Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hutan merupakan sumber daya alam yang sangat potensial dalam

mendukung keanekaragaman flora dan fauna Ruslan, (2009) . Menurut Setia

dalam Marheni,(2017) hutan hujan tropis memiliki keanekaragaman hayati yang

sangat tinggi, dimana antara flora dan fauna saling berinteraksi satu sama lain.

Diantara hubungan interaksi yang ada adalah hubungan saling menguntungkan ini

akan membentuk ekosistem yang seimbang. Menurut Zain, (1998) hutan tropis

Indonesia merupakan hutan alam tropis basah yang terbesar dan terkaya dengan

jenis keragaman flora dan faunannya, setelah Negara Brasil dan Zaire. Luas total

hutan hampir 144 juta hektar atau berkisar 75 persen dari luas seluruh darat

Indonesia .

Hutan hujan tropis adalah sebuah kawasan yang ditumbuhi dengan lebat

oleh pepohonan dan memiliki Keragaman jenis satwa maupun florayang sangat

tinggi dibandingkan pada lokasi yang lain. Kondisi habitat pada daerah hutan

tropis sangat heterogen, menyebabkan muculnya keanekaragaman jenis hewan

yang tinggi seperti kelasReftil, kelas Aves, kelas Insecta dan salah satunya hewan

myriapoda.

1
2

Myriapoda yaitu Atropoda berkaki banyak yang merupakan kerabat laba-

laba yang agak jauh. hewan Myriapoda mendapat namanya dari jumlah kakinya

yang sangat banyak. Myriapoda artinya kaki tak terhitung, hal itu menunjuk pada

banyaknya pasangan kaki berbuku-bukunya, Myriapoda dibedakan menjadi dua

kelas, yaitu Chilopoda dan Diplopoda.

Myriapoda adalah gabungan dari kelas Chilopoda dan Diplopoda dengan

tubuh beruas-ruas dan setiap ruas mempunyai satu pasang atau dua pasang

kaki.Tubuh dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu kepala dan abdomen

(perut)Winarsih, (2015).

Kelas Chilopoda atau Sentipede dapat bergerak cepat dibawah kayu

mati,bawah batu atau timbunana tumbuhan yang telah membusuk. hingga kini

terdapat 10.000 jenis spesies yang tersebar di dunia contohnya seperti,

Scolopendra immaculate (lipan atau kelabang), Scolopendra gigas.

Kelas Diplopoda atau Millipede juga dikenal sebagai hewan berkaki seribu

yang bergerak sangat lambat dan dapat menggulung tubuh seperti spiral dan hidup

ditempat gelap dan lembap. Hinggakini terdapat sekitar 10.000 jenis spesies yang

tersebar di dunia contohnya Julus terestris atau keluwing(Winarsih, 2015).

Golongan Myriapoda hidup di darat,dibawah batu atau kayu terutama

tempat yang banyak mengandung sampah, dan di dalam tanah.hewn ini banyak

dijumpai di daerah tropis terutama di tempat yang lembab (Winarsih, 2015).

Indonesia dikenal salah satu Negara yang memiliki kekayaan jenis hewan dan

tumbuhan yang sangat tinggi (Mega Biodiversity) indonesia terletak di kawasan

tropik yang mempunyai iklim yang setabil dan secara geografik adalah Negara
3

kepulauan yang terletak di antara dua benua yaitu asia dan Australia (Indrawan,

2012).

Hutan pendidikan dan pelatihan Universitas Muhammadiyah Bengkulu di

tetapkan menurut SK dengan nomor SK> 425/Menlhk/Setjen/PLA.O/6/2016

Keputusan menteri lingkungan hidup dan kehutanan tentang penetapan kawasan

hutan dengan tujuan khusus pada kawasan hutan lindung yang terletak di

Kabupaten Bengkulu Tengah, Provinsi Bengkulu seluas±2.000 hektar sebagai

Hituan Pendidikan dan Pelatihan.

