KATA PENGANTAR
KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
Kami menyetujui modul ini digunakan sebagai bahan ajar bagi para peserta
Diklat Prajabatan Golongan III, namun mengingat modul MEMBANGUN TIM YANG
EFEKTIF sebagai bahan studi yang senantiasa berkembang, maka penyempurnaan
modul perlu selalu diupayakan agar tetap memenuhi kriteria kemutakhiran dan
kualitas.
Pada kesempatan ini, kami mengharapkan saran atau kritik dari semua pihak
(termasuk peserta diklat) untuk penyempurnaan modul ini. Setiap saran dan kritik
yang membangun akan sangat dihargai.
Atas perhatian dan peran semua pihak, kami ucapkan terima kasih.
ttd
Tony Rooswiyanto
NIP 195604041982031001
1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................. 1
B. Tujuan Pembelajaran Umum......................................................................... 2
C. Tujuan Pembelajaran Khusus...................................................................... 2
D. Pokok Bahasan dan Subpokok Bahasan...................................................... 2
2. KEGIATAN BELAJAR 1
KONSEPSI DASAR MEMBANGUN KERJA SAMA TIM
A. Perbedaan Kelompok dan Tim...................................................................... 4
B. Mengapa Tim Dibutuhkan............................................................................. 5
C. Ciri-ciri Tim Yang Efektif................................................................................ 6
D. Kriteria Tim Yang Efektif................................................................................ 6
E. Manfaat Membangun Tim Yang Efektif......................................................... 7
F. Rangkuman................................................................................................. 7
G. Latihan......................................................................................................... 8
3. KEGIATAN BELAJAR 2
PERAN PEMIMPIN DAN ANGGOTA DALAM TIM EFEKTIF
A. Peranan Pemimpin Dalam Mengelola Perkembangan Tim............................. 9
B. Peranan Anggota Dalam Membangun Tim Efektif.......................................... 11
C. Rangkuman................................................................................................. 14
D. Latihan......................................................................................................... 14
4. KEGIATAN BELAJAR 3
KERJA SAMA MEMBANGUN TIM EFEKTIF
A. Pengertian dan Unsur-unsur Tim Yang Dinamis............................................. 15
B. Membangun Kebersamaan Tim....................................................................... 18
5. KEGIATAN BELAJAR 4
PEMECAHAN MASALAH SECARA WIN-WIN SOLUTION
A. Pengertian dan Respon Terhadap Konflik....................................................... 21
B. Langkah-langkah Penyelesaian Konflik........................................................... 22
C. Gaya Tanggapan Konflik................................................................................. 24
D. Kapan Menggunakan Lima Strategi Konflik..................................................... 25
E. Rangkuman................................................................................................. 26
F. Latihan......................................................................................................... 27
6. KEGIATAN BELAJAR 5
PEMECAHAN MASALAH PENGAMBILAN KEPUTUSAN (PMPK)
A. Pengertian................................................................................................... 28
B. Proses PMPK Yang Rasional.......................................................................... 29
C. Tipe-tipe Keputusan......................................................................................... 29
D. Beberapa Cara Pengambilan Keputusan........................................................ 30
E. Saran-saran Praktis PMPK.............................................................................. 31
F. Keuntungan Pencapaian Konsensus Kelompok.............................................. 32
G. Rangkuman................................................................................................. 32
H. Latihan......................................................................................................... 32
7. KEGIATAN BELAJAR 6
SIMULASI
A. Ice Breaking..................................................................................................... 33
B. Membangun Tim.............................................................................................. 36
C. Permainan Negoisasi....................................................................................... 43
D. Permainan Pengambilan Keputusan............................................................... 44
E. Kuesioner Membangun Tim Efektif.................................................................. 47
8. PENUTUP............................................................................................................... 50
9. DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 51
iv
MODUL MEMBANGUN KERJASAMA TIM
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan dan pelatihan pegawai merupakan salah satu
upaya dalam rangka pembinaan personil agar mampu
melaksanakan tugas secara profesional dan proporsional.
Salah satu jenis diklat yang tertuang dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan
Pelatihan jabatan Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah Diklat
Prajabatan. Diklat Prajabatan dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan bagi Calon
Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dalam rangka pembentukan wawasan kebangsaan, kepribadian,
dan etika Pegawai Negeri Sipil. Di samping itu juga pengetahuan dasar tentang sistem
penyelenggaraan pemerintahan negara bidang tugas dan budaya organisasinya agar mampu
melaksanakan tugas dan perannya sebagai pelayan masyarakat dengan baik.
Beberapa hal yang berkaitan dengan buku panduan team building ini adalah
sebagai beriku:
1. dalam panduan ini akan dibahas tentang strategi kerja sama dalam kelompok yang
meliputi pengertian dan maksud pembentukan kelompok/tim, tahapan
pembentukan kelompok/tim, hakekat dan ciri organisasi sebagai tim, manfaat
membangun tim yang efektif;
2. kerja sama dalam membangun tim yang sinergis, yang meliputi pengertian dan
unsur-unsur tim yang sinergis, tahapan pertumbuhan tim, tahapan perkembangan
tim, membangun rasa kebersamaan tim, dan membangun kebanggaan tim;
3. pemecahan masalah dengan prinsip win win solution yang meliputi: pengertian dan
respon terhadap konflik, langkah-langkah penyelesaian konflik, dan gaya
tanggapan konflik.
Pegawai Negeri Sipil adalah unsur aparatur negara, dan abdi masyarakat yang
berperan melayani masyarakat. Pegawai Negeri Sipil tersebut merupakan salah satu
unsur organisasi yang sekaligus merupakan motor penggerak organisasi. Efektifitas suatu
organisasi akan tercapai secara maksimal apabila menerapkan kerja sama tim dan
dinamika kelompok, yang merupakan wujud dari perilaku organisasi yang dinamis, tidak
statis. Organisasi yang efektif bukan sekadar kumpulan individu-individu yang bekerja
dalam satu ruangan yang berperilaku egosentris, melainkan sebuah kelompok, tim yang
berperilaku (Siagian, 1995). Untuk itu Pegawai Negeri Sipil harus mampu berperan
secara maksimal.
Secara ideal, tim kerja yang efektif bersifat kompak, efesien, dan produktif. Hasil dari
suatu tim dapat diukur baik kualitas maupun kuantitasnya (Jerry Spiegel Crenscio Torres,
1997). Inilah yang menjadi tantangan pejabat eselon untuk membuktikan sendiri bahwa
pengembangan tim (team building) akan meningkatkan kinerja. Pengembangan tim
membantu para anggotanya mengembangkan kekuatan mereka dan meminimaze
kelemahan-kelemahan mereka serta mengatasi permasalahan secara bersama-sama,
serta mampu membuahkan pemahaman yang lebih baik di antara para anggotanya, inilah
yang merupakan faktor penting menentukan keberhasilan organisasi.
