I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
variasi keadaan tanah, letak geografi, dan keadaan iklim. Hal ini ditambah pula
satu negara yang memiliki hutan tropika yang sangat luas dan merupakan gudang
sumber daya alam hayati lebih dari 25 ribu jenis tumbuhan berbunga dan 400 ribu
jenis satwa daratan serta berbagai perairan yang belum banyak diketahui
Primata merupakan salah satu jenis satwa liar yang sangat menarik untuk
diamati dan diteliti. Dari 250 jenis primata tersebar di seluruh dunia, 35 jenis
antara lain, perburuan liar, dan penebangan hutan secara besar – besaran tanpa
Selat Nusa adalah pulau yang berada di Sungai Kahayan tepatnya di desa
Nusa Kecamatan Jabiren Raya Kabupaten Pulang Pisau Kalimatan Tengah. Selat
Nusa memiliki luas ± 600 Ha. Sampai saat ini, data tentang potensi dan struktur
populasi khususnya Monyet ekor panjang serta dampak dari keberadaan Monyet
liar yaitu berupa tindakan pelestarian dan kegiatan inventarisasi atau pengukuran
populasi Monyet ekor panjang yang ada di Selat Nusa Desa Nusa Kecamatan
Monyet ekor panjang memiliki warna bulu coklat keabu – abuan ke warna
coklat kemerah – merahan. Warna muka abu – abu kecoklatan dengan jambang
pipi, mata mengarah ke depan, hidung pesek/kempes, lubang hidung sempit dan
berdekatan. Monyet ekor panjang mempunyai gigi seri seperti anjing dan
mempunyai rumusan I 2/2 (insisivus/gigi seri atas berjumlah 2, bawah 2), C 1/1
bawah 2) dan M 3/3 (molere/gigi graham besar atas 3, bawah 3). Panjang badan
antara jantan dan betina) dalam ukuran badan. Rata – rata berat untuk jantan 4,8 –
7 kg dan 3 – 4 kg, sedangkan ukuran betina lebih kecil, kurang lebih 69 % rata
berat Monyet ekor panjang jantan (Wheatley, 2001 dalam Mampioper, 2006).
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Class : Mammlia
4
Ordo : Primates
Subordo : Haplorhini
Family : Cercopithecidae
Subfamily : Cercopithecinae
Genus : Macaca
seterusnya. Di dunia terdapat sepuluh sub subspesies Monyet ekor panjang antara
termasuk Indonesia.
Indonesia.
menjadi invatif. Monyet ekor panjang dapat menyebar ke daerah baru dan
5
meningkat populasinya dengan sangat cepat pada kondisi lingkungan yang sangat
mendukung. Satwa ini juga dapat beradaptasi dengan berbagai habitat termasuk
habitat pesisir, hutan rawa, hutan hujan dataran rendah, sampai ke hutan
2001 dalam Mampioper, 2006). Monyet ekor panjang dapat berkembang dengan
Kalimantan Tengah.
yang dapat memperoleh bahan makanan dari apa saja yang tersedia di lingkungan
habitatnya. Disamping memperoleh makanan dari buah – buahan, satwa ini juga
memakan daging dan tumbuhan – tumbuhan (Poirer dan Smith, 1974 dalam
Mampioper 2006). Satwa ini juga memakan binatang bertulang belakang jika
dewasa (Carter dan Bright, 2002: Gibson, 2002: Anon, 2001; Novak, 1995 dalam
Mampioper, 2006). Tidak seperti satwa mamalia lain, jenis Monyet ekor panjang
ini mempunyai tangan yang dapat dipakai untuk mengupas buah – buahan dan
biji sehingga dapat mengeksploitasi lebih banyak jenis makanan. Perilaku seperti
ini sangat berguna bagi suatu spesies tertentu ketika hendak memperluas daerah
jelajah (baik dalam daerah aslinya maupun dalam habitat baru). Perilaku tersebut
mengisi wilayah yang sebelumnya kosong, dengan kemampuan itu, Monyet ekor
rata-rata, nilai minimum serta nilai maksimum dari jumlah individu di dalam
suatu populasi jenis satwa liar tertentu. Struktur populasi merupakan suatu
berdasarkan komposisi umur (anak – anak, muda, dewasa), struktur umur dan
1. Komposisi Umur
dalam klasifikasi anak, muda dan dewasa. Setiadi dan Tjondronegoro (1989)
didominir oleh individu muda sedangkan populasi yang stationer (statis) memiliki
pembagian kelas umur yang merata dan populasi yang sedang jenuh sebagian
2. Struktur Umur
a. Struktur umur menurun, yaitu struktur umur yang memiliki populasi kecil
pada kelas – kelas umur sangat muda dan muda, paling besar pada kelas
umur sedang dan kecil pada umur kelas tua. Perkembangan populasi seperti
itu terus menurun dan jika keadaan lingkungan tidak berubah, populasi akan
b. Struktur umur stabil, berbentuk piramida sama sisi, dengan sisi – sisi yang
merupakan piramida dengan sisi – sisi yang cekung dan dasar yang lebar.
