Jakarta-LAN-2017 iv + 55
hlm : 16.5 x 21.59
ISBN :
Kata Pengantar
ttd
A. Pendahuluan ............................................................
18
B. Praktek WoG ............................................................
20
1. Penguatan koordinasi antar
lembaga ................. 20
2. Membentuk lembaga koordinasi
khusus ............ 21
3. Membentuk gugus
tugas..................................... 21
4. Koalisi
social ....................................................... 21
C. Tantangan dalam Praktek WoG ..............................
23
i
ii Whole of Government
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan
sebuah frame dan cara pandang seluruh elemen bangsa
dalam memahami kesatuan dan persatuan bangsa di
segala aspek, termasuk aspek pemerintahan. Cara
pandang ini diperlukan karena tidak terlepas dari
karakteristik keberagaman Indonesia yang ada.
„mengalahkan‟.
Pun di tubuh pemerintahan, keberagaman juga menjadi
warna sektor yang relatif berbeda satu sama lain.
Perbedaan antar sektor secara alami mendorong adanya
perbedaan visi dan orientasi masing-masing sektor yang
2 Whole of Government
B. Deskripsi Singkat
4 Whole of Government
C. Hasil Belajar
Setelah mengikuti mata Pelatihan ini, peserta diharapkan
mampu mengaktualisasikan konsep, penerapan WoG
dalam pemberian pelayanan yang terintegrasi, best
practices penerapan WoG di berbagai negara, dan
implementasi WoG dalam perspektif kebijakan di
Indonesia
Whole of Government 5
E. Materi Pokok
F. Waktu
1
2 Whole of Government
B. Pengertian WoG
C. Mengapa WoG?
Kategori
Tipe Keterangan
Hubungan
Koordinasi Penyertaan Pengembangan strategi
dengan
Whole of Government 9
mempertimbangkan
dampak
Dialog Pertukaran informasi
Joint Perencanaan bersama,
planning kerjasama sementara
Integrasi Joint working Kolaborasi sementara
Joint venture Perencanaan jangka
panjang, kerjasama pada
pekerjaan besar yang
menjadi urusan utama
salah satu peserta
kerjasama
Satelit Entitas yang terpisah,
dimiliki bersama, dibentuk
sebagai mekanisme
integrative
Kedekatan Aliansi Perencanaan jangka
dan strategis panjang, kerjasama pada
pelibatan isu besar yang menjadi
urusan utama salah satu
peserta kerjasama
Union Unifikasi resmi, identitas
masing-masing masih
nampak
Merger Penggabungan ke dalam
struktur baru
Sumber: diadaptasi dari (6, 2004)
1. Persiapan:
1. Siapkan bola karet (atau bisa juga kertas yang
dibuat menjadi bola kecil), dengan 2 (dua)
warna, biru dan merah misalnya. Masing-masing
bola karet tersebut jumlahnya sebanyak jumlah
peserta dalam kelas diklat. Setiap peserta
2. Permainan:
a. Instruksikan kepada seluruh peserta untuk
melemparkan bola karet warna biru ke arah yang
mereka suka, ke sesama peserta atau sudut
ruangan. Terserah mereka. Boleh disisipkan
perintah lucu misalnya sebagai contoh
“lemparkan bola karet biru ke orang yang paling
anda suka, atau yang paling anda benci”.
Lakukan dengan aba-aba dari fasilitator,
sehingga pelemparan dilakukan secara
bersamaan. Setelah selesai, ruang kelas akan
terlihat berantakan. Biarkan saja.
A. Pendahuluan
B. Praktek WoG
4. Koalisi sosial
kelembagaan
3. Kepemimpinan
2. Pelayanan Jasa
Pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk jasa
yang dibutuhkan warga masyarakat, seperti
pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan,
perhubungan, dan lainnya.
3. Pelayanan Barang
Pelayanan yang menghasilkan jenis barang yang
dibutuhkan warga massyarakat, seperti misalnya
8 Whole of Government
4. Pelayanan Regulatif
Pelayanan melalui penegakan hukuman dan
peraturan perundang-undangan, maupun kebijakan
publik yang mengatur sendi-sendi kehidupan
masyarakat.
Box 3 PTSP
E. Diskusi
Tabel
Contoh Best-Practices WoG di Beberapa Negara
Whole of Government 5
publik
2 Australia APSC, Integrasi antar
Centrelink, lembaga di semua
COAG, koalisi tingkatan dan
sosial mendekatkan
pelayanan publik
kepada masyarakat
semua tingkatan
6 Whole of Government
memastikan
bahwa setiap
keluhan dari
masyarakat harus
diterima dan
direspon segera,
walaupun keluhan
tersebut ditujukan
ke instansi yang
berbeda.
C. E-government
2012;
4. Prosentase portal nasional yang terhubung dengan
website kementerian dan lembaga. Dalam hal ini
Amerika Serikat memimpin sebagai negara dengan
prosentasi tertinggi portal terhubung dengan website
instansi pemerintah.
8 Whole of Government
D. Diskusi
1
10 Whole of Government
Undang Dasar”.
Dalam konteks governance yang baik, maka sistem
penyelenggaraan pemerintahan negara adalah keseluruhan
penyelenggaraan kekuasaan pemerintahan (executive power)
dengan memanfaatkan dan mendayagunakan kemampuan
pemerintah dan segenap aparaturnya dari semua peringkat
pemerintahan beserta seluruh rakyat di wilayah negara
Indonesia, serta dengan memanfaatkan pula segenap dana
dan daya yang tersedia secara nasional demi tercapainya
tujuan negara dan terwujudnya cita-cita bangsa sebagaimana
dimaksud Pembukaan UUD 1945.
8. Asas Efektifitas.
Berdasarkan UU AP, asas dalam penyelenggaraan
administrasi pemerintahan terdiri atas:
a. kepastian hukum;
b. kemanfaatan;
c. ketidakberpihakan;
d. kecermatan;
e. tidak menyalahgunakan kewenangan;
f. keterbukaan;
g. kepentingan umum; dan
h. pelayanan yang baik.
Asas-asas umum lainnya di luar AUPB dapat diterapkan
sepanjang dijadikan dasar penilaian hakim yang tertuang
dalam putusan Pengadilan yang berkekuatan hukum tetap.
2. kepastian hukum
20 Whole of Government
3. kesamaan hak
Pemberian pelayanan tidak membedakan suku, ras,
agama, golongan, gender, dan status ekonomi.
5. Keprofesionalan
Pelaksana pelayanan harus memiliki kompetensi yang
sesuai dengan bidang tugas.
6. Partisipatif
Peningkatan peran serta masyarakat dalam
penyelenggaraan pelayanan dengan memperhatikan
aspirasi, kebutuhan, dan harapan masyarakat.
8. Keterbukaan
Setiap penerima pelayanan dapat dengan mudah
mengakses dan memperoleh informasi mengenai
pelayanan yang diinginkan.
Whole of Government 21
9. Akuntabilitas
Proses penyelenggaraan pelayanan harus dapat
dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
1. profil penyelenggara;
2. profil pelaksana;
3. standar pelayanan;
4. maklumat pelayanan; 5. pengelolaan pengaduan; dan
6. penilaian kinerja.
Penyelenggara berkewajiban menyediakan informasi tersebut
kepada masyarakat secara terbuka dan mudah diakses.
