Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Dalam kajian pemikiran tentang pendidikan terlebih dahulu perlu diketahuin 2 istilah
yang mampir sama bentuknya dan sering dipergunakan dalam dunia pendidikan,yaitu:
pedagogik. pedagogik berarti “ilmu pendidikan” sedang “pedagogi pendidikan”. Pendidikan
bagi umat manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat,
tanpa pendidikan sama sekali mustahil suatu kelompok manusia dapat hidup berkembang
sejalan aspirasi (cita -cita) untuk maju, sejahtera dan bahagia. Menurut Ihsan (2010:2)
Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
perubahan tinkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri
dan interaksi dengan lingkungannya.perubahan dalam diri seseorang banyak sekali baik sifat
maupun jenisnya karena itu sudah tentu tidak setiap perubahan dalm diri seseorang
merupakan perubahan dal arti belajar (Slameto 2010:2),
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di sekolah yang akan menjadi tempat
penelitian yaitu di SMA Negeri 07 Bengkulu Selatan diperoleh informasi dari guru yang
mengajar Biologi yaitu Bapak Muklis S.Pd bahwa dalam pelaksaan pembelajaran Biologi : 1)
Guru masih belum dapat menggunakan dan menempatkan setiap unsur sebagai mana
mestinya, sehingga dalam pembelajaran masih kurang memperhatikan pemilihan strategi dan
model pembelajaran. 2) siswa belum bisa menyelesaikan sendiri permasalahan yang
diberikan oleh gurunya. 3) siswa terlihat tidak terlalu aktif dalam proses pembelajaran .
Maka dari itu dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran biologi yaitu dengan
cara menggunakan model pembelajaran yang bermacam – macam sehinggah dapat
menngkatkan Motivasi dan hasil belajar siswa.salah satunya dengan menggunakan model
pembelajaran MEA (Means Ends Analysis) .model pembelajaran MEA (Means Ends
Analysis) adalah Model pembelajara yang dapat membantu siswa untuk berpikir secara kritis
hal itu akan mengasah kemampuan siswa dalam belajar Menurut (Shoimin:2014:103) model
pembelajaran MEA merupakan pengembangan dari metode pemecahan masalah (problem
solving) namun model pembelajaran MEA dalam setiap masalah yang dihadapi dipecah
menjadi sub-sub masalah yang lebih sederhana kemudian dihubungkan kembali menjadi
sebuah tujuan utama
Menggunakan model pembelajaran MEA siswa diuntut untuk mengumpulkan
masalah yang ada di sedehanakan kemudian di simpulkan. Peserta didik dapat mencerna
1
materi yang sudah diberikan oleh guru dengan cara mereka sendiri. Dengan adanya model
pembelajaran MEA ini siswa akan termotivasi untuk belajar dengan sunguh – sunguh.
Berdasarkan urian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul “Pengaruh penerapan model pembelajarn MEA (Means Ends Analysis) terhadap
motivasi dan hasil belajar kognitif siswa dalam pembelajaran biologi di SMA N 07
Bengkulu Selatan”
B. Rumusan masalah
1. Apakah terdapat pengaruh penerapan model pembelajarn MEA (Means Ends
Analysis) Terhadap Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Biologi di SMA N
07 Bengkulu Selatan,,?
2. Apakah terdapat pengaruh penerapan model pembelajarn MEA (Means Ends
Analysis) Terhadap Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Biologi di SMA N 07
Bengkulu Selatan,,?
C. Tujuan penelitian
1. untuk mengetahui pengaruh pengaruh penerapan model pembelajarn MEA (Means
Ends Analysis) Terhadap Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Biologi di
SMA N 07 Bengkulu Selatan
2. Untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajarn MEA (Means Ends
Analysis) Terhadap Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Biologi di SMA N 07
Bengkulu Selatan
D. Manfaat penelitian
1. Bagi siswa : dapat meningkatkan motivasi diri siswa agar lebih aktif dalam
pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan model
pembelajarn MEA (Means Ends Analysis) dalam pembelajaran biologi.
2. Bagi guru : penelitian ini berupaya untuk meningkatkan kompetensi dalam penerapan
model pembelajaran MEA (Means Ends Analysis) dalam proses pembelajaran
biologi.
3. Bagi sekolah : dapat menjadi masukan dan saran untuk memberikan variasi pada
model pembelajaran di sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
4. Bagi peneliti : sebagai tambahan ilmu pengetahuan dan pengalaman memberikan
masukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA N 07 Bengkulu Selatan dan
sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori
1. Pengertian belajar
Menurut Morgan (Gino, 1988: 5) menyatakan bahwa belajar adalah merupakan salah
satu yang relatif tetap dari tingkah laku sebagai akibat dari pengalaman. Dengan demikian
dapat diketahui bahwa belajar adalah usaha sadar yang dilakukan manusia melalui
pengalaman dan latihan untuk memperoleh kemampuan baru dan merupakan perubahan
tingkah laku yang relatif tetap, sebagai akibat dari latihan. Menurut Hilgard (Suryabrata,
