Pengertian persepsi dari kamus psikologi adalah berasal dari bahasa Inggris,
melalui alat penerima yaitu alat indera. Pada umumnya stimulus tersebut
diteruskan oleh saraf ke otak melalui pusat susunan saraf dan proses selanjutnya
merupakan proses persepsi. Stimulus diterima oleh alat indera, kemudian melalui
proses persepsi sesuatu yang di indera tersebut menjadi sesuatu yang berarti
2006).
integrateed, maka seluruh apa yang ada dalam diri individu seperti perasaan,
ada dalam diri individu masyarakat akan ikut berperan dalam persepsi tersebut
4
2.2 Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis) dan Beruk (Macaca
nemestrina)
2.2.1 Taksonomi
Menurut Napier dan Napier (1967), taksonomi dari monyet ekor panjang
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mamalia
Ordo : Primata
Famili : Cercopithecidae
Genus : Macaca
manusia yang sangat berhasil yaitu penyebaran yang sangat luas sehingga
menggambarkan tingkat adaptasi yang tinggi pada berbagai habitat. Spesies ini
termasuk jenis primata sosial yang dalam kehidupannya tidak pernah terlepas dari
interaksi sosial atau hidup bersama dengan individu lain. Interaksi sosial yang
nemestrina) adalah :
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mamalia
Ordo : Primata
5
Famili : Cercopithecidae
Genus : Macaca
2.2.2 Morfologi
Macaca fascicularis adalah hewan dengan panjang tubuh 40-50 cm, berat 3
-7 kg, panjang ekor 1 hingga 1.5 kali panjang tubuh, terdiri dari empat kaki
warna rambut pada hewan ini tergantung pada umur, musim dan lokasi tempat
tinggalnya. Pada bagian kepala terdapat rambut berwarna wajah terdapat rambut
Pada bagian wajah terdapat kantong pipi (cheek pouch) yang berfungsi sebagai
berwarna abu keputihan, pada bagian bawah mata terdapat kulit yang tidak
monyet yang memiliki panjang ekor kurang lebih sama dengan panjang tubuhnya.
Panjang tubuh monyet ekor panjang berkisar antara 385 - 648 mm. Panjang ekor
pada jantan dan betina antara 400 - 655 mm. Berat tubuh jantan dewasa sekitar 3,5
- 8 kg sedangkan berat tubuh rata-rata betina dewasa sekitar 3 kg. Warna tubuh
Beruk memiliki ekor pendek, seperti ekor babi sehingga sering disebut
6
dari panjang tubuhnya atau sekitar 180 mm. Warna rambut mulai dari cokelat
Memiliki panjang tubuh 450-600 mm. Berat tubuh jantan antara 7-9 kg,
liar menjadi sering terjadi. Konflik antara manusia dan satwa liar terjadi akibat
sejumlah interaksi negatif baik langsung maupun tidak langsung antara manusia
dan satwa liar (Hariyanto, 2010). Hal ini juga diungkapkan oleh Supriatna, dkk
(2017) bahwa habitat yang rusak menyebabkan primata sering masuk ke area
terjadi gangguan satwa liar yang menyebabkan kerusakan ladang masyarakat atau
perusahaan perkebunan, dan sebaliknya satwa liar juga terancam oleh manusia
habitat aslinya (Kumar et al, 2010). Pengelolaan konflik sektor kehutanan perlu
7
dijadikan pembelajaran bagi semua pihak, sudah saatnya pihak pemerintah
Suaka Margasatwa adalah hutan Suaka Alam yang ditetapkan sebagai suatu
tempat hidup margasatwa yang mempunyai nilai khas dan bermanfaat bagi ilmu
1999 tentang kehutanan menyatakan kawasan hutan Suaka Alam yaitu hutan
dengan ciri khas tertentu yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan
1999:41).