Whole of Government 23
a. kepentingan umum;
b. kepastian hukum;
c. kesamaan hak;
24 Whole of Government
a. pelaksanaan pelayanan;
b. pengelolaan pengaduan masyarakat;
c. pengelolaan informasi;
d. pengawasan internal;
e. penyuluhan kepada masyarakat;
f. pelayanan konsultasi; dan
g. pelayanan publik lainnya sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Whole of Government 25
5. Pengaduan
Whole of Government 27
a. konsultasi publik;
b. musyawarah;
c. kemitraan;
d. penyampaian aspirasi;
e. pengawasan; dan/atau
f. keterlibatan lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Gubernur/Bupati/Walikota.
J. Diskusi
MODUL
PELATIHAN DASAR CALON PNS
MANAJEMEN APARATUR SIPIL NEGARA
CI. A. PENDAHULUAN
1. Deskripsi Singkat
Sebagai salah satu sumber daya dalam pemerintahan,
Aparatur Sipil Negara (ASN) mempunyai peran yang amat penting
dalam rangka menciptakan masyarakat madani yang taat hukum,
berperadaban modern, demokratis, makmur, adil, dan bermoral
tinggi dalam menyelenggarakan pelayanan kepada masyarakat
secara adil dan merata, menjaga persatuan dan kesatuan bangsa
dengan penuh kesetiaan kepada Pancasila dan Undang Undang
Dasar Tahun 1945. Sejalan dengan program prioritas pemerintah
periode 2019 – 2024 mengenai pembangunan Sumber Daya
Manusia (SDM), ASN Indonesia harus menjadi pekerja keras,
dinamis, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kesemuanya itu diperlukan dalam rangka mencapai tujuan yang
dicita-citakan oleh bangsa Indonesia.
2. Hasil Belajar
Setelah mengikuti mata Pelatihan ini, peserta diharapkan
mampu memahami kedudukan, peran, hak dan kewajiban, dan
kode etik ASN, konsep sistem merit dalam pengelolaan ASN, dan
pengelolaan ASN.
5. Waktu
Alokasi waktu: 2 sesi (6 JP)
B. KEGIATAN BELAJAR
1. Uraian Materi
Dalam kegiatan belajar I Anda akan diajak mendiskusikan
tentang kedudukan, peran, hak dan kewajiban, dan kode etik
ASN. Setelah mendiskusikan konsep ini, Saudara diharapkan
bisa memahami dan menjelaskan bagaimana kedudukan, peran,
hak dan kewajiban, dan kode etik ASN. Untuk itu Saudara diminta
membaca dengan cermat sebelum mengikuti pelatihan dan
mendiskusikan dengan detail di kelas dengan instruktur dan
teman serta mencoba mengerjakan soal-soal yang sudah ada.
a. Kedudukan ASN
Pegawai ASN adalah pegawai negeri sipil dan pegawai
pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh pejabat
pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan
pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji
berdasarkan peraturan perundang-undangan. Untuk
menghasilkan Pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar,
etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik
korupsi, kolusi, dan nepotisme, pengelolaan ASN diatur dalam
Manajemen ASN. Manajemen ASN lebih menekankan kepada
pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan akan tersedia
sumber daya ASN yang unggul dan selaras dengan
perkembangan jaman.
b. Peran ASN
Tabel 1
Perbandingan PNS dan PPPK
No. PNS PPPK
1. Manajemen PNS terdiri dari: Manajemen PPPK terdiri dari:
penetapan pegawai; pengadaan; penetapan pegawai; pengadaan;
pangkat dan jabatan; penilaian kinerja; penggajian dan
pengembangan karir; pola tunjangan; pengembangan
karir; promosi; mutasi; kompetensi; pemberian
penilaian kinerja; penggajian dan penghargaan; disiplin; pemutusan
tunjangan; penghargaan; disiplin; hubungan perjanjian kerja; dan
pemberhentian; jaminan perlindungan.
pensiun dan jaminan hari
tua; dan perlindungan.
2. Dapat menduduki seluruh jabatan Hanya dapat menduduki
ASN
Jabatan Fungsional, Jabatan
Pimpinan Tinggi (JPT) Utama
dan Madya tertentu serta
jabatan lain yang bukan merupakan
jabatan struktural tetapi
menjalankan fungsi manajemen di
instansi pemerintah kecuali JPT
utama dan madya di bidang rahasi
negara, pertahanan, keamanan,
pengelolaan aparatur negara,
10. Cuti terdiri atas cuti tahunan; cuti Cuti terdiri atas cuti tahunan; cuti
besar; cuti sakit; cuti melahirkan; besar; cuti sakit; cuti melahirkan;
cuti karena alasan penting; dan cuti bersama.
cuti bersama; dan cuti di luar
tanggungan negara.
3. Latihan/Tugas
Agar Anda bisa lebih memahami apa yang sudah Anda
baca dan pelajari dari modul ini, latihan berikut bisa memperkuat
pemahaman Anda tentang Kedudukan, Peran, Hak dan
Kewajiban, dan Kode Etik dan Kode Perilaku ASN. Anda dapat
mengerjakan latihan berikut sendiri atau mendiskusikan
dengan teman Anda.
1. Jelaskan esensi penting dari manajemen aparatur sipil negara
sesuai dengan UU ASN dan apa impilkasi esensi tersebut
terhadap Anda sebagai pegawai ASN.
2. Jelaskan kedudukan dan peran dari aparatur sipil negara dan
apa yang perlu dilakukan oleh Anda sebagai pegawai ASN.
1. Uraian Materi
a. Pengantar
1) Perencanaan
Pasal 56 menyebutkan bahwa setiap instansi pemerintah
dalam menyusun dan menetapkan kebutuhan pegawai harus
didasarkan pada analisis jabatan dan analisis beban kerja. Pasal
ini mengisyaratkan:
2. Rangkuman
Penerapan sistem merit dalam pengelolaan ASN
mendukung pencapaian tujuan dan sasaran organisasi serta
memberikan ruang bagi tranparansi, akuntabilitas, obyektivitas
dan keadilan. Beberapa langkah nyata dapat dilakukan untuk
menerpakan sistem ini baik dari sisi perencanaan kebutuhan yang
berupa transparansi dan jangkauan informasi kepada masyarakat
maupun jaminan obyektifitas dalam pelaksanaan seleksi.
Sehingga instansi pemerintah mendapatkan pegawai yang tepat
dan berintegritas untuk mencapai visi dan misinya.
3. Soal Latihan
Agar Anda bisa lebih memahami apa yang sudah Anda
baca dan pelajari dari kegiatan belajar ini, latihan berikut bisa
memperkuat pemahaman Anda tentang Konsep Sistem Merit
dalam Pengelolaan ASN. Anda dapat mengerjakan latihan
berikut sendiri atau mendiskusikan dengan teman Anda.
1. Jelaskan makna dan keuntungan penerapan sistem
merit.
2. Berikan contoh penerapan sistem merit dalam
penilaian kinerja pegawai.