Dalam buku panduan ini akan membahas pula tentang pengertian dan maksud
pembentukan kelompok yang efektif dan proses pembentukan kelompok. Pengertian
tim dan ciri-ciri tim yang efektif, menerapkan kerja sama dalam membangun tim serta
pemecahan masalah secara win win solution.
6. Simulasi
a. Ice Breaking;
b. Tim Kerja;
c. Game Mengatasi Konflik;
d. Game Pengambilan Keputusan.
7. Penutup
TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta diharapkan dapat memahami konsepsi dasar
membangun sebuah tim yang efektif.
A. LATAR BELAKANG
KELOMPOK
1. Anggota menganggap pengelompokan mereka semata-mata untuk kepentingan
administratif. Individu bekerja secara mandiri, kadang-kadang berbeda tujuan
dengan individu yang lainnya.
2. Anggota cenderung memperhatikan dirinya sendiri karena tidak dilibatkan dalam
penetapan sasaran, terkadang pendekatannya hanya sebagai tenaga bayaran.
3. Anggota diperintah untuk mengerjakan pekerjaan, bukan diminta saran untuk
mencapai sasaran terbaik.
4. Anggota tidak percaya pada motif rekan-rekan kerjanya karena tidak memahami
peran anggota lainnya, menyatakan pendapat atau menyampaikan kritik dianggap
sebagai upaya memecah belah.
5. Anggota kelompok sangat berhati-hati dalam menyampaikan pendapatnya karena
kurang saling toleransi.
6. Apabila menerima pelatihan yang memadai dalam penerapannya sangat dibatasi
oleh pimpinan.
7. Anggota berada dalam suatu konflik tanpa mengetahui sebab dan cara pemecahan
masalahnya.
8. Anggota tidak didorong untuk ikut ambil bagian dalam pengambilan keputusan.
TIM
Dalam buku Achieving Goals Through Team Work, dikemukakan bahwa ciri-ciri tim yang
efektif adalah sebagai berikut.
1. Tim merupakan kumpulan orang-orang yang bekerja sama dengan tujuan tertentu,
demi mencapai sasaran-sasaran yang jelas dengan diketahui oleh semua anggota tim
dalam suasana saling mempercayai dan penuh percaya diri serta mengutamakan
unjuk kerja.
2. Anggota kelompok bersedia menerima berbagai perbedaan dan sumbangan
pemikiran serta masing-masing individu memiliki peran yang berbeda-beda.
3. Pemecahan masalah dilaksanakan secara positif tanpa melibatkan kebencian
individu.
4. Para anggota dan pimpinan tim bersedia
berbagi ilmu, pengetahuan, informasi, dan
keterampilan agar seluruh tim memiliki
kemampuan yang sama, sehingga tidak terjadi
penonjolan pribadi.
5. Apabila terjadi perbedaan pendapat mereka
akan duduk bersama dan memecahkan permasalahan yang ada dengan kepala
dingin dan terbuka.
6. Pembagian dan pendelegasian tanggung jawab dengan orang-orang yang bekerja
secara mandiri tetapi tetap dalam kerangka kerja sama.
7. Berbagai saran untuk memperbaiki kinerja organisasi diterima dengan baik
walaupun berasal dari anggota tim yang lain.
8. Seluruh anggota tim tidak ragu-ragu mengambil inisiatif dan tindakan yang
diperlukan, tanpa merasa cemas akan suara yang berbeda pendapat.
F. RANGKUMAN
Apakah sama antara kelompok dengan tim? Kelompok belum tentu tim, namun tim pasti
merupakan suatu kelompok. Dalam Kelompok anggota menganggap pengelompokan
mereka semata-mata untuk kepentingan administratif. Individu bekerja secara mandiri,
kadang-kadang berbeda tujuan dengan individu yang lainnya. Sedangkan tim adalah satu
kelompok orang yang bersama-sama bertanggung jawab atas sasaran-sasaran dan yang
membutuhkan kerja untuk mencapai sasaran-sasaran tersebut.
G. LATIHAN
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah selesai pembelajaran peserta diharapkan dapat
memahami peran pemimpin dan anggota dalam
membangun sebuah tim yang efektif.
Perkembangan tim tidak berjalan sesuai dengan garis lurus bergerak maju, tetapi
mengalami pancaroba, sehingga peranan pemimpin dalam mengelola sangat dibutuhkan.
Tahapan perkembangan tim dimulai dari menata, menstabilkan, berjuang untuk maju,
mencapai keberhasilan dan berhenti atau memulai lagi dengan misi baru (Dikutip dalam
buku Leading Your Team).
1. Memulai
a. membantu anggota untuk saling mengenal
b. menetapkan tujuan
c. menggambarkan visi tentang keberhasilan berprestasi
d. meminta pendapat tindakan apa yang diprioritaskan
e. menentukan apa yang harus dilakukan oleh anggota tim
f. membimbing anggota dalam mencapai tujuan.
2. Menata
Pada tahapan ini akan terjadi pertengkaran, persaingan sesama anggota, pemimpin
harus melihat ini suatu yang alami untuk mencapai kedewasaan tim, namun perlu
menatanya agar tidak menjadi konflik pribadi. Oleh karenanya pemimpin tim harus
memberikan contoh perilaku yang harus diikuti oleh anggota tim, pemimpin tim harus
memberikan konstribusi dalam pencapaian efektivitas yang berfokus pada kualitas
kerja. Berikut ini peran menata dalam proses pencapaian tujuan:
a. cobalah untuk tetap tenang
b. bantulah tim untuk menyelesaikan masalah hubungan yang jelas
c.berfokuslah terhadap isu (masalah) bukan individu
d. jadwalkan waktu untuk menyelesaikan masalah apapun yang masih tergantung
e. buatlah kesepakatan tentang peran dan batasan
f. Buatlah orang menerima dan menghadapi konflik secara konstruktif
3. Stabilitas
Pemimpin harus menangani setiap persoalan dalam tim agar keseimbangan tim tetap
terjaga, pemimpin harus percaya bahwa setiap anggota tim adalah berharga dan
pastikan anggota tim mempunyai peran dan tanggung jawab masing-masing.
4. Berjuang
Pada tahap ini tim benar-benar telah mencapai kinerja yang tinggi. Tim sedang
menuju visinya dan sasaran penting sudah terlihat, pada tahap ini tim membangun
kerja sama yang akrab.
Tim sedang berjuang menghadapi resiko namun lebih dari sekedar mampu
mengadopsi perilaku yang posisif terhadap resiko dan menyadari bermain aman.