Gubernur KDH Tk. I Riau Nomor 149/V/1982 tanggal 21 Juni 1982 tentang
Penunjukan Areal Hutan di sekitar Bukit Rimbang Bukit Baling sebagai kawasan
Hutan Tutupan / Suaka Alam seluas 136.000 hektar. Bukit Rimbang Bukit Baling
ditunjuk sebagai kawasan suaka alam dikarenakan areal hutan di sekitar Bukit
Rimbang Bukit Baling memiliki fungsi suaka margasatwa dan sumber mata air
8
Sebelum ditetapkan sebagai kawasan suaka margasatwa, di kawasan ini
beroperasi, antara lain HPH PT. Brajatama I, PT. Brajatama II dan PT. Union
Timber. Pada sebelah Timur kawasan beroperasi HPHTI PT Riau Andalan Pulp
and Paper, dan sebelah Tenggara dilakukan oleh eksplorasi batubara oleh PT.
Manunggal Inti Artamas dan PT. Nusa Riau. Selanjutnya setelah dilakukan
penataan batas dan telah temu gelang, SM Bukit Rimbang Bukit Baling ditetapkan
Provinsi Riau. SM Bukit Rimbang Bukit Baling juga telah ditetapkan sebagai
2.5 Daya Adaptasi Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) dan Beruk
(Macaca nemestrina)
Primata merupakan salah satu fauna arboreal di hutan yang memiliki arti
penting dalam kehidupan alam. Keberadan primata sangat penting artinya dalam
regenerasi hutan tropik. Sebagian besar primata memakan buah dan biji sehingga
Bahkan sebagian biji tumbuhan hutan tidak dapat berkecambah tanpa melalui
9
Hampir semua jenis primata di Indonesia telah dilindungi undang-undang,
diperkirakan masih banyak, sehingga statusnya masih belum terancam. Hal ini
lingkungan yang cukup baik, sehingga dapat hidup mulai dari hutan primer hingga
Meskipun demikian, keberadaan dua spesies tersebut di alam, cepat atau lambat
juga akan terancam oleh berbagai kerusakan dan gangguan yang terjadi
(Suprijatna, 2001).
bervariasi, dan sangat mungkin disebabkan oleh jumlah dan jenis pakan yang
tersedia (Suaryana et al., 2001). Ketersediaan pakan untuk monyet baik yang
berasal dari alam maupun yang disediakan oleh manusia sangat menunjang untuk
pembatas bagi kehidupan satwa. Komposisi makanan sangat ditentukan oleh jenis
satwa dan lingkungan hidup. Makanan harus tersedia bagi satwa dan jika tidak
ada makanan atau jumlah kurang akan terjadi perpindahan satwa untuk mencari
perjalanannya di tanah daripada melalui pepohonan. Macaca ini aktif pada siang
hari (diurnal), menjelang petang mereka tidur pada pohon bersama kelompoknya.
Beruk tidak membuat sarang (Supriatna dan Wahyono, 2000). Macaca nemestrina
10
di habitatnya mempunyai peranan besar dalam menjaga dan melestarikan
keseimbangan ekosistem.
secara berhasil. Peranan habitat bagi satwa liar bukan saja merupakan tempat
tinggal, tetapi juga harus menyediakan tempat berlindung dari segala gangguan,
ditentukan oleh interaksi sejumlah komponen biotik dan abiotik (Smiet, 1986
yang sangat adaptif terhadap berbagai tipe habitat. Macaca fascicularis dapat
ditemukan di hutan primer maupun sekunder (Fooden, 1995). Spesies ini juga
dapat ditemukan di hutan kanopi, hutan sungai, pesisir pantai, mangrove, rawa,
sungai serta hutan-hutan tanah kering. Selanjutnya Bailey (1984) juga menyatakan
permukaan.
Beruk hidup pada hutan yang selalu hijau (evergreen forest) dan pada hutan
11
populasi yang cukup besar pada hutan dataran rendah dengan ketinggian 500-750
Mdpl. Satwa ini menjelajahi hutan dengan daerah jelajah yang luas. Satu
kelompok beruk dalam setahun mungkin menjelajahi hutan seluas 100-300 ha dan
Anis, 2001).
menyebar luas dari rawa manggrove hingga kek kai gunung pada ketinggian 900
Mdpl dan sering juga ditemukan di daerah pertanian. Satwa primata ini memiliki
luas wilayah jelajah antar 60-70 ha (Roowal dan monhot,1977 dalam Anis, 2001).
12