2001:232) menyatakan belajar merupakan proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja,
yang kemudian menimbulkan perubahan, yang keadaannya berbeda dari perbuatan yang
ditimbulkan oleh lainnya.
Menurut Teori behavioristik, adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari
adanya interaksi antara stimulus dan respon. Dengan kata lain, belajar merupakan bentuk
perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara
yang baru sebagai hasil interaksi stimulus dan respon (budiningsih,2005 : 20). Berdasarkn
beberapa pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa belajara adalah suatu proses
usaha yang dilakukan seseorang yang akan memiliki perubahan dalam membangun makna
aytau pemahaman yang baru
2. Tujuan belajar
Tujuan Belajar berlangsung karena adanya tujuan yang akan dicapai seseorang.
Tujuan inilah yang mendorong seseorang untuk melakukan kegiatan belajar, sebagaimana
pendapat yang dikemukakan oleh Sardiman (2011: 26-28) bahwa tujuan belajar pada
umumnya ada tiga macam, yaitu :
a) Untuk mendapatkan pengetahuan
Hal ini ditandai dengan kemampuan berpikir, karena antara kemampuan berpikir dan
pemilihan pengetahuan tidak dapat dipisahkan. Kemampuan berpikir tidak dapat
dikembangkan tanpa adanya pengetahuan dan sebaliknya kemampuan berpikir akan
memperkaya pengetahuan.
b) Penanaman konsep dan keterampilan
Penanaman konsep memerlukan keterampilan, baik keterampilan jasmani maupun
keterampilan rohani.Keterampilan jasmani adalah keterampilan yang dapat diamati
sehingga akan menitikberatkan pada keterampilan penampilan atau gerak dari
3
seseorang yang sedang belajar termasuk dalam hal ini adalah masalah teknik atau
pengulangan. Sedangkan keterampilan rohani lebih rumit, karena lebih abstrak,
menyangkut persoalan penghayatan,keterampilan berpikir serta kreativitas untuk
menyelesaikan dan merumuskan suatu konsep.
c) Pembentukan sikap
Pembentukan sikap mental dan perilaku anak didik tidak akan terlepas dari soal
penanaman nilai-nilai, dengan dilandasi nilai, anak didik akan dapat menumbuhkan
kesadaran dan kemampuan untuk mempraktikan segala sesuatu yang sudah
dipelajarinya
3. Perinsip perinsip belajar
pertama, prinsip belajar adalah perubahan perilaku. Perubahan perilaku sebagai hasil
belajar memiliki ciri-ciri
1. Sebagai hasil tindakan rasional instrumental yaitu perubahan yang disadari
2. Kontinu atau berkesinambungan dengan perilaku lainnya
3. Fungsional atau bermanfaat sebagai bekal hidup
4. Positif atau berakumulasi
5. Aktif atau sebagai usaha yang direncanakan dan dilakukan
6. Permanen atau tetap, sebagaimana dikatakan oleh Wittig, belajar sebagai
any relatively permanent change in an organism’s behavioral reperoire that
occurs as a result of experience
7. Bertujuan dan terarah.
8. Mencakup keseluruhan potensi kemanusiaan.
Kedua, belajar merupakan proses. Belajar terjadi karena didorong kebutuhan
dan tujuan yang ingin dicapai. Belajar adalah proses sistemik yang dinamis,
konstruktif,. Belajar merupakan kesatuan fungsional dari berbagai komponen
belajar.Ketiga, belajar merupakan bentuk pengalaman. Pengalaman pada dasarnya
adalah hasil dari interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya.
4. Model pembelajaran means ends analysis
Dalam kegiatan belajar dengan menggunakan model pembelajaran MEA siswa tidak
begitu saja diberikan materi jadi namun siswa diminta menganalisis (menemukan) materi
tersebut kemudian disederhanakan. Sehingga siswa akan lebih mudah untuk memahami
materi yang dipelajari, siswa juga mampu meningkatkan kemampuan pemecahan masalah,
berfikir kreatif, cermat dan berfikir analisis. Menurut (Huda,2013:294) arti MEA adalah
strategi yang digunakan menganalisis permasalahan melalui beberapa cara untuk mencapai
4
tujuan akhir yang diinginkan. MEA (Means Ends Analysis) adalah metode pemikiran sistem
yang cara menerapkannya merencanakan tujuan keseluruhan (Shoimin:2014:103) MEA
adalah proses belajar mengajar dengan cara menganalisis untuk memecahkan masalah. Jadi
model pembelajaran MEA merupakan pengembangan dari metode pemecahan masalah
(problem solving) namun model pembelajaran MEA dalam setiap masalah yang dihadapi
dipecah menjadi sub-sub masalah yang lebih sederhana kemudian dihubungkan kembali
menjadi sebuah tujuan utama.
Model pembelajara MEA merupakan yang dapat membantu siswa untuk berpikir
secara kritis hal itu akan mengasah kemampuan siswa dalam belajar. Maka dengan
menggunakan model pembelajaran MEA akan membantu siswa untuk mudah memahami
materi dengan caranya sendiri, karena model pembelajaran MEA menuntut siswa untuk
mengumpulkan masalah yang ada di sedehanakan kemudian di simpulkan. Peserta didik
dapat mencerna materi yang sudah diberikan oleh guru dengan cara mereka sendiri
(Huda,2013:294).