5. Berhasil
Suatu tim ketika secara konsisten mencapai hal yang luar biasa, mempunyai hasrat
untuk peningkatan berkelanjutan, untuk meraih sasaran berikutnya. Untuk mencapai
keberhasilan diperlukan tindakan berikut ini:
a. tetaplah fokus pada tim kerja, lakukan bahkan lebih baik lagi;
b. tingkatlah ketergantungan sesama anggota;
c. buatlah pasangan atau kelompok kecil untuk menyelesaikan masalah;
d. mintalah presentasi formal tentang menangani isu;
e. berikan sumber daya dan dorongan untuk petumbuhan tim;
f. bersikaplah seperti pemain tim;
g. anggaplah setiap tugas sebagai peluang untuk kerja tim;
h. andalkan komitmen bukan kontrol;
i. berikan penekanan pada imbalan tim bukan individual;
j. manfaatkan potensi setiap orang melalui tantangan kerja, pelatihan teratur,
Dan pengembangan karir.
6. Berhenti
Pada tahap ini tim berhenti untuk berjalan atau mungkin bergabung dalam tim baru
untuk menghadapi tantangan baru. Bagaimana pemimpin mengakhiri dengan
merayakan kebersamaan selama ini dan akan mengingatkan anggota tim terhadap
tahap ini dengan lebih yakin, sehingga anggota tim akan dengan senang hati
bergabung dengan tim yang anda pimpin dimasa akan datang.
Sejalan dengan pemikiran Peter Senge bahwa pada dasarnya dalam membangun
tim yang efektif mempunyai tahapan sebagai berikut:
OO Forming (pencairan bentuk)
OO Storming (mencari jati diri tim)
OO Performing (tim mulai menunjukkan kinerja)
OO Transforming (tim mulai terbiasa dengan budaya kerja baru)
Peran Tugas
1. Memberi informasi
Salah satu bentuk kontribusi anggota tim adalah ketika anggota mengungkapkan
pikiran atau fakta-fakta melalui komunikasi. Tukar menukar informasi atau pendapat
anggota biasanya dilakukan dalam konteks menawarkan data atau informasi. Untuk
mengelola bentuk komunikasi ini, pemimpin tim harus memastikan adanya
keseimbangan antara arus bebas informasi dan satu proses teratur yang memastikan
Peran Proses
Dibandingkan dengan peran tugas, yang memusat pada apa dan mengapa dalam
tim, peran proses mengarah pada kebutuhan-kebutuhan tim dalam komitmen,
ketergantungan, serta keterlibatan. Kebutuhan-kebutuhan tim ini lebih bersifat
emosi dan berkaitan dengan kebutuhan akan penghargaan diri serta ego
perorangan. Jadi peran proses ini dapat berperilaku positif tetapi juga negatif.
Untuk menangani perilaku proses negatif anggota dalam tim, pemimpin atau anggota lain
harus mengambil tindakan cepat untuk mengekang perilaku-perilkau negatif itu, dengan
pendekatan pertemuan empat mata sebagai konseling pribadi. Apabila tidak berhasil
individu tersebut dihadapkan pada semua anggota tim dan mengambil keputusan
memecat sebagai anggota tim atau dipertahankan dengan berbagai syarat.
C. RANGKUMAN
Membangun sebuah tim yang solid memerlukan seorang leader sebagai kontrol
dan penyeimbang dalam sebuah tim. Tugas pemimpin tidaklah ringan, ia harus
memahami karakter timnya dan mampu berperan sebagai konsultan proses bagi
timnya, karena membangun tim tidak berjalan sesuai dengan garis lurus bergerak maju
dalam perkembangannya, tetapi mengalami pancaroba, sehingga peranan pemimpin
dalam mengelola sangat dibutuhkan. Tahapan perkembangan tim dimulai dari menata,
menstabilkan, berjuang untuk maju, mencapai keberhasilan dan berhenti atau memulai
lagi dengan misi baru. Oleh karenanya pemimpin tim harus memiliki kerangka kerja dan
berfikir secara lengkap/menyeluruh.
Pemimpin perlu lebih memahami tim dan karakteristik individu dari tiap
anggota serta mengatur tugas, karena ketika orang berkumpul untuk membentuk tim,
sejumlah dinamika terjadi berkesinambungan. Ada anggota yang sangat berorientasi
pada sasaran, sementara anggota lainnya sibuk membangun hubungan antarpribadi
para anggota. Seringkali anggota mempertanyakan berbagai masalah menyangkut diri
mereka seperti pengaruh, keahlian, manajemen konflik, pengambilan keputusan, dan
peran. Tindakan mempertanyakan hal-hal tersebut adalah bagian penting dari
perkembangan tim yang efektif. Selagi tim mengalami kemajuan, anggota tim
memantapkan diri ke dalam peran perorangan atas persutujuan bersama. Peranan itu
mencakup aspek tugas dan proses. Membangun suatu tim yang efektif tergantung
bagaimana hubungan dinamika tugas dan proses itu ditangani.
D. LATIHAN
1. Berikan alasan mengapa dalam membangun sebuah tim yang solid diperlukan
seorang pemimpin?
2. Langkah-langkah apa yang dilakukan seorang pemimpin pada saat memulai
membentuk suatu tim?
3. Sebutkan tahapan-tahapan dalam membangun tim yang efektif menurut Peter
Senge!
4. Peranan dari anggota tim mencakup aspek tugas dan proses. Sebutkan peran tugas-
tugas dari anggota tim!
5. Sebutkan pula peran proses anggota tim dalam membangun tim!
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah selesai pembelajaran peserta diharapkan dapat
memahami dan menerapkan pola pemikiran maupun
aplikasi teknis kerja sama dalam membangun sebuah tim
yang efektif.
Dalam buku Membangun Tim Yang Dinamis karya Richard Y. Chang, tim yang
dinamis memiliki unsur-unsur di bawah ini.
7. Saling Mendukung
Dalam tim yang dinamis kepemimpinan dibagi di antara para anggotanya, dalam
hal ini tidak ada pimpinan yang mutlak. Setiap anggota tim memiliki kesempatan
yang sama untuk menjadi pimpinan tim. Meskipun demikian peran supervisor
masih dianggap ada, dan dalam tim dinamis menghargai keunikan setiap individu.
9. Menyelesaikan Ketidaksepakatan
Perbedaan persepsi dan ketidaksepakatan akan terjadi dalam setiap tim. Tim
dinamis menganggap bahwa konflik merupakan suatu wahana untuk hal-hal yang
lebih positif. Segala konflik akan diselesaikan dengan pendekatan secara terbuka
dengan teknik kolaborasi.
2. Bergerak (Strive)
Peran dan tanggungjawab anggota tim ditetapkan dengan jelas, beberapa kendala
akan dihadapi dengan penuh bijaksana bersama dengan seluruh anggota tim,
sehingga seluruh permasalahan dapat dihadapi dengan arif dan bijaksana.