1. Uraian Materi
a. Pengantar
Pengelolaan atau manajemen ASN pada dasarnya adalah
kebijakan dan praktek dalam mengelola aspek manusia atau
sumber daya manusia dalam organisasi termasuk dalam hal ini
adalah pengadaan, penempatan, mutasi, promosi,
pengembangan, penilaian dan penghargaan. UU Nomor 5 tentang
ASN secara detail menyebutkan pengelolaan pegawai ini baik
untuk PNS maupun PPPK seperti disebutkan sebelumnya pada
kegiatan belajar 2. Dalam hal ini mekanisme pengelolaan ASN
terdiri dari Manajemen PNS dan Manajemen PPPK, Pengelolaan
Jabatan Pimpinan Tinggi, Organisasi dan Sistem Informasi.
b) Pengadaan
Pengadaan PNS merupakan kegiatan untuk mengisi
kebutuhan Jabatan Administrasi dan/atau Jabatan Fungsional
dalam suatu Instansi Pemerintah. Pengadaan PNS tersebut
dilakukan secara nasional berdasarkan penetapan kebutuhan
yang telah ditetapkan oleh Menteri. Untuk menjamin obyektifitas
pengadaan PNS, Menteri membentuk panitia seleksi nasional
yang diketuai oleh Kepala BKN. Sedangkan pada tingkat instansi,
PPK membentuk panitia seleksi instansi pengadaan PNS yang
diketuai oleh Pejabat yang Berwenang (PyB).
e) Pola Karier
Untuk menjamin keselarasan potensi PNS dengan
kebutuhan penyelenggaraan tugas pemerintahan dan
pembangunan perlu disusun pola karier PNS yang terintegrasi
secara nasional. Pola karier merupakan pola dasar mengenai
urutan penempatan dan/atau perpindahan PNS dalam dan antar
posisi di setiap jenis jabatan secara berkesinambungan. Oleh
karena itu, pola karir PNS dapat berbentuk horizontal
(perpindahan dari satu posisi jabatan ke posisi jabatan lain yang
setara baik dalam satu kelompok maupun antar kelompok JA, JF
dan JPT), vertikal (perpindahan dari satu posisi jabatan ke posisi
jabatan lain yang lebih tinggi dalam satu kelompok JA, JF atau
JPT), dan diagonal (perpindahan dari satu posisi jabatan ke posisi
jabatan lain yang lebih tinggi antar kelompok JA, JF atau JPT).
Setiap Instansi Pemerintah menyusun pola karier instansi sesuai
dengan kebutuhan berdasarkan pola karier nasional.
f) Promosi
Promosi merupakan bentuk pola karier yang dapat
berbentuk vertikal atau diagonal. Promosi tersebut dilakukan
berdasarkan perbandingan objektif antara kompetensi, kualifikasi,
dan persyaratan yang dibutuhkan oleh jabatan, penilaian atas
prestasi kerja, kepemimpinan, kerja sama, kreativitas, dan
pertimbangan dari tim penilai kinerja PNS pada Instansi
Pemerintah, tanpa membedakan gender, suku, agama, ras, dan
golongan. Setiap PNS yang memenuhi syarat mempunyai hak
yang sama untuk dipromosikan ke jenjang jabatan yang lebih
tinggi dan ke jabatan fungsional muda sepanjang memenuhi
persyaratan Jabatan, dengan memperhatikan kebutuhan
organisasi.
g) Mutasi
Setiap PNS dapat dimutasi tugas dan/atau lokasi dalam 1 (satu)
Instansi
Pusat, antar-Instansi Pusat, 1 (satu) Instansi Daerah, antar-
Instansi Daerah, antarInstansi Pusat dan Instansi Daerah, dan
ke perwakilan Negara Kesatuan Republik Indonesia di luar
negeri. Mutasi dilakukan atas dasar kesesuaian antara
kompetensi PNS dengan persyaratan jabatan, klasifikasi
jabatan dan pola karier dengan memperhatikan kebutuhan
organisasi dan prinsip larangan konflik kepentingan.
j) Penghargaan
PNS yang telah menunjukkan kesetiaan, pengabdian,
kecakapan, kejujuran, kedisiplinan, dan prestasi kerja dalam
melaksanakan tugasnya dapat diberikan penghargaan berupa:
k) Disiplin
Untuk menjamin terpeliharanya tata tertib dalam
kelancaran pelaksanaan tugas, PNS wajib mematuhi disiplin PNS.
Instansi Pemerintah wajib melaksanakan penegakan disiplin
terhadap PNS, melaksanakan berbagai upaya peningkatan
disiplin, dan memberikan hukuman kepada PNS yang melakukan
pelanggaran.
l) Pemberhentian
PNS dapat diberhentikan dengan hormat karena
berbagai alasan antara lain:
n) Perlindungan
Pemerintah wajib memberikan perlindungan kepada PNS
dalam bentuk jaminan kesehatan, jaminan kecelakaan kerja,
jaminan kematian dan bantuan hukum. Perlindungan berupa
jaminan kesehatan, jaminan kecelakaan kerja, dan jaminan
kematian mencakup jaminan sosial yang diberikan dalam program
jaminan sosial nasional. Sementara bantuan hukum diberikan
dalam bentuk bantuan hukum dalam perkara yang dihadapi PNS
di pengadilan terkait pelaksanaan tugasnya. Ketentuan lebih lanjut
mengenai perlindungan diatur dalam Peraturan Pemerintah.
2. Manajemen PPPK
Manajemen PPPK meliputi penetapan kebutuhan,
pengadaan, penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan,
pengembangan kompetensi, pemberian penghargaan, disiplin,
pemutusan hubungan perjanjian kerja dan perlindungan.
a) Penetapan Kebutuhan
Setiap Instansi Pemerintah wajib menyusun kebutuhan
jumlah dan jenis jabatan PPPK berdasarkan analisis jabatan dan
analisis beban kerja. Penyusunan kebutuhan jumlah PPPK
tersebut dilakukan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun yang
diperinci per 1 (satu) tahun berdasarkan prioritas kebutuhan.
Kebutuhan jumlah dan jenis jabatan PPPK kemudian ditetapkan
dengan Keputusan Menteri.
b) Pengadaan
Setiap warga negara Indonesia mempunyai kesempatan
yang sama untuk melamar menjadi calon PPPK setelah
memenuhi persyaratan. Pengadaan calon PPPK ini merupakan
kegiatan untuk memenuhi kebutuhan pada Instansi Pemerintah
dengan melalui tahapan:
1. Tunjangan keluarga;
2. Tunjangan pangan;
3. Tunjangan jabatan struktural;
4. Tunjangan jabatan fungsional; atau
5. Tunjangan lainnya.
Gaji dan tunjangan yang diterima PPPK kemudian
dikenakan pemotongan pajak penghasilan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pajak
penghasilan dan tidak ditanggung oleh pemerintah.
e) Pengembangan Kompetensi
PPPK diberikan kesempatan untuk memperoleh
pengayaan pengetahuan dalam rangka kegiatan pengembangan
kompetensi. Kesempatan untuk pengembangan kompetensi
direncanakan setiap tahun oleh Instansi Pemerintah. Setiap PPPK
memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh
pengembangan kompetensi, namun apabila terdapat keterbatasan
kesempatan, prioritas diberikan dengan mempertimbangkan hasil
penilaian kinerja PPPK yang bersangkutan. Pengembangan
kompetensi tersebut harus dievaluasi oleh Pejabat yang
Berwenang dan dipergunakan sebagai salah satu dasar untuk
perjanjian kerja selanjutnya.
f) Pemberian Penghargaan
PPPK yang telah menunjukkan kesetiaan, pengabdian,
kecakapan, kejujuran, kedisiplinan, dan prestasi kerja dalam
melaksanakan tugasnya dapat diberikan penghargaan berupa:
g) Disiplin
Untuk menjamin terpeliharanya tata tertib dalam
kelancaran pelaksanaan tugas, PPPK wajib mematuhi disiplin
PPPK. Penegakan disiplin pada Instansi Pemerintah ditetapkan
oleh PPK setiap instansi sesuai dengan karakteristik instansinya
dengan melaksanakan berbagai upaya peningkatan disiplin. PPPK
yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang mengatur
mengenai disiplin PNS.
