Crab
Teknologi Budidaya Kepiting Bakau dengan sistem Vertical Crab
House
Kepiting Bakau (Scylla Spp) ?
Fonts Klas Krustasea
Mempunyai 3 pasang kaki
Jalan, 1 pasang kaki renang dan dua capit
Pada kiri dan kanan karapas terdapat 9 buah duri tajam
Bersifat kanibal
Bersifat pemakan segala (omnivore) namun cenderung ke
Karnivora
Habitatnya pada kawasan hutan mangrove
Kepiting Bakau
01 02 03
Ketersediaan anakan dan merupakan jenis hidangan yang Nilai Jual dan permintaan
kepiting mudah spesial dan diminati hamper pasar yang tinggi
melimpah (Kab.Buol) seluruh orang
04 05 06
Membutuhkan waktu Mudah dibudidayakan Paca panen yang
budidaya relatif singkat sederhana
(Penggemukan dan soka)
Potensi Kepiting Bakau?
Indonesia sebagai negara dengan hutan mangrove terluas di dunia
mencapai 3,63 juta hektare (Ha) atau 20,37 persen dari total dunia, sihingga
indonesia adalah pengekspor kepiting terbesar di dunia.
Papua menjadi pulau dengan ekosistem mangrove terluas mencapai 1,63
juta Ha, disusul Sumatera 892,835 Ha, Kalimantan 630.913 Ha. Bali menjadi
pulau dengan ekosistem mangrove terkecil 1.894 Ha. Sedangkan untuk
Sulawesi menempati urutan ke Lima dengan luas 115.560 Ha,
Sulawesi Tenggara 74.348,820 Ha, Sulawesi Tengah urutan ke 2 dengan luas
28.000 Ha.
Vertikal Crab House
Solusi utama permasalahan budidaya kepiting yaitu
Kanibal
NINGSIH, O., & AFFANDI, R. I. (2023). TEKNIK PEMBESARAN KEPITING BAKAU (SCYLLA SP.) DENGAN
SISTEM APARTEMEN. GANEC SWARA, 17(3), 840–848.