a. Langkah –langkah model MEA (Means Ends Analysis)

2.1 Sintaks Model Pembelajaran Means Ends Analysis Pada Pembelajaran biologi

Tahap Kegiatan Guru Kegiatan Peserta didik


Tahap-1 Guru menyampaikan semua Peserta didik memperhati
Menyajikan tujuan tujuan pembelajaran yang ingin kan pemaparan dari guru
dan dicapai pada pelajaran biologi dan Menjawab pertanyaan
memotivasi dan memotivasi peserta didik dari guru.
peserta didik untuk belajar
Tahap-2 Guru membantu peserta Didik Peserta didik secara
Menyajikan materi dengan untuk mengidentifikasi kan dan berkelompok
pendekatan pemecahan mengorganisasikan tugas belajar memecahkan masalah
masalah Berbasis heuristic yang Berhubungan dengan berbasis heuristic dengan
masalah tersebut. beberapa soal cerita yang
melibatkan bangun datar

5
Tahap-3 Guru mendorong peserta Didik Peserta didik secara
Membimbing suatu kelompok mengumpulkan informasi Berkelompok melakukan
Belajar untuk melakukan yang sesuai, dengan Elaborasi terhadap soal
tindakan penyelidikan melaksanakan eksperimen cerita yang diberikan
Bersama kelompoknya Untuk oleh guru menjadi sub-
mendapat kan penjelasan sub masalah yang lebih
dan pemecahan masalah. sederhana Sehingga
mempermudah dalam
pemecahannya

Tahap-4 Guru membantu peserta didik Peserta didik secara


Menyusun dan Memilih dalam menyusun submasalah berkelompok menyusun
strategi Pemecahan masalah sehingga menjadi koneksivitas sub-sub masalah sehingga
dan menyelesaikan masalah Menjadi koneksivitas
dengan solusi yang sesuai
Tahap-5 Guru mengevaluasi hasil belajar Peserta didik secara ber-
Mengevaluasi dalam proses tentang materi yang Telah kelompok memilih strategi
pemecahan masalah dipelajari atau masing-masing Solusi atau jawaban akhir
kelompok mem-presentasikan permasalahan tersebut
hasil kerjanya
(Sumber: DT Pusfiotasari - 2016)

b. Kelebihan Model Means Ends Analysis (MEA)


Menurut (DT Pusfiotasari ,2016) Kelebihan Model Means Ends Analysis
(MEA)
a. Peserta didik dapat terbiasa memecahkan/menyelesaikan soal =- soal
pemecahan masalah.
b. Peserta didik berpartisipasi lebih aktif dalam pembelajaran dan sering
mengekspresikan idenya.
c. Peserta didik memiliki kesempatan lebih banyak dalam memanfaatkan
pengetahuan dan ketrampilan.
d. Peserta didik dengan kemampuan rendah dapat merespons permasalahan
dengan cara mereka sendiri.