d. Organisasi
Pegawai ASN berhimpun dalam suatu wadah korps profesi
Pegawai ASN Republik Indonesia. Korps profesi ini memiliki
tujuan untuk menjaga kode etik profesi dan standar pelayanan
profesi ASN dan mewujudkan jiwa korps ASN sebagai pemersatu
bangsa. Untuk mencapai tujuan tersebut, korps profesi Pegawai
ASN memiliki fungsi antara lain:
2. Rangkuman
a. Manajemen ASN terdiri dari Manjemen PNS dan
Manajemen PPPK;
b. Manajemen PNS meliputi penyusunan dan penetapan
kebutuhan, pengadaan, pangkat dan jabatan,
pengembangan karier, pola karier, promosi, mutasi,
penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan,
penghargaan, disiplin, pemberhentian, jaminan pensisun
dan hari tua, dan perlindungan;
3. Latihan/Tugas
Agar Anda bisa lebih memahami apa yang sudah Anda
baca dan pelajari dari modul ini, latihan berikut bisa memperkuat
pemahaman Anda tentang Mekanisme Pengelolaan ASN. Anda
dapat mengerjakan latihan berikut sendiri atau mendiskusikan
dengan teman Anda.
ttd
iii
Rangkuman ................................................ 35
Soal Latihan ................................................. 37
BAB III POLA PIKIR ASN SEBAGAI PELAYAN
PUBLIK ................................................................. 39
A. Indikator Keberhasilan ........................... 39
B. Pola Pikir ASN sebagai Pelayan
Publik .................................................... 39
Rangkuman ................................................. 72
Soal Latihan ................................................ 74
iv
5. Etiket Menangani Keluhan
Pelanggan ........................................... 96
Rangkuman ................................................. 98
Soal Latihan ................................................ 99
DAFTAR PUSTAKA .............................................. 101
v
CII. BAB I
CIII. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dunia pelayanan tidak dapat dipisahkan dengan
kehidupan manusia. Setiap manusia bahkan ketika
masih di rahim ibunya sudah mendapatkan pelayanan
berupa asupan nutrisi dan do‟a, fase selanjutnya adalah
setelah cukup waktu untuk lahir ke dunia ia juga
mendapatkan pelayanan. Proses melahirkan bagi
seorang ibu tentu juga membutuhkan pelayanan (sarana
prasarana transportasi, puskesmas atau rumah
sakit, perawat dan dokter). Seiring dengan berjalannya
waktu, ia pun tumbuh dan berkembang menjalani
kehidupannya, dalam menjalankan aktivitas
kesehariannya, manusia tetap mendapatkan pelayanan.
Fase selanjutnya, setelah meninggal dunia pun ia masih
mendapatkan pelayanan yang spesial hingga ke liang
lahat atau proses pemakaman selesai. Karena itu dunia
pelayanan merupakan bagian yang tidak dapat
dipisahkan dengan kehidupan manusia.
1
Pelayanan Publik
2
kemudahan karena sifatnya yang transaksional.
Maknanya, selama barang/jasa yang dibutuhkan oleh
3 Pelayanan Publik
4
sangat mempengaruhi kesejahteraan warganya. Kualitas
pelayanan publik itu sendiri sangat dipengaruhi oleh
banyak hal, seperti: kecukupan anggaran, organisasi
penyelenggara yang efektif dan efisien, dan di atas itu
semua adalah aparatur pemerintah (birokrat) yang cakap
untuk memberikan pelayanan bagi seluruh warga
negara.
B. Deskripsi Singkat
C. Hasil Belajar
E. Materi Pokok
F. Waktu
Alokasi waktu: 4 sesi (12 JP)
BAB II
KONSEP DAN PRINSIP PELAYANAN PUBLIK
A. Indikator Keberhasilan
7
8
dengan cara-cara
tertentu yang
memerlukan
kepekaan dan
hubungan interpersonal tercipta kepuasan dan
keberhasilan. Setiap pelayanan menghasilkan produk,
baik berupa barang dan jasa (Pengembangan
8
9 Pelayanan Publik
10
10
11 Pelayanan Publik
2. Jenis Barang/Jasa
12
13 Pelayanan Publik
14
15 Pelayanan Publik
16
17 Pelayanan Publik
18
19 Pelayanan Publik
CIV. Gambar 3:
20
21 Pelayanan Publik
22
23 Pelayanan Publik
24
25 Pelayanan Publik
Diskusi
26
27 Pelayanan Publik
Diskusi
28
29 Pelayanan Publik
30
31 Pelayanan Publik
32
33 Pelayanan Publik
34
35 Pelayanan Publik
Rangkuman
Soal Latihan
1) Berikan contoh beberapa jenis barang/jasa yang
termasuk kategori barang/jasa publik.
2) Diskusikan mengapa monopoli membuat individu
tidak dapat memperoleh barang dan jasa yang
mereka butuhkan di pasar.
36
37 Pelayanan Publik
Public Service.
7) Sebutkan ruang lingkup pelayanan yang termuat
dalam Undang-Undang No. 25 Tahun 2009.
38
39 Pelayanan Publik
A. Indikator Keberhasilan
40
41 Pelayanan Publik
Sumber : https://www.google.com/url?
sa=i&rct=j&q=&esrc=s &source=images&cd=&ved=0ahU
KEwid8eSQs8rQAhUDso8KHc90BwgQjRwIBw&url
=http%3A%2F%2Faccounting-08.blogspot.com
42
43 Pelayanan Publik
44
45 Pelayanan Publik
46
47 Pelayanan Publik
a. nilai dasar;
b. kode etik dan kode perilaku;
c. komitmen, integritas moral, dan tanggung jawab pada
pelayanan publik;
e. kualifikasi akademik;
f. jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan
tugas; dan
g. profesionalitas jabatan.
48
Pelayanan Publik
48
49 Pelayanan Publik
50
Sumber: http://media.gosanangelo.com/media/
img/photos/2010/03/31/ 20100331-094007-pic-
272351652_t607.jpg
Pelayanan Publik
terjadinya inefisiensi;
50
51 Pelayanan Publik
6) Tidak transparan;
7) Tidak responsif terhadap kebutuhan warga negara; 8)
Ditandai praktik KKN.
52
53 Pelayanan Publik
Sumber:http://togarsilaban.files.wordpress.com/2012/02/
pelayanan-publik.jpg
54
55 Pelayanan Publik
56
56
57 Pelayanan Publik
58
Sumber: http://2.bp.blogspot.com/-Gid-
45fzPDI/UNdvaORjayI/AAAAAAAABI4/Neavggra-
0o/s1600/phoca_thumb_l_morality3.jpg
58
59 Pelayanan Publik
60
61 Pelayanan Publik
62
63 Pelayanan Publik
64
65 Pelayanan Publik
Masyarakat (SKM).
66
67 Pelayanan Publik
68
69 Pelayanan Publik
70
71 Pelayanan Publik
Rangkuman
Soal Latihan
1. Berikan contoh kasus praktik patologi birokrasi yang terjadi
dewasa ini!