Berdasarkan survei awal di hutan pendidikan dan pelatihan Universitas

Muhammadiyah Bengkulu Kabupaten Bengkulu Tengah, di temukan hewan

Myriapoda yaitu kelas Cilopodan seperti Scolopendra immaculate (lipan)

sedangkan kelas Diplopoda seperti Julus terestris (keluwing) yang umum di

ketahui masyarakat padahal masih banyak lagi jenis dari lipan dan keluwing yang

belum di ketahui oleh masyarakat, hal ini di sebabkan kurangnya minat

masyarakat untuk menggali informasi menggenai keanekaragaman Myriapoda

(Cilopodan dan Diplopoda ) yang terdapat di hutan pendidikan dan pelatihan

tersebut,selain itu belum ada orang meneliti tentang keanekaragaman Myriapoda

di Hutan Pendidikan Dan Pelatihan Universitas Muhammadiyah Bengkulu.

sehubungan dengan masalah itu,maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

tentang “keanekaragaman myriapoda yang terdapat di hutan pendidikan dan

pelatihan Universitas Muhammadiyah Bengkulu Kecamatan Taba

Penanjung Kabupaten Bengkulu Tengah.


4

B. Rumusan masalah.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang

diangkat dalam penelitian ini yaitu “Bagaimanakah Keanekaragaman

Myriapoda Yang Terdapat Di Hutan Pendidikan Dan Penelitian Universitas

Muhammadiyah Bengulu Kecamatan Taba Penanjung Kabupaten Bengkulu

Tengah?”.

C. Tujuan penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : Untuk mengetahui

“Keanekaragaman Myriapoda Yang Terdapat Di Hutan Pendidikan Dan

Penelitian Universitas Muhammadiyah Bengulu Kecamatan Taba Penanjung

Kabupaten Bengkulu Tengah”

D. Manfaat penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sebagai informasi bagi pembaca mengenai keanekaragaman

Myriapoda yang terdapat di area Hutan Pendidikan Dan

Penelitian Universitas Muhammadiyah Bengulu Kecamatan Taba

Penanjung Kabupaten Bengkulu Tengah.

2. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan

pengetahuan penelitian khusus tentangKeanekaragaman

Myriapoda Yang Terdapat Di Hutan Pendidikan Dan Penelitian

Universitas Muhammadiyah Bengulu Kecamatan Taba Penanjung

Kabupaten Bengkulu Tengah.

3. Sebagai bahan tambahan/referensi bagi peneliti berikutnya.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Hutan

Hutan merupakan sumber daya alam yang sangat potensial dalam

mendukung keanekaragaman flora dan fauna (Ruslan, 2009). Menurut Setia,

(2012), hutan hujan tropis memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi,

dimana antara flora dan fauna saling berinteraksi satu sama lain. Diantara

hubungan interaksi yang ada adalah hubungan saling menguntungkan ini akan

membentuk ekosistem yang seimbang. Kawasan-kawasan semacam ini

terdapat di wilayah-wilayah yang luas di dunia dan berfungsi sebagai

penampung karbondioksida (carbon dioxide sink), habitat hewan, modulator

arus hidroliga serta pelestari tanah, dan merupakan salah satu aspek biosfer

Bumi yang paling penting . menurut Zain, (1998) merupakan faktor penting

yang ikut menentukan keadaan iklim serta lingkungan hidup global.

Hutan merupakan tempat dan sumber daya hayati yang paling banyak

dan berperan dalam kelangsungan hidup baik hewan maupun kebutuhan

manusia. selain itu hutan juga memiliki banyak jenisnya, dimana jenis hutan

tersebut terbagi menjadi tiga bagian yang dibedakan tergantung komposisi

jenis pohon, letak geografis hutan tersebut, dan juga iklim yang berpengaruh di

kawasan hutan tersebut.