6
e. Peserta didik memiliki pengalaman banyak untuk menentukan sesuatu dalam
menjawab pertanyaan melalui diskusi kelompok.
f. MEA memudahkan peserta didik dalam memecahkan masalah.
c.
Kekurangan Model Means Ends Analysis (MEA)
Menurut (DT Pusfiotasari ,2016) Kekurangan Model Means Ends
Analysis (MEA)
a. Membuat soal pemecahan masalah yang bermakna bagi peserta didik
bukan merupakan hal yang mudah.
b. Mengemukakan masalah yang langsung dapat dipahami peserta didik
sangat sulit sehingga banyak peserta didik yang mengalami kesulitan
bagaimana merespons masalah yang diberikan.
c. Lebih dominannya soal pemecahan masalah terutama soal yang terlalu
sulit untuk dikerjakan, terkadang membuat peserta didik jenuh.
d. Sebagian peserta didik bisa merasa bahwa kegiatan belajar tidak
menyenagkan karena kesulitan yang mereka hadapi.
5. Motivasi belajar
Motivasi belajar adalah dorongan dari proses belajar dan tujuan dari belajar adalah
mendapatkanmanfaat dari proses belajar Beberapa siswa mengalami masalah dalam belajar
yang berakibat prestasi belajar tidak sesuai dengan ang diharapkan. Untuk mengatasi
masalah yang dialami tersebut perlu ditelusuri faktor yang mempengaruhi hasil belajar di
antara nya adalah motivasi belajar siswa, dimana motivasi belajar merupakan syarat mutlak
untuk belajar, serta sangat memberikan pengaruh besar dalam memberikan gairah atau
semangat dalam belajar (Puspitasari, 2012). Sedangkan menurut mujiono (2013 : 80)
motivasi pada diri siswa terhadap kekuatan mental pengerak belajar ,kekuatan pengerak
tersebut berasal dari berbagai sumber.motivasi merupakan pendorong siswa atau indi vidu
untuk melakukan suatu kegiatan dan motivasi juga merupakan suatu pengerakan untuk
belajarsiswa dimna jika siswa mendapat suatu yang baik bagi siswa tersebut maka dia akan
menyukai dan siswa juga jika dia mendapat sesuatu yang jelek bagi dia maka dia akan
mencobanya lagi.

7
a. Fungsi motivasi
Menurut majid (2016:309) mengemukakan bahwa sehubungan dengan hal
tersebut ada tiga fungsi motivasi :
a. Mendorong manusia untuk berbuat. Artinya motivasi bias dijadikan sebagai
pengerak atau motor yang melepas energy.
b. Menentukan arah pembuatan kea rah tujuan yang hendak dicapai. Dengan
demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus di
kerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya
c. Menyeleksi perbuatan yaitu menentukan perbuatan – perbuatan apa yang
harus dikerjakan yang sesuai guna mencapai tujuan dengan menyisihkan
perbuatan – perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
b. Macam – macam Motivasi
Menurut sardiman (2011:86) macam motivasi dapat dilihat dari berbagai sudut
pandang . dengan demikian motivasi atau motif-motif aktif itu sangat bervariasi.
1) Motifvasi dilihat dari dasar pembentukannya.
a) Motif – motif bawaan
Yang dimaksud dengan motif bawaan adalah motif yang dibwa sejak
lahir,jadi motivasi itu ada tanpa dipelajari.
b) Motif- motif yang dipelajari.
Maksudnya motif- motif yang timbul karena dipelajari.
2) Jenis motivasi menurut pebagian dari woodworth dan marguis
a) Motif atau kebutuhan organis, meliputi misalnya untuk
minum,bernapas,seksual,berbuat dan kebutuhan untuk beristirahat.
b) Motifasi motifasi darurat. Yang termasuk dalam jenis motif ini antara lain:
dorongan untuk menyelamatkan diri ,dorongan untuk membalas untuk
berusaha untuk meburu.
c) Motif-motif objektif.dalam hal ini menyangkut kebutuhan untuk
melakukan eksplorasi dan melakukan untuk menaruh minat.
3) Motivasi jasmaniah dan rohaniah
a) Momen timbulnya alasan
Alasan itu biasa karena untuk menghormati tamu atau mungikn keinginan
tidak mengecewakan .