72
73 Pelayanan Publik
A. Indikator Keberhasilan
76
77 Pelayanan Publik
a. Sikap / perilaku
b. Ekspresi wajah
c. Penampilan
d. Cara berpakaian
e. Cara berbicara
f. Cara mendengarkan
g. Cara bertanya
b. Senyum
Pelayanan Publik
78
c. Salam
d. Tolong
e. Maaf
f. Terima kasih
C. Dasar-Dasar Etiket
80
D. Manfaat Etiket
80
81 Pelayanan Publik
82
82
83 Pelayanan Publik
84
85 Pelayanan Publik
86
87 Pelayanan Publik
86
88
89 Pelayanan Publik
90
91 Pelayanan Publik
4. Etiket Bertelepon
tidak bisa langsung 'nyerocos' ini itu begitu ada nada 'hallo' di
seberang sana.
90
1. Menelepon
a. Ucapkan salam begitu telepon diangkat di seberang
sana. Misalnya 'selamat pagi', 'selamat siang'. Jangan
sampai ketika telepon diangkat kita langsung pada
pembicaraan, karena bisa dianggap kurang sopan.
92
93 Pelayanan Publik
2. Menjawab Telepon
a. Ucapkan salam begitu kita mengangkat telepon. Jangan
mengangkat telepon sebelum lebih dari tiga kali
deringan. Kemudian sebutkan nama kita dan instansi
kita. Misalnya, "Selamat siang, Lembaga Administrasi
Negara dengan Bela, bisa saya bantu?"
94
95 Pelayanan Publik
96
97 Pelayanan Publik
98
99 Pelayanan Publik
Soal Latihan
98
100
101 Pelayanan Publik
102
103 Pelayanan Publik
2016 https://www.scribd.com/doc/309263614/Dasar-
DasarEtika-Pelayanan-Nasabah, diunduh tanggal 28
November 2016
Pelayanan Publik
MODUL
PELATIHAN DASAR CALON PNS
HABITUASI
LEMBAGA ADMINISTRASI
104 NEGARA
NATION INSTITUTE of PUBLIC
ADMINISTRA
TION
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
KATA PENGANTAR
Kepala
Lembaga Administrasi Negara,
ttd
Adi suryanto
DAFTAR ISI
hal
Kata Pengantar ............................................................... i
Daftar isi ......................................................................... ii
Daftar Gambar ................................................................. iii
2
Daftar Formulir ............................................................... iv
hal
Gambar 1: The Power of Goals Setting ......................... 12
Gambar 2: Keterkaitan Habituasi dan Akatualisasi ........ 13
Gambar 3: Paradigma Pengertian Aktualisasi ................ 16
Gambar 4: Kerangka Pikir Pemilihan Isu ........................ 20
Gambar 5: Keterkaitan Isu, Kegiatan dan Output dengan
Mata Pelatihan (1) ........................................ 24
Gambar 6: Keterkaitan Isu, Kegiatan dan Output dengan
Mata Pelatihan (2) ........................................ 24
Gambar 7: Tahapan Pembelajaran Aktualisasi .............. 35
DAFTAR FORMULIR
hal
Formulir 1: Rancangan Aktualisasi ............................... 37
Formulir 2: Pengendalian Aktualisasi Oleh Mentor ....... 57
Formulir 3: Pengendalian Aktualisasi Oleh Coach ......... 58
Daftar Tabel.......................................................................
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam sistem pembelajaran Pelatihan Dasar Calon
PNS pada kurikulum yang menekankan pada
pembentukan karakter PNS, setiap peserta
pelatihan dituntut untuk mampu mengaktualisasikan
substansi materi pembelajaran yang telah dipelajari
melalui proses pembiasaan diri yang difasilitasi
dalam pembelajaran agenda Habituasi.
Pembelajaran Agenda Habituasi memfasilitasi
peserta melakukan kegiatan pembelajaran
aktualisasi mata-mata Pelatihan khususnya pada
pembelajaran agenda kedudukan dan peran PNS
dalam NKRI dan pembelajaran agenda nilai-nilai
dasar PNS yang telah dipelajari.
1
tempat kerja dan menyusun laporan aktualisasi,
menyiapkan rencana presentasi laporan pelaksanaan
aktualisasi, dan melaksanakan seminar aktualisasi.
Khusus bagi peserta Pelatihan Dasar Calon PNS
Golongan III dituntut suatu kemampuan untuk
mendeskripsikan analisis dampak apabila nilai-nilai
dasar PNS tidak diterapkan dalam pelaksanaan tugas
jabatan yang dituangkan di dalam laporan
aktualisasinya.
6
agenda III dan agenda II ke dalam suatu rancangan
aktualisasi. Disamping itu, disampaikan juga
tentang tahapan pembelajaran aktualisasi dan
taget tujuan pembelajaranya, peran dan tugas
pembimbing
8
peran dan tugasnya dapat dirangkap oleh mentor
peserta.
B. Deskripsi Singkat
Mata Pelatihan aktualisasi membekali peserta
tentang konsepsi aktualisasi dan habituasi, tahapan
pembelajaran aktualisasi, penyusunan dan
penyajian rancangan aktualisasi, melaksanakan
aktualisasi, dan penyajian hasil aktualisasi. Mata
Pelatihan ini disajikan dengan metode penulisan
kertas kerja, dengan pendekatan pembelajaran
experiential learning, dan presentasi yang bersifat
mandiri. Keberhasilan peserta dinilai dari
kemampuan menyusun dan menyajikan rancangan,
melaksanakan aktualisasi di tempat kerja,
menyusun laporan, dan menyajikan hasil
aktualisasi.
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran ini, Peserta
Pelatihan Dasar Calon PNS diharapkan mampu :
10
1. Konsepsi aktualisasi dan habituasi;
2. Tahapan pembelajaran aktualisasi;
3. Pembimbingan penulisan rancangan aktualisasi;
4. Seminar rancangan aktualisasi;
5. Aktualisasi di tempat kerja;
6. Laporan aktualisasi;
7. Pembimbingan persiapan pra seminar
aktualisasi; dan
8. Seminar aktualisasi.
12
BAB II
KONSEPSI PEMBELAJARAN AGENDA
HABITUASI
A. Konsepsi Habituasi
1
dimaksud adalah sebagai upaya untuk
mendekatkan peserta dengan tuntutan lingkungan
kerja, misalnya aktivitas rutin dalam menyelesaikan
pekerjaan, kualitas kerja, jam kerja, kedisiplinan,
cara dan etika memberikan pelayanan kepada
konsumen/tamu/stakeholders, strategi komunikasi
dengan sesama pegawai atau dengan
16
dipelajari. Kriteria atau indikator tersebut kemudian
dijadikan alat atau kriteria penentu keberhasilan
peserta melakukan habituasi bersama partner atau
role model yang telah dipilih, disamping
pembimbingnya.
Gambar 1
The Power of Goals Setting
18
Role
Models
Gambar 2
Keterkaitan Habituasi dan Aktualisasi
20
3. Disamping kemampuan yang perlu dikuasai
peserta berdasarkan dua kriteria di atas,
khusus bagi Peserta Pelatihan Dasar Calon
PNS Golongan III dituntut untuk mampu
menganalisis dampak apabila nilai-nilai dasar
PNS tidak diaplikasikan dalam pelaksanaan
tugas jabatannya yang dituangkan pada
laporan aktualisasi.
Gambar 3
Paradigma Pengertian Aktualisasi
22
pelatihan yang telah dipelajari adalah hal utama
yang perlu ada dalam suatu rancangan aktualisasi.
24
keyakinan kuat terhadap sesuatu yang ideal
atau seharusnya terjadi.
