Berbicara Menghibur
Berbicara menghibur biasanya saat suasana santai, rileks dan
kocak. Namun, tidak berarti bahwa berbicara menghibur tidak
dapat membawakan pesan. Dalam berbicara menghibur
pembicara selalu berusaha membuat pendengarnya senang,
gembira, dan bersuka ria. Contoh jenis berbicara menghibur
antara lain lawakan dan guyonan dalam ludruk, srimulat, dan lain-
lain.
Berbicara Menginformasikan
Dalam berbicara ini pembicara berusaha berbicara jelas,
sistematis dan tepat isi agar informasi benar-benar terjaga
keakuratannya. Contohnya penjelasan menteri penerangan
mengenai sesuatu kejadian, peraturan pemerintah, dan
sebagainya.
Jenis-Jenis Berbicara
(Tujuan)
Berbicara Menstimulasi
Berbicara menstimulasi juga berusaha serius, kadang-kadang terasa kaku
dikarenakan pembicara berkedudukan lebih tinggi dari pendengarnya. Pada
berbicara menstimulasi pembicara berusaha membangkitkan semangat
pendengarnya sehingga pendengar itu berbuat lebih baik. Contohnya yaitu nasihat
guru terhadap muridnya.
Berbicara Meyakinkan
Pembicara berusaha mengubah sikap pendengarnya dari tidak setuju menjadi
setuju. Pembicara harus melandaskan kepada argumentasi dan nalar, logis, dan
dapat dipertanggungjawabkan dari segala segi. Contohnya pidato tugas
departemen sosial pada masyarakat daerah kritis tetapi segan bertransmigrasi.
Berbicara Menggerakkan
Berbicara menggerakkan menuntut keseriusan baik dari segi pembicara maupun
dari segi pendengarnya. Pembicara dalam berbicara menggerakkan ini haruslah
berwibawa, tokoh masyarakat, idola, atau panutan masyarakat. Contohnya Bung
Tomo membakar semangat juang para pemuda pada peristiwa 10 November 1945
di Surabaya.
Jenis-Jenis Berbicara
(Metode Penyampaian)
Berbicara antarpribadi
Pada pembicaraan ini hanya terdiri dari dua
orang saja. Satu orang menjadi pembicara dan
satu menjadi pendengar.
Berbicara dalam kelompok kecil
Pembicara menghadapi sekelompok pendengar
yamg terdiri dari 3-5 orang.
Berbicara dalam kelompok besar
Terjadi apabila seorang pembicara menghadapi
pendengar berjumlah besar.
Jenis-Jenis Berbicara
(Peristiwa Khusus)
Pidato presentasi
Pidato penyambutan
Pidato perpisahan
Pidato perkenalan
Pidato nominasi
Keefektifan Berbicara
-Ketepatan Pengucapan-
Pengucapan bunyi-bunyi bahasa yang
tidak tepat atau cacat akan menimbulkan
kebosanan, kurang menyenangkan, atau
kurang menarik sehingga dapat
mengalihkan perhatian pendengar,
mengganggu komunikasi, atau
pemakainya dianggap aneh (Maidar dan
Mukti, 1991).
Keefektifan Berbicara
-Ketepatan Intonasi-
Kesesuaian intonasi merupakan daya tarik
tersendiri dalam berbicara dan merupakan
faktor penentu. Walaupun masalah yang
dibicarakan kurang menarik, dengan
penempatan intonasi yang sesuai dengan
masalahnya menjadi menarik. Sebaliknya, jika
penyampaiannya datar saja, hampir dapat
dipastikan menimbulkan kejemuan dan
keefektifan berbicara berkurang.
Keefektifan Berbicara
-Pilihan Kata (Diksi)-
Pilihan kata (diksi) hendaknya tepat,
jelas, dan bervariasi. Jelas maksudnya
mudah dimengerti oleh pendengar
yang menjadi sasaran. Pendengar akan
lebih terangsang dan lebih paham,
kalau kata-kata yang digunakan sudah
dikenal oleh pendengar.