4. Sampai (Arrive)
Dengan kerja sama tim yang kompak tim akan mencapai puncak dengan mengatasi
semua kendala yang pada akhirnya mencapai prestasi kerja yang luar biasa. Namun
apabila dalam fase ini belum mencapai puncak idealnya adalah meninjau kembali
1. Orientasi Opini
a Berlawanan dengan orang yang bersifat dogmatis, akan mengarahkan pada
tindakan tidak mengutuk orang lain.
b Memperkenalkan gagasannya tanpa mengusulkan atau bahkan mengisyaratkan
agar orang lain memberi posisi istimewa pada gagasannya.
c Saling meminta ide dari anggota kelompok yang lain, bukan berorientasi pada
gagasan perorangan.
d Tidak hanya menfokuskan pada idenya sendiri, tetapi menginvestigasi pendapat
orang lain.
2. Orientasi Persamaan
a Anggota tim yang berorientasi pada persamaan melihat keragaman sebagai
suatu keunggulan, perbedaan yang dimiliki dapat dipakai untuk mengecek setiap
sisi, sudut, puncak, dan dasar suatu masalah.
b Mengandalkan pada semua anggota.
c Kepercayaan kepada anggota tim meningkatkan produktivitas.
3. Orientasi Tujuan
a Anggota kelompok yang berorientasi pada tujuan kelompok kecil kemungkinan
akan konflik disebabkan oleh keunikan masing-masing kelompok.
b Keseluruhan anggota tim berorientasi pada tujuan yang sama.
c Anggota tim mengakui bahwa masing-masing anggota tim memiliki tujuan, dan
kemungkinan tujuan tersebut bertentangan dengan tujuan tim.
d Keunikan anggota kelompok yang muncul segera dapat diatasi, tidak dibiarkan
melahirkan masalah baru.
Dalam rangka membangun kerja sama tim perlu juga mengupayakan untuk
meningkatkan umpan balik sesama anggota tim, memiliki komitmen untuk
menyelesaikan konflik, kerja sama untuk meningkatkan kreativitas dan menangani dalam
pembuatan keputusan.
3. Kunci utama lainnya adalah adanya komunikasi yang efektif, mendengarkan secara
aktif, mampu memotivasi anggota tim serta menyelesaikan konflik secara efektif.
D. RANGKUMAN
Tim dinamis adalah tim yang memiliki kinerja yang sangat tinggi, yang dapat
memanfaatkan segala energi yang ada dalam tim tersebut untuk menghasilkan sesuatu
yang bernilai. Tim dinamis merupakan tim yang penuh dengan rasa percaya diri, yang
anggotanya menyadari kekuatan dan kelemahannya untuk mencapai suatu tujuan yang
telah ditetapkan bersama.
Dalam buku Membangun Tim Yang Dinamis memiliki unsur-unsur: jelas visi dan
tujuannya, beroperasi secara kreatif, fokus pada hasil, memperjelas peran dan
E. LATIHAN
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah selesai pembelajaran diharapkan para peserta
Diklat dapat mempraktekkan pemecahan masalah secara
win win solution.
Ada pula anggota tim merespon dari segi positif. Apabila hal ini yang terjadi
maka pemecahan konflik mengarah ke hal yang positif, radar untuk respon tersebut
adalah mengarahkan energi secara sehat dan langsung untuk memecahkan masalah atau
tidak ada reaksi secara emosional, melakukan upaya yang menanggapinya dengan cara
rasional. Respon yang tepat ini akan memperkuat tim kerja dan melancarkan jalan untuk
mengatasi konflik.
Menurut Bolton dalam bukunya Manajemen Konflik, sumber-sumber konflik antara lain:
1. menghalangi pencapaian sasaran perorangan;
2. kehilangan status;
3. kehilangan otonomi atau kekuasaan;
4. kehilangan sumber-sumber;
5. merasa diperlukan tidak adil;
6. mengancam nilai dan norma;
7. perbedaan persepsi dan lain sebagainya.
diperlukan.
1. Menghindar
Ciri Perilaku:
a. Tidak mau berkonfrontasi;
b. Mengabaikan atau melewatkan pokok permasalahan;
c. Menyangkal bahwa hal tersebut merupakan masalah.
Alasan Penyesuaian:
a. Perbedaan yang ada terlalu kecil atau terlalu besar untuk diselesaikan;
b. Usaha penyelesaian mungkin mengakibatkan rusaknya hubungan atau
menciptakan masalah yang lebih kompleks.
2. Mengakomodasi
Ciri Perilaku:
a. Bersikap menyetujui;
b. Tidak agresif, kooperatif bahkan dengan mengorbankan keinginan pribadi.
Alasan Penyesuaian:
Tidak sepadan resiko yang merusak hubungan dan menimbulkan ketidakselarasan
secara keseluruhan.
3. Menang/Kalah (kompetisi)
Ciri Perilaku:
a. Konfrontatif, menuntut dan agresif;
b. Harus menang dengan cara apapun.
Alasan Penyesuaian:
a. Yang kuat menang, harus membuktikan superioritas;
b. Paling benar secara etis dan profesi.
4. Kompromi
Ciri Perilaku:
a. Mementingkan pencapaian sasaran utama semua pihak;
b. Memelihara hubungan baik;
c. Agresif namun kooperatif.
Alasan Penyesuaian:
a. Tidak ada ide perorangan yang sempurna;
b. Seharusnya ada lebih dari satu cara yang baik dalam melakukan sesuatu;
c. Harus berkorban untuk dapat menerima.
5. Penyelesaian Masalah
Ciri Perilaku:
a. Kebutuhan kedua belah pihak adalah sah dan penting;
b. Penghargaan yang tinggi terhadap sikap saling mendukung;
c. Tegas dan kooperatif.
Alasan Penyesuaian:
a. Ketika pihak-pihak yang terlibat mau membicarakan secara terbuka pokok
permasalahan;
b. Solusi saling menguntungkan dapat ditemukan tanpa satu pihakpun dirugikan.
E. RANGKUMAN
Konflik selalu melibatkan 2 (dua) orang atau lebih (perorangan/kelompok) yang terjadi
apabila salah satu pihak merasa kepentingannya dihalang-halangi atau akan dihalang-
halangi. Isyarat adanya konflik antara lain : anggota kelompok memberikan komentar
dan saran dengan penuh emosi, anggota tim menyerang gagasan orang lain sebelum
gagasan tersebut diselesaikan, anggota tim saling menuduh bahwa mereka tidak
memahami masalah yang sebenarnya, anggota tim selalu beroperasi dan menolak untuk
berkompromi, anggota tim saling menyerang secara langsung pada pribadinya.
Cara merespon konflik : konfrontasi agresif, melakukan manufer negative, penundaan
terus menerus, bertempur secara pasif. Adapun langkah-langkah menyelesaikan konflik
adalah sebagai berikut: mengakui adanya konflik, mengidentifikasi konflik secara
F. LATIHAN
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah selesai pembelajaran peserta diharapkan dapat
menuangkan seluruh kemampuan pemikiran guna
mengambil keputusan terbaik dari berbagai alternatif
pada saat bekerja dalam tim.