5
6

B. Myriapoda

Myriapoda yaitu Atropoda berkaki banyak yang merupakan kerabat

laba-laba yang agak jauh. hewan Myriapoda mendapat namanya dari jumlah

kakinya yang sangat banyak. Myriapoda artinya kaki tak terhitung, hal itu

menunjuk pada banyaknya pasangan kaki berbuku-bukunya, Myriapoda

dibedakan menjadi dua kelas yaitu chilopoda dan Diplopoda.

Myriapoda adalah gabungan dari kelas Chilopoda dan Diplopoda dengan

tubuh beruas-ruas dan setiap ruas mempunyai satu pasang atau dua pasang

kaki. Tubuh dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu kepala dan abdomen

(perut)Winarsih,(2015). Myriapoda, termasuk lipan dan kaki seribu yang

beragam dan familiar adalah salah satu kelompok Arthropoda terrestrial yang

dominan Fernandez, (2018)

C. Morfologi Myriapoda (Chilopoda dan Diplopoda)

Hewan myriapoda memiliki karakteristik sebagai berikut :

Tubuh bersegmen-segmen dan terdiri atas caput (kepala) dan

abdomen,sedangkan thoraks (dada) tidak ada.tiapsegmen mempunyai sepasang

kaki, kecuali pada bagian ujung Winarsih, (2015).


7

1. Kelas Chilopoda

Cilopoda disebut juga Centipede, tubuhnya pipih dan bersegmen.

Jumlah segmen tersebut tidak sama tergantung spesiesnya yaitu

berkisar antara 15-17 segmen.setiap segmen memiliki sepasang kaki

kecuali 2 segmen terakhir dan sebuah segmen di belakang kepala pada

segmen ini terdapat sepasang cakra beracun yang disebut maxilleped,

untuk membunuh mangsanya. Antenna panjang terdiri dari 12 segmen

atau lebih. (Rusyana, 2011) sedangkan menurut Brotowidjoyo, (1993)

Cilopoda merupakan hewan teresterial, karnivora, aktif makan hewan

lain. memiliki tubuh pipih dorso-ventral, segmen sangat jelas. pada

setiap segmen tubuh terdapat sepasang kaki yang terletak lateral. ada

sepasang antenna panjang dan sepasang mata yang masing-masing

terdiri dari banyak oselli. pada segmen tubuh pertama terdapat gigi-

gigi beracun.

2. Kelas Diplopoda

Menurut Paul dkk,(2017). Diplopoda adalah salah satu

kelompok Athropoda penting dari darat di ekosistem hutan tropis.

Diplopoda merupakan hewan teresterial, bergerak lambat, dan

umumnya pemakan tumbuhan tubuhnya selendris, dengan segmentasi

yang terbukti jelas. Pada kebanyakan segmentasi terdapat sepasang

kaki, letak kaki ituventral. antena sepasang dan pendek saja. ada dua
8

buah mata, tiap mata terdiri dari sekumpulan oseli (Brotowidjoyo,

1993). Diplopoda (Kaki seribu) kebanyakan di temukan di habitat

khas mereka (sampah hutan,kayu busuk dan sisa-sisa tanaman) Paul

dkk,(2017)

Tubuh Diplopoda terdiri dari 25 segmen hingga lebih dari 100

segmen. kaki Diplopoda lebih banyak dari pada Cilopoda. Setiap

segmen dilengkapi 2 pasang kaki. namun, 4 segmen pertama hanya

memiliki sepasang kaki, alat mulut berupa sepasang mandibula dan

sepasang maksila, antenna pendek berjumlah sepasang dan terdapat

dua kelompok mata tunggal (Winarsih, 2015).


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Desember - Januari 2019

di hutan pelatihan dan penelitian Universitas Muhammadiyah Bengkulu

Kabupaten Bengkulu Tengah dan di Laboratorium biologi Universitas

Muhammadiyah Bengkulu.

B. Bahan dan Alat

Alat yang digunakan dalam penelitiaan ini adalah : perangkap jebakan

(pitfall trap), kamera, higrometer, termometer, soil tester, alat-alat tulis,

cangkul, meteran, pinset, pensil, buku catatan, parang, pisau, botol/kotak,

buku panduan dan alat-alat yang mendukung pelaksanaan penelitian.