Keefektifan Berbicara
-Kelancaran-
Seorang pembicara yang lancar
berbicara memudahkan pendengar
menangkap isi pembicaraannya. Seringkali
kita dengar pembicara berbicara terputus-
putus, bahkan antara bagian-bagian yang
terputus itu diselipkan bunyi-bunyi
tertentu yang sangat mengganggu
penangkapan pendengar
Faktor-Faktor Penunjang Berbicara
-Faktor kebahasaan(Linguistik)-
1. Ketepatan ucapan,
2. Penempatan tekanan nada, sendi
atau durasi yang sesuai,
3. Pilihan kata,
4. Ketepatan penggunaan kalimat
serta tata bahasanya,
5. Ketepatan sasaran pembicaraan.
Faktor-Faktor Penunjang Berbicara
-Faktor Nonkebahasaan (Nonlinguistik)-
1. Sikap yang wajar, tenang dan tidak kaku,
2. Pandangan harus diarahkan ke lawan bicara,
3. Kesediaan menghargai orang lain,
4. Gerak-gerik dan mimik yang tepat,
5. Kenyaringan suara,
6. Kelancaran,
7. Relevansi, penalaran,
8. Penguasaan topik.
Hambatan-Hambatan dalam Berbicara
Hambatan Eksternal
Pembicara akan menghadapi hambatan yang
datang dari luar dirinya. Hambatan ini kadang-
kadang muncul dan tidak disadari sebelumnya
oleh pembicara. Hambatan eksternal meliputi
hal-hal di bawah ini.
1. Suara atau bunyi
2. Kondisi ruangan
3. Media
4. Pengetahuan pendengar
Hambatan-Hambatan dalam Berbicara
Hambatan Internal
Hambatan internal adalah hambatan
yang muncul dari dalam diri
pembicara. Hal-hal yang dapat
menghambat kegiatan berbicara ini
sebagai berikut.
Hambatan Internal
Ketidaksempurnaan alat ucap
Kesalahan yang diakibatkan kurang sempurna alat ucap
akan mempengaruhi kefektifan dalam berbicara, pendengar
pun akan salah menafsirkan maksud pembicara.
Penguasaan komponen kebahasaan
Komponen kebahasaan meliputi Lafal dan intonasi,
Pilihan kata(diksi), Struktur bahasa, Gaya bahasa.
Penggunaan komponen isi meliputi Hubungan isi dengan
topik, Struktur isi, Kualitas isi, Kuantitas isi, Kelelahan dan
kesehatan fisik maupun mental
Seorang pembicara yang tidak menguasai komponen
bahasa dan komponen isi tersebut di atas akan
menghambat keefektifan berbicara.
Sikap Mental dalam Berbicara
-Rasa Komunikasi-
Dalam berbicara harus terdapat keakraban
antara pembicara dan pendengar. Jika rasa
keakraban itu tumbuh. Dapat dipastikan tidak
akan terjadi proses komunikasi yang timpang.
Pembicara yang baik akan berusaha untuk
menumbuhkan suasana komunikasi yang erat,
seperti dalam pembicaraan sehari-hari.
Respon yang diharapkan dari pendengar
adalah komunikasi yang aktif.
Sikap Mental dalam Berbicara
-Rasa Percaya Diri-
Seorang pembicara harus memiliki
rasa percaya diri yang tinggi. Rasa
percaya ini akan menghilangkan
keraguan, sehingga pembicara akan
merasa yakin dengan apa yang
disampaikannya.
Sikap Mental dalam Berbicara
-Rasa Kepemimpinan-
Aminudin (1983: 12) mengemukakan bahwa rasa
kepemimpinan yang berhubungan dengan kegiatan
berbicara adalah rasa percaya diri dari pembicara
bahwa dirinya mampu mengatur, menguasai, dan
menjalin suasana akrab dengan pendengarnya,
serta mampu menyampaikan gagasan-gagasannya
dengan baik. Pembicara yang memiliki kemampuan
dan mental pemimpin akan mampu mengatur dan
mengarahkan pendengar agar berkonsentrasi
terhadap pokok pembicaraan yang sedang dibahas
S E K I A N