8
diperlukan untuk kegiatan penelitian sampai pengolahan data 2 (dua) bulan (Juni
Objek penelitian ini adalah satwa primata jenis Monyet ekor panjang
6. Bolpoint/pulpen
7. Tally sheet
9
C. Prosedur Penelitian
a. Pengumpulan Data
1) Data Primer
ekor panjang yang diperoleh dengan metode garis transek (Gambar 1).
Metode ini sudah biasa digunakan untuk pengamatan satwa liar, khususnya
pengamat berjalan sepanjang garis transek dalam hal ini adalah sungai dan
setiap jenis mamalia yang teramati walau sejauh jarak apapun sesuai dengan
ini adalah :
Seekor satwa liar atau kelompok satwa liar berbeda satu sama lainnya.
Seekor satwa liar yang terbang tidak mempengaruhi kegiatan satwa liar
yang lainnya,
10
Keterangan:
Tn = Posisi pencatat
2) Data Sekunder
vegetasi diperoleh dari literatur-literatur yang ada. Selain itu juga diperlukan
11
data sekunder lain berupa data potensi serta ukuran dan struktur populasi
a. Pelaksanaan
panjang dilakukan pada unit contoh terpilih berupa jalur, yaitu alur sungai.
menyusuri sungai Selat Nusa dengan waktu pengamatan (selama ± 2 jam) dengan
menggunakan perahu motor dengan panjang sungai yang diamati kurang lebih ±
10 km. Kebiasaan jenis Monyet ekor panjang berkumpul di tepi sungai pada
waktu pagi dan sore hari, sedangkan jalur sungai yang cukup panjang maka
hari pukul 06.00 – 08.00 WIB dan sore hari pukul 16.00 – 18.00 WIB. Hal ini
dilakukan karena kebiasaan jenis Monyet ekor panjang berkumpul di kiri dan
Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah potensi serta ukuran
D. Analisis Data
dilakukan pada areal yang sama untuk waktu yang berbeda atau periode
dimana :
Dimana :
A. Letak
Selat Nusa merupakan pulau yang ada di sungai Kahayan tepatnya berada
di Desa Nusa. Selat Nusa mempunyai luas ± 600 ha dengan sungai yang
memotong sungai Induk (sungai Kahayan) panjang sungai 19,28 km dengan lebar
sungai 5 – 6 meter.
Menurut Badan Pusat Statistik (2009), batas wilayah Desa Nusa adalah sebagai
berikut:
B. Topografi
daerah yang mempunyai potensi banjir yang cukup besar, bahkan dimusim
Keadaan topografi daerah ini umumnya terdiri atas 85% datar, 10%
14
atau sekitar 19.000 Ha dan 25% merupakan tanah kering. Jenis tanah yang
terdapat di wilayah Desa Nusa ini adalah organosol, podsolik, dan alluvial,
sedangkan jenis batuannya terbentuk dari sendimen alluvial dan terumbu karang
C. Iklim
termasuk tipe iklim A dengan nilai Q = 3,82%. Curah hujan pada wilayah ini
relatif tinggi sepanjang tahunnya dengan jumlah rata-rata curah hujan bulanan
252,0 mm dan rata-rata curah hujan tahunnya 3024,1 mm. Curah hujan relatif
tinggi terjadi pada bulan Oktober sampai bulan Desember dan curah hujan relatif
rendah, terjadi sekitar bulan Juni sampai dengan akhir bulan September. Suhu
Tengah, 2010).
D. Vegetasi
gambut dimana sebagaian besar telah berahli fungsi menjadi kebun karet, rotan
irit dan rotan taman di sepanjang kiri kanan sungai (Lampiran 4). Jenis – jenis
pohon yang umumnya bisa dijumpai di sepanjang sungai tersebut yaitu dapat
metode garis transek dan sensus dimulai pada titik ikat yaitu 114ᵒ10’59,63” BT
satwa yang paling dijumpai pada saat sore hari dengan kisaran 74 – 85 individu,
pada waktu pengamatan antara jam 16.45 – 17.50 WIB. Data rekapitulasi hasil
bawah ini.
panjang dengan metode Hanson. Rata – rata individu yang tersensus selama 10
kali pengamatan yaitu 71 individu, dengan varians sampel sebesar 17,69. Peluang
0,751.