26
Gambar 4
Kerangka Pikir Pemilihan Isu
28
tidak dapat diselesaikan/dilakukan terkait dengan
keterbatasan
Gambar 5
Keterkaitan Isu, Kegiatan dan Output dengan
Mata Pelatihan (1)
30
Gambar 6
Keterkaitan Isu, Kegiatan dan Output dengan
Mata Pelatihan (2)
32
menimbulkan motif ketidak percayaan stakeholders
terhadap layanan dan wibawa organisasi dan hal ini
terkait dengan mata pelatihan Pelayanan Publik dan
Whole of Government, dst.
34
Alat bantu lainnya misalnya menggunakan
system berpikir mine map, fishbone, SWOT, tabel
frekuensi, analisis kesenjangan, atau sekurangnya-
kurangnya menerapkan kemampuan berpikir
hubungan sebab-
Contoh:
Masih lambatnya proses pemberian nomor
registrasi STTPP Diklat Prajabatan pada Sub
Bidang Diklat
36
Telah disinggung pada penjelasan
sebelumnya, bahwa disadari kondisi peserta
sebagai CPNS memiliki keterbatasan
menyelesaikan gagasan karena faktor dukungan
anggaran, sarana dan prasarana, juga otoritas
(kewenangan/tanggung jawab), namun hal tersebut
tidak berarti menjadi penghambat bagi peserta
untuk berpikir dan bertindak kreatif dan inovatif.
Peserta dapat mengusulkan kegiatan operasional
sesuai dengan konteks dan cakupan isu yang
peserta akan mencoba untuk dipecahkan,
walaupun menurut sebagian orang hal itu
sederhana atau mungkin sangat sederhana
sehingga tidak diperhitungkan, namun yakinlah
kesederhanaan (simplifikasi) adalah dasar
keterukuran sebuah proses.
Contoh
Pertama, Peserta bekerja pada unit pelayanan,
dan Peserta menyaksikan di ruang tunggu terjadi
antrian yang panjang setiap harinya, serta tidak
ada informasi kepastian pelayanan. Peserta
memiliki gagasan agar masyarakat selama
mengantri merasakan nyaman dan disampaikan
kepada pimpinan untuk; membagi ruang tunggu
bagi masyarakat perokok dan bukan perokok,
memaksimalkan penempatan kursi di ruang
tunggu, membuat tulisan yang terang dan
sederhana tentang jenis dan proses pelayanan
yang akan ditempatkan pada tempat-tempat
strategis di ruang tunggu, dan seterusnya.
BAB III
TAHAPAN PEMBELAJARAN AKTUALISASI
A. Merancang Aktualisasi
42
Rancangan aktualisasi merupakan dokumen
kertas kerja sebagai salah satu produk
pembelajaran aktualisasi yang dihasilkan oleh
peserta Pelatihan Dasar Calon PNS bagi CPNS.
Rancang aktualisasi memuat aktivitas peserta
dalam hal: a) mengidentifikasi, menyusun dan
menetapkan isu atau permasalahan yang terjadi
dan harus segera dipecahkan, b) mengajukan
gagasan pemecahan isu/ masalah dengan
menyusunnya dalam daftar rencana, tahapan, dan
output kegiatan, c) mendeskripsikan keterkaitan
antara isu dan kegiatan yang diusulkan dengan
substansi persfektif mata pelatihan Manajemen
ASN, Pelayanan Publik, dan Whole of Government,
secara terpisah atau keseluruhan mata pelatihan,
baik secara langsung ataupun tidak langsung, d)
mendeskripsikan rencana pelaksanaan kegiatan
dan konstribusi hasil kegiatan yang didasari
aktualisasi nilainilai dasar PNS, serta e)
mendeskripsikan prediksi hasil kegiatan yang akan
dilandasi oleh substansi mata pelatihan agenda
nilai-nilai dasar PNS terhadap pencapaian visi,
misi, tujuan organisasi, dan penguatan nilai-nilai
organisasi.
:
Unit Kerja:
Identifikasi Isu : Isu yang
Diangkat : Gagasan
Pemecahan Isu :
Keterkaita Kontribus
Tahapa Penguata
n i
n
N Kegiata n Output Substansi Terhadap
Nilai
o n Kegiata / Hasil Mata Visi-Misi
Organisas
n pelatihan Organisas
i
i
1 2 3 4 5 6 7
44
Identifikasi : Diisikan rumusan isu/ list isu
Isu Contoh:
1. Masih lambatnya proses pemberian
nomor KRA
2. Layanan Konsultasi yang
tidak terstandar
3. Pelaksanaan Monev Diklat Prajab
yang bervariasi
4. Penyajian data alumni Prajab yang
kurang responsif
5. dst
Isu yang : Diiskan satu rumusan isu yang akan
Diangkat diusulkan yang memuat fokus dan lokus
atas pertimbangan sesuai dengan
lingkup pekerjaan peserta dan secara
realistis dapat dilaksanakan selama
masa aktualisasi di tempat kerja dengan
persetujuan mentor Contoh:
Masih lambatnya proses pemberian
nomor registrasi STTPP Diklat
Prajabatan pada Sub Bidang Diklat
Prajabatan LAN
Agenda II”
Akuntabilitas: teliti, detail, akurat,
bertanggung jawab,
Nasionalisme: mengedepankan
kepentingan umum,
Etika Publik: sopan, ramah
Komitmen Mutu: orientasi mutu, efektif
dan efisien
Anti Korupsi: terbuka, peduli, jujur.
Kolom 6 : Diisi uraian tentang kontribusi kualitas
hasil kegiatan terhadap pencapaian visi,
misi dan/atau tujuan organisasi.
Contoh:
Isian kolom 6 dengan kegiatan 1:
dengan melakukan telaahan SOP dan
kebijakan pelayanan pemberian nomor
registrasi STTPP Diklat Prajabatan
pada Sub Bidang Diklat Prajabatan
LAN maka kualitas pelaksanaan kerja
akan teridentifikasi dengan baik
sehingga mendukung pencapaian Visi
& Misi LAN dalam menjalankan
pembinaan dan penyelenggaraan
pendidikan dan pelatihan aparatur
Negara dan misi Pusat P3D LAN
sebagai penjaminan kualitas
pelaksanaan NSPK Pengembangan
kompetensi bagi CPNS dapat terwujud.
Kolom 7 : Diisi uraian tentang kontribusi hasil
kegiatan terhadap penguatan nilai
organisasi.
Contoh:
Isian kolom 7 dengan kegiatan 1:
Penelaahan SOP dan kebijakan terkait
dengan pelayanan pemberian nomor
registrasi bertujuan sebagai langkah
awal untuk memahami kebijakan
pelayanan pemberian nomor registrasi
STTPP Diklat Prajabatan yang selama
ini dianggap kurang responsif terhadap
kebutuhan seluruh pemangku
kepentingan sehingga menjadi jelas
dan terukur akan menguatkan nilainilai
organisasi LAN yaitu integritas,
profesional, inovatif, dan peduli.
50
pertama adanya keterbatasan ruang kepada
peserta untuk memberikan uraian atau deskripsi
yang menunjukan kemampuan peserta melakukan:
environmental scanning, problem solving, berpikir
kritis sebagai media melakukan aktualisasi agenda
III melalui aktivitas peserta mengidentifikasi,
menetapkan isu, dan menentukan gagasan
pemecahan isu, dan kedua adanya keterbatasan
ruang untuk memberikan uraian atau deskripsi yang
penuh makna terhadap kualitas pelaksanaan
kegiatan pemecahan isu yang sarat dengan
aktualisasi nilai-nilai dasar.