Sedangkan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah alkohol 70%.

C. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei

langsung ke lokasi penelitian di hutan pelatihan dan penelitian Universitas

Muhammadiyah Bengkulu Kabupaten Bengkulu Tengah Kabupaten Bengkulu

Tengah dengan area seluas± 2.000 hektar.

8
9

D. Teknik Pengumpulan Data


1. Di Lapangan
a. Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dilapangan dengan menggunakan metode
propusive sampling dan menggunakan pit fall trap ( perangkap
jebakan). yang mana metode propusive sampling ini ialah metode
yang dilakuakan dengan cara mencari lokasi atau tempat tertentu yang
sesuai dengan hewan yang akan di amati atau di teliti.

Pit Fall Trap

Pengambilan sampel Myriapoda (Chilopoda dan Diplopoda

) dilakukan dengan menggunakan Pit Fall Trap (perangkap jebak) ,

perangkap jebak sangat sederhana, yang hanya berupa bejana yang

ditanam di dalam tanah, yang permukaan tanah di buat mendatar

dengan tanah. Agar air hujan tidak masuk kedalam perangkap maka,

perangkap diberi atap supaya air tidak masuk kedalam perangkap maka

perangkap dipasang pada tanah yang mendatar dan sedikit agak tinggi

(Suin, 2003 ) atau : Pit Fall Trap dipasang secara acak sebanyak 10

perangkap di area yang ditentukan dan dilakukan selama 7 hari, Pit

Fall Trap dipasang dengan menggali tanah sedalam dan seluas ukuran

botol plastik dan permukaan botol plastik sejajar dengan permukaan

tanah. Agar terhindar dari air hujan maka masing-masing botol plastik

diberi atap. Kemudian masing-masing diisi dengan larutan alkohol

70%. Perangkap jebakan ini dibiarkan selama 24 jam, dipasang jam

10.00 WIB dan diambil besok jam 10.00 pagi, kemudian sampel yang

tertangkap di masukan kedalam kantong plastik atau kotak koleksi


10

yang berisi alkohol 70% yang telah diberi label. Selanjutnya semua

sampel hewan Myriapoda ( Chilopoda dan Diplopoda ) yang di

dapatkan di bawa ke Laboratorium untuk diidentifikasi.

b. Pengukuran Faktor Ekologi

Pada masing-masing titik sampling juga dilakukan bebrapa

pengukuran faktor lingkungan, yaitu: suhu udara, suhu tanah, pH tanah.

Cara pengukurannya diuraikan sebagai berikut:

a. Suhu tanah

Suhu permukaan tanah dapat di ukur dengan menggunakan

termometer air raksa untuk mengukur suhu tanah bagian dalam bisa di

gunakan termometer tanah atau temistor (Suin, 2003). adapun cara

menggunakan termistor untuk mengukur suhu tanah adalah sebagai berikut

: termometer dibuka dari sarungnya, kemudian di gantung pada

batang/pohon kurang lebih 10 meneti, di catat temperatur yang ditunjukan

oleh termometer.

b. Suhu udara

Pengukuran Suhu udara diukur dengan menggunakan alat ukur

yang disebut Thermohygrometer. Cara menggunakannya yaitu dengan

menggantungkannya pada kayu atau tiang penyangga Jarak pengukuran 50

cm di atas permukaan tanah kemudian ditunggu beberapa waktu sampai

konstan dan didiamkan selama kurang lebih 5-10 menit kemudian lihat dan

catat besarnya suhu pada skala Thermohygrometer.


11

c. pH tanah

pengukuran pH tanah alat ukurnya yaitu menggunakan Soil Tester.

Sebelum dimasukan soil tester ditanamkan ke tanah,terlebih dahulu

lubangi tanah tersebut kira-kira sedalam 10cm. Soil tester ditancapkan ke

tanah yang telah dilubangi selama kurang lebih 5 menit, setelah itu catat

pH yang tertera pada soil tester tersebut.