A. PENGERTIAN
1. Keputusan
Suatu arah dari tindakan yang dipilih dari sejumlah
kemungkinan untuk mencapai suatu sasaran yang
direncanakan.
2. Pengambilan Keputusan
Suatu proses dari pengamatan dan pengenalan masalah, melakukan analisis
terhadap masalah tersebut dan kemudian memilih suatu tindakan dari beberapa
alternatif, menilai alternatif, pemilihan alternatif yang terbaik untuk mewujudkan
suatu sasaran yang telah ditetapkan.
3. Pemecahan Masalah
Suatu proses pengamatan dan pengenalan serta usaha mengurangi perbedaan
antara situasi yang sekarang ada dengan situasi yang diharapkan.
a Identifikasi Masalah
Mengenali atau mengidentifikasi masalah yang sebenarnya, menyingkirkan
cara tebak-tebakan dalam pengambilan keputusan.
c Jenis Permasalahan
1) Permasalahan sederhana
a) Permasalahannya kecil
b) Berdiri sendiri
c) Tidak ada/kurang keterkaitannya dengan permasalahan lain
d) Konsekuensi kecil
e) Pemecahan tidak memerlukan pemikiran yang mendalam
2) Permasalahan rumit
a) Permasalahannya besar
b) Tidak berdiri sendiri
c) Berkaitan dengan masalah lain
d) Mengandung konsekuensi besar
e) Pemecahan masalah memerlukan pemikiran mendalam
1. Selidiki situasinya
a Tentukan masalah
b Merumuskan sasaran keputusan
c Diagnosis sebab-sebab
C. TIPE-TIPE KEPUTUSAN
1. Keputusan Terprogram
Perbandingan :
2. Self Authorization
Seseorang mengambil keputusan dan langsung bertindak tanpa menunggu
persetujuan terlebih dahulu.
3. Baiting
Pengambilan keputusan dilakukan dengan cara menekan anggota lainnya (misalkan
pernyataan setuju atau tidak? siapa yang tidak setuju?).
b Ada beberapa gagasan muncul dalam tim, kemudian pimpinan tim dengan
menggunakan otoritasnya mengambil keputusan.
c Metode ini menghemat waktu, tetapi ada kecenderungan tidak mendapat
dukungan dalam pelaksanaannya dari para anggota tim, jika pimpinan tidak
menjadi pendengar yang baik dan mampu mengumpulkan informasi yang
benar sebagai dasar pengambilan keputusan.
5. Majority Rule
Keputusan diambil dengan suara terbanyak
6. Unanimous Consent
Keputusan diambil dengan cara rahasia
7. Minority
a. Dua orang atau lebih bersekutu untuk mengambil keputusan, atau
seseorang mengambil keputusan yang lain mendukung (Hands Clasp).
b. Ungkapan yang digunakan Ada yang tidak setuju dengan gagasan ini ? Jika
tidak ada yang tidak setuju, berarti Anda semua menerima.
8. Berdasarkan Konsensus
a Setiap gagasan berikut reasoning-nya saling ditukarkan dengan gagasan
lainnya dalam suatu pembahasan yang memperhatikan kriteria logis dan
realistis, kemudian diambil keputusan yang paling memenuhi kriteria
dimaksud.
b Prosesnya memakan waktu lama, tetapi jika telah terdapat kesepakatan
para anggota akan mendukung pelaksanaannya.
c Konflik dianggap sebagai hal yang wajar, konflik bukan untuk dihindari tetapi
untuk diatasi.
1. Apakah masalah dapat dipecahkan? karena tidak semua masalah dapat dipecahkan
2. Tuliskan masalahnya
3. Definisikan masalah secara positif
4. Apakah anda melupakan sesuatu? jaga jangan sampai ada yang terlupakan
5. Cari informasi tambahan
6. Gali lebih dari satu alternatif
7. Terima gagasan baru dengan tangan terbuka
8. Apakah dimungkinkan perubahan pada keputusan yang telah diambil?
kesempatan untuk mengubah atau memperbaiki keputusan masih dimungkinkan.
1. Informasi untuk bahan masukan lebih banyak, sehingga keputusan akan lebih baik
2. Situasi dan masalah dilihat dari berbagai sudut pengetahuan dan pengalaman
setiap individu yang mempunyai berbagai keahlian
3. Diperolehnya suatu pengertian yang mendalam pada
saat mengambil tindakan dari berbagai alternatif
dengan pertimbangan rasional
4. Hasil akhir keputusan merupakan hasil bersama
5. Dapat dijadikan sebagai tempat pelatihan bagi anggota kelompok yang belum
berpengalaman.
G. RANGKUMAN
Keputusan suatu arah dari tindakan yang dipilih dari sejumlah kemungkinan untuk
mencapai suatu sasaran yang direncanakan, adapun pengambilan keputusan suatu
proses dari pengamatan dan pengenalan masalah, melakukan analisis terhadap masalah
tersebut dan kemudian memilih suatu tindakan dari beberapa alternatif, menilai
alternatif, pemilihan alternatif yang terbaik untuk mewujudkan suatu sasaran yang telah
ditetapkan, sedangkan pemecahan masalah Suatu proses pengamatan dan pengenalan
serta usaha mengurangi perbedaan antara situasi yang sekarang ada dengan situasi yang
diharapkan.
Adapun tipe-tipe keputusan adalah terdiri dari Keputusan Terprogram yaitu Keputusan
yang selalu diulang kembali (misalnya keputusan mengenai pengangkatan dan
penetapan gaji pegawai)
Serta Keputusan Tidak Terprogram (Tidak Terstruktur) yaitu keputusan yang diambil
untuk menghadapi situasi yang rumit atau baru, misalnya keputusan mengenai
pembentukan kantor yang baru
H. LATIHAN
A. ICE BREAKING
1. Peralatan
Tidak ada
2. Peserta
25 - 30 Orang
3. Waktu
Antara 10-15 menit
4. Tujuan
Melatih kepekaan untuk membentuk suatu tim berdasarkan kesamaan yang
dimiliki oleh para anggotanya.
5. Cara Bermain
a. Fasilitator menyiapkan kertas undian sebanyak jumlah peserta. Peserta dibagi
dalam 3 kelompok.
b. Setiap peserta mengambil kertas undian yang didalamnya tertulis satu jenis
suara sapi. Terdapat 3 jenis suara sapi, yaitu: ngaaaa, ngoooo, nguuuu.
c. Peserta tidak boleh memperlihatkan isi kertas kepada peserta lain.
d. Selanjutnya para peserta mencari kelompoknya berdasarkan suara sapi.
e. Akhirnya akan terbentuk 3 kelompok berdasarkan jenis suara sapi.
