer sistematis merupakan suatu langkah menuju manajemen berdasarkan
ilmu administrasi. Di dalam memecahkan suatu masalah yang dihadapinya,
administrator dan manajer organisasi mendasarkan dirinya pada pada
pengalamannya dan juga pengalaman orang lain. Jadi, apa yang digunakan
orang lain dengan berhasil maka dijadikan pedoman dan dipraktikkannya, dan
diberlakukan sebagai best practice.
c. Manajemen dan organisasi yang secara ilmu menetapkan dengan seksama
persoalan-persoalan yang dihadapi, membuat suatu patokan sebagai penegasan
untuk bekerja, mengumpulkan bahan-bahan untuk mencapai pemecahan
sementara, serta memeriksa kembali cara pemecahan itu. Dengan demikian,
administrasi manajemen dan organisasi yang berdasarkan ilmu adalah suatu
cara yang berupa pengamatan dan analisis yang logis, yang menuju pada suatu
rencana yang efektif.
Di dalam Scientific Management, langkah-langkah yang ditunjukkan dalam
mengambil keputusan, yaitu mengumpulkan data, menganalisis data, menganalisis

MODUL ORGANISASI DAN MANAJEMEN Page 75


data, mempertimbangkan tujuan dalam hubungan dengan data yang terkumpul,
dan menetapkan apa yang menjadi keputusannya. Dalam keadaan yang sangat
mendesak, ketika pengumpulan dan penganalisisan data tidak didapat, barulah
pengalaman yang baik pada masa lalu diterapkan. Ini tidak berarti bahwa hasil-
hasil pengalaman tidak diperhatikan sama sekali. Pandangan ini menurut
klasifikasi dari Harbinson dan Myer dalam bukunya Management in industrial
World, terdapat tiga tipe manajerialelite, yaitu :
a. Patrimonilas Management
Ada pada perusahaan yang dimiliki oleh anggota-anggota keluarga, di dalam
kedudukan-kedudukan penting sebagian besar hierarki jabatan dalam
organisasi di tangan anggota-anggota keluarga tersebut.
b. Political Management
Suatu bentuk berupa kedudukan penting dan pokok dalam organisasi dipegang
oleh orang-orang yang mempunyai hubungan dan dukungan politik didasarkan
atas loyalitas kepada suatu partai tertentu. Pertimbangan politik lebih
diutamakan dan tujuan-tujuan perusahaan pun diarahkan kepada tujuan-tujuan
politik tertentu. Contoh kira-kira tahun 1920 di Rusia, tegasnya setelah
Revolusi Oktober 1917, pemimpin politik di Rusia tidak dapat mempercayakan
lagi pelaksanaan program partainya kepada manajer-manajer yang memegang
peranan sebelum Revolusi 1917. Kemudian mereka menempatkan anggota-
anggota partai di atas para manajer, maksudnya agar mempunyai pengaruh
langsung atas pelaksanaan program.
c. Profesional Management
Kedudukan yang strategis dan penting diserahkan kepada mereka yang
memberikan bukti atas profesionalitas atau kecakapannya. Jadi, bukan
didasarkan kepada hubungan keluarga atau partai politik. Pemberian
kedudukan di lakukan secara profesional atas dasar jasa dan hasil yang mereka
berikan dalam pengembangan suatu organisasi atau usaha. Di Indonesia saat
itu, bahkan dimanapun kecenderungan bahwa para manajer merupakan suatu
golongan profesi. Di Amerika Serikat tampak ada suatu pemisah dalam
perusahaan-perusahaan antara si pemilik dan manajer sehingga mempercepat
timbulnya manajemen sebagai profesi.