Jabatan:
Pelaksana pengelola pengembangan program Diklat
Prajabatan pada Subbid Diklat Prajabatan Pusat P3D
LAN
Identifikasi Isu:
Pekerjaan : 1. membuat draft surat balas
ijin prinsip penyelenggaraan pelatihan,
2. memberikan layanan konsultasi
penyelenggaraan pelatihan,
3. memberikan KRA,
4. monev penyelenggaraan pelatihan,
5. menjadi pengawas ujian,
6. menghadiri rapat persiapan dan
evaluasi penyelenggaraan pelatihan,
7. menyajikan data alumni, 8. dst .
List Isu :
Berdasarkan pengalaman bekerja selama 4
bulan membantu pimpinan dirasakan adanya hal
yang bisa diperbaiki / disempurnakan / ditingkatkan
atau sebutan lainnya, dalam pelaksanaan tugas
jabatannya (dengan menyusun list isu) sebagai
berikut:
1. Masih lambatnya proses pemberian nomor
registrasi STTPP Diklat Prajabatan
2. Layanan Konsultasi yang tidak terstandar
3. Pelaksanaan Monev yang bervariasi
4. Penyajian data alumni yang responsif
5. Dst
52
Gagasan Pemecahan Isu:
Pelayanan pemberian nomor registrasi STTPP
Diklat Prajabatan pada Sub Bidang Diklat
Prajabatan LAN merupakan tugas LAN berdasakan
amanah UU ASN Pasal 44 huruf (c) yaitu
merencanakan dan mengawasi kebutuhan
pendidikan dan pelatihan Pegawai ASN secara
nasional. Pelaksanaan tugas tersebut salah
satunya dilakukan melalui pengendalian Kode
Registrasi Alumni khususnya Prajabatan.
Ketentuan mengenai KRA telah diatur didalam
Peraturan Kepala LAN yang mengatur tentang
Pedoman Penyelenggaraan Diklat Prajabatan di
Indonesia yang didalamnya mengatur secara
teknis bagaimana KRA yang dimohonkan dari
lembaga penyelenggara pemerintah terakreditasi
kepada LAN sehingga berbekal KRA yang
dibubuhkan pada halaman STTPP nantinya akan
digunakan Pejabat Pembina Kepegawaian sebagai
syarat untuk memproses pengangkatan CPNS
menjadi PNS.
Pemberian layanan yang cepat dan tepat serta
memberikan kejelasan proses yang mudah diakses
oleh pengguna merupakan bagian yang harus
diperhatikan dalam pelaksanaan tugas jabatan
pelaksana khususnya di subbid Diklat Prajabatan
LAN. Maka gagasan pemecahan isu yang usulkan
adalah Percepatan Layanan Pemberian Nomor
Registrasi STTPP Diklat Prajabatan pada
Subbid Diklat Prajabatan LAN.
Kegiatan, Tahapan Kegiatan, Output,
Keterkaitan Substansi Mata pelatihan, Kontribusi
Terhadap Visi-Misi dan tujuan Organisasi, dan
Penguatan Nilai Organisasi, akan dijelaskan
berikut ini. Menyadari bahwa core isu ini bersifat
complicated atau tidak bersifat tunggal, sehingga
diusulkan berapa kegiatan pemecahan masalah
sebagai satu rangkaian kegiatan besar, Kegiatan
yang diusulkan untuk memecahkan isu adalah
sebagai berikut:
1. melakukan telaahan SOP dan kebijakan
pelayanan pemberian nomor registrasi STTPP
Diklat Prajabatan pada Sub Bidang Diklat
Prajabatan LAN; kegiatan ini penting dilakukan
untuk mengidentifikasi kelebihan dan
kekurangan dari kebijakan yang ada saat ini,
sehingga dapat dipetakan usulan
penyempurnaan kebijakan agar terjadi
keterpaduan antara kebijakan dan
kejelasan/keterukuran proses layanan
pemberian nomor registrasi STTPP Diklat
Prajabatan pada subbid Diklat Prajabatan
sehingga percepatan pemberian layanan nomor
registrasi dapat terwujud, hal ini sejalan dengan
subtansi mata pelatihan agenda yang telah
dipelajari yaitu: WoG secara mikro yang menitik
beratkan pada pentingnya sinergitas, koordinasi,
dan kolaborasi antara kebijakan dengan system
layanan yang terpadu sehingga dapat
meningkatkan efektivitas pelayanan yang
diberikan, dan Pelayanan Publik yang menitik
beratkan pada kejelasan dan keterukuran
proses pelayanan….. dst.
Pada saat pelaksanaan menelaah SOP dan
kebijakan pelayanan saya akan
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar yang telah
dipelajari pada agenda II dengan memperhatikan
aspek ketelitian, detail, akurat, dan bertanggung
jawab sebagai aktualisasi dari mata pelatihan
Akuntabilitas, sehingga akan menjawab tuntutan
seluruh pemangku kepentingan dengan
mengedepankan kepentingan umum dan
dituangkan melalui telaahan staf yang ditulis
dengan menggunakan bahasa Indonesia yang
baik dan benar (baku) sebagai aktualisasi dari
mata pelatihan Nasionalisme. Telaahan staf
yang ditulis merupakan simpulan dari kebijakan
yang ada saat ini dan disarankan untuk adanya
54
penyempurnaan yang berorientasi mutu
sehingga menggambarkan adanya efektifitas
proses dan efisien waktu layanan sebagai
aktualisasi dari mata pelatihan Komitmen Mutu.
Secara subtansi penyempurnaan yang diusulkan
secara terbuka, jujur, dan mencerminkan
kepedulian dalam pelaksanaan tugas jabatan
atas beragai keluhan yang selama ini muncul,
hal tersebut merupakan aktualisasi nilai dasar
pada mata pelatihan anti korupsi. Pada saat
melakukan telaahan, pada dasarnya diakui tidak
bisa dilakukan mandiri, oleh karena itu saya akan
bertanya dan berkomunikasi dengan pihak-pihak
terkait dengan sopan dan ramah sebagai
aktualisasi nilai dasar pada mata pelatihan Etika
Publik sehingga banyak infomasi yang dapat
diperoleh.
Media yang digunakan untuk mengaktualisaikan
nilai-nilai dasar sebagai mana dijelaskan di atas,
dilakukan pada tahapan-tahapan kegiatan
sebagai berikut:
a. meminta dokumen SOP pemberian nomor
registrasi STTPP
Diklat Prajabatan ke bagian administrasi
Pusat P3D;
b. melakukan telaahan dokumen SOP
pemberian nomor registrasi
STTPP Diklat Prajabatan dari bagian
administrasi Pusat P3D;
c. mengumpulkan informasi tentang kebijakan
dan harapan atas pelayanan pemberian
nomor registrasi STTPP Diklat Prajabatan
kepada pimpinan dan kolega pada Sub
Bidang
Diklat Prajabatan LAN, serta stakeholders terkait (PIC);
d. melakukan telaahan tentang kebijakan
pelayanan pemberian nomor registrasi
STTPP Diklat Prajabatan pada Sub Bidang
Diklat Prajabatan LAN dikaitkan dengan
informasi yang dikumpukan pada tahap ke 3;
e. menyusun draft SOP dan perangkat kerja
pelaksanaan SOP pelayanan pemberian
nomor registrasi STTPP Diklat Prajabatan
pada Sub Bidang Diklat Prajabatan LAN.