8
b) Momen pilih
Momen pilih maksudnya dalam keadaan pada waktu ada alternative-alternatif
yang mengakibatkan persaigan di antara alternative atau alas an-alasan.
4) Motivikasi intrisik dan ekstrisik
a) Motivasi intrisik adalah motif – motif yang menjadi aktif atau
berfungsinya tidak perlu diragsang dari luar, karena dlam diri setiap
individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
b) Motivikasi ekstrisik
Motivikasi ekstrisik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya
karena adanya perangsang dari luar.
c. Pentingnya motivasi dlam belajar
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2013:84) Motivasi belajar penting bagi
siswa yaitu sebagai berikut :
1) Menyadarak kedudukan pada awal belajar,proses dan hasil akhir
2) Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar yang dibandingkan
dengan teman sebaya
3) Mengarahkan kegiatan belajar
4) Membebasakan semangat belajar
5) Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja
6. Hasil belajar kognitif
Menurut Agus Suprijono (2013 : 5) Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai,
pengertian-pengertian,sikap-sikap apresiasi dan hasil belajar berupa :

1) Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk


bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespons secara spesifik
terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan tersebut tidak memerlukan
manipulasi simbol, pemecahan masalah mupun penerapan aturan.
2) Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan
lambang. Kemampuan intelektual terdiri dari kemampuan mengategorisasikan,
kemampuan analitis-sintesis fakta-konsep dan mengembangkan prinsip-prinsip
keilmuan. Keterampilan intelektual merupakan kemampuan melakukan
aktivitas kognitif bersifat khas.

9
3) Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas
kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah
dalam memecahkan masalah.
4) Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani
dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.
5) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian
terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan menginternalisasi dan
eksternalisasi nilai-niai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai
sebagai standar perilaku.
Menurut haryati (2008:22) aspek kognitif berhubungan dengan kemampuan berfikir
termasuk di dalamnya kemampuan memahami ,menghapal , mengaplikasi , menganalisis
,mensentesis dan mengevaluasi . Teori belajar kognitif bebeda dengan teori belajar
behavioristic, teori belajar kognitif lebih mementingkan proses belajar dari hasil
belajarnya.para penganut aliran kognitif mengatakan bahwa belajar tidak sekedar melibatkan
hubungan antara stimulus dan respon (Budiningsih,2005:34)

B. Kerangka berpikir
Kerangka berpikir harus dapat menjelaskan secara keterkaitan antara variable yang
satu dengan yang lainnya karena berpikir ilmiah yang menimbulkan hubungan antara variable
– variable penelitian.penelitian ini kerangka berpikirnya yaitu pada model pembelajaran
MEA (means ends analysis) terhadap motivasi dan hasil belajar siswa. Digambarkan model
penelitian sebagai berikut :

Hasil belajar kognitif


siswa

(T2)

MEA (means ends analysis)

Motivasi siswa

(T1)