6. Evaluasi
a. Apa kesulitan yang dialami oleh setiap peserta?
b. Bagaimana cara memerankan sapi dengan bunyi yang khas dengan baik?
c. Tim seperti apa yang cepat terbentuk?
d. Fasilitator dapat membahas mengapa ada peserta yang menunggu dan ada
aktif bergerak mencari kelompoknya
e. Bagaimana mendapatkan anggota tim dengan memahami ciri khas yang
sejenis?
f. Tim yang baik yang mempunyai rasa kebersamaan dan kepekaan.
2. Peserta
20 - 30 Orang
3. Waktu
Antara 10-15 menit
4. Tujuan
a. Membangun konsensus.
b. Membangun strategi.
c. Memahami bahwa kekurangan anggota tim (terlalu gemuk atau terlalu kecil)
bukan kendala untuk kinerja tim.
5. Cara Bermain
a. Setiap tim akan mengekspresikan masing-masing 3 karakter yang akan dipilih.
o Karakter 1 : Tarzan dengan suara auooo sambil tangan meninju keudara
o Karakter 2 : Jane dengan suara heyyy sambil tangan memegang pipi
o Karakter 3 : Harimau dengan suara aummm sambil tangan mencakar
udara
o Tarzan menang lawan Harimau
o Harimau menang lawan Jane
o Jane menang lawan Tarzan
b. Tim diberi waktu 2 menit untuk memilih urutan karakter, apakah tarzan, jane,
harimau atau jane, tarzan, harimau, atau tarzan, harimau, jane. (tidak boleh
memilih satu pelaku untuk 3 karakter)
c. Kemudian masing-masing tim berbaris sejajar (bersaf) saling membelakangi
dengan jarak 3 langkah.
d. Instruktur akan memberi aba-aba.
o satu masing-masing setiap anggota tim undur kebelakang.
o dua semua anggota masing-masing tim membalik badan dan
mengekspresikan karakter yang sudah dipilih.
e. Selanjutnya kembali ke posisi semula dan mainkan karakter berikutnya.
f. Peserta pemenang ditentukan berdasarkan hasil.
6. Evaluasi
a. Apakah semua anggota tim memberikan kontribusi dalam permainan
b. Apakah telah terjadi ice breaking pada kedua tim.
1. Tujuan :
a. Bagaimana Tim belajar dari pengalaman
b. Kemampuan tim mengevaluasi dari pengalaman sebelumnya
c. Sinergi tim dalam mencapai prestasi yang lebih baik dari sebelumnya
3. Jumlah : 57 Anggota
4. Bahan : masing-masing kelompok 2 buah copy The Numbers Game dan
satu pena
5. Cara Bermain :
a. Ini adalah suatu kenyataan, bahwa: dengan merberikan tambahan beberapa
instruksi, hasil yang dicapai akan meningkat secara signifikan.
b. Membagi peserta dalam 6 kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 5-7 orang
(tergantung jumlah peserta dalam kelas).
c. Instuktur membagikan masing-masing kelompok 2 lembar copyan The Number
Game.
d. Tim dalam kelompok akan melakukan permainan ini sebanyak dua kali.
e. Yang pertama, masing-masing tim memilih satu orang mewakili tim untuk
menjalankan game.
f. Tim akan diberi instruksi seadanya, yaitu: hubungkan angka-angka 160 tanpa
mengangkat pena dari kertas dengan waktu 60 detik. Hubungkan sebanyak
mungkin angka-angka tersebut awalilah dari angka 1, kemudian 2, dan
seterusnya.
g. Sebaiknya instruktur memakai stopwatch yang ada di HP.
h. Permainan kedua dilakukan seperti cara pertama (namun dilakukan pada lembar
yang baru ) Sebelum dimulai berikan waktu selama 5 menit untuk tim menemukan
strategi agar mendapatkan hasil yang lebih baik dari sebelumnya.
i. Tim yang terbanyak menghubungkan angka adalah tim pemenang.
6. Evaluasi :
a. Apakah ada perbaikan prestasi antara game pertama dan yang kedua?
b. Apa strategi peserta menemukan solusinya?
c. Di mana hambatan-hambatan dalam menemukan solusi?
d. Apakah ada seorang pemimpin dalam proses tersebut?
e. Strategi yang manakah yang terbaik?
Jangan putus asa jika tidak berhasil meningkatkan perolehan anda. Terdapat banyak
faktor yang mempengaruhi keberhasilan meningkatnya perolehan pada permainan yang
kedua. Pelajaran yang bisa diambil dari permainan yang beda, dan secara fisik
merasakan sesuatu yang lain karena keberhasilan ini.
Sumber:
Adapted from The Numbers Game Jhon W. Newstrom and Edward E. Scannell, Games
Trainers Play, McGraw-Hill, Inc., New York, 1980.
B. MEMBANGUN TIM
1. Peralatan :
a. Kertas/karton satu warna
b. Gunting/cutter
c. Penggaris, amplop surat
2. Peserta : Lima orang per kelompok
3. Waktu : 30 menit
4. Tujuan :
a. Melatih komunikasi
b. Melatih kerja sama
c. Melatih kepercayaan
d. Melatih rela berkorban
e. Melatih peka terhadap sesuatu
5. Cara Bermain :
a. Fasilitator membuat pola segitiga, sesuai dengan jumlah peserta dikali jumlah
kelompoknya, kemudian segitiga tersebut dipotong menjadi lima bagian
(kongruen).
b. Potongan segitiga tersebut dipisahkan menjadi lima bagian dan dimasukkan ke
dalam amplop.
c. Segitiga yang sudah dibagi secara terpisah dimasukkan ke dalam amplop dengan
potong segitiga yang tidak utuh. (satu amplop ada lima potong segitiganya yang
tidak utuh)
d. Amplop yang berisi isi potong segitiga yang tidak utuh tadi dibagikan ke setiap
kelompok.
e. Tugas peserta adalah membuat pola segitiga utuh dengan cara saling menukar
dengan kelompok yang lain dengan syarat TIDAK BOLEH
BERBICARA/MENGGUNAKAN BAHASA TUBUH.
f. Posisi peserta membentuk segiempat berhadapan. Simulasi ini dilaksanakan di
atas meja.
g. Waktu untuk menyelesaikan tugas tersebut dibatasi hanya 15 menit.
6. Evaluasi :
a. Apa hambatan-hambatan yang terjadi dalam proses tadi?
b. Apakah ada yang melanggar aturan? Emosi tidak sabar
c. Bagaimana bentuk kerja sama dalam game ini?
d. Apa anda menjadi frustasi?
e. Pada saat seseorang memegang bagian kunci tapi dia tidak tahu pemecahannya:
Bagaimana perasaan Anda? Bagaimana perasaan orang lain menurut anda? Dan
bagaimana perasaannya?