MODUL ORGANISASI DAN MANAJEMEN Page 76


2. Pelopor Ilmu Adinistrasi, Organisasi dan Manajemen
Berikut ini para pelopor manajemen ilmiah, sangat besar jasanya dan
meletakkan dasar-dasar bagi manajemen secara ilmu, diantaranya adalah :
a. Charles Bahage (1792-1871)
Ahli matematika dari Universitas Cambridge, yang menaruh perhatian di
bidang manajemen. Bukunya The Economy for Manufacture. Pendapatnya, ada
prinsip-prinsip manajemen dan itu ditentukan melalui pengalaman. Selain itu ia
mengajukan supaya terjadi pertukaran pengalaman antara manajer dalam
menerapkan prinsip-prinsip manajemen. Demikian pula ia menaruh perhatian
besar terhadap “division of labour”. Masalah pembagian kerja ini menurutnya
merupakan suatu prinsip utama dalam ekonomi industri. Bila seseorang
membatasi bidang pekerjaannya akan memudahkan dan menimbulkan gairah
kerja. Selanjutnya, ia mengemukakan beberapa kebaikan dari pembagian kerja
(division of labour) diantaranya adalah :
1. Tentang waktu yang dibutuhkan oleh kerja
2. Bila seseorang pindah dari sesuatu pekerjaan ke pekerjaan lain banyak
waktu terbuang.
3. Keahlian terus meningkat akibat proses yang berulang-ulang.
4. Karena perhatian tertentu kepada suatu obyek, hal ini memungkinkan
timbulnya perhatian untuk memperbaiki alat-alatnya.
b. Frederick Winslow Taylor (1856-1915)
F.W. Taylor, manajer dan penasihat perusahaan sering dianggap sebagai
pencipta manajemen ilmiah. Bukunya The Principles of Scientific Management
diterbitkan pada tahun 1911. Penemuannya terutama tentang efisiensi manusia
bekerja dan mesin-mesin dengan jalan penyelidikan waktu dan gerak, menjasi
manajemen ilmiah antara lain dia mengemukakan empat prinsip, yaitu :
1. Melenyapkan sistem coba-coba. Untuk setiap unsur-unsur pekerja harus
diterapkan kemajuan ilmu pengetahuan.
2. Memilih pekerja yang terbaik untuk setiap tugas tertentu, selanjutnya
melatih dan mendidiknya.
3. Setiap petugas menerapkan hasil-hasil ilmu pengetahuan.
4. Membagi pekerjaan yang sebaik-baiknya antara atasan dan bawahan.

MODUL ORGANISASI DAN MANAJEMEN Page 77


c. Henry Fayol (1841-1925)
Pelopor manajemen yang disejajarkan dengan F.W. Taylor adalah Henry
Fayol dari Prancis. Mereka sama-sama berpendapat, ada prinsip-prinsip
manajemen tertentu dan ini dapat dipelajari dan diajarkan. Perbedaannya Henry
Fayol menjurus perhatiannya kepada pimpinan tingkat atas , sedangkan Taylor
menitikberatkan perhatiannya pada pimpinan menengah dan rendah. Pada tahun
1908 Fayol menerbitkan bukunya Administration Industrille et General, yang
kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris General and Industrial
Management. Buku itu merupakan hasil praktik dan studi di bidang manajemen
selama lebih 50 tahun. Henry Fayol mengemukakan prinsip-prinsip administrasi
dan manajemen, yaitu :
1. Prinsip pembagian kerja yang ditujukan untuk memproduksi sesuatu dengan
kualitas dan waktu yang lebih baik dengan usaha yang sama. Seorang
manajer harus mempunyai otoritas, yaitu hak untuk memerintah dan
kekuasaan. Selain itu, kepada dia juga harus diimbangi dengan adanya
responbilitas, yaitu tanggung jawab atas tugasnya. Selanjutnya, ditanamkan
disiplin bagi perusahaan yang merupakan dasar kekuatan perusahaan.
Demikian pula, sikapnya yang hanya menerima perintah dari seorang
atasan. Ini suatu upaya untuk mencegah timbulnya keraguan di pihak
bawahan inilah yang disebut Fayol “Unity of Command” (kesatuan
komando)
2. Prinsip “unity of Direction” (kesatuan arah), disini maksudnya seorang
kepala dengan suatu rencana atau sekumpulan aktivitas yang mempunyai
tujuan yang sama. Di dalam suatu perusahaan, tujuan perseorangan atau
kelompok tidak boleh bertentangan dengan tujuan perusahaan sebagai
keseluruhan. Kepada para pegawai harus diberikan upah perorangan. Selain
itu, harus diperhatikan pula persoalan tentang sentralisasi dan desentralisasi.
Bila seorang manajer mempunyai keahlian yang serba macam dan aktivitas
yang besar maka ia dapat condong untuk mensentralisasi, demikian
sebaliknya. Garis-garis komando ini bila perluatau dalam keadaan
mendesak, misalnya untuk mempercepat pelaksanaan dapat diabaikan.