Bagan 2.2 kerangka berpikir

10
C. penelitian yang relevan
1. penelitian yang dilakukan oleh Hairunnisa (2016) tentang Pengaruh Model
Pembelajaran Means Ends Analysis (MEA) dan Group Investigation (Gi) terhadap
Hasil Belajar Ipa/Biologi Siswa Kelas Vlll Smp Nabil Husein Samarinda Tahun
Pembelajaran 2016. penelitian menunjukkan dengan hasil pengujian hipotesis
diperoleh hasil model pembelajaran Means Ends Analysis (MEA) t hitung = 2,53
sedangkan tabel dengan derajat kebebasan (dk) = n – 1 atau 17-1 = 16 adalah tabel =
2,120 dengan demikian dapat diketahui bahwa thitung lebih besar dari pada ttabel
pada taraf signifikansi 5% (thitung > ttabel = 2,53 >2,120). Penelitian
menyimpulkan bahwa berdasarkan penelitian yang telah dilakukan menggunakan
model pembelajaran Means Ends Analysis (MEA) dapat membuat siswa lebih aktif
dalam pembelajaran meningkatkan hasil belajar siswa.
2. penelitian yang dilakukan oleh Najibul Hoer dkk (2014/2015) Tentang Pengaruh
Model Means-Ends Analysis (MEA) Berbantuan Modul Pengelolaan Sampah
Berbasis 6m Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas Vii Smp Negeri 1
Kotaanyar Probolinggo. (2014/2015).. Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian
ini disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: model Means-Ends Analysis berbantuan
modul pengelolaan sampah berbasis 6M berpengaruh signifikan terhadap
keterampilan berpikir kritis siswa kelas VII SMPN 1 Kotaanyar Probolinggo.
3. penelitian yang dilakukan oleh Gina Nurdianti Putri dan Purwati Kuswarini Suprapto
(2015/2016) tentang Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Means Ends
Analysis (MEA) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Ekosistem (Studi
Eksperimen Di Kelas Vll Smp Negeri 8 Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran
2015/2016).peneliti menunjukan hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kelas
kontrol. dapat diketahui bahwa rata-rata skor pre test di kelas yang proses
pembelajarannya menggunakan proses pembelajaran kooperatif tipe Means Ends
Analysis (kelas eksperimen) adalah skor rata-rata pre test 18,40 dan skor rata-rata post
test 26,40. Sedangkan untuk kelas yang proses pembelajarannya menggunakan proses
pembelajaran langsung rata-rata skor pretest 15,80 dan rata-rata skor post test 24,60.
Rata-rata skor pre test di kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak jauh berbeda,
sedangkan rata-rata skor post test di kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan
dengan rata-rata skor post test di kelas kontrol. Rata-rata N-gain hasil belajar siswa di
kelas eksperimen sebesar 0,59 jika dilihat dalam klasifikasi termasuk kategori sedang,
sedangkan N-gain hasil belajar siswa di kelas kontrol sebesar 0,46 termasuk kategori
11
sedang. Meski hasil N-gain yang diperoleh dari kelas eksperimen maupun kelas
kontrol termasuk ke dalam kategori sedang, namun kelas eksperimen memiliki nilai
N-gain yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. maka penulis
menyimpulkan ada Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Means Ends
Analysis terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep Ekosistem di Kelas Eksperimen
SMP Negeri 8 Kota Tasikmalaya.

12
BAB III
METODE PENELTIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian akan dilakukan di SMA Negeri 7 Bengkulu Selatan
B. Definisi Operasional Variabel
Dalam penelitian ini variable yang terdiri dari sebagai berikut :
1. Model pembelajaran MEA (Means Ends Analysis) (X) adalah Model pembelajara
MEA merupakan yang dapat membantu siswa untuk berpikir secara kritis hal itu akan
mengasah kemampuan siswa dalam belajar
2. Motivasi (Y1) adalah dorongan dari proses belajar dan tujuan dari belajar adalah
mendapatkanmanfaat dari proses belajar Beberapa siswa mengalami masalah dalam
belajar yang berakibat prestasi belajar tidak sesuai dengan yang diharapkan.
3. Hasil Belajar (Y2) adalah prestasi belajar yang dicapai siswa dalam proses kegiatan
belajar mengajar dengan membawa suatu perubahan dan pembentukan tingkah laku
seseorang. Untuk menyatakan bahwa suatu proses belajar dapat dikatakan berhasil.
C. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian Randomized Control-Group Pretest-posttest
Desing.penelitian ini terbagi menjadi dua kelompok yaitu kelas eksperimen dan kelas
control. Kelas eksperimen di berikan perlakuan yaitu dengan menggunakan model MEA
dan kelas control tanpa penggunaan perlakuan tetapi menggunakan model direct
instruction.Dimana kedua kelas dilakukan tes pretest dan posttest yang sama.rancangan
penelitian adalah sebagai berikut ini :
Table 3.1 rancangan penelitian
Kelas Pretest perlakuan posttest
Eksperimen Y1 X1 Y2
Kontrol Y1 X0 Y2
Keterangan
E : Kelas Eksperimen
K : Kelas Kontrol
X1 : Perlakuan mengggunakan model MEA
X0 : Model direct instruction