1. Peralatan : Pluit/Semprit
2. Peserta : 7-12 orang per kelompok
3. Waktu : 15 menit
4. Tujuan :
Mendemonstrasikan kerja sama dalam suatu kelompok, melatih kepekaan antara
pemimpin dan orang yang dipimpin, serta mengatur strategi untuk menyelesaikan
suatu masalah.
5. Cara pelaksanaan
a. Peserta dibagi dalam kelompok berjumlah 7-10 orang
b. Tiap kelompok dibagikan masing-masing Satu peluit
c. Dalam satu kelompok, ada satu orang ditunjuk sebagai gembala dan sisanya
bertindak sebagai sapi.
d. Gembala akan memegang peluit, sedangkan yang bertindak sebagai sapi akan
ditutup matanya dengan kain penutup.
e. Dianggap ruang kelas sebagai area ranch. Para sapi berdiri di sudut ruang kelas.
Sapi ini akan digiring keluar kelas satu persatu oleh gembala dengan bahasa
isyarat dengan alat peluit:
- Prit, Prit = maju
- Prit, Priiiit = ke kiri
- Priiiit, prit = ke kanan
- Priiiiit = mundur
- Prit = Stop
f. Ketika tim yang bermain diganti dengan tim yang baru, lokasi start diubah.
g. Tim yang tercepat keluar dari kelas adalah pemenangnya
6. Evaluasi
a. Siapa yang seharusnya bertindak sebagai gembala?
b. Bagaimana cara terbaik untuk memberikan aba-aba ke masing-masing sapi?
c. Strategi apa yang perlu diambil agar bisa mengeluarkan sapi dengan cepat dari
dalam ranch?
d. Apa peran sapi supaya bisa mendukung percepatan mereka keuar dari ranch?
e. Membahas dari fungsi-fungsi manajemen dan peran pemimpin
Sumber : Adi SumarnoTeam, Building Andi Offset, 2006)
Setiap anggota tim mempunyai seluruh informasi yang dibutuhkan untuk menjawab
pertanyaan ini. Bagaimana susunan jadwal pengajar di R.703 selama 4 periode
pertama.
Hanya ada satu susunan jadwal yang benar dan anda dapat membuktikannya.
Ms. Jones mengajar di R.701 pada periode ke-4 sangat menyukai mengajar di R.702
Pengajar honorer akan mengajar pada salah satu kelas pada 4 periode ke-2.
Ms. Jones dan Ms. Carr tidak berteman baik sehingga mereka tidak dapat bekerja
sama.
Ms. Carr dan Harry baru bekerja di sekolah tersebut selama 1 tahun
Dalam 4 periode pertama setiap pengajar tidak akan kembali mengajar di ruang yang
sama.
Semua pengajar mengajar pada waktu yang sama dan berganti kelas di setiap akhir
periode.
Setiap pengajar menyukai kelas terbaik yang berbeda-beda selama 4 periode pertama.
Pada periode ke-2, setiap pengajar mengajar di kelas yang sangat mereka sukai.
Pengajar honorer adalah guru yang baru bekerja selama 1 tahun di sekolah tersebut.
1. Tujuan Pembelajaran
a Membangun pola pikir dalam menentukan keseimbangan dan skala prioritas
saat menentukan berbagai pilihan hidup yang akan menentukan kualitas
kehidupan pribadi di masa yang akan dating.
b Tipikal individu dapat termonitor sebagai salah satu bahan dalam menentukan
tingkat efektifitas kontribusi individu dalam sebuah tim.
2. Media
Whiteboard, marker, kertas HVS, pulpen
3. Cara Bermain
a. Masing-masing peserta memegang satu lembar kertas HVS dan diminta untuk
membuat lingkaran dengan diameter kurang lebih 10 meter
b. Kemudian buat garis diameter 4 garis seperti di bawah ini
c. Dari setiap garis, dimulai dari titik tengah ke masing-masing sisi lingkaran, buat
skala yang sama dengan angka 1 sampai 8 atau 10
d. Searah jarum jam, dimulai dari garis sejajar dengan angka 1 pada gambar di atas,
tuliskan sebagai asumsi garis kehidupan berupa ; keuangan, hubungan
antarmanusia, rekreasi, rohani, pertumbuhan diri, keluarga, kesehatan, dan
karier
e. Pada masing-masing garis skala pilihan dalam hidup, setiap peserta diminta
untuk memberikan tanda berupa titik tebal maupun tanda silang, sesuai dengan
suara hati
f. Pilihan tidak dipengaruhi oleh instruktur maupun peserta lain, bebas dalam
menentukan besaran angkanya
g. Setiap pilihan titik tebal atau tanda silang yang satu dengan yang lainnya
dihubungkan dengan garis lurus
h. Setelah seluruh peserta menggabungkan masing-masing titik atau tanda silang,
diperlihatkan secara acak, gambar lingkaran dari peserta yang garis penghubung
tengahnya mendekati lingkaran bulat, secara teori dimasukkan dalam kategori
paling ideal dalam menentukan skala prioritas pilihan-pilihan hidupnya
i. Kemudian instruktur menjelaskan kepada peserta bahwa beberapa aspek yang
dianggap paling berpengaruh dalam kesuksesan hidup seseorang, yaitu :
1) Keluarga yang bahagia
2) Tubuh yang sehat
3) Bisnis/karir yang berhasil
C. GAME NEGOSIASI
g Pada saat instruktur memberi informasi pada grup A maka grup B disilakan
terlebih dahulu untuk keluar kelas, dan seterusnya pada saat informasi-
informasi tambahan diberikan
h Masing-masing grup menyampaikan tawaran-tawarannya yang dianggap
paling menguntungkan karena dalam proses tawar menawar terdapat
hukum jual beli, masing-masing grup harus berkorban karena pada sisi lain
akan mendapatkan keuntungan
i Pada akhir negosiasi, seluruh kesepakatan masing-masing grup baik yang
diterima maupun yang tidak disepakati dicatat pada papan tulis
j Hasil negosiasi adalah hasil final yang sudah disepakati oleh masing-masing
grup
k Instruktur selalu mengamati dengan cermat setiap perkembangan yang ada,
dan pada akhir pembelajaran disampaikan esensi dari simulasi negosiasi,
antara lain adalah seluruh anggota harus mencurahkan segala kemampuan
berfikir dan beranalisis, walaupun terdapat perbedaan cara pandang namun
seluruh anggota harus menerima keputusan akhir grup/tim.
Ada seseorang yang diminta untuk memotong rumput di sebuah lahan dengan luas 2
Ha dan waktu yang tersedia hanya 15 menit. Dia hanya memiliki uang sebanyak Rp
100.000 di sakunya. Apakah cara yang paling efektif untuk melakukan pekerjaan itu?