64 kelompok dengan jumlah individu sebesar 710 individu. Jumlah monyet ekor
individu
banyak ditemukan di sebelah kiri sungai. Sebagaian besar adanya alih fungsi
hutan menjadi kebun masyarakat dan akses ke permukiman lebih mudah dan
Tumbuhan dapat menggunakan sinar surya secara langsung, akan tetapi satwa liar
rantai makanan. Beberapa jenis satwa liar memakan bebagai macam sumber
makanan, misalnya Monyet ekor panjang memakan buah, daun, serangga maupun
18
ikan. Tetapi ada organisme yang mempunyai jenis makanan yang seperti
pagi dan sore hari ini terkait dengan pola penyebaran satwa dimana adanya
pengulangan pada saat pemilihan posisi pohon tidur. Greenwood dan Swingland
(1983) dalam Alikondra (2002) menekankan pada adanya faktor yang membatasi
pergerakan satwa liar yaitu ketersediaan makanan, pemangsa dan khususnya bagi
jelajahnya sangat penting ditentukan oleh sumber daya makanan, pohon – pohon
individu yang teramati sebanyak 710 Individu. Adapun jumlah dan persentase
komposisi umur Monyet ekor panjang adalah dewasa (jantan dan betina)
sebanyak 490 individu ( 69 %) dan jumlah anak Monyet ekor panjang sebanyak
220 individu (31 %). Persentase komposisi umur dewasa dan anak secara diagram
kesulitan dalam pembagaian kelas, maka untuk kelas umur, peneliti membagi
menjadi dua yaitu monyet dewasa yaitu monyet berukuran sedang - besar dengan
dimensi tinggi 25 cm ke atas dan tidak berada dalam gendongan monyet lain,
sedangkan monyet kecil (anak – anakan) yaitu monyet berukuran kecil dengan
stationer (statis) memiliki pembagian kelas umur yang merata dan populasi yang
jenuh sebagian besar terdiri dari kelompok individu yang berumur tua.
20
A. Kesimpulan
berikut :
di Selat Nusa pada sungai dengan metode jalur sebanyak 6,4 kelompok,
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran 2. (Lanjutan)
Lampiran 2. (Lanjutan)
Lampiran 2. (Lanjutan)
Lintang
Titik Bujur Timur
Selatan Posisi Pohon Tidur Keterangan
GPS (BT)
(LS)
1 114,13801 -2,36804 Kiri Sungai Karet
2 114,13282 -2,37619 Kanan Sungai Karet
3 114,13977 -2,38086 Kanan Sungai Karet
4 114,14029 -2,38123 Kiri Sungai Karet
5 114,15052 -2,38471 Kiri Sungai Karet
6 114,14481 -2,39343 Kanan Sungai Perupuk
7 114,15608 -2,39748 Kanan Sungai Laban
8 114,17378 -2,40558 Kiri Sungai Beringin
9 114,18214 -2,41103 Kanan Sungai Karet
10 114,15120 -2,38450 Kiri Sungai Rengas
11 114,13817 -2,36752 Kiri Sungai Lunuk
12 114,13287 -2,37417 Kanan Sungai Karet
13 114,13489 -2,37905 Kiri Sungai Karet
14 114,13946 -2,38076 Kanan Sungai Beringin
15 114,14891 -2,39478 Kiri Sungai Karet
16 114,16672 -2,39478 Kanan Sungai Beringin
17 114,17051 -2,40355 Kiri Sungai Ponak
18 114,18084 -2,41118 Kanan Sungai Rengas
19 114,18167 -2,41129 Kanan Sungai Kalapapak
20 114,18167 -2,41067 Kiri Sungai Rambai
21 114,13692 -2,36903 Kanan Sungai Perupuk
22 114,13713 -2,37952 Kiri Sungai Rambai
23 114,13754 -2,36856 Kiri Sungai Beringin
24 114,13297 -2,37453 Kanan Sungai Bintangur
25 114,15109 -2,38497 Kanan Sungai Beringin
26 114,16604 -2,39499 Kiri Sungai Rengas
27 114,16667 -2,39566 Kiri Sungai Karet
28 114,15582 -2,39774 Kiri Sungai Karet
Ta 114,18323 -2,41202 Ujung Transek
To 114,13848 -2,36461 Titik Awal Transek
28
= 71 individu
= =
=
S = 17,69
c. Peluang terlihatnya satu individu dalam pengamatan (P), yaitu :
= = 0,751
= = = 101,313 individu
= 10,1313 individu/km
f. Potensi Bekantan di Desa Nusa yang mempunyai panjang sungai 19,28 km,
adalah : 10,1313 individu/km x 19,28 km = 195,331 individu
29
Lampiran 5. (lanjutan)
Lampiran 4 (lanjutan)
LAMPIRAN