13
Y1 : pretest ( tes awal sebelum perlakuan )
Y2 : posttest ( tes akhir setelah perlakuan )
D. Popilasi dan sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA Negeri 7
Bengkulu Selatan yang memiliki 3 Kelas pada tahun ajaran 2017/2018
2. Sampel
Sampel adalah sebagai dari jumlah dankarakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut. Pengambilan sampel dengan mengunakan cara random sampling dari 3
kelas di ambil 2 kelas sebagai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol .
E. Instrument penelitian
Instrument penelitian yang digunakan untuk menggumpilkan data dalam penelitian ini
adalah tes kognitif dan angket motivasi .angket motivasi belajar siswa ini diadaptasi dari
penelitian Badaruddin (2015 : 65).
1. Kisi – kisi motivasi belajar siswa

Table 3.1 Kisi – kisi motivasi belajar siswa

NO ASPEK INDIKATOR NOMOR SOAL JUMLAH


POSITIF NEGATIF
1 Rasa senang dan 1. Senang terhadap 4
puas siswa dalam mata pelajaran
mengerjakan yang akan dipelajari 1
tugas yang
diberikan 2. Mau belajar IPA
Biologi di luar
jam pelajaran
3
3. Semangat siswa
dalam melakukan
tugas-tugas nya.
4. Rasa senang dan 4
puas siswa terhadap 5
tugas-tugas yang
diberikan

2 Tanggung jawab 1. Kemauan untuk 7 2 4


menerima materi
siswa dalam
pelajaran dalam
mengerjakan proses pembelajaran

14
tugas-tugas nya 2. Tugas-tugas dapat
diselesaikan
8
sebagaimana
mestinya

3. Tanggung jawab
siswa dalam 12
melaksanakan tugas-
tugasnya

3 Minat 1. Perhatian terhadap 10 4


dan materi yang 6
perhatian siswa dijelaskan
terhadap
pelajaran 2. Membuat
rangkuman materi 9
pelajaran yang
diterangkan guru

3. Keinginan untuk
mendalami materi 13

4. Membantu teman
yang mengalami
kesulitan belajar 19

4 Reaksi yang 1. Kemauan untuk 4


ditunjukkan siswa mempelajari materi
pelajaran lebih lanjut 11
2. Kemauan untuk
menerapkan teori
dalam kehidupan
sehari-hari
3. Memahami dan 18
16
mengikuti petunjuk
yang diberikan
14

5 Semangat siswa 1. Hasrat untuk 4


20
untuk melakukan bertanya dan
tugas-tugas merespon
belajarnya 2. Turut serta
15
berdiskusi kelompok
untuk menyelesaikan
tugas yang diberikan
guru

3. Keberanian untuk
15
mengutarakan 17
Pendapat terhadap
persoalan
yang dihadirkan
dalam proses
pembelajaran

Jumlah 16 4 20
(sumber, Badaruddin,2015 : 65)
Table 3.3 Sekor Jawaban Angket
Positif Negative
Alternative jawaban Skor Alternative jawaban Skor
Sangar setuju 5 Sangar setuju 1
Ragu-ragu 4 Ragu-ragu 2
Tidak setuju 3 Tidak setuju 3
Sangat tidak setuju 2 Sangat tidak setuju 4
1 5

a. Rumus pensekoran
Persentasi skor motivasi = skor hasil motivasi siswa
X 100%
Sekor maksimal