58
Prajabatan LAN
3 melakukan sosialisasi draft SOP, perangkat
pengendalian pelayanan dan pembagian
tugas pelayanan pemberian nomor registrasi
STTPP Diklat Prajabatan kepada seluruh
pelaksana pada Sub Bidang Diklat
Prajabatan LAN
4 melakukan ujicoba pemberian Pelayanan
pemberian nomor registrasi STTPP Diklat
Prajabatan pada Sub Bidang Diklat
Prajabatan LAN
5 melakukan reveiew hasil ujicoba
pelaksanaan pemberian Pelayanan
pemberian nomor registrasi STTPP Diklat
Prajabatan pada Sub Bidang Diklat
Prajabatan LAN;
6 melakukan telaahan efektivitas kegiatan
percepatan pemberian nomor registrasi
STTPP Diklat Prajabatan dengan
membandingkan pada sistem kerja yang
selama ini berjalan
7 menyusun laporan kegiatan
8 Pengusulan proses percepatan pemberian
nomor registrasi STTPP Diklat Prajabatan
dalam kegiatan pengembangan Sistem
Informasi Diklat Aparatur
(www.sida.lanri.info) pasca pelatihan.
60
peserta dan tim peguji seminar rancangan
aktualisasi.
“SELAMAT MENCOBA”
62
Terdapat dua pihak di dalam seminar
rancangan aktualisasi yang akan memberikan
masukan, yaitu pembimbing peserta (Mentor dan
coach) dan Penguji. Pertanyaan dan masukan dari
mentor dan penguji serta komentar dari coach
dilaksanakan selama 20-25 menit. Di samping
memberi masukan, Penguji juga bertugas memberi
penilaian yang bersifat kuantitatif dan kualitatif,
Mentor dan Coach bertugas memberi penilaian
bersifat deskriptif terkait dengan komponen
penilaian; kualitas penetapan isu, jumlah rencana
kegiatan, kualitas rencana kegiatan, relevansi
rencana kegiatan dengan aktualisasi, dan teknik
komunikasi, sesuai dengan instrumen penilaian
yang telah ditetapkan LAN.
C. Melakukan Aktualisasi
Setelah berada di tempat kerja, peserta
dituntut untuk segera melaksanakan kegiatan-
kegiatan yang telah direncanakan dengan penuh
disiplin dan tanggung jawab, sesuai dengan jadual
yang juga telah direncanakan. Apabila terjadi
perubahan jadual atau perubahan kegiatan yang
disetujui mentor, maka peserta wajib
menyampaikan perubahan-perubahan tersebut
kepada Coach.
64
core issue tersebut, dan proses dan kualitas
mengelola dan menjalankan inisitaif, dan
Nama :
…………………………………
NIP :
…………………………………
Unit :
Kerja …………………………………
Jabatan :
…………………………………
Isu :
…………………………………
Gagasan :
…………………………………
Kegiatan :
1 …………………………………
Catatan Paraf
Penyelesaian Kegiatan
Mentor Mentor
✓ Tahapan Kegiatan;
✓ Output kegiatan
terhadap pemecaha
isu;
✓ Keterkaitan Substansi
Mata pelatihan;
✓ Kontribusi Terhadap
VisiMisi Organisasi ;
✓ Penguatan Nilai
Organisasi;
Kegiatan 2 : …………(dst)………………………
Catatan Paraf
Penyelesaian Kegiatan
Mentor Mentor
✓ Tahapan Kegiatan;
✓ Output kegiatan terhadap
pemecaha isu;
✓ Keterkaitan Substansi Mata
pelatihan;
✓ Kontribusi Terhadap VisiMisi
Organisasi ;
✓ Penguatan Nilai Organisasi;
66
KARTU BIMBINGAN AKTUALISASI COACH
Nama :
………………………………
…
NIP :
………………………………
…
Unit :
Kerja ………………………………
…
Jabatan :
………………………………
…
Isu :
………………………………
…
Gagasa :
n ………………………………
…
Kegiatan:
1 ………………………………
…
Penyelesaian Catatan Waktu dan
Media
Kegiatan Coaching Coaching
✓ Tahapan Kegiatan;
✓ Output kegiatan
terhadap
pemecaha isu;
✓ Keterkaitan
Substansi Mata
pelatihan;
✓ Kontribusi
Terhadap VisiMisi
Organisasi ;
✓ Penguatan Nilai
Organisasi;
Kegiatan 2 : …………(dst)………………………
Catatan Waktu dan
Penyelesaian Kegiatan Media
Coaching Coaching
✓ Tahapan Kegiatan;
✓ Output kegiatan terhadap
pemecaha isu;
✓ Keterkaitan Substansi Mata
pelatihan;
✓ Kontribusi Terhadap VisiMisi
Organisasi ;
✓ Penguatan Nilai Organisasi;
D. Melaporkan Aktualisasi
Pada saat melaksanakan pembelajaran
aktualisasi di tempat kerja selama masa off
campus, peserta menyusun atau membuat laporan
aktualisasi harian atau mingguan atau periode
tertentu sesuai kesepakatan bimbingan dengan
Coach dan Mentor dengan memanfaatkan berbagai
media komunikasi yang dapat diakses untuk
68
mempermudah proses pembimbingan.
Pelaksanaan pembimbingan aktualisasi dimulai dari
hari pertama peserta kembali ke tempat kerja
hingga peserta kembali ke tempat Pelatihan dengan
menggunakan format yang sederhana dan
komunikatif di bawah bimbingan coach.
Note:
Selain laporan pelaksanaan aktualisasi,
peserta juga diminta untuk membuat laporan
sederhana dengan mendeskripsikan kegiatan
pembelajaran yang telah diikuti berdasarkan
kurikulum penguatan kompetensi teknis bidang
tugas, sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan
tugas dan jabatan dan melampirkan dokumen-
dokumen yang terkait, di bawah bimbingan
coach yang ditunjuk di tempat kerja dan
mentor peserta.
Selain laporan dan pendukung lainnya,
peserta juga atau mungkin melalui mentor-nya
akan dititipi rekapitulasi nilai pelaksanaan
pembelajaran penguatan kompetensi teknis
bidang tugas dari unit yang membidangi
pengelolaan SDM Instansi Peserta
untuk diserahkan kepada penyelenggara pelatihan
F. Latihan
72
instansi, atau kesamaan/kedekatan bidang tugas
peserta.
G. Rangkuman
Melalui berbagai kegiatan pada dua agenda
pembelajaran yaitu agenda nilai-nilai dasar PNS,
dan agenda kedudukan dan peran PNS dalam
NKRI, peserta Pelatihan Dasar Calon PNS
diharapkan mampu mengaktualisasikannya dalam
pelaksanaan tugas dan jabatannya.
H. Evaluasi
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini
secara singkat. Saudara dapat mendiskusikan
jawabannya dengan sesama peserta:
74
Saudara mendapatkan informasi tentang
kegiatan-kegiatan tersebut?
BAB III
PENUTUP
76
Profesional berkarakter sebagai pelayan
masyarakat melalui aktualisasi substansi materi
pokok yang telah dipelajari pada setiap tahap
pembelajaran, sehingga yang awalnya bersifat
konseptual, inivisible menjadi nyata, visible atau
terlihat. Sebagai bagian dari pembelajaran, tentulah
pembelajaran aktualisasi tersebut belumlah cukup
untuk menghasilkan karya yang sempurna.
Langkah-langkah nyata ini membutuhkan
konsistensi yang dilengkapi dimensi afektif atau
kepekaan dan kepedulian terhadap masalah yang
terjadi, baik berasal dari kinerja individu/ unit kerja/
organisasi.
DAFTAR ISTILAH
80
DAFTAR PUSTAKA