Setiap peserta diberi waktu 10 menit. Mereka boleh mencatat, berpikir, mengonsep,
dan merumuskan cara seperti apa yang paling rasional.
5. Evaluasi
1. Apa saja yang biasanya menjadi pemecahan yang diandalkan oleh peserta
pelatihan dalam memecahkan kasus tersebut?
2. Siapa yang umumnya keluar sebagai pemenang?
3. Bagaimana memanfaatkan sumber daya yang ada saat ini?
4. Mengapa ada orang yang memecahkan masalah dengan cepat, tetapi ada
yang lambat?
5. Mana yang lebih baik dalam memecahkan sebuah persoalan, lambat tetapi
benar atau cepat tetapi tidak sepenuhnya benar?
6. Hal apa yang bisa dipelajari dalam permainan ini?
1. Tujuan Pembelajaran
Diharapkan peserta memahami bahwa terdapat keuntungan bekerja dalam tim
ketika mencari sebuah solusi
2. Media : Soal cerita, whiteboard, marker
3. Waktu : 5-15 menit
4. Cara Bemain :
a Instruktur menyampaikan informasi bahwa mereka akan bermain aktivitas
pemecahan masalah
b Kelas dibagi dalam 5 tim
c Pokok ceritanya adalah, pekan lalu sebuah perusahaan mengirimkan 5 orang
pegawainya ke-5 tempat yang berbeda pada 5 hari yang berbeda pula,
menggunakan kendaraan pesawat yang juga berbeda.
d Peserta diminta menganalisis dan menemukan, siapa pergi ke mana, pada
hari apa, menggunakan pesawat yang mana?
e Kalimat-kalimat petunjuknya adalah :
1. Jones flew with Ansett Airlines
2. The Hong Kong flight was on Saturday
3. British Airways flew to the U.S.
4. Brown went on Wednesday
5. Smith went to New Zealand
6. Qantas flew on Friday
Kuesioner ini berisi pernyataan tentang kerja sama dalam tim. Tiap pernyataan mengindikasikan
seberapa banyak kerja sama yang terjalin, dengan menggunakan sistem penilaian sebagai berikut:
Tidak Pernah = 1
Kadang-kadang = 2
Jarang = 3
Sering = 4
Sering Sekali = 5
22. ____________ Kami dapat bekerja meskipun sedang menghadapi permasalahan dalam
tim.
23. ____________ Kami sering berdebat namun dengan wacana yang realistis.
24. ____________ Tim sering bekerja melebihi batas aturan dari sebuah tugas.
25. ____________ Kami menghormati kritik yang membangun dari anggota tim.
26. ____________ Kami memiliki kedekatan yang kuat satu sama lainnya.
27. ____________ Hasil kerja tim masih sedikit dalam penyelesaian sebuah tugas.
28. ____________ Tujuan-tujuan yang sudah ada terlihat tidak realistis.
29. ____________ Meskipun tidak begitu yakin dengan tujuan yang akan kami capai, kami
tertarik dan bagian dari tim.
30. ____________ Kami sering berbagi tentang permasalahan pribadi di antara kami
31. ___________ Begitu banyak hambatan-hambatan dalam menyelesaikan tugas dan upaya
mengembangkan kualitas kerja
32. ____________ Kami telah banyak menyelesaikan tugas.
Kuesioner ini membantu Anda mengukur tahapan tim yang sedang berjalan saat ini. Kuesioner ini
dibuat berdasarkan The Tuckman model or Forming, Storming, Norming, and Performing.
Skor terendah berada pada posisi 8 (tidak pernah), sedangkan skor tertinggi pada posisi 40 (sering
sekali). Total skor tertinggi dari keempat kelompok ini menunjukkan tahapan kondisi tim yang anda
miliki saat ini. Skor lebih dari 32 kuat mengindikasikan posisi tim anda saat ini. Skor terendah dari tiga
kelompok mengindikasikan tahapan yang paling mendekati. Jika skor terendah 16 atau kurang, kuat
mengindikasikan bahwa tim Anda tidak berada di posisi ini.
Jika ada dua skor yang mendekati nilai yang sama, kemungkinan menuju masa transisi, kecuali:
Jika skor tinggi antara Forming dan Storming, tim Anda berada pada tahap Storming. Jika skor
tinggi antara Norming dan Performing, tim Anda berada pada tahap Performing.
Jika skor yang tinggi sama, selain seperti di atas (Forming dan Performing sama tinggi), ini
menunjukkan Anda masih dalam tahapan Storming.
TOTAL NILAI:
Kriteria Nilai
Total Nilai Klasifikasi
0-24 Buruk
25-48 Kurang
49-60 Cukup
61-84 Baik
Buruk : menunjukkan performa tim yang buruk (belum terbentuk sebagai tim)
Kurang : menunjukkan performa tim baru terbentuk
Cukup : menunjukkan performa tim rata-rata
Baik : menunjukkan performa tim yang efektif dan presentatif
Tim MAXI Plus, Team Work Games, 2006,
Tim akan bekerja secara efektif apabila mampu mengakomodir seluruh ide dan
kepentingan individu-individu yang ada di dalamnya secara proporsional dan transparan.
Dalam tim akan tercipta suasana saling ketergantungan dalam arti positif dan produktif,
sehingga dalam setiap geraknya akan selalu melibatkan seluruh elemen yang dimiliki.
Dengan demikian seluruh anggota yang ada merasa memiliki dan dimiliki, yang pada
akhirnya akan menumbuhkan rasa kebanggaan pada tim.
Pada saat individu merasa ketergantungan dengan tim maka ia akan selalu
memberikan yang terbaik, dan sebaliknya karena tim merasa tergantung pada kontribusi
individu maka akan terjadi timbal balik yang terus menerus, dan iklim inilah yang sangat
penting dan perlu dijaga dalam membangun sebuah tim (team building) yang tangguh dan
profesional.
Saat tim berhasil mencapai sebuah prestasi, pada hakikatnya itu adalah
kemenangan individu-individu secara kolektif.
Chang, Richard Y. Membangun Tim Yang Dinamis (Seri Panduan Praktis No. 8).
Jakarta: PT Gramedia, 1999.
_______________. Sukses Melalui Kerja Sama TIM (Seri Panduan Praktis). Jakarta:
PT Gramedia, Jakarta, 1999.
Newstrom, Jhon W. dan Edward E. Scannell. Games Trainers Play. New York:
McGraw-Hill Inc., 1980.
Pranoto, Juni dan Wahyu Suprapti. Membangun Kerja Sama Tim. Bahan Ajar Diklat
Prajabatan I dan II. Jakarta: Lembaga Administrasi RI, 2006
Soenarno, Adi. Decesion Making and Problem Solving Games. CV Andi Offset,
2007.
___________. Team Buiding. CV Andi Offset, 2006.