MODUL ORGANISASI DAN MANAJEMEN Page 78


3. Prinsip Order (perintah), yaitu menempatkan orang sesuai dengan
kemampuannya. Demikian juga mengenai bahan-bahan yang disebut
material order pada tempatnya. Selanjutnya setiap orang harus mendapatkan
jaminan prinsip keadilan, stabilitas pegawai dan inisiatif serta semangat
kelompok.
d. Tokoh-tokoh lain
Demikian tiga tokok penting manajemen ilmiah yang sebenarnya sebelum
dasar-dasar pemikiran kearah itu dirintis olek Robert Owen (1771-1858). Hendry
Meccalve (1847-1917) seorang kapten militer yang memajukan dan menerapkan
metode-metode yang diciptakannya, yaitu ada sesuatu yang disebut ilmu
pengetahuan yang berdasarkan pada prinsip-prinsip. Prinsip-prinsip ini diperoleh
dengan pencatatan, pengawasan, dan perbandingan.
Robert Owen dianggap sebagai “Bapak Manajemen Personalia”.
Perhatiannya dipusatkan baik kepada produksi mesin maupun faktor produksi
tenaga kerja. Ia menyimpulkan, jika terhadap mesin-mesin diadakan suatu
pendekatan yang baik memberikan keuntungan bagi perusahaan. Hal ini berlaku
pula bila dilakukan terhadap tenaga kerja yang diberikan perawatan dan perhatian
oleh pemimpin. Ia adalah seorang produsen tekstil yang berhasil di Skotlandia.
Iapun pendiri gerakan “Koperasi Konsumsi”. Aliran klasik mempunyai dua
cabang, yaitu aliran manajemen ilmiah dan teori organisasi.
Menurut Taylor dalam Stoner Jemes, A.F (1988), manajemen ilmiah timbul
karena adanya kebutuhan untuk meningkatkan produktivitas dan kekurangan
tenaga kerja yang terampil di Amerika Serikat sekitar abad ke – 20an. Untuk
meningkatkan produktivitas beberapa tokoh aliran manajemen ilmiah berusaha
mencari cara yang paling tepat. Beberapa pakar aliran ini adalah Robert Owen
(1771-1858), Charles Babage (1792-1871), dan Fredrick W. Taylor (1858-1915).
Cabang lain dari manajemen klasik, yaitu teori organisasi klasik, menurut Henry
Fayol (1841-1925) timbul dari kebutuhan pengelolaan administrasi, manajemen,
dan organisasi yang kompleks, seperti sebuah pabrik. Fayol kemudian dikenal
sebagai pendiri aliran ini karena dia yang pertama sekali membuatnya menjadi
suatu sistem. Menurut praktik-praktik manajemen yang baik mempunyai pola
tertentu yang dapat dikenali, dipelajari, dan dianalisis.