Table 3.4 Distribusi Motivasi

Skor Kriteria
74-100 Tinggi
47-73 sedang
20-46 rendah

b. Rumus statistic
𝑵𝑹−𝑵𝑹 𝟏𝟎𝟎−𝟐𝟎 𝟖𝟎
= =
𝒌𝒆𝒓𝒆𝒕𝒆𝒓𝒊𝒂 𝒔𝒌𝒐𝒓 𝟑 𝟑

16
2. Membuat kisi kisi tes kognitif

Table 3.5 Membuat kisi kisi tes kognitif

No Kompotesi dasar Materi pokok Aspek kognetif No soal


1 Menjelaskan keterksitsn Pengertian system C1 1,5,10
antara struktur,fungsi dan pencernaan Pengetahuan
proses serta kelainan yang proses pencernaan pada C2 11,2
dapat terjadi pada system tubuh manusia. Pemahaman
pencernaan makanan pada C5 Sintesis
manusia dan hewan hubungan struktur dengan C3 Aplikasi 9,8
fungsi jaringan penyusun
organ pada sistem
pencernaan manusia
Macam-macam gangguan C4 Analisis 3,4
pada sistem pencernaan
manusia.
Mendangulangi penyakit C6 Evaluasi 15,12
system pencernaan manusia
dan hewan
2 Menjelaskan keterkaitan Pengertian system C1 6,16,20
antara struktur, fungsi, reproduksi Pengetahuan
dan proses yang meliputi
pembentukan sel
kelamin, ovulasi,
menstruasi, fertilisasi,
kehamilan, dan
pemberian ASI serta
kelainan/ penyakit yang
dapat terjadi pada sistem
reproduksi manusia.
Mengidentifikasi
struktur, fungsi, dan

17
proses pada sistem
reproduksi manusia.
(Pria dan wanita)
Proses dan tempat C6 Evaluasi 7,17
pembentukan gamet
siklus menstruasi pada C3 Aplikasi 13,18,19
wanita dewasa untuk
menghasilkan 1 ovum
hubungan antara ovulasi C4 Analisis 14
dengan peran
Luteinizing Hormone
(LH) dalam fase pra
kehamilan (menstruasi)
Proses pepembentukan C2 Pemahaman
sperma dan sel telur
mengidentifikasi proses C5 Sintesis 13
fertilisasi, gestasi dan
persalinan melalui
simulasi dengan teliti

F. Teknik pengumpulan data


1. Tahap persiapan
a. Menentukan dua kelompok sample yaitu kelas eksperimen dengan model MEA
dan kelas control dengan menggunakan model direct instruction.dalam penelitian
ini terdapat dua kelas sebagai sampel penelitian misalnya yang mendapatkan
kesempatan yaitu kelas X1 (kelas eksperimen) dan kelas X0 (kelas control).
b. Mempersiapkan soal untuk test awal (pretest)
c. Mempersiapkan soal untuk tes akhir (posttest)
d. Mempersiapkan angket motivasi belajar
e. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran ( RPP) baik RPP kelas eksperimen
maupun kelas control.

18
f. Mendiskusikan prosedur penelitian dengan guru yang mengajar Biologi di kelas
XI .hal ini dilakukan agar proses kegiatan belajar mengajar sesuai dengan apa
yang di harapkan
2. Tahap pelaksanaan
a. Setiap siswa baik kelas eksperimen dengan menggunakan model MEA maupun
kelas control diberi tes awal(pretest) yang sama untuk mengetahui kemampuan
awal yang di miliki siswa.
b. Siswa eksperimen diberikan pembelajaran dengan model MEA dan kelas kontrol
diberikan pembelajaran dengan model direct instruction.
c. Setelah pemberian perlakuan kelas eksperimen model MEA dan kelas kontrol
mode direct instruction diberi tes akhir (posttest) dengan soal yang sama.
d. Setelah itu bagikan angket kepada siswa di kelas eksperimen dan kelas control.
3. Tahap akhir
a. Mengumpulkan data
b. Mengkaji dan menganalisis data

G. Teknik analisis data


Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji-t dengan SPSS versi
20.sebelum dilakukan terlebih dahulu data di uji persyarat yaitu normalitas dan uji
homogenitas.
1. Uji normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah data dalam penelitian
diperoleh dari populasi berdistribusi normal atau tidak.

2. Uji homogenitas
Apabila sebuah uji normalitas memberikan indikasi data hasil penelitian
berdistribusi norma, maka selanjutnya dilakukan uji homogenitas dari sample

19
penelitian ini.uji homogenitas ini untuk mengetahui apakah varian antara kelas
eksperimen dan kelas control sama atau berbeda.
3. Uji hipotesis (uji-t)
Hipotesis dalam penelitian untuk mengetahui pengaruh antara model MEA
dengan model direct instruction.analisia yang akan digunakan adalah uji statistic yaitu
uji-t.uji-t adalah untuk mengetahui pengaruh pembelajaran yang tidak sama antara 2
kelompok yang berbeda.

20

Anda mungkin juga menyukai