2. Di Laboratorium

Sampel hewan tanah yang diperoleh dari lapangan dikelompokan

berdasarkan kesamaan ciri-ciri morfologinya, kemudian diawetkan dan

selanjutnya dilakukan identifikasi dan dideterminasi di Laboratorium Biologi

Universitas Muhammadiyah Bengkulu, dengan memperhatikan bentuk luar

(morfologi) dan dari hasil pengamatannya morfologinya dicocokan atau

disesuaikan dengan menggunakan buku acuan seperti (Suin, 2003).

E. Analisis Data

Setelah dilakukan identifikasi dan perhitungan jenis, maka dilakukan

perhitungan indeks keanekaragaman (Soegianto, 1994) sebagai berikut :

H’ = - ∑ 𝒑𝒊 𝐥𝐨𝐠 𝒑𝒊

Keterangan :

H’ = Indeks keanekaragaman jenis

Pi = ni/N
12

ni = Jumlah individu dari masing-masing spesies

N = Jumlah seluruh individu

Menurut Maguran (1988) menyatakan bahwa kriteria yang digunakan

untuk meninterpretasikan keanekaragaman Shannon dan Wiener yaitu :

 H’ < 1,5 : keanekaragaman rendah

 H’ 1,5-3,5 : keanekaragaman sedang

 H’ >3,5 : keanekaragaman tinggi

Selanjutnya dari masing-masing keanekaragaman Myriapoda (

CilopodadanDiplopoda) diperbandingkan dan hasil perbandingan ini diketahui

spesies mana yang mempunyai indeks keanekaragaman yang tertinggi.


13

F. Bagan alur kerja dalam penelitian

Surve lapangan

Penentuan lokasi
penelitian

Penyiapan alat dan bahan

Pemasangan fitt fall trap ( perangkap jebakan)

Pengambilan sampel

Pengawetan sampel

Identifikasi

Analisis data
14

Hasil
DAFTAR PUSTAKA

Brotowidjoyo.1993. Zoologi Dasar. yogyakarta: Erlangga.


Fernandez, R.2018, JaNuari 08). Phylogenomics illuminaes the backbone of the
myriapoda tree of life and reconcile morphological and molecular
phylogenies.
Indrawan.2012. Biologi Konservasi. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Marheni.2017. Keanekaragaman Serangga Permukaan Tanah dan Peranannya di
Ekosistem Hutan hujan Tropis Ranu Pani. Biologi, Pembelajaran, dan
Lingkungan Hidup Perspektif Interdisipliner , 254.
Paul,dkk.2017. Keanekaragaman dan distribusi kaki seribu (Diplopoda) di Campo
Ma'an National Park, Kamerun Selatan,Africa Journal of Ecology.

Ruslan. 2009. Komposisi Keanekaragaman Serangga Permukaan Tanah Pada


Habitat Hutan Homogen dan Heterogen di Pusat Pendidikan Konservasi
Alam (PPKA) Bodogol,Suka bumi,Jawa Barat. 43.
Rusyana.2011.Zoologi Invertebrata (Teori dan Praktik ). Bandung: ALFABETA.
Soegianto.1994. Ekologi kualitatif. Surabaya: Usaha Nasional.
suin.2003. Ekologi Hewan. Jakarta: Bumi Aksara.
Winarsih.2015. Enskloprdia ATROPODA. Semarang: PT.Aneka Ilmu.
Zain.1998. aspek pembinaan hutan dan stratifikasi hutan rakyat. jakarta:
PT.Rineka Cipta.
KEANEKARAGAMAN MYRIAPODA YANG TERDAPAT DI HUTAN
PENDIDIKANDAN PELATIHANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
BENGKULU KECAMATAN TABA PENANJUNG
KABUPATEN BENGKULU TENGAH

PROPOSAL

OLEH :

RIANDRI
NPM : 1521160046

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU
2018

Anda mungkin juga menyukai