MODUL ORGANISASI DAN MANAJEMEN Page 79


Tokoh-tokoh aliran perilaku seperti Hugo Minsterberg (1863-1916), dan
Flton Mayo mengatakan bahwa aliran perilaku muncul akibat ketidakmampuan
teori klasik menjelaskan bagaimana efisiensi produksi dan keserasian kerja dapat
dicapai dalam suatu perusahaan atau organisasi. Dalam teori ini faktor-faktor
sosial dan psikologi tenaga kerja merupakan titik perhatian utama.
Aliran kwantitatif dan riset operasional mencoba mendekati masalah
administrasi, organisasi dan manajemen atau perusahaan secara umum dengan
menggunakan model matematik yang merupakan simulasi dari masalah yang
terjadi. Model ini disusun oleh beberapa pakar dari disiplin ilmu yang berbeda.

3. Sumbangan dan keterbatasan Administrasi, Organisasi dan Manajemen


a. Sumbangan dan keterbatasan manajemen ilmiah menurut para pakar adalah
sebagai berikut :
1. Sumbangan
 Metode ilmiah dapat diterapkan pada bermacam-macam kegiatan
organisasi, selain organisasi industri. Teknik efisiensi dan penelitian
waktu dan gerak mampu meningkatkan efisiensi dan produktivitas
tenaga kerja.
 Metode pemilihan dan pengembangan ilmiah tenaga kerja menunjukkan
pentingnya latihan dan pendidikan untuk meningkatkan efektivitas.
2. Keterbatasan
 Peningkatan produktivitas memungkinkan peningkatan hasil, tetapi
sering mengakibatkan pemberhentian pekerja atau diubahnya upah.
Teori ini kurang melihat kebutuhan sosial para pekerja dan tidak pernah
melihat ketegangan-ketegangan yang terjadi karena manajer yang
mengikuti alitan ini hanya memperhatikan aspek material dan fisik.
b. Sumbangan dan keterbatasan Teori Organisasi Klasik
1. Sumbangan
 Teori ini memberikan hal-hal yang mendasar bagi para manajer karena
memisahkan bidang-bidang utama dalam praktek manajemen, misalnya
bidang produksi dan bidang pendukung.
 Dapat diterapkan pada semua jenis kegiatan.

MODUL ORGANISASI DAN MANAJEMEN Page 80


 Melihat beberapa prinsip dasar perilaku manajerial yang efektif dapat
dikenal dan dipelajari.
2. Keterbatasan
 Teori ini efektif dalam situasi yang stabil, orientasinya pada waktu
lampau, dan sangat cocok untuk manajer yang berusaha
mempertahankan otoritas formalnya. Sekarang pendidikan yang
semakin baik membuat karyawan tidak menerima adanya otoritas
formal. Dasar-dasar teori klasik terlalu umum untuk organisasi
kompleks dewasa ini. Spesialisasi yang semakin berkembang sampai
tingkat otoritas yang hampir kabur menciptakan pertentangan antara
pembagian kerja klasik dan prinsip kesatuan perintah. Teori klasik
ternyata tidak memberikan petunjuk yang mencakup didalam memilih
salah satu dari prinsip tersebut.
c. Sumbangan aliran perilaku
 Memberikan pemahaman tentang motivasi perorangan, hubungan antar
pribadi dalam pekerjaan dan arti pentingnya pekerjaan bagi manusia.
Pemahaman tentang faktor-faktor ini menjadi manajer lebih sensitif dan
mampu mengerti serta mengayomi bawahan.
 Manajer menganggap teori dan metode yang disarankan pakar-pakar aliran
perilaku terlalu rumit dan abstrak sehingga kurang relevan dalam menangani
masalah-masalah khusus.
d. Sumbangan aliran kwantitatif
 Teknik-teknik aliran ini teruji dalam memecahkan masalah-masalah
organisasi besar seperti militer dan pemerintahan. Teori ini mampu
menjelaskan kegiatan-kegiatan seperti penganggaran modal dan manajemen
arus kas, menjadwalkan produksi, pengembangan karyawan, manajemen
persediaan, dan menjadwalkan pesawat terbang.

MODUL ORGANISASI DAN MANAJEMEN Page 81


BAB X
FUNGSI UTAMA MANAJEMEN

Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu adadan


melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan olehmanajer
dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. Manajemen berlangsung
dalam suatu proses berkesinambungan secara sistemik, yangmeliputi fungsi-
fungsi manajemen, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengendalian/evaluasi.
1. Fungsi Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah proses penentuan tujuan atau sasaran yanghendak
dicapai dan menetapkan jalan dan sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan
seefektif dan seefisien mungkin. Pada dasarnya merencanakan adalah kegiatan
yang hendak dilakukan di masa depan. Kegiatan ini dimaksudkan untuk
mengatur berbagai sumber daya agar hasil yang dicapai sesuai yang diharapkan.
Adatiga kegiatan dalam setiap perencaaan, diantaranya!
a. Merumusan tujuan yang ingin dicapai
b. Pemilihan program untuk mencapai tujuan
c. Identifikasi dan pengerahan sumber yang jumlahnya terbatas.
Jenis-jenis perencanaan pendidikan diantaranya adalah :
1. Perencanaan makro adalah perencanaan yang menetapkan kebijakan-
kebijakan yang akan ditempuh, tujuan yang ingin dicapai dan cara-cara
mencapai tujuan tersebut pada tingkat nasional.
2. Perencanaan Meso, Kebijaksanaan yang telah ditetapkan pada tingkat
makro, kemudiandijabarkan ke dalam program-program yag berskala kecil.
Padatingkat ini perencanaan sudah lebih bersifat operasional
disesuaikandengan unit-unit.
3. Perencanaan Mikro, perencanaan mikro adalah perencanaan pada tingkat
institusional danmerupakan penjabaran dari perencanaan tingkat meso.
Contoh : kegiatan proses pembelajaran.
Untuk mengembangkan suatu rencana, seseorang harus mengacu padamasa
depan atau menentukan pengaruh pengeluaran biaya dankeuntungan, menetapkan

MODUL ORGANISASI DAN MANAJEMEN Page 82


perangkat tujuan atau hasil akhir, mengembangkanstrategi untuk mencapai tujuan
akhir, menyusun program yakni menetapkan prioritas dan urutan strategi,
anggaran biaya atau lokasi sumber- sumber, menetapkan prosedur kerja dengan
metode yang baru, dan mengembangkan kebijakan-kebijakan berupa aturan dan
ketentuan.
Dalam kerangka manajemen sekolah, perencanaan bermakna bahwakepala
sekolah bersama timnya harus berpikir untuk menentukan sasaran-sasaran
dikaitkan dengan kegiatan mereka sebelumnya. Untuk menjamin pencapaian hasil
akhir dari perencanaan, kepala sekolah harus berpijak padadata yang cermat dan
akurat. Rencana memberikan arah sasaran bagiorganisasi dan mencerminkan
prosedur terbaik untuk mencapai sasaran tersebut. Contoh pencapaian sasaran
diantaranya adalah :
a. Sekolah dapat memperoleh serta mengikat sumber daya yangdiperlukan
untuk mencapai tujuannya.
b. Anggota organisasi dapat melanjutkan kegiatan-kegiatan secarakonsisten
dengan tujuan dan prosedur yang telah dipilih.
c. Kemajuan ke arah tujuan dapat dipantau dan diukur, sehingga
tindakan perbaikan dapat diambil apabila kemajuan itu tidak memuaskan.

2. Fungsi Pengorganisasian (organizing)


Fungsi manajemen berikutnya adalah pengorganisasian (organizing) George
R. Terry (1986) mengemukakan bahwa pengorganisasian adalah tindakan
mengusahakan hubungan-hubungankelakuan yang efektif antara orang-orang,
sehingga mereka dapat bekerjasama secara efisien, dan memperoleh kepuasan
pribadi dalammelaksanakan tugas-tugas tertentu, dalam kondisi lingkungan
tertentuguna mencapai tujuan atau sasaran tertentu dan
mengartikan pengorganisasian.
Louise E. Boone dan David L. Kurzt (1984) mengartikan pengorganisasian
adalah “as the act of planning and implementing organization structure. It is the
process of arranging people and phisical resources to carry out plans and
acommplishment organizational obtective”.

MODUL ORGANISASI DAN MANAJEMEN Page 83


Dari kedua pendapat di atas, dapat dipahami bahwa pengorganisasian pada
dasarnya merupakan upaya untuk melengkapirencana-rencana yang telah dibuat
dengan susunan organisasi pelaksananya. Hal yang penting untuk diperhatikan
dalam pengorganisasian adalah bahwa setiap kegiatan harus jelas siapa
yangmengerjakan, kapan dikerjakan, dan apa targetnya.
Ernest Dale seperti dikutip oleh Nanang Fattah mengemukakantiga langkah
dalam proses pengorganisasian, yaitu:
a. Pemerincianseluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai
tujuan organisasi.
b. Pembagian beban pekerjaan total menjadi kegiatan-kegiatanyang logik
dapat dilaksanakan oleh satu orang.
c. Pengadaan dan pengembangan suatu mekanisme untuk
mengkoordinasikan pekerjaan paraanggota menjadi kesatuan yang
terpadu dan harmonis.
Pengorganisasian adalah suatu proses pengaturan dan pengalokasian kerja,
wewenang, dan sumber daya di kalangan anggotasehingga mereka dapat
mencapai tujuan organisasi secara efisien. Kepalasekolah harus dapat mempunyai
kemampuan menentukan jenis programyang dibutuhkan dan mengorganisasikan
semua potensi yangdimilikiuntuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Kepala
sekolahharus dapat membimbing, mengatur, mempengaruhi,
menggerakkkan,mengkoordinasikan pelaksanaan tugas-tugas kependidikan di
lembagasekolah agar berjalan teratur, penuh kerjasama, yang meliputi kegiatan-
kegiatan membentuk atau mengadakan struktur organisasi baru untuk
menghasilkan produk baru, dan menetapkan garishubungan kerja antara struktur
yang ada dengan struktur baru,merumuskan komunikasi dan hubungan-hubungan,
menciptakan deskripsikedudukan dan menyusun kualifikasi tiap kedudukan yang
menunjuk apakah rencana dapat dilaksanakan oleh organisasi yang ada
ataudiperlukan orang lain yang mempunyai keterampilan khusus.

3. Fungsi Pengarahan (Directing)


Fungsi pengarahan adalah proses implementasi program agar dapat
dijalankan oleh seluruh pihak dalam organisasi serta proses memotivasi agar

MODUL ORGANISASI DAN MANAJEMEN Page 84


semua pihak tersebut dapat menjalankan tanggungjawabnya dengan penuh
kesadaran dan produktifitas yang tinggi. Dari seluruh rangkaian proses
manajemen, pengarahan (Directing) merupakan fungsi manajemen yang paling
utama. Dalam fungsi perencanaan dan pengorganisasian lebih banyak
berhubungan dengan aspek-aspek abstrak proses manajemen, sedangkan fungsi
pengarahan justrulebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung
dengan orang-orang dalam organisasi. Dalam hal ini, George R. Terry (1986)
mengemukakan bahwa pengarahan merupakan usaha menggerakkan anggota-
anggota kelompoksedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha
untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran anggota-anggota
perusahaantersebut oleh karena para anggota itu juga ingin mencapai sasaran-
sasarantersebut. Dari pengertian di atas, pengarahan merupakanupaya untuk
menjadikan perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan
dan pemotifasian agar setiap karyawan dapatmelaksanakan kegiatan secara
optimal sesuai dengan peran, tugas dantanggung jawabnya.
Pengarahan terdiri dari staffing (susunan pegawai) dan
motivating(motivasi). Pada tahapstaffing bertujuan untuk menentukan keperluan-
keperluan sumber dayamanusia, pengerahan, penyaringan, latihan dan
pengembangan tenagakerja. Sedangkan pada tahap motivating kegiatan ini
mengarahkan ataumenyalurkan perilaku manusia ke arah tujuan-tujuan.
Hal yang penting untuk diperhatikan dalam pengarahan ini adalah bahwa
seorang karyawan akan termotivasi untuk mengerjakan sesuatu jika:
a.merasa yakin akan mampu mengerjakan,
b.yakin bahwa pekerjaan tersebut memberikan manfaat bagi dirinya,
c.tidak sedangdibebani oleh problem pribadi atau tugas lain yang lebih
penting, ataumendesak,
d.tugas tersebut merupakan kepercayaan bagi yang bersangkutan dan
e.hubungan antarteman dalam organisasi tersebutharmonis.

4. Fungsi Pengendalian (Controling)


Fungsi pengendalian adalah proses yang dilakukan untuk memastikan
seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan, diorganisasikan dan

MODUL ORGANISASI DAN MANAJEMEN Page 85


diimplementasikan dapat berjalan sesuai dengan target yang diharapkan sekalipun
berbagai perubahan terjadi dalam lingkungan dunia bisnis yang dihadapi.
Kegiatan dalam Fungsi Pengawasan dan Pengendalian :
o Mengevaluasi keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target bisnis sesuai
dengan indikator yang telah ditetapkan
o Mengambil langkah klarifikasi dan koreksi atas penyimpangan yang mungkin
ditemukan
o Melakukan berbagai alternatif solusi atas berbagai masalah yang terkait
dengan pencapaian tujuan dan target bisnis

MODUL ORGANISASI DAN MANAJEMEN Page 86


DAFTAR PUSTAKA

Hardjanto, Imam, 2013, PERUBAHAN DAN BUDAYA ORGANISASI,


Handout Series FIA UB, Program Pasca Sarjana FIA UB, Malang.

-------------------------- 2013, MANAJEMEN STRATEGI SEKTOR PUBLIK,


Materi Tambahan S2, Program Pasca Sarjana FIA UB, Malang.

Ibrahim, Adam I, 2010, TEORI,PERILAKU, DAN BUDAYA


ORGANISASI, PT. Refika Aditama, Bandung.

Mayer, Richard T., Harmon, Michael M., 2014, ORGANIZATION THEORY


FOR PUBLIC ADMINISTRATION, Penerjemah Saut Pasaribu, Kreasi
Wacana, Bantul.

Muhammad, Arni, 200, KOMUNIKASI ORGANISASI, Editan 1, Cetakan 11,


Bumi Aksara, Jakarta.

Robbins, Stephen P., 1994, ORGANIZATION THEORY : STRUCTURE,


DESIGH AND APPLICATIONS, Alih Bahasa Jusuf Udaya, Arcan,
Jakarta.
https://www.academia.edu/9851358/isi_makalah_fungsifungsi_manajemen_peren
canaan_pengorganisasian_pelaksanaan_dan_evaluasi

www.artikelsiana.com/2015/01/pengertian-manajemen-fungsi-manajemen/

Https://ielmy.wordpress.com/other/definisi-manajemen/

http://pangeranarti.blogspot.co.id/2014/11/pengertian-perilaku-organisasi-
lengkap.html
http://rangkumanmateriips.blogspot.co.id/2014/10/terjadinya-konflik-dalam-
proses.html

http://vinspirations.blogspot.co.id/2009/06/proses-pemecahan-masalah.html

MODUL ORGANISASI DAN MANAJEMEN Page 87

Anda mungkin juga menyukai